makalah bea materai ilmu administrasi brawijaya

21
MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN “BEA MATERAI“ Dosen Pengampu : Rosalita Rachma Agusti, SE, MSA, AK Disusun Oleh : Kelompok 3 Ulva Novita Sari (145030400111012) Yolanda Putri Zona (145030401111004) Alifah Suci F (145030401111037) Wiwit Wijayanti (145030407111005) Silvia Yanuar (145030407111034) Syane Novenia G. (145030407111036) Monica Shintia Dewi (145030407111037) Administrasi Perpajakan C Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Upload: monicagiov23

Post on 15-Sep-2015

300 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah pajak bumi dan bangunan semester 1 ilmu administrasi perpajakan universitas brawijaya

TRANSCRIPT

MAKALAH PAJAK BUMI DAN BANGUNANBEA MATERAI

Dosen Pengampu :Rosalita Rachma Agusti, SE, MSA, AKDisusun Oleh : Kelompok 3Ulva Novita Sari(145030400111012)Yolanda Putri Zona(145030401111004)Alifah Suci F(145030401111037)Wiwit Wijayanti(145030407111005)Silvia Yanuar(145030407111034)Syane Novenia G.(145030407111036)Monica Shintia Dewi(145030407111037)Administrasi Perpajakan CFakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya Malang2014/2015KATA PENGANTARPuji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Bea Materai.Adapun maksud penyusunan makalah tidak lain adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Selain itu makalah ini juga disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Bea Materai yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi.Harapan kami semoga makalah ini memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kedepannya dapat lebih baik.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama Ibu Rosalita Rachma Agusti, SE, MSA, AK selaku dosen Mata Kuliah Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Fakultas Ilmu Administrasi Prodi Perpajakan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.Malang, 27 April 2015

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahUndang-undang Nomor 13 Tahun 1985 menetapkan pajak atas dokumen yang disebut Bea Meterai. Pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perubahan Tarif Bea Materai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang dikenakan Bea Materai.Sebelum diundangkan UU No 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai, pengenaan Bea Meterai diatur dalam Aturan Bea Meterai 1921 (Zegelverordening 1921) (staatsblad Tahun 1921 Nomor 498) sebagaimana telah beberapa kali telah diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Prp Tahun 1956 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 121), yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang No 7 Tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 38), yakni ditetapkan menurut luas kertas dan Bea Meterai sebanding.Selanjutnya untuk kesederhanaan dan kemudahan pemenuhan Bea Meterai, pelunasannya cukup dilakukan dengan menggunakan meterai tempel dan kertas meterai dengan tarif tetap, sehingga masyarakat tidak perlu lagi datang ke Kantor Direktorat Pajak untuk memperoleh Surat Kuasa Untuk Menyetor (SKUM). Pengenaan Bea Meterai hanya sebatas untuk dokumen-dokumen tertentu yang digunakan masyarakat dalam lalu lintas hukum.1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Bea Materai?1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Subjek dan Objek Bea Materai?1.2.3 Bagaimana cara Pelunasan Bea Materai?1.2.4 Bagaimana Penetapan Tarif Bea Materai?1.2.5 Bagaimana Saat Terutang dan Daluarsa Bea Materai?1.2.6 Apakah Sanksi yang dikenakan pada Bea Materai?

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bea Materai1.3.2 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Subjek dan Objek Bea Materai1.3.3 Mengetahui bagaimana cara Pelunasan Bea Materai1.3.4 Mengetahui bagaimana Penetapan Tarif Bea Materai.1.3.5 Mengetahui bagaimana Saat Terutang dan Daluarsa Bea Materai.1.3.6 Mengetahui Sanksi yang dikenakan pada bea materai

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Bea Materai2.1.1 Pengertian Bea MateraiBea Meterai merupakan pajak yang dikenakan terhadap dokumen yang menurut Undang-undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai. Atas setiap dokumen yang menjadi objek Bea Meterai harus sudah dibubuhi benda meterai atau pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan cara lain sebelum dokumen itu digunakan.2.1.2 Dasar Hukum Bea Materaia. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meteraib. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal Yang Dikenakan Bea Meterai.c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2005 Tentang Bentuk, Ukuran, Warna, Dan Desain Meterai Tempel Tahun 2005d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 133b/KMK.04/2000 tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Cara Lain.e. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122b/PJ./2000 tentang Tatacara Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan Tanda Bea Meterai Lunas dengan Mesin Teraan.f. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122c/PJ./2000 tentang Tatacara Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan Tanda Bea Meterai dengan Teknologi Percetakan.g. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-122d/PJ./2000 tentang Tatacara Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan Tanda Bea Meterai dengan Sistem Komputerisasi.h. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 476/KMK.03/2002 tentang Pelunasan Bea Meterai dengan Cara Pemeteraian Kemudian.i. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-02/PJ./2003 tentang Tatacara Pemeteraian Kemudian.j. Surat Edaran Nomor 29/PJ.5/2000 tentang Dokumen Perbankan yang dikenakan Bea Meterai.

