penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

22
PENGUASAAN ATAS PENGELOLAAN HUTAN ADAT OLEH MASYARAKAT HUKUM ADAT (MUKIM) DI PROVINSI ACEH DISERTASI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Untuk Dipertahankan di Hadapan Sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara di Bawah Pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SP.A(K) Oleh : TAQWADDIN NIM : 018101014 PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2010

Upload: duonganh

Post on 01-Feb-2017

227 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

PENGUASAAN ATAS PENGELOLAAN HUTAN ADAT OLEH MASYARAKAT HUKUM ADAT (MUKIM)

DI PROVINSI ACEH

DISERTASI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Untuk Dipertahankan di Hadapan

Sidang Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara di Bawah Pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SP.A(K)

Oleh :

TAQWADDIN NIM : 018101014

PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM

 

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2010

 

Page 2: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

 

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Disertasi : PENGUASAAN ATAS PENGELOLAAN HUTAN ADAT OLEH

MASYARAKAT HUKUM ADAT (MUKIM) DI PROVINSI

ACEH

Nama : TAQWADDIN, S.H., S.E., M.S.

NIM : 018101014

Program : Doktor Ilmu Hukum

Menyetujui:

Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. H. Lili Rasyidi, S.H., S.Sos, LLM

Promotor

Prof. H. Syamsul Arifin, S.H., M.H. Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H., M.S.

Co-Promotor Co-Promotor

Ketua Program Doktor Ilmu Hukum, Dekan

Prof. Dr. H. Bismar Nasution, S.H., M.H. Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum.

Tanggal Lulus : 20 Januari 2010

Page 3: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

TIM PROMOTOR

(Prof. Dr. H. Lili Rasyidi, S.H., S.Sos, LLM.)

(Prof. H. Syamsul Arifin, S.H., M.H.)

(Prof. Dr. H. Alvi Syahrin, S.H., M.S.)

Page 4: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

TIM PENGUJI

Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H.

Prof. Dr. H. Bismar Nasution, S.H., M.H.

Prof. Dr. H. Amiruddin A. Wahab, S.H.

Page 5: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

ABSTRAK

PENGUASAAN ATAS PENGELOLAAN HUTAN ADAT

OLEH MASYARAKAT HUKUM ADAT (MUKIM) DI PROVINSI ACEH

Taqwaddin1 Lili Rasjidi2

Syamsul Arifin3 Alvi Syahrin4

Sejak ratusan tahun lalu, di Indonesia terdapat kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat dengan karakteristiknya masing-masing yang menguasai hutan adat dalam jangkauannya. Namun pengakuan terhadap masyarakat hukum adat tidak banyakditemukan dalam peraturan perundang-undangan dimasa lalu. Antara masyarakat hukum adat dan hutan adat, dua hal tak terpisahkan. Mukim adalah masyarakat hukum adat di Aceh yang menguasai dan mengelola hutan adatnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menemukan dan mendeskripsikan peraturanperundang-undangan yang mengatur tentang kehutanan dan masyarakat hukum adat, (2) mendeskripsikan kondisi karakteristik hutan Aceh serta kebijakan kehutanan di ProvinsiAceh, dan (3) mendeskripsikan penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakathukum adat Aceh (mukim).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan penelitian hukum normative dan empiris (non-doctrinal). Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data skunder dengan menelaah bahan hukum primer, sekunder, dan tertier.Sedangkan penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara dengan para informan dan responden. Penelitian lapangan dilakukan di beberapa kabupaten dalam Provinsi Aceh, yaitu : di Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, dan Aceh Barat, yang ditentukan dengan tehnik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan dibahas secara deskriptif analitik.

Peraturan tentang kehutanan telah diterbitkan secara tertulis sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda yang berlaku khusus untuk Jawa dan Madura. Sedangkanuntuk luar Jawa dan Madura berlaku hukum adatnya masing-masing. Dualisme hukum tersebut berlaku hingga Indonesia merdeka. Baik pada masa Hindia Belanda, Pemerintahan Orde Lama maupun rezim Orde Baru tidak banyak ditemukan peraturan

                                                           1 Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.  2 Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung. 3 Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan. 4 Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan. 

Page 6: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

perundang-undangan yang mengatur mengenai masyarakat hukum adat. Pengakuan terhadap keberadaan masyarakat hukum adat dan hutan adat ditemukan dalam peraturan perundang-undangan yang dibentuk pasca Reformasi. Sebagian besar hutan Aceh adalah kawasan lindung yang saat ini rusak akibat penebangan liar. Kebijakan kehutanan Aceh saat ini mengacu pada Undang-Undang tentang Kehutanan, Undang-Undang tentang Pemerintahan Aceh, dan Intruksi Gubernur tentang Moratorium Logging. Mukim merupakan masyarakat hukum adat di Aceh yang memiliki kewenangan pemerintahan, penyelesaian sengketa serta penguasaan atas pengelolaan hutan adat ulayatnya. Mukim mempunyai system hukum dan kearifan lokal dalam penguasaan atas pengelolaan hutan adatnya, berupa; anjuran dan pantangan, kelembagaan, dan adat budaya tersendiri.

Disarankan kepada pemerintahan agar setiap kebijakan mempertimbangkan keberadaan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya. Perlu adanya Peraturan Pemerintah tentang Masyarakat Hukum Adat dan Hutan Adat, sebagai tindak lanjut dari Pasal 67 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dalam penetapan status hutan disarankan menjadi: (1) hutan hak, (2) hutan adat, dan (3) hutan negara. Kepada pemerintahan kabupaten/kota di Provinsi Aceh disarankan untuk menerbitkan kebijakan kehutanan yang berbasis mukim. Disarankan juga, perlunya pembentukan Qanun Kabupaten/Kota tentang Pemerintahan Mukim, yang di dalamnya menegaskan pengakuan keberadaan hutan adat ulayat mukim. Perlu dilakukan revitalisasi dan penguatan pemerintahan mukim yang dipimpin oleh imeum mukim dan lembaga adat hutan yang dipimpin oleh pawang glee.

Kata Kunci :

• Masyarakat hukum adat • Penguasaan atas pengelolaan hutan adat

Page 7: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

ABSTRACT

CONTROL OF ADAT FOREST MANAGEMENTS

BY INDIGENOUS PEOPLE (MUKIM) IN ACEH PROVINCE

Taqwaddin1 Lili Rasjidi2

Syamsul Arifin3 Alvi Syahrin4

Hundreds years ago, there were indigenous people communities in Indonesia which have own characteristic controlling their adat forest. However, the recognition of indigenous people couldn’t be found in many acts and government regulations in the past. Between indigenous people and adat forests are two things that cannot be separated. Mukim is Aceh’s indigenous people controlling and managing adat forests.

The purposes of this research are: (1) to find out and to describe the acts and regulations concerning forestry and indigenous people, (2) to describe characteristics of Aceh forests and forestry policies in Aceh Province, (3) to describe the control of adat forests managements by indigenous people in Aceh (mukim).

This research applies analytical descriptive method by approaching normative and empirical (non-doctrinal) law research. The data are gathered by literature and field research. Literature research is conducted to get secondary data by analyzing primary, secondary and tertiary law sources. While, field research is done to obtain primary data, by interviewing respondents and informants. Field research is conducted in several districts in Aceh Province, such as: Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, and Aceh Barat, which determined by purposive sampling technique. Data are analyzed by qualitative and analytic descriptive.

Regulations about Forestry had been enacted since the Netherlands Hindia era especially applied to Java and Madura. Whereas outside Java and Madura, adat laws were applied to them. This dualism of law occurred until Indonesia had its independence. As well as in the era of the Netherlands Hindia, of the Old Governance and of the New Era regimes there couldn’t be found many acts and regulations concerning indigenous people. The recognition on the existence of indigenous people and adat forests could be

                                                            1 Lecturer of Faculty of Law, Syiah Kuala University, Banda Aceh. 2 Professor of Faculty of Law, Padjajaran University, Bandung. 3 Professor of Faculty of Law, University of Northern Sumatera, Medan. 4 Professor of Faculty of Law, University of Northern Sumatera, Medan. 

Page 8: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

found in acts and regulations which enacted after the era of Reformation. Most of Aceh’s forest is conservation areas that become deforestation because of illegal logging. Nowadays, the forestry policies in Aceh refer to the Forestry Act, the Aceh Governance Act, and the Aceh’s Governor Instruction on Moratorium Logging. Mukim is indigenous people in Aceh which possessed governance authority, settlement of disputes and control of their adat forests (ulayat) management. Mukim has legal system and local wisdom in controlling their adat forests management namely advices and prohibition (taboo), institutions and indigenous cultures.

It is recommended that the government in making every policy should consider the existence of indigenous people including their traditional rights. In addition, Government Regulation on Adat Forest and Indigenous People are also needed to follow up section 67 of the Forestry Act. In determining the status of forest, it is suggested that the forests should become: (1) private forests, (2) adat forests, and (3) state forests. Moreover, government of districts/cities at Aceh Province should publish the forestry policies base on mukim. Furthermore, the necessary of forming qanun’s district/municipality about mukim governance that mention the recognition of existences of mukim adat forests (ulayat). Revitalization and strengthening of mukim governance which lead by imeum mukim and adat forest institutions which lead by pawang glee are also important to be conducted.

Keywords: 

• Indigenous people • Control of management adat forests 

Page 9: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim, segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penelitian dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan. Disertasi ini, pada intinya mempermasalahkan penguasaan dan pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum adat (Mukim) di Aceh. Harapannya, hasil penelitian ini dapat mengungkapkan kembali khazanah masa lalu Aceh yang pernah gemilang, yang secara teoritis bagi kalangan akademik dapat menjadi bahan pelajaran guna pengembangan ilmu hukum. Sedangkan secara praktis diharapkan dapat menggugah para penyelenggara pemerintahan untuk berbuat lebih baik lagi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan, sehingga tidak mengorbankan keberadaan masyarakat hukum adat dengan segala hak-hak asli yang ada padanya.

Disadari benar bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari banyak pihak, maka disertasi ini tak pernah akan selesai sebagaimana yang tampak dihadapan pembaca. Kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberi bantuan yang begitu banyak kepada saya selama mengikuti studi program Doktor Ilmu Hukum maupun selama riset disertasi ini, saya sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya. Semoga semua dukungan dan bantuan kepada saya, akan mendapat ganjaran yang lebih banyak lagi dari Illari Rabbi. Mereka itu antara lain :

1. Komisi Pembimbing dan Penguji yang telah begitu banyak jasa dan budi baiknya kepada saya. Utamanya adalah Almarhum Prof. Dr. H. Kusnadi Hardjasoemantri, S.H. M.L. yang telah merekomendasikan saya agar dapat diterima sebagai peserta Program Doktor Ilmu Hukum di Universitas Sumatera Utara dan sekaligus membimbing saya saat penulisan usulan penelitian disertasi ini. Tapi sayang, Allah berkehendak lain, beliau telah mendahului kita, wafat dalam peristiwa jatuhnya pesawat Garuda di Jogjakarta, 7 Maret 2007, sehingga tak dapat lagi meneruskan bimbingannya. Selanjutnya, tugas mempromotori saya dialihkan kepada Prof. Dr. H. Lili Rasyidi, S.H., S.Sos, LLM. Beliau inipun, dengan sangat akrab telah membukakan pintu rumahnya di Bandung untuk saya kunjungi selama proses bimbingan. Begitu pula dengan dua co-promotor saya, yaitu : Prof. H. Syamsul Arifin, S.H., M.H. dan Prof. Dr. ALvi Syahrin, S.H., M.S. adalah juga dua guru besar yang dikenal sangat bersahabat dengan para mahasiswanya di Universitas Sumatera Utara Medan. Saya bersyukur mendapat bimbingan dari mereka, tidak saja bimbingan dalam bidang akademik guna kepentingan disertasi, tetapi lebih dari itu, adalah bimbingan non-akademik tentang bagaimana menebar

Page 10: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

senyum dan bersahabat dengan para mahasiswa. Selanjutnya, kepada Prof. Dr. Amiruddin Abdul Wahab, S.H., Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H., dan Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H. yang telah berkenan membimbing serta memberi masukan berharga demi perbaikan disertasi ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih. Khusus kepada Prof. Dr. Amiruddin Abdul Wahab, SH, harus saya ungkapkan perasaan ‘tersendiri” karena telah memperlakukan saya seperti putranya sendiri dan telah membimbing saya baik dalam karir akademik sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh maupun dalam menelaah materi draf disertasi ini.

2. Pihak Universitas, baik Universitas Sumatera Utara Medan yang telah menerima saya untuk menjadi mahasiswanya dalam program Doktor Ilmu Hukum maupun Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, tempat saya bekerja, yang telah mengizinkan saya meninggalkan tugas selama mengikuti program ini. Kepada Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A (K), Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Prof. DR. H. Bismar Nasution, S.H., M.H. selaku Ketua Program Studi S3 Doktor Ilmu Hukum. Kepada Bapak Mohd. Daud Yoesoef, S.H., M.H, Dekan Fakultas Hukum USK, dan Prof. Dr. Darni M. Daud, M.A., Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

3. Komisi Pengajar dan Penguji program Doktor Ilmu Hukum Unversitas Sumatera Utara, yang telah mentransferkan ilmunya dan mengajarkan begitu banyak hal dalam berbagai aspek keilmuan bidang hukum. Mereka itu antara lain, adalah: Prof. Dr. M. Solly Lubis, S.H., Prof. Dr. Erman Rajagukguk, S.H.,LL.M., Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, S.H., Prof. Dr. Lili Rasyidi, S.H., S.Sos., LL.M., Prof. H. Syamsul Arifin, S.H., M.H., Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H., Prof. Soetandyo Wignyosoebroto, MPA., Prof. T. Syamsul Bahri, SH, dan lain-lain

4. Para Guru Besar dan pakar yang sering saya hubungi untuk meminta nasehat dan pengetahuannya, antara lain : Alm. Prof. Teuku Djuned, S.H., Prof. Dr. Amiruddn A. Wahab, S.H., Prof. Dahlan, S.H., .H., Prof. Dr. M. Hakim Nyak Pha, S.H. DEA., T.I. El Hakimy, Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.H., Prof. Dr. Rusydi Ali Muhammad, SH, MA., Prof. Dr. Ir. Darusman, MSc., Prof. Dr. Al Yasa’ ABubakar, MA., Dr. Faisal A. Rani, SH.,MH., Dr. Mahdi Syahbandir, SH, MH., Dr. Iman Jauhari, SH, MHum., Prof. Soetandyo Wignyosoebroto, MPA., DR. Hamid Saroeng, SH, MH., Dr. Ir. A. Humam Hamid, MA., Dr. Nazamuddin, SE., MA., Dr. Ir. Teuku ALvisyahrin, MSc., Mawardi Ismail, SH., MHum., M. Adli, SH., MCL., A. Malik Musa, SH, MH., Yusri Z.A, SH, MH., Yanis Rinaldi, SH, MHum., Ir. Saodah Lubis, MSc., Dr. Haryadi Kartidihardjo, MSc., Yudinur Usman, S.Hut., Fahrizal, SE., MBA., Dahnil, SH., MS., Sitti Wiladaniar, SH., Rahmadani Burhan, SH., MHum., Ali Sulaiman, SH., H. Abdullah Ahmad, SH,

Page 11: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

MAg., dan lain-lain yang – mohon maaf – tidak tercantumkan dalam kata pengantar ini.

5. Pihak Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang telah menunjuk saya sebagai Tenaga Ahli di Panitia Legislasi DPRA (2004-2009) sehingga memberi kesempatan kepada saya terlibat dalam banyak agenda pembahasan berbagai rancangan qanun. Kepada H. Sayed Fuad Zakaria, SE., (Ketua DPRA), Drs. Hasan Basry Thaleb (Sekretariat DPRA), Amir Helmi, SH., (Ketua Panleg DPRA), Drs. H. Adriman Kimat (Wakil Ketua Panleg), Burhanuddin, SH, Basrun Yusuf, SH, Drs. Bahrum Rasyid, Ir. Moehariadi, dr. T.M. Hanafiah, Jauharuddin Harmay, MSi., Khairul Amal, SE., Drs. Abdurahman, Syamsul Bahri, SH. Ismaniar, SE., dan Dra. Siti Zainab (Anggota Panitia Legislasi DPRA), Drs. Sulaiman Abda, dan Drs. T. Husin Banta (Fraksi Golkar) serta Bapak Makmur Ibrahim, SH., MHum (Kabag Hukum DPRA).

6. Pihak Pemerintah Aceh, terutama Bapak Hamid Zein, SH., MHum (Kepala Biro Hukum Sekretariat Provinsi Aceh) dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, dan Aceh Barat yang telah memberikan data dan mengizinkan saya memasuki ke pelosok wilayahnya, hingga saya dapat mewancarai para imeum mukim, tengku chik, keuchik, tuha peut, imeum meunasah, pawang glee, dan tokoh-tokoh masyarakatnya.

7. Para pegiat LSM yang telah melibatkan saya dalam berbagai kegiatan riset lapangan, yang data dan informasinya sangat bermanfaat dalam rangka penyusunan disertasi ini. LSM-LSM tersebut adalah WWF, FFI, IDLO, Kemitraan, YRBI, Rijal Institue, AMAN, JKMA, AJRC, Aceh Institute, Green Aceh Institute, PuGAR, ARF, Ukhuwa, dan lain-lain.

8. Para kolega, sesama Dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, yang namanya tak tercantum dalam kata pengantar ini, dan para teman sesama peserta program Doktor seangkatan, yang seringkali mengingatkan saya untuk segera menyelesaikan studi. Mereka itu, antara lain: Dr. Hamid Sarong, SH, MH., Dr.Abdul Manan, SH, SIP, MHum., Dr. Iman Jauhari, SH, MHum., Dr. S. Mantay Borbir, SH, MHum., Dr. Supandi, SH, MHum., Dr. Jamaluddin, SH., MHum., Dr. Sunarmi, SH, MHum., Dr. Marzuki, SH, MH,. Dr. Happosan, SH, MH., Dr. Mahmud Mulyadi, SH, MHum., Dr. Mirza Nasution, SH., MHum., Dr. Marlina, SH, MHum., dan lain-lain.

9. Para guru-guru saya, sejak dari MIN Merduati Banda Aceh, SMPN 6 Banda Aceh, SMA Adidarma, Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, dan Program Pascasarjana

Page 12: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

Universitas Airlangga – Surabaya, yang telah begitu banyak memberi ilmu pengetahuan dan mendidik saya sehingga menjadi seperti sekarang ini.

10. Para orang tua saya, terutama untuk tercinta ibunda dan ayahanda serta ibu mertua dan ayah mertua, yang kesemua mereka telah berpulang ke Rahmatullah. Kepada semua anggota keluarga besar saya : kakak, adik, paman, makcek, abuwa, nyakwa, dan lain-lain.

11. Teristimewa, apresiasi paling tinggi harus saya tujukan untuk Hj. Suwarni Rono Atmodjo, Danil Akbar Taqwadin, Abda Syakura Taqwadin, dan Rizal Oliya Taqwadin, mereka adalah isteri tercinta dan anak-anak kami, karena dukungan serta spirit yang tulus dari mereka, sehingga studi dan disertasi ini dapat saya selesaikan.

Selanjutnya, kepada semua pihak yang tidak tersebutkan namanya di atas, yang juga telah mendukung dan membantu saya selama proses pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum ini saya sampaikan pula terima kasih yang setinggi-tingginya. Semoga semua amal kebaikannya mendapat balasan dari Allah yang Maha Esa. Akhirnya, terhadap semua kelemahan, kealpaan, dan kesalahan saya selama mengikuti program ini, maka dengan segala kerendahan hati, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, 2010

Penulis,

H. TAQWADDIN, S.H., S.E., M.S.

 

 

Page 13: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

DAFTAR SINGKATAN

AMAN Aliansi Masyarakat Adat Nusantara

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

APBA Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh

APBK Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAPPEDA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAPPEDALDA Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah

BKSDA Balai Konservasi Sumber Daya Alam

BPDAS Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

BPPHP Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi

BPKEL Badan Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser

BPN Badan Pertanahan Nasional

BPS Badan Pusat Statistik

BPUPKI Badan Pelaksana Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

BRR Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

BUMD Badan Usaha Milik Daerah

BUMN Badan Usaha Miliki Negara

BUMS Badan Usaha Milik Swasta

CII Conservation International Indonesia

DAS Daerah Aliran Sungai

DEPHUTBUN Departemen Kehutanan dan Perkebunan

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

FFI Fauna Flora International

GERHAN Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Page 14: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

HAM Hak Azasi Manusia

HKm Hutan Kemasyarakatan

HMN Hak Menguasai Negara

HPH Hak Pengusahaan Hutan

HPHTI Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

HTI Hutan Tanaman Industri

HTR Hutan Tanaman Rakyat

ICEL Indonesian Center for Environmental Law

ILO International Labor Organization

IPK Izin Penebangan Kayu

IPKTM Izin Pemamfaatan Kayu Tanah Milik

IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

IUIPHHK Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu

IUPHHBK Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu

IUPHHK Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

IUPHHK HKm Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan

IUPJL Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan

IUPK Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan

JAPHAMA Jaringan Pembelaan Hak-hak Masyarakat Adat

JKMA Jaringan Komunitas Masyarakat Adat

JPT Jatah Produksi Tahunan

KAN Kerapatan Adat Negeri

KEL Kawasan Ekosistem Leuser

Kepmenhut Keputusan Menteri Kehutanan

KHDTK Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus

KMAN Kongres Masyarakat Adat Nusantara

KPH Kesatuan Pengelolaan Hutan

Page 15: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

KPHA Kesatuan Pengelolaan Hutan Adat

KPHK Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi

KPHL Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

KPHP Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MAA Masyarakat Adat Aceh

MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat

MRP Majelis Rakyat Papua

NAD Nanggroe Aceh Darussalam

NGO Non-Governmental Organizations

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

NTT Nusa Tenggara Timur

PAMHUT Operasi Pengamanan Hutan

PBB Persatuan Bangsa-Bangsa

PKSMT Pembinaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Terasing

PMNA Peraturan Menteri Negara Agraria

PP Peraturan Pemerintah

PPKI Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

PT SAI Perseroan Terbatas Semen Andalas Indonesia

PTPN Perseroan Terbatas Perkebunan Negara

REDD Reducing Emissions from Deforestation and Degradation

RHL Rehabilitasi Hutan dan Lahan

RPBBI Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri

RPJM Rencana Pembangunan Jangka Menengah

SDA Sumber Daya Alam

SIKA Sistem Imformasi Kehutanan Aceh

SISNAS Sistem Nasional

Page 16: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

SK Surat Keputusan

SKSHH Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan

Tahura Taman Hutan Raya

TAP MPR Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

TNGL Taman Nasional Gunung Lauser

TNKS Taman Nasional Kerinci Seblat

UML Unit Management Lauser

UPT Unit Pelaksana Teknis

UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah

UPT BP DAS Unit Pelaksana Teknis Badan Pengeloa Daerah Aliran Sungai

UU Undang-Undang

UUD Undang-Ungdang Dasar

UUK Undang-Undang Kehutanan

UULH Undang-Undang Lingkungan Hidup

UU Agraria Undang-Undang Pokok Agraria

UUPA Undang-Undang Pemerintahan Aceh

UUPK Undang-Undang Pokok Kehutanan

VOC Vereenigde Oost-Indische Compagnie

WALHI Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

WWF World Wild Foundation

Yagasu Yayasan Gajah Sumatera

YLI Yayasan Leuser Internasional

YRBI Yayasan Rumpun Bambu Indonesia

 

 

 

Page 17: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

DAFTAR ISI 

Halaman 

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................   i 

HALAMAN PENGESAHAN  ...................................................................................   ii 

ABASTRAK ..........................................................................................................   v 

ABSTRACT...........................................................................................................   vii 

KATA PENGANTAR..............................................................................................   ix 

DAFTAR SINGKATAN  ..........................................................................................   xiii 

DAFTAR ISI..........................................................................................................   xvii  

 

BAB I  PENDAHULUAN  

A. Latar Belakang  ............................................................................   1 

B. Perumusan Masalah  ...................................................................   14 

C. Asumsi  ........................................................................................   15 

D. Kerangka Teori dan Konsepsi  .....................................................   16 

E. Keaslian Penelitian ......................................................................   39 

F. Tujuan Penelitian  ........................................................................   40 

G. Manfaat Penelitian ......................................................................   40 

       H.    Metode Penelitian ………………………………………… .........................   40 

1. Spesifikasi penelitian  ...........................................................   41 

2. Pendekatan penelitian  .........................................................   42 

3. Lokasi penelitian  ..................................................................   43 

4. Informan dan Responden .....................................................   44 

5. Bahan hukum yang diteliti ....................................................   44 

6. Teknik pengumpulan data ....................................................   45 

7. Analisis  data  ........................................................................   47 

Page 18: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

   I.  Sistematika Penulisan  ...................................................................   47 

 

BAB II  PERATURAN PERUNDANG‐UNDANGAN YANG  

  MENGATUR TENTANG KEHUTANAN DAN   

  MASYARAKAT HUKUM ADAT 

A. Sejarah Pengaturan Kehutanan di Indonesia  .............................   49 

1. Sebelum penjajahan .............................................................   49 

2. Masa penjajahan ………………………………………………………………  53 

a. Masa Penjajahan oleh VOC (1602 – 1799) .......................  53 

b. Masa Penjajahan Hindia Belanda (1850 – 1942) ..............  56 

  c.  Masa Penjajahan Jepang 1942 – 1945  ............................   60 

3. Masa kemerdekaan …………………………………….......................   61 

a. Masa Pemerintah Orde Lama (1945‐1965) .....................  61 

b. Masa Pemerintah Orde Baru (1966‐1998) ......................  62 

c. Masa Pemerintah Reformasi  (1999‐2009) .....................  64 

  B.   Peraturan Perundang‐undangan yang mengatur  

    Masyarakat Hukum Adat.............................................................   69 

  1.   Undang‐Undang Dasar 1945.................................................   70 

  2.   Undang‐Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang  

    Peraturan   Dasar Pokok‐Pokok Agraria (UUPA)...................  75 

  3.   Undang‐Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang  

    Hak Asasi Manusia  ...............................................................   77   

  4.   Undang‐Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang  

    Kehutanan ............................................................................   78 

Page 19: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

  5.  Undang‐Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang  

    Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh .................................   86 

  6.   Undang‐Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang  

    Otonomi Khusus Papua ........................................................         89 

  7.  Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang  

    Sumberdaya Air ....................................................................   91 

  8.  Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang  

    Pemerintahan Daerah  .........................................................   92 

  9.   Undang‐Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan 

Aceh  .....................................................................................   94 

  10. Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang  

    Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup  ..............  98 

  11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang  

    Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan,  

    serta Pemanfaatan Hutan ....................................................   101 

  12. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan 

Nasional Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelesaian 

Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.....................  106 

  13.  Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor SE.75/Menhut 

II/2004 tanggal 12 Maret 2004 Perihal Masalah Hukum Adat 

dan Tuntutan Kompensasi/Ganti Rugi oleh Masyarakat Hukum 

Adat  .....................................................................................   109 

  14. Peraturan Daerah‐Peraturan Daerah yang mengatur tentang 

Masyarakat Hukum Adat  .....................................................   112 

Page 20: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

  C. Sifat Masyarakat Hukum Adat .......................................................    124 

  D. Hak Ulayat Masyarakat Hutan Adat...............................................   140 

  E. Dasar Hak Penguasaan Hutan oleh Masyarakat Hukum Adat .......  155 

1. Hak Menguasai atas Sumberdaya Hutan.................................   159 

2. Hak Masyarakat Hukum Adat atas Sumberdaya Hutan ..........  163 

 

BAB III.      KONDISI DAN KEBIJAKAN KEHUTANAN  

  DI  PROVINSI ACEH  

  A. Kondisi dan Karakteristik Hutan Aceh............................................   170 

  B. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Aceh  ........................................   176 

  1. Pemanfaatan Hutan dan Kayu Tanah Milik .............................   176 

  2. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu  ...................................   179 

  3. Pengolahan dan Peredaran Hasil Hutan ………………. ...............  180 

  C. Kerusakan Hutan Aceh  ..................................................................   181 

  1. Penebangan Liar  .....................................................................   182 

  2. Perambahan Hutan .................................................................   185 

  3. Kebakaran Hutan  ....................................................................   185 

                   D. Kebijakan Kehutanan di Aceh  ..............................................................   187 

                         1. Pengaturan Kehutanan dalam UU Pemerintahan Aceh……..... 

187 

        2. Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Hutan .............................   198 

        3. Qanun tentang Kehutanan .......................................................   207 

Page 21: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

        4. Penghentian Sementara Penebangan Hutan……….. .................   213 

E. Strategi Pengelolaan Hutan Aceh yang Berkelanjutan  .................  229 

  1. Langkah‐langkah Strategis ……………………………. ......................230 

  2. Insentif Untuk Pemeliharaan Hutan Aceh …………….. ..............  234 

  

BAB IV  KEKUASAAN MUKIM ATAS HUTAN ADAT .....................................    

A. Mukim dan Eksistensinya   ……. ...................................................   241 

1.   Sejarah Mukim  .....................................................................   241 

2.   Mukim sebagai Masyarakat Hukum Adat.............................   255 

3.   Mukim sebagai Pelaksana Pemerintahan.............................   270 

4.   Mukim sebagai Pelaksana Pembangunan ............................   272 

5.    Mukim sebagai Pembina Kemasyarakatan dan  

  Penyelesaian Sengketa .........................................................   274 

6.  Mukim dan Alat Kelengkapannya.........................................   279 

7.  Kedudukan dan Fungsi Pemerintahan Mukim sekarang ......  282 

  B.  Penguasaan Hutan oleh Mukim ....................................................   292 

        1. Pengertian Hutan Negara dan Hutan Mukim/Gampong..........  293 

       2. Mukim Berkuasa atas Hutan Ulayatnya ….................................   295 

        3. Macam dan Jenis Tanah menurut Hukum Adat Aceh...............  299 

       4. Hak Kullah Bertuan dan Tidak Bertuan  .....................................    303 

       5. Hak Bersama warga atas Tanah  ................................................   306 

C. Proses Peralihan Hak Mukim untuk Hak Perorangan ....................  323 

Page 22: penguasaan atas pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum

  

  

  1. Hak Dong Tanoh  .....................................................................   323 

  2. Hak Chah Rimba ......................................................................   334 

  3. Hak Useuha .............................................................................   343 

  4. Hak Milek  ................................................................................   348 

  5. Hak‐hak Didahulukan ..............................................................   351   

  D. Pengelolaan Hutan Adat  di Aceh  .................................................   357 

  1. Eksistensi Lembaga Adat Uteun  .............................................   357 

  2. Adat Pengelolaan Hutan  .........................................................   362 

  3. Peran dan Fungsi Lembaga Adat Hutan ..................................   383 

  4. Hubungan Lembaga Adat Hutan dengan lembaga 

     adat lain ....................................................................................   397    

 

BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN 

  A.  Kesimpulan  .................................................................................   413 

  B.  Saran  ...........................................................................................   417 

 

DAFTAR PUSTAKA   ........................................................................................   420 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................   444