penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan...

6
7 awamori, dari bioaktivator Petro Gladiator Aspergillus awamori dan Aspergillus niger, dan dari bioaktivator Bio Extrim: Fusarium sp.. Isolat kapang yang memiliki kemampuan tertinggi dalam mereduksi P 2 O 5 adalah Aspergillus niger dari bioaktivator Petro Gladiator dengan nilai IRF 1,10. Isolat kapang mampu mereduksi senyawa fosfat mungkin terkait erat dengan kemampuannya dalam menghasilkan asam organik. Karena menurut Ginting (2008), asam organik yang dilepaskan oleh isolat kapang mampu mengikat PO 4 dengan persamaan kimia (1) dan (2) sehingga dapat membentuk H 2 PO 4 - dari Ca 3 (PO 4 ) 2 dan P 2 O 5 yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. 2 Ca 3 (PO 4 ) 2 + 4 H + 6 Ca 2+ + 4 H 2 PO 4 (1) P 2 O 5 + H + H 2 PO 4 - …….………..… (2) Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa tidak satupun isolat kapang dari ke-4 bioaktivator yang mampu mereduksi AlPO 4 . Pengamatan dilakukan ketika rerata diameter kapang mencapai ± 3 cm, waktu yang dibutuhkan kapang untuk mencapai diameter tersebut adalah berbeda. Tetapi ketika Aspergillus niger dari bioaktivator Orlitani dan Petro Gladiator serta Aspergillus awamori dari bioaktivator Tunas Windu dan Petro Gladiator diinkubasi hingga hari ke-7 dengan diameter koloni kapang mencapai ± 9 cm, isolat tersebut mampu mereduksi fosfat AlPO 4 . Tidak diketahui mengapakapang tersebut mebutuhkan waktu yang relatif lama untuk dapat mereduksi AlPO 4 . Menurut Ginting (2008), AlPO 4 juga dapat direduksi dengan persamaan reaksi berikut: AlPO 4 + 2H + Al 3+ + H 2 PO 4 - …..….. (3) Hal ini mungkin berkaitan dengan status Al 3+ dalam tabel periodik unsur yang termasuk dalam ion logam berat. Kpomblekou-A & Tabatabai (1994) mengemukakan bahwa asam alifatik dengan betahidroksil dan alfa-hidroksil seperti asam sitrat dan asam oksalat sangat efektif dalam melarutkan batuan fosfat. Goyal dkk (1982) menemukan bahwa Aspergillus sp. terutama Aspergillus awamori dan Aspergillus niger menghasilkan asam sitrat. Penelitian Agnihotri (1970) menemukan bahwa Fusarium oxysporus mampu menghasilkan asam oksalat, Trichoderma harzianum mampu menghasilkan asam sitrat dan Trichoderma viride mampu menghasikan asam oksalat. Penelitian Cunningham & Kuiack (1992) menemukan Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan oksalat pada kalsium fosfat. Produksi asam organik akan mempengaruhi pH media. Ligan organik seperti asam sitrat, oksalat, tartrat dan malat mengandung gugus karboksil (COOH), alifatik (OH,) fenolik-hydroksil sangat efektif dalam pelarutan mineral dan pembentukan chelat dengan unsur Al, Fe, Ca serta unsur lain dan menurunkan pH media (Violante dan Gianfreda,2000). Rhizopus sp. tidak dapat mereduksi fosfat dikarenakan asam organik yang dihasilkan adalah asam laktat. Secara garis besar, mekanisme kapang dalam mereduksi fosfat melalui dua tahapan yaitu secara kimiawi dan secara biologis. a. Mekanisme reduksi fosfat secara kimia dilakukan oleh mikroorganisme dengan cara mengekskresikan asam organik yang berbobot molekul rendah seperti sitrat, oksalat, malat dan tartrat(Ilimer & Schinner, 1992; Ilimer & Schinner, 1995). Akibat banyaknya asam organik yang diekskresikan membuat pH menjadi turun. Asam organik akan bereaksi dengan bahan pengikat fosfat seperti Al 3+ , Fe 3+ , Ca 2+ , atau Mg 2+ membentuk khelat organik yang stabil sehingga dapat membebaskan ion fosfat yang terikat (Ginting dkk, 2008). b. Reduksi fosfat secara biologis terjadi karena mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim antara lain enzim fosfatase dan enzim fitase. Fosfatase merupakan enzim yang akan dihasilkan apabila ketersediaan fosfat rendah. Fosfatase diekskresikan oleh akar tanaman dan mikroorganisme dalam tanah, yang lebih dominan adalah fosfatase yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Pada proses mineralisasi bahan organik, senyawa fosfat organik diuraikan menjadi bentuk fosfat anorganik yang tersedia bagi tanaman dengan bantuan enzim fosfatase. Enzim fosfatase dapat memutuskan fosfat yang terikat oleh senyawa-senyawa organik menjadi bentuk yang tersedia (Ginting dkk, 2008)

