penilaian praktikm

22
BAB I PENDAHULUAN Sejak pertama praktikum (kegiatan laboratorium) menjadi bagian integral dalam pendidikan IPA, khususnya biologi. Hal ini menjadi petunjukbetapa pentingnya peranan praktikum dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan IPA. Keberadaan praktikum banyak didukung oleh para pakar psikologi belajar, pakar IPA maupun para pakar pendidikan, sekalipun masing- masing meninjau dari sisi yang berbeda tentang manfaat praktikum. Selain itu hasil-hasil riset yang dilaporkan dalam jurnal profesional di bidang pendidikan IPA serta abstrak disertasi atau skripsi menunjukkan efek positif dari praktikum terhadap pengajaran IPA.Walaupun secara formal praktikum sudah menjadi komponen dalam pembelajaran biologi di sekolah-sekolah di Indonesia, namun dalam hal ini ingin dibahas lebih jauh apakah praktikum di sekolah telah dilaksanakan optimal ataukah belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang disuratkan kurikulum. Terlebih penting lagi bila kita tinjau bahwa praktikum ini dalam penyelenggaraannya tidak sedikit menyita dan, waktu dan tenaga dalam mempersiapkannya. Seimbangkah pengeluaran dana, waktu , dan tenaga dengan perolehan yang mungkin siswa dapatkan melalui kegiatan praktikum?Apakah tujuan kita menyelenggarakan praktikum biologi? Bagaimanakah bentuk praktikum yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai? Berbagai kritik telah banyak dilontarkan para pakar terhadap pelaksanaan kegiatan praktikum biologi dewasa ini berkenaan dengan terlalu terstrukturnya kegiatan praktikum serta terfokusnya kegiatan praktikum pada tujuan memanfaatkan penguasaan konsep dan

Upload: sarmila-hafni

Post on 16-Apr-2015

184 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

assesment pembelajaran biologi

TRANSCRIPT

Page 1: penilaian praktikm

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak pertama praktikum (kegiatan laboratorium) menjadi bagian integral dalam pendidikan

IPA, khususnya biologi. Hal ini menjadi petunjukbetapa pentingnya peranan praktikum dalam

pencapaian tujuan-tujuan pendidikan IPA. Keberadaan praktikum banyak didukung oleh para pakar

psikologi belajar, pakar IPA maupun para pakar pendidikan, sekalipun masing- masing meninjau

dari sisi yang berbeda tentang manfaat praktikum. Selain itu hasil-hasil riset yang dilaporkan dalam

jurnal profesional di bidang pendidikan IPA serta abstrak disertasi atau skripsi menunjukkan efek

positif dari praktikum terhadap pengajaran IPA.Walaupun secara formal praktikum sudah menjadi

komponen dalam pembelajaran biologi di sekolah-sekolah di Indonesia, namun dalam hal ini ingin

dibahas lebih jauh apakah praktikum di sekolah telah dilaksanakan optimal ataukah belum dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran yang disuratkan kurikulum. Terlebih penting lagi bila kita

tinjau bahwa praktikum ini dalam penyelenggaraannya tidak sedikit menyita dan, waktu dan tenaga

dalam mempersiapkannya. Seimbangkah pengeluaran dana, waktu , dan tenaga dengan perolehan

yang mungkin siswa dapatkan melalui kegiatan praktikum?Apakah tujuan kita menyelenggarakan

praktikum biologi? Bagaimanakah bentuk praktikum yang sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai?Berbagai kritik telah banyak dilontarkan para pakar terhadap pelaksanaan kegiatan

praktikum biologi dewasa ini berkenaan dengan terlalu terstrukturnya kegiatan praktikum serta

terfokusnya kegiatan praktikum pada tujuan memanfaatkan penguasaan konsep dan melupakan

tujuan lainnya.Kritik-kritik ini mencerminkan telah berkembangnya pandangan baru dengan fungsi

dan format kegiatan praktikum serta besarnya harapan masyarakat pendidikan terhadap perolehan

kegiatan praktikum itu sendiri.

Page 2: penilaian praktikm

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian praktikum atau eksperimen

Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau praktikos

(Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “

mengerjakan”.Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice)

[Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti “tetap aktif/sibuk” yang juga

bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.

Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) memberi pengertian bahwa metode praktikum adalah

proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,

mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan

proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya. Sehingga dapat menjawab

pertanyaan ‘ bagaimana prosesnya?’ terdiri dari unsur apa? Cara mana yang lebih baik? Bagaimana

dapat diketahui kebenaranya? Yang semuanya didapatkan melalui pengamatan induktif.

     Menurut Sund dan Trowbridge, dalam Sumaji, 2003: 43 kerja laboratorium atau praktikum

meliputi :

1) merencanakan eksperimen dan menyusun hipotesis-hipotesis,

2) merakit peralatan,

3) menyusun bahan dan peralatan,

4) melakukan pengamatan terhadap gejala-gejala alamiah,

5) melakukan pengamtan terhadap suatu proses,

6) mengumpulkan dan mencatat data,

7) melakukan modifikasi  peralatan,

8) melakukan pembacaan pada alat pengukur ,

9) kalibrasi peralatan,

10) menggambar bahan dan grafik,

11) menganalisis data,

12) menarik kesimpulan dari data,

13) membuat laporan eksperimen,

14) memberi penjelasan tentang eksperimen yang dilakukan,

Page 3: penilaian praktikm

15) mengidentifikasi permasalahan untuk studi lanjutan,

16) melepas, membersihkan, menyimpan, dan memperbaiki peralatan.

Praktikum Merupakan bentuk pengajaran yang kuat untuk membelajarkan keterampilan,

pemahaman, dan sikap. Menurut Zaenuddin (1996) secara rinci praktikum dapat dimanfaatkan:

1) untuk melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa:

2) memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menerapkan dan ingintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata dalam praktek

3) membuktikan sesuatu secara ilmiah atau melakukan scientific inquiry

4) menghargai ilmu dan keterampilan dimiliki.

Khusus untuk sains, menurut Woolnough & Allsop (Rustaman, 1995) sedikitnya ada empat

alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan sains mengenai pentingnya kegiatan praktikum.

Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum mengembangkan

keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana

belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.

Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2002 :708) mengandung

pengertian “kesanggupan, kecakapan, kekuatan”. Sedangkan,praktikum menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia berarti “ bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan

untuk menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.” Sehingga

kemampuan praktikum dapat disimpulkan sebagai kesanggupan atau kecakapan siswa dalam

pelaksanaan praktikum Memperbaiki/ reparasi Radio.Proses pembelajaran pada sekolah kejuruan

membutuhkan pengalaman kongkrit yang dapat kita peroleh melalui kegiatan praktikum. Menurut

Soekarno dkk (1990 : 14) “metode praktikum adalah suatu cara mengajar yang member kesempatan

kepada siswa untuk menemukan suatu fakta yang diperlukan atau ingin diketahuinya”.

Kegiatan praktikum pada dasarnya dapat digunakan untuk :

1. Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, mencapai suatu definisi sampai mendapatkan

dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.

2. Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah

dipelajari.

Dengan pembuktian tersebut maka siswa akan lebih yakin dan lebih memahami tentang konsep

tersebut. Agar praktikum dapat difungsikan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka

Page 4: penilaian praktikm

kegiatan praktikum dilaksanakan kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA sangat berperan

dalam mengembangkan keterampilan proses siswa. Akan tetapi ternyata hasil penelitian Anggraeni

(2001), menunjukkan bahwa praktikum masih kurang diberdayakan di lapangan. Masih banyak

guru yang enggan melakukan praktikum karena dianggap menyita banyak waktu dan tenaga. Hasil

penelitian tersebut mengungkap bahwa beberapa konsep sulit dan abstrak justru diajarkan hanya

dengan ceramah. Padahal menurut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) konsep tersebut

disarankan untuk diajarkan dengan praktikum. Adapun alasan guru tidak melakukan praktikum

pada konsep tersebut adalah karena kekurangan waktu dan kurang kemampuan dalam

mengaplikasikan konsep-konsep yang sulit.

1. Beberapa Alasan bagi Kegiatan Praktikum

Sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai

pentingnya kegiatan praktikum (Woolnough & Allsop, 1985: 5-8).

1. praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA.

2. praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperirnen.

3. praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.

4. praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.

1.1 Praktikum dan Motivasi Belajar IPA

Motivasi mempengaruhi belajar siswa yang termotivasi untuk belajar untuk belajar lebih mendalam.

