penggunaan batu kapur sebagai filler

10
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1, Januari 2007 90 PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COARSE (AC-BC) DENGAN METODE KEPADATAN MUTLAK (PRD) I M. Agus Ariawan 1 Abstrak: AC-BC merupakan salah satu bagian dari lapis perkerasan yang berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Secara umum bahan perkerasan campuran AC-BC terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler) dan aspal. Pemecahan agregat dengan menggunakan mesin pemecah (stone crusher) menghasilkan filler sebagai hasil sampingan tidak seimbang dengan jumlah kebutuhan campuran yang dibutuhkan. Oleh karena itu dicoba untuk mencari solusi dengan menggunakan batu kapur. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik campuran AC-BC dengan penggunaan batu kapur sebagai filler serta dengan diketahuinya karakteristiknya akan membuka wawasan tentang penggunaan batu kapur yang selama ini sebagian besar hanya digunakan sebagai bahan lapis pondasi dalam suatu konstruksi jalan. Aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70, dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, dan 6,5%. Berdasarkan karakteristik agregat, diperoleh komposisi agregat untuk AC-BC : agregat kasar 32% , agregat sedang 10%, agregat halus 54% dan abu batu kapur 4%. Berdasarkan pengujian, didapatkan kadar aspal untuk metode PRD adalah 4,92%, 5,42% dan 5,92%. Untuk campuran AC-BC diperoleh kadar aspal optimum sebesar 5,9% dengan karakteristik sebagai berikut : Stabilitas (kg) = 896,92 > 800, Flow (mm) = 4,09 > 2,0, Marshall Questiont (kg/mm) = 217,28 > 200, VIM Marshall (%) = 5,135 > 4,9 5,9, VIM PRD (%) = 2,661> 2,5, VMA (%) = 14,341> 14, VFB (%) = 63,431 > 63. Bila dibandingkan dengan spesifikasi campuran beraspal panas maka batu kapur dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengisi (filler) dalam campuran AC-BC. Kata kunci: asphalt concrete binder course (AC-BC), PRD. THE USE OF LIMESTONE AS THE FILLER OF ASPHALT CONCRETE BINDER COARSE (AC-BC) BY PERCENTAGE REFUSAL DENCITY (PRD) METHOD Abstract: AC-BC is a part of the course pavement with serves as binder course to retain maximum load due to traffic flows. Generally, the material of AC-BC mixture consists coarse aggregate, fine aggregate, filler and asphalt. Making use of stone crusher will produce an additional filler which is unequal to the required mixture. The use of limestone, therefore is recommended to overcome this situatian. The objectives of this study are introduce the advantage of using limestone and to identify the character of AC-BC mixture by using lime stone as the filler. Limestone had been widely recognised as the base course material during road construction. Pen asphalt 60/70 use in this study varies with 4.5%, 5.0%, 5.5%, 6.0% and 6.5%. According to aggregate characteristic, aggregate composition for AC-BC are coarse aggregate 32%, medium aggregate 10%, fine aggregate 54% and limestone as the filler 4%. The laboratory test shows that the asphalt contain by PRD method are 4.92%, 5.42% and 5.92%. AC-BC mixture gives the optimum asphalt contain 5.9% with some 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.

Upload: via-ardila

Post on 08-Feb-2016

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1, Januari 2007

90

PENGGUNAAN BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADACAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COARSE (AC-BC)

DENGAN METODE KEPADATAN MUTLAK (PRD)

I M. Agus Ariawan 1

Abstrak: AC-BC merupakan salah satu bagian dari lapis perkerasan yang berfungsisebagai lapis antara yang menahan beban maksimum akibat beban lalu lintas. Secaraumum bahan perkerasan campuran AC-BC terdiri dari agregat kasar, agregat halus,bahan pengisi (filler) dan aspal. Pemecahan agregat dengan menggunakan mesinpemecah (stone crusher) menghasilkan filler sebagai hasil sampingan tidak seimbangdengan jumlah kebutuhan campuran yang dibutuhkan. Oleh karena itu dicoba untukmencari solusi dengan menggunakan batu kapur. Tujuan dan manfaat dari penelitianini adalah mengetahui karakteristik campuran AC-BC dengan penggunaan batu kapursebagai filler serta dengan diketahuinya karakteristiknya akan membuka wawasantentang penggunaan batu kapur yang selama ini sebagian besar hanya digunakansebagai bahan lapis pondasi dalam suatu konstruksi jalan.

Aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70, dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5,0%,5,5%, 6,0%, dan 6,5%. Berdasarkan karakteristik agregat, diperoleh komposisi agregatuntuk AC-BC : agregat kasar 32% , agregat sedang 10%, agregat halus 54% dan abubatu kapur 4%.

Berdasarkan pengujian, didapatkan kadar aspal untuk metode PRD adalah 4,92%,5,42% dan 5,92%. Untuk campuran AC-BC diperoleh kadar aspal optimum sebesar5,9% dengan karakteristik sebagai berikut : Stabilitas (kg) = 896,92 > 800, Flow (mm)= 4,09 > 2,0, Marshall Questiont (kg/mm) = 217,28 > 200, VIM Marshall (%) = 5,135> 4,9 – 5,9, VIM PRD (%) = 2,661> 2,5, VMA (%) = 14,341> 14, VFB (%) = 63,431> 63. Bila dibandingkan dengan spesifikasi campuran beraspal panas maka batu kapurdapat digunakan sebagai alternatif bahan pengisi (filler) dalam campuran AC-BC.

Kata kunci: asphalt concrete binder course (AC-BC), PRD.

THE USE OF LIMESTONE AS THE FILLER OFASPHALT CONCRETE BINDER COARSE (AC-BC)

BY PERCENTAGE REFUSAL DENCITY (PRD) METHOD

Abstract: AC-BC is a part of the course pavement with serves as binder course toretain maximum load due to traffic flows. Generally, the material of AC-BC mixtureconsists coarse aggregate, fine aggregate, filler and asphalt. Making use of stonecrusher will produce an additional filler which is unequal to the required mixture. Theuse of limestone, therefore is recommended to overcome this situatian. The objectivesof this study are introduce the advantage of using limestone and to identify thecharacter of AC-BC mixture by using lime stone as the filler. Limestone had beenwidely recognised as the base course material during road construction.

Pen asphalt 60/70 use in this study varies with 4.5%, 5.0%, 5.5%, 6.0% and 6.5%.According to aggregate characteristic, aggregate composition for AC-BC are coarseaggregate 32%, medium aggregate 10%, fine aggregate 54% and limestone as thefiller 4%.

The laboratory test shows that the asphalt contain by PRD method are 4.92%, 5.42%and 5.92%. AC-BC mixture gives the optimum asphalt contain 5.9% with some

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.

Page 2: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler ……………….………………………………….. Ariawan

91

characteristics as follows: Stability (kg) = 896.92 > 800, Flow (mm) = 4.09 > 2.0,Marshall Questiont (kg/mm) = 217.28 > 200, VIM Marshall (%) = 5.135 > 4.9 – 5.9,VIM PRD (%) = 2.661 > 2.5, VMA (%) = 14.341 > 14, VFB (%) = 63.431 > 63.Having compared with the specification of the asphalt hot mixture, the limestone issuggested as the alternative filler of AC-BC mixture.

Keywords: asphalt concrete binder course (AC-BC), PRD.

PENDAHULUAN

Pada pertengahan tahun 1970-an lapisperkerasan aspal di Indonesia sudah mulaimenggunakan campuran aspal panas baikuntuk pelapisan ulang, pemeliharaanmaupun pembangunan jalan baru. Jenis-jenis campuran beraspal panas yang seringdigunakan di Indonesia antara lain : LapisAspal Beton (Laston) atau AC (AsphaltConcrete), Lapis Tipis Aspal Beton(Lataston) atau HRS (Hot Rolled Sheets)dan Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir).

Kerusakan pada campuran beraspalpanas yang sering dihadapi di Indonesiadalam kurun waktu sepuluh tahun terakhirini adalah deformasi plastis (Plastic flow).Pada perkembangan selanjutnya dikeluar-kan jenis-jenis campuran yang dirangkumdalam spesifikasi baru tahun 2002 salahsatunya adalah lapis antara AC-BC(Asphalt Concrete Binder-Course) denganmetode kepadatan mutlak PRD (Percent-age Repusal Density). Metode PRDmerupakan pendekatan terhadap kondisilapangan setelah campuran beraspaldipadatkan secara sekunder oleh lalulintas selama umur rencana, tanpamengalami perubahan bentuk plastis.

Lapis AC-BC difungsikan menahanbeban maksimum akibat beban lalu lintas,sehingga diperlukan suatu campuran yangmemiliki kekuatan yang cukup. Untukmendapatkan campuran AC-BC yangmemenuhi mutu yang diharapkan, makadiperlukan suatu pengetahuan tentangsifat, pengadaan, dan pengolahan bahanyang diperlukan. Secara umum bahanperkerasan campuran AC-BC terdiri dariagregat kasar, agregat halus, bahanpengisi (filler) dan aspal. Agregat kasaryang digunakan berupa batu pecah denganspesifikasi tertentu yang merupakan hasil

dari mesin pemecah batu (stone crusher).Agregat halus terdiri dari pasir ataupengayakan batu pecah yang memenuhispesifikasi sebagai bahan campuran AC-BC. Bahan pengisi (filler) yang umumdigunakan adalah abu batu yang diperolehdari hasil sampingan mesin pemecah batu.

Pemecahan agregat menggunakanmesin pemecah (stone crusher) mengha-silkan abu batu sebagai hasil sampingantidak seimbang dengan jumlah kebutuhancampuran yang dibutuhkan. Oleh karenaitu dicoba untuk mencari solusi denganmenggunakan abu batu kapur, namun haltersebut perlu dipertimbangkan terlebihdahulu. Maka pada kesempatan ini dilaku-kan penelitian campuran AC-BC denganmenggunakan bahan pengisi (filler) daribatu kapur.

Hal lain yang mendorong dilakukan-nya penelitian ini adalah suatu usahauntuk memanfaatkan secara optimalsumber daya alam yang ada khususnyabatu kapur untuk berbagai kepentingankonstruksi mengingat cadangan batukapur di Bali saat ini cukup banyak.

TINJAUAN PUSTAKA

Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC)

AC-BC merupakan Laston sebagailapisan antara dengan tebal perkerasanminimum adalah 5cm. Bahan campuranAC-BC terdiri dari agregat kasar, agregathalus, bahan pengisi (filler) dan aspal.Bahan-bahan tersebut sebelum digunakanharus diuji terlebih dahulu untukmengetahui sifat-sifatnya. Secara aplikasipenggunaan campuran AC-BC dalamsusunan struktur perkerkerasan jalan dapatdilihat pada Gambar 1.

Page 3: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1, Januari 2007

92

Gambar 1. Lapis Perkerasan

Fungsi dari lapis AC-BC menurutPuslitbang Prasarana Transportasi (2004)adalah mengurangi tegangan dan menahanbeban maksimum akibat beban lalulintas,sehingga harus mempunyai kekuatan yangcukup.

Pencampuran (Blending) AgregatPada umumnya agregat yang tersedia

di lapangan, baik hasil produksi mesinpemecah batu (stone crusher) maupunsebagaimana bentuk dan ukurannya dialam belum memenuhi gradasi sebagai-mana yang diisyaratkan dalam spesifikasipekerjaan. Untuk itu diperlukan pencam-puran dari berbagai ukuran agregat sepertiyang tersedia di lapangan. Persyaratangradasi agregat untuk campuran AC-BCdapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persyaratan Gradasi UntukCampuran AC – BC

% Berat Yang Lolos

ASTM (mm) AC-BC

11/2" 37,51" 25 100

3/4" 19 90 - 1001/2" 12,5 Maks 903/8" 9,5No.8 2,36 23 - 49No.16 1,18No.30 0,600

No.200 0,075 4,0 - 8,0

No.4 4,75 -No.8 2,36 34,6No.16 1,18 22,3 - 28,3No.30 0,600 16,7 - 20,7No.50 0,300 13,7

Ukuran ayakan

DAERAH LARANGAN

Sumber : Puslitbang Prasarana Transportasi, 2002.

Persyaratan Campuran AC-BCKomposisi rencana campuran AC-BC

berada dalam batas-batas rencana yangdiberikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketentuan Sifat-sifat CampuranAC-BC

AC -BC75

Min 4.9Maks 5.9Min 3.9

Maks 4.9Min 3

Maks 5Min 14

Min 800Maks -Min 2

Maks -Marshall Quotient (kg/mm) Min 200

Min 2.5

Maks -

Min 2

Maks -

Min 1

Maks -

Ronggadalam

campuran(%) padakepadatanmembal(refusal)

Lalu Lintas(LL)

> 1 jutaESA> 0.5 jutaESA & < 1juta ESA

< 0.5 jutaESA

Min 75

Sabilitas Marshall (Kg)

Kelelehan (mm)

Min 63> 0.5 jutaESA & < 1juta ESA

Min 68

Rongga dalam agregat (VMA) (%)

Ronggaterisi aspal(%)

Lalu Lintas(LL)

> 1 jutaESA

< 0.5 jutaESA

Sifat - sifat CampuranJumlah tumbukan perbidang

Ronggadalamcampuran(%)

Lalu Lintas(LL)

> 1 jutaESA> 0.5 jutaESA & < 1juta ESA< 0.5 jutaESA

Sumber : Puslitbang Prasarana Transportasi, 2002.

Campuran AC-BC Dengan PendekatanKepadatan Mutlak

Derajat kepadatan mutlak (PercentageRefusal Density / PRD) adalah rasio antarakepadatan uji laboratorium terhadap kepa-datan refusal dalam satuan persen.Kepadatan mutlak merupakan pendekatanterhadap kondisi lapangan setelah cam-puran beraspal dipadatkan secara sekunderoleh lalu lintas selama beberapa tahunumur rencana, tanpa mengalami peruba-han bentuk plastis.

Kadar aspal yang digunakan untukkepadatan mutlak adalah kadar aspal yangmemberikan nilai VIM 5,9% dan 0,5%diatas dan dibawah dari kadar aspal

Lapis pondasi bawah

Lapis pondasiLapis antara (exp. AC-BC)Lapisan aus

Subgrade

Page 4: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler ……………….………………………………….. Ariawan

93

tersebut untuk lalu lintas > 1 juta ESA.Untuk masing-masing kadar aspal dibuat-kan tiga benda uji. Benda uji inidipadatkan dalam cetakan yang berukuran152-153mm (6 inchi) dengan pemadatangetar atau dengan pengembangan pema-datan Marshall sebanyak 400 tumbukanuntuk cetakan berdiameter 4" dan 600tumbukan untuk cetakan berdiameter 6"untuk masing-masing sisi. Hasil pengujianVIM-PRD disatukan kedalam grafikhubungan VIM-Marshall dimana perbe-daan nilai VIM yang dipadatkan denganMarshall standar dengan yang dipadatkanmencapai kepadatan mutlak tidak bolehlebih dari 3%.

MATERI DAN METODE

Metode Perencanaan Campuran De-ngan Kepadatan Mutlak

Hasil parameter Marshall (stabilitas,kelelehan, VIM, VMA, VFB) dengankadar aspal yang digunakan, selanjutnyaadalah menentukan kadar aspal untukpembuatan benda uji PRD. Kadar aspalyang digunakan adalah yang memberikannilai VIM Marshall 5,9% dan 0,5% diatasserta dibawahnya untuk lalu lintas >1 jutaESA. Untuk masing-masing kadar aspaldibuat 3 (tiga) benda uji. Langkahpenelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Buat benda uji dengan perkiraan kadar aspalPb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + konstanta Marshall Standar 2x75

Tumbukan (SNI 04-2489-1993)

Persyaratan VMA, VFB, VIM,Stabilitas, Kelelehan, MQ

Buat benda uji pada KA-VIM 5,9% dan 0,5% dari KA tersebut. Masing-masing tiga buah,padatkan sampai mencapai kepadatan mutlak.

Kepadatan MutlakVIM PRD memenuhi peryaratan campuran

Kadar aspal optimum

Agregat Aspal

Karakteristik Agregat :- Analisa saringan- Berat jenis dan penyerapan- Kadar Lumpur- Abrasi- Keawetan- Kelekatan terhadap aspal

Karakteristik Aspal :- Penetrasi- Titik Lembek- Titik Nyala/Bakar- Kehilangan berat- Daktilitas- Berat jenis

Agregat Kasar Agregat Halus Filler

Spesifikasi Campuran

Blending

Kadar Aspal 43 Benda uji

Kadar Aspal 23 Benda uji

Kadar Aspal 53 Benda uji

Kadar Aspal 33 Benda uji

Kadar Aspal 13 Benda uji

Pengujian

Gambar 2. Bagan alir penelitian

Page 5: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1, Januari 2007

94

Prosedur Pemadatan PRDa. PRD dengan pemadat getar listrik:Metode PRD dengan pemadatan getarlistrik menggunakan cetakan (mold)berdiameter 152 –153 mm (6"). Sebelumdigunakan cetakan, pelat dasar cetakandan telapak pemadat yang berukuran 102mm dan 146 mm harus dipanaskan dalamoven pada temperatur yang sama denganpemadatan. Campuran beraspal dimasuk-kan kedalam cetakan lapis bemi lapissebanyak 5 (lima) lapis. Tiap lapisdipadatkan dengan pemadat getar denganpalu pemadat harus diatur pada posisitegak dan bergerak dengan pola pema-datan. Palu pemadat yang sudahdipanaskan digetarkan pada frekwensiantara 20 dan 50 Hz. Telapak pemadatyang lebih lebar digunakan padapemadatan terakhir dengan tujuan untukmeratakan permukaan benda uji. Pada satutitik pemadatan harus berlangsung selamaantara 2 dan 10 detik tiap posisi sehinggatotal waktu pemadatan kira-kira selama 2menit ± 5 detik.

