pengertian pemposisian

12
PENGERTIAN PEMPOSISIAN Pemposisian pada saat melakukan pemeriksaan radiografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : posisi pasien dan posisi objek. Istilah Pemposisian pada pasien Posisi pasien adalah posisi pasien secara keseluruhan pada saat di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x atau pada saat dilakukan pemotretan (pengambilan gambar). Adapun posisi pasien saat melakukan pemotretan atau pengambilan gambar dalam pemeriksaan radiografi antara lain : • Up Right : posisi pasien berdiri atau searah dengan garis vertical. Gambar 3. Posisi Normal Tubuh • Recumbent : posisi pasien tidur dengan beberapa posisi - Prone : posisi pasien tidur telungkup Gambar 4. Recumbent dalam Posisi Prone - Supine : posisi pasien tidur tengadah Gambar 5. Recumbent dalam Posisi Supine - Lateral : posisi pasien tidur miring tegak lurus dengan kaset Gambar 6. Recumbent dalam Posisi Lateral • Tendelenburg : posisi pasien tidur dimana kaki lebih tinggi dari kepala. Gambar 7. Posisi pasien Tendelenburg • Powler : posisi pasien tidur dimana posisi kaki lebih rendah dari kepala. Gambar 8. posisi powler

Upload: enggainget

Post on 23-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal reading

TRANSCRIPT

PENGERTIAN PEMPOSISIANPemposisian pada saat melakukan pemeriksaan radiografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : posisi pasien dan posisi objek.

Istilah Pemposisian pada pasienPosisi pasien adalah posisi pasien secara keseluruhan pada saat di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x atau pada saat dilakukan pemotretan (pengambilan gambar). Adapun posisi pasien saat melakukan pemotretan atau pengambilan gambar dalam pemeriksaan radiografi antara lain : Up Right : posisi pasien berdiri atau searah dengan garis vertical.Gambar 3. Posisi Normal Tubuh

Recumbent : posisi pasien tidur dengan beberapa posisi- Prone : posisi pasien tidur telungkup

Gambar 4. Recumbent dalam Posisi Prone

- Supine : posisi pasien tidur tengadahGambar 5. Recumbent dalam Posisi Supine

- Lateral : posisi pasien tidur miring tegak lurus dengan kasetGambar 6. Recumbent dalam Posisi Lateral

Tendelenburg : posisi pasien tidur dimana kaki lebih tinggi dari kepala.Gambar 7. Posisi pasien Tendelenburg

Powler : posisi pasien tidur dimana posisi kaki lebih rendah dari kepala.Gambar 8. posisi powler

Litotomy : posisi pasien tidur tengadah seperti orang melahirkan.Gambar 9. posisi litotomy

Istilah Pemposisian pada Objek PemeriksaanPosisi objek adalah posisi pasien pada sebagian tubuh pada saat di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x atau pada saat dilakukan pemotretan (pengambilan gambar). Adapun posisi objek saat melakukan pemotretan atau pengambilan gambar dalam pemeriksaan radiografi antara lain :

Fleksio : gerakan melipat sendi. Ekstensio : gerakan membuka sendi. Endorotasi : gerakan memutar ke dalam. Eksorotasi : gerakan memutar ke luar. Adduksi : gerakan merapat ke tubuh. Abduksi : gerakan menjauh dari tubuh. Eversion : gerakan memutar ke luar atau lateral Inversion : gerakan memutar ke dalam atau medial Inspirasi : gerakan menarik nafas. Ekspirasi : gerakan mengeluarkan nafas.

PENGERTIAN PROYEKSIProyeksi mengacu pada arah pusat sinar central ray (CR) saat keluar dari tabung sinar x dan menembus objek hingga sampaiimagereseptor (film).

Macam-Macam Proyeksi Anteroposterio : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian belakang dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian depan menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.

Gmb. 16 Proyeksi Anteroposterior (AP)

Posterioanterior : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian depan dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian belakang dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.Gmb. 17 Proyeksi Posterioanterior (PA)

Lateral : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian lateral kiri dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian lateral kanan dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, begitu sebaliknya kalau bagian lateral kanan dari tubuh menempel pada bidang kaset maka bagian lateral kiri dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.

