penilaian praktikm
DESCRIPTION
assesment pembelajaran biologiTRANSCRIPT
![Page 1: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak pertama praktikum (kegiatan laboratorium) menjadi bagian integral dalam pendidikan
IPA, khususnya biologi. Hal ini menjadi petunjukbetapa pentingnya peranan praktikum dalam
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan IPA. Keberadaan praktikum banyak didukung oleh para pakar
psikologi belajar, pakar IPA maupun para pakar pendidikan, sekalipun masing- masing meninjau
dari sisi yang berbeda tentang manfaat praktikum. Selain itu hasil-hasil riset yang dilaporkan dalam
jurnal profesional di bidang pendidikan IPA serta abstrak disertasi atau skripsi menunjukkan efek
positif dari praktikum terhadap pengajaran IPA.Walaupun secara formal praktikum sudah menjadi
komponen dalam pembelajaran biologi di sekolah-sekolah di Indonesia, namun dalam hal ini ingin
dibahas lebih jauh apakah praktikum di sekolah telah dilaksanakan optimal ataukah belum dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang disuratkan kurikulum. Terlebih penting lagi bila kita
tinjau bahwa praktikum ini dalam penyelenggaraannya tidak sedikit menyita dan, waktu dan tenaga
dalam mempersiapkannya. Seimbangkah pengeluaran dana, waktu , dan tenaga dengan perolehan
yang mungkin siswa dapatkan melalui kegiatan praktikum?Apakah tujuan kita menyelenggarakan
praktikum biologi? Bagaimanakah bentuk praktikum yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai?Berbagai kritik telah banyak dilontarkan para pakar terhadap pelaksanaan kegiatan
praktikum biologi dewasa ini berkenaan dengan terlalu terstrukturnya kegiatan praktikum serta
terfokusnya kegiatan praktikum pada tujuan memanfaatkan penguasaan konsep dan melupakan
tujuan lainnya.Kritik-kritik ini mencerminkan telah berkembangnya pandangan baru dengan fungsi
dan format kegiatan praktikum serta besarnya harapan masyarakat pendidikan terhadap perolehan
kegiatan praktikum itu sendiri.
![Page 2: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian praktikum atau eksperimen
Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau praktikos
(Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani) yang berarti “
mengerjakan”.Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan excersice (exercice)
[Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti “tetap aktif/sibuk” yang juga
bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.
Menurut Djamarah dan Zain (2002:95) memberi pengertian bahwa metode praktikum adalah
proses pembelajaran dimana peserta didik melakukan dan mengalami sendiri, mengikuti proses,
mengamati obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan suatu obyek, keadaan dan
proses dari materi yang dipelajari tentang gejala alam dan interaksinya. Sehingga dapat menjawab
pertanyaan ‘ bagaimana prosesnya?’ terdiri dari unsur apa? Cara mana yang lebih baik? Bagaimana
dapat diketahui kebenaranya? Yang semuanya didapatkan melalui pengamatan induktif.
Menurut Sund dan Trowbridge, dalam Sumaji, 2003: 43 kerja laboratorium atau praktikum
meliputi :
1) merencanakan eksperimen dan menyusun hipotesis-hipotesis,
2) merakit peralatan,
3) menyusun bahan dan peralatan,
4) melakukan pengamatan terhadap gejala-gejala alamiah,
5) melakukan pengamtan terhadap suatu proses,
6) mengumpulkan dan mencatat data,
7) melakukan modifikasi peralatan,
8) melakukan pembacaan pada alat pengukur ,
9) kalibrasi peralatan,
10) menggambar bahan dan grafik,
11) menganalisis data,
12) menarik kesimpulan dari data,
13) membuat laporan eksperimen,
14) memberi penjelasan tentang eksperimen yang dilakukan,
![Page 3: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/3.jpg)
15) mengidentifikasi permasalahan untuk studi lanjutan,
16) melepas, membersihkan, menyimpan, dan memperbaiki peralatan.
Praktikum Merupakan bentuk pengajaran yang kuat untuk membelajarkan keterampilan,
pemahaman, dan sikap. Menurut Zaenuddin (1996) secara rinci praktikum dapat dimanfaatkan:
1) untuk melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa:
2) memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menerapkan dan ingintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata dalam praktek
3) membuktikan sesuatu secara ilmiah atau melakukan scientific inquiry
4) menghargai ilmu dan keterampilan dimiliki.
