pengertian bank

15
A.Pengertian Bank Banyak bankers dan pakar mendefinisikan bank yang berbeda, namun pada dasarnya sepakat mengatakan bahwa bank sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. B. Landasan Hukum Perbankan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 2. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2004 C.Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank Indonesia 1. Asas Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan Prinsip kehati-hatian 2. Fungsi Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat

Upload: hanz-oce

Post on 17-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas Ekonomi

TRANSCRIPT

A.Pengertian BankBanyak bankers dan pakar mendefinisikan bank yang berbeda, namun pada dasarnya sepakat mengatakan bahwa bank sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

B. Landasan Hukum Perbankan1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 19982. Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2004

C.Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank Indonesia1. AsasPerbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan Prinsip kehati-hatian2. FungsiFungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat3. TujuanPerbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatka pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasiona kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak

D.Jenis dan Usaha Bank1. Jenis BankMenurut Jenisnya, bank terdiri dari:a. Bank UmumBank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat mengkhusukan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu.Sementara itu, yang dimaksud dengan mengkhusukan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu antara lain melaksanakan kegiatan pembayaran jangka panjang, pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan lemah/kecil, pengembangan ekspor nonmigas, pengembangan pembangunan perumahan dan lain-lain.b. Bank Perkreditan RakyatBank perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

E. Pengaturan dan Pengawasan BankBank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank, melaksanakan pengawasan bank serta mengenakan sanksi terhadap bank.1. Tujuan Pengaturan dan Pengawasan BankPengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai:a. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitanya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur danab. Pelaksana kebijakan moneterc. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.3. Sistem Pengawasan BankDalam menjelankan tugas pengawasan bank, saat ini bank Indonesia melaksanakan sistem pengawasanya dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance based supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk based Supervision/RBS). Adanya pendekatan RBS tersebut, bukan berarti mengesampingkan pendekatan berdasarkan kepatuhan, namun merupakan upaya untuk menyempurnakan sistem pengawasan sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan perbankan. Secara bertahap, pendekatan pengawasan yang diterapkan oleh bank Indonesia akan beralih menjadi sepenuhnya pengawasan berdasarkan risiko.

F. Kebijakan Perbankan1. Arsitektur Perbankan Indonesia(API)API merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industry perbankan untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan, Arah kebijakan tersebut dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.Guna mempermudah pencapaian Visi API tersebut, maka ditetapkan beberapa kebijakan beberapa sasaran yang ingin dicapai:a. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambingan.b. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasionalc. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resikod. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional e. Mewujudkan infrastrukur yang lengkap untuk mewujudkan terciptanya industri perbankan yang sehatf. Mewujudkan pemberdayaan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

5. Pengembangan Perbankan SyariahPengambanga perbankan syariah berpedoman pada inisiatif strategis yang tertuang dalam cetak biru pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Pelaksanaan inisiatif ini difokuskan pada empat area pengembangan yaitu kepatuhan pada prinsip syariah, ketentuan kehati-kehatian, efisiensi operasi dan daya saing, serta kestabilan sistem dan kemanfaatan bagi perekonomian.Pelaksanaan inisiatif dilakukan dalam tiga tahapan periode pengembangan. Tiga tahap periode pengembangan dimaksud memiliki sasaran masing-masing yaitu tahap pertama yang bertujuan meletakkan fondasi pertumbuhan. Tahap kedua bertujuan memperkuat struktur industri perbankan syariah, dan tahap ketiga bertujuan memenuhi standar keuangan dan mutu pelayanan internasional.

6. Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)a. Harapan Industri BPR di Masa Depan:a. Terwujudnya BPR yang sehat, kuat, produktif, dan memiliki daya saing tinggi, yaitu industri yang didukung oleh permodalan yang kuat, SDM yang professional, kompeten dan berintegritas tinggi serta operasional BPR yang efisienb. Penyebaran BPR yang lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia terutama ke wilayah Indonesia bagian timur dan tidak terpusat di jawa dan bali sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.c. Peningkatan peran dan kontribusi industri BPR sebagai ujung tombak pembiayaan kepada sector pertanian dan usaha mikro kecil di daerah pedesaan dengan mempertimbangkan kedekatanya pada masyarakat UMK, baik secara geografis maupun psikologis c. Penyempurnaan Sistem Pengaturan dan Pengawasan BPBBank Indonesia berupaya untuk menyusun konsep penyempurnaan sistem pengaturan dan pengawasan dengan lebih mempertimbangkan karakteristik BPR dan praktik-praktik terbaik internasional. Penyempurnaan tersebut mencakup penyempurnaan pemanfaatan database BPR sebagai sarana sistem deteksi dini, meningkatkan efektivitas penegakan hukum, dan penyempurnaan prinsip kehati-hatian BPR.

