pengertian ifrs.docx
TRANSCRIPT
PENGERTIAN IFRS
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional
Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar
Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar
akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan
(Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)
SEJARAH IFRS
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial Accounting
Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama
dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa
menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan
Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah
anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya,
pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter
Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia
melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan
konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan
standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi
pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan
IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah
itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun
standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada
dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan
laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau
perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki
partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak
ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar
yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut
sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan.
STRUKTUR IFRS
International Financial Reporting Standards mencakup:
* International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun
2001
* International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
* Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
* Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum
tahun 2001 (www.wikipedia.org)
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama
berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.
Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu
harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan
nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan
maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat
dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen
laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang
terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini
digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan
(Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan (Chariri, 2009).
KERANGKA KERJA
Kerangka kerja gunan Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan menyampaikan prinsip-
prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan
perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework
project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep yang telah ada guna
menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah
timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk.
Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa
mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional.
Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara
bersama.
PERANAN KERANGKA KERJA
Deloitte menyatakan:
In the absence of a Standard or an Interpretation that specifically applies to a transaction,
management must use its judgement in developing and applying an accounting policy that
results in information that is relevant and reliable. In making that judgement, IAS 8.11
requires management to consider the definitions, recognition criteria, and measurement
concepts for assets, liabilities, income, and expenses in the Framework. This elevation of the
importance of the Framework was added in the 2003 revisions to IAS 8.
OBJEKTIF LAPORAN KEUANGAN
Sebuah laporan keuangan harus menggambarkan pandangan benar dan adil atas usaha sebuah
organisasi. Oleh karena laporan-laporan ini digunakan oleh berbagai pihak, laporan tersebut
harus menggambarkan pandangan sebenarnya akan keadaan keuangan sebuah organisasi.
Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting
Standard Boards - IASB melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional
khususnya International Financial Reporting Standards – IFRS yang dibuat oleh IASB dan
Financial Accounting Standard Boards (Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika
Serikat).
TUJUAN IFRS
adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi
berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
RUANG LINGKUP STANDAR:
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya
melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya
berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu )
menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.
SUSUNAN IFRS
meliputi :
1.Penyajian laporan keuangan
2.Pengakuan pendapatan
3.Biaya penggajian
4.Biaya pinjaman
5.Pajak penghasilan
6.Investasi pada perusahaan asosiasi
7.Persediaan
8.Aktiva tetap
9.Aktiva tidak berwujud
10.Sewa
11.Pensiun
12.Penggabungan usaha
13.Kurs valuta asing
14.Operasi segmen
15.Kejadian setelah tanggal neraca
Mengapa IFRS diperlukan? Jawabannya karena sebagian besar pelaku di bidang
perekonomian dunia setuju akan perlunya satu set standar akuntansi internasional. Beberapa
alasan mengapa sebagian besar setuju sebagai berikut :
Multinasional Corporation.
Saat ini perusahaan perusahaan raksasa melihat seluruh bagian dari dunia ini adalah pasar
mereka. Mulai dari kota kota besar, hingga pelosok pedalaman di India sana adalah potensi
pasar buat mereka. Merk merk terkenal seperti,Coca cola, Intel dan McDonald, bahkan
sabun Lifebuoy dan produksi Unilever lainnya menghasilkan lebih dari 50% penjualan
mereka diluar negara asalnya yaitu Amerika. Demikian juga sebaliknya perusahaan
perusahaan luar Amerika seperti produsen otomotif Jepang, produksi barang kebutuhan
sehari hari dari China menemukan pasar terbesar mereka adalah Amerika.
Merger dan Akuisisi.
Merger antara perusahaan internasional saat ini sudah sering terjadi dan menjadi raksasa
seperti merger antara produsen mobil Daimler dan Chrysler menjadi Daimler Chrysler.
Produsen volvo dibeli perusahaan otomotif dari china. Merger tidak hanya terjadi antar
perusahaan satu negara namun juga antar perusahaan yang berbeda negara. Bahkan
diperkirakan dimasa depan akan lebih banyak lagi merger dan akuisisi yang akan terjadi.
Information Technology.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, semakin menghilangkan jarak diantara kita.
Hambatan hambatan komunikasi semakin hilang dengan kemajuan teknologi. Perusahaan
dan individual di berbagai negara juga semakin nyaman membeli dan menjual barang dan
jasa antara mereka. Dengan teknologi proses transaksi dan komunikasi semakin mudah
dilakukan. Kemudian secara biaya pun dengan IT menjadi semakin efisien.
Pasar Uang.
