pengujian daya berkecambahbbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads... ·...
TRANSCRIPT
Pengujian Daya Berkecambah
Siti Fadhilah, SP., M.Si
Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
2018
Disampaikan dalam Bimbingan Teknis Petugas Pengambilan Contoh dan Analis Benih, Bogor 2-6 April 2018
REFERENSI
ISTA Rules 2018 ISTA Handbook of Seedling Permentan no. 635 Tahun2015
TUJUAN
3
Tujuan : menentukan potensi perkecambahan
maksimal suatu lot benih, yang selanjutnya dapat
digunakan untuk membandingkan mutu benih antar lot
yang berbeda serta menduga nilai pertanaman di
lapang
Tumbuh dan berkembangnya kecambah hingga tahap
dimana struktur pentingnya dapat mengindikasikan
kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna (satisfactory) pada kondisi pertanaman yang
sesuai (favourable)
Prinsip Umum
• Benih yang digunakan pada pengujian daya berkecambah adalah dari benih murni yang diperoleh dari uji kemurnian atau benih murni sesuai dengandefinisi benih murni sesuai PSD.
• Pengujian dilakukan dengan ulangan, dan sesuai dengan persyaratanpengujian yang telah ditetapkan.
• Setiap ulang diperiksa, dan dikategorikan sesuai dengan berbagai kategoriyang telah ditentukan, kemudian dihitung untuk dilaporkan
Bahan dan Peralatan
• Wadah :
berbagai jenis wadah seperti plastik, kaca, metal atau keramik dapatdigunakan selama terbukti tidak beracun, bersih dan bebas dari mikroorganisme
• Germinator
Suhu konstan (20, 25, atau 30) + 2OC atau suhu berganti 2030OC +2OC ( 16 jam suhu 20OC dan 8 jam suhu 30OC)
Menjamin kelembaban tinggi : wet germinator, ditutup
Cahaya tidak mutlak 750-1250 lux TETAPI harus ada bila gelap membuatabnormal atau sukar evaluasi
• Media dan Air
Tempat tumbuhnya benih
Menyediakan pori untuk pertumbuhan akar, aerasi dan ketersediaan air
Tidak memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan kecambah
Dapat distandarisasikan
Spesifikasi
Komposisi
Retensi
pH
Konduktivitas
Kebersihan dan
bebas dari racun
Kertas, Pasir, media organik plus
partikel mineral
Mampu menahan air selama pengujianTersedia pori untuk aerasi dan akar
6.0 – 7.5 Media yang telah dibasahi air pengujian
<40 mS/m (400 µS/cm)
Bebas dari sisa benih, bakteri,
cendawan, dan bahan beracun
lainnya
■ Media perkecambahan sangat disarankan hanya sekali pakai
•Jika sangat sulit untuk mengecek seluruh spesifikasi media tumbuh, maka dapat digantikan dengan uji biologi seperti uji fitotoksik.
•Media pasir: minimal 90% harus lolos saringan denganukuran 2.0 mm.
■ Apabila terjadi infeksi berat pada media perkecambahan, maka dapat dilakukan penggantian media perkecambahan baru pada pengamatan antara
Saran: pH dan konduktivitas air sebaiknya juga dicek
CONTOH KERJA
9
• Fraksi benih murni (berdasarkan PSDN)
• 400 butir
• Diambil secara acak dapat menggunakan metode paruhan tangan
• Untuk kasus benih mahal dan jumlah terbatas:
• Minimal 100 butir dengan 25 atau 50 butir/ulangan
• Diberikan catatan: “contoh kirim hanya............ g dan tidak
menggunakan metode ISTA”
• Apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan benih yang ditabur (kurang
atau kelebihan benih) hanya diperbolehkan 5 butir (+1,25%), jika lebih
maka pengujian harus diulang
10
a. contoh kerja digundukkan
b. Dengan penggaris benih, gundukkan tersebut dibagi dua
c. Hasil pembagian diberi jarak
d. Setiap gundukkan dibagi dua lagi hingga menjadi 4 bagian
e. Setiap bagian dibagi 2 lagi sehingga menjadi 8 bagian
f. Setiap bagian diambil contoh kerjanya sesuai dengan jumlah
benih tiap ulangan.
