kajian bahasa indonesia sd

Upload: taufik-agus-tanto

Post on 07-Jul-2015

3.642 views

Category:

Documents


43 download

DESCRIPTION

Kajian Bahasa Indonesia SD

TRANSCRIPT

Unit

1

HAKIKAT, FUNGSI, DAN RAGAM BAHASA INDONESIAMuh. Faisalakikat, Fungsi, dan Ragam Bahasa Indonesia ini merupakan unit 1 mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD. Unit ini terdiri atas 2 sub unit yaitu: (1) Hakikat Bahasa Indonesia dan Fungsi Bahasa Indonesia, dan (2) Ragam Bahasa Indonesia. Setelah memahami materi ini, diharapkan Anda mampu menjelaskan hakikat, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia. Dengan demikian, secara lebih khusus setelah mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat: 1. menjelaskan hakikat bahasa Indonesia, 2. menjelaskan fungsi bahasa Indonesia, 3. menjelaskan ragam bahasa Indonesia. 4. membedakan ragam baku dan tidak baku 5. membedakan ragam tulis dan lisan 6. membedakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar bahasa Indonesia yang baik di SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang dapat mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya semakin terampil berbahasa. Selain itu, Anda akan semakin matang pengalaman berbahasanya dan semakin tumbuh sikap positifnya terhadap bahasa Indonesia. Setelah memahami tujuan mempelajari unit ini, ikutilah bagian-bagian bahan ajar ini secara bertahap-berkelanjutan. Pelajari setiap bagian secara cermat dan seksama. Mulailah dengan membaca konsep, uraian, dan contoh-contoh yang terdapat di dalamnya. Untuk menambah pemahaman dan wawasan Anda, pelengkap materi unit ini juga terdapat di web-site. Bukalah web-site. Masih ingat kan, caranya? Jangan lupa mengerjakan latihan/tugas. Setiap latihan/tugas

H

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 1

disertai dengan rambu pengerjaan atau jawaban latihan. Rambu-rambu tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada Anda tentang bagaimana latihan dikerjakan dan seperti apa hasil pengerjaan latihan yang dianggap benar. Tapi ingat, jangan terburu-buru membuka rambu-rambu atau kunci jawaban. Karena, bila hal itu Anda lakukan, Anda akan terbiasa tidak akan pernah belajar. Jangan lupa pula membaca rangkuman. Pahamilah rangkuman dengan baik. Bila Anda mendapat kesulitan dalam memahami kata atau istilah yang terdapat pada unit ini, lihatlah glosarium dalam unit ini atau manfaatkanlah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Setelah melakukan kegiatan secara bertahap-berkelanjutan seperti disebutkan di atas, dan merasa telah menguasai materi unit ini, sekarang kerjakan soal-soal tes formatif. Setelah itu, cocokkan jawaban tes formati Anda dengan kunci jawaban yang tersedia di akhir unit ini sehingga dapat mengetahui kemampuan Anda yang sesungguhnya. Analisislah materi mana yang telah Anda kuasai dengan baik dan materi mana yang belum Anda kuasai. Untuk materi yang belum Anda kuasai, bacalah kembali konsep, uraian, contoh-contoh, dan rangkuman yang ada. Selamat Belajar!

1 - 2 Unit 1

Subunit 1 Hakikat Dan Fungsi Bahasa Indonesia

S

audara, istilah bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru bagi Anda. Istilah tersebut setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan menggunakan istilah tersebut dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa atau berbahasa. Begitu seringnya kita menggunakan istilah bahasa atau menggunakan bahasa maka terkadang kita lupa untuk memahami apa sesungguhnya hakikat bahasa itu dan apa fungsi bahasa. Untuk memperoleh pemahaman tentang apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa itu, baca baik-baik uraian berikut.

Hakikat Bahasa Indonesia Pengertian BahasaManusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu terasa semakin penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Terkadang kita berada di tengah-tengah suatu lingkungan masyarakat yang menggunakan suatu bahasa yang tidak kita pahami sama sekali, serta mendengar percakapan antar penutur-penutur bahasa itu, maka kita mendapat kesan bahwa apa yang merangsang alat pendengar kita itu merupakan suatu arus bunyi yang di sana-sini diselingi perhentian sebentar atau lama menurut kebutuhan dari penuturnya. Bila percakapan itu terjadi antara dua orang atau lebih, akan tampak pada kita bahwa sesudah seorang menyelesaikan arus-bunyinya itu, maka yang lain akan mengadakan reaksi. Reaksinya dapat berupa: mengeluarkan lagi arusbunyi yang tak dapat kita pahami itu, atau melakukan suatu tindakan tertentu. Dengan demikian, bentuk dasar bahasa adalah ujaran. Santoso, dkk. (2004:1.2) mengatakan bahwa ujaranlah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 3

lampau, kini, maupun yang akan datang. Terkait dengan itu, Keraf (1986) mengatakan bahwa apa yang dalam pengertian kita sehari-hari disebut bahasa itu meliputi dua bidang yaitu: bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam arus bunyi tadi; bunyi itu merupakan getaran yang bersifat fisik yang merangsang alat pendengar kita, serta arti atau makna adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu. Untuk selanjutnya arus bunyi itu kita namakan arus-ujaran. Namun perlu diingat bahwa tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia itu dapat dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna, atau apabila dua orang manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa. Oleh karena itu, menurut Keraf (1986) bahwa apakah setiap ujaran itu mengandung makna atau tidak, haruslah ditilik dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Konvensi-konvensi masyarakat itu akhirnya menghasilkan bermacam-macam satuan struktur bunyi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Kesatuan-kesatuan arus-ujaran tadi yang mengandung suatu makna tertentu secara bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat bahasa. Perbendaharaan kata-kata itu belum berfungsi apa-apa bila belum ditempatkan dalam suatu arus ujaran untuk mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat. Jika tidak, perbendaharaan kata-kata itu masih merupakan barang mati. Belum hidup. Penyusunan kata itupun harus mengikuti suatu kaidah tertentu. Bila diucapkan atau dilisankan akan diiringi dengan gelombang ujaran yang temponya cepat atau lambat, tekanan keras atau lembut, tinggi rendah dan lafal yang tertentu.

Sifat-sifat BahasaSebagai alat komunikasi, bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu: (a) sistematik, (b) mana suka, (c) ujar, (d) manusiawi, dan (e) komunikatif. Bahasa dikatakan bersifat sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur

1 - 4 Unit 1

oleh sistem. Seperti yang sudah disinggung di atas, setiap bahasa mengandung dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna. Mengapa bahasa dikatakan bersifat mana suka? Menurut Santoso, dkk. (2004), bahasa disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar. Tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya. Sebagai contoh, mengapa kursi bukan disebut meja. Mengapa anak-anak yang Anda ajar tidak disebut murid bukan guru. Kita tidak dapat memberi alasan pertimbangan apa kata itu disebut begitu, karena sudah begitu nyatanya. Itulah yang dimaksud dengan mana suka. Jadi pilihan suatu kata disebut kursi, meja, murid, guru dan lain-lainnya ditentukan bukan atas dasar kriteria atau standar tertentu, melainkan secara mana suka. Selanjutnya, bahasa disebut juga ujaran karena seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa bentuk dasar bahasa adalah ujaran karena media bahasa yang terpenting adalah bunyi. Bahasa disebut bersifat manusiawi karena bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang memanfaatkannya, bukan makhluk lainnya. Terakhir, bahasa disebut bersifat komunikatif karena fungsi utama bahasa adalah sebagai alat berkomunikasi atau alat perhubungan antara anggota-anggota masyarakat.

LatihanBagaimana? Apakah sudah mempelajari dengan baik materi di atas? Kalau sudah, untuk lebih memantapkan pemahaman Anda terhadap materi ini cobalah kerjakan latihan berikut. 1. Menurut Anda, apakah yang dimaksud bahasa? 2. Setiap ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia itu dapat dikatakan bahasa. Setujukah dengan pernyataan tersebut? Mengapa? 3. Salah satu sifat bahasa adalah mana suka. Oleh karena itu bahasa dapat dikatakan tidak sistematik. Benarkah?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.1. Untuk mengerjakan latihan nomor satu Anda perlu mengingat apa fungsi bahasa, bentuk dasar bahasa, dan alat yang menghasilkan bahasa. Setelah itu, rumuskan jawaban ke tiga hal itu dalam satu kalimat. Untuk latihan nomor dua, jika Anda menjawab setuju tentu Anda belum membaca dengan baik materi. Coba perhatikan, apakah semua bunyi yangKajian Bahasa Indonesia di SD

2.

1- 5

3.

dihasilkan alat ucap manusia termasuk bahasa? Misalnya bersiul, bersenandung. Jawaban soal nomor 3 sangat mudah. Ingat kembali ke lima sifat bahasa dan penjelasannya.

Fungsi BahasaAda yang beranggapan bahwa penguasaan bahasa khususnya bahasa pertama tidak memerlukan usaha sama sekali. Bahasa yang dikuasai seseorang adalah sesuatu yang wajar, bukan prestasi yang luar biasa. Akibat anggapan yang keliru tersebut menyebabkan bahasa dianggap hal yang biasa sehingga tidak perlu mendapat perhatian. Padahal, bahasa merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan kita. Anda pasti memahami bahwa manusia telah ditakdirkan satu sama lain memerlukan pertolongan untuk memelihara, meningkatkan, dan mempertahankan kehidupannya. Pertolongan itu pertama-tama diperoleh dengan bantuan bahasa. Manusia tidak pernah hidup seorang diri, melainkan selalu hidup berkelompok karena manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, di dalam berinteraksi, manusia membutuhkan bahasa. Mengingat begitu vitalnya bahasa dalam kehidupan, maka tidaklah mengherankan jika Samsuri (1994) mengatakan Dapatkah kita kira-kirakan bagaimana kebudayaan kita dapat kita terima dari nenek moyang kita dan kita teruskan kepada anak-cucu tanpa memakai bahasa? Apakah ada ilmu pengetahuan yang disampaikan dan dikembangkan tanpa penggunaan bahasa? Mungkinkah pendidikan seluruhnya dilakukan tanpa memakai bahasa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu Anda dapat menjawabnya dengan mudah, bukan? Pasti Anda akan menjawab dengan kata tidak. Dari pertanyaan-pertanyaan itu pula, akan lebih menyadarkan kita bahwa ternyata bahasa itu memiliki fungsi yang sangat vital dalam kehidupan ini. Secara umum sudah jelas bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa sebagai wahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Fungsi ini adalah fungsi dasar bahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, dalam kehidupan sehar-hari, bahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan hidup masyarakat, yang di dalamnya sebenarnya terdapat status dan nilai-nilai sosial. Bahasa selalu mengikuti dan mewarnai kehidupan manusia sehari-hari, baik manusia sebagai anggota suku maupun bangsa. Terkait dengan1 - 6 Unit 1

hal itu, Santoso, dkk. (2004) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut. (1) Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antaranggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. (2) Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang. (3) Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku dalam masyarakat melalui bahasa. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang perlu berintegrasi dengan manusia di sekelilingnya. Dalam berintegrasi tersebut, manusia memerlukan bahasa sebagai alat. Dengan bahasa, manusia dapat bertukar pengalaman dan menjadi bagian dari pengalaman tersebut. Mereka memanfaatkan pengalaman itu untuk kehidupannya. Dengan demikian mereka merasa saling terkait dengan kelompok sosial yang dimasukinya. (4) Fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkualitas. Sejalan dengan pendapat di atas, Hallyday (1992) mengemukakan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk berbagai keperluan sebagai berikut. (1) Fungsi instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu. (2) Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain. (3) Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. (4) Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. (5) Fungsi heuristik, yakni bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 7

Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi. (7) Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi. Apakah fungsi khusus bahasa Indonesia? Anda mungkin masih ingat bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus yang sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia. Fungsi itu adalah sebagai: (1) Bahasa resmi kenegaraan. Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat. (2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. (3) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah. Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbalbalik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama. (4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Telah diketahui bahwa bahasa Indonesia selain sebagai sebagai bahasa nasional juga sebagai bahasa negara. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut. (1) Bahasa resmi kenegaraan. Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam adminstrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat. Dokumendokumen dan keputusan-keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemeritah dan badan-badan kenegaraan lain seperti DPR dan MPR

(6)

1 - 8 Unit 1

ditulis di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. (2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal atau nonformal, dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. (3) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah. Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbalbalik antara pemerintah dengan masyarakat luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat perhubungan di dalam masyarakat yang keadaan sosial budaya dan bahasanya sama. (4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kaitan ini, bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang membedakannya dengan bahasa daerah. Dalam pada itu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan, dilakukan dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian masyarakat bangsa kita tidak tergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa asing di dalam usahanya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta untuk ikut serta dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saudara, Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga untuk itulah bahasa Indonesia perlu dibakukan atau distandarkan. Upaya pembakuan bahasa Indonesia telah dilakukan yaitu dengan dikeluarkannya Ejaan yang Disempunakan (EYD) pada tahun 1972. EYD ini adalah sebagai penyempurnaan ejaan-ejaan yang dipakai sebelumnya yaitu ejaan Van Ophuijen (tahun 1901) dan ejaan Soewandi (tahun 1947). Selanjutnya dikeluarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah pada tahun 1975. Rintisan pembakuan bahasa Indonesia berikutnya adalah diterbitkannya kamus yang dianggap mendekati kelengkapan yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia pada tahun 1988 yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Selanjutnya, pada tahun itu pula diterbitkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pembakuan-pembakuan ini dilakukan dengan harapan agar bahasa Indonesia semakin mantap. Dengan demikian, bahasa Indonesia juga memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu sebagai berikut.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 9

(1) Fungsi pemersatu. (2) Fungsi pemberi kekhasan. (3) Fungsi penambah kewibawaan. (4) Fungsi sebagai kerangka acuan. Fungsi Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda. Bahasa Indonesia sebagai bahasa baku menjadi alat untuk memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa yang tersebar di seluruh nusantara. Fungsi pemberi kekhasan, artinya bahasa baku memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain. Dengan demikian bahasa Indonesia sebagai bahasa baku dapat memperkuat kepribadian nasional masyarakat Indonesia. Fungsi penambah kewibawaan. Penggunaan bahasa baku akan menambah kewibawaan atau prestise. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehar-hari bahwa orang yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar akan memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi sebagai kerangka acuan. Fungsi ini mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan kerangka acuan pemakaian bahasa. Bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa.

1 - 10 Unit 1

LatihanSudakah Anda mempelajari dengan baik materi Fungsi Bahasa? Kalau sudah, cobalah kerjakan latihan berikut. 1. Mengapa bahasa perlu mendapat perhatian? 2. Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Bagaimanakah wujud fungsi ini di kelas rendah SD pada daerah-daerah yang mempunyai bahasa ibu bahasa daerah?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.1. Soal nomor 1 akan mudah Anda jawab jika memahami dengan baik fungsi bahasa. Kalau belum fahami, bacalah kembali. Kemudian, rumuskanlah funsi bahasa dengan bahasa Anda sendiri. 2. Masih ingat fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional? Sekarang, ingat kembali pengalaman Anda sewaktu mengajar di kelas rendah atau kalau belum pernah mengajar di kelas rendah, tanyakanlah kepada teman Anda yang pernah mengajar di kelas rendah. Apakah Anda atau teman Anda menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar selama pembelajaran berlangsung? Kalau tidak, tentu Anda tahu apa alasannya.

RangkumanSecara universal pengertian bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Selain pengertian tersebut, bahasa dapat pula dikatakan bahwa bahasa alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyisuara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bentuk dasar bahasa adalah ujaran, namun tidak semua ujaran atau bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia itu dapat dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna. Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni: (1) sistematik, (2) mana suka, (3) ujar, (4) manusiawi, danKajian Bahasa Indonesia di SD

1- 11

(5) komunikatif Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah: (1) fungsi informasi (2) ekspresi diri, (3) fungsi adaptasi, (4) integrasi, dan (5) fungsi kontrol sosial. Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa baku adalah sebagai berikut. (1) Fungsi pemersatu. (2) Fungsi pemberi kekhasan. (3) Fungsi penambah kewibawaan. Fungsi sebagai kerangka acuan

1 - 12 Unit 1

Tes Formatif Subunit 1Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Bentuk dasar bahasa adalah..... A. ujaran B. kata C. kalimat D. makna 2. Pernyataan yang tepat mengenai bahasa adalah..... kecuali: A. komunikatif B. sistematik C. atraktif D. manusiawi 3. Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung..... A. nada B. intonasi C. jeda D. makna 4. Perbendaharaan kata baru berfungsi bila.....kecuali: A. ditempatkan dalam suatu arus ujaran B. bahasa sebagai alat berkomunikasi C. dimanfaatkan untuk berkomunikasi D. dipakai untuk mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat 5. Bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya, itu berarti bahwa bahasa bersifat..... A. interaktif B. komunikatif C. sistematik D. imajinatif

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 13

6. Bahasa disebut mana suka karena.....kecuali: A. unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar B. tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya C. makna kata ditentukan bukan atas dasar kriteria atau standar tertentu D. setiap ujaran itu mengandung makna atau tidak, ditentukan dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu 7. Bahasa disebut bersifat komunikatif karena..... A. bahasa sebagai alat berkomunikasi B. mudah dipahami C. memiliki pola dan kaidah D. mengandung makna 8. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat.... A. informasi B. imajinasi C. integrasi D. adaptasi 9. Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai...kecuali: A. alat pemersatu berbagai suku bangsa B. bahasa resmi kenegaraan C. bahasa pengantar dalam dunia pendidikan D. bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah 10. Bahasa Indonesia baku sebagai kerangka acuan, artinya... A. Bahasa Indonesia harus mampu mengikat kebinekaan suku bangsa dan kebinekaan budaya di Indonesia. B. Bahasa Indonesia menjadi ciri identitas budaya Indonesia. C. Bahasa Indonesia baku merupakan tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa. D. Bahasa Indonesia meningkatkan gengsi pembicara, karena bahasa itu dipakai dalam teknologi canggih.

1 - 14 Unit 1

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan. Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit 1 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 100% = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat meneruskan mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 15

Subunit 2 Ragam Bahasa Indonesia

S

audara, masih ingatkah paparan pada subunit 1 bahwa manusia telah ditakdirkan satu sama lain memerlukan pertolongan untuk memelihara, meningkatkan, dan mempertahankan kehidupannya. Pertolongan itu pertama-tama diperoleh dengan bantuan bahasa. Andaikata manusia hidup seorang diri, tidak berkeluarga, tidak mempunyai sahabat, kenalan, pendek kata tidak ada masyarakat, tidak akan ada bahasa. Karena masyarakat bersifat kompleks maka tidak ada satu bahasa pun di dunia yang seragam sifatnya. Demikian pula Indonesia, yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni oleh ratusan suku bangsa dengan pola kebudayaan sendiri-sendiri, pasti melahirkan berbagai ragam bahasa yang bermacam-macam. Apalagi, bahasa Indonesia adalah bahasa yang hidup dan terbuka. Terbuka terhadap segala masukan, baik dari unsur bahasa asing atau daerah, baik secara kolektif atau individu. Ditambah dengan latar daerah, sosial budaya, lingkungan serta keilmuan yang berbeda dari penuturnya, maka produk bahasa yang dihasilkan pun sangat bervariasi atau beragam. Namun perlu diingat, ragam bahasa yang beraneka macam itu masih disebut bahasa Indonesia.