Khusus untuk sains, menurut Woolnough & Allsop (Rustaman, 1995) sedikitnya ada empat
alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan sains mengenai pentingnya kegiatan praktikum.
Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Kedua, praktikum mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana
belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.
Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2002 :708) mengandung
pengertian “kesanggupan, kecakapan, kekuatan”. Sedangkan,praktikum menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti “ bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan
untuk menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.” Sehingga
kemampuan praktikum dapat disimpulkan sebagai kesanggupan atau kecakapan siswa dalam
pelaksanaan praktikum Memperbaiki/ reparasi Radio.Proses pembelajaran pada sekolah kejuruan
membutuhkan pengalaman kongkrit yang dapat kita peroleh melalui kegiatan praktikum. Menurut
Soekarno dkk (1990 : 14) “metode praktikum adalah suatu cara mengajar yang member kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu fakta yang diperlukan atau ingin diketahuinya”.
Kegiatan praktikum pada dasarnya dapat digunakan untuk :
1. Mendapatkan atau menemukan suatu konsep, mencapai suatu definisi sampai mendapatkan
dalil-dalil atau hukum-hukum melalui percobaan yang dilakukannya.
2. Membuktikan atau menguji kebenaran secara nyata tentang suatu konsep yang telah
dipelajari.
Dengan pembuktian tersebut maka siswa akan lebih yakin dan lebih memahami tentang konsep
tersebut. Agar praktikum dapat difungsikan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka
![Page 4: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/4.jpg)
kegiatan praktikum dilaksanakan kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA sangat berperan
dalam mengembangkan keterampilan proses siswa. Akan tetapi ternyata hasil penelitian Anggraeni
(2001), menunjukkan bahwa praktikum masih kurang diberdayakan di lapangan. Masih banyak
guru yang enggan melakukan praktikum karena dianggap menyita banyak waktu dan tenaga. Hasil
penelitian tersebut mengungkap bahwa beberapa konsep sulit dan abstrak justru diajarkan hanya
dengan ceramah. Padahal menurut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) konsep tersebut
disarankan untuk diajarkan dengan praktikum. Adapun alasan guru tidak melakukan praktikum
pada konsep tersebut adalah karena kekurangan waktu dan kurang kemampuan dalam
mengaplikasikan konsep-konsep yang sulit.
1. Beberapa Alasan bagi Kegiatan Praktikum
Sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai
pentingnya kegiatan praktikum (Woolnough & Allsop, 1985: 5-8).
1. praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA.
2. praktikum mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan eksperirnen.
3. praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
4. praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.
1.1 Praktikum dan Motivasi Belajar IPA
Motivasi mempengaruhi belajar siswa yang termotivasi untuk belajar untuk belajar lebih mendalam.
Menurut faham psikologi humanisme dalam diri individu terdapat dorongan untuk memperoleh
pengetahuan dan kemampuan (Yelon, 1977: 300). Motivasi ini merupakan motivasi instrinsik yang
independen dari motivasi ekstrinsik. Praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk
memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini sangat menunjang kegiatan
praktikum yang di dalamnya siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.
1.2 Praktikum Mengembangkan Keterampilan Dasar Bereksperimen
Kegiatan yang banyak dilakukan scientist adalah melakukan eksperimen. Untuk melakukan
eksperimen diperlukan keterampilan dasar,seperti mengamati, mengestimasi, mengukur dan
manipulasi peralatan biologi.Dalam rangka mengembangkan kemampuan eksperimen pada diri
mahasiswa melalui kegiatan praktikum perlu dilatihkan kemampuan observasi secara cermat, agar
mereka mampu melihat kesamaan dan perbedaan serta menangkap sesuatu yang essensial dari
fenomena yang diamatinya. Siswa perlu dilatih mengukur secara akurat dengan instrumen yang
![Page 5: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/5.jpg)
sederhana maupun yang lebih canggih agar dapat memperluas sifat-sifat fisis yang di luar
jangkauan indera manusia.Kegiatan menggunakan alat diperlukan agar siswa dapat menangani alat
secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan untuk merancang, melakukan dan
menginterpretasikan eksperimen perlu pula dikembangkan melalui kegiatan praktikum.
