penilaian pembelajaran bahasa indonesia di sd

22
BAB II ISI A. Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes Banyak orang mencampuradukan pengertian evaluasi,pengukuran (measurement), tes,dan penilaian (assesment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan bila seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. Hasilnya dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. B. Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum, untuk mendapatkan

Upload: starainisa

Post on 14-Jun-2015

9.025 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

BAB II

ISI

A. Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran, dan Tes

Banyak orang mencampuradukan pengertian evaluasi,pengukuran

(measurement), tes,dan penilaian (assesment), padahal keempatnya memiliki

pengertian yang berbeda.

Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program

yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat

pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.

Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat

penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa

atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.

Pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh

deskripsi numerik dari suatu tingkatan bila seorang siswa telah mencapai

karakteristik tertentu. Hasilnya dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif

dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa

pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat

tertentu yang jelas.

B. Penilaian Kelas

Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi

oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan

kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai

dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum, untuk mendapatkan

Page 2: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

nilai kualitatif maupun aktifitas pengukuran untuk mendapatkan nilai kuantitatif

(angka). Penilaian kelas dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hasil

belajar siswa yang dapat digunakan sebagai diagnosis dan masukan dalam

membimbing siswa dan menetapkan tindak lanjut yang perlu dilakukan guru

dalam rangka meningkatkan pencapaian kompetensi siswa.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penjabaran dari standar

isi dan standar kompetensi kelulusan. Di dalamnya memuat standar kompetensi

dan kompetensi dasar secara utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan

dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran.

Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik

indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi. Tidak menutup kemungkinan

bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberap teknik penilaian, hal ini karena

memuat domain kognitif, psikomotor dan afektif.

Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-

langkah perencanaan, penyusunan alat nilai pengumpulan informasi melalui

sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian hasil belajar siswa yang sesuai

dengan indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar. Tekniknya melalui

penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis atau lisan, penilain proyek, penilaian

produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya siswa dan penilaian diri

sesuai dengan tuntutan indikator.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam

suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik menunjukan apa yang

dipahami dan mampu dikerjakannya. Penilaian kelas merupaskan suatu proses

yang dilakukan melalui langkah-langkah perecanaan pengumpulan informasi

melalui sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian hasil belajar siswa,

pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa (Depdiknas,

2006).

Dalam penilaian, guru seyogyanya:

Page 3: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

1. Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.

2. Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai

cermin diri.

3. Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk

menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.

4. Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus siswa.

5. Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam

pengamatan kegiatan belajar siswa.

6. Menggunakan penialaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk

membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.

Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut:

1. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan

dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peerta

diidik.

3. Umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode, pendekatan,kegiatan

dan sumber belajar yang digunakan.

4. Masukan bagi pendidk guna merancang kegiatan belajar.

5. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite satuan pendidikan

tentang efektifitas pendidikan.

6. Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (diknas daerah) dalam

mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan.

Penilaian kelas memiliki fungsi:

Page 4: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

1. Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah menguasai suatau

kompetensi.

2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didikdalam rangka membantu peserta didik

memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah

berikutnya, baik untuk pemilihan program , pengembangan kepribadian

maupun untuk penjurusan ( sebagai bimbingan).

3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu

pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau

pengayaan.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang

berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5. Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan

perkembangan peserta didik.

B.1. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru dalam penilaian kelas

1) Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilain dengan menggunakan lat

yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

2) Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Hal ini

memungkinkan perbandingan yang reliabel dan menjamin konsistensi.

3) Menyeluruh

Penilaian harus dilakukan sevara menyeluruh mencakup seluruh domain yang

tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunkan beragam cara

dan alat untuk menilai beragam kompetensi siswa.

Page 5: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

4) Berkesinambungan

Penilaian dilakuka secara teratur, terencana,bertahap dan terus menerus untuk

memperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa dalam kurun waktu tertentu.

5) Obyektif

Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu penilaian harus adil,

terencana,dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

6) Mendidik

Proses dan hasil penilaian dapat dijadikann dasar untuk memotivasi, memperbaiki

proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina

peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Ciri penilaian kelas yang dapat dilaksanakan oleh guru (Muslich,2007:78)

1) Proses penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.

2) Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara otentik

3) Penilaiannya menggunakan acuan patokan/kriteria. Hal ini dilakukan karena

untuk mengetahui ketercapaian kompetensi siswa.

