pengertian pembakuan bahasa

6
1. PENGERTIAN PEMBAKUAN BAHASA Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia telah dan akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat. Luasnya pemakaian bahasa Indonesia dalam keanekaragaman masyarakat telah mendorong berkembangnya berbagai ragam bahasa Indonesia dewasa ini. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat penutur yang berbeda latar belakang, baik dari segi geografis maupun social menyebabkan munculnya berbagai ragam kedaerahan (ragam regional) dan sejumlah ragam social. Salah satu ragam social yang bertalian dengan pokok bahasan ini adalah ragam bahasa Indonesia yang lazim digunakan oleh kelompok yang menganggap dirinya terpelajar. Ragam ini diperoleh melalui sekolah.Karena itu raga mini disebut ragam sekolah atau ragam tinggi. Dalam kaitanya semua ini patut dicatat bahwa bahasa Melayu diikrarkan sebagai bahasa Indonesia pada 28 oktober 1928. Bisa diambil kesimpulan bahwa pembakuan bahasa adalah pengambilan keputusan untuk menggunakan salah satu bahasa dijadikan sebagai bahasa nasional atau bahasa resmi/bahasa baku. Pengertian dari bahasa baku itu sendiri adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan, biasanya digunakan dalam kalimat resmi baik lisan maupun tertulis. 2. LATAR BELAKANG PEMBAKUAN BAHASA Diawal telah diuraikan mengenai pengertian pembakuan bahasa selanjutnya mengenai proses pembakuan bahasa terjadi karena untuk keperluan komunikasi. Dalam proses pembakuan atau standarisasi itu salah satu variasi pemakaian bahasa dibakukan untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu yang variasi itu disebut baku atau bahasa standar. Namun perlu diingat, dengan adanya pembakuan atau bahasa Indonesia yang baku, bahasa Indonesia yang tidak baku tetap hidup dan berkembang sesusai dengan fungsinya dalam komunikasi. Dengan demikian, pembakuan tidak bermaksud untuk memayikan variasi-variasi bahasa tidak baku.

Upload: deefaey

Post on 21-Jan-2016

377 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Pembakuan Bahasa

1. PENGERTIAN PEMBAKUAN BAHASA

Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia telah dan akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat. Luasnya pemakaian bahasa Indonesia dalam keanekaragaman masyarakat telah mendorong berkembangnya berbagai ragam bahasa Indonesia dewasa ini. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh kelompok-kelompok masyarakat penutur yang berbeda latar belakang, baik dari segi geografis maupun social menyebabkan munculnya berbagai ragam kedaerahan (ragam regional) dan sejumlah ragam social.

Salah satu ragam social yang bertalian dengan pokok bahasan ini adalah ragam bahasa Indonesia yang lazim digunakan oleh kelompok yang menganggap dirinya terpelajar. Ragam ini diperoleh melalui sekolah.Karena itu raga mini disebut ragam sekolah atau ragam tinggi. Dalam kaitanya semua ini patut dicatat bahwa bahasa Melayu diikrarkan sebagai bahasa Indonesia pada 28 oktober 1928.

Bisa diambil kesimpulan bahwa pembakuan bahasa adalah pengambilan keputusan untuk menggunakan salah satu bahasa dijadikan sebagai bahasa nasional atau bahasa resmi/bahasa baku. Pengertian dari bahasa baku itu sendiri adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan, biasanya digunakan dalam kalimat resmi baik lisan maupun tertulis.

2. LATAR BELAKANG PEMBAKUAN BAHASA

Diawal telah diuraikan mengenai pengertian pembakuan bahasa selanjutnya mengenai proses pembakuan bahasa terjadi karena untuk keperluan komunikasi. Dalam proses pembakuan atau standarisasi itu salah satu variasi pemakaian bahasa dibakukan untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu yang variasi itu disebut baku atau bahasa standar. Namun perlu diingat, dengan adanya pembakuan atau bahasa Indonesia yang baku, bahasa Indonesia yang tidak baku tetap hidup dan berkembang sesusai dengan fungsinya dalam komunikasi. Dengan demikian, pembakuan tidak bermaksud untuk memayikan variasi-variasi bahasa tidak baku.

3. DASAR-DASAR PEMBAKUAN BAHASA INDONESIA

Sehubungandenganhalterebut di atas, M.F. Baradjamengemukakanlimadasar yang dapatdipertimbangkanuntukmelakukanpembakuanbahasa Indonesia, yaitu(Suhendadan Supinah,1997:120)1. Otoritas2. Bahasapenulisterkenal3. Demokrasi4. Logika5. Bahasa orang-orang yang dianggapterkenalolehmasyarakat.

Page 2: Pengertian Pembakuan Bahasa

6. TUJUAN PEMBAKUAN

Tujuan pembakuan bahasa Indonesia adalah agar tercapai pemakaian bahasa yang cermat, tepat, danefisien dalam komunikasinya: dalam hubungan ini perlu ditetapkan kaidah yang berupa aturan dan pegangan yang tepat di bidang ejaan, kosa kata, tata bahasa, dan peristilahan.

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas, sudah dapat dipahami bahwa usaha pembakuan bahasa bertujuan untuk mewujudkan bahasa yang dalam pemakaiannya bersifat cermat, tepat, danefisien. Bahasa yang akan dicapai oleh usaha pembakuan ialah, “bahasa baku” atau “bahasa standar”.

Proses pembakuan bahasa diadakan karena keperluan komunikasi. Dalam proses ini salah satu variasi yang diangkat untuk mendukung fungsi-fungsi tertentu dan variasi itu disebut bahasa baku atau bahasa standar. Variasi lain yang disebut nonbaku atau non standar tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya. Pembakuan bahasa tidak dimaksudkan untuk mematikan variasi non baku. Pembakuan bahasa tidak berarti uniformisasi bahasa.

7. FUNGSI PEMBAKUAN BAHASA

Fungsi pembakuan bahasa.Pembakuan bahasa mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut:1. Efisiensi dan efektivitas komunikasiDengan adanya bahasa baku, komunikasi dengan menggunakan bahasa akan lebih lancar, lebih efisien dan efektif. Kesatuan dan kesamaan aturan bahasa maupun konsep-konsepnya memudahkan untuk saling memahami di antara angota masyarakat pemakai bahasa.2. Integrasi masyarakat atau kebudayaanPerbedaan kebudayaan selalu sejalan dengan perbedaan konsep dan kata, sehingga saling terja dibahwa kata yang ada dalam suatu bahasa tidak terdapat dalam bahasa lain. Dilihat dari integrasi dalam suatu masyarakat, pembakuan konsep dan kata maupun kesamaan aturan bahasa adalah syarat mutlak.3. Pembinaan bahasa nasionalVariasi bahasa yang bukan baku sangat beragam, bergantung kepada pemakai bahasa dan berbagai variasi bahasa yang hidup dalam masyarakat. Biasanya bahasa baku mengatasi keanekara gaman variasi-variasi bahasa yang lain. Bahasa baku merupakan pedoman dan pangkal bagi variasi bahasa yang lain.

9. PENEGERTIAN BAHASA BAKU

Bahasa baku adalah salah satu variasi bahasa dari sekian banyak variasi, yang diangkat dan disepakati sebagai ragam bahasa yang akan dijadikan tolak ukur sebagai bahasa yang “baik dan benar” dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan maupun tulisan.

Page 3: Pengertian Pembakuan Bahasa

10. SIKAP BAHASA BAKU

Sikap bahasa (positif atau negatif) merupakan peristiwa kejiwaan yang dapat diamati melalui perilaku.Sikap dan perilaku berhubungan secara timbale balik.Menyenangi dan memiliki rasa bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa Indonesia, serta terus berupaya mempertahankan dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhannya menunjukkan sikap positif kita. Sebaliknya, kurang menyukai, kurang peduli, dan tidak bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa Indonesia menunjukkan sikap negatif.Sikap positif dapat ditumbuh kembangkan melalui kebiasaan. Membiasakan diri untuk lebih menguasai dan lebih terampil berbahasa Indonesia dapat menumbuh kembangkan sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia. Mengetahui konsep bahasa yang baik dan benar menjadi syarat untuk dapat berperilaku bahasa secara baik dan benar yang pada gilirannya dapat menumbuhkan sikap bahasa yang positif.