1.3 Praktikum Menjadi Wahana Belajar Pendekatan Ilmiah
Diyakini oleh banyak pakar pendidikan IPA bahwa tidak ada cara terbaik agar siswa belajar
pendekatan ilmiah kecuali menjadikan mereka sebagai scientist. Nuffield, suatu proyek
pengembangan kurikulum di Inggris mengembangkan kegiatan praktikum IPA dengan prinsip ini.
Namun demikian terdapat penafsiran yang berbeda di kalangan pakar tentang apa yang dilakukan
scientist, sehingga berkembang beberapa model dalam organisasi praktikum IPA sesuai perbedaan
penafsiran tadi.
Penganut faham Francis Bacon memandang pekerjaan scientist adalah mengumpulkan pola
hubungan diantara data, dan selanjutnya menemukan teori untuk merasionalisasi semua itu.
Pandangan ini melahirkan model praktikum induktif, dari fakta menuju perampatan (generalisasi).
Penganut faham Popper memandang scientist mengawai penyelidikannya dengan suatu
hipotesis yang diturunkan dari gabungan antara pengalaman dan kreativitasnya. Lebih lanjut
scientist menguji kesalahan atau kebenaran hipotesisnya itu melalui observasi dan eksperimen.
Faham ini melahirkan model praktikum verifikasi.Kegiatan praktikum lebih diarahkan pada
pembuktian teori yang telah dipelajari siswa sebelumnya.Pandangan bahwa scientist sebagai
penemu (discovery) pengetahuan dijadikan acuan oleh Amstrong untuk mengembangkan
pendekatan hauristik. Pandangan ini mendapat dukungan dari Bruner dan pakar lainnya. Pada
awalnya metode Amstrong menekankan pentingnya kegiatan praktikum secara individual dan
dalam kegiatan itu maka mahasiswa bagaikan seorang scientist yang sedang melakukan eksperimen.
Dalam kegiatan praktikum mahasiswa merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat,
melakukan pengukuran secara cermat, menginterpretasi data perolehannya, serta
mengkomunikasikannya melalui laporan yang disusunnya.Penggunaan metode heuristik dalam
pendidikan IPA dengan kegiatan praktikumnya mendapat kritik karena lebih menekankan metode
inkuiri untuk menemukan daripada "subject matter". Penekanan yang lebih pada penyelidikan
menyebabkan terbengkalai- nya pengajaran konsep dari prinsip IPA serta kurangnya kesimpulan
yang membuka wawasan mahasiswa tentang aspek aspek IPA yang berkaitan dengan lingkungan
hidup dan masyarakat.
![Page 6: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/6.jpg)
Pandangan lain berasal dari Polanyi yang mengatakan bahwa kegiatan ilmiah perlu
dibiasakan sebagai kegiatan keterampilan, bergantung kepada pengetahuan pribadi tentang suatu hal
dan pertimbangan atributnya. Melalui pengalaman seorang scientist membangun konsep dan
kepekaan terhadap gejala alam yang diamatinya. Dengan demikian sejak kecil siswa sudah dilatih
mengembangkan bakat dan minat, sehingga dia dapat menyimpulkan secara intuitif dengan data
yang sedikit pada waktu melakukan eksperimen. Model ini dapat dilihat pada proyek-proyek
Nuffield untuk biologi lanjutan (advanced).
1.4 Praktikum Menunjang Materi Pelajaran
Umumnya para pakar berpendapat bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran biologi. Praktikum member kesempatan bagi siswa untuk membuktikan
teori, menemukan teori atau mengelusidasi teori. Dari kegiatan-kegiatan tersebut maka pemahaman
mahasiswa terhadap suatu pelajaran telah merasionalisasi fenomena ini. Banyak konsep dan prinsip
belajar IPA dapat terbentuk dalam pikiran mahasiswa melalu proses perampatan (generalisasi) dari
fakta yang diamati dalam kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum juga dapat membentuk ilustrasi
bagi konsep dan prinsip biologi. Keyakinan akan kontribusi praktikum bagi pemahaman mater
pelajaran diungkapkan dengan semboyan: " I hear and I forget, I see and remember, I do and I
understand'. Secara khusus hakikat kegiatan praktikun dapat dilihat dalam lampiran.
