pengukuran lubang bukan

17
BAB I PENDAHULUAN Ukur tambang adalah salah satu kegiatan kerja yang harus dilaksanakan dalam pekerjaan – pekerjaan tambang bawah tanah. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui data – data sebagai berikut : 1. Kemajuan dan arah galian atau penambangan pada tambang bawah tanah. 2. Besarnya volume bongkaran hasil penambangan yang ada dalam stope. 3. Gambaran lubang – lubang tambang atau disebut juga dengan peta tambang 4. Kedudukan atau posisi lubang – lubang bukaan terhadap peta topografi yang ada diatasnya. Untuk dapat mengetahui dan memperoleh keempat hal tersebut diatas,dibutuhkan data – data yang didapat dengan melakukan pengukuran – pengukuran didalam tambang. Peralatan ukur yang digunakan dapat dari peralatan yang sederhana, seperti kompas sampai dengan peralatan ukur modern, misalnya dengan theodolit TL – 20. Dasar – dasar atau prinsip – prinsip pelaksanaan pengukuran sama dengan dasar – dasar ukur tanah yang ada, hanya saja pada ukur tambang diperlukan ketelitian dan kecermatan yang lebih baik, dikarenakan : i. Keadaan ruang gerak terbatas , sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrument

Upload: dean-nugroho

Post on 07-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdegt3

TRANSCRIPT

Page 1: pengukuran lubang bukan

BAB I

PENDAHULUAN

Ukur tambang adalah salah satu kegiatan kerja yang harus dilaksanakan

dalam pekerjaan – pekerjaan tambang bawah tanah. Hal tersebut bertujuan

untuk memperoleh dan mengetahui data – data sebagai berikut :

1. Kemajuan dan arah galian atau penambangan pada tambang bawah tanah.

2. Besarnya volume bongkaran hasil penambangan yang ada dalam stope.

3. Gambaran lubang – lubang tambang atau disebut juga dengan peta

tambang

4. Kedudukan atau posisi lubang – lubang bukaan terhadap peta topografi yang

ada diatasnya.

Untuk dapat mengetahui dan memperoleh keempat hal tersebut

diatas,dibutuhkan data – data yang didapat dengan melakukan pengukuran –

pengukuran didalam tambang. Peralatan ukur yang digunakan dapat dari

peralatan yang sederhana, seperti kompas sampai dengan peralatan ukur

modern, misalnya dengan theodolit TL – 20.

Dasar – dasar atau prinsip – prinsip pelaksanaan pengukuran sama dengan

dasar – dasar ukur tanah yang ada, hanya saja pada ukur tambang diperlukan

ketelitian dan kecermatan yang lebih baik, dikarenakan :

i. Keadaan ruang gerak terbatas , sehingga lebih sulit dalam pemasangan

instrument

ii. Penerangan yang terbatas, sehingga lebih sulit dalam melakukan

penembakan (shooting) maupun pembacaannya.

iii. Ditemuinya daerah – daerah berbahaya, misalnya batu berongga, batu

gantung dll.

iv. Air tambang serta kelembapan udara juga berpengaruh.

v. Banyaknya medan magnet yang ada pada tambang dalam, seperti lori, rel,

pipa air, pipa angin, mesin bor dll, yang akan mempengaruhi jarum magnet

pada kompas maupun theodolit Wild T.O.

Dari kelima hal tersebut yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan

pengukuran, maka pengukur (juru ukur) harus lebih terampil,serta lebih tangguh

akan metode penanggulangannya, misalnya pada penempatan posisi instrument

Page 2: pengukuran lubang bukan

yang aman, penggunaan kain lap dan paling ukur untuk daerah lembab dan air

tambang, pemakaian metode ukur sudut bila menggunakan theodolit Wild T.O

Pengukuran – pengukuran dalam stope, lubang naik (raise) maupun lubang

turun (winze) dituntut kecepatan,ketepatan, dan ketelitian serta kewaspadaan

yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Sebelum membicarakan yang lebih lanjut tentang pengenalan serta cara –

cara pengukuran didalam tambang, maka perlu diketahui lebih dahulu tentang

pengetahuan dasar khusus.

