pengukuran daya reaktor kart! ni berdasarkan …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
TRANSCRIPT
PENGUKURAN DAYA REAKTOR KART!NI BERDASARKANANALISIS THERMOHIDROLIK TERAS
Syarip. Bambang Supardiyono. Y. Sardjono
Pusa~ Peneli~ian Nuklir Yogyakar~a
ABSTRAK
Telah dilakukan pengukuran daya ~ermal reak~or Kar~iniberdasarkan perbedaan suhu pusa~ bahan bakar ra~a-ra~adengan suhu air pendingin di seki~arnya. Pada ~ingka~ dayareak~or yang di~unjukkan oleh panel sis~em kendali sebesar50 kW dan 100 kW. hasil pengukuran memberikan harga yangcukup sesuai. yai~u dengan ~ak~or penyimpangan + 17 %. Suhu
pusa~ bahan bakar maximum gada kondisi ~ingka~ daya ~ersebu~masing-masing adalah 76.57 C dan 104.54 C.
ABSTRACT
Thermal power measuremen~ of ~he Kar~ini reac~or ~orbassed on ~he ~uel cen~erline and coolan~ ~empera~uredi~~erence. has been done. A~ 50 kW and 100 kW reac~or powerlevel shown on ~he panel con~rol sys~em. ~he measuremen~gave appropria~e resul~ i.e. wi~h 17% devia~ion. The maximum
o~uel cen~erline ~empera~ure a~ ~ha~ condi~ion are 76.57 Coand 104.54 C respec~ively.
I. PENDAHULUAN
Pengukuran daya reak~or nuklir adalah merupakan sua~u
pekerjaan ru~in yang harus selalu dilakukan secara periodik.
Daya yang di~ampi1kan pada panel sis~em ins~rumen~asi dan
kendali didalam ruang kendali reak~or Kar~ini. adalah besar-
nya daya reak~or berdasarkan indikasi arus/pulsa yang
berasal dari de~ek~or neu~ron. Di reak~or Kar~ini biasanya
dilakukan kalibrasi daya reak~or secara periodik se~iap 6
bulan sekali. a~au apabila ada perubahan kon~igurasi ~erasreak~or.
Didalam makalah ini dibahas sua~u me~ode pengukuran
daya reak~or berdasarkan perbedaan suhu pusa~ elemen bahan
199
200
bakar dengan suhu air pendingin dipermukaan elemen bahan
bakar, dan juga berdasarkan kenaikan suhu air pendingin yang
melintasi teras. Distribusi suhu bahan bakar didalam teras
diukur dengan menggunakan bahan bakar berinstrumentasi/
instrumented fuel element CIFE). Kemudian dari pola distri
busi tersebut dapat ditentukan suhu teras rata-rata, dan
posisi elemen bahan bakar didalam teras yang mewakili suhu
'teras rata-rata. Pada posisi ini suhu air pendingin Cpada
permukaan
'termokopel.
kelongsong bahan bakar), diukur menggunakan
II. PER?I NDAHAN PANAS D1DALAM ELEMEN BAKAR DAN 01STR1BUSI
SUHU TERAS REAKTOR KARTIN1
Elemen bahan bakar reaktor Kartini berbentuk silinder
dengan komposisi dan ukuran seperti yang terlihat pada
1ampi ran C1). Persamaan konduksi panas arah radial untuk
bahan bakar berbentuk silinder dapat dituliskan sebagai,
1r dT = _ q"r dr (1)
dimana q" adalah sumber panas volumetrik (homogen) dan kf
bakar) sampai r = rfT = T Csuhu pusat bahan bakar) sampai T = T Csuhu permuka-o f
an bahan bakar), lihat gambar pada lampiran (i), menghasil-
persamaan (1) untuk r = 0 Cpusat
Cpermukaan. bahan bakar) dan
adalah koefisien konduktivitas panas dari bahan bakar.
