penggunaan media youtube pada pembelajaran menulis teks …
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN
MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII
MTs NEGERI 13 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Siti Ma’usarah
NIM 11150130000079
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN
MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI 13 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Siti Ma’usarah
11150130000079
Di bawah Bimbingan
Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
NIP. 19680801 200801 2 016
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Siti Ma’usarah. NIM: 11150130000079. Skripsi “Penggunaan Media YouTube pada
Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Siswa Kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta Tahun
Pelajaran 2019/2020”: Jurusan Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
Skripsi ini meneliti mengenai pengguanan media YouTube dalam
pembelajaran menulis teks ulasan siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta.. Penelitian
ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas
VIII MTsN 13 Jakarta dan 2) Mendeskripsikan penggunaan media Youtube dalam
materi teks ulasan.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Aspek
yang dinilai dalam penulisan teks ulasan yaitu identitas karya, orientasi, tafsiran,
evaluasi, dan rangkuman.
Hasil penelitian keterampilan menulis teks ulasan siswa dengan
memanfaatkan media YouTube pada siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta
diperoleh nilai rata-rata 79,82 dengan kategori baik dan sudah mencapai KKM (75).
Artinya siswa secara keseluruhan mampu menuliskan karangan teks ulasan
menggunakan media YouTube. Terbukti dengan jumlah siswa sebanyak 26
memperoleh nilai di atas KKM dan dua siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
Kata Kunci: Media, youtube, akun youtube Kok Bisa, Kemampuan Menulis Teks
Ulasan.
ii
ABSTRACT
Siti Ma’usarah. NIM: 11150130000079. Thesis "Use of YouTube Media in
Learning to Write Texts Reviews Students of Class VIII of MTs Negeri 13 Jakarta
Academic Year 2019/2020": Indonesian Language and Literature Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
This thesis examines the use of YouTube media in learning to write text
reviews VIII grade students of MTs Negeri 13 Jakarta. This study aims to 1) Describe
the ability to write text reviews for students of class VIII MTsN 13 Jakarta and 2)
Describe the use of Youtube media in review text material.
The research method used is descriptive qualitative method. Data collection
techniques using interviews, observation, tests and documentation. The aspects
assessed in writing the review text are the identity of the work, orientation,
interpretation, evaluation, and summary.
The results of the students' writing text writing skills study by utilizing
YouTube media on the eighth grade students of MTs Negeri 13 Jakarta obtained an
average value of 79.82 with a good category and has reached KKM (75). This means
that students as a whole are able to write written essays using YouTube media.
Evidenced by the number of students as many as 26 scored above the KKM and two
students scored below the KKM.
Keywords: Media, youtube, youtube Accounts Kok Bisa?, Ability to Write Review
Text.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur bagi Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Salawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad saw sebagai suri teladan bagi kita.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S-1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan
Media Youtube pada Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Siswa Kelas VIII MTs
Negeri 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasadan
Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan PendidikanBahasa
dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr.Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dengan penuh kesabaran
selama penyusunan skripsi hingga selesai;
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan studi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
6. Drs. Nurul Huda, M.Si selaku kepala MTs Negeri 13 Jakarta yang telah
memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di MTs Negeri 13
Jakarta
7. Saidil Hudri, S. Ag, M.Pd. dan Hj. Fatmawati, S.Pd. selaku wakil kesiswaan
dan guru bahasa Indonesia yang telah membantu proses pengambilan data.
iv
8. Teristimewa untuk keluarga tercinta Bapak Marpaung dan Ibu Mustagfiroh,
yang tiada hentinya berdoa untuk keberhasilan putrinya.
9. Kepada Lilis Surya Ningsih dan Mia Ayu Ningsih yang senantiasa
memberikan dukungan dan doa hingga peneliti menyelesaikan skripsi.
10. Ibu Nurhasanah dan Bapak Ahmad Chozin yang telah merawat dan
membesarkan Sarah hingga jenjang perkuliahan, serta segenap pengurus dan
teman-teman Panti Asuhan Nurul Hasanah atas dukungan, doa dan selalu
menemani peneliti selama pengerjaan skripsi hingga selesai.
11. Nanda Dwi Pangestu, ST yang selalu memberikan dukungan dan doa serta
motivasi agar segera menyeselaikan skripsi.
12. Sahabat tercinta Dini Tri Hastuti, Laras Oktavia, Syarifah Aulia, dan
Nikmatus Saniyah yang selalu setia menemani dari semester satu hingga
semester akhir dan memberikan dukungan berupa canda tawa.
13. Kawan seperjuangan PBSI angkatan 2015.
14. Murid-murid kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta yang telah membantu selama
penelitian berlangsung.
15. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah membantu
hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berdoa dan berharap semoga seluruh doa dan pengorbanan yang telah
diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan dari Allah Swt Aamin. Penulis
menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik serta masukan yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dunia
pendidikan.
Jakarta, Januari 2020
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRAC ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................... 8
A. Media Pembelajaran ....................................................................... 8
1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 8
2. Fungsi Media Pembelajaran ..................................................... 10
3. Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah ........................ 16
4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ............................ 18
5. Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran .................. 19
vi
6. Pemilihan Media Pembelajaran ............................................... 21
7. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran .......................... 23
8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa ...................... 25
B. Media Audio Visual ........................................................................ 31
1. Pengertian Media Audio Visual ................................................ 31
2. Bentuk-Bentuk Media Audio Visual ......................................... 32
3. Karakteristik Media Audio Visual ............................................ 33
4. Langkah-Langkah Pemanfaatan Audio Visual ......................... 34
5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan
Media Audio Visual .................................................................. 35
C. Media Sosial YouTube .................................................................... 37
1. Media Sosial ............................................................................. 37
2. YouTube .................................................................................... 38
3. Profil Channel YouTube ............................................................ 42
D. Pembelajaran Menulis .................................................................... 44
1. Pengertian Menulis .................................................................. 44
2. Tujuan Menulis ........................................................................ 47
3. Tahap-Tahap Menulis .............................................................. 49
4. Teks Ulasan .............................................................................. 54
E. Penelitian yang Relevan ................................................................. 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 60
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 60
B. Metode Penelitian ...................................................................... 60
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 61
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 62
a. Observasi ....................................................................... 62
b. Dokumentasi ................................................................ 63
c. Tes ................................................................................ 63
vii
d. Wawancara ................................................................... 64
E. Instrumen Penelitian .................................................................. 64
F. Teknik Analisi Data ................................................................... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 70
A. Deskripsi Sekolah .......................................................................... 70
1. Profil MTs Negeri 13 Jakarta ................................................ 70
2. Sejarah Singkat Madrasah .................................................... 70
3. Visi, Misi, dan Kegiatan Madrasah ...................................... 71
4. Guru dan Tenaga Kependidikan ........................................... 72
B. Analisis Data Penelitian ................................................................. 81
BAB V PENUTUP .................................................................................... 138
A. Simpulan .................................................................................. 138
B. Saran ......................................................................................... 138
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 140
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Halaman Awal Channel YouTube Kok Bisa ............... 47
Gambar 2.2 Daftar playlist Channel YouTube Kok Bisa ................ 47
ix
DAFTAR TABEL
3.1 Kisi-kisi penilaian keterampilan menulis teks ulasan
3.2 Kisi-kisi kriteria penilaian menulis teks ulasan
3.3 Kriteria penilaian menulis teks ulasan
4.1 Daftar urut kepangkatan guru dan tenaga Kependidikan
4.2 Data pendidik dana tenaga kependidikan Keseluruhan
4.3 Data siswa
4.4 Data sarana dan prasarana
4.33 Data hasil penilaian tes keterampilan menulis teksulasan
3.34 Klasifikasi kategori penilaian siswa
3.35 Klasifikasi pemerolehan nilai siswa
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 4 : Transkip Wawancara
Lampiran 5 : Karya teks ulasan siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta
Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7 : Surat telah melaksanakan penelitian dari MTs Negeri 13 Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman belakangan ini terus berkembang dengan
datangnya teknologi yang memudahkan manusia melakukan sebuah aktivitas,
oleh karena itu teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia. Setiap teknologi dibuat untuk memberikan manfaat
positif dan juga memudahkan manusia menyelesaikan tugas-tugasnya.
Perkembangan teknologi banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, yang
salah satunya bidang pendidikan.
Sehubungan dengan teknologi yang berkembang pesat dalam bidang
pendidikan, membuat para pengajar memanfaatkan teknologi tersebut dalam
proses pembelajaran di kelas. Penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran dikelas menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat
peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Guru seharusnya memiliki
kreativitas dalam upaya menumbuhkan minat siswa pada proses
pembelajaran.
Bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tentu menuntut
siswa untuk dapat menguasai berbagai macam keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan kepada peserta didik terdapat
empat, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan berbahasa diperlukan agar peserta didik dapat berkomunikasi
dengan baik. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan,
seperti antara keterampilan menyimak dan menulis. Kedua keterampilan
tersebut sangatlah berhubungan. Ketika seseorang mampu menyimak dengan
baik, maka tidaklah sulit untuk seseorang itu untuk menulis. Banyak
informasi-informasi yang didapatkan ketika melakukan kegiatan menyimak
yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain mendapatkan informasi
2
yang dapat dijadikan bahan tulisan, banyak pula kosakata-kosakata yang
didapat ketika kegiatan menyimak berlangsung. Sehingga ketika menuangkan
hasilsimakan dalam bentuk tulisan, seseorang dapat dengan mudah
melakukannya.
Menulis berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis
suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca
dan memahami makna lambang-lambang grafik tersebut. Setiap penulis
senantiasa akan memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam bentuk
tulisan, bahkan dalam bentuk tulisan yang objektif sekalipun keadaan penlulis
masih tetap tercermin.1
Menulis merupakan keterampilan yang harus dilatihkan anak
semenjak dini. Semenjak di sekolah dasar, hendaknya dibiasakan untuk
menulis, mengemukakan ide-idenya tanpa pembatasan-pembatasan yang
dapat menjerat kreativitas mereka. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai
pelatihan agar timbul suatu kebiasaan yang akan terus berkembang hingga
kuliah.
Menyimak merupakan hal utama yang harus dimiliki siswa dalam
proses pembelajaran. Ketika seorang baru dilahirkan ke dunia, yang dilakukan
dalam menyerap bahasanya yaitu dengan cara menyimak. Menyimak
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
seseorang ketika belajar di kelas. Informasi akan didapat secara maksimal
apabila kegiatan menyimak dilakukan dengan baik. Menyimak juga
merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh seseorang, karena
sebagai besar informasi berasal dari bunyi. Setelah kegiatan menyimak
berlangsung, hendaklah peserta didik dilatih untuk menuliskan apa yang telah
didapat dari bahan simakan. Kegiatan tersebut sangatlah baik, karena dengan
cara itu guru dapat mengetaui seberapa baik keterampilan menyimak yang
1 Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf, (Yogyakarta: Deepblish, 2015), h.2.
3
dimiliki peserta didik. Selain itu peserta didik dapat mengeksplor
pengetahuannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kedua
keterampilan harus dilatih melalui proses belajar dan latihan. Latihan yang
dapat dilakukan oleh seorang guru dalam melatih keterampilan tersebut dapat
diaplikasikan pada saat proses pembelajaran dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat menarik minat peserta didik dan
proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bervariatif.
Media yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan
meyimak pada siswa yaitu dengan media video. Media merupakan alat yang
dapat digunakan pendidik dalam proses pembelajaran. Media sangatlah
menentukan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila
media yang digunakan guru menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman
siswanya, maka minat siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut sangatlah
besar, sebaliknya apabila media yang digunakan guru tidak menarik maka
dapat membuat siswa menjadi bosan sehingga suasana pembelajaran dikelas
menjadi tidak kondusif.
Sehubungan dengan tuntutan kurikulum 2013, dalam proses
pembelajaran siswa diminta lebih aktif dan guru dituntut untuk bisa
menggunakan media pada proses pembelajaran. Guru juga diminta agar tidak
buta dengan teknologi, karena teknologi sangatlah berpengaruh pada siswa
pada era ini. Salah satu teknologi yang dapat digunakan guru dalam
penggunaan media pembelajaran yaitu media sosial.Media sosial yang dapat
digunakan yaitu YouTube. YouTube tidak pernah lepas dari kehidupan siswa-
siswi pada era ini. Kehadiran Youtube saat ini sudah melebih Televisi, karena
banyak acara-acara televisi yang ditayangkan di Youtube, begitupun
sebaliknya. Televisi banyak mengangkat hal-hal yang sedang dibicakan dan
viral yang bersumber dari YouTube. Media sosial ini sangatlah dekat dengan
kehidupan remaja, sehingga media sosial Youtube merupakan media yang
tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
4
Media Youtube dapat digunakan untuk kegiatan menulis siswa. Media
ini dapat diterapkan dengan beberapa materi pembelajaran bahasa Indonesia,
salah satunya yaitu teks ulasan. Teks ulasan merupakan teks yang berisi
mengenai pendapat, pembahasan ataupun penilaian terhadap suatu buku atau
karya-karya lainnya. Teks ulasan tidak hanya sebatas membahas mengenai
karya-karya sastra yang terdiri dari novel, cerpen, puisi, pantun maupun film
melainkan lebih luas lagi. Ketika seseorang melihat sesuatu seperti menonton
televisi, sinetron, atau acara-acara lain, hampir dari kebanyakan orang
memberikan komentar terhadap apa yang telah dilihat. Komentar-komentar
tersebut dapat berupa kelebihan dan kekurangan.
Guru dapat memanfaatkan teknologi berupa telepon genggam atau
handphone dan video yang terdapat dalam akun Youtube. Pemilihan media
berupa video ditujukan untuk menarik minat siswa agar memperhatikan dan
menyimak informasi- yang dapat diambil dari pemutaran video tersebut
Video yang ditampilkan berupa video-video yang mengandung unsur
edukasi. Sekarang ini sudah banyak konten kreator yang membuat video-
video beredukasi seperti pembahasan mengenai sains dan teknologi, sehingga
apa yang didapatkan dari pembelajaran dapat bermanfaat dikemudian hari.
Penayangan berita-berita yang bersifat edukasi dan motivasi yang digunakan
pada pembelajaran bisa menambah pengetahuan, pemahaman serta
pengalaman kepada siswa.
Channel YouTube yang dipilih yaitu berupa channel yang
menayangkan konten edukasi, yaitu akun „Kok Bisa?‟. Akun ini merupakan
akun yang menjelaskan mengenai ilmu-ilmu teknologi, sejarah dan sains yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pemilihan akun „Kok Bisa?‟,
selain konten-kontennya yang mengedukasi, durasi dalam video yang cukup
sedikit juga menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan akun. Semua itu
ditujukan agar siswa dapat memiliki waktu dalam menuliskan apa yang
5
didapat dari video tersebut. Namun, walaupun durasi video yang sedikit,
pejelasan mengenai topik video sangat jelas.
Hasil berupa karangan teks ulasan menjadi salah satu alternatif yang
dapat digunakan guru untuk mengetahui apakah penggunaan media
pembelajaran berupa YouTube merupakan pemilihan media yang tepat.
Sebagian besar, guru menggunakan karya sastra berupa novel, cerpen, puisi,
naskah drama dan film sebagai bahan untuk siswa menulis teks ulasan.
Penggunaan bahan-bahan tersebut sudah banyak dipilih, alhasil siswa hanya
menyalin apa yang telah didapatkan dari hasil penelusuran melalui internet.
Karya-karya seperti novel, cerpen, puisi, naskah drama, dan film sudah
banyak dibuat teks ulasan dan dapat diakses melalui internet. Pemilihan media
Youtubedisebabkan media sosial itu sangat dekat dengan siswa-siswa pada era
ini. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk melihat kemampuan menulis
siswa yaitu dengan meminta siswa untuk membuat teks ulasan dari video
yang telah dilihat siswa. Kegitan tersebut juga dapat digunakan guru untuk
melihat kemampuan peserta didik dalam menulis teks ulasan.
Kegiatan menulis teks ulasan merupakan kegiatan menulis yang sangat
bermanfaat bagi siswa. Selain untuk memenuhi tuntutan kurikulum bahasa
Indonesia yang mewajibkan materi teks ulasan, teks ulasan ini juga
bermanfaat untuk melatih siswa dalam menilai suatu karya secara objektif.
Siswa dalam menilai sebuah karya harus menguasai karya tersebut terlebih
dahulu baik dengan membaca atau menonton. Kegiatan tersebut dapat
menambah wawasan serta ilmu baru bagi siswa. Kegiatan menulis teks ulasan
juga bermanfaat untuk menjadikan siswa bertanggung jawab terhadap
ulasannya, sehingga siswa dalam melakukan penilaian tidak hanya melihat,
melainkan menafsirkan isi.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis merasa perlu melakukan suatu
penelitian untuk melihat bagaimana keterampilan menulis teks ulasan pada
siswa dapat ditingkatkan. Adapun judul penelitian ini adalah “ Penggunaan
6
Media Sosial Youtube dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas
VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,
masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknologi belum maksimal digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Pendidik kurang kreativitas dalam memanfaatkan media teknologi.
3. Peserta didik kurang menaruh minat dalam mengikuti
pembelajaran khususnya bahasa Indonesia dengan materi teks
ulasan.
4. Kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
khususnya bahasa Indonesia.
5. Peserta didik kurang menaruh minat dalam mengikuti
pembelajaran menulis teks ulasan.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada Penggunaan Media
Sosial Youtube channel Kok Bisa? dengan enam judul yaitu “Mengapa Kita
Merasa Gatal?”, “Lebih Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap
Capek, Meskipun Sudah Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa
Lampu Lalu Lintas Berwarna Merah, Kuning, Hjiau?”, dan “Kenapa Orang
Batak Galak, Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat” dalam
Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas VIII MTsN 13 Jakarta Tahun
Pelajaran 2019/2020
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka masalah yang akan diteliti yaitu, bagaimana Penggunaan
Media Sosial YouTube dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas
VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020?
E. Tujuan penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas VIII
MTsN 13 Jakarta .
2. Mendeskripsikan penggunaan media YouTube dalam materi teks
ulasan.
F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis
1. Secara teoretis
Secara teoretis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
pengetahuan yang khazanah terutama dalam materi pembelajaran
bahasa Indonesia.
2. Secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru,
dan peneliti mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat
untuk materi pembelajaran bahasa Indonesia.
8
BAB II
Kajian Teoretis
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang
berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”. Oleh karena itu, media dapat diartikan
sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan1.
Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan alat (hardware).
Adapun menurut Gerlach dan Ely, bahwa media jika dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.2
Association of Education and Communication Tekhnology (AECT)
memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi3. Menurut National
Education Association - NEA media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik yang tercetak maupun audiovisual beserta peralatannya.4
Beberapa pengertian media dijelaskan oleh beberapa ahli. Media
menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika adalah media dalam
lingkup pendidikan sebagai salah satu benda yang dapat dimanipulasikan,
1Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018), h.2.
2Ibid., h.2.
3Ibid., h.3.
4Ibid., h.10.
9
dilihat dan didengar, dibaca, atau dibicarakan, beserta instrument yang
dipergunakan untuk kegiatan tertentu5.
Commosions on instructional technology, media lahir sebagai
akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan
pembelajaran disamping guru, buku teks dan papan tulis6. Media menurut
Gagne adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa
yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar. Menurut Briggs media
pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi belajar
supaya proses belajar terjadi.7
Istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni
constructiondan instruction. Construction dilakukan untuk peserta didik
(dalam hal peserta didik pasif), sedangkan instruction dilakukan oleh
peserta didik (di sini, peserta didik aktif). Oleh karena itu, pembelajaran
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud
untuk memfasilitasi belajar.8
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar9.
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai
pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Sebab sesuatu dikatakan hasil
belajar kalau memenuhi ciri berikut:
1. Belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa
dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi
5Gede Putu Arya Oka, Media dan Multimedia Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,
2017), Cet.1, h.5.
6Ibid.,h.5.
7Ibid.
8 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: PRENADAMEDIA
GRUP, 2018), Cet.1, h.6.
9Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat,Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.1.
10
untuk memilki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-
tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara
permanen betul-betul disadari sepenuhnya.
2. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini
pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun
bertahap.
3. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya
manusiawi. Seseorang siswa akan lebih cepat memiliki
pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun
instruktur.10
Menurut Sutjipto media pembelajaran adalah alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan dan
menurut Amalik, pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru11
.
2. Fungsi media pembelajaran
a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini tersirat makna keaktifan,
yakni sebagai penyalur penyampai, penghubung dan lain-lain. Fungsi
media pembelajaran sebagai media pembelajaran adalah fungsi
utamanya di samping ada fungsi-fungsi lain12
.
Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni
10Ibid., h.2.
11
Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak¸(PT Rajagrafindo Persada, 2019), h.96
12Muhadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
(GP) Press, 2010), h.37.
11
seluas kehidupan yang mecakup segala sesuatu yang dapat dialami,
yang dapat menimbulkan peristiwa belajar.13
b. Fungsi manipulatif
Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri atau
karakteristik umum yang dimiliki. Berdasarkan karakteristik umum
ini, media memiliki dua kemampuan yakni mengatasi batas-batas
ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
batas-batas ruang dan waktu yakni:
1) Kemampuan media mengadirkan objek atau peristiwa yang
sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa
bencana alam.
2) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang
menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses
metamorfosis, proses ibadah haji dan lain-lain.
3) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau
peristiwa yang telah terjadi, seperti peristiwa-peristiwa
sejarah.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi manusia, yakni:
1) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit
diamati karea terlalu sulit, seperti molekul, sel, aton dan
lain-lain, yakni dengan memanfaatkan gambar, film dan
lain-lain.
2) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak
terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses
metamorposis. Hal ini dapat memanfaatkan gambar.
13Ibid.
12
3) Membantu siswa dalam memahami objek yang
membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca
alquran sesuai dengan kaidah tajwid, belajar bahasa asing,
belajar menyani dan bermusik, yakni dengan
memanfaatkan kaset.
4) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu
kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta,
grafik, dan lain-lain14
.
c. Fungsi Psikologis
a) Fungsi Atensi
Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian
siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf
penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang
berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan
adanya saraf penghambat ini para siswa dapat mengfokuskan
perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan
membuang rangsangan-rangsangan lainnya15
.
b) Fungsi afektif
Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan
tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
Setiap orang memiliki gelaja batin jiwa yang berisikan kualitas,
karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan
minat, sikap penghargaan, nilai-nilai dan perangkat emosi atau
kecenderungan-kecenderungan batin.
Media pembelajaran yang tepat guna dapat
meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap
stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa
14
Ibid., h.37 15
Idid., h.38.
13
kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada
diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan
untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang
diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah muncul
tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan
proses pembelajaran secara suke rela, ini merupakan reaksi
siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal
tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka tidak menutup
kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan
penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang
diperolehnya, dan pada tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-
norma. Kepercayaan, ide, dan sikap mejadi sistem batin yang
konsisten yang disebut sebagai karakteristik.16
c) Fungsi kognitif
Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi
yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu
berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu
direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang
melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam
psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
Misalnya seorang siswa belajar melalui peristiwa seperi
darmawisata, ia mampu menceritakan pengalamannya selama
melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat-tempat
yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak dibawa pulang,
dirinya sendiri tidak hadir di tempat darmawisata itu saat ia
bercerita kepada temannya tersebut. Tetapi, semua
16
Idid., h.38
14
pengalamannya tercatat dibenaknya dalam bentuk gagasan-
gagasan dan tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan
itu dituangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada
teman yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian,
pengalamannya diwakilkan atau direpresentasikan dalam
bentuk gagasan dan tanggapan yang keduanya bersifat mental.
Jelasnya kiranya media pembelajaran telah ikut andil dalam
mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Semakin banyak
siswa dihadapi pada objek-objek akan semakin banyak pula
pikiran dan gagasan yang dimilikinya atau semakin kaya dan
luas pikiran kognitifnya
d) Fungsi Imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses
menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data
sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-
objek baru sebagai rencana bagi asa mendatang, atau dapat
juga mengambil bentuk fantasi yang didominasi kuat oleh
pikiran-pikiran autistik.
Pengarang cerita anak. Dwianto Setyawan sebagaimana
dikutip Tri Agung Kristanto menandaskan, orang dewasa
seharusnya jangan mematikan imajinasi dan fantasi anak.
Kalau anak-anak berfantasi tentan robot, pesawat angkasa luar
atau cerita lainnya hendaknya jangan dilarang, lalu dipaksa
untuk menyesuaikan dengan imajinasi dan fantasi yang
dimiliki anak-anak orang dewasa. Imajinasi dan fantasi yang
dimiliki anak-anak berbeda dengan imajinasi oran dewasa.
Seniman Leonardo da Vinci, demikian menurut Tri
Agung Kristanto adalah contoh orang yang memiliki imajinasi
15
dan fantasi sangat tinggi. Jauh sebelu helikopter dan pesawat
terbang ada sekarang, Leonardo da Vinci sudah
menuangkannya dalam bentuk gambar.17
e) Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk
terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan
usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk
mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara
sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara
membangkitkan minat belajarnya dengan cara memberikan dan
menimbulkan harapan. Donald O. Hebb menyebutkan cara
pertama dengan arousal dan kedua dengan Expectancy. Yang
pertama arousal adalah suatu usaha guru untuk
membangkitkan intrinsic motivesiswanya, sedangkan yang
kedua Expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika
timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Harapan akan
tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi
yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu
pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa
bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan
memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media
pembelajaran yang tepat guna18
.
17
Ibid., h.38. 18
Ibid., h.39
16
d. Fungsi Sosio-Kulturan
Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi
hambatan sosio-kultural atarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan
hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah
cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakreristik yang
berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, kenyakinan,
lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan di pihak lain,
kurikulum dan bahan ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama
untuk setiap siswa. Tentunya guru akan mengalami kesulitan
menghadapi hal itu, terlebih ia harus mengatasinya sendiri. Masalah
ini dapat diatasi media pembelajaran, karena media pembelajaran
memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang
sama.19
3. Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah
Afief S. Sadiman membagi pemanfaatan media pembelajaran pada
dua pola, yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar mengajar di
dalam kelas atau ruang dan pemanfaatan media di luar kelas. Dalam
konteks pemanfaatannya di dalam kelas, kehadirannya dimaksudkan
untuk menunjang ketercapaian tujuan tertentu.20
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam
pemanfaatan media pembelajaran di kelas ini, yaitu:
1. Persiapan guru: pada langkah ini guru menetapkan tujuan yang
akan dicapai melalui media pembelajaran sehubungan dengan
pelajaran atau materi yang akan dijelaskan berikut dengan
strategi-strategi penyampaiannya.
19Ibid., h.39.
20
Ibid., h.208
17
2. Persiapan kelas: pada langkah ini bukan hanya menyiapkan
perlengkapan, tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi tugas,
misalnya agar dapat mengikuti, mencatata, menganalisis,
mengkritik, dan lain-lain.
3. penyajian: penyajian media pembelajaran sesuai dengan
karakteristiknya.
4. langkah lanjutan dan aplikasi: sesudah penyajian perlu ada
kegiatan belajar sebagai tindak lanjutnya, misalnya diskusi,
laporan, dan tugas lain.21
Pola pemanfaatan kedua, adalah pemanfaatan media pembelajaran
di luar kelas. Pada pola ini memperkuat posisi media sebagai sumber
belajar. Pola pemanfaatan media di luar kelas menuru Arief S. Sadiman
dapat dbedakan dalam tiga kelompok yakni kelompok yang terkontrol,
tidak terkontrol, dan jumlah sasaran.22
Pertama, pemanfaatan media secara terkontrol, yakni media ini
digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistemaik
untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pemanfaatannya di dalam kelas
dan pada program pendidikan jarak jauh. Hasil belajar melalui
pemanfaatan media secara terkontrol ini biasanya dievaluasi secara teratur
dengan alat evaluasi yang terukur.23
Kedua, Pemanfaatan media secara bebas (tidak terkontrol). Yakni
pemanfaatannya tanpa ada kontrol atau pengawasan, seperti media-medai
yang dimanfaatkan masyarakat secara luas dengan cara membeli.
Masyarakat itu sendirilah yang menentukan tujuan pemanfaatannya,
yakni dengan menyesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing,
21
Ibid. 22
Ibid. 23
Ibid.
18
seperti pemanfaatan kaset pelajaran bahasa Inggris, video interaktif
tentang belajar membeca Al-Quran dan lain-lain.24
Ketiga, pemanfaatan media dilihat dari jumlah penggunanya,
yakni secara perorangan, kelompok, dan massal. Pemanfaatan media
secara perorangan biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya,
sehingga pengguna dapat memanfaatkannya secara mandiri, seperti
modul. Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil
maupun kelompok besar. Media untuk kelompok ini biasanya dilengkapi
buku petunjuk bagi pemimpin kelompoknya. Setelah atau sebelum
memanfaatkan media, kelompok dapat melakukan diskusi.25
Media yang dapat dimanfaatkan secara massal. Media untuk
massal ini biasanya disalurkan melalui pemancar, seperti radio dan
televisi. Sebelum pemanfaatan media ini, peserta diberi bahan tercetak
yang memuat tujuan mpembelajaran, garis besar isi, petunjuk tindak
lanjut, dana bahan dari sumber lain untuk pendalaman pemahaman.26
4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
a. Landasan Filosofis
Penggunaan media hasil teknologi modern dalam pembelajaran
tidak akan menghilangkan hubungan kemanusiaan antara guru dan
murid tergantung bagaimana cara memanfaatkannya.
b. Landasan Psikologis
Psikologis Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam
proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar
dengan pengalaman langsung ke belajar dengan gambaran atau film,
kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata.
24
Ibid. 25
Ibid. 26
Ibid..
19
Menurut Bruner hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga
untuk orang dewasa.
c. Landasan Teknologis
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu
mempermudah guru dalam mengajar dan mempermudah murid dalam
belajar.
d. Landasan Empiris
Berdasarkan pengalaman nyata dari hasil penelitian, murid
yang diajar oleh guru yang menggunakan media bervariasi
dibandingkan dengan murid yang diajar oleh guru tidak menggunakan
media bervariasi, hasil belajarnya lebih tinggi murid yang diajar oleh
guru yang menggunakan media bervariasi.27
5. Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
a. Tidak ada satu media pun yang paling baik digunakan untuk semua
tujuan. Artinya suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran
tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain.
b. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti
bahwa media bukan hanya sekadar alat bantu mengajar guru saja,
tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan
komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu
mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa
media itu kurang maksimal.
27 Usep Kustiawan, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Malang: Gunung
Samudra, 2016), Cet.1, h.9-12
20
c. Media apa pun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk
memudahkan belajar peserta didik. Kemudahan belajar peserta didik
haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu
media.
d. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan
hanya sekadar selingan/pengisi waktu luang atau hiburan, melainkan
mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang
belangsung.
e. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan pada tujuan
pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi tenaga
pengajar.
f. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan
peserta didik. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan
media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk
tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
g. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkretan
dan keabstrakannya saja. Media yang konkret wujudnya, mungkin
sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak
dapat pula memberikan pengertian yang tapat.
h. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagaui bagian
yang integral dari sesuatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai
alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila
dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
i. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar.
j. Guru hendaknya benar-benar memperhitungkan untung ruginya
pemanfaatan suatu media pengajaran.
21
k. Penggunaan media pengajaran harus terorganisir secara sistematis
bukan sembarang menggunakannya.
l. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari acam
media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga
dapat merangsang siswa dalam belajar.28
6. Pemilihan Media Pembelajaran
Winkel mengatakan bahwa pemilihan media disamping melihat
kesesuiannya dengan tujuan intruksional khusus, materi pelajaran,
prosedur didaktis dan bentuk pengelompokan siswa, juga harus
dipertimbangkan soal biaya (cost factor), ketersediaan peralatan waktu
dibutuhkan (avaibility factor), ketersediaan aliran listrik, kualitas teknis
(technical cuality), ruang kelas, dan kemampuan guru menggunakan
media secara tepat (technical know-how).29
Dic dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan
perilaku belajarnya, setidaknya masih ada tiga faktor lagi yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:
1. Pertama ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka
harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri
tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.
3. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan
ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama.
28Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak¸(PT Rajagrafindo Persada, 2019), h.100.
29
Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media
dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, no.1, Januari 2012, h.29
22
Artinya bisa digunakan di manapun dengan peralatan yang ada di
sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.30
Selain masalah ketertarikan siswa terhadap media, keterwakilan
pesan yang disampaikan guru juga hendaknya dipertimbangkan dalam
pemilihan media. Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama
dalam keberadaan media, yaitu:
1. Pertama¸ fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk
mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada
pada media.
2. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan
siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara
guru dan siswa.
3. Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang
ingin disampaikan guru. Dengan keberadaan media, siswa dapat
menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau
yang ingin disampaikan oleh guru.31
Ambiyar dalam memilih media mengemukakan tiga kriteria, yaitu;
kelayakan praktis, kelayakan teknis dan kelayakan biaya.
1) Kelayakan praktis, dalam praktik pemilihan media sering
dilakukan atas dasar praktis yaitu: pertama familiaritas dengan
media, kedua ketersediaan media setempat, ketiga ketersediaan
waktu untuk mempersiapkan, keempat ketersediaan sarana dan
pendukung.
2) Kelayakan teknis, pemilihan harus memenuhi persyaratan
kualitas atau dapat tidaknya media merangsang dan mendukung
proses belajar siswa. Ada dua macam kualitas yang
dipertimbangkan yaitu;
30Ibid.
31
Ibid.
23
a. Kualitas pesan, dinilai menurut relefansi dengan tujua
atau sasaran belajar, kejelasan pengajaran, kemudahan
untuk dicerna atau dipahami, dan sistematka yang logis.
b. Kualitas visual, yaitu mengikuti prinsip visualisasi.
Prinsip ini menjadi dasar desain atau layout visual sebagai
berikut;
Keindahan : menarik. Membangkitkan motivasi
Kesederhanaan : sederhana, jelas dan terbaca
Penonjolan : penekanan pada hal yang penting
Keseimbangan : seimbangan dan harmonis.
3) Kelayakan biaya, mengapa harus memilih yang mahal apabila
sama efektifnya.32
7. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran
Kemp mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar
pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. Gerlach
dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk
penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi
pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif sehingga
dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran
tersebut adalah:
a. Ciri fiksatif, yaitu menggambarkan kemampuan media untk
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu
peristiwa atau objek. Peristiwa dan objek-objek pembelajaran
dengan demikian dapat dihadirkan setiap waktu jika
dikehendaki.
32Ibid., h.30.
24
b. Ciri manipulasi, yaitu kemampuan media untuk
mentransformasi sesuatu objek, kejadian atau proses dalam
mengatasi masalah ruang dan waktu.
c. Ciri distributif, yaitu menggambarkan kemampuan media
dalam mentrasportasikan objek atau peristiwa secara
bersamaan yang disajikan ke sejumlah besar siswa, di berbagai
tempat, dengan stimulus pengalaman yang relative sama
mengenai peristiwa tersebut.33
Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:
1) Media visual : media visual adalah media yang bias dilihat.
Media ini mengandalkan indra penglihatan. Conth: media foto,
gambar, komik, gambar temple, poster, majalah, buku,
miniature, adalat peraga dan sebagainya.
2) Media audio : media audio adalah media yang bias didengar.
Media ini mengandalkan indra telinga sebagai salurannya.
Contohnya: suara, music dan lagu, alat music, siaran radio, dan
kaset suara atau CD dan sebagainya.
3) Media audio visual : media audio visual adalah media yang
bias didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini
menggerakan indra pendengaran dan penglihatan secara
bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film,
televisi dan VCD.
4) Multimedia : multimedia adalah semua jenis media yang
terangkum menjadi satu. Contohnya: internet, belajar dengan
33 Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Membelajaran, (Jawa Timur: Pustaka
Abadi, 2017), Cet.1, h. 23-24.
25
menggunakan media internet artinya mengaplikasikan semua
media yang ada, termasuk pembelajaran jarak jauh.34
Raharjo mengklasifikasikan media berdasarkan kriteria
aksesibilitasnya, terdapat dua jenis media, yaitu;
1) Media yang dimanfaatkan, artinya media yang biasanya dibuat
untuk kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas.
Dalam hal ini, guru tinggal memilih dan memanfaatkannya
walaupun masih harus mengeluarkan sejumlah biaya.
2) Media yang dirancang yang harus dikembangkan sendiri.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merancang dan
mengembangkan sendiri media tersebut sesuai dengan sarana
dan kelengkapan yang dimilikinya.35
8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa
Media yang dipilih isinya harus membantu pembelajar mencapai
tujuan pembelajaran dengan muda, efektif, dan efisien. Media hendaknya
selaras dengan strategi. Hal itu disebakan oleh strategi berisi rancangan
prosedur pembelajaran termasuk langkah pengoperasiaonal media. Berikut
merupakan pemilihan media pembelajaran bahasa secara umum.
1) Tujuan
Tujuan merupakan capaian akhir suatu proses pembelajaran.
Karena menjadi pedoman yang menentukan arah pembelajaran,
baik strategi maupun media pembelajaran yang dipilih harus
disesuaikan arahnya dengan tujuan pembelajaran tersebut.
Misalnya untuk kompetensi dasar menuli teks biografi. Tujuan
34Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA,
2016), Cet.1, h. 2-3.
35
Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media
dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, no.1, Januari 2012.
h.30
26
pembelajarannya adalah pembelajar terampil menulis teks biografi
berdasarkan struktur dan kebahasaan yang tepat. Strategi dan
media pembelajaran yang dipilih hendaknya membantu pembelajar
melalui setiap tahapan menulis, mulai dari memahami struktur dan
kebahasaan teks biografi, mengamati media untuk mendapatkan
stimulus objek yang akan ditulis menjadi teks biografi, merinci
objek berdasarkan isi dari teks biografi, membuat kerangka, dan
menulis teks biografi.
2) Sasaran
Sama halnya dengan tujuan pembelajaran, sasaran berfungsi
sebagai pedoman aktivitas pengajar dan pembelajar dalam proses
pembelajaran. Sasaran dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi
kognitif, afektif dan psikomotor. Tercapai sasaran kognitif, jika
setelah melampaui proses pembelajara, pembelajar menguasai
suatu konsep atau teori. Untuk itu, media pembelajaran yang
dipilih adalah yang dapat membantu pembelajaran menguasai
konsep atau teori tersebut. Misalnya dalam pembelajaran
memahami perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi. Media yang dapat
digunakan adalah adobe presenter. Media tersebut diberikan dua
contoh cerita agar pembelajar mampu mengidentifikasi perbedaan
cerita fiksi dan nonfiksi. Terakhir diberikan latihan-latihan soal
perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi, cara penghitungan skor, dan
pembahasannya.
Selanjutnya akan tercapai sasaran afektif, jika setelah
pembelajaran, pembelajar dapat menunjkan respon aktif,
keterampilan berfikir logis dan analitis, tanggung jawab, disiplin,
gemar membaca, jujur, dan seterusnya. Untuk itu, media yang
dipilih hendaknya memiliki ciri interaktif dan eksploratif, yaitu
27
memberikan kesempatan kepada pembelajar mengembangkan
potensi-potensi afektifnya tersebut.
Sasaran psikomotorik artinya jika setelah pembelajaran,
pembelajar dapat melakukan sesuatu setelah memahami materi
pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang
bisa mengakomodasi sasaran tersebut. Misalnya dalam
pembelajaran memberikan tanggapan terhadap isi berita. Media
pembelajaran yang dipilih hendaknya yang di dalamnya berisi
konsep dasar tanggapan, cara memberikan tanggapan, contoh
tanggapan, teks yang menarik untuk ditanggapi, dan praktik
menanggapi suatu objek.
3) Karakteristik pembelajar
Karakteristik pembelajar yang akan dibahas meliputi jenjang
belajar, latar belakang, intelegensi, dan motivasi. Setiap
pembelajar tentunya memiliki perbedaan dalam karakteristik-
karasteristik tersebut. Cara pemilihan media yaitu dengan memilih
media pembelajaran yang interaktif, ekploratif, sesuai dengan
tujuan pembelajaran, jenjang belajar, latar belakang, intelegasi, dan
meningkatkan motivasi pembelajar. Misalnya memilih media
video tentang tata cara membuat SIM untuk kompetensi dasar
memahmi teks prosedur. Media tersebut akan sesuai jika
diterapkan pada pembelajar di tingkat SMA atau Perguruan
Tinggi. Akan tetapi, media tersebut kurang sesuai jika diterapkan
untuk pembelajar di tingkat SD atau SMP. Dipilihnya media video
tentang tata cara membuat SIM untuk pembelajar di tingkat SMA
atau Perguruan Tinggi tentunya berdasarkan pertimbangan jenjang
belajar. Smaldino, Lowthe, Russe mengemukakan bahwa buku
teks tidak lagi menjadi sumber seluruh informasi. Dalam
praktiknya, buku teks dapat digunakan dengan membingkainya
28
dalam sebuah media dan mengolaborasikan prosedur
penerapannya dengan sebuah strategi pembelajaran sehingga
pembelajar lebih aktif dan termotivasi. Terkait dengan cara
memanfaatkan media sesuai dengan intelegensi pembelajar,
dibutuhkan pengkolaborasian media dengan strategi pembelajaran.
4) Kesesuaian dengan teori
Media yang dipilih hedaknya sudah diuji vasiditasnya melalui
sebuah penelitian. Artinya bukan media yang menarik menurut
sudut pandang pengajar atau yang masih akan diuji coba oleh
pengajar. Akan tetapi, sudah ada hasil penelitian yang menunjukan
efektivitas media pemelajaran tersebut.
5) Kesesuaian dengan gaya belajar
Setiap pembelajar memiliki peredaan gaya belajar. Tiga jenis
gaya belajar tersebut antara lain gaya belajar visual, auditoris, dan
kinestetik. Media pembelajaran yang dipilih pembelajar hendaknya
mengakomodasi ketiga gaya belajar tersebut, bukan hanya salah
satunya saja. Misalnya dalam pembelajaran bermain drama. Dilihat
dari kompetensi dasarnya, terlihat bahwa sasaran kompetensi dasar
tersebut adalah psikomotorik dengan gaya belajar kiestetik yang
lebih dominan. Namun, pengajar bisa memilih media yang juga
bisa mengakomodasi gaya belajar visual dan auditoris. Misalnya
menggunakan media video dan naskah drama. Media video dipilih
untuk membantu pembelajar mengenali karakteristik tokoh-tokoh
dalam drama. Penggunaan media video ini akan mengakomodasi
gaya belajar visual. Selanjutnya saat pembelajar bermain peran,
gaya belajar kinestetik yang akan terakomodasi.