Seperti halnya pada pengukuran diluar tambang atau permukaan tanah

(topografi) selalu harus ada dua buah titik ikat atau titik ukur yang telah diketahui

koordinat maupun angka ketinggiannya dari permukaan laut. (diketahui

“X”,”Y”,”Z”nya), sebagai dasar pengukuran awal.

Dan titik – titik ikat tersebut apakah didalam tambang ataukah diluar tambang

semuanya telah diikat pula dengan titik – titik kontrol yang tingkat ketelitiannya

lebih tinggi , contohnya titik Triagulasi primer (P), sekunder (S) ataupun tersier

(T) dengan suatu system pengukuran poligon.

BAB II

Page 3: pengukuran lubang bukan

LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran Tunnel (Drift)

Tunnel dan drift biasanya berfungsi sebagai jalan transportasi utama dan

keluar tambang. Mengingat fungsinya yang sangat penting maka perlu diketahui

posisi / kedudukan dari lubang bukaan ini secara tepat, terutama terhadap peta

topografi.

Prosedur Kerja :

Pengukuran dimulai dari titik triagulasi dipermukaan atau titik pengamatan

(transverse station) dari hasil pengukuran sebelumnya.

Perlu diketahui bahwa koordinat (x,y,z) titik pengamatan (transverse

station) pada terowongan terletak dibawah. Pada perpindahan titik

tersebut ketinggian (z) dari titik pengamatan (transverse station) pada

atap terowongan adalah :

Dalam pengukuran lubang bukaan, pada saat T.O berada diterowongan

jarum magnet harus ditutup untuk menghindari pengaruh medan magnet

didalam tambang. Untuk pengukuran bawah tanah sudut yang digunakan

tidak menggunakan sudut azimuth yang sebenarnya, tetapi sudut selisih

antara tembak depan dan tembak belakang (Angle right/AR)

Data yang perlu diambil dalam pengukuran terowongan adalah :

Tinggi alat / high of instrument (HI) yang diukur dari transverse

station kealat theodolit.

Sudut Horizontal/ tembak depan dan belakang (FS dan BS).

Angle Right dari perhitungan sudut horizontal

Sudut vertikal / zenith (VA) didapat dari pembacaan instrument pada

T.O

Slope distance (SD) jarak miring antara alat theodolit dengan ujung

unting-unting yang ditembak.

Page 4: pengukuran lubang bukan

Jarak antara ujung unting-unting dengan transverse station atau

paku ukur.

Data dimensi terowongan, diukur dari tempat berdirinya instrument

kearah kiri atau kanan terowongan.

Data yang telah diukur dimasukkan kedalam tabel data pengamatan

BSIS

FSH.Angle

AR VA SD HSData Terowongan

PN HI BS FS Kiri Kanan Atas

2.2 Pengukuran Lubang Naik (Raise)

Raise merupakan lubang bukaan vertikal yang berfungsi untuk

menghubungkan dua level atau lubang bukaan horizontal lainnya. Berfungsi

sebagai jalan transportasi yang menghubungkan antara dua lubang bukaan

tersebut atau bisa juga berfungsi sebagai saluran ventilasi.

Tugas Utama yang dilakukan dalam pengukuran raise adalah :

Pengukuran arah / azimuth

Pengukuran Sudut miring / helling

Pengukuran jarak.

Prosedur Kerja

- Unting-unting dipasang pada titk pengukuran hingga ujung untuing-unting

berada hampir menyentuh lantai.

- Ukur jarak lantai terhadap titik ukur, kemudian bentangkan roll meter

panjang dari ujung unting-unting A ke front lubang naik B.

- Kemiringan pada roll meter diukur dan dicatat.

- Pemegang roll meter pada ujung A membaca jarak dan pemegang pada

ujung B dan memberi tanda posisi ujung roll meter dengan lampu sorot.

Page 5: pengukuran lubang bukan

- Bidik dengan kompas arah A - B naikkan unting – unting hingga setinggi

kira – kira pembidik dapat mengukur kompas. Kompas berada tepat

dibawah ujung unting-unting dan arahkan ke titik B.