7. Penanganan Dugaan Tindakan Pidana PerbankanUntuk memperlancar dan mempercepat proses penanganan penyimpangan di bidang perbankan, khususnya yang mengandung unsur pidana, Bank Indonesia menjalin kerja sama dengan kejaksaan agung RI dan POLRI. Kerja sama dimaksud dituangkan dalam surat keputusan bersama (SKB) tentang kerja sama penanganan tindak pidana di bidang perbankan yang ditanda tangani pada 20 desember 2004 berikut petunjuk pelaksanaanya. SKB ini merupakan penyempurnaan dari SKB lama tentang hal yang sama.

G. Ketentuan Pokok Perbankan1. Ketentuan Kelembagaana. Pendirian Bank1. Pendirian Bank Umum Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha serta konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia. Modal disetor untuk mendirikan bank umum konvensional ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar Rp 3 trilliun. Modal disetor untuk mendirikan bank umum berdasarkan prinsip syariah ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1 trilliun. Bank umum hanya dapat didirikan oleh:a) Warga Negara Indonesia dari atau badan hukum Indonesiab) Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan warga Negara asing dan /atau badan hukum asing secara kemitraan2. Pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)BPR hanya dapat didirikan secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dengan izin Dewan Gubernur Bank Indonesia. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh:a) Warga Negara Indonesia b) Badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga Negara Indonesia, pemerintah Daerah ; atauc) Dua pihak atau lebih sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 23. Pembukaan Kantor Cabang Bank AsingPembukaan Kantor Cabang Bank Asing dapat dilakukan apabila bank yang akan membuka kantor cabang :a) Memiliki peringkat dan reputasi minimal A dari lembaga pemeringkat internasional terkemukab) Memiliki dana usaha minimal setara Rp.3 triliunc) Memberikan surat pernyataan tidak berkeberatan untuk membuka kantor cabang di Indonesia dari otoritas perbankan di Negara tempat kantor pusat bank.e. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) pada bank umum dan BPR Penilaian Kemampuan dan Kepatutan pada bank umum dan BPR dilakukan oleh bank Indonesia terhadap:1. Calon pemegang saham pengendali (PSP) dan calon pengurus2. PSP dan pengurus, dan3. Pejabat Eksekutif bank dan pemimpin kantor-kantor perwakilan (KPW) bank asingg. Merger, Konsolidasi, dan Akuisi Bank UmumMerger, Konsolidasi, dan Akuisi dapat dilakukan atas inisiatif bank yang bersangkutan, atas permintaan bank Indonesia dan atau inisiatif badan khusus. Merger, Konsolidasi, dan Akuisi wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari bank Indonesia.Mergr atau konsolidasi dapat dilakukan antara bank konvensional dengan bank syariah apabila bank hasil merger atau konsolidasi menjadi:a) Bank berdasarkan prinsip syariah; ataub) Bank konvensional, namun memiliki kantor cabangAkuisi bank umum dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum, baik melalui pembelian saham bank secara langsung maupun melalui bursa yang mengakibatkan beralihnya pengendalian bank . Pembelian saham yang daianggap mengakibatkan beralihnua pengendalian bank adalah jika kepemilikan saham:Menjadi sebesar 25 persen atau lebih dari modal disetor bank; atauKurang dari 25 persen dari modal disetor BPR namun menentukan baik secara langsung maupun tidak langsung pengelolaan dan atau kebijakan bank.m. Likuidasi Banklikuidasi bank adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban bank sebagai akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank. Beberapa alas an suatu bank dicabut izin usahanya oleh bank Indonesia adalah Karena:1. tindakan penyelamatan yang diminta bank Indonesia terhadap bank yang mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya belum cukup mengatasi kesulitan yang dihadapi bank.2. Menurut penilaian bank Indonesia, kedaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan3. Terdapat permintaan dari pemilik atau pemegang saham bank4. bagi kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri2.Ketentuan Kegiatan Usaha dan Beberapa Produk Banka. Kredit Usaha Kecil (KUK)b. Pedagang Vluta Asing (PVA) bagi bankc. Kegiatan Transaksi Derivatifd. Commercial Paper (CP)

