pengumuman hasil kegiatan - equalityindonesia.com re-phpl/510.1... · secara hukum terbukti...

23
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) Nomor : 510.1/EQ.SHPK/IX/2018 LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja PHPL terhadap: Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke: Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710 No Telp. : +62 251 7550722 Fax. : +62 251 7550724 Email : [email protected] Website : www.equalityindonesia.com Bogor, 08 September 2018 PT EQUALITY INDONESIA Hari Seno Aji, S. Hut Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan Nama Auditee : PT Riau Indo Agropalma Lokasi : Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau IUPHHK-HT : SK.61/Menhut-II/2006 tanggal 22 Maret 2006 Luas : 10.113,91 Hektar berdasarkan SK.468/MenLHK/Setjen/PLA.2/9/2017 tanggal 07 September 2017 Tanggal Pelaksanaan : 07 s.d. 14 Agustus 2018 Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus, sehingga PT Riau Indo Agropalma berhak memperoleh kembali sertifikat PHPL.

Upload: doantuong

Post on 28-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN

RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

Nomor : 510.1/EQ.SHPK/IX/2018

LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja

PHPL terhadap:

Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat

disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:

Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia

Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710

No Telp. : +62 251 7550722

Fax. : +62 251 7550724

Email : [email protected]

Website : www.equalityindonesia.com

Bogor, 08 September 2018

PT EQUALITY INDONESIA

Hari Seno Aji, S. Hut

Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan

Nama Auditee : PT Riau Indo Agropalma

Lokasi : Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau

IUPHHK-HT : SK.61/Menhut-II/2006 tanggal 22 Maret 2006

Luas : 10.113,91 Hektar berdasarkan

SK.468/MenLHK/Setjen/PLA.2/9/2017 tanggal

07 September 2017

Tanggal Pelaksanaan : 07 s.d. 14 Agustus 2018

Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,

sehingga PT Riau Indo Agropalma berhak

memperoleh kembali sertifikat PHPL.

Halaman 1 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Nomor : 100.1/EQI-KEP.Cert/IX/2018

TENTANG

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)

PT RIAU INDO AGROPALMA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU SK

IUPHHK-HT NOMOR : SK.61/MENHUT-II/2006 TANGGAL 22 MARET 2006 DENGAN

LUAS 10.113,91 HEKTAR BERDASARKAN SK.468/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2017

TANGGAL 07 SEPTEMBER 2017

DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi

dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT RIAU INDO

AGROPALMA sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor : 061/EQI-F090

tanggal 29 Agustus 2018;

b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar

Rekomendasi Nomor : 061/EQI-F037 tanggal 29 Agustus 2018 dan Tinjauan Hasil

Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 100.5/EQI-F039 tanggal 01 September

2018 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;

c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT RIAU INDO

AGROPALMA sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator

Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 100.5 tanggal 01 September 2018

menunjukkan total nilai kinerja akhir 20 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 2 indikator

bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan

terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;

d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PT RIAU INDO AGROPALMA telah

memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;

2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;

4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik

dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-

2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;

6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party

Certification Systems:

7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan

untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.

8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen

(Guidelines for Auditing Management Systems);

Halaman 2 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan

Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;

10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan

Tanda V-Legal;

11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem

Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;

13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013

tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu

(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,

Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;

15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :

P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-

Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23

Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor

melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;

18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-

DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;

19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal

17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman

dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal

Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);

20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Alam;

21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-

IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang

Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan

Tanaman pada Hutan Produksi;

22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :

P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman

Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi

Legalitas Kayu (VLK);

23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;

24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;

25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas

Kayu dan perubahannya;

26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal

02 September 2014 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Halaman 3 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan masa berlaku sampai dengan 01

September 2018;

27. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18

Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi

Legalitas Kayu dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2019;

28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3639/MenLHK-

PHPL/UHP/HPL.1/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) sebagai Lembaga Penilai dan

Verifikasi Independen (LP&VI);

29. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.3386/MenLHK-

PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan

Verifikasi Independen (LP&VI);

30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3640/MenLHK-

PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga

Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Penerbit Dokumen V-

Legal;

31. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.

Memperhatikan:

Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 01/LL.3/PK-RIA/2018/VII tanggal 16 Juli 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)

PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)

PT RIAU INDO AGROPALMA DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU SK

IUPHHK-HT NOMOR : SK.61/MENHUT-II/2006 TANGGAL 22 MARET 2006 DENGAN

LUAS 10.113,91 HEKTAR BERDASARKAN SK.468/MENLHK/SETJEN/PLA.2/9/2017

TANGGAL 07 SEPTEMBER 2017

PERTAMA : PT RIAU INDO AGROPALMA dinyatakan “LULUS” dan berhak mendapatkan

kembali Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL) dengan

Nomor : 016.4/EQC-PHPL/XII/2018. Dengan Re-Sertifikasi ini maka sertifikat

PHPL Nomor : 016.3/EQC-PHPL/X/2016 dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 21 Desember 2018 sampai dengan

tanggal 20 Desember 2023 selama PT RIAU INDO AGROPALMA (Pemegang

Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL

Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.

KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat

dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi

di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan

Sistem yang ditetapkan.

KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda

V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda

V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta

kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.

KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia

apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem

legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,

perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.

Halaman 4 dari 4

Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN

KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut

terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan

(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).

KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa

berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan

dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.

KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;

dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai

kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:

a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait

keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;

b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan

bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL

sesuai standar yang berlaku;

c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum

KELIMA;

d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;

e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan

sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.

KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia

dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat

temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan

sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana

kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:

a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3

(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;

b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan

penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi

Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan

dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau

pembakaran hutan areal kerjanya;

c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya

atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan

tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);

d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat

Perjanjian Kerja (Kontrak).

KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bogor

Pada Tanggal: 01 September 2018

PT EQUALITY Indonesia

Ir. Agustri Warsono

Direktur Utama

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direktur Utama PT RIAU INDO AGROPALMA;

2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi

di Jakarta;

3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian

Program dan Pelaporan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 17

(1) Identitas LPPHPL :

a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA

b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN

c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor

d. Nomor Telepon : 0251-7550722

Nomor Fax : 0251-7550724

E-mail : [email protected]

e. Direktur : Ir. Agustri Warsono

f. Tim Audit : Asep Kurniawan, S.Hut (Lead Auditor/Auditor Produksi)

Rifan Sudiyono, S.Hut (Auditor Prasyarat)

Ir. Irin Wedalia (Auditor Ekologi)

Amir Fadillah, S.Sos, M.Si (Auditor Sosial)

Agung Tofani, S.Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu)

g. Tim Pengambilan Keputusan :

Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)

Amin Muchakim, S.Hut (Peninjau Bidang Prasyarat,

Produksi, dan VLK)

Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)

Wiyono T. Putro, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Sosial)

(2) Identitas Auditee :

a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT RIAU INDO AGROPALMA (PT RIA)

b. Nomor & Tanggal SK : SK.61/Menhut-II/2006

Tanggal 22 Maret 2006

c. Luas dan Lokasi : 10.113,91 Ha (SK.468/MenLHK/

Setjen/PLA.2/9/2017 tanggal 07

September 2017) di Kabupaten

Indragiri Hilir, Provinsi Riau

d. Alamat kantor :

- Kantor Pontianak : Jl. Arifin Ahmad No. 3 Marpoyan

Damai, Pekanbaru, Riau

e. Nomor telepon/faks/E-mail : (0761) 8415789

f. Pengurus :

RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI

KINERJA PHPL

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 17

Komisaris Utama : Saptony Tandjung

Komisaris : Rudy

Direktur Utama : Isra Meddy

Direktur : Kiat Wijaya

g. Nomor S-PHPL/S-LK : 016.4/EQC-PHPL/XII/2018

h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 21 Desember 2018 sampai dengan

20 Desember 2023

(3) Ringkasan Tahapan:

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Audit Tahap I 10 – 11 Juli 2018 Tujuan dari kegiatan Audit Tahap I

penilaian kinerja pengelolaan hutan

produksi lestari adalah mengetahui

tingkat pemenuhan minimal

dokumen legal (legal compliance)

sebagai pemegang izin

pemanfaatan (IUPHHK) dan laporan

(recording) kinerja dalam waktu lima

(5) tahun yang digunakan sebagai

pertimbangan dilakukanya Audit

Tahap II (penilaian lapangan).

Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 07 dan 14 Agustus

2018

Koordinasi dengan Dinas

Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Provinsi Riau yang

diwakili oleh Bapak Beni Masfar

(Kasubag Kepegawaian dan

Umum) dan Setyo Widodo (Kasi

PPKH).

Koordinasi dengan BPHP Wilayah

III Pekanbaru yang diwakili oleh

Bapak Hanosoan Daulay (Kasi

PEPHP).

Koordinasi dengan BPKH Wilayah

XIX Pekanbaru yang diwakili oleh

Bapak Ign. Christianto Ginting

(Kasi ISDHE).

Koordinasi bertujuan untuk

menyampaikan rencana

Resertifikasi Penilaian Kinerja

PHPL di PT Raiu Indo Agropalma

(Auditee) dan meminta masukan

terkait dengan kinerja Auditee

selama ini.

Konsultasi Publik 08 Agustus 2018

bertempat di Kantor

Kecamatan

Pelangiran,

Kabupaten Indragiri

Hilir, Provinsi Riau.

Konsultasi publik bertujuan untuk

memperoleh informasi dari

masyarakat sekitar areal konsesi

perusahaan.

Pertemuan Pembukaan 08 Agustus 2018

bertempat di Kantor

Camp PT Riau Indo

Perkenalan anggota Tim Audit,

menyampaikan tujuan dan ruang

lingkup penilaian,

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 17

Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan

Agropalma Distrik

Simpang Kiri

menyampaikan jadwal/ rencana

kerja penilaian, menyampaikan

metodologi dan prosedur

penilaian, serta

mengkonfirmasikan kepada

Auditee tentang tanggal, waktu,

tempat, dan peserta pertemuan

penutupan.

Pertemuan pembukaan diakhiri

dengan pembuatan BAP yang

dilampiri dengan notulensi

kegiatan dan daftar hadir.

Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 09 – 12 Agustus 2018 Tim Audit menghimpun,

mempelajari data dan dokumen

Auditee dan menganalisis

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.2 dan

Lampiran 2.1 Peraturan Direktur

Jenderal Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari Nomor

P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15

/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.

Untuk menguji kebenaran data,

Tim Audit melakukan

pengamatan, pencatatan, uji

petik, dan menganalisis

menggunakan kriteria dan

indikator pada Lampiran 1.2 dan

Lampiran 2.1.

Pertemuan Penutupan 13 Agustus 2018 di

Kantor Camp PT Riau

Indo Agropalma Distrik

Simpang Kiri

Menyampaikan ucapan terima

kasih kepada Auditee atas

bantuan dan kerjasamanya

selama penilaian.

Menyampaikan Daftar Periksa

PHPL.

Memberitahukan temuan

observasi dan ketidaksesuaian.

Membacakan atau

memperlihatkan laporan

ringkasan ketidaksesuaian.

Pertemuan Penutupan diakhiri

dengan pembuatan BAP

Pengambilan Keputusan 01 September 2018 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)

menelaah hasil-hasil dan

kesimpulan penilaian yang telah

disampaikan Tim Auditor untuk

menjamin bahwa penilaian telah

dilaksanakan secara efektif dan

efisien sesuai dengan Prosedur PT

EQUALITY Indonesia serta

mengambil keputusan mengenai

predikat kinerja PHPL Auditee.

(4) Resume Hasil Penilaian:

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

A. Penilaian Kinerja PHPL

1. Prasyarat

1.1. Kepastian Kawasan

Pemegang Izin dan

Pemegang IUPHHK-HT

BAIK

Auditee telah memiliki dokumen legal (Akte, SIUP, TDP, & SK

HTI) dan administrasi tata batas secara lengkap serta telah

mendapatkan penetapan areal kerja sesuai dengan SK

Menteri LHK tentang Penetapan Batas Areal Kerja IUPHHK-

HT PT RIA No. SK.468/MenLHK/Setjen/PLA.2/ 9/2017

tanggal 07 September 2017.

Auditee telah melakukan realisasi tata batas secara 100%

atau sudah temu gelang sesuai dengan laporan TBT No.03

Tahun 2014 dan telah mendapatkan pengukuhan areal

kerja dari KemenLHK.

Auditee telah mendapatkan pengakuan serta persetujuan

batas konsesi dari para pihak serta telah mendapat

pengukuhan batas areal dari Kementerian LHK, namun

demikian masih terdapat konflik batas dengan pihak lain

dan belum terdapat pelaporan penyelesaian konflik pada

semester 2 Tahun 2017.

Terdapat perubahan fungsi kawasan sesuai dengan Peta

Kawasan Hutan Dan Perairan Provinsi Riau lampiran SK No.

SK.903/MenLHK/Setjen/ PLA.2/12/2016 tanggal 07

Desember 2016 dan telah merubah perencanaan RKU yang

ditetapkan melalui SK Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan Nomor: SK.5315/MenLHK-

PHPL/UHP/HPL.1/10/2017 tanggal 13 Oktober 2017

tentang Persetujuan RKUPHHK-HT periode 2017-2026 an

PT RIA.

Tidak ada penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan

maka verifier ini menjadi Not Aplicable (NA).

1.2. Komitmen

Pemegang Izin IUPHHK-

HT

BAIK

Auditee telah memiliki dokumen Visi, Misi dan Kebijakan

perusahaan yang telah ditetapkan oleh Direktur pada

Januari 2012 dan telah sesuai dengan kerangka PHPL.

Selanjutnya auditee telah merevisi dokumen Visi, Misi dan

Kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan oleh Direktur

Utama pada Desember 2016.

Auditee telah melakukan kegiatan sosialisasi visi misi

perusahaan mulai dari level pemegang izin, mitra kerja dan

masyarakat khusunya di desa binaan yang dilengkapi

dengan adanya berita acara kegiatan sejak tahun 2013-

2017.

Auditee telah melakukan implementasi visi misi perusahaan

sesuai dengan kerangka PHPL secara cukup baik.

1.3. Jumlah dan

kecukupan tenaga

profesional terlatih dan

tenaga teknis pada

seluruh tingkatan untuk

mendukung pemanfaatan

implementasi penelitian,

pendidikan dan Latihan

BAIK

Auditee telah memiliki Ganis PHPL secara lengkap pada

masing-masing bidang sesuai dengan ketentuan di

Peraturan Direktur Jenderal PHPL No: P.16/PHPL-

IPHH/2015 tanggal 24 November 2015.

Auditee telah mengikutsertakan karyawannya dalam

kegiatan training internal maupun eksternal dengan

persentase realisasi peserta training sebesar 81% dari

rencana sesuai kebutuhan.

Auditee telah memiliki dokumen ketenagakerjaan yang

meliputi laporan wajib lapor, daftar karyawan, BPJS

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

ketenagakerjaan, PKB dan serikat pekerja secara lengkap

di Camp Distrik Simpang Kiri.

1.4. Kapasitas dan

mekanisme untuk

perencanaan

pelaksanaan

pemantauan periodik,

evaluasi dan penyajian

umpan balik mengenai

kemajuan pencapaian

(kegiatan) IUPHHK-HTI

BAIK

Auditee telah memiliki surat keputusan penetapan struktur

organisasi beserta pembagian tugas kerjanya sejak tahun

2013-2018. Adapun penetapan struktur organiasi dan role

charter terakhir ditetapkan sesuai SK Direksi Nomor:

044/RIA/VI/2018 tanggal Juni 2018 tentang penetapan

struktur organisasi dan role charters PT RIA.

Auditee telah memiliki perangkat SIM dan tenaga pelaksana

(operator) yang ditetapkan oleh Direktur Utama PT RIA

Tahun 2018 sehingga memudahkan dalam proses

pelaporan kepada Kantor Perawang Dan Jakarta.

Auditee telah memiliki auditor internal yang melakukan

audit dan mengontrol pada masing-masing bidang kegiatan

disertai dengan adanya laporan audit sejak tahun 2013-

2017 yang dilengkapi dengan adanya hasil temuan dan

rekomendasi.

Auditee telah melakukan tindakan pencegahan dan

perbaikan manajemen yang konsistem sesuai dengan

evaluasi dari auditor internal.

1.5. Persetujuan Atas

Dasar Informasi Awal

Tanpa Paksaan

(PADIATAPA).

BAIK

Auditee telah melakukan kegiatan sosialisasi RKT Tahun

2013-2017 kepada masyarakat setempat yang terkena

langsung dampak kegiatan penebangan secara 100%.

Auditee telah melakukan proses tata batas areal kerja dan

telah mendapatkan persetujuan dari para pihak secara

keseluruhan 100%.

Auditee telah mendapatkan persetujuan dalam proses

pelaksanaan CD CSR dari masyarakat secara keseluruhan

100% yang meliputi Desa Tannjung Simpang, Simpang

Gaung Dan Simpang Kateman.

Auditee telah mendapat pengakuan sosialisasi dan/atau

persetujuan dalam proses penetapan kawasan lindung PT.

RIA dari para pihak yaitu 3 desa yang terkena dampak

dalam proses penetapan kawasan lindung PT. RIA sebesar

100 %.

2. Produksi

2.1. Penataan areal kerja

jangka panjang dalam

pengelolaan hutan lestari

BAIK

Auditee telah memiliki dokumen Rencana Kerja Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

Industri (RKUPHHK-HTI) jangka waktu 10 Tahun Periode

2008 – 2017 yang disahkan oleh Kementerian Kehutanan

Nomor SK.99/ VI-BPHT/2008 tanggal 8 April 2008, direvisi

melalui SK Nomor SK.141/VI- BUHT/2011 tanggal 19

Oktober 2011, dan RKUPHHK-HTI untuk jangka waktu 10

(sepuluh) tahun periode 2017 - 2026 yang disahkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor

SK.5315/ MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/10/2017 tanggal 13

Oktober 2017.

Penyusunan RKU periode 2008 - 2017 dan revisinya telah

mempertimbangkan hasil Deliniasi Mikro, sedangkan

RKUPHHK-HT 2017 - 2026 disusun mempertimbangkan

perlindungan dan pengelolaan gambut.

Auditee tidak mendapatkan peringatan penyusunan RKU

dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

Auditee telah melaksanakan penataan blok RKT 2013, RKT

2014, RKT 2015, RKT 2016, RKT 2017 dan RKT 2018

namun terdapat luncuran areal tanaman kehidupan seluas

340 Ha sisa RKT 2012 yang diluncurkan kepada RKT 2013,

dan seluas 77 Ha sisa RKT 2013 yang diluncurkan kepada

RKT 2014, serta terdapat luncuran areal tanaman pokok

seluas 131,2 Ha sisa RKT 2014 yang diluncurkan kepada

RKT 2015, seluas 770,3 Ha sisa RKT 2015 yang

diluncurkan kepada RKT 2016 sehingga luas dan lokasi

kegiatan PAK (blok RKT dan petak) hanya sebagian yang

sesuai dengan dokumen RKU.

Penandaan batas blok dan petak kerja seluruhnya dapat

dikenali dengan baik di lapangan, yaitu berupa kanal, jalan

dan patok. Penandaan tersebut telah sesuai dengan SOP

yang telah dikembangkan oleh Auditee.

2.2. Tingkat pemanenan

lestari untuk setiap jenis

hasil hutan kayu utama

dan nir kayu pada setiap

tipe ekosistem

BAIK

Tipe Ekosistem IUPHHK-HTI PT RIA adalah ekosistem hutan

rawa gambut. Auditee telah memiliki data potensi menurut

kelas umur hasil IHMB beserta kelengkapan peta

pendukungnya sepertipeta sebaran sampel plot, peta

sebaran jumlah pohon tiap plot. Auditee juga melakukan

pengukuran potensi hutan (PHI) setiap tahun.

Auditee telah memiliki data pengukuran riap tegakan dari

hasil pengukuran PSP untuk tipe ekosistem Gambut dengan

jenis tanaman Acacia crassicarpa pada Tahun 2015-2016

dimana hasil analisis riap sebesar 32,17 m3/ha/tahun.