- Titik B memberikan tanda dengan lampu sorot, titik yang akan dibidik ,

kemudian catat arah A-B.

- Ukur kiri-kanan front dan tinggi titik B terhadap lantai raise dan atap raise.

- Data yang ad dapat di plot, dan dimulai dari titik pengukuran (Transverse

Station) yang telah diketahui koordinatnya.

2.3 Pengukuran Stope

Stope adalah ruangan dimana bijih (ore) ditambang. Bentuk dari stope

tergantung dari metoda penambangan yang dilakukan. Pada stope biasanya

terdapat ore chute yaitu lubang miring (vertikal) yang berfungsi untuk

mengalirkan bijih ke drift. Pengukuran stope biasanya bertujuan untuk :

Mendapatkan data kemajuan penambangan stoping sehingga dapat

diketahui hunungan kemajuan penambangan terhadap daerah

penambangan.

Dapat ditentukan arah penambangan selanjutnya.

Dapat diketahui sisa cadangan.

Dapat menghitung volume material bongkaran.

2.4 Pengukuran dengan Kompas

Kompas selain digunakan untuk surface traversing juga sering digunakan

untuk pengukuran bawah tanah (underground traversing) . Alat ini juga

digunakan pada penyipatan bawah tanah bila kondisi tambang tidak

memungkinkan untuk dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolit,

karena ruang yang terbatas atau kondisi alat yang terganggu akibat kondisi

atmosfir bawah tanah seperti instrument tidak terbaca dsb. Namun perlu

diketahui bahwa cara kerja penggunaan kompas pada penyipatan bawah tanah

dilakukan hampir sama prinsipnya dengan pengukuran menggunakan theodolit.

Karena pengaruh medan magnet bawah tanah sehingga pengambilan

data pengukuran dengan menggunakan kompas harus seteliti mungkin.Ketelitian

pengukuran menggunakan kompas memiliki akurasi dibawah pengukuran

dengan theodolit. Karenanya pengukuran ini dilakukan hanya untuk mengetahui

Page 6: pengukuran lubang bukan

arah lubang bukan dan tidak untuk keperluan perencanaan development atau

data produksi yang harus mendasar pada data yang seakurat mungkin.

2.5 Perhitungan dan Pengolahan Data

o Perhitungan Beda Tinggi / Vertical Distance (VD)

Dimana :

SD = Jarak miring antara alat dan ujung unting-unting

Z = Sudut zenith

= Sudut Miring

o Perhitungan Jarak Datar (HD)

Dimana :

SD = Jarak miring antara alat dan ujung unting-unting

Z = Suduth Zenith

= Sudut Miring

0

VD = SD . Cos ZVD = SD . Sin Z

HD = SD . Sin ZHD = SD . Cos

Page 7: pengukuran lubang bukan

Z VD

HD

90

Gambar 2.1

Beda Tinggi dan Jarak Datar

o Mengukur titik

Titik ketinggian pada setiap transverse station dapat diketahui dari

hasil pengukuran dan dari data ketinggian pada titik sebelumnya.

Untuk unting-unting berada diatas instrument :

Untuk unting-unting berada dibawah instrument :

o Perhitungan Koordinat

BAB III

Z 102 = Z 101 – HD + VD + HS

Z 102 = Z 101 – HD - VD + HS

AR = (FS) – (BS)

Bearing = Bearing awal (FS awal) +AR – 180°

Latitude = HD x Cos Bearing

Departure = HD x Sin Bearing

(X) = Koordinat N awal ± Latitude

(Y) = Koordinat E awal ± Departure

Koreksi Bearing = ∑FS -∑BS + ( n.180) + 360°

Page 8: pengukuran lubang bukan

PERHITUNGAN DATA

PENGOLAHAN DATA :

Dik :Va = 98025’38”a = 3.21 mTa = 1.41 mHs = 3.71 mE101 = 650 mdplVD = SD sin m

10 sin 8025’38”1.465530326 m

JawabHi = a – ta

Y = (3.21 – 1.45)m

= 1.8 m

Bt = Hs – HD – Hi

Z102 = Z101+Bt

Z 102 = Z101+Hs-VD-Hi

= 650 mdpl + 3.71 m-1.465530326m-1.8m

= 650.4444697 mdpl

Page 9: pengukuran lubang bukan

Dik :