b. PRD dengan pengembangan pema-datan Marshall:

Pemadatan PRD dapat juga dilakukandengan menggunakan alat Marshall.Prosedurnya sama dengan Marshallstandar tetapi untuk pemadatan PRDdilakukan dengan 400 tumbukan untukcetakan berdiameter 4" dan 600 tumbukanuntuk cetakan berdiameter 6" untuk tiap-tiap sisi.

HASIL DAN ANALISIS

Pencampuran AgregatBerdasarkan analisis saringan agregat

kasar, agregat sedang dan agregat halus,dilakukan pencampuran agregat denganmetode trial error. Gambar 3 menunjuk-kan grafik hasil analisis saringan agregatcampuran. Pada proporsi campuran 32%agregat kasar, 10% agregat sedang, 54%agregat halus dan 4% abu batu kapur,terletak diantara spek limit maka proporsicampuran tersebut dapat digunakan untukcampuran AC-BC.

0

2 0

4 0

6 0

8 0

1 0 0

1 2 0

N o .2 0 0 N o .1 0 0 N o .5 0 N o .3 0 N o .1 6 N o .8 N o .4 3 /8 " 1 /2 " 3 /4 " 1 "

U k u ra n s a r in g a n (m m )

Pro

s en

tas e

lolo

s (%

)

K u rv e fu l le r d a n d a e ra h la ra n g a n G ra d a s i c a m p u ra n T it ik k o n t ro l

Gambar 3. Grafik analisis saringan agregat campuran

Estimasi Kadar Aspal OptimumEstimasi kadar aspal optimum meru-

pakan perkiraan kadar aspal optimum,sesuai dengan spesifikasi teknis didekatidengan formula empiris sebagai berikut:

Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18(%FF) + konstanta

Konstanta antara 0,5 – 1,0 untuk AC, di-sini diambil 1,0 maka :

Pb = 0,035 (42) + 0,045 (54) + 0,18 (4) +1,0 = 5,62 ≈ 5,5%

Untuk menentukan kadar aspal opti-mum sebenarnya, dibuat benda uji dengan

Page 6: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler ……………….………………………………….. Ariawan

95

5 variasi kadar aspal yaitu: 4,5%, 5%,5,5%, 6%, 6,5%.

Karakteristik Campuran AC-BCdengan Metode Marshall

Karakteristik campuran AC - BC de-ngan metode Marshall ditunjukkan padaTabel 3. Nampaknya penambahan kadaraspal semakin menurunkan nilai VIM.Perkiraan nilai kadar aspal yang membe-rikan nilai VIM 5,9 terdapat pada kadaraspal 5% sampai 5,5%.

Tabel 3. Nilai karakteristik campuranAC-BC

4.5 5 5.5 6 6.5Stabilitas(kg) 1086.32 1094.18 1049.64 858.74 838.13 > 800

Flow (mm) 3.51 3.67 3.94 4.27 4.34 >2MarshallQuotient(kg/mm) 311.47 299.72 278.14 202.06 193.71 >200

VIMMarshall (%) 7.360 6.154 5.764 5.220 4.181 4,9 - 5,9

VMA (%) 13.511 13.360 13.968 14.434 14.457 >14

VFB (%) 45.563 53.964 58.817 64.125 71.089 >63

KarakteristikCampuran

Kadar Aspal ( %)StandarMutu

Pengujian Campuran dengan MetodePRD

Pengujian dengan metode Marshallyang memberikan nilai VIM Marshall 5.9terdapat pada kadar aspal 5,42%. Darinilai tersebut ± 0,5% yaitu pada nilaikadar aspal 4,92% , 5,42% dan 5,92%,selanjutnya dilakukan pengujian denganmetode PRD.

Menentukan Kadar Aspal OptimumMenurut Bina Marga dalam perenca-

naan perkerasan jalan diisyaratkan agarperkerasan yang dihasilkan memilikistabilitas yang cukup baik tanpa menga-baikan fleksibilitas, durabilitas, dan kemu-dahan pelaksanaan. Adapun karakterisrikcampuran AC-BC meliputi stabi-litas,kelelehan flastis (flow), marshall quotient,rongga udara diantara butir agregat(VMA), rongga udara dalam campuran(VIM), dan rongga terisi aspal (VFB).