Klasifikasi Ragam Bahasa IndonesiaDalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dikemukakan beberapa penggolongan ragam bahasa. Pertama, ragam menurut golongan penutur bahasa dan ragam menurut jenis pemakaian bahasa. Ragam yang ditinjau dari sudut pandangan penutur terdiri atas: (1) ragam daerah, (2) ragam pendidikan, dan (3) sikap penutur. Ragam daerah dikenal dengan nama logat atau dialek. Logat daerah kentara karena tata bunyinya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, intonasi, panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

1 - 16 Unit 1

Ragam pendidikan dapat dibagi atas ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku (ragam bahasa baku dan ragam tidak baku akan diuraikan secara khusus). Ragam bahasa menurut sikap penutur mencakup sejumlah corak bahasa Indonesia yang masing-masing pada asasnya tersedia bagi tiap-tiap pemakai bahasa. Ragam ini biasa disebut langgam atau gaya. Langgam atau gaya yang dipakai oleh penutur bergantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau terhadap pembacanya. Sikap penutur dipengaruhi antara lain oleh umur dan kedudukan yang disapa, pokok persoalan yang hendak disampaikannya, dan tujuan penyampaian informasinya. Perbedaan berbagai gaya itu tercermin dalam kosakata dan tata bahasa (Depdikbud, 1988).

LatihanSebelum lanjut mempelajari materi, cobalah kerjakan latihan berikut! Bagaimana gaya bahasa Anda jika memberikan laporan kepada Kepala Sekolah. Apakah ada perbedaan gaya bahasa pada saat Anda berbicara dengan keluarga di rumah? Apa perbedaannya?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.Ingatlah, saat memberi laporan dengan kepala sekolah, apakah kosakata dan kalimat yang dipergunakan berbeda dengan kosakata dan kalimat yang dipergunakan pada saat berbicara dengan keluaraga di rumah? Kalau berbeda, apa perbedaannya? Apakah Anda sudah menyelesaikan tugas di atas? Kalau sudah, baca baikbaik uraian berikut agar pemahaman Anda tentang ragam bahasa lebih kaya. Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat diperinci atas: (1) ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan, (2) ragam menurut sarananya, dan (3) ragam yang mengalami gangguan pencampuran. Ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan mengandung maksud bahwa ragam bahasa antara bidang tertentu dengan bidang yang lain atau pokok persoalan tertentu dengan pokok persoalan yang adalah berbeda. Misalnya, ragam bahasa dalam bidang agama berbeda dengan bidang politik. Perbedaan tersebut terutama dalam hal istilah atau ungkapan khusus. Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas:Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 17

(1) ragam lisan, dan (2) ragam tulisan. Makna ragam lisan diperjelas dengan intonasi yaitu: tekanan, nada, tempo suara, dan perhentian. Sedangkan penggunaan ragam tulisan dipengaruhi oleh bentuk, pola kalimat, dan tanda baca.

LatihanNah, sekarang kerjakan dulu tugas berikut! Menurut Anda, manakah yang lebih berat penggunaannya, apakah ragam lisan atau tulisan? Apa alasan Anda?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.Anda pasti tidak kesulitan mengerjakan tugas tersebut. Untuk membuktikan mana di antara kedua ragam yang berat, Anda dapat mencoba/berlatih menyampaikan sebuah informasi. Pertama-tama sampaikanlah secara lisan kemudian sampaikan secara tertulis. Mana yang sulit? Selain klasifikasi di atas, ragam bahasa dapat pula diklasifikasikan berdasarkan bidang wacana. Dengan dasar ini ragam bahasa dapat dibedakan atas: (1) ragam ilmiah yaitu bahasa yang digunakan dalam kegiatan ilmiah, ceramah, tulisan-tulisan ilmiah; (2) ragam populer yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan seharihari dan dalam tulisan populer (Santoso dkk, 2004).

Ragam Bahasa Baku dan Tidak BakuRagam bahasa yang dianggap memiliki gengsi dan wibawa yang tinggi adalah ragam bahasa orang yang berpendidikan. Karena, ragam orang yang berpendidikan kaidah-kaidahnya paling lengkap diuraikan jika dibandingkan dengan ragam bahasa yang lain. Oleh karena itulah sehingga ragam tersebut dijadikan tolok ukur bagi pemakaian bahasa yang benar atau bahasa yang baku. Ragam bahasa baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam tidak baku. Adapun ciri ragam baku adalah sebagai berikut.

1 - 18 Unit 1

(1) Memiliki sifat kemantapan dinamis. Bahasa baku harus memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes. Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat. (2) Kecendekiaan. Kecendekiaan berarti bahwa bahasa baku sanggup mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di pelbagai ilmu dan teknologi, dan bahasa baku dapat mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal. (3) Keseragaman kaidah. Keseragaman kaidah adalah keseragaman aturan atau norma. Tetapi, keseragaman bukan berarti penyamaan ragam bahasa atau penyeragaman variasi bahasa (Depdikbud 1988). Proses pembakuan bahasa terjadi karena keperluan komunikasi. Dalam proses pembakuan atau standardisasi itu salah satu variasi pemakaian bahasa dibakukan untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu yang variasi itu disebut bahasa baku atau bahasa standar. Namun perlu diingat, dengan adanya pembakuan bahasa atau bahasa Indonesia yang baku, bahasa Indonesia yang tidak baku tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya dalam komunikasi. Dengan demikian, pembakuan tidak bermaksud untuk mematikan variasi-variasi bahasa tidak baku. Saudara, pasti sudah mengetahui bahwa ragam tidak baku banyak mengandung unsur-unsur dialek dan bahasa daerah sehingga ragam bahasa tidak baku banyak sekali variasinya. Selain dialek, ragam bahasa tidak baku juga bervariasi dalam hal lafal atau pengucapan, kosa kata, struktur kalimat dan sebagainya. Untuk mengatasi keanekaragaman pemakaian bahasa yang merupakan variasi dari bahasa tidak baku maka diperlukan bahasa bahasa baku atau bahasa standar. Mengapa? Karena bahasa baku tidak hanya ditandai oleh kesergaman dan ketunggalan ciri-cirinya tetapi juga ditandai oleh keseragaman dan ketunggalan fungsi-fungsinya. Pada situasi komunikasi bagaimanakah kita harus menggunkan bahasa Indonesia baku? Kridalaksana (1978) mengatakan bahwa bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa yang dipergunakan dalam: (a) komunikasi resmi, yakni surat-menyurat resmi, pengumumanpengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dan sebagainya (ingat kembali fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi); (b) wacana teknis, yakni dalam laporan resmi dan karangan ilmiah; (c) pembicaraan di depan umum yakni dalam ceramah, kuliah, khotbah; dan

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 19

(d) pembicaraan dengan orang yang dihormati yakni orang yang lebih tua, lebih tinggi status sosialnya dan orang yang baru dikenal. Bagaimanakah ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia baku? Ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia baku diuraikan satu persatu seperti berikut. a. Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten. Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Ahmad melempar mangga Ahmad lempar mangga yang ada di depan yang ada di depan rumahnya. rumahnya. Hama wereng menyerang padi petani yang sudah mulai menguning. Anak itu sudah mampu berjalan walaupun masih tertatih-tatih. Kuliah sudah dengan lancar. berjalan Hama wereng serang padi petani yang sudah mulai menguning. Anak itu sudah mampu jalan walaupun masih tertatih-tatih. Kuliah sudah jalan dengan lancar.

b. Pemakaian fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten. Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Direktur perusahaan itu Direktur perusahaan itu ke pergi ke luar negeri. luar negeri. c. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg) Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Ia tahu bahwa anaknya Ia tahu anaknya tidak lulus. tidak lulus. Ia tidak percaya kepada semua orang, karena tidak Ia tidak percaya kepada semua orang, tidak setiap

1 - 20 Unit 1

setiap orang jujur. orang jujur. d. Pemakaian pola frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat) Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Maksud Anda sudah saya Maksud Anda saya sudah pahami. pahami. Kiriman terima. itu telah kami Kiriman terima. itu kami telah

Pot bunga itu akan kamu Pot bunga itu kamu akan simpan di mana? simpan di mana? e. Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis) Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Ia memberitahukan bahwa besok ada pertemuan di sekolah. Istrinya sedang mengikuti Program PJJ S1 PGSD. Ia selalu membantu siswa membersihkan kelas sebelum pembelajaran dimulai. Menurut mereka, pendidikan itu penting. Ia kasi tahu bahwa besok ada pertemuan di sekolah. Dia punya istri sedang mengikuti Program PJJ S1 PGSD. Ia selalu membantu siswa bikin bersih kelas sebelum pembelajaran dimulai. Menurut dia orang, pendidikan itu penting. Berapa dia punya harga?

Berapa harganya? f. Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Bagaimanakah memakai Bagaimana cara pakai alat alat itu? itu? g. Pemakaian preposisi yang tepat Contoh: Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia Tidak Baku

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 21

Ia mengirim surat ke pada saya. Buku itu ada pada saya. Anak itu pergi ke sekolah dengan temannya.

Ia mengirim surat ke saya. Buku itu ada di saya. Anak itu pergi ke sekolah sama temannya.

g. Pemakaian bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Semua siswa diharapkan Semua siswa-siswa masuk ke kelas. diharap-kan masuk ke Atau Siswa-siswa kelas. diharapkan masuk ke kelas. Mereka itu. Mereka menendang. tendang Mereka-mereka itu. Mereka saling menendang. tendang-

Suatu titik pertemuan atau Titik pertemuan.

Suatu titik-titk pertemuan.

h. Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku Hari ini saya tidak dapat mengikuti pertemuan. Anda dipanggil kepala sekolah. oleh Ini hari saya tidak dapat mengikuti pertemuan. Situ dipanggil oleh kepala sekolah. Dia bilang bahwa hari ini libur. Kepala sekolah kasih pengarahan kepada semua siswa. Ia berbuat gitu karena sangat sayang kepada

Dia mengatakan bahwa hari ini libur. Kepala sekolah memberi pengarahan kepada semua siswa. Ia berbuat begitu karena sangat sayang kepada

1 - 22 Unit 1

adiknya. Bagaimana cara belajar yang baik?

adiknya. Gimana cara belajar yang baik?

i. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD) Contoh: Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia Tidak Baku mesti mungkin panitia pihak asas teladan hewan dipukul tradisional universal musti mungking atau mumkin panitya fihak azas atau azaz tauladan khewan di pukul tradisionil universil

j. Pemakaian peristilahan resmi Contoh: Bahasa Indonesia Baku acak sahih tataran perangkat masukan keluaran cendera mata peringkat kawasan

Bahasa Indonesia Tidak Baku random valid level set input output tanda mata ranking area

j. Pemakaian kaidah yang baku Contoh: Bahasa Indonesia Baku Hal itu sudah kita pahami. Bahasa Indonesia Tidak Baku Hal itu sudah dipahami oleh kita. Ibu membelikan buku adik.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 23

Ibu membelikan buku. Pengendara diharap turun

adik sepeda

Naik sepeda harap turun!