6) Kesesuaian dengan lingkungan
Lingkungan belajar merupakan tempat atau suasana
berlangsungnya pembelajaran. Misalnya kelas, laboraturium,
29
perpustakaan, aula, taman, pasar, suasana ramai, tenang, dan
sebagainya. Media yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan
tempat dan suasana yang mempengaruhi pembelajaran..misalnya
pembelajaran mendengarkan dongeng. Media yang dipilih adalah
rekaman kaset dan pembelajaran dilaksanakan di kelas. Media
tersebut tentunya sangat sesuai dengan kompetensi dasar. Akan
tetapi menjadi tidak sesuai jika media rekaman kaset digunakan
untuk pembelajaran di taman dengan suasana yang riuh. Hal itu
digunakan oleh keterampilan mendengarkan membutuhkan
konsentrasi. Pemilihan taman sebagai lingkungan pembelajaran
akan mengganggu konsentrasi pembelajar.
7) Kesesuaian dengan jumlah pendengar
Jumlah pembelajar dalam satu kelas hendaknya menjadi
pertimbangan penting dan pemikiran kritis pengajar dalam
memilih media pembelajaran. Misalnya memilih media rekaman
kaset dengan alat putar tape dan tidak didukung dengan pengeras
suara untuk kelas dengan jumlah pembelajar yang lebih dari 40
siswa tentunya kurang efektif. Hal itu disebabkan oleh ada
kemungkinan besar, audio yang diputar tidak terdengar oleh
sebagain pembelajar.
8) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung
Fasilitas atau sarana prasarana perlu diperhatikan juga dalam
memilih media pembelajaran. Misalnya agar terlihat kompeten,
pengajar menggunakan media berupa aplikasi android. Sementara
itu, tidak semua pembelajar memiliki gadget android atau tidak
diperbolehkan membawa gadget ke dalam lingkungan sekolah
tentunya akan menghambat penerapan media pembelajaran
tersebut.
30
Fasilitas pendukung lain yang perlu diperhatikan adalah
ketersediaan perangkat keras untuk teknis pemanfaatan media
pembelajaran tersebut. Misalnya perangkat komputer, LAN, LCD,
dan sebagainya.
9) Kesesuaian dengan alokasi waktu
Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan
dengan alokasi waktu pembuatan dan penerapannya dalam
pembelajaran. Untuk itu, ciri fiksatif dan maniplatif media
pembelajaran layak untuk diperhatikan. Misalnya memilih media
film dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Pemilihan media
film sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Akan tetapi, menjadi
tidak efektif jika alokasi waktu pembelajaran 2 x 45 menit,
sedangkan durasi film yang diputar 60 menit atau lebih.
10) Kesesuaian dengan kompetensi pengajar
Pengajar hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang
sesuai dengan kompetensinya. Terlebih dalam hal
mengoperasikannya. Jangan sampai pengajar terlalu idealis untuk
menggunakan multimedia misalnya, sedangkan pengajar kurang
kompeten dalam mengoperasikannya. Hal ini tentunya akan
merusak fungsi media pembelajaran.
11) Keotentikan isi media
Media pembelajaran yang dipilih, baik isi meteri maupun
latihan-latihannya hendaknya otentik sesuai dengan kebutuhan
pembelajar dalam konteks nyata. Selain itu, materi di dalam media
juga hendaknya disesuaikan dengan perkembangan IPTEKS.36
36 Putri Kumala Dewi dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar
dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran, (Malang: UB Press, 2018), Cet.1, h. 18-23.
31
B. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual adalah media perantara atau penggunaan
materi dan penyerapannya malalui pandangan dan pendengaran sehingga
kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.37
Media audio visual merupakan jenis media yang menfokuskan
perhatian pembelajaran pada indera pendengaran dan penglihatan.38
Menurut Smaldino Lowther, dan Russel dan Miarso media audio visual
dapat membantu pembelajar mencapai ranah kognitif saat media tersebut
memberi kesempatan pembelajar untuk mengamati warna, surat, objek,
dan kejadian aktual yang ditampilkan melalui media audio visual.39
Media audio visual juga dapat membantu pembelajar mencapai
sasaran efektif saat dalam media tersebut ditampilkan karakter tokoh yang
mampu memengaruhi pembelajar menarik pesan moral, lalu
menjadikannya sebagai sebuah perilaku belajar beripa inhibisi. Media
audio visual juga dapat membantu pembelajar mencapai sasaran
psikomotorik saat menampilkan praktik atau urutan melakukan sesuatu.
Bahkan pembelajar dapat mengulang memutar kembali, melambatkan
pemutaran media, dan seterusnya sesuai kebutuhan.40
Media audio visual adalah berbagai macam media yang
mengandung suara yang bisa didengar serta mengandung gambar yang
bisa dilihat. Penerapan media audio visual pada pembelajaran dinilai
37 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), Cet.1, h.51.
38Putri Kumala Dewi, dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar
dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran, (Malang: UB Press, 2018), Cet.1, h.129
39Ibid.
40
Ibid., h.130
32
sangat optimal karena dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar
serta dapat memperjelas materi yang disampaikan.41
2. Bentuk-bentuk Media Audio Visual
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk
yang bervariasi sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik
dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya
jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Media audio
visual dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas, yaitu:
a. Media audio visual gerak. Contoh, televisi, video tape, film, dan
media audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan
sebagainya.
b. Media audio visual semi gerak. Contoh, filmastip bersuara, slide
bersuara, komik dengan suara.
c. Media audio semi gerak. Contoh, telewriter, mose, dan media
board.
d. Media visual geral. Contoh, film bisu.
e. Media visual diam. Contoh microfon, gambar, dan grafis, peta
globe, bagan dan sebagainya.
f. Media seni gerak
g. Media audio. Contoh, radio, telepon, tape, disk, dan sebagainya.
h. Media cetak. Contoh, televisi.
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai
sumber belajar, memberikan suatu alternative dalam memilih dan
menggunakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media
sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan
41Muhammad Yusuf, Qurotul Aini, dan Komala Dwi Pertiwi, Media Audio Visual
Menggunakan Videoscribe sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran pada Kelas Sistem Operasi,
Technomedia Journal (TMJ), Vol.1 No.1 Edisi Agustus. 2016. E-ISSN : 2528-6544 P-ISSN : 2620-
3383, h.127.
33
audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi
harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja
dengan guru itu sendiri.42
3. Karakteristik Media Audio Visual
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan
c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa
e. Mengembangkan imajinasi peserta didik
f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang
lebih realistik
g. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang
h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu
menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon
yang diharapkan dari siswa
i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai
maupun yang kurang pandai
j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali
untuk dievaluasi
Namun selain kelebihan-kelebihan di atas, video tidak lepas dari
kelemahan, yakni media ini terlalu menekankan pentingkan materi
daripada proses pengembangan materi tersebut.43
42 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), Cet.1, h.52.
43 Muhadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
(GP) Press, 2010), h.127.
34
4. Langkah-langkah Pemanfaatan Audio Visual
Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan
pembelajaran menurut Andenson yaitu:
a) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan
untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal
kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa
gerak yang serasi.
b) Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan
untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Melalui
media ini siswa dapat langsung mendapat umpan alik
secara visual terhadap kemampuan mereka mencoba
keterampilan yang menyangkut gerakan tersebut.
c) Menggunakan berbagai teknik dan efek video dapat
menjadi media yang sangat tepat untuk memengaruhi sikap
dan emosi.
b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih
dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi
pembelajaran.
c. Sebuah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi,
yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri
untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab
pertanyaan.
d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau
lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu .
35
e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media
hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk
memperhatikan bagian-bagian tertentu.
f. Sesudah itu dapat dites beberapa banyak yang dapat mereka
tangkap dari program video.44
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media audio visual
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan
pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media
pengajaran sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih
berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara
umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau
tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat
digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau
dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan
yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip
seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan
pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan
dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran tingkat
yang belih tinggi.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip yang generalisasi agar dapat membantu proses pengajaran
secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan
tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
44Ibid.,h.127-128.
36
c. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam
memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media
yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.
a) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi
guru mendesain sendiri media ang akan digunakan
merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang
guru.
b) Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk
kelompok besar belum tentu sana efektifnya jika digunakan
pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang
tepay untuk kelompok besar, kelompok sedang, kelompok
kecil, dan perorangan.
c) Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun
fotografi harus memenuhi persyarakat teknis tertentu,
misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan
yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang.45
Kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang
merupakan sifat-sifat yang harus dipraktikan oleh pemakai media, kriteria
tersebut antara lain:
a. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada,
maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
b. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
c. Harus luwes, kepraktisan, dan ketahanlamaan media yang
bersangkutan untuk waktu yang lama, artinya bias digunakan
dimanapun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
45
Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h.52
37
Berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami
bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
anak didik. Pemilihan media audio visual dapat membantu siswa dalam
menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu memberikan
motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat
belajar.46
C. Media Sosial YouTube
1. Media Sosial
Media sosial memiliki beberapa pengertian, yakni:
a. Media sosial adalah interaksi sosial antara manusia dalam
memproduksi, berbagai dan bertukar informasi, hal ini
mencakup gagasan dan berbagai konten dalam komunitas
virtual.
b. Media sosial adalah kelompok dari aplikasi berbasis
internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi
web versi 2.0 yang memungkinkan terciptanya website
yang interaktif.47
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa media sosial mampu menghadirkan serta mentranslasikan cara
berkomunikasi baru dengan teknologi yang sama sekali dari media
sosial tradisional.
Berikut karakteristik yang dijumpai pada media sosial modern:
a. Transparansi : keterbukaan informasi karena konten media sosial
ditujukan untuk konsumsi publik atau sekelompok orang.
46 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h.55.
47Feri Sulianta, Keajaiban Sosial Media, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h.5
38
b. Dialog dan komunikasi : terjalin hubungan dan komunikasi
interaktif meggunakan ragam fitur, misalnya antara “Brand Bisnis”
dengan para “fans” nya.
c. Jejaring relasi : hubungan antara pengguna layaknya jaring-jaring
yang terhubung satu sama lain dan semakin kompleks seraya
mereka menjalin komunikasi dan terus membangun pertemanan.
Komunitas jejaring sosial memiliki peranan kuat yang akan
memengaruhi audiensinya (influencer).
d. Multi opini : setiap orang dengan mudahnya berguna dan
mengutarakan pendapatnya.
e. Multi form : informasi disajikan dalam ragam konten dan ragam
channel, wujudnya dapat berupa : social media press release,
video news release, portal web, dan elemen lainnya.
f. Kekuatan promosi online : media sosial dapat dipandang sebagai
tool yang memunculkan peluang-peluang guna mewujudkan visi
misi organisasi.48
2. YouTube
YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi
video) yangpopuler dimana para pengguna dapatmemuat, menonton,
dan berbagi klip videosecara gratis. Berdiri pada bulan Februari 2005
oleh 3 orang mantankaryawan PayPal, yaitu Chad Hurley,Steve Chen
dan Jawed Karim.49
Salah satu layanan dari Google ini, memfasilitasi penggunanya
untuk mengupload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain
dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan YouTube adalah
48 Feri Sulianta, Keajaiban Sosial Media, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h.5-8.
49
Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir, Youtube Sebagai Sarana
KomunikasiBagi Komunitas Makasarvidgram, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5 No.2 Juli - Desember
2016, h.1
39
database video yang paling popular di dunia internet, atau bahkan
mungkin yang paling lengkap dan variatif.50
Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul
“Development Of Youtube Integrated Google Classroom Based E-
Learning Media For The Light-Weight Vehicle Engineering
Vocational High School” mengemukakan YouTube is a database
platform on the internet that can be used by users to upload, share and
watch videos. In education, You-Tube can be used as an e-learning
platform that allows teachers and students to publish videos that
demonstrate an understanding of a topic, thereby creating a social
and digital community that specializes in a skill. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat diartikan YouTube platform basis data di internet yang
dapat digunakan oleh pengguna untuk mengunggah, berbagi, dan
menonton video. Dalam pendidikan, YouTube dapat digunakan
sebagai platform e-learning yang memungkinkan guru dan siswa
untuk mempublikasikan video yang menunjukkan pemahaman tentang
suatu topik, sehingga menciptakan komunitas sosial dan digital yang
berspesialisasi dalam keterampilan.51
Patricia G. Lange mengemukakan pendapat mengenai YouTube
yang menuliskan bahwa “Youtube is a public video sharing website
where people can experience varying degrees of engagement with
video, ranging from casual viewingto sharing video in order to
maintain social relationships”.52
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
diartikan bahwa YouTube adalah situs web yang digunakan untuk
50Ibid.
51
WillyPrastiyo, Development OfYoutube IntegratedGoogle Classroom Based E-Learning
Media For The Light-Weight Vehicle Engineering Vocational High School, Jurnal Pendidikan Vokasi,
Volume 8, No 1.February 2018, h.55.
52Patricia G. , Publicly Private and Privately Public: Social Networking on Youtube, Journal
of Computer-Midiated Communication 13. 2008, h. 361.
40
berbagi kepada publik sehingga dapat menjadi sebuah hubungan
sosial.
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dmitry Kuznetsov
dan Milan Ismangil dari Chinese University Hong Kong yang
menuliskan YouTube is the root, the platform where videos get posted
and disseminated by con-tent creators.53
Berdasarkan pendapat
tersebut dapat diartikan YouTube merupakan sebuah platform tempat
video diposting dan disebarluaskan oleh pembuat konten.
YouTube merupakan jejaring yang berbentuk audio visual.
YouTube merupakan situs sosial yang sangat popular dalam kalangan
masyarakat.Seperti yang dinyatakan oleh Keong dan Carol bahwa
youtube saat ini dijadikan jejaring sosial yang banyak dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran.54
Youtube merupakan salah satu rangkaian sosial yang sangat
popular dalam kalangan masyarakat global. Youtube juga telah
digunakan sebagai salah satu media pembelajaran. Buktinya, pada
tahun 2009 dan 2010 laman sosial Youtube telah terpilih sebagai laman
perkongsian video yang mendapat undian terbanyak dalam “The
Emerging List of Top 100 Tools for Learning”. Oleh itu, kebenaran
bahawa laman sosial Youtube boleh membantu dalam proses
pembelajaran seseorang individu.55
53Dmitry Kuznetsov and Milan Ismangil,YouTube as Praxis? On BreadTube and the
DigitalPropagation of Socialist Thought, Creative Commons License, 2020, h.208.
54Asnawi, Presepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube dalam Pembelajaran Mata
Kuliah Membaca, Volume 4, Nomor 3. Desember 2016. P-ISSN 2338-0446, h.14.
55Ibid.
41
YouTube mempunyai lima karakteristik;
1. Tidak ada batasan durasi untuk mengunggah video. Hal ini
yang membedakan YouTube dengan beberapa aplikasi lain
yang mempunyai batasan durasi minimal waktu semisal
instagram, snapchat, dan sebagainya.
2. Sistem pengamanan yang akurat, dimana YouTube membatasi
pengamanannya dengan tidak mengizinkan video yang
mengandung SARA, illegal, dan akan memberikan
pertanyaan konfirmasi sebelum menggungah video.
3. Berbayar. YouTube memberikan penawaran bagi siapapun
yang mengunggah videonya dan mendapatkan minimal 1000
viewers penonton maka akan diberikan honorarium.
4. Sistem offline; YouTube memiliki fitur baru bagi para
pengguna untuk menonton video secara sistem offline. Sistem
ini memudahkan para pengguna untuk menonton video pada
saat offline tapi sebelumnya video tersebut harus di download
terlebih dahulu.
5. Tersedia editor sederhana. Pada menu awal menguggah video,
pengguna akan ditawarkan untuk mengedit videonya terlebih
dahulu. Menu yang ditawarkan adalah memotong video,
memilah warna, atau menambahkan efek perpindahan video.56
56Yolanda Stellarosa, Sandra Jasmine Firyal , dan Andre Ikhsano, Pemanfaatan Youtube
sebagai Sarana Transformasi Majalah Highend, Jurnal Lugas, Vol. 2, No. 2. Desember 2018. P-ISSN
2580-8338. E-ISSN 2621-1564, h.62
42
3. Profil Akun YouTube Kok Bisa?
Channel YouTube “Kok Bisa?” merupakan channel Youtube
yang berisi konten-konten edukasi yang dikemas menggunakan bahasa
serta pembahasan yang sederhana namun tetap berdasarkan ilmu
pengetahuan. Channel YouTube “Kok Bisa?” dalam video-videonya
dibawakan dengan cara yang berbeda yaitu berupa video ilustrasi dan
infografis yang digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan-
pertanyaan yang ada di masyarakat.
Channel YouTube ini dikembangkan oleh Gerald Sebastian,
Alvin Disatputra, dan Ketut Yoga Yudistira. Channel ini mulai
beroperasi pada 15 Juni 2015. Tujuan dari dibentuknya channel
YouTube ini yaitu karena kekhawatiran akan tayangan-tanyangan
yang kurang mengedukasi di Indonesia, sehingga pendiri channel ini
menghadirkan video dengan konten edukasi yang dapat dinikmati
oleh semua kalangan tanpa batas umur.
Memiliki kelebihan masing-masing, membuat ketiganya
berbagi tugas menurut keahlian masing-masing. Ide-ide didapatkan
dari pertanyaan-pertanyaan sederhana dari masyarakat yang sedang
hangat dibicarakan. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, salah satu
pediri yaitu Alvin membuat riset dan pencarian mengenai fakta dan
info mengenai topik yang akan dijadikan konten video. Selanjutnya,
Gerald membuat ilustrasi untuk melengkapi naskah yang telah dibuat
Alvin. Ilustrasi tersebut juga bermanfaat agar tanyangan lebih menarik
minta untuk di tonton. Pada fase terakhir dikerjakan oleh Yoga,
dengan menggabungkan ilustrasi hingga menjadi video animasi.
Hingga saat ini Channel YouTube“Kok Bisa?” sudah memiliki
pengikut hingga 1.479.462 subscriber. Video-video pada channel ini
43
diklasifikasikan berdasarkan pembahasannya, seperti sejarah, biologi,
ekonomi, bahasa, geografi, kimia, fisika, sosial dan politik dan lain-
lain. Pengelompokan ini bertujuan agar penonton dapat dengan mudah
mencari video yang akan ditonton.
Gambar 2.1 halaman awal channel YouTube Kok Bisa?
Gambar 2.2 daftar playlist channel YouTube Kok Bisa?
44
D. Pembelajaran Menulis
1. Pengertian Menulis
Tarigan memberikan suatu batasan atau pengertian tentang
menulis. Menurutnya menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang itu dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut.57
Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran dan
perasaan melalui suatu lambang. Apabila seseorang diminta untuk
menulis maka berarti ia akan mengungkapkan pikiran atau perasaannya
ke dalam bentuk tulisan. Jadi menulis itu berarti melakukan hubungan
dengan tulisan.58
Pendapat lain dikemukakan dalam buku “On Writing Educational
Ethnographies: The Art of Collusio”.59 yang menyebutkan bahwa Writing
is an infinite dialogue between the writer and her/his reader. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat diartikan bahwa menulis adalah dialog tanpa
batas antara penulis dan pembacanya.
Menurut Hayon menulis adalah segala kegiatan yang berkaitan
dengan perihal menulis. Menulis ada hubungannya dengan orang yang
menulis, bahan yang ditulis dan masyarakat sebagai sasaran pembaca.
Itulah dunia kepenulisan yang saling berkaitan satu sama lain.60
57Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal
Mandiri Publishing, 2016), Cet.1, h.3.
58Ibid.
59
Jean Conteh dkk, On Writing Educational Ethnographies: The Art of Collusio, (USA:
Tretham Book, 2012). h.39.
60Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf, (Yogyakarta: Deepblish, 2015), h.1
45
Unsur-unsur dalam menulis minimal mencapai empat aspek, yaitu:
1. Aspek gagasan yang akan disampaikan yang berupa topik
masalah,
2. Aspek tulisan yang berbentuk jenis karangan, sebagai gaya
cara menulis karangan narasi, deskripsi argumentati,
persuasi, atau eksposisi agar pembaca dapat mencerna
tulisannya,
3. Aspek keterpaduan antarparagraf agar tidak tumpang tindih
pembahasannya, dan
4. Aspek bahasa memilih diksi yang tepat dan gaya bahasa.61
Suparno dan Yunus mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat dan
medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang
dapat dilihat dan disepakati pemakainya.62
Selanjutnya, Wiyanto menambahkan bahwa menulis adalah
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan
ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Tulisan
dibuat untuk dibaca orang lain agar gagasan yang disampaikan penulis
dapat diterima oleh pembaca.63
Menurut Zaena Arifin yang dikutip Suriamiharja, keterampilan
menulis dapat dilihat melalui jalan tes. Tes merupakan suatu cara dalam
rangka kegiatan evaluasi yang di dalamnya terdapat berbagai item atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa.
61Ibid.
62
Ibid.
63Ibid., h.2.
46
Pekerjaan dan jawaban itu kemudian akan menghasilkan nilai tentang
perilaku siswa tersebut.64
Pada dunia pendidikan, kegiatan menulis sangat penting dalam
melatih seseorang (anak didik) menuangkan dan mengembangkan ide,
pengalaman, serta kemampuan berpikirnya ke dalam bentuk tulisan.
Secara lebih rinci, Enre mengatakan bahwa paling tidak kemampuan
menulis sangat penting dalam hal:
a. Menulis menolong seseorang merangsang pemikiran untuk
menemukan kembali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan
dalam memorinya.
b. Menulis berarti menghasilkan ide-ide baru, mencari pertalian dan
hubungan, serta menarik persamaan tentang topik-topik yang
relevan dengan ide tulisan.
c. Menulis berarti membantu mengorganisasikan pikiran,
penjernihkan konsep yang kurang jelas.
d. Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan
dievalusai, dan ide-idenya lebih objektif.
e. Menulis membantu seseorang menyerap dan menguasai informasi
baru dan menyimpannya lebih lama.
f. Menulis akan membenatu seseorang memecahkan masalah dengan
memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkan dalam sebuah
konteks visual sehingga dapat diuji.65
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa menulis
merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran
atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan
kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca
64 Andri Wicaksono, Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya,
(Garudhawaca, 2014), h.87.
65 Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf, (Yogyakarta: Deepblish, 2015), h.3.
47
seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut sehingga tercipta sebuah
produk bahasa (artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik,
dan cerita) yang dapat dikomunikasikan pada orang lain.
2. Tujuan Menulis
Secara garis besar, penulis dengan tulisannya berupaya untuk
memberikan atau menyampaikan segala bentuk dan macam informasi
kepada pembaca.Bila tujuan penulis tercapai, maka dengan sendirinya
pembaca telah merasa mendapatkan sesuatu dari penulis.66
Penulis melalui pengungkapannya mengharapkan apa yang
diungkapkannya bisa sampai sesuai dengan konsep berfikir penulis yang
tertuang dalam karangan.Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis
membuat atau menyusun tulisannya dengan bahasa yang mudah
dipahami, jelas dan penyajian yang sistematis atau teratur.67
Sebuah tulisan yang baik harus disesuaikan dengan berbagai
situasi. Situasi yang dimaksud meliputi:
a. Tujuan menulis yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada
diri pembaca
b. Keadaan dan tingkat kemampuan pembaca yaitu kelompok
usia, terpelajar atau tidak terpelajar, dll
c. Keadaan yang terlibat dalam penulisan yaitu berupa waktu,
tempat, kejadian atau peristiwa, masalah yang memerlukan
pemecahan dan sebagainya.68
66Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal
Mandiri Publishing, 2016), h.4
67Ibid.
68
Imron Rosidi, Menulis Siapa Takut?, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), Cet.1, h.4.
48
Proses menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi.
Dalam kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan
tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-
tujuan yang lain. Akan tetapi biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan
yang didominan dalam sebuah tulisan yang memberi nama keseluruhan
tulisan atau karangan tersebut. Ditinjau dari sudut kepentingan pengarang,
menulis memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan penugasan
Pada umumnya para pelajar menuliskan sebuah
karangan dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya
berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.
b. Tujuan estetis
Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan
untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah
puisi, cerpen, maupun novel. Untuk itu, penulis pada
umumnya memerhatikan benar pemilihan kata atau diksi serta
penggunaan gaya bahasa. Kemampuan penulis dalam
mempermainkan kata sangat dibutuhkan dalam tulisan yang
memiliki tujuan estetis.
c. Tujuan penerangan
Surat kabar maupu majalah merupakan salah satu
media yang berisi tulisan dengan tujuan penerangan. Tujuan
utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi
informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus
mampu memberikan informasi yang dibutuhkan pembaca
berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial, maupun
budaya.
49
d. Tujuan pernyataan diri
Penulisan surat, baik surat pernyataan maupun surat
perjanjian merupakan tulisan yang bertujuan untuk pernyataan
diri.
e. Tujuan kreatif
Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses
kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu
berbentuk puisi maupun prosa. Anda harus menggunakan daya
imajinasi secara maksimal, mulai dalam mengembangkan
penokohan, melukiskan setting, maupun yang lain.
f. Tujuan komsumsif
Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual
dan dikonsumsi oleh para pembaca. Dalam hal ini, penulis
lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca. Penulis
lebih berorientasi pada bisnis.69
3. Tahap-tahap Menulis
Tompkins membagi tahapan dalam menulis ada lima tahap, yakni:
a. Tahap Prapenulisan
Tahap prapenulisan mengacu pada proses perencanaan atau
persiapan dalam menulis. Tahap ini sebenarnya merupakan tahap
yang sangat penting dalam aktivitas menulis. Persiapan berkaitan
dengan ide tulisan maupun ketercukupan bahan yang digunakan
dala proses penulisan selanjutnya
Seorang penulis menentukan apa yang akan dibahas dalam
tulisan. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Topik dapat
diperoleh melalui pendengaran, penglihatan, dan perasaan. Dalam
69 Dalman, Keterampilan Menulis, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016), h.13-15.
50
konteks ini, membaca dengan tekun dan kritis akan memberikan
sumbangan yang besar dalam pemerolehan ide. Selain itu,
pengalaman merupakan sumber informasi yang sangat penting. Di
samping itu, seorang penulis dapat menemukan topik tulisan dari
pengamatan terhadap lingkungan. Penulis juga dapat menulis
tentang pendapat, sikap dan pandangan sendiri atau orang lain.
Jadi sebenarnya topik karangan dapat ditemukan dimana-mana.
Topik yang ditetapkan biasanya memenuhi asas
kemanfaatan, kemenarikan dan fisibilitas. Topik hendaknya
mampunyai manfaat bagi diri sendiri maupun pembaca. Apakah
topik yang dipilih akan mampu memberikan kontribusi dalam
pengembangan ide, pengembangan keilmuan atau berdampak
praktis terhadap nilai-nilai kehidupan. Kemenarikan topik juga
sangat penting untuk diperhatikan. Topik yang dipilih hendaknya
menarik bagi penulis maupun pembaca. Untuk itu topik
semestinya aktual, berorientasi pada isu kekinian dan ke masa
depan. Hal ini menjadi kunci penting menarik tidaknya suatu topik
tulisan.
Selain kedua asas tersebut di atas, topik hendaknya juga
memiliki asas fisibilitas. Artinya, topik yang dipilih merupakan
ide yang mampu digarap. Untuk itu, memilih topik hendaknya
yang berkaitan dengan bidang kajian yang kita tekuni. untuk
memudahkan proses penulisan, hendaknya cakupan topik tidak
terlalu luas. Bila topik itu terlalu luas, maka penulisan harus
berupaya membatasi topik.
Membatasi topik berarti mempersempit dan memperjelas
konteks pembicaraan. Untuk mempermudah proses pembatasan
tersebut, dapat digunakan gambar, bagan, atau cara visualisasi
yang lain. Dengan membatasi topik, sebenarnya juga telah
51
menentukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan di sini diartikan
sebagai semacam pola yang mengendalikan tulisan secara
menyeluruh. Dengan menentukan tujuan penulisan, penulis tahu
apa yang akan dilakukan, apa yang diperlukan, berapa luas
lingkup tulisan, siapa pembaca, sudut pandang penulisan, dan pola
penggarapannya. Secara eksplisit tujuan itu dapat dinyatakan
dalam bentuk tesis atau pernyataan maksud.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pembaca dan
bentuk tulisan. Siapa yang menjadi pembaca; apakah umum,
siswa, atau komunitas tertentu, selain itu bentuk tulisan harus
diperhatikan apakah puisi, verpen, drama, artikel, atau tulisan lain.
Penentuan pembaca dan bentuk tulisan akan berimplikasi pada
gaya penulisan dan pemilihan bahan.
Langkah berikutnya ialah mengumpulkan bahan dan
pengorganisasian ide. Yang dimaksud dengan bahan penulisa ialah
semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan
penulisan atau bahan yang berkaitan dengan ide penulisan, bentuk
tulisan. Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah, kasus,
contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil
pengujian, dan sebagainya.
Sumber utama untuk memperoleh bahan, terdapat dua yaitu
pengalaman dan sumber pustaka. Pengalaman merupakan
keseluruhan pengetahuan yang diperoleh melalui pancaindra,
sedangkan inferensi merupakan kesimpulan atau nilai-nilai yang
ditarik dari pengalaman. Bahan yang diperleh dari pengalaman
mungkin didapatkan melalui observasi langsung atau bacaan.
Langkah berikutnya menyusun kerangka karangan.
Menyusun kerangka berarti memecahkan topik ke dalam sub-
topik. Kerangkan tersebut dapat berbentuk kerangka topik maupun
52
kerangka kalimat. Selanjutnya, kerangka itu dapat disusun dengan
berbagai cara. Kerangka karangan yang baik harus logis,
sistematis, dan konsisten.
Penyusunan keranga karangan merupakan kegiatan
terakhir pada tahap persiapan atau prapenulisan. Akan tetapi,
sebelum meningkat pada tahap penulisan, perlu dikaji kembali
persiapan yang sudah dibuat.
b. Tahap penulisan
Tahap penulisan bagi penulis pemula tentunya merupakan
tahap yang paling sulit dilakukan. Kondisinya sangat berbeda
dengan penulis yang sudah mahir. Namun, apapun yang terjadi,
hal ini harus dimaklumi. Hal yang diperlukan adalah adanya
kemauan yang kuat dari diri sendiri. Berikut merupakan langkah-
langkah dalam tahap penulisan
a) Pertama, menuangkan ide secara langsung dalam bentuk
tulisan. Ide dituangkan dalam bentuk tulisan
mempedulikan apapun yang terjadi. Kita tidak perlu
berfikir apakah tulisan kita baik atau buruk, apakah
struktur kalimatnya benar. Apa yang kita pikirkan
dituangkan dulu dalam bentuk tulisan. Setelah tulisan kita
dianggap selesai, baru melakukan revisi.
b) Kedua, menuangkan ide berdasarkan keranga karangan.
Tulisan mengacu pada keranga karangan. Setiap topik dan
subtopik yang ada dalam kerangka karangan kita coba
uraikan. Di sini kita dapat menuangkan kalimat-kalimat
topik yang menjiwai paragraf. Uraian dilakukan secara
bertahap. Maksudnya, topik-topik yang ada kita
kembangkan secara sistematis. Namun, bila tiba-tiba kita
53
kekurangan bahan, kita bisa beralih kepada kerangka yang
lain.
Pada saat proses penulisan itu berlangsung, potensi kreatif
kita dalam menulis akan berperan secara maksimal. Kelancaran
dalam penuangan ide itu ditentukan oleh seberapa kaya skemata
tentang ide yang akan ditulis. Selain itu, kelancaran seseorang
dalam menulis juga ditentukan oleh kekayaan bahasa, kosa kata,
gaya penceritaan yang dimiliki.
c) Tahap revisi
Draf seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu
dibaca kembali. Mungkin draf itu perlu ditambah, diperbaiki,
dikurangi, dan diperluas. Sebenarnya, revisi ini sudah dilakukan
pada saat tahap penulisan berlangsung. Namun pada tahap ini,
yang dilakukan adalah revisi keseluruhan sebelum naskah jadi.
Tahap ini biasanya terfokus pada isi. Dengan demikian,
penulis harus memperkaya isi tulisan. Cara yang perlu dilakukan;
pertama, menggali informasi melalui bahan bacaan. Kedua, kita
melakukan pengamatan atau penggalian terhadap fenomena
kehidupan, baik secara langsung maupun melalui media
audiovisual.
d) Tahap Editing
Editing merupakan tahapan yang berkaitan dengan
penulisan secara final. Bila tahap-tahap sebelumnya difokuskan
kepada iai, editing lebih difokuskan pada masalah mekanik,
seperti ejaan, penggalan kata, kata hubung, struktur kalimat, dan
sebagainya. Maksud dilakukan editing ini agar tulisan itu memiliki
tingkat keterbacaan yang baik.pembaca akan mudah memahami
tulisan kita. Jarak antara pembaca dengan ide menjadi lebih dekat
dan tulisan itu juga lebih komunikatif.
54
Banyak ahli yang menyarankan bahasa yang digunakan
disesuaikan dengan bentuk tulisan. Tulisan fiksi dan nonfiksi
menghadapi realisasi bahasa yang berbeda. Selain
kekomunikatifan, tulisan fiksi menghendaki adanya diksi dan
estetis.
e) Tahap publikasi
Tahap terakhir dalam proses penulisan adalah publikasi.
Publikasi di sini dapat dimaknai sebagai proses
mengkomunikasikan tulisan kepada pembaca atau orang lain.
Bentuk publikasi ini sangat beraham. Apakah pembaca atau orang
lain. Bentuk publikasi ini sangat beragam. Apakah media yang
akan digubakan dalam bentuk buku, surat kabar, atau lainnya.
Semuanya itu tergantung pada penulis dan kesesuaian tulisan
dengan media yang dituju. Banyak cara yang dapat dilakukan
dalam mempublikasikan tulisan. Yang terpenting, ide dengan
wadah media harus relevan.70
4. Teks ulasan
Salah satu teks yang dipelajari adalah teks ulasan. Dalam buku guru
Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa teks ulasan adalah sebuah teks
yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai hal. Analisis itu
bisa berbentuk buku, novel, berita, laporan, atau dongeng. Teks tersebut
memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan dengan latar,
waktu, tempat, serta karakter yang ada di dalam teks tersebut. Pada
dasarnya, teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku atau yang lain
untuk koran atau penerbitan. Teks ulasan (review) atau laporan buku
70Sukino, Menulis itu Mudah. Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal, (Yogyakarta:
Pustaka Populer, 2010), Cet.1, h.19-30.
55
merupakan suatu teks yang memiliki tujuan sosial untuk menilai daya
tarik dari suatu karya.71
Teks ulasan adalah pertimbangan, kajian, bedah, telaah, tafsiran,
atau resensi. Secara umum, teks ulasan adalah penelitian terhadap
kualitas suatu karya dari kelebihan dan kekurangannya. Karya dimaksud
berupa buku, film, lukisan, musik, atau karya lainnya.72
Menyunting teks ulasan film, hal yang perlu diperhatikan
untuk disunting adalah kesesuaian dengan struktur teks ulasan. Struktur
teks ulasan terdiri atas bagian orientasi, rangkuman, tafsiran isi,
evaluasi, dan rangkuman.73
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyunting adalah
menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan
segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi,
dan struktur kalimat). Sehingga, untuk dapat menyunting teks ulasan
film dengan baik perlu memperhatikan ejaan, pilihan kata (diksi), dan
keefektifan kalimat.74
E. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah hasil penelitian yang menjadi perbandingan penulis
dalam penelitian ini. Penelitian mengenai penggunaan media pembelajaran
dan pembelajaran menulis teks ulasan sudah beberapa kali diteliti. Berikut
71
Putu Desi Arnadi, Sang Ayu Putu Sriasih, dan Ni Made Rai Wisudariani, Media Guru
dalam Pembelajaran Menulis Teks Ulasan di Kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja, e-Journal
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015, h.2.
72Kartika Pandu Latsiya, Keefektifan Pembelajaran Menyunting Teks Ulasan Film dengan
Model Pembelajaran Think Pair Share dan Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa
Kelas XI SMA, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2016. p-ISSN 2252-6722 e-ISSN
2503-3476, h.43.
73Ibid.
74Ibid.
56
merupakan penjabaran mengenai perbedaan dan persamaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu:
Penelitian pertama dilakukan oleh Fitriani Widyo Putri mahasiswa S1
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul skripsi “Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks ulasan Film Pendek dengan Strategi Think Talk
Write (TTW) pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon Bantul DIY”.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggunakan
teknik analisi data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi, angket, observasi, wawancara,
catatan lapangan, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
keterampilan menulis teks ulasan film pendek siswa kelas XI IPS1 SMA
Negeri 1 Sewon Bantul DIY. Peningkatan tersebut ditunjukkan dari kualitas
proses pembelajaran yang tercermin dalam perhatian siswa terhadap
pembelajaran, gairah belajar siswa, keaktifan siswa terhadap pembelajaran,
ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan tugas. Peningkatan secara
produk dapat dilihat dari skor rata-rata keterampilan menulis dari pratindakan
sampai siklus III. Pada pratindakan, skor rata-rata kelas diperoleh sebesar
52,41, kemudian meningkat menjadi 71 pada siklus I. Pada siklus II skor rata-
rata kelas meningkat menjadi 74,90, dan meningkat lagi menjadi 82,87 pada
siklus III. Peningkatan skor rata-rata kelas dari siklus I sampai siklus III
sebesar 11,87, sedangkan skor rata-rata kelas dari pratindakan sampai siklus
III sebesar 30,46.75
75Fitriani Widyo Putri, “Peningkatan Keterampilan menulis teks ulasan film pendek dengan strategi
think talk write (TTW) pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sewon Bantul DIY”, Skripsi. (Yogyakarta:
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA,2016)
http://eprints.uny.ac.id/41553/1/Fitriani%20Widyo%20Putri_12201241012.pdf. diunduh pada september 2019.
57
Berdasarkan penelitian milik Fitriani, terdapat perbedaan dan
persamaan padan penelitian ini. Persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian Fitria terletak pada variable keterampilan menulis teks ulasan.
Perbedaannya, peneltian Fitriani lebih memfokuskan pada pemilihan strategi
yaitu strategi Think Talk Write (TTW). Sedangkan penelitian ini lebih fokus
pada penggunaan media pembelajaran yang menggunakan media YouTube
dengan akun YouTube“Kok Bisa?”
Penelitian kedua dilakukan oleh Zuparti mahasiswa S1 jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan judul skripsi
“Kemahiran Menulis Teks ulasan Drama dengan Menggunakan Strategi
Generatif pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tanjungpinang”. Penelitian ini
menggunakan metode deskripstif kuantitatif.Secara umum kemahiran menulis
teks ulasan drama/film menggunakan Strategi Pembelajaran Generatif adalah
25 siswa memperoleh nilai 80-100 termasuk kreteria sangat baik, 2 siswa
(6,66%) memperoleh nilai baik dengan 66-79 termasuk Kreteria baik, 1 siswa
(3,33%) memperoleh nilai 56-66 memperoleh kreteria cukup, 1 siswa (3,33%)
siswa yang memperoleh nilai kurang dengan 40-55 yang termasuk kreteria
kurang, dan 1 siswa (3,33%) siswa yang memperoleh nilai gagal dengan 30-
39 yang termasuk kreteria gagal. Adapun nilai rata-rata yang diperoleh dari 30
orang siswa adalah 85.76
Berdasarkan penelitian milik Zuparti, terdapat perbedaan dan
persamaan pada penelitian ini. Persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian Fitria terletak pada variable keterampilan menulis teks ulasan.
Perbedaannya, peneltian Zuparti lebih memfokuskan pada pemilihan strategi
76Zuparti, “Kemahiran Menulis Teks Ulasan Drama Dengan Menggunakan Strategi Generatif Pada
Siswa Kelas Xi Smk Negeri 1 Tanjung Pinang Tahun Pelajaran 2017/2018”, Skripsi, (Tanjung Pinang: Universitas
Maritim Raja Ali Haji, 2018), http://repository.umrah.ac.id/1321/1/ZUPARTI-140388201037-FKIP-2018.pdf. diunduh pada September 2019.
58
yaitu strategipembelajaran Generatif. Sedangkan penelitian ini lebih fokus
pada penggunaan media pembelajaran yang menggunakan media YouTube
dengan akun YouTube“Kok Bisa?”.
Penelitian ketiga dilakukan oleh I.W. Iwantara, I.W. Sadia, dan I.K.
Suma, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Ganesha yang membuat jurnal dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran IPA terhadap
Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa”. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest non-equivalent
control group design. Instrumen yang digunakan berupa angket motivasi dan
tes pemahaman konsep. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan
MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Terdapat perbedaan
motivasi belajar dan pemahaman konsep yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan media riil, media video youtube dan media charta
(F=19,630; p<0,05). 2) Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video
youtube dan media charta (F= 168.594 ; p < 0,05). Hasil uji lanjut dengan
LSD menunjukkan bahwa media video youtube lebih unggul dibandingkan
dengan media riil dan media charta dalam menanamkan motivasi belajar
kepada siswa. 3) Terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video
youtube dan media charta (F= 149,252 ; p < 0,05). Hasil uji lanjut dengan
LSD menunjukkan media riil dan media video youtube lebih unggul dari
media charta dalam menanamkan pemahaman konsep ke siswa.77
77Iwantara, Sadia, dan Suma, “Pengaruh Penggunaan Media Video Youtube dalam
Pembelajaran Ipa terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa”,e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4 Tahun 2014.
59
Berdasarkan penelitian milik I.W. Iwantara, I.W. Sadia, dan I.K.
Suma, terdapat perbedaan dan persamaan pada penelitian ini. Persamaan
antara penelitian ini dengan penelitian milik oleh I.W. Iwantara, I.W. Sadia,
dan I.K. Suma terletak pada penggunaan media pembelajaran, yaitu
penggunaan video YouTube. Perbedaannya penelitian milik oleh I.W.
Iwantara, I.W. Sadia, dan I.K. Suma meneliti mengenai pengaruh YouTube
terhadap motivasi belajar, sedangkan penelitian ini lebih fokus pada
penggunaan YouTube pada pembelajaran menulis teks ulasan.
