pengukuran waktu pelayanan dan analisis...

12
1 PENGUKURAN WAKTU PELAYANAN DAN ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DI LOKET PASANG BARU DAN TAMBAH DAYA PT. PLN (PERSERO) DIST. JATIM APJ SURABAYA UTARA UPJ PLOSO Kezia Renayata 1 dan Dra.Lucia Aridinanti, MT 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ([email protected] ) 2 Dosen Jurusan Statistika FMIPA-ITS ([email protected] ) ABSTRAK Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan oleh PT. PLN dalam rangka peningkatan daya saing perusahaan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, PLN perlu memperhatikan kualitas pelayanannya, karena setiap pelanggan pasti mengharapkan mendapat pelayanan yang baik dari perusahaan. Pengukuran waktu pelayanan dan analisis kepuasan pelanggan ini dapat dijadikan acuan perusahaan untuk memperbaiki dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Dari hasil penelitian untuk pengukuran waktu pelayanan petugas loket diketahui bahwa waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan elemen kerja satu sampai empat pada loket satu dan dua masing-masing selama 22,19 menit dan 22,52 menit. Sedangkan waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan elemen kerja satu sampai ketiga pada kedua loket masing-masing selama 19,8 menit dan 20,68 menit. Dan dari hasil pengukuran kepuasan pelanggan diperoleh variabel reliability (X 6 Kata Kunci: Pengukuran Waktu Pelayanan, Waktu Standar, Output Standar, Kepuasan Pelanggan. ) sebagai faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan di loket pasang baru dan tambah daya PT.PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso. Variabel ini berkaitan dengan ketepatan pelayanan petugas, pelayanan petugas terhadap pelanggan, prosedur antrian pelayanan dan waktu pelayanan petugas. 1. Pendahuluan PT. PLN (Persero) sebagai satu-satunya penyedia jasa ketenagalistrikan untuk masyarakat umum di Indonesia, perlu untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, peningkatan kualitas perlu diperhatikan. Pada penelitian ini peningkatan kualitas pelayanan difokuskan pada bagian loket pasang baru dan tambah daya. Karena merupakan salah satu bagian yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Pengukuran waktu kerja atau pelayanan diperlukan untuk menetapkan ketepatan waktu penyelesaian suatu proses pelayanan. Selain itu, perlu juga dilakukan pengukuran kepuasan pelanggan untuk mengetahui respon pelanggan terhadap kinerja perusahaan. Beberapa penelitian berkaitan dengan pengukuran waktu kerja diantaranya Feryani (2007) mengenai pengukuran standarisasi kerja untuk proses pengemasan benih jagung hibrida, Hidayah (2008) mengeni pengukuran waktu baku untuk penyeimbangan lintasan terhadap proses perakitan (assembling) sebuah mesin, Putra (2009) melakukan penelitian mengenai pengukuran waktu standar dan output standar operator dalam mengerjakan pesanan penjilidan buku selama sehari dalam dua shift, dan Shandy (2010) mengenai pengukuran waktu kerja pada proses produksi dompet kulit di industri kerajinan kulit Tanggulangin. Dalam penelitian ini akan dikaitkan antara pengukuran waktu pelayanan petugas loket dengan pengukuran kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di loket pasang baru dan tambah daya. Dengan tujuan penelitian antara lain untuk menentukan waktu standar yang diperlukan setiap petugas loket dalam melakukan pelayanan pasang baru dan tambah daya dengan menggunakan metode time motion study, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang sudah diberikan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) Dist. Jatim APJ Surabaya Utara UPJ Ploso karena pada unit pelayanan ini belum pernah dilakukan pengukuran waktu pelayanan dan pengukuran kepuasan pelanggan. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu kerja adalah suatu metode penetapan keseimbangan antara kegiatan yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Langkah-langkah penetapan waktu standar yaitu sebagai berikut (Render dan Heizer, 2006).

Upload: lyliem

Post on 07-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

PENGUKURAN WAKTU PELAYANAN DAN ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DI LOKET PASANG BARU DAN TAMBAH DAYA PT. PLN (PERSERO) DIST. JATIM APJ

SURABAYA UTARA UPJ PLOSO

Kezia Renayata1 dan Dra.Lucia Aridinanti, MT2 1Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ([email protected])

2Dosen Jurusan Statistika FMIPA-ITS ([email protected])

ABSTRAK Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan oleh PT. PLN dalam rangka peningkatan daya saing perusahaan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, PLN perlu memperhatikan kualitas pelayanannya, karena setiap pelanggan pasti mengharapkan mendapat pelayanan yang baik dari perusahaan. Pengukuran waktu pelayanan dan analisis kepuasan pelanggan ini dapat dijadikan acuan perusahaan untuk memperbaiki dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Dari hasil penelitian untuk pengukuran waktu pelayanan petugas loket diketahui bahwa waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan elemen kerja satu sampai empat pada loket satu dan dua masing-masing selama 22,19 menit dan 22,52 menit. Sedangkan waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan elemen kerja satu sampai ketiga pada kedua loket masing-masing selama 19,8 menit dan 20,68 menit. Dan dari hasil pengukuran kepuasan pelanggan diperoleh variabel reliability (X6

Kata Kunci: Pengukuran Waktu Pelayanan, Waktu Standar, Output Standar, Kepuasan Pelanggan.

) sebagai faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan di loket pasang baru dan tambah daya PT.PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso. Variabel ini berkaitan dengan ketepatan pelayanan petugas, pelayanan petugas terhadap pelanggan, prosedur antrian pelayanan dan waktu pelayanan petugas.

1. Pendahuluan

PT. PLN (Persero) sebagai satu-satunya penyedia jasa ketenagalistrikan untuk masyarakat umum di Indonesia, perlu untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, peningkatan kualitas perlu diperhatikan. Pada penelitian ini peningkatan kualitas pelayanan difokuskan pada bagian loket pasang baru dan tambah daya. Karena merupakan salah satu bagian yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Pengukuran waktu kerja atau pelayanan diperlukan untuk menetapkan ketepatan waktu penyelesaian suatu proses pelayanan. Selain itu, perlu juga dilakukan pengukuran kepuasan pelanggan untuk mengetahui respon pelanggan terhadap kinerja perusahaan.

