penggunaan metanol pada ekstraksi

2
PENGGUNAAN METANOL PADA EKSTRAKSI Pemilihan pelarut dalam proses ekstraksi akan memberikan efektifitas yang tinggi dalam memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Pada proses ekstraksi dalam penelitian berjudul Efektifitas Ekstrak Akar, Batang, Daun, Kulit Batang dan Fraksi Avicennia marina sebagai Antioksidan, pelarut yang digunakan adalah pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi atau maserasi ini karena metanol merupakan pelarut yang dapat melarutkan hampir semua senyawa organik, baik polar maupun non polar dan metanol mempunyai titik didih rendah (67,5 C) sehingga mudah diuapkan. Secara umum, pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan golongan metabolit sekunder (Darwis, 2000; Anonim, 1993). Pada ekstraksi soxhlet, metanol dapat mengekstrak senyawa fitokimia lebih banyak (Akroum et al. 2009; Juan et al. 2005), karena metanol dapat mengekstrak senyawa dengan berat molekul rendah, tingkat kepolaran sedang sebab sifat kelarutannya yang luas (Yu Lin et al. 2009). Metanol itu sendiri merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH dan merupakan bentuk alkohol yang paling sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas. Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additive bagi etanol

Upload: gama-bagjalaksana

Post on 20-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

wawaaw

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN METANOL PADA EKSTRAKSIPemilihan pelarut dalam proses ekstraksi akan memberikan efektifitas yang tinggi dalam memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut tersebut. Pada proses ekstraksi dalam penelitian berjudul Efektifitas Ekstrak Akar, Batang, Daun, Kulit Batang dan Fraksi Avicennia marina sebagai Antioksidan, pelarut yang digunakan adalah pelarut metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi atau maserasi ini karena metanol merupakan pelarut yang dapat melarutkan hampir semua senyawa organik, baik polar maupunnon polardan metanol mempunyai titik didih rendah (67,5C) sehingga mudah diuapkan. Secara umum, pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan golongan metabolit sekunder (Darwis, 2000; Anonim, 1993). Pada ekstraksi soxhlet, metanol dapat mengekstrak senyawa fitokimia lebih banyak (Akroum et al. 2009; Juan et al. 2005), karena metanol dapat mengekstrak senyawa dengan berat molekul rendah, tingkat kepolaran sedang sebab sifat kelarutannya yang luas (Yu Lin et al. 2009).Metanol itu sendiri merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH dan merupakan bentuk alkohol yang paling sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas. Metanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additive bagi etanol industry. Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2015. Metanol. http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol

Handayani, Dian. 2014. Skrining Aktivitas Beberapa Biota Laut dari Perairan Pantai Painan, Sumatera Barat. Fakultas Farmasi, Universitas Andalas

Fahri, Muhammad. 2010. Teknik Ekstraksi Senyawa Flavonoid dari Alga Coklat Sargassum cristaefolium. http://elfahrybima.blogspot.com/2010/10/teknik-ekstraksi-senyawa-flavonoid-dari.html

Sri Widyawati, Paini. 2010. PENGARUH EKSTRAKSI DAN FRAKSINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENANGKAP RADIKAL BEBAS DPPH (1,1-DIFENIL-2- PIKRILHIDRAZIL) EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less), Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya.