penggunaan media youtube pada pembelajaran menulis teks …

195
PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI 13 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Siti Ma’usarah NIM 11150130000079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII

MTs NEGERI 13 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Siti Ma’usarah

NIM 11150130000079

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS ULASAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI 13 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Siti Ma’usarah

11150130000079

Di bawah Bimbingan

Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

NIP. 19680801 200801 2 016

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

i

ABSTRAK

Siti Ma’usarah. NIM: 11150130000079. Skripsi “Penggunaan Media YouTube pada

Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Siswa Kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta Tahun

Pelajaran 2019/2020”: Jurusan Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

Skripsi ini meneliti mengenai pengguanan media YouTube dalam

pembelajaran menulis teks ulasan siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta.. Penelitian

ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas

VIII MTsN 13 Jakarta dan 2) Mendeskripsikan penggunaan media Youtube dalam

materi teks ulasan.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Aspek

yang dinilai dalam penulisan teks ulasan yaitu identitas karya, orientasi, tafsiran,

evaluasi, dan rangkuman.

Hasil penelitian keterampilan menulis teks ulasan siswa dengan

memanfaatkan media YouTube pada siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta

diperoleh nilai rata-rata 79,82 dengan kategori baik dan sudah mencapai KKM (75).

Artinya siswa secara keseluruhan mampu menuliskan karangan teks ulasan

menggunakan media YouTube. Terbukti dengan jumlah siswa sebanyak 26

memperoleh nilai di atas KKM dan dua siswa memperoleh nilai di bawah KKM.

Kata Kunci: Media, youtube, akun youtube Kok Bisa, Kemampuan Menulis Teks

Ulasan.

ii

ABSTRACT

Siti Ma’usarah. NIM: 11150130000079. Thesis "Use of YouTube Media in

Learning to Write Texts Reviews Students of Class VIII of MTs Negeri 13 Jakarta

Academic Year 2019/2020": Indonesian Language and Literature Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

This thesis examines the use of YouTube media in learning to write text

reviews VIII grade students of MTs Negeri 13 Jakarta. This study aims to 1) Describe

the ability to write text reviews for students of class VIII MTsN 13 Jakarta and 2)

Describe the use of Youtube media in review text material.

The research method used is descriptive qualitative method. Data collection

techniques using interviews, observation, tests and documentation. The aspects

assessed in writing the review text are the identity of the work, orientation,

interpretation, evaluation, and summary.

The results of the students' writing text writing skills study by utilizing

YouTube media on the eighth grade students of MTs Negeri 13 Jakarta obtained an

average value of 79.82 with a good category and has reached KKM (75). This means

that students as a whole are able to write written essays using YouTube media.

Evidenced by the number of students as many as 26 scored above the KKM and two

students scored below the KKM.

Keywords: Media, youtube, youtube Accounts Kok Bisa?, Ability to Write Review

Text.

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur bagi Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Salawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar

Muhammad saw sebagai suri teladan bagi kita.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S-1 Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Penggunaan

Media Youtube pada Pembelajaran Menulis Teks Ulasan Siswa Kelas VIII MTs

Negeri 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasadan

Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan PendidikanBahasa

dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr.Elvi Susanti, M.Pd., dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dengan penuh kesabaran

selama penyusunan skripsi hingga selesai;

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan studi di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Drs. Nurul Huda, M.Si selaku kepala MTs Negeri 13 Jakarta yang telah

memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di MTs Negeri 13

Jakarta

7. Saidil Hudri, S. Ag, M.Pd. dan Hj. Fatmawati, S.Pd. selaku wakil kesiswaan

dan guru bahasa Indonesia yang telah membantu proses pengambilan data.

iv

8. Teristimewa untuk keluarga tercinta Bapak Marpaung dan Ibu Mustagfiroh,

yang tiada hentinya berdoa untuk keberhasilan putrinya.

9. Kepada Lilis Surya Ningsih dan Mia Ayu Ningsih yang senantiasa

memberikan dukungan dan doa hingga peneliti menyelesaikan skripsi.

10. Ibu Nurhasanah dan Bapak Ahmad Chozin yang telah merawat dan

membesarkan Sarah hingga jenjang perkuliahan, serta segenap pengurus dan

teman-teman Panti Asuhan Nurul Hasanah atas dukungan, doa dan selalu

menemani peneliti selama pengerjaan skripsi hingga selesai.

11. Nanda Dwi Pangestu, ST yang selalu memberikan dukungan dan doa serta

motivasi agar segera menyeselaikan skripsi.

12. Sahabat tercinta Dini Tri Hastuti, Laras Oktavia, Syarifah Aulia, dan

Nikmatus Saniyah yang selalu setia menemani dari semester satu hingga

semester akhir dan memberikan dukungan berupa canda tawa.

13. Kawan seperjuangan PBSI angkatan 2015.

14. Murid-murid kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta yang telah membantu selama

penelitian berlangsung.

15. Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah membantu

hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa dan berharap semoga seluruh doa dan pengorbanan yang telah

diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan dari Allah Swt Aamin. Penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,

saran dan kritik serta masukan yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dunia

pendidikan.

Jakarta, Januari 2020

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ................................................................................................. i

ABSTRAC ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS .................................................................... 8

A. Media Pembelajaran ....................................................................... 8

1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 8

2. Fungsi Media Pembelajaran ..................................................... 10

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah ........................ 16

4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ............................ 18

5. Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran .................. 19

vi

6. Pemilihan Media Pembelajaran ............................................... 21

7. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran .......................... 23

8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa ...................... 25

B. Media Audio Visual ........................................................................ 31

1. Pengertian Media Audio Visual ................................................ 31

2. Bentuk-Bentuk Media Audio Visual ......................................... 32

3. Karakteristik Media Audio Visual ............................................ 33

4. Langkah-Langkah Pemanfaatan Audio Visual ......................... 34

5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan

Media Audio Visual .................................................................. 35

C. Media Sosial YouTube .................................................................... 37

1. Media Sosial ............................................................................. 37

2. YouTube .................................................................................... 38

3. Profil Channel YouTube ............................................................ 42

D. Pembelajaran Menulis .................................................................... 44

1. Pengertian Menulis .................................................................. 44

2. Tujuan Menulis ........................................................................ 47

3. Tahap-Tahap Menulis .............................................................. 49

4. Teks Ulasan .............................................................................. 54

E. Penelitian yang Relevan ................................................................. 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 60

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 60

B. Metode Penelitian ...................................................................... 60

C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 61

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 62

a. Observasi ....................................................................... 62

b. Dokumentasi ................................................................ 63

c. Tes ................................................................................ 63

vii

d. Wawancara ................................................................... 64

E. Instrumen Penelitian .................................................................. 64

F. Teknik Analisi Data ................................................................... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 70

A. Deskripsi Sekolah .......................................................................... 70

1. Profil MTs Negeri 13 Jakarta ................................................ 70

2. Sejarah Singkat Madrasah .................................................... 70

3. Visi, Misi, dan Kegiatan Madrasah ...................................... 71

4. Guru dan Tenaga Kependidikan ........................................... 72

B. Analisis Data Penelitian ................................................................. 81

BAB V PENUTUP .................................................................................... 138

A. Simpulan .................................................................................. 138

B. Saran ......................................................................................... 138

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 140

LAMPIRAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Halaman Awal Channel YouTube Kok Bisa ............... 47

Gambar 2.2 Daftar playlist Channel YouTube Kok Bisa ................ 47

ix

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi penilaian keterampilan menulis teks ulasan

3.2 Kisi-kisi kriteria penilaian menulis teks ulasan

3.3 Kriteria penilaian menulis teks ulasan

4.1 Daftar urut kepangkatan guru dan tenaga Kependidikan

4.2 Data pendidik dana tenaga kependidikan Keseluruhan

4.3 Data siswa

4.4 Data sarana dan prasarana

4.33 Data hasil penilaian tes keterampilan menulis teksulasan

3.34 Klasifikasi kategori penilaian siswa

3.35 Klasifikasi pemerolehan nilai siswa

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 4 : Transkip Wawancara

Lampiran 5 : Karya teks ulasan siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta

Lampiran 6 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 : Surat telah melaksanakan penelitian dari MTs Negeri 13 Jakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman belakangan ini terus berkembang dengan

datangnya teknologi yang memudahkan manusia melakukan sebuah aktivitas,

oleh karena itu teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari

kehidupan manusia. Setiap teknologi dibuat untuk memberikan manfaat

positif dan juga memudahkan manusia menyelesaikan tugas-tugasnya.

Perkembangan teknologi banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, yang

salah satunya bidang pendidikan.

Sehubungan dengan teknologi yang berkembang pesat dalam bidang

pendidikan, membuat para pengajar memanfaatkan teknologi tersebut dalam

proses pembelajaran di kelas. Penggunaan teknologi dalam proses

pembelajaran dikelas menjadi salah satu alternatif untuk menarik minat

peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Guru seharusnya memiliki

kreativitas dalam upaya menumbuhkan minat siswa pada proses

pembelajaran.

Bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tentu menuntut

siswa untuk dapat menguasai berbagai macam keterampilan berbahasa.

Keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan kepada peserta didik terdapat

empat, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Keterampilan berbahasa diperlukan agar peserta didik dapat berkomunikasi

dengan baik. Keempat keterampilan berbahasa tersebut saling berhubungan,

seperti antara keterampilan menyimak dan menulis. Kedua keterampilan

tersebut sangatlah berhubungan. Ketika seseorang mampu menyimak dengan

baik, maka tidaklah sulit untuk seseorang itu untuk menulis. Banyak

informasi-informasi yang didapatkan ketika melakukan kegiatan menyimak

yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain mendapatkan informasi

2

yang dapat dijadikan bahan tulisan, banyak pula kosakata-kosakata yang

didapat ketika kegiatan menyimak berlangsung. Sehingga ketika menuangkan

hasilsimakan dalam bentuk tulisan, seseorang dapat dengan mudah

melakukannya.

Menulis berarti menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis

suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca

dan memahami makna lambang-lambang grafik tersebut. Setiap penulis

senantiasa akan memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam bentuk

tulisan, bahkan dalam bentuk tulisan yang objektif sekalipun keadaan penlulis

masih tetap tercermin.1

Menulis merupakan keterampilan yang harus dilatihkan anak

semenjak dini. Semenjak di sekolah dasar, hendaknya dibiasakan untuk

menulis, mengemukakan ide-idenya tanpa pembatasan-pembatasan yang

dapat menjerat kreativitas mereka. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai

pelatihan agar timbul suatu kebiasaan yang akan terus berkembang hingga

kuliah.

Menyimak merupakan hal utama yang harus dimiliki siswa dalam

proses pembelajaran. Ketika seorang baru dilahirkan ke dunia, yang dilakukan

dalam menyerap bahasanya yaitu dengan cara menyimak. Menyimak

merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

seseorang ketika belajar di kelas. Informasi akan didapat secara maksimal

apabila kegiatan menyimak dilakukan dengan baik. Menyimak juga

merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh seseorang, karena

sebagai besar informasi berasal dari bunyi. Setelah kegiatan menyimak

berlangsung, hendaklah peserta didik dilatih untuk menuliskan apa yang telah

didapat dari bahan simakan. Kegiatan tersebut sangatlah baik, karena dengan

cara itu guru dapat mengetaui seberapa baik keterampilan menyimak yang

1 Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf, (Yogyakarta: Deepblish, 2015), h.2.

3

dimiliki peserta didik. Selain itu peserta didik dapat mengeksplor

pengetahuannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu kedua

keterampilan harus dilatih melalui proses belajar dan latihan. Latihan yang

dapat dilakukan oleh seorang guru dalam melatih keterampilan tersebut dapat

diaplikasikan pada saat proses pembelajaran dengan memanfaatkan media

pembelajaran yang tepat, sehingga dapat menarik minat peserta didik dan

proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bervariatif.

Media yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan

meyimak pada siswa yaitu dengan media video. Media merupakan alat yang

dapat digunakan pendidik dalam proses pembelajaran. Media sangatlah

menentukan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila

media yang digunakan guru menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman

siswanya, maka minat siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut sangatlah

besar, sebaliknya apabila media yang digunakan guru tidak menarik maka

dapat membuat siswa menjadi bosan sehingga suasana pembelajaran dikelas

menjadi tidak kondusif.

Sehubungan dengan tuntutan kurikulum 2013, dalam proses

pembelajaran siswa diminta lebih aktif dan guru dituntut untuk bisa

menggunakan media pada proses pembelajaran. Guru juga diminta agar tidak

buta dengan teknologi, karena teknologi sangatlah berpengaruh pada siswa

pada era ini. Salah satu teknologi yang dapat digunakan guru dalam

penggunaan media pembelajaran yaitu media sosial.Media sosial yang dapat

digunakan yaitu YouTube. YouTube tidak pernah lepas dari kehidupan siswa-

siswi pada era ini. Kehadiran Youtube saat ini sudah melebih Televisi, karena

banyak acara-acara televisi yang ditayangkan di Youtube, begitupun

sebaliknya. Televisi banyak mengangkat hal-hal yang sedang dibicakan dan

viral yang bersumber dari YouTube. Media sosial ini sangatlah dekat dengan

kehidupan remaja, sehingga media sosial Youtube merupakan media yang

tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

4

Media Youtube dapat digunakan untuk kegiatan menulis siswa. Media

ini dapat diterapkan dengan beberapa materi pembelajaran bahasa Indonesia,

salah satunya yaitu teks ulasan. Teks ulasan merupakan teks yang berisi

mengenai pendapat, pembahasan ataupun penilaian terhadap suatu buku atau

karya-karya lainnya. Teks ulasan tidak hanya sebatas membahas mengenai

karya-karya sastra yang terdiri dari novel, cerpen, puisi, pantun maupun film

melainkan lebih luas lagi. Ketika seseorang melihat sesuatu seperti menonton

televisi, sinetron, atau acara-acara lain, hampir dari kebanyakan orang

memberikan komentar terhadap apa yang telah dilihat. Komentar-komentar

tersebut dapat berupa kelebihan dan kekurangan.

Guru dapat memanfaatkan teknologi berupa telepon genggam atau

handphone dan video yang terdapat dalam akun Youtube. Pemilihan media

berupa video ditujukan untuk menarik minat siswa agar memperhatikan dan

menyimak informasi- yang dapat diambil dari pemutaran video tersebut

Video yang ditampilkan berupa video-video yang mengandung unsur

edukasi. Sekarang ini sudah banyak konten kreator yang membuat video-

video beredukasi seperti pembahasan mengenai sains dan teknologi, sehingga

apa yang didapatkan dari pembelajaran dapat bermanfaat dikemudian hari.

Penayangan berita-berita yang bersifat edukasi dan motivasi yang digunakan

pada pembelajaran bisa menambah pengetahuan, pemahaman serta

pengalaman kepada siswa.

Channel YouTube yang dipilih yaitu berupa channel yang

menayangkan konten edukasi, yaitu akun „Kok Bisa?‟. Akun ini merupakan

akun yang menjelaskan mengenai ilmu-ilmu teknologi, sejarah dan sains yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pemilihan akun „Kok Bisa?‟,

selain konten-kontennya yang mengedukasi, durasi dalam video yang cukup

sedikit juga menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan akun. Semua itu

ditujukan agar siswa dapat memiliki waktu dalam menuliskan apa yang

5

didapat dari video tersebut. Namun, walaupun durasi video yang sedikit,

pejelasan mengenai topik video sangat jelas.

Hasil berupa karangan teks ulasan menjadi salah satu alternatif yang

dapat digunakan guru untuk mengetahui apakah penggunaan media

pembelajaran berupa YouTube merupakan pemilihan media yang tepat.

Sebagian besar, guru menggunakan karya sastra berupa novel, cerpen, puisi,

naskah drama dan film sebagai bahan untuk siswa menulis teks ulasan.

Penggunaan bahan-bahan tersebut sudah banyak dipilih, alhasil siswa hanya

menyalin apa yang telah didapatkan dari hasil penelusuran melalui internet.

Karya-karya seperti novel, cerpen, puisi, naskah drama, dan film sudah

banyak dibuat teks ulasan dan dapat diakses melalui internet. Pemilihan media

Youtubedisebabkan media sosial itu sangat dekat dengan siswa-siswa pada era

ini. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk melihat kemampuan menulis

siswa yaitu dengan meminta siswa untuk membuat teks ulasan dari video

yang telah dilihat siswa. Kegitan tersebut juga dapat digunakan guru untuk

melihat kemampuan peserta didik dalam menulis teks ulasan.

Kegiatan menulis teks ulasan merupakan kegiatan menulis yang sangat

bermanfaat bagi siswa. Selain untuk memenuhi tuntutan kurikulum bahasa

Indonesia yang mewajibkan materi teks ulasan, teks ulasan ini juga

bermanfaat untuk melatih siswa dalam menilai suatu karya secara objektif.

Siswa dalam menilai sebuah karya harus menguasai karya tersebut terlebih

dahulu baik dengan membaca atau menonton. Kegiatan tersebut dapat

menambah wawasan serta ilmu baru bagi siswa. Kegiatan menulis teks ulasan

juga bermanfaat untuk menjadikan siswa bertanggung jawab terhadap

ulasannya, sehingga siswa dalam melakukan penilaian tidak hanya melihat,

melainkan menafsirkan isi.

Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis merasa perlu melakukan suatu

penelitian untuk melihat bagaimana keterampilan menulis teks ulasan pada

siswa dapat ditingkatkan. Adapun judul penelitian ini adalah “ Penggunaan

6

Media Sosial Youtube dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas

VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Ajaran 2019/2020”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,

masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknologi belum maksimal digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Pendidik kurang kreativitas dalam memanfaatkan media teknologi.

3. Peserta didik kurang menaruh minat dalam mengikuti

pembelajaran khususnya bahasa Indonesia dengan materi teks

ulasan.

4. Kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

khususnya bahasa Indonesia.

5. Peserta didik kurang menaruh minat dalam mengikuti

pembelajaran menulis teks ulasan.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada Penggunaan Media

Sosial Youtube channel Kok Bisa? dengan enam judul yaitu “Mengapa Kita

Merasa Gatal?”, “Lebih Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap

Capek, Meskipun Sudah Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa

Lampu Lalu Lintas Berwarna Merah, Kuning, Hjiau?”, dan “Kenapa Orang

Batak Galak, Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat” dalam

Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas VIII MTsN 13 Jakarta Tahun

Pelajaran 2019/2020

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka masalah yang akan diteliti yaitu, bagaimana Penggunaan

Media Sosial YouTube dalam Pembelajaran Menulis Teks ulasan Siswa Kelas

VIII MTsN 13 Jakarta Tahun Pelajaran 2019/2020?

E. Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas VIII

MTsN 13 Jakarta .

2. Mendeskripsikan penggunaan media YouTube dalam materi teks

ulasan.

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat baik

secara teoritis maupun secara praktis

1. Secara teoretis

Secara teoretis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

pengetahuan yang khazanah terutama dalam materi pembelajaran

bahasa Indonesia.

2. Secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru,

dan peneliti mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat

untuk materi pembelajaran bahasa Indonesia.

8

BAB II

Kajian Teoretis

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang

berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah”,

“perantara” atau “pengantar”. Oleh karena itu, media dapat diartikan

sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan1.

Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan alat (hardware).

Adapun menurut Gerlach dan Ely, bahwa media jika dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.2

Association of Education and Communication Tekhnology (AECT)

memberikan pengertian tentang media sebagai segala bentuk saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi3. Menurut National

Education Association - NEA media adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik yang tercetak maupun audiovisual beserta peralatannya.4

Beberapa pengertian media dijelaskan oleh beberapa ahli. Media

menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Amerika adalah media dalam

lingkup pendidikan sebagai salah satu benda yang dapat dimanipulasikan,

1Satrianawati, Media dan Sumber Belajar, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018), h.2.

2Ibid., h.2.

3Ibid., h.3.

4Ibid., h.10.

9

dilihat dan didengar, dibaca, atau dibicarakan, beserta instrument yang

dipergunakan untuk kegiatan tertentu5.

Commosions on instructional technology, media lahir sebagai

akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan

pembelajaran disamping guru, buku teks dan papan tulis6. Media menurut

Gagne adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa

yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar. Menurut Briggs media

pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi belajar

supaya proses belajar terjadi.7

Istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni

constructiondan instruction. Construction dilakukan untuk peserta didik

(dalam hal peserta didik pasif), sedangkan instruction dilakukan oleh

peserta didik (di sini, peserta didik aktif). Oleh karena itu, pembelajaran

dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud

untuk memfasilitasi belajar.8

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar9.

Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai

pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Sebab sesuatu dikatakan hasil

belajar kalau memenuhi ciri berikut:

1. Belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa

dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi

5Gede Putu Arya Oka, Media dan Multimedia Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,

2017), Cet.1, h.5.

6Ibid.,h.5.

7Ibid.

8 Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: PRENADAMEDIA

GRUP, 2018), Cet.1, h.6.

9Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat,Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.1.

10

untuk memilki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-

tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara

permanen betul-betul disadari sepenuhnya.

2. Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini

pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun

bertahap.

3. Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya

manusiawi. Seseorang siswa akan lebih cepat memiliki

pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun

instruktur.10

Menurut Sutjipto media pembelajaran adalah alat yang dapat

membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas

makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan dan

menurut Amalik, pemakaian media pengajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru11

.

2. Fungsi media pembelajaran

a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar. Dalam kalimat sumber belajar ini tersirat makna keaktifan,

yakni sebagai penyalur penyampai, penghubung dan lain-lain. Fungsi

media pembelajaran sebagai media pembelajaran adalah fungsi

utamanya di samping ada fungsi-fungsi lain12

.

Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah

pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni

10Ibid., h.2.

11

Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak¸(PT Rajagrafindo Persada, 2019), h.96

12Muhadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

(GP) Press, 2010), h.37.

11

seluas kehidupan yang mecakup segala sesuatu yang dapat dialami,

yang dapat menimbulkan peristiwa belajar.13

b. Fungsi manipulatif

Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri atau

karakteristik umum yang dimiliki. Berdasarkan karakteristik umum

ini, media memiliki dua kemampuan yakni mengatasi batas-batas

ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi.

Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi

batas-batas ruang dan waktu yakni:

1) Kemampuan media mengadirkan objek atau peristiwa yang

sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa

bencana alam.

2) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang

menyita waktu panjang menjadi singkat, seperti proses

metamorfosis, proses ibadah haji dan lain-lain.

3) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau

peristiwa yang telah terjadi, seperti peristiwa-peristiwa

sejarah.

Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi

keterbatasan inderawi manusia, yakni:

1) Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit

diamati karea terlalu sulit, seperti molekul, sel, aton dan

lain-lain, yakni dengan memanfaatkan gambar, film dan

lain-lain.

2) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak

terlalu lambat atau terlalu cepat, seperti proses

metamorposis. Hal ini dapat memanfaatkan gambar.

13Ibid.

12

3) Membantu siswa dalam memahami objek yang

membutuhkan kejelasan suara, seperti cara membaca

alquran sesuai dengan kaidah tajwid, belajar bahasa asing,

belajar menyani dan bermusik, yakni dengan

memanfaatkan kaset.

4) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu

kompleks, misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta,

grafik, dan lain-lain14

.

c. Fungsi Psikologis

a) Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian

siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf

penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang

berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan

adanya saraf penghambat ini para siswa dapat mengfokuskan

perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan

membuang rangsangan-rangsangan lainnya15

.

b) Fungsi afektif

Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan

tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

Setiap orang memiliki gelaja batin jiwa yang berisikan kualitas,

karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan

minat, sikap penghargaan, nilai-nilai dan perangkat emosi atau

kecenderungan-kecenderungan batin.

Media pembelajaran yang tepat guna dapat

meningkatkan sambutan atau penerimaan siswa terhadap

stimulus tertentu. Sambutan atau penerimaan tersebut berupa

14

Ibid., h.37 15

Idid., h.38.

13

kemauan. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada

diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan

untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang

diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah muncul

tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan

proses pembelajaran secara suke rela, ini merupakan reaksi

siswa terhadap rangsangan yang diterimanya. Apabila hal

tersebut dilakukan secara terus-menerus, maka tidak menutup

kemungkinan dalam jiwanya melakukan penilaian dan

penghargaan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang

diperolehnya, dan pada tingkat tertentu nilai-nilai atau norma-

norma. Kepercayaan, ide, dan sikap mejadi sistem batin yang

konsisten yang disebut sebagai karakteristik.16

c) Fungsi kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan

memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi

yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu

berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu

direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang

melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam

psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.

Misalnya seorang siswa belajar melalui peristiwa seperi

darmawisata, ia mampu menceritakan pengalamannya selama

melakukan kegiatan itu kepada temannya. Tempat-tempat

yang ia kunjungi selama berdarmawisata tidak dibawa pulang,

dirinya sendiri tidak hadir di tempat darmawisata itu saat ia

bercerita kepada temannya tersebut. Tetapi, semua

16

Idid., h.38

14

pengalamannya tercatat dibenaknya dalam bentuk gagasan-

gagasan dan tanggapan-tanggapan. Gagasan dan tanggapan

itu dituangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada

teman yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian,

pengalamannya diwakilkan atau direpresentasikan dalam

bentuk gagasan dan tanggapan yang keduanya bersifat mental.

Jelasnya kiranya media pembelajaran telah ikut andil dalam

mengembangkan kemampuan kognitif siswa. Semakin banyak

siswa dihadapi pada objek-objek akan semakin banyak pula

pikiran dan gagasan yang dimilikinya atau semakin kaya dan

luas pikiran kognitifnya

d) Fungsi Imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses

menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data

sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-

objek baru sebagai rencana bagi asa mendatang, atau dapat

juga mengambil bentuk fantasi yang didominasi kuat oleh

pikiran-pikiran autistik.

Pengarang cerita anak. Dwianto Setyawan sebagaimana

dikutip Tri Agung Kristanto menandaskan, orang dewasa

seharusnya jangan mematikan imajinasi dan fantasi anak.

Kalau anak-anak berfantasi tentan robot, pesawat angkasa luar

atau cerita lainnya hendaknya jangan dilarang, lalu dipaksa

untuk menyesuaikan dengan imajinasi dan fantasi yang

dimiliki anak-anak orang dewasa. Imajinasi dan fantasi yang

dimiliki anak-anak berbeda dengan imajinasi oran dewasa.

Seniman Leonardo da Vinci, demikian menurut Tri

Agung Kristanto adalah contoh orang yang memiliki imajinasi

15

dan fantasi sangat tinggi. Jauh sebelu helikopter dan pesawat

terbang ada sekarang, Leonardo da Vinci sudah

menuangkannya dalam bentuk gambar.17

e) Fungsi Motivasi

Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk

terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan

usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk

mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara

sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara

membangkitkan minat belajarnya dengan cara memberikan dan

menimbulkan harapan. Donald O. Hebb menyebutkan cara

pertama dengan arousal dan kedua dengan Expectancy. Yang

pertama arousal adalah suatu usaha guru untuk

membangkitkan intrinsic motivesiswanya, sedangkan yang

kedua Expectancy adalah suatu keyakinan yang secara seketika

timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Harapan akan

tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi motivasi

yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu

pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa

bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan

memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media

pembelajaran yang tepat guna18

.

17

Ibid., h.38. 18

Ibid., h.39

16

d. Fungsi Sosio-Kulturan

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi

hambatan sosio-kultural atarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan

hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah

cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakreristik yang

berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, kenyakinan,

lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan di pihak lain,

kurikulum dan bahan ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama

untuk setiap siswa. Tentunya guru akan mengalami kesulitan

menghadapi hal itu, terlebih ia harus mengatasinya sendiri. Masalah

ini dapat diatasi media pembelajaran, karena media pembelajaran

memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama,

mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang

sama.19

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran di Sekolah

Afief S. Sadiman membagi pemanfaatan media pembelajaran pada

dua pola, yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar mengajar di

dalam kelas atau ruang dan pemanfaatan media di luar kelas. Dalam

konteks pemanfaatannya di dalam kelas, kehadirannya dimaksudkan

untuk menunjang ketercapaian tujuan tertentu.20

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam

pemanfaatan media pembelajaran di kelas ini, yaitu:

1. Persiapan guru: pada langkah ini guru menetapkan tujuan yang

akan dicapai melalui media pembelajaran sehubungan dengan

pelajaran atau materi yang akan dijelaskan berikut dengan

strategi-strategi penyampaiannya.

19Ibid., h.39.

20

Ibid., h.208

17

2. Persiapan kelas: pada langkah ini bukan hanya menyiapkan

perlengkapan, tetapi juga mempersiapkan siswa dari sisi tugas,

misalnya agar dapat mengikuti, mencatata, menganalisis,

mengkritik, dan lain-lain.

3. penyajian: penyajian media pembelajaran sesuai dengan

karakteristiknya.

4. langkah lanjutan dan aplikasi: sesudah penyajian perlu ada

kegiatan belajar sebagai tindak lanjutnya, misalnya diskusi,

laporan, dan tugas lain.21

Pola pemanfaatan kedua, adalah pemanfaatan media pembelajaran

di luar kelas. Pada pola ini memperkuat posisi media sebagai sumber

belajar. Pola pemanfaatan media di luar kelas menuru Arief S. Sadiman

dapat dbedakan dalam tiga kelompok yakni kelompok yang terkontrol,

tidak terkontrol, dan jumlah sasaran.22

Pertama, pemanfaatan media secara terkontrol, yakni media ini

digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistemaik

untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pemanfaatannya di dalam kelas

dan pada program pendidikan jarak jauh. Hasil belajar melalui

pemanfaatan media secara terkontrol ini biasanya dievaluasi secara teratur

dengan alat evaluasi yang terukur.23

Kedua, Pemanfaatan media secara bebas (tidak terkontrol). Yakni

pemanfaatannya tanpa ada kontrol atau pengawasan, seperti media-medai

yang dimanfaatkan masyarakat secara luas dengan cara membeli.

Masyarakat itu sendirilah yang menentukan tujuan pemanfaatannya,

yakni dengan menyesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing,

21

Ibid. 22

Ibid. 23

Ibid.

18

seperti pemanfaatan kaset pelajaran bahasa Inggris, video interaktif

tentang belajar membeca Al-Quran dan lain-lain.24

Ketiga, pemanfaatan media dilihat dari jumlah penggunanya,

yakni secara perorangan, kelompok, dan massal. Pemanfaatan media

secara perorangan biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya,

sehingga pengguna dapat memanfaatkannya secara mandiri, seperti

modul. Pemanfaatan media secara kelompok, baik kelompok kecil

maupun kelompok besar. Media untuk kelompok ini biasanya dilengkapi

buku petunjuk bagi pemimpin kelompoknya. Setelah atau sebelum

memanfaatkan media, kelompok dapat melakukan diskusi.25

Media yang dapat dimanfaatkan secara massal. Media untuk

massal ini biasanya disalurkan melalui pemancar, seperti radio dan

televisi. Sebelum pemanfaatan media ini, peserta diberi bahan tercetak

yang memuat tujuan mpembelajaran, garis besar isi, petunjuk tindak

lanjut, dana bahan dari sumber lain untuk pendalaman pemahaman.26

4. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran

a. Landasan Filosofis

Penggunaan media hasil teknologi modern dalam pembelajaran

tidak akan menghilangkan hubungan kemanusiaan antara guru dan

murid tergantung bagaimana cara memanfaatkannya.

b. Landasan Psikologis

Psikologis Jerome Bruner, mengemukakan bahwa dalam

proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar

dengan pengalaman langsung ke belajar dengan gambaran atau film,

kemudian belajar dengan simbol, yaitu menggunakan kata-kata.

24

Ibid. 25

Ibid. 26

Ibid..

19

Menurut Bruner hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga

untuk orang dewasa.

c. Landasan Teknologis

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu

mempermudah guru dalam mengajar dan mempermudah murid dalam

belajar.

d. Landasan Empiris

Berdasarkan pengalaman nyata dari hasil penelitian, murid

yang diajar oleh guru yang menggunakan media bervariasi

dibandingkan dengan murid yang diajar oleh guru tidak menggunakan

media bervariasi, hasil belajarnya lebih tinggi murid yang diajar oleh

guru yang menggunakan media bervariasi.27

5. Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran

Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran perlu

mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

a. Tidak ada satu media pun yang paling baik digunakan untuk semua

tujuan. Artinya suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran

tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk pembelajaran yang lain.

b. Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti

bahwa media bukan hanya sekadar alat bantu mengajar guru saja,

tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses

pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan

komponen lain dalam perancangan pembelajaran. Tanpa alat bantu

mengajar mungkin pembelajaran tetap dapat berlangsung, tetapi tanpa

media itu kurang maksimal.

27 Usep Kustiawan, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Malang: Gunung

Samudra, 2016), Cet.1, h.9-12

20

c. Media apa pun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk

memudahkan belajar peserta didik. Kemudahan belajar peserta didik

haruslah dijadikan acuan utama pemilihan dan penggunaan suatu

media.

d. Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan

hanya sekadar selingan/pengisi waktu luang atau hiburan, melainkan

mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang

belangsung.

e. Pemilihan media hendaknya objektif, yaitu didasarkan pada tujuan

pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi tenaga

pengajar.

f. Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan

peserta didik. Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan

media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk

tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.

g. Kebaikan dan kekurangan media tidak tergantung pada kekonkretan

dan keabstrakannya saja. Media yang konkret wujudnya, mungkin

sukar untuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstrak

dapat pula memberikan pengertian yang tapat.

h. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagaui bagian

yang integral dari sesuatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai

alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila

dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.

i. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang

digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam

proses belajar mengajar.

j. Guru hendaknya benar-benar memperhitungkan untung ruginya

pemanfaatan suatu media pengajaran.

21

k. Penggunaan media pengajaran harus terorganisir secara sistematis

bukan sembarang menggunakannya.

l. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari acam

media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang

menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga

dapat merangsang siswa dalam belajar.28

6. Pemilihan Media Pembelajaran

Winkel mengatakan bahwa pemilihan media disamping melihat

kesesuiannya dengan tujuan intruksional khusus, materi pelajaran,

prosedur didaktis dan bentuk pengelompokan siswa, juga harus

dipertimbangkan soal biaya (cost factor), ketersediaan peralatan waktu

dibutuhkan (avaibility factor), ketersediaan aliran listrik, kualitas teknis

(technical cuality), ruang kelas, dan kemampuan guru menggunakan

media secara tepat (technical know-how).29

Dic dan Carey menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan

perilaku belajarnya, setidaknya masih ada tiga faktor lagi yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:

1. Pertama ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang

bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka

harus dibeli atau dibuat sendiri.

2. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri

tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.

3. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan

ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama.

28Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak¸(PT Rajagrafindo Persada, 2019), h.100.

29

Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media

dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, no.1, Januari 2012, h.29

22

Artinya bisa digunakan di manapun dengan peralatan yang ada di

sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.30

Selain masalah ketertarikan siswa terhadap media, keterwakilan

pesan yang disampaikan guru juga hendaknya dipertimbangkan dalam

pemilihan media. Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama

dalam keberadaan media, yaitu:

1. Pertama¸ fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk

mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada

pada media.

2. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan

siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara

guru dan siswa.

3. Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang

ingin disampaikan guru. Dengan keberadaan media, siswa dapat

menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau

yang ingin disampaikan oleh guru.31

Ambiyar dalam memilih media mengemukakan tiga kriteria, yaitu;

kelayakan praktis, kelayakan teknis dan kelayakan biaya.

1) Kelayakan praktis, dalam praktik pemilihan media sering

dilakukan atas dasar praktis yaitu: pertama familiaritas dengan

media, kedua ketersediaan media setempat, ketiga ketersediaan

waktu untuk mempersiapkan, keempat ketersediaan sarana dan

pendukung.

2) Kelayakan teknis, pemilihan harus memenuhi persyaratan

kualitas atau dapat tidaknya media merangsang dan mendukung

proses belajar siswa. Ada dua macam kualitas yang

dipertimbangkan yaitu;

30Ibid.

31

Ibid.

23

a. Kualitas pesan, dinilai menurut relefansi dengan tujua

atau sasaran belajar, kejelasan pengajaran, kemudahan

untuk dicerna atau dipahami, dan sistematka yang logis.

b. Kualitas visual, yaitu mengikuti prinsip visualisasi.

Prinsip ini menjadi dasar desain atau layout visual sebagai

berikut;

Keindahan : menarik. Membangkitkan motivasi

Kesederhanaan : sederhana, jelas dan terbaca

Penonjolan : penekanan pada hal yang penting

Keseimbangan : seimbangan dan harmonis.

3) Kelayakan biaya, mengapa harus memilih yang mahal apabila

sama efektifnya.32

7. Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran

Kemp mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan dasar

pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. Gerlach

dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk

penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi

pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif sehingga

dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran

tersebut adalah:

a. Ciri fiksatif, yaitu menggambarkan kemampuan media untk

merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu

peristiwa atau objek. Peristiwa dan objek-objek pembelajaran

dengan demikian dapat dihadirkan setiap waktu jika

dikehendaki.

32Ibid., h.30.

24

b. Ciri manipulasi, yaitu kemampuan media untuk

mentransformasi sesuatu objek, kejadian atau proses dalam

mengatasi masalah ruang dan waktu.

c. Ciri distributif, yaitu menggambarkan kemampuan media

dalam mentrasportasikan objek atau peristiwa secara

bersamaan yang disajikan ke sejumlah besar siswa, di berbagai

tempat, dengan stimulus pengalaman yang relative sama

mengenai peristiwa tersebut.33

Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:

1) Media visual : media visual adalah media yang bias dilihat.

Media ini mengandalkan indra penglihatan. Conth: media foto,

gambar, komik, gambar temple, poster, majalah, buku,

miniature, adalat peraga dan sebagainya.

2) Media audio : media audio adalah media yang bias didengar.

Media ini mengandalkan indra telinga sebagai salurannya.

Contohnya: suara, music dan lagu, alat music, siaran radio, dan

kaset suara atau CD dan sebagainya.

3) Media audio visual : media audio visual adalah media yang

bias didengar dan dilihat secara bersamaan. Media ini

menggerakan indra pendengaran dan penglihatan secara

bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film,

televisi dan VCD.

4) Multimedia : multimedia adalah semua jenis media yang

terangkum menjadi satu. Contohnya: internet, belajar dengan

33 Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Membelajaran, (Jawa Timur: Pustaka

Abadi, 2017), Cet.1, h. 23-24.

25

menggunakan media internet artinya mengaplikasikan semua

media yang ada, termasuk pembelajaran jarak jauh.34

Raharjo mengklasifikasikan media berdasarkan kriteria

aksesibilitasnya, terdapat dua jenis media, yaitu;

1) Media yang dimanfaatkan, artinya media yang biasanya dibuat

untuk kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas.

Dalam hal ini, guru tinggal memilih dan memanfaatkannya

walaupun masih harus mengeluarkan sejumlah biaya.

2) Media yang dirancang yang harus dikembangkan sendiri.

Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merancang dan

mengembangkan sendiri media tersebut sesuai dengan sarana

dan kelengkapan yang dimilikinya.35

8. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Bahasa

Media yang dipilih isinya harus membantu pembelajar mencapai

tujuan pembelajaran dengan muda, efektif, dan efisien. Media hendaknya

selaras dengan strategi. Hal itu disebakan oleh strategi berisi rancangan

prosedur pembelajaran termasuk langkah pengoperasiaonal media. Berikut

merupakan pemilihan media pembelajaran bahasa secara umum.

1) Tujuan

Tujuan merupakan capaian akhir suatu proses pembelajaran.

Karena menjadi pedoman yang menentukan arah pembelajaran,

baik strategi maupun media pembelajaran yang dipilih harus

disesuaikan arahnya dengan tujuan pembelajaran tersebut.

Misalnya untuk kompetensi dasar menuli teks biografi. Tujuan

34Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar, Media dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA,

2016), Cet.1, h. 2-3.

35

Nunu Mahnun, Media Pembelajaran (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media

dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol.37, no.1, Januari 2012.

h.30

26

pembelajarannya adalah pembelajar terampil menulis teks biografi

berdasarkan struktur dan kebahasaan yang tepat. Strategi dan

media pembelajaran yang dipilih hendaknya membantu pembelajar

melalui setiap tahapan menulis, mulai dari memahami struktur dan

kebahasaan teks biografi, mengamati media untuk mendapatkan

stimulus objek yang akan ditulis menjadi teks biografi, merinci

objek berdasarkan isi dari teks biografi, membuat kerangka, dan

menulis teks biografi.

2) Sasaran

Sama halnya dengan tujuan pembelajaran, sasaran berfungsi

sebagai pedoman aktivitas pengajar dan pembelajar dalam proses

pembelajaran. Sasaran dalam pembelajaran bahasa dibagi menjadi

kognitif, afektif dan psikomotor. Tercapai sasaran kognitif, jika

setelah melampaui proses pembelajara, pembelajar menguasai

suatu konsep atau teori. Untuk itu, media pembelajaran yang

dipilih adalah yang dapat membantu pembelajaran menguasai

konsep atau teori tersebut. Misalnya dalam pembelajaran

memahami perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi. Media yang dapat

digunakan adalah adobe presenter. Media tersebut diberikan dua

contoh cerita agar pembelajar mampu mengidentifikasi perbedaan

cerita fiksi dan nonfiksi. Terakhir diberikan latihan-latihan soal

perbedaan cerita fiksi dan nonfiksi, cara penghitungan skor, dan

pembahasannya.

Selanjutnya akan tercapai sasaran afektif, jika setelah

pembelajaran, pembelajar dapat menunjkan respon aktif,

keterampilan berfikir logis dan analitis, tanggung jawab, disiplin,

gemar membaca, jujur, dan seterusnya. Untuk itu, media yang

dipilih hendaknya memiliki ciri interaktif dan eksploratif, yaitu

27

memberikan kesempatan kepada pembelajar mengembangkan

potensi-potensi afektifnya tersebut.

Sasaran psikomotorik artinya jika setelah pembelajaran,

pembelajar dapat melakukan sesuatu setelah memahami materi

pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang

bisa mengakomodasi sasaran tersebut. Misalnya dalam

pembelajaran memberikan tanggapan terhadap isi berita. Media

pembelajaran yang dipilih hendaknya yang di dalamnya berisi

konsep dasar tanggapan, cara memberikan tanggapan, contoh

tanggapan, teks yang menarik untuk ditanggapi, dan praktik

menanggapi suatu objek.

3) Karakteristik pembelajar

Karakteristik pembelajar yang akan dibahas meliputi jenjang

belajar, latar belakang, intelegensi, dan motivasi. Setiap

pembelajar tentunya memiliki perbedaan dalam karakteristik-

karasteristik tersebut. Cara pemilihan media yaitu dengan memilih

media pembelajaran yang interaktif, ekploratif, sesuai dengan

tujuan pembelajaran, jenjang belajar, latar belakang, intelegasi, dan

meningkatkan motivasi pembelajar. Misalnya memilih media

video tentang tata cara membuat SIM untuk kompetensi dasar

memahmi teks prosedur. Media tersebut akan sesuai jika

diterapkan pada pembelajar di tingkat SMA atau Perguruan

Tinggi. Akan tetapi, media tersebut kurang sesuai jika diterapkan

untuk pembelajar di tingkat SD atau SMP. Dipilihnya media video

tentang tata cara membuat SIM untuk pembelajar di tingkat SMA

atau Perguruan Tinggi tentunya berdasarkan pertimbangan jenjang

belajar. Smaldino, Lowthe, Russe mengemukakan bahwa buku

teks tidak lagi menjadi sumber seluruh informasi. Dalam

praktiknya, buku teks dapat digunakan dengan membingkainya

28

dalam sebuah media dan mengolaborasikan prosedur

penerapannya dengan sebuah strategi pembelajaran sehingga

pembelajar lebih aktif dan termotivasi. Terkait dengan cara

memanfaatkan media sesuai dengan intelegensi pembelajar,

dibutuhkan pengkolaborasian media dengan strategi pembelajaran.