Beberapa penelitian berkaitan dengan pengukuran waktu kerja diantaranya Feryani (2007) mengenai pengukuran standarisasi kerja untuk proses pengemasan benih jagung hibrida, Hidayah (2008) mengeni pengukuran waktu baku untuk penyeimbangan lintasan terhadap proses perakitan (assembling) sebuah mesin, Putra (2009) melakukan penelitian mengenai pengukuran waktu standar dan output standar operator dalam mengerjakan pesanan penjilidan buku selama sehari dalam dua shift, dan Shandy

(2010) mengenai pengukuran waktu kerja pada proses produksi dompet kulit di industri kerajinan kulit Tanggulangin.

Dalam penelitian ini akan dikaitkan antara pengukuran waktu pelayanan petugas loket dengan pengukuran kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di loket pasang baru dan tambah daya. Dengan tujuan penelitian antara lain untuk menentukan waktu standar yang diperlukan setiap petugas loket dalam melakukan pelayanan pasang baru dan tambah daya dengan menggunakan metode time motion study, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang sudah diberikan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) Dist. Jatim APJ Surabaya Utara UPJ Ploso karena pada unit pelayanan ini belum pernah dilakukan pengukuran waktu pelayanan dan pengukuran kepuasan pelanggan.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja adalah suatu metode penetapan keseimbangan antara kegiatan yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Langkah-langkah penetapan waktu standar yaitu sebagai berikut (Render dan Heizer, 2006).

2

1. Mendefinisikan proses operasi yang akan dijadikan objek studi.

2. Memilah proses operasi menjadi elemen-elemen kerja (bagian dari operasi yang memakan waktu beberapa detik saja).

3. Menentukan berapa kali jumlah siklus atau sampel yang dibutuhkan.

4. Menentukan waktu dan mencatat waktu pelaksanaan elemen-lemen kerja tersebut dan menetapkan faktor penyesuaian bagi kinerja karyawan selama penyelesaian setiap elemen kerja.

5. Menghitung waktu siklus rata-rata dengan persamaan berikut.

rata-rata uswaktu sikl

pengamatan jumlahkerja elemen anmelaksanak untuk waktu jumlah

=

6. Menghitung waktu normal untuk setiap elemen. Penetapan performance rating dengan menggunakan Westing House System’s Rating.

normalwaktu rating eperformancrata-rata uswaktu sikl ×=

7. Menjumlahkan waktu normal untuk setiap elemen agar dapat diperoleh total waktu normal untuk suatu proses operasi.

8. Menghitung waktu standar. Perhitungan ini memperhatikan waktu kelonggaran (allowance) yang diberikan pada karyawan.

allowance %-100%

100%normalwaktu darwaktu stan ×=

Wignjosoebroto (2008) menambahkan pengujian kecukupan dan keseragaman data serta perhitungan output standar.

/menit)(pelanggandarwaktu stan

1 standaroutput =

Metode Westing House merupakan salah

satu cara untuk menentukan faktor penyesuaian, yang terdiri dari kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition) dan kekonsistensian (consistency). Cara perhitungan faktor penyesuaian ini adalah dengan menjumlahkan keempat faktor tersebut dengan nilai masing-masing faktor sesuai tabel, kemudian nilai performance rating ditambahkan p = 1.

Seorang petugas tidak akan mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari dan bekerja secara konsisten tanpa adanya interupsi. Menurut Wignjosoebroto (2008) ada tiga jenis kelonggaran yaitu kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (personal allowance), kelonggaran untuk melepas lelah (fatigue allowance) dan kelonggaran untuk keterlambatan (delay allowance)

2.2 Uji Kecukupan Data dan Keseragaman Data

Pengujian kecukupan data digunakan untuk melihat apakah data yang digunakan telah cukup untuk merepresentasikan keadaan yang sebenarnya atau tidak. Dengan rumus sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2008).

2

1

2

11

2

'

=

∑∑

=

==

n

ii

n

ii

n

ii

x

xxngk

n

dengan n’ adalah jumlah pengamatan yang sebenarnya harus diambil, n adalah jumlah pengamatan awal yang seharusnya dilakukan, k adalah nilai Z dengan peluang 1-α/2, g merupakan derajat ketelitian dan xi

Untuk memastikan apakah data pengukuran waktu kerja yang telah diambil telah cukup seragam untuk ditentukan waktu standarnya maka dilakukan uji keseragaman data. Pemeriksaan dilakukan secara subjektif menggunakan diagram kontrol I-MR (Individual Moving Range Chart). Diagram kontrol I-MR terdiri atas diagram kontrol individual (I) dan diagram kontrol moving range (MR) sebagai prosedur pengendaliannya. Rumus batas kontrol atas (BKA), garis tengah dan batas kontrol bawah (BKB) untuk diagram kontrol individu (I) adalah sebagai berikut (Montgomery, 2005).

adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu elemen kerja pada pengamatan ke-i. Sampel sudah cukup dan layak dipakai jika n ≥ n’.

23

dMRxBKA +=

n

xx

n

ii∑

== 1 = garis tengah

23

dMRxBKB −=

Rumus batas kontrol atas (BKA), garis tengah dan batas kontrol bawah (BKB) untuk diagram kontrol moving range (MR) adalah sebagai berikut (Montgomery, 2005).

MRDBKA 4=

12

1

−=∑=

n

xxMR

n

iii

= garis tengah

MRDBKB 3=

3

dimana x adalah rata-rata data pengamatan waktu kerja dan MR yaitu rata-rata rentang bergerak dua pengamatan berurutan. 2.3 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah respon atau perilaku pelanggan yang membandingkan antara kenyataan dan harapan.

Landasan konsep yang digunakan pada penelitian ini untuk mengukur pengalaman pelanggan dalam mendapatkan pelayanan yaitu dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Zeithalm, Parasuraman, dan Berry (1990), mengenai lima dimensi kualitas pelayanan, yang terdiri dari tangibles (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan dan kepastian), dan emphaty (empati).

2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini pengujian validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrument menggunakan metode Spearman Brown. H0

H

: Pertanyaan tidak dapat mengukur aspek yang sama

1Statistik uji:

: Pertanyaan mengukur aspek yang sama

)1(

61 2

1

2

−−=∑=

nn

dr

n

ii

spearman

dimana ( ) ( )iii yRxRd −= , sebagai selisih antara ( )ixR dan ( )iyR , ( )ixR adalah urutan data ke ix ( )iyR adalah urutan data ke iy , spearmanr adalah

koefisien korelasi, n adalah jumlah responden, ix adalah skor untuk tiap pertanyaan yang diberikan oleh masing-masing responden, dan iy adalah skor total seluruh pertanyaan masing-masing responden.