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 13 Jakarta yang beralamat
JalanMuckhtar Raya, Gg. H. Doel, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan. Telp(021) 73883765. Adapun penelitian ini dilaksanakan sejak judul
penelitian diajukan hingga skripsi selesai ditulis, yaitu sejak Juli 2019 hingga 12
Maret 2020.
B. Metode Penelitian
Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodosterdiri dari dua kata
yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, arah, cara). Arti kata
methodos adalah metode ilmiah yaitu cara melakukan sesuatu menurut aturan
ilmu yang membicarakan tentang metode.1
Metodologi adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan
penelitian yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan danprosedur yang
digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.2
Penelitian dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat dari
sususan katanya, terdiri dari dua suku kata, yaitu re yang berarti melakukan
kembali atau pengulangan dan search dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih
mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu yang diteliti.3
Menurut Denzin dan Lincon menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan
1Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Kencana, 2011), h. 22.
2Ibid.
3 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV Jejak,
2018), h.7.
61
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada. Erickson menyatakan bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk
menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan
dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.4 Penelitian
kualitatif pada permulaannya banyak digunakan dalam bidang sosiologi,
antropologi, dan kemudian memasuki bidang psikologi, pendidikan, bahasa dan
cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Penelitian kualitatif dalam analisis datanya
tidak menggunakan analisis statistik, tetapi lebih banyak secara naratif. 5
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang
.melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut.6 Penelitian pada skripsi ini yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas
VIII MTs Negeri 13 Jakarta. Media YouTube dipilih peneliti untuk melihat
kemampuan menulis teks ulasan dengan menggunakan channel ‘Kok Bisa?’
C. Subjek dan Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah karangan teks ulasan yang ditulis oleh
siswa-siswi MTs Negeri 13 Jakarta. Sementara itu, subjek dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta tahun pelajaran 2019/2020.
4Ibid.
5 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2017), h.331.
6 Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011),. 197.
62
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam
penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitianya.
Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data.7 Untuk memperoleh data data seperti
yang dimaksud, penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi,
wawancara dan tes unjuk kerja.
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlagsung.8
Observasi dilakukan di MTs Negeri 13 Jakarta dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Observasi dilakukan
dengan cara melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebagaimana
keadaan sebenarnya proses pembelajaran dengan materi teks ulasan.
Peneliti dalam melakukan Kegiatan Belajar Mengajar berperas sebagai
pendidik. Selain mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar, peneliti
memberikan arahan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
mengenal channel YouTube ‘Kok Bisa?’.Kemudian hasil kerja yang
diperoleh dapat digunakan untuk menilai tingkat ketepatan data dan
informasi.
7 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.205.
8Ibid., h.216
63
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung
dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-
peraturan tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan
kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian.9
Penelitian ini dalam menggunakan teknik dokumentasi yaitu berupa foto-
foto kegiatan selama proses penelitian yang dilakukan seperti pada
kegiatan pembelajaran, RPP, tulisan siswa berupa karangan teks
ulasanyang merupakan hasil kerja siswa.
c. Tes
Menurut Sudijono tes adalah alat ukur atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes juga dapat
diartikan sebagai alat penguukur yang mempunyai standar objektif,
sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-betul dapat
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan
tingkah laku individu. Dengan kata lain, tes merupakan suatu prosedur
yang sistematik untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih
karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numerik atau sistem
kategori.10
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau
sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.11
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes praktik
menulis. Peneliti meminta siswa untuk menonton video yang terdapat
pada channel YouTube ‘Kok Bisa?’. Setelah siswa menonton video, siswa
diminta untuk membuat ulasan mengenai isi video. Pengerjaan tes
dilakukan secara indivudu dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
9 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.219.
10
Ibid., h.218.
11 Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.264.
64
menulis teks ulasan siswa. Selain itu dilakukannya tes juga bertujuan
untuk mengetahui penggunaan media YouTube dalam pembelajaran
menulis teks ulasan merupakan media yang tepat selain media karya
sastra berupa novel, cerpen, drama, puisi dan film.
d. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara
adalah suatu bentk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang
bertujuan memberoleh informasi.12
Wawancara dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan
cara mewawancarai guru dan murid terkait penggunaan media
pembelajaran YouTube. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah YouTube memiliki peran penting sebagai media yang
menunjang pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.13
Berdasarkan data yang dicari, instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti dan lembar kerja siswa berupa teks ulasan mengenai video yang telah
ditonton siswa yang kemudian menjadi bahan dasar siswa dalam menulis teks
ulasan sebagai alat tes. Lembar kerja siswa diperoleh ketika proses
pembelajaran berlangsung.
Kisi-kisi mengenai penilaian keterampilan menulis teks ulasan
tersebut di buat peneliti berdasarkan panduan buku Bahasa Indonesia Kelas
VIII, dengan tujuan untuk mengumpulkan data terkait dengan keterampilan
12 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.212.
13
Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.263
65
menulis teks ulasan siswa sesuai dengan struktur yang terdapat pada teks
ulasan. Aspek yang dinilai dalam menulis teks ulasan berupa struktur teks
ulasan yang terdiri dari identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran,
evaluasi dan rangkuman.
Identitas karya merupakan identitas mengenai karya yang akan diulas,
mencakup judul, pengarang, dll. Orientasi merupakan pengenalan gambaran
umum mengenai karya yang akan diulas. Sinopsis atau tafsiran merupakan
ringkasan mengenai pemahaan penulis terhadap suatu karya.. Evaluasi adalah
paparan mengenai kelebihan dan kekurangan suatu karya. Rangkuman
merupakan bagian kesimpulan penulis mengenai karya yang diulas, pada
bagian ini memuat opini penulis terhadap suatu karya. Masing-masing
indikator mengenai struktur diberikan skor dengan melihat Tingkat Capaian
Kinerja dengan skala 1-4.
1. Tes Kemampuan Menulis Teks ulasan
Table 3.1
Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Menulis Teks ulasan Siswa
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
66
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kriteria Penilaian Menulis Teks ulasan
Aspek Skor Rentan
Mutu
Indikator
Identitas karya 4 A Terdapat 5 identitas karya yang
ditemukan.
3 B Terdapat 4 identitas karya yang
ditemukan.
2 C Terdapat 3 identitas karya yang
ditemukan.
1 D Terdapat 2 identitas karya yang
ditemukan.
Orientasi
(gambaran umum)
4 A Gambaran umum jelas dan isi sesuai
dengan judul.
3 B Gambaran umum cukup jelas dan isi
sesuai dengan judul.
2 C Gambaran umum kurang jelas dan isi
tidak sesuai judul.
1 D Gambaran umum tidak jelas dan isi
tidak sesuai dengan judul.
Sinopsis atau
tafsiran
4 A Penjelasan tafsiran sangat baik dan
isi yang disampaikan terperinci.
3 B Penjelasan tafsiran cukup jelas dan
isi yang disampaikan cukup
terperinci.
2 C Penjelasan tafsiran cukup baik,
namun isi yang disampaikan kurang
terperinci.
67
1 D Penjelasan tafsiran kurang baik,
namun isi yang disampaikan tidak
terperinci.
Evaluasi 4 A Menuliskan kekurangan dan
kelebihan karya dengan disertai
penjelasan.
3 B menuliskan kekurangan dan
kelebihan karya namun tidak
menyertakan penjelasan.
2 C Menuliskan salah satu (kekurangan
atau kelebihan) dari karya yang
diulas disertai dengan penjelasan.
1 D Menuliskan salah satu ( kelebihan
atau kekurangan)karya tanpa disertai
dengan penjelasan.
Rangkuman 4 A Menuliskan rangkuman sangat baik
dan mendukung penilaian.
3 B Menuliskanrangkuman cukup baik
dan tidak mendukung penilaian.
2 C Menuliskan rangkuman kurang baik
dan tidak mendukung penilaian.
1 D Menuliskan rangkuman tidak baik
dan tidak mendukung penilaian.
68
Skor Maksimal 20
Skor yang diperoleh
Perhitungan Nilai : X 100
Skor maksimal
Skor ini jika mengacu kepada penilaian dengan rentang 0-100. Peneliti
membuat hitungan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibagi skor
maksimal kemudian, dikalikan 100.
Peneliti dalam menentukan kriteria perhitungan presentasi mengacu pada
Burhan Nurgiantoro dalam buku Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Berikut merupakan penentuan ktiteria dengan perhitungan presentasi
untuk skala empat.
Table 3.3
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Teks ulasan Siswa14
Interval Presentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala
Empat Keterangan
1 – 4 D – A
86-100 4 A Baik Sekali
76 – 85 3 B Baik
56 – 74 2 C Cukup
10 – 55 1 D Kurang
14Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta:BPFE- Yogyakarta, 2016),hlm. 277
69
F. Teknik Analisis Data
Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus
sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan
tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis
meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi.15
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan
perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan
data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti
membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal
penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak
perlu.16
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami.17
3. Verifikasi data
Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap
pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti
inilah yang disebut sebagai verifikasi data.18
15 Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &
Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.286 16
Ibid., h.296. 17
Ibid., h.296. 18
Ibid., h.296.
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sekolah
1. Profil MTs Negeri 13 Jakarta
1) Nama Madrasah : MTs Negeri 13 Jakarta Selatan
2) No Statistik Madrasah : 121131740002
3) Akreditasi Madrasah : A
4) Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Muckhtar Raya, Gg. H. Doel,
Petukangan Utara, Pesanggrahan,
Jakarta Selatan
5) No. Telp : (021) 73883765
6) NPWP Madrasah : 00.215.972.1.013.000
7) Nama Kepala Madrasah : Drs. Nurul Huda, M.Si.
8) Kepemilikan Tanah : Pemerintah
9) Status Tanah : Hak Pakai
10) Status Bangunan : Pemerintah
2. Sejarah Singkat Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 adalah sekolah setingkat SMP
dengan kurikulum pengetahuan umum yang sama dari Dapatemen Pendidikan
Nasional, ditambah dengan kurikulum agama dari Kementerian Agama.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta terletak di Jalan H Doel, Ulujami
Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta pada
awalnya merupakan kelas jauh dari MTs Negeri 3 Jakarta, namun sejak tahun
1994 memisahkan diri dan berdiri sendiri menjadi MTs Negeri 13 Jakarta
yang pada tahun 2004 dan 2008 memiliki dua gedung kelas jauh. Pada 2010
Gedung C memisahkan diri menjadi MTs Negeri 32 Jakarta sehingga hingga
kini MTs Negeri 13 Jakarta memiliki dua lokasi dan gedung. Gedung MTs
Negeri 13 terdiri dari 2 Lokasi, Gedung A memiliki 4 lantai dengan jumlah
71
ruang sebanyak 25 ruang dan rombongan belajar 15 kelas. Gedung B memiliki
4 lantai dengan jumlah ruang sebanyak 37 ruang dan rombongan belajar 15
kelas.
3. Visi, Misi dan Kegiatan Madrasah
A. Visi:
Terwujudnya Madrasah Berkualitas, Membentuk Generasi Akhlaqul
Karimah dan Berwawasan Lingkungan Hidup”.
B. Misi:
1. Akademis :
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan peningkatan kompetensi
pendidik
b. Meningkatkan sarana dan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang
tercapainya target kurikulum
c. Memperluas pelaksaanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
d. Mengintensifkan bimbingan ujian kepada peserta didik kelas IX
e. Melaksanakan pembelajaran full day school
f. Mewujudkan lulusan yang berkualitas
2. Non-akademis :
a. Menciptakan iklim kerja yang harmonis dengan mengutamakan azas
kebersamaan dan kekeluargaan
b. Mengembangkan potensi dan bakat peserta didik melalui kegiatan
ekstrakulikuler dan dalam wadah OSIS
c. Mewujudkan prestasi madrasah melalui kegiatan ekstrakulikuler
d. Melaksanakan kegiatan yang bernuansa pesantren
e. Pengelolaan madrasah yang profesional, transparan, akuntabel dan
demokratis dengan semangat kebersamaan dan saling menghargai.
72
C. Kegiatan Madrasah
1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum yang
berlaku dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan
Kementerian Agama.
2) Mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler
secara intensif dan berkelanjutan.
3) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
melalui diklat, penataran, seminar, dll.
4) Melaksanakan pelatihan teknologi komputer bagi tenaga pendidik
dan kependidikan
5) Melaksanakan pendalaman materi dan latihan soal-soal
6) Melaksanakan tes seleksi masuk bagi peserta didik baru dan tes
baca tulis Al-Quran.
7) Melaksanakan matrikulasi peserta didik yang belum lancar
membaca al-quran.
8) Melaksanakan tadarus dan hafalan Al-Quran yang dinilai secara
periodik.
9) Membudayakan demokrasi dan transparasi melalui rapat kerja
untuk membahas dan mengevaluasi program yang dilaksanakan
setiap bulan
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta memiliki guru dan tenaga
kependidikan yang bervariatif dilihat dari, jabatan, pangkat, golongan maupun
pendidikan seperti pada tabel berikut:
73
Tabel. 4.1
Daftar Urut Kepangkatan Guru dan Tenaga Kependidikan
NO NAMA PANGKAT JABATAN PENDIDIKAN TERAKHIR
GOL/
RUANG
TMT
NAMA
THN
TKT
IJZH
1 Abdul Azis Syam,
M. Pd
IV/b 01/04/2013 Guru Madya Bahasa
Inggris
Univ. Pakuan
Bogor
2010 S2
2 Drs. H. Fahrurozi,
M.Pd
IV/b 01/04/2013 Guru Madya/Kepala
Madrasah
UHAMKA 2004 S2
3 Dra. Rosita Tabri IV/a 01/10/2005 Guru Madya SKI UMJ 1990 S1
4 Dra. Yuni
Wahyuni
IV/a 01/10/2005 Guru Madya Bahasa
Arab
IAIN 1992 S1
5 Drs. Johan Arif IV/a 01/04/2007 Guru Madya Bahasa
Indonesia
IKIP Jakarta 1992 S1
6 Dra. Hj. Halwati,
MA
IV/a 01/10/2007 Guru Madya IPA
Biologi
Institul Ilmu
Al Quran
1992 S1
7 Eneng
Ismatunniswah,
S.Ag
IV/a 01/10/2008 Guru Madya IPS IAIN 2013 S2
8 Dra. Siti Nur
Heny Yuliawati
IV/a 01/04/2010 Guru Madya Bahasa
Inggris
IKIP
Yogyakarta
1992 S1
9 Saidil Hudri,
S.Ag, M.Pd
IV/a 01/04/2010 Guru Madya
Matematika
IAIN 1996 S1
10 Dra. Nurul
Komar, M.Pd
IV/a 01/04/2010 Guru Madya Guru
Madya
UHAMKA 2005 S2
11 Siti Bayinah
M.Ag
IV/a 01/04/2010 Guru Madya AL
Qur‟an Hadits
AL AQIDAH 2005 S2
12 Fauziah Harahap,
S.Pd
IV/a 01/04/2010 Guru Madya IPS IKIP Negeri 1996 S1
13 Fitri Awaliyah,
S.Pd
IV/a 01/04/2011 Guru Madya IPA IKIP 1998 S1
14 Mardiana, S.Ag IV/a 01/04/2011 Guru Madya Al
Qur‟an Hadits
IAIN 1998 S1
15 Drs. Kaelani IV/a 01/10/2012 Guru Madya
Matematika
IAIN Syarif
Hidayatullah
1990 S1
16 Pudji Harto, M.Si IV/a 01/04/2013 KepalaUrusan Tata
Usaha
STIA Yappann 2010 S2
17 Mulyati, MA IV/a 01/04/2014 Guru Madya Aqidah
Akhlak
Institul Ilmu
Al Quran
2013 S2
18 Hujaeni Roup,
S.Pd
IV/a 01/04/2014 Guru Madya Bahasa
Indonesia
IKIP 1995 S1
19 Siti Nurma III/d 01/04/2014 Guru Madya Bahasa IAIN 2003 S1
74
Khoirunisa, S. Pd Inggris
20 Muzammil Z,
S,Pd.
III/d 01/04/2014 Guru Muda
BP/Konseling
STKIP PGRI 2001 S1
21 Fatmawati, S.Pd III/d 01/04/2014 Guru Madya Bahasa
Indonesia
UHAMKA 1995 S1
22 Yanti, S.Pd III/d 01/04/2017 Guru Madya Bahasa
Indonesia
STAI
Fatahillah
2002 S1
23 Rahmat Hidayat,
M. Pmat
III/c 01/10/2011 Guru Madya
Mataematika
UNJ 2000 S1
24 Fatinah, S.Ag III/c 01/04/2012 Guru Madya Fiqih STAIN Al
Hikmah
2001 S1
25 Diny Rosdiani,
S.Pd
III/c 01/04/2014 Guru Madya IPS Universitas
Trisakti
2000 S1
26 Solihin III/b 01/04/2011 Guru
MadyaPenjasorkes
STKIP AL
Bana
2010 S1
27 Drs. Muaz III/b 01/10/2012 Guru Madya
Matematika
IAIN Syarif
Hidayatullah
1997 S1
28 Tohir S.Ag III/b 01/10/2012 Guru Madya Bahasa
Inggris
IAIN Jakarta 1995 S1
29 Saprudin, S.PD.I III/b 01/04/2013 Guru Madya TIK STAI Yamisa 2007 S1
30 Nova Rizqiawati,
S.Hum
III/b 01/10/2013 Guru Madya SKI UIN Jakarta 2005 S1
31 Mariyam S.Pd III/b 01/04/2014 Guru Madya IPA UHAMKA 2003 S1
32 Lila Kusuma
Dewi, S.Pd
III/b 01/04/2014 Guru Madya
Matematika
UIN Syahid 2006 S1
33 Lathifah III/b 01/04/2014 PenyajiBahanUrusan
Tata Usaha
MAN 1985 SLTA
34 R. Farid
Dzulhikam S.HI
III/b 01/10/2014 Guru Pertama TIK Univ.
Muhammadiya
h
2003 S1
35 Reni Wahyuni
S.Pd
III/b 01/10/2014 Guru Pertama Bahasa
Inggris
UHAMKA 2002 S1
36 Sumiati Ilyas
S.Sos
III/b 01/10/2014 Guru Pertama TIK UM 1996 S1
37 Badriyah S.Ag III/b 01/04/2016 Guru Pertama PKN IAIN Syarif
Hidayatullah
2000 S1
38 Suryani, S.Pd III/b 01/10/2012 Guru Pertama Seni
Budaya
Universitas
Negeri Jakarta
1999 S1
39 Muhammad
Zuhri, S. Ag
III/b 01/04/2014 Guru Pertama Bahasa
Arab
IAIN Syarif
Hidayatullah
1998 S1
40 Samsi MA III/a 01/09/2010 Guru Pertama Fiqih Institut Ilmu
Al Quran
2014 S2
41 Eka Setia
Wibowo S.A.P
III/a 01/04/2014 PenyusunBahanKerum
ahtanggaanUrusan
Tata Usaha
Universitas
Diponogoro
2007 S1
75
Tabel. 4.2
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Keseluruhan
NO. KETERANGAN JUMLAH
Pendidik
1 Guru PNS 38
2 Guru Honorer 13
Tenaga Kependidikan
1 Pegawai PNS 10
2 Pegawai Honorer 15
Table 4.3
Data Siswa
TAHUN
AJARAN
2017/2018
KELAS7 KELAS 8 KELAS 9 JUMLAH
(KELAS
7+8+9)
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Gedung A 143 4 143 4 141 4 427 12
Gedung B 178 5 180 5 179 5 537 15
42 Evi Harningsih III/a 01/04/2015 PenyajiBahanUrusan
Tata Usaha
SMA PGRI 1990 SLTA
43 Abas Al Imron II/c 01/01/2009 BendaharaBahanUrusa
n Tata Usaha
SMUN 32 1990 SLTA
44 Maudi II/c 01/04/2016 PenyajiBahanUrusan
Tata Usaha
PGAN 28 1988 SLTA
45 Indriawati II/b 01/04/2013 PenyajiBahanUrusan
Tata Usaha
SMK Lebak
Bulus
1999 SLTA
46 Heri Lutfi II/b 01/01/2009 PenyajiBahanUrusan
Tata Usaha
SMK 2001 SLTA
47 Andi Wahyudi II/b 01/04/2016 PenyajiBahanUrusan
Tata Usaha
SLTA 2008 SLTA
76
Table 4.4
Data Sarana dan Prasarana
NO
.
Jenis Prasarana Jumlah
Ruang
Jumlah Ruang Kondisi
Baik
Jumlah Ruang Kondisi
Rusak
1 Ruang Kelas 27 27
2 Perpustakaan 2 2
3 R. Lab. IPA 2 2
4 R. Lab. Biologi
5 R. Lab. Fisika
6 R. Lab. Kimia
7 R. Lab. Komputer 2 2
8 R. Lab. Bahasa
9 R. Pimpinan 2 2
10 R. Guru 2 2
11 R. Tata Usaha 2 2
12 R. Konseling 2 2
13 Tempat Beribadah 2 2
14 R. UKS 2 2
15 Toilet 20 20
16 Gudang 2 2
17 R. Sirkulasi 2 2
18 Tempat Olahraga 2 2
19 R. Organisasi
Kesiswaan
2 2
20 R. Lainnya
77
B. Analisis Data Penelitian
Pengambilan Data dilakukan di MTs Negeri 13 Jakarta Gedung B.
Penelian dilakukan pada bulan 15 Oktober 2019 sampai 18 Oktober 2019.
Peneliti mengambil data dengan jumlah siswa kelas VIII-H yang berjumlah 28
siswa. Julam siswa pada kelas itu berjumlah 36 siswa, namun pada saat
penelitian terdapat empat siswa yang tidak hadir ketika proses pengambilan
data berlangsung dan empat siswa lainnya mengikuti kegiatan OSIS yaitu
rapat kegiatan Maulid Nabi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes
keterampilan menulis siswa dengan materi teks ulasan. Penelitian ini
dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, peneliti hanya
memaparkan materi mengenai teks ulasan. Kemudian pertemuan kedua
pengambilan data berupa tes keterampilan menulis teks ulasan dan pertemuan
selanjutnya yaitu wawancara tiga siswa serta satu guru mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Analisis data setiap siswa akan dijelaskan sebagai berikut. Data yang
diambil peneliti berupa tes kemampuan menulis teks ulasan dengan media
YouTube. Terdapat enam judul video yang dijadikan sumber menulis teks
ulasan. Video-video tersebut yaitu; “Mengapa Kita Merasa Gatal?”, “Lebih
Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap Capek, meskipun sudah
Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa Lampu Lalu Lintas
Berwarna Hijau, Kuning, dan Merah?”, dan “Kenapa Orang Batak Galak,
Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat?”. Peneliti memilih video
tersebut karena beberapa hal. Video-video tersebut sudah disetujui oleh guru
bahasa Indonesia karena video tersebut mengangkat tema-tema yang
sederhana serta dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga layak
diperlihatkan untuk siswa MTs. Durasi yang ditampilkan juga efektif, tidak
terlalu lama namun tidak mengurangi informasi yang ingin disampaikan.
78
Berikut adalah hasil analisis dari masing-masing siswa
1. Analisis siswa 1 (Hery Kurniawan)
Tabel 4.5
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan
skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan
jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita
merasa gatal”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
79
gambaran umum dengan jelas mengenai gatal dengan kalimat “gatal itu
menyebalkan dan tak diduga-duga. Kadang saking asiknya menggaruk, tak terasa
kulit kita sudah berdarah”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah
sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa 1, menjelaskan
mengenai penyebab timbulnya rasa gatal dan respons yang diberikan ketika rasa
gatal timbul yaitu dengan menggaruk bagian yang terasa gatal. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “gatal adalah cara tubuh untuk memperingati tubuh dari hal-
hal yang berbahaya, kulit kita sangat peka terhadap rangsangan.”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya tanpa menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = animasinya bagus”,
“kekurangan = suaranya kurang jelas”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpula hanya menjelaskan ulang mengenai
tafsiran isi video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “begitu
merasa gatal, secara otomatis otak akan merespon dengan hasrat untuk
menggaruk”
80
2. Analisis siswa 2 (Melia Arianti w)
Tabel 4.6
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan
skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan
jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Mengapa Kita
Merasa Gatal”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan jelas mengenai gatal dengan kalimat “gatal itu
menyebalkan dan tak diduga-duga. Kadang kalo saking asiknya menggaruk, tak
81
terasa kulit kita yang digaruk sudah berdarah”. Selain itu siswa dalam
menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
mengenai penyebab timbulnya rasa gatal dan respon yang diberikan ketika rasa
gatal timbul yaitu dengan menggaruk bagian yang terasa gatal. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “gatal hanya terjadi di kulit”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mempu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya tanpa menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = bahasanya mudah
dimengeri ”, “kekurangan = videonya kurang seru ”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpula hanya menjelaskan ulang mengenai
tafsiran isi video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “begitu
merasa gatal, secara otomatis otak akan merespon dengan hasrat untuk
menggaruk”
Berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan media YouTube,
siswa ini memperoleh nilai baik yaitu 80. Pemerolehan nilai siswa tersebut
dikarenakan siswa merasa senang dan mengatakan bahwa media YouTube sangat
efektif dalam membuat teks ulasan. Selain itu siswa mengatakan bahwa
pemilihan media YouTube untuk pembelajaran juga tepat, karena media itu
sangat dekat dengan kehidupan saat ini.
82
3. Analisis siswa 3 (Nazwa Azlia Azzahra)
Tabel 4.7
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Lebih baik Mana, Bakat
atau Minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum siswa mengarah kepada pembahasan mengenai bakat dan minat
83
dengan kalimat “ada orang yang jago nyanyi, ada orang jago banget main bola ”.
Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
mengenai penyebab perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan orientasi
dari siswa “ada orang yang sudah berbakat tetapi tidak mau berusaha”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan dapat menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kekurangan = menjelaskannya
terlalu terburu-buru sehingga membuat penjelasan sedikit kurang jelas ”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menjelaskan ulang mengenai
tafsiran isi video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “Deliberate
Practice adalah bagian untuk menguasai fandomanction”.
4. Analisis siswa 4 (Almadhea Virlyara)
Tabel 4.8
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
84
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat . Pemerolehan
skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan
jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Lebih baik Mana,
Bakat atau Minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan jelas mengenai bakat dan minat dengan kalimat “ada
orang yang jago nyanyi, ada orang jago banget main bola”. Selain itu siswa
dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “lebih baik mana: bakat atau latihan?”.
85
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kekurangan = video ini animasinya
sedikit membosankan”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang dan kurang mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menjelaskan ulang mengenai
tafsiran isi video, namun terdapat sebuah kalimat ajakan mengenai bakat dan
minat. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “jadi kesimpulannya
kalau kita mau cepat bisa, kita harus memperbanyak latihan”.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan media YouTube,
siswa ini memperoleh nilai baik yaitu 80. Pemerolehan nilai siswa tersebut
dikarenakan siswa tersebut senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa ini
juga mengatakan bahwa media sosial seperti YouTube sangat membantu karena
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami, karena
pelajaran bahasa Indonesia biasanya hanya menggunakan media power point atau
tidak menggunakan media, sehingga siswa hanya mencatat penjelasan guru.
5. Analisis siswa 5 (Ayssyah Rahmadini)
Tabel 4.9
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
86
Rangkuman
Nilai 15
X 100
20
= 75 - Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga . Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Kenapa Kita Tetap
capek Meskipun Sudah Cukup Tidur”. Pada penulisan gambaran umum, siswa
mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas mengenai judul yang tertera.
Berikut kutipan gambaran umum siswa “kenapa kita kayanya udah dapet tidur
cukup ”, selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
mengenai penyebab kantuk meskipun sudah cukup tidur. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “pada saat kita tidur terdapat pola ritme yang berulang”.
87
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kekurangan = video ini animasinya
sedikit membosankan”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Berikut kutipan
siswa pada bagian rangkuman atau kesimpulan “nonton chanel ini agar dapat
motivasi dari sini”. Kalimat tersebut tidak jelas karena tidak menjelaskan
kesimpulan dari video yang diulas.
6. Analisis siswa 6 (Wahyu Ramadhan)
Tabel 4.10
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 15
X 100
20
= 75 – Baik
88
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga . Pemerolehan
skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa Kita Bermimpi”.
Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum
cukup jelas, namun siswa hanya menuliskan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan, bukan dalam bentuk deskripsi. Berikut kutipan orientasi teks ulasan
siswa “tapi apakah kita pernah mempertanyakan kenapa kita bermimpi?”. Selain
itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “lebih baik mana: bakat atau latihan?”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = kita dapat mengetahui
kenapa kita bermimpi”, kekurangan = berbicara terlalu cepat dan bertele-tele”
89
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang dan kurang mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan simpulan hanya menuliskan kalimat ajakan untuk menonton video
tersebut. Betikut kutipan siswa dalam menulis kesimpulan “video ini sangat
bagus dan layak ditonton”
7. Analisis siswa 7 (Rasyidu Maulidia)
Tabel 4.11
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 15
X 100
20
= 75 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
90
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor
tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelasdan
sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Kenapa Kita Bermimpi”.
Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum
dengan cukup jelas, namun gambaran umum yang dituliskan siswa lebih
mengacu kepada pertanyaan mengenai bermimpi. Berikut kutipan orientasi siswa
“apa yang terjadi di otak kita pas kita lagi mimpi?”. Selain itu siswa mampu
menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai penyebab kita bermimpi. Berikut kutipan tafsiran dari
siswa “mimpi itu adalah harapan-harapan yang terdalam dari diri kita”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor dua. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa hanya mampu
menyebutkan kelebihan dari karya yang diulas. Berikut kutipan evaluasi siswa
“kelebihan = dari video ini kita bisa tau bahwa kenapa kita bermimpi dan
mengetahui kenapa mimpi susah diingat”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya cukup jelas dan mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman, menyebutkan mengenai kesimpulan dari video yang
telah ditonton dan memberikan pendapat bahwa video tersebut layak untuk
91
ditonton. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “video ini sangat
bagus dan layak untuk dionton karena video ini”
8. Analisis siswa 8 (Hanifah Madani)
Tabel 4.13
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 18
X 100
20
= 90 - Baik Sekali
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori
baik sekali.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor
tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelasdan
sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Kenapa Lampu Lalu Lintas
92
Berwarna Hijau, Kuning, dan Merah?. Pada penulisan gambaran umum, siswa
mampu menjelaskan gambaran umum dengan cukup jelas, namun gambaran
umum yang dituliskan siswa lebih mengacu kepada pertanyaan mengenai warna
lampu lalu lintas. Berikut kutipan orientasi siswa “tapi jika dipikir-pikir, apakah
ada makna dibalik warna dari hijau, kunging, merah?. Selain itu siswa mampu
menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
mengenai warna lampu lalu lintas serta sejarah bagaimana warna merah, kuning,
dan hijau menjadi warna lampu lalu lintas. Berikut kutipan tafsiran dari siswa
“jadi, dahulu lampu lalu lintas digunakan untuk jalur perkereta apian Inggris
tahun 1983”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas serta mampu
meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: salah pada
gambar lalu lintas merah diatas dan hijau dibawah”, “kekurangan: dalam video
itu ada penjelasan atau gambaranya sehingga lebih mudah dipahami. Pembawaan
filmnya enak ditonton sehingga penonton merasa enjoy dan senang”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya cukup jelas dan dan terdapat kalimat ajakan yang berfungsi
mempengaruhi pembaca. Siswa dalam menuliskan rangkuman, menyebutkan
mengenai kesimpulan dari video yang telah ditonton dan memberikan himbauan
agar sekalu mematuhi rambu lalu lintas. Berikut kutipan rangkuman atau
93
kesimpulan siswa “dari video ini sudah jelas kita harus mematuhi lampu lalu
lintas, agar kecelakaan atau kejadian yang tak diinginkan tidak terjadi”
Berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan media YouTube,
siswa ini memperoleh nilai sangat baik yaitu 90. Pemerolehan nilai siswa
tersebut dikarenakan siswa ini menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu
siswa menyukai kegiatan menulis, baginya menulis bisa membuat pikiran
menjadi lebih ringan, karena menulis itu mengekspresikan pikiran dan tidak
menghalangi pikiran untuk berfikir lebih jauh, serta dapat menambah wawasan.
Siswa mengatakan bahwa penggunaan media Youtube sangatlah manarik, karena
anak-anak sekarang sudah sangat dekat dengan YouTube, jadi jika belajar
melalui sesuatu yang disukai, maka pembelajaran akan semakin mudah dan
menyenangkan.
9. Analisis siswa 9 (Naila Kamila K)
Tabel 4.14
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
94
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup
jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Mengapa Kita
Merasa Gatal?”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan cukup jelas . Berikut kutipan orientasi siswa “rasa
gatal itu kadang menyebalkan”. Selain itu siswa mampu menuliskan orientasi
sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi
yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa
menjelaskan mengenai penyebab kulit terasa gatal. Berikut kutipan tafsiran
dari siswa “sel saraf atau neuron yang sangat peka terhadap rangsangan gatal
adalah neuron Praticeptive”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas serta mampu
meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: dengan
menyajikan video dalam bentuk animasi, membuat orang yang melihat mudah
mengerti.”, “kekurangan: dengan penyampaian yang terlalu cepat membuat
pendengar kadang menjadi bingung.”
95
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian serta tidak
terdapat kalimat ajakan yang berfungsi mempengaruhi pembaca. Siswa dalam
menuliskan rangkuman, hanya menyalin secara ringkas isi video seperti yang
terdapat dalam tafsiran. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa
“begitu merasa gatal, secara otomatis otak akan merespon dengan hasrat untuk
menggaruk...”
10. Analisis siswa 10 (Abi Badilah)
Tabel 4.15
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran - - - -
Evaluasi
Rangkuman - - - -
Nilai 11
X 100
20
= 55- cukup
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 55 dengan kategori
cukup. Siswa Abi Badilah hanya mampu menyebutkan tigat unsur dalam teks
ulasan, di antaranya identitas karya, orientasi, dan evaluasi . Terdapat satu
96
struktur yang tidak mampu dituliskan siswa yaitu tafsiran atau sinopsis dan
kesimpulan.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan
skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan
jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Lebih Baik Mana
Bakat atau Latihan?”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu
menjelaskan gambaran umum dengan jelas mengenai perbedaan bakat dan
latihan serta lebih baik bakat atau latihan. Berikut kutipan orientasi siswa “ada
orang yang jago dalam berbagai hal seperti jago matematika dan lain-lain”.
Selain itu siswa mampu menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak
meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: akurat
dalam membuat video ini.”, “kekurangan: suaranya dan sebuah animasinya”.
11. Analisis siswa 11 (Ayu Rabiatul Adawiah)
Tabel 4.16
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
97
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup
jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Mengapa Kita
Berminpi?”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan cukup jelas mengenai penyebab manusia bermimpi,
namun dalam menuliskan orientasi siswa lebih mengacu kepada pertanyaan-
pertanyaan. Berikut kutipan orientasi siswa “kenapa mimpi kita itu sulit
dingat?”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan skor dua
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup bauk namun
kurang terperinci. Siswa dalam menuliskan tafsiran hanya menjelaskan
mengenai penyebab mimpi sulit diingat tanpa menjelaskan mengapa manusia
berminpi dan bagaimana proses mimpi itu terjadi. Berikut kutipan tafsiran dari
98
siswa “mimpi susah diingat karena pada saat kita bermimpi memori jangka
pendek kita terpisah dari memori jangka panjang.”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak
meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: kita
mampu mengetahui kenapa kita bermimpi dan kenapa mimpi sulit diingat.”,
“kekurangan: berbicara terlalu cepat dan bertele-tele”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa
pendapat terhadap suatu karya sangat jelas dan mendukung sebuah penilaian.
Siswa menuliskan pendapat mengenai video secara keseluruhan dengan
memberikan penilaian mengenai video yang layak ditonton. Berikut kutipan
rangkuman atau kesimpulan siswa “video ini sangat bagus dan layak untuk
ditonton karena video ini dapat menjawab pertanyaan aneh yang tidak bisa
kita jawab dengan sendirinya...”
12. Analisis siswa 12 (Fatia Menola)
Tabel 4.17
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
99
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup
jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita
tetap capek, meskipun udah tidur cukup”. Pada penulisan gambaran umum,
siswa mampu menjelaskan gambaran umum mengenai penyebab kantuk.
Berikut kutipan siswa dalam menuliskan orientasi “sering banget tiap hari
kayanya udah dapat tidur cukup tapi masih saja capek dan ngantuk”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi
yang disampaikan terperinci. Siswa dalam menuliskan tafsiran menjelaskan
mengenai tahap-tahab manusia tidur dan penyebab manusia tetap kantuk
meskipun sudah cukup tidur. Berikut kutipan tafsiran dari siswa “tahap satu,
adalah tahap merem melek. Mata kita bergerak secara perlahan dan aktivitas
otot tubuh kita mulai melambat”
100
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak
meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: videonya
sudah sangat bagus.”, “kekurangan: durasinya terlalu pendek”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa hanya
menuliskan kesimpulan mengenai video dengan sangat singkat. Berikut
kutipan rangkuman siswa “meski kita sudah tidur cukup tapi kita mesih capek,
mata kita juga berkunang-kunang. Masih otak kita melambat”.
13. Analisis siswa 13 (Keyla Sastia)
Tabel 4.18
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
80 – Baik
101
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup
jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita
tetap capek, meskipun udah tidur cukup”. Pada penulisan gambaran umum,
siswa mampu menjelaskan gambaran umum mengenai penyebab kantuk.
Berikut kutipan siswa dalam menuliskan orientasi “seing banget tiap hari
kayanya udah dapat tidur cukup tapi masih saja capek dan ngantuk”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi
yang disampaikan terperinci. Siswa dalam menuliskan tafsiran menjelaskan
mengenai tahap-tahab manusia tidur dan penyebab manusis tetap kantuk
meskipun sudah cukup tidur. Berikut kutipan tafsiran dari siswa “tahap satu,
adalah tahap merem melek. Mata kita bergerak secara perlahan dan aktivitas
otot tubuh kita mulai melambat”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak
meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: videonya
sudah sangat bagus.”, “kekurangan: durasinya terlalu pendek”
102
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang baik serta tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa hanya
menuliskan kesimpulan mengenai video dengan sangat singkat. Berikut
kutipan rangkuman siswa “meski kita sudah tidur cukup tapi kita mesih capek,
mata kita juga berkunang-kunang. Masih otak kita melambat”
14. Analisis siswa 14 (Zahra Edcana)
Tabel 4.19
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 17
X 100
20
85 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
103
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran
umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu
“kenapa lampu lalu lintas berwarna hijau, kuning, merah?”. Pada penulisan
gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran mengenai lampu lalu
lintas. Berikut kutipan orientasi siswa“lampu yang satu ini selalu membantu
kita di persimpangan jalan.”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi
sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi
yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa
menjelaskan mengenai sejarah warna dalam lampu lalu lintas. Berikut kutipan
orientasi dari siswa“jadi asal usulnya, lampu lalu lintas dulu hanya digunakan
untuk jalur kereta api di Inggris pada tahun 1930”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mempu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video serta mampumemberikan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = memuat sejarah asal-
usul lampu lalu lintas dengan penjelasan yang mudah dipahami”, “kekurangan
= seharusnya gambar lampu lalu lintas merah diatas dan hijau dibawah”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan kurang mendukung sebuah penilaian, namun
siswa dapat menuliskan berupa kalimat ajakan yang berfungsi untuk
104
mempengaruhi pembaca. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa
“dari video ini sudah jelas kita harus mematuhi rambu lalu lintas agar
kecelakaan atau kejadian yang diinstan tidak terjadi”
15. Analisis siswa 15 (Syakhira Andara P)
Tabel 4.20
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran
105
umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu
“mengapa orang batak galak, kenapa orang padang pelit, kenapa orang jawa
lambat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan jelas mengenai konsep atau pandangan mengenai
watak suku-suku di Indonesia. Berikut kutipan orientasi siswa “sudah tidak
asing lagi setiap suku Indonesia memiliki pandangan masing-masing”. Selain
itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik danisi
yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa
menjelaskan mengenai stereotip masyarakat mengenai suku-suku di Indonesia
serta penyebab stereorip tersebut melekat pada suatu suku. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “orang batak terkenal dengan kemampuan verbalnya 99%
pekerjaannya dan selalu berbicara terus terang dan seadanya karena itulah
orang batak terkenal karena kegalakannya”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video tanpa menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus ”,
“kekurangan : suaranya kurang jelas ”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menuliskan kesimpulan isi dari
video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “Indonesia
106
memiliki berbagai macam suku yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau
pandangan yang berbeda dari masing-masing suku”
16. Analisis siswa 16 (Salma Allya Melva)
Table 4.21
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 18
X 100
20
= 90 - Baik Sekali
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori
Baik Sekali.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor 4.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran
umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu
107
“mengapa orang batak galak, kenapa orang padang pelit, kenapa orang jawa
lambat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan jelas mengenai konsep atau pandangan mengenai
watak suku-suku di Indonesia. Berikut kutipan orientasi siswa “kita pasti
sering mendengar atau melihat video seperti orang batak galak, orang padang
pelit, orang jawa lamban”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah
sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik danisi
yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa
menjelaskan mengenai stereotip masyarakat mengenai suku-suku di Indonesia
serta penyebab stereorip tersebut melekat pada suatu suku. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “orang batak terkenal galak karena dari bahasa atau cara
berbicara yang terdengar kasar. Mayoritas pekerjaannya pengacara karena
orang batak pandai berbicara dan terus terang”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video dan menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: dengan meyajikan
video beranimasi membuat orang yang melihat tidak bosan dan tertarik untuk
melihatnya.”, “kekurangan : penyampaian yang terlalu cepat membuat orang
yang mendengar dan melihat kurang mengerti.”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan kurang sebuah penilaian, namun terdapat kalimat
ajakan yang dapat memengaruhi pembaca. Berikut kutipan rangkuman atau
108
kesimpulan siswa “ambil positifnya karena Indonesia memiliki ragam
sukunya jadi setiap suku pasti punya ciri khasnya masing-masing”
17. Analisis siswa 17 (Habibi Ikhsan Al Fikri)
Tabel 4.22
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
= 80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran
umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu
109
“mengapa orang batak galak, kenapa orang padang pelit, kenapa orang jawa
lambat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan jelas mengenai konsep atau pandangan mengenai
watak suku-suku di Indonesia. Berikut kutipan orientasi siswa “sudah tidak
asing lagi setiap suku Indonesia memiliki pandangan masing-masing”. Selain
itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik danisi
yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa
menjelaskan mengenai stereotip masyarakat mengenai suku-suku di Indonesia
serta penyebab stereorip tersebut melekat pada suatu suku. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “orang batak terkenal dengan kemampuan verbalnya 99%
pekerjaannya dan selalu berbicara terus terang dan seadanya karena itulah
orang batak terkenal karena kegalakannya”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video tanpa menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus ”,
“kekurangan : suaranya kurang jelas ”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menuliskan kesimpulan isi dari
video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “Indonesia
memiliki berbagai macam suku yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau
pandangan yang berbeda dari masing-masing suku”
110
18. Analisis siswa 18 (Safira Zahwa)
Tabel 4.23
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 18
X 100
20
= 90 – Baik Sekali
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori
Baik Sekali.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor 4.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa lampu lalu
lintas berwana hijau, kuning, merah”. Pada penulisan gambaran umum, siswa
111
mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas mengenai lampu lalu lintas,
penulisan orientasi siswa pada teks ulasan lebih mengacu kepada pertanyaan-
pertanyaan mengenai asalan lampu lalu lintas berwana hijau, kuning, dan
merah. Beriut kutipan orientasi siswa “ tapi dipikir-pikir apakah ada makna
dibalik warna dari lampu lalu lintas ini?”. Selain itu siswa dalam menuliskan
orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi
yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai sejarah warna lampu lalu lintas serta makna dibalik
warna lampu lalu lintas yang berwarna hijau, kunging dan merah. “dulu lampu
lalu lintas berwarna merah, hijau, dan putih. Warna merah digunakan sebagai
penanda berhenti, karena warna merah sudah dikenal beradab-abad sebagai
penanda bahaya”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan dapat menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan orientasi dari siswa “kekurangan: salah pada
gambar, seharusnya gambar lampu lalu lintas merah diatas dan hijau
dibawah”, “kekurangan: di video itu selalu diberikan contoh gambar sehingga
penjelasannya lebih mudah dipahami”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya cukup jelas dan terdapat kalimat ajakan yang dapat mempengaruhi
pembaca. Namun, pada penilaian kesimpulan siswa, tidak mendukung sebuah
penilaian video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “dari
112
video ini kita harus mematuhi rambu lalu lintas agar kecelakaan di jalan tidak
terjadi”.