4) Kesesuaian dengan teori

Media yang dipilih hedaknya sudah diuji vasiditasnya melalui

sebuah penelitian. Artinya bukan media yang menarik menurut

sudut pandang pengajar atau yang masih akan diuji coba oleh

pengajar. Akan tetapi, sudah ada hasil penelitian yang menunjukan

efektivitas media pemelajaran tersebut.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar

Setiap pembelajar memiliki peredaan gaya belajar. Tiga jenis

gaya belajar tersebut antara lain gaya belajar visual, auditoris, dan

kinestetik. Media pembelajaran yang dipilih pembelajar hendaknya

mengakomodasi ketiga gaya belajar tersebut, bukan hanya salah

satunya saja. Misalnya dalam pembelajaran bermain drama. Dilihat

dari kompetensi dasarnya, terlihat bahwa sasaran kompetensi dasar

tersebut adalah psikomotorik dengan gaya belajar kiestetik yang

lebih dominan. Namun, pengajar bisa memilih media yang juga

bisa mengakomodasi gaya belajar visual dan auditoris. Misalnya

menggunakan media video dan naskah drama. Media video dipilih

untuk membantu pembelajar mengenali karakteristik tokoh-tokoh

dalam drama. Penggunaan media video ini akan mengakomodasi

gaya belajar visual. Selanjutnya saat pembelajar bermain peran,

gaya belajar kinestetik yang akan terakomodasi.

6) Kesesuaian dengan lingkungan

Lingkungan belajar merupakan tempat atau suasana

berlangsungnya pembelajaran. Misalnya kelas, laboraturium,

29

perpustakaan, aula, taman, pasar, suasana ramai, tenang, dan

sebagainya. Media yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan

tempat dan suasana yang mempengaruhi pembelajaran..misalnya

pembelajaran mendengarkan dongeng. Media yang dipilih adalah

rekaman kaset dan pembelajaran dilaksanakan di kelas. Media

tersebut tentunya sangat sesuai dengan kompetensi dasar. Akan

tetapi menjadi tidak sesuai jika media rekaman kaset digunakan

untuk pembelajaran di taman dengan suasana yang riuh. Hal itu

digunakan oleh keterampilan mendengarkan membutuhkan

konsentrasi. Pemilihan taman sebagai lingkungan pembelajaran

akan mengganggu konsentrasi pembelajar.

7) Kesesuaian dengan jumlah pendengar

Jumlah pembelajar dalam satu kelas hendaknya menjadi

pertimbangan penting dan pemikiran kritis pengajar dalam

memilih media pembelajaran. Misalnya memilih media rekaman

kaset dengan alat putar tape dan tidak didukung dengan pengeras

suara untuk kelas dengan jumlah pembelajar yang lebih dari 40

siswa tentunya kurang efektif. Hal itu disebabkan oleh ada

kemungkinan besar, audio yang diputar tidak terdengar oleh

sebagain pembelajar.

8) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung

Fasilitas atau sarana prasarana perlu diperhatikan juga dalam

memilih media pembelajaran. Misalnya agar terlihat kompeten,

pengajar menggunakan media berupa aplikasi android. Sementara

itu, tidak semua pembelajar memiliki gadget android atau tidak

diperbolehkan membawa gadget ke dalam lingkungan sekolah

tentunya akan menghambat penerapan media pembelajaran

tersebut.

30

Fasilitas pendukung lain yang perlu diperhatikan adalah

ketersediaan perangkat keras untuk teknis pemanfaatan media

pembelajaran tersebut. Misalnya perangkat komputer, LAN, LCD,

dan sebagainya.

9) Kesesuaian dengan alokasi waktu

Media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan

dengan alokasi waktu pembuatan dan penerapannya dalam

pembelajaran. Untuk itu, ciri fiksatif dan maniplatif media

pembelajaran layak untuk diperhatikan. Misalnya memilih media

film dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Pemilihan media

film sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Akan tetapi, menjadi

tidak efektif jika alokasi waktu pembelajaran 2 x 45 menit,

sedangkan durasi film yang diputar 60 menit atau lebih.

10) Kesesuaian dengan kompetensi pengajar

Pengajar hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang

sesuai dengan kompetensinya. Terlebih dalam hal

mengoperasikannya. Jangan sampai pengajar terlalu idealis untuk

menggunakan multimedia misalnya, sedangkan pengajar kurang

kompeten dalam mengoperasikannya. Hal ini tentunya akan

merusak fungsi media pembelajaran.

11) Keotentikan isi media

Media pembelajaran yang dipilih, baik isi meteri maupun

latihan-latihannya hendaknya otentik sesuai dengan kebutuhan

pembelajar dalam konteks nyata. Selain itu, materi di dalam media

juga hendaknya disesuaikan dengan perkembangan IPTEKS.36

36 Putri Kumala Dewi dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar

dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran, (Malang: UB Press, 2018), Cet.1, h. 18-23.

31

B. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media perantara atau penggunaan

materi dan penyerapannya malalui pandangan dan pendengaran sehingga

kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap.37

Media audio visual merupakan jenis media yang menfokuskan

perhatian pembelajaran pada indera pendengaran dan penglihatan.38

Menurut Smaldino Lowther, dan Russel dan Miarso media audio visual

dapat membantu pembelajar mencapai ranah kognitif saat media tersebut

memberi kesempatan pembelajar untuk mengamati warna, surat, objek,

dan kejadian aktual yang ditampilkan melalui media audio visual.39

Media audio visual juga dapat membantu pembelajar mencapai

sasaran efektif saat dalam media tersebut ditampilkan karakter tokoh yang

mampu memengaruhi pembelajar menarik pesan moral, lalu

menjadikannya sebagai sebuah perilaku belajar beripa inhibisi. Media

audio visual juga dapat membantu pembelajar mencapai sasaran

psikomotorik saat menampilkan praktik atau urutan melakukan sesuatu.

Bahkan pembelajar dapat mengulang memutar kembali, melambatkan

pemutaran media, dan seterusnya sesuai kebutuhan.40

Media audio visual adalah berbagai macam media yang

mengandung suara yang bisa didengar serta mengandung gambar yang

bisa dilihat. Penerapan media audio visual pada pembelajaran dinilai

37 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), Cet.1, h.51.

38Putri Kumala Dewi, dan Nia Budiana, Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori Belajar

dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran, (Malang: UB Press, 2018), Cet.1, h.129

39Ibid.

40

Ibid., h.130

32

sangat optimal karena dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar

serta dapat memperjelas materi yang disampaikan.41

2. Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk

yang bervariasi sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik

dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya

jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Media audio

visual dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas, yaitu:

a. Media audio visual gerak. Contoh, televisi, video tape, film, dan

media audio pada umumnya seperti kaset program, piringan, dan

sebagainya.

b. Media audio visual semi gerak. Contoh, filmastip bersuara, slide

bersuara, komik dengan suara.

c. Media audio semi gerak. Contoh, telewriter, mose, dan media

board.

d. Media visual geral. Contoh, film bisu.

e. Media visual diam. Contoh microfon, gambar, dan grafis, peta

globe, bagan dan sebagainya.

f. Media seni gerak

g. Media audio. Contoh, radio, telepon, tape, disk, dan sebagainya.

h. Media cetak. Contoh, televisi.

Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai

sumber belajar, memberikan suatu alternative dalam memilih dan

menggunakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media

sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan

41Muhammad Yusuf, Qurotul Aini, dan Komala Dwi Pertiwi, Media Audio Visual

Menggunakan Videoscribe sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran pada Kelas Sistem Operasi,

Technomedia Journal (TMJ), Vol.1 No.1 Edisi Agustus. 2016. E-ISSN : 2528-6544 P-ISSN : 2620-

3383, h.127.

33

audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi

harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja

dengan guru itu sendiri.42

3. Karakteristik Media Audio Visual

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

b. Video dapat diulang bila perlu untuk menambah kejelasan

c. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa

e. Mengembangkan imajinasi peserta didik

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang

lebih realistik

g. Sangat kuat memengaruhi emosi seseorang

h. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu

menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon

yang diharapkan dari siswa

i. Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai

maupun yang kurang pandai

j. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

k. Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali

untuk dievaluasi

Namun selain kelebihan-kelebihan di atas, video tidak lepas dari

kelemahan, yakni media ini terlalu menekankan pentingkan materi

daripada proses pengembangan materi tersebut.43

42 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), Cet.1, h.52.

43 Muhadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada

(GP) Press, 2010), h.127.

34

4. Langkah-langkah Pemanfaatan Audio Visual

Pemanfaatan media video dalam proses pembelajaran hendaknya

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan

pembelajaran menurut Andenson yaitu:

a) Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan

untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal

kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa

gerak yang serasi.

b) Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan

untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Melalui

media ini siswa dapat langsung mendapat umpan alik

secara visual terhadap kemampuan mereka mencoba

keterampilan yang menyangkut gerakan tersebut.

c) Menggunakan berbagai teknik dan efek video dapat

menjadi media yang sangat tepat untuk memengaruhi sikap

dan emosi.

b. Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih

dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi

pembelajaran.

c. Sebuah program video dipertunjukan, perlu diadakan diskusi,

yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Siswa melatih diri

untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab

pertanyaan.

d. Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau

lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu .

35

e. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media

hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk

memperhatikan bagian-bagian tertentu.

f. Sesudah itu dapat dites beberapa banyak yang dapat mereka

tangkap dari program video.44

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media audio visual

Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan

pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media

pengajaran sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih

berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara

umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau

tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat

digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau

dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan

yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip

seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan

pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan

dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran tingkat

yang belih tinggi.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,

prinsip yang generalisasi agar dapat membantu proses pengajaran

secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan

tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.

44Ibid.,h.127-128.

36

c. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam

memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media

yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.

a) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi

guru mendesain sendiri media ang akan digunakan

merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang

guru.

b) Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk

kelompok besar belum tentu sana efektifnya jika digunakan

pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang

tepay untuk kelompok besar, kelompok sedang, kelompok

kecil, dan perorangan.

c) Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun

fotografi harus memenuhi persyarakat teknis tertentu,

misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan

yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh

terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang.45

Kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang

merupakan sifat-sifat yang harus dipraktikan oleh pemakai media, kriteria

tersebut antara lain:

a. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang

bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada,

maka harus dibeli atau dibuat sendiri.

b. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.

c. Harus luwes, kepraktisan, dan ketahanlamaan media yang

bersangkutan untuk waktu yang lama, artinya bias digunakan

dimanapun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.

45

Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), h.52

37

Berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami

bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik

anak didik. Pemilihan media audio visual dapat membantu siswa dalam

menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu memberikan

motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat

belajar.46

C. Media Sosial YouTube

1. Media Sosial

Media sosial memiliki beberapa pengertian, yakni:

a. Media sosial adalah interaksi sosial antara manusia dalam

memproduksi, berbagai dan bertukar informasi, hal ini

mencakup gagasan dan berbagai konten dalam komunitas

virtual.

b. Media sosial adalah kelompok dari aplikasi berbasis

internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi

web versi 2.0 yang memungkinkan terciptanya website

yang interaktif.47

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa media sosial mampu menghadirkan serta mentranslasikan cara

berkomunikasi baru dengan teknologi yang sama sekali dari media

sosial tradisional.

Berikut karakteristik yang dijumpai pada media sosial modern:

a. Transparansi : keterbukaan informasi karena konten media sosial

ditujukan untuk konsumsi publik atau sekelompok orang.

46 Ummyssalam, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), h.55.

47Feri Sulianta, Keajaiban Sosial Media, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h.5

38

b. Dialog dan komunikasi : terjalin hubungan dan komunikasi

interaktif meggunakan ragam fitur, misalnya antara “Brand Bisnis”

dengan para “fans” nya.

c. Jejaring relasi : hubungan antara pengguna layaknya jaring-jaring

yang terhubung satu sama lain dan semakin kompleks seraya

mereka menjalin komunikasi dan terus membangun pertemanan.

Komunitas jejaring sosial memiliki peranan kuat yang akan

memengaruhi audiensinya (influencer).

d. Multi opini : setiap orang dengan mudahnya berguna dan

mengutarakan pendapatnya.

e. Multi form : informasi disajikan dalam ragam konten dan ragam

channel, wujudnya dapat berupa : social media press release,

video news release, portal web, dan elemen lainnya.

f. Kekuatan promosi online : media sosial dapat dipandang sebagai

tool yang memunculkan peluang-peluang guna mewujudkan visi

misi organisasi.48

2. YouTube

YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi

video) yangpopuler dimana para pengguna dapatmemuat, menonton,

dan berbagi klip videosecara gratis. Berdiri pada bulan Februari 2005

oleh 3 orang mantankaryawan PayPal, yaitu Chad Hurley,Steve Chen

dan Jawed Karim.49

Salah satu layanan dari Google ini, memfasilitasi penggunanya

untuk mengupload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain

dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan YouTube adalah

48 Feri Sulianta, Keajaiban Sosial Media, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h.5-8.

49

Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir, Youtube Sebagai Sarana

KomunikasiBagi Komunitas Makasarvidgram, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5 No.2 Juli - Desember

2016, h.1

39

database video yang paling popular di dunia internet, atau bahkan

mungkin yang paling lengkap dan variatif.50

Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul

“Development Of Youtube Integrated Google Classroom Based E-

Learning Media For The Light-Weight Vehicle Engineering

Vocational High School” mengemukakan YouTube is a database

platform on the internet that can be used by users to upload, share and

watch videos. In education, You-Tube can be used as an e-learning

platform that allows teachers and students to publish videos that

demonstrate an understanding of a topic, thereby creating a social

and digital community that specializes in a skill. Berdasarkan pendapat

tersebut dapat diartikan YouTube platform basis data di internet yang

dapat digunakan oleh pengguna untuk mengunggah, berbagi, dan

menonton video. Dalam pendidikan, YouTube dapat digunakan

sebagai platform e-learning yang memungkinkan guru dan siswa

untuk mempublikasikan video yang menunjukkan pemahaman tentang

suatu topik, sehingga menciptakan komunitas sosial dan digital yang

berspesialisasi dalam keterampilan.51

Patricia G. Lange mengemukakan pendapat mengenai YouTube

yang menuliskan bahwa “Youtube is a public video sharing website

where people can experience varying degrees of engagement with

video, ranging from casual viewingto sharing video in order to

maintain social relationships”.52

Berdasarkan pendapat tersebut dapat

diartikan bahwa YouTube adalah situs web yang digunakan untuk

50Ibid.

51

WillyPrastiyo, Development OfYoutube IntegratedGoogle Classroom Based E-Learning

Media For The Light-Weight Vehicle Engineering Vocational High School, Jurnal Pendidikan Vokasi,

Volume 8, No 1.February 2018, h.55.

52Patricia G. , Publicly Private and Privately Public: Social Networking on Youtube, Journal

of Computer-Midiated Communication 13. 2008, h. 361.

40

berbagi kepada publik sehingga dapat menjadi sebuah hubungan

sosial.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dmitry Kuznetsov

dan Milan Ismangil dari Chinese University Hong Kong yang

menuliskan YouTube is the root, the platform where videos get posted

and disseminated by con-tent creators.53

Berdasarkan pendapat

tersebut dapat diartikan YouTube merupakan sebuah platform tempat

video diposting dan disebarluaskan oleh pembuat konten.

YouTube merupakan jejaring yang berbentuk audio visual.

YouTube merupakan situs sosial yang sangat popular dalam kalangan

masyarakat.Seperti yang dinyatakan oleh Keong dan Carol bahwa

youtube saat ini dijadikan jejaring sosial yang banyak dimanfaatkan

dalam proses pembelajaran.54

Youtube merupakan salah satu rangkaian sosial yang sangat

popular dalam kalangan masyarakat global. Youtube juga telah

digunakan sebagai salah satu media pembelajaran. Buktinya, pada

tahun 2009 dan 2010 laman sosial Youtube telah terpilih sebagai laman

perkongsian video yang mendapat undian terbanyak dalam “The

Emerging List of Top 100 Tools for Learning”. Oleh itu, kebenaran

bahawa laman sosial Youtube boleh membantu dalam proses

pembelajaran seseorang individu.55

53Dmitry Kuznetsov and Milan Ismangil,YouTube as Praxis? On BreadTube and the

DigitalPropagation of Socialist Thought, Creative Commons License, 2020, h.208.

54Asnawi, Presepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube dalam Pembelajaran Mata

Kuliah Membaca, Volume 4, Nomor 3. Desember 2016. P-ISSN 2338-0446, h.14.

55Ibid.

41

YouTube mempunyai lima karakteristik;

1. Tidak ada batasan durasi untuk mengunggah video. Hal ini

yang membedakan YouTube dengan beberapa aplikasi lain

yang mempunyai batasan durasi minimal waktu semisal

instagram, snapchat, dan sebagainya.

2. Sistem pengamanan yang akurat, dimana YouTube membatasi

pengamanannya dengan tidak mengizinkan video yang

mengandung SARA, illegal, dan akan memberikan

pertanyaan konfirmasi sebelum menggungah video.

3. Berbayar. YouTube memberikan penawaran bagi siapapun

yang mengunggah videonya dan mendapatkan minimal 1000

viewers penonton maka akan diberikan honorarium.

4. Sistem offline; YouTube memiliki fitur baru bagi para

pengguna untuk menonton video secara sistem offline. Sistem

ini memudahkan para pengguna untuk menonton video pada

saat offline tapi sebelumnya video tersebut harus di download

terlebih dahulu.

5. Tersedia editor sederhana. Pada menu awal menguggah video,

pengguna akan ditawarkan untuk mengedit videonya terlebih

dahulu. Menu yang ditawarkan adalah memotong video,

memilah warna, atau menambahkan efek perpindahan video.56

56Yolanda Stellarosa, Sandra Jasmine Firyal , dan Andre Ikhsano, Pemanfaatan Youtube

sebagai Sarana Transformasi Majalah Highend, Jurnal Lugas, Vol. 2, No. 2. Desember 2018. P-ISSN

2580-8338. E-ISSN 2621-1564, h.62

42

3. Profil Akun YouTube Kok Bisa?

Channel YouTube “Kok Bisa?” merupakan channel Youtube

yang berisi konten-konten edukasi yang dikemas menggunakan bahasa

serta pembahasan yang sederhana namun tetap berdasarkan ilmu

pengetahuan. Channel YouTube “Kok Bisa?” dalam video-videonya

dibawakan dengan cara yang berbeda yaitu berupa video ilustrasi dan

infografis yang digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan-

pertanyaan yang ada di masyarakat.

Channel YouTube ini dikembangkan oleh Gerald Sebastian,

Alvin Disatputra, dan Ketut Yoga Yudistira. Channel ini mulai

beroperasi pada 15 Juni 2015. Tujuan dari dibentuknya channel

YouTube ini yaitu karena kekhawatiran akan tayangan-tanyangan

yang kurang mengedukasi di Indonesia, sehingga pendiri channel ini

menghadirkan video dengan konten edukasi yang dapat dinikmati

oleh semua kalangan tanpa batas umur.

Memiliki kelebihan masing-masing, membuat ketiganya

berbagi tugas menurut keahlian masing-masing. Ide-ide didapatkan

dari pertanyaan-pertanyaan sederhana dari masyarakat yang sedang

hangat dibicarakan. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, salah satu

pediri yaitu Alvin membuat riset dan pencarian mengenai fakta dan

info mengenai topik yang akan dijadikan konten video. Selanjutnya,

Gerald membuat ilustrasi untuk melengkapi naskah yang telah dibuat

Alvin. Ilustrasi tersebut juga bermanfaat agar tanyangan lebih menarik

minta untuk di tonton. Pada fase terakhir dikerjakan oleh Yoga,

dengan menggabungkan ilustrasi hingga menjadi video animasi.

Hingga saat ini Channel YouTube“Kok Bisa?” sudah memiliki

pengikut hingga 1.479.462 subscriber. Video-video pada channel ini

43

diklasifikasikan berdasarkan pembahasannya, seperti sejarah, biologi,

ekonomi, bahasa, geografi, kimia, fisika, sosial dan politik dan lain-

lain. Pengelompokan ini bertujuan agar penonton dapat dengan mudah

mencari video yang akan ditonton.

Gambar 2.1 halaman awal channel YouTube Kok Bisa?

Gambar 2.2 daftar playlist channel YouTube Kok Bisa?

44

D. Pembelajaran Menulis

1. Pengertian Menulis

Tarigan memberikan suatu batasan atau pengertian tentang

menulis. Menurutnya menulis ialah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang itu dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut.57

Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran dan

perasaan melalui suatu lambang. Apabila seseorang diminta untuk

menulis maka berarti ia akan mengungkapkan pikiran atau perasaannya

ke dalam bentuk tulisan. Jadi menulis itu berarti melakukan hubungan

dengan tulisan.58

Pendapat lain dikemukakan dalam buku “On Writing Educational

Ethnographies: The Art of Collusio”.59 yang menyebutkan bahwa Writing

is an infinite dialogue between the writer and her/his reader. Berdasarkan

pendapat tersebut dapat diartikan bahwa menulis adalah dialog tanpa

batas antara penulis dan pembacanya.

Menurut Hayon menulis adalah segala kegiatan yang berkaitan

dengan perihal menulis. Menulis ada hubungannya dengan orang yang

menulis, bahan yang ditulis dan masyarakat sebagai sasaran pembaca.

Itulah dunia kepenulisan yang saling berkaitan satu sama lain.60

57Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal

Mandiri Publishing, 2016), Cet.1, h.3.

58Ibid.

59

Jean Conteh dkk, On Writing Educational Ethnographies: The Art of Collusio, (USA:

Tretham Book, 2012). h.39.

60Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf, (Yogyakarta: Deepblish, 2015), h.1

45

Unsur-unsur dalam menulis minimal mencapai empat aspek, yaitu:

1. Aspek gagasan yang akan disampaikan yang berupa topik

masalah,

2. Aspek tulisan yang berbentuk jenis karangan, sebagai gaya

cara menulis karangan narasi, deskripsi argumentati,

persuasi, atau eksposisi agar pembaca dapat mencerna

tulisannya,

3. Aspek keterpaduan antarparagraf agar tidak tumpang tindih

pembahasannya, dan

4. Aspek bahasa memilih diksi yang tepat dan gaya bahasa.61

Suparno dan Yunus mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat dan

medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu

tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang

dapat dilihat dan disepakati pemakainya.62

Selanjutnya, Wiyanto menambahkan bahwa menulis adalah

mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan

ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Tulisan

dibuat untuk dibaca orang lain agar gagasan yang disampaikan penulis

dapat diterima oleh pembaca.63

Menurut Zaena Arifin yang dikutip Suriamiharja, keterampilan

menulis dapat dilihat melalui jalan tes. Tes merupakan suatu cara dalam

rangka kegiatan evaluasi yang di dalamnya terdapat berbagai item atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa.

61Ibid.

62

Ibid.

63Ibid., h.2.