2.1.3 Karakteristik Bea Materaia. Bea meterai tidak diperlukan nomor identitas baik untuk wajib pajak maupun obyek pajak.b. Pembayaran bea meterai terjadi terlebih dahulu daripada saat terutang.c. Waktu pembayaran dapat dilakukan secara isidentil dan tidak terikat waktu.

2.1.4 Jenis-jenis Bea Materaia. Materai tempelb. Kertas materaic. Materai dengan mesin teraand. Materai dengan teknologi percetakane. Materai dengan sistem komputerisasi.

2.2 Subjek dan Objek Bea Materai2.2.1 Subjek Bea MateraiSubjek Bea Materai adalah pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen, kecuali pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain.2.2.2 Objek Bea MateraiDokumen yang dikenakan Bea Materai berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai adalah dokumen yang berbentuk:a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya(Surat Kuasa, Surat Hibah, Surat Pernyataan)yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.b. Akta-akta Notaris termasuk salinannya.c. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap-rangkapnya.d. Surat yang memuat jumlah uang.e. Surat berharga seperti wesel, promes (surat sanggup membayar), dan aksep (penandatangan wesel untuk menyatakan setuju membayar utang).f. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian dimuka Pengadilan.

2.2.3 Bukan Objek Bea MateraiBea Meterai tidak dikenakan atas:a. Dokumen yang berupa Surat penyimpanan barang, Konosemen (surat muatan kapal; surat keterangan (pengantar) barang yang diangkut dengan kapal), Surat angkutan penumpang dan barang, Bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang, Surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim.b. Segala bentuk ijazah.c. Tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran itu.d. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank.e. Kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan f. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi.g. Dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank, koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak dibidang tersebut.h. Surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian.i. Tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

2.3 Pelunasan Bea Materai2.3.1 Materai Tempela. Meterai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas dokumen yang dikenakan Bea Meterai.b. Meterai tempel direkatkan di tempat dimana Tanda tangan akan dibubuhkan.c. Pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan tinta atau yang sejenis dengan itu, sehingga sebagian tanda tangan ada diatas kertas dan sebagian lagi di atas meterai tempel.d. Jika digunakan lebih dari satu meterai tempel, tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di atas semua meterai tempel dan sebagian di atas kertas.2.3.2 Kertas Materaia. Jika isi dokumen yang dikenakan Bea Meterai terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di atas kertas meterai yang digunakan, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan kertas tidak bermeterai.b. Membubuhkan tanda tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan tinta atau yang sejenis dengan itu diatas kertas Meterai.c. Kertas meterai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi. Apabila ketentuan diatas tidak dipenuhi, dokumen yang bersangkutan dianggap tidak bermeterai.Pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas dengan mesin teraan meterai hanya diperkenankan kepada penerbit dokumen yang melakukan pemeteraian dengan jumlah rata-rata setiap hari minimal sebanyak 50 dokumen.2.3.3 Syarat Pelunasan Bea Meterai dengan Menggunakan Mesin Teraan Meteraia. Penerbit dokumen yang akan melakukan pelunasan Bea Meterai dengan membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas dengan mesin teraan meterai harus mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat.b. Mencantumkan jenis/merk dan tahun pembuatan mesin teraan meterai yang akan digunakan.c. Melampirkan surat pernyataan tentang jumlah ratarata dokumen yang harus dilunasi Bea Meterai setiap hari.d. Harus melakukan penyetoran Bea Meterai di muka minimal sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta Rupiah) dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (F.2.0.32.01) Ke Kas Negara melalui Bank Presepsi.2.3.4 Kewajiban Penerbit Dokumen yang Mendapatkan Ijin Penggunaan Mesin Teraan Meteraia. Menyampaikan laporan bulanan penggunaan mesin teraan meterai kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lambat tanggal 15 setiap bulan.b. Menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lambat satu bulan setelah mesin teraan meterai tidak dipergunakan lagi atau terjadi perubahan alamat/tempat kedudukan pemilik/pemegang ijin penggunaan mesin teraan meterai.c. Ijin penggunaan mesin teraan meterai berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkannya, dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.d. Bea Meterai yang belum dipergunakan karena mesin teraan meterai rusak atau tidak dipergunakan lagi, dapat dialihkan untuk pengisian deposit mesin teraan meterai lain atau pencetakan tanda Bea Meterai Lunas dengan teknologi percetakan ataupun dengan sistem komputerisasi.e. Penerbit dokumen yang akan melakukan pengalihan Bea Meterai sebagaimana dimaksud diatas harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat dengan mencantumkan alasan dan jumlah Bea Meterai yang akan dialihkan.2.3.5 Lain-laina. Penggunaan mesin teraan meterai tanpa ijin tertulis dari Direktur Jenderal Pajak dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 14 Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai.b. Bea Meterai kurang bayar yang disebabkan oleh kelebihan pemakaian dari deposit yang disetor dikenakan sanksi denda administrasi sebesar 200 % dari Bea Meterai kurang bayar, dan pencabutan ijin penggunaan mesin teraan meterai.c. Penggunaan mesin teraan meterai yang melewati masa berlakunya ijin yang diberikan, dikenakan sanksi pencabutan ijin.d. Penyampaian laporan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak setempat yang melewati batas waktu yang telah ditentukan dikenakan sanksi pencabutan ijin.

