penggunaan media tiga dimensi untuk · pdf filemelalui tingkat ketuntasan belajar siswa. ......
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Terpadu Fatahillah Cimanggis Depok)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah satu syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
ASROTUN
NIM 109018300015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
iv
ABSTRAK
Asrotun (NIM: 109018300015). Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media tiga
dimensi dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini
dilakukan di kelas V MI Terpadu Fatahillah Cimanggis Depok Tahun Ajaran
2013/2014 dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Kegiatan PTK ini dilakukan sebanyak dua siklus dan setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media tiga dimensi dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa, Peningkatan tersebut dapat dilihat
melalui tingkat ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I tingkat ketuntasan belajar
siswa mencapai 63.3% dan pada siklus II mencapai 83.3%. Hal ini menunjukan
bahwa penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V MI Terpadu Fatahillah
Cimanggis Depok.
Kata Kunci: Media Tiga Dimensi, Hasil Belajar
v
ABSTRACT
ASROTUN (NIM: 109018300015). The Use of Three Dimensional to Improve
Students’ Math Learning Outcomes.
This research aimed to describe the use of three dimensional media in
improving students’ mathematics learning outcomes. This research was conducted
in the Integrated Elementary School fifth grade Fatahillah Cimanggis Depok
Academic Year 2013/2014 by using the method of Classroom Action Research
(CAR). CAR activity was conducted as two cycles, and each cycle consists of four
stages, namely planning, action, observation, and reflection. The result showed that
the use of three dimensional media can be seen through the students’s level of
mastery learning in the first cycle reaches the level of mastery learning students and
63.3% in the second cycle reaches 83.3%. This suggest that the use of three
dimensional media in learning mathematics can improve math learning outcomes
Elementary School fifth grade student Fatahillah Cimanggis Integrated Depok.
Key word: Three Dimensional Media, Learning Outcomes
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan segala nikmat dan
karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Siswa”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan, tauladan dan
panglima besar Nabi Muhammad Saw. beserta para keluarganya, para sahabatnya dan
para pengikutnya.
Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penelitian dalam skripsi
ini dilaksanakan di MI Terpadu Fatahillah Cimanggis Depok selama 3 minggu, yaitu
mulai tanggal 17 Februari 2014 sampai 10 Maret 2014.
Dalam penyusunan skripsi tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Atas bimbingan, fasilitas, dan bantuan yang diberikan dalam penyusunan
skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Nurlena Rifa’I, M.A,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Abdul Muin, S.Si, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi
ini, yang telah mencurahkan pikiran dan meluangkan waktunya bagi penulis
selama penyusunan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada dosen-dosen PGMI yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang tak terhingga dan sangat berguna bagi
penulis.
vii
5. Para staf perpustakaan, baik Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membantu penulis dalam mencari referensi untuk menyelesaikan skripsi
ini.
6. Sayadi, S.Pd selaku Kepala Sekolah MI Terpadu Fatahillah yang telah
memberikan izinnya untuk dapat melaksanakan penelitian di MI Terpadu
Fatahillah Cimanggis Depok.
7. Tasmiyati, S.Pd, selaku guru kelas V yang telah membimbing dan membantu
penulis dalam melakukan penelitian di MI Terpadu Fatahillah Cimanggis
Depok.
8. Kedua orang tuaku tercinta alm. Bpk Muh Alif dan ibu Sudarmi serta seluruh
keluarga besarku, yang tak pernah lelah mendo’akan.
9. Keluarga besar alm. Bpk H. Mohammad Bahadji, M.Si dan ibu Ipah Djuha,
S.Si. mba Lisa, mas Moh, mas Irul, mba Puti, mas Afik, mba Irma, Luthfan
yang sangat berjasa pada penulis dan selalu mendoakan, memotivasi serta
memberikan bantuan moril maupun materil dengan tulus dan ikhlas hingga
terselesaikannya skripsi ini.
10. Keluarga Besar MI Fathul Khair yang tak pernah lelah mendoakan serta
memberikan dukungan dan motivasi.
11. Kekasih tercinta Salis Mubarok dan kakak tercinta Ramona Adam, yang tak
pernah lelah mendoakan, membantu serta memberikan semangat kepada
penulis dalam menyusun skripsi ini.
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Ryan, Icha, Mia, Mela, Nova, Yasmine, Devi,
Dyan, Asiah, Ratu, Endang, Rima, Aida, Nadia, Eka, Khae, Ridho, Hafidz,
Nesa, Mega, dan Olik, terimakasih atas persahabatan, kebersamaan,
keceriaan, dan motivasi yang kalian berikan.
13. Teman-temanku seperjuangan Prodi PGMI angkatan 2009 atas kebersamaan
dukungan dan motivasinya.
viii
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal
shaleh. Penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi tugas yang telah ditentukan
dan penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini seoptimal mungkin maka
penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membangun pengetahuan
penulis. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak. Amiin.
Wassalamu’alaikumWr. Wb
Jakarta, April 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ........................................ 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ..................................................... 5
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Pengertian Belajar......................................................................... 7
1. Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar.......................................... 8
2. Tujuan Belajar.......................................................................... 9
3. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kegiatan Belajar........... 11
B. Media Pembelajaran ................................................................... 13
C. Kriteria Pemilihan Media............................................................. 15
D. Media Tiga Dimensi..................................................................... 16
E. Jenis dan Karakteristis Media Tiga Dimensi................................ 17
F. Desain Pembelajaran Menggunakan Media Tiga Dimensi........... 18
1. Penggunaan Media Tiga Dimensi Dalam Pembelajaran
Matematika............................................................................... 18
x
2. Desain Pengembangan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Tiga
Dimensi............................................................... .................... . 20
G. Hasil Belajar Matematika............................................................. 21
H. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................... 28
I. Kerangka Berpikir........................................................................ 28
J. Hipotesis Penelitian Tindakan...................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 30
B. Rancangan Siklus Penelitian ...................................................... 30
1. Perencanaan ............................................................................ 30
2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................ 31
3. Observasi.................................................................................. 31
4. Refleksi..................................................................................... 32
C. Subjek Penelitian ........................................................................ 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................. 33
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................... 33
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................. 34
G. Data dan Sumber Data ................................................................ 35
1. Data…………………………………………………………. . 35
2. Sumber Data………………………………………………… 35
H. Instrumen Pengumpul Data ........................................................ 36
1. Tes Hasil belajar……………………………………………... 36
2. Lembar Observasi ................................................................... 37
3. Catatan Lapangan ................................................................... 38
I. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 38
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan………………………….. 38
K. Analisis Data dan Interpretasi Data…………………………… 39
1. Analisis Data Hasil Observasi………………………………. 39
2. Analisis Hasil Tes Belajar ...................................................... 40
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan………………………… 40
xi
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan .................................. 41
1. Siklus I .................................................................................... 41
a. Tahap Perencanaan ........................................................... 41
b. Tahap Pelaksanaan ............................................................ 42
c. Tahap Observasi ............................................................... 48
d. Tahap Refleksi .................................................................. 51
2. Siklus II .................................................................................. 53
a. Tahap Perencanaan ........................................................... 53
b. Tahap Pelaksanaan ............................................................ 53
c. Tahap Observasi ............................................................... 59
d. Tahap Refleksi .................................................................. 63
B. Analisis Data ............................................................................... 64
C. Interpretasi Hasil Analisis Data ................................................. 65
D. Pembahasan ................................................................................ 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 70
B. Saran ........................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Akhir Siklus I........................................ . 36
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Akhir Siklus II ........................................ 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa………… 37
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa………… 37
Tabel 3.5 Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi
Aktivitas Siswa dan Guru ............................................................. 39
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ......................... 48
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I………………49
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa dengan Media Tiga Dimensi Siklus I……... 50
Tabel 4.4 Hasil Refleksi Siklus I .................................................................. 52
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II……………... 60
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II .................... 61
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa dengan Media Tiga Dimensi Siklus II ......... 62
Tabel 4.8 Hasil Refleksi Siklus II ................................................................ 63
Tabel 4.9 Persentase Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II.. 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas Dengan Media Tiga Dimensi… ......... 32
Gambar 4.1 Contoh Media Tiga Dimensi Bangun Ruang…………………….42
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Siklus I…………. 44
Gambar 4.3 Foto Aktivitas Siswa Pada Saat Tes Akhir Siklus I……………... 47
Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Siklus II………… 55
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Pada Saat Presentasi………………………........ 56
Gambar 4.6 Hasil Jaring-Jaring Bangun Ruang……………………………… 58
Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Pada Saat Tes Akhir Siklus II…………………. 59
Gambar 4.8 Diagram Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II…. 66
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………….. 1a
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II……………. 1b
Lampiran 3 Contoh Jawaban Tes Akhir Siklus I……………………… 1c
Lampiran 4 Contoh Jawaban Tes Akhir Siklus II…………………….. 1d
Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I……………………………… 1e
Lampiran 6 Instrumen Tes Akhir Siklus I……………………………. 1f
Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I……………………… 1g
Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II…………………………….. 1h
Lampiran 9 Instrumen Tes Akhir Siklus II…………………………… 1i
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II…………………….. 1j
Lampiran 11 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I……….. 1k
Lampiran 12 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I……... 1L
Lampiran 13 Catatan Lapangan Siklus I……………………………… 1m
Lampiran 14 Catatan Lapangan Siklus II…………………………….. 1n
Lampiran 15 Nilai Ulangan Siswa Sebelum Penelitian………………. 1o
Lampiran 16 Hasil Wawancara Sebelum Penelitian………………….. 1p
Lampiran 17 Hasil Tes Akhir Siklus I………………………………... 1q
Lampiran 18 Hasil Tes Akhir Siklus II………………………………. 1r
Lampiran 19 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II…….... 1s
Lampiran 20 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Guru Siklus II……... 1t
Lampiran 21 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa…………………... 1u
Lampiran 22 Peningkatan Aktivitas Mengajar Guru………………… 1v
Lampiran 23 Peningkatan Hasil Belajar Siswa………………………. 1w
Lampiran 24 Lembar Uji Referensi………………………………….. 1x
Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi………………………………. 1y
Lampiran 26 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 27 Surat Keterangan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam merubah tingkah laku
manusia, karena tujuan pendidikan pada dasarnya adalah mengantarkan peserta
didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku agar peserta didik dapat menjadi
utuh dan hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam Undang-
Undang No.20 tahun 2006 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1
dinyatakan bahwa:1
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Dari uraian tersebut sangatlah jelas bahwa tanggung jawab seorang guru
tidaklah mudah dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang
kondusif. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran tidaklah selalu berjalan
lancar, tetapi adakalanya mengalami hambatan-hambatan atau kesulitan baik yang
dialami guru dalam mengajar maupun kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
belajar.
Pada pelaksanaannya guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memahami
setiap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar, serta harus mampu
menentukan berbagai macam strategi, metode serta media pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar agar kegiatan pembelajaran
lebih efektif dan efisien.
1 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2006, “Sistem Pendidikan Nasional”,
(FOKUSMEDIA: Bandung, 2006) h. 2
2
Tercapainya tujuan pembelajaran sangat tergantung pada guru dan siswa.
Guru sebagai pendidik harus mampu membuat desain pembelajaran,
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, dan mengevaluasi hasil belajar.
Sedangkan siswa sebagai orang yang terdidik memiliki peran sebagai orang yang
mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar dan menggunakan hasil belajar
untuk kepentingannya.
Setiap mata pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, dalam mengajarkan materi pembelajaran tentu akan sangat berbeda baik
dari segi metode penyampaian, penggunaan contoh dan sebagainya yang
berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Mata pelajaran matematika selama
ini dikenal sangat sulit baik yang dialami oleh siswa dalam belajar, maupun yang
dialami oleh guru dalam mengajarkannya, sehingga seorang guru dan siswa harus
benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai maksimal.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang
digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik
pula.2 Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran
matematika adalah bagaimana cara merancang media dalam menyampaikan materi
agar materi dapat diterima dengan mudah dan siswa dapat mengingat materi
tersebut lebih lama. Selain itu, dalam menentukan media pembelajaran guru harus
mengetahui terlebih dahulu macam-macam aspek pembelajaran yang diajarkan,
baik itu aspek kognitif, afektif maupun aspek psikomotorik.
Menurut Van de Henvel-Panhuizen dalam Zainuri bila anak belajar
matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat
lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika.3
Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika dapat diukur
dengan tingkat pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar. Dengan
2 Arsyad Azhar, Media pembelajaran, (PT Rajagrafindo Persada: Jakarta , 2011), h. 67
3 Rostina Sundaya, Media Pembelajaran Matematika, (Alfabeta: Bandung, 2013), h. 24
3
berakhirnya proses pembelajaran, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar yang
merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru serta murid di salah satu MI
di Depok diperoleh informasi bahwa dalam menjelaskan materi bangun ruang,
guru hanya menggunakan gambar yang ada pada buku paket dan menugaskan
siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan dari LKS. Hal tersebut membuat siswa
merasa sulit dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan bangun ruang, karena
siswa masih harus membayangkan wujud asli dari bangun ruang tersebut. Sehingga
pemahaman yang diperoleh siswa masih bersifat abstrak. Seperti pendapat yang
dikatakan oleh Eva salah satu murid di MI tersebut mengatakan: ”belajar bangun
ruang susah bu, soalnya diajarinnya pake buku paket. Jadi kalo liat gambarnya
saya masih bingung kalo disuruh nyebutin sifat-sifatnya”. Selain permasalahan
tersebut diperoleh juga informasi lain bahwa nilai kriteri ketuntasan minimum
(KKM) matematika di MI tersebut masih rendah yaitu 60. Namun, meskipun
demikian masih banyak siswa yang nilai hasilnya belajarnya masih di bawah
KKM. Data tersebut diperoleh dari hasil ulangan harian siswa yang menunjukkan
bahwa ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 66.7% (20 siswa) sedangkan
33.3% (10 siswa) belum mencapai nilai KKM.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, ada banyak cara yang dapat dilakukan
guru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran matematika.
Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru dapat memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
fisik maupun mental sehingga materi yang diajarkan oleh guru menjadi lebih
konkrit dan siswa akan mengingatnya dalam jangka waktu yang lama.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
mencapai keberhasilan pada proses pembelajaran. Media memiliki peran yang
sangat penting, yaitu sebagai perantara atau saluran dalam suatu proses komunikasi
antara komunikator dan komunikan. Sehingga dapat kita pahami bahwa media
pembelajaran adalah sesuatu yang dapat dijadikan sarana penghubung untuk
mencapai pesan yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar.
4
Banyak media pembelajaran yang dapat guru gunakan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran, namun seringkali sekolah terbentur pada kendala
kemampuan dalam pengadaannya. Terutama saat dihadapkan pada harga media
yang harus dibelanjakan tidak dapat terjangkau oleh sekolah. Menghadapi hal ini
sekolah melalui para guru harus memiliki daya kreasi yang tinggi agar dapat
menciptakan sendiri media pembelajaran tersebut.
Dalam proses belajar mengajar masih ditemui adanya kesenjangan antara
kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan dan sikap siswa yang mereka miliki sehingga penggunaan media tiga
dimensi diharapkan turut dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan awal
siswa yang dimaksud dengan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki
siswa sebelum ia memiliki kegiatan instruksional.4
Salah satu media pembelajaran yang peneliti maksudkan adalah media tiga
dimensi, yaitu bentuk-bentuk bangun ruang seperti limas segitiga, limas segiempat,
balok, kubus, prisma tegak segitiga, prisma tegak segilima, tabung dan kerucut
yang dibuat dari bahan dasar karton. Media tiga dimensi dapat digunakan untuk
membantu pemahaman siswa terkait materi yang masih abstrak. karena media tiga
dimensi dapat menunjukkan tampaknya suatu benda yang masih abstrak menjadi
suatu benda yang bersifat konkret. Untuk itu, dalam pembelajaran matematika pada
materi bangun ruang, informasi yang diterima oleh siswa akan lebih optimal jika
pada pelaksanaan pembelajarannya guru menggunakan media tiga dimensi.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka kiranya perlu
diadakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam hal ini penulis mengangkat
judul “Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa”.
4 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (PT Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2006), h.
103
5
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang
dapat dikemukakan, antara lain:
1. Kualitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah.
2. Proses pembelajaran matematika yang terjadi masih satu arah yaitu guru
sebagai pusat pembelajaran (teacher center)
3. Pembelajaran yang disampaikan guru masih bersifat abstrak
4. Minimnya penggunaan media pendukung pembelajaran matematika.
5. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini masalah yang disajikan dibatasi pada:
1. Media yang digunakan oleh peneliti adalah media tiga dimensi, yaitu bentuk-
bentuk bangun ruang sederhana seperti prisma tegak, balok, kubus, tabung,
limas dan kerucut yang dibuat dari bahan kertas karton.
2. Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar pada ranah kognitif yang meliputi aspek kemampuan memahami,
mengaplikasikan dan kemampuan menganalisis.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media tiga dimensi dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa?
2. Apakah hasil belajar matematika siswa meningkat setelah diajarkan dengan
menggunakan media tiga dimensi?
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan
media tiga dimensi dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan untuk
mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa meningkat setelah diajarkan
dengan menggunakan media tiga dimensi.
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Diharapkan akan dapat membantu mempermudah guru dalam menyampaikan
materi bangun ruang dan untuk menambah literature guru tentang media
pembelajaran.
2. Bagi siswa
Untuk belajar, khususnya dalam mempelajari mata pelajaran matematika
tanpa rasa jenuh. Siswa juga diharapkan mampu meningkatkan keaktifan
mereka di kelas dalam memahami konsep bangun ruang.
3. Bagi sekolah
Dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan bagi lembaga sekolah
sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan hasil
belajar siswa dan bagi saya selaku peneliti Sebagai sarana untuk menambah
wawasan tentang pembelajaran di sekolah dan sebagai pengalaman yang
sangat berharga dalam mengimplementasikan media tiga dimensi di lapangan
secara langsung.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN
A. Pengertian Belajar
Menurut Bachtiar belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
hingga dia ke liang lahat nanti. Salah pertanda bahwa seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif),1
sedangkan pengertian belajar menurut Dr. Nana Sudjana bahwa belajar dan
mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat
dibedakan yakni tujuan pembelajaran (instruksional), pengalaman (proses)
belajar mengajar dan hasil belajar.2
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu
proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu
ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan
adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum.3
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman
atau latihan.4 Perubahan tingkah laku akibat belajar dapat berupa perolehan
1 Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (PT Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2006), h. 2
2 Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h.2
3 Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (PT Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2006), h. 11-12
4 H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Pedoman Ilmu Jaya: Jakarta, 2010), h. 54
8
perilaku yang baru atau perbaikan perilaku yang sudah ada. Perubahan tingkah
laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat perilaku yang baik (positif) atau
perilaku yang buruk (negatif). Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk,
mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau
berarti dengan pengalaman atau latihan.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan
perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang
kembali, seperti perubahan perilaku akibat alkohol atau minuman keras. Tingkah
laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut semua aspek
kepribadian tingkah laku individu, baik perubahan dalam pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek perilaku lainnya.
Belajar dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.
Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan perilaku
yang baik, sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan sendiri oleh individu
dapat menghasilkan perubahan perilaku yang positif atau negatif.
Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah
rumusan tingkah laku yang di harapkan dapat di kuasai oleh siswa setelah
menerima atau menempuh pengalaman belajarnya, sedangkan hasil belajar
adalah kemampuan kemampuan yang di miliki siswa setelah siswa tersebut
menerima pengalaman belajarnya.5
1. Ciri-ciri dan kriteria kegiatan belajar
Berdasarkan pengertian belajar yang telah diuraikan di atas, maka belajar
sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai berikut:
1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu
yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun
potensial.