PEMATAHAN DORMANSI
1. Penyimpanan kering
2. Pemanasan pendahuluan
3. Pendinginan pendahuluan
4. Penggunaan Cahaya
5. KNO3 0,2%
6. GA3
7. Pembungkusan dengan
polietilen
Kekerasan Benih :
1. Perendaman air 24 – 48 jam
2. Skarifikasi mekanis di dekat ujung kotiledon
(tidak melukai embrio)
3. Skarifikasi asam : asam sulfat, asam nitrit
Pencucian pendahuluan
Mencuci dibawah air mengalir pada suhu
25+2OC sebelum pengujian daya berkecambah,
kemudian benih dikeringkan pada suhu 20 – 25 OC (contoh: Beta vulgaris)
Menghilangkan struktur terluar
Menghilangkan lemma dan palea pada Poaceae
tertentu
Menghilangkan Zat Penghambat
METODE PENGUJIAN
13
PASIR BETWEEN PAPER/
ANTAR KERTAS
PLEATED PAPER/
KIPASTOP PAPER/
DIATAS KERTAS
Suhu tetap : 20,
25 atau 30 OCSuhu berganti 20
30 OC
METODE DAN EVALUASI KECAMBAH
WAKTU EVALUASI
EVALUASI KECAMBAH
Istilah dan Definisi• Kecambah Normal :
Kecambah yang menunjukkan potensi untuk berkembang menjadi tanaman yang sempurnaketika ditumbuhkan pada kondisi yang optimum.
• Kecambah Abnormal :
Kecambah yang tidak menunjukkan potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal padakondisi yang optimum
• Benih Keras :
benih yang tetap keras pada akhir pengujian daya berkecambah, karena benih tidak menyerap air
• Benih Segar :
benih, yang karena dormansi, gagal berkecambah pada akhir pengujian daya berkecambah, tetapi benih tetap bersih, segar dan memiliki potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal (mampu berimbibisi)
• Benih Mati :
Benih yang sampai pada akhir pengujian daya berkecambah tidak termasuk kategori benih keras, benih segar atau tidak berkecambah (biasanya lunak dan berubah warna, atau kadang-kadang berjamur)
Evaluasi kecambah
Struktur penting kecambah :
Sistem perakaran
Shoot axis (hipokotil, epikotil, mesokotil, terminal bud )
Kotiledon
Koleoptil
o Kategori kecambah:
Kecambah normal
Kecambah abnormal
Benih keras
Benis segar
Benih mati
19
ATURAN 50% Evaluasi kotiledon dan daun primer
Jaringan kotiledon:
kecambah dianggap normal jika setengah atau lebih jaringan total kotiledon berfungsi
Kecambah dianggap abnormal jika lebih dari setengah jaringan kotiledon hilang, nekrotik, busuk atau mengalami pemudaran warna
Daun primer
• daun primer harus dievaluasi pada spesies seperti Phaseolus
• Kecambah dianggap normal jika setengah atau lebih jaringan daun primer berfungsi
• Kecambah dianggap abnormal jika kurang dari setengan jaringan daun primer hilang, nekrotik, busuk atau mengalami pemudaran warna
Aturan 50% tidak berlaku jika:
Kedua titik menempelnya kotiledon pada kecambah atau terminal bud nekrotik atau busuk
Salah satu titik menempelnya kotiledon nekrotik atau busuk, sedangkan kotiledon lainnya tidak utuh
Kecambah sempurna:
kecambah dengan semua struktur esensialnyaberkembang baik, lengkap, seimbang (proporsional) dan sehat.
Kecambah dengan sedikit kerusakan ataukekurangan:
kecambah yang memiliki cacat ringan pada strukturesensialnya, namun bagian lainnya menunjukkanperkembangan yang baik dan serupa denganperkembangan kecambah sempurna pada pengujianyang sama.
Kecambah dengan infeksi sekunder:
kecambah yang sesuai dengan salah satu kategori di atas, tapi terinfeksi oleh cendawan atau bakteri yang berasal dari sumber lain, tidak dari benih tersebut.
Kriteria Kecambah Normal
Kecambah rusak, yaitu kecambah dengan satu atau lebih
struktur esensialnya tidak ada atau rusak parah.
