pengkajian pernafasann d3.ppt,

60

Upload: oliviamirzanuswantari

Post on 10-Feb-2016

223 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PENGKAJIAN PERNAPASAN

TRANSCRIPT

Page 1: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 2: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 3: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

RiwayatRiwayat pasien harus dimulai dengan informasi

tantang adanya penyakit. Seringkali, bila pasien sangat lemah, maka informasi lebih banyak diperoleh dari saudara atau teman dekat.

Bila ada dispnea, Tanyakan apakah hal ini terjadi hanya bila melakukan aktivitas atau bila hanya berbaring dan apakah membuat pasien terbangun pada malam hari (dispnea paroksismal nokturnal). Dispnea paroksismal nokturnal sering merupakan tanda gagal jantung tetapi dapat terlihat pada dispnea berat pada kasus lain. Semua penyebab dipsnea harus digambarkan, termasuk faktor eksaserbasi, lamanya episode, dan upaya yang mengurangi keluhan.

Page 4: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 5: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 6: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 7: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 8: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 9: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 10: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 11: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 12: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 13: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,
Page 14: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pengkajian Pernafasan

Page 15: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

InspeksiInspeksi pasien meliputi pemeriksaan terhadap

adanya atau tak adanya beberapa faktor.Sianosis adalah satu faktor dimana kita paling tertarik. Sianosis memang sulit untuk mendeteksi bila pasien anemis, dan pasien yang mengalami polisitemik dapat mengalami sianosis pada ekstremitas meskipun tekanan oksigen normal.

Page 16: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

PalpasiPalpasi dada dilakukan dengan meletakan turnit

tangan mendatar di atas dada pasien. Seringkali kita menentukan apakah fremitus taktil ada. Kita melakukan ini dengan meminta pasien mengatakan “sembilan-sembilan.” Secara normal, bila pasien mengikuti instruksi itu, vibrasi terasa pada luar dada di tangan pemeriksa. Pada pasien normal fremitus taktil ada. Ini dapat menurun atau takada bila terdapat sesuatu dintara tangan pemeriksa dan paru pasien serta dinding dada. Sebagai contoh, bila ada efusi pleural, penebalan pleural atau pnemotorak akan tidak mungkin merasakan vibrasi ini atau vibrasi menurun

Page 17: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

PerkusiPada perkusi dada pasien, kita harus

mengunakan jari yang ditekan mendatar di atas dada; ujung jari ini diketokan di atas tulang tengah jari dengan jari dominan. Normalnya dada mempunyai bunyi resonan atau gaung perkusi. Pada penyakit dimana ada peningkatan udara pada dada atau, paru-paru seperti pada pneumotoraks dan emfisema dapat terjadi hiperesonan (bahkan lebih seperti bunyi drum).

Page 18: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Auskultasi

Pada auskultasi, secara umum menggunakan diafragma stetoskop dan menekannya di atas dinding dada. Penting untuk mendengarkan intensitas atau kenyaringan bunyi napas dan menyadari bahwa secara normal ada peningkatan kenyaringan bunyi napas bila pasien menarik napas dalam maksimum sebagai lawan napas sunyi. Intensitas bunyi napas dapat menurun karena penurunan aliran udara melalui jalan napas atau peningkatan penyekat antara stetoskop dengan paru.

Page 19: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Kelainan bentuk thorakDada burung ( sternum menonjol ) Barel ( besar mengembung muka belakang )Funnel (cekung)

Deformitas tulang belakangKifosisSkoliosisKifoskoliosis

Page 20: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Amati juga ada tidaknya dyspnea ( setiap ketidaknyamanan bernafas dalam bentuk apapun ) Tanda-tanda retraksi intercostal Tanda-tanda Supra sternal Pernafasan cuping hidungAda 2 hal yang dihubungkan dengan fungsi

pernafasan adalah : Pengamatan Cyanosis di sekitar bibir, mulut dan dasar kuku Clubing of fingger (seperti ujung pemukull genderang)

Amati pula suara batuk yang kita dengar ( produktif, kering, whooping, dehem-dehem

Page 21: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Kelainan kulit Scar Oedema Tumor Bendungan vena

JENIS-JENIS PERNAFASAN1. Pernafasan abdominal

Ditandai : Pengembangan perut saat inspirasi Jika pergerakan dada tak bersamaan pleuritis dan cedera dada bag atas