Pasar uang adalah salah satu pasar internasional yang paling penting saat ini. Perdagangan
dan pertukaran, apakah itu mata uang, sekuritas modal, obligasi, dan derivative sangat
aktif dtransaksikan diseluruh dunia.Untuk itu informasi keuangan yang relevan dan andal
harus tersedia agar tercipta pasar uang yang dapat dipercaya. Untuk beberapa alasan diatas
standar pelaporan international diperlukan. Karena bagaimanapun juga akuntansi adalah
bahasa dalam bisnis, maka dengan kesamaan bahasa, bisnis akan dimudahkan. Hasilnya
tingkat kepercayaan juga akan meningkat
PRODUK IFRS
IFRS statements yang masih berlaku:
1. IFRS 1 First time Adoption of International Financial Reporting Standards
2. IFRS 2 Share-based Payment
3. IFRS 3 Business Combinations
4. IFRS 4 Insurance Contracts
5. IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
6. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
7. IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures
8. IFRS 8 Operating Segments
9. IFRS 1: Presentation of Financial Statements
10. IFRS 2: Inventories
11. IFRS 7: Cash Flow Statements
12. IFRS 8: Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
13. IFRS 10: Events After the Balance Sheet Date
14. IFRS 11: Construction Contracts
15. IFRS 12: Income Taxes
16. IFRS 14: Segment Reporting (superseded by IFRS 8 on January 1, 2008)
17. IFRS 16: Property, Plant and Equipment
18. IFRS 17: Leases
19. IFRS 18: Revenue
20. IFRS 19: Employee Benefits
21. IFRS 20: Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
22. IAS 21: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
23. IAS 23: Borrowing Costs
24. IAS 24: Related Party Disclosures
25. IAS 26: Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans
26. IAS 27: Consolidated Financial Statements
27. IAS 28: Investments in Associates
28. IAS 29: Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
29. IAS 31: Interests in Joint Ventures
30. IAS 32: Financial Instruments: Presentation (Financial instruments disclosures are in
IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures, and no longer in IAS 32)
31. IAS 33: Earnings Per Share
32. IAS 34: Interim Financial Reporting
33. IAS 36: Impairment of Assets
34. IAS 37: Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
35. IAS 38: Intangible Assets (summary)
36. IAS 39: Financial Instruments: Recognition and Measurement
37. IAS 40: Investment Property
38. IAS 41: Agriculture
.
Konvergensi IFRS
Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti. Dengan mengadopsi
penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Sebelum membahas lebih lanjut
proses konvergensi IFRS penulis akan memberi gambaran perbandingan antara IFRS dan
PSAK menurut IAI.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara IFRS dengan PSAK, oleh karena
itu dilakukan konvergensi antara PSAk dengan IFRS.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang
strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa
melalui tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju.
Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Di indonesia PSAK akan dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS melalui tiga tahapan,
yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Roadmap konvergensi
IFRS dapat dilihat sebagai berikut :
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh IFRS ke
PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Untuk perkembangan
konvergensi IFRS selama tahun 2009-2010 adalah sebagai berikut :
Jumlah PSAK yang telah disahkan dari Juni 2009‐Juni 2010 berjumlah 15 buah,
semuanya berlaku 2011 kecuali PSAK 10 berlaku 2012 namun penerapan dini
diijinkan
Bila asumsi ED PSAK 3 dan ED ISAK 17 disahkah dalam waktu dekat, maka jumlah
PSAK yang akan berlaku efektif 2012 adalah 15 buah dan ISAK 7 buah.
Jumlah PSAK yang belum disahkan dan akan berlaku 2012 sampai dengan Juni 2010
dan ISAK adalah 5 buah
Jumlah PSAK yang masih Non Comparable dengan IFRS adalah 8 buah
Jumlah PSAK yang telah dicabut dgn PPSAK dan pencabutan berlaku sejak 2010
adalah 9 PSAK dan 1 Interpretasi . Beberapa PSAK juga telah dicabut dgn bersamaan
dgn berlakunya PSAK baru sehingga total PSAK yang dicabut adalah 16 PSAK.
PSAK disahkan 23 Desember 2009
1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
3. PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri
4. PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi
5. PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
6. PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi
7. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
8. PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
9. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
10. PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:
1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
2. ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas
Serupa
3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:
1. PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi
Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan
Tol
2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak
Piutang
3. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang
bermasalah
4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42:
Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55
(1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:
1. PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud
2. PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web
3. PSAK 23 (2010): Pendapatan
4. PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi
5. PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
6. PSAK 10 (2010): Transaksi Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010
7. ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010
1. ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja
2. ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya
3. ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)
4. ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya.
5. ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim
6. ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010
1. ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
2. ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian
3. ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
4. ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham
Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010
1. ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan
2. ED PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
3. ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
4. ED ISAK 18: Bantuan Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas
Operasi
5. ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Sahamnya
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi juga ada kendala-
kendala yang dihadapi, diantaranya:
1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.