pengujian dan evaluasi kain.pdf

Upload: pratiwi-twin-digita

Post on 02-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    1/205

    PENGUJIAN DAN EVALUASI TEKSTIL

    (KAIN)

    TOTONG, AT., MT.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    2/205

    Rule of Conduct

    Min 70% Present in Class

    Present in Class Before Starting the Lecture

    Dont Use Sandal, Kaos Oblong and HandPhone During the Lecture

    Having Good Attitude

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    3/205

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    4/205

    EVALUASIEvaluasi atau penilaian berarti tindakan untuk menentukan nilai

    sesuatu. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses dalammerencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangatdiperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

    Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan evaluasi, makadapat dikatakan bahwa :

    Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Yangdimaksud dengan proses sistematis ialah kegiatan yang terencanadan dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan padapermulaan, selama program berlangsung dan pada akhir programsetelah program dianggap selesai.

    Di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data

    yang menyangkut objek yang sedang dievaluasi. Dalam setiap kegiatan evaluasi, tidak lepas dari tujuan-tujuan yang

    hendak dicapai. Hal ini karena setiap kegiatan penilaianmemerlukan suatu criteria tertentu sebagai acuan dalammenentukan batas ketercapaian objek yang dinilai.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    5/205

    ILMU YANG BERKAITAN

    Pengetahuan serat tekstil

    Statistik

    Teknologi/engineering

    Standar- Standar Mutu

    - Standar Cara Uji

    - Standar Kindisi Ruangan

    - Standar Proses

    - dll

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    6/205

    EVALUASI

    Evaluasi memerlukan data/informasi

    Salah satu cara untuk memperoleh data

    dengan melakukan pengujian

    Pengujian harus memiliki sifat Valid dan

    Reliable

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    7/205

    Validitas

    Validitas : Sifat benar menurut barang bukti

    yang ada, logika berfikir atau kekuatan

    hukum

    Validitas menentukan sampai seberapa bagus

    suatu alat ukur yang didesain mampu

    mengukur suatu konsep tertentu yang ingin

    diukur (Ancok, 1989; Sekaran, 2000).

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    8/205

    Reliabilitas

    Reliabilitas adalah bersifat andal/dipercaya

    Ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran, keterandalan

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh manasuatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

    diandalkan (Ancok, 1989). Jika suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk

    mengukur sesuatu yang sama dan hasil kedua pengukuranyang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukurtersebut reliabel (Ancok, 1989).

    Reliabilitas mengukur sampai seberapa jauh tingkatkonsistensi suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu(berhubungan dengan stabilitas dalam pengukuran).

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    9/205

    An Analogy to Validity and Reliability

    (Babbie, 1992)

    Reliable but not valid Valid but not reliable Valid and reliable

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    10/205

    Tujuan Evaluasi

    Seleksi bahan baku dalam proses

    Seleksi bahan baku secara teoritis

    Penelitian, pengembangan ilmu

    pengetahuan

    Dalam evaluasi diperlukan :

    - Contoh uji- Alat

    - Standar cara uji tertentu

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    11/205

    Kondisi Standar Ruangan untuk

    Pengkondisan dan Pengujian

    Untuk daerah sub tropis

    Suhu (21 1)o

    C RH ( 65 2) %

    Untuk daerah tropis

    Suhu (27 1)oC RH ( 65 2) %

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    12/205

    Waktu Pengondisian Bahan Tekstil

    No.

    Jenis Serat

    Waktu (jam)

    1.

    2.

    3.4.

    5.

    Serat binatang (seperti wool) dan protein

    diregenerasi

    Serat tumbuhan (seperti kapas)

    Rayon ViskosaAsetat

    Serat yang mempunyai regain tidak lebih dari 5

    % dalam kondisi standar pengujian

    8

    6

    84

    2

    (Sumber ASTM D 1776)Catatan :

    Jika bahan tekstil yang akan diuji terdiri dari campuran dua jenis serat atau lebih maka

    waktu pengondisian adalah diambil dari serat yang paling lama waktu pengondisiannya.

    Jika pengujian dilakukan pada kondisi ruang pengujian yang berbeda dengan kondisi ruang

    standar pengkondisian, maka pengujian dilakukan dalam waktu maksimal 4 menit setelah

    dikeluarkan dari eksikator atau ruang standar pengkondisian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    13/205

    DIMENSI KAIN

    Dimensi kain adalah ukuran panjang, lebar

    dan tebal kain.

    Panjang kain adalah jarak antara ujung kain

    yang satu dengan ujung lainnya, yang diukur

    searah dengan lusi pada kain tenun atau wale

    pada kain rajut dimana kain tidak dalam

    keadaan terlipat dan rata serta dalam keadaantidak tegang.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    14/205

    DIMENSI DAN BERAT KAIN

    Lebar kain adalah jarak antara pinggir kain yang satudengan pinggir kain yang lainnya, yang diukur searahdengan pakan kain tenun dan coursepada kain rajutdimana kain dalam keadaan tidak terlipat dan rata

    serta dalam keadaan tidak diregang. Untuk kain shuttleless loompengukuran lebar kain

    dilakukan antara lusi paling pinggir ke lusi palingpinggir lainnya, untuk kain rajut datar lebar kain diukurantara wale paling pinggir ke walepaling pinggir

    lainnya, sedangkan untuk kain rajut bundarpengukuran lebar kain dilakukan antara pinngir kainterlipat tegak lurus ke pinggir kain lainnya dikali dua.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    15/205

    DIMENSI KAIN

    Tebal kain adalah jarak antara dua permukaan

    kain yang berbeda.

    Tekanan adalah gaya yang dibeban kan pada

    suatu permukaan kain per unit luas , yang

    dinyatakan dalam kg/cm2 atau kPa.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    16/205

    BERAT KAIN

    Berat kain adalah berat untuk satu satuan luas

    tertentu atau berat untuk satu satuan panjang

    tertentu dari kain, yang dinyatakan dalam

    gram per meter persegi, gram per meter danlain-lain.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    17/205

    DIMENSI DAN BERAT KAIN

    Dalam praktek dilapangan kain dijual atau dibelidalam panjang atau berat.

    Unit-unit panjang biasanya dalam bentuk

    potongan ataupiecesyang panjangnya macam-macam ada 30 yard, 50 yard, 100 yard atau 120yard.

    Dalam berat kain biasanya dinyatakan dalam

    berat tiap yard atau dengan lebar tertentu ataudalam berat tiap yard persegi atau per meterpersegi.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    18/205

    Pengukuran panjang kain

    1 Pengukuran Panjang kain dengan Meja Rata Meja rata dengan pajang minimal 3 meter dan lebar minimal selebar kain.

    Penggaris logam dengan ketelitian dalam millimeter.

    Jarum untuk memberi tanda.

    2 Pengukuran Panjang Kain dengan Silinder

    Silinder pengukur yang dilengkapi dengan alat pencatat berupacounter yang gerakannya disesuaikan dengan putaran silinder.

    3 Pengukuran Panjang Kain Dengan CounterMekanik

    Sepasang rol berdiameter 75 mm atau 100 mm yangdihubungkan dengan jam sebagai counter mekanik yang dapatberputar menghitung panjang kain

    4 Pengukuran Panjang Kain Dengan Mesin Pelipat

    Mesin pelipat yang dilengkapi dengan penghitung jumlahlipatan

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    19/205

    Pengujian Lebar Kain

    Alat pengukur berupa tongkat atau meteran rol dengan ketelitian dalam millimeterdan panjangnya melebihi lebar kain yang akan diukur.

    Cara Pengujian

    Kain diletakan rata tanpa tegangan

    Letakan kain rata tanpa tegangan di meja rata.

    Ukur jarak antara kedua tepi kain dengan arah tegak lurus pada tepi kain.

    Jumlah pengukuran paling sedikit lima kali pada tempat yang berbeda tersebardi seluruh kain.

    Kain sedang diproses finish atau sedang diinspeksi Ukur lima kali pengukuran pada tempat yang berbeda pada rol kain atau pada waktu yang

    berlainan selama proses

    Pengukuran tidak dilakukan pada jarak 1 meter dari ujung kain. Hitung lebar rata-rata dan lebar terbesar dan terkecil.

    Kain diukur dari potongan contoh uji Kain diletakan rata pada meja rata tanpa tegangan

    Ukur lebar kain sesuai dengan jenis kainnya.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    20/205

    Pengujian Tebal Kain

    Spesifikasi alat

    Jenis Bahan

    Jenis

    Pembebanan

    Diameter Kaki

    Penekan (mm)

    Jumlah

    Pembebanan

    (kPa)

    Ketelitian skala

    pembacaan

    (mm)

    Kain tenun, rajut,

    tekstur, Open

    End

    Beban tetap 28,7 0,02 4,14 0,21 0,02

    Kain Coated,Webbing, Pita Beban tetap

    8,5 0,02

    20,4 0,7

    0,02

    Selimut, handuk

    wool

    Beban tetap 28,7 0,02 5,7 0,07 0,02

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    21/205

    Pengujian Berat Kain

    Peralatan

    Alat Pengukur panjang dengan sekala cm atau

    mm.

    Neraca analitis dengan ketelitian 0,001 g.

    Gunting.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    22/205

    Pengujian Berat Kain

    Cara Pengujian

    Untuk kain dalam bentuk gulungan, lipatan atau potongan yang besar Timbang kain yang akan diuji

    Ukur panjang dan lebar kain

    Hitung berat kain per meter persegi atau per meter

    Untuk kain contoh uji dalam potongan kecil-kecil.

    Potong kain dengan ukuran 10 cm X 10 cm atau sejumlah yang paling kecil ukuran 5 cm X 5 cmyang jumlah luasnya minimal 125 cm2.

    Timbang beratnya

    Hitung berat per meter persegi

    Untuk kain berbentuk pita dengan lebar tidak lebih dari 30 cm yang mempunyaianyaman khusus padakedua pinggirnya. Ambil 3 contoh laboratorium masing-masing 100 0,3 cm, dari tempat atau gulungan yang

    berbeda. Ukur lebar kain dengan ketelitian dalam mm

    Timbang tiap-tiap contoh uji.

    Hitung berat rata-rata per meter.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    23/205

    PENGUJIAN KONSTRUKSI KAIN

    Anyaman Kain Tenun

    Anyaman kain tenun adalah silangan antarabenang lusi dengan benang pakan sehingga

    terbentuk kain tenun. Benang lusi adalahbenang yang sejajar dengan panjang kain tenundan biasanya digambarkan ke arah vertikal,sedangkan benang pakan adalah benang yangsejajar dengan lebar kain dan biasanyadigambarkan ke arah horizontal

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    24/205

    Anyaman Kain TenunUntuk menyatakan anyaman suatu kain tenun dapat dilakukan dengan cara :

    Dengan menyebut nama anyaman

    Nama anyaman beragam dari mulai anyaman dasar, yaitu anyaman polos (plain/plat), anyaman

    keper (twill) dan anyaman satin (satine). Anyaman lain adalah anyaman turunan dari anyaman

    dasar misalnya anyaman panama, anyaman keper runcing dan lain - lain.

    Dengan gambar anyaman

    Anyaman selain dinyatakan dengan nama anyaman juga dapat dinyatakan dengan gambar yang

    disebut gambar desain anyaman. Penggambaran anyaman dapat dilakukan dengan cara :

    Dengan gambar

    Untuk menempatkan gambar anyaman diperlukan kertas desain, yang berupa kertas kotak-kotak,

    dengan ukuran sesuai dengan perbandingan tetal lusi dan tetal pakan. Kotak-kotak kearah vertikal

    mewakili benang-benang lusi dan ke arah horizontal mewakili benang pakan. Tiap kotak mewakili

    satu titik persilangan (persilangan satu helai benang lusi dengan satu helai benang pakan).

    Dengan tanda

    Tanda tanda yang digunakan berupa angka diatas garis datar, angka dibawah garis datar, garis

    miring dan angka dibelakang garis miring. Angka diatas garis datar menunjukan efek lusi dan

    dibawah garis datar menunjukan efek pakan dengan cara pembacaan angka mulai dari angka

    paling kiri atas kemudian bawah dan seterusnya. Garis miring menunjukan arah dari pergeseran

    benang dan angka dibelakang garis miring merupakan angka loncat dari anyaman.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    25/205

    Pengujian Anyaman Kain TenunPeralatan : Kaca pembesar, Gunting, Jarum,Kertas desain, Pinsil

    Cara Pengujian

    Tentukan arah lusi dan arah pakan dan arah pakan diberi tanda panah, dengan pedoman :

    Arah lusi sejajar dengan pinggiran kain

    Pada kain biasanya terlihat bekas-bekas garis sisir, berupa garis lurus, arah garis lurus tersebut searah lusi.

    Bila salah satu arah adalah benang gintir maka benang gintir adalah benang lusi.

    Untuk kain grey bila kedua benang adalah benang tunggal maka yang dikanji adalah benang lusi.

    Tetal lusi biasanya lebih tinggi dari tetal pakan. Tentukan pada kertas desain yang mewakili lusi dan pakan.

    Pada kain tentukan mana yang dipakai acuan sebagai lusi pertama dan pakan pertama, demikian juga

    pada kertas desain.

    Dengan kaca pembesar dan dibantu jarum, buka dan amati lusi pertama dan lihat efek anyaman pada

    pakan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, untuk efek lusi beri tanda silang atau arsiran pada kertas

    desain.

    Seterusnya amati lusi kedua dan seterusnya.

    Apabila dengan cara diatas sukar maka yang dibuka adalah pakan pertama dan lihat efeknya terhadap lusi

    pertama, kedua dan seterusnya. Untuk efek lusi diberi tanda silang atau arsiran pada kertas desain.

    Apabila efek anyaman sudah berulang berarti satu raport anyaman telah tercapai dan pada kertas pola

    diberi tanda satu raport anyamannya.

    Gambar dalam kertas desain satu raport anyaman, buat rumus anyamannya dan nama anyamannya.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    26/205

    Nomor Benang

    Nomor benang (yarn count) adalah kehalusan

    benang, yang dinyatakan dalam satuan berat

    setiap panjang tertentu atau satuan panjang

    setiap berat tertentu.

    Penomoran benang dibagi menjadi dua bagian

    besar, yaitu :

    Nomor Langsung, TD, Tex

    Nomor tidak Langsung, Ne1, NM

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    27/205

    Satuan yang Biasa Digunakan

    Satuan Inggris

    Satuan metrik

    Satuan Berat

    Satuan Panjang

    1 pound (lbs) = 16 ounces

    7000 grains

    453,6 gram

    1 hank = 840 yard

    768 meter

    1 lea = 120 yard

    1 yard = 36 inch = 0,914 meter1 inch = 2,54 cm

    Satuan Berat

    Satuan Panjang

    Kilogram (kg)

    Gram (g)

    Miligram (mg)

    Dst.

    Kilometer

    Meter

    Centimeter

    Milimeter, dst

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    28/205

    Nomor Benang Langsung

    Penomoran langsung adalah penomoran benang yangdidasarkan pada berat benang setiap panjang tertentu.

    Nomor benang langsung yaitu :

    Nomor benang cara denier (TD)

    Contoh

    TD = 1 berarti berat benang 1 gram setiap panjang benang9000 meter

    TD = 100 berarti berat benang 100 gram setiap panjangpanjang benang 9000 meter

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    29/205

    Nomor Benang Langsung

    Nomor benang cara Tex

    Contoh

    Tex = 1 berarti berat benang 1 gram setiap panjang benang1000 meter

    Tex = 100 berarti berat benang 100 gram setiap panjangbenang 1000 meter

    Nomor benang gintirnya dapat dihitung dengan rumus :

    Nomor benang gintir (NG) = N1 + N2 + N3 +.dst.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    30/205

    Nomor Benang Tak Langsung

    Penomoran benang tidak langsung adalah

    penomoran benang yang didasarkan pada

    panjang benang setiap berat tertentu.

    Nomor benang tidak langsung yaitu :

    Penomoran cara Inggris, Ne1

    Penomoran cara metrik, NM

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    31/205

    Nomor Benang Tak Langsung

    Penomoran cara Inggris (Ne1)

    Contoh Ne1 = 1 berarti panjang benang 1 hank setiap

    berat benang 1 lbs

    Ne1 = 20 berarti panjang benang 20 hanksetiap berat benang 1 lbs

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    32/205

    Nomor Benang Tak Langsung

    Penomoran cara Metric

    Contoh

    Ne1 = 1 berarti panjang benang 1 m setiap

    berat benang 1 g

    Ne1 = 20 berarti panjang benang 20 m setiap

    berat benang 1 g

    Nomor benang Gintir

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    33/205

    Rumus Cepat Untuk Menghitung

    Konversi Nomor Benang

    Nomor Ne1 Nm TD Tex

    Ne1 - 0,59 Nm 5315/TD 590/Tex

    Nm 1,69 Ne1 - 9000/TD 1000/Tex

    TD

    5315/Ne1

    9000/Nm

    -

    9 Tex

    Tex

    590/Ne1

    1000/Nm

    TD/9

    -

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    34/205

    Pengujian Nomor Benang

    Peralatan : Meteran dengan skala millimeter, Jarum, Gunting,Timbangan

    Cara Pengujian

    Potong contoh uji sejajar dengan benang lusi dan benang pakandengan ukuran 20 cm X 20 cm.

    Ambil 20 helai benang lusi/pakan dari kain diatas, masing-masing10 helai dari kedua pinggirnya.

    Timbang 20 helai benang lusi/pakan dengan timbangan (sensitifitas0,01 miligram), kemudian ukur panjang masing-masing benang

    lusi/pakan dengan tegangan benang tidak terlalu besar juga tidakkendor.

    Hitung nomor benang dalam Ne1, NM, TD dan Tex.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    35/205

    Tetal Benang

    Tetal benang adalah kerapatan benang pada kain ataujumlah benang setiap satuan panjang tertentu,misalnya jumlah benang setiap cm atau inci.

    Ada beberapa cara menentukan tetal benang, yaitu :

    Dengan kaca pembesar

    Dengan kaca penghitung secara bergeser

    Dengan cara urai

    Dengan proyektor

    Dengan parallel line grating dan

    Dengan taper line grating

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    36/205

    PengujianTetal Benang Lusi/ Pakan

    Peralatan Kaca Pembesar dengan sekala inci dan jarum

    Jarum

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Cara Pengujian Ratakan kain tanpa tegangan pada meja pemeriksaan.

    Dengan kaca pembesar dibantu jarum , hitung jumlah lusi atau pakan setiap inci.

    Pengujian dilakukan paling sedikit di lima tempat yang berbeda secara merata.

    Kalau tetal lusi atau pakan kurang dari 10 helai tiap cm maka lakukan pengujiansetiap 7,5 cm.

    Kalau lebar kain kurang dari 7,5 cm maka seluruh benang dihitung.

    Hitung rata-rata tetal lusi dan tetal pakan

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    37/205

    Mengkeret benang

    Apabila benang ditenun maka akan berubah panjangnya, hal inikarena adanya silangan pada kain. Untuk menyatakan perubahanukuran tersebut dapat dilakukan dengan dua cara

    Crimp Adalah prosentase perubahan panjang benang dari keadaan lurus

    (pb) menjadi panjang kain tenun (pk) terhadap panjang kain tenun.

    Take Up Adalah prosesntase perubahan panjang benang dari kedaan lurus

    (pb) menjadi panjang kain tenun (pk) terhadap panjuang benangdalam keadaan lurus.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    38/205

    Pengujian Mengkeret Lusi/Pakan

    Peralatan Meteran dengan sekala millimeter.

    Gunting

    Beban penegang = tex x 0,25

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Cara Pengujian Potong contoh uji sejajar dengan benang lusi dan benang pakan dengan

    ukuran 20 cm X 20 cm. Ambil 20 helai benang lusi/pakan dari kain diatas, masing-masing 10 helai

    dari kedua pinngirnya

    Ukur panjang masing-masing benang lusi/pakan dengan tegangan benangtidak terlalu besar juga tidak kendor.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    39/205

    Grading Kain

    Grading kain adalah penggolongan kain berdasarkan cacatkain. Cacat kain adalah kelainan yang tampak padapermukaan kain secara visual yang dapat menurunkanmutu kain dan terjadi tanpa direncanakan.

    Kegunaan grading kain adalah :

    Untuk menggolongkan dalam hal mutu, misalnya mutupertama dan kedua, berdasarkan keinginan pasar ataukonsumen.

    Untuk memberikan informasi tentang kain yang sedangdihasilkan.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    40/205

    Grading Kain

    Grading kain bisa menjadi sukar apabila hanyaberdasarkan penglihatan atau perasaan.Selembar kain mungkin akan tampak menjadimutu pertama bagi seseorang tetapi tidak bagi

    orang lain. Kedaan ini menyulitkan bagiperusahaan-perusahaan karena harus melayaniberagam pembeli, hal ini dapat diatasi denganadanya standar untuk menilai grade kain secara

    kuantitatif. Cara yang banyak dipakai adalahsystem point, dengan cara ini tiap cacat kain(defect) dinilai dengan angka tertentu.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    41/205

    Grading Kain

    Ketentuan umum cacat kain mentah (grey)adalah :

    Cacat mayor

    Cacat mayor adalah cacat kain yang tidak dapat

    diperbaiki

    Cacat minor

    Cacat minor adalah cacat kain yang masih bisa

    diperbaiki dan akan hilang pada proses

    penyempurnaan.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    42/205

    Grading Kain

    Ketentuan umum cacat kain yang telah disempurnakan (finish) adalah :

    Cacat Sub minor Cacat yang tidak nampak dan tidak mempengaruhi penilaian angka

    grading. Jika hal ini sering terjadi maka harus dimintakanpertanggungjawaban siap yang bertanggung jawab.

    Cacat minor

    Cacat yang agak nampak pada kilasan pandangan pertama, dan mungkinmenyebabkan cacat pada pakaian, cacat ini dinilai lebih kecil tergantungpanjang cacat.

    Cacat Mayor Cacat ini kelihatan atau sangat terlihat dan kebanyakan menyebabkan

    kerusakan pakaian. Cacat ini dinilai lebih besar tergantung panjang cacat.

    Critical defect Cacat yang menyebabkan pakaian sudah tidak dapat dipakai lagi,

    meskipun mutu kedua. Bagian cacat ini harus dibuang atau dipotong.

    Tabel 3.1 Ukuran dan Nilai Cacat Kain Tenun

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    43/205

    No Kelompok Cacat Ukuran dan Nilai

    Mutlak

    Besar

    Sedang

    Kecil

    Ukuran

    N

    Ukuran

    N

    Ukuaran

    N

    1.

    Nep

    -

    > 50 cm X lebar

    kain

    10

    1050 cm X lebar

    5

    210 cm X lebar

    3

    2.

    Slub

    -

    > 5 cm

    10

    15 cm

    5

    < 1 cm

    3

    3. Benang tidak rata - > 50 cm 10 1050 cm 5 < 10 cm 3

    4.

    Benang putus

    -

    > 50 cm

    10

    1050 cm

    5

    < 10 cm

    3

    5.

    Benang tegang, kendor

    -

    > 50 cm

    10

    1050 cm

    5

    < 10 cm

    3

    6.

    Garis lipatan

    -

    > 10 cm

    10

    2,510 cm

    5

    < 2,5 cm

    3

    7.

    Garis lusi

    -

    > 25 cm

    10

    1025 cm

    5

    < 10 cm

    38.

    Garis pakan

    >3 garis

    pakan

    lebar kain

    10

    lebar - lebar

    5

    < lebar kain

    3

    9.

    Salah pola

    Tampak

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    10.

    Bare

    Tampak

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    11.

    Belang

    Tampak

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    12.

    Sobek

    Tampak

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    13.

    Benang tak teranyam

    > 0,5 X 10

    cm

    > 0,5 X 5 cm0,5

    X 10 cm

    10

    0,5 X 2 cm0,5 X

    5 cm

    5

    < 0,5 X 2 cm

    3

    14.

    Noda

    0,5 X 0,5

    cm kontras

    0,5 X 0,5 cm Jelas

    10

    0,5 X 0,5 cm samar

    5

    -

    -

    15.

    Cacat lebar

    > 2 % lebar

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    16.

    Pakan bias

    > 5 % lebar

    > 25 %

    10

    < 1 %

    5

    < 1 %

    3

    17.

    Cacat pinggir

    Diberi nalai 1

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    44/205

    Pakan Bias

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    45/205

    Pengujian Grade KainPeralatan

    Meja periksa yang dilengkapi dengan skala pengukur panjang dan memilikibagian yang tembus cahaya. Bagian tersebut disinari dengan lampu yangcukup terang.

    Alat pengukur panjang dengan skala cm

    Alat pencatat

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.Cara Pengujian

    Tarik ujung kain yang akan diperiksa dan lewatkan pada meja periksa sehingga permukaan kainsecara merata terletak pada meja periksa.

    Tarik dan gerakan kain dengan bantuan tangan atau mesin ke arah pajang kain.

    Periksa dan amati bagian kain yang berada di atas bagian tembus cahaya meja periksa danteruskan gerakan bila tidak terdapat cacat. Pengamatan dengan jarak 90 cm dari meja.

    Hentikan gerakan bila dijumpai ada cacat. Ukur panjang cacat dalam cm.

    Catat cacat tersebut pada kelompok cacat yang ditentukan. Nilai cacat tersebut sesuai ukuran dan nilai cacat pada table. Jika dalam 1 m panjang kain

    terdapat cacat yang terdiri dari satu jenis cacat, maka nilai cacat yang dihitung untuk 1 mtersebut adalah 10, walaupun nilai cacat yang ada lebih dari 10.

    Jika pada kain terdapat cacat mutlak seperti yang tercantum pada table, maka kain tersebutdinilai dibawah tingkat mutu yang ditetapkan.

    Ukur panjang tiap gulungan kain yang dinilai.

    Hitung jumlah nilai cacat kain tiap gulungan.

    Hitung nilai cacat kain rata-rata per meter dari masing-masing gulungan secara terpisah.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    46/205

    PENGUJIAN KEKUATAN KAIN

    Kekuatan kain dapat digolongkan menjadi 3 bagianyaitu

    kekuatan tarik kain,

    kekuatan sobek kain dan

    kekuatan jebol kain.

    Adapun kekuatan jahitan adalah kekuatan dari kainyang telah dijahit dan

    slip jahitan adalah adalah slip kain yang dijahitsetelah diberi beban tertentu.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    47/205

    Kekuatan Tarik Kain

    Kekuatan tarik kain adalah beban maksimal yang dapat dapat ditahan oleh

    suatu contoh uji kain hingga kain tersebut putus, sedangkan mulur kain

    adalah pertambahan panjang kain pada saat kain putus, dibandingkan

    dengan panjang kain semula dinyatakan dalam persen

    Kekuatan tarik kain dapat diuji dengan tiga cara, yaitu

    Pengujian cara cekau

    Pengujian cara pita tiras.

    Pengujian cara pita potong

    Untuk menghindari perbedaan persepsi dari penerima hasil pengujianmaka setiap pengujian kekuatan tarik harus dicantumkan cara mana yang

    dipakai apakah cara cekau, cara pita tiras tau cara pita potong.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    48/205

    Pengujian kekuatan Tarik dan Mulur Kain

    Peralatan Mesin penguji kekuatan tarik dengan spesifikasi sebagai

    berikut : Kecepatan penarikan : 30 1 cm per menit

    Jenis : ayunan Penggerak : motor atau tangan

    Waktu putus : 20 3 detik setelah penarikan

    Jarak jepit : 7 cm

    Ukuran penjepit :

    Untuk cara pita tiras : 2,5 cm X 3,75 cm atau lebih Untuk cara pita potong : 2,5 cm X 3,75 cm atau lebih

    Untuk cara cekau permukaan I : 2,5 cm X 2,5 cm dan permukaan II :2,5cm X 5,0 cm

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    49/205

    Pengujian kekuatan Tarik dan Mulur Kain

    Persiapan Contoh Uji (Cara Pita Tiras) Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Potong kain dengan ukuran ukuran 3,5 cm X 20 cm atau (2,5 cm + 20 helai benang) X 20 cm ( mana yanglebih lebar yang dipilih), kemudian ditiras menjadi 2,5 cm X 20 cm sebanyak 5 helai arah lusi dan 5 helaiarah pakan.

    Cara Pengujian

    a. Pengujian Kekuatan Tarik Kering Jepit contoh uji simetris pada jepitan atas, dengan arah bagian panjang searah dengan arah

    tarikan. Beri tegangan awal pada contoh uji sebesar 170 gram, lalu jepit simetris pada jepitan bawah.

    Jalankan mesin hingga contoh uji putus.

    Hentikan mesin saat contoh uji putus, kemudian baca besarnya kekuatan tarik pada skala.

    Ulangi pengujian hingga 5 kali pengujian dan apabila contoh uji putus pada penjepit pengujianharus diulangi.

    b. Pengujian Kekuatan Tarik BasahApabila pengujian diminta kekuatan tarik basah maka contoh uji dalam keadaanbasah, cara pengerjaannya sebagai berikut :

    Contoh uji yang telah siap kemudian dibenamkan dalam air suling yang mengandung tidaklebih dari 0,05 % zat pembasah non-ion, pada suhu kamar hingga betul-betul basah.

    Pengujian selanjutnya sama seperti diatas, dengan catatan pengujian harus sudah selesaidalam 2 menit setelah contoh uji diambil dari air.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    50/205

    Kekuatan Sobek Kain Pengujian kekuatan sobek kain adalah menguji daya tahan kain terhadap sobekan. Pengujian

    kekuatan sobek kain sangat diperlukan untuk kain-kain militer seperti kain untuk kapalterbang, payung udara dan tidak kalah pentingnya juga untuk kain sandang. \

    Pengujian kekuatan sobek kain dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

    Kekuatan sobek kain cara trapesium

    Pengujian cara trapesium ini meniru keadaan dari kejadian sebagai berikut : Apabila sepotong

    kain ditarik dan digunting pada bagian pinggir kain, dan contoh dipegang dengan kedua tangan,lalu disobek mulai dari sobekan yang telah dibuat.

    Kekuatan sobek kain cara lidah

    Pengujian kekuatan sobek cara lidah, yaitu apabila sepotong kain digunting menjadi dua sampai

    kira-kira setengahnya, kain lalu disobek dengan memegang kedua lidah lalu ditarik. Pengujian

    dengan cara lidah tidak dapat dilakukan pada kain tidak seimbang. Kain dengan tetal lusi lebih

    besar dari tetal pakan, apabila disobek pada arah lusi, maka arah sobekan pada saat pengujianakan berubah ke arah pakan yang lebih lemah. Oleh karena itu orang lebih suka melakukan

    pengujian dengan cara trapesium.

    Kekuatan sobek kain cara Elmendorf

    Pengujian kekuatan sobek kain cara Elmendorf menggunakan alat khusus yaitu Elmendorf,

    dengan system ayunan pendulum, berbeda dengan cara trapesium dan cara lidah yang

    menggunakan alat uji kekuatan tarik kain untuk mengujinya.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    51/205

    Pengujian Kekuatan Sobek Kain

    Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Trapesium dan Cara LidahPeralatan

    Alat uji kekuatan tarik sistim laju mulur tetap (Instron) Jarak jepit 2,5 cm untuk cara trapesium dan 7 cm uintuk cara lidah

    Kecepatan penarikan 30 1 cm/menit

    Ukuran klem 7,5 cm X 2,5 cm

    Penggerak mesin

    Gunting

    Kertas grafik

    Pena/tinta

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Potong contoh uji dengan ukuran seperti gambar dibawah ini, sebanyak 5helai lusi dan 5 helai pakan.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    52/205

    Pengujian Kekuatan Sobek Kain

    20 cm

    7,5 cm

    7,5 cm

    sobekan awal

    7,5 cm

    15 cm2,5 cm

    2,5 cm

    2,5 cm

    10 cm

    Sobekan awal 1 cm

    Contoh uji cara Trapesium

    Contoh uji cara Lidah

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    53/205

    Pengujian Kekuatan Sobek Kain

    Cara Pengujian

    Kalibrasi alat

    Nyalakan mesin, dengan menekan tombol ON

    Pasang kertas grafik pada tempat yang disediakan.

    Pasang load cell yang sesuai untuk pengujian kekuatan sobek kain.

    Pasang klem atas dan bawah.

    Pasang pena penunjuk harga sekala pengujian.

    Pindahkan switch Uji kekuatan tarik dan mulur pada posisi ON.

    Atur posisi pena pada posisi 0 (nol) (tanpa beban/ tombol beban pada 0 (nol)), kemudian pindahkan posisi tombol beban pada 5 kg atur

    posisi pena pada 0 (nol).

    Pasang beban 5 kg pada klem atas, lihat posisi pena harus pada sekala 10, jika tidak maka atur sehingga pada posisi 10.

    Untuk mengecek kebenaran pembacaan, pindahkan beban pada sekala 10, cek apakah pena pada posisi angka 5, jika tidak ulangi

    langkah di atas.

    Pengujian

    Atur posisi tombol beban pada skala 5 kg atau 10 kg (sesuai dengan kekuatan sobek kain).

    Pasang kain contoh uji pada klem.

    Pindahkan switch kekuatan tarik dan mulur pada posisi ON.

    Atur kertas grafik sehingga kedudukan pena pada grafik berada pada salah satu titik potong absis dan ordinat grafik.

    Tekan tombol UP sehingga mesin bergerak menarik contoh uji keatas. Biarkan penarikan sampai selesai (dalam grafik didapat mulur 5 cm).

    Setelah itu hentikan mesin dengan menekan tombol OFF.

    Off kan switch kekuatan tarik dan mulur, kemudian turunkan klem dengan menekan tombol Down.

    Lalukan pengujian pada 5 (lima) sample arah lusi dan pakan.

    Untuk cara tarpesium, beri tanda pada grafik 5 titik puncak tertinggi dan 5 titik puncak terendah dan hitung rata-rata 5 titik puncak

    tertinggi dan 5 titik puncak terendah, sedangkan untuk cara lidah beri tanda pada 5 titik puncak tertinggi dan hitung rata-rata 5 titik

    puncak tertinggi.

    Hitung rata-rata, standar deviasi dan Koefisien variasi dari data hasil pengujian.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    54/205

    Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Elmendorf

    Peralatan

    Pendulum (Elmendorf) penguji sobek, dengan kapasitas alat 1600 g, 3200 g

    Gunting

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Gunting kain dengan ukuran sesuai gambar di bawah ini, masing-masing 5 helai lusi dan

    5 helai pakan.

    10 ,2 cm

    7,5 cm

    4,5 cm4,5 cm

    1,2 cm

    2,0 cm

    Kain yang disobek 4,3

    mm

    Sobekan awal

    Gambar 4.2

    Contoh Uji Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Elmendorf

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    55/205

    Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Elmendorf

    Cara Pengujian

    Atur posisi alat pendulum pada tempat yang rata, sehingga garis indeks berhimpit

    dengan penunjuk. Pilih kapasitas pendulum sehingga hasil pengujian diharapkan pada skala 20 %60 %.

    Pendulum dinaikan sampai kedudukan siap ayun, kemudian jarum penunjuk diatur

    hingga berada pada garis indeks yang terdapat pada alat uji.

    Pasang contoh uji pada sepasang klem, sedemikian rupa sehingga terletak ditengah-

    tengah dan tepi bawah contoh uji segaris dengan dasar penjepit. Pada kedudukan ini

    tepi atas contoh uji akan sejajar dengan permukaan atas penjepit dan benang-benangyang sejajar lebar contoh uji akan tegak lurus padanya. Kedua penjepit dirapatkan

    dengan memutar skrup pengencang, sehingga tekanan jepitan kedua penjepit sama

    besar. Contoh uji hendaknya terpasang bebas dengan bagian atasnya diatur melengkung

    searah ayunan pendulum.

    Beri sobekan awal contoh uji, dengan menekan pisau penyobek awal penuh.

    Tekan penahan pendulum, sehingga pendulum berayun menyobek kain contoh uji,biarkan ayunan sempurna, pasa saat ayunan pendulum balik, tangkap dengan tangan

    tanpa mengubah posisi jarum penunjuk.

    Baca hasil uji, sampai sekala terkecil yang terdekat.

    Hasil pengujian tidak berlaku jika contoh uji slip pada penjepit, atau bila sobekan

    menyimpang dari arah sobekan awal lebih besar dari 6 mm, dan bila terjadi pengerutan

    pada contoh uji harus dicatat.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    56/205

    Pengujian Kekuatan Jebol Kain (Cara Diafragma)

    Peralatan Bursting strength Tester, yang dilengkapi dengan :

    Diafagma dari karet

    Penunjuk tekanan dalam satuan kg/cm2.

    Contoh uji yang dapat dijebol berdiameter 30 cm.

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Cara Pengujian Contoh uji disediakan 10 contoh uji, masing-masing tidak merupakan courseatau waleyang sama,

    bisa juga berupa selembar kain tanpa dipotong dengan jarak antar contoh uji 70 mm.

    Atur diafragma pada alat sampai rata, dengan cara menghilangkan tekanannya.

    Atur penunjuk skala pada angka nol (0). Jepit contoh uji dengan kuat.

    Naikan tekanan terhadap karet diafragma dengan laju tekanan tetap sampai kain jebol/pecah.

    Hilangkan tekanan setelah kain tersebut jebol, catat angka dalam skala yang ditunjukan jarumpenunjuk.

    Ulangi pengujian diatas sampai 10 contoh uji.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    57/205

    Kekuatan Jebol Kain

    Pengujian kekuatan jebol kain dilakukan pada kain rajut dan beberapa jenis kaintertentu, misalnya kain-kain untuk militer dan payung terbang, selain itu dipakaipula intuk kertas. Pengujian tahan jebol dapat dilakukan dengan dua cara yaitupengujian dengan bola penekan dan pengujian dengan diafragma.

    Pengujian dengan bola penekan dilakukan dengan alat uji kekuatan tarik yangdilengkapi dengan bola baja yang mendorong contoh yang dijepit oleh penjepityang berbentuk cincin untuk memegang contoh uji. Peralatan terpasang pada alatuji kekuatan tarik sedemikian rupa, sehingga pada saat berjalan, bola yangberukuran satu inci akan mendorong kain ke atas. Beban yang diperlukan untukmemecah kain menunjukan kekuatan jebol kain tersebut.

    Pengujian dengan diafragma, penekan digunakan diafragma yang terbuat darikaret, yang ditekan oleh cairan yang digerakan oleh pompa, sehingga karet akanmendorong kain hingga pecah. Besarnya tekanan yang terjadi diukur denganpengujkur tekanan tabung bourdon. Kapasitas alat ini relatif kecil.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    58/205

    Pengujian Kekuatan Jebol Kain (Cara Diafragma)

    Peralatan Bursting strength Tester, yang dilengkapi dengan :

    Diafagma dari karet

    Penunjuk tekanan dalam satuan kg/cm2.

    Contoh uji yang dapat dijebol berdiameter 30 cm.

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Cara Pengujian Contoh uji disediakan 10 contoh uji, masing-masing tidak merupakan courseatau waleyang sama,

    bisa juga berupa selembar kain tanpa dipotong dengan jarak antar contoh uji 70 mm.

    Atur diafragma pada alat sampai rata, dengan cara menghilangkan tekanannya.

    Atur penunjuk skala pada angka nol (0).

    Jepit contoh uji dengan kuat.

    Naikan tekanan terhadap karet diafragma dengan laju tekanan tetap sampai kain jebol/pecah.

    Hilangkan tekanan setelah kain tersebut jebol, catat angka dalam skala yang ditunjukan jarumpenunjuk.

    Ulangi pengujian diatas sampai 10 contoh uji.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    59/205

    Kekuatan Jahitan dan Slip Jahitan

    Kekuatan jahitan adalah kemampuan suatu jahitan untuk menahan bebanmaksimum. Stich jahitan diatur sedemikian rupa sehingga didapat stich

    jahitan 12 per inci. Kemungkinan yang terjadi setelah kain diuji kekuatanjahitannya adalah kain putus, benang jahit yang putus, benang-benangpada kain tergelincir dan gabungan dua atau tiga penyebab diatas.

    Pengujian slip jahitan dilakuan dengan cara contoh uji dilipat kemudiandijahit didekat dan sejajar dengan lipatan, kemudian dipotong. Contoh ujiditarik kearah tegak lurus jahitan, sehingga dapat ditentukan besarnyagaya yang menyebabkan terjadinya pergeseran benang selebar yangditentukan (3 mm atau 6 mm). Slip jahitan juga dapat diukur denganberapa cm slip benang pada jahitan setelah diberi beban tertentu ( 8 kgatau 12 kg). Kedua cara diatas bisa digunakan untuk mencari besarnya slip

    jahitan. Saat ini cara yang dipilih adalah untuk menentukan gaya yangdiperlukan untuk pembukaan selebar 6 mm atau 3 mm.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    60/205

    Pengujian Kekuatan Jahitan

    Peralatan Alat uji kekuatan tarik dengan sistim laju penarikan tetap ( V = 30

    1 cm/ menit)

    Gunting

    Mesin Jahit

    Jarum jahit dan benang jahit dengan ketentuan, sebagai berikut:

    d.1 Untuk kain rapat benang halus, Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 90 (diameter blade 0,9

    mm), benang jahit poliester tex 40 atau benang kapas tex 35

    Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 110, benang jahit poliester tex 60 atau kapastex 70.

    d.2 Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar, Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 110 (diameter blade 1,1

    mm), benang jahit poliester tex 60 atau benang kapas tex 70

    Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 140, benang jahit poliester tex 90 atau kapastex 105.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    61/205

    Pengujian Kekuatan Jahitan

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Potong contoh uji sesuai gambar di bawah ini.

    Jahit sesuai gambar, dengan jumlah stitch 12 1 /25 mm.

    20 cm

    5 cm

    2,5 cm

    1,3 cm

    Dilipat, dan dijahit dandipotong menjadi sbb :

    Dijahit

    Gambar 4.3

    Contoh Uji Pengujian Kekuatan Jahitan

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    62/205

    Pengujian Kekuatan Jahitan

    Cara Pengujian Atur jarak jepit menjadi 7,5 cm

    Jepit contoh uji dan atur sehingga jahitan tepatditengah.

    Jalankan mesin sampai contoh uji putus. Catat nilai kekuatan jahitan.

    Amati dan catat penyebab putus, yaitu : Kain putus.

    Benang jahit putus. Benang-benang kain tergelincir.

    Gabungan dua atau tiga penyebab diatas.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    63/205

    Pengujian Slip Jahitan

    Peralatan

    Alat uji kekuatan tarik dengan sistim laju mulur tetap.

    Jarak jepit : 7,5 cm, penjepit untuk uji kekuatan tarik cara cekau.

    Perbandingan antara kecepatan grafik dengan kecepatan penarikan : 5 : 1

    Kecepatan penarikan : 100 10 mm/menit

    Mesin jahit listrik jeratan kunci 1 jarum, dengan kecepatan tidak lebih dari 3000 sticth per menit.

    Jarum jahit dan benang jahit dengan ketentuan, sebagai berikut: g.1 Untuk kain rapat benang halus,

    Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 90 (diameter blade 0,9 mm), benang jahit poliester tex 40atau benang kapas tex 35

    Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 110, benang jahit poliester tex 60 atau kapas tex 70.

    g.2 Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar, Untuk kain dengan berat sampai 270 g/m2, jarum nomor metrik 110 (diameter blade 1,1 mm), benang jahit poliester tex 60

    atau benang kapas tex 70

    Untuk kain > 270 g/m2, jarum nomor metrik 140, benang jahit poliester tex 90 atau kapas tex 105.

    Penggaris dengan sekala mm.

    Jangka sorong

    Gunting

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    64/205

    Pengujian Slip Jahitan

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Gunting kain dan jahit sesuai gambar dibawah ini, dengan jumlah 12

    1 / 25 mm

    35 cm

    10 cm

    25 cm

    10 cm

    10 cm

    Gambar 4.4

    Contoh Uji Pengujian Kekuatan Sobek Kain Cara Lidah dan Cara Travesium

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    65/205

    Pengujian Slip Jahitan

    Cara Pengujian Lipat contoh uji dan jahit sesuai dengan gambar contoh uji diatas.

    Pasang contoh uji tersisa 15 cm yang tidak terlipat dan tidak ada jahitan pada klem atasdan bawah.

    Jalankan mesin sehingga terbentuk grafik kekuatan dan mulur kain.

    Kemudian ujung pena kembalikan pada titik dimana awal terjadi grafik pada pengujianpertama.

    Pasang contoh uji yang ada jahitan pada klem atas dan bawah. Jalankan mesin sehingga terbentuk grafik kekuatan dan mulur jahitan.

    Ukur garfik dengan cara : Ukur jarak (1) antara dua kurva pada gaya 0,5 kg (5 N) yang merupakan tegangan awal dari

    contoh uji yang dijahit.

    Tambahkan 15 mm pada jarak (1) untuk slip 3 mm dan tambahkan 30 mm untuk slip 6 mm.

    Tentukan jarak antara dua titik pasangan kurva yang dipisahkan oleh jarak (1) + 15 mm ataujarak (1) + 30 mm tepat sejajar sumbu pertambahan panjang (tarikan).

    Baca besarnya gaya pada titik tersebut dalam kg (N) pada sumbu kurva kekuatan sampai 2 Nterdekat.

    Besarnya tahan selip adalah gaya tersebut dikurangi 5 N.

    Apabila pemisahan antara dua kurva lebih dari 20,4 kg (200 N), laporkan hasil pengujian sebagailebih besar 20,4 kg (200 N) dan apabila kainnya sobek dan pemisahan kurva tidak ada, laporkankekuatan pada saat sobek.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    66/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Keawetan kain (serviceability) adalah lamanya suatu kain bisa dipakai sampai tidakbisa dipakai lagi, karena suatu sifat penting telah rusak. Misalnya karena warnasudah berubah, mengkeret atau cembung pada siku atau lutut. Keawetan kaintenda misalnya ditentukan oleh daya tembus air, keawetan kain kanvas atau kainsepatu benar benar ditentukan oleh keusangan. Jadi keawetan tidak diuji dan iatergantung dari lamanya dipakai atau jumlah kali pakai. Sedangkan keusangan(wear) adalah jumlah kerusakan kain karena serat-seratnya putus atau lepas.

    Dalam hal-hal tertentu, misalnya kain belt keawetan dan keusangan mungkinsama, tetapi dalam banyak hal lainnya berbeda. Keusangan juga merupakan suatumutu kain yang tidak diuji sebab kondisi-kondisi sangat bervariasi disamping tidakdapat diketahui secara kuantitatif pengaruh macam-macam faktor terhadapkeusangan.

    Pilling kain adalah istilah yang diberikan untuk cacat permukaan kain karena

    adanya pills, yaitu gundukan serat-serat yang mengelompok dipermukaan kainyang menyebakan tidak baik dilihat. Pills akan terbentuk ketika dipakai atau dicuci,karena kekusutan seratserat lepas yang menonjol di permukaan kain akibatgosokan.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    67/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Faktor-fator yang mneyebabkan keausan : Gaya gaya yang langsung pada kain, ini bisa terjadi pada keadaan tidak normal.

    Pengaruh tumbukan, ini penting pada alas lantai seperti permadani.

    Tekukan atau friksi antar serat-dengan serat dan atara-benang dengan benang, karena kain seringtertekuk.

    Gosokan, friksi antar kain dengan kain, friksi antar kain dengan benda lain dan friksi antar seratdengan kotoran, ini menyebabkan putus serat.

    Berdasarkan uraian diatas, faktor gosokan dalam banyak hal merupakan faktor penting yangberhubungan dengan keusangan. Pengujian ketahanan gosokan kain hanya merupakan pengujian yangsederhana terhadap mutu kain. Jadi harus diingat bahwa gosokan bukan hanya satu-satunya factor yangmempengaruhi keusangan dan keawetan.

    J.E. Booth menggolongkan gosokan menjadi beberapa bagian, yaitu :

    Gosokan datar (pane or plate abration), yaitu penggosokan pada permukaan datar dari contoh.

    Gosokan pinggir (Edge abration), yaitu gosokan yang terjadi pada leher atau lipatan kain.

    Gosokan tekuk (Flex abration), yaitu gosokan yang disertai dengan tekukan dan lengkungan.

    Pembagian diatas hanya pembagian yang kasar saja karena sesungguhnya banyak dijumpai pulagosokan campuran yang rumit.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    68/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Pengujian ketahanan gosokan kain dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan kainmenahan gosokan yang berputar dengan tekanan tertentu. Ada beberapa hal penting yangmempengaruhi hasil pengujian ketahanan gosokan kain, yaitu :

    Kedaan contoh, jika tidak ditentukan lain maka keadaan contoh harus dikondisikan dalam kondisistandar pengujian.

    Pemilihan alat, tergantung pada karakter pengujian yang diperlukan, apakah menggunakan gosokandatar, tekanan dan lain-lain.

    Karakter gerakan, apakah arah gerakan bolak-balik, maju saja, memutar atau macam-macam

    gerakan. Arah gerakan, arah gerakan apakah searah lusi, pakan atau membentuk sudut terhadap lusi dan

    pakan.

    Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian ketahanan gosokan kain, yaitu :

    Pemilihan bahan penggosok, Kain penggosok bisa berupa kain itu sendiri, kain standar (kanvas atauwool), baja, silicon carbide, kain amplas atau kertas amplas. Masing-masing penggosok mempunyaikelebihan dan kelemahan, misalnya jika kain penggosok adalah kain contoh itu sendiri, proses

    penggosokan memrlukan waktu lama dan hasil pengujiannya tidak bisa dibandingkan. Pelapis contoh, kain pelapis contoh mempengaruhi hasil pengujian.

    Kebersihan alat daerah yang digosok harus bersih dari kotoran, karena akan mempengaruhi hasilgosokan, misalnya serat yang tinggal di daerah gosokan.

    Tegangan contoh, tegangan harus distandarkan sehingga hasilnya sesuai dengan standar.

    Tekanan antara penggososok dengan contoh, tekanan sangat berpengaruh terhadap lamanyapenggosokan, karena itu harus distandarisasi.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    69/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Beberapa cara untuk menilai kerusakan akibat gosokan yaitu : Kenampakan terhadap contoh yang tidak tergosok.

    Jumlah gosokan sampai kain berlobang, benang putus ataucontoh putus.

    Kehilangan berat setelah penggosokan. Perubahan tebal kain.

    Kehilangan kekuatan kain.

    Perubahan sifat-sifat lain misalnya daya tembus udara, kilaudan lain-lain.

    Pengujian mikroskopis mengenai kerusakan benang atauserat pada kain.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    70/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Pilling kain telah lama dianggap sebagai cacat terutama pada kain rajut,karena benang rajut dibuat dari benang-benang rendah twist. Pilling iniakan lebih parah lagi jika timbul pada serat buatan. Kalau pada kain woolpills mudah dihilangkan, sedangkan pada kain-kain dari serat buatan pillsini sangat susah dihilangkan, melekat dengan kuat pada kain danbertambah besar sehingga memperburuk penampilan dari kain.

    Interprestasi hasil pengujian pilling, sebagai berikut :

    Banyaknya pilling, diperlihatkan oleh standar yang diperuntukan, tidakakan dihasilkan oleh tiap orang, tetapi hanya oleh orang yang bekerjakeras dengan menggunakan baju itu.

    Pengalaman menunjukan, kalau pilling hanya muncul dibagian-bagian

    tertentu saja seperti leher, tepi siku, lipatan lengan dan sebagainya. Ditinjau dari segi pilling ini, maka kemeja blouse dan pakaian merupakan

    pemakaian akhir yang kritis.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    71/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Peralatan Martindale Wear and Abrasion Tester, yang dilengkapi dengan :

    Beban penekan 9 0,2 kPa ( untuk kain dengan berat < 150 g/m2) dan 12 0,2 kPa (untuk kain dengan berat 151300 g/m2)

    Alat stop motion setelah ditentukan jumlah gosokannnya.

    Pemotong/pisau berbentuk lingkaran dengan diamter 38 mm.

    Neraca dengan ketelitian sampai 1 mg.

    Kaca pembesar

    Kain penggosok standar, kainfelt wool,berat 576678 g/m2, tebal 2 mm.]

    Pelapis contoh uji busa poliuretan, tebal 3 mm, berat jenis 0,04 g/cm2.

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Potong contoh uji dengan ukuran diameter 3,8 cm sebanyak 4 pcs.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    72/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Cara Pengujian Metode uji sampai putus

    Potong 4 contoh uji secara acak hingga mewakili seluruh contoh, untuk contohuji bercorak struktur, potong contoh uji setiap corak.

    Kondisikan contoh uji di ruangan standar

    Potong kain penggosok standar dengan diameter 140 mm.

    Potong empat lembar pelapis contoh uji dengan diameter 140 mm. Pasang pelapis contoh uji dan kain penggosok pada alat penggosok di mesin.

    Letakan cincin dudukan contoh uji pada dudukan pengencang, pasang setiapcontoh uji pada cincin dudukan contoh uji dengan permukaan contoh ujimenghadap kebawah. Pasang secara hati-hati penekan contoh uji agarkedudukan contoh uji tepat ditengah.

    Pasang badan pemegang contoh uji, kencangkan dengan tangan. Jaga agar

    contoh uji tidak terlipat, kemudian kencangkan lagi dengan alat pengencang. Pasang pemegang contoh uji pada meja beban, dengan tekanan sesuai berat

    kain.

    Jalankan mesin dengan ketentuan jumlah gosokan :

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    73/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Tabel 5.1 Jumlah Gosokan

    Periksa kerusakan contoh uji setiap interval sesuai

    table diatas menggunakan kaca pembesar tanpadilepas dari pemegang contoh uji, apakah sudah duahelai benang putus atau belum.

    Jika telah putus, catat jumlah gosokan.

    Perkiraan Jumlah Gosokan Interval Pengamatan

    Sampai dengan 5000

    Antara 5000 dan 20.000

    Antara 20.000 dan 40.000Lebih dari 40.000

    Setiap 1000 gosokan

    Setiap 2000 gosokan

    Setiap 5000 gosokanSetiap 10.000 gosokan

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    74/205

    PENGUJIAN KEKUATAN GOSOK KAIN

    Metode uji pengurangan berat

    Potong 8 contoh uji secara acak hingga mewakili seluruh contoh, untuk contoh ujibercorak struktur, potong contoh uji setiap corak.

    Kondisikan contoh uji di ruangann standar

    Timbang-masing-masing contoh uji.

    Lakukan pengujian dua contoh uji seperti cara tersebut di atas, sehingga diketahuijumlah gosokannnya.

    Gosok masing-masing dua contoh uji lainnya dalam 3 tahap jumlah gosokan, yaitu25 %, 50 %, 75 % dari jumlah gosokan.

    Kondisikan kembali contoh uji setiap selesai pekerjaan selama 24 jam danditimbang masing-masing sampai mg terdekat.

    Buat grafik pengurangan berat terhadap jumlah gosokan. Apabila tiga titik terletak mendekati garis lurus, tentukan rata-rata pengurangan

    berat dalam mg setiap 1000 gosokan.

    Apabila tiga titik berbentuk kurva, tentukan nilai pengurangan berat untuk setiaptahap.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    75/205

    Pengujian Pilling Kain

    Peralatan Alat uji pilling buatan ICI, berupa kotak ukuran 9 inci X 9 inci X 9 inci dengan pintu, Bagian dalam dilapisi lempeng gabus

    dengan tebal 1/8 inci, kotak diputar dengan kecepatan 60 putaran per menit.

    Tabung karet atau poliuretan diameter luar 1,25 inci, panjang 6 inci dan tebal 1/8 inci

    Gunting

    Mistar

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Cara Pengujian Potong kain dengan ukuran 5 inci X 5 inci , kemudian dijahit supaya kencang.

    Masukan tabung dari karet ke dalam contoh uji yang berbentuk silinder.

    Tutup ujung potongan kain dengan Cellophane.

    Masukan empat tabung karet beserta contoh uji ke dalam satu.

    Putar alat dengan kecepatan 60 putaran per menit selama 5 jam.

    Untuk pakaian pengujian dapat dilakukan pada kain asli dan kain setelah pencucian sebanyak pencucian yangditetapkan. Pencucian dipakai standar cara pencucian yang berlaku.

    Bandingkan secara visual kenampakan pilling yang timbul pada contoh uji dengan foto standar pilling dalam kotakpengamatan.

    Standar 1, timbul bulu tetapi tidak pill.

    Standar 2, timbul bulu dan sedikit pill.

    Standar 3, timbul bulu dan lebih banyak pill.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    76/205

    PENGUJIAN PEGANGAN KAIN

    Sifat- sifat kain dapat diuji dan dinyatakan dalam angka-angka,seperti kekuatan tarik kain, mulur kain, ketahanan terhadap zatkimia dan sebagainya. Tetapi ada beberapa sifat kain yang tidakdapat dinyatakan dalam angka-angka seperti kenampakan,kehalusan atau kekasaran, kekakuan atau kelemasan, dan mutudrapingyang baik atau yang jelek. Sifat-sifat kain diatas diperlukan

    dalam pemilihan kain.

    Dalam pemilihan kain ada beberapa hal dilakukan sepertimemegang, mencoba, kemudian menentukan mana yang sesuaidengan penggunaanya. Dengan memegang dan merasakan kain

    sebenarnya telah dinilai beberapa sifat sekaligus secara subjektif.Menurut Pierce apabila pegangan kain ditentukan, maka mencakuprasa kaku atau lembek, keras atau lunak, dan kasar atau halus

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    77/205

    Pengujian Pegangan kain

    Drapeagak berbeda artinya yaitu kemampuan kain untuk memberikankenampakan indah waktu dipakai. Tidak semua bahan pakaian harusmempunyai drapeyang baik. Kain untuk bullet Skirtatau Patti Coatkaku,tidak harus mempunyai drapeyang baik.

    Untuk menetukan besarnya kekakuan dan drapeternayata terdapat beberapakesulitan. Penelitian dilakukan untuk menentukan metode yang bisa

    mengatasi kesulitan dalam penentuan pegangan dandrape. Untuk itu adadua hal yang perlu diperhatikan :

    Pemisahan macam-macam bahan yang memiliki pegangan dan drape, dandesain instrumen yang cocok untuk mengukur sifat-sifat kain secaraindividu.

    Menentukan teknik staistik untuk menetukan kesimpulan hubungan

    antara hasil-hasil pengujian yang dinilai secara individu dan secara grupoleh tim penilai.

    Pengalaman menunjukan bahwa kesimpulan dari Pierce adalah dalamsasaran bahwa kekakuan merupakan kunci dalam mempelajari pegangandan drape

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    78/205

    Kekakuan Kain

    Prinsip penentuan kekakuan kain dengan ShirleyStiftness Testeradalah contoh uji kain denganukuran 20 X 2,5 cm yang disangga oleh bidangdatar bertepi. Pita kain tersebut digeser kearah

    memanjang dan ujung pita melengkung karenaberatnya sendiri. Setelah ujung pita kain sampaipada bidang yang miring dengan sudut 41,5 oterhadap bidang datar, maka dari panjang kainyang menggantung tadi dan sudut dapatdipertimbangkan parameter-parameter :

    k k k k

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    79/205

    Pengujian kekakuan kain

    Bending Length( C )

    Adalah panjang kain yang melengkung karena

    beratnya sendiri pada suatu pemanjang

    tertentu. Ini merupakan ukuran kekakuan yangmenetukan mutu draping.

    Pada Shirley Stiftness Testerdipilih sudut 41,5 o

    k k k

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    80/205

    Pengujian Kekakuan kain

    ji k k k i

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    81/205

    Pengujian Kekakuan kain

    L i K i (D )

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    82/205

    Langsai Kain (Drape)

    Kelangsaian (drape) adalah variasi dari bentuk ataubanyaknya lekukan kain yang disebabkan oleh sifatkekerasan, kelembutan, berat kain dan sebagainya apabilakain digantungkan. Drape Factoradalah perbandinganselisih luas proyeksi vertikal dengan luas landasan contoh

    uji, terhadap selisih contoh uji dengan luas landasan contohuji.

    The Fabric Researh Laboratories of USAtelahmengembangkan suatu metode untuk mengukur drape, hal

    ini dilakukan dengan dengan cara mengabungkankarakteristik lusi dan pakan menghasilkan suatu tekukanseperti terlihat ditoko apabila suatu kain digantung padagantungan bulat.

    L i K i (D )

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    83/205

    Langsai Kain (Drape)

    Pengujian dilakukan dengan cara selembar kain contohuji ukuran diameter 25 cm disangga oleh sebuah cakrabulat berdiameter 12,5 cm, bagian kain yang tidaktersangga akan jatuh (drape), seperti terlihat

    Bila tidak ada drapeyang terjadi maka proyeksi contohakan tetap 25 cm, karena adanya drape maka terlihatseperti gambar B.

    A B

    L i K i (D )

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    84/205

    Langsai Kain (Drape)

    Pengujian Kekakuan Kain

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    85/205

    Pengujian Kekakuan Kain

    Peralatan Shirley Stiftness Tester

    Gunting

    Mistar

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.

    Potong contoh uji kain dengan ukuran 2,5 cm X 20 cm rapih tidak adabenang lusi atau benang pakan yang mengantung dan tidak adabenang lusi dan atau benang pakan yang sama setiap contoh uji, 3helai kearah lusi dan 3 helai kearah pakan. Contoh uji usahakan

    sesedikit mungkin dipegang. Kain cenderung menggulung usahakandidiamkan beberapa jam pada alas yang datar sehingga akan merata.

    P ji K k k K i

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    86/205

    Pengujian Kekakuan Kain

    Letakan alat mendatar pada meja.

    Contoh uji diletakan pada bidang datar P dan alat dan salah satu ujungnyaberimpit dengan tepi depan bidang datar P. Penggeser S diletakan padacontoh uji sehingga skala nol segaris dengan garis penunjuk D.

    Penggeser didorong ke depan sehingga contoh uji menjulur keluar dantepi depan bidang datar P dan melengkung ke bawah karena beratnyasendiri. Penggeser didorong terus sedingga tepi depan contoh uji sebidang

    dengan garis L1 dan L2. Apabila contoh uji terpuntir maka titik tengah tepidepan contoh uji harus sebidang dengan kedua garis L1 dan L2.

    Setelah 6 sampai 8 detik, panjang lengkung contoh uji dibaca pada sekalapenggeser yang lurus dengan garis batas pada alat.

    Untuk satu contoh uji pengujian dapat dilakukan pada empat tempat,yaitu depan atas, depan bawah, belakang atas dan belakang bawah.

    Untuk memudahkan cara pengerjaan tersebut maka alat ukur kekakuandiletakan sedemikian rupa sehingga sekala terletak didepan penguji danpada kedudukan yang memudahkan membaca sekala pada penggeser S.Kedudukan relatif tepi depan contoh uji terhadap garis L1 dan L2 dapatdilihat pada cermin yang diletakan atau ditempelkan pada salah satu sisialat.

    P ji L i (D ) K i

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    87/205

    Pengujian Langsai (Drape) Kain Peralatan

    Drape Tester

    Alat Pengukur contoh Uji

    Gunting

    Printer

    Cara Pengujian Gunting kain contoh uji sesuai pola piringan standar diameter 25 cm sebanyak 5 lembar.

    Beri tanda muka dan belakang kain, buat lubang pada titik pusat lingkaran diameter 3mm, kondisikan dalam ruang standar pengujian.

    Nyalakan komputer

    Nyalakan Drape Tester, dengan cara membuka kaca, kemudian tekan saklar kanan bawahalat sampai lampunya menyala.

    Klik icon Drape Tester, sampai keluar menu Drape Tester.

    Pasang contoh uji pada landasan uji, sehingga titik pusatnya berada pada titik tengahlandasan uji.

    Jalankan alat sehingga contoh uji berputar 30 detik atau 60 putaran. Biarkan beberapasaat.

    Klik reset, tunggu sampai lampu merah pada alat menyala.

    Beri nama operator dan nama kain.

    Klik Startuntuk memulai pengujian, photo sensor bekerja membaca drapekain, biarkansampai pengujian selesai.

    Klik print untuk mencetak hasil pengujian. Hasil pengujian dapat dibaca pada layarmonitor komputer dan atau pada kertas hasil print.

    PENGUJIAN KEMAMPUAN KAIN UNTUKKEMBALI DARI KEKUSUTAN

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    88/205

    KEMBALI DARI KEKUSUTAN Serat selulosa merupakan serat yang mudah kusut dan usaha-usaha untuk

    memperbaiki kekurangan ini banyak dilakukan dalam proses penyempurnaan.Wol merupakan serat yang elastisitasnya sangat baik, sehingga mudah pulihdari kekusutan. Sifat ini menjadi dasar untuk mengukur sudut kembali darikekusutan.

    Kemampuan kembali dari kekusutan adalah sifat dari kain yang memungkinkanuntuk kembali dari lipatan. Alat uji untuk ketahanan terhadap kekusutan adadua jenis, yaitu :

    Pengujian Tootal

    Prinsip pengujian dengan cara ini adalah kain dipotong dengan ukuran 4 cm X 1cm, kemudian dilipat dan ditekan dengan beban 500 gram untuk mengusutkanselama 5 menit. Kain diambil dan digantungkan pada kawat selama 3 menitsupaya kembali dari kekusutannya, setelah itu jarak antara kedua ujung pita (V)diukur. Untuk wol yang mempunyai mutu crease recoveryyang baik jarak antara

    kedua ujung pita 3335 mm. Pengujian dengan alat Shirley Crease Recovery Tester

    Prinsip pengujiannya sama seperti Tootal tetapi yang diukur adalah sudut (V)nya bukan jaraknya. Alat terdiri dari beban pemberat dan piringan busurderajat yang dipasang dan bisa berputar pada porosnya. Tepat pada 0odipasang penjepit untuk menjepit contoh uji. Tepat dibawah poros piringan,pada dudukan terdapat lempeng penunjuk. Disamping itu terdapat pula garispenunjuk sudut pada sekala.

    PENGUJIAN KEMAMPUAN KAIN

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    89/205

    UNTUK KEMBALI DARI KEKUSUTAN

    Prinsip pengujiannnya dengan cara kain dipotongberbentuk pita kemudian dilipat dan ditekan denganbeban tertentu selama waktu tertentu. Kemudiancontoh uji dipasang pada lempeng busur derajat,dibiarkan pulih dari lipatan dan diatur ujung contoh uji

    yang bebas lurus dengan lempeng penunjuk. Setelahwaktu tertentu atur kembali penunjuk sesuai arahujung kain dan baca sudut kembali dari kekusutantersebut.

    Prinsip pengujian dan alat dari Shirley dan AATCC samatetapi kondisi pembebanan dan waktu pembebananserta waktu pembacaan sudut berbeda.

    Pengujian dengan alat Shirley Crease

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    90/205

    g j g y

    Recovery Tester

    Peralatan Shirley Crease Recovery Tester, yang dilengkapi dengan

    Beban penekan 800 gram

    Busur derajat pengukur sudut kembali dari lipatan

    Lempeng pemegang contoh uji

    Jarum penunjuk sekala.

    Persiapan Contoh Uji Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruang pengujian standar.

    Gunting kain yang akan diuji dengan ukuran 4 cm X 1,5 cm, masing masing 6contoh uji arah lusi dan pakan

    Cara Pengujian Lipat contoh uji menjadi dua bagian kearah panjang.

    Jepit contoh uji dengan pinset dan letakan dibawah beban penekan 800 gram danbiarkan selama 3 menit.

    Setelah 3 menit, ambil salah satu ujung kain contoh uji dengan pinset, kemudian ujunglain contoh uji dimasukan ke dalam penjepit pada alat. Posisi bagian lipatan menempeltepat pada ujung penjepit dan ujung lainnya menjuntai ke bawah segaris dengan garispenunjuk vertikal, dan diamkan selama 3 menit.

    Setelah 3 menit contoh uji yang menjuntai diatur kembali posisinya segaris denganpenunjuk vertikal, baca penunjuk sampai derajat terdekat dari busur derajat.

    Pengujian dilakukan untuk lipatan arah muka dan belakang kain pada contoh uji yangberbeda.

    Pengujian dengan alatAATCC

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    91/205

    g j g

    Recovery Tester

    PeralatanAATCC Recovery Tester, yang dilengkapi dengan

    Beban Penekan 500 gram

    Piringan dan busur derajat yang dipasang seporos pada penyanggavertikal sehingga keduanya dapat berputar bebas pada sumbuhorizontal. Pusat piringan busur derajat ditandai dengan garis vertikalpada penyangga dari pusat dasar. Piringan transfaran mempunyai titiknol yang menunjukan pada busur derajat besarnya sudut yangdibentuk oleh contoh uji apabila dipasang pada penjepit..

    Penjepit yang ditempatkan pada piringan untuk menyangga pemegangcontoh uji.

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruang pengujian standar.

    Gunting kain yang akan diuji dengan ukuran 4 cm X 1,5 cm, masingmasing 6 contoh uji arah lusi dan pakan

    Cara Pengujian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    92/205

    Pegang pemegang contoh uji dengan tangan kiri, contoh uji diletakandengan menggunakan penjepit diantara lempeng pemegang contoh dansalah satu ujung tepat bedara dibawah garis 18 mm. Denganmenggunakan penjepit ujung yang bebas dilipat kebelakang sampai tepatpada tanda garis 18 mm pada lempeng logam yang lebih pendek dandipegang dengan kuku ibu jari kiri.

    Harus dicegah supaya contoh uji tidak dipegang didekat daerahpelipatan meskipun menggunakan penjepit. Pada bagian ini tidakbolah ada pelipatan atau penekanan tetapi harus ada dalam

    keadaan melengkung. Buka plastik penekan dengan tangan kanan kemudian pemegang dancontoh uji dimasukan kedalam plastik penekan sedmikian sehinggalempeng plastik yang mempunyai tempelan plastik menempel dan sejajardengan lemepeng panjang dan pemegang contoh. Bagian yang lebih tebaldari lempeng plastik diatur sehingga tepat berada diatas contoh uji.Ujung lempeng plastik penekan ditutup perlahan-lahan, asal cukup untuk

    memegang contoh uji sehingga garis pada lempeng pendek, pemegangcontoh uji, ujung bebas contoh uji dan ujung plastik penekan terletaksatu garis. Cara ini harus membentuk lipatan kira-kira 1 mm dari ujunglempeng logam.

    Cara Pengujian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    93/205

    Letakan penekan bersama-sama contoh uji diatas dan dengan perlahan-lahan pemberat 500 gram diletakan diatas bagian yang tebal. Setelah 5menit 5 detik pemberat diambil pemegang bersama penekan diambil

    bersama-sama, ujung pemegang contoh dimasukan pada penjepit yangterpasang pada permukaan piringan alat uji. Plastik penekan segeradilepaskan. Ujung contoh uji dijaga supaya tidak tergulung dan letakpemegang contoh uji diatur dengan baik.

    Lipatan harus tepat terletak pada titik tengah piringan dan bagian contohuji yang tergantung harus segaris dengan garis penunjuk vertikal.Pengerjaan-pengerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidakmenyentuh atau meniup bagian contoh uji yang tergantung ataumenempelkannya pada permukaan piringan dengan menekan pemegangcontoh uji kebelakang dan pengerjaan tersebut harus dilakukan secepatmungkin.

    Untuk menghilangkan pengaruh gaya tarik bumi, bagian contoh uji yangtergantung dibiarkan segaris dengan garis penunjuk vertikal selama 5

    menit waktu kembali. Apabila diperlukan hasil yang lebih teliti makapengaturan setiap 15 detik pada menit pertama dan selanjutnya setiap 1menit.

    Setelah 5 menit 5 detik dari pengambilan beban (10 menit daripembebanan) bagian contoh uji yang tergantung diatur lagi segarisdengan garis vertikal untuk yang terakhir, dan baca besarnya sudut

    kembali sampai derajat terdekat dari busur derajat.

    PENGUJIAN DAYA TEMBUS UDARA

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    94/205

    KAIN

    Ada dua istilah yang dipakai yangberhubungan dengan ruang udara pada kain,

    yaitu :

    Daya tembus udara (Air permeability) Rongga Udara (Air porosity)]

    PENGUJIAN DAYA TEMBUS UDARA

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    95/205

    KAIN

    Daya tembus udara adalah laju aliran udara yangmelewati suatu kain, dimana tekanan pada kedua permukaan kain berbeda. Daya tembus udaradinyatakan dengan volume udara (cm3) yang

    mengalir per satuan waktu (detik) melalui luaspermukaan kain tertentu (cm2) pada perbedaantekanan udara tertentu pada kedua permukaankain. Sedangkan rongga udara adalah untukmenyatakan berapa persentase volume udara

    dalam kain terhadap volume keseluruhan kaintersebut

    PENGUJIAN DAYA TEMBUS UDARA

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    96/205

    KAIN

    PeralatanAlat uji daya tembus udara (air permeability tester), yangdilengkapi dengan :

    Pemegang contoh uji dengan luas lubang tertentu

    Kipas penghisap untuk mengalirkan udara.

    Manometer tegak (manometer air)

    Inclinemanometer (manometer minyak)

    Pengatur besarnya tekanan udara yang melalui contohuji.

    Skala untuk mencatat hasilnya.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    97/205

    Persiapan Contoh Uji

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    98/205

    Persiapan Contoh Uji

    Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruanganstandar pengujian.

    Jumlah pengujian adalah n = 0,154 X CV (%), atau

    jika tidak diketahui CV-nya n = 7

    Cara Pengujian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    99/205

    Letakan mesin uji pada meja atur agar letaknya benar-benar horizontal.

    Isi penampung air dengan air suling sehingga manometer air menunjukansekala nol (0), dan atur letak manometer agar benar-benar tegak.

    Isi penampung minyak dengan minyak khusus dengan berat jenis 0,834

    sehingga manometer minyak menunjukan sekala nol (0).

    Pasang contoh uji pada lubang tempat contoh uji, dijepit dengan cincin

    yang sesuai sehingga kain cukup tegang, dan kemudian lubang ditutup.

    Pasang orificeterpilih, yang cocok untuk kain tersebut sehingga angka

    pada manometer air berada diantara 4 sampai 14.

    Hubungkan alat melalui rheostat, ke sumber listrik dan kemudian kipas

    penghisap dijalankan. Atur Rheostatagar tekanan udara sesuai dengan tekanan 12,7 mm (0,5

    inci) air dengan indikator baca pada manometer minyak menunjukan

    sekala 0,5 dan tetap.

    Cara Pengujian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    100/205

    TAHAN LUNTUR WARNA

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    101/205

    TAHAN LUNTUR WARNA

    Hasil pengujian tahan luntur warna biasanya dilaporkansecara pengamatan visual. Pengukuran perubahan warnasecara kimia fisika yang dilakukan dengan bantuankolorimetri atau spektrometri hanya dilakukan untukpenelitian yang membutuhkan hasil penelitian yang tepat.

    Penilaian tahan luntur warna dilakukan dengan melihatadanya perubahan warna asli sebagai tidak perubahan,ada sedikit perubahan, cukup berubah dan berubah samasekali. Penilaian secara visual dilakukan dengan

    membandingkan perubahan warna yang terjadi dengansuatu standard perubahan warna.

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    102/205

    Standard yang telah dikenal adalah standardyang dibuat oleh Society of Dyes and

    Colourists (SDC)di Inggris dan olehAmerican

    Association of Textile Chemist and Colourist(AATCC) di Amerika Serikat, yaitu berupa Gray

    Scaleuntuk perubahan warna karena

    kelunturan warna dan Staining Scaleuntukperubahan warna karena penodaan pada kain

    putih.

    Gray Scale

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    103/205

    Gray Scale

    Gray Scaleterdiri dari sembilan pasangan standarlempeng abu-abu, setiap pasangan mewakiliperbedaan warna atau kekontrasan warna (Shade andStrength) sesuai dengan penilaian tahan luntur dengan

    angka.

    Pada gray scale, penilaian tahan luntur warna danperubahan warna yang sesuai, dilakukan dengan

    membandingkan perbedaan pada contoh yang telahdiuji dengan contoh asli terhadap perbedaan standarperubahan warna yang digambarkan oleh Gray scale

    Gray Scale

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    104/205

    Gray Scale

    Nilai 5 berarti tidak ada perubahan dan seterusnyasampai nilai 1 yang berarti perubahan warna sangatbesar. Nilai tahan luntur 5 ditunjukkan pada skala olehdua lempeng yang identik yang diletakkanberdampingan berwarna abu-abu netral dengan

    reflektansi 12 1 persen. Perbedaan warna samadengan nol.

    Nilai tahan luntur 45 sampai 1 ditunjukkan oleh

    lempeng pembanding yang identik dan yangdipergunakan untuk tingkat 5, berpasangan denganlempeng abu-abu netral yang sama tetapi lebih muda.

    Staining Scale

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    105/205

    Staining Scale

    Pada staining scalepenilaian penodaan warna pada kainputih di dalam pengujian tahan luntur warna, dilakukandengan membandingkan perbedaan warna dari kain putihyang dinodai dan kain putih yang tidak dinodai, terhadapperbedaan yang digambarkan oleh staining scale

    Staining Scale terdiri dari satu pasangan standar lempengputih dan 8 pasang standar lempeng abu-abu dan putih,dan setiap pasang mewakili perbedaan warna ataukekontrasan warna (shade and strength) sesuai dengan

    penilaian penodaan dengan angka.

    Staining scale digunakan untuk mengevaluasi penodaanpada kain putih pada pengujian tahan luntur warna.

    Cara Penggunaan Gray Scale

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    106/205

    Cara Penggunaan Gray Scale

    Prinsip :

    Hasil dari pengujian tahan luntur warna dinilai

    dengan membandingkan perbedaan warna dari

    contoh uji dengan bahan tekstil asli terhadapperbedaan yang digambarkan oleh Gray Scale

    tersebut.

    Cara Pengujian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    107/205

    Cara Pengujian

    Letakan sebagian bahan tekstil yang asli dan contoh yang telah diujiberdampingan pada bidang dan arah yang sama,

    LetakanGray Scaledi sampingnya pada bidang yang sama. Gray scaledantekstil yang dinilai ditutup sedemikian sehingga bagian yang terbuka hanyagray scalepembanding dan luas kain terbuka sama dengan luasgray scale.

    Daerah sekitarnya harus berwarna abu-abu yang merata dengan

    kecerahan yang sedikit lebih kecil dari kecerahan Gray Scaleyang palingtua. Bilamana perlu untuk mencegah pengaruh latar belakang padakenampakan bahan tekstil dipergunakan dua lapisan atau lebih bahanyang asli di bawah kedua contoh tersebut. Permukaan bahan diterangidengan cahaya yang mempunyai kuat penerangan 540 lux atau lebih.Cahaya harus dijatuhkan pada permukaan membentuk sudut 45dan arahpengamatan kira-kira tegak lurus pada bidang permukaan.