StabilitasNilai stabilitas menggambarkan ke-

mampuan dari lapis perkerasan jalanmenerima beban lalu lintas tanpa terjadiperubahan bentuk tetap seperti gelom-bang, alur dan bleeding. Kebutuhanstabilitas sebanding dengan jumlah lalulintas dan beban kendaraan yang akanmemakai jalan tersebut. Bila jalan tersebutmelayani lalu lintas berat maka kebutuhanakan stabilitas menjadi tinggi begitu jugasebaliknya. Stabilitas terjadi dari geseranantar butir, penguncian antar partikelagregat, dan daya ikat dari lapisan aspal.

Untuk campuran AC - BC dengan lalulintas padat nilai stabilitas dibatasiminimum 800 kg. Dari Gambar 4 dapatdilihat bahwa nilai stabilitas naik denganbertambahnya kadar aspal dan mencapaipuncaknya pada kadar aspal 5% dengannilai stabilitas 1094,14 kg. Setelah itupertambahan kadar aspal akan menu-runkan nilai stabilitas yang disebabkankarena ikatan campuran antara agregatyang sudah terselimuti aspal akan mereng-gang oleh desakan jumlah aspal yangberlebihan. Dari hasil penelitian kadaraspal 4,5%, 5,0%, 5,5%, 6,0%, dan 6,5%memenuhi nilai stabilitas campuran AC-BC.

500600700800900100011001200

4.5 5 5.5 6 6.5Kadar aspal (%)

Stabilitas (kg)

Gambar 4. Hubungan antara kadaraspal dengan stabilitas

Kelelehan Plastis (flow)Kelelehan plastis menunjukkan tingkat

kelenturan plastis lapis perkerasan. Untukcampuran AC-BC dengan lalu lintas padatnilai flow disyaratkan minimum 2 mm.Dari hasil penelitian kadar aspal yangmemenuhi nilai flow berkisar antarakadar aspal 4,5% sampai 6,5%.

Page 7: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1, Januari 2007

96

Gambar 5 menunjukkan grafik flowyang meningkat sesuai dengan pertam-bahan kadar aspal. Hal ini terjadi karenarongga udara dalam campuran yang terisiaspal semakin banyak sehingga ruangudara dalam campuran semakin kecil.Dengan bertambahnya jumlah aspal yangmenyelimuti agregat, waktu kelelehanyabertambah panjang sehingga pada saatdiberikan beban akan lebih mampumengikuti perubahan bentuk akibatpembebanan.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

4.5 5 5.5 6 6.5kadar aspal (%)

Flow

(mm

)

Gambar 5. Hubungan antara kadaraspal dengan flow

Marshall QuotientMarshall Quotient merupakan hasil

bagi marshall dengan flow yang merupa-kan kekakuan campuran. Untuk campuranAC - BC dengan lalu lintas padat nilaiMQ dibatasi minimum 200 kg/mm.

Gambar 6 menunjukkan kadar aspalyang memenuhi nilai MQ berkisar antarakadar aspal 4,5% sampai 6,04%. Faktorkekakuan sangat penting untuk mendapat-kan campuran yang fleksibel. Bila cam-puran tidak cukup kaku maka akan mudahmengalami deformasi, sebaliknya bilacampuran terlalu kaku maka campuranakan menjadi getas sehingga mudah retak.

100

150

200

250

300

350

4.5 5 5.5 6 6.5

kadar aspal (%)

MQ

(kg/

mm

)

6.04

Gambar 6. Hubungan antara kadaraspal dengan MQ

Rongga Udara Dalam Campuran(VIM)

VIM adalah volume total udara yangberada diantara partikel agregat yangterselimuti aspal dalam suatu campuranyang telah dipadatkan. Pada Gambar 7nilai VIM menurun sejalan dengan per-tambahan aspal. Hal ini disebabakankarena rongga-rongga udara dalam cam-puran terisi oleh aspal secara keseluruhan.

Pada campuran AC–BC untuk lalulintas berat VIM marshall standar dibatasiantara 4,9% - 5,9%. Sedangkan untuknilai VIM PRD dibatasi minimum 2,5%,hal ini dimaksudkan untuk menghindariterjadinya deformasi plastis setelah cam-puran mendapatkan pemadatan tambahanoleh beban lalu lintas.

