penggunaan pestisida nabati sebagai pengganti pestisida kimia

14
PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA KIMIA UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUGAN ABSTRAK Pestisida merupakan sumber pencemar utama lingkungan dalam kegiatan pertanian, baik terhadap kualitas tanah maupun air tanah. Pemakaian pestisida dalam jumlah yang besar menimbulkan pencemaran bagi tanah dan air tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Degradasi tanah pertanian sudah makin parah dan dengan sudah mengendapnya pestisida maupun bahan agrokimia lainnya dalam waktu yang cukup lama. Untuk menghadapi berbabagai tantangan tersebut, sudah saatnya mengenalkan pestisida nabati yang ramah lingkungan kepada masyarakat. Jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Uji efektivitas pestisida nabati EBM terhadap telur dari serangga. menunjukkan bahwa secara nyata dapat membunuh telur (ovisida) karena tanaman mimba (Azadirachta indica) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang dikandung pada mimba. Kata Kunci: Pestisida sintesis, Pestisida nabati, EBM ovisida PENDAHULUAN Pestisida berasal dari kata Pesticide yaitu pest dan cide. Pest artinya organisme pengganggu tanaman (hama) dan

Upload: ezaramadani

Post on 02-Aug-2015

236 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI SEBAGAI PENGGANTI PESTISIDA KIMIA

UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUGAN

ABSTRAK

Pestisida merupakan sumber pencemar utama lingkungan dalam kegiatan

pertanian, baik terhadap kualitas tanah maupun air tanah. Pemakaian pestisida

dalam jumlah yang besar menimbulkan pencemaran bagi tanah dan air tanah

dengan kadar racun yang beraneka ragam. Degradasi tanah pertanian sudah makin

parah dan dengan sudah mengendapnya pestisida maupun bahan agrokimia lainnya

dalam waktu yang cukup lama.

Untuk menghadapi berbabagai tantangan tersebut, sudah saatnya

mengenalkan pestisida nabati yang ramah lingkungan kepada masyarakat. Jenis

pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan.

Uji efektivitas pestisida nabati EBM terhadap telur dari serangga.

menunjukkan bahwa secara nyata dapat membunuh telur (ovisida) karena tanaman

mimba (Azadirachta indica) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga

yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan

tingkah laku akibat bahan efektif yang dikandung pada mimba.

Kata Kunci: Pestisida sintesis, Pestisida nabati, EBM ovisida

PENDAHULUAN

Pestisida berasal dari kata Pesticide yaitu pest dan cide. Pest artinya

organisme pengganggu tanaman (hama) dan cide artinya racun atau pembasmi.

Definisi pestisida adalah semua zat/bahan yang dapat digunakan untuk

mengendalikan organism pengganggu tanaman (hama penyakit, dan gulma).

(Syamsuir Munaf, 1997 dalam S. Suciaynti, 2010) Pengertian lain tentang

pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus

digunakan untuk :

-          memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak

tanaman.

-          memberantas rerumputan

Page 2: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

-          mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

-          mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian

tanaman.

-          memberantas atau mencegah hama luar pada hewan peliharaan.

-          memberantas atau mencegah hama-hama air.

-          memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah

alat-alat angkutan, dan alat-alat pertanian.

-          memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau binatang yang dapat menyebabkan

penyakit yang perlu dilindungi.

Pestisida secara umum adalah suatu zat yang dapat bersifat racun,

menghambat pertumbuhan atau perkembangan yang mempengaruhi organism

penggangu tanaman. Namun, dilain pihak dengan penggunaan pestisida yang

kurang bijaksana (khususnya yang besifat sintesis) sering merugikan lingkungan.

Beberapa kasus diantaranya polusi lingkungan (kontaminasi air, tanah, udara, dan

dalam jangka panjang terjadi kontaminasi terhadap manusia dan kehidupan lainnya),

perkembangan serangga menjadi resisten atau toleran terhadap pestisida, dan

kasus keracunan.