Upload: doannga

Post on 03-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Paper-1212254.pdf · asam organik yang dilepaskan oleh isolat ... Aspergillus

7

awamori, dari bioaktivator Petro Gladiator

Aspergillus awamori dan Aspergillus niger,

dan dari bioaktivator Bio Extrim: Fusarium

sp.. Isolat kapang yang memiliki kemampuan

tertinggi dalam mereduksi P2O5 adalah

Aspergillus niger dari bioaktivator Petro

Gladiator dengan nilai IRF 1,10.

Isolat kapang mampu mereduksi

senyawa fosfat mungkin terkait erat dengan

kemampuannya dalam menghasilkan asam

organik. Karena menurut Ginting (2008), asam organik yang dilepaskan oleh isolat

kapang mampu mengikat PO4 dengan

persamaan kimia (1) dan (2) sehingga dapat

membentuk H2PO4- dari Ca3(PO4)2 dan P2O5

yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.

2 Ca3(PO4)2 + 4 H+ 6 Ca

2+ + 4 H2PO4 (1)

P2O5 + H+ H2PO4

- …….………..… (2)

Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 menunjukkan

bahwa tidak satupun isolat kapang dari ke-4

bioaktivator yang mampu mereduksi AlPO4.

Pengamatan dilakukan ketika rerata diameter

kapang mencapai ± 3 cm, waktu yang

dibutuhkan kapang untuk mencapai diameter

tersebut adalah berbeda. Tetapi ketika

Aspergillus niger dari bioaktivator Orlitani

dan Petro Gladiator serta Aspergillus

awamori dari bioaktivator Tunas Windu dan

Petro Gladiator diinkubasi hingga hari ke-7

dengan diameter koloni kapang mencapai ± 9

cm, isolat tersebut mampu mereduksi fosfat

AlPO4 . Tidak diketahui mengapakapang

tersebut mebutuhkan waktu yang relatif lama

untuk dapat mereduksi AlPO4. Menurut

Ginting (2008), AlPO4 juga dapat direduksi

dengan persamaan reaksi berikut:

AlPO4+ 2H+ Al

3+ + H2PO4

- …..….. (3)

Hal ini mungkin berkaitan dengan status

Al3+

dalam tabel periodik unsur yang

termasuk dalam ion logam berat.

