pengujian kertas

15
EKSPERIMEN II PENGUJIAN BUKTI FISIK KERTAS DAN TINTA I. PENGUJIAN KERTAS A. TUJUAN 1. Mengetahuicara pengujian kertas. 2. Untuk memahami dan terampil dalam penentuan kadar abu kertas dan watermark kertas sebagai teknik pengujian kertas. 3. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengujian kertas. 4. Mengetahui fungsi penentuan kadar abu pada kertas. 5. Mengetahui perbedaan dari hasil yang didapat pada setiap kertas yang diuji. B. DASAR TEORI Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp.Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.

Upload: wayanhermawan

Post on 28-Nov-2015

199 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengujian kertas

TRANSCRIPT

Page 1: pengujian kertas

EKSPERIMEN II

PENGUJIAN BUKTI FISIK KERTAS DAN TINTA

I. PENGUJIAN KERTAS

A. TUJUAN

1. Mengetahuicara pengujian kertas.

2. Untuk memahami dan terampil dalam penentuan kadar abu kertas dan watermark

kertas sebagai teknik pengujian kertas.

3. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengujian kertas.

4. Mengetahui fungsi penentuan kadar abu pada kertas.

5. Mengetahui perbedaan dari hasil yang didapat pada setiap kertas yang diuji.

B. DASAR TEORI

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang

berasal dari pulp.Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan

hemiselulosa.Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan

banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue)

yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang

menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-

bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai

dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang

binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah

naskah Nusantara beberapa abad lampau.

Adapun jenis-jenis kertas yang sering dipergunakan adalah :

1. Canvas Paper

Page 2: pengujian kertas

Jenis kertas ini jika kita gunakan untuk mencetak photo akan menghasilkan

cetakandengan sentuhan canvas layaknya sebuah lukisan. Hasil akhir cetakan akan

menampilkan photo yang persis dengan kertas canvas.

2. Pemium Glossy Photo Paper.

Kertas jenis ini biasa disebut oleh para penggunanya dengan sebutan high

glossy, kertas jenis ini mampu menghasilkan cetakan dengan efek yang lebih

mengkilap.Kertas jenis ini sangat cocok untuk mengcetak photo dengan resolusi

tinggi. Walaupun harga kertas ini lebih mahal tetapi jika kita gunakan, akan

menghasilkan cetakan photo yang maksimal dan lebih cerah.

3. Double-Side Paper.

Jenis kertas ini mampu digunakan untuk mencetak photo pada kedua sisinya

(depan dan belakang). Kualitas photo yang dihasilkan juga cukup bagus, tidak terlalu

mengkilap dan cenderung doff. Jenis kertas ini cocok digunakan untuk mencetak

pamflet yang biasanya digunakan untuk sarana promosi, sehingga para konsumen

dapat melihat dikedua sisinya.

4. Laster Photo Paper.

Laster photo paper biasanya digunakan untuk keperluan dokumenter karena

jenis kertas ini sangat awet bahkan bisa bertahan hingga puluhan tahun, tidak mudah

pudar, mampu menghasilkan efek doff, dan sangat cocok untuk photo dengan resolusi

tinggi. Permukaan kertas yang mirip kulit jeruk adalah ciri khas untuk membedakan

dengan jenis kertas lain. Ketahanan hasil cetakan membuat para konsumen puas,

mungkin jenis ini bisa menjadi pertimbangan jika kita ingin serius didunia digital

photo printing.

5. Glossy Photo Paper.

Kertas ini merupakan jenis standar cetak photo.Dengan jenis kertas yang

mengkilap dan putih mampu menghasilkan cetakan yang cemerlang.Dapat digunakan

untuk photo resolusi tinggi dan harga kertas yang relatif murah (standar cetak photo).

6. Sticker Glossy Photo Paper.

Sering kita menjumpai sticker yang menampilkan photo dengan warna dasar

kertas putih dan mengkilap, jenis ini sangat cocok untuk keperluan pembuatan sticker

serta mampu mencetak photo beresolusi tinggi.

7. Inkjet Paper

Page 3: pengujian kertas

Kertas ini kurang cocok untuk keperluan digital photo printing, jenis kerta

inkjet inibiasanya digunakan untuk keperluan grafis, seperti mencetak sketsa gambar,

proofarsitektur rumah, grafik bar, dan sebagainya. Kualitas kertasnya lebih bagus dari

jenis HVS karena serapan pada tinta lebih bagus dan cepat kering.

8. Sublim Paper.

Kertas jenis ini bukan digunakan untuk mencetak photo sebagai pajangan

dirumah,didompet atau untuk dibingkai tetapi kertas ini digunakan sebagai mediator

(mediaperantara) transfer gambar ke t-shirt (kaos).Jadi bila kita ingin sebuah

gambardipindahkannya ke t-shirt (kaos) maka gunakanlah jenis Sublim Paper karena

kertas ini mampu memindahkan tinta dengan maksimal ke t-shirt.

Pengujian kertas pada pemalsuan dokumen merupakan hal yang penting, karena

banyak pemalsu yang tertangkap menggunakan kertas yang salah. Berbagai uji analitik yang

dilakukan harus didasari oleh pemahaman tentang bahan-bahan yang digunakan dan alur

proses pembuatan suatu jenis kertas.

Uji awal yang dilakukan pada pengujian kertas meliputi uji-uji fisik kertas misalnya

tentang ketebalan, berat per meter persegi, ataupun jenis “watermark”-nya, juga beberapa uji

warna dan uji mikroskopis tentang jenis serat bahan pembuat kertas, produsen dan mungkin

kisaran masa pembuatannya.

Analisis kertas dapat membantuproses investigasi khususnya ekstrak bukti sejarah dan

fisik dari dokumen, foto, seni cetak, buku, dan objek berbasis kertas lainnya.Sebuah studi

pendahuluan telah dilakukan tentang bahan-bahan dan teknologi pembuatan kertas. Di sana

ditemukan bahwa ada formula pembuatan yang berbeda-beda untuk berbagai jenis kertas

yang sangat dirahasiakan oleh produsennya.

Penyidik memerlukan sejumlah alat-alat analisis yang mendukung, mulai dari

perbesaran optik standar hingga spektroskopi molekul . uji awal yang biasa dilakukan pada

pengujian kertas meliputi uji-uji fisik kertas, misalnya tentang ketebalan, berat per meter

persegi, ataupun jenis watermark, juga beberapa uji warna dan uji mikroskopis tentang jenis

serat bahan pembuat kertas, produsen dan mungkin kisaran masa pembuatannya.

Uji fisik kertas adalah kadar abu dan jenis watermark-nya. Penetapan kadar abu

berhubungan dengan hal kemurnian dan kandungan bahan organik antara pabrik penghasil

Page 4: pengujian kertas

keratas yang satu dengan lainnya. Watermark adalah kualitas khas yang dapat ditemukan

dalam setiap kertas. watermark adalah desain anyaman seratyang ditemukan di kertas. Kita

dapat melihat dengan memegang sebuah kertas di depan sebuah sumber cahaya. watermark

ini menandakanasal produsen kertas, tanggal pembuatan, dan,untuk siapa kertas diproduksi.

Setiap upaya untuk menempa watermark dengan mudah dapat dideteksi. Hal ini disebabkan

oleh fakta bahwa watermark sebenarnya memiliki serabut yang lebih sedikit dari sisa kertas.

Kerapatan serat yang mendasari dalam analisis sebuak kertas dokumen. Disamping uji awal,

ada beberapa uji analitik tambahan yang biasa dipergunakan yaitu :

1. Metode mempersiapkan cuplikan yang bersih untuk dipergunakan pada uji

mikrokimia.

2. Metode spektrografik untuk mengidentifikasi adanya substansi anorganik dalam

kertas.

3. Metode kromaografik untuk mendeterminasi adanya logam-logam alkali adan alkali

tanah.

C. MATERI DAN METODE

C.1. Materi

Alat-Alat

- Furnace

- Cawan porselen

- Desikator

- Pinset

Bahan-Bahan

- Bermacam-macam kertas (Kertas buram)

C.2. Prosedur Kerja

Penetapan Kadar Abu

Page 5: pengujian kertas

Dipotong kertas dengan ukuran 1x1 cm dan ditimbang beratnya, kemudian diletakan

dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan dipijarkan beserta isinya untuk

mendapatkan sisa abu, untuk menyempurnakan proses pembakaran, diletakan cawan dalam

Furnace dan temperature dibuat 500oC hingga kertas telah menjadai abu. Kemudian diletakan

dalam desikator untuk didinginkan dan ditimbang hingga beratnya konstan.

Identifikasi Watermark

Dilihat jenis-jenis anyaman tiap kertas di bawah sinar matahari, kemudian

digambarkan jenis anyaman yang tampak.

C.3. Skema kerja penetapan kadar abu

-dipotong ukuran 1 x 1 cm

-ditimbang beratnya

-diletakkan pada cawan

- dipijarkan

-diletakkan dalm furnace suhu 500°C

-diletakkan dalam desikator

-ditimbang hingga berat konstan

Skema kerja identifikasi watermark

-dilihat jenis anyaman

-digambar jenis anyaman

Kertas

Abu

Sisa abu

Kertas ukuran 1 x 1 cm

Kertas dan cawan

Hasil

Kertas

Page 6: pengujian kertas

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

D.1. Hasil

Penetapan Kadar Abu

No Berat Cawan

Kosong

(gram)

Berat Cawan +

Kertas (gram)

Berat Kertas

(gram)

Berat Cawan +

Abu (gram)

Berat Abu (gram)

1 19,0367 19,0616 0,0251 19,0379 0,0012

2 19,0368 19,0615 0,0245 19,0377 0,0009

3 19,0369 19,0616 0,0247 19,0376 0,0007

Kadar Abu = berat abu/berat kertas X 100% = 0,0012 gram/0,0251 gram X 100% =

4,781% , dengan cara yang sama diperoleh hasil pada pengulangan dua dan tiga

sebagai berikut.

No Kadar Abu %

2 3,673

3 2,834

Identifikasi Watermark

Jenis Kertas Anyaman serat (watermark)

Hasil

Page 7: pengujian kertas

Kertas buram basah

Kertas buram kering

Lembar pengamatan untuk penetapan kadar abu dan identifikasi watermark

D.2. Pembahasan

Penetapan Kadar Abu

Dalam pengujian kertas yang dipraktikumkan, dilakukan dua pengujian kertas

meliputi uji-uji fisik kertas, yaitu penetapan kadar abu dan identifikasi watermark. Penetapan

kadar abu berhubungan dengan hal kemurnian dan kandungan bahan organik antara pabrik

penghasil keratas yang satu dengan lainnya. Pada penetapan kadar abu, kertas yang diuji

adalah kertas buram, pertama-tama cawan porselin kosong ditimbang kemudian kertas yang

sudah dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm. Lalu kertas ditimbang dalam wadah cawan

porselin, dan berat kertas didapat dengan cara selisih dari berat cawan porselin plus kertas

dengan berat cawan porselin kosong. Dalam pengukuran ini dilakukan pengulangan sebanyak

tiga kali. Dari masing-masing pengulangan didapatkan berat kertas sebesar 0,0251 gram,

0,0245 gram, dan 0,0247 gram. Selanjutnya kertas yang sudah diukur beratnya dipijarkan

atau dibakar dengan mengunakan korek api. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

mendapatkan abu saat dipanaskan didalam furnance. Kemudian cawan porselin yang berisi

Page 8: pengujian kertas

hasil dari kertas yang sudah dipijarkan dimasukan kedalam pembakar furnance pada suhu

500oC selama 30 menit. Temperatur furnance dibuat hingga 500oC bertujuan untuk membuat

kertas hingga menjadi abu dan menghilangkan kadar airnya. Setelah pengabuan, berat cawan

dan abu ditimbang, kemudian kembali dimasukan kedalam furnance dan dilakukan

penimbangan kembali hingga didapat berat yang konstan, setelah beratnya telah konstan,

proses pengabuan dihentikan. Setelah proses pegabuan atau pemanasan didalam furnence

selama 30 menit, cawan porselin yang berisi abu didinginkan terlebih dahulu didalam

desikator atau pada udara terbuka. Hal ini dilakukan karena cawan porselin yang dalam

kondisi panas jika ditimbang beratnya akan lebih kecil bahkan lebih kecil dari berat cawan

porselin yang kecil sehingga akan terjadi kesalahan dalam menetapkan kadar abu. Setelah

cawan porselin dingin, cawan porselin dengan abu didalamnya ditimbang dan penimbangan

dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Dimana berat abu yang diperoleh dengan cara

selisih berat cawan porselin plus abu dengan berat cawan porselin kosong. Berat abu yang

diperoleh dari masing-masing pengulangan adalah 0,0012 gram, 0,0009 gram, dan 0,0007

gram.Kemudian kadar abu dihitung dengan cara membagi berat abu dengan berat kertas dan

dikalikan seratus persen. Dimana kadar abu yang didapatkan dari masing-masing

pengulangan adalah 4,781%, 3,673%, dan 2,834%. Kadar tersebut tidak dapat menunjukan

kemurnian atau jumlah kandungan anorganik suatu kertas, sebab tidak mungkin 100%

komponen suatu kertas terdiri atas air.Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin

banyak rongga udara dan semakin kuat daya serapnya.Seharusnya setelah proses pengabuan

seluruh kadar air yang ada di kertas akan habis (ditandai dengan beratnya yang konstan)

sehingga komponen anorganik yang tersisa dapat dihitung sebagai kadar abu. Berdasarkan

data dari Pusat Grafika Idonesia, spesifikasi kadar air maksimum untuk sebuah kertas

dokumen adalah 10%. Jika diasumsikan kertas buram yang diuji memliki kadar air 10%

(0,001) sehingga kadar abu yang terdeteksi seharusnya paling kecil 90%.

Ketidaksesuaian kadar abu yang diproleh dapat disebabkan oleh kesalahan saat

penimbangan, sebab sensiivitas neraca digital yang digunakan hanya sampai dua (2) angka

dibelakang koma, sehingga alat tak dapat mendeteksi perubahan berat dibawah 0,01 gram.

Formula pembuatan yang berbeda-beda untuk berbagai jenis kertas salah satunya dalam

konsumsi air (kadar air) dalam pembuatan kertas menjadi salah satu pembeda antara pabrik

kertas satu dan lainya, sehingga metode penetapan kadar abu ini dapat digunakan sebagai

salah satu uji awal (uji fisisk) kertas.

Page 9: pengujian kertas

Identifikasi Watermark

Watermark (anyaman kertas) adalah salah satu ciri khas yang dapat ditemukan dalam

kertas. Identifikasi watermark dilakukan dengan memegang kertas didepan sebuah sumber

cahaya, kemudian anyaman seratnya (kerapatan serat) digambar. Kertas umumnya memiliki

ketebalan rendah,sehingga cukup dengan memegangnya didepan sumber cahaya dapat dilihat

struktur anyaman serat (watermark) dari kertas. Adapun jenis kertas yang digunakan adalah

kertas buram dan kertas HVS, dimana kertas yang diidentifikasi salah satu dalam keadaan

basah. Adapun anyaman serat yang teramati adalah sebagai berikut:

Jenis Kertas Anyaman serat (watermark)