Page 22: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

PERNAFASAN THORAKALDitandai pengembangan dada secara jelas

PERNAFASAN PARADOKSalah satu sisi dada mengembang dgn arah berlawanan (Flail chest injure

PALPASIUntuk mengetahui adanya rasa sakit, nyeri tekan, massa, pulsasi, thriil pada thotakPosisi klien : duduk dan pemeriksaan dari yang tidak sakit menuju yang dikeluhkan sakit

Page 23: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pemeriksaan palpasiPosisi trakhea : deviasiDinding dada : Retraksilokasi infraklav, supraklav,

infrasternal, suprasternalKecepatan pernaf : Normal, bradypsn, tacypn, apnueKedalaman pernaf : normal, dalam, dangkalRitme pernaf :

Kussmaul : Dalam dan cepatBiot : Tak teratur ritme dan amplitudonya diselingi apnue Pd kerusakan otakCheyne stokes : Dangkal, dalam dan apnea

Page 24: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

FremitusVibrasi bunyi pernafasan yg ditransmisikan ke

dinding dadaPerawat meletakkan telapak tangan didada klien

dan klien diminta mengatakan “99” secara berulangFremitus melemah pd obstruksi jalan nafas, adanya

cairan/ udara dalam rongga pluraFremitus meningkat pada adanya secret dalam paru.

PerkusiMengetuk dinding dada dgn jari tanganNormal : suara resonan yang bernada rendah

(SONOR)

Page 25: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

ABNORMALTympani : Timbul karena adanya udara ditempat tertutup

(Mis: lambung , ciri keras, panjang dan musikal Bunyi dulness pada paru yg mengalami konsulidasi atau pneumoniaBunyi datar/ platness : terdengar diatas organ padat atau cair, miss pd efusi pleura

AUSKULTASIDengan menempelkan diafragma stetoskop ke didinding dada dan klien diminta menariknafas dalam bedakan suara normal atau tidak

BUNYI NAFAS NORMAL Vesikuler : nada rendah, intensitas lembut, inspirasi lebih panjang Bronkheal : Nada tinggi, intensitas lebih keras, ekspirasi lebih panjang Bronkhovesikuler : Ekspirasi lebih ketas, tinggi dan memenjang, hampir menyamai inspirasi

Page 26: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

BUNYI NAFAS ABNORMALTimbul oleh karena sekresi, eksudat,

obstruksi sal nafasRales/Ronchi basah :Oleh karena udara

melewati cairan

Page 27: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Sering terdengar saat inspirasiRonkhi kering : O.K vibrasi dalam lumen sal

nafas akibat penyempitan , kelainan mukosa/ sekret yang kental/ lengket, terdengar jelas saat ekspirasi, makin sempit diameter nada makin tinggi dan panjang

Wheesing : ronkhi kering dengan nada tinggi dan panjang sering terjadi pada serangan asma

Page 28: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pengkajian Jalan Nafas Atas Hidung dan sinus Diperiksa dg menginspeksi dan palpasi.

Untuk pemeriksaan rutin, cukup digunakan sumber cahaya yg sederhana seperti pena cahaya.Pemeriksaan yg lebih menyeluruh memerlukan spekulum hidung.

Hidung eksternal diinspeksi terhadap lesi,asimetri atau inflamasi.

Page 29: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pasien diinstruksikan untuk mendongakkan kepala ke belakang,pemeriksa dg perlahan mendorong ujung hidung ke atas utk periksa struktur internal hidung.

Mukosa diinspeksi thdp warna, pembengkakan,eksudat/perdarahan.Mukosa normalnya lebih merah dibanding mukosa mulut tetapi dpt tampak membengkak dan hiperemia saat common cold

Page 30: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Septum diinspeksi terhadap deviasi, pervorasi dan perdarahan

Dg kepala pasien didongakkan ke belakang pemeriksa berupaya untuk menampakkan turbinat inferior dan mediana

Pada rinitis kronis,polip hidung dpt terbentuk antara turbinat inferior dan mediana dan dibedakan melalui penampakannya yg abu – abu. Polip ini berbentuk gelatin dan dapat digerakkan dg mudah.

Page 31: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Sinus frontalis dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, menggunakan ibu jari, pemeriksa menekan dg lembut dg gerakan ke atas, nyeri tekan pada kedua sisi menunjukkan inflamasi.