Integral dari bahan
untuk
o
kan
To
T f
J k r ( T) dT = (' rq" dr =~
2rf
4 q" (2)
Sehingga penurunan suhu di dalam bahan bakar dapat ditulis
sebagai
(~T) = Tf 0
q"2r
(3)
201
dimana k adalah konduktivitas panas rata-rata dari bahanrbakar
1- Tr
T
Tf Ok,r
CD dCD (4)
Jika didefinisikan rapat daya linier dari elemen bahan
bakar adalah q'. yaitu besarnya day a yang dibangkitkan per
satuan panjang •
.2.q' = IT r r .q"
maka persamaan (3) dapat ditulis menjadi
q'(b T) r = 4 IT k r
(5)
Dengan cara yang sama seperti penjabaran di atas, dapat
dicari besarnya penurunan suhu di dalam celah Cgap) antara
daging dengan dinding kelongsong bahan bakar. yaitu
= q"k-
g
2rr;3 (7)
adalah suhu permukaan kelongsong bagian dalam,k 9pengisi
di mana; Tcdan t masing-masing adalah konduktivitas panas gas9celah dan tebal celah. Untuk ketebalan celah yang
kecil maka persamaan (7) dapat ditulis menjadi
sangat
(bT) ='f<
q" r tr g_2. .Ie -
9
q'2:r;rr
(8)
Oleh karena setelah mengalami iradiasi celah antara
daging dengan dinding kelongsong bagian dalam dari bahan
bakar. akan menjadi tidak menentu. maka didefinisikan suatu
koefisien perpindahan panas efektif dari celah Ch). dimana9
besarnya h adalah sebagai fungsi ketebalan celah rata-rata.9konduktivitas gas. kekasaran permukaan. bahan kelongsong dan
juga burn-up. Dengan demikian. penurunan suhu di dalam celah
dapat ditulis sebagai
(1:.T)9
= q'2 n r h
f 9
202
(9)
Demikian halnya penurunan suhu didalam kelongsong bahan
bakar (1:.lJ, (pendekatan untuk t dan t = ketebalan ke-c 9 clongsong yang sangat kecil/tipis)~ dapat ditulis sebagai
(1:.T) c
• t= q __ c_
21<1 kf c
(10)
k adalah konduktivitas panas bahan kelongsong.cAkhirnya. perpindahan panas dari permukaan kelongsong
·bahan bakar bagian luar ke air pendingin,
sebagai
dapat dituliskan
q" = h (Ts s - T )f1(11)
dimana ; h adalah koefisien perpindahan panass konveksi
besarnya tergantung dari sifat-sifat dan kondisi aliran pen
dingin, T dan T masing-masing adalah suhu permukaan ke-s f1longsong bagian luar dan suhu pendingin. Sehingga penurunan
suhu ke pendingin (1:.T) adalahf1
( 1:.T)=T-T =q"
f1sf1h""
sq" r
2q'f =
=h 2Cr +t )h21« r +t )s
f c sf c
Jumlahan dari persamaan-persamaan (5), (9),
(12)
(10) dan
persamaan (12), menghasilkan besarnya penurunan suhu total
didalam elemen bahan bakar, yaitu penurunan suhu dari pusat
bahan bakar ke pendingin
q'{~+_1_+
t'fT
- T c= -- +
0f 12n I2k hkh (,+t)
f f 9csfc
} ( 13)
I
III. ANALISIS HASIL PENGUKURAN DAYA DAN PEMBUATAN SISTEM
PENAMPIL DAYA
Dengan mengukur besarnya perbedaan suhu antara suhu
203
pusat bahan bakar dengan suhu air pendingin, CT - T ) padao f1persamaan (13) maka dapat ditentukan besarnya daya yang di-
bangkitkan persatuan panjang Cq'), untuk harga-harga k, kf cdan h. Harga-harga k , k dan h semuanya merupakan fungsis f c ssuhu tetapi untuk kondisi suhu tertentu semuanya dapat di-
anggap sebagai suatu tetapan.
Untuk menentukan daya termal rata-rata maka harus di-
cari harga q' rata-rata Cq'). Cara menentukan q' adalah
dengan mengukur distribusi suhu bahan bakar di dalam teras.
Setelah diperoleh distribusi suhu teras, kemudian ditentukan
besarnya suhu rata-rata teras Csuhu bahan bakar rata-rata di
dalam teras), untuk tingkat daya tertentu. Dengan demikian
dapat ditentukan, posisi transduser suhu Ctermokopel) di
dalam teras yang mewakili suhu teras rata-rata.