5 Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT Remaja Rosdakarya:
Jakarta , 1989), h. 22
9
2) Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).
Belajar sebagai suatu aktifitas internal psikologis, meskipun prosesnya sulit
untuk dilihat secara nyata, tetapi kriteria persyaratan dalam proses belajar itu
dapat ditetapkan berdasarkan kondisi yang fundamental dalam setiap kegiatan
belajar. Dalam kegiatan yang disebut belajar harus ada 4 kondisi yang
fundamental pada diri orang yang belajar, yaitu adanya:
1) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari sesuatu.
2) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai signal/tanda atau bahan
atau materi yang akan dipelajari.
3) Suatu respon utama dari diri orang yang belajar, apakah berupa tindakan
motorik, pengamatan, pemikiran, penghayatan atau perubahan fisiologis.
4) Suatu ganjaran pengukuhan sebagai hasil belajar yang dicapai.
Keempat kondisi yang fundamental dalam kegiatan belajar tersebut sekarang
sudah harus menjadi dasar orientasi didaktis guru dalam mengelola kegiatan
belajar mengajar, yaitu guru dalam setiap mengajar harus dimulai dengan
membangkitkan minat atau motivasi kepada siswa, kemudian menciptakan
situasi belajar mengajar yang merangsang atau menantang siswa untuk belajar
dan akhirnya guru dalam setiap mengajar harus mengadakan evaluasi (post test)
untuk mengukur/menetapkan taraf pencapaian keberhasilan siswa, agar siswa
mengetahui apakah belajarnya sudah berhasil memperoleh ganjaran atau belum.
Apabila siswa belum berhasil, maka sebagai tindak lanjut kegiatan evaluasi guru
harus memberikan pengajaran remedial kepada siswa yang membutuhkan.
2. Tujuan Belajar
Menurut paradigma Behavioristik, belajar merupakan transmisi pengetahuan
dari ekspert ke novice. Berdasarkan konsep ini peran guru adalah menyediakan
dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, siswa dipersepsi
berhasil mencapai tujuan belajar apabila mereka tunduk menerima pengetahuan
yang dituangkan oleh guru. Sedangkan belajar adalah aktifitas yang bertujuan,
10
tujuan belajar ini ada yang benar-benar disadari ada pula yang kurang begitu
disadari oleh orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan
perubahan/pembentukan tingkah laku tertentu. Dan tujuan belajar yang positif
serta dapat dicapai secara efektif hanyalah mungkin terjadi dalam proses belajar
mengajar di sekolah.6 Tujuan sebagai arah dalam proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai siswa
setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya.7 Hal itu dapat dicapai
dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai
persoalan pembelajaran. Tujuan penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya
proses latihan dalam jabatan dan pemberian layanan pembelajaran yang akurat,
dengan demikian siswa akan lebih banyak berlatih untuk dapat mengaplikasikan
berbagai tindakan alternatif sebagai upaya meningkatkan kemampuan
pembelajaran.8
Dalam bukunya Hamzah B. Uno yang berjudul Assesment Pembelajaran
dikatakan bahwa tujuan pembelajaran diarahkan pada salah satu kawasan dari
Taksonomi Benyamin S. Bloom yang meliputi:
1. Kawasan kognitif.
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini
terdiri dari enam tingkatan yang secara hierarki berurut dari yang paling
rendah (pengetahuan) sampai yang paling tinggi (evaluasi) yakni tingkat
pengetahuan (knowledge), tingkat pemahaman (comprehension), tingkat
penerapan (application), tingkat analisis (analysis), tingkat synthesis dan
tingkat evaluasi.
6 Daryanto. Media Pembelajaran, (PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera: Bandung,
2012), h. 2
7 Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung , 2011), h. 22
8 Prof. Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (PT. Bumi Aksara: Jakarta,
2011), h. 107
11
2. Kawasan afektif (sikap dan perilaku)
Kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-
nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkatan afeksi ini ada lima dimulai dari yang paling sederhana sampai
yang kompleks yaitu: kemauan menerima, kemauan menanggapi,
berkeyakinan, mengorganisasi, dan pembentukan pola.
3. Kawasan psikomotor
Dalam bukunya Symson domain psikomotor meliputi enam domain mulai
dari tingkat paling rendah, yaitu persepsi sampai tingkat keterampilan
tertinggi yaitu penyesuaian dan keaslian yang dapat diuraikan sebagai
berikut: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, geraksn terbiasa, gerakan
yang kompleks, penyesuaian dan keaslian. 9
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar
Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar pada siswa disetiap
jenjang dan tingkat pendidikan perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber
daya manusia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Oleh sebab itu,
upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan oleh
guru dan salah satu upaya yang dimaksud adalah penggunaan media pengajaran
dalam proses belajar mengajar yang diharapkan dapat mempertinggi kualitas
proses belajar mengajar dengan cara mempengaruhi motivasi siswa dalam
belajar.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa,
yaitu; faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang
berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal), yaitu:
1. Faktor internal
a. Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan, keadaan cacat
jasmani, kemampuan belajar siswa dan kondisi fisik dari siswa tersebut.
9 Dr.Hamzah B. Uno, M.Pd. Assesment Pembelajaran, (PT Bumi Aksara: Jakarta, 2012),
h. 60-67
12
b. Faktor psikologis, yaitu; inteligensi (afekktif), perhatian, minat dan
bakat, motiv dan motivasi, kognitif dan daya nalar.10
2. Faktor eksternal
a. Faktor-faktor lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti:
keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat
letak gedung sekolah, dan sebagainya.
Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya
termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
b. Faktor-faktor instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,
sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi
pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
c. Faktor-faktor kondisi internal siswa
Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada dua
macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan
pendengaran.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa adalah faktor minat, bakat, inteligensi, motivasi dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan persepsi, ingatan,
berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang
dimiliki siswa.11
10 Yudhi Munadi. Media Pembelajaran, (Gaung Persada: jakarta 2008), h.21-30
11 Ibid, h. 31-36
13
B. Media Pembelajaran
Media merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu proses
komunikasi.12
Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang menonjol yakni
metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar, ada
beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran.
Pertama media grafis seperti gambar media grafik atau biasa disebut media dua
dimensi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua media tiga dimensi,
yaitu model padat (solide model, model susun, diorama dan lain-lain). Ketiga
model film seperti OHP dan lain-lain.13
Hal tersebut membuktikan bahwa media
adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan untuk
merangsang pikiran, perasaan, serta kemauan audien (siswa) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Media pembelajaran dapat menambah kualitas motivasi belajar siswa dalam
proses pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan mutu
hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa yang bersangkutan, hal tersebut terjadi
karena penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa tertarik sehingga
motivasi siswa dalam belajar semakin meningkat dan siswa juga akan lebih
mudah memahami materi yang diajarkan, yang pada akhirnya siswa dapat
berinteraksi secara langsung dan tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
Media pembelajaran memiliki posisi yang strategis sebagai perantara dalam
proses interaksi antara siswa dengan guru. Kedudukan media pembelajaran
sebagai mediator yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan belajar yang
diinginkan. Pada penggunaan media tiga dimensi dalam pelajaran matematika
yang berupa bentuk bangun ruang memiliki posisi sebagai alat komunikasi antara
guru dan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
12 H. Rayandra Asyhar, M,Si. Kreatif Mengembangkan media Pembelajaran, (Referensi
Jakarta: Jakarta. 2012), h. 5
13 Dr. Nana Sudjana. Media Pengajaran, (Sinar Baru Algensindo: Jakarta, 2010), h. 3
14
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya
(message/software).14
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dapat
meningkatkan proses dan hasil belajar, karena dengan media pembelajaran hal-
hal yang abstrak dapat di kongkretkan sehingga siswa akan lebih mudah dalam
memperoleh informasi terkait materi yang diajarkan oleh guru.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa media pembelajaran sangat membantu
dalam upaya mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Oleh karena itu, guru sebagai seorang pendidik harus mempunyai
keterampilan dalam penggunaannya.
Selain dapat menyalurkan pesan, media pembelajaran juga mempunyai
banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
sarana perantara dalam proses pembelajaran. Selain itu media pembelajaran juga
berperan sebagai salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan. Dengan demikian Perolehan pengetahuan
siswa akan semakin abstrak apabila pesan disampaikan melalui kata verbal. Hal
ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui
tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di
dalamnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh
sebab itu, sebaliknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang
ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Dalam penerapannya media pembelajaran memiliki aspek-aspek kegunaan
diantaranya adalah:15
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalisme.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
14 Azhar Arsyad. Media Pembelajaran, (PT Raja Grafindo Persada:Jakarta, 2007), h. 5
15 Rudi Susilana dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian, (CV Wacana Prima:Bandung, 2007), h. 9
15
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Kegunaan-kegunaan tersebut tetap menuntut keaktifan dan kekreatifan guru yang
bersangkutan dalam proses belajar mengajar.
C. Kriteria Pemilihan Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar. Tidak semua media pembelajaran bisa diterapkan pada setiap
mata pelajaran yang disampaikan, hal tersebut memerlukan penyesuaian dengan
mata pelajaran yang akan disampaikan. Media pembelajaran memiliki
keanekaragaman, dan karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-
masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Dalam penggunaan
media pembelajaran hendaknya guru melakukan proses pemilihan media yang
dianggap sesuai untuk digunakan pada materi yang diajarkan. Berkaitan dengan
hal tersebut ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
media diantara adalah:16
1. Hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih
media, karena sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang
digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius
bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor
umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak
menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
16 Ibid, h. 15
16
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain
sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi
pertimbangan seorang guru.
5. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan
kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan
yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang
dengan hasil yang akan dicapai.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran, media pembelajaran yang diterapkan dalam suatu
pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan hal yang sesuai dengan yang
diharapkan atau dengan kata lain dikatakan tujuannya telah tercapai.17
D. Media Tiga Dimensi
Menurut H. Ryandra Ashar media tiga dimensi memiliki arti sebuah media
yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai
dimensi panjang, lebar dan tinggi/tebal, kebanyakan merupakan objek
sesungguhnya (real object).18
Sedangkan menurut Moedjiono bahwa media tiga
dimensi memiliki beberapa kelebihan diantaranya dapat menunjukkan objek
secara utuh baik konstruksi maupun cara kerja, dapat emmberikan pengalaman
secara langsung, penyajiannya secara konkrit dan menghindari verbalisme.
Media tiga dimensi yang digunakan dalam pembelajaran matematika di
sekolah dasar umumnya memiliki bentuk yang sederhana baik dalam penggunaan
dan pemanfaatannya maupun dalam proses produksinya karena tidak memerlukan
keahlian khusus dalam penggunaannya, dapat dibuat sendiri oleh guru dan
bahannyapun dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita.
17 Dra. Erna Suwangsih, S.Pd., M.Pd. Model Pembelajaran Matematika (UPI PRESS:
Bandung, 2006), h.179
18 H. Rayandra Asyhar, M.Si. Kreatif mengembangkan Media Pembelajaran. (Referensi
Jakarta: Jakarta, 2012), h. 47
17
Pada penerapan penggunaan media tiga dimensi untuk siswa sekolah dasar
penulis menggunakan media tiga dimensi bangun ruang yang terdiri dari beberapa
benda diantaranya; kubus, balok, kerucut, prisma dan bola. Media pembelajaran
digunakan agar siswa memiliki gambaran nyata tentang bangun ruang dalam
pelajaran matematika.
Seperti dijelaskan di atas, bahwa media tiga dimensi yang digunakan
tergolong sederhana dan mudah dalam penggunaanya serta bahannya dapat
diperoleh dari lingkungan di sekitar, maka pemilihan bahan dasar seperti kayu,
kertas-kertas bekas (bubur kertas), plastik, dan beberapa sisa sampah plastik dapat
digunakan untuk membuat media tiga dimensi tersebut. Hal itu dapat dilakukan
sendiri oleh guru yang bersangkutan atau juga dapat mengajak siswa untuk ikut
berperan aktif dalam proses pembuatannya.
E. Jenis dan Karakteristik Media Tiga Dimensi
Setiap jenis media memiliki jenis dan karakteristik masing-masing begitu
juga pada media tiga dimensi. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu dalam
menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Dalam bukunya Nana
Sudjana mengatakan media tiga dimensi memiliki lima model, yakni model padat,
model penampang, model kerja, mocks-up dan diorama.19
Penggunaan model
padat (bangun ruang) media tiga dimensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Praktis dalam penggunaannya
2. Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu
3. Melibatkan siswa dalam penggunaannya
4. Pesan yang sama dapat disebarkan kepada siswa secara serentak
5. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera
Penggunaan bangun ruang pada pelajaran matematika pada siswa sekolah
dasar memiliki manfaat yang sangat baik bagi perkembangan motorik siswa,
karena siswa dapat berinteraksi langsung mengenai materi bangun ruang yang
19 Dr. Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Sinar Baru Algensindo: Bandung, 2019), h. 156
18
sedang dibahas, dan dapat memegang benda yang dimaksud untuk mengetahui
bagian-bagian sudutnya, volume dan ukurannya. Selain itu unsur warna yang
melekat pada media tiga dimensi itu juga dapat membuat siswa lebih tertarik
dalam mempelajari bangun ruang secara khusus dan pelajaran matematika pada
umumnya.
F. Desain Pembelajaran Menggunakan Media Tiga Dimensi
1. Penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran matematika
Optimalisasi proses dan hasil belajar mengacu pada upaya agar proses
belajar dapat berlangsung dengan baik sehingga para siswa dapat mencapai hasil
belajar sesuai yang diharapkan dengan kata lain optimalisasi proses dan hasil
belajar adalah upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga para siswa
mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.
Pencapaian hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari proses
belajar yang optimal pula. Oleh karena itu, agar proses dan hasil belajar optimal
maka dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan sampai
pada tahap penilaian harus dipersiapkan dan dilaksanakan secara baik pula.
Penggunaan media tiga dimensi pada mata pelajaran matematika harus berkenaan
dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa
dalam belajar.
Dalam proses belajar mengajar terkadang diperlukan adanya interaksi
langsung antara siswa dengan guru sehingga media belajar memiliki posisi
penting yang diharapkan dapat menjembatani antara kualitas kemampuan siswa
dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pemanfaatan media pembelajaran dikaitkan erat dengan peningkatan
kualitas pembelajaran yang diharapkan. Pemanfaatan media pembelajaran oleh
guru diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna,
memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, sesama murid, serta
memeperkaya pengalaman belajar siswa. Hal ini dipercaya mampu mengubah
suasana belajar yang pasif menjadi aktif melalui beragam sumber belajar yang
tersedia.
19
Penggunaan media tiga dimensi merupakan salah satu metode guru dalam
menyampaikan materi atau bahan pembelajaran. Siswa akan lebih mudah
menyerap informasi yang diberikan guru karena dengan menggunakan media tiga
dimensi siswa dapat melihat langsung benda-benda yang dimaskud.20
Dalam penerapannya pada mata pelajaran matematika, penggunaan media
tiga dimensi haruslah berkaitan dengan bahan ajar yang akan disampaikan.
Penggunaan media tiga dimensi yang sesuai dengan bahan ajar ketika pembehasan
materi bangun ruang. Hal tersebut digunakan agar siswa mengetahui secara detail
segala hal yang berkaitan dengan bangun ruang. Seperti sifat-sifat bangun ruang,
jaring-jaring dari benda-benda bangun ruang serta penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan bangun ruang yang akan dibahas.
Benda tiga dimensi yang akan difungsikan sebagai media pembelajaran
dibawa langsung ke dalam kelas sesuai dengan fungsinya dalam hal pemanfaatan
media bangun ruang, selain kreatifitas guru, pertimbangan instruksional juga
menjadi salah satu faktor yang menentukan. Dalam hal ini guru dituntut berperan
aktif untuk mampu menjelaskan komponen-komponen yang menyangkut tentang
bangun ruang.
Matematika erat kaitannya dengan konteks kehidupan nyata. Dengan
demikian sebagai tenaga pengajar, guru harus mampu menstransfer ilmu dengan
menggunakan berbagai macam cara agar materi yang diajarkan kepada siswa
dapat diterima dengan mudah dan tujuan pembelajaranpun dapat tercapai. Salah
satu cara yang dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran matematika
adalah dengan menggunakan media pembelajaran sebagai alat/ sarana
penghubung untuk mencapai pesan yang harus dicapai oleh siswa dalam kegiatan
belajar. Media yang dimaksudkan disini adalah media tiga dimensi, yaitu sebuah
media yang dapat dilihat dari segi mana saja.
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran dibuat sesederhana
mungkin, dengan tujuan agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami
materi yang akan disampaikan. Walaupun demikian media tiga dimensi sebagai
20 H. Rayandra Asyhar, M.Si. Kreatif mengembangkan Media Pembelajaran. (Referensi
Jakarta: Jakarta, 2012), h. 93
20
alat dan sumber pengajaran tidak dapat menggantikan guru sepenuhnya yang
artinya media tersebut tetap memerlukan guru sebagai fasilitator dalam
penyampainnya agar dapat meningkatkan kualitas pengajaran dari mata pelajaran
matematika.21
2. Desain pengembangan pembelajaran dengan menggunakan media tiga
dimensi
Ketersediaan media pembelajaran di berbagai sekolah bisa dikatakan belum
merata, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya; kondisi
lingkungan, kemampuan pengelolaan sekolah dan wilayah keberadaan sekolah
dapat mempengaruhi ketersediaan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan
banyak ragam media pembelajaran yang digunakan guru sebagai alat untuk
menyampaikan materinya. Pada kondisi dimana ragam dan jumlah media
pembelajaran yang tersedia masih sangat kurang, maka perlu dilakukan
pengembangan dan produksi media pembelajaran secara bertahap oleh guru, baik
secara berkelompok, sendiri, atau melibatkan pihak lain (siswa, guru,
masyarakat).
Pengembangan media pembelajaran sangat penting artinya untuk mengatasi
kekurangan dan keterbatasan media persediaan media yang ada. Disamping itu
media yang dikembangkan sendiri oleh guru atau pendidik dapat menghindari
ketidaktepatan (mis match) karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber
daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan inovasi para guru sehingga lahirlah
profesionalitas pendidik.22
Pengembangan media pembelajaran merupakan kegiatan yang terintegrasi
dengan penyusunan dokumen pembelajaran lainnya seperti; kurikulum, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lain-lainnya. Yang artinya setelah dokumen
21 Dr. Nana Sudjana. Media Pengajaran, (Sinar Baru Algensindo: Bandung, 2010), h. 7
22 H. Rayandra Asyhar, M.Si. Kreatif mengembangkan Media Pembelajaran. (Referensi
Jakarta: Jakarta, 2012), h. 93
21
pembelajaran tersebut siap disusun dilanjutkan dengan pengadaan atau persiapan
media pembelajarannya sebagai sumber belajar dan alat bantu dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam proses pengajaran dimana
media tiga dimensi yang digunakan haruslah sesuai dan terintegrasi dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran.23
Kedudukan media pembelajaran dalam komponen metode mengajar sebagai
salah satu upaya untuk memperbaiki proses interaksi guru-siswa, dan interaksi
siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi utama dari media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yakni sebagai penunjang
penggunaan metode mengajar yang dipergunakan oleh guru.
G. Hasil Belajar Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah
dasar. Seorang guru sekolah dasar yang akan mengajarkan matematika kepada
siswanya hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya.
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara
analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk
konsep-konsep matematika. Supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk
itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika
adalah dasar terbentuknya matematika.