Auditee telah melakukan analisis potensi dan riap tegakan

hutan dan menyampaikan laporan kepada Badan Litbang

Kehutanan dan Dinas Kehutanan Provinsi Riau, namun

belum memanfaatkannya hasilnya sebagai dasar untuk

perhitungan Jatah Tebangan Tahunan (JTT).

2.3. Pelaksanaan

penerapan tahapan

sistem silvikultur untuk

menjamin regenerasi

hutan

BAIK

Auditee telah memiliki SOP seluruh tahapan kegiatan

sistem silvikultur namun sebagian isinya belum sesuai

dengan ketentuan teknis yang berlaku.

Auditee telah mengimplementasikan seluruh tahapan

sistem silvikultur THPB di lapangan yang dapat dibuktikan

dengan adanya dokumentasi berupa laporan dan realisasi

kegiatan.

Rata-rata potensi tegakan per hektar hasil PHI selama 4

Tahun terakhir periode 2015 s/d 2018 adalah sebesar

140,92 M3/Ha.

Hasil monitoring PAT selama periode tahun 2013 – 2018

diketahui bahwa rata-rata jumlah permudaan Acacia

crassicarpa berumur 12 bulan sebesar 84,12%.

2.4. Ketersediaan dan

penerapan teknologi

tepat guna untuk

pemanfaatan hutan

BAIK

Auditee telah mempunyai SOP mengenai pemanfaatan

hutan ramah lingkungan yang terangkum dalam SOP

Harvesting HTI-Wetland (SOP-RIA-P4-001 tanggal 1 Juli

2016) yang menjelaskan mengenai tahapan kegiatan

perencanaan, pemanenan dan monitoring bekas tebangan

sesuai dengan karakteristik hutan rawa gambut.

Auditee telah menerapkan teknologi ramah lingkungan

dalam seluruh tahapan pemanenan tebangan ramah

lingkungan sesuai dengan SOP/WI.

Auditee telah melaksanakan kegiatan pengukuran Faktor

Eksploitasi (FE). Hasil uji petik diketahui bahwa nilai FE

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

kegiatan pemanenan Acacia crassicarpa sebesar 0,86.

2.5. Realisasi

penebangan sesuai

dengan rencana kerja

penebangan/

pemanenan/

pemanfaatan pada areal

kerjanya

BAIK

Keberadaan dokumen RKT 2013 sd 2018 tersedia secara

lengkap (selama periode waktu penilaian) yang disusun

mengacu kepada RKU dan disahkan oleh Direktur Utama

secara self approval.

Auditee memiliki peta kerja untuk mendukung kegiatan

operasional di lapangan sesuai dengan peta RKT dan RKU,

yang menggambarkan areal ditebang, dipelihara, dan

kawasan lindung.

Penandaan batas blok dan petak kerja RKT seluruhnya

dapat ditemukan di lapangan, yang membedakan antara

petak yang ditebang, dipelihara dan kawasan lindung.

Realisasi produksi (volume) kayu pada RKT 2013 sd RKT

2017 adalah sebesar 74,58%, lokasinya sesuai dengan RKT

yang telah disahkan, dan tidak ada kegiatan pemanenan

yang berada di luar areal yang telah ditetapkan dalam RKT.

Kayu yang dipanen adalah jenis Acacia crassicarpa dan

tidak ada perbedaan jenis tanaman yang dipanen oleh

Auditee.

2.6. Tingkat investasi dan

reinvestasi yang

memadai dan memenuhi

kebutuhan dalam

pengelolaan hutan,

administrasi, penelitian

dan pengembangan,

serta peningkatan

kemampuan sumber

daya manusia

BAIK

Hasil analisa kesehatan finansial Auditee tahun 2013 -

2017 diketahui bahwa likuiditas 31%, solvabilitas 140%

namun rentabilitas positif. Catatan akuntan publik terhadap

Laporan Keuangan tahun 2013 - 2017 adalah Wajar tanpa

Pengecualian.

Realisasi alokasi dana mencapai 99,36% dari kebutuhan

kelola hutan yang seharusnya, dimana laporan keuangan

tersebut telah diaudit oleh Akuntan Publik yang dibuat

sesuai Pedoman Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan

Produksi.

Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan telah diberikan

secara proporsional dengan perbedaan untuk seluruh

bidang kegiatan mencapai 10%.

Realisasi pendanaan untuk kegiatan pengelolaan

kehutanan berjalan lancar dan sesuai dengan tata waktu.

Adanya luncuran RKT disebabkan karena kurangnya tenaga

kontraktor yang digunakan untuk kegiatan pemanenan hasil

hutan.

Realisasi kegiatan penanaman di areal tanaman pokok

adalah sebesar 96,01% dari realisasi kegiatan pemanenan

hutan tanaman. Hasil pemeriksaan di lapangan terdapat

kegiatan penanaman yang dilakukan oleh auditee dengan

jenis tanaman Acacia crassicarpa.

Realisasi kegiatan penanaman RKT 2013 s.d RKT 2017

seluas 3.010,80 Ha yaitu di areal tanaman pokok, tanaman

kehidupan, atau 75,84% dari seharusnya yaitu seluas

3.969,48 Ha.

3. Ekologi

3.1. Keberadaan,

kemantapan dan kondisi

kawasan dilindungi pada

setiap tipe hutan

BAIK

Luas kawasan lindung di areal kerja PT RIA sudah

dialokasikan seluas 6.867,15 Ha atau 67,90 % dari luas

areal konsesi (10.113,91 Ha) dan sesuai dengan dokumen

perencanaan RKUPHHK-HT PT RIA periode tahun 2017 sd

2026 yang sudah disahkan melalui SK Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Nomor : SK. 5315/MenLHK-

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

PHPL/UHP/ HPL.1/10/2017 tanggal 13 Oktober 2017

dalam rangka perbaikan tata kelola gambut dan seluruhnya

sesuai dengan kondisi biofisiknya.

Kawasan lindung yang telah ditata di lapangan sepanjang

65 km (100%) ≥ 90 % dari yang seharusnya.

Kondisi kawasan lindung yang berhutan di areal kerja PT

Riau Indo Agropalma mencakup seluas 6.097,20 Ha (89 %)

≥ 80%.

Semua pihak mengakui keberadaan kawasan dilindungi

dalam areal kerja PT Riau Indo Agropalma (100%) > 50%.

Terdapat laporan pengelolaan terhadap seluruh kawasan

lindung sesuai dokumen RKL.

3.2. Perlindungan dan

pengamanan hutan

BAIK

Auditee telah memiliki prosedur terkait perlindungan dan

pengamanan hutan dan sudah mencakup seluruh jenis-

jenis gangguan yang ada di areal kerja Auditee.

Auditee telah memiliki sarana dan prasarana perlindungan

hutan yang sesuai dengan jenis-jenis gangguan yang ada

dan seluruhnya sudah mengacu kepada Permen LHK No.

P.32/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016.

Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan

kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.