Daya termal rata-rata yang dibangkitkan di dalam teras
reaktor CP) dapat dihitung dari hubungan
P = q' L NC (14)
dimana : L adalah panjang bahan bakar aktif, N dan C masing
masing adalah jumlah total elemen bahan bakar di dalam teras
dan fraksi daya teras yang dibangkitkan di dalam bahan bakar.
Pada posisi dimana keluaran dari t~rmokopel mewakili
besarnya suhu rata-rata teras, dapat pula dipakai untuk
mengukur suhu air pendingin mas uk CT.) dan suhu air pen~dingin keluar teras CT). Dengan mengetahui perbedaan antaraosuhu pendingin masuk dan suhu pendingin keluar teras CT -T.)o ~daya termal reaktor rata-rata dapat pula ditentukan dari
hubungan
P = G C CTo (15)
dimana G adalah laju aliran pendingin dan C adalah panas
jenis air pendingin. Persamaan (15) di atas adalah sama
dengan kenaikan enthalpi total dari air pendingin.
Oleh karena G = V p A , di mana V adalah kecepatan airf
pendingin rata-rata yang melintasi teras, p dan A· masingfmasing adalah panas jenis dan luas aliran total dari air
204
pendingin. Maka persamaan (15) dapat ditulis menjadi
P = p C V A CTf 0 T )i.
(16)
Berdasarkan persamaan Poiseuile. turunnya tekanan C~P )fdari suatu aliran laminer dengan kecepatan rata-rata V di
dalam suatu silinder adalah
P =f
di mana IT adalah kekentalan air pendingin.
(17)
L dan D masing-
masing adalah panjang dan diameter dari silinder Csaluran) .
.Jika susunan kisi-kisi teras reaktor Kartini dianggap
kisi t.riangular. maka diameter ekivalen dari saluran adalah
273IT ( ~) 2 _ 1 ]
(18)
di mana: d dan P masing-masing adalah diameter elemen bahan
bakar dan jarak antar pusat bahan bakar.
Persamaan (17) berlaku untuk saluran yang mempunyai
penampang lingkaran Csilinder). Jika dianggap. saluran pen-'
dingin di dalam teras reaktor Kartini mempunyai penampang
lingkaran dengan diameter
(17) dapat ditulis menjadi
32 V L
D 2€I
sama dengan D •€I
maka persamaan
(19)
Jika p dan p adalah panas jenis air pendingin yang mas uk1 2dan keluar teras Cdari saluran). maka tekanan diferensial
rata-ratanya didekati oleh .:.(p - p ) 9 L. dimana 9 adalah2 1 2percepatan gravitasi. Oleh karena itu persamaan (19) dapat
menghasilkan hubungan
V =(p _p ) 9 D 21 2 e
64 IT
(20)
di mana IT adalah kekentalan air pendingin rata-rata.
Substitusi persamaan (20) dan (16) dengan mengambil p
sebagai rata-rata sama dengan1- Cp - p )2 1 2
maka diperoleh
205
hubungan
p =128 IT
T )1 (21)
Hasil pengukuran dis~ribusi suhu bahan bakar pada ber
bagai posis~ ring didalam ~eras ~ercan~um pada ~abel (1) dan
~abel (2) at.aut.erlukiskanpada gambar (1). Besarnya daya
~ermal rat.a-rat·adihit.ungdari hubungan persamaan (13) dan
(14) dan (21) dengan memasukkan harga ~e~apan - ~e~apan
seper~i yang ~ercan~um pada lampiran (1). dan da~a-da~a pada
kondisi sis~em pendingin primer dima~ikan. Hasil perhi~ungan
daya reak~or berdasar data pengukuran suhu teras. selengkap
nya ~ercan~um pada ~abel (3).
Car-a penen~uan harga suhu ~eras ra~a-rata adalah ber
dasarkan hubungan
(0T(X) dxT = _3 _
di mana : untuk daya 50 kW dengan sistem primer hidup dan
sis~em primer ma~i (lihat gambar 2) masing-masing adalah
T(x) = - 1.635 x + 83.12
dan T(X) = - 2.189 x + 103.9
sedangkan untuk daya 100 kW dengan sis~em primer hidup dan
sistem primer ma~i masing-masing adalah :
T(X) = - 2.461 x + 114.9
dan T(X) = - 3.057 x + 139.7
Suhu rata-rata teras untuk daya reaktor 50 kW dan 100 kW
dengan sis~em pendingin primer dihidupkan dan sistem primer
dimatikan. demikian pula lokasi ring yang mewakili suhu
ra~a-ra~a teras. serta suhu air pendingin rata-rata pada
lokasi ~ersebu~ ~ercantum pada tabel (4).
