peningkatan daya tarik koperasi … · web viewbargaining position positif di pasar ditempuh agar...

31
PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASI MELALUI DEFERENSIASI YANG KOMPETITIF, DALAM RANGKA MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL Oleh: Giyanto Purbo Suseno Abstrak Skala ekonomi sering dijadikan alasan perlunya membentuk dan menjaga kesinambungan koperasi.. Dengan demikian, skala ekonomi menjadi daya saing koperasi paling dasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota yang ditunjukan dengan peningkatan pendapatan anggota secara nominal ataupun riil. Seiring dengan meningkatnya persaingan lokal dan global, paradigma daya saing koperasi yang hanya mendasarkan pada skala ekonomi harus dirubah atau dikembangkan. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan berbagai diferensiasi kompetitif yang sesuai kemampuan koperasi dan harapan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Kata Kunci: skala ekonomi, daya saing, diferensiasi I. Pendahuluan It’s not a question. Itulah kalimat pertama yang muncul ketika dalam suatu kesempatan saya bertanya pada seorang anggota koperasi dari suatu koperasi di Denmark. Bagi dia dan lainnya, menjadi anggota koperasi merupakan suatu hal yang sudah turun temurun, karena banyak manfaat atau kemudahan yang diperoleh. Mereka tidak mempersoalkan lagi berapa sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh, ataupun berapa SHU yang seharusnya diterima. Yang jadi pertimbangan adalah kepuasan yang mereka peroleh dari layanan yang diberikan koperasi 1

Upload: hoangkhue

Post on 15-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

PENINGKATAN DAYA SAING KOPERASI MELALUI DEFERENSIASI YANG KOMPETITIF, DALAM RANGKA

MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

Oleh:Giyanto Purbo Suseno

AbstrakSkala ekonomi sering dijadikan alasan perlunya membentuk dan menjaga kesinambungan koperasi.. Dengan demikian, skala ekonomi menjadi daya saing koperasi paling dasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota yang ditunjukan dengan peningkatan pendapatan anggota secara nominal ataupun riil. Seiring dengan meningkatnya persaingan lokal dan global, paradigma daya saing koperasi yang hanya mendasarkan pada skala ekonomi harus dirubah atau dikembangkan. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan berbagai diferensiasi kompetitif yang sesuai kemampuan koperasi dan harapan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Kata Kunci: skala ekonomi, daya saing, diferensiasi

I. Pendahuluan It’s not a question. Itulah kalimat pertama yang muncul ketika dalam suatu

kesempatan saya bertanya pada seorang anggota koperasi dari suatu koperasi

di Denmark. Bagi dia dan lainnya, menjadi anggota koperasi merupakan suatu

hal yang sudah turun temurun, karena banyak manfaat atau kemudahan yang

diperoleh. Mereka tidak mempersoalkan lagi berapa sisa hasil usaha (SHU)

yang diperoleh, ataupun berapa SHU yang seharusnya diterima. Yang jadi

pertimbangan adalah kepuasan yang mereka peroleh dari layanan yang

diberikan koperasi baik dalam penyediaan barang konsumsi dan industri (seperti

pakan ternak) maupun dalam penjualan hasil produksinya. Bahkan SHU pun

tidak mereka ambil, karena menurut hemat mereka, akan lebih bermanfaat untuk

menambah modal koperasi.

Bagaimana jika pertanyaan yang sama disampaikan pada anggota

koperasi di kita (Indonesia) ? Kemungkinan kisaran jawabanya antara lain untuk

memperoleh kredit, membeli dengan biaya murah, agar dapat SHU, mudah

menjual produknya, terpaksa karena dipotong gajinya, dan ada juga yang

1

Page 2: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

mungkin menjawab agar dapat memperoleh manfaat ekonomi langsung dan

tidak langsung (ini mungkin jawaban dari anggota koperasi yang profesinya

dosen/guru koperasi). Bervariasinya jawaban ini, dapat mengindikasikan

bervariasinya pesan yang diterima anggota tentang perlunya berkoperasi. yang

pada intinya bertujuan untuk mendapatkan efisiensi biaya melalui pemenuhan

kebutuhan secara bersama.

Economies of scale, yaitu skala usaha yang masih menguntungkan untuk

dikembangkan, merupakan salah satu alasan dari penggabungan beberapa

usaha kecil sejenis menjadi satu usaha yang lebih besar. Melalui penggabungan

itu dimaksudkan untuk memperkecil biaya total rata-rata, hingga keuntungan

yang diperoleh bisa diperbesar. Keadaan inilah yang dijadikan alasan perlunya

berkoperasi dengan melandaskan adanya manfaat ekonomi langsung melalui

economies of scale disamping manfaat ekonomi tidak langsung berupa Sisa

Hasil Usaha (SHU). Dengan demikian koperasi diharapkan mampu memberi

harga yang rendah pada anggotanya, dibandingkan dengan pesaingnya

(koperasi pembelian), atau memberikan marjin yang menguntungkan bagi

penjualan produk anggotanya (koperasi penjualan).

Senada dengan itu, tujuan koperasi ditetapkan untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya. Kesejahteraan biasanya diejawantahkan dengan peningkatan

pendapatan anggota. Peningkatan pendapatan ini bisa berupa peningkatan

pendapatan secara nominal yang ditunjukkan sesuai nilai mata uangnya maupun

pendapatan secara riil yang ditunjukkan dengan kemampuan daya belinya.

Semua itu pada dasarnya bermuara pada daya saing koperasi yang didasarkan

pada efisiensi biaya yang memberikan baik manfaat ekonomi langsung maupun

tidak langsung. Sehingga menjadi daya tarik pula bagi anggota dan calon

anggota.

Seiring dengan perkembangan dinamika lingkungan koperasi yang

semakin dinamis, daya tarik manfaat ekonomi langsung dan tidak langsung

yang mendasarkan pada efisiensi biaya saja sebagai faktor daya saing ternyata

tidaklah mencukupi. Paradigma daya saing koperasi harus diperluas dengan

2

Page 3: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

mengembangkan diferensiasi-diferensiasi kompetitif yang dimiliki koperasi.

Sebagai seperangkat sistem kelembagaan yang menjadi landasan

perekonomian kita, koperasi diharapkan selalu berkembang dinamis mengikuti

berbagai perubahan lingkungan. Dinamika itulah yang mengundang lahirnya

beraneka pola pikir peningkatan daya saing koperasi.. Gejala seperti itu justru

sangat posisitf bagi proses pendewasaan koperasi. Terlebih dengan telah

ditanda tanganinya Asian-China Free Trade Aggrement (AC FTA).

Koperasi tidak dapat menghindar dari persaingan, baik yang bersifat lokal,

maupun global yang disebabkan dampak dari AC FTA atau lainnya. Secara

makro, Indonesia sebagai salah satu negara anggota ACFTA menunjukkan

gejala keterpurukan dengan dampak dari AC FTA karena terganggunya pasar

domestik, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi.

Sebenarnya banyak potensi yang menguntungkan dengan penerapan

ACFTA, salah satunya berpotensi menciptakan 1,7 miliar konsumen. Namun

Indonesia tidak bisa memanfaatkannya karena tidak mempersiapkan diri dan

tidak memperkuat sektor riil agar bisa bersaing (Rully Indrawan, 2010). Sebagai

salah satu pilar ekonomi yang keberadaannya di back up Undang-undang,

koperasi dituntut mampu memberikan kontribusinya yang signifikan terhadap

ketahanan ekonomi kerakyatan.

Mensikapi hal tersebut, secara mikro, sudah saatnya koperasi harus

memikirkan upaya-upaya untuk meningkatkan daya saingnya, tidak hanya

mendasarkan pada efisiensi biaya saja , tetapi menciptakan diferensiasi-

diferensiasi lain yang kompetitif. Dalam bahasa ekonomi, permintaan pada

koperasi tidak hanya didasarkan oleh harganya yang kompetitif saja (movements

along the demand curve) tapi juga dengan mengelola faktor-faktor lain yang

mula-mula dianggap tidak berubah (ceteris paribus) tapi sekarang berubah

(shifts of the demand curve). Salah satunya adalah dengan melakukan

diferensiasi yang kompetititif. .

3

Page 4: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

II. Pembahasan Di era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha tidak

terbatas hanya dalam satu negara, tetapi persaingan sudah meluas dalam

lingkup dunia. Koperasi dituntut dapat mengelaborasi dirinya untuk mengenali

potensi dan kelemahannya, sehingga paling tidak dapat meningkatkan daya

saingnya untuk dapat bertahan di tengah gempuran arus globalisasi yang tidak

terbendung. Bahasan berikut adalah selayang pandang beberapa aspek terkait

dengan koperasi, yang dengan kekhasannya, akan mampu mengelola

persaingan, melalui peningkatan daya saingnya.

.

1. Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 UU No.25/1992 mengamanatkan tujuan koperasi sebagai:

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1995”

Pasal 3 tersebut menggambarkan misi yang agung dari koperasi, yaitu bukan

hanya badan usaha yang dimiliki oleh anggota-anggota koperasi, namun

merupakan gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar

1945. Tujuan mulia tersebut akan dapat tercapai apabila setiap koperasi secara

keseluruhan berhasil menjalankan peranannya masing-masing dalam

mempromosikan para anggotanya. Oleh karena itu, dalam bahasan ini akan

lebih difokuskan pada aspek mempromosikan anggota.

Promosi anggota adalah meningkatkan taraf hidup anggota sehingga

menjadi lebih sejahtera. Dalam Undang-undang No 25/1992 di atas kata

memajukan kesejahteraan anggota berarti meningkatkan. Dengan begitu, maka

yang diukur dalam memajukan kesejahteraan anggota adalah peningkatan

tingkat kesejahteraan anggota.

Konsep kesejahteraan tersebut demikian luas, selain juga bermakna relatif.

Karena hal ini sebagai dasar yang dijadikan daya tarik koperasi, maka

4

Page 5: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

operasionalisasi konsep ini harus dapat dipahami dan dimengerti oleh anggota

yang kebanyakan adalah masyarakat pada umumnya.

Menurut Ramudi Arifin (1997) dalam batasan ekonomi, tingkat

kesejahteraan itu dapat diwakili oleh tinggi rendahnya pendapatan. Apabila

pendapatan seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan

(ekonomi) seseorang atau masyarakat tersebut akan meningkat pula. Berkaitan

dengan jalan pemikikiran di atas, maka apabila tujuan koperasi adalah

meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula bahwa tujuan

koperasi itu dioperasionalkan dalam bentuk meningkatkan pendapatan para

anggotanya.

Dalam ilmu ekonomi, terdapat dua kategori pengertian pendapatan, yaitu

pendapatan nominal dan pendapatan riil (Ramudi Arifin, 1997). Pendapatan

nominal adalah pendapatan seseorang dalam satuan jumlah uang yang

diperoleh. Sedangkan pendapatan riil adalah pendapatan seseorang dalam

ukuran jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli dengan

membelanjakan nominalnya (uangnya). Apabila pendapatan nominal seseorang

meningkat dan dengan asumsi harga tetap, maka orang tersebut dapat membeli

barang/atau jasa lebih banyak, yang berarti kesejahteraannya meningkat.

Peningkatan pendapatan nominal atau riil, tergantung siapa anggota

koperasinya. Prinsipnya, landasan dari peningkatan pendapatan yang

merupakan konsep economies of scale untuk mencapai skala ekonomi. Skala

ekonomi dapat dianggap sebagai faktor-faktor yang memungkinkan bagi suatu

perusahaan untuk memproduksi output lebih banyak dengan biaya rata-rata lebih

rendah dari pada hanya menghasilkan output yang lebih sedikit (Ropke, 2000).

Skala ekonomi sering dilihat sebagai alasan yang penting bagi

pembentukan dan keberlangsungan suatu koperasi. Sehingga harus dibuktikan

kepada anggota bahwa koperasi mampu merealisasikan skala ekonomi secara

lebih baik dibandingkan dengan non koperasi. Hal ini harus dapat

dikomunikasikan dengan lugas dan sederhana, serta dibuktikan dengan bukti

nyata, sehingga rangsangan dari sudut pandang ekonomi ini dapat disadari baik

oleh anggota maupun calon anggota koperasi..

5

Page 6: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

Koperasi Mina Jaya, Muara Angke, Jakarta Utara, adalah salah satu

contoh koperasi perikanan yang berhasil dalam mempromosikan anggota..

Prestasi terakhir, sebagai Koperasi Berprestasi Nasional. mendapatkan

penghargaan dari Kementerian Koperasi, dan Departemen Kelautan dan

Perikanan (DKP). Penghargaan berupa Adi Mina Bakti Baruna , diberikan atas

kesuksesannya mengelola TPI (tempat pelelangan ikan) di pelabuhan perikanan

Muara Angke, yang memberikan manfaat ekonomi anggotanya.

Dalam dalam RAT tahun 2005, koperasi mampu memberikan santunan kepada

janda nelayan, beasiswa bagi anak berprestasi dan penghargaan bag yang rajin

menabung serta mambayar hutang.

2. Masalah partisipasi anggota Problem pengembangan koperasi di Indonesia masih terganjal sejumlah

masalah klasik. Di antaranya sarana dan prasarana yang kurang memadai,

lemahnya partisipasi anggota, kurangnya permodalan dan pemanfaatan layanan,

dan masalah manajemen. Di antara masalah tersebut, partisipasi anggota

mempunyai peran utama terkait dengan maju mundurnya koperasi.

Tujuan organisasi tidak akan tercapai tanpa adanya peran aktif dari

anggota. Anggota merupakan salah satu aset yang berharga bagi organisasi

koperasi. Tanpa anggota, tempat dan modal tidak akan berarti apa-apa jika

hanya dibiarkan begitu saja. Ditangan anggotalah semua itu akan dapat

berkembang Oleh karena itu. tuntutan akan motivasi dan partisipasi yang baik

dari anggota sangatlah diperlukan.

Dalam kedudukannya Koperasi sebagai badan usaha yang bergerak dalam

bidang ekonomi mempunyai ciri khas tersendiri. Ciri khas itu dapat terletak pada

kedudukan anggota yaitu dengan adanya identitas ganda. Ramudi Ariffin (1997)

menyatakan:

“Prinsip identitas ganda anggota Koperasi akan membentuk hubungan khusus antara anggota Koperasi dengan perusahaan Koperasi. Dalam hal ini hubungan-hubungan ekonomi akan menyangkut tiga pihak, yaitu: Anggota Koperasi (sebagai unit ekonomi), perusahaan Koperasi dan pasar.”

6

Page 7: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

Dengan adanya peran identitas ganda tersebut Hanel (1989) dapat

membedakan berbagai dimensi partisipasi anggota sebagai berikut:

a. Dalam kedudukannya sebagai pemilik, para anggota :

- Memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan

perusahaan Koperasinya dan bentuk kontribusi keuangan (penyertaan modal

atau saham, pembentukan cadangan, simpanan) dan melalui usaha-usaha

pribadinya, demikian pula

- Dengan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan

dan dalam proses pengawasan terhadap tata kehidupan Koperasinya.

b. Dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para anggota

memenfaatkan berbagai potensi yang disediakan oleh perusahaan Koperasi

dalam menunjang kepentingan-kepentingannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka koperasi harus mampu melakukan kegiatan-

kegiatan usaha yang dapat memotivasi anggota untuk meningkatkan

partisipasinya, baik dalam kedudukannya sebagai pelanggan maupun sebagai

pemilik.

3. Tantangan koperasi pada masa datang Selama ini banyak orang, termasuk pengurus, pengawas maupun anggota

koperasi, memiliki mainset bila koperasi merupakan organisasi sosial, lembaga

penjamin stabilias harga, dan lainnya. Padahal dalam era ekonomi global

sekarang, koperasi harus dapat berkembang modern dengan menerapkan

kaidah ekonomi modern pula.

Sebagaimana diketahui bahwa ACFTA yang mulai berlaku tahun 2010

berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam

perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau KUKM dituntut untuk

melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat

menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan tuntutan pasar global.

