pengukuran kualitas jasa desain profesional
TRANSCRIPT
TESIS PM-147501
PENGUKURAN KUALITAS JASA DESAIN PROFESIONAL HAIRUNNAS 09211650013044
DOSEN PEMBIMBING Imam Baihaqi, S.T., M.Sc., Ph.D.
DEPARTEMEN MANAJEMEN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis ini disusun untuk memenuhi salab satu syarat memperoleb gelar Magister Ma11ajemen Teknologi (M.MT)
Disetujui oteh:
di Institut Teknologi Sepulub Nopember
Oleh: HAIRUNNAS
NRP. 09211 6SOO l3044
Tanggal Ujian Periode Wisuda
: 23 Juli 2018 :September 2018
1. Imam Baihaqi, S.T., M.Sc., Ph.D. NIP. 197007211997021 001
2. I __ .&:A . • ..Ll"..LVA'IL&At. o....7U."'"&.' .l.'t'A"'-'"•\..LJ.A.A.§:J
(Pembimbing)
(Penguji I)
(Penguji II)
iii
PENGUKURAN KUALITAS JASA DESAIN PROFESIONAL
Nama : Hairunnas NRP : 09211650013044
Dosen Pembimbing : Imam Baihaqi, S.T., M.Sc., Ph.D.
ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih terhadap industri kreatif yang saat ini berkembang pesat yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Perkembangan pasar dari produk dan jasa industri kreatif berakibat pada meningkatnya persaingan sehingga para pelaku industri membutuhkan strategi yang dapat meningkatkan daya saing mereka.
Salah satu cara perancangan strategi peningkatkan daya saing adalah dengan cara mengukur kepuasan pelanggan. Dalam bidang jasa, hal ini relatif lebih sulit untuk dilakukan karena jasa memiliki sifat yang intangible. Jasa desain profesional, sebagai salah satu sektor bidang jasa dalam industri kreatif, membutuhkan ukuran kepuasan klien mereka agar mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Secara umum, metode yang digunakan dalam pengukuran kualitas jasa adalah SERVQUAL, namun masih dibutuhkan penyesuaian atribut pengukuran terhadap bidang jasa yang lebih spesifik.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pencarian atribut-atribut pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas jasa desain profesional. Atribut terkait akan dicari melalui proses studi literatur keilmuan desain dan dengan menggunakan metode service touchpoints, diskusi akan dilakukan dengan klien-klien yang memiliki pengalaman dalam menggunakan jasa desain profesional. Ditemukan 60 atribut SERVQUAL untuk mengukur kualitas jasa desain profesional yang lalu diterapkan menggunakan gap analysis kepada sebuah firma jasa desain profesional. Melalui proses analisis gap ini diketahui jika firma jasa desain profesional tersebut memiliki kualitas jasa desain yang masuk dalam kategori kurang baik. Maka dari itu, sebagai langkah lanjutan dari penelitian ini, dilakukan pencarian strategi dalam sebuah focus group discussion dengan pihak manajemen firma desain, yang dapat menyelesaikan permasalahan kualitas jasa pada firma tersebut sehingga firma dapat melakukan usaha-usaha peningkatan kualitas jasa mereka.
Kata Kunci: Industri kreatif, Jasa desain profesional, Kepuasan pelanggan,
Kualitas jasa, SERVQUAL
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
v
MEASURING DESIGN SERVICE QUALITY
By : Hairunnas Student Identity Number : 09211650013044
Supervisor : Imam Baihaqi, S.T., M.Sc., Ph.D.
ABSTRACT
The increased market growth of creative products and services in Indonesia affect the market’s competition so that the industry players need to come up with strategies that can improve their competitiveness. One of many methods in designing competitive strategies is by measuring customer satisfaction. In the service industry, customer satisfaction is relatively harder to measure because of its intangibility. Professional design service, as one of many sectors in creative service industries, need to know their client satisfaction scores in order to give better services. In general, the method used to measure service quality is SERVQUAL, but measurement variables of the SERVQUAL method need to be adjusted for more specific service fields.
This research will conduct in depth studies to find the variables that can be used to measure professional design service quality. Related variables was be founded through literature reviews on design fields and using the service touchpoints, discussions were also be held with experienced clients that resulted 60 SERVQUAL variables. Variables found in this research was used to measure the design service quality of a design firm to analyze how good was the performance of that design firm based on their clients perceptions. Through the process of gap analysis it was known that the professional design service firm had bad service quality scores. Therefore, focus group discussion was also be conducted to develop strategies that can be used to solve the firm’s service quality problems which also will improve the quality of their design service. Keywords: Creative industry, Customer satisfaction, Professional design service,
Service quality, SERVQUAL
vi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
vii
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Kasih, Berkat, Rahmat
dan Penyertaan-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini tepat waktu. Penyelesaian
penelitian ini tidak akan terjadi tanpa adanya doa, dukungan, semangat, serta
motivasi dari kedua orang tua saya yang bijaksana. Abah dan Mam, Akhmad
Hafandi dan Puji Handayati yang telah mendidik, merawat, yang tanpa henti selalu
menyematkan doa kepada saya, serta membesarkan saya dengan penuh kasih
sayang sehingga dapat menjadi seperti sekarang ini.
Dalam proses penelitian tesis ini, kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan ilmu dan moril, saya hanya dapat mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Imam Baihaqi, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing saya yang
dengan ikhlas dan penuh kesabaran, selalu bersedia memberi waktu, kesabaran,
semangat, nasehat serta ilmu yang diberikan selama masa bimbingan dari awal
pekuliahan hingga terselesaikannya tesis ini. Rasa terima kasih yang tak
teruntai lewat kata-kata tak mungkin bisa membalas kebaikan Bapak. Semoga
Bapak selalu sukses dan selalu mendapat berkah dari Allah SWT.
2. Terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Ir. Mokh. Suef, M.Sc. (Eng) dan Bapak
Dr. Ir. Bustanul Arifin Noer, M.Sc. selaku dosen penguji pada saat seminar
proposal dan sidang tesis saya, untuk segala saran dan bantuan selama proses
pengerjaan tesis ini yang membuat tesis ini menjadi lebih baik.
3. Dosen-dosen di Magister Manajemen Teknologi ITS yang telah memberikan
segala ilmu yang bermanfaat selama saya menimba ilmu. Dosen-dosen yang
sangat luar biasa khususnya dari manajemen industri, yang selalu
menginspirasi saya dengan cara mengajar yang baik, dan penuh kesabaran serta
memberi semangat dukungan agar menjadi seorang ahli dalam bidang ini.
4. Para Bapak dan Ibu Staff di Magister Manajemen Teknologi ITS yang telah
memberikan kemudahan untuk membantu terselesainya dokumen pendidikan
saya dan atas terselesainya studi saya ini dengan lancar.
viii
5. Untuk adek Raisha, Fajar, Rizqi, dan Rani yang selalu menemani dan
menyemangati saya.
6. Untuk dr. Rahima Ratna Juwita yang selalu membantu menjaga kesehatan fisik
saya sembari memberi semangat, doa dan dukungan penuh hingga tesis ini
berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir.
7. Teman-teman di kelas Manajemen Industri-B yang selalu bersikap saling
mendukung dan memberikan perhatian mereka selama masa studi yang saya
jalani.
8. Bapak Wahyu Wibawa Amikarsa dari pihak firma desain Subtura yang telah
mendukung penelitian ini dengan menyediakan tempat dan waktu sebagai
subjek dalam penelitian ini.
9. Pihak-pihak lain yang tidak tercantum disini dan tidak dapat disebutkan
namanya satu-persatu, yang telah memberikan masukan, dukungan dan
bantuan doa kepada saya selama saya menempuh pendidikan ini hingga
terselesainya tesis ini.
Saya menyadari jika tesis ini bukan akhir dari perjuangan dalam usaha
kontribusi saya dalam bidang keilmuan, tesis ini hanya sebuah atribut dalam
keseluruhan proses mengejar ilmu dan memberikan manfaat yang lebih besar
kepada masyarakat luas. Usaha yang saya lakukan sampai saat ini masih memiliki
banyak kekurangan, tentunya saya membutuhkan dukungan dari banyak pihak
untuk terus memberikan saran dan panduan agar saya dapat terus berkembang lebih
baik lagi. Saya meminta maaf sebesar-besarnya jika ada kata dan perbuatan yang
kurang berkenan terjadi dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan bidang keilmuan dan dapat digunakan untuk
kemaslahatan masyarakat, amin.
Surabaya, Juli 2018
Hairunnas
ix
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................................iii
ABSTRACT ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan............................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Jasa Desain ........................................................................................... 7
2.2 Desain Sebagai Jasa Profesional ............................................................ 8
2.3 Kepuasan Pelanggan ........................................................................... 11
2.4 Kualitas Jasa ....................................................................................... 12
2.5 Kualitas Jasa Profesional ..................................................................... 14
2.6 Gap Pada Kualitas Jasa ....................................................................... 21
2.7 Diagram Fishbone ............................................................................... 24
2.8 Posisi Penelitian .................................................................................. 25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 27
3.1 Identifikasi Variabel dan Responden ................................................... 27
3.2 Perancangan Wawancara Pembahasan Dimensi SERVQUAL ............. 29
3.3 Pelaksanaan Wawancara ..................................................................... 31
x
3.4 Pengumpulan Hasil Wawancara .......................................................... 31
3.5 Perancangan SERVQUAL .................................................................. 32
3.6 Pengumpulan Data dan Analisis SERVQUAL .................................... 33
3.7 Perancangan Strategi Peningkatan Kualitas Jasa .................................. 34
3.8 Kesimpulan dan Saran......................................................................... 35
BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 37
4.1 Pengumpulan Data Atribut Dimensi SERVQUAL .............................. 37
4.2 Pengolahan Data Atribut Dimensi SERVQUAL .................................. 38
4.3 Profil Firma Desain Subtura ................................................................ 42
4.4 Pengukuran SERVQUAL Pada Firma Desain Profesional ................... 45
4.5 Perancangan Strategi Peningkatan Kualitas Jasa Desain Profesional .... 56
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 77
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 77
5.2 Saran ................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 79
LAMPIRAN ....................................................................................................... 83
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Atribut Dimensi SERVQUAL Jasa Arsitektur Profesional ................ 16
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu dan Posisi Penelitian ........................................ 25
Tabel 3.1 Alur Proses Jasa Desain .................................................................... 28
Tabel 3.2 Penghitungan Nilai Ekspektai dan Persepsi SERVQUAL .................. 34
Tabel 4.1 Atribut Dimensi SERVQUAL Jasa Desain Profesional ..................... 39
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Atribut Ekspektasi Klien Subtura .............................. 46
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Atribut Perspepsi Klien Subtura ................................ 48
Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Nilai SERVQUAL Subtura ............................... 51
Tabel 4.5 Peringkat Atribut SERVQUAL Subtura Berdasarkan Nilai ............... 53
Tabel 4.6 Penghitungan Pareto Atribut Negatif SERVQUAL Subtura .............. 57
Tabel 4.7 Hasil Proses Seleksi Atribut SERVQUAL Menggunakan Pareto ...... 59
Tabel 4.8 Penghitungan Pareto Atribut Negatif SERVQUAL Subtura .............. 54
Tabel 4.9 Kumpulan Strategi Peningkatan Kualitas Jasa Subtura Berdasarkan
Diagram Fishbone ............................................................................................ 73
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Desain ................................................................................ 10
Gambar 2.2 Gap Analysis Model ...................................................................... 22
Gambar 3.1 Diagram Alur Metodologi Penelitian ............................................. 27
Gambar 3.2 Consumer Journey Canvas ............................................................ 30
Gambar 4.1 Lembar Wawancara Atribut Kualitas Jasa Desain Profesional ....... 38
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Subtura ........................................................... 44
Gambar 4.3 Grafik Pareto Atribut Negatif SERVQUAL Subtura ..................... 58
Gambar 4.4 Diagram Fishbone Atribut TA-3.................................................... 60
Gambar 4.5 Diagram Fishbone Atribut TA-1.................................................... 61
Gambar 4.6 Diagram Fishbone Atribut RS-2 .................................................... 61
Gambar 4.7 Diagram Fishbone Atribut AS-6 .................................................... 62
Gambar 4.8 Diagram Fishbone Atribut EM-6 ................................................... 63
Gambar 4.9 Diagram Fishbone Atribut TA-7.................................................... 63
Gambar 4.10 Diagram Fishbone Atribut RL-1 .................................................. 64
Gambar 4.11 Diagram Fishbone Atribut RL-2 .................................................. 65
Gambar 4.12 Diagram Fishbone Atribut RL-4 .................................................. 65
Gambar 4.13 Diagram Fishbone Atribut AS-8 .................................................. 66
Gambar 4.14 Diagram Fishbone Atribut TA-4 .................................................. 67
Gambar 4.15 Diagram Fishbone Atribut RL-8 .................................................. 67
Gambar 4.16 Diagram Fishbone Atribut AS-9 .................................................. 68
Gambar 4.17 Diagram Fishbone Atribut AS-15 ................................................ 69
Gambar 4.18 Diagram Fishbone Atribut TA-2 .................................................. 69
Gambar 4.19 Diagram Fishbone Atribut TA-14 ................................................ 70
Gambar 4.20 Diagram Fishbone Atribut TA-10 ................................................ 71
Gambar 4.21 Diagram Fishbone Atribut TA-11 ................................................ 71
Gambar 4.22 Diagram Fishbone Atribut TA-15 ................................................ 72
Gambar 4.23 Diagram Fishbone Atribut RS-8 .................................................. 73
xiv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desain adalah sebuah aktivitas yang bertujuan untuk membangun berbagai
elemen berkualitas dalam sebuah objek, proses, layanan, dan sistem yang termasuk
dalam siklus hidup sebuah produk. Desain merupakan faktor utama dari inovasi
manusia dalam teknologi dengan prosesnya yang berintegrasi dengan sosial,
budaya, dan ekonomi (Widagdo, 1993). Secara umum, desain terklasifikasikan
berdasarkan hasilnya, namun setiap subsektor dari desain memiliki kerangka kerja
yang sama yaitu; eksplorasi, kreasi, refleksi, dan implementasi. Dalam prosesnya,
jasa desain memiliki tingkat interaksi yang intensif antara klien dengan firma desain
karena salah satu prinsip dalam desain adalah co-creative (Stickdorn & Schneider,
2011), di mana banyak terdapat touchpoints antara klien dengan firma desain di
dalam keseluruhan proses desain yang dilalui.
Di dalam subsektor industri kreatif yang ada pada Rencana Strategis Badan
Ekonomi Kreatif Indonesia, kontribusi desain terhadap PDB nasional pada empat
sektor industri jasa kreatif; arsitektur, periklanan, desain produk, desain interior,
dan desain komunikasi visual memiliki nilai yang masih sangat kecil dibandingkan
dengan kontribusi yang dimiliki industri kreatif berbasis produk. Sektor jasa dalam
industri kreatif hanya berkontribusi sebanyak 3,56% dari keseluruhan kontribusi
industri kreatif terhadap PDB nasional (Badan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia, 2017). Di Surabaya, ekonomi kreatif yang menonjol adalah subsektor
(1) Desain (32%), (2) Fashion dan Kerajinan (15%), dan (3) Penerbitan dan
Percetakan (12%) (Cahyo, Lakoro, & Putra, 2013). Sebagai ibu kota Provinsi Jawa
Timur, Surabaya terlihat memiliki potensi untuk dikembangkan karena Provinsi
Jawa Timur berada pada peringkat ke-dua sebagai daerah dengan pendapatan
industri kreatif terbesar dalam skala nasional.
Latar belakang dari klien yang biasanya dimiliki oleh firma desain profesional
sangat beragam, mulai dari klien pribadi hingga perusahaan, baik yang sifatnya
komersial dan nonkomersial. Jasa yang ditawarkan pun beragam, mulai dari jasa
2
konsultasi perencanaan arsitektur, interior, pengembangan produk hingga desain
grafis. Proses yang dilalui oleh klien dari berbagai latar belakang ini sama, namun
memiliki variasi dalam jangka waktu pengerjaan dan tentunya memiliki hasil akhir
yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan setiap klien. Kepuasan klien dan
kualitas jasa berdampak pada cara firma desain dalam proses perencana pada tiap
proyek yang dikerjakan. Pemahaman akan cara memuaskan klien dengan
menyampaikan jasa desain yang berkualitas dapat berdampak pada efisiensi dan
efektivitas pola kerja firma desain tersebut. Ketika firma sudah memahami
bagaimana cara untuk memuaskan klien berarti firma dapat mengetahui cara yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan klien.
Pengukuran kualitas jasa yang merupakan langkah pasif dalam pengembangan
kualitas jasa (Álvarez, López, & Perry, 2014) dapat dijadikan landasan bagi firma
untuk menentukan langkah aktif yang akan mereka lakukan sebagai strategi dalam
menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, berdasarkan data BEKRAF
tahun 2017, pertumbuhan tenaga kerja kreatif nasional yang meningkat sebesar
21,59% pada tahun 2014-2015. Penelitian ini akan menggunakan firma desain
Subtura sebagai subjek penelitian pengukuran dan usaha peningkatan kualitas jasa
profesional dalam bidang desain. Subtura, berdiri pada tahun 2014 dan bergerak di
dalam bidang perencanaan arsitektur, interior, dan desain grafis. Divisi proyek
dalam struktur organisasi Subtura terbagi menjadi divisi visual dan divisi struktur.
Lingkup pekerjaan divisi visual meliputi; jasa pekerjaan ilustrasi, desain grafis, dan
layout grafis, sedangkan lingkup pekerjaan yang dimiliki oleh divisi struktur
meliputi; jasa pekerjaan gambar 3D, Detail Engineering Design (DED) dan
Mechanical Engineering Plumbing (MEP), serta desain dan layout interior.
Pada saat ini, persentase ketepatan waktu penyampaian jasa desain dari firma
desain Subtura kepada klien-klien mereka hanya sebesar 29%. Kurang tepatnya
pemahaman dari firma desain akan kebutuhan dan keinginan klien berakibat pada
keterlambatan proyek desain yang dilakukan. Keterlambatan ini berpengaruh pada
kepuasan dari klien dan penurunan efektivitas kerja dari firma yang dapat
mengurangi keuntungan dari setiap proyek yang dilakukan. Presentasi dari klien
yang kembali menggunakan jasa desain yang ditawarkan oleh Subtura juga hanya
sebesar 18%, ini menunjukan jika klien-klien Subtura masih memiliki loyalitas
3
yang rendah dalam menggunakan jasa desain dari Subtura. Dengan memiliki
tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi, reputasi baik Subtura juga akan terbangun
sehingga akan membantu mendatangkan klien-klien baru bagi Subtura.
Kualitas jasa muncul dengan adanya interaksi antara pelanggan dengan
elemen-elemen dalam organisasi penyedia jasa (Lehtinen & Lehtinen, 1982).
Berdasarkan definisi tersebut, kualitas jasa desain memiliki kaitan yang sangat erat
dengan pengalaman yang diperoleh pelanggan ketika menggunakan jasa yang juga
menentukan kepuasan dari pelanggan tersebut. Pelanggan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, akan selalu memberikan penilaian terhadap kualitas jasa
yang mereka terima.
Karakteristik produk dari industri kreatif yang biasanya merupakan experience
goods, hasilnya baru dapat dirasakan pada saat proses konsumsi (Hölzl, 2005). Jasa
desain masuk dalam kategori jasa profesional yang performanya sulit untuk dinilai
karena efek atau hasil dari jasa baru dapat dirasakan pada periode after-service,
frekuensi penggunaan jasa profesional yang jarang juga mengakibatkan klien sulit
untuk mengumpulkan informasi yang dapat membangun ekspektasi mereka tentang
kualitas jasa tersebut (Freeman & Dart, 1993). Kualitas jasa sebagai salah satu
elemen dari performa perusahaan sangat penting untuk diukur karena pengukuran
kualitas dapat membantu perusahaan mengetahui posisi mereka di mata pelanggan,
strategi perusahaan yang berfokus terhadap kualitas sebagai atribut utama juga
merupakan cara terbaik bagi perusahaan untuk merespon kompetisi yang dihadapi
(Young, 1985).
Cara mengukur kualitas jasa secara umum adalah dengan mengetahui dan
membandingkan antara ekspektasi pelanggan dengan performa jasa yang diterima
(Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1985). Jika ekspektasi pelanggan memiliki nilai
yang lebih besar daripada performa sesungguhnya maka jasa yang diterima
pelanggan memiliki nilai yang lebih rendah dari tingkat kepuasan mereka.
SERVQUAL (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1988) sebagai metode pengukuran
kualitas jasa, memiliki atribut dimensi yang dinilai terlalu umum untuk digunakan
dalam pengukuran kualitas jasa profesional. Dibutuhkan penyesuaian yang lebih
spesifik terhadap atribut dimensi SERVQUAL agar lebih cocok untuk diterapkan
dalam pengukuran jasa yang sifatnya lebih spesifik (Baker & Lamb, Jr., 1994).
4
Maka dari itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Lamb (1994)
dirumuskan atribut dimensi SERVQUAL yang disesuaikan dengan bidang jasa
desain arsitektur yang sifatnya lebih spesifik jika dibandingkan dengan jasa pada
umumnya. Penyesuaian dilakukan dengan membagi atribut dimensi SERVQUAL
(Parasuraman et al., 1988) menjadi dimensi pengukuran proses dan dimensi
pengukuran hasil berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Grönroos (1990).
Dari penelitian tersebut, Baker dan Lamb (1994) merumuskan 88 variabel-variabel
SERVQUAL yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas jasa desain arsitektur.
Penelitian ini adalah penelitian lanjutan yang merujuk pada penelitian yang
pernah dilakukan oleh Baker dan Lamb (1994) dengan penentuan atribut dimensi
yang diperuntukkan pada lingkup bidang jasa desain yang lebih luas, dengan
harapan penelitian ini dapat digunakan pada proses evaluasi dan pengembangan
usaha firma desain dalam berbagai jenis bidang jasa desain yang mereka tawarkan.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian tentang pengukuran kualitas jasa pada firma desain profesional akan
dilakukan dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja atribut dimensi SERVQUAL yang dapat digunakan untuk
mengukur kualitas jasa desain profesional?