Berdasakan ~enomena seper~i yang ~elah diuraikan dia~as
maka besarnya daya ~ermal ra~a-ra~a dari reak~or dapa~ seca
ra langsung diukur dan di~ampilkan. yai~u dengan menggunakan
rangkaian penjumlah dan pengganda (mul~iplier) tegangan.
Keterangan
Tabel 1. Hasil pengukuran suhu pusat bahan bakar rata-ratapada berbagai posisi ring. pada daya 50 kW
PosisiI'ing Suhu IFE rata-rata (oC) Suhu
daripusat. bahan bakar
t.eras (cm)91112rata-rata (oC)
'pph
ppmpphppmpphppmpphppm
B C 3.93)
76.7395.0875.4594,5877.5296.2276.5795.29
C (
7,85)71.3088,1970,1785,5771,2585,9370.4187.23
Dell ,77)
54•1877.9462.5575,6554,2377.7063,6977,42
E (15,69)
58,2168.9657•5167,8658,3769,0758.0368.99
F (19,61)
50,8562,0550,0360.4951.2961,9550,7251.50
pph = sistem pendingin primer dihidupkan
ppm = sistem pendingin primer dimatikan
9, ii, 12 = posisi thermocouple di dalam teras
t\)oCJ)
Keterangan
Tabel 2. Hasil pengukuran suhu pusat bahan bakar rata-ratapada berbagai posisi ring. pada daya 100 kW
Posisi ring Suhu IFE rata-rata CoC) Suhudari
pusat bahan bakarteras Ccm)
91112rata-rata CoC)
pph
ppmpphppmpphppmpphppm
B ( 3.93)
105 •61128.93104 •23127.80103 •52127 •16104 •45127.96
C ( 7.85)
99.39119.2396.83117.8596.39117.1397.54118 •07
D (11.77)
86,22100.6784.02100,2984.5099.3984.91100. 12
E C15,69)
76,0391.1476.1191.3575,6589.4275,9390,54
F (19,61)
57.3382 •7166.4881 ,2167.2681.3457,0281,75
pph = sistem pendingin primer dihidupkan
ppm = sistem pendingin primer dimatikan
9. 11. 12 = posisi thermocouple di dalam teras
!\:)o--J
208
GP.AfIK SUHU PUSAT BAHAM BAKAR US RINe
82
79
T
12
RIK<; (JARfiK »ARI PUSAT TERAS) CM
() 58~~~ 52 i1% ..,
~ 1
0~ 46
5 I~ ~J
b. PPIi (PRIMER "lOOP)
o PPM <PRIKER MATI>
1~T
18
Gambar 1. Grarik suhu pusat bahan bakar sebagai ~ungsi jarak
dari pusat..teras
209
CMfI K SUHU PUSAt BAHAH BtlKAR US RIHC, 1)A'U1 199 KW
109
192
95
89
() 81
b. PPH (PRIMER HlooP)
o PPM (PRIMER MATI>
T
t 1'2 1'5
RING (JRAAK OORI P!.iSRT tERAS)
Gambar 2.Gra~ik suhu pusal bahan bakar sebagai ~ungsi jarak
dari pusat teras
210
Tabel 3. Hasil perhi~ungan daya reak~or berdasar da~a-da~a
pengukuran suhu teras dan suhu pendingin yang me
lintasi ~eras reak~or.
Daya pada panelDaya ~erukur*Daya ~erukur**
CkW)
CkW)CkW)
50
6943
100
11693
* = dihitung berdasar hubungan persamaan (14)
** = dihi~ung berdasar hubungan persamaan (21).
Tabel 4. Suhu teras dan air pendingin ra~a-ra~a dan posisi
bahan bakar ekivalen pada suhu ~eras ra~a-ra~a.
