pengukuran elektrisitas jantung

14
PENGUKURAN ELEKTRISITAS JANTUNG Oleh : Nama : Qurrotu A’yunin NIM : B1J011164 Rombongan : IV Kelompok : 4 Asisten : Asri Hestiningsih LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

Upload: hasan

Post on 14-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan praktikum fisiologi hewan I

TRANSCRIPT

PENGUKURAN ELEKTRISITAS JANTUNG

Oleh :Nama: Qurrotu AyuninNIM: B1J011164Rombongan: IVKelompok: 4Asisten: Asri Hestiningsih

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2012I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangElectrocardiogram (ECG) merupakan fluktuasi potensial waktu jantung yang menggambarkan jumlah aljabar potensial aksi serabut-serabut miokardium pada sepotong kertas yang dapat bergerak (Evans, 1998). Gambaran electrocardiogram terdiri atas gelombang depolarisasi dan gelombang repolarisasi. Electrocardiogram normal terdiri atas sebuah gelombang P, sebuah gelombang T, dan sebuah gelombang kompleks QRS. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S. Gelombang P dan kompleks QRS itu dan keduanya daaptdisebut sebagai gelombang depolarisasi dan gelombang T disebut gelombang repolarisasi (Silvertorn, 2001).ECG (elektrocardiogram) adalah rekaman fluktuasi petensial aksi serabut myocardium selama siklus jantung. ECG menggunakan suatu elaktroda aktif atau eksplorasi yang dihubungkan dengan elektroda indiferen pada potensial nolatau diantara dua elektroda aktif. ECG menggunakan kertas yang bergerak untuk merekam fluktuasi dari denyut jantung, dimana kertas tersebut merupakan kotak-kotak kecil agar perhitungan siklus denyutan dapat lebih mudah. Elektrocardiogram (ECG) merupakan bentuk grafik yang dibuat oleh sebuah elektrocardiograf yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Eletrokardiogram berasal dari kata elektro yang berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung dan gram, sebuah kata Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting. Elektrocardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung tetapi ECG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas (Ganong, 1995).

Keterangan :-P : Depolarisasi atria-Q,R,S : Depolarisasi ventrikel-T : Repolarisasi atriaPercobaan ECG tidak di praktekan secara nyata pada praktikumnya karena Elektrocardiogramnya tidak dapat digunakan. Percobaan yang dilakukan hanya mengetahui teknik pengerjaanya apabila menggunakan Elektrocardiogram, sehingga hasil praktikum tidak dapat membandingkan bagaimana denyut jantung dengan kondisi fisiologis dari yang berbeda kecuali dari referensi. Menurut Yuwono (2001), denyut jantung rata-rata normal dalam keadaan istirahat pada orang dewasa adalah 70 denyut/menit sedangkan pada orang yang sedang melakukan aktivitas 100-120 denyut/menit.

1.2 TujuanTujuan praktikum ini adalah untuk menghitung jumlah detak jantung per menit pada individu dengan kondisi fisiologis berbeda.

II. MATERI DAN METODE2.1 MateriMateri yang digunakan pada praktikum ini adalah hand counter, elektrokardogram elektrik dan praktikan.

2.2 Metode1. Praktikan dengan kondisi fisiologis berbeda (lari, diam, kurus, obesitas, dan jalan santai) disiapkan.2. Praktikan diam duduk di kursi lalu denyut jantung dihitung menggunakan hand counter selama 1 menit.3. Praktikan obesitas dan kurus ditimbang berat badannya dan denyut jantung dihitung menggunakan hand counter selama 1 menit.4. Praktikan jalan santai berjalan-jalan sebentar kemudian dihitung denyut jantungnya selama 1 menit.5. Praktikan lari berlari sebentar kemudian dihitung denyut jantungnya.6. Praktikan merokok denyut jantung dihitung selama 1 menit.7. Praktikan wanita dihitung denyut jantungnya selama 1 menit.8. Kemudian dibandingkan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HasilTabel pengamatan ECG rombongan IV:No.PerlakuanJumlah denyut jantung/menit