19. Analisis siswa 20 (Muhammad Azka)
Tabel 4.24
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 15
X 100
20
75 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
Baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa lampu lalu
113
lintas berwana hijau, kuning, merah”. Pada penulisan gambaran umum, siswa
mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas mengenai lampu lalu lintas,
penulisan orientasi siswa pada teks ulasan lebih mengacu kepada pertanyaan-
pertanyaan mengenai asalan lampu lalu lintas berwana hijau, kuning, dan
merah. Berikut kutipan orientasi siswa “ kenapa harus hijau, kuning, dan
merah? Dan apa penyebabnya?”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi
sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai sejarah warna lampu lalu lintas namun tidak
menjelaskan serta makna dibalik warna lampu lalu lintas yang berwarna hijau,
kuning dan merah. “asal-usul lampu lintas dulu hanya digunakan untuk jalur
kereta api pada tahun 1830”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan orientasi dari siswa “kekurangan: bahasanya
bagus gampang dimengerti”, “kekurangan: durasi terlau pendek”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan tidak mendukung penilaianserta tidak terdapat
kalimat ajakan yang dapat mempegaruhi pembaca. Siswa dalam menuliskan
kesimpulan hanya menuliskan rangkuman dari tafsiran. Berikut kutipan
rangkuman atau kesimpulan siswa “jadi lampu lalu lintas pertama digunakan
untuk kereta apu dan warnanya adalah merah, hijau, dan putih…”.
114
20. Analisis siswa 20 (Nadia Ammara)
Tabel 4.25
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 14
X 100
20
= 70 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 70 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita
bermimpi”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
115
gambaran umum dengan jelas mengenai macam-macam mimpi yang pernal
dialami seseorang. Berikut kutipan orientasi siswa “berbagai macam mimpi
pernah kita alami. Mimpi yang pernah kita alami antara lain senang, sedih,
seram hingga basah”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah
sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa
menjelaskan mengenai mimpi dan alasan mengapa mimpi sulit diingat
seseorang. Berikut kutipan orientasi dari siswa “mimpi susah diigat karena
pada saat kita mimpi memori jangka pendek kita terpisah dengan memori
jangka panjang”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mempu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya tanpa menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: jadi bisa mengetahui
alasan kita bermimpi”, “kekurangan: berbicaranya terlalu cepat dan bertele-
tele”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak terdapat kalimat ajakan yang dapat
mempengaruhi pembaca, siswa dalam menuliskan kesimpulan hanya
menuliskan penilaian mengenai video yang telah ditonton. Berikut kutipan
rangkuman atau kesimpulan siswa “videonya sangat bagus karena menambah
wawasan kita”.
116
21. Analisis siswa 21 (Salsabila Nafisa)
Tabel 4.26
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 15
X 100
20
75 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor 4.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “lebih baik mana?
Bakat atau latihan”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu
menjelaskan gambaran umum dengan jelas yang mengacu kepada penjelasan
mengenai bakat dan minta. Berikut kutipan orientasi siswa “ada orang yang
117
jago banget nyanyi. Ada orang jago matematika. Pertanyaannya adalah
sebenarnya itu karena bakat atau minat?”. Selain itu siswa dalam menuliskan
orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai perbedaan bakat dan minat. Berikut kutipan orientasi
dari siswa “menjelaskan tentang lebih baik mana minat atau bakat. Bakat
ibarat lomba lari itu temponya lebih maju tetapi akhirnya latihan dan kerja
keras yang akan memenangkannya”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: ditanyangkan
menggunakan animasi jadi tidak bosan dilihatnya, bahasanya mudah
dimengerti”, kekurangan: terlalu cepat berbicaranya”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan
skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian, siswa dalam
menuliskan kesimpulan hanya kalimat ajakan yang dapat mempegaruhi
pembaca. Berikut bukti kutipan kesimpulan siswa “jika memiliki bakat harus
didorong dengan usaha dan kerja keras agar menjadi sukses”
118
22. Analisis siswa 22 (Alicia Putri)
Tabel 4.27
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “lkenapa kita
bermimpi”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum mengenai macam-macam mimpi yang pernah dialami.
Berikut kutipan orientasi siswa “berbagai mimpi pernah kita alami. Mulai dari
119
mimpi senang, menyeramkan hingga mimpi basah. Apa yang terjadi di otak
kita pas kita lagi mimpi?”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah
sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai teori tentang mimpi serta alasan mimpi sulit dingat.
Berikut kutipan orientasi dari siswa “ada suatu teori terkenal yang
dikemukakan Sigmun Freud bahwa mimpi adalah harapan-harapan yang
terpendam dalam diri kita”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: kita jadi mengetahui
kenapa kita bermimpi dan kenapa mimpi susah diingat”, kekurangan:
berbicara terlalu cepat dan bertele-tele”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya cukup jelas dan mendukung sebuah penilaian, siswa dalam
menuliskan kesimpulan terdapat kalimat penilaian mengenai keseluruhan
video. Berikut bukti kutipan kesimpulan siswa “videonya bagus dan layak
ditonton karena terdapat ilmu dan dapat menambah wawasan kita”
120
23. Analisis siswa 23 (Rahma Julianto)
Tabel 4.28
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 17
X 100
20
85 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah
penonton, dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa orang batak
galak? Kenapa orang padang pelit? Kenapa orang jwa lamban?”. Pada
penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum
memngenai pandangan masyarakat terhadap suku-suku di Indonesia. Berikut
121
kutipan orientasi siswa “sudah tidak asing lagi di setiap suku di Indonesia
memiliki pandangan masing-masing. Contohnya orang batak itu galak, orang
padang itu pelit, dan orang jawa itu lamban”. Selain itu siswa dalam
menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan pandangan serta alasan stereotip tersebut melekat pada masyakat.
Berikut kutipan orientasi dari siswa “orang batak terkenal dengan kemampuan
verbalnya, selalu berbicara terus terang dan seadanya. Karena itulah orang
batak terkenal dengan galak”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus dan
rapih”, kekurangan: suara efeknya lebih keras dari suaranya, jadi suaranya
kurang jelas”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya cukup jelas namun tidak mendukung sebuah penilaian, siswa
dalam menuliskan kesimpulan hanya menjelaskan secara ringkas isi tafsiran.
Berikut bukti kutipan kesimpulan siswa “Indonesia memiliki berbagai macam
suku yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau pandangan yang berbeda dari
masing-masing suku”
122
24. Analisis siswa 24 (Devia Robiyatul)
Tabel 4.29
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “lebih baik mana, bakat
atau minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum yang engacu kepada bakat dan minat. Berikut kutipan
orientasi siswa “ada orang jago banget yanyi ada orang yang jago main bola
123
dan ada orang yang jago matematika.”. Selain itu siswa dalam menuliskan
orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
mengenai perbedaan minat dan bakat. Berikut kutipan orientasi dari siswa
“dijelaskan bahwa dalam video banyak orang berbakat jarang ingin berusaha”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan:bisa tau lebih baik bakat
atau latihan dan apa saja yang bisa dilakukan agar sukses”, kekurangan:
animasinya kurang bagus dan membosankan”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kaliamt yang mengacu kepada
penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran
dan juga terdapat kaliamat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut
bukti kutipan kesimpulan siswa “jadi kesimpulannya lebih baik mana? Tentu
saja latihan dan kerja keras tapi lakukan juga dibidang yang kalian suka”
124
25. Analisis siswa 25 (M. Bagus Pribadi)
Tabel 4.30
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor
tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas dan
sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Mengapa kita gatal”. Pada
penulisan gambaran umum, siswa mampu menuliskan kalimat yang mengacu
pada alasan tubuh mengalami gatal. Berikut kutipan orientasi siswa “rasa gatal
itu menyebalkan dan tidak diduga-duga. Kadang saking asiknya menggaruk tidak
125
terasa kulit yang kita garuk sudah berdarah”. Selain itu siswa dalam menuliskan
orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
mengenai penyebab serta reaksi yang akan dialami tubuh ketika tubuh merasa
gatal. Berikut kutipan orientasi dari siswa “gatal adalah cara tubuh memperingati
tubuh dari hal-hal yang berbahaya, kulit kita sangat peka terhadap rangsangan…”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus,
mudang dipahami dan informasinya menarik”, kekurangan: suaranya kurang
jelas ngomognya agak cepat”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kaliamat yang mengacu kepada
penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran
dan juga terdapat kaliamat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut
bukti kutipan kesimpulan siswa “jadi daripada menyalahkan rasa gatal itu, lebih
baik kita berfokus untuk mengatasi sumbernya”.
126
26. Analisis siswa 26 (Salsa Septiana Zulkha)
Tabel 4.31
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 17
X 100
20
85 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan
skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas
dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita merasa
gatal”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran
umum yang mengacu pada pembahasan penyebab rasa gatal pada tubuh
manusia. Berikut kutipan orientasi siswa “rasa gatal itu kadang menyebalkan
127
tak diduga saking asiknya kita menggaruk tak terasa kulit kita sudah berdarah”.
Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
penyebab timbulnya rasa gatal dan respon otak ketika tubuh mengalami rasa
gatal. Berikut kutipan orientasi dari siswa “sel saraf yang merangsang rasa gatal
disebut sebagai pruticeptive”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan menyertakan
penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: bahasa yang digunakan
mudah dimengerti dan dengan video yang seperti kartun itu dapat menarik
perhatian orang banyak”, kekurangan: dengan penjelasan yang cepat akan
membuat penonton bingung”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kalimat yang mengacu kepada
penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran
dan juga terdapat kalimat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut
bukti kutipan kesimpulan siswa “jika dilakukan secukupnya, menggaruk
memang bisa memberikan rasa lega. Tetapi jika berlebihan menggaruk justru
dapat melukai kulit kita. jadi daripada menyalahkan rasa gatal itu, lebih baik
kita berfokus untuk mengatasi sumber yang membuat kita gatal”
128
27. Analisis siswa 27 (Anisa Febriani)
Tabel 4.32
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 17
X 100
20
85 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor
tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas dan
sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita merasa gatal”.
Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum
yang mengacu pada pembahasan penyebab rasa gatal pada tubuh manusia.
Berikut kutipan orientasi siswa “rasa gatal itu kadang menyebalkan tak diduga
129
saking asiknya kita menggaruk tak terasa kulit kita sudah berdarah”. Selain itu
siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang
disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan
penyebab timbulnya rasa gatal dan respon otak ketika tubuh mengalami rasa
gatal. Berikut kutipan orientasi dari siswa “pada umunya kita mengalami gatal
karena cahaya matahari berlebih, zat kimia beracun, alergi ulat bulu dan infeksi
microorganisme”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan menyertakan penjelasan.
Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: dalam menyajikan video dalam
bentuk animasi, membuat orang yang melihat mudah mengerti dan tertarik untuk
melihatnya”, kekurangan: dengan penyampaian yang terlalu cepat membuat
pendengar menjadi bingung”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kalimat yang mengacu kepada
penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran
dan juga terdapat kalimat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut
bukti kutipan kesimpulan siswa “jika dilakukan secukupnya, menggaruk memang
bisa memberikan rasa lega. Tetapi jika berlebihan menggaruk justru dapat
melukai kulit kita. jadi dari pada menyalahkan rasa gatal itu, lebih baik kita
berfokus untuk mengatasi sumber yang membuat kita gatal”
130
28. Analisis siswa 4 (Sandi)
Tabel 4.8
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Nilai 16
X 100
20
80 – Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa
aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan
rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori
baik.
Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.
Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas
karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,
dan tahun.
Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat . Pemerolehan
skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan
jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Lebih baik Mana,
Bakat atau Minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan
gambaran umum dengan jelas mengenai bakat dan minat dengan kalimat “ada
orang yang jago nyanyi, ada orang jago banget main bola ”. Selain itu siswa
dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.
131
Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek
sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga
dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang
disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,
menjelaskan mengenai perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan
orientasi dari siswa “lebih baik mana: bakat atau latihan?”.
Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa
memperoleh skor satu. Pemerolehan skor satu dikarenakan siswa hanya
menyebutkan manfaat yang diperoleh setelah menonton video. Siswa tidak dapat
menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya yang akan diulas. Berikut
kutipan evaluasi siswa “jadi kelebihannya kita dapat mengetahui jika kita hanya
memiliki bakat”
Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada
aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan
skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap
suatu karya kurang jelas dan kurang mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam
menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menjelaskan ulang mengenai
tafsiran isi video, namun terdapat sebuah kalimat ajakan mengenai bakat dan
minat. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa 1 “jadi kesimpulannya
walaupun kita memiliki bakat yang tinggi kita harus tetap bekerja keras”
132
Tabel 4.33
Data Hasil Penilaian Tes Kemampuan Menulis Teks ulasan
No
Nama
Aspek Penilaian
Identitas
Karya Orientasi Tafsiran Evaluasi Kesimpulan Total Nilai
1 HK 4 4 4 3 1 16 80
2 MAW 4 4 4 3 1 16 80
3 NAA 4 3 4 4 1 16 80
4 AV 4 4 3 3 2 16 80
5 AR 4 3 4 3 1 15 75
6 WR 4 3 3 3 2 15 75
7 RM 4 3 3 2 3 15 75
8 HM 4 3 4 4 3 18 90
9 NKK 4 3 4 4 1 16 80
10 AB 4 4 3 - - 11 55
11 ARA 4 3 2 3 4 16 80
12 FMP 4 3 4 3 2 16 80
13 KSZ 4 3 4 3 2 16 80
14 ZE 4 3 4 4 2 17 85
15 S 4 4 4 2 2 16 80
133
16 SAP 4 3 4 3 2 16 80
17 SAM 4 4 4 4 2 18 90
18 HIL 4 3 4 3 2 16 80
19 SZA 4 3 4 4 3 18 90
20 MA 4 3 3 3 2 15 75
21 NA 4 3 3 3 1 14 70
22 SNP 4 3 3 4 1 15 75
23 AAP 4 3 4 3 3 17 85
24 RJ 4 4 4 3 2 17 85
25 DRA 4 3 4 3 2 16 80
26 MBP 4 3 4 3 2 16 80
27 SSZ 4 3 4 4 2 17 85
28 AF 4 3 4 4 2 17 85
134
C. Hasil Penilaian Teks Kemampuan Menulis Teks ulasan
Perdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan menulis teks
ulasan siswa menggunakan media YouTube, diperoleh nilai siswa sebagai
berikut:
Tabel 4.34
No Nama Nilai Kriteria
1 HK 80 B
2 MAW 80 B
3 NAA 80 B
4 AV 80 B
5 AR 75 B
6 WR 75 B
7 RM 75 B
8 HM 90 A
9 NK 80 B
10 AB 55 C
11 ARA 80 B
12 FMP 80 B
13 KSZ 80 B
14 ZE 85 B
135
15 S 80 B
16 SAP 80 B
17 SAM 90 A
18 HIL 80 B
19 SZA 90 A
20 MA 75 B
21 NA 70 B
22 SNP 75 B
23 AAP 85 B
24 RJ 85 B
25 DRA 80 B
26 MBP 80 B
27 SSZ 85 B
28 AF 85 B
Rata-rata Nilai Siswa 79,82 Baik
136
Klasifikasi Pemerolehan Nilai Siswa
Tabel 4.35
No Nilai Jumlah
1 55 1
2 70 1
3 75 5
4 80 13
5 85 5
6 90 3
Jumlah 28
Mencari nilai rata-rata dengan rumus:
Total nilai = Jumlah nilai seluruh siswa
X 100
Jumlah Siswa
137
Bedasarkan rumus tersebut, diperoleh nilai rata-rata siswa sebagai berikut:
Total nilai = 2235
X 100
28
= 79.82 (Baik)
Nilai rata-rata siswa kelas VIII-H dalam menulis teks ulasan menggunakan
media YouTube adalah79 82 dengan kategori baik (B). Siswa yang memperoleh nilai
55 dengan kategori cukup (C) berjumlah satu siswa, satu siswa memperoleh nilai 70
dengan kategori cukup (C), lima siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori baik (B),
tiga belas siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori baik (B), lima siswa
memperoleh nilai 85 dengan kategori baik (B), dan tiga siswa memperoleh nilai 90
dengan kategori baik sekali (A).
Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan tiga siswa yang
menjadi subjek penelitian, dikatakan bahwa media YouTube merupakan media yang
baik digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan materi teks ulasan, karena
media ini merupakan salah satu media yang digemari saat ini sehingga siswa menjadi
senang mengikuti pembelajaran. Kurangnya sarana berupa wifi di sekolah membuat
guru tidak menggunakan media sosial YouTube, sehingga guru menggunakan karya-
karya seperti novel, cerpen, puisi dan film sebagai media dalam pembuatan teks
ulasan. Selain itu untuk membuat suasana pembelajaran agar tidak membosankan,
guru hanya berpindah tempat belajar, seperti pembelajaran dilakukan di taman
sekolah ataupun perpustakaan. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran
bahasa Indonesia materi teks ulasan. Ketiga siswa pada wawancara mengatakan
bahwa media YouTube merupakan media yang dapat membuat pembelajaran lebih
menarik.
138
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes menulis teks
ulasan dan wawancara, Media YouTube merupakan salah satu media
pembelajaran yang cukup efektif dan menyenangkan bagi siswa khusunya
pada pelajaran Bahasa Indoensia dengan materi pembelajaran teks ulasan.
Media ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam mengajarkan
materi Teks ulasan.
Hasil keterampilan menulis teks ulasan siswa dengan memanfaatkan
media YouTube pada siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta tahun pelajaran
2019/2020 diperoleh nilai rata-rata 79,82 dengan kategori baik dan sudah
melampaui KKM yaitu 75. Siswa sebanyak 26 memperoleh nilai di atas KKM
dan dua siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Siswa yang memperoleh
nilai 55 dengan kategori cukup (C) berjumlah satu siswa, satu siswa
memperoleh nilai 70 dengan kategori cukup (C), lima siswa memperoleh nilai
75 dengan kategori baik (B), tiga belas siswa memperoleh nilai 80 dengan
kategori baik (B), lima siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori baik (B),
dan tiga siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori baik sekali (A).
B. Saran
Berdasarkan penelitian, penulis memberika saran antara lain:
1. Sekolah MTs Negeri 13 agar memberikan arahan serta pelatihan-pelatihan
mengenai strategi dan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran
khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, agar pembelajaran dapat
berlangsung menyenangkan dan tidak membosankan.
139
2. Sekolah lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas yang menunjang
pembelajaran, seperti penyediaan WIFI dan LCD Proyektor di setiap
kelas.
3. Guru lebih kreatif dalam pemilihan stategi pembelajaran dan media yang
sebaiknya digunakan agar susana pembelajaran lebih bervariasi.
4. Penelitian mengenai media pembelajaran yang digunakan khususnya pada
pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih bervariasi.
140
Daftar Pustaka
Anggito, Albi dan Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV
Jejak, 2018.