DayaSuhu b.bakarPosisib.bakarTi.ToT
reak~orrata-rataekivalen Cring)
CkW)(TOC) COC)(oC)COC)
50 pph
64.32an~ara ring C&D353535
50 ppm
77.83.an~ara ring C&D4042.541.2
100 pph
86.59an~ara ring C&D37.537.537.5
100 ppm
104.54an~ara ring C&D42.547.545
pph
ppm
T.• T dan TL Co
= sis~em pendingin primer hidup
= sis~empendingin primer dima~ikan
= masing - masing suhu air pendingin masuk.
keluar dan ra~a-ra~a dari ~eras pada posisi
an~ara ring C dan ring D.
211
DaLa-daLa karakLerisLik air pendingin sebagai ~ungsi suhu
Suhu COC)ClOt 6N det./m2)K CW/moK)
°3Cp CJ/gr K) Cgr/cm )
29
-0,617-0,9960
33
776--0,9948.
36
724-4,1800,9936
40
6540,6314 ,179o ,9921
45
607--0,9899
50
560,50.6424 •182 .0,9876
60
4670.6534 ,1850,9831
Rangkaian penjumlah digunakan unt.uk menjumlah/mengurangkan
suhu pus at.bahan bakar yait.u keluaran dari Inst.rumented Fuel
ElemenL CIFE) dengan keluaran dari t.errnokopelpengukur suhu
air pendingin didalam t.eras. Sedangkan rangkaian pengganda
dipakai untuk mengalikan Legangan keluaran dari ~lowmeter
yang dipasang didalam Leras. selisih Legangan termokopel
pengukur suhu air mas uk dan keluar t.eras reakt.or.
Pemasangan ~lowmet.er didalam t.eras, demikian pula jenis
~lowmet.er yang mampu rnengukur laju aliran dalam t.eras yang
sangat. lambat.. sangat. sulit. unt.uk direalisasikan. Oleh
karena it.urangkaian pengganda ini hanya dapat. dipergunakan
unt.uk rnengalikan Legangan keluaran dari ~lowmet.er yanng di
pasang pada sist.em primer dengan selisih Legangan dari
Lransduser pengukur suhu air mas uk dan keluaran alat. pe
mindah panas.
Pembuatan sistem penampil daya reakt.or berdasarkan suhu
bahan bakar dan pendingin ini bel urn selesai secara tunt.as,
walaupun demikian pada gambar 3 dan gambar 4 dapat. dilihat
sebagian dari rangkaian sist.ernt.ersebuL.
212
A
0.2V 100k ~
1~21~ ~VX.Vyx •••'=" . Vref
100 ,
..L.. 6k3-r- A
Vy 100k
3k3
A -A1 4Q,Q1 2
D,D1 2
Vret
AD 741 J.K
AD 818
1 N91 4
Gambar 3. Rangkaian penampil daya reaktor
l'::::~~~
Gambar 4. Rangkaian penampil suhu bahan bakar
213
IV. KESI MPULAN
Dar i dat.a-dat..a hasi 1 penguk uran dan perhitungan daya
reaktor pada posisi panel sistem kendali 50 kW dan 100 kW,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Daya yang ditampilkan pada sistem kendali dengan daya
yang terukur / terhitung, menunjukkan angka / hasil yang
hampir sama, yaitu dengan deviasi ~ 17 %2. Suhu pusat bahan bakar maximum di dalam teras pada daya
50 kW dan 100 kW masing - masing adalah 76,57°C dan
104,45°C d~ngan sistem pendingin primer dijalankan.
UCAPAN TERlMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh star dan teknisi Bidang Reaktor PPNY,
khususnya kepada Wahyu Imam Wijaya, SUTna.rdi, Har iyant.o dan
Noor Harjono yang telah membantu dalam pengumpulan data dan
pengetikan makalah.
ACUAN
1. James J. Duderstatd, "Nuclear reactor analysis ", John
Wiley & Sons Inc. 1976.
2. Samuel Glasstone & Alexander Sesonske, ..Nuclear reactor
Engineering ", Van Nostrand Reinhold Co. 1981.
3. RHS Wintertone, " Thermal Design or Nuclear Reactors"
PergamnPress,1981.
4.J.Sarjono," Pengukuranreakti vitasXenon-135sebagai
F'ungsi
Lama OperasireaktorKar tini ",Skri'psi,Teknik
Nuklir
UGM,1983.
