pengukuran struktur batuan

32

Upload: hastasariperdani

Post on 13-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGUKURAN STRUKTUR BATUAN DAN KESTABILAN LERENG

  • **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Pengukuran struktur batuanKedudukan struktur batuan (sesar, perlapisan, dan kekar) dapat ditentukan dengan menggunakan kompas geologi.Untuk menyatakan kedudukan struktur batuan, maka harus dilakukan pengukuran tentang jurus (strike), kemiringan (dip), dan arah kemiringan (dip direction). Kedudukan struktur batuan dapat dinyatakan dengan strike/dip atau dip/dip direction.

  • Contoh Misalkan suatu kekar mempunyai strike N 60o E dan dip 40o maka penulisan kedudukannya adalah N60oE/40o. Jika suatu kekar mempunyai dip 70o dan dip direction nya N30oE maka penulisan kedudukannya adalah 70o/030o.Penulisan dip direction selalu dalam tiga digit.

  • Penggambaran bidang diskontinu dan kutub (pole) diskontinu :

    **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Penggambaran bidang & KutubPerhatikan sebuah bidang yang mempunyai kemiringan 50o dan arah kemiringan 130o. Langkah 1 : Kertas transparan diletakkan di atas Equatorial equal-area stereonet, gambarkan lingkaran jaring dan beri tanda titik utara dan pusat jaring. Ukurkan arah kemiringan 130o searah jarum jam dari titik utara dan beri tanda posisi ini pada lingkaran jaring.

  • lanjutanLangkah 2 : Putar tanda arah kemiringan ke arah utara sampai berimpit dengan sumbu W E. Ukurkan kemiringan 50o dari lingkaran luar ke arah pusat jaring. Dan gambar busur lingkaran besar. Untuk menggambarkan kutub bidang, ukurkan 50o dari pusat jaring ke arah lingkaran luar jaring dan beri tanda titik, yang merupakan kutub bidang tersebut.Langkah 3 : Putarkan ke posisi semula sehingga arah utara yang ditandai pada langkah 1 berimpit dengan arah utara jaring. Dengan demikian, bidang dengan orientasi kemiringan 50o dan arah kemiringan 130o telah tergambar.

  • Penentuan kedudukan umum bidang-bidang diskontinuSetelah terbentuk garis-garis kontur, maka akan didapat kutub kontur, yaitu daerah yang menggambarkan konsentrasi kutub bidang tertinggi.Titik pusat kutub kontur merupakan kutub kedudukan umum bidang-bidang diskontinu, Kedudukan umum bidang-bidang diskontinu adalah kebalikan dari cara penentuan kutub bidang diskontinu.

  • Penentuan arah dan penunjaman garis perpotongan dua bidangDua bidang mempunyai kemiringan 50o dan 30o dan arah kemiringan 130o dan 250o, yang saling berpotongan, sehingga perlu ditentukan arah (trend) dan penunjaman (plunge) dari garis perpotongannya Langkah 1 : Satu bidang (50o/130o) telah tergambarkan, dan penentuan lingkaran besar bidang kedua ditentukan dengan arah kemiringan 250o diputar sampai berimpit dengan sumbu W E. Dan gambarkan lingkaran besar menurut kemiringan 30o.

    **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Langkah 2 : Titik perpotongan dua lingkaran besar diputar sampai berimpit dengan sumbu W E jaring dan plunge dari garis perpotongan diukur sebesar 20,5o.Langkah 3 : Kemudian gambar tersebut dikembalikan ke kedudukan semula sehingga tanda utara pada gambar berimpit dengan titik utara pada stereonet. Dan arah (trend) dari garis perpotongan didapat sebesar 200,5o.

    **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Metode kinematika"Kinematic" refers to the motion of bodies without reference to the forces that cause them to move (Goodman, 1989).Untuk mengetahui potensi jenis longsoran yang mungkin terjadi pada suatu lerengData yang digunakan kombinasi orientasi bidang diskontinyu, muka lereng bersama sudut geser dalamAnalisis dilakukan menggunakan proyeksi stereografisAsumsi dasarnya kohesi = 0

  • Longsoran bidang

  • **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Longsoran baji

  • **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • **r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Longsoran guling

  • Longsoran bidang, baji, guling**r. hariyanto

    r. hariyanto

  • Longsoran busur

  • Dalam satu kawasan dapat terbentuk bermacam potensi jenis longsor

  • summary

  • ***********************