pengertian pertambangan - · pdf filedefinisi menurut undang-undang republik indonesia nomor 4...

19
PENGERTIAN PERTAMBANGAN Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara: Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dankimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah darisisa tumbuh-tumbuhan. Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,meliputi: Eksplorasi (Exploration) usaha dalam rangka mencari, menemukan, dan mengevaluasiCadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu seperti yangdiatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.2. Pengembangan dan Konstruksi (Development and Construction) setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkanCadangan Terbukti sampai siap diproduksi secara komersial. Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk melaksanakan danmendukung kegiatan produksi.3.

Upload: vuongnhi

Post on 01-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGERTIAN PERTAMBANGAN

Definisi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang

Pertambangan Mineral Dan Batubara:

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan

umum,eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dankimia

tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam

bentuk lepas atau padu. Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk

secara alamiah darisisa tumbuh-tumbuhan.

Pertambangan Mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di

luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan Batubara adalah

pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut,

dan batuan aspal.

Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

Karakteristik Perusahaan Pertambangan Umum, terdapat empat kegiatan usaha pokok,meliputi:

Eksplorasi (Exploration) usaha dalam rangka mencari, menemukan, dan

mengevaluasiCadangan Terbukti pada suatu wilayah tambang dalam jangka waktu tertentu

seperti yangdiatur dalam peraturan perundangan yang berlaku.2.

Pengembangan dan Konstruksi (Development and Construction) setiap kegiatan yang

dilakukan dalam rangka mempersiapkanCadangan Terbukti sampai siap diproduksi secara

komersial. Konstruksi adalah pembangunan fasilitas dan prasarana untuk melaksanakan

danmendukung kegiatan produksi.3.

Produksi (Production) semua kegiatan mulai dari pengangkatan bahan galian dari

CadanganTerbukti ke permukaan bumi sampai siap untuk dipasarkan, dimanfaatkan, atau diolah

Iebihlanjut.

Pengolahan Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka

akanmenimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan,

meliputitetapi tidak terbatas pada:

- Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat,energi, dan

komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatananlingkungan oleh kegiatan

manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungansampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya.

- Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsungatau

tidak Iangsung terhadap perubahan sifat-sifat dan atau hayati Iingkungan

yangmengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan

berkesinambungan

PERBEDAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN NONPERTAMBANGAN

Sifat dan karakteristik perusahaan pertambangan umum berbeda dengan perusahaanlainnya.

Perbedaaan tersebut adalah sebagai berikut:

- Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang

mempunyaiketidakpastian yang tinggi, karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat,

dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan

penemuan cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk ditambang.

- Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbaharui (non renewable)serta untuk

melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap

pengoiahannya, dibutuhkan biaya investasi yang relatif sangat besar, padat modal, berjangka

panjang, sarat risiko, dan membutuhkan teknologi yang tinggi, sehinggadiperlukan

pengelolaan yang benar-benar profesional.

- Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah terpencil

dankegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup,sehingga

setiap perusahaan pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundanganyang berlaku

mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pasca penambangan yang jelas.

- Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan karena menurut peraturan

perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang berada dalam wilayahhukum Indonesia

adalah kekayaan nasional Bangsa Indonesia yang dikuasai dandipergunakan oleh negara

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri

pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturanyang memberi wewenang kepada

badan usaha/perseorangan untuk melaksanakanusaha pertambangan umum.

FUNGSI PERTAMBANGAN

Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, fungsi pengelolaan

mineral dan batubara berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara adalah:

- Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian kegiatan usaha pertambangansecara

berdaya guna, berhasil guna, dan berdaya saing.

- Menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan hidup.

- Menjamin tersedianya mineral dan batubara sebagai bahan baku dan/atau sebagaisumber

energi untuk kebutuhan dalam negeri.

- Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional agar lebih mampu

bersaing di tingkat.

- Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah, dan negara, serta

menciptakanlapangan kerja untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

- Menjamin kepastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha

pertambanganmineral dan batubara.

PENGERTIAN AUDIT PERTAMBANGAN

Audit Pertambangan adalah suatu pemerikasaan yang dilakukan secara kritis dansistematis oleh

pihak yang independen terhadap laporan keuangan PerusahaanPertambangan meliputi kegiatan

eksplorasi, pengembangan dan konstruksi, produksi dan pengelolaan yang telah disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan

untuk memberikan pendapat mengenai kewajaranlaporan keuangan tersebut.

STANDAR DAN DASAR HUKUM AUDIT PERTAMBANGAN

Standar dan dasar hukum audit pertambangan adalah sebagai berikut:

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang

berhubungan dengan akuntansi dan laporan keuangan.

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian LaporanKeuangan, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) terutama PSAK 33 tentang Akuntansi PertambanganUmum dan Interpretasi

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).

International Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standard (IFRS)

, terutama IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.

Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan sebagai berikut:

- Undang-Undang Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-K etentuan Pokok Pertambangan

(telah direvisi menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara).

- Undang±Undang Nomor 4/1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

- Undang±Undang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- PP Nomor 27/1980 tentang Penggolongan Bahan Galian.

- PP Nomor 51/1993 tentang AMDAL.

- Keputusan Presiden Nomor 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

- Keputusan Presiden Nomor 75/1996 tentang

- Ketentuan Pokok Perjanjian

- Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara.

Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara, kebiasaanindustri yang

baru, dan standar akuntansi negara lain.

Dalam hal terdapat perbedaan antara peraturan Bapepam dan LK dan PSAK dalam penyusunan

laporan keuangan, maka acuan yang digunakan adalah peraturanBapepam dan LK.

TUJUAN AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas perusahaan pertambangan.

Untuk mengetahui apakah selama ini tambang-tambang yang beroperasi menjaga apayang telah

diamanatkan dalam undang-undang minerba, seperti tidak merusak lingkungan dan tidak

membuka lahan tambang di kawasan hutan lindung.

Untuk menjamin semua tambang beroperasi secara sesuai aturan menjaga lingkungandan taat

azas dan peraturan yang ada di Indonesia.

PROSEDUR AUDIT PERTAMBANGAN UMUM

Pelajari dan evaluasi internal control perusahaan pertambangan mengenai pengusahaan mineral

atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikanumum, eksplorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

pascatambang.

Tim audit OPN harus mampu mengidentifikasi temuan baik yang bersifat rupiah (kuantitatif )

yang memunculkan kewajiban pembayaran maupun yang bersifatkualitatif (hal-hal yang perlu

diperhatikan) yang mengarah pada temuan kuantitatif .

Periksa Bukti Perijinan dan Penetapan SK Kegiatan Pertambangan.

Pelajari dan evaluasi kewajiban pembayaran dan tarifnya (baik iuran tetap/ royalty.

Periksa periode kewajiban dan waktu pembayaran, biaya-biaya penjualan, pengenaandenda

keterlambatan, dll.

Periksa modus kurang bayar yang sering menjadi temuan pada audit PNBP, seperti: Kewajiban

PNBP yang diakui perusahaan belum dibayar, jumlah biaya penjualanyang lebih besar dari

seharusnya, ketidaktelitian perusahaan dalam menghitung kewajiban PNBP, terdapat selisih yang

tidak wajar pada arus barang, dan dendaketerlambatan pembayaran.

PROSEDUR PELAKSANAAN AUDIT KEUANGAN

Penerimaan perikatan audit

Dalam perikatan audit, klien menyerahkan pekerjaan audit ataslaporan keuangan kepada auditor,

dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan

kompetensiprofesionalnya. Langkah awal pekerjaan audit laporan keuangan berupapengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak perikatan audit daricalon klien atau untuk melanjutkan

atau menghentikan perikatan audit dariklien berulang. Tahap penerimaan perikatan audit yang

dilakukan auditormenempuh suatu proses yang meliputi evaluasi integritas

manajemen,identifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa, menentukan kompetensiuntuk

melaksanakan audit, menilai independensi, menentukan kemampuanuntuk menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dankeseksamaan, serta membuat surat perikatan

audit.

Perencanaan Audit

Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit

yang dibuat auditor. Dalam perencanaan audit, seorang auditor dituntut untuk memahami bisnis

dan industri klien, danmemahami pengendalian intern klien.

Pelaksanaan Pengujian Audit

Tahap pelaksanaan pengujian audit ini juga disebut dengan pekerjaan lapangan. Tujuan utama

pelaksanaan pengujian audit adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas

pengendalian internklien dan kewajaran laporan keuangan klien. Dalam tahap ini, langkah awal

yang dilakukan auditor adalah membuat program audit yang digunakan untuk pengujian

pengujian pengendalian intern klien danmenilai kewajaran laporan keuangan klien. Setelah

program audit selesai dilaksanakan, auditor melakukan evaluasi dan menilai hasil dari

pelaksanaan program audit tersebut yang dituangkan dalam kertas kerja.

Tahap-tahap pelaksanaan pengujian audit dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pemeriksaan Untuk Pertama Kali (Initial Audit) Pemeriksaan pertama kali atau sering disebut

sebagai initial audit menuntut auditor untuk dapat memperoleh informasi dari kegiatan obyek

pemeriksaan. Didalam tahap ini termasuk kegiatan untuk memahami operasi obyek pemeriksaan

proses akuntansi,melaksanakan prosedur pelaksanaan analisis pendahuluan, menetapkan rencana

materialitas dan memahami pengendalian intern obyek pemeriksaan. Sebagian besar aktivitas ini

berupa mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menilai risikoatas rekening-

rekening dan tingkat kesalahan potensialnya dan untuk menyusun rencana pemeriksaan (BPKP,

1992: 21).Setelah mengumpulkan informasi mengenai seluk beluk kegiatanobyek pemeriksaan,

auditor melakukan review dan menilai sistempengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002: 136),

auditor internmerupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dankelemahan

pengendalian intern yang ditetapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan

informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern

merupakancara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yangdiberlakukan dalam

organisasi entitas.Berdasarkan review dan penilaian terhadap sistem pengendalianintern tersebut,

auditor harus menyusun rencana pemeriksaan yangdidalamnya termasuk program kerja audit

yang memadai.

Pemeriksaan Ulangan (Repeat Audit) Pemeriksaan ulangan dilakukan apabila auditor melakukan

pemeriksaan pada perusahaan yang pernah di auditnya. Pada pemeriksaan awal, auditor dapat

mempelajari Kertas Kerja Audit (KKA) permanen dan Kertas Kerja Audit (KKA) tidak

permanentahun pemeriksaan terakhir.Auditor melakukan review dan penilaian terhadap

sistempengendalian intern dan program pemeriksaan obyek yang diperiksayang telah

dipersiapkan oleh auditor sebelumnya. Berdasarkan haltersebut, auditor dapat menyusun rencana

pemeriksaan yang didalamnya termasuk program audit baru. Program audit adalahrencana

langkah kerja yang harus dilakukan selama pemeriksaan yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan sertainformasi yang ada tentang kegiatan atau program yang

diperiksa(BPKP, 1993: 31).Dari uraian kedua persiapan audit diatas, auditor wajib mereview dan

menilai keadaan sistem pengendalian intern badan usaha yangdiaudit karena sebagai dasar :1).

Untuk menentukan luasnya prosedur audit dan dalamnya pengujianyang akan dilakukan serta

penyusunan program audit.2). Untuk memberikan saran-saran perbaikan / rekomemdasi

kepadamanajemen.

Tahap-tahap review dan penilaian sistem pengendalian intern BUMN adalah sebagai berikut :1).

Pengumpulan data dan informasi.2). Penelaahan.3). Pengujian.4). Kesimpulan

Dalam pelaksanaan audit, auditor menjalankan prosedur pemeriksaansesuai dengan program

audit yang telah dibuat. Hasil dari pelaksanaanprosedur audit tersebut dituangkan dalam bentuk

Kertas Kerja Audit(KKA). KKA ini merupakan dasar dari penyusunan Laporan Hasil

Audit.Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditormengenai prosedur audit

yang ditempuhnya, pengujia yangdilaksanakannya, informasi yang diperolehnya, simpulan yang

dibuatnyasehubungan dengan auditnya (Mulyadi, 2002: 100).Kertas Kerja Audit (KKA) adalah

catatan-catatan yang dibuat dan datayang dikumpulkan pemeriksa (auditor) secara sistematis

pada saat melaksanakan tugas pemeriksaan.

Manfaat dari penyusunan kertas kerja audit:

− Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil audit.

− Merupakan alat bagi atasan untuk mereview dan mengawasipekerjaan para pelaksana

pemeriksaan.

− Merupakan alat pembuktian dari Laporan Hasil Audit

− Merupakan salah satu pedoman untuk tugas pemeriksaanberikutnya.

Syarat-syarat Kertas Kerja Audit:

− Lengkap

− Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/kalimat maupunkesalahan penyajian

informasi.

− Didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional.

− Sistematis, bersih, mudah diikuti, dan diatur rapi.

− Mempunyai tujuan yang jelas.

− Dalam setiap kertas kerja pemeriksaan mencantumkankesimpulan hasil pemeriksaan dan

komentar atau catatanreviewer (BPKP, 1993: 65)

Pelaporan Audit

Dalam tahap akhir pekerjaan audit atas laporan keuangan berupa pelaporan audit, terdapat dua

tahap penting : (1) Menyelesaikan audi tdengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik

simpulan, (2)menerbitkan laporan audit. Dari hasil tahap pelaksanaan pengujian audityang

berupa kertas kerja tersebut, auditor menarik simpulan secaramenyeluruh dan memberikan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan auditan. Proses ini sangat subyektif sifatnya, yang

sangat tergantung padapertimbangan profesional auditor.

Setiap pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menghasilkan suatulaporan tertulis dari auditor

yang ditujukan kepada manajemen objek audit. Dalam hal pemeriksaan keuangan, pada

umumnya laporan hasilaudit memuat pernyataan pendapat pemeriksa atas laporan keuangan

objek audit dengan tindakan menutup kemungkinan adanya pelaporan tanpapernyataan pendapat

seperti pemeriksaan dengan tujuan tertentu ataupemeriksaan dukungan oleh Aparat Pengawasan

Fungsional Pemerintahlainnya (BPKP, 1992: 36).

Laporan pemeriksaan merupakan dokmen atau media komunikasipemeriksa untuk

menyampaikan informasi tentang kesimpilan, temuandan rekomendasi hasil pemeriksaan kepada

pejabat yang berwenang.Pada dasarnya laporan akuntan merupakan suatu jaminan

mengenaipendapat yang diberikan oleh auditor atau akuntan. Akuntan menjamintentang

kebenaran dari pernyataan yang diberikannya. Akuntanmemberikan pendapat terhadap daftar

atau laporan keuangan yangdipersiapkan oleh manajemen obyek pemeriksaan. Ini berarti

bahwaakuntan tidak menyusun atau membuat daftar keuangan, akuntan hanyamemeriksanya

(Regar, 1993: 17-18).

Ada lima tipe pokok laporan audit yangditerbitkan oleh auditor:

- Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion Report)

- Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian tanpa bahasapenjelas

(Unqualified Opinion Report With Explanatary Language)

- laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Unqualified Opinion Report).

- Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion Report ).

- Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of Opinion

Report).

BUKTI AUDIT

Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditoruntuk mendukung

argumentasi, pendapat atau simpulan danrekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian

antara kondisidengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu

informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakansebagai bukti audit

adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehinggamampu meyakinkan pihak lain. Keandalan

bukti audit tergantung dariterpenuhinya syarat-syarat bukti audit.Ada penulis yang menyatakan

bahwa syarat-syarat bukti audit ada tiga yaitu:

Relevan (RE) bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan permasalahannya. Bukti

yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan (kondisi) tentu tidak ada gunanya karena tidak

dapat dipakai guna mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasidari

auditor. Relevansi bukti dapat dilihat dari setiap informasi. Tiap informasisekecil apapun harus

relevan dengan permasalahannya.

Contoh: Pada audit atas pengelolaan penerimaan pajak daerah oleh DinasPendapatan Daerah,

maka bukti yang relevan diantaranya adalah SuratKetetapan Pajak Daerah, Buku Kas Umum

Penerimaan Pajak Daerah, sertabukti Setoran Pajak Daerah. Sedangkan bukti yang tidak relevan

misalnyaadalah bukti-bukti pengeluaran anggaran Dinas Pendapatan Daerah,walaupun bukti-

bukti tersebut juga mengandung nilai uang.

Terkait dengan masalah pajak, Badan Pemeriksan Keuangan (BPK) dalam audit di sektor

pertambangan pada semester II-2011 menemukan kasus kurang bayar royalti dan pajak senilai

Rp 428 miliar dari lima Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKPPB) dan 60

Kuasa Pertambangan (KP).

Kompeten (KO) Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti,

caramendapatkan bukti dan kelengkapan persyaratan yuridis bukti tersebut.Dilihat dari

sumbernya, bukti tentang kepegawaian yang didapat dari bagiankepegawaian lebih kompeten

dibanding dengan bukti yang didapat daripihak lain. Bukti yang jelas sumbernya lebih kompeten

dari bukti yangdidapat dari sumber yang tidak jelas. Bukti buatan pihak luar (bukti ekstern)pada

umumnya lebih kompeten dari bukti buatan auditi (bukti intern).

Dilihatdari cara auditor mendapatkan bukti, bukti yang didapat auditor dari pihakluar auditi lebih

kompeten daripada bukti yang didapat dari auditi, bukti yangdidapat melalui pengamatan

langsung oleh auditor sendiri lebih kompetendari bukti yang didapat oleh atau melalui pihak

lain.Dilihat dari persyaratan yuridis, bukti yang ditandatangani, distempel, adatanggal, ada tanda

persetujuan dan lain-lain lebih kompeten dari bukti yangtidak memenuhi syarat hukum. Bukti

asli lebih meyakinkan daripada fotokopian. Bukti yang dilegalisasi oleh auditi lebih kompeten

daripadafotokopiannya.

Di samping itu, sistem pengendalian manajemen (SPM) juga menentukankeandalan bukti. Bukti

yang didapat dari suatu organisasi yang memiliki SPMyang baik lebih dapat diandalkan daripada

bukti-bukti yang didapat dari organisasi yang SPM-nya kurang baik. Kompeten atau tidaknya

bukti dilihatdari satu persatu bukti. Ada bukti yang kompetensinya tinggi dan ada buktiyang

kompetensinya rendah.

Contoh: Bagian keuangan SPM-nya baik, sedangkan bagian pengadaan SPM-nyalemah, maka

bukti yang bersumber dari bagian keuangan lebih meyakinkanatau lebih kompeten dibandingkan

dengan bukti dari bagian pengadaan,khususnya untuk transaksi yang mengaitkan kedua bagian

tersebut.

Cukup (CU) Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah/kuantitas dan/atau nilaikeseluruhan

bukti. Bukti yang cukup berarti dapat mewakili/ menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi

yang dipermasalahkan.

Contoh: Ada dugaan bahwa perjalanan dinas di instansi yang diaudit tahun anggaran2001 telah

dilakukan secara tidak ekonomis dan atau tidak efektif. Jumlahpenugasan perjalanan dinas 100

kali sedangkan jumlah biaya sebesar Rp.500.000.000. Auditor boleh menyimpulkan bahwa

perjalanan dinas diinstansi tersebut tidak ekonomis dan atau tidak efektif, apabila telah

mengujidalam jumlah bukti yang cukup, baik dilihat dari sisi jumlah perjalanan dinasatau dari

nilai rupiahnya. Berapa jumlah yang cukup itu, tergantung daripertimbangan yang logis dari

auditor (40%, atau 50%, atau 85%).

Material (MA) Bukti yang material adalah bukti yang mempunyai nilai yang cukup berartidan

penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Mempunyai arti tersebutharus ditinjau baik dari sisi

kuantitas maupun kualitas.

Materialitas atau keberartian tersebut dapat dilihat antara lain dari:

- Besarnya nilai uang atau yang bernilai uang besar.

- Pengaruhnya terhadap kegiatan (walaupun nilainya tidak seberapa).

- Hal yang menyangkut tujuan audit.

- Penting menurut peraturan perundang-undangan (selisih kas tidak bolehterjadi, karena itu

seandainya terdapat selisih kas, berapapun besarnyaharus dicari sebab-sebabnya).

- Keinginan pengguna laporan.

- Kegiatan yang pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum.

Syarat-syarat bukti audit relevan, kompeten, cukup dan material (rekocuma)tidak berdiri sendiri,

tetapi merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Buktiaudit agar dapat mendukung

simpulan/pendapat auditor harus mengandungunsur relevan, kompeten, cukup dan material.

Bukti yang relevan, cukup danmaterial tidak ada gunanya bila tidak kompeten. Bukti yang

kompeten tidakada gunanya bila tidak relevan. Bukti yang relevan dan kompeten tidak

adagunanya bila tidak cukup mewakili.

JENIS-JENIS BUKTI AUDIT DAN TEKNIK AUDITNYA

Bukti Pengujian Fisik

bukti yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan matakepala auditor sendiri

menyangkut harta berwujud. Pengamatanlangsung oleh auditor dilakukan dengan cara

inventarisasi fisik (dikenal pula dengan sebutan opname) dan inspeksi ke lapangan (on the spot).

Teknik Audit:

- Observasi (Pengamatan): peninjauan dan pengamatan atas suatuobjek secara hati-hati,

ilmiah dan kontinu selama kurun waktu tertentuuntuk membuktikan suatu keadaan atau

masalah.

Contoh: observasi terhadappetugas lapangan menunjukkan pegawai telah berhenti

bekerjasetelah tengah hari dan tidak terdapat pengawasan atasannya, serta observasi

terhadap pegawai bagian pemeliharaan terlambat bekerjadan pulang jauh sebelum

waktunya, cara kerjanya tidak teratur.

- Inventarisasi (Opname): pemeriksaan fisik dengan menghitungfisik barang, menilai

kondisinya (rusak berat, rusak ringan, atau baik) danmembandingkannya dengan saldo

menurut buku (administrasi),kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila

ada. Hasilopname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara (BA).

- Inspeksi: meneliti secara langsung ke tempat kejadian, yang lazimpula disebut on the spot

inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.Inspeksi sering dilakukan dengan

pendadakan dan biasanya tidak diikutidengan pembuatan suatu berita acara (BA).

Contoh: Inspeksi pelaksanaan tugas di lapangan, apakah semua pegawai hadir, Inspeksi

apakah ruang kerja rapi dan bersih.

Bukti Dokumen

Bukti dokumen pada umumnya terbuat dari kertas yangmengandung huruf, angka dan

informasi, simbol-simbol dan lain-lain.Bukti dokumen pada umumnya berbentuk lembaran-

lembaran kertas,baik berdiri sendiri maupun yang digabungkan.

