pengukuran lubang bukan
DESCRIPTION
sdegt3TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Ukur tambang adalah salah satu kegiatan kerja yang harus dilaksanakan
dalam pekerjaan – pekerjaan tambang bawah tanah. Hal tersebut bertujuan
untuk memperoleh dan mengetahui data – data sebagai berikut :
1. Kemajuan dan arah galian atau penambangan pada tambang bawah tanah.
2. Besarnya volume bongkaran hasil penambangan yang ada dalam stope.
3. Gambaran lubang – lubang tambang atau disebut juga dengan peta
tambang
4. Kedudukan atau posisi lubang – lubang bukaan terhadap peta topografi yang
ada diatasnya.
Untuk dapat mengetahui dan memperoleh keempat hal tersebut
diatas,dibutuhkan data – data yang didapat dengan melakukan pengukuran –
pengukuran didalam tambang. Peralatan ukur yang digunakan dapat dari
peralatan yang sederhana, seperti kompas sampai dengan peralatan ukur
modern, misalnya dengan theodolit TL – 20.
Dasar – dasar atau prinsip – prinsip pelaksanaan pengukuran sama dengan
dasar – dasar ukur tanah yang ada, hanya saja pada ukur tambang diperlukan
ketelitian dan kecermatan yang lebih baik, dikarenakan :
i. Keadaan ruang gerak terbatas , sehingga lebih sulit dalam pemasangan
instrument
ii. Penerangan yang terbatas, sehingga lebih sulit dalam melakukan
penembakan (shooting) maupun pembacaannya.
iii. Ditemuinya daerah – daerah berbahaya, misalnya batu berongga, batu
gantung dll.
iv. Air tambang serta kelembapan udara juga berpengaruh.
v. Banyaknya medan magnet yang ada pada tambang dalam, seperti lori, rel,
pipa air, pipa angin, mesin bor dll, yang akan mempengaruhi jarum magnet
pada kompas maupun theodolit Wild T.O.
Dari kelima hal tersebut yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan
pengukuran, maka pengukur (juru ukur) harus lebih terampil,serta lebih tangguh
akan metode penanggulangannya, misalnya pada penempatan posisi instrument
yang aman, penggunaan kain lap dan paling ukur untuk daerah lembab dan air
tambang, pemakaian metode ukur sudut bila menggunakan theodolit Wild T.O
Pengukuran – pengukuran dalam stope, lubang naik (raise) maupun lubang
turun (winze) dituntut kecepatan,ketepatan, dan ketelitian serta kewaspadaan
yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Sebelum membicarakan yang lebih lanjut tentang pengenalan serta cara –
cara pengukuran didalam tambang, maka perlu diketahui lebih dahulu tentang
pengetahuan dasar khusus.
Seperti halnya pada pengukuran diluar tambang atau permukaan tanah
(topografi) selalu harus ada dua buah titik ikat atau titik ukur yang telah diketahui
koordinat maupun angka ketinggiannya dari permukaan laut. (diketahui
“X”,”Y”,”Z”nya), sebagai dasar pengukuran awal.
Dan titik – titik ikat tersebut apakah didalam tambang ataukah diluar tambang
semuanya telah diikat pula dengan titik – titik kontrol yang tingkat ketelitiannya
lebih tinggi , contohnya titik Triagulasi primer (P), sekunder (S) ataupun tersier
(T) dengan suatu system pengukuran poligon.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran Tunnel (Drift)
Tunnel dan drift biasanya berfungsi sebagai jalan transportasi utama dan
keluar tambang. Mengingat fungsinya yang sangat penting maka perlu diketahui
posisi / kedudukan dari lubang bukaan ini secara tepat, terutama terhadap peta
topografi.
Prosedur Kerja :
Pengukuran dimulai dari titik triagulasi dipermukaan atau titik pengamatan
(transverse station) dari hasil pengukuran sebelumnya.
Perlu diketahui bahwa koordinat (x,y,z) titik pengamatan (transverse
station) pada terowongan terletak dibawah. Pada perpindahan titik
tersebut ketinggian (z) dari titik pengamatan (transverse station) pada
atap terowongan adalah :
Dalam pengukuran lubang bukaan, pada saat T.O berada diterowongan
jarum magnet harus ditutup untuk menghindari pengaruh medan magnet
didalam tambang. Untuk pengukuran bawah tanah sudut yang digunakan
tidak menggunakan sudut azimuth yang sebenarnya, tetapi sudut selisih
antara tembak depan dan tembak belakang (Angle right/AR)
Data yang perlu diambil dalam pengukuran terowongan adalah :
Tinggi alat / high of instrument (HI) yang diukur dari transverse
station kealat theodolit.
Sudut Horizontal/ tembak depan dan belakang (FS dan BS).