Kegiatan perlindungan sudah diimplementasikan melalui

tindakan tertentu (preemptif/ preventif/ represif) dengan

mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada.

3.3. Pengelolaan dan

pemantauan dampak

terhadap tanah dan air

akibat pemanfaatan

hutan

BAIK

Auditee sudah memiliki prosedur terkait pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air tetapi Instruksi

Kerja No. dokumen WI-RIA-E1-004 tentang Pemantauan

subsidensi tanah gambut dan water table tanggal 01

Desember 2017 belum mengacu kepada Permen LHK No

P.15 /Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2017 Tentang Tata Cara

Pengukuran Muka Air Tanah Di Titik Penaatan Ekosistem

Gambut.

Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan

pemantauan tanah dan air dan seluruhnya sudah sesuai

dengan dokumen AMDAL dan berfungsi dengan baik.

Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan dan

pemantauan dampak terhadap tanah dan air, dengan

jumlah dan/atau kualifikasinya memadai sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak

terhadap tanah dan air (RKL) dan sebagian sudah

diimplementasikan.

Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak

terhadap tanah dan air (RPL) dan sudah seluruhnya

diimplementasikan.

Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan

penting terhadap tanah dan air.

3.4. Identifikasi spesies

flora dan fauna yang

dilindungi dan/atau

langka (endangered),

jarang (rare), terancam

punah (threatened) dan

BAIK

Auditee sudah memiliki prosedur identifikasi untuk seluruh

jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

auditee yang mengacu pada PP. 07 tahun 1999, IUCN dan

CITES.

Audiee telah mengimplementasikan identifikasi untuk

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

endemik seluruh jenis flora dan fauna yang dilindungi dan/atau

langka, jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat

di areal Auditee.

3.5. Pengelolaan flora

untuk :

a. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang

tidak terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

flora dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan terancam

punah dan endemic

BAIK

Tersedia prosedur pengelolaan flora untuk seluruh jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah

dan endemik yang terdapat di areal Auditee.

Auditee telah mengimplementasikan seluruh bentuk

pengelolaan flora sesuai dengan rencana pengelolaan dan

mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,

jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal

kerja.

Terdapat gangguan pada kondisi sebagian flora dilindungi

karena perambahan (konflik lahan) yang dilakukan oleh

masyarakat tetapi auditee sudah melakukan sebagian

upaya pengelolaan terhadap flora yang dilindungi.

3.6. Pengelolaan fauna

untuk :

a. Luasan tertentu dari

hutan produksi yang

tidak terganggu, dan

bagian yang tidak

rusak.

b. Perlindungan

terhadap species

fauna dilindungi

dan/atau jarang,

langka dan terancam

punah dan endemik

SEDANG

Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis

yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah

dan endemik yang terdapat di areal Auditee.

Auditee telah mengimplementasikan sebagian bentuk

pengelolaan fauna sesuai dengan rencana pengelolaan

jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam

punah dan endemik yang terdapat di areal kerjanya.

Terdapat gangguan terhadap kondisi fauna berupa

perambahan hutan (konflik lahan) di Kawasan lindung oleh

masyarakat dan Auditee telah melakukan upaya

penanggulangan terhadap gangguan tersebut.

4. Sosial

4.1. Kejelasan deliniasi

kawasan operasional

perusahaan/ pemegang

izin dengan kawasan

masyarakat hukum adat

dan/atau masyarakat

setempat

SEDANG

Auditee memiliki dokumen /laporan yang lengkap mengenai

pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH setempat,

identifikasi hak-hak dasar masyarakat hukum adat

dan/atau masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan

SDH oleh pemegangi izin.

Auditee memiliki mekanisme penataan batas/ rekonstruksi

batas kawasan secara partisipatif & penyelesaian konflik

yang diketahui para pihak.

Auditee memiliki mekanisme mengenai pengakuan hak-

hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat

setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH, yang

legal, lengkap dan jelas.

Auditee telah memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas

kawasan pemegang izin dengan sebagian (kawasan yang

dimiliki) masyarakat hukum adat/setempat.

Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para

pihak dan masih terdapat kasus klaim dari masyarakat.

4.2. Implementasi

tanggung jawab sosial

perusahaan sesuai

dengan peraturan

perundangan yang

berlaku.

BAIK

Auditee memiliki dokumen yang lengkap menyangku

ttanggungjawab social Pemegang izin sesuai dengan

peraturan perundangan yang relevan /berlaku.

Auditee memiliki mekanisme yang lengkap & legal

tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 17

Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi

terhadap masyarakat.

Auditee memiliki bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi

mengenai hak dan kewajiban pemegang izin terhadap

masyarakat dalam mengelola SDH namun hanya sebagian.

Auditee telah memiliki bukti yang tentang realisasi

pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh

masyarakat.

Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang lengkap

terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang izin

termasuk ganti rugi.

4.3. Ketersediaan

mekanisme dan

implementasi distribusi

manfaat yang adil antar

para pihak

BAIK

Auditee memiliki data dan informasi yang lengkap dan jelas

mengenai masyarakat hukum adat dan /atau masyarakat

setempat yang terlibat, tergantung, terpengaruh oleh

aktivitas pengelolaan SDH.

Auditee memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan jelas

mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat.

Auditee telah memiliki dokumen rencana mengenai

kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi

masyarakat yang dilakukan melalui program kelola sosial,

yang lengkap dan jelas.

Auditee memiliki bukti implementasi sebagian besar (>50%)

kegiatan peningkatan peranserta dan aktivitas ekonomi

masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat setempat

oleh pemegang izin.

Auditee memiliki dokumen / laporan mengenai

pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak namun

belum lengkap & jelas.

4.4. Keberadaan

mekanisme resolusi

konflik

BAIK

Auditee telah memiliki mekanisme resolusi konflik yang

lengkap dan jelas.

Auditee dalam kawasannya masih terdapat konflik dan

tersedia peta konflik namun belum lengkap.

Auditee memiliki organisasi sumberdaya manusia dan

pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.

Auditee memiliki dokumen/ laporan penanganan konflik,

namun masih belum lengkap dan jelas.

4.5. Perlindungan,

Pengembangan dan

Peningkatan Kesejah-

teraan Tenaga Kerja

BAIK

Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan industrial

dengan seluruh karyawan.

Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana

pengembangan kompetensi.

Auditee memiliki dokumen jenjang karir dan

diimplementasikan seluruhnya.

Auditee memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan

karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.

(5) Resume Hasil Verifikasi LK :

Kriteria/Indikator

Memenuhi/

Tidak

Memenuhi/ Not

Applicable

Ringkasan Justifikasi

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 17

1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi

1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)

dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.

1.1.1.a.

Dokumen legal terkait

perizinan usaha (SK

IUPHHK).

