penginderaan

31
Malik Dj 405070053

Upload: surbaktichristine

Post on 03-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

  • Malik Dj405070053

  • Anatomi mata

  • Histologi mata

  • Histologi mata

  • Histologi mata

  • Histologi mata

  • Fisiologi mataKelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea.

  • Fisiologi air mataSistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo anterosuperior rongga orbita.Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal

  • konjungtivitisKonjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, dan iritasi bahan-bahan kimia

  • Klasifikasi Konjungtivitis, terdiri dari:1. Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivits atopik, simple alergik konjungtivitis, konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary conjungtivitis).2. Konjungtivitis bakterial (hiperakut, akut, kronik).3. Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetik).4. Konjungtivitis klamidia.5. Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma, toksik, neonatal, Parinauds okuloglandular syndrome, phlyctenular, sekunder)

  • Etiologi Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti :a.infeksi oleh virus, jamur, atau bakteri.)b.reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.c.iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultravioletdari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.d.pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisamenyebabkan konjungtivitis

  • Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:a.entropion atau ektropion.b.kelainan saluran air mata.c.kepekaan terhadap bahan kimia.d. pemaparan oleh iritan.e.infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia)

  • Tanda dan gejalaTanda-tanda konjungtivitis, yakni:a. konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.b. produksi air mata berlebihan (epifora). c. kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.d. pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagaireaksi nonspesifik peradangan.e. pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.f. terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponenprotein).g. dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah)

  • Gejala Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi

  • Gejala lainnya adalah:a. mata berairb. mata terasa nyeric. mata terasa gatal d. pandangan kabure. peka terhadap cahayaf. terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari

  • Komplikasi Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertanganidiantaranya:1. glaukoma2. katarak3. ablasi retina4. komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis5. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea6. komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta7. komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratikdapat mengganggu penglihatan

  • Penatalaksanaan Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %).

  • Pterigium kelainan pada konjungtiva bulbi, pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terdapat pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pterigium mudah meradang dan bila terjadi iritasi, maka bagian pterigium akan berwarna merah. Pterigium sering mengenai kedua mata.

  • Epidemiologi Pterigium dilaporkan bisa terjadi pada golongan laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan wanita. Jarang sekali orang menderita pterigium umurnya di bawah 20 tahun. Untuk pasien umurnya diatas 40 tahun mempunyai prevalensi yang tertinggi, sedangkan pasien yang berumur 20-40 tahun dilaporkan mempunyai insidensi pterigium yang paling tinggi.

  • Etiologi Etiologi belum diketahui pasti. Teori yang dikemukakan :1. Paparan sinar matahari (UV)Paparan sinar matahari merupakan faktor yang penting dalam perkembangan terjadinya pterigium. Hal ini menjelaskan mengapa insidennya sangat tinggi pada populasi yang berada pada daerah dekat equator dan pada orang orang yang menghabiskan banyak waktu di lapangan.2. Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu)Faktor lainnya yang berperan dalam terbentuknya pterigium adalah alergen, bahan kimia berbahaya, dan bahan iritan (angin, debu, polutan).

  • UV-B merupakan mutagenik untuk p53 tumor supressor gen pada stem sel limbal. Tanpa apoptosis, transforming growth factor-beta over produksi dan memicu terjadinya peningkatan kolagenasi, migrasi seluler, dan angiogenesis. Selanjutnya perubahan patologis yang terjadi adalah degenerasi elastoid kolagen dan timbulnya jaringan fibrovaskuler subepitelial. Kornea menunjukkan destruksi membran Bowman akibat pertumbuhan jaringan fibrovaskuler.

  • Klasifikasi Berdasarkan luas perkembangannya diklasifikasikan menjadi:Stadium I : pterigium belum mencapai limbusStadium II : sudah mencapai atau melewati limbus tapi belum mencapaidaerah pupilStadium III : sudah mencapai daerah pupilBerdasarkan progresifitas tumbuhnya :41.Stasioner : relatif tidak berkembang lagi (tipis, pucat, atrofi)2.Progresif : berkembang lebih besar dalam waktu singkat

  • penatalaksanaanKarena munculnya pterigium akibat paparan lingkungan, penatalaksanaan kasus dengan tanpa gejala atau iritatif yang sedang dengan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating dropsPterigium dengan inflamasi atau iritasi diobati dengan kombinasi dekongestan/antihistamin (seperti Naphcon-A) dan/atau kortikosteroid topikal potensi sedang (seperti FML, Vexol) 4 kali sehari pada mata yang terkena.

  • Indikasi operasi eksisi pterigium yaitu karena masalah kosmetik dan atau adanya gangguan penglihatan, pertumbuhan pterigium yang signifikan (> 3-4 mm), pergerakan bola mata yang terganggu/terbatas, dan bersifat progresif dari pusat kornea/aksis visual.Operasi mikro eksisi pterigium bertujuan mencapai keadaan yang anatomis, secara topografi membuat permukaan okuler rata.

  • Beberapa teknik operasi antara lain :-Bare Sclera : tidak ada jahitan atau menggunakan benang absorbable untuk melekatkan konjungtiva pada sklera superfisial di depan insersi tendon rektus, meninggalkan area sklera yang terbuka. (teknik ini menghasilkan tingkat rekurensi 40% - 50%).-Simple Closure : tepi bebas dari konjungtiva dilindungi (efektif jika defek konjungtiva sangat kecil)-Sliding flap : insisi L-shaped dilakukan pada luka sehingga flap konjungtiva langsung menutup luka tersebut.-Rotational flap : insisi U-shaped dibuat membuat ujung konjungtiva berotasi pada luka.-Conjunctival graft: graft bebas, biasanya dari konjungtiva bulbar superior dieksisi sesuai ukuran luka dan dipindahkan kemudian dijahit.

  • Diagnosis BandingPinguekulaMerupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva.PseudopterigiumMerupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea

  • Komplikasi Komplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut:-Gangguan penglihatan-Kemerahan-Iritasi-Gangguan pergerakan bola mata.

  • pinguekulamerupakan penebalan selaput lendir mata atau konjungtiva, biasanya sering terlihat pada celah kelopak mata, dan ini hampir mengenai pada semua orang yang beranjak dewasa.Penyebabnya antara lain adalah rangasangan angin, debu, sinar matahari terhadap selaput lendir tersebut, akibatnya akan terjadi penebalan.Namun jenis penyakit ini tidak usah di risaukan, karena memang juga tidak ada obatnya, kecuali jika terjadi radang maka obat anti radang yang akan di berikan.