7

Page 8: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

Untuk itu, KUKM perlu mempersiapkan diri agar mampu bersaing baik secara

keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif.

Penerapan kebijakan-kebijakan yang selama ini digulirkan seperti paket-

paket kebijakan perbaikan iklim investasi dan pemberdayaan KUKM, kebijakan

countercyclical untuk menghadapi dampak krisis keuangan global, dan kebijakan

debottlenecking belum mampu menunjukan peningkatan daya saing hasil

industri Indonesia. Sejak sepuluh tahun terakhir koperasi memang menunjukan

kemunduran yang disebabkan oleh tatanan ekonimi baru dengan daya saing

usaha masyarakat yang lemah dan tidak mampu bersaing alhasil menambah

kemiskinan dan angka pengangguran (Rully Indrawan, 2010).

Untuk menghadapi iklim persaingan demikian, siapapun, termasuk

koperasi, harus mampu menciptakan competitive advantage. Dengan

keunggulan daya saing tersebut, perusahaan (produk) akan dapat bertahan dan

mampu menangkap peluang masa depan. Jika pelaku bisnis hanya sekedar

memperebutkan dan bersaing di masa kini, hal itu tidak akan memberi manfaat

dan keuntungan yang optimal, karena persaingan tersebut hanya terbatas dalam

memperebutkan satu pangsa pasar yang tetap. Menurut Rully Indrawan (2010),

ACFTA sebenarnya sudah disepakati delapan tahun yang lalu, namun tidak ada

pembenahan yang dilakukan untuk meningkatkan daya saing. Untuk itu, Dekopin

harus mengambil langkah-langkah pembinaan koperasi untuk peningkatan daya

saing.

Usaha untuk meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan

kualitas produk dan dihasilkan. Walaupun penilaian kualitas suatu produk adalah

penilaian yang subyektif oleh konsumen. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi

pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh konsumen terhadap produk

tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan persepsi

konsumen, produsen harus senantiasa melakukan perbaikan dan inovasi

terhadap produk mereka secara berkelanjutan. Idealnya, kekuataan potensial

yang dimiliki perusahaan dapat berupa kekuatan yang berhubungan dengan

8

Page 9: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

adanya unsur-unsur : skala ekonomi, mempunyai posisi tawar yang baik, dapat

memanfaatan keterkaitan pasar, dan biaya transaksi yang optimal. Skala

ekonomi diperoleh dengan mengantisipasi tingkat penjualan yang cocok dengan

meminimumkan skala efisien. Bargaining position positif di pasar ditempuh agar

dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan

memperhatikan gerak para pesaingnya.

Agar perusahaan mampu bersaing perusahan harus melakukan orientasi

pasar agar mampu unggul bersaing didalam persaingan pasar. Keunggulan

tersebut dimiliki organisasi koperasi karena beberapa hal diantaranya :

1. Untuk mencapai skala ekonomi dengan mengatur tingkat volume produksi-

bersama.

2. Mengkoordinasi biaya transaksi

3. Mengadakan kesepakatan harga jual produk demi menarik konsumen dalan

hal posisi koperasi di pasar.

Koperasi mempunyai dua pasar:, yaitu internal market dan external market

Pada internal market, arah penyaluran barang koperasi ditunjukan kepada para

anggotanya. Sedangkan pada external market, pasar yang dituju adalah di luar

anggota atau untuk umum. Dengan melayani dua pasar tersebut, secara makro

koperasi diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam

perekonomian nasional.

Dalam tatanan perekonomian nasional, koperasi Indonesia pada dasarnya

mempunyai fungsi yang sarat dengan misi pembangunan, terutama terwujudnya

pemerataan. Koperasi Indonesia merupakan bagian integral dari sistem

pembangunan nasional Indonesia. Dari kerangka pendekatan dan pemikiran

yang bersifat integral ini, maka jelaslah bahwa koperasi Indonesia adalah suatu

badan usaha yang seharusnya dapat bergerak di bidang usaha apa saja

sepanjang orientasinya adalah untuk meningkatkan usaha golongan ekonomi

lemah. Koperasi ini pada gilirannya akan memberikan dampak berupa

peningkatan kesejahteraan mereka.

Orientasi usaha seperti itulah yang merupakan salah satu ciri sosial dari

koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lainnya. Dalam hubungan

9

Page 10: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

ini perlu juga adanya kejelasan terhadap pendapat bahwa karena koperasi harus

melayani yang lemah dan kecil, maka usaha koperasi tidak dapat menjadi besar.

Pendapat demikian ini adalah keliru, karena justru untuk memperoleh kelayakan

usahanya, setiap koperasi harus didorong dan dikembangkan menjadi besar

dengan menghimpun kekuatan ekonomi dari mereka yang lemah dan kecil-kecil.

Memang perlu ditegaskan bahwa besarnya usaha koperasi seperti di atas

bukanlah tujuan, tetapi hanya merupakan dampak dari suatu upaya untuk dapat

mengembangkan dirinya secara efektif dan efisien.