Angle Right dari perhitungan sudut horizontal
Sudut vertikal / zenith (VA) didapat dari pembacaan instrument pada
T.O
Slope distance (SD) jarak miring antara alat theodolit dengan ujung
unting-unting yang ditembak.
Jarak antara ujung unting-unting dengan transverse station atau
paku ukur.
Data dimensi terowongan, diukur dari tempat berdirinya instrument
kearah kiri atau kanan terowongan.
Data yang telah diukur dimasukkan kedalam tabel data pengamatan
BSIS
FSH.Angle
AR VA SD HSData Terowongan
PN HI BS FS Kiri Kanan Atas
2.2 Pengukuran Lubang Naik (Raise)
Raise merupakan lubang bukaan vertikal yang berfungsi untuk
menghubungkan dua level atau lubang bukaan horizontal lainnya. Berfungsi
sebagai jalan transportasi yang menghubungkan antara dua lubang bukaan
tersebut atau bisa juga berfungsi sebagai saluran ventilasi.
Tugas Utama yang dilakukan dalam pengukuran raise adalah :
Pengukuran arah / azimuth
Pengukuran Sudut miring / helling
Pengukuran jarak.
Prosedur Kerja
- Unting-unting dipasang pada titk pengukuran hingga ujung untuing-unting
berada hampir menyentuh lantai.
- Ukur jarak lantai terhadap titik ukur, kemudian bentangkan roll meter
panjang dari ujung unting-unting A ke front lubang naik B.
- Kemiringan pada roll meter diukur dan dicatat.
- Pemegang roll meter pada ujung A membaca jarak dan pemegang pada
ujung B dan memberi tanda posisi ujung roll meter dengan lampu sorot.
- Bidik dengan kompas arah A - B naikkan unting – unting hingga setinggi
kira – kira pembidik dapat mengukur kompas. Kompas berada tepat
dibawah ujung unting-unting dan arahkan ke titik B.
- Titik B memberikan tanda dengan lampu sorot, titik yang akan dibidik ,
kemudian catat arah A-B.
- Ukur kiri-kanan front dan tinggi titik B terhadap lantai raise dan atap raise.
- Data yang ad dapat di plot, dan dimulai dari titik pengukuran (Transverse
Station) yang telah diketahui koordinatnya.
2.3 Pengukuran Stope
Stope adalah ruangan dimana bijih (ore) ditambang. Bentuk dari stope
tergantung dari metoda penambangan yang dilakukan. Pada stope biasanya
terdapat ore chute yaitu lubang miring (vertikal) yang berfungsi untuk
mengalirkan bijih ke drift. Pengukuran stope biasanya bertujuan untuk :
Mendapatkan data kemajuan penambangan stoping sehingga dapat
diketahui hunungan kemajuan penambangan terhadap daerah
penambangan.
Dapat ditentukan arah penambangan selanjutnya.
Dapat diketahui sisa cadangan.
Dapat menghitung volume material bongkaran.
2.4 Pengukuran dengan Kompas
Kompas selain digunakan untuk surface traversing juga sering digunakan
untuk pengukuran bawah tanah (underground traversing) . Alat ini juga
digunakan pada penyipatan bawah tanah bila kondisi tambang tidak
memungkinkan untuk dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolit,
karena ruang yang terbatas atau kondisi alat yang terganggu akibat kondisi
atmosfir bawah tanah seperti instrument tidak terbaca dsb. Namun perlu
diketahui bahwa cara kerja penggunaan kompas pada penyipatan bawah tanah
dilakukan hampir sama prinsipnya dengan pengukuran menggunakan theodolit.
Karena pengaruh medan magnet bawah tanah sehingga pengambilan
data pengukuran dengan menggunakan kompas harus seteliti mungkin.Ketelitian
pengukuran menggunakan kompas memiliki akurasi dibawah pengukuran
dengan theodolit. Karenanya pengukuran ini dilakukan hanya untuk mengetahui
arah lubang bukan dan tidak untuk keperluan perencanaan development atau
data produksi yang harus mendasar pada data yang seakurat mungkin.
2.5 Perhitungan dan Pengolahan Data
o Perhitungan Beda Tinggi / Vertical Distance (VD)
Dimana :
SD = Jarak miring antara alat dan ujung unting-unting
Z = Sudut zenith
= Sudut Miring
o Perhitungan Jarak Datar (HD)
Dimana :
SD = Jarak miring antara alat dan ujung unting-unting
Z = Suduth Zenith
= Sudut Miring
0
VD = SD . Cos ZVD = SD . Sin Z
HD = SD . Sin ZHD = SD . Cos
Z VD
HD
90
Gambar 2.1
Beda Tinggi dan Jarak Datar
o Mengukur titik
Titik ketinggian pada setiap transverse station dapat diketahui dari
hasil pengukuran dan dari data ketinggian pada titik sebelumnya.
