pengujian nilai spesifitas dan sensitivitas hasil pemeriksaan metode aglutinasi-ayling sanjaya

8
wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30 PENGUJIAN NILAI SPESIFITAS DAN SENSITIVITAS HASIL PEMERIKSAAN METODE AGLUTINASI TERHADAP ELISA DALAM PEMERIKSAAN ANTIBODI IG G TOXOPLASMA PADA WANITA HAMIL DI PUSKESMAS PEGIRIKAN SURABAYA Oleh : Ayling Sanjaya Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Suranaya Abstrak Berdasar hasil penelitian yang dilakukan pada 100 responden yaitu wanita hamil di PKM Pegirikan Surabaya dengan m,enggunakan Plasmatec Latex Agglutination (LA) maka didapatkan 14% seropositif IgG terhadap Toxoplasma gondii (T.gondii) dan 37% seropositif IgG T.gondii dengan uji ELISA (TOXOLISA). Kemudian dilakukan pengukuran nilai uji diagnostic dalam hal sensitivitas Plasmatec LA terhadap Toxolisa IgG ELISA sebesar 32,4% dan spesifisitas plasmatic LA terhadap Toxolisa IgG ELISA sebesar 96,8%. Sedangkan sensitifitas Toxolisa IgG ELISA sebesar 98,3 % dengan spesifisitas sebesar 99,2 %. Melihat dari hasil yang ada maka dapat dilihat bahwa Toxolisa IgG ELISA memiliki nilai uji diagnostic yang lebih tinggi dari pada plasmatec LA dan dapat dipertimbangkan sebagai sarana skrining maupun diagnostic toksoplasmosis. Kata Kunci : Toxoplasma gondii, wanita hamil , plasmatec LA, Toxolisa IgG ELISA PENDAHULUAN Toxoplasma gondii (T.gondii) merupakan protozoa yang bersifat intraseluler oblogat. Protozoa bersel satu ini termasuk didalam Phylum Apicomplkexa, Familia Sarcocystidae, Genus Toxoplasma. Toxoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa T gondii yang dapaty menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada manusia maupun pada binatang. Infeksi oleh T Gondii ini sering bersifat keonis dan asimtomatis dan menyebar diseluruh dunia. (Chai, 1997 ; Singh, 2003) Toxoplasmagondii pertama kali ditemukan pada binatang pengerat yaitu Ctenodactylus gundii di laboratorium di Tunisia dan pada seekor kelinci di laboratorium di Brazil ( Gandahusada, 1998 ) Toxoplasmosis merupakan suatu penyakit zoonosis yang menjangkiti penduduk hamper seluruh dunia. Hospes difinitifnya adalah kucing. Sifat kosmopolit penyakit ini ditunjukkan dengan ditemukannya penyakit ini diberbagai Negara diseluruh dunia, termasuk Indonesia. (Gandahu- ada, 1990 ) Prevalensi toksoplasmosis pada manusia pada umumnya dinyatakan atas dasar hasil pemeriksaan serologis. Prevalensi toksoplasmosis pada beberapa Negara di dunia seperti di Amerika Serikat dilaporkan 5-30 % penderita umur 10-19 tahun dan 10-67 % pada kelompok umur diatas 50 tahun. Di Inggris dilaporkan berkisar antara 30 %, bahkan prevalensi toksoplasmosis di Paris mencapai 87 % karena kebiasaan kulinarinya (Rampengan, 1993 ; Jawetz, 1996). Namun prevalensi toksoplasmosis di Jepang yang memiliki kebiasaan makan daging tidak matang berkisar 20% (Thulliez. 2001) Prevalensi toksoplasmosis di Indonesia berdasar hasil suevei serologi pada manusia bervariasi antara 2-63%, sedangkan pada binatang di Indonesia prevalensi toksoplasmosis pada kucing 35-75%, pada babi 11-36%, pada kambing 11-61%, pada anjing 75% dan pada ternak lain kurang dari 10%. Prevalensi toksoplasmosis pada penduduk Jakarta menunjukkan angka rata- rata 70% (Gandahusada, 1998, Teratawa, 2003) Prevalensi toksoplasmosis pada wanita hamil dibeberapa Negara seperti di Perancis berkisar 54,3% (Mc Cabe,1995) dan Brasil 65,8% (Thulliez, 2001) di Indonesia, toksoplasmosis pada wanita hamil di RS Cipto,mangunkusumo Jakarta sebanyak 14,3% (Sayogo,1980), RS Sardjito Yokjakarta sebanyak 20,8% (Pranoto,1984) RSU Saiful Anwar sebanyak

Upload: riu-etsu-kazuo

Post on 22-Jan-2016

427 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Jurnal Imunoterapi, Jurnal Imunologi, Jurnal Nasional, Jurnal Internasional Kefarmasian, Kedokteran, jurusan Farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

PENGUJIAN NILAI SPESIFITAS DAN SENSITIVITAS HASIL PEMERIKSAAN METODEAGLUTINASI TERHADAP ELISA DALAM PEMERIKSAAN ANTIBODI IG G TOXOPLASMA

PADA WANITA HAMIL DI PUSKESMAS PEGIRIKAN SURABAYA

Oleh :Ayling Sanjaya

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Suranaya

Abstrak

Berdasar hasil penelitian yang dilakukan pada 100 responden yaitu wanita hamil di PKM PegirikanSurabaya dengan m,enggunakan Plasmatec Latex Agglutination (LA) maka didapatkan 14% seropositif IgGterhadap Toxoplasma gondii (T.gondii) dan 37% seropositif IgG T.gondii dengan uji ELISA (TOXOLISA).Kemudian dilakukan pengukuran nilai uji diagnostic dalam hal sensitivitas Plasmatec LA terhadap Toxolisa IgGELISA sebesar 32,4% dan spesifisitas plasmatic LA terhadap Toxolisa IgG ELISA sebesar 96,8%. Sedangkansensitifitas Toxolisa IgG ELISA sebesar 98,3 % dengan spesifisitas sebesar 99,2 %. Melihat dari hasil yang adamaka dapat dilihat bahwa Toxolisa IgG ELISA memiliki nilai uji diagnostic yang lebih tinggi dari pada plasmatecLA dan dapat dipertimbangkan sebagai sarana skrining maupun diagnostic toksoplasmosis.

Kata Kunci : Toxoplasma gondii, wanita hamil , plasmatec LA, Toxolisa IgG ELISA

PENDAHULUAN

Toxoplasma gondii (T.gondii) merupakanprotozoa yang bersifat intraseluler oblogat.Protozoa bersel satu ini termasuk didalamPhylum Apicomplkexa, Familia Sarcocystidae,Genus Toxoplasma. Toxoplasma adalah penyakityang disebabkan oleh protozoa T gondii yangdapaty menyebabkan morbiditas dan mortalitasbaik pada manusia maupun pada binatang.Infeksi oleh T Gondii ini sering bersifat keonisdan asimtomatis dan menyebar diseluruh dunia.(Chai, 1997 ; Singh, 2003) Toxoplasmagondiipertama kali ditemukan pada binatang pengeratyaitu Ctenodactylus gundii di laboratorium diTunisia dan pada seekor kelinci di laboratoriumdi Brazil ( Gandahusada, 1998 )

Toxoplasmosis merupakan suatu penyakitzoonosis yang menjangkiti penduduk hamperseluruh dunia. Hospes difinitifnya adalah kucing.Sifat kosmopolit penyakit ini ditunjukkan denganditemukannya penyakit ini diberbagai Negaradiseluruh dunia, termasuk Indonesia. (Gandahu-ada, 1990 )

Prevalensi toksoplasmosis pada manusia padaumumnya dinyatakan atas dasar hasilpemeriksaan serologis. Prevalensi toksoplasmosispada beberapa Negara di dunia seperti di

Amerika Serikat dilaporkan 5-30 % penderitaumur 10-19 tahun dan 10-67 % padakelompok umur diatas 50 tahun. Di Inggrisdilaporkan berkisar antara 30 %, bahkanprevalensi toksoplasmosis di Paris mencapai 87% karena kebiasaan kulinarinya (Rampengan,1993 ; Jawetz, 1996). Namun prevalensitoksoplasmosis di Jepang yang memilikikebiasaan makan daging tidak matang berkisar20% (Thulliez. 2001)Prevalensi toksoplasmosis di Indonesiaberdasar hasil suevei serologi pada manusiabervariasi antara 2-63%, sedangkan padabinatang di Indonesia prevalensitoksoplasmosis pada kucing 35-75%, padababi 11-36%, pada kambing 11-61%, padaanjing 75% dan pada ternak lain kurang dari10%. Prevalensi toksoplasmosis padapenduduk Jakarta menunjukkan angka rata-rata 70% (Gandahusada, 1998, Teratawa,2003)

Prevalensi toksoplasmosis pada wanita hamildibeberapa Negara seperti di Perancis berkisar54,3% (Mc Cabe,1995) dan Brasil 65,8%(Thulliez, 2001) di Indonesia, toksoplasmosispada wanita hamil di RS Cipto,mangunkusumoJakarta sebanyak 14,3% (Sayogo,1980), RSSardjito Yokjakarta sebanyak 20,8%(Pranoto,1984) RSU Saiful Anwar sebanyak

Page 2: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

18,7% (Sardjono,1988), RSU Dr. SutomoSurabaya sebanyak 33% seropositif(Dachlan,1999) Penelitian diwilayah SemampirSurabaya terdapat 64% wanita hamil yangseropositif (Basuki 1998).

Prevalensi toksoplasmosis congenital dibeberapaNegara di dunia seperti di Belanda terdapat 6,5dari 1000 kelahiran hidup, Paris terdapat 3 dari1000 kelahiran hidup dan Vienna terdapat 6-7dari 1000 kelahiran hidup (Gandahusada, 2000)

Prevalensi IgG terhadap T. gondii positif padawanita yang mengalami kegagalan kahamilandalam bentuk abortus spontan di RSU SaifulAnwar Malang (RSAA) adalah 53,48% sedangkandengan igM positif berkisar 6,98% dan wanitayang mengalami abortus spontan tersebut(Sarjono,2001). Pemeriksaan pada kelompoktertentu di RSU Dr. Sutomo Surabaya pada 348penderita dilakukan oleh Cachlan pada tahun1997didapat titer positif IgG sebanyak 87penderita dengan abortus inkompletus dansebanyal 102 penderita dengan kehamilan yangberiwayat abortus ( Dachlan, 1994)

Manusia dapat terinfeksi T gondii melaluimakanan dan air yang mengandung kistaparasit, trnfusi darah, trnspalansi organ dantransmisi vertical dari ibu ke anak(Feigin, 1998)Penyakit toksoplasmosis ini dapat menimbulkanmorbiditas mortalitas yang nyata pada beberapakeadaan tertentu misalnya infeksi congenital danindividu dengan imunopresi seperti penderitakanker, transpalansi organ dan AIDS (AcquiredImmune Deficiency Syndrome). Pada penderitadengan imunosupresi, T gondii dapat menjadipenyebab utama infeksi sistem saraf pusat danensefalitis diakibatkan oleh terapi maupun prosespenyakitnya. (Soewandojo,2002)

Transmisi vertical merupakan penyebabterjadinya toksoplasmosis kongenital. Transmisipenyakit dari ibu ke janin bergantung pula padausia kehamilan pada saat ibu terinfeksi (Edwards, 2002 ) . penularan tersebut terjadikarena T.gondii yang berada dalam sistemsirkulasi mampu menembus barier plasenta danmenyebar keseluruh jaringan atau organ janin (Robert, 2000 ) . Transmisi T.gondii dari ibu padajanin dapat mengakibatkan beberapa efek

patalogis misalnya keguguran janin (abortus),bayi lahir mati , bayi lahir dwngan berbagaikondisi patologis dan kecacatan , misalnyaklasifikasi intrakranial , hidrosefalus danretinokroiditis ( Trias klasik ) ( Holiman 1996 ;Smith, 1999 ).

Pemeriksaan serologi saat ini merupakanpilihan untuk diagnosis toksoplasmosis karenarelatif lebih muda dan cepat dikerjakan sertacukup akurat namun tidak dapat mendeteksikeberadaan parasit secara langsung.Pemeriksaan serologi untuk mendeteksiantibodi terhadap T. gondii relative masihmahal , namun atas pertimbangan dampaknegatif toksoplasmosis terutama toksoplamosiskongenital terhadap kualitas generasi penerusbangsa Indonesia , maka sangatlahbermanfaat bila dapat dilakukan pendataandan skrining secara serius kejadiantoksoplasmosis terutama pada wanita hamilmengingat resiko toksoplasmosis kongenitalserta resiko kegagalan kehamilan dan faktor –faktor yang mempengaruhinya serata perlunyapengembangan metode diagnosis yang cepat,tepat dan haraga terjangkau . mengiat resikomerugikan akibat toksiplasmosis maka sangatdiperlukan srana diagnostik yang tepat guna (sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi ) sertaberdaya guna ( praktis dan murah )

Hal ini mendorong p[eneliti untuk mengadakanpenelitian mengetahui perbandingan hasilpemeriksaan antara 2 metode pemeriksaanyaitu metode pemeriksaan dengan metodeLatex Agglutination (LA) dari ToxoplasmosisLatex ( Plasmatec laboratory product Ltd ) danmetode ELISA (Enzymed LnkedImmunosorbent Assay) dari Kit Toxolisa IgG (indec Diagnosis ) yang digunakan untukmendeteksi zat anti bodi IgB terhadap T.gondii Pada wanita hamil.

MATERIAL DAN METODE

Penelitian dilakukan dipoli hamil puskesmaspegirian Surabaya dari bulan april sampaidengan juni 2006 . subyek penelitaan adalahwanita hamil . sampel darah dikumpulkan dari100 orang wanita hamil. Dilkukan pencatatanpada riwayat penyakit , riwayat persalinan

Page 3: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

serta perilaku yang beresiko terkenatoksoplasmosis . pengukuran antibody IgBT.gondii dilakukan dengan plasmatec LA dantoxolisa IgB ELISA di tropical Disease Researchcentre , Fakultas kedokteran Airlangga Surabaya.HASIL

Tabel 1Hasil pemeriksaan antibodi IgB terhadap T.gondii

denganUji Toxolisa Ig G ELISA pada wanita hamil

Di puskesmas pegirian Surabaya ( April-juni 2006 )

Pemeriksaan denganToxolisa Ig G ELISA

Jumlah( orang )

Persentasi( % )

< 32IU/ml (negatif )< 32IU/ml ( positif )

Total

6337100

6337100

Pemeriksaan ELISA IgG ( Toxolisa IgG )didapatkan hasil bahwa dari 100 wanita hamilyang diperiksa di poli hamil PKM pegirianSurabaya terdapat sebanyak 37 orang ( 37% )adalah seropositif dengan dan sebanyak 63orang ( 63% ) adalah seronegatif ( Tabel 1 ).

Tabel 2Titer hasil pemeriksaan antibodi IgG terhadap T.

Gondii dengan uji plasmatec LAPada wanita hamil di PKM pegirian Surabaya ( April –

juni 2006 )

Pemeriksaan titer Ig G(Plasmatec LA)

Jumlah( orang )

Persentase( % )

0 (tidak ada aglutinasi) 52 521 : 2 16 161 : 4 12 121 : 8 6 61 :16 9 91 : 32 5 5Total 100 100

Tabel 3Hasil pemeriksaan antibody IgG terhadap T. gondii

dengan uji plasmatiec Latex Agglutination padawanita hamil di puskesmas pegirian (April–juni 2006)

Pemeriksaan antibodi IgGdengan Plasmatec LA

Jumlah( orang )

Persentase( % )

< 1 : 16 ( negatif ) 86 86< 1 : !6 ( positif ) 14 14

TOTAL 100 100

Tabel 2 menyajikan hasil pemeriksaan hasilpemeriksaan plasmatec LA dimana didapatkansebanyak 52 orang ( 52 % ) tidak didapatkanreaksi aglutinasi sama sekali . kemudiandidapatkan titer ½ sebanyak 16 orang ( 16 %), pada titer ¼ sebanyak 12 orang , pada titer1/8 sebanyak 6 orang (6%)Pada titer 1/16 sebanyak 9 orang ( 9% ) danpada titer 1/32 sebanyak 5 orang ( 5% ).

Tabel 3 menyajikan ringkasan data hasilpemeriksaan antibody IgG T. gondii denganplasmatec Toxoplasmosis latex dan didapatkanbahwa dari 100 orang repoden yangmengalami seropositif ( titer >_ 1/16 )sebanyak 86 orang (86%)

Dari hasil-hasil pemeriksaan tersebut diatasdapatlah dibuat suatu crosstabs antara hasilpemeriksaan Plasmatec LA dan Toxolisa IgGELISA sebagai berikut :

Reference test result(ELISA Toxolisa IgG

New TestPlasmatecLatexAgglutination)

+ - Total+ TP(a)=12 FP(b)=2 A+b=14

- FN©=25 TN(d)=61 C+d=86Total A+c=37 B+d=63 100

Dari crosstabulation yang ada dapat dihitungnilai spesifitas, sensivitas dan akurasiplasmatec lA terhadap Toxolisa IgG ELISAdengan rumus sebagai berikut :Rumus sensivitas m= a/(a+c)= 12/(12+25)x100%=32,4%Rumus spesifitas = d/(d-b)= 61/61+2)x100%=96,8%Akurasi = (a+d)/(a+b+c+d)(12+61)/(12+2+25+61)x100%=73%Dari penilaian uji plasmatec LA diatas dapatdisimpulkan bahwa uji tersebut memilikispesifitas 32,4%, sensivitas 96,8%, akurasi73% terhadap tOxolisa IgG ELISA telahdiketahui dari test yang telah dilakukan olehProvider kid bahwa pada Toxilisa IgG ELISAmemiliki spesifitas sebesar 99,2%, sensifitassebesar 98,3% dan akurasi sebesar 98,9%sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ujisensifitas, spesifitas dan akurali LA Plasmateclebih kecil dari pada nilai uji ELISA (Toxolisa)

Page 4: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

DISKUSI

Adanya perbedaan hasil pemeriksaan denganPlasmatec LA yang sero positif lebih sedikit (14orang) dari pada ELISA (37 orang). Hal ini dapatdijelaskan kemungkinan jumlah sample yangterlalu sedikit, kemudian sample yang diambiladalah pada daerah yang sama yaitu diseputarPKM Pegirikan Surabaya, sehingga dapatberkaitan homogenitas respon imenjenis strein TGondii yang hamper sama peserta urutan asamamino yang mengkode ham,pir sama dimanapada plasmatec ini tidak terbaca serta antioboditidak spesifik dengan antigen pada Plasmatec LAini. Demikian pula kemungkinan pada samplehanya didapatkan parasitenia yang rendah yangtercermin dari kisaran titer yang tidak tinggisehingga jumlah antigen beredar hanya sedikituntuk membentuk ikatan antigen antibody danagrotinasi (lattice formation). Oleh karenasample yang diambil pada daerah yang samamaka sifat yang sama pada semua hasilpemeriksaan dengan polasmatec LA.

Namun sesuai dengan pernyataan Grant (1978)bahwa elisa dapat mendeteksi bermacam jenisantigen dalam serum sample karena tidakbergantung pada reaksi agluginasi dan formasinamun reaksi antigen antibody ini dilaber denganenzim dan ditandai dengan substrat kemudiandilakukan pengukuran secara fotoimetrik ataukuantitatif sehingga dapat difahami bahwaToxolisa IgG ELISA dapat mendeteksi lebvel lebihbanyak pada sample penelitian ini.

Yang perlu lebih jauh adalah bahwa dari jumlahsample 100 orang, 14 positif dengan LA dan 37dengan positif ELISA berarti ada 23 sampel yangmengalami fase negative dari LA. Hal inimembuktikan Grant (1978) bahwa ELISA dapatmengeliminasi hasil negative palsu.

Mencermati hasil penelitian spesifitas dansensivitas dari masing-masing pemeriksaan makadidapatkan bahwa spesifitas plasmatec LAsebesar 96,8% yang tergolong sangat tinggisedangklan sensivitasnya 96,8% yang sangatrendah. Baldock (1995) : Uji-uji yang memberihasil kuantitatif seperti titer akan terdapathubungan terbalik antara sensifitas danspesivitas G De’Ath (1995) mengemukakan

sensifitas adalah proporsi individu sakit didalamsuatu populasi yang menunjukkan hasil positifataau kjemampuan jenis pemeriksa dalammenemukan anggta masyarakat yangmenderita penyakit. Prinsip LA : Ikatanantibody antigen memerlukan jumlah dankonsentrasi yang equivalent untuk membentuklactise formation / klapping (Aglutinasi).Kemungkinan responden low parasiteniasehingga kurang dlam membentuk aglutinasi.Kemungkinan pula dari segi alat dan reagenyang digunakan misalnya kualitas dankuantitas latex dan daya penempelkannya.Juga dapat dipertimbangkan kemungkinaninkubasi serum sample yang tidak optimum,suhu dan lama penyimpanan yang tidak sesuai,jumlah aktifitas antigen terikatanm denganantibody yang tidak equivalent, serta keadaanlingkungan seperti Ph, konsentrasi protein yangtidak sesuai. Hal-hal tersebut dapatmempengaruhi hasil test dan kemungkinandpat menjadi suatu alasan rendahnya hasilsensifitas pada sample ini, denganpemeriksaan plasmatec LA pada penelitian ini.

Spesifikasi LA sangat tinggi 96,8 %kemungkinan responden didaerah yangberisiko tinggi terpapar dalam T. gondiisehingga sebagian besar dari mereka pernahterpapar sehingga masih memiliki memori seldan terutama karena IgG dapat bertahanbertahun-tahun lamanya sejak terjadi infeksibila dipandang dari suduk sensifitas danspesifitas , maka toxolisa IgG ELISA dipandangdapat digunakan untuk skrening dan diaknosistoxoplasmosis namun sebaiknya dilakukan tesulang sebagai konfirmasi perbedaan hasil testantara ELISA denga LA baik dengan PlasmatcLA maupun dengan nonm Plasmatec LA, olehkarena dapat terjadi banyak kesalahan dalampenelitian ini baik dari sudut sample serum,alat dan reagen, maupun teknis pelaksana.

DAFTRA PUSTAKA

Abbas SK 2000 Cellular and ModelurImmunologi, Philadelphia:WB SaundersCompany Hal 48-52

Abbas SK, Lichtman AH 2003, Cellular andMolecular immunology, SaundersPublishing Page 193b.

Page 5: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

Abbas SK, Lichtman AH. Pober JS, 1997, Cytokines :Cellular and Molecular Immunology 3 rdEdition Philadelphia: WB Saunders Company.Hal 250-276

Anggaini R, 2002 Uji DOT EIA Tifoid denganAntigen OMP Salmonella thypoid tipeFAGA local sebagai penunjang diagnosisdeman tifoid, Tesis Program S2 PascasarjanaUNAIR

Azwar A, 1988. Pengantar Epideminologi Esisipertama, Jakarta. Binarupa Alksara Hal50,51,64

Basuki S, Safriah A, Dachlan EG, Dachlan YP,Wirjatmadi b, Uga S, Rai SK, 1996. Prevalenceof Toxoplasma antibody among pregnantwomwn in Semampir District SurabayaIndonesia.