46

Pekerjaan dan jawaban itu kemudian akan menghasilkan nilai tentang

perilaku siswa tersebut.64

Pada dunia pendidikan, kegiatan menulis sangat penting dalam

melatih seseorang (anak didik) menuangkan dan mengembangkan ide,

pengalaman, serta kemampuan berpikirnya ke dalam bentuk tulisan.

Secara lebih rinci, Enre mengatakan bahwa paling tidak kemampuan

menulis sangat penting dalam hal:

a. Menulis menolong seseorang merangsang pemikiran untuk

menemukan kembali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan

dalam memorinya.

b. Menulis berarti menghasilkan ide-ide baru, mencari pertalian dan

hubungan, serta menarik persamaan tentang topik-topik yang

relevan dengan ide tulisan.

c. Menulis berarti membantu mengorganisasikan pikiran,

penjernihkan konsep yang kurang jelas.

d. Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan

dievalusai, dan ide-idenya lebih objektif.

e. Menulis membantu seseorang menyerap dan menguasai informasi

baru dan menyimpannya lebih lama.

f. Menulis akan membenatu seseorang memecahkan masalah dengan

memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkan dalam sebuah

konteks visual sehingga dapat diuji.65

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa menulis

merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran

atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan

kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca

64 Andri Wicaksono, Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya,

(Garudhawaca, 2014), h.87.

65 Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf, (Yogyakarta: Deepblish, 2015), h.3.

47

seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut sehingga tercipta sebuah

produk bahasa (artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik,

dan cerita) yang dapat dikomunikasikan pada orang lain.

2. Tujuan Menulis

Secara garis besar, penulis dengan tulisannya berupaya untuk

memberikan atau menyampaikan segala bentuk dan macam informasi

kepada pembaca.Bila tujuan penulis tercapai, maka dengan sendirinya

pembaca telah merasa mendapatkan sesuatu dari penulis.66

Penulis melalui pengungkapannya mengharapkan apa yang

diungkapkannya bisa sampai sesuai dengan konsep berfikir penulis yang

tertuang dalam karangan.Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis

membuat atau menyusun tulisannya dengan bahasa yang mudah

dipahami, jelas dan penyajian yang sistematis atau teratur.67

Sebuah tulisan yang baik harus disesuaikan dengan berbagai

situasi. Situasi yang dimaksud meliputi:

a. Tujuan menulis yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada

diri pembaca

b. Keadaan dan tingkat kemampuan pembaca yaitu kelompok

usia, terpelajar atau tidak terpelajar, dll

c. Keadaan yang terlibat dalam penulisan yaitu berupa waktu,

tempat, kejadian atau peristiwa, masalah yang memerlukan

pemecahan dan sebagainya.68

66Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal

Mandiri Publishing, 2016), h.4

67Ibid.

68

Imron Rosidi, Menulis Siapa Takut?, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), Cet.1, h.4.

48

Proses menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi.

Dalam kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan

tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-

tujuan yang lain. Akan tetapi biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan

yang didominan dalam sebuah tulisan yang memberi nama keseluruhan

tulisan atau karangan tersebut. Ditinjau dari sudut kepentingan pengarang,

menulis memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.

a. Tujuan penugasan

Pada umumnya para pelajar menuliskan sebuah

karangan dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan

oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya

berupa makalah, laporan, ataupun karangan bebas.

b. Tujuan estetis

Para sastrawan pada umumnya menulis dengan tujuan

untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah

puisi, cerpen, maupun novel. Untuk itu, penulis pada

umumnya memerhatikan benar pemilihan kata atau diksi serta

penggunaan gaya bahasa. Kemampuan penulis dalam

mempermainkan kata sangat dibutuhkan dalam tulisan yang

memiliki tujuan estetis.

c. Tujuan penerangan

Surat kabar maupu majalah merupakan salah satu

media yang berisi tulisan dengan tujuan penerangan. Tujuan

utama penulis membuat tulisan adalah untuk memberi

informasi kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis harus

mampu memberikan informasi yang dibutuhkan pembaca

berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial, maupun

budaya.

49

d. Tujuan pernyataan diri

Penulisan surat, baik surat pernyataan maupun surat

perjanjian merupakan tulisan yang bertujuan untuk pernyataan

diri.

e. Tujuan kreatif

Menulis sebenarnya selalu berhubungan dengan proses

kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu

berbentuk puisi maupun prosa. Anda harus menggunakan daya

imajinasi secara maksimal, mulai dalam mengembangkan

penokohan, melukiskan setting, maupun yang lain.

f. Tujuan komsumsif

Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual

dan dikonsumsi oleh para pembaca. Dalam hal ini, penulis

lebih mementingkan kepuasan pada diri pembaca. Penulis

lebih berorientasi pada bisnis.69

3. Tahap-tahap Menulis

Tompkins membagi tahapan dalam menulis ada lima tahap, yakni:

a. Tahap Prapenulisan

Tahap prapenulisan mengacu pada proses perencanaan atau

persiapan dalam menulis. Tahap ini sebenarnya merupakan tahap

yang sangat penting dalam aktivitas menulis. Persiapan berkaitan

dengan ide tulisan maupun ketercukupan bahan yang digunakan

dala proses penulisan selanjutnya

Seorang penulis menentukan apa yang akan dibahas dalam

tulisan. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Topik dapat

diperoleh melalui pendengaran, penglihatan, dan perasaan. Dalam

69 Dalman, Keterampilan Menulis, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016), h.13-15.

50

konteks ini, membaca dengan tekun dan kritis akan memberikan

sumbangan yang besar dalam pemerolehan ide. Selain itu,

pengalaman merupakan sumber informasi yang sangat penting. Di

samping itu, seorang penulis dapat menemukan topik tulisan dari

pengamatan terhadap lingkungan. Penulis juga dapat menulis

tentang pendapat, sikap dan pandangan sendiri atau orang lain.

Jadi sebenarnya topik karangan dapat ditemukan dimana-mana.

Topik yang ditetapkan biasanya memenuhi asas

kemanfaatan, kemenarikan dan fisibilitas. Topik hendaknya

mampunyai manfaat bagi diri sendiri maupun pembaca. Apakah

topik yang dipilih akan mampu memberikan kontribusi dalam

pengembangan ide, pengembangan keilmuan atau berdampak

praktis terhadap nilai-nilai kehidupan. Kemenarikan topik juga

sangat penting untuk diperhatikan. Topik yang dipilih hendaknya

menarik bagi penulis maupun pembaca. Untuk itu topik

semestinya aktual, berorientasi pada isu kekinian dan ke masa

depan. Hal ini menjadi kunci penting menarik tidaknya suatu topik

tulisan.

Selain kedua asas tersebut di atas, topik hendaknya juga

memiliki asas fisibilitas. Artinya, topik yang dipilih merupakan

ide yang mampu digarap. Untuk itu, memilih topik hendaknya

yang berkaitan dengan bidang kajian yang kita tekuni. untuk

memudahkan proses penulisan, hendaknya cakupan topik tidak

terlalu luas. Bila topik itu terlalu luas, maka penulisan harus

berupaya membatasi topik.

Membatasi topik berarti mempersempit dan memperjelas

konteks pembicaraan. Untuk mempermudah proses pembatasan

tersebut, dapat digunakan gambar, bagan, atau cara visualisasi

yang lain. Dengan membatasi topik, sebenarnya juga telah

51

menentukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan di sini diartikan

sebagai semacam pola yang mengendalikan tulisan secara

menyeluruh. Dengan menentukan tujuan penulisan, penulis tahu

apa yang akan dilakukan, apa yang diperlukan, berapa luas

lingkup tulisan, siapa pembaca, sudut pandang penulisan, dan pola

penggarapannya. Secara eksplisit tujuan itu dapat dinyatakan

dalam bentuk tesis atau pernyataan maksud.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pembaca dan

bentuk tulisan. Siapa yang menjadi pembaca; apakah umum,

siswa, atau komunitas tertentu, selain itu bentuk tulisan harus

diperhatikan apakah puisi, verpen, drama, artikel, atau tulisan lain.

Penentuan pembaca dan bentuk tulisan akan berimplikasi pada

gaya penulisan dan pemilihan bahan.

Langkah berikutnya ialah mengumpulkan bahan dan

pengorganisasian ide. Yang dimaksud dengan bahan penulisa ialah

semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan

penulisan atau bahan yang berkaitan dengan ide penulisan, bentuk

tulisan. Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah, kasus,

contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil

pengujian, dan sebagainya.

Sumber utama untuk memperoleh bahan, terdapat dua yaitu

pengalaman dan sumber pustaka. Pengalaman merupakan

keseluruhan pengetahuan yang diperoleh melalui pancaindra,

sedangkan inferensi merupakan kesimpulan atau nilai-nilai yang

ditarik dari pengalaman. Bahan yang diperleh dari pengalaman

mungkin didapatkan melalui observasi langsung atau bacaan.

Langkah berikutnya menyusun kerangka karangan.

Menyusun kerangka berarti memecahkan topik ke dalam sub-

topik. Kerangkan tersebut dapat berbentuk kerangka topik maupun

52

kerangka kalimat. Selanjutnya, kerangka itu dapat disusun dengan

berbagai cara. Kerangka karangan yang baik harus logis,

sistematis, dan konsisten.

Penyusunan keranga karangan merupakan kegiatan

terakhir pada tahap persiapan atau prapenulisan. Akan tetapi,

sebelum meningkat pada tahap penulisan, perlu dikaji kembali

persiapan yang sudah dibuat.

b. Tahap penulisan

Tahap penulisan bagi penulis pemula tentunya merupakan

tahap yang paling sulit dilakukan. Kondisinya sangat berbeda

dengan penulis yang sudah mahir. Namun, apapun yang terjadi,

hal ini harus dimaklumi. Hal yang diperlukan adalah adanya

kemauan yang kuat dari diri sendiri. Berikut merupakan langkah-

langkah dalam tahap penulisan

a) Pertama, menuangkan ide secara langsung dalam bentuk

tulisan. Ide dituangkan dalam bentuk tulisan

mempedulikan apapun yang terjadi. Kita tidak perlu

berfikir apakah tulisan kita baik atau buruk, apakah

struktur kalimatnya benar. Apa yang kita pikirkan

dituangkan dulu dalam bentuk tulisan. Setelah tulisan kita

dianggap selesai, baru melakukan revisi.

b) Kedua, menuangkan ide berdasarkan keranga karangan.

Tulisan mengacu pada keranga karangan. Setiap topik dan

subtopik yang ada dalam kerangka karangan kita coba

uraikan. Di sini kita dapat menuangkan kalimat-kalimat

topik yang menjiwai paragraf. Uraian dilakukan secara

bertahap. Maksudnya, topik-topik yang ada kita

kembangkan secara sistematis. Namun, bila tiba-tiba kita

53

kekurangan bahan, kita bisa beralih kepada kerangka yang

lain.

Pada saat proses penulisan itu berlangsung, potensi kreatif

kita dalam menulis akan berperan secara maksimal. Kelancaran

dalam penuangan ide itu ditentukan oleh seberapa kaya skemata

tentang ide yang akan ditulis. Selain itu, kelancaran seseorang

dalam menulis juga ditentukan oleh kekayaan bahasa, kosa kata,

gaya penceritaan yang dimiliki.

c) Tahap revisi

Draf seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu

dibaca kembali. Mungkin draf itu perlu ditambah, diperbaiki,

dikurangi, dan diperluas. Sebenarnya, revisi ini sudah dilakukan

pada saat tahap penulisan berlangsung. Namun pada tahap ini,

yang dilakukan adalah revisi keseluruhan sebelum naskah jadi.

Tahap ini biasanya terfokus pada isi. Dengan demikian,

penulis harus memperkaya isi tulisan. Cara yang perlu dilakukan;

pertama, menggali informasi melalui bahan bacaan. Kedua, kita

melakukan pengamatan atau penggalian terhadap fenomena

kehidupan, baik secara langsung maupun melalui media

audiovisual.

d) Tahap Editing

Editing merupakan tahapan yang berkaitan dengan

penulisan secara final. Bila tahap-tahap sebelumnya difokuskan

kepada iai, editing lebih difokuskan pada masalah mekanik,

seperti ejaan, penggalan kata, kata hubung, struktur kalimat, dan

sebagainya. Maksud dilakukan editing ini agar tulisan itu memiliki

tingkat keterbacaan yang baik.pembaca akan mudah memahami

tulisan kita. Jarak antara pembaca dengan ide menjadi lebih dekat

dan tulisan itu juga lebih komunikatif.

54

Banyak ahli yang menyarankan bahasa yang digunakan

disesuaikan dengan bentuk tulisan. Tulisan fiksi dan nonfiksi

menghadapi realisasi bahasa yang berbeda. Selain

kekomunikatifan, tulisan fiksi menghendaki adanya diksi dan

estetis.

e) Tahap publikasi

Tahap terakhir dalam proses penulisan adalah publikasi.

Publikasi di sini dapat dimaknai sebagai proses

mengkomunikasikan tulisan kepada pembaca atau orang lain.

Bentuk publikasi ini sangat beraham. Apakah pembaca atau orang

lain. Bentuk publikasi ini sangat beragam. Apakah media yang

akan digubakan dalam bentuk buku, surat kabar, atau lainnya.

Semuanya itu tergantung pada penulis dan kesesuaian tulisan

dengan media yang dituju. Banyak cara yang dapat dilakukan

dalam mempublikasikan tulisan. Yang terpenting, ide dengan

wadah media harus relevan.70

4. Teks ulasan

Salah satu teks yang dipelajari adalah teks ulasan. Dalam buku guru

Bahasa Indonesia telah dijelaskan bahwa teks ulasan adalah sebuah teks

yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai hal. Analisis itu

bisa berbentuk buku, novel, berita, laporan, atau dongeng. Teks tersebut

memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan dengan latar,

waktu, tempat, serta karakter yang ada di dalam teks tersebut. Pada

dasarnya, teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku atau yang lain

untuk koran atau penerbitan. Teks ulasan (review) atau laporan buku

70Sukino, Menulis itu Mudah. Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal, (Yogyakarta:

Pustaka Populer, 2010), Cet.1, h.19-30.

55

merupakan suatu teks yang memiliki tujuan sosial untuk menilai daya

tarik dari suatu karya.71

Teks ulasan adalah pertimbangan, kajian, bedah, telaah, tafsiran,

atau resensi. Secara umum, teks ulasan adalah penelitian terhadap

kualitas suatu karya dari kelebihan dan kekurangannya. Karya dimaksud

berupa buku, film, lukisan, musik, atau karya lainnya.72

Menyunting teks ulasan film, hal yang perlu diperhatikan

untuk disunting adalah kesesuaian dengan struktur teks ulasan. Struktur

teks ulasan terdiri atas bagian orientasi, rangkuman, tafsiran isi,

evaluasi, dan rangkuman.73

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyunting adalah

menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan

segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi,

dan struktur kalimat). Sehingga, untuk dapat menyunting teks ulasan

film dengan baik perlu memperhatikan ejaan, pilihan kata (diksi), dan

keefektifan kalimat.74

E. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah hasil penelitian yang menjadi perbandingan penulis

dalam penelitian ini. Penelitian mengenai penggunaan media pembelajaran

dan pembelajaran menulis teks ulasan sudah beberapa kali diteliti. Berikut

71

Putu Desi Arnadi, Sang Ayu Putu Sriasih, dan Ni Made Rai Wisudariani, Media Guru

dalam Pembelajaran Menulis Teks Ulasan di Kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja, e-Journal

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015, h.2.

72Kartika Pandu Latsiya, Keefektifan Pembelajaran Menyunting Teks Ulasan Film dengan

Model Pembelajaran Think Pair Share dan Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa

Kelas XI SMA, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2016. p-ISSN 2252-6722 e-ISSN

2503-3476, h.43.

73Ibid.

74Ibid.

56

merupakan penjabaran mengenai perbedaan dan persamaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu:

Penelitian pertama dilakukan oleh Fitriani Widyo Putri mahasiswa S1

jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul skripsi “Peningkatan

Keterampilan Menulis Teks ulasan Film Pendek dengan Strategi Think Talk

Write (TTW) pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sewon Bantul DIY”.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggunakan

teknik analisi data kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi, angket, observasi, wawancara,

catatan lapangan, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa penerapan strategi Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan

keterampilan menulis teks ulasan film pendek siswa kelas XI IPS1 SMA

Negeri 1 Sewon Bantul DIY. Peningkatan tersebut ditunjukkan dari kualitas

proses pembelajaran yang tercermin dalam perhatian siswa terhadap

pembelajaran, gairah belajar siswa, keaktifan siswa terhadap pembelajaran,

ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan tugas. Peningkatan secara

produk dapat dilihat dari skor rata-rata keterampilan menulis dari pratindakan

sampai siklus III. Pada pratindakan, skor rata-rata kelas diperoleh sebesar

52,41, kemudian meningkat menjadi 71 pada siklus I. Pada siklus II skor rata-

rata kelas meningkat menjadi 74,90, dan meningkat lagi menjadi 82,87 pada

siklus III. Peningkatan skor rata-rata kelas dari siklus I sampai siklus III

sebesar 11,87, sedangkan skor rata-rata kelas dari pratindakan sampai siklus

III sebesar 30,46.75

75Fitriani Widyo Putri, “Peningkatan Keterampilan menulis teks ulasan film pendek dengan strategi

think talk write (TTW) pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sewon Bantul DIY”, Skripsi. (Yogyakarta:

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA,2016)

http://eprints.uny.ac.id/41553/1/Fitriani%20Widyo%20Putri_12201241012.pdf. diunduh pada september 2019.

57

Berdasarkan penelitian milik Fitriani, terdapat perbedaan dan

persamaan padan penelitian ini. Persamaan antara penelitian ini dengan

penelitian Fitria terletak pada variable keterampilan menulis teks ulasan.

Perbedaannya, peneltian Fitriani lebih memfokuskan pada pemilihan strategi

yaitu strategi Think Talk Write (TTW). Sedangkan penelitian ini lebih fokus

pada penggunaan media pembelajaran yang menggunakan media YouTube

dengan akun YouTube“Kok Bisa?”

Penelitian kedua dilakukan oleh Zuparti mahasiswa S1 jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji dengan judul skripsi

“Kemahiran Menulis Teks ulasan Drama dengan Menggunakan Strategi

Generatif pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Tanjungpinang”. Penelitian ini

menggunakan metode deskripstif kuantitatif.Secara umum kemahiran menulis

teks ulasan drama/film menggunakan Strategi Pembelajaran Generatif adalah

25 siswa memperoleh nilai 80-100 termasuk kreteria sangat baik, 2 siswa

(6,66%) memperoleh nilai baik dengan 66-79 termasuk Kreteria baik, 1 siswa

(3,33%) memperoleh nilai 56-66 memperoleh kreteria cukup, 1 siswa (3,33%)

siswa yang memperoleh nilai kurang dengan 40-55 yang termasuk kreteria

kurang, dan 1 siswa (3,33%) siswa yang memperoleh nilai gagal dengan 30-

39 yang termasuk kreteria gagal. Adapun nilai rata-rata yang diperoleh dari 30

orang siswa adalah 85.76

Berdasarkan penelitian milik Zuparti, terdapat perbedaan dan

persamaan pada penelitian ini. Persamaan antara penelitian ini dengan

penelitian Fitria terletak pada variable keterampilan menulis teks ulasan.

Perbedaannya, peneltian Zuparti lebih memfokuskan pada pemilihan strategi

76Zuparti, “Kemahiran Menulis Teks Ulasan Drama Dengan Menggunakan Strategi Generatif Pada

Siswa Kelas Xi Smk Negeri 1 Tanjung Pinang Tahun Pelajaran 2017/2018”, Skripsi, (Tanjung Pinang: Universitas

Maritim Raja Ali Haji, 2018), http://repository.umrah.ac.id/1321/1/ZUPARTI-140388201037-FKIP-2018.pdf. diunduh pada September 2019.

58

yaitu strategipembelajaran Generatif. Sedangkan penelitian ini lebih fokus

pada penggunaan media pembelajaran yang menggunakan media YouTube

dengan akun YouTube“Kok Bisa?”.

Penelitian ketiga dilakukan oleh I.W. Iwantara, I.W. Sadia, dan I.K.

Suma, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Ganesha yang membuat jurnal dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Media Video YouTube dalam Pembelajaran IPA terhadap

Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa”. Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretest-posttest non-equivalent

control group design. Instrumen yang digunakan berupa angket motivasi dan

tes pemahaman konsep. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan

MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Terdapat perbedaan

motivasi belajar dan pemahaman konsep yang mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan media riil, media video youtube dan media charta

(F=19,630; p<0,05). 2) Terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video

youtube dan media charta (F= 168.594 ; p < 0,05). Hasil uji lanjut dengan

LSD menunjukkan bahwa media video youtube lebih unggul dibandingkan

dengan media riil dan media charta dalam menanamkan motivasi belajar

kepada siswa. 3) Terdapat perbedaan pemahaman konsep antara siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media riil, media video

youtube dan media charta (F= 149,252 ; p < 0,05). Hasil uji lanjut dengan

LSD menunjukkan media riil dan media video youtube lebih unggul dari

media charta dalam menanamkan pemahaman konsep ke siswa.77

77Iwantara, Sadia, dan Suma, “Pengaruh Penggunaan Media Video Youtube dalam

Pembelajaran Ipa terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa”,e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4 Tahun 2014.

59

Berdasarkan penelitian milik I.W. Iwantara, I.W. Sadia, dan I.K.

Suma, terdapat perbedaan dan persamaan pada penelitian ini. Persamaan

antara penelitian ini dengan penelitian milik oleh I.W. Iwantara, I.W. Sadia,

dan I.K. Suma terletak pada penggunaan media pembelajaran, yaitu

penggunaan video YouTube. Perbedaannya penelitian milik oleh I.W.

Iwantara, I.W. Sadia, dan I.K. Suma meneliti mengenai pengaruh YouTube

terhadap motivasi belajar, sedangkan penelitian ini lebih fokus pada

penggunaan YouTube pada pembelajaran menulis teks ulasan.

60

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 13 Jakarta yang beralamat

JalanMuckhtar Raya, Gg. H. Doel, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta

Selatan. Telp(021) 73883765. Adapun penelitian ini dilaksanakan sejak judul

penelitian diajukan hingga skripsi selesai ditulis, yaitu sejak Juli 2019 hingga 12

Maret 2020.

B. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodosterdiri dari dua kata

yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, arah, cara). Arti kata

methodos adalah metode ilmiah yaitu cara melakukan sesuatu menurut aturan

ilmu yang membicarakan tentang metode.1

Metodologi adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan

penelitian yang bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan danprosedur yang

digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.2

Penelitian dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat dari

sususan katanya, terdiri dari dua suku kata, yaitu re yang berarti melakukan

kembali atau pengulangan dan search dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan

yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih

mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu yang diteliti.3

Menurut Denzin dan Lincon menyatakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan

1Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana, 2011), h. 22.

2Ibid.

3 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat: CV Jejak,

2018), h.7.

61

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada. Erickson menyatakan bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk

menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan

dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.4 Penelitian

kualitatif pada permulaannya banyak digunakan dalam bidang sosiologi,

antropologi, dan kemudian memasuki bidang psikologi, pendidikan, bahasa dan

cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Penelitian kualitatif dalam analisis datanya

tidak menggunakan analisis statistik, tetapi lebih banyak secara naratif. 5

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang

.melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan

kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus

terhadap peristiwa tersebut.6 Penelitian pada skripsi ini yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks ulasan siswa kelas

VIII MTs Negeri 13 Jakarta. Media YouTube dipilih peneliti untuk melihat

kemampuan menulis teks ulasan dengan menggunakan channel ‘Kok Bisa?’

C. Subjek dan Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah karangan teks ulasan yang ditulis oleh

siswa-siswi MTs Negeri 13 Jakarta. Sementara itu, subjek dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta tahun pelajaran 2019/2020.

4Ibid.

5 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan, (Jakarta:

Kencana, 2017), h.331.

6 Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &

Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011),. 197.

62

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam

penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitianya.

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-

bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data.7 Untuk memperoleh data data seperti

yang dimaksud, penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi,

wawancara dan tes unjuk kerja.

a. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi

atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlagsung.8

Observasi dilakukan di MTs Negeri 13 Jakarta dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Observasi dilakukan

dengan cara melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebagaimana

keadaan sebenarnya proses pembelajaran dengan materi teks ulasan.

Peneliti dalam melakukan Kegiatan Belajar Mengajar berperas sebagai

pendidik. Selain mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar, peneliti

memberikan arahan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa

mengenal channel YouTube ‘Kok Bisa?’.Kemudian hasil kerja yang

diperoleh dapat digunakan untuk menilai tingkat ketepatan data dan

informasi.

7 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.205.

8Ibid., h.216

63

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung

dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan

kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan penelitian.9

Penelitian ini dalam menggunakan teknik dokumentasi yaitu berupa foto-

foto kegiatan selama proses penelitian yang dilakukan seperti pada

kegiatan pembelajaran, RPP, tulisan siswa berupa karangan teks

ulasanyang merupakan hasil kerja siswa.

c. Tes

Menurut Sudijono tes adalah alat ukur atau prosedur yang

dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes juga dapat

diartikan sebagai alat penguukur yang mempunyai standar objektif,

sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-betul dapat

digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis dan

tingkah laku individu. Dengan kata lain, tes merupakan suatu prosedur

yang sistematik untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih

karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numerik atau sistem

kategori.10

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau

sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.11

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes praktik

menulis. Peneliti meminta siswa untuk menonton video yang terdapat

pada channel YouTube ‘Kok Bisa?’. Setelah siswa menonton video, siswa

diminta untuk membuat ulasan mengenai isi video. Pengerjaan tes

dilakukan secara indivudu dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

9 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.219.

10

Ibid., h.218.

11 Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &

Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.264.

64

menulis teks ulasan siswa. Selain itu dilakukannya tes juga bertujuan

untuk mengetahui penggunaan media YouTube dalam pembelajaran

menulis teks ulasan merupakan media yang tepat selain media karya

sastra berupa novel, cerpen, drama, puisi dan film.

d. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara

adalah suatu bentk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang

bertujuan memberoleh informasi.12

Wawancara dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan

cara mewawancarai guru dan murid terkait penggunaan media

pembelajaran YouTube. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah YouTube memiliki peran penting sebagai media yang

menunjang pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.13

Berdasarkan data yang dicari, instrumen dalam penelitian ini adalah

peneliti dan lembar kerja siswa berupa teks ulasan mengenai video yang telah

ditonton siswa yang kemudian menjadi bahan dasar siswa dalam menulis teks

ulasan sebagai alat tes. Lembar kerja siswa diperoleh ketika proses

pembelajaran berlangsung.

Kisi-kisi mengenai penilaian keterampilan menulis teks ulasan

tersebut di buat peneliti berdasarkan panduan buku Bahasa Indonesia Kelas

VIII, dengan tujuan untuk mengumpulkan data terkait dengan keterampilan

12 Sudaryono, Metodologi Penelitian, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.212.

13

Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &

Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.263

65

menulis teks ulasan siswa sesuai dengan struktur yang terdapat pada teks

ulasan. Aspek yang dinilai dalam menulis teks ulasan berupa struktur teks

ulasan yang terdiri dari identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran,

evaluasi dan rangkuman.

Identitas karya merupakan identitas mengenai karya yang akan diulas,

mencakup judul, pengarang, dll. Orientasi merupakan pengenalan gambaran

umum mengenai karya yang akan diulas. Sinopsis atau tafsiran merupakan

ringkasan mengenai pemahaan penulis terhadap suatu karya.. Evaluasi adalah

paparan mengenai kelebihan dan kekurangan suatu karya. Rangkuman

merupakan bagian kesimpulan penulis mengenai karya yang diulas, pada

bagian ini memuat opini penulis terhadap suatu karya. Masing-masing

indikator mengenai struktur diberikan skor dengan melihat Tingkat Capaian

Kinerja dengan skala 1-4.

1. Tes Kemampuan Menulis Teks ulasan

Table 3.1

Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Menulis Teks ulasan Siswa

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

66

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kriteria Penilaian Menulis Teks ulasan

Aspek Skor Rentan

Mutu

Indikator

Identitas karya 4 A Terdapat 5 identitas karya yang

ditemukan.

3 B Terdapat 4 identitas karya yang

ditemukan.

2 C Terdapat 3 identitas karya yang

ditemukan.

1 D Terdapat 2 identitas karya yang

ditemukan.

Orientasi

(gambaran umum)

4 A Gambaran umum jelas dan isi sesuai

dengan judul.

3 B Gambaran umum cukup jelas dan isi

sesuai dengan judul.

2 C Gambaran umum kurang jelas dan isi

tidak sesuai judul.

1 D Gambaran umum tidak jelas dan isi

tidak sesuai dengan judul.

Sinopsis atau

tafsiran

4 A Penjelasan tafsiran sangat baik dan

isi yang disampaikan terperinci.

3 B Penjelasan tafsiran cukup jelas dan

isi yang disampaikan cukup

terperinci.

2 C Penjelasan tafsiran cukup baik,

namun isi yang disampaikan kurang

terperinci.

67

1 D Penjelasan tafsiran kurang baik,

namun isi yang disampaikan tidak

terperinci.

Evaluasi 4 A Menuliskan kekurangan dan

kelebihan karya dengan disertai

penjelasan.

3 B menuliskan kekurangan dan

kelebihan karya namun tidak

menyertakan penjelasan.

2 C Menuliskan salah satu (kekurangan

atau kelebihan) dari karya yang

diulas disertai dengan penjelasan.

1 D Menuliskan salah satu ( kelebihan

atau kekurangan)karya tanpa disertai

dengan penjelasan.

Rangkuman 4 A Menuliskan rangkuman sangat baik

dan mendukung penilaian.

3 B Menuliskanrangkuman cukup baik

dan tidak mendukung penilaian.

2 C Menuliskan rangkuman kurang baik

dan tidak mendukung penilaian.

1 D Menuliskan rangkuman tidak baik

dan tidak mendukung penilaian.

68

Skor Maksimal 20

Skor yang diperoleh

Perhitungan Nilai : X 100

Skor maksimal

Skor ini jika mengacu kepada penilaian dengan rentang 0-100. Peneliti

membuat hitungan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibagi skor

maksimal kemudian, dikalikan 100.

Peneliti dalam menentukan kriteria perhitungan presentasi mengacu pada

Burhan Nurgiantoro dalam buku Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Berikut merupakan penentuan ktiteria dengan perhitungan presentasi

untuk skala empat.

Table 3.3

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Teks ulasan Siswa14

Interval Presentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala

Empat Keterangan

1 – 4 D – A

86-100 4 A Baik Sekali

76 – 85 3 B Baik

56 – 74 2 C Cukup

10 – 55 1 D Kurang

14Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,

(Yogyakarta:BPFE- Yogyakarta, 2016),hlm. 277

69

F. Teknik Analisis Data

Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus

sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan

tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis

meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan

verifikasi.15

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan

perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan

data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti

membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal

penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak

perlu.16

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami.17

3. Verifikasi data

Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap

pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti

inilah yang disebut sebagai verifikasi data.18

15 Triyanto, Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan &

Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h.286 16

Ibid., h.296. 17

Ibid., h.296. 18

Ibid., h.296.

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sekolah

1. Profil MTs Negeri 13 Jakarta

1) Nama Madrasah : MTs Negeri 13 Jakarta Selatan

2) No Statistik Madrasah : 121131740002

3) Akreditasi Madrasah : A

4) Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Muckhtar Raya, Gg. H. Doel,

Petukangan Utara, Pesanggrahan,

Jakarta Selatan

5) No. Telp : (021) 73883765

6) NPWP Madrasah : 00.215.972.1.013.000

7) Nama Kepala Madrasah : Drs. Nurul Huda, M.Si.

8) Kepemilikan Tanah : Pemerintah

9) Status Tanah : Hak Pakai

10) Status Bangunan : Pemerintah

2. Sejarah Singkat Madrasah

Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 adalah sekolah setingkat SMP

dengan kurikulum pengetahuan umum yang sama dari Dapatemen Pendidikan

Nasional, ditambah dengan kurikulum agama dari Kementerian Agama.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta terletak di Jalan H Doel, Ulujami

Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta pada

awalnya merupakan kelas jauh dari MTs Negeri 3 Jakarta, namun sejak tahun

1994 memisahkan diri dan berdiri sendiri menjadi MTs Negeri 13 Jakarta

yang pada tahun 2004 dan 2008 memiliki dua gedung kelas jauh. Pada 2010

Gedung C memisahkan diri menjadi MTs Negeri 32 Jakarta sehingga hingga

kini MTs Negeri 13 Jakarta memiliki dua lokasi dan gedung. Gedung MTs

Negeri 13 terdiri dari 2 Lokasi, Gedung A memiliki 4 lantai dengan jumlah

71

ruang sebanyak 25 ruang dan rombongan belajar 15 kelas. Gedung B memiliki

4 lantai dengan jumlah ruang sebanyak 37 ruang dan rombongan belajar 15

kelas.

3. Visi, Misi dan Kegiatan Madrasah

A. Visi:

Terwujudnya Madrasah Berkualitas, Membentuk Generasi Akhlaqul

Karimah dan Berwawasan Lingkungan Hidup”.

B. Misi:

1. Akademis :

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan peningkatan kompetensi

pendidik

b. Meningkatkan sarana dan fasilitas pembelajaran sebagai penunjang

tercapainya target kurikulum

c. Memperluas pelaksaanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan

d. Mengintensifkan bimbingan ujian kepada peserta didik kelas IX

e. Melaksanakan pembelajaran full day school

f. Mewujudkan lulusan yang berkualitas

2. Non-akademis :

a. Menciptakan iklim kerja yang harmonis dengan mengutamakan azas

kebersamaan dan kekeluargaan

b. Mengembangkan potensi dan bakat peserta didik melalui kegiatan

ekstrakulikuler dan dalam wadah OSIS

c. Mewujudkan prestasi madrasah melalui kegiatan ekstrakulikuler

d. Melaksanakan kegiatan yang bernuansa pesantren

e. Pengelolaan madrasah yang profesional, transparan, akuntabel dan

demokratis dengan semangat kebersamaan dan saling menghargai.

72

C. Kegiatan Madrasah

1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum yang

berlaku dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan

Kementerian Agama.

2) Mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler

secara intensif dan berkelanjutan.

3) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan

melalui diklat, penataran, seminar, dll.

4) Melaksanakan pelatihan teknologi komputer bagi tenaga pendidik

dan kependidikan

5) Melaksanakan pendalaman materi dan latihan soal-soal

6) Melaksanakan tes seleksi masuk bagi peserta didik baru dan tes

baca tulis Al-Quran.

7) Melaksanakan matrikulasi peserta didik yang belum lancar

membaca al-quran.

8) Melaksanakan tadarus dan hafalan Al-Quran yang dinilai secara

periodik.

9) Membudayakan demokrasi dan transparasi melalui rapat kerja

untuk membahas dan mengevaluasi program yang dilaksanakan

setiap bulan

4. Guru dan Tenaga Kependidikan

Madrasah Tsanawiyah Negeri 13 Jakarta memiliki guru dan tenaga

kependidikan yang bervariatif dilihat dari, jabatan, pangkat, golongan maupun

pendidikan seperti pada tabel berikut:

73

Tabel. 4.1

Daftar Urut Kepangkatan Guru dan Tenaga Kependidikan

NO NAMA PANGKAT JABATAN PENDIDIKAN TERAKHIR

GOL/

RUANG

TMT

NAMA

THN

TKT

IJZH

1 Abdul Azis Syam,

M. Pd

IV/b 01/04/2013 Guru Madya Bahasa

Inggris

Univ. Pakuan

Bogor

2010 S2

2 Drs. H. Fahrurozi,

M.Pd

IV/b 01/04/2013 Guru Madya/Kepala

Madrasah

UHAMKA 2004 S2

3 Dra. Rosita Tabri IV/a 01/10/2005 Guru Madya SKI UMJ 1990 S1

4 Dra. Yuni

Wahyuni

IV/a 01/10/2005 Guru Madya Bahasa

Arab

IAIN 1992 S1

5 Drs. Johan Arif IV/a 01/04/2007 Guru Madya Bahasa

Indonesia

IKIP Jakarta 1992 S1

6 Dra. Hj. Halwati,

MA

IV/a 01/10/2007 Guru Madya IPA

Biologi

Institul Ilmu

Al Quran

1992 S1

7 Eneng

Ismatunniswah,

S.Ag

IV/a 01/10/2008 Guru Madya IPS IAIN 2013 S2

8 Dra. Siti Nur

Heny Yuliawati

IV/a 01/04/2010 Guru Madya Bahasa

Inggris

IKIP

Yogyakarta

1992 S1

9 Saidil Hudri,

S.Ag, M.Pd

IV/a 01/04/2010 Guru Madya

Matematika

IAIN 1996 S1

10 Dra. Nurul

Komar, M.Pd

IV/a 01/04/2010 Guru Madya Guru

Madya

UHAMKA 2005 S2

11 Siti Bayinah

M.Ag

IV/a 01/04/2010 Guru Madya AL

Qur‟an Hadits

AL AQIDAH 2005 S2

12 Fauziah Harahap,

S.Pd

IV/a 01/04/2010 Guru Madya IPS IKIP Negeri 1996 S1

13 Fitri Awaliyah,

S.Pd

IV/a 01/04/2011 Guru Madya IPA IKIP 1998 S1

14 Mardiana, S.Ag IV/a 01/04/2011 Guru Madya Al

Qur‟an Hadits

IAIN 1998 S1

15 Drs. Kaelani IV/a 01/10/2012 Guru Madya

Matematika

IAIN Syarif

Hidayatullah

1990 S1

16 Pudji Harto, M.Si IV/a 01/04/2013 KepalaUrusan Tata

Usaha

STIA Yappann 2010 S2

17 Mulyati, MA IV/a 01/04/2014 Guru Madya Aqidah

Akhlak

Institul Ilmu

Al Quran

2013 S2

18 Hujaeni Roup,

S.Pd

IV/a 01/04/2014 Guru Madya Bahasa

Indonesia

IKIP 1995 S1

19 Siti Nurma III/d 01/04/2014 Guru Madya Bahasa IAIN 2003 S1

74

Khoirunisa, S. Pd Inggris

20 Muzammil Z,

S,Pd.

III/d 01/04/2014 Guru Muda

BP/Konseling

STKIP PGRI 2001 S1

21 Fatmawati, S.Pd III/d 01/04/2014 Guru Madya Bahasa

Indonesia

UHAMKA 1995 S1

22 Yanti, S.Pd III/d 01/04/2017 Guru Madya Bahasa

Indonesia

STAI

Fatahillah

2002 S1

23 Rahmat Hidayat,

M. Pmat

III/c 01/10/2011 Guru Madya

Mataematika

UNJ 2000 S1

24 Fatinah, S.Ag III/c 01/04/2012 Guru Madya Fiqih STAIN Al

Hikmah

2001 S1

25 Diny Rosdiani,

S.Pd

III/c 01/04/2014 Guru Madya IPS Universitas

Trisakti

2000 S1

26 Solihin III/b 01/04/2011 Guru

MadyaPenjasorkes

STKIP AL

Bana

2010 S1

27 Drs. Muaz III/b 01/10/2012 Guru Madya

Matematika

IAIN Syarif

Hidayatullah

1997 S1

28 Tohir S.Ag III/b 01/10/2012 Guru Madya Bahasa

Inggris

IAIN Jakarta 1995 S1

29 Saprudin, S.PD.I III/b 01/04/2013 Guru Madya TIK STAI Yamisa 2007 S1

30 Nova Rizqiawati,

S.Hum

III/b 01/10/2013 Guru Madya SKI UIN Jakarta 2005 S1

31 Mariyam S.Pd III/b 01/04/2014 Guru Madya IPA UHAMKA 2003 S1

32 Lila Kusuma

Dewi, S.Pd

III/b 01/04/2014 Guru Madya

Matematika

UIN Syahid 2006 S1

33 Lathifah III/b 01/04/2014 PenyajiBahanUrusan

Tata Usaha

MAN 1985 SLTA

34 R. Farid

Dzulhikam S.HI

III/b 01/10/2014 Guru Pertama TIK Univ.

Muhammadiya

h

2003 S1

35 Reni Wahyuni

S.Pd

III/b 01/10/2014 Guru Pertama Bahasa

Inggris

UHAMKA 2002 S1

36 Sumiati Ilyas

S.Sos

III/b 01/10/2014 Guru Pertama TIK UM 1996 S1

37 Badriyah S.Ag III/b 01/04/2016 Guru Pertama PKN IAIN Syarif

Hidayatullah

2000 S1

38 Suryani, S.Pd III/b 01/10/2012 Guru Pertama Seni

Budaya

Universitas

Negeri Jakarta

1999 S1

39 Muhammad

Zuhri, S. Ag

III/b 01/04/2014 Guru Pertama Bahasa

Arab

IAIN Syarif

Hidayatullah

1998 S1

40 Samsi MA III/a 01/09/2010 Guru Pertama Fiqih Institut Ilmu

Al Quran

2014 S2

41 Eka Setia

Wibowo S.A.P

III/a 01/04/2014 PenyusunBahanKerum

ahtanggaanUrusan

Tata Usaha

Universitas

Diponogoro

2007 S1

75

Tabel. 4.2

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Keseluruhan

NO. KETERANGAN JUMLAH

Pendidik

1 Guru PNS 38

2 Guru Honorer 13

Tenaga Kependidikan

1 Pegawai PNS 10

2 Pegawai Honorer 15

Table 4.3

Data Siswa

TAHUN

AJARAN

2017/2018

KELAS7 KELAS 8 KELAS 9 JUMLAH

(KELAS

7+8+9)

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

Rombel

Gedung A 143 4 143 4 141 4 427 12

Gedung B 178 5 180 5 179 5 537 15

42 Evi Harningsih III/a 01/04/2015 PenyajiBahanUrusan

Tata Usaha

SMA PGRI 1990 SLTA

43 Abas Al Imron II/c 01/01/2009 BendaharaBahanUrusa

n Tata Usaha

SMUN 32 1990 SLTA

44 Maudi II/c 01/04/2016 PenyajiBahanUrusan

Tata Usaha

PGAN 28 1988 SLTA

45 Indriawati II/b 01/04/2013 PenyajiBahanUrusan

Tata Usaha

SMK Lebak

Bulus

1999 SLTA

46 Heri Lutfi II/b 01/01/2009 PenyajiBahanUrusan

Tata Usaha

SMK 2001 SLTA

47 Andi Wahyudi II/b 01/04/2016 PenyajiBahanUrusan

Tata Usaha

SLTA 2008 SLTA

76

Table 4.4

Data Sarana dan Prasarana

NO

.

Jenis Prasarana Jumlah

Ruang

Jumlah Ruang Kondisi

Baik

Jumlah Ruang Kondisi

Rusak

1 Ruang Kelas 27 27

2 Perpustakaan 2 2

3 R. Lab. IPA 2 2

4 R. Lab. Biologi

5 R. Lab. Fisika

6 R. Lab. Kimia

7 R. Lab. Komputer 2 2

8 R. Lab. Bahasa

9 R. Pimpinan 2 2

10 R. Guru 2 2

11 R. Tata Usaha 2 2

12 R. Konseling 2 2

13 Tempat Beribadah 2 2

14 R. UKS 2 2

15 Toilet 20 20

16 Gudang 2 2

17 R. Sirkulasi 2 2

18 Tempat Olahraga 2 2

19 R. Organisasi

Kesiswaan

2 2

20 R. Lainnya

77

B. Analisis Data Penelitian

Pengambilan Data dilakukan di MTs Negeri 13 Jakarta Gedung B.

Penelian dilakukan pada bulan 15 Oktober 2019 sampai 18 Oktober 2019.

Peneliti mengambil data dengan jumlah siswa kelas VIII-H yang berjumlah 28

siswa. Julam siswa pada kelas itu berjumlah 36 siswa, namun pada saat

penelitian terdapat empat siswa yang tidak hadir ketika proses pengambilan

data berlangsung dan empat siswa lainnya mengikuti kegiatan OSIS yaitu

rapat kegiatan Maulid Nabi.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes

keterampilan menulis siswa dengan materi teks ulasan. Penelitian ini

dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, peneliti hanya

memaparkan materi mengenai teks ulasan. Kemudian pertemuan kedua

pengambilan data berupa tes keterampilan menulis teks ulasan dan pertemuan

selanjutnya yaitu wawancara tiga siswa serta satu guru mata pelajaran bahasa

Indonesia.

Analisis data setiap siswa akan dijelaskan sebagai berikut. Data yang

diambil peneliti berupa tes kemampuan menulis teks ulasan dengan media

YouTube. Terdapat enam judul video yang dijadikan sumber menulis teks

ulasan. Video-video tersebut yaitu; “Mengapa Kita Merasa Gatal?”, “Lebih

Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap Capek, meskipun sudah

Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa Lampu Lalu Lintas

Berwarna Hijau, Kuning, dan Merah?”, dan “Kenapa Orang Batak Galak,

Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat?”. Peneliti memilih video

tersebut karena beberapa hal. Video-video tersebut sudah disetujui oleh guru

bahasa Indonesia karena video tersebut mengangkat tema-tema yang

sederhana serta dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga layak

diperlihatkan untuk siswa MTs. Durasi yang ditampilkan juga efektif, tidak

terlalu lama namun tidak mengurangi informasi yang ingin disampaikan.

78

Berikut adalah hasil analisis dari masing-masing siswa

1. Analisis siswa 1 (Hery Kurniawan)

Tabel 4.5

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan

skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan

jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita

merasa gatal”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

79

gambaran umum dengan jelas mengenai gatal dengan kalimat “gatal itu

menyebalkan dan tak diduga-duga. Kadang saking asiknya menggaruk, tak terasa

kulit kita sudah berdarah”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah

sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa 1, menjelaskan

mengenai penyebab timbulnya rasa gatal dan respons yang diberikan ketika rasa

gatal timbul yaitu dengan menggaruk bagian yang terasa gatal. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “gatal adalah cara tubuh untuk memperingati tubuh dari hal-

hal yang berbahaya, kulit kita sangat peka terhadap rangsangan.”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya tanpa menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = animasinya bagus”,

“kekurangan = suaranya kurang jelas”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpula hanya menjelaskan ulang mengenai

tafsiran isi video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “begitu

merasa gatal, secara otomatis otak akan merespon dengan hasrat untuk

menggaruk”

80

2. Analisis siswa 2 (Melia Arianti w)

Tabel 4.6

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan

skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan

jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Mengapa Kita

Merasa Gatal”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan jelas mengenai gatal dengan kalimat “gatal itu

menyebalkan dan tak diduga-duga. Kadang kalo saking asiknya menggaruk, tak

81

terasa kulit kita yang digaruk sudah berdarah”. Selain itu siswa dalam

menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

mengenai penyebab timbulnya rasa gatal dan respon yang diberikan ketika rasa

gatal timbul yaitu dengan menggaruk bagian yang terasa gatal. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “gatal hanya terjadi di kulit”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mempu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya tanpa menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = bahasanya mudah

dimengeri ”, “kekurangan = videonya kurang seru ”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpula hanya menjelaskan ulang mengenai

tafsiran isi video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “begitu

merasa gatal, secara otomatis otak akan merespon dengan hasrat untuk

menggaruk”

Berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan media YouTube,

siswa ini memperoleh nilai baik yaitu 80. Pemerolehan nilai siswa tersebut

dikarenakan siswa merasa senang dan mengatakan bahwa media YouTube sangat

efektif dalam membuat teks ulasan. Selain itu siswa mengatakan bahwa

pemilihan media YouTube untuk pembelajaran juga tepat, karena media itu

sangat dekat dengan kehidupan saat ini.

82

3. Analisis siswa 3 (Nazwa Azlia Azzahra)

Tabel 4.7

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Lebih baik Mana, Bakat

atau Minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum siswa mengarah kepada pembahasan mengenai bakat dan minat

83

dengan kalimat “ada orang yang jago nyanyi, ada orang jago banget main bola ”.

Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

mengenai penyebab perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan orientasi

dari siswa “ada orang yang sudah berbakat tetapi tidak mau berusaha”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan dapat menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kekurangan = menjelaskannya

terlalu terburu-buru sehingga membuat penjelasan sedikit kurang jelas ”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menjelaskan ulang mengenai

tafsiran isi video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “Deliberate

Practice adalah bagian untuk menguasai fandomanction”.

4. Analisis siswa 4 (Almadhea Virlyara)

Tabel 4.8

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

84

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat . Pemerolehan

skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan

jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Lebih baik Mana,

Bakat atau Minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan jelas mengenai bakat dan minat dengan kalimat “ada

orang yang jago nyanyi, ada orang jago banget main bola”. Selain itu siswa

dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “lebih baik mana: bakat atau latihan?”.

85

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kekurangan = video ini animasinya

sedikit membosankan”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang dan kurang mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menjelaskan ulang mengenai

tafsiran isi video, namun terdapat sebuah kalimat ajakan mengenai bakat dan

minat. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “jadi kesimpulannya

kalau kita mau cepat bisa, kita harus memperbanyak latihan”.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan media YouTube,

siswa ini memperoleh nilai baik yaitu 80. Pemerolehan nilai siswa tersebut

dikarenakan siswa tersebut senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa ini

juga mengatakan bahwa media sosial seperti YouTube sangat membantu karena

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami, karena

pelajaran bahasa Indonesia biasanya hanya menggunakan media power point atau

tidak menggunakan media, sehingga siswa hanya mencatat penjelasan guru.

5. Analisis siswa 5 (Ayssyah Rahmadini)

Tabel 4.9

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

86

Rangkuman

Nilai 15

X 100

20

= 75 - Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga . Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Kenapa Kita Tetap

capek Meskipun Sudah Cukup Tidur”. Pada penulisan gambaran umum, siswa

mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas mengenai judul yang tertera.

Berikut kutipan gambaran umum siswa “kenapa kita kayanya udah dapet tidur

cukup ”, selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

mengenai penyebab kantuk meskipun sudah cukup tidur. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “pada saat kita tidur terdapat pola ritme yang berulang”.

87

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kekurangan = video ini animasinya

sedikit membosankan”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Berikut kutipan

siswa pada bagian rangkuman atau kesimpulan “nonton chanel ini agar dapat

motivasi dari sini”. Kalimat tersebut tidak jelas karena tidak menjelaskan

kesimpulan dari video yang diulas.

6. Analisis siswa 6 (Wahyu Ramadhan)

Tabel 4.10

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 15

X 100

20

= 75 – Baik

88

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga . Pemerolehan

skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa Kita Bermimpi”.

Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum

cukup jelas, namun siswa hanya menuliskan dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan, bukan dalam bentuk deskripsi. Berikut kutipan orientasi teks ulasan

siswa “tapi apakah kita pernah mempertanyakan kenapa kita bermimpi?”. Selain

itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “lebih baik mana: bakat atau latihan?”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = kita dapat mengetahui

kenapa kita bermimpi”, kekurangan = berbicara terlalu cepat dan bertele-tele”

89

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang dan kurang mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan simpulan hanya menuliskan kalimat ajakan untuk menonton video

tersebut. Betikut kutipan siswa dalam menulis kesimpulan “video ini sangat

bagus dan layak ditonton”

7. Analisis siswa 7 (Rasyidu Maulidia)

Tabel 4.11

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 15

X 100

20

= 75 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

90

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor

tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelasdan

sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Kenapa Kita Bermimpi”.

Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum

dengan cukup jelas, namun gambaran umum yang dituliskan siswa lebih

mengacu kepada pertanyaan mengenai bermimpi. Berikut kutipan orientasi siswa

“apa yang terjadi di otak kita pas kita lagi mimpi?”. Selain itu siswa mampu

menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai penyebab kita bermimpi. Berikut kutipan tafsiran dari

siswa “mimpi itu adalah harapan-harapan yang terdalam dari diri kita”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor dua. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa hanya mampu

menyebutkan kelebihan dari karya yang diulas. Berikut kutipan evaluasi siswa

“kelebihan = dari video ini kita bisa tau bahwa kenapa kita bermimpi dan

mengetahui kenapa mimpi susah diingat”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya cukup jelas dan mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman, menyebutkan mengenai kesimpulan dari video yang

telah ditonton dan memberikan pendapat bahwa video tersebut layak untuk

91

ditonton. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “video ini sangat

bagus dan layak untuk dionton karena video ini”

8. Analisis siswa 8 (Hanifah Madani)

Tabel 4.13

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 18

X 100

20

= 90 - Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori

baik sekali.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor

tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelasdan

sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Kenapa Lampu Lalu Lintas

92

Berwarna Hijau, Kuning, dan Merah?. Pada penulisan gambaran umum, siswa

mampu menjelaskan gambaran umum dengan cukup jelas, namun gambaran

umum yang dituliskan siswa lebih mengacu kepada pertanyaan mengenai warna

lampu lalu lintas. Berikut kutipan orientasi siswa “tapi jika dipikir-pikir, apakah

ada makna dibalik warna dari hijau, kunging, merah?. Selain itu siswa mampu

menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

mengenai warna lampu lalu lintas serta sejarah bagaimana warna merah, kuning,

dan hijau menjadi warna lampu lalu lintas. Berikut kutipan tafsiran dari siswa

“jadi, dahulu lampu lalu lintas digunakan untuk jalur perkereta apian Inggris

tahun 1983”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas serta mampu

meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: salah pada

gambar lalu lintas merah diatas dan hijau dibawah”, “kekurangan: dalam video

itu ada penjelasan atau gambaranya sehingga lebih mudah dipahami. Pembawaan

filmnya enak ditonton sehingga penonton merasa enjoy dan senang”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya cukup jelas dan dan terdapat kalimat ajakan yang berfungsi

mempengaruhi pembaca. Siswa dalam menuliskan rangkuman, menyebutkan

mengenai kesimpulan dari video yang telah ditonton dan memberikan himbauan

agar sekalu mematuhi rambu lalu lintas. Berikut kutipan rangkuman atau

93

kesimpulan siswa “dari video ini sudah jelas kita harus mematuhi lampu lalu

lintas, agar kecelakaan atau kejadian yang tak diinginkan tidak terjadi”

Berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan media YouTube,

siswa ini memperoleh nilai sangat baik yaitu 90. Pemerolehan nilai siswa

tersebut dikarenakan siswa ini menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Selain itu

siswa menyukai kegiatan menulis, baginya menulis bisa membuat pikiran

menjadi lebih ringan, karena menulis itu mengekspresikan pikiran dan tidak

menghalangi pikiran untuk berfikir lebih jauh, serta dapat menambah wawasan.

Siswa mengatakan bahwa penggunaan media Youtube sangatlah manarik, karena

anak-anak sekarang sudah sangat dekat dengan YouTube, jadi jika belajar

melalui sesuatu yang disukai, maka pembelajaran akan semakin mudah dan

menyenangkan.

9. Analisis siswa 9 (Naila Kamila K)

Tabel 4.14

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

94

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup

jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Mengapa Kita

Merasa Gatal?”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan cukup jelas . Berikut kutipan orientasi siswa “rasa

gatal itu kadang menyebalkan”. Selain itu siswa mampu menuliskan orientasi

sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi

yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa

menjelaskan mengenai penyebab kulit terasa gatal. Berikut kutipan tafsiran

dari siswa “sel saraf atau neuron yang sangat peka terhadap rangsangan gatal

adalah neuron Praticeptive”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas serta mampu

meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: dengan

menyajikan video dalam bentuk animasi, membuat orang yang melihat mudah

mengerti.”, “kekurangan: dengan penyampaian yang terlalu cepat membuat

pendengar kadang menjadi bingung.”

95

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian serta tidak

terdapat kalimat ajakan yang berfungsi mempengaruhi pembaca. Siswa dalam

menuliskan rangkuman, hanya menyalin secara ringkas isi video seperti yang

terdapat dalam tafsiran. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa

“begitu merasa gatal, secara otomatis otak akan merespon dengan hasrat untuk

menggaruk...”

10. Analisis siswa 10 (Abi Badilah)

Tabel 4.15

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran - - - -

Evaluasi

Rangkuman - - - -

Nilai 11

X 100

20

= 55- cukup

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 55 dengan kategori

cukup. Siswa Abi Badilah hanya mampu menyebutkan tigat unsur dalam teks

ulasan, di antaranya identitas karya, orientasi, dan evaluasi . Terdapat satu

96

struktur yang tidak mampu dituliskan siswa yaitu tafsiran atau sinopsis dan

kesimpulan.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan

skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan

jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Lebih Baik Mana

Bakat atau Latihan?”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu

menjelaskan gambaran umum dengan jelas mengenai perbedaan bakat dan

latihan serta lebih baik bakat atau latihan. Berikut kutipan orientasi siswa “ada

orang yang jago dalam berbagai hal seperti jago matematika dan lain-lain”.

Selain itu siswa mampu menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak

meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: akurat

dalam membuat video ini.”, “kekurangan: suaranya dan sebuah animasinya”.

11. Analisis siswa 11 (Ayu Rabiatul Adawiah)

Tabel 4.16

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

97

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup

jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu“Mengapa Kita

Berminpi?”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan cukup jelas mengenai penyebab manusia bermimpi,

namun dalam menuliskan orientasi siswa lebih mengacu kepada pertanyaan-

pertanyaan. Berikut kutipan orientasi siswa “kenapa mimpi kita itu sulit

dingat?”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan skor dua

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup bauk namun

kurang terperinci. Siswa dalam menuliskan tafsiran hanya menjelaskan

mengenai penyebab mimpi sulit diingat tanpa menjelaskan mengapa manusia

berminpi dan bagaimana proses mimpi itu terjadi. Berikut kutipan tafsiran dari

98

siswa “mimpi susah diingat karena pada saat kita bermimpi memori jangka

pendek kita terpisah dari memori jangka panjang.”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak

meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: kita

mampu mengetahui kenapa kita bermimpi dan kenapa mimpi sulit diingat.”,

“kekurangan: berbicara terlalu cepat dan bertele-tele”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa

pendapat terhadap suatu karya sangat jelas dan mendukung sebuah penilaian.

Siswa menuliskan pendapat mengenai video secara keseluruhan dengan

memberikan penilaian mengenai video yang layak ditonton. Berikut kutipan

rangkuman atau kesimpulan siswa “video ini sangat bagus dan layak untuk

ditonton karena video ini dapat menjawab pertanyaan aneh yang tidak bisa

kita jawab dengan sendirinya...”

12. Analisis siswa 12 (Fatia Menola)

Tabel 4.17

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

99

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup

jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita

tetap capek, meskipun udah tidur cukup”. Pada penulisan gambaran umum,

siswa mampu menjelaskan gambaran umum mengenai penyebab kantuk.

Berikut kutipan siswa dalam menuliskan orientasi “sering banget tiap hari

kayanya udah dapat tidur cukup tapi masih saja capek dan ngantuk”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi

yang disampaikan terperinci. Siswa dalam menuliskan tafsiran menjelaskan

mengenai tahap-tahab manusia tidur dan penyebab manusia tetap kantuk

meskipun sudah cukup tidur. Berikut kutipan tafsiran dari siswa “tahap satu,

adalah tahap merem melek. Mata kita bergerak secara perlahan dan aktivitas

otot tubuh kita mulai melambat”

100

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak

meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: videonya

sudah sangat bagus.”, “kekurangan: durasinya terlalu pendek”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa hanya

menuliskan kesimpulan mengenai video dengan sangat singkat. Berikut

kutipan rangkuman siswa “meski kita sudah tidur cukup tapi kita mesih capek,

mata kita juga berkunang-kunang. Masih otak kita melambat”.

13. Analisis siswa 13 (Keyla Sastia)

Tabel 4.18

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

80 – Baik

101

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup

jelasdan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita

tetap capek, meskipun udah tidur cukup”. Pada penulisan gambaran umum,

siswa mampu menjelaskan gambaran umum mengenai penyebab kantuk.

Berikut kutipan siswa dalam menuliskan orientasi “seing banget tiap hari

kayanya udah dapat tidur cukup tapi masih saja capek dan ngantuk”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi

yang disampaikan terperinci. Siswa dalam menuliskan tafsiran menjelaskan

mengenai tahap-tahab manusia tidur dan penyebab manusis tetap kantuk

meskipun sudah cukup tidur. Berikut kutipan tafsiran dari siswa “tahap satu,

adalah tahap merem melek. Mata kita bergerak secara perlahan dan aktivitas

otot tubuh kita mulai melambat”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari videoyang diulas namun tidak

meyertakan penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: videonya

sudah sangat bagus.”, “kekurangan: durasinya terlalu pendek”

102

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang baik serta tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa hanya

menuliskan kesimpulan mengenai video dengan sangat singkat. Berikut

kutipan rangkuman siswa “meski kita sudah tidur cukup tapi kita mesih capek,

mata kita juga berkunang-kunang. Masih otak kita melambat”

14. Analisis siswa 14 (Zahra Edcana)

Tabel 4.19

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 17

X 100

20

85 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

103

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran

umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu

“kenapa lampu lalu lintas berwarna hijau, kuning, merah?”. Pada penulisan

gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran mengenai lampu lalu

lintas. Berikut kutipan orientasi siswa“lampu yang satu ini selalu membantu

kita di persimpangan jalan.”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi

sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi

yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa

menjelaskan mengenai sejarah warna dalam lampu lalu lintas. Berikut kutipan

orientasi dari siswa“jadi asal usulnya, lampu lalu lintas dulu hanya digunakan

untuk jalur kereta api di Inggris pada tahun 1930”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mempu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video serta mampumemberikan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan = memuat sejarah asal-

usul lampu lalu lintas dengan penjelasan yang mudah dipahami”, “kekurangan

= seharusnya gambar lampu lalu lintas merah diatas dan hijau dibawah”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan kurang mendukung sebuah penilaian, namun

siswa dapat menuliskan berupa kalimat ajakan yang berfungsi untuk

104

mempengaruhi pembaca. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa

“dari video ini sudah jelas kita harus mematuhi rambu lalu lintas agar

kecelakaan atau kejadian yang diinstan tidak terjadi”

15. Analisis siswa 15 (Syakhira Andara P)

Tabel 4.20

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran

105

umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu

“mengapa orang batak galak, kenapa orang padang pelit, kenapa orang jawa

lambat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan jelas mengenai konsep atau pandangan mengenai

watak suku-suku di Indonesia. Berikut kutipan orientasi siswa “sudah tidak

asing lagi setiap suku Indonesia memiliki pandangan masing-masing”. Selain

itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik danisi

yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa

menjelaskan mengenai stereotip masyarakat mengenai suku-suku di Indonesia

serta penyebab stereorip tersebut melekat pada suatu suku. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “orang batak terkenal dengan kemampuan verbalnya 99%

pekerjaannya dan selalu berbicara terus terang dan seadanya karena itulah

orang batak terkenal karena kegalakannya”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video tanpa menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus ”,

“kekurangan : suaranya kurang jelas ”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menuliskan kesimpulan isi dari

video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “Indonesia

106

memiliki berbagai macam suku yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau

pandangan yang berbeda dari masing-masing suku”

16. Analisis siswa 16 (Salma Allya Melva)

Table 4.21

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 18

X 100

20

= 90 - Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori

Baik Sekali.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor 4.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran

umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu

107

“mengapa orang batak galak, kenapa orang padang pelit, kenapa orang jawa

lambat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan jelas mengenai konsep atau pandangan mengenai

watak suku-suku di Indonesia. Berikut kutipan orientasi siswa “kita pasti

sering mendengar atau melihat video seperti orang batak galak, orang padang

pelit, orang jawa lamban”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah

sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik danisi

yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa

menjelaskan mengenai stereotip masyarakat mengenai suku-suku di Indonesia

serta penyebab stereorip tersebut melekat pada suatu suku. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “orang batak terkenal galak karena dari bahasa atau cara

berbicara yang terdengar kasar. Mayoritas pekerjaannya pengacara karena

orang batak pandai berbicara dan terus terang”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video dan menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: dengan meyajikan

video beranimasi membuat orang yang melihat tidak bosan dan tertarik untuk

melihatnya.”, “kekurangan : penyampaian yang terlalu cepat membuat orang

yang mendengar dan melihat kurang mengerti.”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan kurang sebuah penilaian, namun terdapat kalimat

ajakan yang dapat memengaruhi pembaca. Berikut kutipan rangkuman atau

108

kesimpulan siswa “ambil positifnya karena Indonesia memiliki ragam

sukunya jadi setiap suku pasti punya ciri khasnya masing-masing”

17. Analisis siswa 17 (Habibi Ikhsan Al Fikri)

Tabel 4.22

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

= 80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran

umum dengan jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu

109

“mengapa orang batak galak, kenapa orang padang pelit, kenapa orang jawa

lambat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan jelas mengenai konsep atau pandangan mengenai

watak suku-suku di Indonesia. Berikut kutipan orientasi siswa “sudah tidak

asing lagi setiap suku Indonesia memiliki pandangan masing-masing”. Selain

itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik danisi

yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa

menjelaskan mengenai stereotip masyarakat mengenai suku-suku di Indonesia

serta penyebab stereorip tersebut melekat pada suatu suku. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “orang batak terkenal dengan kemampuan verbalnya 99%

pekerjaannya dan selalu berbicara terus terang dan seadanya karena itulah

orang batak terkenal karena kegalakannya”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari video tanpa menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus ”,

“kekurangan : suaranya kurang jelas ”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menuliskan kesimpulan isi dari

video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “Indonesia

memiliki berbagai macam suku yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau

pandangan yang berbeda dari masing-masing suku”

110

18. Analisis siswa 18 (Safira Zahwa)

Tabel 4.23

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 18

X 100

20

= 90 – Baik Sekali

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori

Baik Sekali.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor 4.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa lampu lalu

lintas berwana hijau, kuning, merah”. Pada penulisan gambaran umum, siswa

111

mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas mengenai lampu lalu lintas,

penulisan orientasi siswa pada teks ulasan lebih mengacu kepada pertanyaan-

pertanyaan mengenai asalan lampu lalu lintas berwana hijau, kuning, dan

merah. Beriut kutipan orientasi siswa “ tapi dipikir-pikir apakah ada makna

dibalik warna dari lampu lalu lintas ini?”. Selain itu siswa dalam menuliskan

orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan sangat baik dan isi

yang disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai sejarah warna lampu lalu lintas serta makna dibalik

warna lampu lalu lintas yang berwarna hijau, kunging dan merah. “dulu lampu

lalu lintas berwarna merah, hijau, dan putih. Warna merah digunakan sebagai

penanda berhenti, karena warna merah sudah dikenal beradab-abad sebagai

penanda bahaya”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan dapat menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan orientasi dari siswa “kekurangan: salah pada

gambar, seharusnya gambar lampu lalu lintas merah diatas dan hijau

dibawah”, “kekurangan: di video itu selalu diberikan contoh gambar sehingga

penjelasannya lebih mudah dipahami”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya cukup jelas dan terdapat kalimat ajakan yang dapat mempengaruhi

pembaca. Namun, pada penilaian kesimpulan siswa, tidak mendukung sebuah

penilaian video. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa “dari

112

video ini kita harus mematuhi rambu lalu lintas agar kecelakaan di jalan tidak

terjadi”.