Untuk unting-unting berada diatas instrument :
Untuk unting-unting berada dibawah instrument :
o Perhitungan Koordinat
BAB III
Z 102 = Z 101 – HD + VD + HS
Z 102 = Z 101 – HD - VD + HS
AR = (FS) – (BS)
Bearing = Bearing awal (FS awal) +AR – 180°
Latitude = HD x Cos Bearing
Departure = HD x Sin Bearing
(X) = Koordinat N awal ± Latitude
(Y) = Koordinat E awal ± Departure
Koreksi Bearing = ∑FS -∑BS + ( n.180) + 360°
PERHITUNGAN DATA
PENGOLAHAN DATA :
Dik :Va = 98025’38”a = 3.21 mTa = 1.41 mHs = 3.71 mE101 = 650 mdplVD = SD sin m
10 sin 8025’38”1.465530326 m
JawabHi = a – ta
Y = (3.21 – 1.45)m
= 1.8 m
Bt = Hs – HD – Hi
Z102 = Z101+Bt
Z 102 = Z101+Hs-VD-Hi
= 650 mdpl + 3.71 m-1.465530326m-1.8m
= 650.4444697 mdpl
Dik :
Va = 97024’39”
a = 3.21 m
Ta = 1.41 m
Hs = 3.21 m
E101 = 650 mdpl
VD = SD sin m
15 sin 7024’39”
1.93476452 m
Jawab
Z 102 = Z101+Hi+ (Hs-Hs)
= 650 mdpl + 1.41 m +(3.21-1.93476452)
= 652.6852535 mdpl
Dik :
Va = 76035’50”
Hi = 1.31m
Hs = 1.81 m
E101 = 650 mdpl
VD = SD cos m
10 sin 7024’39”
2.317950647 m
Jawab
Z 102 = Z101+Hi+ Hs+Hs
= 650 mdpl + 1.31m +1.81 m + 2.317950647m
= 655.4379506 mdpl
Va = 86040’59”
SD = 2 m
b = 3.71 m
Ta = 1.51 m
Hs = 2.11 m
E101 = 650 mdpl
VD = SD cos m
2 cos 8604059”
0.080854577 m
Jawab
Bt = Hi – (Hs +VD)
Z 102 = Z101- Hi + Hs +VD
= 650 mdpl + 2.2 m + 2.11 m + 0.080854577 m
= 649.9908546 mdpl
BAB IV
KESIMPULAN
Ilmu Ukur tambang adalah salah satu kegiatan kerja yang harus
dilaksanakan dalam pekerjaan – pekerjaan tambang bawah tanah. Hal tersebut
bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui data – data sebagai berikut :
a. Kemajuan dan arah galian atau penambangan pada tambang bawah
tanah.
b. Besarnya volume bongkaran hasil penambangan yang ada dalam stope.
c. Gambaran lubang – lubang tambang atau disebut juga dengan peta
tambang
d. Kedudukan atau posisi lubang – lubang bukaan terhadap peta topografi
yang ada diatasnya.
Tunnel dan drift biasanya berfungsi sebagai jalan transportasi utama dan
keluar tambang. Mengingat fungsinya yang sangat penting maka perlu diketahui
posisi / kedudukan dari lubang bukaan ini secara tepat, terutama terhadap peta
topografi.
Raise merupakan lubang bukaan vertikal yang berfungsi untuk
menghubungkan dua level atau lubang bukaan horizontal lainnya. Berfungsi
sebagai jalan transportasi yang menghubungkan antara dua lubang bukaan
tersebut atau bisa juga berfungsi sebagai saluran ventilasi
Tugas Utama yang dilakukan dalam pengukuran raise adalah :
Pengukuran arah / azimuth
Pengukuran Sudut miring / helling
Pengukuran jarak.
Stope adalah ruangan dimana bijih (ore) ditambang. Bentuk dari stope
tergantung dari metoda penambangan yang dilakukan. Pada stope biasanya
terdapat ore chute yaitu lubang miring (vertikal) yang berfungsi untuk
mengalirkan bijih ke drift. Pengukuran stope biasanya bertujuan untuk :
Mendapatkan data kemajuan penambangan stoping sehingga dapat
diketahui hunungan kemajuan penambangan terhadap daerah
penambangan.
Dapat ditentukan arah penambangan selanjutnya.
Dapat diketahui sisa cadangan.
Dapat menghitung volume material bongkaran.
Kompas selain digunakan untuk surface traversing juga sering digunakan
untuk pengukuran bawah tanah (underground traversing) . Alat ini juga
digunakan pada penyipatan bawah tanah bila kondisi tambang tidak
memungkinkan untuk dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolit,
karena ruang yang terbatas atau kondisi alat yang terganggu akibat kondisi
atmosfir bawah tanah seperti instrument tidak terbaca dsb. Namun perlu
diketahui bahwa cara kerja penggunaan kompas pada penyipatan bawah tanah
dilakukan hampir sama prinsipnya dengan pengukuran menggunakan theodolit.