Kecambah atau struktur esensial yang berubah bentuk
atau tidak proporsional, yaitu pertumbuhan lemah atau
mengalami gangguan fisiologis.
Kecambah busuk, yaitu kecambah yang salah satu struktur
esensialnya terkena penyakit atau busuk akibat infeksi
primer sehingga menghambat perkembangannya menjadi
kecambah normal.
Kriteria Kecambah Abnormal
Kode abnormalitas kecambah adalah sebagai berikut :
0 Abnormalitas keseluruhan
00 Kecambah:
00/01 berubah bentuk
00/02 retak
1 Abnormalitas pada sistem perakaran
11 Akar primer:
11/01 kerdil
11/02 pendek dan menebal
12 Akar seminal:
12/01 pendek dan menebal, lemah atau tidak ada
2 Abnormalitas dari sistem tunas
21 Hipokotil, epikotil atau mesokotil:
21/01 pendek dan tebal
3 Abnormalitas kotiledon dan daun primer
31 Kotiledon (terapkan aturan 50%):
31/01 bergelombang atau keriting
31/02 berubah bentuk
4 Abnormalitas kotiledon dan daun primer
41 Koleoptil:
41/01 pendek gemuk atau berubah bentuk
42 Daun primer:
42/01 panjang kurang dari setengah koleoptil
42/02 tidak ada
KATEGORI PERKECAMBAHAN
ISTA membuat klasifikasi menjadi 2 kategori yaitu :
Tanaman pangan dan hortikultura A
Tanaman tahunan dan kehutanan B
KATEGORI A DAN B DIBAGI MENJADI BEBERAPA GRUP DENGAN
KRITERIA SBB :
a. Sistimatik 1. Monokotil
2. Dikotil
3. konifera
b. Tipe
perkecambahan1. Epigeal
2. Hipogeal
c. Perkembangan titik
tumbuh1. Tanpa perpanjangan epikotil
2. Dengan epikotil yang memanjang
3. Tidak ada perpanjangan epikotil, titik
tumbuh tertutup lapisan /sheath
/epikotil
4. Tuberous hipokotil
SISTEM PERAKARAN YANG BERKAITAN DENGAN EVALUASI KECAMBAH
1. Akar primer sangat penting
2. Akar skunder dapat menggantikan akar primer
3. Terdapat beberapa akar seminal
Contoh Grup A.2.1.2.2
A.2.1.2.2 dari kategori tanaman pangan dan hortikultura
A.2.1.2.2 dikotil
A.2.1.2.2 tipe perkecambahan epigeal
A.2.1.2.2 terdapat perpanjangan epikotil
A.2.1.2.2 akar skunder dapat menggantikan akar primer yang
berfungsi
KATEGORI A . TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tipe perkecambahan Grup perkecambahan Genus
Seedling group A-2-1-2-2
A. Tanaman Pertanian dan Hortikultura
2. Dikotil
1. Epigeal
2. Dengan perpanjangan epikotil
2. Akar sekunder dapat menggantikan akar primer
Arachis, Glycine, Phaseolus, Vigna
Contoh 1. Kecambah Kacang Tanah
Tidak ada akar primer dan
akar sekunder tidak cukupTerminal bud rusak Hipokotil membetuk loop
Contoh 2. Kacang Buncis
Tidak ada terminal bud
(pengujian di pasir)
Terminal bud berubah
bentuk (di pasir)
Terminal bud rusak
(pengujian di kertas)
Tidak ada hipokotil
(pengujian di pasir)Hipokotil membentuk loop
(pengujian di pasir)
Hipokotil terbelah
(pengujian di pasir)
Epikotil terbelah
(pengujian di pasir)
Kecambah berwarna
kuning/putih (pengujian
di pasir)
Akar primer pendek dan
akar sekunder tidak cukup
(pengujian di pasir)
A-1-2-3-2 Monokotil
perkecambahan hypogeal
Akar primer dapat digantikan dengan akar sekunder,
Genus yang mewakili pada grup ini adalah Zea
Genera tambahan adalah Oryza, Sorghum
Bagian kecambah yang tumbuh ke arah cahaya dan menjadi hijau
adalah daun primer biasanya tertutup dalam seludang seperti kaca
yang disebut koleoptil.
Lolium spp. (abnormal tipe 00/01).