Menurut Watterson (1988), ada banyak penggolongan/jenis-jenis pestisida

yang beredar di pasaran dan senantiasa digunakan baik yang ditujukan kepada

hewan,tumbuhan maupun jazad renik, yang mengendalikan jenis serangga maupun

hewan yang berpotensi sebagai organisme pengganggu tananam (OPT) adalah

insektisida, rodentisida, molusisida, avisida, dan mitisida. Sedangkan yang

mengendalikan jazad renik antara lain bakterisida, fungisida, algisida. Selain dari

pada itu terdapat senyawa kimia yang sifatnya hanya sebagai pengusir serangga

(insect repellent), dan sebaliknya ada pula yang justru menarik serangga untuk

datang (insect attractant) serta ada yang dapat memandulkan serangga.

Bahan-bahan kimia termasuk pestisida disamping bermanfaat apabila

dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai bentuk pencemaran

terhadap lingkungan termasuk tanah. Beberapa jenis polutan tersebut menyebabkan

jenis pencemaran yang relatif permanen karana bersifat sulit terurai di alam.

1. Pestisida dipergunakan sebagai pembasmi hama tanaman

Page 3: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

2. Insektisida dipergunakan sebagai chat pembasmi insekta atau serangga

yang biasa mengganggu tanaman

3. Herbisida dipergunakan sebagai obat pembasmi tanaman yang tidak

diharapkan tumbuh

4. Fungisida dipergunakan sebagai obat pembasmi jamur yang tidak di

harapkan tumbuh

5. Rodentisida dipergunakan sebagai obat pemusnah binatang pengerat

seperti tikus

6. Akarisida ( Mitesida ) dipergunakan sebagai pembunuh kutu

7. Algisida dipergunakan sebagai pembunuh ganggang

8. Avisida dipergunakan sebagai pembunuh burung

9. Bakterisida dipergunakan sebagai pembunuh bakteri

10. Larvisida dipergunakan sebagai pembunuh ulat

11. Moleksisida dipergunakan sebagai pembunuh siput

12. Nematisida dipergunakan sebagai pembunuh nematode

13. Ovisida dipergunakan sebagai perusak telur

14. Pedukulisida dipergunakan sebagai pembunuh tuma

15. Piscisida dipergunakan sebagai pembunuh ikan

16. Predisida dipergunakan sebagai pembunuh predator ( pemangsa )

17. Silvisida dipergunakan sebagai pembunuh pahon atau pembersih pahon

18. Termisida dipergunakan sebagai pembunuh rayap atau hewan yang suka

melubangi kayu

19. Atraktan dipergunakan sebagai penarik serangga melalui baunya

20. Kemostrilan dipergunakan sebagai pensterilan serangga atau vertebrata

21. Defoliant dipergunakan sebagai penggugur daun untuk memudahkan

panen

22. Desican dipergunakan sebagai pengering daun atau bagian tanaman

lainnya

23. Desinfektan dipergunakan sebagai pembasmi mikro organism

24. Repellan dipergunakan sebagai penolak atau penghalau hama

25. Sterilan dipergunakan sebagai mensterilkan tanah dari jasad renik atau

biji gulma

Page 4: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

26. Surpaktan dipergunakan sebagai untuk meratakan pestisida pada

permukaan daun

27. Stimulan dipergunakan sebagai zat yang dapat mendorong pertumbuhan

tetapi mematikan terjadinya buah

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,

maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.

Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia

beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada

manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pemakaian pestisida dalam jumlah yang besar menimbulkan pencemaran

bagi tanah dan air tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Degradasi

tanah pertanian sudah makin parah dan dengan sudah mengendapnya pestisida

maupun bahan agrokimia lainnya dalam waktu yang cukup lama. Padahal, untuk

mengembalikan nutrisinya tanah memerlukan waktu ratusan tahun, sedangkan

untuk merusaknya hanya perlu beberapa tahun saja. Hal ini terlihat dari menurunnya

produktivitas karena hilangnya kemampuan tanah untuk memproduksi nutrisi.

Untuk menghadapi berbabagai tantangan tersebut, sudah saatnya

mengenalkan pestisida nabati yang ramah lingkungan kepada masyarakat. Jenis

pestisida ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan.

Selain itu, pestisida nabati juga bersifat hit and run, yaitu apabila diaplikasikan akan

membunuh hama pada waktu itu dan setelah hama terbunuh maka residuunya akan

cepat hilang di alam.