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.24
Russefendi dalam buku model pembelajaran matematika karya Erna Suwangsih,
23 Ibid, h. 94
24 Erna Suwangsih, S.Pd., M.Pd. Model Pembelajaran Matematika. (UPI PRESS:
Bandung, 2006) , h. 3
22
mengatakan bahwa matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-
dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah
matematika disebut ilmu deduktif.25
Menurut Bourne, matematika merupakan konstruktivisme sosial dengan
penekanannya pada knowing how, yaitu siswa dipandang sebagai makhluk yang
aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan
lingkungannya.26
Secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut:27
1) Matematika struktur yang terorganisasi
Matematika merupakan suatu bangunan terstruktur yang terorganisasi.
Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi
aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema.
2) Matematika sebagai alat (tool), artinya matematika dipandang sebagai alat
dalam mencari solusi pelbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3) Matematika sebagai pola pikir deduktif, artinya sutu teori atau pernyataan
dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan
secara deduktif (umum).
4) Matematika sebagai cara bernalar, karena matematika memuat cara
pembuktian yang sahih, rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat
penalaran matematika yang sistematis.
5) Matematika sebagai bahasa yang atifisial, artinya bahasa matematika baru
memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.
6) Matematika sebagai seni yang kreatif. Karena penalaran yang logis dan
efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan
25 Ibid, h. 4
26 Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika, (Ar-Ruzz Media: Yogyakarta,
2008), h. 19
27Ibid, h. 23
23
menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya
seni berpikir yang kreatif.
Ciri-ciri pembelajaran matematika di SD:28
1) Pembelajaran matematika mengunakan metode spiral. Dimana pembelajaran
matematika atau suatu topik matematika selalu mengaitkan atau
menghubungkan dengan topik sebelumnya.
2) Pembelajaran matematika bertahap. Materi pelajaran matematika diajarkan
secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju
konsep yang lebih sulit.
3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif. Misalnya dalam
pengenalan bangun-bangun ruang tidak dimulai dari definisi, tetapi dimulai
dengan memperhatikan contoh-contoh dari bangun ruang tersebut dan
mengenal namanya serta menentukan sifat-sifat yang terdapat pada bangun
ruang tersebut sehingga didapat pemahaman konsep bangun-bangun ruang
itu.
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Artinya tidak
ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang
lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan pada pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya.
5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Konsep-konsep matematika
tidak dapat diajarkan melalui definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang
relevan. Guru hendaknya dapat membantu pemahaman suatu konsep dengan
pemberian contoh-contoh yang dapat diterima kebenarannya secara intuitif.
Artinya siswa dapat menerima kebenaran itu dengan pemikiran yang sejalan
dengan pengalaman yang sudah dimilikinya.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil
28 Erna Suwangsih. Op,Cit, h. 25-26
24
belajar, yakni; (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian,
(c) sikap dan cita-cita.29
Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil
belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi
kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotoris.
1. Ranah Kognitif
a. Tipe hasil belajar : pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge
dalam Taksonomi Bloom. Ada beberapa cara untuk mengingat dan
menyimpan knowledge dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan
keledai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna.
b. Tipe hasil belajar : pemahaman
Tipe hasil belajar ini lebih tinggi daripada pengetahuan karena pemahaman
menuntut kemampuan menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
c. Tipe hasil belajar: aplikasi
Yaitu penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus yang
mungkin dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Mengulang-ulang
penerapannya pada waktu yang lama akan berdampak menjadi pengetahuan,
hafalan atau keterampilan.
d. Tipe hasil belajar : analisis
29 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung, 1992), h. 22
25
Yaitu usaha memilah sesuatu intregitas menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian sehingga jelas hierarkinya (susunannya). Dengan analisis diharapkan
seseorang mempunyai pemahaman komprehensif dan dapat memilah
integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu dalam memahami
sistematikanya.
e. Tipe hasil belajar: sintesis
Yakni terdapatnya penyatuan unsure-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergan yang hasil
pemecahan atau jawabannnya belum dapat dipastikan, berpikir sintesis
merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.
f. Tipe hasil belajar : evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, materil dan
lain-lain. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.30
2. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Penialaian hasil afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman-teman
sekelas, kebiasaan di kelas dan hubungan social. Adap beberapa jenis
kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dari tingkat dasar
atau sederhana sampai yang kompleks, yaitu:
a. Rechiving/ Attending
Yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi dari luar)
yang datang kepada siswa tersebut dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
lain-lain.
30 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung, 1992), h. 22-29
26
b. Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan kepada seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar yang mencakup ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasaan dalam menjawab stimulus yang datang pada dirinya.
c. Valuing (penilaian)
Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi
diantaranya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu system organisasi
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain prioritas nilai dan
pemantapan.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua system
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian dan
tingkah lakunya.
3. Ranah psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
bertindak individu. Pada hasil belajar psiomotorik terdapat enam tingkatan
keterampilan.
a. Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemapuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif,
motoris dan lain-lain.
d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya keuatan, keharmonisan dan
ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif.31
31 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung, 1992), h. 30-31
27
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang
optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:32
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsik pada diri siswa.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan
lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan
mengembangkan kreativitasnya.
d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh.
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai
dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan kemampuan kognitif yang
dimiliki siswa tentang materi bangun ruang melalui proses pembelajaran. Dalam
penelitian ini, hasil belajar ranah kognitif diukur dengan mengamati apakah
siswa sudah mampu memahami, mengaplikasikan serta menganalisis materi
bangun ruang yang diajarkan oleh guru. Pemahaman yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun
ruang melalui benda-benda tiga dimensi yang ditampilkan oleh guru. Pada aspek
mengaplikasikan siswa diharap mampu membuat berbagai macam jaring-jaring
bangun ruang sederhana dan terakhir pada aspek menganalisis siswa diharapkan
mampu memilih berbagai macam jaring-jaring yang dapat membentuk bangun
ruang tertentu.
32 Ibid, h. 56
28
H. Hasil penelitian yang relevan
a. Hamzan Wadi melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) di SD kelas V
pada pembelajaran IPA. Dari hasil penelitiannya diperoleh kesimpulan
bahwa penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Jembe tahun pelajaran
2012/2013.33
b. Vivi Luthfiah, melakukan penelitian eksperimen semu dengan rancangan
penelitian pretest-posttest control group design. Pengambilan sample
dilakukan dengan menggunakan teknik Purpose Sample. Dari hasil
penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan
media tiga dimensi model tiruan terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X
pada konsep virus.34
I. Kerangka berpikir
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima berupa isi atau ajaran yang
dituangkan dalam symbol-simbol komunikasi baik secara verbal maupun non
verbal yang memiliki fungsi dasar utama sebagai sumber belajar.
Berdasarkan uraian di atas media pembelajaran dapat dipahami sebagai
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan
pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima
33 Hamzan Wadi, Skripsi, Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 2 Jembe, (Lombok, 2012).
http://eprints.umk.ac.id/1758/8/ABSTRAK.pdf. (di akses pada 23 Januari 2013)
34 Vivi Luthfiah, Skripsi. Pengaruh Penggunaan Media Tiga Dimensi Tiga Dimensi
Model Tiruan Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas X Pada Konsep Virus. (UIN Syarif
Hidayatullah: Jakarta, 2013)
29
pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan
cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya. Pemahaman tentang konsep media
pembelajaran tidak terbatas hanya pada peralatan, tetapi yang lebih utama yaitu
pesan atau informasi yang disajikan melalui peralatan tersebut.
Setiap jenis media memiliki karakteristik dan fungsinya masing-masing
dalam proses penggunaannya, media pembelajaran yang dirancang dengan baik
dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Media
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media tiga dimensi, yaitu sekelompok
media yang dapat diamati dari arah pandang manapun dan memiliki dimensi
panjang, lebar, tinggi/tebal.
Penggunaan media tiga dimensi menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mudah menerima serta memahami konsep yang diajarkan oleh
guru. Penggunaan media tiga dimensi bentuk bangun ruang dalam mata pelajaran
matematika menuntut guru untuk kreatif dalam memilih serta menggunakannya.
Adanya media pembelajaran tiga dimensi membantu tugas guru sebagai
fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran sehingga bukan hanya guru
saja yang aktif, tetapi siswa juga aktif menemukan pengetahuan dan
keterampilannya sendiri, yang pada akhirnya tujuan dari kegiatan belajar
mengajar tersebut dapat tercapai yakni meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada materi bangun ruang kelas V di MI Terpadu Fatahillah
Cimanggis Depok.
J. Hipotesis Penelitian Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan landasaan teori dan
kerangka berpikir maka hipotesis penelitian tindakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran melalui penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa pada materi bangun ruang di kelas V MI Terpadu
Fatahillah Cimanggis Depok.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Terpadu Fatahillah yang beralamat di Jl.
Raya Bogor Km 31 No. 25 Kel. Cisalak Pasar Kec. Cimanggis Kota Depok.
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas V MI Terpadu Fatahillah
pada tahun ajaran 2013/2014 semester genap. Penelitian ini dilakukan selama
bulan Februari hingga Maret 2014.
B. Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau lebih
dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini terdiri
dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambung, yaitu tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting).1
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:
a. Menyusun perencanaan pelaksanaan penelitian yang mencakup
diantaranya membuat RPP, mempersiapkan bahan ajar terkait materi
bangun ruang dengan menggunakan metode yang sesuai yaitu diskusi
dengan pendekatan kelompok.
b. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar
guru untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika
proses pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi
berlangsung.
1 Enjah Takari R. Penelitian Tindakan Kelas. ( PT Genesindo: Bandung. 2008), h. 13
31
c. Membuat catatan lapangan tentang perubahan respon siswa terhadap
proses pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media tiga
dimensi.
d. Membuat alat bantu mengajar (media tiga dimensi) dalam rangka
membantu siswa memahami materi dengan konkret.
e. Mendesain instrument tes untuk melihat apakah materi bangun ruang telah
dikuasi oleh siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pelaksanaan penggunaan media tiga dimensi diawali dengan
tahap pengenalan hingga menuju pada proses pembuatan kerangka/jaring-jaring
dan penyusunan dari media tiga dimensi tersebut dengan tujuan agar siswa
mengetahui proses penyusunan bangun ruang.
Langkah pertama yang dilakukan adalah guru mengkondisikan kelas,
melakukan appersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru
menampilkan media tiga dimensi bentuk-bentuk bangun ruang dan meminta siswa
menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda tesebut. Kemudian guru
melakukan demonstrasi dengan cara membongkar media bangun ruang tersebut
untuk mengetahui jaring-jaring bangun ruang.
Langkah kedua guru/peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok dan
membagikan media serta bahan ajar kepada setiap kelompok. Selama kegiatan
diskusi kelompok berlangsung guru berperan sebagai fasilitator yang mengamati
aktivitas siswa selam proses pembelajaran. Kemudian guru meminta perwakilan
dari beberapa kelompok untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil
diskusinya.
Langkah ketiga guru/peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan inti
dan meluruskan kesalahan-kesalahan siswa dalam memahami materi yang
diajarkan serta memberikan pekerjaan rumah untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terkait materi yang telah diajarkan.
3. Observasi
Observasi merupakan salah satu cara yang digunakan dalam penelitian ini
melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung yang
32
termasuk didalamnya aktivitas belajar mengajar. Observasi dilakukan dengan
tujuan untuk mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan semua gejala dan
indikator dari proses hasil dari perencanaan penelitian yang telah diterapkan
termasuk dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut.
4. Refleksi
Ketika kegiatan penelitian telah melalui proses akhir maka hasil dari
pengamatan dan penelitian tersebut dikumpulkan hingga menjadi suatu dokumen
yang akan dianalisis. Hasil dari analisi tersebut bertujuan untuk mengetahui
apakah kegiatan penelitian yang dilaksanakan sudah sesuai yang diharapkan atau
masih memerlukan perbaikan. Kegiatan tersebut merupakan tahapan dari
penelitian ini yang disebut refleksi.
Berdasarkan riset aksi model John Elliot,2 maka didapati bagan rancangan
siklus penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Kelas dengan Media Tiga Dimensi
2 Enjah Takari R, Penelitian Tindakan Kelas, (PT. GENESINDO: Bandung, 2008), h. 11
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Tindakan
Pengamatan Perencanaan
Lanjut SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan
Tindakan
Perencanaan Pengamatan
33
Pada penelitian ini, peneliti melakukan dua kali siklus penelitian dengan
menggunakan media tiga dimensi. Hal ini dikarenakan hasil penelitian yang
diperoleh pada siklus I belum mencapai target yang peneliti tetapkan yaitu 80%
siswa mencapai nilai KKM. Sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan
tujuan agar target yang telah ditetapkan oleh peneliti tercapai. Pada siklus II
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media tiga dimensi diberhentikan
karena hasil penelitian telah mencapai target yang telah ditetapkan.
C. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian tindakan ini adalah seluruh siswa kelas
V (lima) yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa putra dan 12 siswa
putri.
Pada saat pelaksaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru yang
menyampaikan materi dengan menggunakan media tiga dimensi dan guru kelas
bertindak sebagai observer yang mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
siswa dan guru/peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Penelitian tindakan kelas menuntut kehadiran peneliti, karena pengamatan dan
pengumpulan data dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Dalam penelitian
tindakan kelas ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti sendiri
sedangkan guru kelas bertindak sebagai observer.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu menyusun tahapan-
tahapan dalam melakukan intervensi tindakan sebagai berikut:
34
Tahap I : Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas menyiapkan rancangan
pembelajaran, menetapkan materi pokok, menyusun alat
evaluasi, dan menentukan media yang digunakan sebagai
penunjang proses pembelajaran.
Tahap II : Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan
pembelajaran yang telah direncanakan sekaligus mengamati
aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
Tahap III : Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas mencatat semua kejadian
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung untuk
digunakan sebagai sumber dan pengolahan data.
Tahap IV : Peneliti bersama guru kelas menggunakan data yang telah
terkumpul untuk mendapatkan gambaran tentang hasil tindakan
yang telah dilakukan. Kemudian data tersebut dipadukan dan
dianalisis. Disetiap akhir siklus dilakukan penilaian akhir siklus,
selanjutnya peneliti dan guru kelas melakukan diskusi untuk
mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan serta
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada setiap
pembelajaran. Jika hasil evaluasi yang diperoleh masih
memerlukan penyempurnaan, maka akan dilanjutkan kembali
pada tindakan selanjutnya sampai memperoleh peningkatan hasil
belajar yang telah ditetapkan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Untuk mengetahui ketuntasan penelitian dalam suatu siklus maka dalam
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan media tiga dimensi pada mata pelajaran matematika. Dengan
indikator keberhasilan 80% hasil belajar siswa di atas nilai KKM yang ditetapkan
sekolah yaitu 60.
35
Suatu siklus penelitian dikatakan tuntas apabila indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan diatas telah tercapai. Namun jika hanya salah satu indikator yang
tercapai maka dapat disimpulkan siklus penelitian tersebut tidak tuntas dan harus
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang akan digunakan pada penelitian ini berupa:
a. Data hasil belajar siswa, merupakan hasil tes akhir siklus.
b. Data observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru yang
merupakan hasil pengamatan pada saat dilaksanakan tindakan, diambil
dengan menggunakan lembar observasi pada setiap proses pembelajaran
berlangsung.
c. Data hasil catatan pengamatan, yang mencatat seluruh perubahan dalam
proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas yang berkaitan dengan
penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran matematika.
d. Foto-foto aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.
2. Sumber Data
Sumber data adalah asal informasi yang diperoleh dalam penyusunan
penelitian tindakan ini. Beberapa sumber data diperoleh melalui subjek maupun
subjek penelitian diantaranya guru kelas/ observer dan peneliti dan siswa
termasuk di dalamnya catatan dokumentasi (nilai-nilai siswa) sebagai data
pendukung. Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dan dokumen-
dokumen dimana data diperoleh.3
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, (Rineka Cipta:
Jakarta, 2006), h. 107
36
H. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data terdiri dari:
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar merupakan instrumen yang disusun peneliti untuk mengukur
kemampuan kognitif serta untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diajarkan dengan menggunakan media tiga dimensi.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Tes Akhir Siklus I
No Indikator Aspek No. Soal
C2 C3 C4
1 Mengidentifikasi sifat-sifat limas segiempat √ 1
2 Mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak
segitiga √
4
3 Membuat jarring-jaring balok √ 2
4 Membuat jaring-jaring prisma tegak
segitiga √
5
5 Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat
membentuk kubus
√ 3
6 Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat
membentuk prisma tegak segitiga
√ 6
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Akhir Siklus II
No Indikator Aspek No.
Soal C2 C3 C4
1 Mengidentifikasi sifat-sifat tabung √ 1
2 Mengidentifikasi sifat-sifat limas segitiga √ 4
3 Membuat jarring-jaring kerucut √ 2
4 Membuat jaring-jaring tabung √ 5
5 Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat
membentuk prisma tegak segilima
√ 3
6 Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat
membentuk tabung
√ 6
37
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi
berlangsung.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Fokus
Penelitian Dimensi Indikator
No. Butir
Soal
Penggunaan
media tiga
dimensi untuk
meningkatkan
hasil belajar
matematika
1. Kegitan
Awal
1. Merespon pertanyaan yang
diajukan guru 1
2. Kegiatan
Inti
1. Menggunakan media dalam
proses pembelajaran 2
2. Interaksi dalam proses
pembelajaran
3, 4, 5, 6,
7, 8, 9
3. Kegiatan
Penutup
1. Melakukan refleksi
mengenai materi yang
sudah dipejari
10, 11
2. Mengerjakan tugas/posttest 12
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Fokus Penelitian Dimensi Indikator No. Butir
Soal
Penggunaan
media tiga
dimensi untuk
meningkatkan
hasil belajar
matematika
1. Kegiatan
Awal
1. Melakukan apersepsi 1
2. Menyampaikan tujuan pelajaran
yang ingin dicapai 2
2. Kegiatan
Inti 1. Membimbing siswa dalam
menyelesaikan tugas 3, 4
2. Menggunakan metode
pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
5, 6, 7, 8
3. Menggunakan media/alat
peraga yang menunjang proses
pembelajaran
9, 10
3. Kegiatan
Penutup
1. Melakukan refleksi mengenai
materi yang sudah dipejari 11
2. Melakukan penilaian 12
38
3. Catatan Lapangan
Pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar peneliti melakukan pencatatan
yang menitikberatkan pada perubahan respon siswa terhadap proses pembelajaran
yang diajarkan dengan menggunakan media tiga dimensi.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati
setiap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan media tiga
dimensi di setiap siklus dan mencatat setiap kejadian pada saat pembelajaran
berlangsung. Disetiap akhir siklus, peneliti memberikan soal tes, dan format
pertanyaan terbuka mengenai pendapat siswa tentang penggunaan media tiga
dimensi serta dokumentasi aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan pada
setiap siklus.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan
pemeriksaan keterpercayaan data atau temuan yang telah diperoleh. Pemeriksaan
keabsahan atau keterpercayaan data atau hasil temuan dalam penelitian tindakan
ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi diartikan pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.4 Triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan keterpercayaan
data pada penelitian ini adalah Triangulasi teknik, yaitu pengumpulan data dari
sumber yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda. Dalam penelitian
ini sumber data yang dimaksud adalah siswa, sedangkan teknik yang digunakan
untuk memperoleh data tersebut dengan menggunakan teknik observasi, tes akhir
siklus, dan catatan lapangan berupa hasil pengamatan perubahan perilaku siswa
pada setiap pertemuan.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Alfabeta cv: Bandung,
2011) h. 241
39
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul dan
dilakukan setiap kali setelah pemberian suatu tindakan atau satu siklus berakhir.
1. Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru
dengan media tiga dimensi dianalisis untuk memberikan gambaran pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan media tiga dimensi. Analisis data
observasi adalah sebagai berikut :
a. Untuk setiap aspek yang diamati diberi skor sesuai dengan pedoman
penskoran pada kisi-kisi lembar observasi yang telah dibuat
b. Menghitung skor total yang telah diperoleh setelah keterlaksanaan
pembelajaran. Skor total yang telah diperoleh tersebut dihitung persentasenya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:5
Keterangan :
P = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
Tabel 3.5
Pedoman Konversi Persentase Rata-rata Hasil Observasi Aktivitas Siswa
dan Guru
Persentase Rata-rata Kategori
76% - 100% Sangat Baik
51 – 75% Baik
26% - 50 Cukup
< 25% Kurang
5Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (PT RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2011),
h. 43.
40
2. Analisis Hasil Tes Belajar
Data hasil tes akhir siklus di analisis untuk mengetahui gambaran hasil
belajar siswa dengan pmenggunakan media tiga dimensi yang dilihat dari
tingkat pencapaian ketuntasan belajar mengacu pada KKM sebesar 60.
Pemberian tindakan pada penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat
ketuntasan siswa mencapai 80% dari keseluruhan siswa. Rumus yang
digunakan yaitu:
Interpretasi berarti mengartikan hasil penelitian berdasarkan pemahaman
yang dimiliki peneliti. Hal ini dilakukan dengan acuan teori, dibandingkan
dengan pengalaman, praktik, atau penilaian dan pendapat guru.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, jika tindakan pada siklus 1 selesai dilakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan, maka akan ditindak lanjuti
dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran
dengan perencanaan pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya.
Penelitian akan berakhir, apabila penelitian ini telah menunjukkan
keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Adapun kriteria keberhasilan
penelitian ini apabila hasil belajar siswa mencapai 80% mencapai nilai KKM atau
60.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di MI Terpadu Fatahillah pada kelas V. Proses penelitian tindakan
Media Tiga Dimensi ini dilakukan sebanyak dua siklus, dimana setiap siklus
terdiri dari empat kali pertemuan pemberian tindakan dan satu kali pertemuan
pemberian tes akhir siklus. Pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan penelitian,
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan, dan refleksi.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah menyusun
skenario pembelajaran, skenario yang dibuat antara lain yaitu menyusun RPP,
menyusun instrument (tes, lembar observasi aktivitas belajar), menentukan
metode dan pendekatan pembelajaran, membuat media tiga dimensi yang
berbentuk limas segiempat, kubus, balok, dan prisma tegak segitiga dari bahan
dasar karton. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.
Peneliti berperan sebagai praktisi dan guru mata pelajaran berperan sebagai
observer.. Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan tugas-tugas guru mata pelajaran
yang berperan sebagai observer pada saat penelitian, dengan tujuan agar peneliti
dan guru dapat bekerjasama dalam mengamati proses pembelajaran.
Adapun contoh media tiga dimensi dalam penelitian dapat dilihat pada gambar
4.1. Media yang digunakan adalah bentuk-bentuk bangun ruang yang dibuat dari
bahan dasar karton dengan tujuan agar siswa tidak mengalami kesulitan pada
proses pembongkaran media untuk mengetahui jaring-jaring dari bangun ruang
yang diajarkan.
42
Gambar 4.1
Contoh Media Tiga Dimensi Bangun Ruang
b. Tahap Pelaksanaan
Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan sebanyak 5 kali
pertemuan, dimana 4 pertemuan pemberian tindakan dan 1 pertemuan
pelaksanaan tes akhir siklus. Adapun uraian kegiatan setiap siklus adalah sebagai
berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama yang dilakukan pada hari senin, tanggal 17 Februari
2014 dimulai pada pukul 12.30 sampai pukul 13.40 WIB. Sebelum
pembelajaran dimulai, ibu Yati selaku guru kelas memperkenalkan peneliti
kepada siswa sebagai guru yang akan mengajar pelajaran matematika.
Kemudian guru mempersilahkan peneliti untuk melakukan kegiatan
pembelajaran. Guru/peneliti memulai kegiatan dengan mengkondisikan kelas
agar siswa siap dalam menerima materi yang akan diajarkan. selanjutnya
memimpin doa dan melakukan appersepsi dengan meminta siswa untuk
mengamati lemari yang ada di dalam kelas kemudian mengajukan pertanyaan
“apa yang kalian peroleh dari hasil pengamatan kalian?”. Pada pertemuan
ini siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran, namun masih terlihat malu-
malu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru/peneliti namun ada
salah satu siswa yang berani menjawab tanpa malu-malu. Kemudian siswa
43
menjawab pertanyaan guru “lemari itu bentuknya kotak, punya ruangan,
punya pintu, bisa buat naroh buku”. Kemudian guru/peneliti meminta seluruh
siswa memberikan tepuk tangan kepada siswa yang berani menjawab
pertanyaan guru. Selanjutnya guru/peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran guru menampilkan media tiga
dimensi bentuk limas segiempat. Kemudian guru meminta siswa menyebutkan
nama benda yang ditampilkan dan menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
benda tersebut. Selanjutnya guru melakukan demonstrasi di depan kelas cara
menggambar bangun limas segiempat. Kemudian guru menginstruksikan
siswa untuk membuat 7 kelompok. Pada saat guru/peneliti menugaskan siswa
untuk membentuk kelompok membutuhkan waktu yang sangat lama hal ini
dikarenakan siswa masih memilih-milih teman dalam menentukan kelompok.
Setelah terbentuk kelompok guru/peneliti membagikan media, serta bahan ajar
kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru
dengan tujuan agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Pada saat
diskusi kelompok berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator. Setelah siswa
selesai mengerjakan tugas kelompok guru meminta 3 kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, namun siswa belum berani
mengajukan diri mewakili kelompoknya sehingga guru menunjuk salah satu
perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas dan meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
kelompok yang maju tersebut serta memberikan reward kepada kelompok
yang sudah presentasi dan menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya
dengan tujuan untuk memotivasi siswa.
Sebagai kegiatan penutup, guru/peneliti membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini setelah itu
memberikan PR untuk latihan dan menutup kegiatan dengan membaca doa
dan mengucap salam.
44
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari selasa, tanggal 18 Februari 2014
pukul 12.30 sampai pukul 13.40 WIB. Seperti pertemuan sebelumnya
Guru/peneliti mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan
pembelajaran, kemudian memimpin doa dan mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian guru melakukan appersepsi dengan menggali ingatan siswa terkait
materi pada pertemuan sebelumnya dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan selanjutnya guru menampilkan media bentuk bangun ruang balok dan
meminta siswa menyebutkan sifat-sifat serta ciri-ciri yang dimiliki balok
tersebut. Kemudian guru melakukan demonstrasi dengan menggunting secara
bebas media tiga dimensi bentuk balok tersebut untuk mengetahui jaring-
jaringnya.
Kemudian guru meminta siswa membentuk 7 kelompok yang berbeda
dengan pertemuan sebelumnya untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru
yaitu mengidentifikasi sifat-sifat balok dan membuat jaring-jaring balok.
Namun siswa meminta kelompoknya tidak dirubah sesuai dengan kelompok
yang sudah dibuatnya pada pertemuan sebelumnya, dari hal tersebut dapat
diketahui bahwa siswa belum mampu berinteraksi dengan temannya. Selain itu
dari gambar 4.2 juga terlihat bahwa pada saat diskusi kelompok siswa belum
mampu bekerjasama dengan baik, mereka masih saling mengandalkan teman
satu kelompoknya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Selama
kegiatan diskusi berlangsung, guru bertindak sebagai fasilitator motivator.
Gambar 4.2
Aktivitas Siswa Pada Saat Diskusi Kelompok Siklus I
45
Setelah selesai kegiatan diskusi, guru meminta perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya dan memotivasi kelompok lainnya untuk
menanggapi hasil presentasi kelompok yang sudah maju ke depan kelas. Pada
saat presentasi siswa masih terlihat malu-malu dan saling menunjuk temannya
untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa juga
belum berani bertanya, menanggapi pertanyaan serta menanggapi hasil
presentasi kelomppok lain. Sebagai kegiatan penutup guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan PR serta
memimpin doa dan mengucap salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 19 Februari 2014 dimulai pada
pukul 07.30 sampai pukul 08.40 WIB. Guru/peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran dan mengingatkan siswa tentang materi pada pertemuan
sebelumnya. kemudian guru/peneliti meminta siswa mengidentifikasi sifat-sifat
kubus dari media tiga dimensi dan melakukan demonstrasi untuk mengetahui
jaring-jaring kubus. Tahap selanjutnya guru/peneliti menginstruksikan siswa
untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing dan membagikan bahan
ajar serta media tiga dimensi yang digunakan untuk membantu siswa dalam
melakukan diskusi kelompok. Pada saat pembagian alat dan bahan ajar
perwakilan kelompok saling berebut memilih warna sesuai yang diinginkan.
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru/peneliti berperan sebagai fasilitator
yang mengamati jalannya kegiatan diskusi siswa. Kegiatan diskusi berjalan
lancer meskipun masih terlihat beberapa kelompok yang belum mampu
bekerjasama dengan baik. Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru meminta
perwakilan kelompok maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusinya
dan memberikan reward untuk memotivasi siswa serta meluruskan kesalahan-
kesalahan yang dialami siswa. Pada pertemuan ini siswa mulai berani
mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya tanpa harus ditunjuk
terlebih dahulu. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang berani
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
46
Sebagai kegiatan penutup guru/peneliti membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang sudah dipelajari serta memberi tugas PR dan
mengakhiri kegiatan dengan memimpin doa dan mengucap salam.
4) Pertemuan Keempat
Pertemuan ke empat, yaitu kamis 20 Februari 2014. Kegiatain ini dimulai
dari pukul 12.30 sampai pukul 13.40 WIB. Guru/peneliti melakukan appersepsi
dan memotivasi siswa serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan sama dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya yaitu mengkondisikan kelas, memimpin doa, dan mengabsen
kehadiran siswa. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segitiga dan membuat jaring-
jaringnya. Sebelum meminta siswa untuk berdiskusi kelompok dalam kegiatan
belajar mengajar guru menampilkan sebuah media tiga dimensi prisma tegak
segitiga yang terbuat dari bahan dasar kertas karton. Pada saat guru/peneliti
menampilkan media tiga dimensi bentuk prisma tegak segitiga muncul sebuah
pertanyaan dari salah satu siswa yang menanyakan apa bedanya prisma dengan
limas. Guru/peneliti tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut melainkan
melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lainnya. Namun tidak ada
satupun siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, sehingga gruu
menuntun siswa untuk mencari perbedaan antara prisma dengan limas.
Guru/peneliti meminta siswa menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh
bangun tersebut serta melakukan demonstrasi untuk mengetahui jaring-jaring
prisma tegak segitiga.
Selanjutnya guru membagi siswa secara acak dalam membentuk 7
kelompok untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru yaitu membuat
jaring-jaring prisma tegak segitiga dan mengerjakan LKS. Namun masih ada
beberapa siswa yang benar-benar tidak mau duduk dengan kelompok yang
sudah ditentukan, akhirnya guru mengikuti keinginan siswa tersebut demi
mempersingkat waktu dan kelancaran proses pembelajaran. Kegiatan kelompok
berjalan dengan baik, dari 7 kelompok terlihat 3 kelompok yang mampu
bekerjasama dengan baik. Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru/peneliti
47
meminta perwakilan kelompok maju ke depan kelas mengambil kertas undian
untuk mengetahui kelompok mana yang harus mempresentasikan hasil
diskusinya. selama kegiatan berlangsung gruu/peneliti mencatat nama-nama
siswa yang aktif bertanya, meneguarkan pendapat serta menanggapi hasil
presentasi kelompok lain.
Pada kegiatan akhir guru/peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil
kegiatan dan memberikan reward kepada siswa yang aktif selama proses
pembelajaran berlangsung. Kemudian guru memberikan pesan kepada siswa
untuk mempelajari materi yang sudah dipelajari dari pertemuan pertama hingga
pertemuan ke empat guna untuk persiapan melakukan tes akhir siklus 1. Untuk
mengakhiri kegiatan pada hari ini, guru membagikan PR dan memimpin doa
serta mengucap salam.
5) Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima, Senin 24 Februari 2014. Kegiatan ini dimulai dari pukul
12.30 sampai pukul 13.40 WIB. Guru/peneliti memimpin kegiatan dengan
membaca doa dan menjelaskan kepada siswa tujuan dilakukannya tes akhir
pada pertemuan hari ini. Kemudian guru/peneliti memberikan soal tes akhir
siklus yang berjumlah 6 butir soal untuk mengukur kemampuan hasil belajar
siswa. Kegiatan ini berlangsung dengan baik meskipun ada beberapa siswa
yang mengalami kesulitan dan bertanya pada teman sebangkunya dalam
mengerjakan soal. hal ini terlihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3
Foto aktivitas siswa pada saat tes akhir siklus I
48
c. Tahap Obsevasi
Tahap observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru
kelas yang bertindak sebagai observer mengamati seluruh aktifitas yang terjadi di
kelas dan memberikan penilaian pada lembar observasi kegiatan belajar siswa dan
lembar observasi kegiatan mengajar guru yang masing-masing berjumlah 12 butir
indikator penilaian. Adapun hasil observasi yang dilakukan guru kelas/observer
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jum
lah
Rata-
rata
(%)
Pert
1
Pert
2
Pert
3
Pert
4
1. Menanggapi pertanyaan yang diajukan
guru
3 3 3 3 12 75
2. Menggunakan media tiga dimensi
dalam mengerjakan LKS yang
diberikan guru
3 3 3 3 12 75
3. Berdiskusi dengan teman satu
kelompok dalam mengerjakan tugas
yang diberikan guru
3 3 3 3 12 75
4. Antusias mengikuti proses
pembelajaran
3 3 4 4 14 87.5
5. Bertanya pada saat proses
pembelajaran
1 1 2 3 7 43.75
6. Menanggapi pertanyaan dari siswa lain 2 2 2 2 8 50
7. Berani mengemukakan pendapat 1 1 2 2 6 37.5
8. Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas
2 2 3 3 10 62.5
9. Menanggapi hasil presentasi kelompok
lain
2 2 2 3 9 56.25
10. Memperhatikan penjelasan guru 3 3 3 3 12 75
11. Bersama guru menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari
3 3 3 3 12 75
12. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
3 3 4 4 14 87.5
Jumlah 29 29 34 36 128 800
Rata-rata (%) 60,4 60,4 70,8 75
Rata-rata keseluruhan 66,7 %
49
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menggunakan media tiga
dimensi masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase beberapa
indikator aktivitas siswa yang masih di bawah 51% yaitu terlihat dengan
kurangnya siswa yang bertanya pada saat proses belajar mengajar juga kurang
adanya keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dan menanggapi
pertanyaan dari siswa lain dalam sebuah presentasi. Maka hal tersebut yang
peneliti jadikan sebagai indikator dalam menentukan berhasil atau tidaknya
penggunaan media tiga dimensi pada siklus ini.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-
rata
(%)
Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 4
1. Melakukan appersepsi 2 2 2 3 9 56.25
2. Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
2 2 3 3 10 62.5
3. Mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan tugas yang diberikan
guru
2 2 3 3 10 62.5
4. Memfasilitasi siswa untuk
mendiskusikan tugas yang diberikan
guru
3 3 3 3 12 75
5. Melaksanakan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
2 2 3 3 10 62.5
6. Memfasilitasi adanya interaksi antara
siswa dengan siswa
2 2 2 3 9 56.25
7. Memfasilitasi adanya interaksi antara
siswa dengan guru
2 2 2 2 8 50
8. Memotivasi siswa untuk bertanya 2 3 3 3 11 68.75
9. Menggunakan media/alat peraga yang
menunjang proses pembelajaran
2 3 3 4 12 75
10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran
2 2 3 3 10 62.5
11. Melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran bersama siswa
2 3 3 2 10 62.5
12. Melakukan penilaian sesuai dengan
kompetensi yang hendak dicapai
3 3 3 3 12 75
Jumlah 26 29 33 35 123 768.75
Rata-rata (%) 56.2 60.4 68.75 72.9
Rata-rata keseluruhan 64.1 %
50
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa aktivitas mengajar guru juga terlihat
masih belum optimal yaitu pada aktivitas guru dalam memfasilitasi adanya
interaksi antara siswa dengan guru. Selain itu nilai persentase keseluruhan juga
belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan dalam penelitian
ini sehingga dalam aktivitas mengajar guru masih memerlukan perbaikan-
perbaikan.
Dalam menentukan persentase keberhasilan pembelajaran dengan
menggunakan media tiga dimensi, peneliti memberikan standar persentase yang
mengacu pada pedoman konversi persentase rata-rata hasil observasi aktivitas
siswa dan aktivitas guru dikatakan baik apabila hasil aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar guru dengan menggunakan media tiga dimensi pada tiap
indikator memperoleh nilai persentase di atas 51%. Oleh karena masih ada
beberapa indikator yang nilai persentasenya belum mencapai standar yang
ditentukan, maka aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru masih
memerlukan perbaikan.
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa Dengan Media Tiga Dimensi Siklus I
Statistik Nilai
Nilai tertinggi 91,7
Nilai terendah 37,5
Rata-rata nilai siswa 65,7
Jumlah siswa yang tuntas 63,3 %
Jumlah siswa yang belum tuntas 37,7 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah dan masih
perlu ditingkatkan. Dari 30 siswa hanya 63,3% atau sebanyak 19 siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 60, sedangkan 37,7% atau
11 siswa yang lain masih memperoleh nilai di bawah KKM. Hasil di atas
dianggap belum optimal dikarenakan target yang ditentukan dalam penelitian ini
51
yaitu sebanyak 80% siswa yang diharapkan memperoleh nilai di atas KKM belum
tercapai.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah tahap perencanaan, pelaksananaan
tindakan, dan pengamatan atau observasi sudah dilaksanakan. Refleksi juga sering
disebut dengan istilah “memantul”. Dalam hal ini peneliti seolah memantulkan
pengalamannya ke cermin sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelemahan
dan kekurangannya.1 Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi secara
menyeluruh proses pembelajaran yang sudah dilakukan berdasarkan data yang
sudah terkumpul. Pada tahap ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas
mengevaluasi seluruh hasil data yang diperoleh. Kerjasama tersebut dilakukan
agar refleksi dari proses penelitian lebih efektif karena guru yang melakukan
tindakan berhadapan langsung dengan pengamat atau kolaborator.2 berdasarkan
hasil evaluasi, proses pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi
masih mengalami banyak kekurangan, sehingga ada beberapa hal yang masih
perlu diperbaiki guna memperoleh peningkatan hasil belajar pada tindakan
selanjutnya.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar siswa kendala yang dialami
siswa terlihat pada kurangnya keberanian siswa dalam bertanya, menanggapi
pertanyaan dari siswa lain, mengemukakan pendapat, mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain. Selain itu
aktivitas mengajar guru juga harus diperbaiki yaitu pada kegiatan melakukan
appersepsi, memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan siswa, dan
memfasilitasi adanya interaksi antara siswa dengan guru dengan tujuan agar target
yang telah ditetapkan dalam penelitian tercapai. Adapun hasil refleksi siklus 1
dapat dilihat pada tabel 4.4.