Burges GW, Prinsip Dasar ELISA dan variasikonfigurasinya dalam teknologi ELISAdalam diagnosis dan penelitian. GajahmadaUniversity Press, Hal 50-67

Bottone EJ .1991. Diagnosis of Acute PulmonaryToxoplasmosis by Visualization of invasiveand intracellular tachyzoites in Giemsastained Smears of bronchoalveolar lavageFluid. Journal of Microbiology. 29 (11) : 2626-2627

CDC. 2005. Laboratory Identification ofParasites Of public Health Concern :toxoplasmosis gondii. Dalam www.cdc.gov( tanggal akses 1 september 2005 pukul 10.00 )

Chai. 1997 . Experimental Infection of MurineSplenic Lymphocytes and Granulocyteswith Toxoplasma gondii RH Tachyzoites.Korean j Parasitol. 35 (2) : 79-85

Cornain S .1990. aspek imulogi dan pendekatanimunoterapi peda infeksi Toxoplasma darikumpulan makalah symposiumtiksoplasmosis, editor gandahusaha S dansutanto I. falkutas kedokteran UniversitasIndonesia . hal 19-29

Cunningham .1997. Williams Obstetrics, 20th

edotion Stamford – USA : Prentice HallInternational Inc . Hal 69-93 , 95-123 , 579-605

Dachlan EG. 1999. Ig M Anti toxoplasma janindalam cairan ketuban sebagai indicatorToksiplasmosis kongenital sertakorelasinya dengan IgM anti ToxoplasmaSeromaternal . Naskah disertai UniversitasAirlangga Surabaya

Dachlan EG.2001. Congenital Toxoplasmosis :Fetal Antibodies Production in AmnioticFluid . Majalah Kedokteran Tropis Indonesia 12(1) : 33-40

De Ath G .1995. Sensitifitas dan spesifitas :beberapa pertimbangan dan Epidemiologi

dalam tegnologi ELISA dalam diagnosisdan penelitian . Gajah Mada UnivercityPress. Hal : 167-174

Denkers EY and Gazzineli RT .1998. Regulationand Function of T-cell MeditedImmunity During Toxoplasma GondiiInfection . Clin microbial Rev . 64 (11): 267-299

Denny CF , Eckmann L , Reed SL .1999.Chemokine Secretion of humas Cells inResponse to Toxoplasma gondiiInfiction . Infect Immun . 67 (4) : 1547-1552

Derouin F , Sarfati C, Beauvais B , Iliou MC , DehenL , Lariviere M .1989. Laboratory Diagnosisof Pulmonary Toxoplasmosis in PatiensWith Acquired ImmunodeficiencySydrome. Journal Clinial Microbiology. 27 (7): 1661-1663

Dubey JP and Beattie CP .1998. Toksoplasmosisof Animals and Man . Boca Raton : CRCPress. Hal . 239-320

Dubey JP , Lindsay DS , Speer CA .1998.Structures Of toksoplasma gondiiTachyzites, Bradyzoites and Sporozoitesand biology and developen of tissue. ClinMicrobiol Rev . 11 : 267-299

Dubay JP .1999. Toxoplasma gondii . dalamwww.medimicrochapter84.com ( tanggalakses 1 september 2005 pukul 10.00 )

Edwards .2002. Fungal and protozoanInfections . In AA Fanaroff , RJ Martin (eds)Neonatal – perinatal medicine , Diseases ofFetus and infant , 7th ed . St louis : Mosby.Hal 745-755.

Feigin RD and Cherry JD .1998. Textbook ofpediatric Infectious Disease , 4th ed .Philadelphia : WB Saunders. Hal . 2921

Frenkel JK .1973. Toxoplasma in Around of Us .Bioscience . 23: 343-352

Frenkel JK .1989. Toxoplasmosis in trpicalMedecine and Parasitology. Ed . ByGoldsmith R and Heyneman S . California: Appleton & Lange . Hal 332-341

Gandausaha S .1990. ToxoplasmosisEpidemiologi , Patogenesis danDiagnotik . kumpulan makalah symposiumtoksoplasmosi Falkultas KedokteranUniversitas Indonesia

Gandausaha S. 1992. Diagnosis danPenatalaksanaan Toxoplasmosis. Maj.Parasit . Ind. 5 (1) : 7-13

Gandausaha S .1998. Parasitologi Kedokteran ,edisi ketiga . Jakarta : balai Penerbit FalkultasKedokteran Universitas Indonesia . Hal . 153-161

Page 6: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

Gandausaha S .1999. Diagnosis laboratorisToxoplasma . majalah Kedokteran Indonesia.49 (6) : 212-218

Gandausaha S .2000. Parasitologi Kedokteran.Jakarta : Balai penerbit FKUI. Hal. 160

Grant J. 1978. Immunological Methods inBacterology In Handbook of ExperimentalImmunology third edition. Blackwell Scientificpublication . page . 39.10 and 39.11

Handoyo I .2003. pengantar imunoasai dasarSurabaya : Airlangga University Press.