Tolok ukur perkembangan koperasi Indonesia bukan saja besar atau

kecilnya volume usaha atau sumbangannya dalam pertumbuhan ekonomi. Yang

menjadi ukuran koperasi Indonesia adalah sejauh mana usaha koperasi itu

terkait dengan usaha anggotanya terutama golongan ekonomi lemah, dan pada

gilirannya dapat menghasilkan manfaat sebesar-besarnya dalam proses

peningkatan kesejahteraan mereka. Dengan perkataan lain yang diukur adalah

sumbangannya secara langsung dalam proses melaksanakan fungsi

pemerataan. Dengan cara pandang demikian koperasi yang memiliki usaha

kecil, namun terkait dengan kegiatan usaha para anggotanya akan memiliki

bobot kualitas yang lebih tinggi dibanding dengan koperasi yang memiliki usaha

besar tetapi tidak terkait dengan kegiatan usaha atau kepentingan para

anggotanya. Tugas utama koperasi adalah tetap berusaha meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran anggotanya

4. Meningkatkan daya saing koperasi Mengingat telah berlakukanya ACFTA, kelemahan kondisi internal koperasi

pada umumnya, dan lingkungan persaingan yang makin dinamis, maka perlu

perlu perubahan/ pengembangan cara pandang dalam pengelolaan koperasi.

Dengan demikian, diharapkan daya saing dan akan menjadi daya tarik bagi

anggota maupun masyarakat. Pada akhirnya, tujuan koperasi dapat diwujudkan

dan dipertahankan keberlangsungannya. Secara garis besar, perubahan cara

pandang (paradigma) dalam pengelolaan koperasi terkait peningkatan daya

saing, dapat dilihat dalam berikut.

10

Page 11: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

LAMA BARU

ACFTA dan

Lainnya

Gambar : Paradigma Baru Peningkatan Daya Saing Koperasi

11

Kredit uang/barang

Penjualan produk

Biaya murah

SHU

Pergerakan pergeseranKurva demand

Cost efficiency Cost effectiveness

Harmonisasi 4 P + 4 C

Diferensiasi yang kompetitif : Produk, Ciri, personalia, pelayanan, citra

Partisipasi anggota

PENINGKATAN

VOLUME

TRANSAKSI

PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN

DAYA

TARIK

KOPERASI

DAYA

SAING

KOPERASI

T E A M K R E A T IF

Page 12: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa peningkatan daya saing diarahkan

untuk meningkatkan partisipasi anggota. Melalui partisipasi aktifnya,

kesejahteraan anggota diharapkan dapat ditingkatkan. Berikut, uraian dari

beberapa variable dalam gambar tersebut

a. Dari pergerakan sepanjang kurva demand (movements along the demand curve) menuju pergeseran kurva demand (shifts of the demand curve)

Hukum permintaan mengatakan bahwa apabila harga suatu barang naik

maka permintaan barang tersebut turun, sebaliknya apabila harga suatu barang

turun permintaan naik, ceteris paribus. Ceteris paribus dimaknai sebagai asumsi

yang mengatakan bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi di luar harga

barang yang bersangkutan dianggap tetap. Titik tolak pemahaman ini adalah

karena yang mempengaruhi mengapa orang membeli suatu produk tidak hanya

harga produk yang bersangkutan, tetapi faktor-faktor lain seperti harga barang

lain yang berkaitan, selera konsumen, kualitas, pendapatan konsumen,

ekspektasi konsumen dan sebagainya. Analog dengan pemahaman tersebut,

maka daya tarik koperasi yang mendasarkan pada efisiensi biaya dengan

memunculkan harga yang murah dalam koperasi pembelian, pada dasarnya

baru menekankan pada konsep hukum permintaan tersebut.

Dalam konsep ekonomi mikro, dibedakan istilah movements along the

demand curve dan shifts of the demand curve. Pemahaman yang pertama

diartikan perubahan dalam jumlah yang diminta disebabkan oleh peningkatan

atau penurunan harga. Sedangkan pemahaman yang kedua dimaksudkan

dengan perubahan permintaan yang disebabkan oleh faktor-faktor lain yang

mula-mula dianggap tetap (ceteris paribus) sekarang berubah. Mengacu dari

pemahaman ini, maka koperasi harus mampu mengekplorari faktor-faktor ceteris

paribus- nya untuk menjadi daya saing koperasi. Kemampuan mendiferensiasi

daya tarik di luar harga murah harus dikembangkan.

Kopwan Kencono Wungu, dengan sistem tanggung renteng yang

diterapkan secara sungguh-sungguh, mampu membangun kesadaran dan

12

Page 13: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

kepercayaan masyarakat, sehingga tertarik menjadi anggota kopwan. Dua

gedung koperasi dibangun melalui sumbangan anggotanya.

b. Dari cost efficency menuju cost effectiveness Pertama kali yang dilakukan oleh Robby Johan saat masuk menjadi Dirut

Garuda, adalah merubah mainset bisnis dari cost effisiensi menjadi cost

effectiveness. Setelah membuka pintu bagi karyawan-karyawan mengambil

kesempatan pension dini dengan sejumlah pesangon, Robby justru

meningkatkan gaji dan tunjangan karyawan yang masih bertahan. Banyak di

antara karyawan yang telah mengajukan pensiun dini kabarnya merasa

menyesal.

Apa tuntutan dari cost effectiveness ? Kalau pada konsep yang pertama

(cost efficiency), tekanan adalah pada penghematan-penghematan, sedangkan

pada konsep yang kedua, biaya boleh meningkat, namun peningkatan biaya ini

harus dibalas dengan peningkatan hasil yang berlipat ganda. Karyawan boleh

meningkat gaji atau tunjangannya, tetapi di sisi lain, karyawan tersebut harus

memberikan reward berlipat ganda pada perusahaan.