Arnadi, Putu Desi, Sang Ayu Putu Sriasih, dan Ni Made Rai Wisudariani. “Media
Guru dalam Pembelajaran Menulis Teks Ulasan di Kelas VIII SMP Negeri 2
Singaraja”.e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume
: Vol: 3 No: 1 Tahun:2015.
Asnawi. “Presepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube dalam Pembelajaran
Mata Kuliah Membaca” .Volume 4, Nomor 3. Desember 2016. P-ISSN 2338-
0446.
Conteh, Jean Conteh dkk. On Writing Educational Ethnographies: The Art of
Collusio. USA: Tretham Book, 2012.
Dewi, Putri Kumala dan Nia Budiana. Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori
Belajar dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran. Malang: UB Press, 2018.
Dmitry Kuznetsov and Milan Ismangil. YouTube as Praxis? On BreadTube and the
Digital Propagation of Socialist Thought. Creative Commons License. 2020.
Dalman. Keterampilan Menulis. Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016.
Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir. “Youtube Sebagai Sarana
KomunikasiBagi Komunitas Makasarvidgram”. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 5
No.2 Juli - Desember 2016
Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
KENCANA, 2016.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana, 2011.
141
Kustiawan, Usep. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Malang:
Gunung Samudra, 2016.
Lange, Patricia G..Publicly Private and Privately Public: Social Networking on
Youtube. Journal of Computer-Midiated Communication 13. 2008.
Latsiya, Kartika Pandu. “Keefektifan Pembelajaran Menyunting Teks Ulasan Film
dengan Model Pembelajaran Think Pair Share dan Model Pembelajaran
Snowball Throwing pada Siswa Kelas XI SMA”Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. 2016. p-ISSN 2252-6722 e-ISSN 2503-3476.
Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf. Yogyakarta: Deepblish, 2015.
Mahnun, Nunu. “Media Pembelajaran. Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan
Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran” Jurnal Pemikiran Islam;
Vol.37, no.1. Januari 2012.
Nurgiantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE, 2009.
Oka, Gede Putu Arya. Media dan Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish, 2017.
Prastiyo , Willy. Development OfYoutube IntegratedGoogle Classroom Based E-
Learning Media For The Light-Weight Vehicle Engineering Vocational High
School.Jurnal Pendidikan Vokasi . Volume 8, No 1.Februari 2018
Rosidi, Imron. Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Sudaryono. Metodologi Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018.
Sukino. Menulis itu Mudah. Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal. Yogyakarta:
Pustaka Populer, 2010.
Siddik, Mohammad. Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya. Malang: Tunggal
Mandiri Publishing, 2016.
142
Susanti, Elvi. Keterampilan Menyimak. PT Rajagrafindo Persada, 2019.
Sumiharsono, M. Rudy. Media Pembelajaran. Mataram: Pustaka Abadi, 2017.
Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat,Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.
Sulianta, Feri. Keajaiban Sosial Media. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015.
Stellarosa, Yolanda, Sandra Jasmine Firyal , dan Andre Ikhsano, Pemanfaatan
Youtube sebagai Sarana Transformasi Majalah Highend, Jurnal Lugas, Vol. 2,
No. 2. Desember 2018. P-ISSN 2580-8338. E-ISSN 2621-1564
Triyanto. Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
& Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2011.
Ummyssalam. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP.
Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Wicaksono, Andri. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya.
Garudhawaca, 2014.
Yaumi, Muhammad Yaumi. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:
PRENADAMEDIA GRUP, 2018.
Yudhi, Muhadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada (GP) Press, 2010.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan.
Jakarta: Kencana, 2017.
143
Yusuf , Muhammad, Qurotul Aini, dan Komala Dwi Pertiwi. “Media Audio Visual
Menggunakan Videoscribe sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran pada
Kelas Sistem Operasi”. Technomedia Journal (TMJ). Vol.1 No.1 Edisi Agustus
2016. E-ISSN : 2528-6544 P-ISSN : 2620-3383.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Sekolah : Mts Negeri 13 Jakarta
Kelas/ Semester : VIII/2
Materi pokok : Teks Ulasan
Alokasi waktu : 4 X 40 menit (2 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
2. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
3.11 Mengidentifikasi informasi pada
teks ulasan tentang kualitas karya
(film, cerpen, puisi, novel, karya
seni daerah) yang dibaca,
diperdengarkan atau ditonton.
3.11.1 Memahami maksud/arti penting teks
4.11 Menceritakan kembali isi teks
ulasan tentang kualitas karya
(film, cerpen, puisi, novel,
karya seni daerah) yang
dibaca, didengar atau ditonton.
4.11.1 Menuliskan kelebihan dan
kekurangan teks ulasan
4.11.2 Mengungkapkan kelebihan dan
kekurangan teks ulasan
3.12 Menelaah struktur dan
kebahasaan teks ulasan (film,
cerpen, puisi, novel, karya seni
daerah) yang diperdengarkan,
dibaca, atau ditonton.
3.12.1 3.12.1 Memahami struktur dan ciri
kebahasaan teks ulasan
3.12.2 Mengidentifikasi unsur dan ciri
kebahasaan teks ulasan
4.12 Menyajikan tanggapan tentang
kualitas karya (film, cerpen, puisi,
novel, karya seni daerah, dll.)
dalam bentuk teks ulasan secara
lisan dan tulis dengan
memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, atau aspek lisan.
4.12.1 Menyusun struktur teks ulasan
secara urut
4.12.2 Menulis teks ulasan berdasarkan
novel “Sang Pemimpi” dengan
memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan teks ulasan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry,
Saintifik dan Problem Based Learning pesertadidik dapat menentukan isi pokok dari
teks ulasan dan menentukan struktur serta ciri-ciri kebahasaan dalam teks
ulasan, menyusun teks ulasan berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi teks ulasan
dan terampil mempresentasikan hasil ringkasan teks ulasan berdasarkan struktur, ciri
kebahasaan, dan isi teks ulasan dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab,
bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian dan ciri-ciri teks ulasan
2. Menjelaskan kembali teks ulasan
3. Menelaah struktur dan kaidah teks ulasan
4. Menyusun teks ulasan
E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
1. Inquiry
2. Saintifik
3. Problem based learning
F. Media dan Bahan pembelajaran
a. Media
1. LCD Proyektor
2. Laptop
3. Handphone
4. Contoh teks ulasan Novel “Atheis” karya Achdiat K. Mihardja
b. Bahan
1. Video YouTube Kok Bisa? dengan judul “Mengapa Kita Merasa Gatal?”,
“Lebih Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap Capek,
Meskipun Sudah Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa
Lampu Lalu Lintas Berwarna Merah, Kuning, Hjiau?”, dan “Kenapa Orang
Batak Galak, Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat”
G. Sumber Belajar
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 X 40 Menit)
Tahap Langkah pembelajaran Waktu
Pembukaan 1. Peserta didik mengucapkan salam dan doa di awal
pembelajaran. (PPK)
2. Guru memberikan motivasi peserta
didik dengan bertanya tentang video dalam channel
YouTube “Kok Bisa?” yang pernah dilihat.
10 Menit
3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengomentari film, cerpen, novel, atau puisi
dan video dalam channel YouTube “Kok Bisa?” yang
pernah dibaca atau dilihat
4. Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik
bahwa komentar yang telah mereka ungkapkan
merupakan bentuk ulasan/review
5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta didik. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
6. Guru menyampaikan lingkup penilaian pengetahuan.
Kegiatan
inti
Discovery Stimulasi (pemberian rangsanga)
1. Peserta didik membaca contoh teks ulasan dari novel
Atheis pada buku halaman 154.
2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
yang satu kelompok terdiri dari empat orang.
Identifikasi Masalah
1. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk
berdiskusi mengidentifikasi masalah yang akan
dibahas dalam teks ulasan berupa kualitas karya
Pengumpulan Data
1. Peserta didik berdiskusi berkelompok untuk
menentukan isi pokok teks ulasan serta menentukan
kualitas karya berupa kelebihan dan kekurangan.
60 Menit
Pengolahan Data
1. Peserta didik mendiskusikan isi pokok yang
ditemukan dalam teks ulasan berupa struktur.
Pemeriksaan Data
1. Setiap kelompok memberikan hasil diskusi kepada
guru.
Penutup
1. Guru bersama peserta didik mereview (mengulas,
merefleksi) hasil pembelajaran mengenai teks ulasan.
2. Guru bersama peserta didik membuat simpulan
mengenai hasil pembelajaran.
3. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
4. Memberikanumpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
5. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok
6. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
10 Menit
Pertemuan kedua (2 X 40 Menit)
Tahap Langkah pembelajaran Waktu
Pembukaan 1. Peserta didik mengucapkan salam dan doa di awal
pembelajaran.
2. Guru memberika motivasi peserta
didik dengan bertanya tentang akun “Kok Bisa?”
3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengomentari video-video pada akun “Kok
Bisa?”
4. Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik
bahwa komentar yang telah mereka ungkapkan
merupakan bentuk ulasan/review.
5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta didik. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
6. Guru menyampaikan lingkup penilaian pengetahuan.
10 Menit
Inti A. Discovery stimulasi (pemberian rangsanga)
1. Peserta didik menyimak salah satu video yang
terdapat pada akun chanel Youtube Kok Bisa?
Identifikasi masalah
2. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk
berdiskusi mengidentifikasi masalah yang akan
dibahas dalam teks ulasan
Pengumpulan data
1. Peserta didik secara individu menentukan struktur
60 Menit
teks ulasan berdasarkan video yang telah ditonton.
4. Pengolahan data
1. Peserta didik mendiskusikan struktur teks ulasan
berdasarkan video yang telah ditonton.
2. Peserta didik menyusun teks ulasan berdasarkan
video yang sudah ditonton dengan memperhatikan
struktur teks ulasan.
Pemeriksaan data
1. Pendidik menunjuk salah satu siswa secara acak
untuk melaporkan hasil kerja dan siswa yang lain
memberikan tanggapan mengenai struktur teks
ulasan.
2. Hasil teks ulasan yang ditugaskan oleh guru
dikumpulkan sebagai bahan penilaian.
B.
Penutup 1. Guru bersama peserta didik mereview (mengulas,
merefleksi) hasil pembelajaran mengenai teks ulasan
2. Guru bersama peserta didik membuat simpulan
mengenai hasil pembelajaran.
3. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
4. Memberikanumpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
5. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
10 Menit
kelompok.
6. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
I. Penilaian
2. Tes Kemampuan Menulis Teks Ulasan
Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Menulis Teks Ulasan Siswa
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4
Struktur Teks Ulasan
Identitas Karya
Orientasi
Sinopsis atau tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Kisi-kisi Kriteria Penilaian Menulis Teks Ulasan
Aspek Skor Rentan
Mutu
Indikator
Identitas karya 4 A Terdapat 5 identitas karya yang
ditemukan.
3 B Terdapat 4 identitas karya yang
ditemukan.
2 C Terdapat 3 identitas karya yang
ditemukan.
1 D Terdapat 2 identitas karya yang
ditemukan.
Orientasi
(gambaran
umum)
4 A Gambaran umum jelas dan isi sesuai
dengan judul
3 B Gambaran umum cukup jelas dan isi
sesuai dengan judul
2 C Gambaran umum kurang jelas dan isi
tidak sesuai judul.
1 D Gambaran umum tidak jelas dan isi tidak
sesuai dengan judull.
Sinopsis atau
tafsiran
4 A Penjelasan tafsiran sangat baik dan isi
yang disampaikan terperinci..
3 B Penjelasan tafsiran cukup jelas dan isi
yang disampaikan cukup terperinci..
2 C Penjelasan tafsiran cukup baik, namun
isi yang disampaikan kurang terperinci.
1 D Penjelasan tafsiran kurang baik, namun
isi yang disampaikan tidak terperinci..
Evaluasi 4 A Menuliskan kekurangan dan kelebihan
karya dengan disertai penjelasan
3 B menuliskan kekurangan dan kelebihan
karya namun tidak menyertakan
penjelasan
2 C Menuliskan salah satu (kekurangan atau
kelebihan) dari karya yang diulas
disertai dengan penjelasan
1 D Menuliskan salah satu ( kelebihan atau
kekurangan)karya tanpa disertai dengan
penjelasan.
Rangkuman 4 A Menuliskan rangkuman sangat baik dan
mendukung penilaian.
3 B Menuliskan rangkuman cukup baik dan
tidak mendukung penilaian.
2 C Menuliskan rangkuman kurang baik dan
tidak mendukung penilaian.
1 D Menuliskan rangkuman tidak baik dan
tidak mendukung penilaian.
Skor Maksimal 20
Skor yang diperoleh
Perhitungan Nilai : X 100
Skor maksimal
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Hj. Fatmawati, S.Pd.
NIP. 19650504200312.2001
Jakarta, 15 Oktober 2019
Mahasiswi
Siti Ma‟usarah
NIM: 11150130000079
Transkip Wawancara
Guru
1. Bagaimana pendapat ibu mengenai penggunaan teknologi sebagai media
pembelajaran.Apakah teknologi berperan positif atau malah sebaliknya?
Periode sekarang dalam kurikulum 2013, media elektronik sangat
dibutuhkan sekali untuk pemanfaatan Kegiatan Belajar Mengajar atau
pembelajaran. Adanya teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih
praktis karena teknologi memudahkan kegiatan pembelajaran. Sehingga
adanya teknologi berdampak positif dalam pembelajaran. Contoh
teknologi yang dapat digunakan antara lain yaitu; LCD, Proyektor, video-
video dll.
2. Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat ibu mengajar?
Kelas tempat ibu mengajar bisa dikatakan kondusif, namun yang namanya
anak-anak pasti ada rasa jenuh atau lelah. Apalagi disaat jam pelajaran
terakhir. Rasa lelah dan jenuh itu membuat siswa dan kelas menjadi
kurang kondusif karena siswanya sudah berkurang fokusnya dalam
mengikuti pembelajaran. Untuk itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia
banyak sekali variasinya yang dapat membuat situasi dan konsidi belajar
menjadi kondusif dan menyenangkan. Sebagai contohnya, belajar diluar
kelas seperti di taman atau dihalaman sekolah atau diperpustakaan. Hal
tersebut dilakukan agar anak menjadi tidak bosan.
3. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran Bahasa Indonesia ibu
sering menggunaka media pembelajaran?
Kegiatan Belajar Mengajar pada periode Kurikulum 2013, guru memang
dituntut dan diharuskan untuk menggerti teknologi, namun untuk
pembelajaran bahasa Indonesia sendiri tergantung materi apa yang akan
diajarkan, jadi tidak semua materi menggunakan teknologi. Teknologi itu
sebagai media agar pembelajaran tidak bosan, jadi kadang pembelajaran
juga bisa dilakukan di luar kelas, seperti di taman.
4. Bagaimana pendapat ibu mengenai penggunaan media audio visual
Youtube dalam pembelajaran menulis teks ulasan? Apakah sebelumnya
sudah pernah menggunakan media ini dalam mengajar materi teks ulasan?
Jika belum, media apa yang sering digunakan? Untuk materi teks ulasan,
biasanya disini menggunakan novel, cerpen atau puisi. Jika film karena
durasinya terlalu panjang dan tidak sesuai dengan jam pelajaran, jadi
untuk media film biasanya menggunakan film-film yang mayoritas murid
sudah pernanh menontonnya agar bisa lebih efisien. Untuk penggunaan
Youtube itu merupakan media yang baru digunakan, terlebih siswa zaman
sekarang sudah melek sekali terhadap media sosial terutama Youtube.
Siswa 1
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
Saya menyukai bahasa Indonesia, karena menurut saya pelajaran bahasa
Indonesia itu seru dan enjoy.
2. Apakah kamu suka menulis? Mengapa?
Aku suka menulis ka, karena menurut saya menulis itu bisa mengeluarkan isi
pikiran kita.
3. Begaimana pendapat kamu mengenai penggunaan media Youtube sebagai
media pembelajaran teks ulasan? Menurut aku penggunaan YouTube iyu
sangat bagus, karena pembelajarannya lebih menyenangkan dan mudah
dimengerti.
4. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran bahasa Indonesia, guru
sering menggunakan media pembelajaran? Jika iya media apa saja yang sudah
pernah digunakan? Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru disini suka
menggunakan media pembelajaran. Contohnya kaya film atau video-video.
Namun lebih sering menggunakan Power Point. Namun kadang juga tidak
menggunakan media, jadi siswa hanya mencatat apa yang diucapkan Guru.
5. Bagaimana suasana kelas saat proses pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung? Saat pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, suasana kelas seru
dan rame.
6. Menurut pendapat kamu, lebih efektif mana pembelajaran menggunakan
media atau tidak menggunakan media? Menurut saya lebih efektif
menggunakan media, karena mudah dimengerti dan pembelajaran jadi lebih
menyenangkan, dibadingkan dengan kita hanya mendengarkan guru berbicara
dan siswa mencatat.
Siswa 2
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
Saya suka pelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa indonesi menurut
saya salah satu pelajaran yang sangat berguna.
2. Apakah kamu suka menulis? Mengapa?
Jika menulis catatan yang diberikan guru saat pembelajaran, saya suka
menulisnya. Tapi jika menulis untuk sebuah karya, seperti menulis cerpen,
puisi, novel atau karya ilmiah saya kurang suka.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai penggunaan media Youtube sebagai
media pembelajaran teks ulasan?
Menurut saya penggunaan media YouTube lebih bagus dan lebih efektif.
Karena anak zaman sekarang suka nonton YouTube dan bermain dengan
hanphone nya. Jadi penggunaan YouTube lebih kekinian dan lebih seru.
4. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran bahasa Indonesia, guru
sering menggunakan media pembelajaran? Jika iya media apa saja yang
sudah pernah digunakan?
Suka dan pernah juga menggunakan media. Media yang pernah digunakan
biasanya LCD, Power Point yang berisi materi pelajaran. Jadi media
tergantung dengan materi yang akan diajarkan.
5. Bagaimana suasana kelas saat proses pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung?
Suasana kelas saat pembelajaran bahasa Indonesia seperti biasa dan sama
dengan pelajaran-pelajaran lain. Namun, jika materinya yang mengasikan,
maka suasana belajar di kelas menjadi seru.
6. Menurut pendapat kamu, lebih efektif mana pembelajaran menggunakan
media atau tidak menggunakan media?
Menurut saya lebih efektif menggunakan media. Karena informasi yang
didapat lebih banyak dan lebih mudah. Penggunaan media juga membuat
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dibandingkan hanya
mendengarkan guru dan siswa menjatat, semacam dikte.
Siswa 3
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
Suka, karena bahasa Indonesia itu menurut saya seru. Bahasa
Indonesia mempelajari tentang kata-kata dan kalimat, karena saya suka
menulis, maka menurut saya pelajaran bahasa Indonesia itu seru.
2. Apakah kamu suka menulis? Mengapa?
Suka. Menurut saya setelah menulis itu pikiran menjadi lebih ringan,
karena menulis itu mengekspresikan pikiran dan tidak menghalangi
pikiran untuk berfikir lebih jauh, serta menambah wawasan.
3. Bagaimana pendapat kamu mengenai penggunaan media Youtube
sebagai media pembelajaran teks ulasan?
Menurut saya bagus. Karena anak zaman sekarang juga suka main
YouTube. Jadi jika belajar menggunakan hal yang kita sukai,
pembelajarannya jadi lebih menyenangkan.
4. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran bahasa Indonesia,
guru sering menggunakan media pembelajaran? Jika iya media apa
saja yang sudah pernah digunakan?
Iya suka. Pembelajaran bahasa Indonesia guru suka menggunakan
media pembelajaran seperti LCD, Proyektor, dan menggunakan video
dan gambar-gambar yang berkaitan dengan pelajaran. Namun
terkadang juga hanya mendengarkan guru dan siswanya mencatat apa
yang disampaikan guru tersebut.
5. Bagaimana suasana kelas saat proses pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung?
Suasana dikelas kaya seperti biasa. Kondusif juga. Jadi jika guru
sedang menjelaskan materi, suasana kelas tenang karena sedang
mendengarkan guru. Jika sesi pertanyaan da nada siswa bertanya,
maka suasana kelas seperti forum diskusi. Jadi suasana kelas
tergantung dengan materi pelajaran dan kegiatan yang sedang
berlangsung di kelas.
6. Menurut pendapat kamu, lebih efektif mana pembelajaran
menggunakan media atau tidak menggunakan media?
Menurut saya lebih efektif menggunakan media, karena jika
menggunakan media itu mudah dimengerti dan lebih menyenangkan.
Media juga bisa membuat siswa melihat langsung contohnya, jadi
siswa bisa membayangkan.
Riwayat Penulis
Siti Ma‟usarah lahir di Tegal 3 Juni 1996. Anak
pertama dari empat bersaudara dari pasangan (Alm) Bapak
Marja dan Ibu Mustagfirah. Tingga di Jakarta sejak umur 5
Tahun dan diasuh oleh Bapak Ahmad Chozin dan Ibu
Nurhasanah. Memiliki satu adik perempuan dan dua adik
laki-laki.
Penulis memulia pendidikannya tahun 2002 di TK
Cendrawasih Jakarta, dilanjutkan tahun 2003 di SDN 04
Petukangan Utara, Jakarta. Lulus pada tahun 2009 dan
melanjutkan di SMPN 29 Jakarta hingga lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan di SMAN 108 Jakarta dan lulus pada tahun
2015. Penulis melanjutkan pada jenjang pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Pendidikan Tarbiyah dan Keguruan.