1Wanita diam64

2Pria diam65

3Wanita jalan68

4Pria jalan80

5Wanita lari92

6Pria lari87

7Wanita kurus56

8Pria kurus75

9Wanita gemuk71

10Pria gemuk51

3.2 PembahasanBerdasarkan percobaan yang dilakukan, bahwa denyut jantung praktikan yang berlari sebanyak 98 denyut/menit, denyut jantung praktikan yang jalan sebanyak 79 denyut/menit, denyut jantung praktikan perokok sebanyak 57 denyut/menit, denyut jantung wanita 100 denyut/menit, denyut jantung praktikan kurus 71 denyut/menit dan denyut praktikan obesitas 90 denyut/menit. Menurut Gordon (1986) pada manusia, bayi yang baru lahir mempunyai denyut jantung kurang lebih 130/menit. Orang dewasa berumur 20 tahun denyut jantung kurang lebih 72/menit dan pada umur 45 tahun keatas jenyut jantung bergantung pada aktivitas, selain itu, juga dipengaruhi oleh syaraf dan hormon. Orang yang sedang istirahat jantungnya berdenyut kurang lebih 70 kali/menit dan memompa 70 ml darah setiap denyut. Sewaktu banyak bergerak atau beraktivitas misalnya berjalan atau berlari denyut jantung dapat menjadi 250/menit dan volume denyut lebih dari 150 ml yang membuat daya pompa jantung menjadi 20 25 liter tiap menitnya, orang yang sedang beristirahat denyut jantungnya 70 kali/menit.Cara kerja dengan Elektrokardiogram adalah awalnya elektrocardiogram dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat instrumentasi biomedis. Sadapan akan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang ditempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien. Sebuah sadapan diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat instrumentasi biomedis. Sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien. Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di ECG di sadapan yang berhubungan. Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada ECG di sadapan yang berhubungan. Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di ECG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B) (Braunwald, 1997).Segmen elevasi dalam sindrom brugad disebabkan oleh ion dalam keseimbangan councurent dan gradien voltage diantara epicardium dan endocardium (Ozeke, 2005).Orang dewasa normal dan dalam keadaan istirahat mempunyai frekuensi denyut jantung permenit (Yuwono, 2001). Perlakuan normal, pada jenis kelamin yang berbeda menghasilkan denyut jantung per menit yang berbeda pula. Obyek perlakuan berjenis kelamin wanita dengan berat badan 43 kg memiliki besar denyut jantung 61 denyutan per menit. Sedangkan perlakuan normal berjenis kelamin pria dengan berat badan 46 kg sebesar 68 denyut per menit. Terlihat bahwa deyut jantung wanita lebih kecil. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang dipaparkan Adisuwiryo (1981) dimana jenis kelamin wanita seharusnya memiliki denyut jantung lebih besar dari pria. Hal ini mungkin disebabkan karena praktikan pria sudah terbiasa melakukan aktivitas yang lebih berat dari wanita.Berat badan dapat mempengaruhi pula besar tidaknya denyut jantung. Yuwono (2001) mengatakan bahwa frekuensi denyut jantung berbanding terbalik dengan berat tubuh hewan. Perlakuan obyek pria normal dibandingkan dengan obyek pria perokok dimana berat obyek pria normal 46 kg memiliki denyut jantung 68 per menit, sedangkan perokok dengan berat 47 kg mempunyai denyut jantung 105 denyut per menit. Denyut jantung perokok lebih besar hal ini mungkin dikarenakan perlakuan yang dujikan kepadanya, bahan-bahan dari rokok yang dihisap menghalangi pertukaran difusi antar oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru sehingga kerja jantung lebih cepat untuk berkontraksi untuk memompa darah yang kaya oksigen lebih keras untuk menggantikan darah yang kaya karbondioksida. Hal ini dilakukan supaya kerja difusi kembali normal.Menurut Barness (1963), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja dari denyut jantung adalah:1. Aktivitas, denyut jantung akan bertambah secara lambat setelah makan atau dalam keadaan tenang 2. Ukuran dan umur, spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat3. Temperatur, denyut jantung biasanya bertambah dengan kenaikan temperatur dalam jangka waktu lingkungan normal4. Obat-obatan, penggunaan eteralkohol seringkali menyebabkan penurunan aktivitas jantung (Ganong, 1995).5. Stres fisiologi 6. Jenis Kelamin, jenis kelamin wanita memiliki denyut jantung yang lebih cepat karena berkaitan dengan metabolisme dalam tubuh, dimana pada wanita suplai makanan sangat tinggi dibandingkan pada laki-laki.7. Status reproduksi 8. Tekanan cairan dalam jantung menyebabkan peningatan denyut jatung (akselerasi) neuron motor yang berasal dari pusat vasomotor dalam medulla otak dan berakhir pada simpuls sinoatrium.9. Hormon. Misal adrenalin dapat meningkatkan kerja jantung.10. Syaraf otak. Knight (1995) menambahkan bahwa pengkonsumsian teh, kopi, alkohol dan tembakau secara berlebihan (sebagai perangsang saraf) dan beberapa obat penenang serta kegiatan fisik, keresahan, stress, dan emosi yang tinggi dapat meningkatkan aktivitas jantung.11. CO2. Meningkatnya konsentrasi karbondioksida dalam darah akan meningkatkan kecepatan kontraksi jantung. Menurut Adisuwirdjo (2001), kadar karbondioksida yang tinggi akan menaikkan frekuensi maupun kekuatan kontraksi jantung dan acetylcholine, morphin dapat mengurangi frekuensi jantung, sedangkan atropine, nikotin dapat mempercepat frekuensi denyut jantung. Kelainan-kelainan yang terjadi pada denyut jantung yaitu:1. Tachycardia yaitu kerja denyut jantung yang melebihi normal atau diatas normal.2. Bradycardia kerja denyut jantung di bawah normal (Gordon, 1986).3. Disritmia/ischemia4. Angina Pectoralis, disritmia/ischemia jantung terus menerus dapat mengakibatkan gangguan fungsi jantung, otot-otot jantung yang kekurangan oksigen dapat mengakibatkan terganggunya kerja jantung dan menimbulkan rasa sakit menusuk-nusuk di sekitar dada menembus sampai ke punggung dan menjalar ke lengan sebelah kiri, rasa sakit dan perasaan lelah seperti terbelenggu tali ini.5. Gangguan tekanan darah merupakan penyakit yang umum dijumpai pada negara berkembang seperti Indonesia, penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit tekanan darah rendah (hipotensi). Dilaporkan juga terdapat parasit seperti cacing yang ada dalam jantung (Proscer dan Brown, 1965).