Pertanyaan valid jika nilai rhitung ≥ rtabel. Dimana rtabel = r(α,db)

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Sofyan, 1995).

dengan derajat bebas (db) = n-2 (jumlah responden) dan taraf signifikansi α.

H0H

: Hasil pengukuran tidak konsisten. 1

Statistik uji (Cronbach’s Alpha): : Hasil pengukuran konsisten.

−=

∑=

21

2

ˆ

ˆ1

1 x

k

bxi

alpha kkr

σ

σ

dimana alphar adalah nilai Cronbach’s Alpha, k

adalah jumlah pecahan, 2ˆ xiσ adalah varians

masing-masing pacahan, dan 2ˆ xσ adalah varians total skor. Hasil pengukuran reliabel, jika nilai rhitung > rtabel

.

2.5 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda (multiple linier regression) adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel tak bebas (dependen) dengan beberapa variabel bebas (independen) (Walpole,1995). Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh antara variabel tangibles (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan dan kepastian), dan emphaty (empati) terhadap kepuasan pelanggan dengan model sebagai berikut.

εββββββ ++++++= 99887766550 XXXXXYdimana, Y adalah variabel respon (kepuasan pelanggan), 5X adalah variabel tangibles, 6X adalah variabel reliability, 7X adalah variabel responsiveness, 8X adalah variabel assurance,

9X adalah variabel emphaty, 0β yaitu konstanta yang merupakan intersep, 95 ...ββ 51...ββ adalah parameter masing-masing variabel bebas, dan ε adalah sisaan. 2.6 Uji Kesamaan Varian dan Uji Dua Mean

Pada penelitian ini dua data penelitian kepuasan pelanggan akan di uji untuk mengetahui apakah data dikedua loket berbeda melalui uji kesamaan varian dan uji dua mean.

Uji kesamaan varian ini bertujuan untuk menguji varian dari kedua loket melalui uji F. H0

22

21 σσ = : (tidak ada perbedaan varian di

kedua loket) H1

22

21 σσ ≠ : (ada perbedaan varian di kedua

loket) Gagal tolak H0

Uji dua mean (uji rata-rata) akan diketahui ada atau tidaknya perbedaan antara loket 1 dengan loket 2.

, jika nilai p-value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan varian di kedua loket.

4

H0 21 µµ = : (tidak ada perbedaan rata-rata antara loket 1 dan loket 2)

H1 21 µµ = : (ada perbedaan rata-rata antara loket 1 dan loket 2)

Gagal tolak H0

, jika nilai p-value > 0,05 artinya tidak ada perbedaan varian di kedua loket.

2.7 Pengujian Parameter Pengujian penduga parameter memiliki

tujuan untuk mengetahui tingkat keberartian penduga parameter yang digunakan melalui pengujian hipotesis secara serentak dan parsial. Uji serentak digunakan untuk mengetahui keberartian model secara bersama-sama (Walpole, 1995). H0 098765 ===== βββββ : H1 0≠jβ : minimal ada dengan 9,8,7,6,5=jStatistik uji:

( )( ) MSE

MSRknSSEkSSRFhitung =−−

=1/

/

Tolak H0 tabelhitung FF >, jika , artinya paling sedikit ada satu βj

)1)(( −−= knktabel FF α

yang tidak sama dengan nol, dimana .

Uji parsial digunakan untuk mengetahui keberartian dari masing-masing penduga parameter secara parsial, apakah koefisien parsial yang diperoleh tersebut mempunyai pengaruh atau tidak dengan asumsi bahwa variabel tidak bebas lainnya konstan (Walpole, 1995). H0 0=jβ : (Tidak ada pengaruh antara yang

signifikan antara variabel 𝑋𝑗 terhadap Y), 9,8,7,6,5=j

H1 0≠jβ : (Ada pengaruh antara variabel 𝑋𝑗 terhadap Y), 9,8,7,6,5=j

Statistik uji:

( )j

j

j

jhitung bs

b

est ==

)ˆ(.

ˆ

β

β

dimana jb adalah koefisien regresi ke-j, )( jbsadalah standart error dari koefisien regresi ke-j. Tolak H0 tabelhitung tt >, jika , artinya ada pengaruh nyata antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara individu, dimana

)1(2/ −−= kntabel tt α .

2.8 Koefisien Determinasi (R2

Untuk mengetahui proporsi varians atau prosentase total variasi dalam variabel Y yang dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-

sama atau secara verbal digunakan pengukuran kelayakan model dengan koefisien determinasi (R

)

2

22

)1(1

ySnSSER−

−=

) (Walpole, 1995).

Nilai R2 berkisar antara nol dan 1. Semakin besarnya nilai R2 (mendekati 1), maka model yang ada semakin baik. Namun apabila nilai R2

semakin kecil (mendekati nol), maka model tergolong kurang baik.

2.9 Asumsi-Asumsi Regresi Linear Berganda Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi antara

lain: 1. Normalitas, diasumsikan bahwa tiap 𝜀𝑖

mengikuti distribusi normal, ),0(~ 2σε Ni . Pemeriksaan kenormalan sisaan dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov (Draper dan Smith, 1992).

H0 H

: sisaan berdistribusi normal. 1

Statistik uji: : sisaan tidak berdistribusi normal.

)()(sup 0 xFxSDx

−=

dimana: D merupakan nilai kolmogorov-smirnov,

xsup yaitu supremum untuk semua x,

)(xS yaitu fungsi kumulatif dari data, dan )(0 xF yaitu fungsi kumulatif distribusi normal.

Gagal tolak H0

2. Non autokorelasi antar sisaan,

, jika nilai p-value > 5%, artinya sisaan berdistribusi normal.

( ) 0,cov =ji εε , dimana i ≠ j. Pendeteksian autokorelasi ini dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

H0 H

: Tidak ada autokorelasi antar sisaan 1

Statistik Uji: : Ada autokorelasi antar sisaan

( )

=

=−−

= n

tt

n

ttt

e

eed

1

2

2

21

dengan ttt YYe ˆ−= Pengambilan keputusan (Pindyck dan

Rubinfeld, 1998): 0 < d < dL4 – d

, berarti ada autokorelasi positif L

2 < d < 4 – d < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif

U atau dU

d

< d < 2, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

L ≤ d ≤ dU atau 4–dU ≤ d ≤ 4–dL, berarti pengujian tidak meyakinkan.

5

dimana dU adalah nilai batas bawah dan dL

3. Homoskedastisitas,

adalah nilai batas atas dari Tabel Durbin-Watson.

( ) 22 )(var σεε == ii E untuk setiap i, ni ,...,2,1= yang artinya varians dari semua sisaan adalah konstan atau homoskedastik. Pendeteksiannya melalui scatterplot antara nilai-nilai prediksi )ˆ( tY pada sumbu X dengan nilai kuadrat residualnya

)( 2te pada sumbu Y (Gujarati, 1999), dan uji

Glejser yaitu dengan meregresikan ie terhadap X.

H0 H

: varian residual identik. 1

: varian residual tidak identik. iii VXe ++= 10 ββ

dimana ie adalah nilai absolut residual yang dihasilkan oleh model regesi

Gagal tolak H0 tabelhitung FF <, jika atau nilai sig > 5%, ini berarti varian residual identik, dimana )1)(( −−= knktabel FF α .

4. Tidak terjadi multikolinearitas, artinya tidak terdapat hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara variabel-variabel bebas yang menjelaskan model regresi. Pendeteksiannya dengan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas.

21

11

xij RTolerance

VIF−

==

dimana 2xiR adalah koefisien determinasi jika

variabel Xi

diprediksi dari variabel-variabel independen yang lainnya.

3. Metodologi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer. Data ini diperoleh dengan melakukan pengambilan data lama waktu pelayanan petugas loket dan melalui survey langsung terhadap pelanggan yang melakukan pasang baru dan tambah daya di PT. PLN (Persero) Dist. Jatim APJ Surabaya Utara UPJ Ploso Pelanggan yang diamati merupakan pelanggan yang dilayani oleh petugas loket saat melakukan pasang baru dan tambah daya. Setelah pelanggan dilayani oleh petugas loket, pelanggan tersebut diminta untuk mengisi kuesioner pelayanan loket pasang baru dan tambah daya. Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 12 April 2011–10 Mei 2011.

Pengambilan sampel pengukuran waktu pelayanan petugas loket yaitu dengan mengukur lama waktu pelayanan dari setiap elemen kerja yang ada dengan menggunakan stopwatch dengan waktu pengambilan data sama. Sedangkan pengambilan sampel analisis kepuasan pelanggan yaitu dengan menggunakan kuesioner. Dimana melalui kuesioner yang diberikan pelanggan dimintai tanggapan tentang pelayanan yang telah diberikan oleh PLN Ploso. Teknik penskalaan yang digunakan adalah skala likert dengan skala pengukurannya merupakan skala ordinal. Skor penilaian mulai dari 1 sampai dengan 4.

Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan terhadap 30 responden pada masing-masing loket, maka didapatkan hasil pengujian kecukupan data sebagai berikut.

gZ

n p2

2/ σ̂α=

dimana: ( )∑

=

−=

n

i

ip n

xx

1

22σ̂

Tabel 1 Pengujian Kecukupan Data Kuesioner Loket 2

pσ n' n Keterangan

Loket 1 0,44 18 30 Data Cukup

Loket 2 0,16 7 30 Data Cukup

Dari hasil pengujian tersebut data hasil

survey pendahuluan telah memenuhi asumsi kecukupan data, sehingga tidak perlu dilakukan pengambilan data tambahan.

Variabel pengukuran waktu pelayanan terdiri dari elemen-elemen kerja dari setiap proses yang dilakukan oleh seorang petugas loket pasang baru dan tambah daya, antara lain menanyakan keperluan pelanggan (X1), memeriksa persyaratan (X2), melakukan realisasi proses (X3) dan membuat perintah kerja dan berita acara (X4

Variabel pengukuran kepuasan pelanggan terhadap pelayanan petugas loket pasang baru dan tambah daya, variabel responnya (Y) yaitu kepuasan pelanggan, dan variabel independennya terdiri dari lima dimensi kualitas pelayanan (Zeithalm, Parasuman, dan Berry, 1990) antara lain:

)

Tabel 2 Variabel Pengukuran Kepuasan Pelanggan Dimensi Kualitas

Pelayanan Pernyataan

Tangibles (X5

1. Penataan ruangan

) 2. Kebersihan dan kenyamanan ruangan 3. Fasilitas pelayanan

6

Tabel 2 Variabel Pengukuran Kepuasan Pelanggan (Lanjutan)

4. Penggunaan seragam dan tanda pengenal petugas 5. Lokasi mudah dijangkau dengan semua alat transportasi 6. Luas tempat parkir

Reliability (X6

1. Ketepatan petugas saat melayani pelanggan 2. Pelayanan petugas terhadap semua pelanggan sama ) 3. Prosedur antrian pelayanan 4. Waktu pelayanan petugas loket saat melayani pelanggan

Responsiveness (X7

1. Petugas menjalin komunikasi yang lancar dengan pelanggan

)

2. Petugas jelas dalam memberikan informasi kepada pelanggan 3. Petugas selalu cepat dalam pelayanannya 4. Petugas memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjawab pertanyaan yang muncul dari pelanggan

Assurance (X8

1. Petugas sopan dalam melayani pelanggan

)

2. Petugas trampil dalam melayani pelanggan 3. Petugas ramah terhadap pelanggan 4. Petugas memiliki sifat profesionalisme saat melayani pelanggan

Emphaty (X9

1. Petugas sabar pada saat melayani pelanggan

) 2. Petugas memberikan pelayanan yang baik terhadap semua pelanggan 3. Terjalin hubungan yang baik antara petugas dengan pelanggan

Dengan langkah-langkah analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu sebagai berikut. 1. Langkah-langkah untuk tujuan penelitian yang

pertama yaitu menghitung waktu standar yang diperlukan setiap petugas loket untuk melakukan pelayanan pasang baru dan tambah daya, antara lain. a. Identifikasi pekerjaan karyawan b. Elemental breakdown c. Melakukan pengamatan dan pengukuran

waktu sejumlah pengamatan yang dibutuhkan untuk setiap elemen kegiatan yang telah di breakdown sebelumnya.

d. Pengujian kecukupan data dan keseragaman data terhadap data yang telah diambil.

e. Menentukan performance rating dari kegiatan yang telah dilakukan operator dan waktu kelonggaran untuk petugas loket.

f. Menghitung waktu standar dari setiap elemen kerja. Dengan cara menghitung waktu siklus dan waktu normal terlebih dahulu.

g. Menghitung output standar yang dihasilkan karyawan berdasarkan waktu standar.