2. Bagaimana kondisi dari kualitas jasa yang ditawarkan oleh firma desain
profesional?
3. Apa strategi yang dapat dilakukan oleh firma desain profesional untuk
meningkatkan kualitas jasa mereka?
Ketiga permasalahan di atas akan diteliti menggunakan studi eksploratif dengan
mencari sudut pandang dari ahli dalam bidang jasa desain dan mengetahui sudut
pandang klien yang merupakan subjek penelitian utama.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Untuk mengetahui atribut dimensi pengukuran kualitas jasa desain
profesional.
2 Untuk mengetahui kondisi kualitas jasa yang ditawarkan oleh firma desain
5
profesional.
3 Untuk menemukan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas jasa dari firma desain profesional.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diketahui atribut dimensi apa saja yang
dapat digunakan untuk mengukur kualitas jasa desain profesional dan dapat
mengetahui kondisi kualitas jasa yang ditawarkan oleh firma desain subjek
penelitian serta mengetahui strategi peningkatan kualitas jasa yang dapat
digunakan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada bidang usaha jasa desain profesional.
2. Data eksternal dalam penelitian ini akan diperoleh melalui proses
wawancara.
3. Responden dari penelitian ini adalah klien, badan dan pribadi, yang pernah
menggunakan jasa yang ditawarkan oleh dari firma desain, baik jasa
perancangan arsitektur, interior, pengembangan produk dan desain grafis.
4. Penerapan metode pengukuran kualitas jasa dilakukan pada firma desain
Subtura.
5. Strategi peningkatan kualitas jasa adalah strategi yang dihasilkan
berdasarkan pada kondisi dari firma desain Subtura.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pada penulisan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengawali proses penelitian dengan dikemukakannya
penjabaran tentang latar belakang, rumusan masalah dan tujuan serta
manfaat penelitian yang akan dituangkan dalam sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
Bab ini berisi tentang pemaparan singkat dari teori yang berkaitan
dengan objek penelitian dan juga teori tentang metode SERVQUAL
yang mengarah pada pengukuran kualitas jasa desain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penguraian metodologi pelaksanaan penelitian
mulai dari rancangan pengumpulan data, pembuatan kuesioner,
proses pengumpulan data, dan pengolahan data.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil dari proses pengolahan data yang
kemudian dianalisis dan dibahas sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk
pengembangan penelitian selanjutnya.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jasa Desain
Desain adalah salah satu bentuk badani dan rohani manusia yang dijabarkan
melalui beragam bidang pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang
mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya,
terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai
tujuan benda buatan manusia (Archer, 1965). Desain adalah suatu kegiatan yang
memberi makna dunia usaha ke arah strategi kompetisi (Lenzi, 1997). Desain
adalah sebuah kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk, kualitas,
proses, pelayanan, dan sistem bagaikan sebuah lingkaran yang saling berhubungan.
Selain itu, desain merupakan faktor yang membangun kegiatan inovasi
pemanusiaan teknologi, dinamika budaya, dan perubahan ekonomi (ICSID, 1999)
Desain dalam dunia teknologi dan rekayasa mendapat tempat yang penting
sebagai bagian utama dari inovasi iptek. Para pemegang kebijakan dan para
perencana pembangunan di tanah air, umumnya menafsirkan desain dalam konteks
bidang keteknikan, sebagai rancangan rekayasa (engineering design) untuk
pandangan-pandangan yang bersifat makro. Sebaliknya masyarakat awam
memahami istilah desain dalam konteks yang lebih sempit lagi seperti fashion atau
mode pakaian (Sachari & Sunarya, 2000).
Dalam operasionalnya, desain berkembang pesat sejalan dengan progam
pemerintah mengadakan percepatan dalam bidang iptek. Kesadaran di kalangan
masyarakat akan manfaat dari profesi desain juga semakin meningkat, khususnya
di kalangan para intelektual yang berwawasan ke depan, di samping juga karena
tuntutan kebutuhan profesi di kalangan industri dan biro konsultan yang semakin
tinggi (Sachari & Sunarya, 2000). Tercatat pada Laporan Data Statistik dan Hasil
Survei Ekonomi Kreatif 2017, peningkatan dalam kompetisi sektor ekonomi
kreatif terlihat dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor ekonomi
kreatif. Pada periode 2014-2015, terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja pada
sektor kreatif sebesar 19%. Sedangkan untuk jumlah pekerja pertama kali bekerja
8
di sektor ekonomi kreatif di tahun 2015 adalah 542.000 yang berkontribusi sebesar
21,59% terhadap jumlah pekerja pertama kali bekerja nasional (Badan Ekonomi
Kreatif Republik Indonesia, 2017).
2.2 Desain Sebagai Jasa Profesional
Dalam lingkup karakteristik jasa, desain termasuk dalam jasa profesional, sama
seperti medis, hukum, akuntansi, konsultan manajemen, dan desain arsitektur, yang
cenderung bertumpu pada rasa percaya (Baker & Lamb, Jr., 1994) membuat
performanya sulit untuk dinilai karena efek atau hasil dari jasa baru dapat dirasakan
pasca pembelian, dan frekuensi penggunaan jasa profesional yang sedikit
mengakibatkan klien sulit mengumpulkan informasi yang dapat membangun
ekspektasi mereka tentang kualitas jasa tersebut (Freeman & Dart, 1993).
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pola pikir desain adalah (Stickdorn &
Schneider, 2011):
1. User-centred
Dalam penyampaian jasa, dibutuhkan tingkat partisipasi klien yang spesifik.
Jasa terjadi melalui interaksi antara penyedia jasa dan klien. Intensi dari jasa
adalah untuk memenuhi kebutuhan klien. Klien harus diposisikan sebagai
pusat dalam proses desain. Di sini dibutuhkan pemahaman mendalam dari
klien, lebih dari sekedar deskripsi statistik dan analisis empiris terhadap apa
yang mereka butuhkan. Mendapatkan wawasan klien yang autentik
mencakup penerapan metode dan alat yang membuat firma desain dapat
memahami pengalaman personal dari klien yang konteksnya yang lebih
luas. Pemahaman dan pengungkapan dari pola pikir yang berbeda ini adalah
di mana pemikiran tentang jasa desain dimulai.
2. Co-creative
Memposisikan klien sebagai pusat dalam proses desain memiliki potensi
mengasilkan kebutuhan dan harapan yang berbeda dari masing-masing
pihak. Dengan demikian, jasa desain dapat melibatkan sejumlah aktor dan
kelompok klien yang berbeda dengan cara penyampaian yang berbeda pula.
Selama proses desain, klien dan juga semua pemangku kepentingan lainnya
perlu dilibatkan untuk melakukan eksplorasi dan menentukan hasil desain.
9
Co-creation dalam proses perancangan memfasilitasi interaksi antara klien
dengan firma desain selama masa penyampaian jasa untuk menjamin
kepuasan klien dan firma desain akan hasil dari jasa yang disampaikan.
Melalui co-creation, klien mendapatkan kesempatan untuk menambahkan
masukan akan keinginan dan kebutuhan mereka akan jasa desain kepada
firma desain dari awal dimulainya proses desain.
3. Sequencing
Interaksi pada tiap touchpoints terjadi antara manusia dengan manusia,
mesin dengan manusia dan bahkan mesin dengan mesin, namun juga terjadi
secara tidak langsung melalui pihak ketiga. Setiap proses desain mengikuti
transisi tiga tahap; tahap sebelum proses jasa, tahap penyampaian jasa dan
tahap pasca penyampaian jasa, disini dibutuhkan kemampuan memahami
pelanggan yang baik. Urutan penyampaian jasa harus diatur dengan baik
untuk mencapai ritme yang menyenangkan, memastikan tercapainya
kondisi suasana hati klien yang baik dan mengkomunikasikan cerita secara
inheren dalam jasa melalui setiap touchpoints. Seperti stage play, momen
jasa tidak hanya terdiri dari apa yang terjadi di depan panggung, tapi juga
mencakup beberapa proses di belakang panggung seperti menyiapkan
panggung untuk beraksi. Untuk mencapai kinerja teater yang sangat baik,
para aktor tentu bisa berlari melalui banyak latihan; layanan tidak berbeda.
Perlu adanya prototipe desain yang secara berulang diuji bersama dengan
klien.
4. Evidencing
Jasa sering berlangsung di belakang layar tanpa disadari oleh klien. Proses
jasa seperti ini sengaja dirancang agar tidak mencolok, namun berpotensi
menciptakan perbedaan pada harapan klien dan mengurangi kenyamanan
klien dalam menggunakan jasa. Evidencing dalam jasa dapat membantu
mengungkapkan jasa tidak mencolok yang terjadi di belakang layar. Bukti
dari dilakukannya jasa perlu dirancang sesuai dengan alur penyampaian jasa
dan urutan titik baliknya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang usaha
di balik layar dalam menghasilkan sebuah desain dapat menghasilkan
apresiasi klien terhadap jasa desain yang diterima.
10
5. Holistik
Meskipun jasa bersifat intangible, jasa terjadi dalam lingkungan fisik yang
terlihat. Jasa juga menggunakan artefak fisik dan dalam banyak hal
menghasilkan beberapa bentuk hasil fisik yang seting tidak disadari. Klien
dapat melihat, mendengar, mencium, menyentuh dan merasakan
manifestasi fisik dari jasa. Kesadaran akan apa yang dirasakan oleh klien
dapat memiliki dampak yang mendalam terhadap pengalaman dari
penyampaian jasa. Pada tahap penyampaian jasa, harus ada fokus pada
alternatif alur yang dilalui klien, selalu ada sejumlah titik tolak dan
pendekatan alternatif yang perlu diperhitungkan. Tiap perubahan perlu
ditinjau berulang kali dari berbagai sudut pandang untuk memastikan
pengalaman klien yang berkesan. Dalam bagian internal firma desain, fokus
harus berada pada perancangan sistem sebuah organisasi, budaya, nilai dan
norma yang melekat serta struktur organisasi. Kondisi internal firma adalah
isu penting yang sangat berkaitan dengan proses penyampaian jasa.
Kerangka kerja dalam jasa desain dilakukan secara perulangan dan terbagi menjadi
empat langkah yaitu; eskplorasi, kreasi, refleksi, dan implementasi. Ke-empat
langkah ini adalah pendekatan mendasar dan sederhana terhadap proses desain yang
rumit.
Gambar 2.1 Proses Desain (Stickdorn & Schneider, 2011)
Terdapat beragam literatur dan praktis yang mengacu pada kerangka kerja lain
yang menggunakan tiga bahkan tujuh langkah dalam mendesain namun secara
11
fundamental semua kerangka kerja ini memiliki pemikiran dan tujuan yang sama
(Best, 2006; Clatworthy, Nisula, & Holmlid, 2009; Miettinen & Koivisto, 2009).
Pada setiap langkah yang dilakukan dalam proses desain, mungkin diperlukan
untuk melihat dan mengambil langkah ke belakang atau bahkan mengulang
keseluruhan proses dari awal tetapi yang harus di ingat adalah setiap langkah yang
dilakukan harus merupakan langkah pembelajaran dari perulangan sebelumnya
(Stickdorn & Schneider, 2011). Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat dilihat jika
pengertian akan klien secara terperinci sangat dibutuhkan oleh firma desain karena
dalam tiap tahapan prosesnya, interaksi antara kedua belah pihak ini sangat
mempengaruhi keseluruhan proses dan juga hasil akhir dari desain.
2.3 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dikonseptualisasikan sebagai transaksi yang spesifik
berdasarkan pada pengalaman pelanggan dalam berinteraksi dengan layanan
tertentu (Cronin & Taylor, 1992). Kepuasan pelanggan juga merupakan hasil
kumulatif berdasarkan evaluasi keseluruhan pengalaman yang didapat dari layanan
(Jones & Suh, 2000). Kepuasan pelanggan adalah ”a person’s feeling of pleasure
or disappointment which resulted from comparing a product’s perceived
performance or outcom against his/her expectations” (Kotler & Keller, 2007), yang
berarti kesenangan atau kekecewaan seseorang adalah hasil dari perbandingan
antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Kepuasan pelanggan
menjadi salah satu ukuran apakah suatu produk atau jasa diterima dengan baik oleh
pelanggan.
Kepuasan pelanggan dapat dikategorikan dalam tiga tingkat (Oliver & DeSarbo,
1988) yaitu:
1. Negative disconfirmation, terjadi pada saat tingkat pelayanan ternyata
lebih buruk dibandingkan dengan harapan klien.
2. Positive disconfirmation, terjadi pada saat tingkat pelayanan jauh lebih
baik dibandingkan dengan harapan klien.
3. Simple disconfirmation, terjadi pada saat tingkat pelayanan sesuai
dengan harapan yang dimiliki oleh klien.
12
Organisasi yang secara konsisten memuaskan pelanggan mereka memiliki
tingkat retensi yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih besar karena loyalitas
pelanggan meningkat (Wicks & Roethlein, 2009). Menjaga kepuasan pelanggan
sangat penting bagi perusahaan dan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah dengan mengetahui nilai ekspektasi dan persepsi dari jasa yang
ditawarkan sehingga kualitas dari jasa dapat dinilai dan dengan demikian kepuasan
pelanggan dapat dievaluasi kembali (Daniel & Berinyuy, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terklasifikasi menjadi
tiga struktur yaitu (Matzler & Sauerwein, 2002):
1. Basic factors, merupakan standar minimal yang wajib dimiliki sebuah
produk/jasa untuk menghindari kekecewaan konsumen. Faktor ini tidak
menyebabkan pelanggan puas namun dapat membuat pelanggan kecewa
ketika tidak tersedia.
2. Performance factors, adalah faktor-faktor yang mengarah pada kepuasan
pelanggan jika terpenuhi dan mengarah kepada kekecewaan pelanggan jika
tidak terpenuhi, reliabilitas dan keramahan termasuk dalam faktor ini.
3. Excitement factors, faktor-faktor ini meningkatkan kepuasan pelanggan jika
terpenuhi namun tidak menyebabkan kekecewaan pelanggan ketika tidak
terpenuhi.
Kebutuhan manusia, kualitas jasa dan produk, kemudahan penggunaan, dan
kenyamanan merupakan faktor-faktor penentu kepuasan pelanggan walaupun
setiap pelanggan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda (Bailey & Pearson,
1983).
2.4 Kualitas Jasa
Jasa dapat diartikan sebagai gabungan dari perbuatan, proses, dan kinerja dan
bukan merupakan sebuah produk nyata yang bersifat tangible namun lebih
mengarah kinerja dan perbuatan yang sifatnya intagible. Kualitas dapat
didefinisikan sebagai pemuasan terhadap kebutuhan customer (Ghobadian, Speller,
& Jones, 1994). Mendefinisikan kualitas dari jasa lebih sulit dibandingkan dengan
kualitas barang. Kualitas jasa didefinisikan berbeda oleh tiap orang, dan tidak ada
konsensus mengenai apa arti sebenarnya (Daniel & Berinyuy, 2010). Kualitas dari
13
hasil jasa hanya dapat dilakukan saat atau setelah jasa tersebut dilakukan (Paul,
Mittal, & Srivastav, 2016). Kualitas jasa adalah gap yang ada antara ekspektasi
pelanggan akan jasa dan persepsi mereka akan jasa yang mereka terima
(Parasuraman et al., 1985).
Kualitas jasa telah dikembangkan dalam berbagai macam model karena banyak
peneliti menyadari akan kebutuhan pengembangan tentang pengukuran kualitas
jasa yang jelas dan valid. Pendekatan ini menyebabkan terjadinya kebangkitan dari
pengembangan jasa dalam beberapa dekade akhir ini. Terdapat beberapa model
pengukuran kualitas jasa antara lain:
1. Technical and Functional Quality Model (Grönroos, 1984)
2. Quality Gap Analysis Model (Parasuraman et al., 1985)
3. Organizational Service Quality Improvement Model (Moore, 1987)
4. Behavioural Service Quality Model (Beddowes, Gulliford S., Knight M.,
& Saunders I., 1987)
5. The Customer Processing Operations Framework (Johnston, 1987)
6. Attributes Services Quality Model (Haywood-Farmer, 1988)
7. Modified Service Journey Model (Nash, 1988)
8. Synthesised Model of Service Quality (Brogowicz, Delene, & Lyth, 1990)
9. Performance Gap Analysis Model (Cronin & Taylor, 1992)
10. Evaluated Performance Model (Teas, 1993)
11. Attribute and Overall Affect Model (Dabholkar, 1996)
12. P-C-P Attributes Model (Philip & Hazlett, 1997)
13. Internal Service Quality Model (Frost & Kumar, 2000)
Model-model ini dikembangkan untuk menemukan faktor penentu konsep dari
kualitas jasa dengan teknik-teknik pengukuran kualitas yang sesuai.
Dibandingkan dengan model pengukuran kualitas lainnya, Gap Analysis Model
memiliki cara penerapan yang lebih praktikal. Gap Analysis adalah alat diagnostik
dan perancangan yang kuat (Ghobadian et al., 1994). Dalam Gap Analysis
digunakanlah SERVQUAL (Parasuraman et al., 1988) yang merupakan alat
pengukuran kualitas jasa. Parasuraman et al (1985) menggunakan lima dimensi inti
untuk mengukur kualitas jasa yaitu:
1. Tangibility
14
Merupakan dimensi yang tampak dan jelas terlihat seperti kenyamanan
ruangan, seragam, penampilan fisik karyawan, dan lain sebagainya.
2. Reliability
Merupakan dimensi pengukuran akan keandalan firma dalam melayani
klien.
3. Responsiveness
Merupakan dimensi yang berkaitan dengan kesigapan dan kecepatan
karyawan dalam menanggapi klien, baik dalam hal membantu maupun
melayani keinginan dan kebutuhan dari klien.
4. Empathy
Merupakan dimensi pengukuran yang berkaitan dengan karakter personal
klien, di mana firma dituntut untuk melayani kebutuhan klien dalam
lingkup yang lebih spesifik.
5. Assurance
Merupakan dimensi yang berhubungan dengan kemampuan dan perilaku
firma dan anggota di dalamnya untuk memberikan rasa percaya pada klien
akan jasa yang ditawarkan.
Model gap dalam SERVQUAL adalah salah satu metode yang dapat diterima
dengan baik dan merupakan kontribusi penting dalam literatur-literatur jasa (Brown
& Bond, 1995).
2.5 Kualitas Jasa Profesional
Semenjak teori yang dirintis oleh Parasuraman et al., (1985) banyak penelitian
lain dilakukan untuk mengukur kualitas jasa di berbagai sektor, beberapa di
antaranya adalah perbankan, jasa medis, travel and tourism, hospitallity,
pendidikan tinggi, firma akuntan, pelayanan umum, dan mobile communications.
Beberapa dari studi yang telah dilakukan berfokus terhadap hubungan antara
kualitas jasa terhadap performa dari firma (Yee, Yeung, & Edwin Cheng, 2010).
(Buell, Campbell, & Frei, 2016). (Buzacott, 2000). Menilai kualitas dari jasa
profesional dapat bermasalah karena antara profesional yang berbeda dengan
pelanggan yang berbeda memiliki pandangan berbeda tentang definisi kualitas
(Kotler & Bloom, 1984). Jasa profesional seperti medis, hukum, akuntansi,
15
konsultan manajemen, dan desain arsitektur cenderung bertumpu pada rasa percaya
(Baker & Lamb, Jr., 1994).
Dimensi-dimensi dalam SERVQUAL yang masih kurang umum membuat
pengguna dapat menambahkan faktor-faktor baru yang penting dalam persamaan
kualitas. Pada faktor-faktor tertentu, terutama yang penting bagi klien, dapat
dikategorikan menjadi sub-dimensi yang dinilai secara terpisah (Carman, 1990).
Kategori jasa yang digunakan dalam pengembangan SERVQUAL adalah perbaikan
dan pemeliharaan alat, perbankan, telekomunikasi, dan kartu kredit. Ke- 22
instrumen dalam SERVQUAL dapat digunakan untuk menilai persepsi pelanggan
akan kualitas jasa yang disediakan oleh perusahaan dalam lingkup dan kategori
yang luas (Parasuraman et al., 1988).
Penelitian-penelitian lanjutan yang meneliti tentang keumuman dari skala
SERVQUAL dalam konteks jasa profesional menghasilkan pendapat yang
beragam. Brown dan Swartz (1989) menyimpulkan jika model yang lebih
sederhana adalah model yang lebih sesuai untuk digunakan dalam penilaian kualitas
jasa profesional, sedangkan menurut Babakus dan Mangold (1989), skala
SERVQUAL sangat dapat diandalkan untuk digunakan dalam industri kesehatan.
Bojanic (1991) menemukan bahwa versi modifikasi dari SERVQUAL
menyediakan kerangka kerja yang berguna dalam menentukan kekuatan dan
kelemahan dari kualitas jasa perusahaan akuntan publik dan untuk mengidentifikasi
kemungkinan penawaran layanan baru. Cravens, Dielman dan Harrington (1985)
menemukan korespondensi antara kriteria yang digunakan oleh pengembang
bangunan komersial untuk mengevaluasi jasa arsitektur dan dimensi-dimensi
SERVQUAL, namun mempertanyakan kemungkinan pengembangan perangkat
kriteria untuk kualitas jasa. Dapat ditarik kesimpulan jika beberapa faktor penentu
dari kualitas jasa bersifat umum namun beberapa faktor lain bersifat lebih spesifik
terhadap situasi dan industri. Penyamarataan karakteristik dari jasa dan bisnis jasa
itu berguna, namun penting juga untuk mengetahui terdapat perbedaan antara
berbagai jenis jasa dan berbagai perusahaan yang memasarkan jasa tersebut (Baker
& Lamb, Jr., 1994).
Kualitas dari jasa yang dirasakan pelanggan dibagi dalam dua dimensi; dimensi
yang berhubungan dengan proses dan dimensi yang berhubungan dengan hasil.
16
Dimensi proses mengacu kepada cara penerimaan jasa oleh pelanggan dari
penyedia jasa, berhubungan dengan proses interaksi antara penjual dengan pembeli.
Dimensi hasil mengacu pada hasil dari transaksi jasa tersebut, berhubungan dengan
apa yang diterima pembeli dari interaksi dengan penyedia jasa (Baker & Lamb, Jr.,
1994).