Dari hasil penelitian diperoleh kadaraspal yang memenuhi nilai VIM marshallstandar berkisar antara kadar aspal 5,42%hingga 6,05%, sedangkan untuk nilai VIMPRD berkisar antara 4,92% hingga 5,92%.

0

2

4

6

8

4.5 5 5.5 6 6.5

Kadar aspal (%)

VIM

(%)

5.42 6.05

Gambar 7. Hubungan antara kadaraspal dengan VIM

Rongga Udara Antar Butir Agregat(VMA)

Rongga diantara mineral agregat(VMA) adalah volume rongga yangterdapat diantara partikel agregat suatucampuran beraspal yang telah dipadatkan.Untuk campuran AC - BC dengan lalulintas padat nilai VMA minimum 14%.Dari hasil penelitian diperoleh kadar aspalyang memenuhi nilai VMA berkisarantara 5,57% hingga 6,5%.

Dari Gambar 8 dapat dilihat kan-dungan rongga dalam agregat menurunkesuatu nilai minimum yaitu pada kadaraspal 5,0% dengan nilai VMA 13,36%,

Page 8: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler ……………….………………………………….. Ariawan

97

kemudian naik lagi sesuai pertambahankadar aspal hingga kadar aspal 6,5%dengan nilai VMA 14,457%. Hal inidisebabkan karena sebagian agregat telahterdorong oleh aspal. Pemakaian kadaraspal yang terlalu banyak akan menye-babkan terjadinya pelelehan (bleeding).

13.2

13.4

13.6

13.8

14

14.2

14.4

14.6

4.5 5 5.5 6 6.5

kadar aspal (%)

VMA

(%)

5.57

Gambar 8. Hubungan antara kadaraspal dengan VMA

Rongga Terisi Aspal (VFB)VFB adalah bagian dari rongga yang

berada diantara mineral agregat (VMA)yang terisi aspal efektif. VFB bertujuanuntuk menjaga keawetan campuranberaspal dengan memberi batasan yangcukup. Pada Gambar 9 terlihat ronggaterisi aspal meningkat sesuai pertambahanaspal karena VMA terisi oleh aspal. Untukcampuran AC-BC nilai VFB minimum63%, dari hasil penelitian diperoleh kadaraspal yang memenuhi nilai VFB berkisarantara kadar aspal 5,87% hingga 6,5%.

01020304050607080

4.5 5 5.5 6 6.5kadar aspal (%)

VFB

(%)

5.87

Gambar 9. Hubungan antara kadaraspal dengan rongga terisi aspal (VFB)

Kadar aspal optimum ditentukandengan menggunakan Metode Bar-chart.Nilai kadar aspal optimum ditentukansebagai nilai tengah dari rentang kadar

aspal maksimum dan minimum yangmemenuhi semua persyaratan nilai stabi-litas, flow, marshall quotient, VMA, VIM,dan VFB seperti pada Gambar 10.

KarakteristikCampuran

Stabilitas

Flow

Marshall Quotient

VIM

VMA

VFB

5.9

% Kadar Aspal

4.5 5 5.5 6 6.5

Gambar 10. Kadar aspal optimum

Untuk Campuran AC-BC, kadar aspaloptimum terletak diantara 5,87 % sampai5,92%. Dengan mengambil nilai rata-rata,didapat kadar aspal optimum sebesar 5,9%maka didapat nilai karakteristik campuranAC–BC seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai karakteristik campuranAC-BC pada kadar aspal optimum

KadarAspal ( %)

5.9Stabilitas (kg) 896.92 > 800Flow (mm) 4.09 >2Marshall Quotient (kg/mm) 217.28 >200VIM Marshall (%) 5.135 4.9 - 5.9VIM PRD (%) 2.661 > 2.5VMA (%) 14.341 >14VFB (%) 63.431 >63

Karakteristik CampuranStandarMutu

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanDari hasil penelitian di laboratorium

tentang karakteristik campuran AC-BCdengan menggunakan batu kapur BukitJimbaran sebagai filler dapat disimpulkanbahwa :1. Kadar aspal mempengaruhi kualitas

perkerasan jalan yang akan dihasilkan,seperti :a. Terhadap Stabilitas

Nilai stabilitas naik dengan bertam-bahnya kadar aspal dan mencapai

Page 9: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No. 1, Januari 2007

98

puncaknya pada kadar aspal 5%dengan nilai stabilitas 1094,14 kg.Setelah itu pertambahan kadar aspalakan menurunkan nilai stabilitasyang disebabkan karena ikatan cam-puran antara agregat yang sudahterselimuti aspal akan merenggangoleh desakan jumlah aspal yangberlebihan.