    Perbedaan visual antara contoh asli dan yang telah diuji dibandingkandengan perbedaan yang sesuai dengan kekontrasan antara contoh uji aslidan contoh yag telah diuji. Nilai 5 hanya diberikan apabila tidak adaperbedaan warna (shade and strength) antara contoh asli dan contoh yangtelah diuji.

    Penilaian Hasil Uji

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    108/205

    Penilaian Hasil Uji

    Dalam menggunakan Gray Scalesifat perubahanwarna baik dalam corak, ketuaan, kecerahan ataukombinasinya tidak dinilai. Dasar evaluasi adalahkeseluruhan perbedaan atau kekontrasan antara

    contoh uji asli dengan contoh yang telah diuji. Apabila dalam penilaian diinginkan untuk menilai

    sifat perubahan contoh uji dapat disatukanketerangan-keterangan seperti : lebih biru (B),lebih hijau (H), lebih merah (M) lebih kuning (K),lebih lemah (L) lebih kuat (Ku), lebih suram (S)dan lebih cerah (C).

    Cara Penggunaan Staining Scale

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    109/205

    Cara Penggunaan Staining Scale

    Prinsip :

    Penodaan pada kain putih didalam pengujian

    tahan luntur warna dinilai dengan

    membandingkan perbedaan warna dari kainputih yang dinodai dan yang tidak dinodai,

    terhadap yang digambarkan oleh staining

    scaletersebut

    Cara Pengujian

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    110/205

    Cara Pengujian Letakan sepotong kain putih yang tidak dinodai dan yang telah diuji

    berdampingan pada bidang dan arah yang sama,

    Letakanstaining scaledi sampingnya pada bidang yang sama. stainingscaledan tekstil yang dinilai ditutup sedemikian sehingga bagian yangterbuka hanya staining scalepembanding dan luas kain terbuka samadengan luas staining scale.

    Daerah sekitarnya harus berwarna abu-abu yang merata dengankecerahan yang sedikit lebih kecil dari kecerahan lempengstaining scale

    yang paling tua. Bilamana perlu untuk mencegah pengaruh latar belakangpada kenampakan bahan tekstil dipergunakan dua lapisan atau lebihbahan yang asli di bawah kedua contoh tersebut. Permukaan bahanditerangi dengan cahaya yang mempunyai kuat penerangan 540 lux ataulebih. Cahaya harus dijatuhkan pada permukaan membentuk sudut 45dan arah pengamatan kira-kira tegak lurus pada bidang permukaan.

    Perbedaan visual antara contoh asli dan yang telah diuji dibandingkandengan perbedaan yang sesuai dengan kekontrasan antara contoh uji aslidan contoh yag telah diuji. Nilai 5 hanya diberikan apabila tidak adaperbedaan warna (shade and strength) antara contoh asli dan contoh yangtelah diuji.

    Penilaian Hasil Uji

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    111/205

    Penilaian Hasil Uji

    Nilai tahan luntur contoh uji adalah Angka Gray Scaleyang sesuai dengan kekontrasan antara contoh uji aslidan contoh yang telah diuji. Kondisi penilaian denganStaining Scaleadalah sama dengan Gray Scale, hanyadisini dibandingkan sepotong kain putih yang tidak

    dinodai dengan yang dinodai.

    Nilai tahan luntur warna contoh uji, adalah angkastaining scaleyang sesuai dengan kekontrasan antara

    kain putih asli dan yang telah diuji. Nilai 5 hanyadiberikan apabila tidak ada perbedaan warna antarakain putih asli dengan yang telah diuji.

    Penilaian Hasil Uji

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    112/205

    Penilaian Hasil Uji

    Hasil evaluasi tahan luntur warna terhadap angka-angka Gray

    Scaledan Staining Scaleadalah sebagai berikut :

    Nilai tahan luntur warna Evaluasi tahan luntur warna

    5

    454

    34

    3

    232

    12

    1

    Baik sekali

    BaikBaik

    Cukup baik

    Cukup

    KurangKurang

    Jelek

    Jelek

    Tahan Luntur Warna Terhadap

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    113/205

    Pencucian

    Cara pengujian tahan luntur warna terhadappencucian rumah tangga dan pencuciankomersial adalah metoda pengujian tahan lunturwarna bahan tekstil dalam larutan pencuci

    dengan menggunakan salah satu kondisipencucian komersial yang dipilih, untukmendapatkan nilai perubahan warna danpenodaan pada kain pelapis.

    Kondisi pencucian dapat dipilih sesuai dengankeperluan dari 16 kondisi yang disediakan

    Tahan Luntur Warna Terhadap

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    114/205

    Pencucian

    Cara pengujian ini dimaksudkan untukmenentukan tahan luntur warna terhadap

    pencucian yang berulang-ulang.

    Berkurangnya warna dan pengaruh gosokan yangdihasilkan oleh larutan dan gosokan 5 kali

    pencucian tangan atau pencucian dengan mesin,

    hampir sama dengan satu kali pengujian ganda

    (M), sedangkan satu kali pengujian tunggal (S)sama dengan hasil satu kali pencucian

    Tahan Luntur Warna Terhadap

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    115/205

    Pencucian

    Contoh uji dicuci dalam suatu alat Launder O-meteratau alat yang sejenis dengan pengatur suhu secarathermostatik dan kecepatan putaran 42 rpm. Alat inidilengkapi dengan piala baja dan kelereng-kelerengbaja yang tahan karat.

    Proses pencucian dilakukan sedemikian rupa, sehinggapada kondisi suhu, alkalinitas, pemutihan yang sesuaidan gosokan sedemikian sehingga berkurangnya warnayang tejadi, didapat dalam waktu yang singkat.

    Gosokan diperoleh dengan lemparan, geseran dantekanan bersama-sama dengan digunakanperbandingan larutan yang rendah, dan sejumlahkelereng baja yang sesuai

    Tahan Luntur Warna Terhadap

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    116/205

    Pencucian

    Kondisi pencucian berbeda-beda bergantungsuhu yang dikehendaki. Jenis sabun yang

    digunakan dalam pencucian ini, adalah sabun

    standar detergen yang dikeluarkan oleh AATCCatau ECE

    Deterjen AATCC :

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    117/205

    Deterjen AATCC :

    Garam natrium alkilsulfonal linier (LAS): 14,00 0,02 %

    Alkohol etoksilat : 2,30 0,02 %

    Sabunberat molekul tinggi : 2,50 0,02 %

    Natrium tripoliposfat : 48,00 0,02 %

    Natrium silikat (SiO2/Na2O = 2/1): 9,70 0,02 %

    Natrium sulfat : 15,40 0,02 %

    Karboksil metil selulosa (CMC) : 0,25 0,02 %

    Air : 1,85 0,02 %

    Deterjen ECE

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    118/205

    Deterjen ECE

    Garam natrium alkilsulfonal linier (LAS)( panjang rata-rata rantai alkana C 11,5) : 8,00 0,02 %

    Alkohol lemak dietoksilasi (14 EO) : 2,90 0,02 %

    Sabun Natrium, panjang rantai

    C 12C 16 : 13 % - 26 %

    C 18nC 22 : 74 % - 87 % : 3,50 0,02 % Natrium silikat (SiO2/ Na2O = 3,3/1) : 7,50 0,02 %

    Magnesium silikat : 1,90 0,02 %

    Karboksil metil selulosa (CMC) : 1,20 0,02 %

    Garam natrium dan asam etilena diamida

    Tetra asetat (EDTA) : 0,20 0,02 % Natrium sulfat : 21,20 0,02 %

    Air : 9,90 0,02 %

    Kondisi Pengujian Tahan Luntur Warna Terhadap Pencucian

    Metoda Suhu (oC) Jumlah Khlor aktif Natrium Waktu Jumlah Pengaturan

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    119/205

    Uji

    Larutan

    (ml)

    (%)

    Perborat

    (g/l)

    (menit)

    Kelereng

    (pH)

    A1S

    A1MA2S

    B1S

    B1M

    B2S

    C1S

    C1M

    C2M

    D1S

    D1M

    D2S

    D3S

    D3M

    E1S

    E1M

    40

    4040

    50

    50

    50

    60

    60

    60

    70

    70

    70

    70

    70

    95

    95

    150

    150150

    150

    150

    150

    50

    50

    50

    50

    50

    50

    50

    50

    50

    50

    -

    --

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    0,015

    0,015

    -

    -

    -

    -1

    -

    -

    1

    -

    -

    1

    -

    -

    1

    -

    -

    -

    1

    30

    4530

    30

    45

    30

    30

    45

    30

    30

    45

    30

    30

    45

    30

    30

    10*

    1010*

    25*

    50

    25*

    25

    50

    25

    25

    100

    25

    25

    100

    25

    25

    -

    --

    -

    -

    -

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    10,5 0,1

    *) Untuk kain-kain ringan dan kain wool atau sutera serta campurannya, tidak perlu menggunakan kelereng

    baja. Catat dalam laporan hasil uji bila menggunakan kelereng baja.

    Persyaratan Kain putih dan Pasangannya

    U t k Uji T h L t W

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    120/205

    Untuk Uji Tahan Luntur Warna

    Jenis

    PH

    Berat Kain

    (g/m2)

    Kadar

    Minyak

    Kurang dari

    (%)

    Derajat Putih

    KapasRayon

    Viskosa

    Poliamida

    PoliesterAkrilic

    Sutera

    Wool

    7 0,57 0,5

    7 0,5

    7 0,57 0,5

    7,8 0,5

    0,5

    115140

    130 5

    130 5135 5

    60 5

    125 5

    --

    1,0

    0,51,0

    0,5

    0,4 0,1

    70 5,070 5,0

    70 5,0

    70 5,070 5,0

    70 5,0

    43 5,0

    Pengujian Ketahanan Luntur Warna

    T h d P i

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    121/205

    Terhadap Pencucian

    Peralatan Launder O-meter, yang dilengkapi dengan

    penangas air dengan pengatur suhu yangterkontrol pada suhu yang ditetapkan 2oC

    Tabung baja tahan karat berkapasitas 550 ml 50 ml, berdiamter 75 mm 5 mm, dan tinggi125 mm 10 mm.

    Frekwensi putaran tabung 40 putaran per menit 2 putaran per menit.

    Kelereng baja tahan karat dengan diameter 6 mm pH meter dengan ketelitian 0,1

    Neraca analitis dengan ketelitian 0,1 g

    Kain pelapis masing-masing berukuran 10 cm X 4 cm, dapat

    digunakan salah satu dari jenis berikut , kain pelapis

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    122/205

    g j , p p

    multiserat DW, atau kain multiserat TV, atau pasangan kain

    pelapis tunggal yang dusun sesuai tabel

    Kain Pelapis Pertama Kain Pelapis Kedua (Pasangannya)

    Untuk Uji A dan B Untuk Uji C, D dan E

    Kapas

    WoolSutera

    Rayon Viskosa

    Linen

    Asetat Triasetat

    Poliamida

    Poliester

    Akrilat

    Wool

    KapasKapas

    Wool

    Wool

    Rayon Viskosa

    Wool/Kapas

    Wool/Kapas

    Wool/Kapas

    Rayon Viskosa

    --

    Kapas

    Rayon Viskosa

    Rayon Viskosa

    Kapas

    Kapas

    Kapas

    Catatan :

  • 7/26/2019 PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN.pdf

    123/205

    Jenis kain pelapis pert