19. Analisis siswa 20 (Muhammad Azka)

Tabel 4.24

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 15

X 100

20

75 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

Baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa lampu lalu

113

lintas berwana hijau, kuning, merah”. Pada penulisan gambaran umum, siswa

mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas mengenai lampu lalu lintas,

penulisan orientasi siswa pada teks ulasan lebih mengacu kepada pertanyaan-

pertanyaan mengenai asalan lampu lalu lintas berwana hijau, kuning, dan

merah. Berikut kutipan orientasi siswa “ kenapa harus hijau, kuning, dan

merah? Dan apa penyebabnya?”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi

sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai sejarah warna lampu lalu lintas namun tidak

menjelaskan serta makna dibalik warna lampu lalu lintas yang berwarna hijau,

kuning dan merah. “asal-usul lampu lintas dulu hanya digunakan untuk jalur

kereta api pada tahun 1830”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan orientasi dari siswa “kekurangan: bahasanya

bagus gampang dimengerti”, “kekurangan: durasi terlau pendek”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan tidak mendukung penilaianserta tidak terdapat

kalimat ajakan yang dapat mempegaruhi pembaca. Siswa dalam menuliskan

kesimpulan hanya menuliskan rangkuman dari tafsiran. Berikut kutipan

rangkuman atau kesimpulan siswa “jadi lampu lalu lintas pertama digunakan

untuk kereta apu dan warnanya adalah merah, hijau, dan putih…”.

114

20. Analisis siswa 20 (Nadia Ammara)

Tabel 4.25

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 14

X 100

20

= 70 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 70 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita

bermimpi”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

115

gambaran umum dengan jelas mengenai macam-macam mimpi yang pernal

dialami seseorang. Berikut kutipan orientasi siswa “berbagai macam mimpi

pernah kita alami. Mimpi yang pernah kita alami antara lain senang, sedih,

seram hingga basah”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah

sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa

menjelaskan mengenai mimpi dan alasan mengapa mimpi sulit diingat

seseorang. Berikut kutipan orientasi dari siswa “mimpi susah diigat karena

pada saat kita mimpi memori jangka pendek kita terpisah dengan memori

jangka panjang”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mempu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya tanpa menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: jadi bisa mengetahui

alasan kita bermimpi”, “kekurangan: berbicaranya terlalu cepat dan bertele-

tele”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak terdapat kalimat ajakan yang dapat

mempengaruhi pembaca, siswa dalam menuliskan kesimpulan hanya

menuliskan penilaian mengenai video yang telah ditonton. Berikut kutipan

rangkuman atau kesimpulan siswa “videonya sangat bagus karena menambah

wawasan kita”.

116

21. Analisis siswa 21 (Salsabila Nafisa)

Tabel 4.26

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 15

X 100

20

75 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor 4.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “lebih baik mana?

Bakat atau latihan”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu

menjelaskan gambaran umum dengan jelas yang mengacu kepada penjelasan

mengenai bakat dan minta. Berikut kutipan orientasi siswa “ada orang yang

117

jago banget nyanyi. Ada orang jago matematika. Pertanyaannya adalah

sebenarnya itu karena bakat atau minat?”. Selain itu siswa dalam menuliskan

orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai perbedaan bakat dan minat. Berikut kutipan orientasi

dari siswa “menjelaskan tentang lebih baik mana minat atau bakat. Bakat

ibarat lomba lari itu temponya lebih maju tetapi akhirnya latihan dan kerja

keras yang akan memenangkannya”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: ditanyangkan

menggunakan animasi jadi tidak bosan dilihatnya, bahasanya mudah

dimengerti”, kekurangan: terlalu cepat berbicaranya”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor satu. Pemerolehan

skor satu dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya tidak jelas dan tidak mendukung sebuah penilaian, siswa dalam

menuliskan kesimpulan hanya kalimat ajakan yang dapat mempegaruhi

pembaca. Berikut bukti kutipan kesimpulan siswa “jika memiliki bakat harus

didorong dengan usaha dan kerja keras agar menjadi sukses”

118

22. Analisis siswa 22 (Alicia Putri)

Tabel 4.27

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “lkenapa kita

bermimpi”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum mengenai macam-macam mimpi yang pernah dialami.

Berikut kutipan orientasi siswa “berbagai mimpi pernah kita alami. Mulai dari

119

mimpi senang, menyeramkan hingga mimpi basah. Apa yang terjadi di otak

kita pas kita lagi mimpi?”. Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah

sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai teori tentang mimpi serta alasan mimpi sulit dingat.

Berikut kutipan orientasi dari siswa “ada suatu teori terkenal yang

dikemukakan Sigmun Freud bahwa mimpi adalah harapan-harapan yang

terpendam dalam diri kita”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: kita jadi mengetahui

kenapa kita bermimpi dan kenapa mimpi susah diingat”, kekurangan:

berbicara terlalu cepat dan bertele-tele”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya cukup jelas dan mendukung sebuah penilaian, siswa dalam

menuliskan kesimpulan terdapat kalimat penilaian mengenai keseluruhan

video. Berikut bukti kutipan kesimpulan siswa “videonya bagus dan layak

ditonton karena terdapat ilmu dan dapat menambah wawasan kita”

120

23. Analisis siswa 23 (Rahma Julianto)

Tabel 4.28

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 17

X 100

20

85 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah

penonton, dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “kenapa orang batak

galak? Kenapa orang padang pelit? Kenapa orang jwa lamban?”. Pada

penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum

memngenai pandangan masyarakat terhadap suku-suku di Indonesia. Berikut

121

kutipan orientasi siswa “sudah tidak asing lagi di setiap suku di Indonesia

memiliki pandangan masing-masing. Contohnya orang batak itu galak, orang

padang itu pelit, dan orang jawa itu lamban”. Selain itu siswa dalam

menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan pandangan serta alasan stereotip tersebut melekat pada masyakat.

Berikut kutipan orientasi dari siswa “orang batak terkenal dengan kemampuan

verbalnya, selalu berbicara terus terang dan seadanya. Karena itulah orang

batak terkenal dengan galak”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus dan

rapih”, kekurangan: suara efeknya lebih keras dari suaranya, jadi suaranya

kurang jelas”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya cukup jelas namun tidak mendukung sebuah penilaian, siswa

dalam menuliskan kesimpulan hanya menjelaskan secara ringkas isi tafsiran.

Berikut bukti kutipan kesimpulan siswa “Indonesia memiliki berbagai macam

suku yang berbeda dan memiliki ciri-ciri atau pandangan yang berbeda dari

masing-masing suku”

122

24. Analisis siswa 24 (Devia Robiyatul)

Tabel 4.29

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “lebih baik mana, bakat

atau minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum yang engacu kepada bakat dan minat. Berikut kutipan

orientasi siswa “ada orang jago banget yanyi ada orang yang jago main bola

123

dan ada orang yang jago matematika.”. Selain itu siswa dalam menuliskan

orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

mengenai perbedaan minat dan bakat. Berikut kutipan orientasi dari siswa

“dijelaskan bahwa dalam video banyak orang berbakat jarang ingin berusaha”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan:bisa tau lebih baik bakat

atau latihan dan apa saja yang bisa dilakukan agar sukses”, kekurangan:

animasinya kurang bagus dan membosankan”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kaliamt yang mengacu kepada

penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran

dan juga terdapat kaliamat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut

bukti kutipan kesimpulan siswa “jadi kesimpulannya lebih baik mana? Tentu

saja latihan dan kerja keras tapi lakukan juga dibidang yang kalian suka”

124

25. Analisis siswa 25 (M. Bagus Pribadi)

Tabel 4.30

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor

tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas dan

sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Mengapa kita gatal”. Pada

penulisan gambaran umum, siswa mampu menuliskan kalimat yang mengacu

pada alasan tubuh mengalami gatal. Berikut kutipan orientasi siswa “rasa gatal

itu menyebalkan dan tidak diduga-duga. Kadang saking asiknya menggaruk tidak

125

terasa kulit yang kita garuk sudah berdarah”. Selain itu siswa dalam menuliskan

orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

mengenai penyebab serta reaksi yang akan dialami tubuh ketika tubuh merasa

gatal. Berikut kutipan orientasi dari siswa “gatal adalah cara tubuh memperingati

tubuh dari hal-hal yang berbahaya, kulit kita sangat peka terhadap rangsangan…”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya namun tidak menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: animasinya bagus,

mudang dipahami dan informasinya menarik”, kekurangan: suaranya kurang

jelas ngomognya agak cepat”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kaliamat yang mengacu kepada

penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran

dan juga terdapat kaliamat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut

bukti kutipan kesimpulan siswa “jadi daripada menyalahkan rasa gatal itu, lebih

baik kita berfokus untuk mengatasi sumbernya”.

126

26. Analisis siswa 26 (Salsa Septiana Zulkha)

Tabel 4.31

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 17

X 100

20

85 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan

skor tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas

dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita merasa

gatal”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran

umum yang mengacu pada pembahasan penyebab rasa gatal pada tubuh

manusia. Berikut kutipan orientasi siswa “rasa gatal itu kadang menyebalkan

127

tak diduga saking asiknya kita menggaruk tak terasa kulit kita sudah berdarah”.

Selain itu siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

penyebab timbulnya rasa gatal dan respon otak ketika tubuh mengalami rasa

gatal. Berikut kutipan orientasi dari siswa “sel saraf yang merangsang rasa gatal

disebut sebagai pruticeptive”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan menyertakan

penjelasan. Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: bahasa yang digunakan

mudah dimengerti dan dengan video yang seperti kartun itu dapat menarik

perhatian orang banyak”, kekurangan: dengan penjelasan yang cepat akan

membuat penonton bingung”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kalimat yang mengacu kepada

penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran

dan juga terdapat kalimat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut

bukti kutipan kesimpulan siswa “jika dilakukan secukupnya, menggaruk

memang bisa memberikan rasa lega. Tetapi jika berlebihan menggaruk justru

dapat melukai kulit kita. jadi daripada menyalahkan rasa gatal itu, lebih baik

kita berfokus untuk mengatasi sumber yang membuat kita gatal”

128

27. Analisis siswa 27 (Anisa Febriani)

Tabel 4.32

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 17

X 100

20

85 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, diantaranta judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor

tiga dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum cukup jelas dan

sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “mengapa kita merasa gatal”.

Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan gambaran umum

yang mengacu pada pembahasan penyebab rasa gatal pada tubuh manusia.

Berikut kutipan orientasi siswa “rasa gatal itu kadang menyebalkan tak diduga

129

saking asiknya kita menggaruk tak terasa kulit kita sudah berdarah”. Selain itu

siswa dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan baik dan isi yang

disampaikan terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa , menjelaskan

penyebab timbulnya rasa gatal dan respon otak ketika tubuh mengalami rasa

gatal. Berikut kutipan orientasi dari siswa “pada umunya kita mengalami gatal

karena cahaya matahari berlebih, zat kimia beracun, alergi ulat bulu dan infeksi

microorganisme”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor empat. Pemerolehan skor empat dikarenakan siswa mampu

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya dan menyertakan penjelasan.

Berikut kutipan evaluasi siswa “kelebihan: dalam menyajikan video dalam

bentuk animasi, membuat orang yang melihat mudah mengerti dan tertarik untuk

melihatnya”, kekurangan: dengan penyampaian yang terlalu cepat membuat

pendengar menjadi bingung”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan tidak terdapat kalimat yang mengacu kepada

penilaian keseluruhan dari video. Siswa menuliskan kesimpulan dari isi tafsiran

dan juga terdapat kalimat ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca. Berikut

bukti kutipan kesimpulan siswa “jika dilakukan secukupnya, menggaruk memang

bisa memberikan rasa lega. Tetapi jika berlebihan menggaruk justru dapat

melukai kulit kita. jadi dari pada menyalahkan rasa gatal itu, lebih baik kita

berfokus untuk mengatasi sumber yang membuat kita gatal”

130

28. Analisis siswa 4 (Sandi)

Tabel 4.8

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Nilai 16

X 100

20

80 – Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat penilaian berdasarkan beberapa

aspek, yaitu identitas karya, orientasi, sinopsis atau tafsiran, evaluasi dan

rangkuman. Penulisan teks ulasan siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori

baik.

Berdasarkan aspek identitas karya, siswa memperoleh skor empat.

Pemerolehan skor empat disebabkan siswa mampu menuliskan lima identitas

karya yang akan diulas, di antaranya judul, pengarang, durasi, jumlah penonton,

dan tahun.

Aspek penilaian orientasi, siswa memperoleh skor empat . Pemerolehan

skor empat dikarenakan siswa mampu menjelaskan gambaran umum dengan

jelas dan sesuai dengan judul. Judul yang dipilih siswa yaitu “Lebih baik Mana,

Bakat atau Minat”. Pada penulisan gambaran umum, siswa mampu menjelaskan

gambaran umum dengan jelas mengenai bakat dan minat dengan kalimat “ada

orang yang jago nyanyi, ada orang jago banget main bola ”. Selain itu siswa

dalam menuliskan orientasi sudah sesuai dengan judul.

131

Aspek selanjutnya yaitu penilaian sinopsis atau tafsiran. Pada aspek

sinopsis atau tafsiran siswa memperoleh skor tiga. Pemerolehan skor tiga

dikarenakan siswa mampu menjalaskan tafsiran dengan cukup baik dan isi yang

disampaikan cukup terperinci. Penulisan tafsiran pada teks ulasan siswa ,

menjelaskan mengenai perbedaan antara bakat dan minat. Berikut kutipan

orientasi dari siswa “lebih baik mana: bakat atau latihan?”.

Aspek selanjutnya yaitu penilaian evaluasi. Pada aspek evaluasi, siswa

memperoleh skor satu. Pemerolehan skor satu dikarenakan siswa hanya

menyebutkan manfaat yang diperoleh setelah menonton video. Siswa tidak dapat

menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari karya yang akan diulas. Berikut

kutipan evaluasi siswa “jadi kelebihannya kita dapat mengetahui jika kita hanya

memiliki bakat”

Aspek selanjutnya yaitu penilaian rangkuman atau kesimpulan. Pada

aspek rangkuman atau kesimpulan, siswa memperoleh skor dua. Pemerolehan

skor dua dikerenakan siswa menuliskan rangkuman berupa pendapat terhadap

suatu karya kurang jelas dan kurang mendukung sebuah penilaian. Siswa dalam

menuliskan rangkuman atau kesimpulan hanya menjelaskan ulang mengenai

tafsiran isi video, namun terdapat sebuah kalimat ajakan mengenai bakat dan

minat. Berikut kutipan rangkuman atau kesimpulan siswa 1 “jadi kesimpulannya

walaupun kita memiliki bakat yang tinggi kita harus tetap bekerja keras”

132

Tabel 4.33

Data Hasil Penilaian Tes Kemampuan Menulis Teks ulasan

No

Nama

Aspek Penilaian

Identitas

Karya Orientasi Tafsiran Evaluasi Kesimpulan Total Nilai

1 HK 4 4 4 3 1 16 80

2 MAW 4 4 4 3 1 16 80

3 NAA 4 3 4 4 1 16 80

4 AV 4 4 3 3 2 16 80

5 AR 4 3 4 3 1 15 75

6 WR 4 3 3 3 2 15 75

7 RM 4 3 3 2 3 15 75

8 HM 4 3 4 4 3 18 90

9 NKK 4 3 4 4 1 16 80

10 AB 4 4 3 - - 11 55

11 ARA 4 3 2 3 4 16 80

12 FMP 4 3 4 3 2 16 80

13 KSZ 4 3 4 3 2 16 80

14 ZE 4 3 4 4 2 17 85

15 S 4 4 4 2 2 16 80

133

16 SAP 4 3 4 3 2 16 80

17 SAM 4 4 4 4 2 18 90

18 HIL 4 3 4 3 2 16 80

19 SZA 4 3 4 4 3 18 90

20 MA 4 3 3 3 2 15 75

21 NA 4 3 3 3 1 14 70

22 SNP 4 3 3 4 1 15 75

23 AAP 4 3 4 3 3 17 85

24 RJ 4 4 4 3 2 17 85

25 DRA 4 3 4 3 2 16 80

26 MBP 4 3 4 3 2 16 80

27 SSZ 4 3 4 4 2 17 85

28 AF 4 3 4 4 2 17 85

134

C. Hasil Penilaian Teks Kemampuan Menulis Teks ulasan

Perdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan menulis teks

ulasan siswa menggunakan media YouTube, diperoleh nilai siswa sebagai

berikut:

Tabel 4.34

No Nama Nilai Kriteria

1 HK 80 B

2 MAW 80 B

3 NAA 80 B

4 AV 80 B

5 AR 75 B

6 WR 75 B

7 RM 75 B

8 HM 90 A

9 NK 80 B

10 AB 55 C

11 ARA 80 B

12 FMP 80 B

13 KSZ 80 B

14 ZE 85 B

135

15 S 80 B

16 SAP 80 B

17 SAM 90 A

18 HIL 80 B

19 SZA 90 A

20 MA 75 B

21 NA 70 B

22 SNP 75 B

23 AAP 85 B

24 RJ 85 B

25 DRA 80 B

26 MBP 80 B

27 SSZ 85 B

28 AF 85 B

Rata-rata Nilai Siswa 79,82 Baik

136

Klasifikasi Pemerolehan Nilai Siswa

Tabel 4.35

No Nilai Jumlah

1 55 1

2 70 1

3 75 5

4 80 13

5 85 5

6 90 3

Jumlah 28

Mencari nilai rata-rata dengan rumus:

Total nilai = Jumlah nilai seluruh siswa

X 100

Jumlah Siswa

137

Bedasarkan rumus tersebut, diperoleh nilai rata-rata siswa sebagai berikut:

Total nilai = 2235

X 100

28

= 79.82 (Baik)

Nilai rata-rata siswa kelas VIII-H dalam menulis teks ulasan menggunakan

media YouTube adalah79 82 dengan kategori baik (B). Siswa yang memperoleh nilai

55 dengan kategori cukup (C) berjumlah satu siswa, satu siswa memperoleh nilai 70

dengan kategori cukup (C), lima siswa memperoleh nilai 75 dengan kategori baik (B),

tiga belas siswa memperoleh nilai 80 dengan kategori baik (B), lima siswa

memperoleh nilai 85 dengan kategori baik (B), dan tiga siswa memperoleh nilai 90

dengan kategori baik sekali (A).

Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan tiga siswa yang

menjadi subjek penelitian, dikatakan bahwa media YouTube merupakan media yang

baik digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia dengan materi teks ulasan, karena

media ini merupakan salah satu media yang digemari saat ini sehingga siswa menjadi

senang mengikuti pembelajaran. Kurangnya sarana berupa wifi di sekolah membuat

guru tidak menggunakan media sosial YouTube, sehingga guru menggunakan karya-

karya seperti novel, cerpen, puisi dan film sebagai media dalam pembuatan teks

ulasan. Selain itu untuk membuat suasana pembelajaran agar tidak membosankan,

guru hanya berpindah tempat belajar, seperti pembelajaran dilakukan di taman

sekolah ataupun perpustakaan. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran

bahasa Indonesia materi teks ulasan. Ketiga siswa pada wawancara mengatakan

bahwa media YouTube merupakan media yang dapat membuat pembelajaran lebih

menarik.

138

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari tes menulis teks

ulasan dan wawancara, Media YouTube merupakan salah satu media

pembelajaran yang cukup efektif dan menyenangkan bagi siswa khusunya

pada pelajaran Bahasa Indoensia dengan materi pembelajaran teks ulasan.

Media ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam mengajarkan

materi Teks ulasan.

Hasil keterampilan menulis teks ulasan siswa dengan memanfaatkan

media YouTube pada siswa kelas VIII MTs Negeri 13 Jakarta tahun pelajaran

2019/2020 diperoleh nilai rata-rata 79,82 dengan kategori baik dan sudah

melampaui KKM yaitu 75. Siswa sebanyak 26 memperoleh nilai di atas KKM

dan dua siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Siswa yang memperoleh

nilai 55 dengan kategori cukup (C) berjumlah satu siswa, satu siswa

memperoleh nilai 70 dengan kategori cukup (C), lima siswa memperoleh nilai

75 dengan kategori baik (B), tiga belas siswa memperoleh nilai 80 dengan

kategori baik (B), lima siswa memperoleh nilai 85 dengan kategori baik (B),

dan tiga siswa memperoleh nilai 90 dengan kategori baik sekali (A).

B. Saran

Berdasarkan penelitian, penulis memberika saran antara lain:

1. Sekolah MTs Negeri 13 agar memberikan arahan serta pelatihan-pelatihan

mengenai strategi dan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran

khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, agar pembelajaran dapat

berlangsung menyenangkan dan tidak membosankan.

139

2. Sekolah lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas yang menunjang

pembelajaran, seperti penyediaan WIFI dan LCD Proyektor di setiap

kelas.

3. Guru lebih kreatif dalam pemilihan stategi pembelajaran dan media yang

sebaiknya digunakan agar susana pembelajaran lebih bervariasi.

4. Penelitian mengenai media pembelajaran yang digunakan khususnya pada

pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih bervariasi.

140

Daftar Pustaka

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV

Jejak, 2018.

Arnadi, Putu Desi, Sang Ayu Putu Sriasih, dan Ni Made Rai Wisudariani. “Media

Guru dalam Pembelajaran Menulis Teks Ulasan di Kelas VIII SMP Negeri 2

Singaraja”.e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Volume

: Vol: 3 No: 1 Tahun:2015.

Asnawi. “Presepsi Mahasiswa terhadap Pemanfaatan Youtube dalam Pembelajaran

Mata Kuliah Membaca” .Volume 4, Nomor 3. Desember 2016. P-ISSN 2338-

0446.

Conteh, Jean Conteh dkk. On Writing Educational Ethnographies: The Art of

Collusio. USA: Tretham Book, 2012.