11. CIRI SETRUKTUR BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia bakuditandaiolehhal-halsebagaiberikut:1. Pemakaianawalan me- danawalanber- secaraekpilisitdankonsisten. Misalnya:Bahasabaku- Banjirmenyerang kampong yang banyakpenduduknyaituBahasabukanbaku- Banjirserang kampong yang banyakpenduduknyaitu.2. Pemakaianpolafraseuntukperedikat: aspek+pelaku+katakerjasecarakonsisten. Misalnya:Bahasabaku- Suratandasudahsayaterima.- Acaraberikutnyaakan kami putarkanlagu-laguperjuangan.Bahasabukanbaku- Suratandasayasudahterima.- Acaraberikutnya kami akanputarkanlagu-laguperjuangan.4. Pemakaiankonstruksisintensis. Misalnya:Bahasabakubahasabukanbaku- anaknya - diapunyaanak- membersihkan – bikinbersih- memberitahukan - kasihtahu- mereka - dia orang5. Menghindaripemakaianunsurgramatikaldialek regional atau unsure gramatikalbahasadaerah. Misalnya:Bahasabaku- diamengontrakrumah di Kebayoran lama- Mobil pamansayabaruBahasabukanbaku- Diangontrakrumah di Kebayoran lama.- Pamansayamobilnyabaru.

Page 4: Pengertian Pembakuan Bahasa

12. FUNGSI BAHASA BAKU

Selain berfungsi sebagai bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi, bahasa baku mempunyai fungsi lain. Gravin dan Mathint (Chaer : 252) menjelaskan bahwa bahasa baku bersifat social politik, yaitu fungsi pemersatu, fungsi pemisah, fungsi harga diri, dan fungsi kerangka acuan.Alwi, dkk. (1998:14-20) menjelaskan bahwa bahasa baku mendukung empat fungsi, tiga di antaranya bersifat pelambang atau simbolik, sedangkan yang satu lagi bersifat objektif. Fungsi – fungsi tersebut adalah (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi pemberi kekhasan, (3) fungsi pembawa kewibawaan, dan (4) fungsi sebagai kerangka acuan.Kridalaksana (1975) mencatat empat fungsi bahasa yang menuntut penggunaan ragam baku, yaitu (1) komunikasi resmi, (2) wacana teknis, (3) pembicaraan di depan umum, dan (4) pembicaraan dengan orang yang dihormati. Dari empat fungsi bahasa yang menuntut ragam baku itu, hanya dua yang terakhir yang langsung berkaitan dengan komunikasi verbal secara lisan. Dengan kata lain, lafal baku perlu digunakan dalam pembicaraan di depan umum, seperi kuliah, ceramah, khotbah, pidato, dsb. Atau dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati seperti pembicaraan dengan atasan, dengan guru, dengan orang yang baru dikenal dsb.Di atas telah kita lihat bahwa ragam bahasa baku dianggap sebagai ragam bahasa yang baik yang cocok untuk keperluan komunikasi verbal yang penting, yang menjadi tolok untuk pemakaian bahasa yang benar, dan yang bergengsi serta berwibawa. Dalam hubungan dengan fungsisosial bahasa baku itu, Moeliono (1975) mencatat empat fungsi pokok, yaitu(1) fungsi pemersatu,(2) fungsi penanda kepribadian,(3) fungsi penanda wibawa, dan(4) fungsi sebagai kerangka acuan.Dengan demikian, lafal baku–sebagai perwuju dan bahasa baku secara fonetis–mempunyai fungsi social sebagai(1) pemersatu,(2) penanda kepribadian,(3) penanda wibawa, dan(4) sebagai kerangka acuan.