Gmb. 18 Proyeksi Lateral

Tangential : suatu posisi untuk mengambil gambaran pada permukaan tubuh dimana central ray pada permukaan obyek yang akan di periksa.Gmb.19Proyeksi Tangential

Axial : pengambilan gambar dengan arah sinar atau central ray membentuk sudut.Gmb. 20 Proyeksi Axial

Oblique :1. RAO (Right Anterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian anterior kanan menempel atau dekat dengan kaset.Gmb. 21 Proyeksi Right Anterior Oblique (RAO)2. LAO (Left Anterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian anterior kiri menempel atau dekat dengan kaset.Gmb. 22 Proyeksi Left Anterior Oblique (LAO)3. RPO (Right Posterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian posterior kanan menempel atau dekat dengan kasetGmb. 23. Proyeksi Right Posterior Oblique (RPO)4. LPO (Left Posterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian posterior kiri menempel atau dekat dengan kaset.Gmb. 24 Proyeksi Left Posterior Oblique (LPO)

Decubitus1. Dorsal Decubitus : pasien berbaring terlentang atau supine pada meja radiografi dengan arah sinar atau central ray horizontal terhadap lantai.

Gmb.25Dorsal Decubitus

2. Ventral Decubitus : pasien berbaring telungkup atau prone pada meja radiografi dengan arah sinar atau central ray horizontal terhadap lantai.

Gmb.26Ventral Decubitus

3. Lateral Decubitus : lateral decubitus ada dua yaitu lateral Decubitus Kiri (LLD) dimana pasien berbaring pada sisi kiri dengan sisi kanan di atas, dan Lateral Decubitus Kanan (RLD) pasien berbaring pada sisi kanan dan bagian kiri di atas. Untuk central ray atau arah sinar horizontal terhadap lantai menembus pasien dari arah anterior ke posterior.

Gmb.27Lateral Decubitus

PROYEKSI ANTERIOPOSTERIOR ( AP )Anteroposterio : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian belakang dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian depan menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.

a. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Pedis APPosisi pasien diposisikan tidur tengah (supine). Kaki difleksikan dan telapak kaki menghadap meja pemeriksaan. Posisi obyek : Telapak kaki menempel pada kaset. Kaset horizontal diatas meja pemeriksaan. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) vertikal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) terletak pada Metatarsal digiti 3.Gambar 28. Foto Pedis dengan proyeksi APKriteria gambar : Tampak gambaran AP dari ossa metatarsal, ossa phalanx, ossa tarsal

b. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada Pedis dengan proyeksi AP AxialPosisi pasien diposisikan tidur tengah (supine). Kaki difleksikan dan telapak kaki menghadap meja pemeriksaan. Posisi obyek : Telapak kaki menempel pada kaset. Kaset horizontal diatas meja pemeriksaan. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) 10 (ke arah os calcaneus), Central Point (CP) terletak pada Metatarsal digiti 3.Gambar 29. Foto Pedis dengan proyeksi AP AxialKriteria gambar : Tampak gambaran AP dari ossa metatarsal, ossa phalanx, ossa tarsal

c. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada Pedis dengan proyeksi AP Oblique Dengan Lateral RotationPasien diposisikan tidur tengadah (supine). Kaki difleksikan, telapak kaki menghadap meja pemeriksaan. Posisi obyek : Kaki diendorotasikan membentuk sudut 30 terhadap bidang kaset pada sisi lateral. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) : Vertikal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) : Metatarsal digiti 3.Gambar 30. Foto Pedis dengan proyeksi AP Oblique dengan Lateral RotationKriteria gambar tampak gambaran AP oblique pada daerah ossa phalanx, ossa metatarsal. Tampak persendian os cuneiform medial dan intermedial.

d. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada Pedis dengan proyeksi AP Oblique Dengan Medial RotationPasien diposisikan tidur tengadah (supine). Kaki difleksikan, telapak kaki menghadap meja pemeriksaan. Posisi obyek kaki diendorotasikan membentuk sudut 30 terhadap kaset pada sisi medial. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) : Vertikal / tegak lurus kaset, Central Ray (CP) : Metatarsal digiti III.Gambar.31. Foto Pedis dengan proyeksi AP Oblique dengan Medial RotationKriteria gambar : tampak gambaran AP oblique pada daerah ossa phalang, ossa metatarsal. Tampak persendian os cuboideum dan os calcaneus serta daerah persendian os cuneiform lateral.PROYEKSI POSTERIOANTERIOR ( PA )Posterioanterior : posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian depan dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian belakang dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.

a. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada Toes PAPasien diposisikan tidur telungkup (prone) dengan bagian dorsal aspect dekat dengan kaset, Posisi obyek bagian dorsal dari kaki menempel pada bidang kaset. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal / tegak lurus kaset, Central Point (CP) terletak pada Metatarsophalangeal joint digiti III.Gambar 32. Foto Toes dengan proyeksi PAKriteria Gambar : tidak ada rotasi phalanges, interphalangeal dan metatarso phalangeal, joint space terbuka, toes terpisah antara satu dan lainnya, tampak bagian distal metatarsal, soft tissue dan trabecular detail.

b. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Wrist Joint PAPasien di posisikan duduk di samping meja pemeriksaan dengan tangan di pleksikan. Posisi objek bagian anterior dari tangan dekat dengan bidang kaset.. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) terletak pada pertengahan wrist joint atau middle carpal atau pergelangan tangan..Gambar 33. Foto Wrist Joint dengan Proyeksi PAKriteria Gambaran (KG) : tampak tulang-tulang carpal dan 1/3 distal radius dan ulna.

c. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Wrist Joint PA ObliquePasien di posisikan duduk di samping meja pemeriksaan dengan tangan di pleksikan. Posisi objek bagian anterior pada sisi medial dari tangan dekat dengan bidang kaset.. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) terletak pada pertengahan wrist joint atau middle carpal atau pergelangan tangan..Gambar 34. Foto Wrist Joint dengan Proyeksi PA ObliqueKriteria gamb. : tampak tulang-tulang carpal, terutama os. Scapoid dan trapezium.

d. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Wrist Joint PA (Ulnar dan Radius Pleksi)Pasien di posisikan duduk di samping meja pemeriksaan dengan tangan di pleksikan. Posisi objek bagian anterior dari tangan dekat dengan bidang kaset dengan bagian wrist joint di pleksikan kea rah radius atau ulna. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) terletak pada pertengahan wrist joint atau middle carpal atau pergelangan tangan..Gambar 35. Foto Wrist Joint dengan proyeksi PA(Ulnar dan Radius Fleksi)Kriteria Gambar : Tampak tulang-tulang carpal dan scapoid bebas

PROYEKSI LATERALposisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position) dimana bagian lateral kiri dari tubuh menempel pada bidang kaset dan bagian lateral kanan dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, begitu sebaliknya kalau bagian lateral kanan dari tubuh menempel pada bidang kaset maka bagian lateral kiri dari tubuh menghadap datangnya arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.

a. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Wrist Joint LateralPasien di posisikan duduk di samping meja pemeriksaan dengan tangan di pleksikan. Posisi objek bagian medial dari tangan dekat dengan bidang kaset.. Focus Film Distance (FFD) : 90 100 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) terletak pada pertengahan wrist joint atau middle carpal atau pergelangan tangan.Gambar 36. Foto Wrist Joint Dengan Proyeksi LateralKriteria Gambar : tampak tulang-tulang carpal, 1/3 tulang metacarpal dan 1/3 radisu ulna.

PROYEKSI RIGHT ANTERIOR OBLIQUE ( RAO )RAO (Right Anterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian anterior kanan menempel atau dekat dengan kaset. Seperti contoh di bawah :Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada PA Oblique Kanan (RAO) Rib atau Tulang Costae.Pasien di posisikan tidur telungkup (prone) atau berdiri (erect) dengan bagian anterior kanan membentuk sudut 30O dengan bidang kaset. Posisi objek bagian anterior dextra dekat dengan kaset dan membentuk sudut dengan bidang kaset. Focus Film Distance (FFD) : 150 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal atau horisontal / tegak lurus terhadap bidang kaset , Central Point (CP) terletak pada pertengahan costae kiri pada posisi oblique.Gambar 37. RAO Position pada Rib PA ObliqueKriteria gambar : tampak tulang iga atau costae kiri depan, 1/3 costae kanan depan dan tampak diapragma kiri.

PROYEKSI LEFT ANTERIOR OBLIQUE ( LAO )LAO (Left Anterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian anterior kiri menempel atau dekat dengan kaset.contohnya seperti di bawah :Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada PA Oblique Kiri (LAO) Rib atau Tulang Costae.Pasien di posisikan tidur telungkup (prone) atau berdiri (erect) dengan bagian anterior kiri membentuk sudut 30O dengan bidang kaset. Posisi objek bagian anterior kiri dekat dengan kaset dan membentuk sudut dengan bidang kaset. Focus Film Distance (FFD) : 150 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal atau horisontal / tegak lurus terhadap bidang kaset , Central Point (CP) terletak pada pertengahan costae kanan pada posisi oblique.Gambar 38. LAO Position pada Rib PA ObliqueKriteria gambar : tampak tulang iga atau costae kanan, 1/3 costae kiri dan tampak diapragma kanan.

PROYEKSI RIGHT POSTERIOR OBLIQUE ( RPO )RPO (Right Posterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian posterior kanan menempel atau dekat dengan kaset. Seperti contoh di bawah :Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada AP Oblique Kanan (RPO) Rib atau Tulang Costae.Pasien di posisikan tidur telungkup (prone) atau berdiri (erect) dengan bagian posterior kanan membentuk sudut 30O dengan bidang kaset. Posisi objek bagian posterior dextra dekat dengan kaset dan membentuk sudut dengan bidang kaset. Focus Film Distance (FFD) : 150 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal atau horisontal / tegak lurus terhadap bidang kaset , Central Point (CP) terletak pada pertengahan costae kanan pada posisi oblique.Gambar 39. RPO Position pada Rib PA ObliqueKriteria gambar : tampak tulang iga (costae) kanan bagian belakang (dorsum), 1/3 costae kanan belakang.

PROYEKSI LEFT POSTERIOR OBLIQUE ( LPO )LPO (Left Posterior Oblique) : arah sinar tegak lurus terhadap bidang kaset dimana bagian posterior kiri menempel dengan bidang kaset. Seperti contoh di bawah :Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan pada AP Oblique Kanan (LPO) Rib atau Tulang Costae.Pasien di posisikan tidur telungkup (prone) atau berdiri (erect) dengan bagian posterior kiri membentuk sudut 30O dengan bidang kaset. Posisi objek bagian posterior kiri dekat dengan kaset dan membentuk sudut dengan bidang kaset. Focus Film Distance (FFD) : 150 cm, Central Ray (CR) adalah Vertikal atau horisontal / tegak lurus terhadap bidang kaset, Central Point (CP) terletak pada pertengahan costae kiri pada posisi oblique.Gambar 40. LPO Position pada Rib PA ObliqueKriteria gambar : tampak tulang iga (costae) kiri bagian belakang (dorsum), 1/3 costae kanan belakang.

PROYEKSI AXIALPengambilan gambar dengan arah sinar atau central ray membentuk sudut.a. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Calcaneus Axial (Plantodorsal)Pasien diposisikan tidur tengadah (supine) atau duduk diatas meja pemeriksaan dengan kaki diekstensikan. Posisi Obyek Pedis diletakkan vertikal diatas kaset horisontal. Jari-jari kaki full ekstensi dengan ditarik kain supaya tidak superposisi dengan calcaneus.Central ray (CR) 40 Cranialli. Central point (CP) : Metatarsal III.Gambar 41. Calcaneus Proyeksi axial (Plantodorsal)Kriteria gambar :Tampak gambaran axial os calcaneus terutama daerah tuberositas, sustentaculum tali dan processus trochlear.b. Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Calcaneus Axial (Dorsoplantar)Pasien diposisikan tidur telungkup (prone) diatas meja pemeriksaan. Posisi Obyek: kaki pasien diletakkan diatas tumpukan sandbag/bantal sehingga daerah plantar Os Pedis menempel pada kaset yang vertikal. Central Ray (CR) : 40 Caudally (dari arah kepala kea rah kaki), Central point (CP) : Permukaan dorsal ankle.Gambar 42. Calcaneus Proyeksi axial (Dorsoplantar)Kriteria gambar : Tampak gambaran proyeksi axial Os Calcaneus dan daerah subtalar joint.

