pengetahuan

7
Perilaku Perilaku adalah keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Menurut Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3 domain perilaku, yakni kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Selanjutnya pembagian domain ini dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmodjo, 2010). a. Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu : 1) Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pula mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Upload: mahardika-frityatama

Post on 12-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pengetahuan

TRANSCRIPT

Page 1: pengetahuan

Perilaku

Perilaku adalah keseluruhan pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil

bersama antara faktor internal dan eksternal. Menurut Benyamin Bloom seorang ahli

psikologi pendidikan membedakan adanya 3 domain perilaku, yakni kognitif (cognitive),

afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Selanjutnya pembagian domain ini

dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan

(Notoatmodjo, 2010).

a. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Dengan sendirinya pada

waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara

garis besarnya dibagi dalam enam tingkat pengetahuan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk

pula mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui, dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

Page 2: pengetahuan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Pengetahuan dapat diperoleh dari manapun, seperti dari

pengalaman sendiri, orang lain, maupun dari sumber informasi lain. Seseorang memiliki

dasar untuk mengambil suatu keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah

yang sedang dihadapi bila orang tersebut memiliki pengetahuan. Terdapat beberapa

faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan, pekerjaan,

pengalaman, dan informasi (Mubarak, 2007).

b. Sikap

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang

sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,

setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Jadi dapat dikatakan sikap adalah

suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga sikap

melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan lain (Notoatmodjo, 2010).

Sikap memiliki 3 komponen pokok,yaitu:

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana

keyakinan, pendapat, atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap seseorang terhadap

penyakit rabies misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut

terhadap penyakit rabies.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian

(terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. Seperti contoh

bagian 1 berarti bagaimana orang menilai terhadap penyakit rabies, apakah penyakit yang

biasa saja atau penyakit yang membahayakan.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan komponen

yang mendahulai tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk

bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan). Misalnya tentang contoh sikap terhadap

penyakit rabies, adalah apa yang akan dilakukan seseorang bila dirinya menderita

penyakit rabies. Sama dengan pengetahuan sikap juga memiliki tingkatan-tingkatan

berdasarkan intensitasnya, yaitu menerima (receiving), menanggapi (responding),

menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible) (Notoatmodjo, 2010).

Page 3: pengetahuan

Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya jadi apabila digabungkan akan membentuk sikap

seseorang. Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi merupakan memegang peranan

penting dalam membentuk suatu sikap yang utuh. Contoh: Seorang ibu yang mendengar

(tahu) penyakit rabies (penyebab, cara penularan, cara pencegahannya, dan sebagainya).

Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha agar keluarganya tidak

terkena penyakit rabies. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja

sehingga ibu tersebut berniat (kecenderungan bertindak) untuk memvaksin anjingnya

agar keluarganya tidak terkena penyakit rabies. Ibu ini mempunyai sikap tertentu (berniat

memvaksin anjingnya) terhadap objek tertentu yakni penyakit rabies (Notoatmodjo,

2010).

c. Tindakan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sikap adalah yang mendorong dirinya

untuk bertindak. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya

tindakan perlu faktor lain seperti adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Misalnya

seseorang yang sudah tahu penyakit rabies itu berbahaya, maka seseorang itu memiliki

niat (sikap) untuk menjaga kesehatan anjingnya. Agar sikap ini meningkat menjadi

tindakan, maka diperlukan terpenuhinya ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR). Apabila

VAR tidak tersedia kemungkinan anjingnya tidak akan divaksin (Notoatmodjo, 2010).

Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:

1) Tindakan terpimpin (guided response)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih menggunakan tuntunan atau

menggunakan panduan. Pemilik anjing memvaksinkan anjingnya tetapi masih harus

diingatkan oleh petugas kesehatan.

2) Tindakan secara mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu hal secara langsung maka disebut tindakan

mekanisme. Misalnya pemilik anjing memvaksinkan anjingnya tanpa menunggu perintah

dari petugas kesehatan.

3) Adopsi (adoption)

Adalah tindakan yang sudah berkembang. Maksudnya, apa yang dilakukan tidak hanya

sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan tindakan yang berkualitas.

Misalnya pemilik anjing memvaksinkan anjingnya sesuai jadwal dan mengerti cara

Page 4: pengetahuan

pemeliharaan anjing yang tepat.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes /

kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, dengan wawancara atau angket

yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Pengetahuan dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat

semikualitatif sebagai berikut :

1. Baik : Hasil prosentase 76%-100%

2. Cukup : Hasil prosentase 56%-75%

3. Kurang : Hasil prosentase 40%-55%

4. Tidak tahu : Hasil prosentase <40%

Pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan

sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun

lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan

sementara orang lain tinggal menerimanya, namun sebagai suatu pembentukan yang

terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya

pemahaman-pemahaman baru.

2.2.2. Indikator Pengetahuan

Ada beberapa indikator untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang, yaitu sebagai

berikut :

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit, gejala dan

tanda penyakit, cara pengobatan dan kemana mencari pengobatan, cara penularan dan

cara pencegahan penyakit.

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat meliputi jenis

makanan-makanan bergizi, manfaat makanan bergizi bagi kesehatan, pentingnya olah-

raga bagi kesehatan, bahaya merokok, minuman keras, narkoba, pentingnya istirahat

yang cukup, relaksasi dsb.

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan meliputi manfaat air bersih, cara

pembuangan limbah yang sehat, manfaat pencahayaan, penerangan rumah yang sehat,

dan akibat yang ditimbulkan polusi bagi kesehatan.

Page 5: pengetahuan