5.DanielH.Shei ngol d(editor),"NonlinearcircuitHand-
book ", Analog Devices, Inc, 1976.
214
Lampiran 1.
Deskripsi bahan bakar, teras reaktor, dan parameter
hidrolik teras reaktor Kartini.
termo-
- Gambar penampang melintang
elemen bahan bakar tipe 102
- Bentuk elemen bahan bakar
adalah silinder yang berisi
serbuk UZrH dengan perkaya
an U-235 20 X.
jari-jari daging elemen bakar CUZrH), r = 1,79 emfkonduktivitas UZrH, k = 0,18 W/cm °cf
- tebal kelongsong CAI), t = 0,0762 eme- konduktivitas kelongsong, k e
tinggi elemen bakar aktif, L
= 2,05 W/cm °c= 35,6 em
jumlah elemen bahan bakar di dalam teras, N = 75 buah
jari-jari teras reaktor R = 24,75 em
koerisien perpindahan panas konveksi, hs =0,335 W/em2 °cCatatan :
Koefisien perpindahan panas berdasar konveksi alam Ch) dig
anggap mengikuti hubungan empiris
Nu
h D9
- -k--O.2~ 9
= 0,55 CGr Pr) untuk Gr Pr ~ 10
Gr dan Pr masing-masing adalah bilangan Grashof dan bilangan
Prandl, D diameter Chidrolis) dan k konduktivitas air pen
dingin.
215
TANYA JAWAB
1. RPH Isml1ntoyo
Apa tl1jl1andasar dari eksperimen ini dan akan di~l1nakan
l1ntl1kapa hasiLnya ini ?
Kom.entar
a. Kesimpl1Lan no.2 perLl1 direvisi karena qUCr:>:::::¢ Cr:>
yang akan m.erl1pafl..anfl1n~si BeisseL l1ntl1k reaktor
siLinder. Dan dari ketidak tepatan daLam penl1njl1kan
daya, sebetl1Lnya akan memberikan ketidak pastian yan~
besar puLa
b. Harea h pada eap saneat sl1Lit ditentl1kan biLa teLah
m.emiLU~i bl1rn-l1pdisampine itl1jl1ea harea k di bahan
b~~ar akan berl1bah biLa teLah memiLiki bl1rn-l1p
Jawaban
Tl1jl1aneksperim.en l1nt'tL~membandin~kan/men~kaL ibrasi daya
yane tertampiL pada paneL yane berdasar proses nel1tronik.
a. Akan kami revisi, terim.a kasih
b. Betl1Ldemikian, tetapi oLeh karena bl1rn-l1pbahan bakar
reaktor Kartini saneat keciL, kami beLum memperhitl1ne
kan.
2. Utaja
a. ALiran daLam teras mestinya torbl1Len. bagaim.ana ini ?b. R'U.lT!.US T -T =
o fbaeaimana ini ?
~ sebenarnya tidak satl1 arah.
Jawaban
a. Tereantl1ne perandaian yang diambiL. dan ter~antl1n~ pe
ninjal1an kita Cbisa dian~eap Laminer berdasar biLanean
ReynoLd - 755:>
b. Benar. tetapi kami menehitl1n~ pada sl1hu teras ratao
rata~ 50 C
3. Endiah PH
Bagaiman..acara menel1kur Cmeneetahl1i:> kecepatan aL iran
pendinein pada reaktor Kartini. meneineat pendin~in
216
adaLah aLiran diam
Jawaban
Kami tidak meneukur kecepatan aLiran air pendinein dida
Lam teras karena memane sulit diukur. oleh karena itu
pada persamaan tid~~ ada kecepatan pendinein (dieliminir
oleh..perbedaan berat jenis pendineirO
4. Dewanto 5
DaLam menentukan koefisien perpindahan panas dari bahan
bakar (uranium0 apakah anda memperhitunekan juea perubah
an. koefisien tersebut karena perubahan burn-up bahan
bakar
Jawaban.
Tidak. kami meneaneeap kf konstan (rata-rata~ pada
tertentu dan pada kondisi baru (burn-up per elemen
bakar reaktor Kartini masih saneat kecil yaitu 20
elemen~
suhu
bahan
HWH/