pengertian psikologi

24
TUGAS DASAR PSIKOLOGI PENGERTIAN PSIKOLOGI (STRUKTURAL,FUNGSIONAL & GESTALT) Disusun Oleh : REZA SURYADINATA PUTRA 11061 32544

Upload: reza-surya-putra

Post on 06-Aug-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGERTIAN PSIKOLOGI

TUGAS DASAR PSIKOLOGI

PENGERTIAN PSIKOLOGI (STRUKTURAL,FUNGSIONAL & GESTALT)

Disusun Oleh :

REZA SURYADINATA PUTRA

1106132544

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

2012

Page 2: PENGERTIAN PSIKOLOGI

PENGERTIAN PSIKOLOGI STRUKTURALISME

Psikologi struktural atau strukturalisme merupakan studi analitis tentang generalisasi pikiran

manusia dewasa melalui metode introspeksi. Dalam hal ini psikologi dimaksudkan untuk

mempelajari isi (konten) pikiran, sehingga sistem ini kadang juga disebut dengan psikologi

konten.

Dalam buku Sejarah dan Sistem Psikologi oleh James F. Brennan pada tahun 2006, pendekatan

psikologi stukturalisme berasal dari Wilhelm Wundt yang dipelopori di amerika oleh muridnya

Edward Bradford Titchener. Perlu ditekankan bahwa psikologi strukturalisme ditemukan oleh

Wundt sedangkan Titchener hanyalah satu dari sekian banyak murid yang dimiliki oleh Wundt,

tetapi Titchener-lah yang berupaya membawa psikologi Wundt ke amerika dengan

mempertahankan konsep aslinya.

Dalam konsep dan sistem ini. Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Titchener memiliki 3

tujuan :

1.  Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar,

2.  Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut, dan

3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf

Kesadaran diatas diartikan sebagai pengalaman langsung. Pengalaman langsung yaitu

pengalaman sebagaimana hal itu dialami. Hal ini berbeda dengan pengalaman antara.

Pengalaman antara yaitu diwarnai oleh isi yang sudah ada dalam pikiran, seperti asosiasi

sebelumnnya dan kondisi emosional serta motivasional seseorang.

Dengan demikian, pengalaman langsung diasumsikan tidak dipengaruhi oleh pengalaman antara.

Psikologi strukturalisme berupaya mempertahankan integritas psikologi dengan

membedakannya dari fisika.

Fisika mempelajari dunia fisik atau materi, tanpa merujuk pada manusia dan melalui metode

observasional berupa inspeksi yang dikendalikan dengan hati-hati. Psikologi mempelajari dunia,

Page 3: PENGERTIAN PSIKOLOGI

dengan merujuk pada manusia yang mengalami sesuatu, melalui metode observasional berupa

introspeksi terkontrol atas isi kesadaran.

Subjek pembahasan yang tepat bagi psikologi struktural adalah proses kesadaran dan bebas dari

asosiasi. Sehingga Wundt dan Titchener berpendapat, psikologi harus terbebas dari kekuatan

metafisika, pikiran awam dan kepentingan kegunaan atau terapan yang akan merusak

intergritasnya.

Sedangkan metode eksperimental yang digunakan untuk memastikan ketepatan analisis isi

mental adalah introspeksi. Teknik pelaporan diri ini merupakan pendekatan klasik untuk

menggambarkan pengalaman pribadi. Sehingga introspeksi hanya akan dianggap valid jika

dilakukan oleh para ilmuwan yang sangat terlatih, bukan oleh pengamat awam.

Disamping kelemahan psikologi struktural dalam pandangan fungsionalisme yaitu hanya sekedar

mempelajari isi dan struktur yang terlibat dalam proses-proses mental, psikologi struktural

memiliki kontribusi positif dalam bidang ilmu psikologi. Sistem ini mendorong psikologi

menjadi ilmu pengetahuan. Wundt mendeklarasikan sebuah disiplin formal yakni psikologi yang

didasarkan pada formulasi-formulasi ilmiah sehingga psikologi diakui sebagai ilmu pengetahuan.

Page 4: PENGERTIAN PSIKOLOGI

PENGERTIAN PSIKOLOGI FUNGSIONALISME

Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia harus

dipandang secara menyeluruh. Apa yang dilakukan manusia sebagai aksi adalah hal yang

kompleks yang merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan

hanya disebabkan oleh sesuatu hal. Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses

mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis.

Beberapa ciri fungsionalisme diantaranya adalah menekankan fungsi dibanding

elemen mental, memandang penting kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan

lingkungannya, serta menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental

manusia.

Terdapat dua metode yang digunakan dalam fungsionalisme, yaitu : Metode observasi

tingkah laku terbagi menjadi Metode Fisiologis dan Metode Variasi Kondisi, serta Metode

Instrospeksi.

Pendiri fungsionalisme adalah William James dan John Dewey. Aliran

Fungsionalisme terdiri atas aliran fungsionalisme Chicago ( John Dewey, James Rowland

Angel ) dan fingsionalisme California ( James Cattel dan Thorndike ).

Aliran fungsionalisme dapat memberi pengaruh positif dalam dunia psikologi, yaitu

mengembangkan ruang lingkup psikologi dari segi kelompok subyek (anak, binatang)

maupun bidang kajian (psikologi abnormal, psychological testing, psikologi terapan),

memperkenalkan pentingnya perilaku nyata sebagai representasi dari aktivitas mental dan

memperkenalkan konsep penyesuaian diri sebagai obyek psikologi.

Fungsionalisme juga menuai kritikan dari banayak pihak, yaitu Ditentang oleh Aliran

strukturalisme, kurang adanya fokus yang jelas dan terarah dalam aliran fungsionalisme;

Bersifat teleological, sesuatu ditentukan oleh tujuannya; terlalu eklektik, mencampurkan

berbagai ide dan konsep dari beragam sumber sehingga terkesan kompromistis dan

kehilangan bentuk aslinya.

Page 5: PENGERTIAN PSIKOLOGI

PENGERTIAN PSIKOLOGI GESTALT

Psikologi Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai

suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam teori psikologi Gestalt disebut sebagai

fenomena (gejala). Fenomena adalah data yang paling dasar dalam psikologi Gestalt. Dalam hal

ini psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat fenomonologi yang mengatakan bahwa suatu

pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam suatu fenomena terdapat dua unsure, yaitu objek

dan arti. Objek merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah tertangkap oleh indera,

objek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah memberikan arti pada objek itu.

Tokoh–tokoh Gestalt

Max Wertheimer (1880-1943)

Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt.

Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di

bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di

mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt

Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941),

dia melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di

Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu telah menjadi

asisten di sana. Konsep penting teori psikologi Gestalt yaitu phi phenomenon. Phi phenomenon

yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan

dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi.

Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi objektif yang kita terima. Proses ini

terjadi di otak dan bukan merupakan proses fisik, tetapi proses mental sehingga diperoleh

kesimpulan bahwa ia menentang pendapat Wundt. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori

Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboscope,

yaitu alat yang berbentuk kotak dan terdapat bagian untuk dapat melihat ke dalam kotak itu guna

menyajikan stimuli visual pada tingkat tertentu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang

satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian,

dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus

Page 6: PENGERTIAN PSIKOLOGI

menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini

merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan

dimunculkan secara bergantian.

Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang

berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :

a) Hukum Kedekatan (Law of Proximity)

b) Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)

c) Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)

Kurt Koffka (1886-1941)

Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai sejak dia diberi

gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910, ia bertemu dengan

Wertheimer dan Kohler. Bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt di

Berlin. Sumbangan Koffka terhadap psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan

dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat,

hingga psikologi belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada

anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip psikologi Gestalt.

Teori Koffka tentang belajar antara lain:

a. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak

ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul

kembali jika kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.

b. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat

melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut

cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.

c. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.

Page 7: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Wolfgang Kohler (1887-1967)

Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Kohler memperoleh gelar Ph.D

pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergi ke Frankfurt. Saat

bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu dengan Wartheimer dan Koffka.

Kohler berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai direktur stasiun “Anthrophoid” dari

Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah melakukan penyelidikannya terhadap

inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam buku bertajuk The Mentality of Apes (1925).

Eksperimennya adalah seekor simpanse yang diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di

atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu

melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu, tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu

tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk

mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-

kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.

Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan

terjadi ketidakseimbangan kogntitif dan ini akan berlangsung hingga masalah tersebut

terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini

akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam eksperimennya, Kohler

sampai pada kesimpulan bahwa organisme–dalam hal ini simpanse– dalam memperoleh

pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian atau dengan insight.

Kurt Lewin (1890-1947)

Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt Lewin. Lewin lahir di Jerman,

lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi pada tahun 1914. Ia banyak terlibat

dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Kohler dan mengambil konsep psychological field

juga dari Gestalt. Pada saat Hitler berkuasa, Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan

karirnya di Amerika Serikat. Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi Director of

the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of Technology (MIT) hingga

akhir hayatnya di usia 56 tahun.

Page 8: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Mula-mula Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt

karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang

mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung ke arah pendekatan yang

Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space,

yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri

dari fakta dan objek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu. Tugas utama

psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang

terdapat dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-

bagian yang memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu

untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam

lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu

mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka

terjadi ketegangan (tension).