4) Memanfaatkan berbagai jenis dan alat penilaian

5) Menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi

6) Keputusan tingkat pencapaian berdasarkan berbagai informasi

7) Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa

8) Bersifat holistik, penilaian yang menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor

9) Memandang penilaian dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.

10) Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi.

Page 6: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

11) Mendidik dan meningkatkan mutu proses pembelajaran seefektif mungkin.

C. Pengumpulan Informasi Hasil Belajar

Cara penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa harus

dirancang dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Mengacu kepada kurikulum, artinya penilaian yang dilakaukan harus

mengarah ke menilai kompetensi-kompetensi dasar yang ditentukan dalam

kurikulum

2) Bersifat adil bagi seluruh siswa, tanpa membedakan latar belakang

budaya,jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan penilaian

3) Dapat memberi informasi yang lengkap sebagai umpan balik bagi guru guna

perbaikan program pembelajaran dan pemberian bantuan kepada siswa secara

perseorangan

4) Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahannya.

5) Dilaksanakan tanpa menekan siswa atau dalam suasana yang menyenangkan

6) Diadministrasi secara tepat dan efisien.

Cara mengumpulkan informasi hasil belajar siswa, yaitu:

No Cara Penilaian Apa yang Dinilai

1 Tertulis tipe objektif Jawaban tertulis

2 Tertulis tipe subjektif Jawaban tertulis

3 Lisan Suara/lisan

4 Unjuk kerja Penampilan/perbuatan

Page 7: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

5 Produk Karya 3 dimensi

6 Portofolio Karya 2 dimensi yang

dikumpulkan

7 Tingkah laku Tingkah laku

Contoh alat penilaian pada masing-masing cara penilaian.

a. Penilaian tertulis

Alat penilaian ini untuk kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, kurang

cocok karena, yang diajarkan dalam bahasa indonesia adalah keterampilan

berbahasa, sehingga bila yang ditanyakan hanya seputar kemamapuan mengingat

dan pemahaman, akan sia-sia. Kalau pun akan menggunakan bentuk ini, soal

harus di buat sedemikian rupa sehingga tetap yang di ujikan mencakup

kemampuan keterampilan.

Esai adalah alat penilaian yang menuntut siswa, memahami dan

mengorganisasikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertilis dengan

menggunakan kata-kata sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan,

misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis dan menyimpilkan. Kelemahan

alat ini antara lain, cakupan materi yang ditanyakan terbatas.

b. Penilaian kinerja (performance)

Penilaian kinerja adalah penilaia berdasarkan hasil pengamatan penilai

terhadap aktivitas siswa sebagai mana yang terjadi. Cara penilaian ini lebih

otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mecerminkan

kemampuan siswa yang sebenarnya, semakin sering guru mengamati unjuk kerja

siswa, semakin terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. (Depdiknas,2004).

Penilaian dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa

dalam berpidato, pembacaan puisi dan diskusi, pemecahan masalah, partisipasi

Page 8: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

siswa dalam diskusi kelompok kecil, membaca nyaring, bermain drama,

kemampuan bertanya, kemampuan berbicara lafal dan intonasi, dan proses

menyimak.

c. Penilaian produk (hasil kerja)

Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam

mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan

sesuatu, kerja praktik yang dikerjakan siswa. Penilaian haisl produk meliputi:

Pertama, penilaian terhadap kemampuan siswa dalam membuat produk-produk

teknologi dan seni, misalnya, makanan, pakaian, plastik,dll. (Depdiknas, 2004).

Kedua, penilaian mengenai proses pembuatannya, misalnya,kemampuan siswa

menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan

aman.

d. Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan hasil karya seorang siswa dalam satu

periode tertentu. Kumpulan karya ini menggambarkan tarap

kemampuan/kompetensi yang telah dicapai seorang siswa. Hal penting yang

menjadi ciri potofolio adalah karya tersebut dapat diperbaiki jika seorang siswa

menghendakinya.

Portofolio menurut Tierney dkk (1991:41) adalah “systematic collection by

both student and teachers”. Atau koleksi atau kunpulan sistematik karya yang

dikembangkan oleh siswa dan guru. Karya yang dikumpulkan biasanya berupa

gambar,karangan, puisi, naskah drama, surat, dan lain-lain.