Ragam Bahasa Tulis dan Bahasa LisanSaudara, sebagai seorang guru, Anda tentu tidak bisa lepas dari kegiatan menulis dan berbicara. Oleh karena itu, Anda perlu memahami dengan baik perbedaan ragam bahasa lisan dan tulis agar tulisannya tidak menggunakan ragam bahasa lisan atau sebaliknya, dalam berbicara menggunakan ragam bahasa tulis. Adalah suatu kecelakaan bagi penulis bila mengarang menggunakan bahasa lisan. Apakah yang membedakan antara ragam tulisan dengan ragam bahasa lisan. Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan ada dua perbedaan yang mencolok mata yang dapat diamati antara ragam bahas tulis dengan ragam bahasa lisan, yaitu berhubungan dengan: (1) suasana peristiwanya, dan (2) dari segi intonasi. a. Dari segi suasana peristiwa Jika menggunakan bahasa tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa tidak ada dihadapan kita. Olehnya itu, bahasa yang digunakan perlu lebih jelas, karena ujaran kita tidak dapat disertai dengan isyarat, pandangan, atau anggukan, tanda penegasan di pihak kita atau pemahaman di pihak pendengar kita. Itulah sebabnya kalimat dalam ragam tulis harus lebih cermat. Fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan antara setiap fungsi itu harus nyata dan erat. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara berhadapan langsung dengan pendengar, unsur (subjek-predikat-objek) kadangkala dapat diabaikan. Maka, jika ingin menjadi orang yang cermat dalam berbahasa perlu menyadari bahwa kalimat yang Anda tulis berlainan dengan kalimat yang Anda ujarkan karena bahasa tulis dapat dikaji dan dibaca oleh pembaca secara berulang-ulang. Oleh sebab itu, dalam menulis, kalimat harus lebih lengkap, ringkas, jelas, dan elok. Jika diperlukan, tulisan perlu disunting beberapa kali agar dapat dihasilkan tulisan yang betul-betul komunikatif bagi pembaca. b. Dari segi intonasi Yang membedakan bahasa lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan intonasi (panjang-pendek suara/tempo, tinggi-rendah suara/nada, keras-lembut suara/tekanan) yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca, serta tata1 - 24 Unit 1

tulis yang dimiliki. Jadi, kadangkala bahasa tulisan perlu dirumuskan kembali jika ingin menyampaikan perasaan yang sama lengkapnya dengan ungkapan perasaan dalam bahasa lisan. Walaupun ragam bahasa tulis lebih rumit namun demikian ragam ini mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki bahasa lisan seperti dimungkinkannya digunakan huruf kapital, huruf miring, dan tanda kutip, paragraf atau tanda-tanda baca lainnya. Goeller (1980) mengemukakan bahwa ada tiga krakteristik bahasa tulisan yaitu acuracy, brevety, claryty (ABC). (a) Acuracy (akurat) adalah segala informasi atau gagasan yang dituliskan dapat memberi keyakinan bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau logis. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui keakuratan tulisan adalah sebagai berikut: A. Apakah tulisan saya tidak menyampaikan gagasan yang berlebihan? B. Apakah saya telah memikirkan secara cermat gagasan yang ada dalam tulisan ini? C. Apakah saya telah mencek keseluruhan tulisan ini sehingga tidak ada yang keliru? (b) Brevety (ringkas) yang berarti gagasan tertulis yang disampaikan bersifat singkat karena tidak menggunakan kata yang mubazir dan berulang, seluruh kata yang digunakan dalam kalimat ada fungsinya. Contoh: Tidak Ringkas Ringkas Untuk memenuhi kekurangan Untuk memenuhi kekurangan ikan, perlu peningkatan produksi ikan perlu ada peningkatan mela-lui penangkapan produksi dengan jalan meningkat-kan usaha penangkapan ikan agar supaya keku rangan sebut dapat dipenuhi. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui keringkasan tulisan adalah sebagai berikut: - Apakah saya telah menggunakan cara tersingkat dalam menyampaikan gagasan dan pembaca dapat memahaminya dengan baik? - Apakah ada kata-kata yang bisa dibuang tanpa mempengaruhi keutuhan makna kalimat?

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 25

(c) Claryty (jelas) adalah tulisan itu mudah dipahami, alur pikirannya mudah diikuti oleh pembaca. Tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca. Contoh: Tidak Ringkas Ringkas Siapa yang mengusutkan Persoalan itu diusut oleh siapa? persoalan itu? Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengetahui kejelasan tulisan adalah: - Apakah saya sendiri mengerti dengan baik tulisan saya? - Apakah saya telah memilih kata dan menyusun kalimat dengan cermat? -

Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarHampir setiap saat kita sering mendengar anjuran gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan sebagai seorang guru, sering pula mengingatkan siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apakah istilah bahasa yang baik dan benar memang sudah dipahami maksudnya? Ataukah ada bahasa yang baik dan ada bahasa yang benar? Ataukah bahasa yang baik adalah bahasa yang benar? Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Ada pun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul. Jadi, terkadang kita menggunakan bahasa bahasa yang baik, artinya tepat, tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, terkadang pula mungkin kita menggunakan bahasa yang benar yang penerapannya tidak baik karena situasi mensyaratkan ragam bahasa yang baku. Maka anjuran agar kita berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu

1 - 26 Unit 1

ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran (Depdikbud, 1988). Di bawah ini disajikan sebuah kisah nyata yang dikutip dari Syafiie (1990): Seorang nakhoda kapal suatu ketika mengetahui bahwa di antara penumpangnya terdapat seorang ahli bahasa-bahasa Indonesia. Ia minta bantuan sang ahli bahasa itu untuk mengumumkan peraturan pengambilan makanan bagi para penumpangnya. Sang ahli bahasa yang bernama Prof. Dr. Van Ronkel kemudia berdiri di depan para penumpangnya: Maka adalah nakhoda bahtera ini memberi maklumat kepada sekalian jemaah haji bahwasanya sekalipun tuan-tuan haji akan diberi makanan dan minuman bilamana warakah dari bahtera ini dipertunjukkan kepada tuan nakhoda. Mendengar itu banyak jemaah haji yang terbengong-bengong dan tidak segera menukarkan tiketnya untuk mendapatkan makanan. Sang nakhoda pun bingungdan terheranheran. Segera saja ia memerintahkan seorang kelasi untuk mengumumkannya kembali. Sang kelasi dengan sedikit gemas mengucapkan: Hee, apa kowe tidak mengerti, kalau mau makan, kasih lihat tiket? Ayo, lekas ambila makan! Para jemaah haji yang semula terbengong-bengong segera saja beranjak dari duduknya dan turut pergi mengambil makanan. Melihat itu sang nakhoda kapal beserta kelasinya tak tahan menahan tawanya lagi. (G. D. Pasesa 1981: Enam Bulan Pasca Bulan Bahasa. Apa Kabar Pemakaian Bahasa?) Bagaimana? Ragam bahasa apakah yang digunakan oleh ahli bahasa dalam kutipan di atas? Apakah bahasanya komunikatif? Sebaliknya, ragam bahasa apa yang digunakan oleh sang kelasi? Kumunikatifkah ragam bahasanya atau tidak?

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 27

RangkumanBahasa Indonesia memiliki berbagai macam ragam. Ragam bahasa Indonesia ditinjau dari sudut pandangan penutur terdiri atas: (1) ragam daerah, (2) ragam pendidikan, dan (3) sikap penutur. Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat diperinci atas: (1) ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan, (2) ragam menurut sarananya, dan (3) ragam yang mengalami gangguan pencampuran. Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas: (1) ragam lisan dan (2) ragam tulisan. Sedangkan berdasarkan bidang wacana, ragam bahasa dapat dibedakan atas: (1) ragam ilmiah dan (2) ragam populer. Ragam bahasa baku menggunakan kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam tidak baku. Ciri ragam baku adalah sebagai berikut. (1) Memiliki sifat kemantapan dinamis. (2) Kecendekiaan. (3) Keseragaman kaidah. Adanya pembakuan bahasa atau bahasa Indonesia yang baku, bahasa Indonesia yang tidak baku tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya dalam komunikasi. Dengan demikian, pembakuan tidak bermaksud untuk mematikan variasi-variasi bahasa tidak baku. Untuk mengatasi keanekaragaman pemakaian bahasa yang merupakan variasi dari bahasa tidak baku maka diperlukan bahasa bahasa baku atau bahasa standar, karena bahasa baku tidak hanya ditandai oleh kesergaman dan ketunggalan ciri-cirinya tetapi juga ditandai oleh keseragaman dan ketunggalan fungsi-fungsinya. Bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa yang dipergunakan dalam: (1) komunikasi resmi; (2) wacana teknis; (3) pembicaraan di depan umum; dan (4) pembicaraan dengan orang yang dihormati.