Salah suatu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik. Akibat adanya vektor-

vektor yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang dalam suatu lapangan

psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan batin) yang jika tidak segera

diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidakseimbangan. Berdasarkan vektor yang

saling bertentangan itu, Lewin membagi konflik dalam 3 jenis :

a) Konflik mendekat-mendekat (Approach-Approach Conflict)

Konflik ini terjadi jika seseorang menghadapi dua objek yang sama-sama bernilai positif.

b) Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict)

Konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua objek yang sama-sama memiliki nilai

negatif tetapi ia tidak dapat menghindari kedua objek tersebut sekaligus.

c) Konflik mendekat-menjauh (Approach-Avoidance Conflict)

Konflik ini terjadi jika ada satu objek yang memiliki nilai positif dan nilai negative sekaligus.

Page 9: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Prinsip Dasar Gestalt

a. Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field. Setiap perceptual

field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh manusia sebagai figure and

ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill

yang dipelajari. Pengorganisasian ini mempengaruhi makna yang dibentuk.

b. Prinsip-prinsip pengorganisasian:

‐ Principle of Proximity: bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang)

dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.

‐ Principle of Similarity: individu akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama sebagai

suatu kesatuan. Kesamaan stimulus itu dapat berupa persamaan bentuk, warna, ukuran dan

kecerahan.

‐ Principle of Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang telah terbentuk sebelumnya.

‐ Principle of Continuity : Menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan

proses untuk melengkapi atau melanjutkan informasi meskipun stimulus yang didapat tidak

lengkap.

‐ Principle of Closure/ Principle of Good Form: Bahwa orang cenderung akan mengisi

kekosongan suatu pola objek atau pengamatan yang tidak lengkap. Orang akan cenderung

melihat suatu objek dengan bentukan yang sempurna dan sederhana agar mudah diingat.

‐ Principle of Figure and Ground: Yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat

dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan ground (latar belakang). Prinsip ini menggambarkan bahwa

manusia secara sengaja ataupun tidak memilih serangkaian stimulus, mana yang dianggapnya

sebagai figure dan mana yang dianggap sebagai ground.

‐ Principle of Isomorphism: Menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas otak dengan

kesadaran, atau menunjukkan adanya hubungan structural antara daerahdaerahotak yang

terktivasi dengan isi alam sadarnya.

Page 10: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Aplikasi Prinsip Gestalt

Belajar

Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar, terjadi

reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki

cara pandang baru terhadap suatu problem. Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran

antara lain:

a. Pengalaman menilik (insight), yaitu bahwa proses menilik memegang peranan penting dalam

perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu objek atau peristiwa.

b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning), yaitu bahwa kebermaknaan unsur-unsur

yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas

makna hubungan suatu unsur, maka akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.

c. Perilaku bertujuan (purposive behavior), yaitu bahwa perilaku terarah pada tujuan.

Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya

dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik

mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan

sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.

d. Prinsip ruang hidup (life space), yaitu bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan

lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki

keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.

e. Transfer dalam Belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran

tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan

melepaskan pengertian objek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian

menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata susunan yang tepat. Judd menekankan

pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian

Page 11: PENGERTIAN PSIKOLOGI

menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta

didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi

untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.

Insight

Pemecahan masalah secara jitu muncul setelah adanya proses pengujian berbagai

dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada

problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena

penting dalam belajar, ditemukan oleh Kohler dalam eksperimen yang sistematis.

Timbulnya insight pada individu tergantung pada :

a. Kesanggupan

Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi individu.

b. Pengalaman

Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu pengalaman dan pengalaman itu akan

menyebabkan munculnya insight.

c. Taraf kompleksitas dari suatu situasi

Semakin kompleks masalah, maka akan semakin sulit untuk diatasi.

d. Latihan

Latihan yang rutin akan meningkatkan kemampuan insight dalam situasi yang bersamaan

e. Trial and Error

Apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah, seseorang akan melakukan

percobaan-percobaan hingga akhirnya menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut.

Page 12: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Memori

Hasil persepsi terhadap objek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu, jejak

ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap objek.

Penerapan prinsip Good Form seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara

sosial, fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor. Fenomena gosip seringkali

berbeda dengan fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai suatu informasi oleh seseorang

kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dengan dilengkapi oleh informasi yang relevan

walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui faktanya.

Implikasi Gestalt

a. Pendekatan fenomenologis menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi. Dengan

pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher

mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan

aspek ilmiah dan empirisnya. Fenomenologi memainkan peran yang sangat penting dalam

sejarah psikologi. Heidegger adalah murid Edmund Husserl (1859-1938), pendiri fenomenologi

modern. Husserl adalah murid Carl Stumpf, salah seorang tokoh psikologi eksperimental “baru”

yang muncul

di Jerman pada akhir pertengahan abad XIX. Kohler dan Koffka bersama Wertheimer yang

mendirikan psikologi Gestalt adalah juga murid Stumpf, dan mereka menggunakan

fenomenologi sebagai metode untuk menganalisis gejala psikologis.