Terlepas dari bagaiman kondisi Garuda saat ini, namun wacana ini harus

dijadikan pertimbangan bagi koperasi untuk tidak hanya berkutat pada

penekanan efisiensi saja atau pada harga murah saja. Peningkatan kualitas

produk layanan harus dilakukan walaupun diringi dengan peningkatan biaya.

Koperasi harus mencobanya.

Cerita menarik juga diperoleh dari kisah sukses Kopwan Kencono Wungu,

Kabupaten Mojokerto. Untuk mengintensifkan pembinaan kepada anggota maka

pengurus, dengan mengeluarkan sedikit biaya sebagai balas jasa, dibantu oleh

5 orang PPL (Pembina Penyuluh Lapangan). PPL merupakan kader-kader

pilihan yang diangkat oleh pengurus melalui surat keputusan dan bertugas serta

bertanggung jawab dalam pertemuan kelompok,yang dilaksanakan sebulan

sekali. Sehingga secara strategis PPL bertugas membantu pengurus

memajukan koperasi dalam bidang organisasi.

13

Page 14: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

c. Mengharmonisasikan 4P dengan 4C Saat ini, perusahaan-perusahaan yang ingin bertahan hidup tidak dapat

dilakukan semata-mata hanya dengan mengandalkan melakukan pekerjaan

yang baik. Untuk dapat bertahan hidup, mereka, termasuk di dalamnya

perusahaan koperasi, harus melakukan pekerjaan yang baik sekali, sehingga

konsumenpun tidak hanya puas saja, namun puas sekali. Pertumbuhan pasar

lambat, namun persaingannya sengit terjadi di dalam negeri dan di luar negeri.

Konsumen, baik konsumen akhir maupun pembeli bisnis, berhadapan dengan

banyak pemasok yang berusaha untuk memuaskan kebutuhan mereka ketika

mereka memilih pemasok Penelitian telah menunjukkan, bahwa kunci bagi

prestasi perusahaan yang menguntungkan adalah mengetahui dan memuaskan

pelanggan sasaran dengan penawaran yang bersaing. Pemasaran adalah salah

satu fungsi perusahaan yang dibebani tugas untuk mendefinisikan pelanggan

sasaran dan cara terbaik untuk memuaskan kebutuhan dan keingginan

kompetitif yang menguntungkan.

Instrumen-instrumen yang dapat digunanakan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasarannya dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix).

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran (Kotler, 1997 )..Bauran

pemasaran adalah salah satu konsep penting dalam pemasaran modern.

Selanjutnya, McCarthy (dalam Kotler, 1997 ) mempopulerkan klasifikasi yang

terdiri dari empat faktor yang disebut 4P yaitu : Produk (Product), Harga (Price),

Distribusi (Place), dan Promosi (Promotion). Variabel-variabel tertentu setiap P

harus dimplementasikan secara tepat.

Bauran pemasaran (4P) menunjukkan pandangan perusahaan tentang kiat

pemasaran yang ada untuk mempengaruhi konsumennya, namun dari sudut

pandang konsumen, setiap kiat pemasaran harus memberi manfaat bagi

pembeli. Jadi 4P bagi perusahaan, harus dirancang dan dikelola secara tepat

sebagai tanggapan dari variable 4C, yang bersumber dari konsumen. Gambaran

hubungan antara variable-variabel 4P dan 4C secara singkat dapat digambarkan

dalam hubungan sebagai berikut.:

14

Page 15: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

Product - pada dasarnya harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

konsumen (Customer Solution)

Price bagi anggota pada dasarnya merupakan biaya (Cost to the

customer), sehingga harus dirancang tepat dan murah

Promotion bagi anggota pada dasarnya adalah bentuk komunikasi

(Communication), sehingga harus sesuai dengan situasi dan

kondisi anggota agar dicapai komunikasi yang efektif.

Place bagi anggota,berkaitan dengan kemudahan untuk memperoleh

pelayan koperasi (Convenience)

Sebetulnya dalam koperasi, yang pelanggannya dikenal dengan istilah

captive market (bahasa sederhananya, pasarnya sudah pasti), semestinya

sudah tidak menemui kesulitan lagi untuk mendefinisikan pelanggan sasaran dan

cara terbaik memuaskan kebutuhan pelanggannya. Namun fakta di lapangan

menunjukkan bahwa koperasi kesulitan untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan pelanggan anggota. Artinya, koperasi kesulitan untuk

mengharmonisasikan unsur 4P dan 4C. Rapat Anggota harus benar-benar

efektif, sehingga dapat disusun program-progam pelayanan yang benar-benar

berbasis pada keinginan anggota.

Koperasi Wanita (Kopwan) Kartika Candra, Kabupaten Pasuruan, adalah

salah satu contoh koperasi yang berhasil tumbuh dan berkembang dari bawah

(bottom up). Segala kegiatannya selalu berorientasi kepada kepentingan dan

pemenuhan kebutuhan anggota. Kopwan ini mampu mewujudkan berdirinya

kantor yang hamper 90 % diperoleh dari partisipasi anggota.

d. Diferensiasi yang kompetitif Dalam persaingan monopolistik, para penjual bersaing melalui diferensiasi

produk (perbedaan diantara produk mengenai antara lain kualitas, harga, lokasi,

kemasan, iklan dan sebagainya) agar produk dapat di bedakan dengan produk

yang di jual produsen lain lain. Persaingan monopolistik merujuk kepada

15

Page 16: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

organisasi pasar dimana terdapat banyak perusahaan yang menjual barang-

barang yang hampir serupa tapi tidak sama (Salvatore, 1985).