Walaupun pemerintah telah meluncurkan program PHT (Pengendalian Hama

Terpadu) agar masyarakat tidak tergantung kepada pestisida, juga mencabut subsidi

dan melarang beberapa jenis pestisida, namun kenyataannya, nilai impor bahan

pestisida yang pada tahun 1990an mencapai sekitar 200 milyaran rupiah (Kasryno,

1994) ternyata pada tahun 2000-an melampui angka 300 milyaran rupiah (Anon,

2000), bukannya menurun, malahan naik tajam.

Hal ini menunjukkan bahwa kita masih tergantung kepada pestisida kimia

sintetis, khususnya impor dan kebiasan masyarakat kita masih kuat dan sulit dirubah

untuk bergantung kepada pestisida, atau memang kebijakan pemerintah kita yang

masih mendukung penggunaan pestisida kimia sintetis dengan cara meloloskan

beberapa jenis pestisida untuk beredar di Indonesia dan sebaliknya belum atau

Page 5: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

kurang mendukung berkembangnya pestisida hayati di Indonesia. Salah satu jenis

pestisida hayati yang sudah banyak dikenal masyarakat dunia adalah yang berasal

dari pohon mimba (Azadirachta indica A. Juss) (Gagoup and Hayes, 1984; Ermel,

1995). Selain dikenal sebagai pestisida dan juga bahan pupuk, bangunan serta

penghijauan, belakangan ini dikenal juga sebagai bahan obat dan kosmetik

sehingga disebut sebagai tanaman multi-fungsi (Grainge and Ahmed, 1987).

Efektivitas Ekstrak Biji Mimba juga bisa digunakan sebagai ovisida

(pengendali/pemberantas telur hama) karena Biji mimba mengandung beberapa

komponen aktif pestisida antara lain azadirakhtin,salanin, azadiradion, salannol,

salanolacetat, 3-deasetil salanin, 14-epoksi-azadiradion, gedunin, nimbin, dan

deasetil nimbin. Dari beberapa komponen tersebut ada empat senyawa yang

diketahui sebagai pestisida, yaitu azadirakhtin, salanin, nimbin, dan meliantriol

(Horbone, 1982; Jones et al dalam Schmutterer, 1990; Saxena et al.,1993).

TUJUAN

Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggallkan

penggunaan pestisida sintesis, tetapi hanya merupakan alternative untuk

meminimalkan pencemaran lingkungan yang ditimbullkan akibat penggunaan dari

pestisida sintesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanah dikatagorikan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi

tanaman maupun mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi

untuk pertumbuhan. Tanah dapat rusak karena terjadinya pencemaran tanah.

Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia

masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya/beracun

telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan

atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian

Page 6: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat

berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air

tanah dan udara di atasnya.

Tarumingkeng (1992) menyatakan sebab utama terjadinya pencemaran tanah

oleh pestisida adalah pengendapan (deposits) dan residu pestisida yang digunakan

untuk pengendalian hama, penyakit serta tumbuhan pengganggu (gulma) serta

serangga yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.

Pestisida diserap oleh berbagai komponen lingkungan, kemudian terangkut ke

tempat lain oleh air, angin atau organisme yang berpindah tempat. Ketiga komponen

ini kemudian mengubah pestisida tersebut melalui proses kimiawi atau biokimiawi

menjadi senyawa lain yang masih beracun atau senyawa yang telah hilang sifat

racunnya. Yang menjadi perhatian utama dalam toksikologi lingkungan adalah

berbagai pengaruh dinamis pestisida dan derivat-derivatnya setelah mengalami

perubahan oleh faktor lingkungan secara langsung atau faktor hayati terhadap

sistem hayati dan ekosistemnya (Tarumingkeng, 1976).

Pestisida yang masuk ke dalam lingkungan melalui beberapa proses baik

pada tataran permukaan tanah maupun bawah permukaan tanah. Masuk ke dalam

tanah berjalan melalui pola biotransformasi dan bioakumulasi oleh tanaman, proses

reabsorbsi oleh akar serta masuk langsung pestisida melalui infiltrasi aliran tanah.