PROYEKSI TANGENTIALSuatu posisi untuk mengambil gambaran pada permukaan tubuh dimana central ray pada permukaan obyek yang akan di periksa. Contohnya seperti di bawah ini :Proyeksi dan posisi pada pemeriksaan Patellofemoral Joint Proyeksi TangentialPasien diposisikan tidur telungkup (prone) diatas meja pemeriksaan. Posisi Obyek: kaki pasien pleksikan sehingga membentuk sudut 60 dan daerah genu di letakkan di atas kaset. FFD 90-100cm, Central Ray (CR) : 45 cephalad (dari arah kaki ke arah kepala), Central point (CP) : patellofemoral jointGambar 43. Tangential patellofemoral joint.Kriteria gambar : tampak patella, sendi patellofemoral terbuka dengan baik, kondilus pada femur

PROYEKSI DECUBITUS Lateral DecubitusLateral Decubitus : lateral decubitus ada dua yaitu lateral Decubitus Kiri (LLD) dimana pasien berbaring pada sisi kiri dengan sisi kanan di atas, dan Lateral Decubitus Kanan (RLD) pasien berbaring pada sisi kanan dan bagian kiri di atas. Untuk central ray atau arah sinar horizontal terhadap lantai menembus pasien dari arah anterior ke posterior.

Contoh pemeriksaan lateral decubitus seperti di bawah ini :Proyeksi Dan Posisi Pada Pemeriksaan Thorax Lateral DecubitusPasien diposisikan lateral diatas meja pemeriksaan. Posisi Obyek: jika Left Lateral Decubitus (LLD) pasien berbaring pada sisi kiri dan sisi kanan di atas sedangkan Right Lateral Decubitus (RLD) pasien berbaring dengan sisi kanan dan sisi kiri di atas. FFD = 150 cm, Central Ray (CR) : horizontal terhadap lantai menuju anterior chest, Central point (CP) : pertengahan dada atau chestGmb. 44 Foto thorax dengan proyeksi lateral decubitusKriteria gambar : harus kelihatan bagian thorax dan pleural effusion tampak jelas. Dorsal atau Ventral DecubitusDorsal Decubitus : pasien berbaring terlentang atau supine pada meja radiografi dengan arah sinar atau central ray horizontal terhadap lantai.Ventral Decubitus : pasien berbaring telungkup atau prone pada meja radiografi dengan arah sinar atau central ray horizontal terhadap lantai.

Di bawah akan di bahas mengenai dorsal decubitus yang merupakan kebalikan dari ventral decubitus. Contoh dorsal decubitus adalah :Proyeksi Dan Posisi Pada Pemeriksaan Thorax Dorsal DecubitusPasien diposisikan tidur terlentang (supine) diatas meja pemeriksaan. Posisi Obyek: bagian samping dari thorax berada di tengah-tengah bidang kaset dengan tangan di lipat di atas kepala. FFD= 150 cm, Central Ray (CR) : 150cm, horizontal terhadap lantai menuju bagian lateral thorax, Central point (CP) : pertengahan thorax pada sisi samping atau lateral.Gmb. 45 Foto thorax dengan proyeksi dorsal decubitusKriteria gambar : harus kelihatan bagian thorax dari samping dan pleural effusion tampak jelas.

DAFTAR PUSTAKAAnonim, Radiographic Anatomy and Positioning Terminology.Evelyn C. Pearce, (2004), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT. Gramedia, JakartaFrank Long Smith, Merrills Atlas of Radiographic Positioning and Procedures, Edition 11, volume 1, Mosby ElsevierNoer Sulistijaningsih, (1992), Sistem Radiologi Dasar Organisasi Kesehatan Dunia : Atlas Teknik Radiografi, EGC, Cetakan I, Jakarta.P.E.S. Palmer (1995), Manual of Radiographic Interpretation for General Pracftitioners, Penerbit : EGC, Cetakan IV, Jakarta.