2. Langkah-langkah untuk tujuan penelitian yang kedua yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang sudah diberikan, antara lain. a. Melakukan survei pendahuluan kepuasan

pelanggan dan uji kecukupan data. b. Pengujian validitas dan reliabilitas. c. Uji kesamaan varian dan uji dua mean. d. Mencari model regresi linier berganda. e. Melakukan pengujian parameter dengan uji

serentak (uji F) dan uji parsial (uji t). f. Mengukur kelayakan model menggunakan

koefisien determinasi (R2

g. Melakukan pengujian asumsi klasik regresi linier berganda.

).

4. Analisis dan Pembahasan

Untuk memperoleh waktu standar yang diperlukan oleh seorang petugas loket untuk melayani pelanggan dari awal proses sampai akhir proses, berdasarkan prinsip teknik pengukuran kerja, pertama dilakukan identifikasi pekerjaan.

PT. PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso memiliki 2 loket pasang baru dan tambah daya dengan 2 petugas loket. Dengan elemen-elemen kerja yang mencakup keseluruhan pekerjaan dan merupakan standar kerja perusahaan, antara lain. a. Elemen Kerja 1 (X1

b. Elemen Kerja 2 (X

) adalah menanyakan keperluan pelanggan.

2

c. Elemen Kerja 3 (X

) adalah memeriksa persyaratan.

3

d. Elemen Kerja 4 (X

) adalah melakukan realisasi proses pasang baru atau tambah daya.

4

Setelah mengidentifikasi pekerjaan, selanjutnya uji kecukupan data. Pengujiannya dengan tingkat kepercayaan (α) sebesar 95% sehingga k=1,96 dan derajat ketelitian (g) sebesar 15%.

) adalah membuat perintah kerja dan berita acara. Proses ini dapat dilakukan jika pelanggan telah membayar sesuai prosedur.

7

Tabel 3 Pengujian Kecukupan Data Loket 1 dan 2

Elemen Kerja

Loket 1 Loket 2

n' n Keterangan n' n Keterangan

X 19 1 30 Cukup 21 30 Cukup

X 9 2 30 Cukup 8 30 Cukup X 10 3 30 Cukup 5 30 Cukup

X 17 4 9 Belum Cukup 22 10 Belum

Cukup Hasil pengujian data elemen kerja satu

sampai tiga di kedua loket telah memenuhi asumsi kecukupan data. Sedangkan untuk data elemen kerja keempat (X4

Setelah di uji kecukupan datanya kemudian di uji keseragaman datanya. Hasil pemeriksaan keseragaman data menggunakan diagram kontrol I-MR (Individual Moving Range Chart) untuk elemen kerja pertama (X

), datanya belum cukup. Ini dikarenakan umumnya pelanggan pada proses ini tidak langsung membayar.

1

Observation

Ind

ivid

ua

l V

alu

e

28252219161310741

60

45

30

15

0

_X=26,3

UC L=57,48

LC L=-4,88

Observation

Mo

vin

g R

an

ge

28252219161310741

40

30

20

10

0

__MR=11,72

UC L=38,31

LC L=0

), sebagai berikut.

Gambar 1 Diagram Kontrol I-MR Elemen Kerja 1

pada Loket 1

Berdasarkan Gambar 1, pada diagram kontrol Individual (I), semua data pengamatan elemen kerja 1 (X1

x) pada petugas loket 1 berada

dalam batas kontrol dengan nilai BKA=57,48; (Garis Tengah)=26,3; serta BKB=-4,88. Pada diagram kontrol Moving Range (MR) semua data pengamatan juga berada dalam batas kontrol dengan nilai BKA=38,31; MR (Garis Tengah) =11,72; serta BKB=0. Hasil pemeriksaan keseragaman data semua elemen kerja di kedua loket ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 Pemeriksaan Keseragaman Data Loket 1 dan

Loket 2

Ele-men

Kerja

Loket 1 Loket 2 Kesim-pulan Diag-

ram I

Diag-ram MR

Diag-ram I

Diag-ram MR

X - 1 - - - Data seragam

X 8 2 8 8 8 Data

belum seragam

Tabel 4 Pemeriksaan Keseragaman Data Loket 1 dan Loket 2 (Lanjutan)

Ele-men

Kerja

Loket 1 Loket 2 Kesim-pulan Diag-

ram I

Diag-ram MR

Diag-ram I

Diag-ram MR

X 8; 30 3 8; 9 8; 30 8; 9 Data

belum seragam

X - 4 - - - Data seragam

Dari Tabel 4, masih terdapat data yang belum seragam di kedua loket yaitu pada elemen kerja 2 (X2) dan elemen kerja 3 (X3

Tabel 5 Pengujian Kecukupan Data Loket 1 dan Loket 2 Setelah Data Ekstrim Dihilangkan

). Penyebab data-data tersebut tidak seragam yaitu, pada elemen kerja 2 data tidak seragam karena pelanggan yang terus bertanya kepada petugas sehingga proses menjadi lama. Pada data elemen kerja 3 umunya tidak seragam karena petugas harus meminta ijin dan tanda tangan kepada pimpinan namun pimpinan sedang tidak di tempat, dan problem saat proses print. Setelah diketahui penyebabnya, variabel yang tidak seragam akan mengalami pengurangan data. Perubahan jumlah data akan mempengaruhi perhitungan n', oleh karena itu dilakukan pengujian kecukupan data lagi.

Elemen Kerja g

Loket 1 Loket 2 n' n Ket. n' n Ket.

X 15% 1 20 28 Data Cukup 19 29 Data

Cukup

X 15% 2 6 28 Data Cukup 4 29 Data

Cukup

X 15% 3 3 28 Data Cukup 3 29 Data

Cukup

X 22% 4 8 9 Data Cukup 10 10 Data

Cukup

Setelah data eksrim dihilangkan, data pada setiap elemen kerja telah memenuhi asumsi kecukupan data. Dengan tingkat kepercayaan (α) sebesar 95% dan derajat ketelitian (g) untuk elemen kerja 1-3 sebesar 15%, sedangkan untuk elemen kerja 4 sebesar 22%.