2.4 Penetapan Tarif Bea Materai2.4.1 Tarif Bea Materai Rp. 6000 untuk dokumen :a. Suratperjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.b. Akta-akta notaries termasuk salinannya.c. Suratberharga sepertiwesel, promes, cek.d. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan, yaitu surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan, dan surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Materai berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, selain dari maksud semula.2.4.2 Untuk dokumen huruf d dan e pada Pasal 2 UU No 13 Tahun 1985 dikenakan:a. Nominal sampi Rp. 250.000 Tidak dikenakan Bea Materaib. Nominal antara Rp. 250.000 sampai Rp. 1000.000 dikenakan Bea Materai Rp. 3000c. Nominal di atas Rp. 1000.000 dikenakan Bea Materai Rp. 60002.4.3 Cek dan Bilyet giro dikenakan Bea Materai dengan tariff sebesar Rp. 3000 tanpa batas pengenaan besarnya harga nominal (Pasal 3 PP 24 Tahun 2000).2.4.4 Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp. 1000.000 dikenakan Bea Materai Rp. 6000.2.4.5 Sekumpulan efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang tercantum dalamsuratkolektif yang mempunyai jumlah harga nominal sampai dengan Rp. 1000.000 dikenakan Bea Materai Rp. 3000, sedangkan yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 1000.000 dikenakan Bea Materai dengan tariff sebesar Rp.6000.

2.5 Saat Terutang dan Daluarsa Bea Materai2.5.1 Saat Terutang Bea Materai Dalam UU No. 13 Tahun 1985 Pasal (5) Saat terhutang Bea Meterai ditentukan dalam hal :a. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen itu diserahkan Saat terutang Bea Meterai atas dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen itu diserahkan dan diterima oleh pihak untuk siapa dokumen itu dibuat, bukan pada saat ditandatangani, misalnya kuintansi, cek, dan sebagainya.b. Dokumen yang dibuat oleh lebih dari salah satu pihak, adalah pada saat selesainya dokumen itu dibuat.Saat terhutang Bea Meterai atas dokumen yang dibuat oleh lebih dari salah satu pihak, adalah pada saat dokumen itu telah selesai dibuat, yang ditutup dengan pembubuhan tanda tangan dari yang bersangkutan. Sebagai contoh surat perjanjian jual beli. Bea Meterai terhutang pada saat ditandatanganinya perjanjian tersebut.c. Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat digunakan di Indonesia.

Daluarsa Bea MateraiKewajiban pemenuhan Bea Meterai dan denda administrasi yang terutang menurut Undang-undang Bea Meterai daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.