2. Tujuan Dan Bentuk Praktikum
Sebagai hasil sintesis berbagai pandangan tentang kepentingan praktikum dalam pendidikan
biologi dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga aspek tujuan dalam praktikum sebagaimana
dikemukakan oleh Woolnough (1989), yakni
1. mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen ;
2. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah
3. meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran
2.1 Praktikum untuk mengembangkan keterampilan dasar
Tujuan pertama lebih bersifat "atomistik", karena mengembangkan keterampilan-
keterampilan spesifik seperti mengamati, mengukur, menafsirkan data, menggunakan alat. Tujuan
ini tak kalah pentingnya dengan dua tujuan yang lain. Penguasan keterampilan dasar ini
memberikan kemudahan bagi pencapaian tujuan praktikum lainnya. Disamping itu kebiasaan kerja
secara cermat, bersih, dan sistematis dapat berkembang bersamaan dengan pencapaian tujuan ini.
Bentuk kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan yang pertama adalah "latihan".
![Page 7: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/7.jpg)
Keterampilan hanya dapat dikembangkan melalui latihan. Oleh karena itu mesti ada kegiatan
praktikum yang lebih menekankan pengembangan keterampilan menggunakan alat, observasi,
mengukur, danketerampilan lainnya. Berikut ini contoh kegiatan praktikum yang berupa latihan.
a. Menggunakan mata, kaca pembesar, mikroskop untuk mempelajari struktur jaringan serta
sel epidermis bawang.
b. Mengamati, menggambar dan mengklasifikasi flora dan fauna
c. Menggunakan kunci determinasi
d. Mengestimasi jumlah daun sebuah pohon
e. Memanaskan cairan atau padatan dalam tabung reaksi
f. Bekerja secara aman dengan organisme tertentu (vertebrata, invertebrata, mikroba)
g. Melaksanakan secara benar uji (kirniawi) baku (rnisalnya uji amilum, uji glukosa)
h. Merakit dengan benar (misalnya mengontrol eksperimen pertumbuhan tanaman).
Banyakpendapat yang menyatakan bahwa pengembangan keterampilan “ in built” dalam
kegiatan praktikum menemukan atau membuktikan konsep. Akan tetapi pengalaman menunjukkan
bahwa sering terjadi siswa tidak berpikir tentang hal-hal yang bersifat teoritis manakala mereka
berkonsentrasi teknikalitas alat-alat. Pengalaman lainnya menunjukkan bahwa dorongan besar ke
arah penemuan konsep atau pembuktian konsep menyebabkan siswa tidak belajar keterampilan
secara baik, serta melupakan unsur-unsur kejujuran, ketelitian, dan keselamatan kerja.
2.2 Praktikum dan kemampuan memecahkan masalah
Tujuan kedua mengisyaratkan perlunya kegiatan praktikum yang mengembangkan kemampuan
bekerja seperti seorang scientist. Melalui kegiatan praktikum mahasiswa memperoleh pengalaman
mengidentifikasi masalah nyata yang dirasakannya, serta merumuskannya secara operasional,
merancang cara terbaik untuk memecahkan masalahnya dan mengimplementasikannya dalam
laboratorium, serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya.
Praktikum yang menunjang tujuan ini haruslah berbentuk penyelidikan (investigation)
dalam bentuk proyek-proyek yang dapat dilaksanakan di laboratorium, lingkungan atau di rumah.
Praktikum yang bersifat penyelidikan memberi kesempatan untuk belajar "divergent thinking" dan
memberi pengalaman "merekayasa" suatu proses, sesuatu kemampuan yang diperlukan dalam
pengembangan teknologi. Berikut ini dikemukakan contoh kegiatan praktikum yang bersifat
penyelidikan.
a) Bagaimana mendapatkan kecambah dari biji sirsak ?
b) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penguapan air pada tumbuhan,atau pengambilan
![Page 8: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/8.jpg)
nutrisi pada tumbuhan ?
c) Membandingkan kadar alkohol hasil fermentasi berbagai sari buah.
d) Mencari hubungan kekerabatan antara beberapa jenis tumbuhan yang memiliki khasiat dan
banyak terdapat di lingkungan sekitar.
e) Mencari hewan invertebrata yang dapat digunakan sebagai indicator pencemaran air limbah.
f) Mempelajari persebaran dan habitat hewan-hewan kecil di sekitar sekolah atau kampus.
g) Faktor-faktor lingkungan apa yang mempengaruhi populasi Daphnia?