Selanjutnya adalah penentuan performance rating melalui metode westing house berdasarkan kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition) dan kekonsistensian (consistency). Performance rating dari kedua petugas loket sama yaitu masing-masing 1,11. Dengan hasil penentuan sebagai berikut.

Tabel 6 Penentuan Performance Rating Petugas Loket skill effort working

condition consistency Jumlah

Loket 1 dan

Loket 2

Good (C1) +0,06

Good (C2) +0,02

Good (C) +0,02

Good (C) +0,01 +0,11

8

Setiap petugas pasti membutuhkan waktu khusus untuk keperluan pribadi, istirahat melepas lelah atau alasan lainnya. Penentuan kelonggaran ini berdasarkan jam kerja petugas loket adalah 8 jam, dengan waktu kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (personal allowance) 8 menit, melepas lelah (fatigue allowance) selama 4 menit dan keterlambatan (delay allowance) 3 menit. Sehingga diperoleh waktu kelonggaran petugas loket adalah 3,125% dari waktu kerja normal.

Perhitungan waktu standar pelayanan ini ada dua yaitu perhitungan waktu standar pelayanan yang hanya dilakukan pada data elemen kerja 1-4 dan perhitungan waktu standar pada data elemen kerja 1-3. Untuk perhitungan waktu standar pelayanan yang hanya dilakukan pada data elemen kerja 1-4 waktu standar yang diperoleh merupakan waktu standar yang diperlukan dari awal proses sampai akhir proses pelayanan di loket pasang baru dan tambah daya. Tabel 7 Perhitungan Waktu Standar Pelayanan Elemen

Kerja 1-4 Petugas Loket 1 Elemen Kerja

Waktu Siklus Rata-Rata

(detik)

Waktu Siklus Rata-Rata (menit)

Waktu Normal (menit/

pelanggan) X 26,32 1 0,44 0,49 X 387,1 2 6,45 7,16 X 623,18 3 10,39 11,53 X 125,33 4 2,09 2,32

Total Waktu Normal (menit/pelanggan) 21,5

Waktu Standar (menit/pelanggan) 22,19

Output Standar (pelanggan/menit) 0,05

Output Standar (pelanggan/hari) 21,63

Tabel 8 Perhitungan Waktu Standar Pelayanan Elemen Kerja 1-4 Petugas Loket 2

Elemen Kerja

Waktu Siklus Rata-Rata (detik)

Waktu Siklus Rata-Rata (menit)

Waktu Normal (menit/

pelanggan) X 22,3 1 0,37 0,41 X 404,62 2 6,74 7,48 X 655,76 3 10,93 12,13 X 96,8 4 1,61 1,79

Total Waktu Normal (menit/pelanggan) 21,82

Waktu Standar (menit/pelanggan) 22,5

Output Standar (pelanggan/menit) 0,04

Output Standar (pelanggan/hari) 21,31

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui waktu standar yang dibutuhkan kedua petugas loket untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing selama 22,19 menit dan 22,5 menit per satu pelanggan. Waktu standar tersebut menyatakan

kemampuan rata-rata dari kedua petugas loket untuk melayani satu pelanggan di loket pasang baru tambah daya dari awal proses sampai akhir proses. Dengan waktu standar pelayanan tersebut selama sehari kedua petugas loket mampu melayani masing-masing sebanyak 22 pelanggan.

Untuk perhitungan waktu standar pelayanan petugas loket dari elemen kerja satu sampai tiga, dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Tabel 9 Perhitungan Waktu Standar Pelayanan Elemen

Kerja 1-3 Petugas Loket 1 Elemen Kerja

Waktu Siklus Rata-Rata

(detik)

Waktu Siklus Rata-Rata (menit)

Waktu Normal (menit/

pelanggan) X 26,32 1 0,44 0,49 X 387,1 2 6,45 7,16 X 623,18 3 10,39 11,53

Total Waktu Normal (menit/pelanggan) 19,18 Waktu Standar (menit/pelanggan) 19,8 Output Standar (pelanggan/menit) 0,05 Output Standar (pelanggan/hari) 24,25

Tabel 10 Perhitungan Waktu Standar dan Output Standar Elemen Kerja 1-3 Petugas Loket 2

Elemen Kerja

Waktu Siklus Rata-Rata (detik)

Waktu Siklus Rata-Rata (menit)

Waktu Normal (menit/

pelanggan) X 22,3 1 0,37 0,41 X 404,62 2 6,74 7,48 X 655,76 3 10,93 12,13

Total Waktu Normal (menit/pelanggan) 20,03 Waktu Standar (menit/pelanggan) 20,68 Output Standar (pelanggan/menit) 0,05 Output Standar (pelanggan/hari) 23,21

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui waktu standar yang dibutuhkan kedua petugas loket pasang baru dan tambah daya untuk menyelesaikan pekerjaannya dari elemen kerja satu sampai tiga masing-masing selama 19,8 menit dan 20,68 menit per satu pelanggan. Waktu tersebut menyatakan kemampuan rata-rata dari kedua petugas loket untuk melayani satu pelanggan di loket pasang baru tambah daya dari proses pertama sampai proses ketiga. Dengan waktu standar pelayanan tersebut selama sehari kedua petugas loket mampu melayani masing-masing sebanyak 25 pelanggan dan 24 pelanggan.

Untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan petugas loket PT. PLN (Persero) UPJ Ploso berdasarkan metode analisis regresi linier berganda, data-data yang telah diperoleh pertama-tama uji asumsi validitas dan reliabilitas data.

9

Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan dari suatu instrumen. H0

H

: Pertanyaan tidak dapat mengukur aspek yang sama

1r

: Pertanyaan mengukur aspek yang sama tabel

Hasil perhitungan uji asumsi validitas dengan metode Spearman Brown pada setiap variabel di loket satu, diketahui semua item pertanyaan valid. Ini berarti semua item pertanyaan pada loket satu mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk hasil perhitungan uji asumsi validitas pada setiap variabel di loket dua terdapat satu item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item nomer 2 pada variabel tangibles. Sehingga item variabel ini tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

= 0,361

Selanjutnya adalah pengujian reliabilitas yaitu untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha. H0H

: Hasil pengukuran tidak konsisten. 1

Daerah kritis: : Hasil pengukuran konsisten.