Tabel 2.1 Atribut Dimensi SERVQUAL Jasa Arsitektur Profesional
I. Ta
ngib
les
A Presentasi Verbal
1 Presenter menguasai materi yang dipresentasikan
2 Semua karyawan yang akan mengerjakan proyek memiliki peran dalam presentasi
3 Presenter dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya secara jelas
4 Presenter mendengarkan serta menghargai masukan dari klien
5 Gaya presentasi yang dibawakan sesuai dengan karakter klien
B Desain fasilitas fisik firma dan staf
6 Tampilan kantor menunjukkan kapabilitas firma akan kreativitas
7 Adanya kualitas yang terlihat dari material-material dan konstruksi
8 Kantor tampak rapi
9 Adanya variasi umur pada staf anggota
10 Para staff mengenakan pakaian yang pantas dihadapan klien
11 Memiliki karyawan tetap yang cukup
12 Suasana kerja yang hangat pada firma desain menunjukan hubungan antar karyawan yang baik dan terbukanya komunikasi
13 Ketika saya mengunjungi firma, saya diperlakukan seolah-olah firma mengharapkan kedatangan saya
C Material pendukung
14 Daftar klien dan portofolio firma desain merefleksikan pengalaman firma dalam industri ini
17
15 Daftar referensi firma desain selalu diperbarui
16 Perlengkapan firma desain selalu diperbarui
17 Brosur dan material promosi menyediakan informasi yang berkaitan dan tidak hanya sekedar kumpulan gambar gambar yang bagus
18 Gambar tidak membuat banyak perubahan pada instruksi dan/atau pertanyaan dari kontraktor
19 Terdapat koordinasi yang bagus antar gambar
II. R
elia
bilit
y
A Ketepatan waktu
1 Ketika firma desain menjanjikan untuk melakukan sesuatu pada kurun waktu tertentu maka mereka melakukannya
2 Apabila ada yang tidak selesai maka fokus bukan pada alasan melainkan solusi
B Anggaran
3 Firma desain memenuhi persyaratan anggaran proyek
4 Ketika ada perubahan pada proyek, klien harus diinformasikan mengenai implikasi pada anggaran
C Catatan yang akurat
5 Firma desain mengirimkan tagihan yang akurat
6 Mendokumentasikan semua perubahan pada proyek
7 Ringkasan dari semua catatan penting pada rapat diberikan kepada semua yang terlibat
D Dapat diandalkan
8 Melakukan sesuatu dengan benar adalah hal yang utama
9 Melakukan apa yang dijanjikan
10 Jika ada masalah yang muncul, harus diatasi dengan baik (contoh, tetap mengacu pada ketentuan perjanjian) walaupun ada rugi yang harus ditanggung
11 Pesan yang disampaikan melalui telepon harus tersampaikan pada orang yang dituju
12 Melakukan pantauan yang baik pada tahap produksi desain
13 Melakukan pantauan yang baik pada klien ketika proyek telah selesai
18
III.
Resp
onsiv
enes
s A Layanan cepat
1 Merespon klien dengan cepat
2 Menjawab panggilan telepon dengan cepat
B Kemauan untuk membantu
3 Memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan masalah yang ada
4 Mengedukasi klien tentang bagaimana proses dari desain agar mereka mengerti apa yang diharapkan
5 Karyawan firma merespon permintaan dengan sikap yang baik
6 Karyawan selalu ada bila dibutuhkan
C Fleksibilitas
7 Bisa menyesuaikan dengan jadwal klien
8 Bersikap kooperatif sebagai respon terhadap perubahan yang diminta klien
IV. A
ssur
ance
A Pengetahuan Luas
1 Memiliki banyak pengalaman pada industri ini
2 Kontrol kualitas tingkat tinggi
3 Memerhatikan detail
4 Mengerti pelanggan
5 Desainer telah meneliti produk secara menyeluruh
6 Mengetahui manajemen proyek
7 Mengantisipasi timbulnya masalah dan mengatasinya
8 Mencari dan menggunakan informasi terkini
B Menginspirasi keyakinan dan kepercayaan
9 Staf menunjukkan kesan percaya diri
19
10 Staf sopan dan ramah
11 Klien dapat mempercayai karyawan untuk menjaga kerahasiaan
12 Klien dapat mempercayai karyawan untuk selalu jujur
C Dukungan dari karyawan
13 Tidak ada pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan
14 Hanya ada sedikit pergantian staf
15 Staf senior memberikan dukungan terhadap staf junior
16 Menyediakan peralatan yang lengkap untuk bekerja dengan baik
V. E
mpa
thy
A Mendengar dan berkomunikasi dengan klien
1 Mendengarkan dan merespon dengan tepat
2 Desainer menghargai klien
3 Implikasi dari alternatif desain didiskusikan
4 Menggunakan bahasa yang dapat dipahami klien
5 Mengikutsertakan klien dalam rapat
6 Mengerti ketentuan kontrak
B Kemampuan beradaptasi
7 Desainer adalah sebuah tim
8 Tidak menstandarisasi solusi desain
C Mendapatkan hati klien
9 Mengikuti kemauan klien
10 Selalu mengingat kebutuhan klien yang mungkin kurang penting pada proyek namun dapat meningkatkan kualitas pada hasil akhir
D Memberikan perhatian khusus
20
11 Harus ada petugas khusus untuk menjawab telepon
12 Tidak membuat klien merasa tidak nyaman saat menelpon
13 Kemampuan dalam menjawab telepon harus baik
14 Memperlakukan klien seolah olah ia adalah satu satunya klien yang ada
15 Pimpinan firma harus mengetahui siapa saja kliennya
Has
il
A Fungsi
1 Fungsi ruang yang semakin baik seiring dengan waktu
2 Fleksibilitas dari ruangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
3 Setiap orang memiliki tempat kerjanya masing-masing
4 Ruangan terorganisir dengan bik
5 Menggunakan perabot dan penyempurnaan yang berkualitas
B Penampilan
6 Tampilan dari ruangan yang memuaskan dari waktu ke waktu
7 Terlihatnya hasil dari kinerja yang baik
8 Terdapat keberlanjutan dalam keseluruhan desain
9 Hasil desain yang cerdas, tidak berlebihan
10 Terdapat akses jendela
11 Ruangan menampilkan kreativitas
C Pemeliharaan
12 Perabot/material yang tahan lama
13 Ruangan mudah untuk dirawat
D Lainnya
21
14 Memenuhi tujuan desain dari klien
15 Perhatian lebih terhadap detail
16 Ruangan telah selesai dan dapat digunakan ketika ditempati klien
17 Desain dapat diterima dengan baik oleh yang lain
Sumber: Baker dan Lamb, Jr. (1994)
Baker dan Lamb (1994) melakukan penelitian kepada 8 klien yang pernah
menggunakan jasa desain arsitektur profesional untuk mencari atribut dimensi
pengukuran kualitas jasa desain arsitektur. Dari penelitian tersebut, ditemukan 88
atribut dimensi yang terbagi dalam beberapa sub-dimensi faktor-faktor yang
menjadi aspek penilaian kualitas dari klien. SERVQUAL yang dihasilkan oleh
Baker dan Lamb (1994) belum pernah melalui proses penerapan kepada bidang jasa
yang terkait dengan desain arsitektur profesional.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Baker dan Lamb, Jr. (1994) yang dapat
dilihat pada Tabel 2.1, banyak penyedia jasa profesional melihat jika dimensi hasil
dari kualitas jasa adalah dimensi yang paling penting, sedangkan pelanggan sering
kesulitan dalam melakukan penilaian terhadap hasil jasa, pelanggan harus
mengandalkan dimensi proses sebagai indikator kualitas jasa yang mereka terima.
SERVQUAL adalah metode yang sangat berguna dalam lingkup yang umum dalam
mengukur kualitas jasa, namun untuk kriteria jasa yang lebih spesifik dapat
dilakukan penyesuaian pada atribut SERVQUAL agar lebih cocok untuk diterapkan
pada perusahaan tersebut.
2.6 Gap Pada Kualitas Jasa
Kualitas jasa dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan, dapat disimpulkan jika penilaian dari kualitas jasa bukan dilihat melalui
sudut pandang penyedia jasa, namun dilihat melalui sudut pandang pengguna jasa
(Kotler & Turner, 1995). Grönroos, (1982); Parasuraman et al., (1985)
mengemukakan jika persepsi konsumen tentang kualitas jasa berdasarkan pada
perbandingan antara ekspektasi mereka akan bagaimana seharusnya jasa tersebut
22
ditawarkan, dengan persepsi mereka tentang performa dari penyedia jasa.
Parasuraman et al., (1988) menujukkan bahwa ekspektasi memiliki sudut pandang
yang berbeda antara literatur berkaitan dengan kepuasan dengan literatur yang
berkaitan dengan kualitas jasa. Pada teori tentang kepuasan, ekspektasi merupakan
prediksi yang dilakukan oleh konsumen tentang bagaimana seharusnya sebuah
transaksi terjadi, sedangkan dalam teori kualitas jasa, ekspektasi dilihat sebagai
keinginan konsumen yang dirasa harus diberikan oleh penyedia jasa, bukan akan
diberikan oleh penyedia jasa.
Ekspektasi konsumen dapat terbentuk dari pengaruh saran orang lain melalui
words of mouth communication, karakter dan kondisi personal, serta pengalaman
menggunakan jasa dari pengalaman sebelumnya. Gap yang nanti akan diukur
berdasarkan nilai ekpektasi dan nilai persepsi yang diperoleh pelanggan adalah
masalah yang harus diatasi oleh penyedia jasa.
Gambar 2.2 Gap Analysis Model (Parasuraman et al, 1995)
23
Parasuraman et al., (1985) mengembangkan model konseptual dari kualitas
jasa, diidentifikasikan oleh lima gap yang dapat mempengaruhi evaluasi pelanggan
terhadap kualitas jasa, yaitu;
o Gap 1: Ekspektasi pelanggan – persepsi manajemen
Perusahaan jasa tidak dapat selalu mengerti fitur apa yang harus dimiliki
oleh layanan untuk memenuhi keinginan pelanggan dan tingkatan performa
seperti apa yang harus dilakukan untuk menyampaikan kualitas jasa dengan
standar yang tinggi. Hal ini mempengaruhi evaluasi kualitas jasa
pelanggan.
o Gap 2: Persepsi manajemen – spesifikasi kualitas jasa
Gap ini muncul ketika perusahaan mengidentifikasi keinginan pelanggan
namun tidak memiliki kemampuan untuk menyampaikan layanan sesuai
dengan ekspektasi pelanggan. Kendala sumber daya, kondisi pasar, dan
ketidakpedulian manajemen dapat menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi gap ini. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi pelanggan
tentang kualitas jasa.
o Gap 3: Spesifikasi kualitas jasa – penyampaian layanan
Perusahaan dapat memiliki pedoman dalam memperlakukan pelanggan dan
melakukan pelayanan dengan baik, namun hal ini tidak menjamin tingginya
kualitas jasa yang disampaikan. Karyawan memiliki peran yang penting
dalam memastikan persepti kualitas jasa yang baik namun performa
mereka tidak dapat distandarisasi. Hal ini mempengaruhi penyampaian jasa
yang berdampak pada cara pelanggan menerima kualitas jasa.
o Gap 4: Penyampaian layanan – komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal tidak hanya berpengaruh pada ekspektasi pelanggan,
namun juga terhadap persepsi pelanggan akan penyampaian jasa.
Perusahaan dapat mengabaikan pemberian informasi tentang usaha-usaha
di belakang layar yang telah dilakukan untuk menjaga kualitas pada
pelanggan, hal ini mempengaruhi persepsi kualitas jasa dari pelanggan.
o Gap 5: Ekspektasi jasa – persepsi jasa
Berdasarkan penelitian mereka, terlihat bahwa untuk memastikan kualitas
jasa yang baik adalah dengan cara memenuhi keingan pelanggan atau
24
melampaui apa yang pelanggan harapkan dari jasa tersebut. Penilaian
tinggi rendahnya kualitas jasa bergantung pada apa yang pelanggan rasakan
terkait performa aktual dalam konteks yang mereka harapkan.
Berdasarkan model SERVQUAL (Parasuraman et al., 1988), maka jenis-jenis
dari gap dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu, gap 1-4 yang berasal dari sisi
penyedia jasa dan gap 5 yang berasal dari klien atau pengguna jasa. Perusahaan
sebagai penyedia jasa harus memperkecil gap antara ekspektasi dengan persepsi
konsumen. Ekspektasi dari konsumen adalah acuan dari kinerja suatu perusahaan
sedangkan persepsi dari konsumen adalah sebuah penilaian yang bersifat subyektif
berdasarkan dari pengalaman terdahulu konsumen. Pengenalan tentang kebutuhan
dari konsumen dibutuhkan dalam menangani berbagai gap yang terjadi, untuk
selanjutnya diformulasikan dalam standar spesifikasi untuk memenuhi harapan
konsumen.
2.7 Diagram Fishbone
Diagram fishbone atau biasa juga disebut diagram sebab-akibat atau diagram
Ishikawa adalah sebuah diagram yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan
antara akibat dengan aspek-aspek penyebabnya (Ishikawa, 1996). Diagram
fishbone digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu permasalahan
untuk selanjutnya dapat dicari solusi penyelesaian masalah tersebut. Diagram ini
merupakan visualisasi dari kerangka berpikir penyelesaian masalah yang biasanya
terjadi pada proses diskusi atau brainstorming yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mengetahui penyebab dari masalah yang mereka miliki.
Bentuk dari diagram ini menyerupai bentuk ikan dengan akibat atau
permasalahan diletakkan pada posisi kepala ikan sedangkan penyebab-penyebab
masalah tersebut berada pada bagian tulang-tulang ikan. Penyebab dapat terbagi
dalam beberapa penyebab inti seperti; process, people, place, promotion, materials,
equipment, dan lain-lain untuk selanjutnya melalui proses brainstorming dilakukan
pembahasan lebih dalam dari penyebab-penyebab tersebut untuk mendapatkan
informasi tentang penyebab yang lebih terperinci (Tague, 2005). Diagram ini dapat
digunakan sebagai langkah awal perancangan strategi perusahaan baik dalam usaha
penyelesaian masalah maupun dalam usaha peningkatan daya saing perusahaan.
25
2.8 Posisi Penelitian
Pembahasan tentang penilaian kualitas jasa profesional dan perumusan strategi
peningkatan kualitas jasa telah banyak dilakukan, beberapa contoh penelitian yang
relevan dan posisi dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu dan Posisi Penelitian
Kesimpulan yang penulis ambil berdasarkan studi yang dilakukan tentang
penelitian-penelitian terdahulu adalah metode SERVQUAL merupakan metode
Peneliti Judul Penelitian Metode VariabelSubjek
Penelitian
Hairunnas (2018)Pengukuran Kualitas Jasa Desain Profesional
SERVQUALKepuasan klien pengguna jasa desain profesional
Firma Desain Profesional
Ramaiah Itumalla (2014
Development of HospitalQual: A Service Quality Scale for Measuring In-patient Services in Hospital
SERVQUALKepuasan pelanggan, kualitas jasa profesional
Jasa Kesehatan Pada Rumah Sakit
David Xin Ding, Paul Jen-Hwa Hu & Olivia R. Liu Sheng (2011)
e-SELFQUAL: A scale for measuring online self-service quality
e-SELFQUALKepuasan pelanggan, kualitas jasa profesional
OnlineSelf-serviceQuality
Loiacono Eleanor T. & Hall Washburn (2002)
WebQual™: A Measure of Web Site Quality
WEBQUALKepuasan pelanggan, kualitas jasa profesional
Websites
Yoo Boonghee & Naveen Donthu (2001)
Developing a Scale to Measure the Perceived Quality of An Internet Shopping Site (SITEQUAL)
SITEQUALKepuasan pelanggan, kualitas jasa profesional
e-Commerce
Baker & Lamb (1994)
Measuring Architectural Design Service Quality
SERVQUALKepuasan pelanggan, kualitas jasa profesional
Jasa Desain Arsitektur
Freeman & Dart (1993)
Measuring the Perceived Quality of Professional Business Services
SERVQUALKepuasan pelanggan, kualitas jasa profesional
Jasa Akuntan
26
yang umum digunakan dalam pengukuran kualitas jasa. Banyak peneliti yang
merancang atribut dimensi pengukuran yang lebih sesuai dengan bidang jasa yang
akan diukur untuk memastikan relevansi dari pengukuran yang dilakukan.
Penelitian ini berada pada bidang jasa profesional yang beririsan dengan
penelitian dari Baker dan Lamb (1994), namun dalam lingkup jasa desain yang
lebih luas dari desain arsitektur. Jasa desain profesional memiliki metode
pengukuran yang lebih spesifik karena kualitas jasa yang ditawarkan dapat dibagi
menjadi kualitas jasa proses dan kualitas hasil. Penelitian ini akan dimulai dengan
menentukan atribut dimensi yang berkaitan dengan kualitas jasa desain profesional
dan akan menghasilkan SERVQUAL untuk pengukuran kualitas jasa desain
profesional, dengan menggunakan atribut dimensi pengukuran yang sesuai dengan
industri jasa desain profesional.
27
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk melancarkan jalannya penelitian, terlebih dahulu disusun diagram alur
proses penelitian. Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram Alur Metodologi Penelitian
3.1 Identifikasi Variabel dan Responden
Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang ada
dalam proses kerja sama antara klien dengan firma desain pada sebuah proyek.
Keseluruhan proses penyampaian jasa desain secara umum dapat dilihat pada Tabel
3.1.
28
Tabel 3.1 Alur Proses Jasa Desain
No. Proses Keterangan
1 Initial Contact
Calon klien mencari info tentang apakah firma desain dapat memenuhi kebutuhan klien dan mengatur pertemuan untuk pembahasan lebih lanjut tentang sebuah proyek.
2 Meet Up Tim desain menunjukkan proposal kerja atau portofolio berdasarkan info dari calon klien dan calon klien menjabarkan kebutuhan mereka secara lebih rinci.
3 Contract Dealing
Pada tahap ini calon klien mempelajari, menanyakan ulang, dan menyepakati konten atau isi kontrak kerja yang merangkum apa saja hasil (product), pelayanan (service), serta total durasi (duration) penyelesaian pekerjaan.
4 Contract Signing
Klien mengesahkan kesepakatan dengan menandatangani kontrak kerja tercetak.
5 Referencing & Scheduling
Tahap ini adalah tahap diskusi secara tidak langsung untuk menentukan dua hal. Yang pertama adalah bertukar referensi desain antara kami dengan klien hingga acuan style dan material yang akan diaplikasikan disepakati. Firma desain juga mengirimkan penjabaran jadwal dari durasi total yang tertera pada kontrak.
6 Presentation / Asisstance #1
Tahap ini adalah tahap di mana firma desain menunjukkan dan mendiskusikan progres pekerjaan yang telah berlangsung.
7 Discussion Summary #1
Tahap di mana firma desain mengirimkan catatan- catatan hasil diskusi yang terjadi pada pertemuan terakhir sebagai acuan revisi dan masukan progres selanjutnya.
8 Presentation / Asisstance #2
Tahap ini adalah tahap yang secara teknis sama dengan Tahap Presentation / Assintance #1, dengan materi pembahasan berupa hasil progress terbaru dan hasil revisi progres sebelumnya.
9 Discussion Summary #2
Tahap ini adalah tahap yang secara teknis sama dengan Tahap Dicussion Summary #1, dengan materi pembahasan berupa hasil diskusi pertemuan yang kedua.
10 Presentation / Asisstance #3
Tahap ini adalah tahap yang secara teknis juga sama dengan Tahap Presentation / Assintance #1 & #2, dengan materi pembahasan berupa hasil progres terbaru (hasil final) dan hasil revisi yang kedua.
11 Discussion Summary #3
Tahap ini adalah tahap yang secara teknis juga sama dengan Tahap Dicussion Summary #1 & #2, dengan materi pembahasan berupa hasil diskusi pertemuan yang ketiga yang merupakan diskusi terakhir.
29
No. Proses Keterangan
12 Final Preview
Tahap ini adalah tahap penentu di mana firma desain menunjukkan draft dari desain final yang bertujuan untuk menetapkan secara akhir konten desain (terkait teks, ukuran, atau keterangan tertentu) tanpa mengubah lagi faktor estetika pada desain yang sudah hampir final.
13 Finalization
Tahap ini adalah tahap terakhir dimana firma desain mengirimkan produk akhir hasil pekerjaan yang umumnya berupa gambar-gambar desain final beserta petunjuk pelengkapnya. Gambar- gambar tersebut diberikan dalam bentuk softcopy dan satu jilid gambar-gambar tercetak yang ukuran dan formatnya sesuai kontrak kesepakatan.
Alur proses penyampaian jasa desain ini diperoleh berdasarkan wawancara
dengan pihak firma desain. Pada setiap fase dalam proses desain terjadi pertemuan
dan pertukaran informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, antara klien
dengan firma desain. Responden dalam penelitian ini adalah klien yang memiliki
pengalaman dalam menggunakan jasa desain profesional, baik untuk kebutuhan
pribadi maupun kebutuhan usaha.
3.2 Perancangan Wawancara Pembahasan Dimensi SERVQUAL
Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan Consumer Journey Canvas
(Stickdorn & Schneider, 2011), dapat dilihat pada Gambar 3.2, yang merupakan
alat bantu dalam perancangan servis yang diadaptasi dari Business Model Canvas.
30
Gambar 3.2 Consumer Journey Canvas (Stickdorn & Schneider, 2011)
Consumer Journey Canvas dan terbagi menjadi tiga bagian yaitu;
1. Pre-service period, periode sebelum dimulainya proses jasa yang memiliki
titik berat pada kredibilitas informasi melalui aspek advertisements/public
relations, social media, word-of-mouth dan past experiences. Periode ini
adalah periode yang berpengaruh kepada ekspektasi dari klien dalam
menggunakan jasa.
2. Service period, periode penyampaian jasa yang memiliki touchpoints yang
merupakan titik temu terjadinya pertukaran informasi dalam komunikasi
yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa dengan klien, mengasilkan
pengalaman menggunakan jasa bagi klien.