Koperasi harus mampu mengembangkan diferensiasi-diferensiasi

kompetitif yang lain, tidak hanya mendasarkan pada efisiensi biaya (harga

murah) saja. Jadi yang harus dipikirkan adalah, dengan cara apa koperasi bisa

membedakan penawarannya dari para pesaing. Saatnya bagi koperasi untuk

membentuk team kreatif yang mampu melahirkan diferensiasi-diferensiasi

kompetitif.,

Kotler (1997 ) mengkategorikan peralatan-peralatan untuk diferensiasi

yang kompetitif, yaitu : diferensiasi produk, diferensiasi ciri-ciri, diferensiasi

pelayanan, diferensiasi personalia, dan diferensiasi citra. Berikut adalah

penjelasan dari diferensiasi-diferensiasi tersebut.

a. Diferensiasi produk

Pada suatu keadaan tertentu, kita dihadapkan pada suatu produk yang

sangat terstandarisasi sehingga memungkinkan sedikit variasi, seperti daging

ayam, garam. Tetapi dalam beberapa hal, beberapa variasi alamiah (asli) masih

memungkinkan. Misalnya garam, dikemas dengan kemasan yang menarik serta

mengandung Iodium sebagaimana yang dibutuhkan oleh tubuh pemakainya.

b. Diferensiasi ciri-ciri

Ciri-ciri adalah karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk.

Sebagian produk dapat ditawarkan dengan beberapa cirri-ciri. Perusahaan harus

mempertimbangkan berapa banyak orang yang membutuhkan setiap cirri-ciri

tertentu, berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap cirri itu diperkenalkan,

apakah mudah bagi pesaing untuk meniru cirri tersebut, dan sebagainya.

Beberapa karakteristik yang mendukung fungsi dasar suatu produk yang dapat

dikelola oleh koperasi adalah: kinerja, peyesuaian (konformansi), tahan lam

(durability), tahan uji (realibility), kemudahan perbaikan (repairability), model

(style), dan desain (kekuatan yang mengintegrasi).

16

Page 17: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

c. Diferensiasi pelayanan (service differentiation)

Selain pembedaan dari produk fisiknya, koperasi dapat juga membedakan

dari pelayanan lanjutannya. Kunci sukses persaingan sering terletak pada

tambahan pelayan dan mutu. Variavel-variabel pelayanan termasuk di dalamnya

adalah: pengiriman, pemasangan, pelatihan bagi pelanggan, pelayanan

konsultasi, perbaikan dan pelayanan rupa-rupa.

Kopwan Setia Bhakti Wanita, Surabaya, dengan 10.020 anggota (data

2009), asset Rp. 81,2 milyar dan volume usaha Rp. 101 ilyar (data tahun 2002),

berhasil mengembangankan pola simpan pinjam dengan sistem tanggung

renteng. Dampakanya bagi anggota adalah, koperasi mampu memenuhi

kebutuhan anggota melalui KSP, interaksi antar anggota dan berkembangnya

solidaritas antar anggota. Keberhasilan ini dilakukan salah satunya melalui

kegiatan pelatihan bagi anggota antara lain, pelatihan dalam pengambilan

keputusan, pelatihan tentang sistem tanggung renteng yang dilakukan secara

periodik dan pelatihan-pelatihan lain yang berkaitan dengan pengembangan

potensi.

Dampak koperasi terhadap lingkungannya antara lain menjadi wadah

belajar bagi koperasi lain dan menumbuhkan unit usaha baru. Hampir setiap

bulan selalu ada saja institusi yang berkunjung ke Kopwan ini, baik untuk

meminta pelatihan atau untuk studi banding. Sepert pada bulan Januari 2010,

Kopwan mendapat kunjungan 200 siswa dan 18 guru dari SMKN I Bangkalan.

Dalam waktu yang sama Kopwan juga mendapat kunjungan dari siswa SD.

d. Diferensiasi personalia

Keunggulan kompetitif bisa diperoleh koperasi karena memperkerjakan

dan melatih orang-orangnya dengan lebih baik dibandingkan pesaingnya.

Tenaga terdidik memiliki enam cirri yaitu: kompeten, sopan santun, kredibel,

dapat diandalkan, cepat bereaksi terhadap keinginan pelanggan dan punya

kemampuan berkomunikasi yang baik. Dadang Hawari mengkategorikan SDM

yang unggul adalah SDM yang punya IQ, CQ, EQ dan SQ.

17

Page 18: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

Kopwan Kopinkra Sutra Ayu Kabupaten Pekalongan, sebagai koperasi

sukses membangun silaturahmi yang sehat antara pengurus dengan

anggotanya. Melalui silaturahmi yang baik ini, masalah yang berkaitan dengan

partisipasi anggota dapat diminimalisir.

e. Diferensiasi citra (Image differentiatioan)

Citra adalah persepsi yang bertahan lama. Untuk mengembangkan citra

yang kuat terhadap suatu produk, merek atau perusahaan menuntut kreatifitas

dan kerja keras.. Citra tidak dapat ditanamkan dalam pikiran masyarakat hanya

dalam satu malam, atau dengan satu media saja. Apalagi untuk koperasi,

dimana masih mempunyai citra yang tidak menguntungkan di masyarakat,

seperti contohnya KUD, yang sering dipeleskan menjadi Ketua Untung Duluan.