1 Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (DIVA Press: Yogyakarta, 2010), h. 64
2 Ibid, h. 65
52
Tabel 4.4
Hasil Refleksi Siklus I
No Refleksi Sebab Solusi
1 Siswa masih belum berani
bertanya pada saat proses
pembelajaran
Dalam tahap awal
penggunaan media tiga
dimensi belum efektif dan
masih memerlukan tahap
penyesuain terhadap sistem
belajar mengajar yang telah
ada sebelumnya. Selain itu
siswa juga belum mampu
menyesuaikan diri dengan
guru peneliti sehingga siswa
masih merasa enggan untuk
bertanya serta
mengungkapkan
pendapatnya selama proses
pembelajaran berlangsung
Guru lebih memotivasi siswa dalam
proses pembelajaran agar lebih aktif
serta memberikan reward kepada
siswa yang berani bertanya,
menanggapi pertanyaan,
mengungkapkan pendapatnya,
mempresentasikan hasil diskusi dan
menanggapi hasil diskusi kelompok
lain dengan tujuan agar siswa mampu
berinteraksi baik dengan guru peneliti
maupun dengan temannya sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan
materi yang diajarkan guru dapat
diterima oleh siswa secara
menyeluruh.
2 Siswa belum aktif dalam
menanggapi pertanyaan yang
diajukan oleh siswa lainnya
3 Siswa belum berani
mengungkapkan pendapatnya
saat proses pembelajaran
4 Siswa masih malu-malu
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas
5 Siswa belum aktif menanggapi
hasil presentasi yang
disampaikan kelompok lain
6 Guru dalam melakukan
appersepsi masih kurang
Karena guru dalam
melakukan appersepsi hanya
memanfaatkan media yang
ada di dalam ruang kelas
saja
Mengubah metode penyampaian
appersepsi, misalnya dengan
memanfaatkan benda-benda yang ada
di sekitar siswa.
7 Guru kurang memfasilitasi
adanya interaksi antara siswa
dengan siswa
Guru peneliti membutuhkan
waktu yang cukup lama
untuk dapat mengoptimalkan
proses pembelajaran karena
dalam prosesnya masih
banyak siswa yang bingung
ketika dihadapkan dengan
tugas serta media tiga
dimensi karena siswa belum
mampu membagi tugas
dalam bekerjasama
Guru membimbing siswa dalam
melakukan diskusi kelompok serta
Mengacak siswa dalam menentukan
kelompok serta memotivasi siswa agar
terlibat aktif dalam setiap kegiatan
diskusi dan membantu membagi tugas
kepada setiap anggota kelompok
dengan tujuan agar semua siswa ikut
berperan aktif dalam kegiatan belajar,
sehingga siswa lebih memahami materi
yang diajarkan. Selain itu guru dalam
menyampaikan materi juga lebih pelan
menyesuaikan kemampuan anak.
8 Guru kurang memfasilitasi
adanya interaksi antara siswa
dengan guru
9
63.3% siswa atau 19 orang
siswa mencapai KKM
Siswa belum memahami
materi yang diajarkan secara
optimal, karena pada
prosesnya dalam
bekerjasama siswa masih
belum mampu membagi
tugas yang diberikan guru,
sehingga hanya sebagian
anggota dalam kelompok
yang benar-benar memahami
materi yang diajarkan
10 37.7% siswa atau 11 orang
siswa belum mencapai KKM
53
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media tiga dimensi pada
siklus II akan diperbaiki proses pembelajaran yang masih kurang berdasarkan
perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi di siklus I.
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II ini, peneliti bersama guru kelas
bekerjasama membuat perencanaan terlebih dahulu. Dalam hal ini perencanaan
yang disiapkan adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan
ajar, lembar evaluasi belajar, serta membuat lembar observasi aktivitas belajar
siswa, lembar aktivitas mengajar guru dan membuat media pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan,
dimana 4 pertemuan pemberian tindakan dan 1 pertemuan pelaksanaan tes akhir
siklus.
1) Pertemuan Pertama
Hari pertama pada siklus II dilakukan pada hari kamis 27 februari 2014
dimulai dari pukul 12.30 sampai pukul 13.40 WIB. Kegiatan dimulai dengan
mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya peneliti
melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa “ perhatikan
benda yang ibu pegang, pernahkah kalian melihat benda di sekeliling kalian yang
bentuknya sama dengan benda yang ibu pegang? Ada yang tahu tidak apa nama
benda ini?? Setelah siswa menjawab guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan akan memberikan reward kepada siswa aktif dan berani bertanya.
Langkah selanjutnya guru meminta siswa menyebutkan sifat-sifat dari media
yang ditampilkan, serta mendemonstrasikan cara membuat jaring-jaring prisma
tegak segilima. Kemudian guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok dengan cara
meminta siswa mengambil kertas lipatan secara bergantian yang berisi tulisan
nama-nama buah yang terdiri dari mangga, apel, jeruk, nanas, strawberry, alpukat,
dan melon. Setelah semua siswa mendapat kertas undian tersebut, guru
menginstruksikan siswa untuk duduk sesuai nama buah yang mereka peroleh.
Kemudian membagikan LKS serta media yang akan digunakan untuk menunjang
54
proses pembelajaran. Guru meminta perwakilan kelompok membagi tugas kepada
anggotanya dengan tujuan agar siswa berpartisi aktif dalam kegiatan diskusi.
Kemudian guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok
yaitu mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segilima dan membuat jaring-
jaringnya. Selama siswa mengamati, guru memfasilitasi dengan berkeliling ke
setiap kelompok. Dari 7 kelompok terlihat 4 kelompok yang bekerjasama dengan
baik dengan membagi tugas pada setiap anggotanya sedang 3 kelompok yang
lainnya masih terlihat kurang bekerjasama dalam menyelesaikan tugas.
Setelah selesai diskusi kelompok guru meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya secara acak dengan melempar bola kertas,
bagi kelompok yang mendapat bola maka harus maju mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Pada pertemuan ini kreatifitas siswa mulai terlihat.
Siswa mampu membuat berbagai macam bentuk jaring-jaring prisma tegak
segilima. Setelah 3 kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru
melakukan tanya jawab kepada kelompok lain dan meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman siswa terkait hasil diskusi.
Kemudian guru memberikan tugas rumah kepada setiap siswa untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang telah disampaikan.
Selanjutnya, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran hari ini, dan ada beberapa siswa yang berani bertanya mengenai
materi yang belum dipahaminya, tetapi guru tidak langsung menjawabnya
melainkan melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa lain. Guru menutup
pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada hari Jumat, 28 februari 2014 pukul 07.30
sampai pukul 08.40. Kegiatan dimulai dengan mengkondisikan kelas, memimpin
doa dan mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru melakukan appersepsi
dengan menggunakan media tiga dimensi bentuk tabung dan mengajukan
pertanyaan kepada siswa“ siapa yang pernah melihat benda ini?, apa nama benda
ini? Apa ciri-ciri benda ini? Coba amati kelas kalian, adakah benda yang
bentuknya menyerupai bangun ruang ini?
55
Pada pertemuan ini siswa terlihat aktif dan berani mengemukakan
pendapatnya tanpa merasa takut salah. Setelah siswa menjawab guru
menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. Selanjutnya guru
melakukan demonstrasi dengan membongkar bangun ruang tebung untuk
mengetahui bentuk jaring-jaringnya. Kemudian guru meminta siswa berhitung
dari 1 sampai 7 untuk membentuk kelompok. Setiap siswa duduk sesuai dengan
siswa-siswa yang menyebutkan angka sama. Selanjutnya guru membagikan media
pembelajaran, alat-alat yang digunakan untuk kegatan diskusi dan bahan ajar.
Sama halnya dengan pertemuan sebelumnya, sebelum memulai diskusi kelompok
guru meminta perwakilan kelompok membagi tugas kepada setiap anggotanya.
Pada saat siswa berdiskusi, guru bertindak sebagai fasilitator dengan berkeliling
ke setiap kelompok untuk melihat aktivitas siswa dalam bekerjasama.
Gambar 4.4
Aktivitas siswa pada saat diskusi kelompok
Dari gambar 4.4 siswa terlihat sudah mampu bekerjasama dengan baik dan
kreativitasnya dalam membuat jaring-jaring bangun ruang mulai terbangun.
Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompoknya, guru
mengocok nomor undian untuk menentukan kelompok mana saja yang harus maju
ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusinya. Pada pertemuan ini siswa
sudah berani maju mempresentasikan hasil diskusinya meskipun masih terlihat
malu-malu dalam menyampaikan hasil diskusinya. hal ini terlihat pada gambar
4.5. Setelah 3 kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya, guru
56
melakukan tanya jawab kepada kelompok lain serta meluruskan kesalahan-
kesalahan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya.
Gambar 4.5
Aktivitas Siswa Pada Saat Presentasi
Selanjutnya guru memberikan tugas rumah, guna untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terkait materi yang telah diajarkan dan memberikan reward
berupa gantungan tas kepada siswa yang aktif menanggapi pertanyaan-pertanyaan
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan membaca hamdalah dan mengucap salam.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga, Senin 03 maret 2014 pukul 12.30 sampai pukul 14.40.
kegiatan dimulai dengan membaca doa dan mengabsen kehadiran siswa.
Selanjutnya guru melakukan appersepsi dengan menampilkan benda yang
berbentuk limas segitiga dan mengajukan pertanyaan kepada siswa “siapa yang
pernah melihat benda ini? Apa nama benda ini? Setelah siswa menjawab
pertanyaan, guru meminta siswa secara serempak untuk menyebutkan sifat-sifat
yang dimiliki oleh limas segitiga. Kegiatan guru selanjutnya yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengingatkan siswa akan ada reward diakhir
pembelajaran bagi siswa yang bertanya, mengajukan pendapat, dan menanggapi
pertanyaan/pesentasi siswa lain. Selanjutnya guru melakukan demonstrasi dengan
membongkar limas segitiga untuk mengetahui jaring-jaring bangun tersebut.
Langkah berikutnya guru membentuk siswa menjadi 7 kelompok dengan cara
mengurutkan nomor absen dan memberikan tugas serta bahan-bahan yang
57
digunakan untuk kegiatan diskusi kelompok. Pada aktifitas diskusi kelompok guru
berperan sebagai fasilitator dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dari siswa dan berkeliling memantau aktifitas siswa dalam berdiskusi
dengan kelompoknya. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugas
kelompoknya, guru mengocok nomor untuk menentukan kelompok yang harus
mempresentasikan di depan kelas.
Setelah presentasi berakhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanggapi hasil presentasi temannya dengan cara melakukan penggiliran kepada
setiap kelompok serta meluruskan kesalahan-kesalahan siswa dalam memahami
materi yang telah diajarkan.
Pada akhir kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan inti dan
memberikan tugas rumah kepada seluruh siswa serta memimpin doa dan
mengucap salam.
4) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat, selasa 04 Maret 2014. Kegiatan dimulai pada pukul 07.30
dan berakhir pada pukul 08.40. sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru
mengucap salam, meminta ketua kelas memimpin doa dan mengabsen kehadiran
siswa. Langkah berikutnya guru melakukan appersepsi dengan mengajukan
pertanyaan “ siapa yang pernah menghadiri pesta ulang tahun? Apa saja benda
yang kalian lihat pada acara ulang tahun? Setelah siswa menyebutkan berbagai
macam benda yang mereka ketahui, guru melanjutkan pertanyaan kembali, “apa
bentuk topi ulang tahun? Setelah semua pertanyaan dijawab guru menyampaikan
tujuan pembelajaran kemudian menampilkan media bentuk kerucut dan meinta
siswa menyebutkan sifat-sifat kerucut. Kemudian guru melakukan demonstrasi
dengan membongkar kerucut guna untuk mengetahui jaring-jaring kerucut.
Selanjutnya guru menginstruksikan siswa untuk membentuk 7 kelompok dan
membagikan LKS serta media yang digunakan untuk menunjang proses diskusi
siswa. Selama proses diskusi berlangsung, guru mengamati aktifitas siswa dan
memfasilitatori siswa. Kemudian guru mengambil nomor undian secara acak
untuk menentukan kelompok mana saja yang harus mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Setelah selesai kegiatan guru memberikan kesempatan
58
kepada siswa untuk bertanya materi yang belum dipahami dan melemparkan
pertanyaan yang diajukan kepada siswa lain setelah itu guru memberikan
penguatan dan meluruskan kesalahan-kesalahan pemahaman siswa.
Sebelum mengakhiri kegiatan guru memberikan tugas rumah dan meminta
siswa mempelajari materi-materi yang sudah diajarkan mengenai bangun ruang
prisma tegak segilima, tabung, limas segitiga dan kerucut untuk persiapan tes
akhir siklus 2. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil kegiatan hari
ini, dan memberitahukan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
dilaksanakan tes akhir siklus. Kegiatan hari ini diakhiri dengan membaca doa dan
mengucap salam. Gambar 4.6 menunjukkan contoh hasil jaring-jaring bangun
ruang yang dibuat oleh siswa selama proses penelitian tindakan berlangsung.
Gambar 4.6
Hasil Jaring-Jaring Bangun Ruang
5) Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima, kamis 06 maret 2014. Kegiatan dimulai pukul 07.30
sampai pukul 08.40. Sebelum memulai kegiatan seperti biasa guru mengucap
salam dan meminta ketua kelas memimpin doa. Selanjutnya guru menanyakan
kabar siswa dan bertanya sudah belajar semua belum? Sudah siap untuk
melakukan ulangan? Ketika siswa menjawab sudah siap, guru meminta ketua
kelas membagikan soal ulangan. Kemudian guru menyuruh siswa membaca
petunjuk sebelum mengerjakan soal dan selanjutnya guru mengawasi aktifitas
siswa dalam mengerjakan soal ulangan.
59
Gambar 4.7
Aktivitas Siswa Pada Saat Tes Akhir Siklus II
Pada saat mengerjakan soal ulangan tes akhir siklus siswa terlihat tenang dan
lebih percaya diri dalam menjawab soal, meskipun masih terdapat beberapa siswa
yang masih bertanya pada temannya. Hal ini terlihat pada gambar 4.7. Setelah
waktu ulangan berakhir, guru meminta siswa mengoreksi kembali dengan teliti
soal ulangannya kemudian mengumpulkan hasil kerjanya di atas meja guru. Untuk
mengakhiri kegiatan pda pertemuan hari ini, guru memimpin doa dan mengucap
salam.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh ibu Yati selaku guru kelas/observer selama
aktifitas belajar berlangsung dengan menggunakan lembar instrumen observasi
aktifitas belajar siswa dan lembar aktifitas mengajar guru. Adapun data hasil
observasi aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru dapat dilihat pada
tabel 4.5. Dalam menghitung rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa dan
aktivitas mengajar guru, peneliti menggunakan rumus yang terdapat pada bab 3,
yaitu jumlah perolehan nilai selama empat pertemuan dibagi nilai skor maksimal
selama empat pertemuan dikali 100%.
60
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-
rata
(%)
Pert
1
Pert
2
Pert
3
Pert
4
1. Menanggapi pertanyaan yang
diajukan guru
3 3 4 4 14 87.5
2. Menggunakan media tiga dimensi
dalam mengerjakan LKS yang
diberikan guru
3 3 3 4 13 81.25
3. Berdiskusi dengan teman satu
kelompok dalam mengerjakan tugas
yang diberikan guru
3 3 4 4 14 87.5
4. Antusias mengikuti proses
pembelajaran
4 3 3 4 14 87.5
5. Bertanya pada saat proses
pembelajaran
3 3 4 3 13 81.25
6. Menanggapi pertanyaan dari siswa
lain
3 4 3 3 13 81.25
7. Berani mengemukakan pendapat 3 3 3 3 12 75
8. Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas
3 3 3 4 13 81.25
9. Menanggapi hasil presentasi
kelompok lain
4 3 4 3 14 87.5
10. Memperhatikan penjelasan guru 3 3 4 4 14 87.5
11. Bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari
3 3 4 4 14 87.5
12. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
4 4 3 4 15 93.75
Jumlah 39 38 42 44 163 1025
Rata-rata (%) 81.25 79.2 87.5 91.7
Rata-rata keseluruhan 85.4%
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada proses pelaksanaan tindakan siklus II,
aktivitas belajar siswa sudah mengalami peningkatan. Kesimpulan yang diperoleh
dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II, antara lain:
1. Siswa semakin bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
matematika dengan menggunakan media tiga dimensi karena siswa terlibat
61
langsung dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang dan membuat jaring-
jaring bangun ruang.
2. Hampir semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok karena
mereka merasa termotivasi dan tertantang untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan.
3. Siswa semakin berani untuk bertanya, mengungkapkan pendapat, dan
menanggapi pertanyaan atau hasil diskusi kelompok lain dengan adanya
pemberian reward.
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-
rata
(%)
Pert
1
Pert
2
Pert
3
Pert
4
1. Melakukan appersepsi 3 4 3 4 14 87.5
2. Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
3 3 3 4 13 81.25
3. Mengarahkan siswa untuk mendiskusikan
tugas yang diberikan guru
3 3 4 4 14 87.5
4. Memfasilitasi siswa untuk mendiskusikan
tugas yang diberikan guru
4 3 3 4 14 87.5
5. Melaksanakan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
3 3 4 4 14 87.5
6. Memfasilitasi adanya interaksi antara
siswa dengan siswa
3 4 3 3 13 81.25
7. Memfasilitasi adanya interaksi antara
siswa dengan guru
3 4 3 4 14 87.5
8. Memotivasi siswa untuk bertanya 3 4 3 3 13 81.25
9. Menggunakan media/alat peraga yang
menunjang proses pembelajaran
3 3 3 4 13 81.25
10. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media pembelajaran
4 3 4 4 15 93.75
11. Melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran bersama siswa
3 3 4 4 14 87.5
12. Melakukan penilaian sesuai dengan
kompetensi yang hendak dicapai
3 4 4 3 14 87.5
Jumlah 38 41 41 45 165 1031.25
Rata-rata (%) 79.2 85.4 85.4 95.75
Rata-rata keseluruhan 85.9%
62
Berdasarkan tabel di atas aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan
yang optimal. Guru semakin baik dalam menciptakan suasana belajar yang
mengaktifkan siswa, selain itu terdapat peningkatan pada kegiatan guru
memotivasi siswa untuk bertanya yang mengakibatkan adanya peningkatan pada
aktivitas bertanya siswa.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari tes akhir siklus II yang dilakukan setelah
pemberian tindakan pada siswa mengenai materi bangun ruang dengan
menggunakan media tiga dimensi. Adapun hasil tes akhir siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siswa Dengan Media Tiga Dimensi Siklus II
Statistik Nilai
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Rata-rata nilai siswa 74,9
Jumlah siswa yang tuntas 83,3 %
Jumlah siswa yang belum tuntas 16,7 %
Berdasarkan tabel di atas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Rata-
rata nilai siswa pada tes akhir siklus II mencapai 74,9 sedangkan pada tes akhir
siklus I hanya mencapai 65,7. Selain itu pada tes akhir siklus II jumlah presentasi
siswa yang mencapai nilai KKM juga meningkat. Dari 30 jumlah siswa sebanyak
25 siswa atau 83,3% siswa memperoleh nilai di atas KKM dan hanya 5 siswa atau
16,7% siswa yang masih belum mencapai nilai KKM.
Sedangkan pada tes akhir siklus I dari 30 jumlah siswa hanya 63,3% atau
sebanyak 19 siswa yang mencapai nilai KKM dan masih ada 11 siswa atau 37,7%
siswa belum mencapai KKM. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 80% siswa
mencapai nilai KKM.
63
d. Tindakan Refleksi
Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilakukan pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang
telah ditetapkan sebelumnya atau belum.
Dari hasil refleksi yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar pada siklus II. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan pada aktivitas
belajar siswa dan aktivitas mengajar guru serta peningkatan hasil belajar siswa
pada tes akhir siklus II yang telah mencapai target indikator keberhasilan yang
ditetapkan. Berdasarkan hasil refleksi, penelitian pada siklus II dikatakan sudah
berhasil karena sudah memenuhi dua indikator keberhasilan tindakan yang telah
ditetapkan, yaitu 80% siswa mencapai nilai KKM serta adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa, maka pemberian tindakan pada penelitian diakhiri pada
siklus II. Adapun hasil refleksi pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Refleksi Siklus II
No Hasil Refleksi
1 Guru mampu melakukan appersepsi dengan baik pada setiap pertemuan
2 Penggunaan media tiga dimensi memudahkan siswa untuk memahami
materi yang disampaikan
3 Siswa bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru dan lebih berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok
di depan kelas.
4 Guru mampu memotivasi siswa untuk berani bertanya, mengungkapkan
pendapatnya, dan menanggapi pertanyaan dari siswa lain ataupun hasil
diskusi kelompok lain.
5 Dengan memberikan reward, siswa menjadi lebih berani untuk bertanya,
mengungkapkan pendapat, dan menanggapi pertanyaan dari siswa lainnya
6 Rata-rata nilai siswa berdasarkan tes akhir siklus II sebesar 74 meningkat
dari hasil tes akhir siklus I dengan rata-rata nilai siswa sebesar 62,7
7 Dari 30 jumlah siswa, sebanyak 25 siswa yang mencapai nilai KKM pada
tes akhir siklus II atau mencapai 83.3%
8 Sebanyak 5 siswa yang belum mencapai nilai KKM pada tes akhir siklus
II atau mencapai 16.7%
64
B. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data tersebut
berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi aktivitas mengajar
guru, tes hasil belajar siswa, dan catatan lapangan mengenai kejadian yang terjadi
selama proses pembelajaran.
Hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi
adalah sebagi berikut:
1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada suklis I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 66,7% sedangakan pada siklus II diperoleh rata-rata
persentase sebesar 85,4%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan
media tiga dimensi.
2. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 64,1% dan pada siklus II diperoleh rata-rata persentase
sebesar 85,9%. Hal ini pun menunjukan adanya peningkatan kemampuan guru
dalam mengelola kelas sehingga mampu meningakatkan aktivitas belajar
siswa.
3. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui faktor dominan yang
menyebabkan peningkatan presentase pada aktivitas belajar dan mengajar
dalam penggunaan media tiga dimensi ini adalah adanya kerjasama yang baik
antara guru dan siswa.
Sedangkan hasil data yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik tes
hasil belajar adalah sebagai berikut:
1. Perolehan nilai rata-rata siswa pada tes akhir siklus I sebesar 65,7 dan pada tes
akhir siklus II sebesar 74,9. Hal ini menunjukan adanya peningkatan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika dengan menggunakan media tiga
dimensi.
2. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I mencapai 63.3% sedangkan
pada siklus II mencapai 83,3%.
65
C. Interpretasi Hasil Analisis Data
Dari hasil analisis data yang dilakukan maka diperoleh informasi bahwa pada
pelaksanaan siklus I hasil belajar dan aktivitas belajar siswa masih rendah dan
belum optimal. Peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa terjadi setelah
dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun data yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi observer dalam
melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar
guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari lembar
observasi digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk melakukan
refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan sebagai acuan
untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar yang digunakan yaitu tes formatif yang dilakukan pada setiap
akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
pada materi bangun ruang.
Adapun perbandingan antara hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Persentase Perbandingan Hasil Penelitiam Siklus I dan Siklus II
Data Siklus I Siklus II
Rata-rata Persentase
Aktivitas Belajar Siswa 62.7% 83.3%
Rata-rata Persentase
Aktivitas Mengajar Guru 64.1% 85.9%
Persentase Ketuntasan
Belajar 63.3% 83.3%
66
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar
siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 18,7%. Hal ini menunjukan bahwa
pembelajaran matematika dengan menggunakan media tiga dimensi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V MI Terpadu Fatahillah Cimanggis
Depok selama proses pembelajaran.
Kemudian peningkatan juga terlihat pada aktivitas mengajar guru dari siklus I
ke siklus II yaitu sebesar 21,8%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru
mampu melakukan perbaikan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media tiga dimensi.
Tabel di atas juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II sebesar 20%. Peningkatan hasil belajar ini menunjukan
tercapainya indikator keberhasilan tindakan yaitu 80% siswa mencapai nilai KKM
yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 60.
Adapun perbandingan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II disajikan
dalam diagram berikut:
Gambar 4.8
Diagram Perbandingan Hasil penelitian Siklus I dan Siklus II
66.7
85.4
64.1
85.9
63.3
83.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
siklus I siklus II
aktivitas siswa aktivitas guru hasil belajar
67
Pada refleksi hasil penelitian siklus II nilai persentase lebih tinggi dari pada
siklus I, hal tersebut disebabkan guru menerapkan metode pembelajaran yang
membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa
mendapat bimbingan dalam bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan guru secara optimal sehingga materi yang diajarkan dapat diterima oleh
siswa secara menyeluruh dan siswa juga lebih berperan aktif terutama dalam
mempresentasikan hasil belajar bangun ruang di depan siswa lainnya.
D. Pembahasan
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media tiga dimensi,
sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa. Teknik
pemeriksaan keterpercayaan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
penggunaan media tiga dimensi dalam meningkatkan hasil belajar matematika
siswa adalah teknik triangulasi yaitu pengumpulan data dari sumber yang sama
dengan menggunakan metode yang berbeda. Dalam penelitian ini sumber data
yang dimaksud adalah siswa, sedangkan teknik yang digunakan untuk
memperoleh data tersebut yaitu dengan menggunakan teknik observasi, tes akhir
siklus dan catatan lapangan berupa hasil pengamatan perubahan perilaku siswa
pada setiap pertemuan.
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media tiga dimensi ini
dilakukan sebanyak 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan
yang saling berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Berdasarkan hasil analisis/refleksi diketahui bahwa pada siklus I hasil
penelitian belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%
siswa mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah (60). Dengan demikian,
maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan melakukan perbaikan-
perbaikan baik dari segi guru dalam mengajar maupun dari segi siswa dalam
belajar.
68
Pada siklus I diperoleh rata-rata keseluruhan hasil observasi aktivitas belajar
siswa sebesar 66.7%, hasil observasi aktivitas mengajar guru sebesar 64.1%, dan
jumlah siswa yang tuntas baru mencapai 63.3%. Hasil perolehan tersebut
memenuhi target yang telah ditetapkan sehingga ada beberapa perbaikan yang
harus dilakukan diantaranya; guru memberikan reward kepada siswa yang aktif
dalam bertanya, mengungkapkan pertanyaan, menanggapi pertanyaan,
mempresentasikan hasil diskusinya dan menanggapi hasil diskusi kelompok lain.
Kemudian guru mengubah metode dalam menyampaikan appersepsi, memotivasi
siswa untuk berani bertanya dan lebih santai.pelan dalam menyampaikan materi
yang diajarkan.
Hasil refleksi tersebut diterapkan pada tindakan di siklus berikutnya dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar agar tercapai indicator keberhasilan yang
telah ditetapkan pada penelitian ini. Dari hasil tindakan yang diberikan pada siklus
II ini hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang signifikan. Persentase
rata-rata keseluruhan hasil observasi aktivitas belajar siswa mengaami
peningkatan sebesar 18.7% dari perolehan pada siklus I sebesar 62.7% menjadi
83.3% pada siklus II. Selain itu persentase hasil observasi aktivitas mengajar guru
juga mengalami peningkatan sebesar 21.8% dari perolehan pada siklus I sebesar
64.1% menjadi 85.9% pada siklus II. Selanjutnya disusul dengan meningkatnya
persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 20% dengan perolehan pada
siklus I sebesar 63.3% dan pada siklus II sebesar 83.3%.
Hasil belajar siswa pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor guru, siswa, metode dan media pembelajaran. Guru sebagai
fasilitator pembelajaran harus mampu menggabungkan semua unsur pembelajaran
agar siswa menjadi tertarik terhadap pembelajaran sehingga hasil belajarnya
meningkat. Media pembelajaran yang baik tentu juga harus menarik bagi siswa,
menumbuhkan minat belajar, dan berkesan sehingga menjadikan pengetahuan
yang diperoleh dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Media tiga dimensi
merupakan media yang digunakan dalam penelitian ini, media ini terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, maka media tiga dimensi dapat dijadikan
sebagai alternatif bagi guru untuk proses pembelajaran. Media ini dirancang
69
dalam proses pembelajaran materi bangun ruang agar dapat membantu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam penelitian ini penggunaan media tiga dimensi dalam proses
pembelajaran matematika khususnya materi bangun ruang di kelas V MI Terpadu
Fatahillah telah menunjukkan hasil yang optimal sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan yang dapat dilihat dari tindakan yang
mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil aktivitas
belajar siswa, disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa dibimbing
untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, sehingga
siswa terbiasa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa juga
dituntut untuk berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan siswa
lainnya. Selain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, penggunaan media
tiga dimensi juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini
terlihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I
ke siklus II sebesar 20%.
Penggunaan media tiga dimensi sebelumnya pernah dilakukan oleh Vivi
Luthfiah dengan judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Media Tiga Dimensi Model
Tiruan Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Pada Konsep Virus”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media tiga
dimensi model tiruan terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X pada konsep
Virus. Serta Hamzan Wadi dengan judul skripsi “Penggunaan Media Tiga
Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 2
Jembe Lombok”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan media tiga
dimensi dalam pembelajarn IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SDN 2 Jembe Lombok.
Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hasil observasi aktivitas
siswa dan aktivitas guru, tes hasil belajar siswa, dan catatan lapangan bahwa
penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa di kelas V Mi Terpadu Fatahillah Jl. Raya Bogor Km 31 No. 25 Kel.
Cisalak Pasar Kec. Cimanggis Kota Depok.
70
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan, maka
penulis menyimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media tiga dimensi dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa kelas V Mi Terpadu Fatahillah. Peningkatan persentase
aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 25,6 %. Dengan
menggunakan media tiga dimensi siswa diarahkan untuk berdiskusi dan
bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
tiga dimensi membuat siswa terlibat aktif dalam setiap aktivitas
pembelajaran di kelas.
2. Penggunaan Media Tiga Dimensi dalam pembelajaran matematika dapat
meningakatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MI Terpadu
Fatahillah Jl. Raya Bogor Km 31 No. 25 Kel. Cisalak Pasar Kec.
Cimanggis Kota Depok. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah siswa
yang mencapai KKM sebesar 20% dengan persentase ketuntasan siswa
pada siklus I mencapai 63.3% dan siklus II mencapai 83,3%.
B. Saran
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilaksanakan, maka penelitian ini
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan Media Tiga Dimensi
cukup baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan demikian
71
penggunaan media tiga dimensi memiliki potensi yang baik untuk
diterapkan dalam pembelajaran matematika di SD/MI.
2. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut pada materi lainnya yang dapat
disampaikan dengan menggunakan media tiga dimensi.
Daftar Pustaka
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan media Pembelajaran. Jakarta:
Referensi Jakarta, 2012.
Azhar, Asyad. Media pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011.
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera, 2012.
Fathani, Abdul Halim. Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008
Luthfiah, Vivi. Skripsi. Pengaruh Penggunaan Media Tiga Dimensi Tiga Dimensi
Model Tiruan Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas X Pada Konsep Virus.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada, 2008
R, Enjah Takari. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Genesindo, 2008
Rahmi, Ananda. Pengertian Media Visual Tiga Dimensi. http://fast-
blogger.blogspot.com/2012/02/media-pembelajaran-visual-tiga-
dimensi.html diakses pada tanggal 7 Januari 2013.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima, 2007.
Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Sadiman, Arief S, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1989.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru
Algensindo, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta cv, 2011.
Sundaya, Rostina. Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta, 2013.
Suwangsih, Erna. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS,
2006.
Suyadi. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press, 2010.
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2006, “Sistem Pendidikan Nasional”.
Bandung: FOKUSMEDIA, 2006.
Uno, Hamzah B. Assesment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.
Wadi, Hamzan. Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 2 Jembe, (Lombok, 2012).
http://eprints.umk.ac.id/1758/8/ABSTRAK.pdf. (di akses pada 23 Januari
2013
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
Indikator
1. Menyebutkan sifat-sifat limas
2. Menggambar bangun ruang limas
3. Mencontohkan benda-benda di sekitar siswa yang berbentuk limas
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat limas
2. Siswa dapat menggambar bangun ruang limas
3. Siswa dapat mencontohkan benda-benda di sekitar yang berbentuk limas.
Materi Ajar
Sifat-Sifat Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok, Penugasan
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Mengucap salam, membaca
doa, dan mengkondisikan
kelas serta menyiapkan
materi dan media
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
2. Mengabsen kehadiran siswa Memperhatikan Menghargai, komunikatif
3. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang limas dan meminta
siswa untuk mengamati
serta mengajukan
pertanyaan “apa saja sifat-
sifat yang dimiliki limas?”
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang limas
Menghargai,
Komunikatif
2. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
menggambarkan bangun
ruang limas di depan kelas
Perwakilan siswa maju ke
depan kelas dan
menggambarkan limas
Percaya diri
3. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
4. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
Menyimak penjelasan guru
dan berdiskusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang limas dan
menggambarnya serta
menyebutkan contoh
benda-benda di sekitar
yang bentuknya
menyerupai limas
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
balok dan kubus
Kerjasama
Komunikatif
2. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
3. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
4. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
5. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disiapkan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
Menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
1. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
2. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
3. Memberikan post-test
individu
Mengerjakan post-test secara
individu
Jujur
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
1. Menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang limas
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
2. Menggambar bangun ruang
limas
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
3. Mencontohkan benda-benda di
sekitar yang berbentuk limas
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Februari 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat balok
2. Membuat jaring-jaring balok
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk balok
Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat balok
5. Siswa dapat membuat jaring-jaring balok
6. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk balok
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Tanya jawab, Diskusi kelompok, Penugasan
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
5. Mengucap salam, membaca
doa, dan mengkondisikan
Menjawab salam dan berdoa Religius
kelas serta menyiapkan
materi dan media
pembelajaran
6. Mengabsen kehadiran siswa Memperhatikan Menghargai, komunikatif
7. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
8. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang balok dan meminta
siswa mengamati serta
menyebutkan sifat-sifat
balok?
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat balok
Rasa ingin tahu
Komunikatif
2. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
balok.
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring balok
Rasa ingin tahu
3. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
4. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
balok
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
6. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
balok dan membuat jaring-
jaring balok
Kerjasama
Komunikatif
7. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
8. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
9. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
10. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
Menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
4. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
5. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
6. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
4. Mengidentifikasi sifat-sifat
balok
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
5. Membuat jaring-jaring balok Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
6. Memilih jaring-jaring yang
dapat membentuk balok
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Februari 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus
2. Membuat jaring-jaring kubus
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk kubus
Tujuan Pembelajaran
7. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat kubus
8. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus
9. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk kubus
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok, Penugasan
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
9. Mengucap salam, membaca
doa, dan mengkondisikan
kelas serta menyiapkan
materi dan media
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
10. Mengabsen kehadiran
siswa
Memperhatikan Menghargai, komunikatif
11. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
12. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang balok dan meminta
siswa mengamati serta
menyebutkan sifat-sifat
kubus
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat kubus
Rasa ingin tahu
Komunikatif
2. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
kubus.
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring kubus
Rasa ingin tahu
3. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
4. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
kubus
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
11. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
balok dan membuat jaring-
jaring kubus
Rasa ingin tahu
Komunikatif
12. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
13. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
14. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
15. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
Menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
7. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
8. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
9. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
moral
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
7. Mengidentifikasi sifat-sifat
kubus
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
8. Membuat jaring-jaring kubus Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
9. Memilih jaring-jaring yang
dapat membentuk kubus
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Februari 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 4
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segitiga
2. Membuat jaring-jaring prisma tegak segitiga
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk prisma tegak segitiga
Tujuan Pembelajaran
10. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segitiga
11. Siswa dapat membuat jaring-jaring prisma tegak segitiga
12. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk prisma tegak
segitiga
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok, Penugasan
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
13. Mengucap salam,
membaca doa, dan
mengkondisikan kelas serta
menyiapkan materi dan
media pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
14. Mengabsen kehadiran
siswa
Memperhatikan Menghargai, komunikatif
15. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
16. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
5. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang balok dan meminta
siswa mengamati serta
menyebutkan sifat-sifat
prisma tegak segitiga.
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat prisma tegak
segitiga
Rasa ingin tahu
Komunikatif
6. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
jarring-jaring prisma tegak
segitiga.
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring prisma
tegak segitiga
Rasa ingin tahu
7. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
8. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
prisma tegak segitiga
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
16. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
prisma tegak segitiga dan
membuat jaring-jaring prisma
tegak segitiga
Kerjasama
Komunikatif
17. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
18. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
19. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
Menerima reward dan
memberikan reward pada
Saling menghargai
Kompetisi
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
20. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
10. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
11. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
12. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
10. Mengidentifikasi sifat-sifat
prisma tegak segitiga
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
11. Membuat jaring-jaring prisma
tegak segitiga
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
12. Memilih jaring-jaring yang
dapat membentuk prisma tegak
segitiga
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Februari 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 5
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segilima
2. Membuat jaring-jaring prisma tegak segilima
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk baprisma tegak segilima
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segilima
2. Siswa dapat membuat jaring-jaring prisma tegak segilima
3. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk prisma tegak segilima
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Mengucap salam, membaca
doa, dan mengkondisikan
kelas serta menyiapkan
materi dan media
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
2. Mengabsen kehadiran siswa Memperhatikan Menghargai, komunikatif
3. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang prisma tegak
segilima dan meminta
siswa mengamati serta
menyebutkan sifat-sifat
prisma tegak segilima.
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat prisma tegak
segilima
Rasa ingin tahu
Komunikatif
2. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
prisma tegak segilima.
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring prisma
tegak segilima
Rasa ingin tahu
3. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
4. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
Menghargai
Tanggung jawab
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
prisma tegak segilima
mengerjakan LKS
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
1. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
prisma tegak segitiga dan
membuat jaring-jaring prisma
tegak segilima
Kerjasama
Komunikatif
2. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
3. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
4. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
5. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
1. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
2. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
3. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
1. Mengidentifikasi sifat-sifat
prisma tegak segilima
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
2. Membuat jaring-jaring prisma
tegak segilima
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
3. Memilih jaring-jaring yang Tes Uraian 3 10
dapat membentuk prisma tegak
segilima
Individu Terbatas
Depok, Februari 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 6
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat tabung
2. Membuat jaring-jaring tabung
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk tabung
Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat tabung
5. Siswa dapat membuat jaring-jaring tabung
6. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk tabung
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
5. Mengucap salam, membaca
doa, dan mengkondisikan
kelas serta menyiapkan
materi dan media
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
6. Mengabsen kehadiran siswa Memperhatikan Menghargai, komunikatif
7. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
8. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
5. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang tabung dan meminta
siswa mengamati serta
menyebutkan sifat-sifat
tabung
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat tabung
Rasa ingin tahu
Komunikatif
6. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
tabung
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring tabung
Rasa ingin tahu
7. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
8. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
tabung
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
6. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
Kerjasama
Komunikatif
tabung dan membuat jaring-
jaring tabung
7. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
8. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
9. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
10. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
4. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
5. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
6. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
4. Mengidentifikasi sifat-sifat
tabung
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
5. Membuat jaring-jaring tabung Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
6. Memilih jaring-jaring yang
dapat membentuk tabung
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Maret 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 7
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat limas segitiga
2. Membuat jaring-jaring limas segitiga
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk limas segitiga
Tujuan Pembelajaran
7. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat limas segitiga
8. Siswa dapat membuat jaring-jaring limas segitiga
9. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk limas segitiga
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
9. Mengucap salam, membaca
doa, dan mengkondisikan
kelas serta menyiapkan
materi dan media
pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
10. Mengabsen kehadiran
siswa
Memperhatikan Menghargai, komunikatif
11. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
12. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
9. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang limas segitiga dan
meminta siswa mengamati
serta menyebutkan sifat-
sifat limas segitiga
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat limas segitiga
Rasa ingin tahu
Komunikatif
10. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
limas segitiga
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring limas
segitiga
Rasa ingin tahu
11. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
12. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
limas segitiga
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
11. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
limas segitiga dan membuat
jaring-jaring limas segitiga
Kerjasama
Komunikatif
12. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
13. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
Aktif
Komunikatif
lain.
14. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
15. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
menghargai
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
7. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
8. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
9. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
No
Soal
Skoring
7. Mengidentifikasi sifat-sifat
limas segitiga
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
8. Membuat jaring-jaring limas
segitiga
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
9. Memilih jaring-jaring yang
dapat membentuk limas
segitiga
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Maret 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MI Fatahillah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/II
Peretemuan ke : 8
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi
6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
Kompetensi Dasar
6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kerucut
2. Membuat jaring-jaring kerucut
3. Memilih jaring-jaring yang dapat membentuk kerucut
Tujuan Pembelajaran
10. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat kerucut
11. Siswa dapat membuat jaring-jaring kerucut
12. Siswa dapat memilih jaring-jaring yang dapat membentuk kerucut
Materi Ajar
Jaring-Jaring Bangun Ruang
Metode
Demonstrasi, Tanya jawab, Diskusi kelompok
Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
13. Mengucap salam,
membaca doa, dan
mengkondisikan kelas serta
menyiapkan materi dan
media pembelajaran
Menjawab salam dan berdoa Religius
14. Mengabsen kehadiran
siswa
Memperhatikan Menghargai, komunikatif
15. Melakukan appersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan terkait materi
sebelumnya dan pertanyaan
terkait materi yang akan
dibahas untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
Menyimak dan menanggapi
pertanyaan guru
Rasa ingin tahu
16. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
Memperhatikan penjelasan
guru
Menghargai, Rasa ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B.1 Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
13. Menampilkan media tiga
dimensi berupa bangun
ruang limas segitiga dan
meminta siswa mengamati
Mengamati dan menyebutkan
sifat-sifat kerucut
Rasa ingin tahu
Komunikatif
serta menyebutkan sifat-
sifat kerucut
14. Mendemonstrasikan cara
membuat jaring-jaring
kerucut
Mengamati cara yang
dilakukan guru dalam
membuat jaring-jaring kerucut
Rasa ingin tahu
15. Membagi siswa menjadi 7
kelompok dan LKS
Mengikuti instruksi guru
membuat 7 kelompok
Menghargai
16. Menjelaskan tugas
kelompok yang harus
didiskusikan, yaitu
mengidentifikasi sifat-sifat
dan membuat jaring-jaring
kerucut
Menyimak penjelasan guru
dan berdisikusi kelompok
mengerjakan LKS
Menghargai
Tanggung jawab
2. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
16. Memfasilitatori dan
memotivasi kegiatan
diskusi siswa
Berdiskusi dengan
kelompoknya
mengidentifikasi sifat-sifat
kerucut dan membuat jaring-
jaring kerucut
Kerjasama
Komunikatif
17. Meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya
Menunjuk perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil
diskusi
Berani
Percaya diri
18. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa terkait hasil
presentasi yang
disampaikan siswa
Melakukan Tanya jawab dan
memberikan tanggapan
mengenai hasil presentasi
yang disampaikan kelompok
lain.
Aktif
Komunikatif
19. Memberikan reward pada
kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya dengan tujuan
memotivasi kelompok
lainnya.
Menerima reward dan
memberikan reward pada
kelompok lain yang telah
mempresentasikan hasil
diskusinya
Saling menghargai
Kompetisi
20. Memberikan penjelasan
secara singkat dan
meluruskan kesalahan-
kesalahan pemahaman
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru dan
memberikan tanggapan
menghargai
yang terjadi selama
kegiatan diskusi dengan
menggunakan media yang
telah disediakan
3. Konfirmasi
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
10. Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang
materi yang belum
dipahami siswa
Melakukan Tanya jawab
dengan siswa tentang materi
yang belum dipahami
Aktif
Komunikatif
11. Bersama siswa
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Bersama guru menyimpulkan
kegiatan pembelajaran
Komunikatif
12. Memberikan pekerjaan
rumah kepada siswa
Mengerjakan pekerjaan rumah
yang diberikan guru
Jujur
Tanggung jawab
C. Penutup
Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter
Memberikan penguatan secara
kontekstual dan pesan-pesan
moral
Menyimak penjelasan yang
diberikan guru
Menghargai
Menutup kegiatan
pembelajaran dan berdo’a
bersama
Siswa mengucap hamdalah
dan berdo’a bersama-sama
Religius, perhatian
Media Pembelajaran : Media Tiga Dimensi
Sumber Belajar : Tim Bina Matematika SD Kelas V
Buku Pintar Matematika SD untuk kelas 4, 5 dan 6
Penilaian :
No. Indikator Teknik Bentuk No Skoring
Penilaian Penilaian Soal
10. Mengidentifikasi sifat-sifat
kerucut
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
1 10
11. Membuat jaring-jaring kerucut Tes
Individu
Uraian
Terbatas
2 10
12. Memilih jaring-jaring yang
dapat membentuk kerucut
Tes
Individu
Uraian
Terbatas
3 10
Depok, Maret 2014
Mengetahui:
Guru Kelas Peneliti
( Tasmiyati, S. Pd ) ( Asrotun )
NIP. 196811262005012002 NIM. 109018300015
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus 1 Penelitian Tidakan Kelas
Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil belajar Matematika Siswa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / II
Standar Kompetensi : Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Kompetensi Dasar Indikator Aspek
Bentuk Soal Nomor
Soal C2 C3 C4
Mengidentifikasi sifat-sifat limas segiempat √ Uraian 1
Mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segitiga √ Uraian 4
Membuat jaring-jaring balok √ Uraian 2
Membuat jaring-jaring prisma tegak segitiga √ Uraian 5
Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat membentuk kubus √ Uraian 3
Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat membentuk
prisma tegak segitiga
√ Uraian 6
TES AKHIR SIKLUS 1
NAMA ……….. NILAI
KELAS V MI Fatahillah
Mata Pelajaran Matematika
Petunjuk:
a. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
b. Tulislah nama lengkapmu pada kolom yang tersedia
c. Bacalah dengan teliti tiap butir soal
d. Kerjakanlah soal dari yang paling mudah menurut kalian
e. Periksalah kembali jawabanmu jika sudah selesai mengerjakan
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan jawaban yang tepat!
1. Amatilah gambar di bawah ini!
a. Apa nama bangun ruang di atas?
b. Berapa jumlah sisi, rusuk dan titik sudutnya?
c. Bagaimana bentuk sisinya?
2. Buatlah 2 gambar jaring-jaring balok yang berbeda.
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. . b. . c. d.
Jaring-jaring mana sajakah yang dapat membentuk bangun ruang kubus?
4. Aku adalah sebuah bangun ruang. aku memiliki 5 sisi, 9 rusuk dan 6 titik sudut. Tiga
sisiku berbentuk persegi panjang dan dua sisi yang lainnya berbentuk segitiga. Bangun
ruang apakah aku?
5. Buatlah 2 gambar jaring-jaring prisma tegak segitiga yang berbeda!
6. Di bawah ini, jaring-jaring mana sajakah yang dapat membentuk bangun ruang prisma
tegak segitiga?
a. . b. . c. . d.
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I
No Jawaban Skor
1
a. Limas segiempat
3 b. Sisi=8, rusuk =8, titik sudut= 5
c. Sisi alas berbentuk persegi dan ke empat sisi tegaknya
berbentuk segitiga
2 Kreatifitas siswa 2
3 B, C dan D 2
4 Prisma tegak segitiga 1
5 Kreatifitas siswa 2
6 A, B, C, dan D 2
Skor Maksimal 12
Kisi-kisi Tes Akhir Siklus 1I Penelitian Tidakan Kelas
Penggunaan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Hasil belajar Matematika Siswa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / II
Standar Kompetensi : Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana
Kompetensi Dasar Indikator Aspek
Bentuk Soal Nomor
Soal C2 C3 C4
Mengidentifikasi sifat-sifat tabung √ Uraian 1
Mengidentifikasi sifat-sifat limas segitiga √ Uraian 4
Membuat jaring-jaring kerucut √ Uraian 2
Membuat jaring-jaring tabung √ Uraian 5
Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat membentuk
prisma tegak segilima
√ Uraian 3
Memilih jaring-jaring tertentu yang dapat membentuk
tabung
√ Uraian 6
TES AKHIR SIKLUS II
NAMA ……….. NILAI
KELAS V MI Fatahillah
Mata Pelajaran Matematika
Petunjuk:
a. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
b. Tulislah nama lengkapmu pada kolom yang tersedia
c. Bacalah dengan teliti tiap butir soal
d. Kerjakanlah soal dari yang paling mudah menurut kalian
e. Periksalah kembali jawabanmu jika sudah selesai mengerjakan
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan jawaban yang tepat!
1. Amatilah gambar di bawah ini!
a. Apa nama bangun ruang di atas?
b. Berapa jumlah sisi, rusuk dan titik sudutnya?
c. Bagaimana bentuk sisinya? Jelaskan!
2. Buatlah 2 gambar jaring-jaring kerucut yang berbeda!
3. Perhatikan gambar di bawah ini! Jaring-jaring mana sajakah yang dapat membentuk
bangun prisma tegak segilima?
a. . b. . c.
d. . e. f.
4. Aku adalah sebuah bangun ruang. Sisi alasku berbentuk segitiga. Aku memiliki 4 sisi.
Jumlah rusukku 6 dan 3 diantara rusukku ukurannya sama. Aku memiliki titik puncak
atas. Bangun ruang apakah aku?
5. Buatlah 2 gambar jaring-jaring tabung yang berbeda!
6. Di bawah ini, jaring-jaring mana sajakah yang dapat membentuk bangun ruang tabung?
a. . b. c.
d. e. f.
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
No Jawaban Skor
1
a. Tabung
3 b. Sisi=3, rusuk =2, titik sudut= 0/tidak ada
c. Sisi alas dan sisi atas berbentuk lingkaran, dan
selimutnya berbentuk persegi panjang
2 Kreatifitas siswa 2
3 A, C, D dan F 2
4 Limas segitiga 1
5 Kreatifitas siswa 2
6 A, C, D dan E 2
Skor Maksimal 12
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Media
Tiga Dimensi Siklus I
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumlah Rata-
rata
(%) Pert
1
Pert
2
Pert
3
Pert
4
1. Menanggapi pertanyaan yang
diajukan guru
3 3 3 3 12 25
2. Menggunakan media tiga dimensi
dalam mengerjakan LKS yang
diberikan guru
3 3 3 3 12 25
3. Berdiskusi dengan teman satu
kelompok dalam mengerjakan tugas
yang diberikan guru
3 3 3 3 12 25
4. Antusias mengikuti proses
pembelajaran
3 3 4 4 14 29,2
5. Bertanya pada saat proses
pembelajaran
1 1 2 3 7 14,6
6. Menanggapi pertanyaan dari siswa
lain
2 2 2 2 8 16,7
7. Berani mengemukakan pendapat 1 1 2 2 6 12,5
8. Mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas
2 2 3 3 10 20,8
9. Menanggapi hasil presentasi
kelompok lain
2 2 2 3 9 18,75
10. Memperhatikan penjelasan guru 3 3 3 3 12 25
11. Bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari
3 3 3 3 12 25
12. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
3 3 4 4 14 29,2
Jumlah 29 29 34 36 128
Rata-rata (%) 60,
4
60,
4
70,
8
75
Rata-rata keseluruhan 66,7 %
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Media Tiga Dimensi Siklus I
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumla
h Rata-
rata
(%)
Pert
1
Pert
2
Pert 3 Pert
4
1. Melakukan appersepsi 2 2 2 3 9 56.25
2. Menyampaikan
kompetensi/tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai
2 2 3 3 10 62.5
3. Mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan tugas yang
diberikan guru
2 2 3 3 10 62.5
4. Memfasilitasi siswa untuk
mendiskusikan tugas yang
diberikan guru
3 3 3 3 12 75
5. Melaksanakan pembelajaran
yang mengaktifkan siswa
2 2 3 3 10 62.5
6. Memfasilitasi adanya interaksi
antara siswa dengan siswa
2 2 2 3 9 56.25
7. Memfasilitasi adanya interaksi
antara siswa dengan guru
2 2 2 2 8 50
8. Memotivasi siswa untuk
bertanya
2 3 3 3 11 68.75
9. Menggunakan media/alat peraga
yang menunjang proses
pembelajaran
2 3 3 4 12 75
10. Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media
pembelajaran
2 2 3 3 10 62.5
11. Melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran bersama siswa
2 3 3 2 10 62.5
12. Melakukan penilaian sesuai
dengan kompetensi yang hendak
dicapai
3 3 3 3 12 75
Jumlah 26 29 33 35 123 768.75
Rata-rata (%) 56.2 60.4 68.75 72.9
Rata-rata keseluruhan 64.1 %
Catatan Lapangan PTK Siklus I
Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa
Pertemuan I.
Pada pertemuan pertama setelah guru kelas menjelaskan kepada siswa bahwa pelajaran
matematika akan diajarkan oleh peneliti siswa terlihat antusias mengikuti KBM dengan
menggunakan media tiga dimensi. Namun pada saat guru/peneliti menugaskan siswa membentuk
kelompok membutuhkan waktu yang sangat lama hal ini dikarenakan siswa masih memilih-milih
teman dalam menentukan kelompok. Setelah terbentuk kelompok guru memberikan media serta
tugas kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan bersama dengan kelompoknya.
Kegiatan ini berjalan dengan baik, namun masih terlihat banyak siswa yang belum mampu
bekerjasama dengan baik. Pada saat presentasi di depan kelas, siswa belum berani mengajukan
diri mewakili kelompoknya sehingga guru harus menunjuk salah satu perwakilan dari kelompok
yang harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Selain itu siswa juga belum
terlihat aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Pertemuan II
Pertemuan kedua dengan materi mengidentifikasi dan membuat jaring-jaring balok. Pada
pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Siswa masih belum aktif dalam
kegiatan belajar mengajar. Ketika guru menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok,
siswa meminta kelompoknya tidak dirubah sama dengan kelompok pada pertemuan pertama.
Dari hal ini terlihat bahwa siswa masih belum mampu berinteraksi dengan temannya. Pada saat
diskusi berlangsung banyak siswa yang masih bingung dalam mengidentifikasi dan membuat
jaring-jaring balok sehingga guru lebih banyak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada
saat presentasi siswa juga masih terlihat malu dan saling menunjuk temannya untuk mewakili
kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Siswa juga belum berani
bertanya, menanggapi pertanyaan serta menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Pertemuan ke III.
Materi pada pertemuan ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat balok dan membuat jaring-
jaringnya. Masih sama dengan pertemuan sebelumnya, siswa berdiskusi sesuai kelompok yang
sama. Setelah siswa duduk berkelompok, guru/peneliti membagikan media serta bahan ajar. Pada
saat pembagian perwakilan kelompok berebut memilih media sesuai dengan warna yang
diinginkan. Meskipun demikian, kegiatan diskusi berjalan lancar namun ada beberapa kelompok
yang masih belum mampu bekerjasama dengan baik. Pada pertemuan ini siswa mulai berani
mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu.
Selain itu juga ada beberapa siswa yang berani menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya.
Setelah kegiatan berakhir, peneliti berdiskusi dengan guru kelas dengan tujuan untuk meminta
pendapat/ide-ide yang dapat memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Guru kolaborator memberi saran agar peneliti tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi
yang diajarkan, memberikan reward kepada siswa yang aktif dan mengacak siswa dalam
membentuk kelompok agar siswa mampu berinteraksi dengan teman yang lainnya.
Pertemuan ke IV:
Pertemuan ke empat dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segitiga dan
membuat jaring-jaringnya. Pada saat guru menampilkan media tiga dimensi yang berbentuk
prisma tegak segilima, langsung muncul sebuah pertanyaan dari salah satu siswa yang
menanyakan apa bedanya prisma dengan limas. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan
tersebut melainkan melontarkan pertanyaan itu kepada siswa yang lainnya. Namun tidak ada
satupun siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, sehingga guru menuntun siswa untuk
mencari perbedaan antara prisma dengan limas. Pada pertemuan kali ini guru/peneliti mengikuti
saran yang diberikan oleh kolaborator yaitu mengacak siswa dalam membentuk kelompok,
namun masih ada beberapa siswa yang benar-benar tidak mau duduk dengan kelompok yang
sudah ditentukan akhirnya guru mengikuti keinginan siswa tersebut demi kelancaran proses
pembelajaran. Kegiatan kelompok berjalan dengan baik, dari 7 kelompok baru terlihat 3
kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik. Kemudian guru meminta perwakilan
kelompok maju ke depan kelas mengambil kertas undian untuk mengetahui kelompok mana
yang harus mempresentasikan hasil diskusinya. Selama kegiatan berlangsung guru mencatat
nama-nama siswa yang aktif bertanya dan mengeluarkan pendapat serta menanggapi hasil
presentasi kelompok lain. Dan diakhir kegiatan guru/peneliti memberikan reward guna
memotivasi siswa lainnya agar lebih aktif dalam KBM.
Catatan Lapangan PTK Siklus II
Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Pertemuan ke I.
Pada pertemuan pertama siklus II siswa mulai berani menanggapi pertanyaan yang
diajukan guru ketika memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi. Materi yang
disampaikan pada pertemuan ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segilima
dan membuat jaring-jaring bangun tersebut. Guru meminta siswa mengamati media yang
ditampilkan guru dan menyebutkan sifat-sifat dari media tersebut. Kemudian guru meminta
seluruh siswa secara bergantian mengambil kertas lipatan yang di dalamnya berisi nama-
nama buah yang terdiri dari mangga, apel, jeruk, nanas, strawberry, alpukat, dan melon
dalam menentukan kelompok diskusi. Setelah semua siswa mendapat kertas undian tersebut
guru meminta siswa duduk sesuai nama buah yang mereka peroleh. Ketika kelompok sudah
terbentuk guru meminta perwakilan kelompok membagi tugas kepada anggotanya dengan
tujuan agar siswa berpartisi aktif dalam kegiatan diskusi. Dari 7 kelompok yang terbentuk
terlihat 4 kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik sedangkan 3 kelompok yang lain
masih ada diantara anggotanya yang hanya diam melihat temannya mengerjakan tugas yang
diberikan guru. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang terlihat masih bingung dan
meminta bantuan guru dalam membuat jaring-jaring prisma tegak segilima. Setelah kegiatan
kelompok berakhir, guru menunjuk kelompok secara acak dengan cara melempar bola untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, tanpa malu-malu dan saling tunjuk dua anggota
kelompok tersebut maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pada pertemuan ini
kreatifitas siswa sudah mulai terihat. Siswa mampu membuat berbagai macam bentuk jaring-
jaring prisma tegak segilima.
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah mengidentifikasi sifat-sifat tabung
dan membuat jaring-jaring tabung. Guru menampilkan media tiga dimensi bentuk tabung dan
meminta siswa menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki tabung. Pada pertemuan ini siswa
terlihat aktif dan berani mengemukakan pendapatnya tanpa merasa takut salah. Guru
membentuk kelompok siswa dengan cara meminta siswa berhitung dari satu sampai tujuh.
Cara ini digunakan guru untuk mengumpulkan konsentrasi siswa agar siap mengikuti
pembelajaran matematika. Pada pertemuan ini siswa lebih berani untuk bertanya atau
menanggapi hasil presentasi kelompok lain, karena pada awal pertemuan guru memberi
informasi bahwa siswa yang bertanya akan mendapatkan reward di akhir pertemuan. Seperti
halnya pertemuan sebelumnya, siswa membuat berbagai bentuk jaring-jaring tabung yang
berbeda-beda hal ini menunjukkan bahwa semakin hari kreatifitas siswa semakin meningkat
dan siswa berani mencoba hal baru yang belum pernah mereka dapatkan.
Pada pertemuan ketiga guru menggali kemampuan awal siswa dengan mengajukan
pertanyaan tentang media yang ditampilkan dan siswa menjawab dengan berbagai macam
jawaban yang intinya adalah tentang bangun ruang limas segitiga. Sebelum memulai
kegiatan, guru mengingatkan siswa akan ada reward di akhir pembelajaran bagi siswa yang
bertanya, mengajukan pendapat, atau menanggapi pertanyaan/presentasi siswa lain.
Pertemuan ini siswa kembali diajak untuk berdiskusi kelompok dengan kegiatan
mengidentifikasi sifat-sifat limas segitiga dan membuat jaring-jaring bangun tersebut.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara mengurutkan nomor absen. Ketika
melakukan presentasi hasil diskusi guru melakukan giliran kepada kelompok yang
menanggapi hasil presentasi yang disampaikan. Pemberian reward pada akhir pembelajaran
efektif untuk membuat siswa mau mengajukan pendapat ataupun bertanya.
Pada pertemuan keempat guru melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa tentang pesta ulang tahun. Hampir seluruh siswa serentak menyebutkan benda-
benda yang identik dengan perayaan ulang tahun. Kemudian guru mulai menjurus ke tujuan
pembelajaran yaitu mengidentifikasi sifat-sifat kerucut dan membuat jaring-jaring kerucut. Siswa
secara berkelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Ada beberapa siswa yang
bertanya untuk memperjelas tugas yang diberikan, namun sebelum guru menjawab, guru
melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa lain untuk menjawab dan beberapa siswa berebut
untuk menanggapi pertanyaan temannya. Pada kegiatan presentasi, masih dilakukan giliran untuk
kelompok lain menanggapi presentasi yang disampaikan. Pada akhir pertemuan guru membuka
kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya, banyak siswa yang mengangkat tangan untuk
bertanya, tetapi banyak pula siswa yang bertanya asal-asalan hanya untuk mendapatkan reward
dari guru. Guru hanya memberikan reward bagi siswa yang bertanya dan menganggapi
pertanyaan secara benar dan serius.
1. Catatan Lapangan
a. Siklus I
Pada pertemuan pertama setelah guru kelas menjelaskan kepada siswa bahwa pelajaran
matematika akan diajarkan oleh peneliti siswa terlihat antusias mengikuti KBM dengan
menggunakan media tiga dimensi. Namun pada saat guru/peneliti menugaskan siswa
membentuk kelompok membutuhkan waktu yang sangat lama hal ini dikarenakan siswa
masih memilih-milih teman dalam menentukan kelompok. Setelah terbentuk kelompok guru
memberikan media serta tugas kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan bersama
dengan kelompoknya. Kegiatan ini berjalan dengan baik, namun masih terlihat banyak siswa
yang belum mampu bekerjasama dengan baik. Pada saat presentasi di depan kelas, siswa
belum berani mengajukan diri mewakili kelompoknya sehingga guru harus menunjuk salah
satu perwakilan dari kelompok yang harus mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Selain itu siswa juga belum terlihat aktif dalam mengajukan pertanyaan dan
menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
Pertemuan kedua dengan materi mengidentifikasi dan membuat jaring-jaring balok. Pada
pertemuan ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Siswa masih belum aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika guru menginstruksikan siswa untuk membentuk
kelompok, siswa meminta kelompoknya tidak dirubah sama dengan kelompok pada
pertemuan pertama. Dari hal ini terlihat bahwa siswa masih belum mampu berinteraksi
dengan temannya. Pada saat diskusi berlangsung banyak siswa yang masih bingung dalam
mengidentifikasi dan membuat jaring-jaring balok sehingga guru lebih banyak berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Pada saat presentasi siswa juga masih terlihat malu dan saling
menunjuk temannya untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusinya ke
depan kelas. Siswa juga belum berani bertanya, menanggapi pertanyaan serta menanggapi
hasil presentasi kelompok lain.
Pertemuan ketiga dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat balok dan membuat jaring-
jaringnya. Masih sama dengan pertemuan sebelumnya, siswa berdiskusi sesuai kelompok
yang sama. Setelah siswa duduk berkelompok, guru/peneliti membagikan media serta bahan
ajar. Pada saat pembagian perwakilan kelompok berebut memilih media sesuai dengan warna
yang diinginkan. Meskipun demikian, kegiatan diskusi berjalan lancar namun ada beberapa
kelompok yang masih belum mampu bekerjasama dengan baik. Pada pertemuan ini siswa
mulai berani mengajukan diri untuk mempresentasikan hasil diskusinya tanpa harus ditunjuk
terlebih dahulu. Selain itu juga ada beberapa siswa yang berani menanggapi hasil presentasi
kelompok lainnya.
Setelah kegiatan berakhir, peneliti berdiskusi dengan guru kelas dengan tujuan untuk
meminta pendapat/ide-ide yang dapat memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya. Guru kolaborator memberi saran agar peneliti tidak terlalu cepat dalam
menyampaikan materi yang diajarkan, memberikan reward kepada siswa yang aktif dan
mengacak siswa dalam membentuk kelompok agar siswa mampu berinteraksi dengan teman
yang lainnya.
Pertemuan keempat dengan materi mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segitiga dan
membuat jaring-jaringnya. Pada saat guru menampilkan media tiga dimensi yang berbentuk
prisma tegak segilima, langsung muncul sebuah pertanyaan dari salah satu siswa yang
menanyakan apa bedanya prisma dengan limas. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan
tersebut melainkan melontarkan pertanyaan itu kepada siswa yang lainnya. Namun tidak ada
satupun siswa yang berani mengungkapkan pendapatnya, sehingga guru menuntun siswa
untuk mencari perbedaan antara prisma dengan limas. Pada pertemuan kali ini guru/peneliti
mengikuti saran yang diberikan oleh kolaborator yaitu mengacak siswa dalam membentuk
kelompok, namun masih ada beberapa siswa yang benar-benar tidak mau duduk dengan
kelompok yang sudah ditentukan akhirnya guru mengikuti keinginan siswa tersebut demi
kelancaran proses pembelajaran. Kegiatan kelompok berjalan dengan baik, dari 7 kelompok
baru terlihat 3 kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik. Kemudian guru meminta
perwakilan kelompok maju ke depan kelas mengambil kertas undian untuk mengetahui
kelompok mana yang harus mempresentasikan hasil diskusinya. Selama kegiatan
berlangsung guru mencatat nama-nama siswa yang aktif bertanya dan mengeluarkan
pendapat serta menanggapi hasil presentasi kelompok lain. Dan diakhir kegiatan
guru/peneliti memberikan reward guna memotivasi siswa lainnya agar lebih aktif dalam
KBM.
b. Siklus II
Pada pertemuan pertama siklus II siswa mulai berani menanggapi pertanyaan yang
diajukan guru ketika memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi. Materi yang
disampaikan pada pertemuan ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat prisma tegak segilima
dan membuat jaring-jaring bangun tersebut. Guru meminta siswa mengamati media yang
ditampilkan guru dan menyebutkan sifat-sifat dari media tersebut. Kemudian guru meminta
seluruh siswa secara bergantian mengambil kertas lipatan yang di dalamnya berisi nama-
nama buah yang terdiri dari mangga, apel, jeruk, nanas, strawberry, alpukat, dan melon
dalam menentukan kelompok diskusi. Setelah semua siswa mendapat kertas undian tersebut
guru meminta siswa duduk sesuai nama buah yang mereka peroleh. Ketika kelompok sudah
terbentuk guru meminta perwakilan kelompok membagi tugas kepada anggotanya dengan
tujuan agar siswa berpartisi aktif dalam kegiatan diskusi. Dari 7 kelompok yang terbentuk
terlihat 4 kelompok yang mampu bekerjasama dengan baik sedangkan 3 kelompok yang lain
masih ada diantara anggotanya yang hanya diam melihat temannya mengerjakan tugas yang
diberikan guru. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang terlihat masih bingung dan
meminta bantuan guru dalam membuat jaring-jaring prisma tegak segilima. Setelah kegiatan
kelompok berakhir, guru menunjuk kelompok secara acak dengan cara melempar bola untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, tanpa malu-malu dan saling tunjuk dua anggota
kelompok tersebut maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Pada pertemuan ini
kreatifitas siswa sudah mulai terihat. Siswa mampu membuat berbagai macam bentuk jaring-
jaring prisma tegak segilima.
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah mengidentifikasi sifat-sifat tabung
dan membuat jaring-jaring tabung. Guru menampilkan media tiga dimensi bentuk tabung dan
meminta siswa menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki tabung. Pada pertemuan ini siswa
terlihat aktif dan berani mengemukakan pendapatnya tanpa merasa takut salah. Guru
membentuk kelompok siswa dengan cara meminta siswa berhitung dari satu sampai tujuh.
Cara ini digunakan guru untuk mengumpulkan konsentrasi siswa agar siap mengikuti
pembelajaran matematika. Pada pertemuan ini siswa lebih berani untuk bertanya atau
menanggapi hasil presentasi kelompok lain, karena pada awal pertemuan guru memberi
informasi bahwa siswa yang bertanya akan mendapatkan reward di akhir pertemuan. Seperti
halnya pertemuan sebelumnya, siswa membuat berbagai bentuk jaring-jaring tabung yang
berbeda-beda hal ini menunjukkan bahwa semakin hari kreatifitas siswa semakin meningkat
dan siswa berani mencoba hal baru yang belum pernah mereka dapatkan.
Pada pertemuan ketiga guru menggali kemampuan awal siswa dengan mengajukan
pertanyaan tentang media yang ditampilkan dan siswa menjawab dengan berbagai macam
jawaban yang intinya adalah tentang bangun ruang limas segitiga. Sebelum memulai
kegiatan, guru mengingatkan siswa akan ada reward di akhir pembelajaran bagi siswa yang
bertanya, mengajukan pendapat, atau menanggapi pertanyaan/presentasi siswa lain.
Pertemuan ini siswa kembali diajak untuk berdiskusi kelompok dengan kegiatan
mengidentifikasi sifat-sifat limas segitiga dan membuat jaring-jaring bangun tersebut.
Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara mengurutkan nomor absen. Ketika
melakukan presentasi hasil diskusi guru melakukan giliran kepada kelompok yang
menanggapi hasil presentasi yang disampaikan. Pemberian reward pada akhir pembelajaran
efektif untuk membuat siswa mau mengajukan pendapat ataupun bertanya.
Pada pertemuan keempat guru melakukan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan
kepada siswa tentang pesta ulang tahun. Hampir seluruh siswa serentak menyebutkan benda-
benda yang identik dengan perayaan ulang tahun. Kemudian guru mulai menjurus ke tujuan
pembelajaran yaitu mengidentifikasi sifat-sifat kerucut dan membuat jaring-jaring kerucut. Siswa
secara berkelompok menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Ada beberapa siswa yang
bertanya untuk memperjelas tugas yang diberikan, namun sebelum guru menjawab, guru
melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa lain untuk menjawab dan beberapa siswa berebut
untuk menanggapi pertanyaan temannya. Pada kegiatan presentasi, masih dilakukan giliran untuk
kelompok lain menanggapi presentasi yang disampaikan. Pada akhir pertemuan guru membuka
kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya, banyak siswa yang mengangkat tangan untuk
bertanya, tetapi banyak pula siswa yang bertanya asal-asalan hanya untuk mendapatkan reward
dari guru. Guru hanya memberikan reward bagi siswa yang bertanya dan menganggapi
pertanyaan secara benar dan serius.
Hasil wawancara dengan siswa
Pertanyaan: Bagaimana cara guru dalam mengajarkan materi
bangun ruang?
Jawaban : materi bangun ruang yang diajarkan guru dijelaskan dengan
menggunakan buku paket, kemudian kita di suruh mengerjakan soal-soal
latihan di LKS yang berkaitan dengan bangun ruang.
Pertanyaan: Kesulitan apa yang kamu hadapi saat belajar materi
bangun ruang?
Jawaban: kesulitannya itu kita kurang paham bu kalo disuruh nyebutin
bagian-bagian dari bangun ruang soalnya kita gak bisa liat langsung
benda dari bangun ruang itu bu.
Pertanyaan: Cara belajar seperti apa yang memudahkan kamu untuk
mengerti materi bangun ruang?
Jawaban: kalo kita pengennya diajarinnya pake cara yang lain bukan
Cuma dari buku paket saja bu biar kita bisa lebih mudah memahami
bagian-bagian bangun ruang itu ada dimana saja.
Hasil wawancara dengan guru
Pertanyaan: Bagaimana cara ibu menyampaikan materi bangun
ruang?
Jawaban guru: saya menyampaikan materi bangun ruang menggunakan
gambar yang ada di buku paket, karena untuk membuat media saya
butuh waktu yang lama, sedangkan saya ngajar sampai sore di rumah
juga ngurusin keluarga jadi tidak sempat menyiapkan medianya.
Pertanyaan: Bagaimana respon siswa dengan cara mengajar ibu?
Jawaban guru: ya banyak siswa yang kurang paham kalau untuk
menyebutkan mana sisi, mana rusuk dan mana titik
sudutnya. Terus waktu bikin jaring-jaring juga saya Cuma
menyuruh siswa melihat contoh jaring-jaring yang ada di
buku
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Responden Nilai Tes Siklus I Responden Nilai Tes Siklus I
S.01 66,7 S.16 83,3
S.02 91,5 S.17 58,3
S.03 62,5 S.18 70,8
S.04 54,2 S.19 41,7
S.05 83,3 S.20 62,5
S.06 37,5 S.21 87,5
S.07 66,7 S.22 70,8
S.08 87,5 S.23 45,8
S.09 79,2 S.24 66,7
S.10 50 S.25 79,2
S.11 41,7 S.26 58,3
S.12 75 S.27 62,5
S.13 62,5 S.28 50
S.14 91,5 S.29 75
S.15 58,3 S.30 50
Rata-rata nilai kelas: Presentase Ketuntasan Belajar:
M = ∑
P =
∑
x 100 %
M =
P =
x 100 %
= 65,7 = 63,3 %
Nilai Tertinggi = 91,5
Nilai Terendah = 37,5
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Responden Nilai Tes Siklus I Responden Nilai Tes Siklus I
S.01 75 S.16 95,8
S.02 91,7 S.17 62,5
S.03 66,7 S.18 83,3
S.04 66,7 S.19 50
S.05 91,7 S.20 70,8
S.06 50 S.21 100
S.07 79,2 S.22 79,2
S.08 95,8 S.23 58,3
S.09 79,2 S.24 70,8
S.10 54,2 S.25 87,5
S.11 62,5 S.26 66,7
S.12 100 S.27 75
S.13 70,8 S.28 58,3
S.14 83,3 S.29 87,5
S.15 70,8 S.30 62,5
Rata-rata nilai kelas: Presentase Ketuntasan Belajar:
M = ∑
P =
∑
x 100 %
M =
P =
x 100 %
= 74,9 = 83,3 %
Nilai Tertinggi = 100
Nilai Terendah = 50
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Media Tiga
Dimensi Siklus II
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumla
h Rata-
rata (%) Pert 1 Pert
2
Pert
3
Pert 4
1. Menanggapi pertanyaan yang
diajukan guru
3 3 4 4 14 87.5
2. Menggunakan media tiga
dimensi dalam mengerjakan
LKS yang diberikan guru
3 3 3 4 13 81.25
3. Berdiskusi dengan teman satu
kelompok dalam mengerjakan
tugas yang diberikan guru
3 3 4 4 14 87.5
4. Antusias mengikuti proses
pembelajaran
4 3 3 4 14 87.5
5. Bertanya pada saat proses
pembelajaran
3 3 4 3 13 81.25
6. Menanggapi pertanyaan dari
siswa lain
3 4 3 3 13 81.25
7. Berani mengemukakan pendapat 3 3 3 3 12 75
8. Mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas
3 3 3 4 13 81.25
9. Menanggapi hasil presentasi
kelompok lain
4 3 4 3 14 87.5
10. Memperhatikan penjelasan guru 3 3 4 4 14 87.5
11. Bersama guru menyimpulkan
tentang materi yang telah
dipelajari
3 3 4 4 14 87.5
12. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
4 4 3 4 15 93.75
Jumlah 39 38 42 44 163 1025
Rata-rata (%) 81.25 79.2 87.5 91.7
Rata-rata keseluruhan 85.4%
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru dengan Menggunakan Media Tiga
Dimensi Siklus II
No Indikator/ aspek yang dinilai Skor Jumla
h Rata-
rata (%) Pert
1
Pert
2
Pert
3
Pert 4
1. Melakukan appersepsi 3 4 3 4 14 87.5
2. Menyampaikan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai
3 3 3 4 13 81.25
3. Mengarahkan siswa untuk
mendiskusikan tugas yang
diberikan guru
3 3 4 4 14 87.5
4. Memfasilitasi siswa untuk
mendiskusikan tugas yang
diberikan guru
4 3 3 4 14 87.5
5. Melaksanakan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa
3 3 4 4 14 87.5
6. Memfasilitasi adanya interaksi
antara siswa dengan siswa
3 4 3 3 13 81.25
7. Memfasilitasi adanya interaksi
antara siswa dengan guru
3 4 3 4 14 87.5
8. Memotivasi siswa untuk bertanya 3 4 3 3 13 81.25
9. Menggunakan media/alat peraga
yang menunjang proses
pembelajaran
3 3 3 4 13 81.25
10. Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media pembelajaran
4 3 4 4 15 93.75
11. Melakukan refleksi kegiatan
pembelajaran bersama siswa
3 3 4 4 14 87.5
12. Melakukan penilaian sesuai
dengan kompetensi yang hendak
dicapai
3 4 4 3 14 87.5
Jumlah 38 41 41 45 165 1031.25
Rata-rata (%) 79.2 85.4 85.4 95.75
Rata-rata keseluruhan 85.9%
Peningakatan Aktivitas Belajar Siswa dengan Media Tiga Dimensi
No Indikator/ aspek yang dinilai Rata-rata
siklus I
(%)
Rata-rata
siklus II
(%)
1. Menanggapi pertanyaan yang diajukan
guru
2. Menggunakan media tiga dimensi dalam
mengerjakan LKS yang diberikan guru
3. Berdiskusi dengan teman satu kelompok
dalam mengerjakan tugas yang diberikan
guru
4. Antusias mengikuti proses pembelajaran
5. Bertanya pada saat proses pembelajaran
6. Menanggapi pertanyaan dari siswa lain
7. Berani mengemukakan pendapat
8. Mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas
9. Menanggapi hasil presentasi kelompok
lain
10. Memperhatikan penjelasan guru
11. Bersama guru menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari
12. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan
guru
Jumlah
Rata-rata (%)
Rata-rata keseluruhan
Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa
= X siklus II – X siklus I
= 82.7% - 67.8%
= 14.9% ~15%