H.Sistem Manajemen BankSistem manajemen bank dimaksud di sini adalah tata cara bank mengatur pola operasional berbagai aktivitas bank. Apapun pola yang diterapkan atau dianut oleh bank akan berkaitan dengan sistem sentralisasi atau desentralisasi. Terdapat empat Sistem manajemen bank yang perlu diketahui yang lazim dianut di beberapa Negara:1. Unit Banking SystemBank yang menganut sistem unit banking artinya bank tersebut berdiri sendiridan mempunyai kewenangan dalam mengatur operasionalnya tanpa harus meminta persetujuan pada kantor pusatnya. Pada sistem ini bank tidak membuka cabang di luar wilayah tertentu atau cabang tersebut terbatas hanya pada daerah tertentu saja dan kantor cabang tersebut tidak boleh membuka kantor cabang daerah lain.Ciri-ciri dari bank yang menganut unit banking system dalam manajemen adalah:a. Organisasi bank tersebut relative kecilb. Lingkup operasionalnya terbatasc. Delegation of authority terbatas2. Branch Banking SystemBranch Banking system, di mana antar kantor pusat dan kantor cabang berada di kota yang berbeda dapat berjalan dengan baik dengan menggunkan sistem manajemen modern yang terpadu, terencana dan desentralisasi kewenangan pengelolaan dana, kredit, dan aktivitas jasa bank lainnya.Keunggulan Branch banking system:a. Organisai besar dengan network yang luas b. Kantor pusat merancang pengembangan jangka panjang dan kantor cabang bisa focus untuk rencana pendekc. Adanya delegation of authority yang jelasKelemahan Branch banking Sytem:a. Bagi kredit dengan jumlah besar (misalnya wewenang direksi/direktur utama) biasanya memakan waktu yang lama, karena melalui jenjang birokrasi (meskipun beberapa bank telah membuat schedule yang permanen pada hari tertentu)b. Tidak meratanya kualifikasi kompetensi menejerial yang bertanggung jawab dalam memerlukan keputusan segera 3. Group and Chained banking SystemBeberapa bank bergabung dalam pola manajemen dana atau kredit (joint financing atau konsrsium) dalam hal ini ada bank yan acting sebagai leader (memosisikan diri sebagai holding company) dan lainya sebagai peserta. Demikian pula hanya sudah banyak adanya kerja sama antara bank dalam banyak hal, seperti: ATM, credit card, dan kartu debet bersama dll.Masalah yang mungkin timbul di kemudian hari adalah timbulnya sistem monopoly oleh yang terkuat terkadang mengambil keputusan sepihak yang mungkin tidak memuaskan anggota grupnya.4. Sistem Campuran (Mixed System)Sistem ini termasuk yang sulit dipantau, karena di satu sisi ada yang menggunakan unit banking system dan sementara itu yang lain menganut Branch banking system. Dalam hal ini biasanya bank-bank tetentu memberikan wewenang khusu kepada cabang tertentu memberikan wewenang khusus kepada cabang tertentu, terutama cabang khusu dan cabang utama.