IV. KESIMPULANBerdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan:1. ECG (Elektrocardiagram) adalah alat untuk menghitung aktivitas jantung permenit.2. Dewasa normal mempunyai frekuensi denyut jantung 70/menit dalam keadaan istirahat. Semakin berat aktivitas yang dilakukan seseorang maka semakin besar denyut jantung. Orang yang melakukan suatu latihan atau aktivitas, frekuensi denyut jantung yang normal adalah 160-200/menit. Wanita mempunyai denyut jantung yang lebih besar dari pada denyut jantung laki-laki dalam keadaan melakukan aktivitas.3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap denyut jantung adalah aktivitas, ukuran dan umur, temperatur, obat-obatan, stres fisiologis jenis kelamin, status reproduksi, tekanan cairan dalam jantung hormon, syaraf otak dan CO2.

DAFTAR REFERENSIAdisuwirdjo, D. 1981. Buku Ajar Dasar Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan. UNSOED, Purwokerto.Barness, R. D. 1963. Animal Physiology Principles and Adaption. Mc Munan, New York.

Evans, D. H. 1988. The Physiology of Fishes. CRC Press LLC Bocca Katon, Florida.

Ganong , W. F. 1995. Fisiologi Kedokteran ECG. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.Gordon, M. 1986. Animal Phyologi. Mac Millan Publisher. LTD, London.

Ozeke, O. MD, Dursun Aras, MD, Bilal Geyik,MD, Bulent Deveci, MD, Timur Selcuk, MD. 2005. Brugada-type Electrocardiographic Pattern Induced by Fever. Volume 5(2): 146-148 .Yuksek Ihtisas Hospital, Department of Cardiology, Ankara, TurkeyProsscer, C. L. and F. A. Brown. 1965. Comparative Animal Physiologi. W. B. Saunders Company, London.

Proscer, C. L. and F. A. Brown. 1965. Comparative Animal Physiologi. W. B. Saunders Company, London.

Silverthorn, D. V. 2001. Human Physiology an Integrated Approach: second Edition. Prentice Hall, New Jersey.

Yuwono, E. 2001. Fisilogi Hewan I. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto.