pengolahan biologis
DESCRIPTION
tugas besar perencanaan bangunan pengolahan air limbah, unit pengolahan biologis, oxydation ditch dengan 8 ditch dan 2 bak pengendap yang direncakanan untuk mengolah suatu air limbah di kota xTRANSCRIPT
BAB VII
UNIT PENGOLAHAN BIOLOGIS
Pengolahan Biologis (Secondary Treatment) dilakukan untuk memisahkan
bahan organik dan padatan tersuspensi yang dapat terdegradasi secara biologis.
Pengolahan tahap ini memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk
memisahkan kontaminan-kontaminan dalam air limbah. Target utama pengolahan
ini adalah penurunan kandungan organik (biasanya diukur dalam BOD atau COD,
padatan tersuspensi dan mikroorganisme patogen). Prinsip Desain bangunan
secondary treatment yaitu Rasio F/M dan beban organik (Mass Balance) yang
masuk ke dalam unit pengolahan. Debit yang digunakan dalam perhitungan
bangunan pengolahan biologis adalah Qaverage karena waktu detensi setiap
bangunan lebih lama dari pengolahan lainnya. Bangunan Secondary Treatment
dalam perencanaan ini terdiri dari :
1. Oxidation Ditch
2. Bak Pengendap II (Secondary Clarifier)
7.1 Oxidation Ditch (OD)
Oxidation Ditch merupakan parit berbentuk oval/ellips dilengkapi dengan
mammoth rotor untuk aerasi jangka panjang. Proses yang terjadi di dalam oxydation
ditch merupakan proses kontinyu, dimana pertumbuhan biologis yang terfluktuasi
akan dicampurkan dengan air buangan dan kemudian di aerasi secara terus
menerus, selanjutnya diikuti pengendapan untuk memisahkan biomass dari air
buangan yang telah terolah. Pada Oxidation Ditch dilakukan resirkulasi lumpur
untuk menjaga kestabilan F/M Rasio sehingga pengolahan air limbah dapat
mencapai tingkat yang optimum. Bangunan Oxidation Ditch selalu diikuti dengan
Bak Pengendap II (Secondary Clarifier) dan saling berkaitan satu sama lain dalam
desain maupun perhitungan.
Gambar 7.1 Flow Process Oxidation Ditch Treatment
Tabel 7.1 Kriteria Desain Oxidation Ditch
Kriteria Desain Range Tipikal Sumber
Kemiringan Ditch (Derajat 0) 45 - 90 90 L. K. Wang and N.
C. Pereira,1986
Konsentrasi MLSS (TSS) (mg/L) 1500 - 5000 4500 Metcalf & Eddy,
1991
Rasio Resirkulasi 0,5 – 2,0 0,5
C. P. L. Grady, Jr.,
G. T. Daigger,
1999
Aerator Loading (kg/m3.hr) 0,1 – 0,5 0,5 US EPA,2000
Nilai Yield (kg.VSS/kg.BOD5) 0,4 – 0,8 0,8 G.L Karia and R.A
Christian, 2006
Nilai Kd (hari) 0,04 – 0,075 0,075 G.L Karia and R.A
Christian, 2006
Kedalaman Ditch (m) 1,0 – 5,0 3,0
Japan Sewage
Works Association,
2013
Efisiensi Proses (%) 85 - 95 95 Metcalf & Eddy,
1991
Waktu retensi hydraulic/Periode
Aerasi (jam) 18 - 36 36
L. K. Wang and N.
C. Pereira,1986
Kebutuhan Rasio (F/M)