Hayneman D , McKerrow JH .1991. parasiticdisease. In : Basic and ClinicalImmunologi, 7th edition. Stites DP, Terr AI (ed ) . USA : Prentice Hall Internatinal. Hal .675-676

Hennawy M. 2005. Toksoplasmosis Duringprecnancy : Widespread Phobia. Dalamwww.geocities.commmhennawy ( tanggalakses 1 september 2005 pukul 10.00 )

Hilla R .1997. The immunology of normalpregnancy Versus That of RecurrentSpontaneous Abortion . James CookUniversty of North Queensland . dalamwww.capsid.jcu.au ( tanggal akses 1september 2005 pukul 10.00 )

Hokama Y , Nakamura R.M .1982. Immunology andImmunopathology a Basic Concept firstedition. Boston Company. Page 159, 169, 170

Holdeman N. 1998. Ocular Toxoplasmosis . Dalamwww.kfunigraz.ac.at ( tanggal akses 1september 2005 pukul 10.00 )

Holiman RE. 1996. Toxoplasmosis. Dalam Cook,G(Eds). Manson’s Tropical Diseases 20th .London : ELBS-WB Saunders

Hunter CA, Subauste CS, Remington JS .1999a.Production of IFN-y by NK Cells formToxoplasma gondii Infected SCID Mice :Regulation by IL-10 , IL-12 and TNF-a InfectImmun. 62 : 2818-2824

Hunter CA, Subauste CS , Remington JS. 1994b.The Role of Cytokines in Toxoplasmosis.Biotherapy. 7 (34) : 2347

Jawetz Melnick and Adelberg .1996. MikribiologiKedokteran. Alih bahasa Edi Nugroho danRF Maulany. Jakarta : EGC

Jones J , Lopes A , Wilson M . 2003. CongenitalToxoplasmosis. Dalam www.cdc.gov (tanggal akses 1 september 2005 pukul 10.00 )

Karnen GB. 1991. Imunologi dasar edisi 2 jakarta :falkutas Kedokteran Universitas Indonesia . Hal.36-43

Kasper LH and Boothroyd JC.1993. Toxoplasmagondii and Toxsoplasma , In : Warren KSImmunology and Molecular Biology of Parasitic

Infetions. London : Blackwell ScientificPublication. Hal. 269-301

Kasper LH. 1998. Toxoplasma Infection, in :Fauci AL, Braunwald E, Isselbacher KJ, WilsonJD, Martin JB, Kasper DL, Hause SL, LongoDL. Harrison’s Principle of Internal Medicineedisi 14. New York : MC Graw-Hill. Hal. 1197-1202

Lappalainen M & Hedman K. 2004 . Serodiagnosisof Toxoplasmosis : The Impact ofMeasurement og IgG Avidity. J. Infect Dis ;40 (1) : 81-88

Levine ND.1995. Protozoologi Veteriner.Yogyakarta : UGM Press

Lynfield L & Guerina RG.1997. Toksoplasmosis.Pediart Rev. 18 (3) : 75-83

Mazumber P, Chuang HYK , Wentz MW andWiedbrank DL. 1988. Latex Agglutinationtests for Detection of Antibodies’ toToxoplasma gondii. Journal of ClinikalMicrobiologi Vol 26 (11). Page 2444-2446

Mc Cabe RE and Remington JS. 1985. ToxoplasmaGondii in Principles and practice ofInfectious dsease, 2nd ed. Canada : JohnWiley & Sons Inc. hal. 1540-1548

Mc Cabe RE and Remington JS. 1990.Toxoplasmosis, in : Warren KS andMahmoud AAF. Tropical and GeographicalMedicine edition . New York : Mc Graw – hillInformation service company . hal . 309-320

Mc Cabe R, Remington JS.1995. Toksoplasmosis :The Time Has Come. N Engl j med. 31 (8) :313-315

Mc Kerrow J. 1997. Parasitic desease, IN : StitesDP et al . medical immunology 9th edition.Stamford – USA : Appleton & Lange. Hal.725-738

Mordue DG , Monroy F , Regina ML , Dinarella CAand Sibley LD .2001. Acute ToxoplasmosisLeasd to Lethal Overproduction of Th 1Cytokines . journal of Immunology . 167(43) : 4574-4584

Nee PF and Joiner AK . 2000. TotoxoplasmosisCurrent Treatment Options in Infectiousdiseases . journal of Infectious Diseases . 2(22) : 249-258

Parker S.P , Cibitt W.D . 1993. Modified latexAgglutination Test of antibodies toToxoplasma gondii in eluates form Guthriecards . J of Clin . Pathology

Ragupathy R. 1997. Th1-type Immunity isIncompatible with successfulPregnancy. Journal of Immunology Today.18 (10):478-482

Rampengan TH and Laurent IR. 1993. PenyakitInfeksi pada Anak . Jakarta :EGC

Page 7: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

Rantam F.A. 2003. Metode Immunology . Surabaya :Airlangga university Press. Hal . 79-94

Remington JS and Desmonts G. 1982.Toxoplasmosis in Infectious disease ofThe Fetus and Newborn Infant. Ed byRemington JS and Klein JO,2nd ed. Philadelphia: WB Saunders. Hal. 167-172

Rengminton JS. 1983. Toxoplasmosis, In :Infectious Disease of the fetus and NewbornInfant , 2nd edition. Philadelphia : WB .Saunders. Hal. 143-244

Rengminton JS .1985. Toxoplasmosis , in :Infectious Diseases of the Fetus and NewbornInfant, 3rd edition. Philadelphia : WB . SaundersCompany. Hal . 90-123