Page 32: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

2. Faring Pakai spatel lidah atau instruksikan

pasien untuk membuka mulut lebar2 dan nafas dalam

Inspeksi warna, kesimetrisan, dan bukti adanya eksudat, ulserasi atau pembesaran.

Page 33: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

3. Trakea Palpasi langsung dg menempatkan ibu

jari dan jari telunjuk dari satu tangan pada kedua sisi trakea, trakea agak sensitif, palpasi terlalu kuat dpt menimbulkan refleks batuk atau muntah.

Trakea normalnya terletak ditengah, kelainan pleura atau pulmonal mengakibatkan perubahan posisi trakea

Page 34: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

PENGKAJIAN PENUNJANG1. Foto thorak2. Angiografi3. Bronkografi4. Scanning paru5. Laringoscopy6. Biopsi7. Laboratorium : 8. Sputum9. Thorakosentesis

Page 35: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pengkajian fungsi paruSpirometriBGA

Page 36: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

BatukBatuk adalah reaksi akibat iritasi pada saluran pernapasan bagian atas, nasofaring, dan juga saluran pernapasan bagian bawah. Batuk yang menetap cenderung didapat pada perokok, bronchitis, asma, sinusitis, post nasal drip atau kanker paru.

Ada 3 gejala batuk yang menunjukkan adanya kelainan dari paru-paru, yakni :

· Batuk yang menetap· Nyeri di dada bila batuk· Produksi sputum yang banyak atau berdarah

Page 37: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Kemungkinan penyebab batuk :Batuk yang persisten menunjukkan adanya trakeaitis. Batuk dengan nyeri yang unilateral pada dada mengarah ke efusi pleura. Batuk dengan nyeri pada dada merupakan indikasi ke arah pneumonia. Batuk dengan sputum menunjukkan adanya sekresi dari bronkus. Batuk kering yang menyebabkan pasien terbangun dari tidur mengarah kepada

edema paru yang disebabkan oleh karena adanya parah jantung. Batuk yang sangat keras diikuti oleh kontraksi dari otot-otot pernapasan

menunjukkan adanya benda asing pada trakea. Batuk lembu (bouvine cough) merupakan tanda khas dari paresis pita suara

akibat tertutupnya glotis, batuk keras sampai pingsan menunjukkan adanya infeksi kronik pada saluran

napas. Batuk pendek menunjukkan adanya infeksi karena virus. Batuk kronik terdapat pada perokok dan alergis. Batuk dari saluran napas atas tidak sehebat batuk dari saluran napas bawah.

Page 38: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Bila batuk tidak diketahui sebabnya, maka harus dicari penyebabnya, yakni di :

     Telinga, hidung, tenggorokan2. Sinus3. Pemeriksaan faal paru4. Sputukm untuk TB, sitologi dan eosinofil5. Bronkoskopi6. Sediaan hapus dari hidung untuk eosinofil

·

Page 39: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Penyebab dari batuk darah antara lain :

1. Tumor :karsinoma, adenoma, tumor endobronkial

2. Infeksi paru :aspergiloma, bronkiektasis, tuberkulosa, abses paru

3. Infark paru

4. Edema paru : mitral stenosis, dekompensasi ventrikel kiri

5. Penyakit-penyakit hemoragik paru (pulmonary haemorrhage), sistemik lupus eritematosus, sindroma goodpasture, pulmonary haemosiderosus idiophatic, vaskulitis pulmonal

6. Trauma : kontusio paru, biopsy transbonkial, biopsy bronkoskopi

7. Abnormalitas pembuluh darah : malformasi arteriovenosus, teleangiektasi haemoragik herediter

Page 40: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Dispnea

Dispne adalah timbulnya perasaan subyektif akan sulitnya bernapas.

Secara teoritis dapat dikatakan bahwa dispne terjadi bila gerakan dari rongga dada tidak cukup untuk memenuhi ventilasi alveoli.

Oleh karena besarnya batas antara pernapasan biasa dan nilai maksimum yang dapat dilakukan oleh paru , maka dispne merupakan keluhan dini dari penyakit paru.

Dispnea yang berhubungan dengan olahraga merupakan tanda dini dari penyakit asma, COPD dan hipertensi pulmonal yang lanjut.

Page 41: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Serangan dispne yang dramatis menunjukkan adanya pneumotoraks atau emboli paru.