2.3 Praktikum untuk Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran
Tujuan ketiga merefleksikan perlu adanya kontribusi Praktikum pada pening kegiatankatan
pemahaman serta perluasan wawasan pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, teori) siswa. Kontribusi
ini hanya dapat terwujud jika ada kegiatan praktikum yang bersifat memberikan pengalaman bagi
mahasiswa untuk mengindera fenomena alam dengan segenap inderanya (peraba, penglihat,
pengecap, pendengar dan pembau). Pengalaman langsung siswa dengan fenomena alam menjadi
prasyarat vital untuk pemahaman materi perkuliahan. Apabila kegiatan praktikum berformat
"discovery", fakta yang diamati menjadi landasan pembentukan konsep atau prinsip dalam
pikirannya. Apabila kegiatan praktikum berformat "verifikasi", fakta yang diamati menjadi bukti
konkret kebenaran konsep atau prinsip yang dipelajarinya, sehingga pemahaman siswa diharapkan
lebih mendalam sesuai dengan semboyan "I do and I understand".
a) Mempelajari dan menyayat bagian tumbuhan (bunga, buah)
b) Menangani hewan tertentu (vertebrata, invertebrata, insekta)
c) Memperlihatkan pergerakan organisme sederhana (misalnya Amoeba)
d) Eksplorasi respons fisiologis untuk latihan
e) Menumbuhkan dan memelihara tanaman tertentu
Tiga macam bentuk praktikum yang ditawarkan hendaknya tidak dipandang mesti terisolasi
satu sama lain. Dalam implementasinya dapat dibentuk hibrid-hibrid dari ketiga bentuk praktikum
itu dengan kontribusi masing-masing yang bervariasi.
Asas yang penting perlu digunakan dalam pemilihan bentuk praktikum adalah perkembangan dan
keragaman. Bersamaan dengan meningkatnya jenjang pendidikan, seyogianya praktikum makin
bersifat "divergen" dan lebih "menantang", sesuai dengan makin meningkatnya kemampuan
kognitif serta bertambahnya pengetahuan dan keterampilan peserta praktikum. Namun demikian
keragaman bentuk praktikum diperlukan pula untuk mencegah situasi monoton dan membosankan
pada satu jenjang pendidikan (Lagowsky, 1989; McDowell & Waddling, 1985).
![Page 9: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/9.jpg)
B. Penilaian Praktikum
Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses pendidikan.Melalui
penilaian,pelaku pendidikan mendapatkan gambaran sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana
tujuan pendidikan sudah tercapai (Tyler dalam Arikunto,2001 : 3).Dalam pembelajaran, penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Badan StandarNasional
Pendidikan, 2006 : 16). Oleh karena itu, sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman
belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran dan penilaian dalam kegiatan pembelajaran harus
bermuara pada penguasaan kompetensi yang diharapkan (Depdiknas, 2005 : 5).
Arikunto berpendapat bahwa penilaian pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi
dalam kegiatan pendidikan. Tujuan atau fungsi dari penilaian itu sendiri menurut Arikunto dibagi
menjadi empat fungsi, yaitu :
(1). Penilaian berfungsi selektif,
(2). Penilaian berfungsi diagnostik,
(3). Penilaian berfungsi sebagai penempatan, dan
(4). Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.
Menurut Oemar Hamalik (2004), penilaian merupakan salah satu aspek dari tiga aspek
dalam proses belajar mengajar yang meliputi :
(1) tujuan pengajaran,
(2) prosedur belajar mengajar, dan
(3) penilaian hasil belajar.