3. Post-service period, merupakan periode setelah servis dilaksanan. Hal-hal
yang terkait dengan post-service period adalah costumer relationship
management, social media dan word-of-mouth. Ke-tiga hal ini
mencerminkan kepuasan pelanggan ketika menggunakan jasa.
Bagian-bagian di atas ini ada dalam siklus yang berulang dan memiliki hasil yang
akumulatif berpengaruh terhadap servis-servis yang dilakukan setelahnya.
31
Dalam penelitian ini setiap responden akan mendapat lembar Consumer
Journey Canvas yang memiliki 12 touchpoints dalam periode servisnya, diperoleh
berdasarkan hasil wawancara dengan pihak firma desain. Peneliti akan melakukan
wawancara dan diskusi untuk membahas atribut dimensi yang menjadi faktor
pengukuran kualitas jasa desain pada setiap touchpoints dalam proses jasa.
3.3 Pelaksanaan Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pertemuan langsung dan komunikasi melalui
telepon. Sebanyak 5 responden diwawancari secara langsung dan 1 responden
diwawancarai melalui telepon. Latar belakang dari responden dalam penelitian ini
adalah klien yang memiliki kebutuhan desain untuk usaha kuliner, pengembangan
aplikasi, dan perdagangan dengan kebutuhan desain untuk branding/logo indentity,
user-interface, interior serta arsitektur.
Durasi wawancara tidak dibatasi dengan waktu dan sebelum dilakukannya
proses wawancara, responden terlebih dahulu akan diberikan materi pengantar yang
berkaitan dengan latar belakang dan tujuan dari wawancara, hal ini dilakukan untuk
memberikan pemahaman kepada setiap responden agar dapat memberikan respon
yang lebih terarah.
3.4 Pengumpulan Hasil Wawancara
Data yang diperoleh melalui wawancara perlu diproses lebih lanjut untuk
memudahkan proses analisis. Langkah yang dilakukan dalam proses ini adalah
pengelompokan data berdasarkan touchpoints dan pengklasifikasian atribut
dimensi dengan dimensi SERVQUAL yang tepat.
Pengelompokan data dilakukan dengan menggunakan literatur dan diskusi
dengan ahli untuk dapat meghasilkan kumpulan data yang lebih terarah dan sesuai
dengan metodologi penelitian. Literatur yang akan digunakan sebagai pembanding
atribut dimensi SERVQUAL yang diperoleh adalah literatur dengan judul
“Measuring Architectural Design Service Quality” yang ditulis oleh Baker dan
Lamb pada tahun 1994. Literatur ini dijadikan pembanding dengan alasan
kemiripan latar belakang dan keterkaitan bidang arsitektur sebagai salah satu
bidang dalam industri jasa desain.
32
3.5 Perancangan SERVQUAL
Atribut dimensi SERVQUAL baru yang diperoleh dari proses wawancara dan
pengelompokan, digunakan dalam kuesioner yang memiliki dua bagian yaitu
bagian pengambilan data tentang ekspektasi klien dan bagian data tentang persepsi
klien akan kualitas jasa yang diterima. Persepsi dalam penelitian ini adalah kualitas
jasa aktual yang diterima klien saat menggunakan jasa desain profesional,
sedangkan ekspektasi adalah pendapat yang berasal dari pengalaman dan
informasi-informasi yang dimiliki oleh klien dalam menggunakan jasa desain
profesional.
Di dalam kuesioner akan digunakan 5 dimensi proses (Tangibles, Reliability,
Responsiveness, Assurance, dan Empathy) yang tersusun dari pernyataan-
pernyataan terkait ekspektasi dan dan pernyataan-pernyataan terkait persepsi.
Pengukuran menggunakan kuesioner ini akan dilakukan menggunakan Skala Likert
(Likert, 1932) di mana metode pengukuran ini telah digunakan pada penelitian
terdahulu. Dengan menggunakan skala 7-poin, penilaian dilakukan dengan
memberikan kuesioner dengan pernyataan yang berkaitan dengan kualitas jasa yang
ditawarkan. Pada kuesioner ekspektasi, nilai 1 mewakili sangat tidak penting dan
nilai 7 mewakili sangat penting. Sedangkan pada kuesioner persepsi, nilai 1
mewakili sangat tidak baik dan nilai 7 mewakili sangat baik. Skala 7-poin
digunakan karena responden dari kuesioner diasumsikan memiliki heterogenitas
yang kecil sehingga dengan skala nilai yang lebih luas diharapkan memudahkan
responden mengutarakan penilaian yang reliable.
Responden dalam penelitian ini adalah klien-klien yang pernah menggunakan
jasa desain profesional pada firma desain Subtura. Setiap responden akan mendapat
dua kuesioner; kuesioner ekspektasi, yang responnya akan menjadi nilai harapan
pelanggan akan kualitas jasa yang seharusnya mereka terima; dan kuesioner
persepsi, yang responnya merupakan penilaian dari klien terhadap kualitas jasa
desain profesional yang telah mereka terima.
Persamaan yang digunakan dalam metode SERVQUAL (A. Parasuraman et
al., 1988) adalah:
33
Q = P - E (3.1)
dengan
Q = kualitas jasa
P = persepsi pelanggan
E = ekspektasi pelanggan
3.6 Pengumpulan Data dan Analisis SERVQUAL
Untuk menjadikan penelitian ini menjadi semakin komprehensif, maka akan
dilakukan pengumpulan dan penghitungan nilai SERVQUAL pada salah satu firma
jasa desain profesional. Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada klien yang pernah menggunakan jasa firma desain
tersebut. Kuesioner pengukuran kualitas jasa akan disebar melalui internet
menggunakan bantuan Google Forms yang dapat diakses melalui tautan
https://goo.gl/forms/MYsIKERC8Mh3YLin1, agar klien dapat lebih mudah untuk
memberikan nilai ekspektasi dan persepsi mereka. Keseluruhan pernyataan pada
kuesioner dapat dilihat pada Lampiran D.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai dari SERVQUAL akan diketahui
menggunakan penghitungan dalam Tabel 3.2. Melalui hasil SERVQUAL yang
diperoleh, firma desain dapat mengetahui kualitas jasa yang mereka berikan kepada
klien mereka. Dari nilai SERVQUAL juga akan terlihat atribut mana saja yang
memiliki nilai rendah dan memiliki kemungkinan untuk ditingkatkan agar firma
desain dapat lebih memastikan kepuasan klien ketika menggunakan jasa desain
mereka. Untuk mempermudah penulisan pada proses penghitungan SERVQUAL
maka akan diterapkan kode pada setiap dimensi sebagai berikut:
• Tangibles = TA
• Reliability = RL
• Responsiveness = RS
• Assurance = AS
• Emphaty = EM
34
Tabel 3.2 Penghitungan Nilai Ekspektasi dan Persepsi SERVQUAL
Hasil analisis dari atribut dimensi yang diperoleh akan diberi peringkat
menggunakan pareto law (Pareto, 1897). Atribut yang berada dalam lingkup 20%
dalam pareto adalah atribut yang dapat meningkatkan kualitas jasa firma desain
profesional secara signifikan.
3.7 Perancangan Strategi Peningkatan Kualitas Jasa
Sebagai usaha perbaikan, pada setiap atribut yang bermasalah akan dirancang
strategi penyelesaian dengan menggunakan fishbone diagram (Ishikawa, 1996)
karena proses perancangan strategi ini akan dilakukan dengan cara brainstorming
Ekspektasi Persepsi ∆TA1 - - P - ETA2 - - P - ETA3 - - P - ETA4 - - P - ETA5 - - P - ERL1 - - P - ERL2 - - P - ERL3 - - P - ERL4 - - P - ERL5 - - P - ERS1 - - P - ERS2 - - P - ERS3 - - P - ERS4 - - P - ERS5 - - P - EAS1 - - P - EAS2 - - P - EAS3 - - P - EAS4 - - P - EAS5 - - P - EEM1 - - P - EEM2 - - P - EEM3 - - P - EEM4 - - P - EEM5 - - P - E
Kode
Tangibles
Reliability
Responsiveness
Assurance
Empathy
35
dengan pihak manajemen firma desain agar dapat menghasilkan strategi perbaikan
yang tepat. Diagram fishbone dapat menjadi cara visualisasi hasil dari proses
brainstorming agar dapat lebih mudah untuk dipahami seluruh peserta forum
diskusi tersebut.
Setiap anggota yang mengikuti forum diskusi akan diberi lembar diagram
fishbone yang berisi permasalahan yang dihasilkan melalui proses SERVQUAL
dan seleksi pareto. Peneliti akan berperan sebagai moderator yang akan
mengarahkan proses diskusi agar dapat menjadi proses yang efektif dalam
menjabarkan penyebab masalah dan mencari strategi perbaikan dari setiap masalah
tersebut.
3.8 Kesimpulan dan Saran
Asumsi kesimpulan yang akan muncul dari penelitian ini adalah ketepatan
atribut dimensi yang digunakan dalam SERVQUAL dapat membantu firma desain
profesional untuk mengukur kualitas jasa desain mereka dan mengetahui aspek-
aspek yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan kepuasan klien yang
menggunakan jasa mereka.
Sedangkan asumsi dari saran yang sekiranya akan muncul dari hasil penelitian
ini adalah potensi hasil penelitian yang mungkin akan sangat berbeda dalam
kondisi perusahaan jasa desain dengan karakteristik klien yang jauh berbeda,
contoh; jasa desain yang khusus menangani kebutuhan desain perusahaan besar
yang model pelayanannya dalam bentuk kontrak kerja sama dalam jangka waktu
yang lama. Melakukan integrasi pada metode-metode perancangan strategi
perbaikan yang lain juga dapat menjadi langkah lanjutan dari penelitian ini.
36
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
37
BAB 4
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data Atribut Dimensi SERVQUAL
Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan
oleh Baker dan Lamb (1994) tentang mengukur kualitas jasa desain arsitektural.
Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan, atribut dimensi dalam bidang
usaha jasa yang berbeda-beda membutuhkan penyesuaian ulang untuk menjamin
hasil yang relevan. Atribut dimensi dapat disesuaikan secara lebih spesifik terhadap
model atau alur dalam proses sebuah jasa.
Penentuan atribut dimensi SERVQUAL dalam mengukur kualitas jasa desain
profesional pada penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 6 responden
yang memiliki pengalaman dalam menggunakan jasa desain profesional.
Kebutuhan desain yang dimiliki oleh tiap responden berbeda antara satu dengan
yang lain, baik kebutuhan akan desain arsitektural, interior, branding, maupun
kebutuhan untuk pengembangan produk. Keseluruhan responden menggunakan
jasa desain untuk kebutuhan usaha atau perusahaan.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara tatap muka untuk
memudahkan proses pengenalan masalah dan menghasilkan jawaban sesuai dengan
pertanyaan peneliti. Langkah yang harus dilakukan dalam wawancara ini adalah
proses penjabaran masalah dan latar belakang teori dari penelitian. Proses ini
dilakukan untuk memastikan jika responden mengerti dan dapat memberikan
tanggapan yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Setiap responden akan mendapat lembar Consumer Journey Canvas dengan 12
touchpoints pada periode servis yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara
dengan pihak firma desain, dapat dilihat pada Gambar 4.1.
38
Gambar 4.1 Lembar Wawancara Atribut Kualitas Jasa Desain Profesional
Lembar ini dapat membantu responden untuk lebih mudah membayangkan
keseluruhan proses desain yang pernah mereka jalani dan akhirnya dapat
memberikan pendapat terkait atribut-atribut pengukuran kualitas jasa menurut
mereka. Diskusi secara aktif antara responden dan peneliti dilakukan untuk
menentukan atribut dimensi yang menjadi faktor pengukuran kualitas jasa desain
pada setiap touchpoints dalam proses jasa desain.
4.2 Pengolahan Data Atribut Dimensi SERVQUAL
Dari seluruh wawancara yang dilakukan dengan responden, diperoleh
sebanyak 176 atribut dimensi yang berkaitan pada 12 touchpoints, dapat dilihat
pada Lampiran A. Pengelompokan berdasarkan dimensi SERVQUAL
(Parasuraman et al., 1988) yaitu tangibles, responsiveness, responsibility,
assurance dan empathy dilakukan dengan menggunakan hasil studi dari literatur
terkait dan proses diskusi dengan ahli. Melalui proses pengelompokan ini, diperoleh
60 atribut yang terbagi di dalam 15 sub-dimensi SERVQUAL yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas jasa desain profesional.
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6
T7T8T9T10T11T12
ContractDealing
ContractSigning
Initial Contact
Name: Background:
First Meet Up Referencing &Scheduling
Presentation /Assistance #1
Presentation /Assistance #2
Presentation /Assistance #3
DiscussionSummary #1
DiscussionSummary #2
DiscussionSummary #3Finalization Final Preview
39
Tabel 4.1 Atribut Dimensi SERVQUAL Jasa Desain Profesional I.
Tang
ible
s A Aspek Desain
1 Portofolio firma desain merepresentasikan pengalaman firma dalam industri ini
2 Firma desain memiliki referensi desain yang terbaru dan mengerti tentang trend terkini
3 Firma memiliki media promosi berbasis internet dengan konten visual yang menarik dan aktif diperbarui
4 Firma menghasilkan desain yang orisinal dan kreatif
5 Hasil desain akhir sesuai dengan keinginan klien
6 Hasil desain akhir memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan klien
7 Firma menghasilkan desain yang lengkap dan terperinci sehingga mudah untuk dipahami dan diterapkan
B Fasilitas Fisik Firma dan Staf
8 Firma memiliki kantor yang layak untuk dikunjungi
9 Firma memiliki tempat meeting yang nyaman
10 Firma menggunakan perlengkapan yang layak
11 Staf mengenakan pakaian yang pantas dihadapan klien
12 Suasana kerja yang hangat pada firma desain menunjukan hubungan antar karyawan yang baik dan terbukanya komunikasi
13 Ketika saya mengunjungi firma, saya diperlakukan seolah-olah firma mengharapkan kedatangan saya
C Presentasi Verbal
14 Presenter menguasai materi yang dipresentasikan
15 Presenter dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya secara jelas
16 Presenter mendengarkan serta menghargai masukan dari klien
17 Presenter dapat menyesuaikan gaya presentasi untuk kenyamanan klien (formal atau informal)
II. R
elia
bilit
y A Ketepatan Waktu
1 Keseluruhan proses desain diatur dalam sebuah timeline dengan kurun waktu yang wajar
2 Firma desain selalu menepati waktu yang telah disepakati
B Anggaran
40
3 Total biaya proyek berada dalam batas yang dianggarkan
4 Firma desain aktif memberikan informasi terkait potensi perubahan anggaran proyek kepada klien
C Akurasi Catatan
5 Firma desain mengirimkan tagihan yang sesuai
6 Mendokumentasikan semua perubahan yang terjadi selama proses desain berlangsung
7 Rangkuman dari seluruh catatan penting pada setiap pertemuan dibagikan kepada semua pihak yang terlibat
D Dapat Diandalkan
8 Firma desain melakukan hal yang benar sejak awal proses desain dilakukan
9 Firma desain melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan
10 Jika ada masalah yang muncul, dapat diatasi dengan baik (contoh; tetap mengacu pada kesepakatan) walaupun itu akan merugikan mereka
11 Firma desain secara aktif memantau proses produksi desain untuk memastikan hasil yang terbaik (post-service period)
III.
Resp
onsiv
enes
s
A Tanggap Dalam Berkomunikasi
1 Firma desain menanggapi permintaan klien secara cepat
2 Firma desain mudah untuk dihubungi
B Inisiatif
3 Firma desain berusaha secara total untuk menyelesaikan masalah dengan segera
4 Firma desain memberikan informasi terkait proses desain sehingga klien tahu apa yang mereka harapkan dalam proses tersebut
5 Firma desain menanggapi permintaan klien dengan sikap "ingin membantu"
6 Firma desain selalu siap sedia ketika klien membutuhkan mereka
C Fleksibilitas
7 Firma desain dapat menyesuaikan waktu dan tempat pertemuan dengan jadwal klien
8 Bersikap kooperatif dalam menanggapi setiap revisi yang diminta klien
41
IV. A
ssur
ance
A Berpengetahuan Luas
1 Firma desain memiliki banyak pengalaman dalam bidang desain yang dibutuhkan oleh klien
2 Firma desain selalu memastikan kualitas desain yang dihasilkan (contoh; keterlibatan desainer senior dalam keseluruhan proses)
3 Firma desain memberikan perhatian pada hal-hal yang detail
4 Firma desain mengerti siapa klien mereka (contoh; dapat memberikan referensi desain yang sesuai dengan keinginan klien)
5 Firma desain melakukan penelitian pendahuluan tentang subjek desain mereka
6 Firma desain mengerti tentang project management
7 Firma desain mengantisipasi potensi terjadinya masalah dan mengatasinya
8 Firma desain selalu mencari dan menggunakan cara-cara yang inovatif
B Kepercayaan diri
9 Staf terlihat percaya diri
10 Staf berperilaku sopan dan ramah
11 Klien percaya jika firma dapat menjaga kerahasiaan dalam hubungan kerjasama mereka
12 Klien yakin akan kejujuran dari firma
C Dukungan Kepada Staf
13 Tidak ada pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan dalam susunan kepegawaian firma
14 Staf senior memberikan dukungan kepada staf junior
15 Firma desain menyediakan perlengkapan yang cukup kepada staf mereka untuk menghasilkan kinerja yang maksimal
V. E
mpa
thy
A Komunikasi Dengan Klien
1 Firma desain mendengar dan bereaksi sesuai dengan apa yang dikomunikasikan oleh klien
2 Firma desain menghargai klien mereka
3 Implikasi dari solusi desain alternatif selalu didiskusikan terlebih dahulu dengan klien
4 Firma desain menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh klien
5 Firma desain selalu melibatkan klien ketika sedang berada dalam rapat bersama
6 Seluruh staf dalam firma paham tentang kontrak kerja yang disepakati dengan klien
42
B Memahami Klien
7 Firma desain mampu beradaptasi dan bekerja sesuai dengan karakter klien
8 Firma desain melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan-tujuan yang muncul dari klien
9 Firma desain memerhatikan kebutuhan klien yang sekiranya dapat meningkatkan kualitas dari desain akhir
Jika dibandingkan dengan atribut dimensi pengukuran yang dilakukan di
penelitian Baker dan Lamb (1994), 60 atribut dimensi pengukuran pada Tabel 4.1
yang diperoleh dari penelitian ini memiliki cakupan yang lebih luas dan dapat
digunakan oleh firma desain dalam berbagai macam bidang dengan kumpulan
pernyataan yang lebih efisien dan efektif.
4.3 Profil Firma Desain Subtura
Dalam penelitian ini dibutuhkan sebuah perusahaan penyedia jasa desain
profesional sebagai subjek penelitian untuk mengukur kualitas jasa desain
profesional dengan menggunakan atribut dimensi yang ditemukan pada langkah-
langkah awal penelitian. Subtura adalah firma jasa desain profesional yang
bergerak dalam bidang perencanaan arsitektur, interior, dan desain grafis dengan
tujuan menjawab kebutuhan pasar start-up atau middle class business yang
membutuhkan kepraktisan branding secara estetika visual akan dijadikan sebagai
subjek penelitian ini.
Sejak berdiri pada akhir tahun 2014, Subtura menempatkan dua divisi, yaitu
divisi visual yang beranggotakan desainer grafis dan divisi structure yang
beranggotakan arsitek dan desainer interior. Lingkup pekerjaan divisi visual
meliputi; jasa pekerjaan perancangan dan perencanaan ilustrasi, desain grafis, dan
layout grafis, sedangkan lingkup pekerjaan yang dimiliki oleh divisi structure
meliputi perancangan dan perencanaan jasa pekerjaan gambar 3D, Detail
Engineering Design (DED) dan Mechanical Engineering Plumbing (MEP), serta
desain dan layout interior. Target pasar yang diharapkan oleh Subtura adalah klien-
klien dengan kebutuhan yang melingkupi pekerjaan visual dan structure agar kedua
43
divisi tersebut dapat berkolaborasi sehingga Subtura dapat banyak berkontribusi
pada suatu proyek.
Dari awal berdiri pada akhir tahun 2014 hingga pertengahan tahun 2015.
Subtura memiliki empat orang staf yaitu; 2 design director merangkap manajer dan
1 desainer pada masing-masing divisi. Keempat staf tersebut cukup mengimbangi
kapasitas permintaan pasar atau klien-klien Subtura dengan jumlah yang relatif
sedikit dan kebanyakan didapatkan dengan menggunakan strategi pemasaran yang
sederhana, yaitu mouth to mouth marketing. Citra kesederhanaan yang lain juga
melekat pada Subtura secara tempat dan investasi alatnya. Berada di kawasan
Barata Jaya, pada masa tersebut Subtura hanya menempati sebuah ruangan sebesar
kamar kos sebagai studio sekaligus kantor pemasarannya. Masih minimnya alat-
alat yang digunakan pada saat itu juga turut menjadi keterbatasan besaran dan
jumlah proyek maksimal yang dapat dikerjakan.
Tersedianya permintaan pasar yang ternyata cukup merespon baik format One
Stop Service of Visual+Structure yang ditawarkan tersebut berhasil membuahkan
perkembangan yang cukup signifikan pada Subtura. Di akhir tahun 2015 hingga
pertengahan tahun 2016, Subtura mengalami perubahan dalam bentuk penambahan
staf sehingga secara keseluruhan staf yang dimiliki oleh Subtura adalah; 1 admin,
1 junior graphic designer, 1 senior graphic designer, 1 illustrator, 1 interior
designer, 1 drafter, 2 senior architect dan 1 project manager. Sedangkan pada
posisi manajer keuangan dan pemasaran masih dirangkap oleh Direktur Umum.
Struktur organisasi firma Subtura dapat dilihat pada Gambar 4.2. Penambahan
investasi aset usaha berupa alat-alat penunjang untuk membuat desain seperti
komputer, printer, dan kamera digital. Pada kurun waktu ini, Subtura mengalami
pematangan business plan yang mencakup rencana-rencana jangka panjang-pendek
atas operasional, pemasaran, dan finansial-nya untuk mengantisipasi kendala atau
kekurangan pelayanan pada masa sebelumnya.