Gejala ini akan mempengaruhi kandungan bahan pada sistem air tanah hingga

proses pencucian zat pada tahap penguraian baik secara biologis maupun kimiawi di

dalam tanah. Sehingga penggunaan pestisida sintesis ini berdampak pada

pencemaran tanah, tanah yang tercemar oleh senyawa-senyawa kimia yang

terkandung dalam pestisida sintesis ini menyebabkan berkurangnya kesuburan atau

Page 7: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

unsure hara dari tanah. Sehingga harus dilakukan pengendalian tanah

(bioremediasi, reklamasi) untuk mengembalikan kesuburan dari tanah.

Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida organik

cukup mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman

komersial. Pestisida organic pun dapat menjamin keamanan ekosistem. Dengan

pestisida organik, hama hanya terusir dari tanaman petani tanpa membunuh. Selain

itu penggunaan pestisida organik dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras

dan menghindari ketergantungan pada pestisida kimia.

Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen

dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang

pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan).

Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin

(Ruskin, 1993). Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen

yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat, belum jelas

diketahui (Rembold, 1989). Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun

mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya

(Senrayan, 1997).

Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat

menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam

proses metamorfosa serangga. Serangga akan terganggu pada proses pergantian

kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi

kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam

proses ini seringkali mengakibatkan kematian (Chiu, 1988).

Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang

mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya

Page 8: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba,

seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot (knock down), namun

memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari. Namun demikian, hama

yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam

keadaan sakit (Ruskin, 1993).

Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan

serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang

Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang

belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba (Sudarmadji, 1999). Mimbapun

dapat merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang

tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang

bersifat tidak merusak (informasi lisan Prof. K. Untung).

Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus,

bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan

penyakit tanaman (Ruskin, 1993). Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering

digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu

menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003).

Uji efektivitas pestisida nabati EBM terhadap telur dari serangga.

menunjukkan bahwa secara nyata dapat membunuh telur (ovisida) karena tanaman

mimba (Azadirachta indica) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga

yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan

tingkah laku akibat bahan efektif yang dikandung pada nimba (Gruber dan

Karganilla, 1989). Selain itu, dalam tanaman mimba ini mengandung komponen

senyawa pestisida yang efektif apabila digunakan sebagai pemberantas telur dari

hama/seranggan. Meskipun tanaman mimba ini mengandung senyawa pestisida,

Page 9: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

namun senyawa ini bersifat nabati sehingga tidak menimbulkan efek pada

lingkungan terutama pada tanah. Tetapi ekstrak tumbuhan mimba ini mempunyai

daya kerja relatif lambat, tidak membunuh langsung jasad sasaran, tidak tahan

terhadap sinar matahari, dan kadang diperlukan penyemprotan yang berulang-ulang.

KESIMPULAN

Sebab utama terjadinya pencemaran tanah oleh pestisida adalah

pengendapan (deposits) dan residu pestisida yang digunakan untuk pengendalian

hama, penyakit serta tumbuhan pengganggu (gulma) serta serangga yang

berhubungan dengan kesehatan masyarakat.

DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane) adalah salah satu yang dikenal

pestisida sintetis. Ini merupakan bahan kimia yang panjang, unik, dan sejarah

kontroversial. Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT bertahan sangat lama

di dalam tanah, bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam partikel

tanah inilah yang menyebabkan DDT sangat berbahaya pada lingkungan khususnya

pada tanah.

Pencemaran tanah oleh pestisida terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-

sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan, akhirnya mengendap di

tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara terus menerus akan

mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah mengeras, dan akan retak-retak

pada musim kemarau.

Uji efektivitas pestisida nabati EBM terhadap telur dari serangga.

menunjukkan bahwa secara nyata dapat membunuh telur (ovisida) karena tanaman

mimba (Azadirachta indica) mengandung zat toksik bagi serangga hama. Serangga

yang menjadi hama di lapangan maupun pada bahan simpan mengalami kelainan

tingkah laku akibat bahan efektif yang dikandung pada nimba

Page 10: Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Pengganti Pestisida Kimia

DAFTAR PUSTAKA