Perbedaan Portofolio dan Tes

No TES PORTOFOLIO

1 Menilai siswa berdasarkan

sejumlah tugas yang terbatas

Menilai siswa berdasarkan seluruh

tugas dan hasil kerja yang berkaitan

Page 9: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

dengan kinerja yang dinilai

2 Yang menialai hanya guru,

berdasarkan masukan yang

terbatas

Siswa turut serta dalam menilai

kemjuan yang dicapai dalam

penyelesaian berbagai tugas,dan

perkembanngan yangbberlangsung

secara proses pembelajaran

3 Menilai semua siswa dengan

satu kriteria

Manilai setiap siswa berdasar

pencapaian masing-masing dengan

mempertimbangkan juga faktor

perbedaan individual

4 Proses penilain tidak

kolaboratif antara siswa,

orang tua dan guru

Mewujudkan suatu proses penilaian

yang kolaboratif

5 Penilaian diri oleh siswa buka

suatu tujuan

Siswa menilain dirinya sendiri

menjadi tujuan

6 Yang mendapat perhatian

dalam penilaian hanya

pencapaian

Yang mendapat perhatian alam

penilaian mencakup: kemajuan,

usaha, dan pencapaian

7 Terpisah antara kegiatan

pembelajaran dan testing, dan

pelajaran

Terkait erat antara kegiatan

penilaian, pengajaran, dan

pembelajaran

Menurut Depdiknas (2002:99) , prinsip yang perlu diperhatikan dalam

penggunaan penilaian portofolio disekolah:

a. Saling mempercayai (natural trust) antara guru dan siswa

Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan dan memiliki

semangat untuk saling membantu, terbuka dan jujur kepada orang lain.

Page 10: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

b. Kerahasiaan bersama (confidentiality)

Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya juga perlu dijaga

dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang lain yang tidak

berkepentingan.

c. Milik bersama (joint owenership)

Guru dan siswa perlu menyepakati bersama di mana berkas tersebut akan

disimpan dan perlu disepakati bersama apakah bahan tersebut penting atau tidak.

d. Kepuasan (satisfication)

Berkas portofolio seharusnya berisi keterangan-keterangan dan atau bukti yang

memuaskan bagi guru dan siswa yang berisi bukti prestasi cemerlang siswa dan

keberhasilan pembinaan guru.

e. Sesuai (relevance)

Bahan yangdikumpulkan adalah yang berhubungan dengan tugas utama yaitu

pembelajaran yang dijalani termasuk pekerjaan sebelum menjadi tugas utamaya.

Penilaian melalui portofolio ini dilakukan secara sistematis dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data melalui karya siswa

b. Pengumpulan dan penilaian secara terus menerus

c. Portofolio dapat merefleksikan perkembanagan berbagai kompetensi

d. Portofolio dapat memperlihatkan tingkat perkembangan kemajuan belajar

siswa.

e. Portofolio merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.

f. Portofolio dilakukan dalam satu periode tertentu.

g. Portofolio dilakukan untuk tujuan diagnostik.

Page 11: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

Ada hal-hal yang perlu dipahami dalam penilaian portofolio, sebagai berikut:

a. Dapat menggambarkan kemampuan, keterampilan, dan minat siswa.

b. Sampel karya ditentukan bersama siswa.

c. Penyimpanan karya secara baik dan efisien.

d. Menentukan kriteria penilaiannya bersama siswa.

e. Siswa dapat terlibat menilai karya sastra secara berkesinambungan.

f. Siswa mendapat kesempatan untuk memperbaiki karya.

g. Menjadwalkan waktu untuk membahas portofolio.

D. Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Kosadi dkk.(1994) tujuan evaluasi pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia adalah:

1. Memperoleh data tentang tingkat kecepatan dan ketepatan siswa menyerap

informasi yang disampaikan

2. Memperoleh data tentang taraf kemampuan dan keterampilan berbahasa dan

berprestasi sastra setelah kegiatan belajar mengajar

3. Mengukur keampuhan dan ketepatan program pengajaran yang dilaksanakan

4. Memperoleh umpan balik (feed back)yang akan digunakan sebagai bahan

untuk melakukan perubahan dan perbaikan pad program berikutnya

5. Memperoleh data yang akan digunakan sebagai pedoman pengelompokan

siswa sesuai dengan kemampuan dan keterampilan berbahasa

6. Menentukan taraf, bakat,minat, dan perhatian siswa terhadap pelajaran bahasa

dan Sastra Indonesia

Page 12: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

7. Menentukan jurusan/program yang sesuai denganbakat dan kemampuan siswa

berbahasa Indonesia

8. Menentukan perlu tidaknya merencanakan pengajaran khusus/pengajaran

ulang (remedial teaching).