Dalam menilai atau mengevaluasi bukti dokumen, auditor sebaiknyamemperhatikan

pengendalian intern sumber dokumen tersebut dan terpenuhinya persyaratan yuridis.

Contoh: hak penambangan dan reservasi tambang apakah sudah sesuai dengan syarat yuridisnya.

Teknik Audit:

- Verifikasi: pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran,ketelitian perhitungan,

kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensisuatu dokumen.

Contoh: Kesesuaian angka dengan huruf (dengan teknik cek), Ketepatan nama dan

kegunaan (dengan teknik uji).

- Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dariatas ke bawah (vertikal).

- Cross Footing: menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan totaldari kiri ke kanan

(horizontal).

- Vouching: menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumendari pencatatan menuju

kepada adanya bukti pendukung (voucher), atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur

yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.

- Trasis/Telusur: menelusuri suatu buktitransaksi/kejadian (voucher) menuju ke

penyajian/informasi dalam suatudokumen

- Scanning: penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti untuk

menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatuinformasi/data.

- Rekonsilliasi: mencocokkan dua data yang terpisah, mengenai halyang sama yang

dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda.

Contoh:

Bukti Analisis

bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan analisis atau mengolah lebih lanjut data-

data auditi dan datalain yang berkaitan dengan auditi. Dalam hal ini auditor dapat menggunakan

rumus-rumus atau yang lazim dikenal dengan nama rasio-rasio. Hasil yang diperoleh dari bukti

analisis adalah indikasi ataupetunjuk. Bukti analisis tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar

pengambilan keputusan. Bukti analisis hanya memberikan petunjukmengenai kecenderungan

suatu kejadian, sehingga untuk membuktikanterjadi atau tidaknya harus didalami dengan

perolehan jenis bukti yanglain. Yang termasuk bukti analisis adalah bukti analisis dan bukti

perhitungan.

Contoh: Dalam suatu pengeboran dengan kedalaman hanya 50m dan menggunakan mesin bor

putar (ringan) seharusnya rasio biayanya adalah $5.90/hari. Apabila bukti analisis yang diperoleh

menyatakan lain, maka perlu dicurigai.

Teknik Audit:

- Analisis Rasio dan Statistik: memecah/mengurai data/informasi ke dalam unsur-unsur

yang lebih kecil atau bagian-bagian sehingga dapat diketahui polahubungan antar unsur

atau unsur penting yang tersembunyi.

- Evaluasi: cara untuk memperoleh suatu simpulan ataupandangan/penilaian dengan

mencari pola hubungan atau denganmenghubungkan atau merakit berbagai informasi

yang telah diperoleh,baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern.

Evaluasi bisa dengan Flowchart atau Walkthrough.

- Investigasi: suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatupermasalahan melalui

penjabaran, penguraian, atau penelitian secaramendalam.

- Perbandingan: membandingkan data dari satu unit kerja dengandata dari unit kerja yang

lain, atas hal yang sama dan periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang

berbeda, kemudian ditarik kesimpulannya.

Bukti Keterangan

bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain (baikdari pihak auditi maupun pihak ketiga)

berdasarkan pertanyaan atau informasi tertentu yang diminta oleh auditor.

Contoh: Surat pernyataan dari buruh tambang (misalnya) sebagai pihak yang menerima

tunjangan khusus.

Teknik Audit:

- Konfirmasi: wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan, atau dapat dilakukan

secara tertulis dengan mengirimkan surat konfirmasi. Dalam konfirmasi, jawaban harus

diterima langsung oleh auditor.

KESIMPULAN

Audit pertambangan hamper sama dengan audit-audit lainnya, hanya saja ada beberapa regulasi

mengenai pertambangan yang harus menjadi tambahan untuk ditelusuri dan diperiksa dengan

baik.