Menurut faham psikologi humanisme dalam diri individu terdapat dorongan untuk memperoleh

pengetahuan dan kemampuan (Yelon, 1977: 300). Motivasi ini merupakan motivasi instrinsik yang

independen dari motivasi ekstrinsik. Praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk

memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini sangat menunjang kegiatan

praktikum yang di dalamnya siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.

1.2 Praktikum Mengembangkan Keterampilan Dasar Bereksperimen

Kegiatan yang banyak dilakukan scientist adalah melakukan eksperimen. Untuk melakukan

eksperimen diperlukan keterampilan dasar,seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan

manipulasi peralatan biologi.Dalam rangka mengembangkan kemampuan eksperimen pada diri

mahasiswa melalui kegiatan praktikum perlu dilatihkan kemampuan observasi secara cermat, agar

mereka mampu melihat kesamaan dan perbedaan serta menangkap sesuatu yang essensial dari

fenomena yang diamatinya. Siswa perlu dilatih mengukur secara akurat dengan instrumen yang

Page 5: penilaian praktikm

sederhana maupun yang lebih canggih agar dapat memperluas sifat-sifat fisis yang di luar

jangkauan indera manusia.Kegiatan menggunakan alat diperlukan agar siswa dapat menangani alat

secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan untuk merancang, melakukan dan

menginterpretasikan eksperimen perlu pula dikembangkan melalui kegiatan praktikum.

1.3 Praktikum Menjadi Wahana Belajar Pendekatan Ilmiah

Diyakini oleh banyak pakar pendidikan IPA bahwa tidak ada cara terbaik agar siswa belajar

pendekatan ilmiah kecuali menjadikan mereka sebagai scientist. Nuffield, suatu proyek

pengembangan kurikulum di Inggris mengembangkan kegiatan praktikum IPA dengan prinsip ini.

Namun demikian terdapat penafsiran yang berbeda di kalangan pakar tentang apa yang dilakukan

scientist, sehingga berkembang beberapa model dalam organisasi praktikum IPA sesuai perbedaan

penafsiran tadi.

Penganut faham Francis Bacon memandang pekerjaan scientist adalah mengumpulkan pola

hubungan diantara data, dan selanjutnya menemukan teori untuk merasionalisasi semua itu.

Pandangan ini melahirkan model praktikum induktif, dari fakta menuju perampatan (generalisasi).

Penganut faham Popper memandang scientist mengawai penyelidikannya dengan suatu

hipotesis yang diturunkan dari gabungan antara pengalaman dan kreativitasnya. Lebih lanjut

scientist menguji kesalahan atau kebenaran hipotesisnya itu melalui observasi dan eksperimen.

Faham ini melahirkan model praktikum verifikasi.Kegiatan praktikum lebih diarahkan pada

pembuktian teori yang telah dipelajari siswa sebelumnya.Pandangan bahwa scientist sebagai

penemu (discovery) pengetahuan dijadikan acuan oleh Amstrong untuk mengembangkan

pendekatan hauristik. Pandangan ini mendapat dukungan dari Bruner dan pakar lainnya. Pada

awalnya metode Amstrong menekankan pentingnya kegiatan praktikum secara individual dan

dalam kegiatan itu maka mahasiswa bagaikan seorang scientist yang sedang melakukan eksperimen.

Dalam kegiatan praktikum mahasiswa merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat,

melakukan pengukuran secara cermat, menginterpretasi data perolehannya, serta

mengkomunikasikannya melalui laporan yang disusunnya.Penggunaan metode heuristik dalam

pendidikan IPA dengan kegiatan praktikumnya mendapat kritik karena lebih menekankan metode

inkuiri untuk menemukan daripada "subject matter". Penekanan yang lebih pada penyelidikan

menyebabkan terbengkalai- nya pengajaran konsep dari prinsip IPA serta kurangnya kesimpulan

yang membuka wawasan mahasiswa tentang aspek aspek IPA yang berkaitan dengan lingkungan

hidup dan masyarakat.