9. Merupakan data laporan kepada pihak terkait(oarang tua misalnya) melalui

buku rapor dan menentukan naik/tidaknya siswa pada suatu program

pendidikan.

Adapun objek evaluasi pengajaran bahasa menurut Kosadi (1994) dibagi dua

bagian:

1. Elemen bahasa (unsur/materi bahasa), yang terdiri atas:

a. Tata bunyi (bahasa lisan); ortografi (bahasa tertulis)

b. Morfologi

c. Sintaksis

d. Kosakata

e. Makna kata

2. Keterampilan berbahasa (penggunaan bahasa)

a. Keterampilan menyimak

b. Keterampilan berbicara

c. Keterampilan membaca

d. Keterampilan menulis

Selain bahasa, objek evaluasi yang perlu kita kuasai adalah tatanan kesastraan,

meliputi: teori dan sejarah sastra, apresiasi sastra, kreasi sastra.

Page 13: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

E. Tes Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

1. Tes Kemampuan Menyimak

Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa di sekolah, tidak semua guru

bahasa mengajarkan menyimak atau melakukan tes menyimak secara khusus

kepada siswanya. Tes kemampuan menyimak atau komprehensi lisan

dilakukan secara lisan dan diterima siswa melalui pendengaran. Tes ini dapat

juga dilakukan dengan menggunakan media rekaman. Penggunaan media

rekaman mempunyai beberapa keuntungan, yaitu menjamin tingginya tingkat

keterpercayaan tes, memungkinkan untuk membandingkan prestasi antar kelas,

dapat dipakai kembali jika tes memiliki tingkat kesahihan yang memadai, dan

guru dapat mengontrol pelaksanaan tes dengan lebih baik. Adapun

kekurangannya adalah belum banyak tersedia program rekaman untuk latihan

tes bahasa Indonesia sehingga guru harus menyiapkannya sendiri.

a. Bahan kebahasaan tes kemampuan menyimak

Kemampuan menyimak diartikan sebagai kemampuan menangkap dan

memahami bahasa lisan. Bahan kebahasaan yang sesuai adalah berupa

wacana yang pasti memuat informasi. Tes komprehensi lisan dilakukan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami

informasi yang terkandung dalam wacana yang diterima melalui

pendengaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan

bahan yang digunakan adalah:

1) Tingkat kesulitan wacana, dapat dilihat dari faktor kosakata dan struktur

kalimat yang digunakan. Jika kosakata yang digunakan sulit, bermakna

ganda, abstrak, jarang digunakan, dan struktur kalimatnya kompleks,

maka wacana tersebut termasuk tinggi tingkat kesulitannya. Tetapi jika

kedua aspeknya sederhana, maka tingkat kesulitannya rendah. Dan jika

salah satu aspeknya sulit, maka wacananya tergolong agak sulit.

2) Isi cakupan wacana, biasanya mempengaruhi tingkat kesulitan wacana.

Jika isi dan cakupan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa atau

bidang yang dipelajari, wacananya akan lebih mudah.

Page 14: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

3) Jenis-jenis wacana, dari segi panjangnya wacana ada yang berupa

sebuah buku, bab dari buku, paragraf, atau sebuah kata yang memuat

satu pesan secara lengkap dan jelas, juga wacana yang berupa sebuah

dialog dan bukan dialog seperti narasi, deskripsi, dan ceramah.

Bentuk wacana yang sering dipergunakan dalam tes adalah pertanyaan atau

pernyataan singkat, dialog, dan ceramah.

b. Tujuan tes menyimak

Menurut Kosadi dkk., tujuan tes menyimak meliputi:

1) Memberikan petunjuk kelemahan/ketelitian siswa dalam menangkap

bahasa lisan.

2) Memberikan petunjuk kesulitan siswa dalam menangkap materi

pelajaran yang dilisankan.

Dari tujuan tersebut, tes menyimak memiliki beberapa kebaikan, yaitu:

1) Dapat digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam

mengucapkan dan menulis bahasa yang disimak.

2) Tidak memerlukan waktu banyak.

3) Tidak banyak menggunakan alat dan biaya.

4) Dapat dilakukan secara praktis dan efisien karena dapat menguji bunyi,

bahasa, kosakata, atau penerapan ejaan yang tepat.

5) Mendorong murid membiasakan diri menangkap dan melakukan yang

disampaikan orang secara tepat.

Bentuk tes menyimak harus disesuaikan dengan penggunaannya. Bahkan

beberapa jenis tes, seperti memparafrasekan puisi, mengidentifikasi kalimat

topik paragraf, merangkum, dan lainnya harus pula disesuaikan dengan

tujuan pengajaran yang dicanangkan, materi pelajaran, usia anak didik, dan

jenjang sekolah. Berikut beberapa bentuk tes menyimak:

1) Menuliskan kata baku yang disimakkan.

2) Menuliskan kata yang mirip bunyi dan berbeda makna dalam kalimat.

3) Pemahaman pertanyaan atau pernyataan.

4) Pemahaman wacana

2. Tes Kemampuan Berbicara

Page 15: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

Ditinjau dari jenis bahasa yang digunakan, terdapat bahasa lisan dan

tertulis. Keterampilan berbicara mempunyai banyak kesamaan dengan

keterampilan mengarang. Keduanya merupakan keterampilan produktif yang

terpadu. Produktif berarti menggunakan bahasa untuk menghasilkan sesuatu

(pembicaraan). Terpadu berarti pembicaraan terjadi karena penggabungan

sejumlah kemampuan yang menjadi komponen keterampilan berbicara.

Komponen-komponen itu adalah:

1) Penggunaan bahasa lisan, yang berfungsi sebagai media pembicaraan,

meliputi kosakata, struktur bahasa, lafal dan intonasi, serta ragam bahasa.

2) Penggunaan isi pembicaraan, yang tergantung pada topik pembicaraan.

3) Penguasaan teknik dan penampilan berbicara, yang disesuaikan dengan

situasi dan jenis pembicaraan. Hal ini sangat penting pada jenis berbicara

formal, seperti berpidato, berceramah, atau diskusi.

Tes berbicara bukan hanya ujian lisan, melainkan juga ujian penampilan. Untuk

itu, pada ujian secara langsung teknik ujiannya dibantu dengan teknik

observasi. Penguji mengamati (bukan hanya mendengar) bagaimana teruji

berbicara. Sebagian ujian keterampilan berbicara memadukan sejumlah

komponen untuk dijadikan sasaran ujian, yakni:

1) Bahasa lisan yang digunakan, meliputi lafal dan pilihan kata, serta kosakata

dan pilihan kata.

2) Isi pembicaraan, meliputi hubungan topik pembicaraan dengan isi, struktur

isi, kualitas isi, serta kuantitas isi (pada pembicaraan tertentu).

3) Teknik dan penampilan, meliputi tata cara (sesuai dengan jenis berbicara),

gerak-gerik dan mimik, volume suara (pada beberapa jenis berbicara)

Teknik pelaksanaan ujian berbicara dapat dibedakan dari berbagai segi seperti

yang diungkapkan Kosadi dkk. berikut:

1) Dari segi jenis berbicara yang digunakan, terdiri dari teknik berbicara,

wawancara, diskusi, debat, bermain, berpidato, dan berceramah.

2) Dari segi kontak pembicara-pendengar, meliputi teknik satu arah dan teknik

dua arah.

Page 16: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

3) Dari segi kontak pembicara-penguji, dibedakan menjadi teknik langsung

dan teknik tidak langsung.

4) Dari segi kesiapan pembicara, yaitu teknik bicara spontan dan teknik

bicara dengan persiapan (membacakan ataupun tidak)

Dalam kegiatan berbicara diperlukan penguasaan terhadap lambang bunyi, baik

untuk keperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Hal lain yang

mempengaruhi keadaan pembicara adalah masalah yang menjadi topik

pembicaraan dan lawan bicara. Tes kemampuan berbicara boleh dikatakan

telah memenuhi teori (tes) pragmatik bila mempertimbangkan faktor-faktor

tersebut.