1 - 28 Unit 1

Ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia baku adalah seperti berikut. (1) Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten. (2) Pemakaian fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten. (3) Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg) (4) Pemakaian pola frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat) (5) Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis) (6) Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten (7) Pemakaian preposisi yang tepat (8) Pemakaian bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya (9) Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku (10) Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD) (11) Pemakaian peristilahan resmi (12) Pemakaian kaidah yang baku Ada dua perbedaan antara ragam bahas tulis dengan ragam bahasa lisan, yaitu: (1) suasana peristiwanya, dan (2) dari segi intonasi. Bahasa tulis perlu lebih jelas. Fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan antara setiap fungsi itu harus nyata dan erat. Kalimat harus lebih lengkap, ringkas, jelas, dan elok. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara berhadapan langsung dengan pendengar, unsur (subjek-predikat-objek) kadangkala dapat diabaikan. Yang membedakan bahasa lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan intonasi (panjang-pendek suara/tempo, tinggi-rendah suara/nada, keras-lembut suara/tekanan) yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca, serta tata tulis yang dimiliki. Jadi, kadangkala bahasa tulisan perlu dirumuskan kembali jika ingin menyampaikan perasaan yang sama lengkapnya dengan ungkapan perasaan dalam bahasa lisan. Tiga krakteristik bahasa tulisan yang perlu diperhatikan, yaitu acuracy, brevety, claryty (ABC). (a) Acuracy (akurat) adalah segala informasi atau gagasan yang dituliskan dapat memberi keyakinan bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau logis.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 29

(b) Brevety (ringkas) yang berarti gagasan tertulis yang disampaikan bersifat singkat karena tidak menggunakan kata yang mubazir dan berulang, seluruh kata yang digunakan dalam kalimat ada fungsinya. (c) Claryty (jelas) adalah tulisan itu mudah dipahami, alur pikirannya mudah diikuti oleh pembaca. Tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca. Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku.

1 - 30 Unit 1

Tes Formatif 2Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Ragam bahasa Indonesia ditinjau dari sudut pandangan penutur terdiri atas... A. ragam daerah B. ragam baku C. ragam pendidikan D. sikap penutur 2. Ciri khas ragam daerah dapat diketahui dari... A. aksen yang dipakai oleh penutur B. kata yang dipakai oleh penutur C. baku tidaknya bahasa yang dipakai oleh penutur D. ilmiah tidaknya bahasa yang dipakai oleh penutur 3. Ragam pendidikan dapat dibagi atas ragam... A. lisan dan tulisan. B. ragam ilmiah dan ragam populer. C. ragam resmi dan tidak resmi. D. bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku. 4. Ciri ragam baku adalah...kecuali: A. mudah dipahami. B. memiliki sifat kemantapan dinamis. C. kecendekiaan. D. mengungkapkan penalaran yang teratur, logis dan masuk akal. 5. Ragam bahasa menurut sikap penutur, biasa juaga disebut... A. logat. B. gaya. C. aksen. D. intonasi. 6. Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat diperinci atas...kecuali: A. ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan. B. ragam menurut sarananya. C. ragam yang mengalami gangguan pencampuran. D. ragam dari sudut pandang pembicara atau penutur.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 31

7. Istilah strategi dalam ilmu pendidikan berbeda maknannya dengan istilah strategi dalam kalangan militer. Contoh teersebut adalah termasuk... A. ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan. B. ragam menurut sarananya. C. ragam yang mengalami gangguan pencampuran. D. ragam dari sudut pandang pembicara atau penutur. 8. Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas... A. lisan dan tulisan. B. ragam ilmiah dan ragam populer. C. ragam resmi dan tidak resmi. D. bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku. 9. Ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia yang baku berikut adalah.... A. Ia lempar anjing gila yang lewat di depan rumahnya. B. Dia punya anak sudah duduk di kelas II SD. C. Cuma dia yang selalu ada dalam pikirannya. D. Dia sudah mampu berjalan dengan sempurna setelah diopname di rumah sakit. 10. Karakteristik bahasa tulisan yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa tulis yaitu... kecuali: A. Acuracy B. Brevety C. Efektivity D. Claryty

1 - 32 Unit 1

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan. Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 2 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit 1 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 2. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = x 100% 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 100% = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat meneruskan mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 33

Kunci Jawaban Tes FormatifTes Formatif 1 1. A: kata dan kalimat merupakan unsur bahasa tetapi bukan unsur dasar karena yang merupakan unsur dasar bahasa adalah ujaran 2. C: sifat-sifat bahasa yaitu: sistematik, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. 3. D: Ujaran manusia dapat dikatakan sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna. 4. D: Perbendaharaan kata baru berfungsi bila ditempatkan dalam suatu arus ujaran, dimanfaatkan untuk berkomunikasi, dan dipakai untuk mengadakan inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat 5. C: Bahasa dikatakan bersifat sistematis jika memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya 6. D: bahasa disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar, tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang disimbolkannya, ditentukan bukan atas dasar kriteria atau standar tertentu 7. A: Bahasa disebut bersifat komunikatif karena bahasa adalah sebagai alat berkomunikasi 8. B: Fungsi-fungsi bahasa adalah: fungsi informasi ekspresi diri, adaptasi, integrasi, dan fungsi kontrol sosial 9. A: Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional (jelas) 10. C: Fungsi bahasa baku sebagai kerangka acuan mengandung maksud bahwa bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa. Tes Formatif 2 1. B: Ragam bahasa Indonesia ditinjau dari sudut pandangan penutur terdiri atas ragam daerah, ragam pendidikan, dan sikap penutur. 2. C: Ciri khas ragam daerah dapat diketahui dari aksen yang dipakai oleh penutur 3. D: Ragam pendidikan dapat dibagi atas ragam bahasa baku dan ragam

1 - 34 Unit 1

4. A: 5. B: 6. D:

7. A:

8. A: 9. D:

10. C:

bahasa tidak baku Ciri ragam baku adalah memiliki sifat kemantapan dinamis. Kecendekiaan dan keseragaman kaidah. Ragam bahasa menurut sikap penutur, biasa juaga disebut langgam atau gaya Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat diperinci atas ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan, ragam menurut sarananya, dan ragam yang mengalami gangguan pencampuran. Ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan mengandung maksud bahwa ragam bahasa antara bidang tertentu dengan bidang yang lain atau pokok persoalan tertentu dengan pokok persoalan yang adalah berbeda. Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas: ragam lisan dan ragam tulisan. Ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia yang baku antara lain Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten. Acuracy, brevety, dan claryty adalah karakteristik bahasa tulisan yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa tulis.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 35

Glosariuminteraksi hakikat kompetensi : bergaul, saling mempengaruhi : inti sari atau dasar, kenyataan sesungguhnya : Seperangkat kemampuan dan tindakan cerdas yang penuh dengan tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai prasyarat kecakapan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu : penyampaian dan penerimaan informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal dan non verbal : ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang terkandung dalam peristiwa komunikasi, isi komunikasi

komunikasi pesan

1 - 36 Unit 1

Daftar PustakaAlwi, Hasan. Dkk. (1988). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ed ke 3. Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdiknas. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Goeler, Carl. 1980. Writing to Communicate. London: A Mentor Books. Halliday, M.A.K. dan Ruqaya. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks. Terjemahan oleh Asraruddin B. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Keraf, Gorys. 1986. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah Kridalaksana, Harimurti. 1978. Fungsi dan Sikap Bahasa. Ende-Flores. Samsuri. 1985. Analisis Bahasa. Jakarta: Sastra Hudaya. Santoso, Puji. 2004. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Kajian Bahasa Indonesia di SD

1- 37

Unit

2

TEORI PEMEROLEHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

Muh. Faisal Pendahuluannit 2 bahan ajar mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia di SD ini di dalamnya dibahas Teori Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak . Unit ini terdiri atas 2 sub unit yaitu: (1) Pemerolehan Bahasa Anak dan (2) Perkembangan Bahasa Anak. Saudara, materi dalam unit ini sangat penting karena akan memberikan wawasan kepada Anda tentang bagaimana sesungguhnya cara anak-anak belajar bahasa dan sejak kapan anak-anak mulai belajar bahasa. Pemahaman yang baik mengenai hal itu, tentu akan memudahkan Anda untuk menciptakan suasana pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi, kebiasaan, dan strategi belajar bahasa anak yang memungkinkannya menguasai bahasa dengan baik dan benar. Untuk itulah, setelah mempelajari unit ini, diharapkan Anda mampu: 1. menjelaskan hakikat pemerolehan bahasa anak, 2. ragam pemerolehan bahasa anak, 3. strategi pemerolehan bahasa anak, 4. menjelaskan hakikat perkembangan bahasa anak, 5. menjelaskan tahap-tahap perkembangan bahasa anak. Namun perlu Anda perhatikan, untuk mencapai tujuan di atas, perhatikanlah hal-hal berikut ini!

U

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 1

Setelah memahami tujuan mempelajari unit ini, ikutilah bagian-bagian bahan ajar ini secara bertahap-berkelanjutan. Pelajari setiap bagian secara cermat dan seksama. Mulailah dengan membaca konsep, uraian, dan contohcontoh yang terdapat di dalamnya. Jangan lupa mengaitkan materi yang Anda baca dengan pengalaman Anda sebagai guru atau orang tua yang bergaul dengan anak-anak. Untuk menambah pemahaman dan wawasan Anda, pelengkap materi unit ini juga terdapat di web-site. Bukalah web-site. Masih ingat kan, caranya? Jangan lupa pula mengerjakan latihan/tugas. Setiap latihan/tugas disertai dengan rambu pengerjaan atau jawaban latihan. Rambu-rambu tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada Anda tentang bagaimana latihan dikerjakan dan seperti apa hasil pengerjaan latihan yang dianggap benar. Tapi ingat, jangan terburu-buru membuka rambu-rambu atau kunci jawaban. Karena, bila hal itu Anda lakukan, Anda akan terbiasa tidak akan pernah belajar. Jangan lupa pula membaca rangkuman. Pahamilah rangkuman dengan baik. Bila Anda mendapat kesulitan dalam memahami kata atau istilah yang terdapat pada unit ini, lihatlah glosarium dalam unit ini atau manfaatkanlah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Setelah melakukan kegiatan secara bertahap-berkelanjutan seperti disebutkan di atas, dan merasa telah menguasai materi unit ini, sekarang kerjakan soal-soal tes formatif. Setelah itu, cocokkan jawaban tes formatif Anda dengan kunci jawaban yang tersedia di akhir unit ini sehingga dapat mengetahui kemampuan Anda yang sesungguhnya. Analisislah materi mana yang telah Anda kuasai dengan baik dan materi mana yang belum Anda kuasai. Untuk materi yang belum Anda kuasai, bacalah kembali konsep, uraian, contohcontoh, dan rangkuman yang ada. Selamat Belajar!

2 - 2 Unit 2

Subunit 1 Pemerolehan Bahasa Anak

S

elama ini, kita masih sering mendengar keluhan atau pertanyaan dari para guru SD Mengapa siswa sulit menguasai materi pembelajaran bahasa Indonesia? Mengapa siswa tidak tertarik dengan mata pelajaran bahasa Indonesia Mengapa nilai bahasa Indonesia siswa masih rendah? dan berbagai keluhan lain yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Padahal kalau kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, pada saat anak-anak belajar bahasa di luara sekolah, mereka tampak belajar dengan mudah. Mereka belajar bahasa di rumah atau di lingkungan bermainnya dengan senang tanpa rasa bosan. Anda pun sering memperhatikan hal ini, bukan? Menurut Ken Goodman (Tarigan dkk., 1998), penyebab munculnya masalah seperti di atas adalah karena guru kurang memperhatikan: (1) pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan berbahasa yang telah dimiliki anak sebelum bersekolah; dan (2) situasi, kebiasaan, dan strategi belajar bahasa anak yang memungkinnya menguasai bahasa dengan baik di luar sekolah. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa memahami dengan baik teori-teori pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa anak teramat penting bagi seorang guru karena dapat Anda manfaatkan untuk menciptakan pembelajaran bahasa di sekolah yang dapat membantu anak mengalami dan memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Untuk itu, pelajari uraian berikut dengan baik!

Hakikat Pemerolehan Bahasa AnakPemerolehan bahasa anak melibatkan dua keterampilan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain. Jika dikaitkan denga hal itu, maka yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan dkk., 1998). Selain pendapat tersebut, Kiparsky dalam Tarigan (1988) mengatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 3

hipotesis dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa bersangkutan. Dengan demikian, proses pemerolehan adalah proses bawah sadar. Penguasaan bahasa tidak disadari dan tidak dipengaruhi oleh pengajaran yang secara eksplisit tentang sistem kaidah yang ada di dalam bahasa kedua. Berbeda dengan proses pembelajaran, adalah proses yang dilakukan secara sengaja atau secara sadar dilakukan oleh pembelajar di dalam menguasai bahasa. Adapun karakteristik pemerolehan bahasa menurut Tarigan dkk. (1998) adalah: (a) berlangsung dalam situasi informal, anak-anak belajar bahasa tanpa beban, dan di luar sekolah; (b) pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembagalembaga pendidikan seperti sekolah atau kursus; (c) dilakukan tanpa sadar atau secara spontan; dan (c) dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak. Saudara, berhentilah dulu membaca. Sekarang, coba ingat kembali apa yang telah dibaca. Apa sudah dipahami? Baiklah, sekarang kerjakan latihan berikut!

LatihanMenurut Anda, benarkah bahwa anak belajar bahasa kelihatannya mudah ketika di luar sekolah, dan sulit ketika belajar di sekolah?

Rambu-rambu pengerjaan latihan.Latihan akan mudah terjawab jika Anda mengadakan pengamatan terhadap perilaku anak yang sedang berbahasa di luar sekolah. Kalau perlu, tanyakan kepada mereka, apakah senang dan tidak sulit menggunkan bahasa. Kalau kita perhatikan, posisi bahasa Indonesia dalam pemerolehan bahasa bagi anak Indonesia akan ditemukan bahwa ada anak yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan ada pula menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Anak yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama, bahasa pertama yang dikenal dan dikuasai adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesialah yang pertama-tama dijadikan sebagai2 - 4 Unit 2

sarana komunikasi verbal sejak dia bayi. Anak yang bahasa pertamanya bahasa Indonesia banyak dijumpai sekarang ini, terutama pada keluarga yang tinggal di kota. Penyebabnya sebagai berikut. (1) Perkawinan antarpenutur bahasa yang berbeda. Masing-masing pihak tidak saling memahami bahasa daerah pasangannya. (2) Perkawinan antarpenutur bahasa daerah yang sama dengan situasi berikut ini. - Lingkungan sosial sekitar keluarga menggunakan bahasa Indonesia sebagai media komunikasi. - Lingkungan masyarakat sekitar menggunkan bahasa daerah yang tidak dikuasai oleh keluaga itu. - Lingkungan menggunkan bahasa daerah yang sama dengan bahasa keluarga itu, tetapi karena pertimbangan praktis, bahasa yang digunakan dalam keluarga itu bahasa Indonesia (Tarigan dkk., 1998). Selanjutnya Tarigan dkk. (1998) mengungkapkan bahwa anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menggunkan bahasa daerah sebagai media komunikasi kesehariannya, kemungkinan besar anak itu bahasa pertamanya adalah bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya. Sekalipun anak itu telah mengenal bahasa Indonesia melalui berbagai media (misalanya radio dan televisi), tetapi bahasa Indonesia yang dikuasainya baru benar-benar digunakan ketika telah bersekolah.

Ragam Pemerolehan Bahasa AnakRagam atau jenis pemerolehan bahasa anak menurut Tarigan (1988) dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan, antara lain: (a) berdasarkan bentuk, (b) berdasarkan urutan, (c) berdasarkan jumlah, (d) berdasarkan media, (e) berdasarkan keaslian. Ditinjau dari segi bentuk, dikenal ragam: (a) pemerolehan bahasa pertama, (b) pemerolehan bahasa kedua, (c) pemerolehan-ulang. Ditinjau dari segi urutan, dikenal ragam: (a) pemerolehan bahasa pertama,

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 5

(b) pemerolehan bahasa kedua Ditinjau dari segi jumlah, dikenal ragam: (a) pemerolehan satu bahasa, (b) pemerolehan dua bahasa. Ditinjau dari segi media, dikenal ragam: (a) pemerolehan bahasa lisan, (b) pemerolehan bahasa tulis. Ditinjau dari segi keaslian atau keasingan, dikenal ragam: (a) pemerolehan bahasa asli, (b) pemerolehan bahasa asing. Anda perlu perhatikan bahwa memang terdapat beberapa istilah pemerolehan bahasa dari segi bentuk, urutan, dan keaslian, tetapi dalam pengertian hampir sama. Misalnya, istilah pemerolehan bahasa pertama dengan pemerolehan bahasa asli, dan antara pemerolehan bahasa kedua dengan pemerolehan bahasa asing tidak ada perbedaan pengertian. Apabila ditinjau dari segi keserentakan atau keberurutan, pada dasarnya pemerolehan dua bahasa oleh seorang anak dapat terjadi dalam dua cara, yaitu (a) pemerolehan bahasa secara serentak, dan (b) pemerolehan bahasa secara berurut. Pemerolehan serempak dua bahasa terjadi pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat bilingual (menggunakan dua bahasa dalam berkomunikasi) atau dalam masyarakat multilingual (menggunakan lebih dari dua bahasa). Anak mengenal, mempelajari, dan menguasai kedua bahasa secara bersamaan. Sedangkan pemerolehan berurut dua bahasa terjadi bila anak menguasai dua bahasa dalam rentang waktu yang relatif berjauhan (Tarigan, 1988 dan Tarigan dkk., 1998).

LatihanSekarang, kerjakan tugas berikut! 1. Dari keseluruhan jumlah siswa Anda, berapa orang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan berapa orang yang menggunkan bahasa daerah sebagai bahasa pertama. Jelaskan, mengapa demikian? 2. Adakah siswa Anda yang menguasai dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah, apakah pemerolehan kedua bahasa terjadi secara serempak atau berurutan? Apa alasan Anda!

2 - 6 Unit 2

Rambu-rambu pengerjaan latihan.Gunakan tabel berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2. Agar data yang diperlukan lebih lengkap, lakukan wawancara dengan orang tua siswa Anda.No Nama Ayah Ayah Ibu Bahasa Bahasa Kependudukan Penjelasan B1 Pend Pek. B1 Pend Pek. Keluar- Masy. Asli Penda. ga Sekitar . tang

Sumber: Tarigan dkk. (1998: 1.7) Keterangan: - B1 : Bahasa pertama - Pend. : Pendidikan - Pek. : Pekerjaan - Masy. : Masyarakat

Strategi Pemerolehan Bahasa AnakSaudara, pasti kalian bertanya-tanya, Bagaimana caranya seorang anak memperoleh bahasanya? Apakah kemampuan berbahasa anak adalah pembawaan atau ada faktor-faktor lain yang memungkinkannya memiliki kemampuan tersebut? Menurut Tarigan (1988), untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita harus mempertimbangkan masalah interaksi sang anak dengan konteksnya. Landasan atau dasar kognitif pemerolehan bahasa sangat mudah sekali terlihat dalam tiga hal, yaitu: (1) perkembangan semantik sang anak, (2) perkembangan sintaksis permulaan, dan (3) penggunaan aktif sang anak akan sejenis siasat belajar. Kalau kita amati, anak-anak pada umumnya cenderung lebih cepat belajar dan menguasai suatu bahasa, terutama bahasa ibunya. Sejak lahir seorang bayi sudah memperoduksi bunyi yaitu mengeram atau menangis. Bunyibunyi itu menggambarkan suasana kebutuhan dalam upaya merespon terhadap lingkungan internal dan eksternalnya. Sejalan dengan pertumbuhan usia bayi tersebut, maka bunyi-bunyi yang diproduksinya itu mulai ada kecenderungan mempunyai kemiripan dengan bahasa (kata-kata) orang dewasa, misalanya mama.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 7

Kata ma-ma (biasa diistilahkan dalam kajian bahasa sebagai babling) yang dituturkan oleh si bayi, diprediksikan sebagai langkah awal dari perkembangan fonologi anak untuk pemerolehan bahasa. Para behavioris berpandangan bahwa setiap orang terdorong (apakah dorongan positif atau negatif) untuk melakukan sesuatu. Bahasa itu merupakan ciri dan milik manusia, merupakan pembeda dari makhluk ciptaan lainnya. Bahasa itu bertemali dengan beraneka sistem pada akal manusia dan sekaligus dibentuk oleh sistem yang ada itu. Saudara, untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan sebuah ilustarsi hipotesis klasik berikut ini. Amatilah seorang bayi yang sedang tidur telentang di pembaringan. Saat ibunya menghampiri dan mengajaknya bermain, si bayi merasa senang dan mulai membabling. Dia merasa akan mendapatkan respon dari sang ibu. Si ibu pun memahami apa yang dikehendaki oleh sang bayi. Kemudian, si bayi digendong, didekap dan dipeluk dalam pangkuan, disendaguraui atau ditimang, atau barangkali diselingi pula dengan ungkapan suara-suara puji kasih sayang dari sang ibu. Semakin besar perhatian sang ibu curahkan ke pada si bayi, maka semakin berani pula sang bayi melahirkan ungkapan-ungkapan sebagai respon atas stimulus yang diberikan oleh si ibu kepadanya. Respon-respon yang diberikan kepada sang ibu tiada lain suatu pertanda telah terjalinnya proses interaksi pada tahap awal kemampuan berbahasa sang bayi. Kejadian semacam itu bagi si bayi dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau positif reinforsmen. Setiap dia menyuarakan ma-ma, dia akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, maka dia akan mengulanginya terus dan terus. Kondisi belajar bahasa semacam itu akan terus mempengaruhi seorang anak hingga ia menjadi tumbuh dewasa. Dorongan yang positif tadi terus mempengaruhinya sehingga timbul keinginan seorang anak untuk meniruniru orang dewasa berbahasa. Dari ilustrasi di atas, apakah Anda sudah memahami bagaimana strategi anak memperoleh bahasa? Ya, anak memperoleh kemampuan berbahasa lisan melalui peniruan dan pengalaman langsung. Apakah hanya itu? Menurut Tarigan dkk. (1998), selain meniru dan mengalami langsung, anak memperoleh kemampuan berbahasa dengan cara mengingat, bermain, dan penyederhanaan. Mengingat, memainkan peranan penting dalam belajar bahasa anak atau belajar apa pun. Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, direkam dalam benaknya. Pada tahap awal belajar bahasa, anak mulai membangun pengetahuan

2 - 8 Unit 2

tentang kombinasi bunyi-bunyi tertentu yang menyertai dan merujuk pada sesuatu yang dia alami. Ingatan ini akan semakin kuat, terutama bila penyebutan akan benda atau peristiwa tertentu terjadi berulang-ulang. Dengan cara ini, anak akan mengingat kata-kata tentang sesuatu sekaligus mengingat pula cara mengucapnya. Kegiatan bermain pun memegang peran penting dalam pemerolehan bahasa anak. Dalam kegiatan bermain, anak-anak sering dan senang bermain peran yaitu memerankan perilaku orang dewasa atau perilaku orang lain di sekelilingnya. Tampa mereka sadari, dalam kegiatan bermain tersebut mereka berlatih berbicara dan menyimak. Selanjutnya, cara belajar dengan penyederhanaan, maksudnya adalah ketika berbicara anak-anak pada awalnya cenderung menyederhanakan model tuturan orang dewasa. Ada beberapa fonem dan bahkan kata yang dihilangkan pada saat bertutur. Walaupun dalam bertutur, anak-anak hanya menggunakan satu kata tetapi memiliki cakupan makna yang luas (Tarigan dkk., 1998). Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak? Ada dua persyaratan dasar yang memungkinkan anak dapat memperoleh kemampuan berbahasa, yaitu potensi faktor biologis yang dimiliki sang anak, serta dukungan sosial yang diperolehnya. Selain itu, ada beberapa faktor penunjang yang merupakan penjabaran dari kedua hal di atas yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan bahasa yang diperoleh anak. Faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti berikut: (a) faktor biologis; (b) faktor lingkungan sosial; (c) faktor intelegensi; dan (d) faktor motivasi (Tarigan dkk., 1998) Noam Chomsky, tokoh behavioris, berpendapat bahwa semua manusia mempunyai kemampuan bawaan untuk berbahasa. Dari kegiatan berinteraksi dengan lingkungan, seseorang akan mampu belajar bahasa atau membentuk kemampuan berbahasa (Dworetzky, 1990). Perangkat biologis yang menentukan anak dapat memperoleh kemampuan bahasanya ada tiga, yaitu otak (sistem syaraf pusat), alat dengar, dan alat ucap. Dalam proses berbicara, sistem syaraf yang ada di otaklah sebagai pengendali. Semua isyarat tanggapan bahasa yang sudah diproses di otak selanjutnya dikirimkan ke daerah motor seperti alat ucap, untuk menghasilkan bahasa secara fisik (Tarigan dkk., 1998). Terkait dengan pandanga di atas, Slobin dalam (Nurhadi dan Roekhan, 1990) mengemukakan bahwa seorang anak itu lahir dengan seperangkat

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 9

prosedur dan aturan-aturan bahasa yang oleh Chomsky dinamakan Language Acquisition Device (LAD). Selanjutnya Slobin mengatakan bahwa yang dibawa lahir itu bukanlah pengetahuan seperangkat kategori linguistik yang semsta sepeerti yang dikatakan oleh Chomsky. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan bahasa bahasa yang dibawa lahir itulah yang memungkinkan seorang anak untuk mengolah data linguistik. Tetapi perlu diketahui bahwa prosedur dan aturanaturan bahasa bawaan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan bahasa anak selanjutnya, karena potensi ini harus ditunjang faktor kognitif dan situasi mental anak. Dengan demikian, anak yang tidak sehat mentalnya tidak dapat mengembangkan potensi bahasa itu dengan baik. Bahkan, mungkin sama sekali potensi itu tidak dapat difungsikan. Perkembangan umum kognitif dan mental anak adalah faktor penetu dalam proses pemerolehan bahasa. Seorang anak memperoleh atau belajar bahasa ibunya dengan jalan mengetahui struktur dan fungsi bahasa, dan secara aktif ia berusaha untuk mengembangkan keterampilan berbahasa menurut cara yang diperoleh dari lingkungannya. Oleh karena itu, bahasa yang diperoleh anak tidak diwariskan secara genetis atau keturunan, tetapi didapat dalam lingkungan yang menggunakan bahasa. Sehubungan dengan hal itu, maka anak memerlukan orang lain, anak memerlukan contoh atau model berbahasa, respon dan tanggapan, serta teman untuk berlatih dan beruji coba dalam belajar bahasa dalam konteks yang sesungguhnya. Dengan demikian, lingkungan sosial merupakan salah satu faktor penting yang menentukan pemerolehan bahasa anak. Selain lingkungan sosial, intelegensi pun berpengaruh terhadap pemerolehan bahasa anak. Anak yang berintelegensi tinggi, tingkat pencapaian bahasanya cenderung lebih cepat, lebih banyak, dan lebih variatif khasanah bahasanya daripada anak-anak yang berintelegensi rendah (Tarigan dkk., 1998). Bagaimana dengan faktor komunikasi? Pada ilustrasi sebelumnya sudah diuraikan bahwa semakin besar perhatian sang ibu curahkan ke pada si bayi, maka semakin berani pula sang bayi melahirkan ungkapan-ungkapan sebagai respon atas stimulus yang diberikan oleh si ibu kepadanya. Kejadian semacam itu bagi si bayi dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau positif reinforsmen. Setiap dia menyuarakan ma-ma, dia akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, maka dia akan mengulanginya lagi. Kondisi belajar bahasa semacam itu akan terus mempengaruhi seorang anak hingga ia menjadi tumbuh dewasa. Dorongan yang positif tadi terus mempengaruhinya sehingga timbul keinginan seorang anak untuk meniru-niru orang dewasa berbahasa. Dengan

2 - 10 Unit 2

demikian sudah jelas bahwa motivasi atau dorongan akan memacu anak untuk belajar dan menguasai bahasanya lebih baik lagi. Selain pendapat di atas, Ellies dkk. (1989) mengemukakan bahwa anak belajar berbicara sesuai dengan kebutuhannya. Sekiranya ia dapat memperoleh apa yang diinginkannya tampa bersusah payah untuk memintanya, maka ia tidak merasa perlu untuk berusaha belajar berbahasa. Jadi pada mulanya motif anak belajar bahasa ialah agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, keinginankeinginannya, dan menguasai lingkungannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Dengan demikian, kebutuhan utama anak-anak sehingga belajar berbahasa adalah: (a) keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, kemudian mengenai dirinya sendiri dan kawan-kawannya; (b) memberi perintah dan menyatakan kemauan; (c) pergaulan sosial dengan orang lain; dan (d) menyatakan pendapat dan ide-idenya.

RangkumanPemerolehan bahasa adalah proses yang digunakan oleh anak-anak dalam memiliki kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, yang berlangsung secara alami, dalam situasi formal, spontan, dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak. Posisi bahasa Indonesia dalam pemerolehan bahasa bagi anak Indonesia akan ditemukan bahwa ada anak yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan ada pula menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Anak yang bahasa pertamanya bahasa Indonesia bila anak dibesarkan oleh orang tua yang hanya menguasai bahasa Indonesia, orang tua yang berasal dari bahasa daerah yang berlainan, lingkungan masyarakat sekitar menggunkan bahasa daerah yang tidak dikuasai, dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang berbahasa daerah. Anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menggunkan bahasa daerah sebagai media komunikasi kesehariannya, kemungkinan besar anak itu bahasa pertamanya adalah bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya. Pemerolehan bahasa juga dapat terjadi secara serempak dua bahasa dan secara berurutan. Pemerolehan secara serempak dua bahasa terjadi pada anak yang dibesarkan dalam masyarakat bilingual (menggunakan dua bahasa dalam berkomunikasi) atau dalam masyarakat multilingual (menggunakan lebih dari

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 11

dua bahasa). Sedangkan pemerolehan berurut dua bahasa terjadi bila anak menguasai dua bahasa dalam rentang waktu yang relatif berjauhan Ragam atau jenis pemerolehan bahasa anak dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan, antara lain: (a) berdasarkan bentuk - pemerolehan bahasa pertama - pemerolehan bahasa kedua - pemerolehan-ulang (b) berdasarkan urutan - pemerolehan bahasa pertama - pemerolehan bahasa kedua (c) berdasarkan jumlah - pemerolehan satu bahasa - pemerolehan dua bahasa (d) berdasarkan media - pemerolehan bahasa lisan - pemerolehan bahasa tulis (e) berdasarkan keaslian - pemerolehan bahasa asli - pemerolehan bahasa asing (3) Strategi anak memperoleh bahasa melalui: (a) peniruan, (b) pengalaman langsung (c) mengingat, (d) bermain, dan (e) penyederhanaan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak, yaitu: (a) faktor biologis; (b) faktor lingkungan sosial; (c) faktor intelegensi; dan (d) faktor motivasi.