α = 0,05; db = n-2 = 28 rtabel= r(α,db) = r(0,05,28)

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program paket SPSS diketahui bahwa semua dimensi pelayanan pada setiap loket memenuhi asumsi reliabilitas. Ini berarti bahwa hasil kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

= 0,361

Pada penelitian ini dua data penelitian kepuasan pelanggan akan di uji kesamaan varian dan uji dua mean. Uji kesamaan varian ini bertujuan untuk menguji varian dari kedua loket melalui uji F. H0

22

21 σσ = : (tidak ada perbedaan varian di

kedua loket) H1

22

21 σσ ≠ : (ada perbedaan varian di kedua

loket) Gagal tolak H0

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program Minitab pada diperoleh p-value sebesar 0,147. Nilai ini lebih besar dari 0,05. Ini berarti terima H

, jika nilai p-value > 0,05.

0

Uji dua mean (uji rata-rata) ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara loket 1 dengan loket 2.

, yaitu bahwa tidak ada perbedaan varian antara loket 1 dan loket 2.

H0 21 µµ = : (tidak ada perbedaan rata-rata antara loket 1 dan loket 2)

H1 21 µµ = : (ada perbedaan rata-rata antara loket 1 dan loket 2)

Gagal tolak H0Berdasarkan hasil perhitungan dengan

menggunakan program Minitab pada diperoleh p-value sebesar 0,779. Nilai ini lebih besar dari 0,05, ini berarti terima H

, jika nilai p-value > 0,05.

0

Data telah memenuhi hasil pengujian, kemudian selanjutnya mencari model regresi. Berikut ini model regresi linier berganda dari loket satu dan loket dua.

, yaitu bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara loket 1 dan loket 2.

εββββββ ++++++= 99887766550 XXXXXY98765 249,0249,0148,0318,0226,0429,0 XXXXXY ++−++=

Model regresi yang telah diperoleh tersebut perlu diuji parameternya melalui uji serentak dan uji parsial. Dilakukan uji serentak untuk mengetahui keberartian model secara bersama-sama. H0 098765 ===== βββββ : H1 0≠jβ : minimal ada dengan 9,8,7,6,5=j Tolak H0Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS diperoleh p-value = 0,000. Nilai p-value < 0,05. Sehingga tolak H

jika p-value < 0,05

0

0≠jβ, artinya minimal terdapat satu

dengan 9,8,7,6,5=j . Atau dengan kata lain terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas (X) terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y). Sehingga dapat dilanjutkan pada uji secara partial (individu) untuk mengetahui βj

Melalui uji parsial ini akan diketahui keberartian dari masing-masing penduga parameter secara parsial.

manakah yang tidak sama dengan nol.

H0 0=jβ : (Tidak ada pengaruh antara yang signifikan antara variabel 𝑋𝑗 terhadap Y),

9,8,7,6,5=j H1 0≠jβ : (Ada pengaruh antara variabel 𝑋𝑗

terhadap Y), 9,8,7,6,5=j Gagal tolak H0

Tabel 11 Uji Parsial Loket 1 , jika nilai p-value > 0,05.

Variabel Unstandardized

Coefficients p-value b s (bi i)

X1 0,226 0,172 0,194 X2 0,226 0,134 0,098 X3 0,318 0,218 0,150 X4 -0,148 0,204 0,471 X5 0,249 0,210 0,241

Berdasarkan hasil uji parsial yang telah dilakukan pada masing-masing β5, β6, β7 , β8, dan β9 dengan alpha sebesar 10% maka dapat ditarik

10

suatu kesimpulan bahwa bahwa hanya variabel reliability (X6) yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y). Sedangkan untuk variabel tangibles (X5), responsiveness (X7), assurance (X8), dan emphaty (X9

Karena setelah di uji terdapat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan yaitu variabel reliability (X

) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y).

6). Kemudian dari variabel ini akan dicari model regresinya, setelah itu di ukur kelayakan modelnya dan di uji asumsi klasik regresi linier berganda, berikut ini model regresi variabel X6

6564,041,1 XY +=:

Berdasarkan hasil pengukurann kelayakan

model diketahui bahwa variabilitas kepuasan pelanggan (Y) dapat dijelaskan oleh reliability (X6) sebesar 44,4% atau 0,444 sedangkan sisanya sebesar 55,6% atau 0,556 dijelaskan oleh variabel lainnya diluar variabel X6. Dari besar nilai R2

Parameter yang digunakan dalam menggambarkan model ini ditaksir dengan metode ordinary least squares (OLS), dengan syarat asumsi-asumsi model regresi linear berganda ini terpenuhi. Pemeriksaan kenormalan sisaan bertujuan untuk menguji apakah sisaan (εi) berdistribusi normal atau tidak. Berikut ini hasil pengujian asumsi kenormalan sisaan menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

tersebut dapat disimpulkan bahwa model kurang baik.

H0H

: sisaan berdistribusi normal. 1

Statistik uji: : sisaan tidak berdistribusi normal.

)()(sup 0 xFxSDx

−=

Setelah dilakukan pemeriksaan melalui pendekatan Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa residual variabel X6

RESI1

Perc

ent

0,500,250,00-0,25-0,50

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0,150

3,907985E-16StDev 0,1941N 50KS 0,095P-Value

tidak berdistribusi normal. Agar residual berdistribusi normal atau, maka data-data yang memiliki penyimpangan terbesar di hilangkan agar sisaan berdistribusi normal. Data yang dihilangkan yaitu data ke-1,12, 17, 18, 23, 24, 25, 28, 33, dan 35 karena data-data tersebut memiliki penyimpangan terbesar dari semua data. Setelah data tersebut dihilangkan, kemudian di uji kembali untuk asumsi kenormalan sisaannya, dan diperoleh hasil pengujian sebagai berikut.

Gambar Probability Plot Variabel X6

Setelah Data di Hilangkan

Dari hasil pengujian, didapatkan nilai p-value lebih besar dari 0,150. Ini berarti residual berdistribusi normal, dengan kata lain asumsi kenormalan sisaan terpenuhi.