Walaupun tidak benar adanya, dibutuhkan kerja keras untuk memperbaiki dan

membangun citranya.

Citra harus ditanamkan dalam setiap alat komunikasi pada perusahaan dan

dilakukan secara berulang-ulang. Misalnya, pesan: comitted to you selain ditulis

dengan bahasa gaul committed 2 u agar selalu diingat, pesan ini harus

digambarkan dalam simbol, media tertulis atau audio visual, suasana fisik

perusahaannya, peristiwa-peristiwa dan para orang perorang . Koperasi harus

percaya diri dengan mengunakan nama atau istilah yang atraktif.. Walaupun

hanya merubah nama tokonya dari Tunas Dinamika menjadi TD Mart , paling

tidak KKBM Ikopin sudah berusaha melakukan perubahan, terlepas besar atau

kecil signifikansinya pada volume transaksi. Membangun citra memang tidak

cukup hanya berganti nama saja.

Kopwan Kopinkra Sutra Ayu Pekalongan, mempunyai motto Kepercayaan

adalah Nyawa . Setiap bantuan modal yang diterima, dikembalikan tepat pada

waktunya. Kopwan Kencono Wungu, Mojokerto dengan slogan kunci suksenya,

Sediakanlah waktu tertawa, karena tertawa itu musiknya jiwa. Kopwan Kartika

Candra Pasuruan, dengan mottonya, Berjuang bersama meraih sukses.

Sedangkan Kopwan Setia Bhakti Wanita Surabaya, mempunyai misi,

Meningkatkan pelayanan koerasi dan kualitas sumber daya manusia untuk

18

Page 19: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

menumbuh kembangkan kehidupan yang lebih bertanggung jawab (mandiri) dan

berkesinambungan. Dengan prestasinya, kopwan-kopwan tersebut mempunyai

citra positif di mata anggota dan masyarakat serta instansi terkait.

Banyaknya cerita sukses kopwan yang diangkat, karena faktanya

menunjukkan bahwa dengan keunikannya, banyak kopwan yang mampu

mengelola organisasi dan perusahaan koperasi dengan baik. Di Subang,

pimpinan kepala daerahnya bertekad menjadikan daerah Subang sebagai

kabupaten koperasi wanita terbesar di Jawa Barat atau bahkan di Indonesia

(data 2010). Hal ini mengacu kepada banyaknya kaum perempuan di Kabupaten

Subang yang menjadi anggota koperasi aktif. Ada sedikitnya 150 Kopwan

Lumbung ekonomi Desa (LED) dengan anggota mencapai 60.000 orang.

Idealnya, perusahaan (dalam hal ini koperasi) mendiferensiasikan dirinya

dalam beberapa dimensi. Perlu ditegaskan bahwa, strategi diferensiasi tidak

berarti memungkinkan perusahaan untuk mengabaikan biaya, tetapi biaya

bukanlah target strategis yang utama (Porter, 1990). Paling tidak, aktifitas

menggali dan menciptakan diferensiasi harus tetap diupayakan secara kontinyu.

Seperti judul buku yang ditulis oleh seorang pemilik perusahaan computer: The

same is not my style.

V. Kesimpulan Dari paparan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesejahteraan anggota secara mudah dapat diukur dari peningkatan

pendapatan anggota baik nominal maupun riil, tergantung siapa anggota

koperasinya.

2. Peningkatan pendapatan tersebut dapat dicapai karena adanya daya

saing koperasi yaitu skala ekonomi,.

3. Selain memperbaiki kelemahan internal dan mengeksplorasi potensinya,

peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan: mendifensiasi produk ,

jasa, personalia, citra atau karakteristik khusus lainnya sesuai harapan

anggota, tanpa mengabaikan biaya.

19

Page 20: PENINGKATAN DAYA TARIK KOPERASI … · Web viewBargaining position positif di pasar ditempuh agar dalam persaingan pasar bisa dipertahankan harga jual barang dengan memperhatikan

VI. Rekomendasi1.. Eksplorasi dalam rangka menemukan variabel-varibel diferensiasi daya saing

koperasi di luar efisiensi biaya, dapat dilakukan dengan brainstorming atau

lokakarya Logical Framework Approach (LFA), yang melibatkan stakeholder

koperasi, termasuk anggota koperasi yang bersangkutan..

2. Koperasi membentuk Team Kreatif yang akan melakukan kajian secara

periodik, sehingga dapat ditemu kenali varibel diferensiasi kompetitif yang

mampu meningkatkan daya saing koperasi., serta dapat melakukan studi

banding ke koperasi wanita yang berkinerja sangat baik.

Daftar PustakaHanel, Alfred, 1989. Organisasi Koperasi. Penerbit : Unpad, Bandung

Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan dan

Pengendalian. Terjemahan Adi Zakaria Afiff, FE UI

McGuigan, James R and Moyer, R. Charles, 1989. Managerial Economics. Fifth

Edition. West Publishing Company, USA

Porter, Michael E, 1990. Strategi Bersaing (Terj. Agus Maulana). Penerbit

Erlangga

Ramudi Ariffin, 1997. Ekonomi Koperasi. Seri No 1Perusahaan Koperasi FMP

Ikopin

Ropke, Jochen, 2000. Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen. Penerbit

Salemba Empat. Jakarta

Salvatore, Dominick, 1983. Theory and Problemsof Microeconomic

Theory, 2nd edition. McGraw Hill Inc

20