Page 6: penilaian praktikm

Pandangan lain berasal dari Polanyi yang mengatakan bahwa kegiatan ilmiah perlu

dibiasakan sebagai kegiatan keterampilan, bergantung kepada pengetahuan pribadi tentang suatu hal

dan pertimbangan atributnya. Melalui pengalaman seorang scientist membangun konsep dan

kepekaan terhadap gejala alam yang diamatinya. Dengan demikian sejak kecil siswa sudah dilatih

mengembangkan bakat dan minat, sehingga dia dapat menyimpulkan secara intuitif dengan data

yang sedikit pada waktu melakukan eksperimen. Model ini dapat dilihat pada proyek-proyek

Nuffield untuk biologi lanjutan (advanced).

1.4 Praktikum Menunjang Materi Pelajaran

Umumnya para pakar berpendapat bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran biologi. Praktikum member kesempatan bagi siswa untuk membuktikan

teori, menemukan teori atau mengelusidasi teori. Dari kegiatan-kegiatan tersebut maka pemahaman

mahasiswa terhadap suatu pelajaran telah merasionalisasi fenomena ini. Banyak konsep dan prinsip

belajar IPA dapat terbentuk dalam pikiran mahasiswa melalu proses perampatan (generalisasi) dari

fakta yang diamati dalam kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum juga dapat membentuk ilustrasi

bagi konsep dan prinsip biologi. Keyakinan akan kontribusi praktikum bagi pemahaman mater

pelajaran diungkapkan dengan semboyan: " I hear and I forget, I see and remember, I do and I

understand'. Secara khusus hakikat kegiatan praktikun dapat dilihat dalam lampiran.

2. Tujuan Dan Bentuk Praktikum

Sebagai hasil sintesis berbagai pandangan tentang kepentingan praktikum dalam pendidikan

biologi dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga aspek tujuan dalam praktikum sebagaimana

dikemukakan oleh Woolnough (1989), yakni

1. mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen ;

2. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah

3. meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran

2.1 Praktikum untuk mengembangkan keterampilan dasar

Tujuan pertama lebih bersifat "atomistik", karena mengembangkan keterampilan-

keterampilan spesifik seperti mengamati, mengukur, menafsirkan data, menggunakan alat. Tujuan

ini tak kalah pentingnya dengan dua tujuan yang lain. Penguasan keterampilan dasar ini

memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan praktikum lainnya. Disamping itu kebiasaan kerja

secara cermat, bersih, dan sistematis dapat berkembang bersamaan dengan pencapaian tujuan ini.

Bentuk kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan yang pertama adalah "latihan".

Page 7: penilaian praktikm

Keterampilan hanya dapat dikembangkan melalui latihan. Oleh karena itu mesti ada kegiatan

praktikum yang lebih menekankan pengembangan keterampilan menggunakan alat, observasi,

mengukur, danketerampilan lainnya. Berikut ini contoh kegiatan praktikum yang berupa latihan.

a. Menggunakan mata, kaca pembesar, mikroskop untuk mempelajari struktur jaringan serta

sel epidermis bawang.

b. Mengamati, menggambar dan mengklasifikasi flora dan fauna

c. Menggunakan kunci determinasi

d. Mengestimasi jumlah daun sebuah pohon

e. Memanaskan cairan atau padatan dalam tabung reaksi

f. Bekerja secara aman dengan organisme tertentu (vertebrata, invertebrata, mikroba)

g. Melaksanakan secara benar uji (kirniawi) baku (rnisalnya uji amilum, uji glukosa)

h. Merakit dengan benar (misalnya mengontrol eksperimen pertumbuhan tanaman).

Banyakpendapat yang menyatakan bahwa pengembangan keterampilan “ in built” dalam

kegiatan praktikum menemukan atau membuktikan konsep. Akan tetapi pengalaman menunjukkan

bahwa sering terjadi siswa tidak berpikir tentang hal-hal yang bersifat teoritis manakala mereka

berkonsentrasi teknikalitas alat-alat. Pengalaman lainnya menunjukkan bahwa dorongan besar ke

arah penemuan konsep atau pembuktian konsep menyebabkan siswa tidak belajar keterampilan

secara baik, serta melupakan unsur-unsur kejujuran, ketelitian, dan keselamatan kerja.

2.2 Praktikum dan kemampuan memecahkan masalah

Tujuan kedua mengisyaratkan perlunya kegiatan praktikum yang mengembangkan kemampuan

bekerja seperti seorang scientist. Melalui kegiatan praktikum mahasiswa memperoleh pengalaman

mengidentifikasi masalah nyata yang dirasakannya, serta merumuskannya secara operasional,

merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya dan mengimplementasikannya dalam

laboratorium, serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya.

Praktikum yang menunjang tujuan ini haruslah berbentuk penyelidikan (investigation)

dalam bentuk proyek-proyek yang dapat dilaksanakan di laboratorium, lingkungan atau di rumah.

Praktikum yang bersifat penyelidikan memberi kesempatan untuk belajar "divergent thinking" dan

memberi pengalaman "merekayasa" suatu proses, sesuatu kemampuan yang diperlukan dalam

pengembangan teknologi. Berikut ini dikemukakan contoh kegiatan praktikum yang bersifat

penyelidikan.

a) Bagaimana mendapatkan kecambah dari biji sirsak ?

b) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penguapan air pada tumbuhan,atau pengambilan

Page 8: penilaian praktikm

nutrisi pada tumbuhan ?

c) Membandingkan kadar alkohol hasil fermentasi berbagai sari buah.

d) Mencari hubungan kekerabatan antara beberapa jenis tumbuhan yang memiliki khasiat dan

banyak terdapat di lingkungan sekitar.

e) Mencari hewan invertebrata yang dapat digunakan sebagai indicator pencemaran air limbah.

f) Mempelajari persebaran dan habitat hewan-hewan kecil di sekitar sekolah atau kampus.

g) Faktor-faktor lingkungan apa yang mempengaruhi populasi Daphnia?

2.3 Praktikum untuk Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran

Tujuan ketiga merefleksikan perlu adanya kontribusi Praktikum pada pening kegiatankatan

pemahaman serta perluasan wawasan pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, teori) siswa. Kontribusi

ini hanya dapat terwujud jika ada kegiatan praktikum yang bersifat memberikan pengalaman bagi

mahasiswa untuk mengindera fenomena alam dengan segenap inderanya (peraba, penglihat,

pengecap, pendengar dan pembau). Pengalaman langsung siswa dengan fenomena alam menjadi

prasyarat vital untuk pemahaman materi perkuliahan. Apabila kegiatan praktikum berformat

"discovery", fakta yang diamati menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip dalam

pikirannya. Apabila kegiatan praktikum berformat "verifikasi", fakta yang diamati menjadi bukti

konkret kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa diharapkan

lebih mendalam sesuai dengan semboyan "I do and I understand".

a) Mempelajari dan menyayat bagian tumbuhan (bunga, buah)

b) Menangani hewan tertentu (vertebrata, invertebrata, insekta)

c) Memperlihatkan pergerakan organisme sederhana (misalnya Amoeba)

d) Eksplorasi respons fisiologis untuk latihan

e) Menumbuhkan dan memelihara tanaman tertentu

Tiga macam bentuk praktikum yang ditawarkan hendaknya tidak dipandang mesti terisolasi

satu sama lain. Dalam implementasinya dapat dibentuk hibrid-hibrid dari ketiga bentuk praktikum

itu dengan kontribusi masing-masing yang bervariasi.

Asas yang penting perlu digunakan dalam pemilihan bentuk praktikum adalah perkembangan dan

keragaman. Bersamaan dengan meningkatnya jenjang pendidikan, seyogianya praktikum makin

bersifat "divergen" dan lebih "menantang", sesuai dengan makin meningkatnya kemampuan

kognitif serta bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta praktikum. Namun demikian

keragaman bentuk praktikum diperlukan pula untuk mencegah situasi monoton dan membosankan

pada satu jenjang pendidikan (Lagowsky, 1989; McDowell & Waddling, 1985).

Page 9: penilaian praktikm

B. Penilaian Praktikum

Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pendidikan.Melalui

penilaian,pelaku pendidikan mendapatkan gambaran sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana

tujuan pendidikan sudah tercapai (Tyler dalam Arikunto,2001 : 3).Dalam pembelajaran, penilaian

merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang

proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,

sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Badan StandarNasional

Pendidikan, 2006 : 16). Oleh karena itu, sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman

belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran dan penilaian dalam kegiatan pembelajaran harus

bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan (Depdiknas, 2005 : 5).