Rengminton JS. 1995. Infectious Disease of TheFetus and Newborn Infant,4th Edition .Philadelphia : WB Saunders

Rengminton JS , Mc Leod R Desmont G. 1995 .Toxoplasmosis , in ; Rengminton JS , Klein Jo, ed . Infectious diseases of the Fetus andNewborn Infant, 4th edition Philadelphia : WBSaunders . Hal . 140-260

Robert LS , Janovi J . 2000. foundations ofParasitilogy. Boston : Mcgraw Hill. Hal . 127-132

Roit I. 1980. Essential Immunologi Fourth edition.Blackwell scienfisic Publication. Page 7

Roit I .1998. Immunity to infencion . In Essentialimmunology sixth ed . London : Blecwellscientific Publication .p. 164-167

Roit I. 2003 . immunology , essentialimmunology . Jakarta : Widia Gama Medika

Ryning FW , Mc Leod R , Maddox JC , Hunt S andRemington JS .1979. Probable Transmisionof Toxoplasma gondii by oraganTransplantation . Annual InternationalMedicine. 90 (1) : 47-49

Sarjono TW, Soebaktiningsih, Oemirins. 1998.Pemerisaan pendahuluhantoksoplasmosis dengan metode IHA padaibu-ibu hamil di RSUD dr. Saiful anwarMalang . Majalah Kedokteran Tropi Indonesia .1 (1) : 39-47

Sardjono TW . 2005 . pengaruh infeksitoxoplasma terhadap hasil kehamilanmelalui interferon gama, caspase -3 danApoptosis Sel-Sel plasenta . Naska disertai .UNAIR Surabaya

Siegel SE, Lunde MN , Gelderman AH , HaltermanRH, Brown JA, Levine AS and Grow RG Jr.1971.Transmission of toxsoplasmosisbyleucocte transfusion. Journal blood. 37 (4) :388-394

Singh S. 2003. mother to child Transmision anddiagnosis of toxoplasma gondii infection

during pregnancy . Indian Journal ofMedical Microbology. 21 (2) : 69-76

Skorin L .2005. Neurological Aspect ofToksoplasmosis. Dalamwww.labmed.ucsf.edu ( tanggal akses 1september 2005 )

Smith JL. 1999. Foodborne Infections DuringPregnancy . J Food Protect. 62, 818-829

Soedarto . 1995. Protozoologi Kedokteran , edisi 3.Jakarta : Widya Medika. Hal. 105-106

Soewandojo E .2002. Diagnosis danpenatalakasanan toksoplmosis .Surabaya : Airlangga University Press. Hal.180

Stemmer SM. 2000. Three Months in Review:Current Progess in Early Pregnancy Investiga-tion, Early Pregnancy. Journal of Biology andMedicine. 4(1) : 214-218

Sumarsono H .1990. Beberapa masalah klinistoksoplamosis pada penderita dewasadan penderita imunodefisiensi. Kumpulanmakalah symposium Toksoplasmosis FKUI.Hal . 65-70

Sutanto . 1999. invasi toksoplasma gondii fedalam sel Hospes serta DiferensiasinyaDari TakiZoit ke Bradizoid . Majalahkedokteran Indonesia . 49 (6) : 208-211

Terazawa A, Muljono R, Susanto L , Margono SS,Konishi E. 2003. High Toxoplasma gondiiAntibody Prevalence Among in habitansin Jakarta Indonesia. Journal InfectiousDisease japan . 56 ( 43 ) : 107-109

Thuliez P. 2001. Comentary : Efficacy of prenataltreatment for Toxoplasmosis : APossibility that cannot be ruled out . int . JEpidemiol. 30 (55) : 1315-1316

Tizard I.R .1995. immunology an IntroductionFourth edition. Sanders College Publishing.Page 263

Tjahjokoesoemo B.S. 1989. Prevalensitiksoplasma gondii pada wanita kontakdan non kontak dengan kucingdisurabaya. Tesis Program S2 PascasarjanaUniversitas Airlangga Surabaya

Turgeon M.L . 1996. immunologi and Serologyin laboratory Medcine second adition MosbyPublising . page 123-129 , 153-154

Wallon M. 1999. Congenital Toxoplasmosis :Systemmatic Review of Evidence ofEfficacy of treatment in pregnancy.Bilogy Medical Journal. 31 ( 8) : 1511-1514

Wilson M, Ware D.A , Walls K.W. 1987. Evalutaionof commercial Serodiagnostic Kits foerToxoplasmosis . J. of Clin . Microbiology :25 (12) . page 2262

Page 8: Pengujian Nilai Spesifitas Dan Sensitivitas Hasil Pemeriksaan Metode Aglutinasi-Ayling Sanjaya

wijaya kusuma, Volume I, Nomor 1, Januari 2007, 23-30

Zainudin M. 1998. Metodologi Penelitian. Surabaya: Airlangga University Press