Va = 97024’39”

a = 3.21 m

Ta = 1.41 m

Hs = 3.21 m

E101 = 650 mdpl

VD = SD sin m

15 sin 7024’39”

1.93476452 m

Jawab

Z 102 = Z101+Hi+ (Hs-Hs)

= 650 mdpl + 1.41 m +(3.21-1.93476452)

= 652.6852535 mdpl

Page 10: pengukuran lubang bukan

Dik :

Va = 76035’50”

Hi = 1.31m

Hs = 1.81 m

E101 = 650 mdpl

VD = SD cos m

10 sin 7024’39”

2.317950647 m

Jawab

Z 102 = Z101+Hi+ Hs+Hs

= 650 mdpl + 1.31m +1.81 m + 2.317950647m

= 655.4379506 mdpl

Page 11: pengukuran lubang bukan

Va = 86040’59”

SD = 2 m

b = 3.71 m

Ta = 1.51 m

Hs = 2.11 m

E101 = 650 mdpl

VD = SD cos m

2 cos 8604059”

0.080854577 m

Jawab

Bt = Hi – (Hs +VD)

Z 102 = Z101- Hi + Hs +VD

= 650 mdpl + 2.2 m + 2.11 m + 0.080854577 m

= 649.9908546 mdpl

Page 12: pengukuran lubang bukan

BAB IV

KESIMPULAN

Ilmu Ukur tambang adalah salah satu kegiatan kerja yang harus

dilaksanakan dalam pekerjaan – pekerjaan tambang bawah tanah. Hal tersebut

bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui data – data sebagai berikut :

a. Kemajuan dan arah galian atau penambangan pada tambang bawah

tanah.

b. Besarnya volume bongkaran hasil penambangan yang ada dalam stope.

c. Gambaran lubang – lubang tambang atau disebut juga dengan peta

tambang

d. Kedudukan atau posisi lubang – lubang bukaan terhadap peta topografi

yang ada diatasnya.

Tunnel dan drift biasanya berfungsi sebagai jalan transportasi utama dan

keluar tambang. Mengingat fungsinya yang sangat penting maka perlu diketahui

posisi / kedudukan dari lubang bukaan ini secara tepat, terutama terhadap peta

topografi.

Raise merupakan lubang bukaan vertikal yang berfungsi untuk

menghubungkan dua level atau lubang bukaan horizontal lainnya. Berfungsi

sebagai jalan transportasi yang menghubungkan antara dua lubang bukaan

tersebut atau bisa juga berfungsi sebagai saluran ventilasi

Tugas Utama yang dilakukan dalam pengukuran raise adalah :

Pengukuran arah / azimuth

Pengukuran Sudut miring / helling

Pengukuran jarak.

Stope adalah ruangan dimana bijih (ore) ditambang. Bentuk dari stope

tergantung dari metoda penambangan yang dilakukan. Pada stope biasanya

terdapat ore chute yaitu lubang miring (vertikal) yang berfungsi untuk

mengalirkan bijih ke drift. Pengukuran stope biasanya bertujuan untuk :

Mendapatkan data kemajuan penambangan stoping sehingga dapat

diketahui hunungan kemajuan penambangan terhadap daerah

penambangan.

Dapat ditentukan arah penambangan selanjutnya.

Page 13: pengukuran lubang bukan

Dapat diketahui sisa cadangan.

Dapat menghitung volume material bongkaran.

Kompas selain digunakan untuk surface traversing juga sering digunakan

untuk pengukuran bawah tanah (underground traversing) . Alat ini juga

digunakan pada penyipatan bawah tanah bila kondisi tambang tidak

memungkinkan untuk dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolit,

karena ruang yang terbatas atau kondisi alat yang terganggu akibat kondisi

atmosfir bawah tanah seperti instrument tidak terbaca dsb. Namun perlu

diketahui bahwa cara kerja penggunaan kompas pada penyipatan bawah tanah

dilakukan hampir sama prinsipnya dengan pengukuran menggunakan theodolit.