Bentuk tugas kemampuan bicara yang dipilih tidak hanya mengungkapkan

kemampuan berbahasa, melainkan juga mengungkapkan gagasan, pikiran, atau

perasaan siswa. Bentuk-bentuk tes berbicara menurut Nurgiantoro adalah:

a. Pembicaraan berdasarkan gambar, rangsangan berupa gambar sangat baik

untuk digunakan pada anak-anak usia sekolah dasar atau pembelajar bahasa

asing. Tugas pragmatik yang diberikan pada siswan adalah untuk berbicara

berdasarkan gambar yang disediakan.

b. Wawancara, adalah teknik pengumpulan dan pencatatan data atau informasi

melalui percakapan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Wawancara digunakan untuk menilai karakteristik siswa dari segi

psikomotor dan afektifnya. Kelebihan dari wawancara adalah adanya

kontak langsung dengan siswa dan jika ada pertanyaan yang kurang jelas

bisa diulang. Model penilaian wawancara di antaranya tujuan wawancara

dan komponen alat penilaian dan deskripsi kefasihan. Adapun deskripsi

kefasihan meliputi komponen tekanan, kosa kata, kelancaran, pemahaman,

dan tata bahasa.

c. Bercerita, merupakan cara untuk mengungkapkan kemampuan berbicara

yang bersifat pragmatis. Untuk dapat bercerita, ada dua hal yang harus

dikuasai siswa, yaitu unsur linguistik dan unsur yang diceritakan.

Ketepatan, kelancaran, dan kejelasan cerita akan menunjukan kemampuan

siswa.

Page 17: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

d. Pidato, mempunyai kesamaan dengan bercerita. Pidato dapat berwujud

permainan simulasi. Komponen yang dinilai meliputi bahasa pidato, isi

pidato, dan penampilan.

e. Diskusi, baik dilakukan siswa di sekolah dasar kelas tinggi. Selain

mengukur kemampuan berbicara, diskusi juga melatih siswa untuk

mengungkapkan gagasan, menanggapi gagasan, dan mempertahankan

gagasan. Model penilaian yang digunakan harus mempertimbangkan unsur

bahasa dan unsur di luar bahasa. Beberapa aspek yang dipandang penting,

yaitu aspek ketepatan struktur, ketepatan kosa kata, kelancaran, kualitas

gagasan, banyaknya gagasan, kemampuan menanggapi gagasan, dan

kemampuan mempertahankan pendapat.

3. Tes Kemampuan Membaca

Jenis membaca yang sering digunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia

adalah tes kecepatan efektif membaca. Kecepatan efektif membaca menurut

Ahmad Slamet H. adalah kecepatan yang dicapai pembaca berdasarkan rumus

banyaknya kata dibagi panjangnya waktu yang diperlukan dan prosentase skor

yang diperoleh. Tampubolon mengistilahkannya dengan kemampuan membaca

yang diartikan sebagai kemampuan membaca dan pemahaman isi bacaan

secara keseluruhan. Sedangkan Nurhadi mengistilahkannya dengan membaca

cepat dan efektif yang artinya jenis membaca yang mengutamakan kecepatan

dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya. Menurut

Soedarso, sebenarnya kecepatan efektif membaca, membaca cepat dan efektif,

dan kemampuan membaca adalah mengintegrasikan kecepatan membaca

dengan pemahaman terhadap isi bacaan menyeluruh.

Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang

dituturkan pihak lain melalui tulisan. Karena itu, dalam membaca diperlukan

pengetahuan tentang sistem tulisan, khususnya menyangkut huruf dan ejaan.

Tes membaca harus menyangkut kelancaran dan pemahaman sistem lambang

bunyi dan pemahaman apa yang dibaca. Penilaiannya berfokus pada proses

yang menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1) Tingkah laku dalam membaca

Page 18: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

2) Kesulitan menganalisis kata

3) Kesulitan pemahaman

a. Tes membaca nyaring

Dalam tes membaca nyaring, anak diberi bacaan dengan tingkat

kesulitan sesuai dengan kondisinya. Teks tersebut dibaca dengan keras dan

penilai menandai kesalahan yang dilakukan anak. Menurut Abdurrahman,

kesalahan atau anak yang berkesulitan membaca nyaring dapat dilihat dari:

1) Menunjuk tiap kata yang sedang dibaca

2) Menelusuri tiap baris dari kiri ke kanan dengan jari

3) Menggerakan kepala, bukan mata

4) Menempatkan buku terlalu dekat dengan mata atau letaknya aneh

5) Membaca tanpa ekspresi

6) Lafal dan intonasi terdengar datar

b. Tes membaca pemahaman

Komponen memahami isi bacaan menurut Rofiudin, terdiri dari

pemahaman literal (mengenal dan mengingat), pemahaman inferensial,

pemahaman evaluatif, dan pemahaman apresiatif. Penyusunan tes

pemahaman dapat dilakukan dengan membaca teks dan memberikan

pertanyaan. Ada juga yang dinamakan teknik klos, yaitu menghilangkan

kata-kata dari suatu teks dan siswa harus mengisi bagian yang kosong

tersebut. Prosedur pemberian skornya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

ketepatan kata yang didasarkan pada kata yang dihilangkan dan ketepatan

konteks yang didasarkan pada tepat tidaknya jawaban secara konstektual.

c. Bahan tes kemampuan membaca

Kemampuan membaca diartikan sebagai kemampuan untuk memahami

informasi yang disampaikan pihak lain melalui tulisan. Tes ini

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa memahami isi atau

informasi yang terdapat dalam bacaan. Pemilihan wacana hendaknya

mempertimbagkan segi:

1) Tingkat kesulitan wacana

2) Isi wacana

Page 19: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

3) Panjang pendeknya wacana

4) Bentuk wacana : prosa, dialog, puisi

4. Tes Kemampuan Menulis

Mulanya kemampuan menulis merupakan kemampuan mengenal dan

menuliskan lambang bunyi, menuliskan kata, dan melahirkan struktur kalimat.

Namun, tahap demi tahap siswa diperkenalkan dan diuji cara menulis sebagai

kemampuan yang lengkap dan padu. Unsur yang menjadi bahan penilaian

pengajaran menulis sebagaimana ditulis oleh Suhendar dkk. adalah:

1) Isu karangan, merupakan gagasan atau ide pengarang yang dituangkan

dalam keseluruhan karangan. Gagasan biasa disebut juga topik atau tema.

Yang dinilai adalah sejauh mana tema merupakan bahan permasalahan

yang menarik.

2) Bentuk karangan, berupa surat, laporan, makalah, tulisan ilmiah, artikel,

iklan, pengumuman, petunjuk, dan lainnya.

3) Gramatika, yaitu perangkat kebahasaan harus sesuai dengan kaidah yang

berlaku serta memenuhi syarat sebagai bahasa tulis.

4) Gaya bahasa, biasanya tergambar dari struktur penulisan dan pemilihan

kata, gaya penulisan memberi nada dan warna tertentu terhadap karangan.

5) Ejaan, merupakan perangkat sistem yang mengatur mekanisme pemindahan

bahasa lisan ke bahasa tulisan. Ketepatan ejaan meliputi cara penulisan

huruf, kata, unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

6) Kerapihan tulisan

Aktivitas menulis merupakan bentuk manifestasi kemampuan berbahasa

paling akhir dan paling sulit dipelajari dibandingkan tiga kemampuan

berbahasa yang lain. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki

penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang akan

menjadi isi karangan.

Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis merupakan aktivitas

produktif, yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide,

pikiran, dan perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Menulis melibatkan aspek pengolahan gagasan, penataan kalimat,

Page 20: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

pengembangan paragraf, dan pengembangan model karangan. Kemampuan

menulis juga melibatkan aspek penggunaan ejaan, kemampuan penggunaan

diksi, kemampuan penggunaan kalimat, penggunaan jenis komposisi (gaya

penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian ide). Penilaian

perkembangan kemampuan menulis siswa sekolah dasar dapat dilakukan

melalui:

1) Tugas menyusun alinea: tes objektif

Tes ini mampu menuntut siswa mempertimbangkan unsur bahasa dan

gagasan. Siswa harus bisa menyusun gagasan secara tepat, menentukan

kalimat yang berisi gagasan pokok dan pikiran penjelas, dan menemukan

urutan kalimat secara logis.

2) Menulis berdasarkan rangsangan visual

Bentuk visual sebagai rangsangan untuk menghasilkan bahasa dapat berupa

gambar atau film. Gambar yang memenuhi kriteria pragmatis untuk tugas

menulis adalah gambar yang membentuk rangkaian cerita tetapi tidak

mengandung yang bersifat menjelaskan.