Arikunto berpendapat bahwa penilaian pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi

dalam kegiatan pendidikan. Tujuan atau fungsi dari penilaian itu sendiri menurut Arikunto dibagi

menjadi empat fungsi, yaitu :

(1). Penilaian berfungsi selektif,

(2). Penilaian berfungsi diagnostik,

(3). Penilaian berfungsi sebagai penempatan, dan

(4). Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

Menurut Oemar Hamalik (2004), penilaian merupakan salah satu aspek dari tiga aspek

dalam proses belajar mengajar yang meliputi :

(1) tujuan pengajaran,

(2) prosedur belajar mengajar, dan

(3) penilaian hasil belajar.

Salah satu bentuk penilaian yang mendukung penilaian secara konprehensif adalah penilaian

berdasarkan penilaian pengamat terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian

dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, dan interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih autentik

daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang

Page 10: penilaian praktikm

sebenarnya (Depdiknas, 2004). Selain itu berdasarkan penelitian Tajudin (2000) dengan

pelaksanaan kinerja memberikan suasana baru. Pengaruhnya terhadap kinerja siswa dalam kegiatan

praktikum memberikan efek yang positif dalam peningkatan prestasi belajar. Hal ini terbukti ketika

dilakukan beberapa proses penilaian terhadappeningkatan kinerja dari kegiatan praktikum siswa.

Pembelajaran biologi yang dilaksanakan di sekolah dewasa ini masih bersifat hafalan, kering,

dan kurang mengembangkan proses berfikir siswa (Rustaman & Rustaman, 1997: 9-10). Masih

banyak guru biologi yang kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai sarana mempelajari

konsep biologi (Kertodirekso et al., 1986).Padahal kemampuan berfikir siswa dalam membangun

konsep-konsep IPA menurut Rustaman(1996:6-8),dapat dikembangkan melalui kegiatan

praktikum.Kegiatan praktikum juga dapat memberikan pengalaman belajar IPA secara nyata kepada

siswa dan mengembangkan keterampilan dasar bekerja di laboratorium seperti seorang scientist.

Asesmen kinerja

Asesmen kinerja terutama sangat sesuai dalam menilai keterampilan proses sains

(Stiggins,1994; Marzano et al , 1994). Keterampilan proses siswa yang dapat dinilai meliputi

keterampilan proses intelektual (seperti keterampilan observasi, berhipotesis, menerapkan konsep,

merencanakan serta melakukan penelitian, dan lain-lain), keterampilan fisik (psikomotor), dan

keterampilan social (kerja sama kelompok). Asesmen kinerja sangat tepat bila digunakan dalam

kegiatan praktikum Biologi.Bentuk asesmen kinerja tersebut adalah asesmen kinerja klasikal,

asesmen kinerja kelompok dan asesmen kinerja personal.

a. Asesmen kinerja klasikal

Asesmen kinerja siswa secara klasikal terbukti paling mudah dan efisien untuk digunakan

dalam kegiatan praktikum sehari-hari. Format penilaian ini paling sederhana dan dapat menilai

kinerja siswa keseluruhan. Guru juga dapat memperoleh feed back lebih menyeluruh tentang

keterampilan siswa di kelasnya. Melalui penilaian kinerja klasikal ini, pencapaian tujuan praktikum

dapat dilihat secara umum dan langsung pada seluruh siswa.Penelitian yang dilakukan telah

mengembangkan suatu bentuk asesmen kinerja klasikal praktikum biologi. Bentuk asesmen kinerja

klasikal yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru.

b. Asesmen kinerja kelompok

Asesmen Kinerja kelompok sangat efektif digunakan untuk melihat kerjasama di antara

Page 11: penilaian praktikm

anggota kelompok dan kualitas kerja tim selama kegiatan praktikum. Untuk kemudahan jalannya

asesmen kinerja kelompok, guru dapat mengawali dengan hanya mengases beberapa kelompok

sesuai kesanggupan guru. Sebagian kelompok lainnya dapat dinilai kinerjanya pada praktikum

selanjutnya, sehingga dengan beberapa kegiatan praktikum, guru dapat menilai kinerja seluruh

kelompok.Penelitian yang dilakukan telah mengembangkan suatu bentuk asesmen kinerja kelompok

praktikum biologi. Bentuk asesmen kinerja kelompok yang dapat digunakan dan dikembangkan

oleh guru .

c. Asesmen kinerja secara individual

Asesmen kinerja secara individual paling tepat dipilih untuk mengungkap sikap dan

keterampilan personal siswa..Dengan jumlah siswa yang sangat banyak,asesmen kinerja individual

ini agak sulit dilakukan.Untuk kemudah proses asesmen kinerja individual,guru dapat mengawali

dengan hanya mengases beberapa orang siswa sesuai kesanggupan guru. Sebagian siswa lainnya

dapat dinilai kinerjanya pada praktikum selanjutnya, sehingga dengan beberapa kegiatan praktikum,

guru dapat menilai kinerja seluruh siswa.Penelitian yang dilakukan telah mengembangkan suatu

bentuk asesmen kinerja individual pada praktikum biologi. Bentuk asesmen kinerja individual yang

dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru .

3. Penilaian laporan hasil kegiatan

Penilaian laporan hasil kegiatan siswa seperti hasil observasi lapangan, laporan praktikum,

jurnal penelitian dll. memerlukan suatu kriteria standar penilaian. Hal ini sangat penting agar

penilaian lebih obyektif, efektif, dan memudahkan guru. Kriteria standar penilaian laporan hasil

kegiatan yang efisien harus bersifat praktis, mudah digunakan, mencakup seluruh aspek yang perlu

dinilai, dan mempercepat proses penilaian laporan oleh guru. Pada akhir makalah ini (Lampiran 5)

disajikan contoh kriteria standar asesmen/penilaian Laporan praktikum. Kriteria standar ini terbukti

sangat efektif dan efisien untuk menilai kualitas laporan praktikum siswa. Kriteria standar ini juga

terbukti sangat memudahkan guru dalam melakukan asesmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan standar penilaian laporan menyebabkan hasil penilaian guru menjadi lebih ajeg dan

lebih obyektif.

Page 12: penilaian praktikm

4. Penilaian diskusi praktikum (Hands on)

Kegiatan diskusi dan tanya jawab merupakan kegiatan penting dalam implementasi model

pembelajaran berbasis daily life dan Hands on. Penilaian terhadap kualitas pendapat atau jawaban

siswa memerlukan suatu kriteria standar penilaian. Hal ini sangat penting agar penilaian lebih dapat

berlangsung obyektif, efektif, dan efisien. Format asesmen diskusi yang disusun oleh guru

hendaknya berbentuk sederhana dan mudah digunakan tanpa menghambat keleluasaan gurum

dalam memantau atau mengatur jalannya diskusi dan tanya jawab. Format yang disusun juga harus

dapat mengungkap kualitas ide dan kemampuan komunikasi personal siswa. Contoh bentuk format

asesmen diskusi yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru biologi.

Page 13: penilaian praktikm

BAB III

KESIMPULAN

1. Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau

praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani)

yang berarti “ mengerjakan”.Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan

excersice (exercice) [Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti

“tetap aktif/sibuk” yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.

2. Praktikum Merupakan bentuk pengajaran yang kuat untuk membelajarkan keterampilan,

pemahaman, dan sikap. Menurut Zaenuddin (1996) secara rinci praktikum dapat

dimanfaatkan:

untuk melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa:

memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menerapkan dan ingintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata dalam praktek

membuktikan sesuatu secara ilmiah atau melakukan scientific inquiry

menghargai ilmu dan keterampilan dimiliki.

3. tujuan dalam praktikum sebagaimana dikemukakan oleh Woolnough (1989), yakni

a. mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen ;

b. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah

c. meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran

4. Bentuk asesmen kinerja tersebut adalah asesmen kinerja klasikal, asesmen kinerja

kelompok dan asesmen kinerja personal.

Page 14: penilaian praktikm

DAFTAR PUSTAKA

Rustaman, N.Y. (1995). Peranan Praktikum dalam Pembelajaran Biologi.

Bahan Pelatihan bagi Teknisi dan Laboran Perguruan Tinggi. Kerjasama FPMIPA IKIP Bandung

dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bandung: FPMlPA IKIP.

Zainuddin, M. (1996). "Panduan Praktikum" dalam Mengajar di Perguruan Tinggi.

Bagian Empat. Program Applied Approach. Jakarta: PAU-PPAI Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pp. 13-1-13-45.

Faichney, G. 1996. Assessment and Evaluation. Makalah Seminar PPS. Bandung:IKIP

http://biologigonz.blogspot.com/2010/11/penilaian.html

http://indosdm.com/teknik-pengisian-form-penilaian-unjuk-kerja