44
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Subtura
Perkembangan yang sejalan dengan semakin lengkapanya instrumen dan sistem
tersebut, selanjutnya juga diikuti dengan perpindahan lokasi kantor sekaligus studio
Subtura yang semula berlokasi di Barata Jaya pindah ke lokasi dengan ukuran lebih
luas yang berada di daerah Pucang. Dengan adanya kantor dan studio baru, Subtura
memiliki ruang yang lebih layak secara ukuran dan komposisinya. Pada masa ini,
tepatnya pada akhir 2016 hingga akhir 2017, proyek-proyek yang dikerjakan
sebagian besar memiliki durasi waktu yang panjang dan tahapan pekerjaan yang
lebih kompleks. Latar belakang dari klien yang dimiliki Subtura pun lebih beragam,
mulai dari pribadi hingga perusahaan, baik yang sifatnya komersial dan
nonkomersial.
Beberapa kendala baru seperti keterlambatan waktu penyelesaian beberapa
tahap pekerjaan dalam proyek mulai dirasakan dan menjadi ancaman kredibilitas
dari firma Subtura. Total klien yang dimiliki Subtura, terhitung hingga tanggal 3
Komisaris
Manajer Keuangan
Manajer Pemasaran
Manajer Operasional dan Produksi
Admin Divisi Visual
Desainer Grafis
Ilustrator
Divisi Structure
Arsitek
Desainer Interior
Surveyor dan Estimator
Direktur Umum Direktur Teknik
45
Juni 2018, adalah sebanyak 26 klien, dengan persentase ketepatan waktu
penyampaian jasa desain dari firma desain Subtura kepada klien-klien mereka
hanya sebesar 29% dan total presentase pelanggan yang kembali menggunakan jasa
Subtura hanya 18%. Antisipasi yang dilakukan adalah dengan mengurutkan
prioritas penanganan proyek berdasarkan pembacaan nilai kompleksitas tahapan
pekerjaannya. Namun upaya yang telah dilakukan tersebut dirasa masih kurang
efektif sebagai solusi dari keterlambatan durasi pekerjaan yang terjadi.
4.4 Pengukuran SERVQUAL Pada Firma Desain Profesional
Pengukuran dilakukan menggunakan atribut SERVQUAL yang dihasilkan dari
penelitian ini. Sebanyak 60 pernyataan tentang ekspektasi dan 60 pernyataan
tentang persepsi akan diberi nilai menggunakan skala likert 1-7, 1 jika pernyataan
tersebut sangat tidak penting atau sangat tidak baik, sedangkan 7 jika pernyataan
tersebut sangat penting atau sangat baik.
Pernyataan yang digunakan dalam kuesioner ini bersumber dari atribut-atribut
dimensi SERVQUAL yang diperoleh pada proses sebelumnya. Untuk menjaga
kecocokan pernyataan dengan tujuan dari penelitian ini maka dilakukan
penyesuaian pada setiap pernyataan yang digunakan, perincian pernyataan dapat
dilihat pada Lampiran B. Proses pengukuran kualitas jasa desain Subtura terbagi
menjadi beberapa langkah yang dijabarkan dalam poin-poin sebagai berikut:
1. Menghitung nilai rata-rata setiap atribut dalam kuesioner ekspektasi klien.
Sesuai Hasil penghitungan nilai rata-rata setiap atribut ekspektasi dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
46
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Atribut Ekspektasi Klien Subtura Ekspektasi Responden
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Rata-rata TA-1 7 7 7 6 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 5 7 6 6 7 6.654 TA-2 7 7 7 6 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 7 6 6 7 6.577 TA-3 6 7 7 7 6 4 7 6 7 6 7 7 7 5 7 6 6 6 7 7 7 5 7 6 4 5 6.231 TA-4 7 7 7 7 7 7 6 6 7 6 6 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 5 7 6 7 7 6.692 TA-5 6 5 4 5 6 6 7 6 7 6 7 7 7 2 7 7 7 5 7 7 7 5 7 5 3 4 5.846 TA-6 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 6 7 6 7 7 7 5 7 6 4 6 6.500 TA-7 7 7 6 7 6 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 6 7 7 7 5 7 6 7 7 6.615 TA-8 7 4 6 7 7 3 7 6 7 6 7 7 7 4 7 6 6 5 7 7 7 5 5 5 5 6 6.000 TA-9 7 5 6 7 7 4 6 7 7 6 7 7 7 4 7 6 5 5 7 7 7 5 3 5 5 5 5.923 TA-10 7 6 6 7 6 4 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 7 5 7 7 7 5 4 5 6 6 6.154 TA-11 7 7 6 6 6 6 7 6 7 6 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 7 4 3 4 6.231 TA-12 7 7 6 7 7 6 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 4 6 7 7 7 5 4 6 5 5 6.269 TA-13 5 6 6 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 1 6 7 7 7 5 4 5 3 7 6.000 TA-14 7 7 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 6 6 7 7 7 7 5 5 5 7 7 6.500 TA-15 7 7 6 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 7 7 7 7 5 6 5 7 7 6.615 TA-16 7 7 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 6 6 7 7 7 5 6 4 5 5 6.308 TA-17 7 7 6 1 6 7 7 7 7 6 7 7 7 5 7 7 4 6 7 7 7 5 3 4 5 6 5.962 RL-1 7 7 6 7 7 7 6 7 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 5 4 6 6 6.423 RL-2 7 7 6 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 6 7 7 7 7 7 5 5 4 6 7 6.462 RL-3 7 7 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 6 5 5 7 7 7 5 5 4 6 7 6.308 RL-4 7 7 6 6 6 7 7 6 7 6 7 7 7 5 7 7 7 6 7 7 7 5 7 4 7 6 6.462 RL-5 7 7 6 4 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 6 7 6 7 7 7 5 6 4 7 7 6.385 RL-6 7 7 6 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 6 6 2 3 6.231
47
RL-7 7 7 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 5 6 7 7 7 5 7 5 3 4 6.269 RL-8 7 5 7 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 5 5 7 7 7 5 6 5 7 7 6.423 RL-9 7 7 7 6 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 5 6 7 7 7 5 4 4 1 2 5.962 RL-10 7 6 7 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 3 7 6 4 6 7 7 7 5 3 4 5 6 6.077 RL-11 7 7 7 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 6 6 6 7 7 7 5 3 5 4 5 6.269 RS-1 7 7 7 7 6 7 6 7 7 6 7 7 7 6 7 7 5 6 7 7 7 5 1 5 6 6 6.269 RS-2 7 7 7 7 7 6 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 5 6 7 7 7 5 7 5 7 7 6.577 RS-3 7 7 7 7 6 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 5 7 7 7 5 4 4 7 7 6.385 RS-4 7 7 7 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 6 7 7 7 5 5 5 6 6 6.538 RS-5 6 7 7 7 6 4 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 5 6 7 7 7 5 4 5 6 6 6.154 RS-6 6 7 5 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 4 7 7 4 5 7 7 7 5 5 5 2 3 5.923 RS-7 6 7 6 7 6 6 6 6 7 6 7 7 7 6 7 6 4 6 7 7 7 5 5 5 6 6 6.192 RS-8 6 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 5 7 7 5 6 7 7 7 5 4 5 6 7 6.346 AS-1 7 5 6 7 6 7 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 4 7 7 7 7 5 5 4 6 7 6.308 AS-2 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 6 4 6 7 7 7 5 4 5 5 6 6.269 AS-3 7 7 6 7 6 6 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 3 6 7 7 7 5 5 5 7 7 6.346 AS-4 7 5 6 7 7 4 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 5 5 6 7 6.269 AS-5 6 6 6 7 6 5 7 6 7 6 6 7 7 6 7 6 6 6 7 7 7 5 4 5 7 6 6.192 AS-6 7 7 6 7 7 7 7 7 7 6 7 7 7 6 7 6 7 6 7 7 7 5 6 5 7 7 6.615 AS-7 7 7 6 7 6 7 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 6 6 7 7 7 5 6 5 7 7 6.462 AS-8 7 6 6 7 7 5 7 6 7 6 7 7 7 5 7 7 6 6 7 7 7 5 6 5 7 7 6.423 AS-9 7 7 6 7 6 7 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 4 5 7 6 6.423 AS-10 7 7 7 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 6 5 7 7 6.615 AS-11 7 7 6 4 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 4 5 7 7 6.346 AS-12 7 7 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 7 5 4 5 6 6 6.423 AS-13 7 7 6 7 7 3 7 6 7 6 7 7 7 7 7 6 6 6 7 7 7 5 5 5 7 7 6.385 AS-14 7 7 6 6 6 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 4 5 6 6 6.308
48
AS-15 7 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 6 6 6 7 7 7 5 4 5 6 6 6.385 EM-1 7 4 6 7 6 6 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 6 4 7 7 6.308 EM-2 7 7 7 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 6 6 5 7 7 6.654 EM-3 7 5 7 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 5 7 7 6 6 7 7 7 5 7 5 5 6 6.385 EM-4 7 6 7 7 6 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 7 5 6 6 6.500 EM-5 6 7 7 7 6 4 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 5 6 7 7 7 5 5 4 2 7 6.077 EM-6 7 5 6 7 7 5 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 7 4 7 7 6.423 EM-7 7 5 7 7 6 6 6 6 7 6 7 7 7 6 7 6 6 6 7 7 7 5 6 5 7 6 6.346 EM-8 4 7 6 7 7 7 7 6 7 6 7 7 7 6 7 7 4 6 7 7 7 5 6 5 6 7 6.346 EM-9 7 6 6 7 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 5 5 5 5 5 6.308
2. Menghitung jumlah total dari setiap atribut dalam kuesioner persepsi klien. Hasil penghitungan nilai total setiap atribut persepsi
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Atribut Persepsi Klien Subtura Persepsi Responden
Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Rata-rata TA-1 6 3 6 6 6 4 7 6 7 6 7 7 7 1 7 6 5 6 7 7 7 6 7 5 6 6 5.923 TA-2 6 6 6 6 6 4 6 6 7 6 6 6 7 6 7 7 6 6 7 7 7 6 7 5 6 7 6.231 TA-3 2 3 7 3 6 3 5 6 7 6 5 5 7 1 7 5 6 6 6 7 7 6 7 3 5 6 5.269 TA-4 6 5 6 6 6 5 7 6 7 6 7 7 7 4 7 7 7 6 7 7 7 6 7 5 7 7 6.346 TA-5 6 6 6 7 6 5 7 6 7 6 6 6 7 5 7 6 6 7 6 7 7 6 7 5 7 7 6.308 TA-6 6 7 6 6 6 7 6 6 7 6 5 5 7 4 7 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.231 TA-7 4 7 6 6 6 7 6 6 7 6 7 5 6 4 6 6 6 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.077
49
TA-8 5 7 6 7 6 7 7 7 7 6 7 7 6 7 6 7 6 6 7 7 7 6 7 5 7 7 6.538 TA-9 5 7 6 7 6 7 7 7 7 6 7 6 6 7 6 7 6 5 7 7 7 6 5 5 5 6.280 TA-10 5 6 6 5 6 6 5 6 7 6 6 7 6 4 6 6 7 5 7 7 7 6 7 4 5 4 5.846 TA-11 6 7 7 4 6 6 5 6 7 6 5 6 6 4 6 6 6 6 6 7 7 6 7 5 6 5 5.923 TA-12 7 7 6 6 6 4 6 6 7 6 7 5 6 6 6 6 6 6 7 7 7 6 7 4 7 7 6.192 TA-13 5 6 6 5 6 5 6 6 7 6 6 7 6 7 6 7 6 6 6 7 7 6 7 5 7 7 6.192 TA-14 7 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 7 6 6 6 6 7 7 7 6 7 4 6 6 6.154 TA-15 7 5 7 7 6 5 6 7 7 6 7 5 6 7 6 7 5 6 7 7 7 6 7 4 7 7 6.308 TA-16 7 6 6 5 6 6 6 6 7 6 7 7 6 5 6 7 6 6 7 7 7 6 7 4 7 7 6.269 TA-17 6 5 6 4 6 7 6 6 7 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 7 7 6 7 5 7 6 6.038 RL-1 5 5 6 6 6 7 5 6 7 6 6 5 6 6 6 7 6 6 6 6 7 6 7 5 4 5 5.885 RL-2 6 5 4 6 6 7 6 6 6 6 7 7 6 5 6 6 6 6 6 7 7 6 7 4 5 6 5.962 RL-3 6 7 6 4 6 7 6 6 7 6 7 6 6 4 6 6 6 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.115 RL-4 6 7 6 4 6 7 7 6 7 6 6 5 6 4 6 7 6 6 7 7 7 6 7 5 5 5 6.038 RL-5 6 7 7 6 7 7 6 6 7 6 6 7 7 4 7 6 6 6 7 7 7 6 7 5 5 5 6.269 RL-6 5 7 5 4 6 7 6 6 6 6 7 6 7 6 7 7 6 5 7 7 7 6 7 5 3 4 5.962 RL-7 5 7 5 6 7 7 6 6 6 6 7 5 7 5 7 6 6 6 7 7 7 6 7 4 7 7 6.231 RL-8 6 7 6 7 6 4 6 6 6 6 6 7 6 5 6 7 6 6 7 7 7 6 7 4 6 5 6.077 RL-9 6 6 7 7 7 5 6 6 7 6 6 6 6 5 6 7 6 6 7 7 7 6 7 5 6 7 6.269 RL-10 5 7 6 6 6 5 6 6 7 6 7 5 6 5 6 6 6 6 7 7 7 6 7 4 4 5 5.923 RL-11 6 7 6 5 7 7 6 6 6 6 7 7 7 5 7 7 6 6 7 7 7 6 7 5 5 4 6.231 RS-1 5 6 7 5 7 5 6 6 6 6 6 6 7 4 7 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.154 RS-2 5 5 6 5 5 5 6 6 7 6 6 5 6 4 6 6 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 5.885 RS-3 6 6 6 7 7 4 6 6 7 6 7 7 7 5 7 6 7 6 7 7 7 6 7 5 7 6 6.346 RS-4 5 7 7 7 6 7 6 6 6 6 7 6 7 5 7 7 7 6 7 7 7 6 7 4 7 7 6.423 RS-5 6 5 7 7 6 5 6 6 7 6 6 5 6 5 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 7 6.192 RS-6 5 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 7 6 5 6 6 7 7 7 7 7 6 7 5 4 5 6.000
50
RS-7 5 7 7 7 7 6 6 6 7 6 7 6 6 5 6 6 7 7 7 7 7 6 6 5 6 6 6.308 RS-8 6 4 6 6 6 6 7 6 6 6 6 5 6 5 6 7 7 6 7 7 7 6 6 5 6 6 6.038 AS-1 6 7 6 6 7 7 6 6 7 6 6 7 6 7 6 7 7 6 7 7 7 6 6 5 5 5 6.308 AS-2 6 7 7 6 6 7 7 6 6 6 7 6 6 7 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 4 5 6.308 AS-3 6 7 6 7 6 7 6 6 7 6 7 5 7 7 7 7 7 6 7 7 7 6 6 6 7 7 6.538 AS-4 6 6 6 5 6 7 7 6 7 6 6 7 6 7 6 7 7 6 7 7 7 6 6 5 7 7 6.385 AS-5 4 7 6 7 6 7 6 6 7 6 6 6 6 7 6 7 7 5 7 7 7 6 6 5 7 7 6.308 AS-6 6 7 4 5 4 7 6 6 6 6 7 5 6 7 6 6 7 6 6 7 7 6 7 4 5 5 5.923 AS-7 6 3 6 5 6 6 6 6 7 6 7 7 6 6 6 7 7 6 7 7 7 6 6 4 7 7 6.154 AS-8 6 4 6 5 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 6 6 7 6 7 7 7 6 6 4 7 6 6.000 AS-9 6 5 6 7 6 7 6 6 7 6 6 5 6 3 6 7 7 6 7 7 7 6 7 4 6 6 6.077 AS-10 6 7 6 6 6 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.462 AS-11 6 7 6 6 6 7 7 6 7 6 7 6 6 6 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.385 AS-12 6 6 6 7 6 7 6 7 7 6 6 5 7 6 7 7 7 7 7 7 7 6 7 5 7 7 6.500 AS-13 6 7 6 4 6 7 6 6 7 6 6 7 6 6 6 6 7 6 7 7 7 6 7 5 7 7 6.308 AS-14 6 7 5 4 6 7 6 6 7 6 7 6 6 7 6 6 7 6 7 7 7 6 7 5 5 6 6.192 AS-15 6 6 6 4 6 7 6 6 7 6 7 5 6 5 6 6 7 5 7 7 7 6 7 5 5 6 6.038 EM-1 6 5 7 7 6 6 6 6 7 6 6 7 6 6 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.308 EM-2 6 6 7 6 6 6 7 6 7 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 5 6 6 6.462 EM-3 6 7 7 7 6 7 6 6 7 6 7 5 6 6 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 7 7 6.462 EM-4 6 6 6 6 6 7 6 6 7 6 7 7 6 7 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.385 EM-5 6 7 6 4 6 7 6 6 7 6 6 6 6 7 6 7 5 6 7 7 7 6 6 5 7 7 6.231 EM-6 6 5 6 4 6 4 6 6 7 6 6 5 6 3 6 6 4 6 7 7 7 6 6 5 7 7 5.769 EM-7 6 5 6 5 6 6 6 6 7 6 7 7 6 6 6 6 5 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.115 EM-8 6 7 6 7 6 7 6 6 7 6 7 6 6 6 6 7 7 6 7 7 7 6 7 5 6 6 6.385 EM-9 6 7 6 7 6 4 6 6 7 6 6 5 6 6 6 7 6 6 7 7 7 6 7 5 7 7 6.231
51
3. Menghitung nilai SERVQUAL dari setiap nilai rata-rata atribut ekspektasi
dan perpsepsi dengan menggunakan persamaan:
Q = P - E (4.1)
dengan
Q = kualitas jasa
P = persepsi pelanggan
E = ekspektasi pelanggan
Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Nilai SERVQUAL Subtura
Atribut Ekspektasi Persepsi ∆ Rata-rata
Tang
ible
s
TA-1 6.654 5.923 -0.731
-0.174
TA-2 6.577 6.231 -0.346 TA-3 6.231 5.269 -0.962 TA-4 6.692 6.346 -0.346 TA-5 5.846 6.308 0.462 TA-6 6.500 6.231 -0.269 TA-7 6.615 6.077 -0.538 TA-8 6.000 6.538 0.538 TA-9 5.923 6.280 0.357 TA-10 6.154 5.846 -0.308 TA-11 6.231 5.923 -0.308 TA-12 6.269 6.192 -0.077 TA-13 6.000 6.192 0.192 TA-14 6.500 6.154 -0.346 TA-15 6.615 6.308 -0.308 TA-16 6.308 6.269 -0.038 TA-17 5.962 6.038 0.077
Relia
bilit
y
RL-1 6.423 5.885 -0.538
-0.210
RL-2 6.462 5.962 -0.500 RL-3 6.308 6.115 -0.192 RL-4 6.462 6.038 -0.423 RL-5 6.385 6.269 -0.115 RL-6 6.231 5.962 -0.269 RL-7 6.269 6.231 -0.038 RL-8 6.423 6.077 -0.346 RL-9 5.962 6.269 0.308 RL-10 6.077 5.923 -0.154 RL-11 6.269 6.231 -0.038
52
Atribut Ekspektasi Persepsi ∆ Rata-rata Re
spon
sive
ness
RS-1 6.269 6.154 -0.115
-0.130
RS-2 6.577 5.885 -0.692 RS-3 6.385 6.346 -0.038 RS-4 6.538 6.423 -0.115 RS-5 6.154 6.192 0.038 RS-6 5.923 6.000 0.077 RS-7 6.192 6.308 0.115 RS-8 6.346 6.038 -0.308
Assu
ranc
e
AS-1 6.308 6.308 0.000
-0.126
AS-2 6.269 6.308 0.038 AS-3 6.346 6.538 0.192 AS-4 6.269 6.385 0.115 AS-5 6.192 6.308 0.115 AS-6 6.615 5.923 -0.692 AS-7 6.462 6.154 -0.308 AS-8 6.423 6.000 -0.423 AS-9 6.423 6.077 -0.346 AS-10 6.615 6.462 -0.154 AS-11 6.346 6.385 0.038 AS-12 6.423 6.500 0.077 AS-13 6.385 6.308 -0.077 AS-14 6.308 6.192 -0.115 AS-15 6.385 6.038 -0.346
Empa
thy
EM-1 6.308 6.308 0.000
-0.111
EM-2 6.654 6.462 -0.192 EM-3 6.385 6.462 0.077 EM-4 6.500 6.385 -0.115 EM-5 6.077 6.231 0.154 EM-6 6.423 5.769 -0.654 EM-7 6.346 6.115 -0.231 EM-8 6.346 6.385 0.038 EM-9 6.308 6.231 -0.077
TOTAL -9.182
Dari penghitungan ini dapat diketahui jika nilai kualitas jasa yang diberikan Subtura
kepada klien mereka masuk dalam kategori negative disconfirmation, di mana
tingkat pelayanan Subtura ternyata lebih buruk jika dibandingkan dengan harapan
klien mereka dengan total nilai rata-rata kepuasan pelanggan -9,182.
53
4. Menganalisis hasil dari pengukuran SERVQUAL yang dilakukan pada 26
klien Subtura. Hasil SERVQUAL memperlihatkan kondisi pelayanan
Subtura yang masih termasuk dalam kualitas yang kurang baik. Dominasi
nilai negatif membuktikan bahwa keseluruhan proses yang terjadi dalam
hubungan kerja sama antara Subtura dengan klien masih kurang
memuaskan. Dimensi reliability memiliki nilai rata-rata yang paling rendah
dari lima dimensi SERVQUAL pada proses jasa desain profesional yang
dilakukan oleh Subtura. Dengan nilai reliability yang rendah berarti klien
merasa Subtura masih kurang dapat diandalkan dalam menangangi proyek-
proyek yang telah mereka kerjakan.
Tabel 4.5 Peringkat Atribut SERVQUAL Subtura Berdasarkan Nilai
Kode Atribut Nilai
TA-3 Firma memiliki media promosi berbasis internet dengan konten visual yang menarik dan aktif diperbarui -0.962
TA-1 Portofolio firma desain merepresentasikan pengalaman firma dalam industri ini -0.731
RS-2 Firma desain mudah untuk dihubungi -0.692
AS-6 Firma desain mengerti tentang project management -0.692
EM-6 Seluruh staf dalam firma paham tentang kontrak kerja yang disepakati dengan klien -0.654
TA-7 Firma menghasilkan desain yang lengkap dan terperinci sehingga mudah untuk dipahami dan diterapkan -0.538
RL-1 Keseluruhan proses desain diatur dalam sebuah timeline dengan kurun waktu yang wajar -0.538
RL-2 Firma desain selalu menepati waktu yang telah disepakati -0.500
RL-4 Firma desain aktif memberikan informasi terkait potensi perubahan anggaran proyek kepada klien -0.423
AS-8 Firma desain selalu mencari dan menggunakan cara-cara yang inovatif -0.423
TA-4 Firma menghasilkan desain yang orisinal dan kreatif -0.346
54
Kode Atribut Nilai
RL-8 Firma desain melakukan hal yang benar sejak awal proses desain dilakukan -0.346
AS-9 Staf terlihat percaya diri -0.346
AS-15 Firma desain menyediakan perlengkapan yang cukup kepada staf mereka untuk menghasilkan kinerja yang maksimal -0.346
TA-2 Firma desain memiliki referensi desain yang terbaru dan mengerti tentang trend terkini -0.346
TA-14 Presenter menguasai materi yang dipresentasikan -0.346
TA-10 Firma menggunakan perlengkapan yang layak -0.308
TA-11 Staf mengenakan pakaian yang pantas dihadapan klien -0.308
TA-15 Presenter dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya secara jelas -0.308
RS-8 Bersikap kooperatif dalam menanggapi setiap revisi yang diminta klien -0.308
AS-7 Firma desain mengantisipasi potensi terjadinya masalah dan mengatasinya -0.308
TA-6 Hasil desain akhir memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan klien -0.269
RL-6 Mendokumentasikan semua perubahan yang terjadi selama proses desain berlangsung -0.269
EM-7 Firma desain mampu beradaptasi dan bekerja sesuai dengan karakter klien -0.231
RL-3 Total biaya proyek berada dalam batas yang dianggarkan -0.192
EM-2 Firma desain menghargai klien mereka -0.192
RL-10 Jika ada masalah yang muncul, dapat diatasi dengan baik (contoh; tetap mengacu pada kesepakatan) walaupun itu akan merugikan mereka -0.154
AS-10 Staf berperilaku sopan dan ramah -0.154
RL-5 Firma desain mengirimkan tagihan yang sesuai -0.115
RS-1 Firma desain menanggapi permintaan klien secara cepat -0.115
RS-4 Firma desain memberikan informasi terkait proses desain sehingga klien tahu apa yang mereka harapkan dalam proses tersebut -0.115
55
Kode Atribut Nilai
AS-14 Staf senior memberikan dukungan kepada staf junior -0.115
EM-4 Firma desain menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh klien -0.115
AS-13 Tidak ada pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan dalam susunan kepegawaian firma -0.077
TA-12 Suasana kerja yang hangat pada firma desain menunjukan hubungan antar karyawan yang baik dan terbukanya komunikasi -0.077
EM-9 Firma desain memerhatikan kebutuhan klien yang sekiranya dapat meningkatkan kualitas dari desain akhir -0.077
RS-3 Firma desain berusaha secara total untuk menyelesaikan masalah dengan segera -0.038
TA-16 Presenter mendengarkan serta menghargai masukan dari klien -0.038
RL-7 Rangkuman dari seluruh catatan penting pada setiap pertemuan dibagikan kepada semua pihak yang terlibat -0.038
RL-11 Firma desain secara aktif memantau proses produksi desain untuk memastikan hasil yang terbaik (post-service period) -0.038
AS-1 Firma desain memiliki banyak pengalaman dalam bidang desain yang dibutuhkan oleh klien 0.000
EM-1 Firma desain mendengar dan bereaksi sesuai dengan apa yang dikomunikasikan oleh klien 0.000
RS-5 Firma desain menanggapi permintaan klien dengan sikap "ingin membantu" 0.038
AS-2 Firma desain selalu memastikan kualitas desain yang dihasilkan (contoh; keterlibatan desainer senior dalam keseluruhan proses) 0.038
AS-11 Klien percaya jika firma dapat menjaga kerahasiaan dalam hubungan kerjasama mereka 0.038
EM-8 Firma desain melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan-tujuan yang muncul dari klien 0.038
TA-17 Presenter dapat menyesuaikan gaya presentasi untuk kenyamanan klien (formal atau informal) 0.077
RS-6 Firma desain selalu siap sedia ketika klien membutuhkan mereka 0.077
AS-12 Klien yakin akan kejujuran dari firma 0.077
EM-3 Implikasi dari solusi desain alternatif selalu didiskusikan terlebih dahulu dengan klien 0.077
RS-7 Firma desain dapat menyesuaikan waktu dan tempat pertemuan dengan jadwal klien 0.115
56
Kode Atribut Nilai
AS-5 Firma desain melakukan penelitian pendahuluan tentang subjek desain mereka 0.115
AS-4 Firma desain mengerti siapa klien mereka (contoh; dapat memberikan referensi desain yang sesuai dengan keinginan klien) 0.115
EM-5 Firma desain selalu melibatkan klien ketika sedang berada dalam rapat bersama 0.154
TA-13 Ketika saya mengunjungi firma, saya diperlakukan seolah-olah firma mengharapkan kedatangan saya 0.192
AS-3 Firma desain memberikan perhatian pada hal-hal yang detail 0.192
RL-9 Firma desain melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan 0.308
TA-9 Firma memiliki tempat meeting yang nyaman 0.357
TA-5 Hasil desain akhir sesuai dengan keinginan klien 0.462
TA-8 Firma memiliki kantor yang layak untuk dikunjungi 0.538
Jika dilihat dari peringkat nilai SERVQUAL pada Tabel 4.5, atribut yang
paling krusial untuk diperbaiki dengan kontribusi tinggi pada ketidakpuasan klien
memiliki nilai yang paling rendah adalah atribut terkait media promosi berbasis
internet dengan konten visual yang menarik dan aktif diperbarui dengan nilai -
0,962. Pada atribut kepemilikan kantor mendapatkan nilai 0,538 dan atribut tempat
meeting yang nyaman mendapatkan nilai 0,357. Nilai ini melebihi ekspektasi klien
karena dapat dilihat Subtura telah memiliki kantor yang layak di daerah Pucang
Anom, Surabaya, yang dilengkapi dengan ruang meeting sehingga menambah
kepuasan klien dalam menggunakan jasa desain Subtura. Kualitas dari hasil desain
Subtura juga memiliki nilai 0,462 yang melebihi ekspektasi klien, ini berarti
Subtura memiliki kemampuan untuk dapat membaca keinginan klien dan
memberikan desain yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh klien.
4.5 Perancangan Strategi Peningkatan Kualitas Jasa Desain Profesional
Langkah perancangan strategi perbaikan untuk meningkatkan kepuasan klien
Subtura dilakukan berdasarkan hasil penghitungan dan analisis SERVQUAL klien-
57
klien Subtura. Dalam penelitian ini, informasi terkait tingkat kepuasan klien akan
diproses dengan menggunakan pareto law, karena berdasarkan prinsip pareto
dalam ranah kualitas, sebanyak 80% masalah ditimbulkan oleh 20% kekurangan
(Ivančić, 2014).
Tabel 4.6 Penghitungan Pareto Atribut Negatif SERVQUAL Subtura
Atribut P-E SERVQUAL
% of Total
Cummulative %
TA-3 -0.9615385 7.8860 7.886 TA-1 -0.7307692 5.9940 13.88 RS-2 -0.6923077 5.6780 19.558 AS-6 -0.6923077 5.6780 25.236 EM-6 -0.6538462 5.3630 30.599 TA-7 -0.5384615 4.4160 35.015 RL-1 -0.5384615 4.4160 39.431 RL-2 -0.5 4.1010 43.532 RL-4 -0.4230769 3.4700 47.002 AS-8 -0.4230769 3.4700 50.472 TA-4 -0.3461538 2.8390 53.311 RL-8 -0.3461538 2.8390 56.15 AS-9 -0.3461538 2.8390 58.989 AS-15 -0.3461538 2.8390 61.828 TA-2 -0.3461538 2.8390 64.667 TA-14 -0.3461538 2.8390 67.506 TA-10 -0.3076923 2.5240 70.03 TA-11 -0.3076923 2.5240 72.554 TA-15 -0.3076923 2.5240 75.078 RS-8 -0.3076923 2.5240 77.602 AS-7 -0.3076923 2.5240 80.126 TA-6 -0.2692308 2.2080 82.334 RL-6 -0.2692308 2.2080 84.542 EM-7 -0.2307692 1.8930 86.435 RL-3 -0.1923077 1.5770 88.012 EM-2 -0.1923077 1.5770 89.589 RL-10 -0.1538462 1.2620 90.851 AS-10 -0.1538462 1.2620 92.113 RL-5 -0.1153846 0.9460 93.059 RS-1 -0.1153846 0.9460 94.005
58
Atribut P-E SERVQUAL
% of Total
Cummulative %
RS-4 -0.1153846 0.9460 94.951 AS-14 -0.1153846 0.9460 95.897 EM-4 -0.1153846 0.9460 96.843 AS-13 -0.0769231 0.6310 97.474 TA-12 -0.0769231 0.6310 98.105 EM-9 -0.0769231 0.6310 98.736 RS-3 -0.0384615 0.3150 99.051 TA-16 -0.038461538 0.3150 99.366 RL-7 -0.0384615 0.3150 99.681 RL-11 -0.0384615 0.3150 100 TOTAL -12.192308 100 100
Penghitungan pareto dilakukan pada atribut dengan nilai negatif yang
diurutkan mulai dari nilai yang paling rendah ke nilai yang paling tinggi, lalu
dilakukan penghitungan persentase dari tiap atribut dengan persentase total. Untuk
memperoleh hasil pareto, dibutuhkan nilai persentase akumulatif dari setiap atribut.
Gambar 4.3 Grafik Pareto Atribut Negatif SERVQUAL Subtura
Melalui Gambar 4.3 dapat dilihat jika bagian kiri dari grafis, mulai atribut
dengan kode RS-8 hingga atribut dengan kode TA-3 adalah 20% dari masalah yang
59
dapat menjadi solusi dari permasalahan kualitas jasa Subtura. Berdasarkan Tabel
4.6 dapat dilihat penjabaran nilai akumulatif yang dimiliki atribut dengan kode AS-
7 adalah 80,126% sehingga secara otomatis atribut yang berada di atas atribut AS-
7 adalah atribut yang paling berkontribusi dalam permasalahan kualitas ini.
Diperoleh sebanyak 20 atribut SERVQUAL, dapat dilihat pada Tabel 4.7, yang
harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas jasa desain profesional dari Subtura.
Tabel 4.7 Hasil Proses Seleksi Atribut SERVQUAL Menggunakan Pareto
Kode Atribut
TA-3 Firma memiliki media promosi berbasis internet dengan konten visual yang menarik dan aktif diperbarui
TA-1 Portofolio firma desain merepresentasikan pengalaman firma dalam industri ini
RS-2 Firma desain mudah untuk dihubungi
AS-6 Firma desain mengerti tentang project management
EM-6 Seluruh staf dalam firma paham tentang kontrak kerja yang disepakati dengan klien
TA-7 Firma menghasilkan desain yang lengkap dan terperinci sehingga mudah untuk dipahami dan diterapkan
RL-1 Keseluruhan proses desain diatur dalam sebuah timeline dengan kurun waktu yang wajar
RL-2 Firma desain selalu menepati waktu yang telah disepakati
RL-4 Firma desain aktif memberikan informasi terkait potensi perubahan anggaran proyek kepada klien
AS-8 Firma desain selalu mencari dan menggunakan cara-cara yang inovatif
TA-4 Firma menghasilkan desain yang orisinal dan kreatif
RL-8 Firma desain melakukan hal yang benar sejak awal proses desain dilakukan
AS-9 Staf terlihat percaya diri
AS-15 Firma desain menyediakan perlengkapan yang cukup kepada staf mereka untuk menghasilkan kinerja yang maksimal
TA-2 Firma desain memiliki referensi desain yang terbaru dan mengerti tentang trend terkini
TA-14 Presenter menguasai materi yang dipresentasikan
TA-10 Firma menggunakan perlengkapan yang layak
60
Kode Atribut
TA-11 Staf mengenakan pakaian yang pantas dihadapan klien
TA-15 Presenter dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya secara jelas
RS-8 Bersikap kooperatif dalam menanggapi setiap revisi yang diminta klien
Langkah terakhir yang dilakukan untuk merancang strategi perbaikan adalah
melakukan perincian pada 20 atribut SERVQUAL menggunakan diagram fishbone
(Ishikawa, 1996) yang dilakukan dengan dalam proses brainstorming bersama
pihak manajemen Subtura. Penjabaran hasil brainstorming adalah sebagai berikut:
• TA-3 Firma memiliki media promosi berbasis internet dengan konten
visual yang menarik dan aktif diperbarui.
Gambar 4.4 Diagram Fishbone Atribut TA-3
Atribut TA-3 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara membuat situs
pribadi firma dan membuat akun media sosial firma. Kedua media ini digunakan
sebagai alat yang membutuhkan dukungan admin dan divisi yang fokus pada
bidang pemasaran. Untuk menghasilkan media promosi yang aktif, firma harus
memiliki program berkala untuk mengisi konten dari media tersebut.
61
• TA-1 Portofolio firma desain merepresentasikan pengalaman firma dalam
industri ini.
Gambar 4.5 Diagram Fishbone Atribut TA-1
Atribut TA-1 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara melakukan usaha
kuratorial pada konten dari portofolio agar karya yang ditampillkan adalah karya
yang telah melalui proses seleksi dan mencerminkan karakter desain firma. Firma
juga harus berusaha lebih keras lagi untuk menambah pekerjaan dengan tingkat
kualitas dan keunikan yang tinggi agar konten portofolio firma dapat selalu
diperbarui.
• RS-2 Firma desain mudah untuk dihubungi.
Gambar 4.6 Diagram Fishbone Atribut RS-2
62
Atribut RS-2 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara memberlakukan jalur
komunikasi satu pintu. Hal ini dapat mempermudah firma dalam mengelola keluar
masuknya informasi dan menata alur komunikasi mereka dengan klien. Orang yang
bertanggung jawab pada hal ini juga harus memiliki komitmen yang lebih tinggi
lagi untuk selalu siap sedia menerima klien.
• AS-6 Firma desain mengerti tentang project management.
Gambar 4.7 Diagram Fishbone Atribut AS-6
Atribut AS-6 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara mewajibkan manajer
proyek untuk belajar ilmu manajemen proyek secara langsung dan mengaplikasikan
metode-metode pengaturan pada proyek yang dikerjakan. Manajer proyek harus
memiliki keahlian dalam keilmuan maupun penerapan manajemen proyek dan
dapat menghasilkan output seperti; durasi pengerjaan yang lebih terukur, ketepatan
waktu pengerjaan, dan melakukan penugasan kepada personel yang tepat.
63
• EM-6 Seluruh staf dalam firma paham tentang kontrak kerja yang
disepakati dengan klien.
Gambar 4.8 Diagram Fishbone Atribut EM-6
Atribut EM-6 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara membuat dan
menggunakan pola-pola kontrak kerja yang telah distandarisasi oleh firma.
Penyebaran informasi terkait kontrak kerja juga dapat terjadi jika seluruh tim lebih
dilibatkan dalam proses pre-service period.
• TA-7 Firma menghasilkan desain yang lengkap dan terperinci sehingga
mudah untuk dipahami dan diterapkan.
Gambar 4.9 Diagram Fishbone Atribut TA-7
64
Atribut TA-7 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara membuat GSM
(Graphic Standard Manual) pada seluruh aset visual yang akan diserahkan kepada
klien. Format blueprint yang dihasilkan juga harus menggunakan format dengan
standar internasional. Panduan pengaplikasian berupa booklet fisik maupun digital
harus menjadi dokumen standar yang diberikan kepada klien.
• RL-1 Keseluruhan proses desain diatur dalam sebuah timeline dengan
kurun waktu yang wajar.
Gambar 4.10 Diagram Fishbone Atribut RL-1
Atribut RL-1 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara menambah kontrol
manajer proyek pada pre-service period, service period, dan after-service period
agar manajer proyek memiliki pengalaman yang lebih menyeluruh sehingga dapat
merancang timeline dengan tepat.
65
• RL-2 Firma desain selalu menepati waktu yang telah disepakati.
Gambar 4.11 Diagram Fishbone Atribut RL-2
Atribut ini sangat berkaitan dengan kemampuan manajer proyek dalam
menakar skala proyek yang dikerjakan agar kemunduran deadline dapat dihindari.
Penerapan sistem deadline internal yang memiliki waktu lebih cepat dari deadline
yang dijanjikan kepada klien dan penambahan jam kerja untuk mempercepat proges
juga harus lebih sering dilakukan sebagai komitmen firma dalam menepati janji
mereka.
• RL-4 Firma desain aktif memberikan informasi terkait potensi perubahan
anggaran proyek kepada klien.
Gambar 4.12 Diagram Fishbone Atribut RL-4
66
Atribut RL-4 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara selalu berusaha
mencari informasi terbaru terkait harga material dan produksi. Subtura dapat
menggunakan teknologi cloud sharing untuk memudahkan proses pengumpulan
data yang dapat dilakukan oleh seluruh staf Subtura.. Dengan menggunakan cloud
sharing, Subtura juga dapat membagikan informasi yang perlu diketahui oleh klien
dengan lebih mudah dan dalam waktu yang lebih singkat.
• AS-8 Firma desain selalu mencari dan menggunakan cara-cara yang
inovatif.
Gambar 4.13 Diagram Fishbone Atribut AS-8
Atribut AS-8 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menambah kemampuan
baru dalam menggunakan teknologi augmented reality. Teknologi ini dapat
digunakan sebagai media visualisasi desain kepada klien. Penggunaan teknologi ini
juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi klien untuk menggunakan jasa desain
Subtura.
67
• TA-4 Firma menghasilkan desain yang orisinal dan kreatif.
Gambar 4.14 Diagram Fishbone Atribut TA-4
Atribut TA-4 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memperbanyak penelitian
pendahuluan tentang kebutuhan desain dan tren sebelum proses desain
dilaksanakan. Dalam teori metodologi desain, hal ini bisa dilakukan dengan
bantuan moodboard sebagai media brainstorming dan kemampuan teknik gambar
sketsa cepat untuk menghasilkan konsep desain.
• RL-8 Firma desain melakukan hal yang benar sejak awal proses desain
dilakukan.
Gambar 4.15 Diagram Fishbone Atribut RL-8
68
Atribut RL-8 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan memperbanyak penelitian
pendahuluan tentang kebutuhan klien. Melibatkan seluruh anggota tim juga dapat
membantu firma untuk mendapatkan lebih banyak sudut pandang sehingga dapat
merumuskan SOP (Standard Operating Procedure) yang cocok untuk digunakan
dalam operasional firma.
• AS-9 Staf terlihat percaya diri.
Gambar 4.16 Diagram Fishbone Atribut AS-9
Kepercayaan diri dari staf dapat meningkat ketika didukung dengan kondisi
lingkungan kerja yang supportive. Menjaga kondisi dalam lingkungan kerja wajib
dilakukan oleh seluruh anggota tim. Tingkatan pengetahuan juga berpengaruh
kepada kepercayaan diri dari tiap staf. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki,
staf akan semakin percaya pada kemampuan mereka dalam bertugas dan dalam
bersikap.
69
• AS-15 Firma desain menyediakan perlengkapan yang cukup kepada staf
mereka untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.
Gambar 4.17 Diagram Fishbone Atribut AS-15
Atribut AS-15 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan meninjau kinerja staf
untuk mengetahui perlengkapan apa saja yang dapat menambah efiesiensi dan
efektivitas kinerja mereka. Peningkatan kinerja dilakukan dengan memberikan
perlengkapan pada setiap desainer agar mereka dapat bekerja secara serentak.
Peningkatan kinerja juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan
kepada desainer junior agar mampu menghasilkan kinerja yang maksimal dengan
menggunakan perlengkapan yang tersedia.
• TA-2 Firma desain memiliki referensi desain yang terbaru dan mengerti
tentang tren terkini.
Gambar 4.18 Diagram Fishbone Atribut TA-2
70
Atribut TA-2 dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menjadwalkan waktu
forum diskusi internal yang diisi dengan pengayaan materi terkait tren terkini. Hal
yang harus diperhatikan dalam forum ini adalah keaktifan forum yang mampu
menstimulir anggota forum untuk ikut berkontribusi dalam mengisi materi forum
ini. Setiap staf dari firma harus dibiasakan untuk selalu memiliki insting observasi
yang dapat menjadi sumber referensi mereka selain buku dan internet.
• TA-14 Presenter menguasai materi yang dipresentasikan.
Gambar 4.19 Diagram Fishbone Atribut TA-14
Penggunaan hand-outs dalam setiap presentasi mampu membantu presenter
agar lebih menguasai materi yang akan dipresentasikan. Namun untuk lebih
meningkatkan kompetensi presenter, latihan presentasi secara intensif sangat
dibutuhkan, semakin sering presenter melakukan presentasi di depan klien maka
presenter akan semakin fasih melakukannya. Firma dapat menunjuk staf dengan
kemampuan public speaking yang baik untuk menjadi mentor bagi yang lain untuk
menunjukkan sikap supportive sehingga individu yang dilatih akan menjadi
semakin cepat berkembang.
71
• TA-10 Firma menggunakan perlengkapan yang layak.
Gambar 4.20 Diagram Fishbone Atribut TA-10
Atribut TA-10 dapat diperbaiki dengan cara meninjau kelayakan alat yang
digunakan dalam proses desain, terutama alat-alat yang menjadi media presentasi,
alat yang bersinggungan dengan klien. Perlengkapan yang dimiliki oleh Subtura
memang telah terlihat digunakan dalam waktu yang lama. Subtura dapat melakukan
peremajaan pada alat-alat yang sudah tidak layak pakai. Sedangkan untuk alat-alat
yang masih berfungsi dengan layak dapat dilakukan program pemeliharaan rutin
seperti; pembersihan data, penggantian case, dan lain-lain.
• TA-11 Staf mengenakan pakaian yang pantas dihadapan klien.
Gambar 4.21 Diagram Fishbone Atribut TA-11
72
Setiap staf harus memiliki sikap saling mendukung dan mengingatkan untuk
menjaga citra perusahaan. Cara berpakaian adalah aspek penting yang dilihat oleh
masyarakat dan terkadang mencerminkan citra seseorang. Dalam pekerjaan di
bidang kreatif memang tidak dituntut untuk selalu berpakaian formal, namun firma
harus dapat menyesuaikan cara berpakaian mereka dengan karakter dari klien yang
mereka hadapi.
• TA-15 Presenter dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya
secara jelas.
Gambar 4.22 Diagram Fishbone Atribut TA-15
Kemampuan berkomunikasi presenter yang ditunjuk oleh firma harus sangat
baik, namun terkadang klien masih kurang bisa menangkap maksud yang
disampaikan oleh presenter. Untuk mengatasi hal ini, Subtura harus menggunakan
medium tambahan seperti mockup atau model berbentuk fisik yang dapat
memunculkan pemahaman klien atau setidaknya memicu feedback dari klien terkait
desain yang dikerjakan.
73
• RS-8 Bersikap kooperatif dalam menanggapi setiap revisi yang diminta
klien.
Gambar 4.23 Diagram Fishbone Atribut RS-8
Atribut RS-8 berkaitan dengan cara bersikap yang dapat terlatih seiring dengan
pengalaman Subtura dalam menangani klien dengan berbagai macam karakter.
Pemahaman akan karakter klien harus dimiliki oleh Subtura agar mampu mengatasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya revisi yang dapat merugikan. Hubungan
kerja sama dengan klien harus diawali dengan komunikasi yang terbuka dan
informatif. Subtura juga harus mampu menangkap keinginan klien dan menyiapkan
desain-desain alternatif yang dapat membantu Subtura dalam menentukan langkah
tepat yang dapat menjembatani keinginan klien dalam proses desain Subtura.
Tabel 4.9 Kumpulan Strategi Peningkatan Kualitas Jasa Subtura Berdasarkan
Diagram Fishbone
Bidang Keterangan
1. Human
Resources
a. Mempekerjakan admin media sosial dan website b. Mengevaluasi kinerja staf c. Memiliki program pengembangan staf (human resources development program) d. Memperbaiki alur komunikasi internal e. Menjaga kondisi lingkungan kerja yang supportive f. Memiliki jadwal meeting internal yang rutin
74
Bidang Keterangan
2. Manajemen
a. Menambah kemampuan manajemen proyek dari project manager b. Menambah kontrol project manager dalam keseluruhan proses bisnis c. Menambah intensitas pengumpulan dokumentasi proses desain d. Menambah divisi pemasaran e. Menggunakan sistem manajemen dokumen
3. Teknologi
a. Membuat akun media sosial b. Membuat personal website c. Mengevaluasi kinerja peralatan yang digunakan d. Menggunakan teknologi baru (augmented reality, cloud sharing)
Diagram fishbone adalah panduan bagi firma jasa desain profesional dalam
melakukan usaha perbaikan untuk meningkatkan kualitas jasa mereka. Dalam studi
kasus yang dilakukan pada firma jasa desain Subtura, rincian dari penyebab-
penyebab yang diperoleh dari proses brainstorming menggunakan diagram
fishbone dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Berdasarkan diskusi yang merangkum hasil dari proses brainstorming pada
diagram fishbone dengan pihak manajemen Subtura, dapat ditarik kesimpulan jika
aspek-aspek yang harus ditingkatkan dan dapat memiliki dampak yang signifikan
adalah aspek human resources, manajerial, dan teknologi. Pada aspek human
resources, manajemen harus mempekerjakan admin yang bertanggung jawab pada
personal website dan akun media sosial Subtura, serta melakukan evaluasi dan
usaha pengembangan kinerja staf mereka. Manajemen juga harus memerhatikan
kondisi lingkungan kerja mereka agar menghasilkan budaya organisasi yang
suportif yang dapat memberikan dampak positif pada kinerja staf.
Pada aspek manajerial, manajemen dapat melakukan penambahan divisi
pemasaran sebagai usaha perluasan pasar yang juga dapat meningkatkan nilai
dimensi reliability dari firma Subtura. Selain itu, manajemen juga harus menambah
kontrol serta kapabilitas dari project manager yang akan sangat membantu
kelancaran proyek mereka. Penggunaan sistem manajemen dokumen juga akan
memudahkan manajemen dalam mengevaluasi dan melakukan pengawasan pada
proyek-proyek mereka.
75
Pada aspek teknologi, manajemen harus meningkatkan penggunaan teknologi
baru dalam bidang pemasaran, yaitu media sosial dan website. Penggunaan
teknologi baru dalam proses bisnis mereka seperti; augmented reality sebagai
media presentasi permodelan digital, serta teknologi cloud sharing sebagai jalur
distribusi dokumen, juga dapat meningkatkan nilai jual firma sebagai firma yang
inovatif dengan penggunaan teknologi terkini, dan dapat meningkatkan kualitas
penyampaian jasa desain yang mereka berikan kepada klien mereka.
Jika dilihat berdasarkan permasalahan Subtura terkait ketepatan waktu
penyampaian jasa yang hanya sebesar 29%, strategi yang dapat menjadi solusi bagi
permasalahan ini adalah strategi terkait bidang manajemen yaitu dengan
memperbaiki kemampuan manajemen proyek yang dimiliki oleh project manager
mereka. Perbaikan dalam jalur komunikasi internal firma juga diperlukan agar
masing-masing staf mengetahui kondisi proyek yang mereka kerjakan sehingga tiap
staf dapat memiliki motivasi yang sama dalam pengerjaan tiap proyek dari firma
desain Subtura. Permasalahan terkait loyalitas pelanggan sangat berkaitan dengan
ketepatan waktu penyampaian firma. Ketika klien berpendapat jika Subtura adalah
firma desain yang andal dan selalu dapat memberikan solusi desain terbaik bagi
mereka, hal ini tentu akan mempengaruhi loyalitas dari klien itu sendiri. Namun,
Subtura juga harus memiliki usaha publikasi karya-karya mereka, baik melalui
media sosial maupun website personal yang dapat meningkatkan kepercayaan pada
klien lama dan juga dapat menarik perhatian dari calon klien baru mereka. Opini-
opini yang dibangun oleh klien-klien loyal Subtura juga dapat meningkatkan
reputasi dari firma desain Subtura dan juga dapat memperluas pasar mereka.
76
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
77
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
2.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Diperoleh 60 atribut dalam 15 sub-dimensi SERVQUAL yaitu; aspek
desain, fasilitas fisik firma dan staf, presentasi verbal, ketepatan waktu,
anggaran, akurasi catatan, dapat diandalkan, tanggap dalam
berkomunikasi, inisiatif, fleksibilitas, berpengetahuan luas, kepercayaan
diri, dukungan kepada staf, komunikasi dengan klien dan memahami klien.
2. Melalui analisis SERVQUAL yang dilakukan pada firma desain Subtura,
diketahui jika kualitas jasa desain yang mereka berikan berada dalam
tingkat yang rendah dengan nilai -9,182.
3. Diketahui 20 atribut dimensi yang dapat berdampak signifikan pada
peningkatan kualitas jasa Subtura dan ditemukan rancangan strategi
perbaikan yang akan berfokus pada tiga aspek dengan rincian sebagai
berikut:
• Human resources, dengan mempekerjakan admin untuk personal
website dan akun media sosial Subtura, mengevaluasi staf,
membuat program pengembangan staf, dan menjaga kondisi
lingkungan kerja yang suportif.
• Manajemen, dengan meningkatkan kontrol serta kapabilitas project
manager, menambah divisi pemasaran, dan menggunakan sistem
manajemen dokomen.
• Teknologi, dengan membuat personal website dan akun media
sosial serta menambah penggunakan teknologi terkini; augmented
reality dan cloud sharing, dalam proses bisnis jasa desain
profesional.
78
5.2 Saran
Saran pada pengembangan yang dapat dilakukan pada penelitian ini adalah:
• Atribut dimensi SERVQUAL jasa desain profesional yang didapat dari
penelitian ini masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam dengan
menggunakan jumlah responden yang lebih banyak untuk menambah
validitas dari masing-masing atribut.
• Dibutuhkannya penelitian terkait metode perancangan strategi yang lebih
baik untuk digabungkan dengan penelitian ini, uji reliabilitas dengan
metode selain diagram fishbone seperti Quality Function Deployment atau
Kano setelah dilakukannya penghitungan SERVQUAL dapat membuat
upaya peningkatan kualitas jasa desain profesional menjadi lebih lengkap
dengan hasil strategi yang lebih terukur.
79
DAFTAR PUSTAKA Álvarez, J. C., López, J. F., & Perry, C. M. (2014). TOTAL QUALITY
CUSTOMER SATISFACTION MODEL. CBU International Conference Proceedings, 2, 1. https://doi.org/10.12955/cbup.v2.440
Archer, B. (1965). Systematic Method For Designer. Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. (2017). Rencana Strategis Badan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Jakarta. Bailey, J. E., & Pearson, S. W. (1983). Development of a Tool for Measuring and
Analyzing Computer User Satisfaction. Management Science, 29(5), 530–545. https://doi.org/10.1287/mnsc.29.5.530
Baker, J., & Lamb, Jr., C. W. (1994). Measuring Architectural Design Service Quality. Journal of Professional Services Marketing, 10(1), 89–106. https://doi.org/10.1300/J090v10n01_10
Beddowes, P., Gulliford S., Knight M., & Saunders I. (1987). Service success! Who is getting there (Operations Management Association). University of Nottingham.
Best, K. (2006). Design management: managing design strategy, process and implementation. Lausanne: AVA Academia.
Brogowicz, A. A., Delene, L. M., & Lyth, D. M. (1990). A Synthesised Service Quality Model with Managerial Implications. International Journal of Service Industry Management, 1(1), 27–45. https://doi.org/10.1108/09564239010001640
Brown, S. W., & Bond, E. U. (1995). The internal market/external market framework and service quality: Toward theory in services marketing. Journal of Marketing Management, 11(1–3), 25–39. https://doi.org/10.1080/0267257X.1995.9964327
Buell, R. W., Campbell, D., & Frei, F. X. (2016). How Do Customers Respond to Increased Service Quality Competition? Manufacturing & Service Operations Management, 18(4), 585–607. https://doi.org/10.1287/msom.2016.0589
Buzacott, J. A. (2000). Service system structure. International Journal of Production Economics, 68(1), 15–27. https://doi.org/10.1016/S0925-5273(99)00133-4
Cahyo, M., Lakoro, R., & Putra, K. S. (2013). Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Surabaya 2014-2015. Surabaya: Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Carman, J. M. (1990). Consumer Perceptions of Service Quality: An Assessment of the SERVQUAL Dimensions. Journal of Retailing, 66, 33–55.
Clatworthy, S., Nisula, J.-V., & Holmlid, S. (2009). DeThinking Service; ReThinking Design; Conference Proceedings ServDes, (059).
Cronin, J. J., & Taylor, S. A. (1992). Measuring Service Quality: A Reexamination and Extension. Journal of Marketing, 56(3), 55. https://doi.org/10.2307/1252296
Dabholkar, P. A. (1996). Consumer evaluations of new technology-based self-service options: An investigation of alternative models of service quality. International Journal of Research in Marketing, 13(1), 29–51.
80
https://doi.org/10.1016/0167-8116(95)00027-5 Daniel, C. N., & Berinyuy, L. P. (2010). Using the SERVQUAL Model to asses
Service Quality and Customer Satisfaction. An Empirical study of grocery stores in Umea. Umeå University, Sweden.
Freeman, K. D., & Dart, J. (1993). Measuring the Perceived Quality of Professional Business Services. Journal of Professional Services Marketing, 9(1), 27–47. https://doi.org/10.1300/J090v09n01_04
Frost, F. A., & Kumar, M. (2000). INTSERVQUAL – an internal adaptation of the GAP model in a large service organisation. Journal of Services Marketing, 14(5), 358–377. https://doi.org/10.1108/08876040010340991
Ghobadian, A., Speller, S., & Jones, M. (1994). Service Quality: Concepts and Models. International Journal of Quality & Reliability Management, 11(9), 43–66. https://doi.org/10.1108/02656719410074297
Grönroos, C. (1984). A Service Quality Model and its Marketing Implications. European Journal of Marketing, 18(4), 36–44. https://doi.org/10.1108/EUM0000000004784
Haywood-Farmer, J. (1988). A Conceptual Model of Service Quality. International Journal of Operations & Production Management, 8(6), 19–29. https://doi.org/10.1108/eb054839
Hölzl, W. (2005). Entrepreneurship, Entry and Exit in Creative Industries: An Exploratory Survey (Working Papers Series: Creative Industries in Vienna: Development, Dynamics and Potentials). Vienna: Wirtschaftsuniversität Wien. Vienna University of Economics and Business Administration. Retrieved from https://www.wu.ac.at/fileadmin/wu/d/i/geschichte/Folien/Hoelzl_EntryExit.pdf
Ishikawa, K. (1996). Guide to quality control (13. print). Tokyo: Asian Productivity Organization.
Ivančić, V. (2014). ImprovingThe Decision Making Process Trought The Pareto Principle Application. Ekonomska Misao Praksa, (23(2)), 633–655.
Johnston, R. (1987). A Framework for Developing a Quality Strategy in a Customer Processing Operation. International Journal of Quality & Reliability Management, 4(4), 37–46. https://doi.org/10.1108/eb002888
Jones, M. A., & Suh, J. (2000). Transaction-specific satisfaction and overall satisfaction: an empirical analysis. Journal of Services Marketing, 14(2), 147–159. https://doi.org/10.1108/08876040010371555
Kotler, P., & Bloom, P. N. (1984). Marketing Professional Services. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2007). Marketing management. New Delhi: Prentice Hall of India.
Kotler, P., & Turner, R. E. (1995). Marketing management: analysis, planning, and control. Scarborough, Ont.: Prentice Hall Canada.
Lehtinen, U., & Lehtinen, J. R. (1982). Service Quality: A Study of Quality Dimensions (unpublished working paper). Helsinki: Service Management Institute, Finland OY.
Likert, R. (1932). A Technique For The Measurement of Attitudes. Archives of Psychology, 22(140), 1–55.
81
Matzler, K., & Sauerwein, E. (2002). The factor structure of customer satisfaction: An empirical test of the importance grid and the penalty-reward-contrast analysis. International Journal of Service Industry Management, 13(4), 314–332. https://doi.org/10.1108/09564230210445078
Miettinen, S., & Koivisto, M. (2009). Designing services with innovative methods. Helsinki: University of Art and Design.
Moore, C. D. (1987). Outclass the competition with service distinction. Mortgage Banking, 47(11), 24–32.
Nash, A. (1988). Question of Service: Action Pack, Business Management Programme, Hotel and Catering Industry Training Board. London: National Consumer Council.
Oliver, R. L., & DeSarbo, W. S. (1988). Response Determinants in Satisfaction Judgments. Journal of Consumer Research, 14(4), 495. https://doi.org/10.1086/209131
Parasuraman, A., Zeithaml, V., & Berry, L. L. (1985). A Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future Research. Journal of Marketing, 49(4), 41. https://doi.org/10.2307/1251430
Parasuraman, A., Zeithaml, V., & Berry, L. L. (1988). SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, 64(1), 12–40.
Pareto, V. (1897). Cours d’Economie Politique, Lausanne and Paris. Paul, J., Mittal, A., & Srivastav, G. (2016). Impact of service quality on customer
satisfaction in private and public sector banks. International Journal of Bank Marketing, 34(5), 606–622. https://doi.org/10.1108/IJBM-03-2015-0030
Philip, G., & Hazlett, S. (1997). The measurement of service quality: a new P-C-P attributes model. International Journal of Quality & Reliability Management, 14(3), 260–286. https://doi.org/10.1108/02656719710165482
Sachari, A., & Sunarya, Y. Y. (2000). Pengantar Tinjauan Desain. Penerbit ITB. Stickdorn, M., & Schneider, J. (2011). THIS IS SERVICE DESIGN THINKING:
Basics, Tools, Cases. Hoboken, New Jersey: WILEY. Tague, N. R. (2005). The quality toolbox (2. ed). Milwaukee, Wis: ASQ Quality
Press. Teas, R. K. (1993). Expectations, Performance Evaluation and Consumers’
Perceptions of Quality. 57, 18-34. Journal of Marketing, 57, 18–34. Wicks, A. M., & Roethlein, C. J. (2009). A satisfaction-based definition of quality.
Journal of Business & Economic Studies, 15(1), 82–97. Widagdo. (1993). Desain, Teori, dan Praktek. Seni Jurnal Pengetahuan Dan
Penciptaan Seni. BP ISI Yogyakarta, 3(3). Yee, R. W. Y., Yeung, A. C. L., & Edwin Cheng, T. C. (2010). An empirical study
of employee loyalty, service quality and firm performance in the service industry. International Journal of Production Economics, 124(1), 109–120. https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2009.10.015
Young, J. A. (1985). THE QUALITY FOCUS AT HEWLETT-PACKARD. Journal of Business Strategy, 5(3), 6–9. https://doi.org/10.1108/eb039070
82
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
83
Lampiran A
Hasil Proses Wawancara Atribut Dimensi SERVQUAL
No. Komponen Dimensi Touchpoints
1 Informasi kontak jelas tertera
Initial Contact Calon klien mencari info tentang apakah firma desain dapat memenuhi kebutuhan klien dan mengatur pertemuan untuk pembahasan lebih lanjut tentang sebuah proyek.
2 Portofolio / hasil yang pernah dikerjakan mudah diakses
3 Front page di web atau social media terlihat baik
4 Keramahan cara komunikasi
5 Bahasa yang digunakan profesional
6 Knowledge
7 Mudah dihubungi
8 Portofolio yang mudah dilihat
9 Memiliki akun social media
10 Reputasi yang baik
11 Googling/search via instagram untuk mendapatkan info serta portofolio dari penyedia jasa
12 Online platform; instagram, behance
13 Akun sosial aktif
14 Ramah
15 Searching di internet untuk info visual yang bagus; web, instagram
16 Ada portofolio
17 Ada contact person yang jelas
18 Online portofolio
19 Easy to reach
20 Responsive
No. Komponen Dimensi Touchpoints
21 Tepat waktu
84
22 Fleksibel waktu dan tempat meeting
Meet Up Tim desain menunjukkan proposal kerja atau portofolio berdasarkan info dari calon klien dan calon klien menjabarkan kebutuhan mereka secara lebih rinci.
23 Komunikasi dan brainstorm tercipta dengan baik
24 Ekspektasi hasil dan biaya jelas
25 Terlihat meyakinkan
26 Tepat waktu
27 Tempat meeting yang sesuai/nyaman
28 Kejelasan penjelasan
29 Tepat memberikan solusi
30 Memperlihatkan portofolio
31 Memberikan referensi yang sesuai
32 Memberikan jaminan kualitas
33 Menjanjikan waktu durasi kerja yang cepat
34 Konsultasi masalah dapat solusi penyelesaian dengan gambaran bentuk yang akan dikerjakan
35 Attitude
36 Looks
37 The music he listened to
38 The way he talks
39 Bertemu di kantor firma memperlihatkan prospek kerja yang baik dari firma
40 Melihat situasi dan kondisi lingkungan kerja dapat menimbulkan rasa percaya
41 Workflow
42 Menunjukkan portofolio
43 Meet up di tempat umum/coffee shop
No. Komponen Dimensi Touchpoints
44 Hak dan kewajiban tertulis jelas dalam klausa kontrak kerja
Contract Dealing
85
45 Pembacaan klausa bersama (kesamaan pemahaman perjanjian)
Pada tahap ini calon klien mempelajari, menanyakan ulang, dan menyepakati konten atau isi kontrak kerja yang merangkum apa saja hasil (product), pelayanan (service), serta total durasi (duration) penyelesaian pekerjaan.
46 Deadline sesuai kesepakatan
47 Legalitas kontrak
48 Isi kontrak sesuai dengan pembicaraan sebelumnya
49 Dapat menyesuaikan dengan keinginan klien
50 Tercantum detail pekerjaan dan durasi yang jelas
51 Menjelaskan model pembayaran
52 Detail hak klien dan poin yang harus mereka tepati tertulis secara jelas
53 Ada kuota revisi
54 How many output that they should delivered
55 Kontrak jelas
56 Ketika ada masalah tidak harus dibawa ke platform yang rumit (cari win win solution)
57 Dengan kontrak yang jelas dapat dilihat sisi profesional penyedia jasa
58 Berbadan hukum
59 Memiliki NPWP
60 Profesional
No. Komponen Dimensi Touchpoints
61 Waktu deadline dan KPI jasa tertulis jelas Contract Signing Klien mengesahkan kesepakatan dengan menandatangani kontrak kerja tercetak.
62 Kualitas hasil tertulis jelas
63 Penawaran harga sesuai dengan kesepakatan dan sudah all-in
64 Terlihat komitmen
86
65 Detail pengerjaan, waktu dan anggaran tertulis dengan presentasi yang jelas dan menarik
66 Down payment 50%
67 Output preview
68 100% paid = output final
69 Semua perihal terkait proyek tertulis dengan jelas
70 Kejelasan kontrak dapat lebih meyakinkan saya menggunakan jasa mereka
71 Concept preview
72 Down payment 50%
73 Trusted
74 Negosiasi harga
75 DP diberikan sesuai perjanjian
No. Komponen Dimensi Touchpoints
76 Penggambaran jelas tiap timeline dalam proses dengan baik
Referencing & Scheduling Tahap ini adalah tahap diskusi secara tidak langsung untuk menentukan dua hal. Yang pertama adalah bertukar referensi desain antara kami dengan klien hingga acuan style dan material yang akan diaplikasikan disepakati. Firma desain
77 Brainstorm dan komunikasi tercipta dengan baik
78 Tanggung jawab dengan durasi yang disepakati
79 Referensi desain yang terangkum dengan baik
80 Penggambaran lebih detail tentang pengerjaan yang berlangsung berikut alternatif desain yang tersedia
81 Three different design alternative
82 Mood board
83 Mendapat alternatif desain dalam waktu yang cepat
84 Langsung dapat menerima revisi
87
85 Referensi yang diberikan up-to-date juga mengirimkan penjabaran jadwal dari durasi total yang tertera pada kontrak.
86 Clear timeline
87 Referensi desain sesuai dengan yang saya inginkan
88 Menepati waktu dalam timeline
No. Komponen Dimensi Touchpoints
89 Kesiapan slide dan showcase hasil jelas dan jujur
Presentation / Asisstance #1 Tahap ini adalah tahap di mana firma desain menunjukkan dan mendiskusikan progres pekerjaan yang telah berlangsung.
90 Penjabaran masalah jelas kepada klien
91 Tepat waktu
92 Kemampuan presentasi
93 Kehadiran tim yang terkait
94 Fleksibilitas waktu dan tempat
95 Konten presentasi yang jelas dan mudah dipahami
96 Sudah tersedia beberapa sketsa desain alternatif
97 Membawa aset/dokumen terkait proyek
98 Siap dengan jawaban pada setiap pertanyaan
99 Cara berkomunikasi yang baik
100 Menepati waktu pertemuan
101 Memberikan info teknis tentang desain yang akan dikerjakan
102 Sudah ada sampling/prototype dan beberapa alternatif
103 Desain alternatif sudah terlihat usaha maksimal
104 Dapat menghasilkan desain dengan cepat
88
105 Preview concept
106 Menjelaskan konsep yang akan dibuat
107 Menjelaskan alasan desain yang akan dikerjakan
No. Komponen Dimensi Touchpoints
108 Dokumentasi dari hasil diskusi dikumpulkan dengan lengkap
Discussion Summary #1 Tahap di mana firma desain mengirimkan catatan- catatan hasil diskusi yang terjadi pada pertemuan terakhir sebagai acuan revisi dan masukan progres selanjutnya.
109 Membagikan dokumentasi yang dibutuhkan klien untuk memantau progres pengerjaan desain
110 Memiliki insiatif untuk membuat hasil desain yang lebih baik
111 Firma desain mudah untuk dihubungi oleh klien untuk keperluan diskusi
112 Dalam hal ini saya meminta pada penyedia jasa untuk membuat desain yang benar-benar bagus dengan contract signing perihal budgeting
113 Saya akan menyerahkan ide yang saya pilih ke penyedia jasa
114 Diskusi dan komunikasi tercapai dengan baik
115 Apabila ada masalah disampaikan dengan baik dan jujur
116 Fleksibel untuk diajak diskusi
117 Memberikan progress update
118 Membantu pemilihan alternatif untuk dikembangkan
119 Mau menerima masukan
120 Hasil desain terlihat sesuai dengan anggaran
No. Komponen Dimensi Touchpoints
121 Firma desain menjabarkan hal penting terkait progres pengerjaan
Presentation / Asisstance #2 Tahap ini adalah tahap yang secara teknis sama dengan Tahap
122 Firma desain memperlihatkan update hasil desain sementara
123 Firma desain memiliki kemampuan untuk menangkap brief dari klien
89
124 Firma desain dapat memberikan revisi desain secara cepat berdasarkan brief terakhir dari klien
Presentation / Assintance #1, dengan materi pembahasan berupa hasil progress terbaru dan hasil revisi progres sebelumnya.
125 Memperlihatkan progres pengerjaan yang signifikan
126 Hasil dari diskusi diaplikasikan dalam progess
127 Siap, tepat dan tanggap
128 Sampling dan prototyping dari pengembangan poin sebelumnya
129 Presentasi yang menarik
130 Presentasi mudah dimengerti
No. Komponen Dimensi Touchpoints
131 Firma desain memiliki inisiatif untuk mengajak diskusi
Discussion Summary #2 Tahap ini adalah tahap yang secara teknis sama dengan Tahap Dicussion Summary #1, dengan materi pembahasan berupa hasil diskusi pertemuan yang kedua.
132 Firma desain menanyakan input dari klien terkait desain
133 Firma desain memberikan perhatian pada kepuasan klien
134 Pressing untuk penyedia jasa ketika masih ada ketidakcocokan desain
135 Saya akan tetap demanding untuk desain yang bagus
136 Revisi hanya bersifat minor
137 Open for discussion
138 Cepat mengerti dan membaca hasil diskusi dan langsung melakukan revisi
No. Komponen Dimensi Touchpoints
139 Proges yang signifikan
Presentation / Asisstance #3 Tahap ini adalah tahap yang secara teknis juga sama dengan Tahap Presentation /
140 Mencoba mengerti apa klien sudah cocok dengan desain yang dihasilkan
141 Bersedia menerima masukan
142 Memberikan feedback terkait masukan
90
143
Produk sudah siap digunakan untuk testing
Assintance #1 & #2, dengan materi pembahasan berupa hasil progres terbaru (hasil final) dan hasil revisi yang kedua.
No. Komponen Dimensi Touchpoints
144 Firma desain dapat memahami apa yang diinginkan oleh klien
Discussion Summary #3 Tahap ini adalah tahap yang secara teknis juga sama dengan Tahap Dicussion Summary #1 & #2, dengan materi pembahasan berupa hasil diskusi pertemuan yang ketiga yang merupakan diskusi terakhir.
145 Firma desain bersedia menerima masukan dari klien
146 Firma desain memberikan feedback terkait masukan dari klien
147 Sudah nge push penyedia jasa karena berhadapan dengan tenggat waktu
No. Komponen Dimensi Touchpoints
148 Kelengkapan aset desain sesuai dengan kontrak kerja Final Preview Tahap ini adalah tahap penentu di mana firma desain menunjukkan draft dari desain final yang bertujuan untuk menetapkan secara akhir konten desain (terkait teks, ukuran, atau keterangan tertentu) tanpa mengubah lagi
149 Durasi pengerjaan sesuai dengan kontrak kerja
150 Hasil desain yang sesuai dengan keinginan klien
151 Finishing touch saya akan memberikan warning kepada penyedia jasa
152
Waktu sangat padat sehingga saya akan banyak demanding
153 Saya akan mengulur waktu untuk pembayaran
154 Setiap poin dari revisi dan diskusi di address dan diaplikasikan
91
155 Kualitas hasil dan kuantitas sesuai ekspektasi atau bahkan melebihi ekspektasi
faktor estetika pada desain yang sudah hampir final. 156 Produk sudah siap dengan kualitas dan desain yang
disepakati
157 25% Payment
158 Mock up dan prototype dibawa
159 Bisa langsung dilihat implementasi desainnya
No. Komponen Dimensi Touchpoints
160 Penyerahan data dan kewajiban tepat waktu
Finalization Tahap ini adalah tahap terakhir dimana firma desain mengirimkan produk akhir hasil pekerjaan yang umumnya berupa gambar-gambar desain final beserta petunjuk pelengkapnya. Gambar- gambar tersebut diberikan dalam bentuk softcopy dan satu jilid gambar-gambar tercetak yang ukuran dan formatnya sesuai kontrak kesepakatan.
161 Penuntasan administrasi
162 Tepat waktu
163 Komunikasi dan relasi post-project terjalin dengan baik
164 Menyerahkan semua aset terkait
165 Kompilasi dokumen yang teratur
166 Memberikan support pasca proyek
167 Cara pelunasan/penagihan yang sopan
168 Hand over final product
169 Pelunasan
170 Review
171 Well delivered
172 Kelengkapan output
173 Greetings
174 Saying thanks
92
175 Kinerja stabil dari awal sampai akhir proyek
176 Melakukan evaluasi
177 Meminta saran
178 Memberikan cetak, print, dan lain-lain
179 Pelunasan
180 Review semua pekerjaan mereka dan memberikan kritik dan saran
181 Semua aset diserahkan
182 On time
183 Sesuai dengan kontrak
184 After sales service
185 Pelunasan 25%
93
Lampiran B
Kuesioner SERVQUAL
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 1 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Kuesioner Ekspektasi
Berikan penilaian pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan harapan Anda terkait Jasa Desain Profesional
1. Firma desain seharusnya memiliki portofolio yang merepresentasikan pengalamanfirma dalam industri iniMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
2. Firma desain sebaiknya memiliki referensi desain yang terbaru dan mengerti tentangtrend terkiniMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
3. Firma desain sebaiknya menggunakan media promosi berbasis internet dengan kontenvisual yang menarik dan aktif diperbaruiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
4. Firma desain seharusnya menghasilkan desain yang orisinal dan kreatifMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
94
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 2 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
5. Firma desain sebaiknya menghasilkan desain yang sesuai dengan keinginan klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
6. Firma desain seharusnya menghasilkan desain akhir yang memenuhi fungsi-fungsiyang dibutuhkan klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
7. Firma desain seharusnya menghasilkan desain yang lengkap dan terperinci sehinggamudah untuk dipahami dan diterapkanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
8. Firma desain seharusnya memiliki kantor yang layak untuk dikunjungiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
9. Firma desain seharusnya memiliki tempat meeting yang nyamanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
10. Firma desain seharusnya menggunakan perlengkapan yang layakMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
95
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 3 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
11. Staf dari firma desain seharusnya mengenakan pakaian yang pantas dihadapan klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
12. Firma desain seharusnya memiliki suasana kerja yang hangat, menunjukan hubungandan komunikasi yang baik antar karyawanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
13. Firma desain seharusnya memperlakukan klien seolah-olah firma mengharapkankedatangan klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
14. Presenter seharusnya menguasai materi yang dipresentasikanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
15. Presenter seharusnya dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya secara jelasMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
16. Presenter seharusnya mendengarkan serta menghargai masukan dari klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
96
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 4 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
17. Presenter seharusnya dapat menyesuaikan gaya presentasi untuk kenyamanan klien(formal atau informal)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
18. Seharusnya keseluruhan proses desain diatur dalam sebuah timeline dengan kurunwaktu yang wajarMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
19. Firma desain harus selalu menepati waktu yang telah disepakatiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
20. Total biaya proyek harus berada dalam batas yang dianggarkanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
21. Firma desain seharusnya aktif memberikan informasi terkait potensi perubahananggaran proyek kepada klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
22. Firma desain harus mengirimkan tagihan yang sesuaiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
97
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 5 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
23. Firma desain seharusnya mendokumentasikan semua perubahan yang terjadi selamaproses desain berlangsungMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
24. Rangkuman dari seluruh catatan penting pada setiap pertemuan harus dibagikankepada semua pihak yang terlibatMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
25. Firma desain harus selalu melakukan hal yang benar sejak awal proses desaindilakukanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
26. Firma desain seharusnya selalu melakukan apa yang mereka katakan akan merekalakukanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
27. Jika ada masalah yang muncul, firma desain harus dapat mengatasinya dengan baik(contoh; tetap mengacu pada kesepakatan) walaupun itu akan merugikan merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
98
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 6 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
28. Firma desain seharusnya secara aktif memantau proses produksi desain untukmemastikan hasil yang terbaik (post-service period)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
29. Firma desain seharusnya dapat menanggapi permintaan klien secara cepatMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
30. Firma desain harus selalu mudah untuk dihubungiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
31. Firma desain harus selalu berusaha secara total untuk menyelesaikan masalah dengansegeraMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
32. Firma desain seharusnya memberikan informasi terkait proses desain sehingga klientahu apa yang mereka harapkan dalam proses tersebutMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
99
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 7 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
33. Firma desain seharusnya menanggapi permintaan klien dengan sikap "inginmembantu"Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
34. Firma desain harus selalu siap sedia ketika klien membutuhkan merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
35. Firma desain seharusnya dapat menyesuaikan waktu dan tempat pertemuan denganjadwal klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
36. Firma desain seharusnya bersikap kooperatif dalam menanggapi setiap revisi yangdiminta klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
37. Firma desain seharusnya memiliki banyak pengalaman dalam bidang desain yangsesuai dengan kebutuhan klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
100
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 8 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
38. Firma desain seharusnya selalu memastikan kualitas desain yang dihasilkan (contoh;desainer senior seharusnya terlibat dalam keseluruhan proses)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
39. Firma desain seharusnya memerhatikan hal-hal yang detailMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
40. Firma desain seharusnya mengerti siapa klien mereka (contoh; dapat memberikanreferensi desain yang sesuai dengan keinginan klien)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
41. Firma desain seharusnya melakukan penelitian pendahuluan tentang subjek desainmerekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
42. Firma desain seharusnya mengerti tentang project managementMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
43. Firma desain seharusnya mengantisipasi potensi terjadinya masalah dan mengatasinyaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
101
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 9 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
44. Firma desain seharusnya selalu mencari dan menggunakan cara-cara yang inovatifMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
45. Staf firma desain harus terlihat percaya diriMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
46. Staf firma desain harus berperilaku sopan dan ramahMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
47. Klien seharusnya dapat memercayai firma untuk menjaga kerahasiaan dalam hubungankerjasama merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
48. Firma desain seharusnya dapat meyakinkan klien akan kejujuran merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
102
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 10 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
49. Seharusnya tidak ada pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan dalam susunankepegawaian firmaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
50. Seharusnya staf senior memberikan dukungan kepada staf juniorMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
51. Firma desain semestinya menyediakan perlengkapan yang cukup kepada staf merekauntuk menghasilkan kinerja yang maksimalMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
52. Firma desain seharusnya mendengar dan bereaksi sesuai dengan apa yangdikomunikasikan oleh klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
53. Firma desain harus menghargai klien merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
103
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 11 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
54. Implikasi dari solusi desain alternatif harus selalu didiskusikan terlebih dahulu denganklienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
55. Firma desain seharusnya menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
56. Firma desain semestinya selalu melibatkan klien ketika sedang berada dalam rapatbersamaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
57. Seluruh staf dalam firma harus paham tentang kontrak kerja yang disepakati denganklienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
58. Firma desain seharusnya mampu beradaptasi dan bekerja sesuai dengan karakter dankepribadian klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
104
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 12 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
59. Firma desain seharusnya melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan-tujuanyang muncul dari klienMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatPenting
60. Firma desain seharusnya memerhatikan kebutuhan klien yang sekiranya dapatmeningkatkan kualitas dari desain akhirMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat TidakPenting
SangatSetuju
Kuesioner PersepsiBerikan penilaian pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan apa yang Anda dapatkan ketika menggunakan jasa desain Subtura
61. Portofolio Subtura merepresentasikan pengalaman mereka dalam industri iniMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
62. Subtura memiliki referensi desain yang terbaru dan mengerti tentang trend terkiniMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
63. Subtura memiliki media promosi berbasis internet dengan konten visual yang menarikdan aktif diperbaruiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
105
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 13 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
64. Subtura menghasilkan desain yang orisinal dan kreatifMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
65. Hasil desain akhir sesuai dengan keinginan sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
66. Hasil desain akhir memenuhi fungsi-fungsi yang saya butuhkanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
67. Subtura menghasilkan desain yang lengkap dan terperinci sehingga mudah untuk sayapahami dan terapkanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
68. Subtura memiliki kantor yang layak untuk dikunjungiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
69. Subtura memiliki tempat meeting yang nyamanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
106
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 14 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
70. Subtura menggunakan perlengkapan yang layakMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
71. Staf Subtura mengenakan pakaian yang pantas dihadapan sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
72. Subtura memiliki suasana kerja yang hangat, menunjukan hubungan antar karyawanyang baik dan terbukanya komunikasiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
73. Ketika saya mengunjungi Subtura, saya diperlakukan seolah-olah merekamengharapkan kedatangan sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
74. Presenter menguasai materi yang dipresentasikanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
75. Presenter dapat menampilkan dan mengkomunikasikan idenya secara jelasMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
107
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 15 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
76. Presenter mendengarkan serta menghargai masukan dari sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
77. Presenter dapat menyesuaikan gaya presentasi untuk kenyamanan saya (formal atauinformal)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
78. Keseluruhan proses desain diatur dalam sebuah timeline dengan kurun waktu yangwajarMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
79. Subtura selalu menepati waktu yang telah disepakatiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
80. Total biaya proyek berada dalam batas yang dianggarkanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
81. Subtura aktif memberikan informasi terkait potensi perubahan anggaran proyek kepadasayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
108
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 16 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
82. Subtura mengirimkan tagihan yang sesuaiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
83. Subtura mendokumentasikan semua perubahan yang terjadi selama proses desainberlangsungMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
84. Rangkuman dari seluruh catatan penting pada setiap pertemuan dibagikan kepadasemua pihak yang terlibatMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
85. Subtura melakukan hal yang benar sejak awal proses desain dilakukanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
86. Subtura melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
87. Jika ada masalah yang muncul, dapat diatasi dengan baik (contoh; tetap mengacu padakesepakatan) walaupun itu akan merugikan merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
109
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 17 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
88. Subtura secara aktif memantau proses produksi desain untuk memastikan hasil yangterbaik (post-service period)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
89. Subtura menanggapi permintaan saya secara cepatMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
90. Subtura mudah untuk dihubungiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
91. Subtura berusaha secara total untuk menyelesaikan masalah dengan segeraMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
92. Subtura memberikan informasi terkait proses desain sehingga saya tahu apa yangdapat saya harapkan dalam proses tersebutMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
93. Subtura menanggapi permintaan saya dengan sikap "ingin membantu"Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
110
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 18 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
94. Subtura selalu siap sedia ketika saya membutuhkan merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
95. Subtura dapat menyesuaikan waktu dan tempat pertemuan dengan jadwal sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
96. Subtura bersikap kooperatif dalam menanggapi setiap revisi yang saya mintaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
97. Subtura memiliki banyak pengalaman dalam bidang desain yang sesuai dengankebutuhan sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
98. Subtura selalu memastikan kualitas desain yang dihasilkan (contoh; desainer seniorterlibat dalam keseluruhan proses)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
99. Subtura memberikan perhatian pada hal-hal yang detailMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
111
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 19 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
100. Subtura mengerti siapa klien mereka (contoh; dapat memberikan referensi desain yangsesuai dengan keinginan saya)Mark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
101. Subtura melakukan penelitian pendahuluan tentang subjek desain merekaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
102. Subtura mengerti tentang project managementMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
103. Subtura mengantisipasi potensi terjadinya masalah dan mengatasinyaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
104. Subtura selalu mencari dan menggunakan cara-cara yang inovatifMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
105. Staf Subtura terlihat percaya diriMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
112
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 20 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
106. Staf Subtura berperilaku sopan dan ramahMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
107. Saya percaya jika Subtura dapat menjaga kerahasiaan dalam hubungan kerjasama kamiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
108. Saya yakin akan kejujuran dari SubturaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
109. Tidak ada pemutusan hubungan kerja yang tidak beralasan dalam susunankepegawaian SubturaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
110. Staf senior memberikan dukungan kepada staf juniorMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
111. Subtura menyediakan perlengkapan yang cukup kepada staf mereka untukmenghasilkan kinerja yang maksimalMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
113
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 21 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
112. Subtura mendengar dan bereaksi sesuai dengan apa yang saya komunikasikanMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
113. Subtura menghargai sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
114. Implikasi dari solusi desain alternatif selalu didiskusikan terlebih dahulu dengan sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
115. Subtura menggunakan bahasa yang dapat saya mengertiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
116. Subtura selalu melibatkan saya ketika sedang berada dalam rapat bersamaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
117. Seluruh staf Subtura paham tentang kontrak kerja yang telah kami sepakatiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
114
24/07/2018, 14*09Mengukur Kualitas Jasa Desain Profesional
Page 22 of 22https://docs.google.com/forms/d/1TkYVnZ25QFAKFBRqGM9_nOlMytZg_4JpkDyBuNkYIvM/printform
Powered by
118. Subtura mampu beradaptasi dan bekerja sesuai dengan karakter dan kepribadian sayaMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
119. Subtura melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan yang saya milikiMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
120. Subtura memperhatikan kebutuhan saya yang sekiranya dapat meningkatkan kualitasdari desain akhirMark only one oval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Baik Sangat Baik
115
BIODATA PENULIS
Hairunnas, lahir di kota Pamekasan pada tanggal 11 Mei 1991,
anak sulung dari 5 bersaudara ini menempuh pendidikan
sekolahnya di SD Muhammadiyah 8-10 Banjarmasin, SMP
Muhammadiyah 5 Surabaya dan di SMA Negeri 2 Surabaya.
Selepas menyelesaikan jenjang SMA pada tahun 2009, penulis
mengambil studi perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung, Fakultas Seni
Rupa dan Desain. Jurusan Desain Produk adalah jurusan yang pada akhirnya dipilih
oleh penulis untuk dipelajari lebih dalam karena penulis memang memiliki minat
dan keterkaitan yang besar pada bidang-bidang kreatif. Pada tahun 2014, gelar
Strata 1 Sarjana Desain penulis dapatkan. Saat itu penulis sudah memiliki rencana
untuk langsung melanjutkan studinya. Sembari bekerja di PT. Nike Indonesia
sebagai nation visual merchandiser marketing, penulis menyempatkan diri untuk
mendaftarkan dan akhirnya diterima di Program Studi Magister Manajemen
Teknologi ITS degan Bidang Keahlian Manajemen Industri. NRP penulis adalah
09211650013044.
Pengambilan studi magister dalam bidang manajemen industri ini memang
dipilih oleh penulis, agar penulis dapat mengembangkan keilmuan desain yang
dimiliki dengan penambahan sudut pandang keilmuan manajemen. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian studi magister penulis yang ditulis pada tahun 2018
sebagai syarat kelulusan pendidikan Strata 2. Penelitian dengan judul
“Pengukuran Kualitas Jasa Desain Profesional” merupakan penelitian yang
sangat mewakili ketertarikan penulis pada bidang desain dan manajemen. Penulis
memiliki harapan untuk mengembangkan penelitian tersebut dan juga dapat terus
mengembangkan keilmuan yang dia miliki dengan cara terus belajar, menambah
ilmu yang dimiliki yang dapat menambah sudut pandang penulis dalam melihat,
mengamati dan menyelesaikan suatu masalah.