Kecambah berubah bentuk
Sumber: ISTA, 2006
Lolium spp. (abnormal tipe 00/06).
Kecambah berwarna kuning atau putih
Sumber: ISTA, 2006
Normal Abnormal Abnormal Normal Abnormal Abnormal
PENGUJIAN ULANG
38
2. Fitotoksik/ Banyak
terserangpenyakit
1. Hasilpengujian
menunjukkanbenih masih
dorman (>5%)
3. Sulit melakukan
evaluasi
Pematahan dormansi
Metode alternatif
Metode alternatif
Hasil
Terbaik
39
5. Tidak toleranantar 4 ulangan
4. Kesalahandalam
pengujian
Metode yang
sama/alternatif metodeHasil uji
ulang
Metode yang samaRata-rata
hasil kedua
pengujian
PERHITUNGAN DAN
PELAPORAN
PERHITUNGAN
41
Hitung dan rata-ratakan
Kecambah kembar/multigerm seed unit 1 kecambah
normal
Buat prosentase dalam angka bulat
0,5 atau lebih dibulatkan ke atas
Jumlah prosentase 100
Semua kategori diisi
Dilaporkan bila toleran antar 4 ulangan
Prosedur pembulatan
42
Bulatkan persentase kecambah normal (xx.0 dan xx.25
kebawah; xx.50 dan xx.75 keatas)
Jumlahkan dengan sisanya
Selesai
Cari nilai desimal tertinggi diantara AB, BK, BS, BM
Nilai desimal samaPrioritas pembulatan AB, BK,
BS, BM
Bulatkan desimal tertinggi
≠100
100
Jumlahkan
100
z
Contoh pembulatan
43
Kec.
Normal
Kec.
Abnormal
Benih
Keras
Benih
Segar
Benih
Mati
total
Rata-rata 90.25 2.5 2.5 3 1.75
Pembulatan 90 3 2 3 2 100
Rata-rata 90.50 2.50 2.50 2.75 1.75
Pembulatan
Rata-rata 91.25 3.25 0.0 2.25 3.25
Pembulatan
Rata-rata 89.50 5.50 0.0 2.50 2.50
Pembulatan
Tabel Toleransi Antar Ulangan4x100 butir
44
Persentase rata-rata Toleransi Persentase rata-rata Toleransi
99 2 5 87 – 88 13 – 14 13
98 3 6 84 – 86 15 – 17 14
97 4 7 81 – 83 18 - 20 15
96 5 8 78 – 80 21 – 23 16
95 6 9 73 – 77 24 – 28 17
93 – 94 7 – 8 10 67 – 72 29 – 34 18
91 – 92 9 – 10 11 56 – 66 35 – 45 19
89 - 90 11 - 12 12 51 - 55 46 - 50 20
Cara Pengecekan toleransi
45
Persentasekan setiap ulangan pada pengujian
Rata-ratakan kecambah normal seluruh ulangan
Tentukan nilai toleransi berdasarkan rata-rata yang diperoleh pada
tabel ISTA
Cari selisih antara persentase tertinggi dan terendah antar ulangan
Apabila selisih persentase kecambah normal < toleransi diterima
Apabila selisih persentase kecambah normal > toleransi diulang
Ulang
an
% kecambah normal
1 88 95
2 92 92
3 94 93
4 90 82
rata2 91 90.5
Toleransi untuk % DB 91 = 11
Selisih antar ulangan tertinggi dan
terendah:
94 – 88 = 6 diterima
95 – 82 = 13 diulang
PELAPORAN
46
1. Durasi pengujian
2. Persentase kecambah normal, abnormal, benihkeras, benih segar dan mati (bilangan bulat)
3. Metode : jenis media, suhu, perlakuan
4. Jumlah benih (jika kurang dari 400)
5. Semua kategori diisi (tidak ada yg dikosongi atau -)
6. Tipe abnormalitas kecambah
47
7. Uji TZ untuk verifikasi benih segar dari uji DB :
◦ Benih viable dilaporkan dalam kolom benih segar
◦ Benih non-viable ditambahkan ke kategori mati
8. Jika pelanggan meminta pengujian dihentikan sebelum akhir periode hanya persentase
kecambah normal yang dilaporkan, kategori yang lain N
TERIMA KASIH