Autokorelasi berarti komponen error berkorelasi berdasarkan urutan waktu (pada data time series) atau urutan ruang (pada data cross-sectional), atau korelasi pada dirinya sendiri. Dengan menggunakan uji Durbin-Watson diperoleh hasil sebagai berikut. H0H

: Tidak ada autokorelasi antar sisaan 1

Tabel 12 Hasil Pengujian Durbin-Watson : Ada autokorelasi antar sisaan

Uji Durbin-Watson

Tabel Uji Durbin- Watson

k=1, n=51

Keputusan Kesimpulan

2,25117 dUd

= 1,50 L

2 < d < 4-d

= 1,59

U Terima H, tidak ada

autokorelasi positif dan negatif

0, tidak ada

autokorelasi antar sisaan

Dari hasil pendeteksian asumsi autokorelasi pada variabel X6

Jika pada nilai variabel bebas berapapun memiliki varian konstan atau identik ini berarti homoskedastisitas. Berikut ini hasil pendeteksian homoskedastisitas pada variabel X

diketahui bahwa tidak ada korelasi antar sisaan, artinya data tidak autokorelasi. Sehingga dapat dikatakan asumsi non autokorelasi terpenuhi.

6

iedengan uji

Glejser dengan meregresikan antara terhadap X6H

, diperoleh hasil pengujian sebagai berikut. 0

H: varian residual identik.

1Tabel 13 Hasil ANOVA Uji Glejser

: varian residual tidak identik.

Sumber variasi

Derajat bebas

Jumlah Kuadrat

Rata-rata

kuadrat F Sig.

Regresi 1 0,022 0,022 1,560 0,218 Error 48 0,679 0,014 Total 49 0,702

11

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai signifikansi tabel ANOVA dari variabel X6

Multikolinearitas adalah terjadinya hubungan linier yang sempurna atau pasti antara variabel bebas dari model regresi linier berganda. Pendeteksian multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat nilai VIF, namun karena variabel bebasnya hanya satu, maka tidak perlu dilakukan pendeteksian asumsi non multikolinieritas. Dengan kata lain asumsi non multikolinieritas terpenuhi.

lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,218. Ini berarti varian residual identik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas atau model homoskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengujian, maka model regresi terbaik pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.

6660,011,1 XY += Dari model tersebut dapat diartikan bahwa

setiap peningkatan nilai X6 (reliability) sebesar 1 satuan, maka akan memberikan pengaruh positif pada kepuasan pelanggan sebesar 0,660. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso terhadap pelayanan petugas loket pasang baru dan tambah daya yaitu variabel reliability (X6). Dimana variabel reliability (X6

) ini berkaitan dengan ketepatan petugas, pelayanan petugas terhadap pelanggan, prosedur antrian pelayanan dan waktu pelayanan petugas loket.

5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Waktu standar yang diperlukan petugas loket 1 untuk melayani seorang pelanggan dari awal proses sampai akhir (elemen kerja 1-4) adalah 22,19 menit. Sedangkan waktu standar yang diperlukan petugas loket 2 untuk melayani seorang pelanggan dari awal proses sampai akhir (elemen kerja 1-4) adalah 22,5 menit. Dan waktu standar yang diperlukan petugas loket 1 untuk melayani seorang pelanggan dari proses pertama sampai proses ketiga (elemen kerja 1-3) adalah 19,8 menit. Sedangkan waktu standar yang diperlukan petugas loket 2 untuk melayani pelanggan dari elemen kerja 1-3 adalah 20,68 menit. Dari hasil perhitungan di kedua loket terlihat bahwa waktu pelayanan antara petugas loket 1 dan loket 2 tidak jauh berbeda atau waktu pelayanan petugas di kedua loket sama.

2. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas loket PT.PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso yaitu variabel reliability (X6). Dimana variabel reliability (X6

) ini berkaitan dengan ketepatan pelayanan petugas, pelayanan petugas terhadap pelanggan, prosedur antrian pelayanan dan waktu pelayanan petugas.

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan yaitu agar loket pasang baru dan tambah daya PT.PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso lebih meningkatkan kinerja pelayanan yang berkaitan dengan variabel reliability, ini dikarenakan variabel ini memiliki pengaruh bagi kepuasan pelanggan. Untuk pengukuran kepuasan pelanggan dengan skala data ordinal sebaiknya menggunakan analisis regresi logistik ordinal. Dan dari kuesioner yang telah diisi oleh pelanggan, saran-saran yang diberikan pelanggan berkaitan dengan pelayanan di loket pasang baru dan tambah daya PT.PLN (Persero) APJ Surabaya Utara UPJ Ploso antara lain tidak sesuainya antara waktu istirahat yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan waktu istirahat pada kenyataannya. Selain itu menurut pelanggan waktu pelayanan petugas loket masih terlalu lama. Daftar Pustaka Draper, N. and Smith, H. 1992. Analisis Regresi

Terapan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Feryani, E., Y. 2007. Standarisasi Kerja pada Proses Pengemasan Benih Jagung Hibrida Varietas BISI 2 di PT. Benih Inti Subur Intani (BISI) Kediri. Tugas Akhir. Statistika ITS, Surabaya.

Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hidayah, N., D. 2008. Analisis Penyeimbangan Lintasan Serta Pengujian Perbedaan Shift Kerja Terhadap Persentase Jumlah Cacat pada Proses Assembling Engine di PT.’X’ Jakarta. Tugas Akhir. Statistika ITS, Surabaya.

Pindyck, R., S. Dan Rubinfeld, D., L. 1998. Econometric Models and Economic Forecasts 4th edition. Boston: Irwin/McGraw-Hill.

Putra, S., R. 2009. Pengukuran Waktu Kerja pada Proses Penjilidan Buku di Industri Jasa Penjilidan Usaha Bersama. Tugas Akhir. Statistika ITS, Surabaya.

12

Render, B., dan Heizer, J. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi yang diterjemahkan oleh Setyoningsih, D., dan Almahdy, I., Edisi ketujuh). Jakarta: Salemba Empat.

Shandy, D., F. 2010. Pengukuran Waktu Kerja pada Proses Produksi Dompet Kulit di Industri Kerajinan Kulit Tanggulangin. Tugas Akhir. Statistika ITS. Surabaya.

Singarimbun, M. & Sofyan, A. 1995. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES.

Walpole, R., E. 1995. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wignjosoebroto, S. 2008. Teknik Tata Cara Dan Pengukuran Kerja Edisi Pertama Cetakan Keempat. Jakarta: Guna Widya.

Zeithalm, Parasuraman., dan Berry. 1990. Delivering Quality Service: Balancing Customer Perceptions and Expectations. New York: The Free Press.