2.6 Sanksi-sanksi Bea Materai2.6.1 Sanksi dendaPelunasan Bea Materai terhadap konsumen yang besarnya Bea Materainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya dikenakan denda administrasi sebesar 200% dari Bea Materai yang tidak atau kurang dibayar, yang harus dilunasi oleh pemegang dokumen dengan cara pemateraian kemudian.2.6.2 Sanksi administrasiSanksi administrasi dikenakan kepada Pejabat Pemerintah, Hakim, Panitera, Jurusita, Notaris, dan pejabat umum lainnya, masing-masing dalam tugas atau jabatannya melakukan hal-hal:a. Menerima, mempertimbangkan atau menyimpan dokumen yang Bea Materainya tidak atau kurang dibayar.b. Melekatkan dokumen yang Bea Materainya tidak atau kurang dibayar sesuai dengan tarifnya pada dokumen lain yang berkaitan.c. Membuat salinan, tembusan, rangkapan atau petikan dan dokumen yang Bea Materainya tidak atau kurang dibayar.d. Memberikan keterangan atau catatan pada dokumen yang tidak atau kurang dibayar sesuai dengan tarif Bea Materainya.2.6.3 Sanksi pidanaBerdasarkan Pasal 14 UU No. 13 Tahun 1985, bahwa Barangsiapa dengan sengaja melakukan pelunasan Bea Materai tanpa izin menteri keuangan, yang akan menimbulkan keuntungan bagi pemilik atau yang menggunakannya, dan sebaliknya akan menimbulkan kerugian bagi Negara, dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 7 tahun.Pada Pasal 13 UU No. 13 Tahun 1985 juga mengatur bahwa sanksi pidana dapat diterapkan apabila terdapat pelanggaran yang memenuhi ketentuan pidana dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,yaitu:a. Barangsiapa meniru atau memalsukan Materai tempel dan kertas materai atau meniru dan memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan materai.b. Barangsiapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan atau dimasukkan ke NegaraIndonesiamaterai palsu, yang dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan hak.c. Barangsiapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau dimasukkan ke Negara Indonesia materai yang mereknya, capnya, tanda tangannya, tanda sahnya atau tanda waktu mempergunakannya telah dihilangkan seolah-olah materai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain menggunakannya dengan melawan hak.d. Barangsiapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahui digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan memalsukan bendamatera.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari berbagai analisis dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bea Materai merupakan pajak yang dikenakan terhadap dokumen yang menurut Undang-undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai. Atas setiap dokumen yang menjadi objek Bea Meterai harus sudah dibubuhi benda meterai atau pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan cara lain sebelum dokumen itu digunakan.Yang dimaksud Subjek Bea Materai adalah pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen. Kewajiban pemenuhan Bea Meterai dan denda administrasi yang terutang menurut Undang-undang Bea Meterai daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal dokumen dibuat. Sanksi Bea Materai adalah sanksi Denda, Administrasi dan Pidana.3.2 SaranSebagai Warga Negara Indonesia yang baik kita wajib mengetahui Bea Materai yang ada di Indonesia. Karena Bea Materai adalah dokumen yang menurut Undang-undang Bea Meterai menjadi objek Bea Meterai. Dengan mengetahui Bea dan Materai kita bisa memahami dokumen yang menjadi Bea Materai dan bukan Bea Materai.Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan untuk dapat menambah pengetahuan dalam hal ini Bea Materai yang ada di Indonesia. Dan juga penulis mengharapkan adanya sumbangsih kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyesunan makalah berikutnya yang lebih sempurna lagi.

DAFTAR PUSTAKAMardiasmo. 2011. Perpajakan. Jakarta: ANDI.Panjaitan, Sari Apriani. 2012. Bea Materai. Dalam http://saripanjaitan.blogspot.com/2012/06/bea-meterai.html. Diakses 27 April 2015.Irwan, Andi. 2013. Objek dan Subjek Bea Materai. Dalam http://materikuliah-kita.blogspot.com/2013/04/objek-subjek-bea-materai.html. Diakses 27 April 2015.Mardhiah, Anneka Saldian. 2012. Bea Materai. Dalam http://annekasaldianmardhiah.blogspot.com/2012/06/bea-materai.html. Diakses 27 April 2015. Dadi. 2009. Saat Terutang Bea Materai. Dalam http://dadi-doank.blogspot.com/2009/12/saat-terutang-bea-meterai.html. Diakses 27 April 2015.Smile, Ika. 2009. Cara Pelunasan Bea Materai. Dalam http://ikasmilevalery.blogspot.com/2009/12/cara-pelunasan-bea.html. Diakses 27 April 2015.