3) Menulis berdasarkan rangsangan suara

Bentuk suara yang dapat disajikan sebagai rangsangan menulis berupa

suara langsung atau melalui media tertentu. Tugas yang diberikan adalah

menulis berdasarkan masalah yang dibicarakan. Hasil karangan

berdasarkan rangsangan suara ini akan dipengaruhi oleh kemampuan

mendengar siswa.

4) Menulis dengan rangsangan buku

Bentuk rangsangan dengan buku ini dilakukan dengan menyajikan teks

bacaan dari sebuah buku untuk dijadikan stimulus dalam menulis. Siswa

diminta membuat tulisan berdasarkan teks yang telah dibaca. Buku yang

dapat dijadikan perangsang tugas menulis ada dua macam, buku fiksi dan

nonfiksi.

5) Menulis laporan

Siswa diperintahkan melakukan penelitian sederhana, dapat berupa

kegiatan di luar sekolah maupun di dalam sekolah. Setelah itu siswa harus

Page 21: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

menyusun laporannya dengan sistematika pendahuluan, pemaparan hasil,

dan kesimpulan.

6) Menulis surat

Siswa diminta menulis surat resmi atau tidak resmi sesuai dengan

sistematika dan bagian surat yang benar. Menilai hasil tulisan siswa harus

disesuaikan dengan indikator yang diinginkan kompetensi.

F. Jenis-jenis Penilaian Informal

Dalam memperoleh informasi terkait dengan penilaian, tidak hanya

digunakan tes baku konvensional saja, melainkan juga dengan cara informal atau

melalui asesmen alternatif, seperti:

1) Catatan anekdot, adalah catatan pengamatan informal yang menggambarkan

perkembangan sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya

belajar, keterampilan dan strategi yang digunakan siswa dalam belajar atau apa

saja yang tampak ketika dilakukan pengamatan. Observasi dilakukan dengan

cara mengamati, bekerja sama, dan berinteraksi dengan siswa dalam

pembelajaran. Catatan yang berfungsi sebagai dasar penentuan jenis dan

sumber belajar yang dibutuhkan siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran,

dan kejadian yang muncul selama pembelajaran ini dapat dibuat pada waktu

siswa melakukan kegiatan.

2) Konferensi atau diskusi, yaitu tanya jawab antara guru dengan siswa (individu)

atau dengan kelompok kecil secara periodik. Konferensi dapat dirancang

dengan memfokuskan pada masalah pokok tertentu. Kegiatannya mencakup

segala hal tentang anak belajar termasuk membantu siswa memilih karya untuk

portofolionya.

3) Swa-evaluasi (self-evaluation), merupakan evaluasi yang dilakukan siswa

terhadap hasil belajar mereka. Swa-evaluasi memberi kesempatan kepada siswa

untuk merefleksikan pembelajaran mereka sehingga membantu mereka

menjadi siswa mandiri, otonom, bertanggung jawab, dan mempunyai

Page 22: Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD

keyakinan diri. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa dengan bimbingan dan

format yang telah dibuat oleh guru.

4) Wawancara, merupakan bentuk evaluasi formal yang ideal dilaksanakan untuk

mengetahui keadaan siswa. Dengan wawancara, tanggapan siswa dapat lebih

banyak dan dalam karena siswa dapat diarahkan pada pertanyaan-pertanyaan

lanjutan.

5) Masukan orang tua/wali, orang tua memberikan informasi tentang kehidupan

siswa di luar sekolah. Cara untuk melibatkan orang tua dalam assesmen ialah

mencatat harapan orang tua, meminta orang tua membuat catatan harian

kegiatan membaca anaknya, meminta orang tua memantau dan mengevaluasi

pekerjaan rumah anaknya, dan mengundang orang tua melakukan observasi

dalam kelas. Masukan orang tua ini merupakan bahan informasi untuk

ditindaklanjuti oleh guru.

Evaluasi dalam pembelajaran bahasa harus dilaksanakan terus-menerus,

multidimensional, dan berlangsung dalam konteks yang asli serta kolaboratif.

Jadi, evaluasi tidak hanya mementingkan hasil tetapi juga proses untuk

memperoleh hasil tersebut.