Nocturnal dyspnoe (dispne malam hari) menunjukkan adanya payah jantung kiri.

Sesak napas baik dengan atau tanpa disertai wheezing (mengi) menunjukkan adanya alergi.

Sesak yang terjadi berminggu-minggu menunjukkan adanya efusi pleura.

Sesak yang kronik dan progresif menunjukkan adanya penyumbatan bronkiolus atau menunjukkan adanya proses fibrosis paru.

Page 42: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Penyebab dari dispne dapat juga diketahui dari berapa lama berlangsungnya dispne tersebut :

Akut dan segera Berminggu-minggupneumotoraks efusi pleuraedema paru anemiaemboli paru kelemahan ototinhalasi benda asing

Page 43: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Berjam-jam Berbulan-bulan

asma tumordekomp ventrikel kiri fibrosis parupneumonia tirotoksikosisedema laring kelemahan otot

Berhari-hari Bertahun-tahunpneumonia COPDARDS kelainan rongga toraksDekompensasi ventrikel kiri kelemahan otot

Page 44: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Nyeri Dada Walaupun parenkim paru dan pleura viseralis tidak

mempunyai reseptor rasa sakit, tetapi nyeri dada selalu merupakan keluhan utama pada penyakit paru. Rasa nyeri ini juga dirasakan pada hipertensi pulmonal, disamping infark jantung. Pada kanker paru juga dirasakan nyeri yang unilateral.

Macam-macam nyeri dada : Nyeri yang terdapat pada bagian sentral dari dada

menunjukkan adanya infeksi pada trakea. Nyeri yang terdapat pada samping dada yang

karakteristik seperti ditusuk dan semakin sakit pada inspirasi menunjukkan adanya pleuritis.

Nyeri juga dapat disebabkan oleh herpes dan sulit dibedakan dengan nyeri yang berasal dari serabut saraf kolumna vertebralis.

Nyeri juga terjadi akibat fraktur iga atau metastasis tumor

Nyeri ketika bernapas dan menyebar ke dada, seperti nyeri angina dapat disebabkan oleh kanker paru.

Page 45: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Sianosiss Sianosis adalah keadaan membirunya jaringan yang

dapat dilihat pada bibir, telinga, kaki dan kuku. Hal ini disebabkan oleh karena bertambahnya Hb yang tereduksi di dalam kapiler, dimana tidak terjadi oksigenasi dari darah arteri. Dapat juga disebabkan karena digunakannya oksigen oleh jaringan yang lebih besar dibandingkan dengan oksigen yang diserap oleh paru.

Tingkat sianosis bukan ditentukan oleh persentase dari Hb yang tereduksi pada darah kapiler, tetapi oleh karena jumlah absolut, yakni sedikitnya terdapat 5 gram Hb reduksi di dalam 100 cc darah. Atau dengan perkataan lain 66% dari saturasi oksigen dapat menimbulkan sianosis. Akan tetapi pada anemia 33% dari saturasi oksigen telah dapat terlihat adanya sianosis.

Page 46: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

1. HIPERVENTILASIPeningkatan jumlah O2 Alveolar.Nafas cepat.Terangsang akibat :

Kecemasan. Infeksi.Obat-obatan / bahan kimiaKetidak seimbangan asan-basa.

Page 47: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Perubahan Asam-BasaAsidosis metabolik

Kompensasai tubuhNafas cepat

Hiperventilasi

Usaha menurunkan CO2

Page 48: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Tanda dan Gejala HiperventilasiTachicardia.Nafas pendek.Chest pain.Penurunan

konsentrasi.Disorientasi.Numbness (mati

rasa Extremitas).

Page 49: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

2. HIPOVENTILASITerjadi ketika ventilasi alveolar tidak

adekuatuntuk memenuhi penggunaanO2 tubuh / pengeluaran CO2 yg cukup.

Hopoventilasi PaCO2 meningkat.

Atektasis berat Hipoventilasi.Atektasis (kolap paru-paru)

Menghambat pertukaran gas. Hipoventilasi.

Page 50: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Tanda dan Gejala Hipoventilasi Alveolar

Headeche.DisorientasiKejangComa.Cardiac arest.Ketidakseimbangan

elektrolit

Page 51: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

3. HIPOKSIATidak adekuatnya pemenuhan O2 selular akibat

dari defisiensi O2 yg diinspirasi atau peningkatan penggunaan O2 pada sel.