Fenomenologi adalah deskripsi tentang data yang berusaha memahami dan bukan menerangkan

gejala-gejala. Fenomenologi kadang-kadang dipandang sebagai suatu metode pelengkap untuk

setiap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai dengan mengamati apa yang dialami

secara langsung.

b. Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme dengan menyumbangkan ide untuk

menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process. Adanya perceptual field

diinterpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana proses-proses mental seperti persepsi,

Page 13: PENGERTIAN PSIKOLOGI

insight, dan problem solving beroperasi. Tokoh-tokohnya yaitu Tolman (dengan Teori Sign

Learning) dan Kohler (eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan percobaan).

Hukum – hukum Belajar Gestalt

Dalam hukum-hukum belajar Gestalt ini terdapat hukum pokok , yaitu hukum Pragnanz dan

empat hukum tambahan (subsider) yang tunduk kepada hukum yang pokok itu, yaitu hukum–

hukum keterdekatan, ketertutupan, kesamaan, dan kontinuitas.

Hukum Pragnanz

Pragnanz adalah suatu keadaan yang seimbang. Setiap hal yang dihadapi oleh individu memiliki

sifat dinamis yaitu cenderung untuk menuju keadaan Pragnanz tersebut. Empat hukum tambahan

yang tunduk kepada hukum pokok, yaitu :

1. Hukum keterdekatan

Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu

totalitas. Contohnya:

II II I

Garis-garis di atas akan terlihat sebagai tiga kelompok garis yang masing-masing terdiri dari dua

garis, ditambah dengan satu garis yang berdiri sendiri di sebelah kanan sekali.

2. Hukum ketertutupan

Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.

Contohnya:

[] [] I

Page 14: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Gambar garis-garis di atas akan dipersepsikan sebagai dua segi empat dan garis yang berdiri

sendiri di sebelah kiri, tidak dipersepsikan sebagai dua pasang garis lagi setelah ada garis

melintang yang hampir saling menyambung di antara garis-garis tegak yang berdekatan.

3. Hukum kesamaan

Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok

atau suatu totalitas. Contohnya :

O O O O O O O O O O O O O

X X X X X X X X X X X X X

O O O O O O O O O O O O O

Deretan bentuk di atas akan cenderung dilihat sebagai deretan-deretan mendatar dengan bentuk

O dan X berganti-ganti bukan dilihat sebagai deretan-deretan tegak.

4. Hukum kontinuitas

Orang akan cenderung mengasumsikan pola kontinuitas pada objek-objek yang ada.

Contohnya:

X

Pada gambar diatas, kita akan cenderung mempersepsikan gambar sebagai dua garis lurus

berpotongan, bukan sebagai dua garis menyudut yang saling membelakangi.

Penerapan Teori Gestalt dalam Proses Belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt yaitu:

a. Belajar berdasarkan keseluruhan

Page 15: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Orang berusaha menghubungkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya.

b. Belajar adalah suatu proses perkembangan

Materi dari belajar dapat diterima dan dipahami dengan baik jika individu tersebut telah cukup

matang untuk menerimanya. Kematangan dari individu dipengaruhi oleh pengalaman dan

lingkungan individu tersebut.

c. Siswa sebagai organisme keseluruhan

Dalam proses belajar, tidak hanya melibatkan intelektual tetapi juga emosional dan fisik

individu.

d. Terjadinya transfer

Tujuan dari belajar adalah agar individu memiliki respon yang tepat dalam suatu situasi tertentu.

Apabila satu kemampuan dapat dikuasai dengan baik maka dapat dipindahkan pada kemampuan

lainnya.

e. Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Proses belajar terjadi ketika individu mengalami suatu situasi baru. Dalam menghadapinya,

manusia menggunakan pengalaman yang sebelumnya telah dimiliki.

f. Belajar dengan insight

Dalam proses belajar, insight berperan untuk memahami hubungan antarunsur yang terkandung

dalam suatu masalah.

g. Belajar lebih berhasil jika berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa

Hal ini tergantung pada kebutuhan individu dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil dari

belajar dapat dirasakan manfaatnya.

h. Belajar berlangsung terus-menerus

Page 16: PENGERTIAN PSIKOLOGI

Belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Belajar dapat diperoleh dari

pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu setiap waktu.

Referensi:

http://www.psikologizone.com/psikologi-strukturalisme/0651149

http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/gestalt

http://id.wikipedia.org/wiki/Gestalt

Hergenhahn, B.R. & H. Olson, Matthew. (2008). Theories of Learning. Jakarta: Kencana.