MEMENUHI Auditee memperoleh IUPHHK pada Hutan Tanaman melalui

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.61/ Menhut-

II/2006 Tanggal 22 Maret 2006 Tentang Pembaharuan Izin

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman

PT Riau Indo Agropalma atas areal hutan produksi seluas ±

9.570 Ha di Provinsi Riau. SK tersebut sebagai tindak lanjut

dari Keputusan Bupati Indragiri Hilir Nomor : 17.b/TP/VI/2002

tanggal 3 Juni 2002 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu (IUPHHK) pada Hutan Tanaman seluas ± 7.820 Ha

yang terletak di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

Auditee telah melakukan overlay antara Peta Areal Kerja

IUPHHK-HT PT Riau Indo Agropalma Nomor : SK.61/ Menhut-

II/ 2006 Tanggal 22 Maret 2006 dengan Peta Lampiran

Keputusan Menteri LHK SK.903/MenLHK/Setjen/PLA.2/12/

2016 Tanggal 07 Desember 2016, fungsi kawasan di areal

auditee berubah menjadi kawasan hutan produksi tetap (HP)

seluas 9.902,91 Ha dan areal penggunaan lain (APL) seluas

211 Ha.

1.1.1.b.

Bukti pemenuhan

kewajiban Iuran Izin

Usaha Hasil Hutan Kayu.

(IIUPHHK).

MEMENUHI SPP IIUPHHK diterbitkan oleh Dinas Kehutanan Kabupaten

Indragiri Hilir melalui surat Nomor : 502.2/ PR/826 Tanggal

05 Oktober 2004 dan oleh Kementerian Kehutanan Nomor :

S.279/ VI-BIKPHH/2006 Tanggal 13 April 2006. Auditee telah

melakukan pembayaran atau setoran IUPHHK sesuai dengan

SPP melalui Aplikasi Transfer via Bank Mandiri Kantor Cabang

Manggala Wana Bhakti pada Tanggal 12 Oktober 2004

sebesar Rp 20.332.000,00 dan Tanggal 17 April 2006

sebesar Rp 4.550.000,00.

1.1.1.c. Penggunaan

kawasan yang sah di luar

kegiatan IUPHHK (jika

ada).

MEMENUHI Hasil verifikasi diketahui bahwa, dalam areal kerja Auditee

tidak terdapat penggunaan kawasan yang sah di luar kegiatan

IUPHHK, sehingga verifier ini dinilai tetapi tidak dapat

diterapkan (Not Applicable).

Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang

berwenang

2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang

2.1.1.a.

Dokumen

RKUPHHK/RPKH,

RKT/Bagan Kerja/RTT

beserta lampirannya yang

telah disahkan oleh

pejabat yang berwenang,

meliputi :

1) Dokumen RKU

PHHK/RPKH &

lampirannya yang disusun

berdasarkan

IHMB/risalah hutan dan

dilaksanakan oleh Ganis

PHPL Timber Cruising

dan/atau Canhut.

2) Dokumen RKT/ RTT

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen renana kerja berupa

RKUPHHK dan RKTUPHHK sebagai berikut :

1. Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTl) Untuk

Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode tahun 2008 - 2017

dan telah mendapat persetujuan dan disahkan

berdasarkan Surat Keputusan Nomor : SK.99/VIBPHT/

2008 Tanggal 8 April 2008.

2. Revisi Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTl) Untuk

Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode tahun 2008-2017

yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK.141/VI- BUHT/2011 Tanggal 19

Oktober 2011.

3. Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTl) Untuk

Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode tahun 2017 - 2026

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 17

yang disusun

berdasarkan RKU/RPKH

dan disahkan oleh

pejabat yang berwenang

atau yang disahkan

secara self approval.

3) Peta rencana penataan

areal kerja yang dibuat

oleh Ganis PHPL Canhut.

yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.5315/

MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/10/2017 Tanggal 13 Oktober

2017.

4. PT Riau Indo Agropalma telah memiliki S-PHPL dengan

Nilai BAIK, maka untuk pengesahan RKTUPHHK-HTI

dilakukan secara self Approval. Dokumen RKTUPHHK-HTI

Tahun 2017 telah disahkan melalui Keputusan Direktur

Utama PT Riau Indo Agropalma Nomor : SK.01/RIA/III/

2017 Tanggal 17 Maret 2017

5. Revisi Dokumen RKTUPHHK-HTI Tahun 2017 telah

disahkan melalui Keputusan Direktur Utama PT Riau Indo

Agropalma Nomor : SK.13/RIA/IX/ 2017 Tanggal 19

Oktober 2017

6. Dokumen RKTUPHHK-HTI Tahun 2018 telah disahkan

melalui Keputusan Direktur Utama PT Riau Indo Agropalma

Nomor : SK.17/RIA/XII/ 2017 Tanggal 28 Desember 2017

2. Peta areal kerja sebagai lampiran dokumen RKUPHHK-HTI

dan RKTUPHHK-HTI dibuat oleh petugas yang berwenang

dan tersedia lengkap dan absah.

2.1.1.b.

Peta areal yang tidak

boleh ditebang pada

RKT/Bagan Kerja dan

bukti implementasinya di

lapangan.

MEMENUHI 1. Auditee memiliki peta lokasi areal yang tidak boleh

ditebang (kawasan lindung) berupa peta lampiran

RKTUPHHK. Peta dibuat oleh GANIS PHPL Perencanaan

Hutan dan telah ditandatangani oleh Direktur Utama PT

RIAU INDO AGROPALMA

2. Hasil uji petik menunjukan keberadaan kawasan lindung

terbukti di lapangan.

2.1.1.c

Penandaan lokasi blok

tebangan/blok RKT/petak

RTT yang jelas di peta dan

terbukti di lapangan

MEMENUHI Pada Peta RKTUPHHK-HTI, penandaan blok RKTUPHHK-HTI

terlihat jelas berupa bloking RKTUPHHK-HTI berwarna kuning

dengan batas pinggirnyaberupa garis tebal putus-putus

berwarna hitam dan coklat muda.

Penandaan batas blok melalui kanal primer, sekunder,

kolateral, maupun kanal tersier yang memisahkan tiap areal,

juga dengan pemasangan plang tanda batas blok

RKTUPHHK-HTI yang dipasang ditempat yang mudah dilihat.

Hasil pemeriksaan di lapangan dengan menggunakan alat

GPS, batas petak telah sesuai dengan yang terdapat pada

peta RKTUPHHK-HTI.

K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah

Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan

yang berlaku

2.2.1.a.

Dokumen Rencana Kerja

Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu (RKUPHHK)

(bisa dalam proses)

dengan lampiran-

lampirannya.

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen renana kerja berupa

RKUPHHK sebagai berikut :

1. Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTl) Untuk

Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode tahun 2008 - 2017

dan telah mendapat persetujuan dan disahkan

berdasarkan Surat Keputusan Nomor : SK.99/VIBPHT/

2008 Tanggal 8 April 2008.

2. Revisi Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTl)

Untuk Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode tahun 2008-

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 17

2017 yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : SK.141/VI- BUHT/2011

Tanggal 19 Oktober 2011.

