pengertian bea materai

5
1. A. Pengertian Bea Materai Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan. Bea Materai adalah pajak tidak langsung yang dipungut secara insidentil (sekali pungut) atas dokumen yang disebut oleh Undang-Undang Bea Materai yang digunakan masyarakat dalam lalu lintas hukum sehingga dokumen tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti dimuka pengadilan. B. Materai dilakukan atas; - Dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai namun akan digunakan sebagai alat pembuktian dimuka pengadilan. - Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya. - Dokumen yang dibuat diluar negeri yang akan digunakan di Indonesia. Contohnya yaitu : penggunaan materai Rp. 6000 pada jual beli rumah antara dua pihak. C. DOKUMEN YANG TIDAK DIKENAKAN BEA METERAI Menurut pasal 4 PP No.24/2000, dokumen yang tidak dikenakan Bea Meterai adalah: 1. Dokumen yang berupa: (i) Surat Penyimpanan Barang; (ii) Konosemen;

Upload: shelly-yankcan

Post on 25-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1. A. Pengertian Bea Materai

Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan.

Bea Materai adalah pajak tidak langsung yang dipungut secara insidentil (sekali pungut) atas dokumen yang disebut oleh Undang-Undang Bea Materai yang digunakan masyarakat dalam lalu lintas hukum sehingga dokumen tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti dimuka pengadilan.

B. Materai dilakukan atas;

Dokumen yang semula tidak terutang Bea Meterai namun akan digunakan sebagai alat pembuktian dimuka pengadilan.

Dokumen yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya.

Dokumen yang dibuat diluar negeri yang akan digunakan di Indonesia.

Contohnya yaitu : penggunaan materai Rp. 6000 pada jual beli rumah antara dua pihak.

C. DOKUMEN YANG TIDAK DIKENAKAN BEA METERAI

Menurut pasal 4 PPNo.24/2000, dokumen yang tidak dikenakan Bea Meterai adalah:

1. Dokumen yang berupa:

(i) Surat Penyimpanan Barang;

(ii) Konosemen;

(iii) Surat Angkutan Penumpang dan Barang;

(iv) Keterangan Pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir (i), (ii) dan (iii);

(v) Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;

(vi) Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;

(vii) Surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat seba- gaimana dimaksud dalam butir (i) sampai (vi).

1. Segala bentuk Ijazah.

2. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjungan dan pembayar-an lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu;

3. Tanda bukti penerimaan uang negara dari kas Negara, kas pemerintah Daerah dan Bank;

4. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu dari kas negara, kas pemerintah daerah dan Bank;

5. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;

6. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh Bank, Koperasi dan badan-badan lainnya yang bergerak dibidang tersebut.

7. Surat gadai yang diberikan oleh perusahaan Jawatan Pegadaian.

8. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Dokumen-dikumen diatas tidak dikenakan bea materai karena dokumen diatas bersifat pribadi, tidak ada hubungan antara dua orang dan tidak untuk dibuktikan di depan pengadilan karena tidak ada perjanjian. Jadi dokumen-dokumen diatas tidak dikenakan bea materai.

D. Pengadaan Materai

Berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai, dokumen yang dikenakan Bea Meterai adalah:

a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;

b. akta-akta notaris termasuk salinannya;

c. akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya;

d. surat yang yang memuat jumlah uang lebih dari Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) :

yang menyebutkan penerimaan uang;

yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalamrekening di bank;

yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;

yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan;

e.surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek yang harga nominalnya lebih

dari Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah);

f.efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang harga nominalnyalebih dari

Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

E. Manfaat Materai

BerdasarkanPasal 1 ayat (1)UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai(UU 13/1985), fungsi atau hakikat utama Bea Meterai adalah pajak dokumen yang dibebankan oleh negara untuk dokumen-dokumen tertentu. Surat pernyataan atau perjanjian yang tidak dibubuhkan meterai tidak membuat pernyataan atau perjanjian tersebut menjadi tidak sah.

Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1985 dalam bagian menimbang huruf (a), secara implisit bisa kita lihat bahwa tujuan dari penggunaan materai adalah untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional.

F. Tarif dan Pengenaan Bea Materai

1. Tarif Bea Materai Rp. 6000 dikenakan atas dokumen :

a. Surat-surat perjanjian (surat kuasa dan surat hibah, surat pernyataan) dibuat untuk alat pembuktian.

b. Akta-akta notaris termasuk salinan.

c. Akta-akta yang dibuat Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkapnya.

d. Surat yang memuat uang lebih dari Rp. 1.000.000.

e. Surat-surat berharga seperti wesel, promes, askep yang lebih dari Rp. 1.000.000.

f. Efek dengan dan dalam atas bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp. 1.000.000.

g. Dokumen-dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan.

2. Tarif Bea Materai Rp. 3000 dikenakan atas dokumen :

a. Surat yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 250.000 kurang dari Rp. 100.000.

b. Surat berharga seperti wesel, promes, askep, yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 250.000 kurang dari Rp. 100.000.

c. Efek yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 250.000 kurang dari Rp. 100.000.

d. Cek dan bilyert giro dengan harga nominal berapa pun.