Dewi, Putri Kumala dan Nia Budiana. Media Pembelajaran Bahasa: Aplikasi Teori

Belajar dan Strategi Pengoptimalan Pembelajaran. Malang: UB Press, 2018.

Dmitry Kuznetsov and Milan Ismangil. YouTube as Praxis? On BreadTube and the

Digital Propagation of Socialist Thought. Creative Commons License. 2020.

Dalman. Keterampilan Menulis. Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016.

Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir. “Youtube Sebagai Sarana

KomunikasiBagi Komunitas Makasarvidgram”. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 5

No.2 Juli - Desember 2016

Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:

KENCANA, 2016.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana, 2011.

141

Kustiawan, Usep. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Malang:

Gunung Samudra, 2016.

Lange, Patricia G..Publicly Private and Privately Public: Social Networking on

Youtube. Journal of Computer-Midiated Communication 13. 2008.

Latsiya, Kartika Pandu. “Keefektifan Pembelajaran Menyunting Teks Ulasan Film

dengan Model Pembelajaran Think Pair Share dan Model Pembelajaran

Snowball Throwing pada Siswa Kelas XI SMA”Jurnal Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. 2016. p-ISSN 2252-6722 e-ISSN 2503-3476.

Munirah, Pengembangan Menulis Paragraf. Yogyakarta: Deepblish, 2015.

Mahnun, Nunu. “Media Pembelajaran. Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan

Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran” Jurnal Pemikiran Islam;

Vol.37, no.1. Januari 2012.

Nurgiantoro, Burhan. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE, 2009.

Oka, Gede Putu Arya. Media dan Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta:

Deepublish, 2017.

Prastiyo , Willy. Development OfYoutube IntegratedGoogle Classroom Based E-

Learning Media For The Light-Weight Vehicle Engineering Vocational High

School.Jurnal Pendidikan Vokasi . Volume 8, No 1.Februari 2018

Rosidi, Imron. Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius, 2009.

Sudaryono. Metodologi Penelitian. Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018.

Sukino. Menulis itu Mudah. Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal. Yogyakarta:

Pustaka Populer, 2010.

Siddik, Mohammad. Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya. Malang: Tunggal

Mandiri Publishing, 2016.

142

Susanti, Elvi. Keterampilan Menyimak. PT Rajagrafindo Persada, 2019.

Sumiharsono, M. Rudy. Media Pembelajaran. Mataram: Pustaka Abadi, 2017.

Satrianawati. Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2018.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat,Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.

Sulianta, Feri. Keajaiban Sosial Media. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015.

Stellarosa, Yolanda, Sandra Jasmine Firyal , dan Andre Ikhsano, Pemanfaatan

Youtube sebagai Sarana Transformasi Majalah Highend, Jurnal Lugas, Vol. 2,

No. 2. Desember 2018. P-ISSN 2580-8338. E-ISSN 2621-1564

Triyanto. Pengantar Peneliian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan

& Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana, 2011.

Ummyssalam. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran PLP.

Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Wicaksono, Andri. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya.

Garudhawaca, 2014.

Yaumi, Muhammad Yaumi. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:

PRENADAMEDIA GRUP, 2018.

Yudhi, Muhadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung

Persada (GP) Press, 2010.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan.

Jakarta: Kencana, 2017.

143

Yusuf , Muhammad, Qurotul Aini, dan Komala Dwi Pertiwi. “Media Audio Visual

Menggunakan Videoscribe sebagai Penyajian Informasi Pembelajaran pada

Kelas Sistem Operasi”. Technomedia Journal (TMJ). Vol.1 No.1 Edisi Agustus

2016. E-ISSN : 2528-6544 P-ISSN : 2620-3383.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Sekolah : Mts Negeri 13 Jakarta

Kelas/ Semester : VIII/2

Materi pokok : Teks Ulasan

Alokasi waktu : 4 X 40 menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti

1. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata

2. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI

3.11 Mengidentifikasi informasi pada

teks ulasan tentang kualitas karya

(film, cerpen, puisi, novel, karya

seni daerah) yang dibaca,

diperdengarkan atau ditonton.

3.11.1 Memahami maksud/arti penting teks

4.11 Menceritakan kembali isi teks

ulasan tentang kualitas karya

(film, cerpen, puisi, novel,

karya seni daerah) yang

dibaca, didengar atau ditonton.

4.11.1 Menuliskan kelebihan dan

kekurangan teks ulasan

4.11.2 Mengungkapkan kelebihan dan

kekurangan teks ulasan

3.12 Menelaah struktur dan

kebahasaan teks ulasan (film,

cerpen, puisi, novel, karya seni

daerah) yang diperdengarkan,

dibaca, atau ditonton.

3.12.1 3.12.1 Memahami struktur dan ciri

kebahasaan teks ulasan

3.12.2 Mengidentifikasi unsur dan ciri

kebahasaan teks ulasan

4.12 Menyajikan tanggapan tentang

kualitas karya (film, cerpen, puisi,

novel, karya seni daerah, dll.)

dalam bentuk teks ulasan secara

lisan dan tulis dengan

memperhatikan struktur, unsur

kebahasaan, atau aspek lisan.

4.12.1 Menyusun struktur teks ulasan

secara urut

4.12.2 Menulis teks ulasan berdasarkan

novel “Sang Pemimpi” dengan

memperhatikan struktur, unsur

kebahasaan teks ulasan.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry,

Saintifik dan Problem Based Learning pesertadidik dapat menentukan isi pokok dari

teks ulasan dan menentukan struktur serta ciri-ciri kebahasaan dalam teks

ulasan, menyusun teks ulasan berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan isi teks ulasan

dan terampil mempresentasikan hasil ringkasan teks ulasan berdasarkan struktur, ciri

kebahasaan, dan isi teks ulasan dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab,

bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian dan ciri-ciri teks ulasan

2. Menjelaskan kembali teks ulasan

3. Menelaah struktur dan kaidah teks ulasan

4. Menyusun teks ulasan

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran

1. Inquiry

2. Saintifik

3. Problem based learning

F. Media dan Bahan pembelajaran

a. Media

1. LCD Proyektor

2. Laptop

3. Handphone

4. Contoh teks ulasan Novel “Atheis” karya Achdiat K. Mihardja

b. Bahan

1. Video YouTube Kok Bisa? dengan judul “Mengapa Kita Merasa Gatal?”,

“Lebih Baik Mana, Bakat atau Latihan?”, “Kenapa Kita tetap Capek,

Meskipun Sudah Cukup Tidur?”, “Kenapa Kita Bermimpi?”, “Kenapa

Lampu Lalu Lintas Berwarna Merah, Kuning, Hjiau?”, dan “Kenapa Orang

Batak Galak, Orang Padang Pelit, dan Orang Jawa Lambat”

G. Sumber Belajar

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017. Bahasa

Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama (2 X 40 Menit)

Tahap Langkah pembelajaran Waktu

Pembukaan 1. Peserta didik mengucapkan salam dan doa di awal

pembelajaran. (PPK)

2. Guru memberikan motivasi peserta

didik dengan bertanya tentang video dalam channel

YouTube “Kok Bisa?” yang pernah dilihat.

10 Menit

3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengomentari film, cerpen, novel, atau puisi

dan video dalam channel YouTube “Kok Bisa?” yang

pernah dibaca atau dilihat

4. Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik

bahwa komentar yang telah mereka ungkapkan

merupakan bentuk ulasan/review

5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai oleh peserta didik. Guru menyampaikan garis

besar cakupan materi dan kegiatan yang akan

dilakukan.

6. Guru menyampaikan lingkup penilaian pengetahuan.

Kegiatan

inti

Discovery Stimulasi (pemberian rangsanga)

1. Peserta didik membaca contoh teks ulasan dari novel

Atheis pada buku halaman 154.

2. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok

yang satu kelompok terdiri dari empat orang.

Identifikasi Masalah

1. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk

berdiskusi mengidentifikasi masalah yang akan

dibahas dalam teks ulasan berupa kualitas karya

Pengumpulan Data

1. Peserta didik berdiskusi berkelompok untuk

menentukan isi pokok teks ulasan serta menentukan

kualitas karya berupa kelebihan dan kekurangan.

60 Menit

Pengolahan Data

1. Peserta didik mendiskusikan isi pokok yang

ditemukan dalam teks ulasan berupa struktur.

Pemeriksaan Data

1. Setiap kelompok memberikan hasil diskusi kepada

guru.

Penutup

1. Guru bersama peserta didik mereview (mengulas,

merefleksi) hasil pembelajaran mengenai teks ulasan.

2. Guru bersama peserta didik membuat simpulan

mengenai hasil pembelajaran.

3. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-

hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama

menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung

dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

4. Memberikanumpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

5. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pemberian tugas, baik tugas individual maupun

kelompok

6. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

10 Menit

Pertemuan kedua (2 X 40 Menit)

Tahap Langkah pembelajaran Waktu

Pembukaan 1. Peserta didik mengucapkan salam dan doa di awal

pembelajaran.

2. Guru memberika motivasi peserta

didik dengan bertanya tentang akun “Kok Bisa?”

3. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengomentari video-video pada akun “Kok

Bisa?”

4. Guru menjelaskan secara singkat kepada peserta didik

bahwa komentar yang telah mereka ungkapkan

merupakan bentuk ulasan/review.

5. Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai oleh peserta didik. Guru menyampaikan garis

besar cakupan materi dan kegiatan yang akan

dilakukan.

6. Guru menyampaikan lingkup penilaian pengetahuan.

10 Menit

Inti A. Discovery stimulasi (pemberian rangsanga)

1. Peserta didik menyimak salah satu video yang

terdapat pada akun chanel Youtube Kok Bisa?

Identifikasi masalah

2. Peserta didik menyimak penjelasan pendidik untuk

berdiskusi mengidentifikasi masalah yang akan

dibahas dalam teks ulasan

Pengumpulan data

1. Peserta didik secara individu menentukan struktur

60 Menit

teks ulasan berdasarkan video yang telah ditonton.

4. Pengolahan data

1. Peserta didik mendiskusikan struktur teks ulasan

berdasarkan video yang telah ditonton.

2. Peserta didik menyusun teks ulasan berdasarkan

video yang sudah ditonton dengan memperhatikan

struktur teks ulasan.

Pemeriksaan data

1. Pendidik menunjuk salah satu siswa secara acak

untuk melaporkan hasil kerja dan siswa yang lain

memberikan tanggapan mengenai struktur teks

ulasan.

2. Hasil teks ulasan yang ditugaskan oleh guru

dikumpulkan sebagai bahan penilaian.

B.

Penutup 1. Guru bersama peserta didik mereview (mengulas,

merefleksi) hasil pembelajaran mengenai teks ulasan

2. Guru bersama peserta didik membuat simpulan

mengenai hasil pembelajaran.

3. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-

hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara

bersama menemukan manfaat langsung maupun

tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah

berlangsung.

4. Memberikanumpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

5. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pemberian tugas, baik tugas individual maupun

10 Menit

kelompok.

6. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

I. Penilaian

2. Tes Kemampuan Menulis Teks Ulasan

Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Menulis Teks Ulasan Siswa

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4

Struktur Teks Ulasan

Identitas Karya

Orientasi

Sinopsis atau tafsiran

Evaluasi

Rangkuman

Kisi-kisi Kriteria Penilaian Menulis Teks Ulasan

Aspek Skor Rentan

Mutu

Indikator

Identitas karya 4 A Terdapat 5 identitas karya yang

ditemukan.

3 B Terdapat 4 identitas karya yang

ditemukan.

2 C Terdapat 3 identitas karya yang

ditemukan.

1 D Terdapat 2 identitas karya yang

ditemukan.

Orientasi

(gambaran

umum)

4 A Gambaran umum jelas dan isi sesuai

dengan judul

3 B Gambaran umum cukup jelas dan isi

sesuai dengan judul

2 C Gambaran umum kurang jelas dan isi

tidak sesuai judul.

1 D Gambaran umum tidak jelas dan isi tidak

sesuai dengan judull.

Sinopsis atau

tafsiran

4 A Penjelasan tafsiran sangat baik dan isi

yang disampaikan terperinci..

3 B Penjelasan tafsiran cukup jelas dan isi

yang disampaikan cukup terperinci..

2 C Penjelasan tafsiran cukup baik, namun

isi yang disampaikan kurang terperinci.

1 D Penjelasan tafsiran kurang baik, namun

isi yang disampaikan tidak terperinci..

Evaluasi 4 A Menuliskan kekurangan dan kelebihan

karya dengan disertai penjelasan

3 B menuliskan kekurangan dan kelebihan

karya namun tidak menyertakan

penjelasan

2 C Menuliskan salah satu (kekurangan atau

kelebihan) dari karya yang diulas

disertai dengan penjelasan

1 D Menuliskan salah satu ( kelebihan atau

kekurangan)karya tanpa disertai dengan

penjelasan.

Rangkuman 4 A Menuliskan rangkuman sangat baik dan

mendukung penilaian.

3 B Menuliskan rangkuman cukup baik dan

tidak mendukung penilaian.

2 C Menuliskan rangkuman kurang baik dan

tidak mendukung penilaian.

1 D Menuliskan rangkuman tidak baik dan

tidak mendukung penilaian.

Skor Maksimal 20

Skor yang diperoleh

Perhitungan Nilai : X 100

Skor maksimal

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Hj. Fatmawati, S.Pd.

NIP. 19650504200312.2001

Jakarta, 15 Oktober 2019

Mahasiswi

Siti Ma‟usarah

NIM: 11150130000079

Transkip Wawancara

Guru

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai penggunaan teknologi sebagai media

pembelajaran.Apakah teknologi berperan positif atau malah sebaliknya?

Periode sekarang dalam kurikulum 2013, media elektronik sangat

dibutuhkan sekali untuk pemanfaatan Kegiatan Belajar Mengajar atau

pembelajaran. Adanya teknologi membuat pembelajaran menjadi lebih

praktis karena teknologi memudahkan kegiatan pembelajaran. Sehingga

adanya teknologi berdampak positif dalam pembelajaran. Contoh

teknologi yang dapat digunakan antara lain yaitu; LCD, Proyektor, video-

video dll.

2. Bagaimana keadaan kelas dan siswa tempat ibu mengajar?

Kelas tempat ibu mengajar bisa dikatakan kondusif, namun yang namanya

anak-anak pasti ada rasa jenuh atau lelah. Apalagi disaat jam pelajaran

terakhir. Rasa lelah dan jenuh itu membuat siswa dan kelas menjadi

kurang kondusif karena siswanya sudah berkurang fokusnya dalam

mengikuti pembelajaran. Untuk itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia

banyak sekali variasinya yang dapat membuat situasi dan konsidi belajar

menjadi kondusif dan menyenangkan. Sebagai contohnya, belajar diluar

kelas seperti di taman atau dihalaman sekolah atau diperpustakaan. Hal

tersebut dilakukan agar anak menjadi tidak bosan.

3. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran Bahasa Indonesia ibu

sering menggunaka media pembelajaran?

Kegiatan Belajar Mengajar pada periode Kurikulum 2013, guru memang

dituntut dan diharuskan untuk menggerti teknologi, namun untuk

pembelajaran bahasa Indonesia sendiri tergantung materi apa yang akan

diajarkan, jadi tidak semua materi menggunakan teknologi. Teknologi itu

sebagai media agar pembelajaran tidak bosan, jadi kadang pembelajaran

juga bisa dilakukan di luar kelas, seperti di taman.

4. Bagaimana pendapat ibu mengenai penggunaan media audio visual

Youtube dalam pembelajaran menulis teks ulasan? Apakah sebelumnya

sudah pernah menggunakan media ini dalam mengajar materi teks ulasan?

Jika belum, media apa yang sering digunakan? Untuk materi teks ulasan,

biasanya disini menggunakan novel, cerpen atau puisi. Jika film karena

durasinya terlalu panjang dan tidak sesuai dengan jam pelajaran, jadi

untuk media film biasanya menggunakan film-film yang mayoritas murid

sudah pernanh menontonnya agar bisa lebih efisien. Untuk penggunaan

Youtube itu merupakan media yang baru digunakan, terlebih siswa zaman

sekarang sudah melek sekali terhadap media sosial terutama Youtube.

Siswa 1

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

Saya menyukai bahasa Indonesia, karena menurut saya pelajaran bahasa

Indonesia itu seru dan enjoy.

2. Apakah kamu suka menulis? Mengapa?

Aku suka menulis ka, karena menurut saya menulis itu bisa mengeluarkan isi

pikiran kita.

3. Begaimana pendapat kamu mengenai penggunaan media Youtube sebagai

media pembelajaran teks ulasan? Menurut aku penggunaan YouTube iyu

sangat bagus, karena pembelajarannya lebih menyenangkan dan mudah

dimengerti.

4. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran bahasa Indonesia, guru

sering menggunakan media pembelajaran? Jika iya media apa saja yang sudah

pernah digunakan? Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru disini suka

menggunakan media pembelajaran. Contohnya kaya film atau video-video.

Namun lebih sering menggunakan Power Point. Namun kadang juga tidak

menggunakan media, jadi siswa hanya mencatat apa yang diucapkan Guru.

5. Bagaimana suasana kelas saat proses pembelajaran bahasa Indonesia

berlangsung? Saat pembelajaran bahasa Indonesia di kelas, suasana kelas seru

dan rame.

6. Menurut pendapat kamu, lebih efektif mana pembelajaran menggunakan

media atau tidak menggunakan media? Menurut saya lebih efektif

menggunakan media, karena mudah dimengerti dan pembelajaran jadi lebih

menyenangkan, dibadingkan dengan kita hanya mendengarkan guru berbicara

dan siswa mencatat.

Siswa 2

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

Saya suka pelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa indonesi menurut

saya salah satu pelajaran yang sangat berguna.

2. Apakah kamu suka menulis? Mengapa?

Jika menulis catatan yang diberikan guru saat pembelajaran, saya suka

menulisnya. Tapi jika menulis untuk sebuah karya, seperti menulis cerpen,

puisi, novel atau karya ilmiah saya kurang suka.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai penggunaan media Youtube sebagai

media pembelajaran teks ulasan?

Menurut saya penggunaan media YouTube lebih bagus dan lebih efektif.

Karena anak zaman sekarang suka nonton YouTube dan bermain dengan

hanphone nya. Jadi penggunaan YouTube lebih kekinian dan lebih seru.

4. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran bahasa Indonesia, guru

sering menggunakan media pembelajaran? Jika iya media apa saja yang

sudah pernah digunakan?

Suka dan pernah juga menggunakan media. Media yang pernah digunakan

biasanya LCD, Power Point yang berisi materi pelajaran. Jadi media

tergantung dengan materi yang akan diajarkan.

5. Bagaimana suasana kelas saat proses pembelajaran bahasa Indonesia

berlangsung?

Suasana kelas saat pembelajaran bahasa Indonesia seperti biasa dan sama

dengan pelajaran-pelajaran lain. Namun, jika materinya yang mengasikan,

maka suasana belajar di kelas menjadi seru.

6. Menurut pendapat kamu, lebih efektif mana pembelajaran menggunakan

media atau tidak menggunakan media?

Menurut saya lebih efektif menggunakan media. Karena informasi yang

didapat lebih banyak dan lebih mudah. Penggunaan media juga membuat

suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dibandingkan hanya

mendengarkan guru dan siswa menjatat, semacam dikte.

Siswa 3

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

Suka, karena bahasa Indonesia itu menurut saya seru. Bahasa

Indonesia mempelajari tentang kata-kata dan kalimat, karena saya suka

menulis, maka menurut saya pelajaran bahasa Indonesia itu seru.

2. Apakah kamu suka menulis? Mengapa?

Suka. Menurut saya setelah menulis itu pikiran menjadi lebih ringan,

karena menulis itu mengekspresikan pikiran dan tidak menghalangi

pikiran untuk berfikir lebih jauh, serta menambah wawasan.

3. Bagaimana pendapat kamu mengenai penggunaan media Youtube

sebagai media pembelajaran teks ulasan?

Menurut saya bagus. Karena anak zaman sekarang juga suka main

YouTube. Jadi jika belajar menggunakan hal yang kita sukai,

pembelajarannya jadi lebih menyenangkan.

4. Apakah dalam proses KBM khususnya pelajaran bahasa Indonesia,

guru sering menggunakan media pembelajaran? Jika iya media apa

saja yang sudah pernah digunakan?

Iya suka. Pembelajaran bahasa Indonesia guru suka menggunakan

media pembelajaran seperti LCD, Proyektor, dan menggunakan video

dan gambar-gambar yang berkaitan dengan pelajaran. Namun

terkadang juga hanya mendengarkan guru dan siswanya mencatat apa

yang disampaikan guru tersebut.

5. Bagaimana suasana kelas saat proses pembelajaran bahasa Indonesia

berlangsung?

Suasana dikelas kaya seperti biasa. Kondusif juga. Jadi jika guru

sedang menjelaskan materi, suasana kelas tenang karena sedang

mendengarkan guru. Jika sesi pertanyaan da nada siswa bertanya,

maka suasana kelas seperti forum diskusi. Jadi suasana kelas

tergantung dengan materi pelajaran dan kegiatan yang sedang

berlangsung di kelas.

6. Menurut pendapat kamu, lebih efektif mana pembelajaran

menggunakan media atau tidak menggunakan media?

Menurut saya lebih efektif menggunakan media, karena jika

menggunakan media itu mudah dimengerti dan lebih menyenangkan.

Media juga bisa membuat siswa melihat langsung contohnya, jadi

siswa bisa membayangkan.

Karya Teks Ulasan Siswa

Riwayat Penulis

Siti Ma‟usarah lahir di Tegal 3 Juni 1996. Anak

pertama dari empat bersaudara dari pasangan (Alm) Bapak

Marja dan Ibu Mustagfirah. Tingga di Jakarta sejak umur 5

Tahun dan diasuh oleh Bapak Ahmad Chozin dan Ibu

Nurhasanah. Memiliki satu adik perempuan dan dua adik

laki-laki.

Penulis memulia pendidikannya tahun 2002 di TK

Cendrawasih Jakarta, dilanjutkan tahun 2003 di SDN 04

Petukangan Utara, Jakarta. Lulus pada tahun 2009 dan

melanjutkan di SMPN 29 Jakarta hingga lulus pada tahun

2012. Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan di SMAN 108 Jakarta dan lulus pada tahun

2015. Penulis melanjutkan pada jenjang pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Pendidikan Tarbiyah dan Keguruan.