Disebabkan oleh : Hb menurun penurunan O2 dlm darah Penurunan konsentrasi O2 inspirasi (puncak gunung) Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 (keracunan

sianida. Penurunan difusi O2 Alveoli ke dalam darah (pnemonia) Penurunan perfusi jaringan. Kerusakan / gangguan ventilasi.

Page 52: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Tanda dan Gejala Hypoxia

KecemasanKonsentrasi

menurun.Faique.Perubahan TL.TD meningkat.Cardiac disritmia.Pucat.Cyanosis.Clubing.Dispneu

Page 53: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Tes Fungsi PernapasanTes fungsi ventilasi atau paru-paru mengukur

kemampuan dada dan paru-paru untuk menggerakan udara masuk dan keluar alveoli. Pengukuran ini dipengaruhi oleh latihan dan penyakit. Usia, jenis kelamin, ukuran dan postur tubuh adalah variabel lain yang dipertimbangkan bila hasil tes diinterpretasi.

Page 54: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pengukuran VolumePengukuran volume menunjukan jumlah udara.

dalam paru-paru selama beberapa berbagai siklus pernapasan. Tiap volume tidak dapat dibagi kedalam bagian ang lebih kecil, karena ini menunjukan unit dasar.

Volume tidal (VT) adalah volume udara yang digerakkan masuk dan keluar pada tiap pernapasan normal. Ini terukur kurang lebih 500 ml pada pria muda normal.

Page 55: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Volume cadangan inspirasi (VCI) menunjukkan jumlah udara dimana seseorang dapat dengan sekuat-kuatnya menghirup udara setelah inspirasi tidal normal. VC1 biasanya kira-kira 3.000 MI.

Volume cadangan ekspirasi (VCE) adalah volume udara dimana seseorang dapat dengan sekuat-kuatnya mengeluarkan udara setelah ekshalasi tidal normal. VCE biasanya kira-kira 1. 100 MI.

Volume residu (VR) adalah volume udara sisa setelah ekspirasi kuat. Volume ini dapat diukur hanya dengan spirometer tak langsung, sedangkan yang lain dapat diukur secara langsung.

Page 56: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pengukuran KapasitasPengukuran kapasitas menghitung sebagian

siklus paru-paru. Ini diukur sebagai kombinasi volume sebelumnya.

Kapasitas inspirasi (KI) adalah jumlah udara yang dapat diinhalasi (dihirup) sengan kuat bila mulai dari tingkat ekspirasi normal. Ini sama dengan VT ditambah VCI dan kurang lebih 3.500 ml.

Page 57: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Kapasitas residu fungsional (KRF) adalah j umlah sisa udara pada akhir ekspirasi normal. Ini adalah jumlah dari VCE dan VR dan kurang lebih 2.300 ml.

Kapasitas vital (KV) adalah jumlah maksimal udara yang dapat dengan kuat diekspirasi setelah inspirasi kuat maksimal. Ini jumiah dari VD VT, dan VCE. Volume ini kurang lebih 4.600 ml pada pria normal.

Kapasitas paru total (KPT) sama dengan volume dimana paru-paru dapat diekspansi dengan upaya inspirasi paling kuat. Volume kapasitas kurang lebih 5.800 ml.

Page 58: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pemeriksaan Gas Darah ArteriPemeriksaan ini membantu dalam mengkaji

tingkat dimana paru-paru mampu untuk memberikan oksigen yang adekuat dan membuang carbon dioksida serta tingkat dimana ginjal mampu untuk menyerap kembali atau mengeksresi ion-ion bikarbonat untuk mempertahnkan PH darah yang normal.

Page 59: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Oksimetri NadiAdalah metode pemantauan non-invasif

terhadap saturasi oksigen hemoglobin. Sensor atau probe sekali pakai diletakkan pada ujung jari, dahi, daun telinga, atau batang hidung. SaO2 normal adalah 95 % s.d 100 %. Nilai dibawah 85 % menunjukkan bahwa jaringan tidak mendapat cukup suplai oksigen.

Page 60: Pengkajian Pernafasann d3.Ppt,

Pemeriksaan SputumSecara umum kultur sputum digunakan untuk

mendiagnosis, pemeriksaan sensitivitas obat, dan sebagai pedoman pengobatan.