(kg.BOD/kg.MLVSS.hari) 0,025 - 0,15 0,15
L. K. Wang and N.
C. Pereira,1986
Waktu retensi solids/umur lumpur
(hari) 20 - 30 30
WEF and ASCE
1992
Kecepatan Aerator (m/s) 0,25 - 0,40 0,40 Metcalf &
Eddy, 1991
Volumetric Loading
(kg.BOD/m3.hari) 0.08 - 0.48 0,45
L. K. Wang and N.
C. Pereira,1986
Direncanakan :
- Jumlah oxydation ditch = 8 bak
(pemilihan jumlah bak disesuaikan dengan debit air limbah yang akan diolah,
karena debit mempengaruhi dimensi dari unit pengolahan. Dengan
perencanaan 8 bak diharapkan mampu mengolah air limbah dengan debit yang
ada)
- Debit rencana (Q average) = 16848 m3/hari
= 0,195 m3/dtk
- Debit masing-masing bak = Debit rencana/Jumlah bak
= 0,195/8
= 0,0244 m3/detik
= 2106 m3/hari
- Umur lumpur (θc) = 30 hari
- Rasio F/M = 0,15 kg BOD5/kg MLVSS.hari
- Aerator Loading = 0,5 kg/m3.hari
- MLSS direncanakan = 4500 mg/L
- Periode Aerasi (td) = 36 jam
- Rasio Resirkulasi (Qr/Q) = 0,5
- Volumetrik Loading = 0,45 kg BOD5/m3.hari
- Efisiensi proses = 95%
- Kedalaman bak = 3,0 M
- Freeboard = 0,5 M
- BODinf (effluen dari BP I) = 456 mg/L
- Konsentrasi N = 0,8 Mg/L
- Konsentrasi TSS (eff BP I) = 189 mg/L
- BOD effluen = 45,6 mg/L
- Rasio MLVSS/MLSS = 0,8
- Yield Value (Y) = 0,8 Kg.VSS/kg.BOD5
Perhitungan :
Perhitungan Lumpur
Konsentrasi BOD5 Terlarut dalam Effluen
Biological solid = 65 % biodegradable
1 gr biodegradable = 1,42 gr BODu
BOD5 = 0,68 BODu
BOD5 solid = 65 % x BODeff x konversi ke BOD5
= 65 % x 45,6 mg/L x 1.42 x 0.68
= 28,62 mg/L
BOD5 terlarut = (45,6 – 28,62) mg/L
= 17 mg/L
Efisiensi Proses
Removal BOD5 terlarut = [(BOD5inf-BOD5 terlarut)/BOD5inf] x 100 %
= [(456 – 17)/456] x 100 %
= 96,3 %
Overall efisiensi = [(BOD5inf-BOD5eff)/BOD5inf] x 100%
= [(456 – 45,6)/456] x 100 %
= 90 %
Nilai Tipikal Koefisien Kinetik untuk Proses Oxidation Ditch
Y = 0,6 kg VSS/kg BOD5
kd = 0,05 per hari
Rasio MLVSS/MLSS = 0,5
MLSS = 4500 mg/L
MLVSS = 0,5 x MLSS
= 0,5 x 4500 mg/L
= 2250 mg/L
Yobs = Y/(1+(kd x θc)
= 0,6/[1+ (0,05/hari x 30 hari)]
= 0,24
Peningkatan Massa MLVSS
Px = Yobs x Qbak x (So-S)
= 0,24 x 2106 m3/hari x (456 -17) mg/L
= 221,9 kg.VSS/hari
Peningkatan MLSS = Px : 0.5
= 221,9 : 0.5
= 443,8 Kg.VSS/hari
Volume reaktor (V) = (Qbak x θc x Y x (So-S)) / (MLVSS(1+kd. θc))
=
(2106 m3/hari x 30 hari x 0.6 x (456 - 17) mg/L)
/(2250 mg/L(1+(0,05/hari x 30 hari)
= 2959 m3
Perhitungan Mass Balance
Qinfluen = 2106 m3/hari
Xinfluen = Y x BODinf
= 0,6 kg.VSS/kg.BOD5 x 456 mg/L
= 273,6 mg/L
Qr/Q = 0,5
Qr = 0,5 x Q
= 0,5 x 2106
= 1053 m3/hari
Xr = [(Qbak + Qr) x MLVSS – (Qbak x Xinf)]/Qr
= [(2106 + 1053) x 2250 – (2106 x 273,6)]/1053
= 6202,8 mg/L
Sludge Wasting
Qw = Px – (TSSeff x Qbak)/Xr
= (221,9 – (0,189 x 2,106)/6,203
= 35,71 m3/hari
Maka konsentrasi MLSS sludge = 6202,8/0,5
= 12405,6 mg/L
Cek periode aerasi = Volume/Q
= (2959 m3 x 24 jam/hari) / 2106 m3/hari
= 33,72 jam
Cek F/M ratio = Q x (So-S) / (V x MLVSS)
= 2106 m3/hari x (456 – 17)/(2959 m3 x 2250 mg/L
= 0,14/hari
Organic Loading = (So x Q)/V
= (456 mg/L x 2106 m3/hari)/2959 m3
= 324,59 gr/m3.hari
Perhitungan Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan Oksigen Teoritis
O2 kg/hari = [(Q x (So-S))/(BOD5/BODL)]-1.42 x Px
=
[(2106 m3/hari x (456 - 17)mg/L x (10-3kg)/(0,68)] – 1,42 x 221,9
kg.VSS/hari)
= 1044,58 kg/hari
Standard Oxygent Requirement (SOR)
Dari data diketahui :
N = Kebutuhan Oksigen Teoritis Yang Ditransfer ke Limbah
= 1044,58 kg/hari
C'sw = Konsentrasi O2 Pada Suhu Dan Tekanan Standar
= 8,24 (25 0C, 760 mmHg)
Csw = Konsentrasi O2 yang Digunakan
= 9,08 (20 0C, 760 mmHg)
C = Level DO Saat Operasi
= 2,0 mg/L
b = Rasio Saturasi Limbah Terhadap Saturasi Air
= 0,9
a = Rasio Transfer O2
= 0,9
Fa = faktor koreksi kelarutan O2
= 1 - (ketinggian (m)/9450)
= 1 - (10/9450)
= 1,0
Temperatur diasumsikan (T) = 30 0C
SOR = N / [(C'sw.b.Fa-C)/Csw] (1,024)T-20 a
= 1044,58/[((8,24 x 0,9 x 1)-2)/9,08] (1,024) 30-20 0,9
= 1537 kg/hari
Volume Udara yang dibutuhkan
Berat udara = 1,121 kg/m3
O2 dalam udara = 23,2 %
Kebutuhan udara teoritis = 1537 kg/hari /(1,121 kg/m3 x 0,232 g O2/g udara)
= 5910,73 m3/hari udara
Karena kebutuhan oksigen teoritis rencana (1044,58 kg/hari) < (1537 kg/hari) Standard
Oxygent Requirement (SOR), maka kebutuhan oksigen teoritis yang direncanakan
mencukupi. (Oke!)
Diasumsikan :
Efisiensi aerator udara = 10 %
Maka udara yang dibutuhkan = 5910,73 m3/hari / 0.1
= 59107,3 m3/hari
Udara yang disediakan = 130% dari kebutuhan udara teoritis
Total kebutuhan udara = 130 % x 5910,73
= 51226,35 m3/hari
= 35,57 m3/menit
Volume udara/BOD5 removal = (51226,35 m3/hari x 1000 g/kg)/((456 -
17) mg/L x 2106 m3/hari)
= 55,41 m3/kg
Volume udara/air limbah terolah = 51226,35 m3/hari / 2106 m3/hari
= 24,32 m3/m3 m3/m3
Volume udara/m3 volume OD = 51226,35 m3/hari / 2959 m3
= 17,31 m3/m3 m3/m3
Perhitungan Desain Aerator
Direncanakan aerator yang digunakan adalah Mammoth Rotor
Volume tiap ditch = 2959 m3
= 781685 gallon
Digunakan rotor dg diameter = 42 inchi
= 1,067 m
Kedalaman rotor terendam = 0,356 m
= 0,360 m
Panjang tiap rotor = 5,0 m
= 16,4 ft
Kemampuan rotor = 16000 gal/ft (volume OD > 60000 gallon)
Maka rotor mampu mengaerasi = 16000 gal/ft x 16,4 ft
= 262464 gallon
Kebutuhan rotor tiap ditch = volume tiap ditch/kemampuan aerasi rotor
= 781685 gal/262464 gal
= 2,978 unit ~ 3,0 unit
Kapasitas transfer O2 tiap rotor = SOR/jumlah rotor
= 1537 kg/hari / 3 unit
= 512 kg/hari
Untuk tiap ft panjang rotor/jam = (512 kg/hari x 2,2046 lb/kg)/(16,4 ft x 24
jam/hari)
= 3 lb O2/ft.rotor.jam
Untuk rotor dengan diameter 42 inchi, karakteristiknya sebagai berikut :
Kecepatan rotor = 60 rpm
Kebutuhan power = 0,25 kW/ft. rotor
= 0,25 x 16,4 ft kW/rotor
= 4,10 kW/rotor
Kebutuhan power total = Jumlah ditch x jumlah rotor/ditch x kebutuhan power/rotor
= 8 ditch x 3 rotor/ditch x 4.10 kW/rotor
= 98,42 kW
Perhitungan Dimensi Oxidation Ditch
Volume tiap ditch = 2959 m3
Perbandingan lebar ditch dengan panjang rotor = 2
Lebar OD = 2 x panjang rotor
= 2 x 5,0 m
= 10 m
Kedalaman ditch = 3,0 m
Luas penampang (A cross) = 1/2 x (lebar OD) x tinggi
= 1/2 x 10 x 3
= 15 m2
Total panjang ditch = Volume/Across
= 2961 m3 / 15 m2
= 197,4 m
Jari-jari belokan = 1/2 x ((2 x 10 m) + 5,0 m)
= 12,5 m
Diameter belokan = 2 x 12,5 m
= 25 m
Panjang belokan = keliling 1/2 lingkaran ujung ditch
= 1/2 x п x D
= 1/2 x п x 25 m
= 39,25 m
Keliling 2 setengah lingkaran
=
2 x 39,25 m
= 78,5 m
Panjang ditch lurus = [(total panjang) – (keliling 2 setengah lingkaran)]/2
= (197,4 – 78,5)/2
= 59,45 ~ 60 m
Luas lahan = jumlah ditch x panjang total x lebar OD
= 8 x 197,4 x 10
= 15792 m2
Perhitungan Hidrolis
Kecepatan aliran di OD = (Panjang OD/Periode aerasi)
= (197,4 m /33,71 jam
= 5,85 m/jam
Headloss kecepatan = 1,35x10-7 m (diabaikan)
Saluran Inlet (pembawa ke OD)
Q saluran = 0,0244 m3/det
Slope direncanakan (S) = 0,0003
v (kecepatan) = 0,4 m/dtk
A (luas permukaan) = Q/v
= 0,061 m2
Diameter pipa = 1/4 x п x D2
0,061 m2 = 1/4 x п x D2
D = 0,30 m
Cek kecepatan (v) = Q/Across
= 0,0244/(1/4 x 3,14 x (0,3)2
= 0,40 m/dtk (Oke!)
Panjang saluran direncanakan = 5 m
Headloss = S x L
= 0,0015 m
Saluran Outlet (pembawa menuju Secondary Clarifier)
Q saluran = 0,024 m3/det
Slope direncanakan = 0,0003
v (kecepatan) = 0,4 m/dtk
A (luas permukaan) = Q/v
= 0,061 m2
Diameter pipa = 1/4 x п x D2
0,061 m2 = 1/4 x п x D2
D = 0,279 m
= 0,273 m (diameter pipa dipasaran)
Cek kecepatan (v) = Q/Across
= 0,0244/(1/4 x 3,14 x (0,273)2
= 0,42 m/det (oke!)
Panjang saluran direncanakan = 5 m
Headloss = S x L
= 0,0015 m
7.2 Bak Pengendap II (Secondary Clarifier)
Fungsi utama dari secondary clarifier adalah pengendapan akhir, dimana
terjadi proses pemisahan padatan (solids-separation) dan terjadi proses
pengendapan pada biological floc dari air buangan. Partikel lumpur akan
mengendap pada bagian dasar tangki kemudian dalam underloaded dan kritis
lumpur akan diinjeksikan kembali pada pengolahan biologis sebelumnya untuk
proses suspended growth mikrobiologi.
Fungsi kedua adalah untuk menyimpan lumpur selama periode debit puncak
(Qpeak). Jika clarifier gagal dalam salah satu dari fungsi-fungsi ini, kinerja proses
biologis mungkin akan terpengaruh. Selain itu, jika zat organik ataupun TSS tidak
terendapkan dengan efisien memungkin effluen limbah tidak memenuhi baku mutu.
Gambar 7.2 Desain Secondary Clarifier
Tabel 7.2 Kriteria Desain Secondary Clarifier (Circular)
Kriteria Desain Range
OFR (gal/ft2.hari)
- Average 400 - 800
- Peak 1000 - 1600
Solid loading (lb/ft2.jam)
- Average 1,0 – 1,5
- Peak 2,0
Kedalaman (m) 12 - 20
Diameter (m) 3 - 60
Kedalaman zona settling (m) > 1.5
Waktu Detensi (jam) 2 - 6
Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and
Operation.
Perencanaan :
- Jumlah bak clarifier = 4 unit
- TSS Resirkulasi (Xr) = 10000 mg/L
- MLSS = 3000 mg/L ~ 3 kg/m3
- Nilai Solid Flux (SF) = 6 kg/m2.jam (asumsi)
- Ruang lumpur dapat menampung lumpur selama 2 hari
Perhitungan :
Jumlah bak clarifier = 4 buah
Debit tiap clarifier (Qaverage) = 0,195 m3/dtk
= 0,049 m3/dtk = 175,5 m3/jam
Konsentrasi solid underflow (Xr) = 10000 mg/L
Nilai solid flux (SF) = 6 kg/m2.jam
MLSS direncanakan = 3000 mg/L
Luas area clarifier = (1 + Rasio Recycle) x Q x Xr)/ SF
= (1 + 0,8) x 175,5 m3/jam x 3 kg/m3) / 6 kg/m2.jam
= 131,63 m2
Diameter = [(4 x A)/p]1/2
= [(4 x 131,63)/3,14]1/2
= 13 m
Cek OFR utk area clarification = Q/A
= (0,049 m3/dtk x 86400 dtk)/131,63 m2
= 32,0 m3/m2.hari = 786,2408 gal/ft2.hari
Jika OFR = 32 m/hari = 1,33 m/jam , untuk MLSS sebesar 4500 mg/L
Karena MLSS rencana (3000mg/L) < 4500 mg/L, maka area clarification
mencukupi.
Cek solid loading = (Q x Xr) / A
=
(0,049 m3/dtk x 3000 mg/L x 86400
detik/hari)/(1000 g/kg x 131,63 m2)
= 96 kg/m2.hari = 4 kg/m2.jam (<5 kg/m2jam)
Kedalaman Clear Water dan Settling Zone direncanakan = 1,5 m
Perhitungan kedalaman Thickening Zone
Konsentrasi sludge pada Zona Clarification = 4500 mg/L
7250 mg/L
8875,939 kg
2662,782 kg
2,8 m
Konsentrasi sludge pada Zona Thickening =
Total massa sludge pada Tangki =
Total massa sludge pada Clarifier =
Kedalaman pada zona thickening =
Perhitungan kedalaman Sludge Storage Zone
Waktu penyimpanan lumpur = 2 hari
0,240
2106 m3/hari
Yobs =
Q =
Removal BOD soluble = 439,02 mg/L
Faktor keamanan debit = 2,5
Faktor keamanan BOD5 = 1,5
Total Volatil Solid yang
diproduksi (MLVSS) = Yobs x Q x (So-S) x (103 g/kg)-1
=
0,24 x 2106 m3/hari x 439,02 mg/L x 2,5 x 1,5 x
(103 g/kg)-1
= 832,12 kg/hari
MLVSS/MLSS = 0,8
Total solid dalam clarifier = (waktu penyimpanan lumpur x MLVSS)/(ratio)
= (2 hari x 832,12 kg/hari)/0,8
= 2080,298 kg
Kedalaman pada
penyimpanan lumpur = total solid/(kons.sludge pd thickening x A)
= 2080,298/(7250 x 131,63)
= 2,2 m
Kedalaman total clarifier = H clear water dan settling zone + H thickening +
H penyimpanan lumpur
= 1,5 + 2,8 + 2,2
= 6,5 m
= 0,5 m Freeboard
Total ketinggian bak = H total clarifier + freeboard
= 6,5 + 0,5
= 7 m
Perhitungan waktu detensi
Volume total clarifier = A x H total clarifier
= 131,63 x 7
= 917,47 m3
Waktu detensi = V/Q
= 917,47 m3/(175,5 m3/jam)
= 5,23 jam
Headloss pada clarifier = 33,847 m/jam = 0,0094 m/dtk
Saluran Inlet (pembawa ke Secondary Clarifier)
Q saluran = 0,049 m3/dtk
Slope direncanakan = 0,0002
V direncanakan = 0,5 m/dtk
A (luas permukaan) = Q/V
= 0,049/0,5
= 0,098 m2
Diameter = 1/4 x п x D2
0,098 m2 = 1/4 x п x D2
= 0,35 m ~ 0,4064 m (diameter pipa pasaran)
Cek kecepatan (v) = Q/A
= 0,049/ (0,25 x 3,14 x 0,40642)
= 0,38 m/dtk (Oke!)
Panjang saluran = 3 m
Headloss = L x S
= 3 x 0,0002
= 0,0006
Pelimpah
Keliling weir plate = П x (D-1)
= 3,14 x (13-1)
= 37,52 m
Direncanakan v-notch dengan sudut = 900
Kedalaman v-notch direncanakan = 8 cm
Jarak antar v-notch (pusat ke pusat) = 30 cm
Jumlah v-notch = Keliling/jarak antar v-notch
= 37,52 m/(30 cm/notch x (100 cm/m)-1)
= 125 buah
Q keluar clarifier = 2106 m3/hari ~ 0,0244 m3/dtk
Debit pada tiap v-notch = Q/jumlah notch
= 0,0244/125
= 0,00019 m3/detik.notch
Tinggi air di atas v-notch (saat peak) = 0,029 m
= 2,9 cm
Q keluar clarifier jika 1 bak tidak beroperasi = 0,195 m3/detik
Debit tiap v-notch jika 1 bak tidak beroperasi = Q/jumlah notch
= 0,195/125
= 0,002 m3/detik.notch
Tinggi air di atas v-notch jika 1 bak tdk
beroperasi = 0,0663 m
= 6,6 cm
Cek weir loading = Qbak/keliling weir
= 2106/37,52
= 56,13 m3/m2.hari (Oke!)
Saluran outlet (keluaran Secondary Clarifier) :
Bak penerima limpahan sebelum pipa
outlet = 1 m2
Tinggi air pada bak penerima limpahan = 0,068 m
Q saluran = 0,02 m3/dtk
Slope direncanakan = 0,0002
V direncanakan = 0,6 m/dtk
A (luas permukaan) = Q/V
= 0,041 m2
Diameter = 1/4 x п x D2
0,005 = 1/4 x п x D2
D = 0,23 m ~ 0,2191 m (diameter pipa pasaran)
Cek kecepatan (v) = Q/A
= 0,65 m (Oke!)
Panjang saluran direncanakan = 5 m
Headloss = LxS
= 5 x 0,0002
= 0,001 m
Volume lumpur yang dikuras
Berat lumpur = 1040,15 kg/hari
Temperatur = 20 0C
ρ air = 998,2 kg/m3
Persentase SS dalam lumpur = 1 %
Sg (SS) = 2,65
Volume lumpur tiap clarifier = Berat lumpur/(r air x % SS x Sg SS)
= 1040,15/(998,2 x 0,01 x 2,65)
= 39,32 m3/hari
Pengurasan dengan pompa = 4 unit
Volume lumpur total = 4 x 39,32 m3
= 157,29 m3/hari
Saluran lumpur (pembawa ke unit pengolahan lumpur)
Volume lumpur tiap clarifier = 39,32 m3/hari
Waktu detensi = 5,23 jam
= 0,22 hari
V = Q x td
39,32 m3/hari = Q x 0,22
Q = 178,73 m3/hari
Q = 0,002 m3/dtk
Direncanakan kecepatan (v) = 0,6 m/dtk
A (luas permukaan) = Q/V
= 0,0035 m2
A = 1/4 x п x D2
0,0035 = 1/4 x п x D2
D = 0,067 m ~ 0,075 m (diameter pipa pasaran)
Perencanaan pipa penguras
Q pengurasan = 20 L/dtk
= 0,02 m3/dtk
Diameter pipa = 5' - 12'
Diameter pipa yang dipakai = 6'
= 16,83 cm
A pipa = p/4 x D2
= 3,14/4 x (16,83)2
= 222,35 cm2
Waktu pengurasan = Volume lumpur/Q pipa
= (157,29 m3) / (0,02 m3/detik)
= 7864,34 menit
= 131,08 jam
= 5,5 hari
Waktu pengurasan tiap ditch = 1,4 hari/bak