Kpomblekou-A & Tabatabai (1994)

mengemukakan bahwa asam alifatik dengan

betahidroksil dan alfa-hidroksil seperti asam

sitrat dan asam oksalat sangat efektif dalam

melarutkan batuan fosfat. Goyal dkk (1982)

menemukan bahwa Aspergillus sp. terutama

Aspergillus awamori dan Aspergillus niger

menghasilkan asam sitrat. Penelitian

Agnihotri (1970) menemukan bahwa

Fusarium oxysporus mampu menghasilkan

asam oksalat, Trichoderma harzianum

mampu menghasilkan asam sitrat dan

Trichoderma viride mampu menghasikan

asam oksalat. Penelitian Cunningham &

Kuiack (1992) menemukan Penicillium bilaji

mampu menghasilkan asam sitrat dan oksalat

pada kalsium fosfat. Produksi asam organik

akan mempengaruhi pH media. Ligan

organik seperti asam sitrat, oksalat, tartrat

dan malat mengandung gugus karboksil

(COOH), alifatik (OH,) fenolik-hydroksil

sangat efektif dalam pelarutan mineral dan

pembentukan chelat dengan unsur Al, Fe, Ca

serta unsur lain dan menurunkan pH media

(Violante dan Gianfreda,2000). Rhizopus sp.

tidak dapat mereduksi fosfat dikarenakan

asam organik yang dihasilkan adalah asam

laktat.

Secara garis besar, mekanisme kapang

dalam mereduksi fosfat melalui dua tahapan

yaitu secara kimiawi dan secara biologis.

a. Mekanisme reduksi fosfat secara kimia

dilakukan oleh mikroorganisme dengan

cara mengekskresikan asam organik yang

berbobot molekul rendah seperti sitrat,

oksalat, malat dan tartrat(Ilimer &

Schinner, 1992; Ilimer & Schinner,

1995). Akibat banyaknya asam organik

yang diekskresikan membuat pH menjadi

turun. Asam organik akan bereaksi

dengan bahan pengikat fosfat seperti

Al3+

, Fe3+

, Ca2+

, atau Mg2+

membentuk

khelat organik yang stabil sehingga dapat

membebaskan ion fosfat yang terikat

(Ginting dkk, 2008).

b. Reduksi fosfat secara biologis terjadi

karena mikroorganisme tersebut

menghasilkan enzim antara lain enzim

fosfatase dan enzim fitase. Fosfatase

merupakan enzim yang akan dihasilkan

apabila ketersediaan fosfat rendah.

Fosfatase diekskresikan oleh akar

tanaman dan mikroorganisme dalam

tanah, yang lebih dominan adalah

fosfatase yang dihasilkan oleh

mikroorganisme. Pada proses

mineralisasi bahan organik, senyawa

fosfat organik diuraikan menjadi bentuk

fosfat anorganik yang tersedia bagi

tanaman dengan bantuan enzim fosfatase.

Enzim fosfatase dapat memutuskan fosfat

yang terikat oleh senyawa-senyawa

organik menjadi bentuk yang tersedia

(Ginting dkk, 2008)

Page 2: Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Paper-1212254.pdf · asam organik yang dilepaskan oleh isolat ... Aspergillus

8

Enzim fosfatase berperan utama dalam

melepaskan P dari ikatan P organik dalam

tanah. Aktivitas fosfatase dalam tanah

meningkat dengan meningkatnya C organik,

tetapi dipengaruhi oleh pH, kelembaban dan

temperatur. Semakin tinggi C organik maka

semakin rendah P organik sehingga

imobilisasi P meningkat. Fosfat anorganik

dapat diimobilisasi menjadi P organik oleh

mikroorganisme dengan jumlah yang

bervariasi. Mekanisme pengikatan Al3+

oleh

gugus fungsi komponen organik disebabkan

oleh adanya satu gugus karboksil dan satu

gugus fenolik atau dua gugus karboksil yang

berdekatan bereaksi dengan ion logam.

Besarnya P yang terlarut memiliki korelasi

dengan Ca2+

dan Al3+

yang dilepaskan

(Nursanti, 2008)

IV KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil pada

penelitian ini adalah :

1. Telah diidentifikasi 14 isolat kapang dari

ke-4 bioaktivator, yaitu :

- Orlitani: Aspergillus flavus, Aspergillus

niger, Trichoderma sp.1, Trichoderma

sp.2, Rhizopus sp. dan Penicillium sp.

- Tunas Windu: Aspergillus awamori,

Rhizopus sp. dan Nigrospora sp.

- Petro Gladiator: Aspergillus awamori,

Aspergillus niger dan Rhizopus sp.

- Bio Extrim : Fusarium sp. dan

Rhizopus sp.

2. Tujuh isolat kapang mampu mereduksi

Ca3(PO4)2, yaitu Aspergillus flavus,

Aspergillus niger, Aspergillus awamori,

Penicillium sp. Trichoderma sp.1,

Trichoderma sp.2 dan Fusarium sp..

3. Empat isolat kapang mampu mereduksi

P2O5 yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus

niger, Aspergillus awamori dan

Fusarium sp..

4. Tidak satupun isolat kapang mampu

mereduksi fosfat dalam bentuk AlPO4.

V SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut tentang seberapa banyak fosfat yang

berhasil direduksi oleh kapang dari

bioaktivator agar dapat diketahui seberapa

besar tingkat keefektivitasannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agnihotri, V.P. 1970. Solubilisation of

insoluble phosphates by some soil

fungi isolated from nursery seed

beds. Can. J. Microbiol 16: 877-

880.

Alexopoulos, C.J., C.W.Mims and M.

Blackwell. 1996. Introductory

Mycology. John Wiley and Sons:

New York

Barneet, H. L. 1969. Illustrated Genera of

Imperfect Fungi. Burgess

Publishing Company: Virginia

Boldu, Francsesc X. 2001. Isolation and

Characterization Fungi Growing on

Volatile Aromatic Hydrocarbons as

Their Sole Carbon and Energy

Source. Mycol. Res. 105 (4) : 477-

484

Benson, H.J. 1998. Microbial Applications:

Laboratory Manual in General

Microbiology. 7th edition. Mc

Graw Hill Companies, Inc: New

York.

Brock, T. D., M. T. Madigan, J. M. Martinko,

and J. Parker 1994. Biology of

Micoorganism 7th Edition.

Prentice Hall Englewood Cliff:

New Jersey

Cunningham, J. E., and C. Kuiack. 1992.

Production of citric and oxalic acids

and solubilization of calcium

phosphate by Penicillium bilaii.

Applied Environmental

Microbiology 58: 1451- 1458.

Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000.

Nutrient disorders and nutrient

management. IRRI and Potash &

PPI /PPIC: Manila.

Dubey, R.C. dan D. K. Maheswari. 2005.

Practical microbiology. S. Chand

Co. Ltd.: New Delhi

Dye, C. 1995. Effect of Citrate And Tartrate

On Phosphate Adsorption By

Page 3: Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Paper-1212254.pdf · asam organik yang dilepaskan oleh isolat ... Aspergillus

9

Amorphous Ferric Hydroxide.

Fertilizer Res. 40: 129-134

Elfiati, D. 2005. Peranan Mikroorganisme

Pereduksi Fosfat terhadap

Pertumbuhan Tanaman. E-USU

repository : Sumatera Utara

El-Azouni, I. M. 2008. Effect of Phosphate

Solubilizing Fungi on Growth and

Nutrient Uptake of Soybean

(Glycine max L.) plants. Journal of

Applied Sciences Research, 4(6):

592-598

Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., Oetari, A.,

2006. Mikologi Dasar dan

Terapan. Yayasan Obor Indonesia:

Jakarta.

Gandjar, I., Robert, A., S., Karin, Vermeulen,

Ariyanti,O., Iman,.S. 1999.

Pengenalan Kapang Tropik

Umum. Yayasan Obor Indonesia:

Jakarta.

Ginting, R. C. B., R. Saraswati, dan E.

Husen. 2008. Mikroorganisme

Pereduksi Fosfat. http://-

balittanah.litbang.deptan.go.id/doku

mentasi/buku/pupuk/pupuk7.pdf.

diakses pada tanggal 30 Januari

2010 pukul 19.45 WIB

Goenadi, D.H., R. Saraswati, dan Y. Lestari.

1993. Kemampuan mereduksi

fosfat dari beberapa isolat bakteri

asal tanah dan pupuk kandang sapi.

Menara Perkebunan 61(2): 44-49.

Goenadi, D.H., dan R. Saraswati. 1993.

Kemampuan mereduksi fosfat dari

beberapa isolat kapang pereduksi

fosfat.Menara Perkebunan 61(3):

61- 66.

Gunarto, L. dan L. Nurhayati. 1994.

Karakterisasi dan identifikasi

bakteri pereduksi fosfat pada

tanah-tanah di Indonesia.

Makalah disampaikan pada

Seminar Tahunan 1994 Hasil

Penelitian Tanaman Pangan, Balai

Penelitian Tanaman Pangan Bogor,

29-30 Maret 1994.

Gupta, N. Jyotasanmayee S., Reena P. and

Dipika K. 2007. Solubilization of

tricalcium phosphate and rock

phosphate by microbes isolated

from chromite, iron and manganese

mines.Acta Bot. Croat. 66 (2),

197–204

Gupta, N. and Sarita J.D. 2008.Phosphate

Solubilising Fungi from Mangroves

of Bhitarkanika, Orissa. Hayati

Journal of Biosciences, June 2008,

p 90-92

Handayanto, E dan K. Hairiyah. 2007.

Biologi Tanah: Landasan

Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka

Adipura: Yogyakarta

Higa, T and J. Parr. 1994. Beneficial and

effective microorganisms for a

sustainable agriculture and

environment. Diakses dari

http://www.agriton.n1/higa.html

pada tanggal 16 Maret 2010

Illmer, P and F.Schinner. 1992.

Solubilization of inorganic

phosphates by microorganisms

isolated from forest soils. Soil Biol.

Biochem. 24, 389-395.

Illmer, P. and F. Schinner. 1995.

Solubilization of inorganic calcium

phosphates solubilization

mechanisms. Soil Biol. Biochem.

27, 257-263.

Irawan, B., Sutihat, Sumardi. 2008. Uji

Aktivitas Enzim Selulase dan

Lipase Pada Mikrofungi Selama

Proses Dekomposisi Limbah

Cair Kelapa Sawit Dengan

Pengujian Kultur Murni. Universitas Negeri Lampung.

Jamilah, Fatimah, Suardi, Deni, E P. 2008.

Peranan Berbagai Jenis

Bioaktivator dan Bahan Pengaya

Dalam Meningkatkan Kandungan

Page 4: Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Paper-1212254.pdf · asam organik yang dilepaskan oleh isolat ... Aspergillus

10

Hara Kompos C. Odorata (The

Role of Bioactivators and

Abundance Substances In Increase

Nutrient Content In C. odorata

Manure). Jur. Embrio (1) (1) (1-

7) 2008

Jasmaniar. 2006. Pengaruh jenis kompos

dan varietas jagung terhadap

pertumbuhan dan hasil jagung.

Skripsi S1 Fakultas Pertanian

Universitas Tamansiswa: Padang.

Kang, S. C., Piyush Pandey, Rajat Khillon

and D.K. Maheshwari. 2008.

Process of rock phosphate

solubilization by Aspergillus sp PS

104 in soil amended medium.

Journal of Environmental

Biology (India) 29(5) 743-746.

Kim, K. Y., G. A. McDonald, and D. Jordan.

1997. Solubilization of

hydroxyapatite by Enterobacter

agglomerans and cloned

Escherichia coli in culture

medium. Biol. Fertil. Soils 24:

347-352.

Koedadiri, A.D., R.Adiwiganda, dan

Z.Poeloengan. 1997. Keragaman

Tanaman Kelapa Sawit (Elaesis

quinensis Jacq.) pada Tanah

Tropohumods, Psammestic

Paleudult dan Typic Paleudult.

Prosiding Kongres Nasional VI

HITI: Jakarta.

Mala Y., Syafruddin. 1999. Teknologi

pembuatan kompos jerami

dengan Trichoderma. Kerjasama

sekretariat satuan Pembina

Propinsi Sumatera Barat dengan

Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian, Sukarami. BPTP:

Solok.

Maria, Marcos, Marcia dan Eduardo. 1999.

Production of Extracellular Lipase

By The Phytopathogenic Fungus

Fusarium Solani FS1. Revista de

Microbiologia (1999) 30:304-309,

ISSN 0001-3714

Montesqrit. 1998. Ekstraksi selulase dari

kapang tanah dan aplikasinya

dalam meningkatkan kecernaan

pakan limbah berserat pada

ruminansia (in vitro). Thesis

Program Pasca Sarjana IPB:

Bogor.

Nagarajah, S., A.M. Posneer, and J.P. Quirk.

1970. Description of phosphate

from kaolinite by citrate and

bicarbonate. Soil Sci. Am. J. 32:

507-510.

Nurmajdi, I. 2002. Pemberian beberapa

jenis mikroorganisme pada

pembuatan bokashi terhadap

pertumbuhan dan hasil bawang

merah. Skripsi S1 Fakultas

Pertanian Universitas Taman

Siswa: Padang.

Nursanti, I. 2008. Pengaruh Bakteri Pelarut

Fosfat Terhadap Ketersediaan

Fosfat Dan Pertumbuhan Tanaman.

Jurnal Ilmiah Universitas

Batanghari Jambi Vol.8 No.2 Juli

Tahun 2008.

Osono, T., Ishii, Y., Takeda, H.,

Seramethakun, T., Khamyong, S.,

To-Anun, C., Hirose, D.,

Tokumasu, S. and Kakishima, M.

2009. Fungal succession and lignin

decomposition on Shorea obtusa

leaves in a tropical seasonal forest

in northern Thailand.Fungal

Diversity 36: 101-119.

Pitt, John I., Alisa, D. Hocking. 2009. Fungi

and Food Spoilage. Springer: New

York

Pradhan, N and L.B. Sukla.

2005.Solubilization of inorganic

phosphates by fungi isolated from

agriculture soil. African Journal of

Biotechnology Vol. 5 (10), pp. 850-

854.

Putranto, R. A., Djoko, S., Tri-Panji,

Suharyanto, Asmini, B. 2006.

Page 5: Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Paper-1212254.pdf · asam organik yang dilepaskan oleh isolat ... Aspergillus

11

Karakterisasi gen penyandi lipase

dari kapang Rhizopus oryzae dan

Absidia corymbifera. Menara

Perkebunan, 2006, 74(1), 23-32.

Rahmawati, N. 2005. Pemanfaatan

Biofertelizer pada Pertanian

Organik.

http://library.usu.ac.id/download/fp/

05013941.pdf. diakses pada tanggal

6 juli 2009 pukul 21.00 WIB

Rajankar, P. N., D.H. Tambekar and S.

R.White. 2007. Study of Phosphate

Solubilization Efficiencies of

Fungi and Bacteria Isolated From

Saline belt of Purna river basin.

Research Journal of Agriculture

and Biological Sciences, 3(6):

701-703.

Raper, Kenneth B., Dorothy I. Fennel. 1965.

The Genus Aspergillus. The

Williams and Wilkins Company:

Baltimore.

Rivaie, A. A., E. Karmawati dan Rusli. 2008.

Posisicontoh daun untuk analisis

status fosfor (P) pada bibit jarak

pagar (Jatropha curcas L.) dan

kadar P tersedia pada daerah

perakarannya.Jurnal Littri 14(4),

Desember 2008 Hlm. 125 – 130

Sarles, W. B. 1956. Microbiology 2nd

Edition. Harper and Brother: New

York.

Saryono, Atria, M., Chainulfifah, A.M. 2002.

Isolasi dan karakterisasi jamur

penghasil inulase yang tumbuh

pada umbi dahlia (Dahlia

variabilis). Jurnal Natur

Indonesia 4(2): 171-177 (2002)

Sinagar, S. M. 2000. Jamur Merang dan

Budidaya. Penebar Swadaya:

Jakarta.

Siswanto, Dian. 2006. Komunitas Kapang

Tanah di Lahan Kritis Berkapur DAS

Brantas Pada Musim

Kemarau.Bioscientiae 3 (1) : 1-14

Soetopo, R., Endang, R. C. C. Efektivitas

Proses Pengomposan Limbah

Sludge IPAL Industri Kertas

Dengan Jamur. Berita Selulosa Vol

43 (2), hal 93-100, Desember

2008, ISSN 0005 9145

Sullivan, P. 2001. Alternative soil

amendments. ATTRA-National

sustainable agriculture

information service. Diakses dari

http://www.attra.org/attra-

pub/PDF/altsoil.pdf pada tanggal

16 Maret 2010.

Sutedjo, M. M.

1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta:

Jakarta

Sutton,Deanna A., Ph.D. MT,SM(ASCP),

RM,SM(NRM). 2007. The Fungi.

Diakses dari

www.doctorfungus.org.

Violante, A. and L. Gianfreda. 2000. Role of

Biomolecules in the formation and

reactivity toward nutrients

andorganics of variable charge

minerals and organomineral

complexes in soil environment.

Soil Biochem. 10: 207-270.

Volk, W. A. dan M. F. Wheeler. 1993.

Mikrobiologi Dasar. Erlangga:

Jakarta

Wahyudi, P., Untung, S. dan Sri, M. 2004.

Pertumbuhan Trichoderma

harzianum pada medium yang

mengandung xilan. Jurnal Ilmu

Kefarmasian Indonesia, April

2004, hal 31 – 36. ISSN 1693-

1831. Waluyo, L. 2003. Mikrobiologi umum.

UMM Press: Malang.

Waluyo, L. 2008. Teknik Metode Dasar

dalam Mikrobiologi. Universitas

Muhammadiyah Malang Press:

Malang.

Page 6: Penicillium bilaji mampu menghasilkan asam sitrat dan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Paper-1212254.pdf · asam organik yang dilepaskan oleh isolat ... Aspergillus

12

Watanabe, Tsuneo. 2002. Pictorial Atlas of

Soil and Seed Fungi

Morphologies of Cultured Fungi

and Key to Species. 2nd

edition.

CRC Press LLC : Boca Raton,

Florida.

Webster, John and Roland W.S. Weber.

2007. Introduction of Fungi.

Cambridge University Press:

England.

Whitelaw, M.A, T.J Harden, K.R Helyar.

1999. Phosphate solubilisation in

solution culture by the soil fungus

Penicillium radicum. Soil Biology

and Biochemistry 31 (1999) 655-

665

Widarwati, S., Arif, N., dan I Made S.

2008.Phosphate solubilizing

activities of Actinomycetes isolated

from Waigeo, Raja Ampat islands,

West Papua.Journal Biodiversitas

Volume 9, Nomor 2 Halaman: 87-

90

Yang JS., HL Yuan, HX Wang dan WX

Chen. 2005. Purification and

characterization of lignin

peroxidases from Penicillium

decumbens.World Journal of

Microbiology and Biotechnology

21, 435-440

Y. B. Subowo. 2010. Uji Aktivitas Enzim

Selulase dan Ligninase dari

Beberapa Jamur dan Potensinya

Sebagai Pendukung Pertumbuhan

Tanaman Terong (Solanum

melongena). Berita Biologi 10 (1) :

April 2010