Salah satu bentuk penilaian yang mendukung penilaian secara konprehensif adalah penilaian
berdasarkan penilaian pengamat terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian
dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, dan interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih autentik
daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang
![Page 10: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/10.jpg)
sebenarnya (Depdiknas, 2004). Selain itu berdasarkan penelitian Tajudin (2000) dengan
pelaksanaan kinerja memberikan suasana baru. Pengaruhnya terhadap kinerja siswa dalam kegiatan
praktikum memberikan efek yang positif dalam peningkatan prestasi belajar. Hal ini terbukti ketika
dilakukan beberapa proses penilaian terhadappeningkatan kinerja dari kegiatan praktikum siswa.
Pembelajaran biologi yang dilaksanakan di sekolah dewasa ini masih bersifat hafalan, kering,
dan kurang mengembangkan proses berfikir siswa (Rustaman & Rustaman, 1997: 9-10). Masih
banyak guru biologi yang kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai sarana mempelajari
konsep biologi (Kertodirekso et al., 1986).Padahal kemampuan berfikir siswa dalam membangun
konsep-konsep IPA menurut Rustaman(1996:6-8),dapat dikembangkan melalui kegiatan
praktikum.Kegiatan praktikum juga dapat memberikan pengalaman belajar IPA secara nyata kepada
siswa dan mengembangkan keterampilan dasar bekerja di laboratorium seperti seorang scientist.
Asesmen kinerja
Asesmen kinerja terutama sangat sesuai dalam menilai keterampilan proses sains
(Stiggins,1994; Marzano et al , 1994). Keterampilan proses siswa yang dapat dinilai meliputi
keterampilan proses intelektual (seperti keterampilan observasi, berhipotesis, menerapkan konsep,
merencanakan serta melakukan penelitian, dan lain-lain), keterampilan fisik (psikomotor), dan
keterampilan social (kerja sama kelompok). Asesmen kinerja sangat tepat bila digunakan dalam
kegiatan praktikum Biologi.Bentuk asesmen kinerja tersebut adalah asesmen kinerja klasikal,
asesmen kinerja kelompok dan asesmen kinerja personal.
a. Asesmen kinerja klasikal
Asesmen kinerja siswa secara klasikal terbukti paling mudah dan efisien untuk digunakan
dalam kegiatan praktikum sehari-hari. Format penilaian ini paling sederhana dan dapat menilai
kinerja siswa keseluruhan. Guru juga dapat memperoleh feed back lebih menyeluruh tentang
keterampilan siswa di kelasnya. Melalui penilaian kinerja klasikal ini, pencapaian tujuan praktikum
dapat dilihat secara umum dan langsung pada seluruh siswa.Penelitian yang dilakukan telah
mengembangkan suatu bentuk asesmen kinerja klasikal praktikum biologi. Bentuk asesmen kinerja
klasikal yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru.
b. Asesmen kinerja kelompok
Asesmen Kinerja kelompok sangat efektif digunakan untuk melihat kerjasama di antara
![Page 11: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/11.jpg)
anggota kelompok dan kualitas kerja tim selama kegiatan praktikum. Untuk kemudahan jalannya
asesmen kinerja kelompok, guru dapat mengawali dengan hanya mengases beberapa kelompok
sesuai kesanggupan guru. Sebagian kelompok lainnya dapat dinilai kinerjanya pada praktikum
selanjutnya, sehingga dengan beberapa kegiatan praktikum, guru dapat menilai kinerja seluruh
kelompok.Penelitian yang dilakukan telah mengembangkan suatu bentuk asesmen kinerja kelompok
praktikum biologi. Bentuk asesmen kinerja kelompok yang dapat digunakan dan dikembangkan
oleh guru .
c. Asesmen kinerja secara individual
Asesmen kinerja secara individual paling tepat dipilih untuk mengungkap sikap dan
keterampilan personal siswa..Dengan jumlah siswa yang sangat banyak,asesmen kinerja individual
ini agak sulit dilakukan.Untuk kemudah proses asesmen kinerja individual,guru dapat mengawali
dengan hanya mengases beberapa orang siswa sesuai kesanggupan guru. Sebagian siswa lainnya
dapat dinilai kinerjanya pada praktikum selanjutnya, sehingga dengan beberapa kegiatan praktikum,
guru dapat menilai kinerja seluruh siswa.Penelitian yang dilakukan telah mengembangkan suatu
bentuk asesmen kinerja individual pada praktikum biologi. Bentuk asesmen kinerja individual yang
dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru .
3. Penilaian laporan hasil kegiatan
Penilaian laporan hasil kegiatan siswa seperti hasil observasi lapangan, laporan praktikum,
jurnal penelitian dll. memerlukan suatu kriteria standar penilaian. Hal ini sangat penting agar
penilaian lebih obyektif, efektif, dan memudahkan guru. Kriteria standar penilaian laporan hasil
kegiatan yang efisien harus bersifat praktis, mudah digunakan, mencakup seluruh aspek yang perlu
dinilai, dan mempercepat proses penilaian laporan oleh guru. Pada akhir makalah ini (Lampiran 5)
disajikan contoh kriteria standar asesmen/penilaian Laporan praktikum. Kriteria standar ini terbukti
sangat efektif dan efisien untuk menilai kualitas laporan praktikum siswa. Kriteria standar ini juga
terbukti sangat memudahkan guru dalam melakukan asesmen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan standar penilaian laporan menyebabkan hasil penilaian guru menjadi lebih ajeg dan
lebih obyektif.
![Page 12: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/12.jpg)
4. Penilaian diskusi praktikum (Hands on)
Kegiatan diskusi dan tanya jawab merupakan kegiatan penting dalam implementasi model
pembelajaran berbasis daily life dan Hands on. Penilaian terhadap kualitas pendapat atau jawaban
siswa memerlukan suatu kriteria standar penilaian. Hal ini sangat penting agar penilaian lebih dapat
berlangsung obyektif, efektif, dan efisien. Format asesmen diskusi yang disusun oleh guru
hendaknya berbentuk sederhana dan mudah digunakan tanpa menghambat keleluasaan gurum
dalam memantau atau mengatur jalannya diskusi dan tanya jawab. Format yang disusun juga harus
dapat mengungkap kualitas ide dan kemampuan komunikasi personal siswa. Contoh bentuk format
asesmen diskusi yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru biologi.
![Page 13: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/13.jpg)
BAB III
KESIMPULAN
1. Kata praktikum berasal dari kata practiqu / pratique (Prancis), practicus (Latin), atau
praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein (Yunani)
yang berarti “ mengerjakan”.Dalam bahasa Inggris, praktikum bermakna sama dengan
excersice (exercice) [Prancis], exercitium / execere [Latin] yang secara harfiah berarti
“tetap aktif/sibuk” yang juga bermakna sama dengan “latihan” atau “responsi”.
2. Praktikum Merupakan bentuk pengajaran yang kuat untuk membelajarkan keterampilan,
pemahaman, dan sikap. Menurut Zaenuddin (1996) secara rinci praktikum dapat
dimanfaatkan:
untuk melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa:
memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menerapkan dan ingintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara nyata dalam praktek
membuktikan sesuatu secara ilmiah atau melakukan scientific inquiry
menghargai ilmu dan keterampilan dimiliki.
3. tujuan dalam praktikum sebagaimana dikemukakan oleh Woolnough (1989), yakni
a. mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen ;
b. mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah
c. meningkatkan pemahaman mengenai materi pelajaran
4. Bentuk asesmen kinerja tersebut adalah asesmen kinerja klasikal, asesmen kinerja
kelompok dan asesmen kinerja personal.
![Page 14: penilaian praktikm](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081804/55310437550346a10b8b491b/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Rustaman, N.Y. (1995). Peranan Praktikum dalam Pembelajaran Biologi.
Bahan Pelatihan bagi Teknisi dan Laboran Perguruan Tinggi. Kerjasama FPMIPA IKIP Bandung
dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bandung: FPMlPA IKIP.
Zainuddin, M. (1996). "Panduan Praktikum" dalam Mengajar di Perguruan Tinggi.
Bagian Empat. Program Applied Approach. Jakarta: PAU-PPAI Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pp. 13-1-13-45.
Faichney, G. 1996. Assessment and Evaluation. Makalah Seminar PPS. Bandung:IKIP
http://biologigonz.blogspot.com/2010/11/penilaian.html
http://indosdm.com/teknik-pengisian-form-penilaian-unjuk-kerja