b. Terhadap FlowNilai kelelehan (flow) semakinmeningkat seiring pertambahan ka-dar aspal. Nilai flow minimum padakadar aspal 4,5% yaitu sebesar 3,51mm dan maksimum pada kadaraspal 6,5% yaitu sebesar 4,34 mm.

c. Terhadap Marshal QuetiontNilai Marshall Quetiont semakinmenurun seiring pertambahan kadaraspal. Nilai MQ minimum padakadar aspal 6,5% yaitu sebesar193,71 kg/mm dan maksimum padakadar aspal 4,5% yaitu sebesar311,47 kg/mm.

d. Terhadap VIMNilai VIM semakin menurun seiringpertambahan kadar aspal. Kadaraspal yang memenuhi VIM marshallstandar berkisar antara kadar aspal5,42% hingga 6,05%, sedangkanuntuk nilai VIM PRD berkisarantara 4,92% hingga 5,92%.

e. Terhadap VMANilai VMA menurun kesuatu nilaiminimum yaitu pada kadar aspal5,0% dengan nilai VMA 13,36%,kemudian naik lagi sesuai pertam-bahan kadar aspal hingga kadaraspal 6,5% dengan nilai VMA14,457%.

f. Terhadap VFBNilai VFB meningkat sesuai pertam-bahan aspal. Nilai VFB minimumpada kadar aspal 4,5% yaitu sebesar45,563% dan maksimum pada kadaraspal 6,5% yaitu sebesar 71,089%.

2. Pada kadar aspal optimum 5,90 %didapat nilai-nilai karakteristik yangmemenuhi spesifikasi campuran AC –BC sebagai berikut:

- Stabilitas diperoleh 896,92 kgdimana untuk campuran AC-BCdibatasi minimum 800 kg.

- Flow diperoleh sebesar 4.09 mm,dalam spesifikasi dibatasi minimum2 mm.

- Marshall Quotient diperoleh sebesar217,28 kg/mm, dalam spesifikasidibatasi minimum 200 kg/mm.

- VIM Marshall diperoleh sebesar5,135 %, dalam spesifikasi dibatasiminimum 4,9-5,9%.

- VIM PRD diperoleh sebesar2,661%, dalam spesifikasi dibatasiminimum 2,5%.

- VMA diperoleh sebesar 14,341%,dalam spesifikasi dibatasi minimum14%.

- VFB diperoleh sebesar 63,431%,dalam spesifikasi dibatasi minimum63%.

3. Abu batu kapur Bukit Jimbaran dapatdigunakan sebagai alternatif bahanpengisi dalam campuran AC-BC.

SaranBerdasarkan simpulan diatas, maka

dapat disarankan beberapa hal :1. Nilai yang diperoleh dari penelitian ini

tidaklah merupakan nilai yang mutlakuntuk itu perlu dilakukan pengujiandilapangan dengan campuran yangsama dan dibandingkan hasilnya de-ngan pengujian dilaboratorium.

2. Untuk mendapatkan hasil yang lebihbaik dalam menentukan batasan-batasan nilai karakteristik campuranyang memenuhi spesifikasi campuransebaiknya menggunakan parameterstatistika.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengu-capkan terima kasih kepada Bapak Ir. I.B.Widiarta dan A.A.I.A. Ari Damayantisebagai tim peneliti dan kepada semuapihak atas bantuannya sehingga tulisan initermuat pada Jurnal ini.

Page 10: Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler

Penggunaan Batu Kapur Sebagai Filler ……………….………………………………….. Ariawan

99

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum DirektoratJenderal Bina Marga. 1976. ManualNo. 01/MN/BM/1976: PemeriksaanBahan Jalan.

Departemen Permukiman dan PrasaranaWilayah, Direktorat Jenderal Prasa-rana Wilayah. 2002. Manual Peker-jaan Campuran Beraspal Panas,Buku 1: Petunjuk Umum.

Puslitbang Prasarana Transportasi. 2002.Spesifikasi Campuran Beraspal Pa-nas Dengan Alat PRD.

Puslitbang Prasarana Transportasi. 2004.Kinerja Dan Spesifikasi CampuranBeraspal Panas.

Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika,Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukirman, S. 1999. Perkerasan LenturJalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.

Sukirman, S. 2003. Beton Aspal Cam-puran Panas, Edisi Pertama, PenerbitGranit, Jakarta.