pengujian beton - suryasebayang.files.wordpress.com  · web viewpengujian bertujuan untuk...

13
VII. PENGUJIAN BETON Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengujian yang umum dilakukan adalah pengujian kuat tekan terhadap benda uji kubus atau benda uji silinder. Untuk mendeteksi kuat tekan yang lebih cepat, maka dilakukan pengujian pada umur 3 hari atau 7 hari kemudian dikonversi ke umur 28 hari sesuai dengan spesifikasi. Dengan demikian kalau terjadi penurunan mutu maka dapat dengan cepat diperbaiki. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menekan benda uji silinder 150 mm x 300 mm pada standar ACI, SNI, dan kubus 150 mm x 150 mm pada standar Inggris. Benda uji yang lebih kecil dapat juga dipakai namun harus dikaitkan dengan ukuran agregat maksimum yang akan digunakan. Biasanya ukuran terkecil cetakan minimal 4 kali diameter agregat maksimum yang digunakan. Cetakan benda uji harus dibuat sedemikian rupa sehingga

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

VII. PENGUJIAN BETON

Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai

dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengujian yang umum dilakukan adalah

pengujian kuat tekan terhadap benda uji kubus atau benda uji silinder. Untuk

mendeteksi kuat tekan yang lebih cepat, maka dilakukan pengujian pada umur 3 hari

atau 7 hari kemudian dikonversi ke umur 28 hari sesuai dengan spesifikasi. Dengan

demikian kalau terjadi penurunan mutu maka dapat dengan cepat diperbaiki.

Pengujian Kuat Tekan

Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menekan benda uji silinder 150 mm x 300

mm pada standar ACI, SNI, dan kubus 150 mm x 150 mm pada standar Inggris.

Benda uji yang lebih kecil dapat juga dipakai namun harus dikaitkan dengan ukuran

agregat maksimum yang akan digunakan. Biasanya ukuran terkecil cetakan minimal 4

kali diameter agregat maksimum yang digunakan.

Cetakan benda uji harus dibuat sedemikian rupa sehingga cukup kuat dan tidak

mengalami perubahan bentuk pada saat pengecoran. Pada umumnya cetakan terbuat

dari pelat baja yang dapat digunakan berulang-ulang dan didisain dengan sambungan-

sambungan yang rapat sehingga tidak bocor. Sebelum adukan beton dimasukkan

kedalam cetakan, maka cetakan bagian dalam diberi lapisan tipis vaselin atau oli

untuk mencegah terjadinya lekatan antara beton dengan cetakan.

Adukan beton kemudian dicor lapis demi lapis. Untuk adukan dengan kelecakan yang

tinggi, slump lebih besar 100 mm maka adukan dimasukkan kedalam cetakan

sebanyak 3 lapis dan masing-masing lapis dirojok 25 kali tanpa digetarkan. Untuk

kelecakan yang rendah, slump lebih kecil 100 mm maka adukan dimasukkan kedalam

cetakan sebanyak 2 lapis dan dipadatkan dengan internal vibrator atau external

Page 2: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

39

vibrator.

Sebelum dilakukan pengujian maka permukaan tekan benda uji silinder harus rata

agar tegangan terdistribusi secara merata pada penampang benda uji. Dalam hal ini

maka

permukaan tekan benda uji silinder harus dicapping yaitu dengan memberi lapisan

belerang setebal 1,5 mm - 3 mm pada permukaan tekan benda uji silinder. Cara lain

dapat juga dilakukan yaitu dengan memberi lapisan pasta semen.

Pengujian dilakukan dengan alat Compression Testing Machine seperti pada Gambar

7.1. dengan kecepatan pembebanan 0,15 Mpa/detik sampai 0,34 Mpa/detik.

Pengujian yang sangat cepat akan menyebabkan kuat tekan yang lebih besar.

Gambar 7.1. Compression Testing Machine

Page 3: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

40

Akibat pengujian terhadap benda uji kubus, maka terjadi pola keruntuhan seperti pada

Gambar 7.2.a untuk beton dengan mutu normal sedangkan pada beton mutu tinggi

umumnya terjadi pola keruntuhan seperti pada Gambar 7.2b. yang biasanya diikuti

dengan bunyi ledakan kecil. Pada benda uji silinder pola keruntuhan yang terjadi

dapat berupa pola splitting untuk beton normal seperti pada Gambar 7.2a atau pola

geser seperti pada gambar 7.3b atau pola geser dan splitting seperti pada Gambar

7.3c, pola kedua dan ketiga ini biasanya terjadi pada beton mutu tinggi.

Page 5: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

42

Gambar 7.3. Pola Keruntuhan Benda Uji Silinder

Benda uji standar mempunyai rasio tinggi terhadap diameter sebesar 2. Namun

apabila rasio antara tinggi dengan diameter tidak sama dengan 2 maka kuat tekannya

harus dikoreksi. Hal seperti ini dapat terjadi pada pengujian benda uji dari test cores

Page 6: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

43

Kuat tekan silinder untuk beton normal rata-rata 0,83 kali kuat tekan kubus, namun

angka sebenarnya tergantung dari mutu beton yang diuji. Semangkin tinggi kuat

tekan beton maka rasio kuat tekan silinder terhadap kubus akan mendekati satu.

Pengaruh ukuran benda uji (size effect) terhadap kuat tekan beton pada beton mutu

tinggi sangat kecil dibandingkan dengan beton normal.

Kuat tekan uniaksial benda uji silinder/kubus dihitung dengan rumus sebagai berikut:

=

PA

dengan = kuat tekan silinder/kubus

P = beban yang dipikul pada saat runtuh

A = luas penampang silinder/kubus

Pengujian Kuat Tarik

Pengujian kuat tarik beton dilakukan dengan dua cara yaitu tarik lentur dan splitting.

Pengujian kuat tarik lentur dilakukan terhadap balok diatas dua perletakan dan

dibebani dengan dua beban terpusat yang simetris seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 7.5. Pada serat bawah antara dua titik pembebanan akan terjadi kuat tarik

maksimum yang merata. Pada pengujian kuat tarik lentur balok, benda uji yang

digunakan berukuran 150 mm x 150 mm x 500 mm dibebani dengan kecepatan

pembebanan antara 0,0143 Mpa/detik sampai 0,020 Mpa/detik.

Kuat tarik lentur beton dihitung dengan rumus sebagai berikut:

fr =

Plbd2

dengan fr = kuat tarik lenturP = beban pada saat runtuhl = panjang bentangb = lebar balokd = tinggi balok

Page 7: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

44

P

d

b l/3 l/3 l/3

Gambar 7.5. Pengujian Kuat Tarik Lentur Balok

Pengujian kuat tarik splitting menggunakan benda uji silinder dengan ukuran yang

sama dengan pengujian kuat tekan dengan sumbu benda uji berada diantara dua pelat

mesin uji seperti ditunjukkan pada Gambar 7.6. Selanjutnya benda uji dibebani

sampai terbelah, untuk mencegah terjadinya tegangan lokal pada sisi pembebanan

maka disisipkan potongan triplek antara benda uji dengan pelat. Kecapatan

pembebanan pada pengujian ini sebesar 0,02 Mpa sampai 0,04 Mpa per detik.

Kuat tarik splitting beton dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ft =

2 Pld p

dengan ft = kuat tarik splittingP = beban pada saat runtuhl = panjang benda ujid = diameter benda uji

Page 8: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

45

Gambar 7.6. Pengujian Kuat Tarik Splitting

Kuat tarik lentur mempunya nilai yang selalu lebih besar dari kuat tarik splitting hal

ini dapat terlihat pada Gambar 7.7.

Page 9: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

46

Test Cores

Pengujian dengan cara ini biasanya dilakukan terhadap struktur yang mana pengujian

kuat tekan dengan silinder beton atau kubus beton tidak tercapai kuat tekannya sesuai

dengan spesifikasi yang disyaratkan. Cara ini juga dapat dipakai untuk mengetahui

kuat tekan beton pasca kebakaran.

Test cores merupakan suatu pengujian kuat tekan terhadap sampel yang langsung

diambil dari komponen struktur beton yang diragukan mutunya. Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara pengeboran terhadap komponen struktur misalnya pelat atau

balok. Diameter benda uji tidak boleh kurang dari 3 kali diameter agregat maksimum.

Tinggi benda uji antara 1 sampai 2 kali diameter. Sebelum pengujian dilakukan maka

permukaan tekan benda uji harus diratakan dengan cara pemotongan atau dicapping

selanjutnya dilakukan prosedur pengujian seperti pengujian kuat tekan beton.

Gambar 7.8 Test Cores

Hammer Test

Pengujian dengan hammer dilakukan dengan alasan yang sama dengan pengujian test

Page 10: PENGUJIAN BETON - suryasebayang.files.wordpress.com  · Web viewPengujian bertujuan untuk mengetahui apakah mutu beton yang telah dicor sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

47

cores. Pengujian ini merupakan pengujian untuk mengetahui kuat tekan beton yang

sama sekali tidak merusak beton (non destructive test). Pengujian ini didasarkan atas

prinsip pantulan dari hammer terhadap beton. Semangkin keras beton maka

semangkin besar pula pantulannya. Besarnya pantulan akan dipengaruhi oleh ada atau

tidaknya agregat kasar pada daerah yang akan diuji atau dapat dipengaruhi oleh ada

atau tidaknya ruang kosong pada daerah yang akan diuji. Oleh sebab itu pengujian

dengan cara ini harus dilakukan minimal 3 kali pada satu daerah tertentu. Pengujian

cara ini juga kurang akurat dan mempunyai sesatan 15-30 %. Kurva hubungan

antara nilai pantulan dengan kuat tekan beton dapat dilihat pada Gambar 7.8.

Gambar 7.8. Kurva Hubungan antara Nilai Pantulan dengan Kuat Tekan Beton