2 - 12 Unit 2

Tes Formatif 1Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan! 1. Proses yang digunakan oleh anak-anak dalam memiliki kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan, yang berlangsung secara alami, dalam situasi formal, spontan, dan terjadi dalam konteks berbahasa yang bermakna bagi anak adalah hakikat... A. bahasa. B. perkembangan bahasa. C. pemerolehan bahasa. D. bahasa pertama. 2. Karakteristik pemerolehan bahasa adalah....kecuali: A. berlangsung dalam situasi informal. B. pemilikan bahasa melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga pendidikan. C. dilakukan tanpa sadar atau secara spontan. D. dialami langsung oleh anak. 3. Anak yang bahasa pertamanya bahasa Indonesia banyak dijumpai sekarang ini, penyebabnya... A. lingkungan sosial sekitar keluarga menggunakan bahasa daerah sebagai media komunikasi. B. lingkungan masyarakat sekitar menggunkan bahasa Indonesia yang tidak dikuasai oleh keluaga itu. C. Perkawinan antarpenutur bahasa yang berbeda dan masing-masing pihak saling memahami bahasa daerah pasangannya. D. Perkawinan antarpenutur bahasa yang berbeda dan masing-masing pihak tidak saling memahami bahasa daerah pasangannya. 4. Anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang menggunkan bahasa daerah sebagai media komunikasi kesehariannya, kemungkinan besar anak itu bahasa pertamanya adalah ... A. bahasa Indonesia. B. bahasa daerah. C. bahasa asing. D. bahasa daerah dan bahasa Indonesia. 5. Ragam atau jenis pemerolehan bahasa anak dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan, antara lain...kecuali:

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 13

A. berdasarkan bentuk. B. berdasarkan urutan. C. berdasarkan sarana. D. berdasarkan media. 6. Jika anak dibesarkan dalam masyarakat bilingual atau dalam masyarakat multilingual, maka anak akan memperoleh bahasa.... A. secara serempak dua bahasa. B. secara berurutan dua bahasa. C. secara alamiah. D. secara simultan. 7. Anak memperoleh kemampuan berbahasa lisan melalui...kecuali: A. peniruan. B. pengalaman langsung. C. mengingat. D. pembelajaran. 8. Pada saat anak-anak belajar bertutur terkadang ada beberapa fonem dan bahkan kata yang dihilangkan pada saat bertutur, itu adalah salah satu strategi anak memperoleh bahasa dengan cara... A. peniruan. B. Penyederhanaan. C. pengalaman langsung. D. mengingat. 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak adalah...kecuali: A. faktor biologis. B. faktor lingkungan sosial. C. faktor genetis. D. faktor intelegensi. 10. Upaya yang dapat dilakukan agar anak terpacu untuk belajar dan menguasai bahasanya lebih baik lagi adalah...kecuali: A. menciptakan kondisi lingkungan yang menyenangkan. B. memberi motivasi. C. memberi hadiah. D. membenarkan kesalahan anak.

2 - 14 Unit 2

Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Bagaiamana? Apakah semua soal sudah Anda kerjakan. Kalau sudah, sekarang cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif subunit 1 ini yang terdapat pada bagian akhir Unit 2 ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi subunit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 100% = baik sekali 80 89% = baik 70 79% = cukup < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, selamat! Anda sukses! Anda dapat meneruskan mempelajari subunit berikutnya. Bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, jangan putus asa. Ulangilah mempelajari subunit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai. x 100%

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 15

Subunit Perkembangan BAHASA ANAK

M

asih ingatkah materi subunit 1? Semoga! Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai cara atau strategi. Meskipun cara anak yang satu dengan anak yang lain berbeda, ada hal-hal yang umum terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan tentang hakikat perkembangan bahasa anak dan tahap-tahap perkembangan bahasa anak sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak. Itulah sebabnya guru SD perlu menguasai berbagai konsep yang terkait dengan perkembangan bahasa anak.

Hakikat Perkembangan Bahasa AnakSaudara, kita dapat berbahasa dengan lancar seperti sekarang ini tidak terjadi dengan tib-tiba. Ini memerlukan latihan yang intensif selama masa perkembangan dan melalui tahapan yang berangsur-angsur sempurna. Pada awalnya segala yang kita dengarkan dari lingkungan adalah sama. Kita dapat mengembangkan karena bakat bawaan, karena lingkungan atau karena faktor lain yang menunjang yaitu perkembangan fisik dan intelektual. (Masih ingat, kan? Uraian tentang hal ini pada subunit 1). Yang sangat menakjubkan ialah, pada masa kanak-kanak dalam waktu yang relatif singkat, kita sudah dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita. Bahkan sebelum bersekolah, kita telah mampu betutur seperti orang dewasa untuk berbagai keperluan dan dalam bermacam situasi. Terkait dengan hal tersebut di atas, Darjowidjojo (Tarigan dkk., 1998) mengungkapkan bahwa pemerolehan bahasa anak itu tidaklah tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan kemampuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Tangisan, bunyi-bunyi atau ucapan yang sederhana tak bermakna, dan celotehan bayi merupakan jembatan yang mefasilitasi alur perkembangan bahasa anak menuju kemampuan berbahasa yang lebih sempurna. Bagi anak, celoteh merupakan semacam latihan2 - 16 Unit 2

untuk menguasai gerak artikulatoris (alat ucap) yang lama kelamaan dikaitkan dengan kebermaknaan bentuk bunyi yang diujarkannya.

Tahap-tahap Perkembangan Bahasa AnakAda beberapa ahli yang membagi tahap-tahap perkembangan bahasa itu ke dalam tahap pralinguistik dan tahap linguistik. Akan tetapi ada ahli-ahli lain yang menyanggah pembagian ini, dan mengatakan bahwa tehap pralinguistik tidak dapat dikatakan bahasa permulaan karena bunyi-bunyi seperti: tangisan, rengekan, dan lain sebagainya dikendalikan oleh ransangan (stimulus) semata. Sudah diuraikan sebelumnya bahwa kemampuan berbahasa anak-anak tidaklah diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi berkembang secara bertahap. Tahapan perkembangan bahasa anak dapat dibagi atas: (1) tahap pralingustik, (2) tahap satu-kata, (3) tahap dua-kata, dan (4) tahap banyak-kata. 1. Tahap Pralingustik (0 12 bulan) Sebelum mampu mengucapkan suatu kata, bayi mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu tahun. Namun pada tahap ini, bunyibunyi bahasa yang dihasilkan anak belumlah bermakna. Bunyi-bunyi itu berupa vokal atau konsonan tertentu tetapi tidak mengacu pada kata atau makna tertentu. Untuk itulah sehingga perkembangan bahasa anak pada masa ini disebut tahap pralinguistik (Tarigan, 1988; Tarigan dkk., 1998; Ellies dkk.,1989). Bahkan pada awalnya, bayi hanya mampu mengeluarkan suara yaitu tangisan. Pada umumnya orang mengatakan bahwa bila bayi yang baru lahir menangis, menandakan bahwa bayi tersebut merasa lapar, takut, atau bosan. Sebenarnya tidak hanya itu saja terjadi. Para peneliti perkembangan mengatakan bahwa lingkungan memberikan mereka halangan tentang apa yang dirasakan oleh bayi, bahkan tangisan itu sudah mempunyai nilai komunikatif. Bayi yang berusia 4 7 bulan biasanya sudah mulai mengahasilkan banyak suara baru yang menyebabkan masa ini disebut masa ekspansi (Dworetzky, 1990). Suara-suara baru itu meliputi: bisikan, menggeram, dan memekik. Setelah memasuki usia 7 12 bulan, ocehan bayi meningkat pesat. Sebagian bayi mulai mengucapkan suku kata dan menggandakan rangkaian kata seperti dadada atau mamama. Ini dekanal dengan masa connical.

Kajian Bahasa Indonesia di SD

2- 17

2. Tahap Satu-Kata (12 18 bulan) Pada masa ini, anak sudah mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti yang mewakili keseluruhan idenya. Satu-kata mewakili satu atau bahkan lebih frase atau kalimat. Contoh: Ujaran anak Maksud - Mau memakai baju atau Ini - Juju! (sambil memegang baju) baju saya - Mau pergi atau keluar - Gi! (sambil menunjuk keluar) - Bum-bum (sambil menunjuk - Itu motor atau saya mau naik motor motor Kata-kata pertama yang lazim diucapkan berhubungan dengan objekobjek nyata atau perbuatan. Kata-kata yang sering diucapkan orang tua sewaktu mengajak bayinya berbicara berpotensi lebih besar menjadi kata pertama yang diucapkan si bayi. Selain itu, kata tersebut mudah bagi dia. Misalnya kata papa itu kan konsonan bilabial yang mudah diucapkan. Selain itu, kata-kata tersebut mengandung fonem a yang secara artikulasi juga mudah diucapkan (tinggal membuka mulut saja). Memahami makna kata yang diucapkan anak pada masa ini tidaklah mudah. Untuk menafsirkan maksud tuturan anak harus diperhatikan aktivitas anak itu dan unsur-unsur non-linguistik lainnya seperti gerak isyarat, ekspresi, dan benda yang ditunjuk si