Kertas buram basah

Kertas HVSbasah

Anyaman serat (watermark) diatas memiliki struktur serat yang cukup renggang sehingga

menyebabkan strukturnya cukup berpori. Rongga udara (pori-pori) kertas berkaitan dengan

strukturpenetrasi minyak yang merupakan kemampuan rongga udara (pori-pori) kertas dalam

menyerap zat cair dalam hal ini tinta cetak. Sehingga dapat disimpulkan kertas yang dianalisa

memiliki daya serap tinta yang baik.Dari gambar, kertas buram dan kertas HVS dalam

keadaan basah menunjukan watermark yangjelas, hal ini diakibatkan oleh kemampuan dari

air yang terserap dalam kertas untuk mmbantu meneruskan cahaya yang masuk.Dan dari

anyaman yang terbentuk berbeda antara kertas buram dan kertas HVS sehingga dapat

dikatakan kedua kertas tersebut dibuat dari bahan yang berbeda dan komponen yang terdapat

dari kertas tersebut juga berbeda.

Page 10: pengujian kertas

E. KESIMPULAN DAN SARAN

E.1. Kesimpulan

1. Uji awal yang biasa dilakukan pada pengujian kertas meliputi uji-uji fisik kertas,

diantaranya penentuan kadar abu dan identifikasi watermark.

2. Tujuan dari penentuan kadar abu ini adalah untuk mengetahui kemampuan rongga udara

(pori-pori) kertas dalam menyerap zat cair. Selain itu dapat juga untuk mengetahui

banyaknya kandungan yang terdapat dalam kertas itu sendiri.

3. Dari literature semakin kecil nilai kadar abu semakin banyak rongga udara dan semakin

kuat daya serapnya.

4. Pada identifikasi watermark pada kertas buram dibawah sinar matahari teramati struktur

serat yang cukup renggang sehingga menyebabkan strukturnya cukup berpori begitu pula

dengan kertas HVS hanya saja terdapat perbedaan pada alur serat pada kedua kertas ter

sebut. Struktur berpori ini berkaitan dengan kemampuan menyerap zat cair.

5. kertas buram dan kertas HVS dalam keadaan basah menunjukan watermark yangjelas, hal

ini diakibatkan oleh kemampuan dari air yang terserap dalam kertas untuk mmbantu

meneruskan cahaya yang masuk

6. Watermark merupakan ciri (kualitas) khas yang ditemukan didalam kertas. Oleh karena

itu kerapatan serat (anyaman serat) dapat mendasari asal kertas suatu dokumen yang

digunakan.

.

E.2. Saran

Perlu dilakukan beberapa uji analitik tambahan lebih lanjut seperti kromatografi,

spektroskopi, dan lainnya, setelah uji pendahuluan dilakukan agar identifikasi kertas

memberikan hasil yang akurat. Untuk pengukuran kadar abu disarankan menggunakan neraca

analitik yang dapat mengukur lebih dari dua angka dibelakang koma (sensitivitas tinggi).

Page 11: pengujian kertas

DAFTAR PUSTAKA

Funk, H.J., "Comparison of Paper Matches", JFS, 1968, Vol. 13, No. 1, pp. 137-143

Von Bermen, U.G., "Laser Excited Luminescence of Inclusions and Fibers in Paper

Matches", JFS, 1986, Vol. 31, No. 4, pp. 1450-1454

Hopen, Thomas J., etc all, 2009, The Forensic Examination and Analysis of Paper Matches,

http://projects.nfstc.org/trace/docs/Revised%20Papers/Forensic%20Examination

%20and%20Analysis%20of%20Paper%20Matches083007.doc , Diakses 14 Mei 2011

Anonim, 2001, Pengujian Kertas, http://pusgrafin.go.id/main/index.php?option=com_content

&task =view&id=16&Itemid=30, Diakses 14 mei 2011

Casttilo, Fabiola, 2004, analyzing Paper Used in Document, http://ezinearticles.com/?

Forensic-Document-Analysis---Analyzing-Paper-Used-in-a-Document&id=932564,

Diakses 14 mei 2011