3. Dokumen Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Kayu Hutan Tanaman Industri (RKUPHHK-HTl) Untuk

Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Periode tahun 2017 - 2026

yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.5315/

MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/10/2017 Tanggal 13 Oktober

2017.

2.2.1.b.

Kesesuaian lokasi dan

volume pemanfaatan

kayu hutan alam pada

areal penyiapan lahan

yang diizinkan untuk

pembangunan hutan

tanaman industri.

NOT APPLICABLE Dilakukan verifikasi akan tetapi tidak dapat diterapkan,

karena Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan

alam pada kegiatanpenyiapan lahan sehingga verifier ini

masuk kategori Not Applicable (NA).

K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan

Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar

mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah

Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan

Dokumen LHP yang telah

disahkan oleh pejabat

yang berwenang.

MEMENUHI 1. Dokumen LHP tersedia lengkap dan absah serta telah

dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang.

2. Selama periode Agustus 2017 sampai Juli 2018 Auditee

talah menerbitkan Laporan Hasil Produksi (LHP) sebanyak

sebanyak 315.285,37 SM setara dengan 186.018,37 M³

3. Hasil pemeriksaan antara dokumen LHP telah sesuai

dengan dokumen buku ukur,dan hasil uji petik antara

dokumen LHP dengan Fisik Kayu tidak dapat dilakukan

karena kayu sudah dikrim ke industri.

Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil

hutan.

Surat keterangan sahnya

hasil hutan dan

lampirannya dari:

- TPK hutan ke TPK

Antara,

- TPK hutan ke industri

primer dan/atau

penampung kayu

terdaftar,

- TPK Antara ke industri

primer hasil hutan

dan/atau penampung

kayu terdaftar.

MEMENUHI Seluruh kayu yang diangkut baik dari TPn/TPK Hutan maupun

dari TPK Antara telah dilengkapi dengan dokumen angkutan

hasil hutan yang sah. Untuk periode Agustus 2017 sampai Juli

2018 menggunakan dokumen Surat Keterangan Sah Hasil

Hutan Kayu (SKSHHK). Hasil uji silang antara dokumen LMKB

dengan dokumen Surat Keterangan Hasil Hutan terdapat

kesesuaian.

Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA

Verifier 3.1.3.a. Tanda-

tanda PUHH/ barcode

pada kayu dari pemegang

IUPHHK-HA bisa

NOT APPLICABLE Auditee adalah pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), dimana

sistem silvikultur yang dikembangkan adalah sistem Tebang

Habis Permudaan Buatan (THPB) sehingga tanda-tanda

padatunggak kayu tidak dapat ditemukan di lapangan. Dan

merujuk dari indikator 3.1.3 yang menjelaskan bahwa asal

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 17

usul kayu bulat berasal dari IUPHHK-HA, sehingga verifier ini

dinilai tetapi tidak dapat diterapkan(Not Applicable).

Verifier 3.1.3.b.

Identitas kayu diterapkan

secara konsisten oleh

pemegang izin.

NOT APPLICABLE Seperti telah diuraikan pada verifier 3.1.3.a. diatas, Auditee

adalah pemegang IUPHHK pada hutan tanaman dimana

sistem silvikultur yang dikembangkan adalah Tebang Habis

Permudaan Buatan (THPB) sehingga verifier inidinilai tetapi

tidak dapat diterapkan(Not Applicable).

Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.

Arsip SKSKB dan

dilampiri Daftar Hasil

Hutan (DHH) untuk hutan

alam, dan arsip FAKB dan

lampirannya untuk hutan

tanaman.

MEMENUHI Seluruh SKSHHK PT Riau Indo Agropalma periode Bulan

Agustus 2017 s/d Juli 2018 tersedia lengkap, diterbitkan dan

ditandatangani oleh petugas dari perusahaan secara Self

Assesment.

Auditee tidak menggunakan dokumen SKSKB sehingga tidak

terdapat dokumen berita acara pemeriksaan kayu (BAP

P2SKSKB).

K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan

kayu

Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber

Daya Hutan (PSDH).

Verifier 3.2.1.a.

Dokumen SPP (Surat

Perintah Pembayaran) DR

dan/atau PSDH telah

diterbitkan.

MEMENUHI Auditee dapat menunjukan seluruh dokumen Surat Perintah

Pembayaran (SPP)/Bukti Pembuatan Tagihan (BPT) periode

Bulan Agustus 2017 - Juli 2018.

Seluruh SPP/BPT yang diterbitkan telah sesuai dengan

dengan LHP yang dibuat/disahkan.

Verifier 3.2.1.b.

Bukti Setor DR dan/atau

PSDH

MEMENUHI Auditee telah membayar kewajiban PSDH sesuai dengan

SPP/BPT yang diterbitkan.

PSDH untuk produksi kayu yang telah diLHPkan sejak bulan

Agustus 2017 sampai Juli 2018 dengan volume sebesar

186.018,37 M3telah dibayar lunas oleh Auditee sesuai

dengan dokumen SPP/BPT sebesar Rp 1.256.708.328,00

Pembayaran PSDH dibuktikan dengan adanya tanda bukti

setor melalui Bank Mandiri dan lembar Bukti Penerimaan

Negara.

Verifier 3.2.1.c.

Kesesuaian tarif DR dan

PSDH atas kayu hutan

alam (termasuk hasil

kegiatan penyiapan lahan

untuk pembangunan hutan

tanaman) dan kesesuaian

tarif PSDH untuk kayu

hutan tanaman.

MEMENUHI Auditee telah melakukan pembayaran PSDH sesuai dengan

tariff, volume, ukuran dan jenis yang berlaku yaitu mengacu

pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12

tahun 2014 tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan

Negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian

Kehutanan dan mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia Nomor : P.68/Menhut-II/ 2014 tentang

penetapan harga patokan hasil hutan untuk perhitungan

PSDH, ganti rugi tegakan dan penggantian nilai tegakan.

Perubahan Harga Patokan PSDH berdasarkan Permenhut, RI

Nomor : P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017, Tanggal

19Desember 2017, yang berlaku 50 hari sejak tanggal

diundangkan, (tanggal 22 Desember 2017). Tarif baru berlaku

mulai tanggal 9 Februari 2018.

K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.

Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 17

Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).

Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Auditee memiliki pengakuan sebagai Dokumen Pedagang

Kayu Antar Pulau Terdaftar yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, melalui surat Nomor :

53/PDN/PKAPT/ 4/2010 Tanggal 21 April 2010 dengan

PKAPT Nomor : 04.07.1.03347 yang berlaku sampai dengan

tanggal 19 April 2015. PKAPT tidak diperbaharui kembali

karena Auditee tidak melakukan penjualan atau pengiriman

antar pulau tetapi dikirim ke PT IKPP yang berlokasi di Desa

Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak,

Provinsi Riau dan melalui jalur sungai, sehingga verifier ini

tidak dapat diterapkan (Not Applicable).

Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia

dan memiliki izin yang sah.

Dokumen yang

menunjukkan identitas

kapal

NOT APPLICABLE Seperti telah diuraikan pada verifier 3.3.1, semua kayu yang

diproduksi, dikirim atau dijual oleh Auditee tidak keluar pulau

tetapi dikirim ke PT IKPP yang berlokasi di Desa Pinang

Sebatang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, ProvinsiRiau

dan melalui jalur sungai, sehingga verifier ini dinilai tetapi

tidak dapat diterapkan (Not Applicable).

K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal

Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal

Verifier 3.4.1. Tanda V-

Legal yang dibubuhkan

sesuai ketentuan.

MEMENUHI Auditee telah melakukan penggunaan tanda V-Legal yang

dicantumkan dalam dokumen Surat Keterangan Sahnya Hasil

Hutan Kayu (SKSHHK). Penggunaan tanda V-Legal telah

sesuai ketentuan.

K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan

dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.

4.1.1. Pemegang Izin/Hak

Pengelolaan telah

memiliki dokumen

AMDAL/DPPL/UKL-UPL

meliputi ANDAL, RKL dan

RPL yang telah disahkan

sesuai peraturan yang

berlaku meliputi seluruh

areal kerjanya

MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Analisis Dampak

Lingkungan, RKL dan RPL yang telah mendapat

pengesahan/persetujuan dari :

a. Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Indragiri Hilir dengan

Nomor : 6/IH-V/ AMDAL/2002 Tanggal 20 Mei 2002

atas areal seluas 7.820 Ha.

b. Surat Keputusan Bupati Indragiri Hilir Nomor :

Kpts.17/I/HK-2011 tanggal 20 Januari 2011 atas areal

seluas 9.570 Ha.

4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan

penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial

4.1.2.a. Dokumen RKL dan

RPL.

MEMENUHI Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana

Pengelolaan Lingkungan (RKL RPL) merupakan satu kesatuan

dengan dokumen AMDAL yang telah mendapat

pengesahan/persetujuan berdasarkan Surat Keputusan

Bupati Indragiri Hilir Nomor : Kpts.17/I/HK-2011 tanggal 20

Januari 2011.

4.1.2.b.

Bukti pelaksanaan

pengelolaan dan

pemantauan dampak

penting aspek fisik-kimia,

MEMENUHI Auditee telah mengimplementasikan pengelolaan dan

pemantauan lingkungan sesuai dengan rencana dan dampak

penting yang terjadi di lapangan.

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 17

biologi dan sosial.

K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3

Verifier 5.1.1.a.

Pedoman/prosedur K3.

MEMENUHI 1. Auditee mempunyai dokumen SOP tentang K3.

2. Auditee telah membentuk Panitia Pembina Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang telah disampaikan dan

telah mendapatkan pengesahan berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Indragiri Hilir Nomor : 560/NAKERTRANS-

PKHI/P2K3/13 16 Oktober 2015

3. Auditee memiliki tenaga Ahli Keselamatan dan kesehatan

Kerja Umum atas nama :

a. Fiter Hadi Syahputra, AMK sesuai Surat Keputusan

Menteri Ketenagakerja RI Nomor : KEP.P.1072/NAKER-

BINWASK3/IX/2016 Tanggal 22 September 2016.

b. Romi Hadi Jaya Kusuma sesuai Surat Keputusan

Menteri Ketenagakerja RI Nomor :

KEP.P.12169/NAKER-BINWASK3/II/2018 Tanggal 20

Februari 2018.

Verifier 5.1.1.b.

Ketersediaan Peralatan

K3.

MEMENUHI Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Agustus 2018.

Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa APD

tersedia dan dapat berfungsi dengan baik.

Verifier 5.1.1.c.

Catatan kecelakaan kerja.

MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang dibuat

oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari P2K3. Auditee

juga telah menunjukkan upaya untuk menekan angka

kecelakaan kerja.

K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja

5.2.1. Kebebasan

berserikat bagi pekerja

Verifier :

Serikat pekerja atau

kebijakan perusahaan

(auditee) yang

membolehkan untuk

membentuk atau terlibat

dalam kegiatan serikat

pekerja

MEMENUHI Auditee telah tergabung dalam Serikat Pekerja Mitra Abadi

Riau (SP-MAR) Pengurus Unit Kerja(PUK) Distrik PT RIA atau

bernama SP-MAR PUK PT Riau Indo Agropalma (RIA)

Kabupaten Indragiri Hilir.

Kepengurusan Serikat Pekerja Masa Bakti 2015 - 2017 telah

tercatat pada Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Indragiri Hilir dengan bukti pencatatan Nomor :

11/NAKERTRANS- PKHI/560 Tanggal 15 April 2016.

Kepengurusan Serikat Pekerja Masa Bakti 2017 - 2020 telah

tercatat pada Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Indragiri Hilir dengan bukti pencatatan Nomor :

560/NAKER-TRANS- HISKI Tanggal 15 Mei 2018.

Indikator 5.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) yang mengatur

hak-hak pekerja.

Verifier:

Ketersediaan Dokumen

KKB atau PP.

MEMENUHI Auditee telah mempunyai Dokumen Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) antara PT Riau Indo Agropalma beserta

afiliasinya dengan Serikat Pekerja Mitra Abadi Riau periode

tahun 2016 – 2018 dan telah disahkan oleh Kepala Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah Kabupaten

Indragiri Hilir Nomor : 03/NAKERTRANS PKHI/560 Tanggal

15 April 2016.

Dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PT Riau Indo

EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 17

Agropalma beserta afiliasinya dengan Serikat Pekerja Mitra

Abadi Riau periode tahun 2018 – 2020. PKB telah

didaftarkan ke Pemerintahan Kabupaten Indragiri Hilir Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan telah mendapatkan

Nomor Pendaftaran : 03/HISK-PKB/V/2018 berdasarkan

Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Indragiri Hilir Nomor :

KPTS.08/NAKERTRANS- PKHI/560 Tanggal 15 Mei 2018

telah disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor :

KPTS.06/ NAKERTRANS-PKHI/560 Tanggal 15 Mei 2018.

Indikator 5.2.3. Perusahaan tidak mempekerjakan anak di bawah umur (diluar ketentuan)

Verifier :

Pekerja yang masih di

bawah umur

MEMENUHI Berdasarkan dokumen Laporan Tenaga Kerja, PT Riau Indo

Agropalma tidak mempekerjakan karyawan di bawah umur,

dan dalam sistem rekruitmennya, Auditee telah

mempersyaratkan bahwa batas umur minimal calon karyawan

adalah yang telah berumur lebih dari 18 tahun.