J.Peran bank dalam Penciptaan Uang.Bank merupakan actor dalampelaksanaan kebijaksanaan moneter pemerintah. Bank sentral dalam menjalankan kebijaksanaan moneter dengan menggunakan berbagai instrument moneter, bank-bank umumlah yang menjadi mediator dalam mempengaruhi jumlah uang yang beredar yang merupakan sasaran kebijaksanaan moneter, sesuai dengan instrument yang digunakan oleh penguasa moneter tersebut.Salah satu fungsi sistem keuangan adalah penciptaan uang. Penciptaan uang antara lain dapat dilakukan melalui bank umum yaitu dengan melalui penciptaan uang giral. Oleh karena itu bank umum dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Untuk menggambarkan proses penciptaan uang oleh bank-bank umum dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:a. Ketentuan cadangan likuiditas wajibb. Semua loanable funds disalurkan dalam bentuk kreditc. Setiap transaksi menggunakan cek K.Perencanaan bank.1. Pengertian PerencanaanPerencanaan pada dasarnya adalah proses simpatis untuk memikirkan apa yang hendak dilakukan pada waktu yang akan dating, yang merupakan upaya meningkatkan efisiensi, meningkatkan efektivitas, meningkatkan produktivitas, meningkatkan usaha, meningkatkan profitabilitas, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam perencanaan terkandung unsur pemikiran/kajian, penetapan metode, penetapan tindakan dan waktu,. Waktu disini dapat berupa short term, medium term, atau long term2. Perencanaan StrategisPerencanaan strategis sebagai aspek penentu kegiatan dalam waktu yang akan dating, sehingga perencanaan strategis merupakan suatu proses identifikasi dari kekuatan, kelemahan, kesempatan,dan kemungkinan, tantangan yang dihadapi di kemudian hari. Berdasarkan hasil identifikasi atau analisis SWOT di atas dikaitkan dengan keinginan-keinginan yang ingin diraih di waktu mendatang yang disesuaikan dengan kemapuan untuk mewujudkannya keinginan-keinginan tersebut.Dengan demikian perencanaan strategis dapat dianggap sebagai iktikad baik perlunya memikirkan kegiatan-kegiatan untuk waktu yang akan dating secara cermat agar cita-cita atau harapan perusahaan dapat diwujudkan dengan baik3. Pentingnya Perencanaan Strategi Bagi BankPersaingan yang ketat serta bermacam dan beragamnya produk-produk baru yang ditawarkan pesaing serta semakin meningktnya kebutuhan customer dengan berbagai macam layanan perbankan dan kualitas layanan menuntut setiap bank untuk melakukan perencanaan yang strategis agar tetap dapat survive dalam bisnis.Dengan demikian, melihat ke masa depan berarti mengingatkan tarhadap apa yang sepatutnya dilakukan pada saat sekarang untuk dapat mempersiapkan apa yang hendak dicapai pada masa yang akan dating. Kegiatan tersebut meliputi memperhitungkan perkembangan kondisi yang akan dating dengan berpedoman pada kekuatan dan kelemahan saat ini untuk meraih masa depan yang lebih baik merupakan sebagian dari perencanaan strategis.4. Perumusan Perencanaan StrategisPerencanaan strategis dalam prkatiknya secara formal disusun bertahap, meskipun pada setiap bank ataupun perusahaan dalam menetapkan tahapan, bentuk ataupun jenisnya akan berbeda sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan tahap dan bentuk ini dimungkinkan karena besar kecilnya perusahaan, luas lingkup usaha serta permasalahan yang dihadapi namun demikian lazimnya, melalui tahapan sebagai berikut:a. Perencanaan untuk menyusun rencanab. Pemises c. Perumusan Visi dan Misid. Perumusan Tujuane. Penyusunan strategif. Perumusan program kerjag. Penyusunan rencana kerja dan anggaran bank5. Pendekatan Penyusunan Rencana StrategisPendekatan yang lazim dikenal dan digunakan dalam penyusunan rencana strategis adalah:a. Top Down ApproachPendekatan ini dikenal pula sebagai penekatan dari atas ke bawah, artunya pimpinan bank menyusun rencana, memberikan arahan, menetapkan batasan-batasan, menyampaikan keinginan dan selanjutnya unit organisasi menerjemahkan dan mengembangkan dan meleksanakan rencana tersebut. Praktiknya pendekatan ini lazimnya dikenal juga sebagai perencanaan yang disusun oleh kantor pusat, sedangkan unit kerja di bawahnya seperti kantor wilayah atau kantor cabang sebagai unit pelaksanaan.b. Bottom Up Approach Pendekatan ini dikenal sebagai dari bawah ke atas, artinya inisiatif penyusunan rencana di awali dari bawahan, sehingga dengan pendekatan ini pimpinan atau atasan tidak memberikan arahan atau petunjuk, sebaliknya meminta masing-masing unit di dalam organisasi perusahaan untuk menyampaikan gagasan atau rencana kerjanya. Semua data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun rencana dihimpun dnan dimanfaatkan oleh masing-masing unit kerja, kemudian diserahkan atau dimintakan kepada atasan untuk ditinjau atau dianalisi. Selanjutnya proses penyusunan renacana akan berjalan sebagaimana biasanya.c. kombinasi antara Top down dan Bottom upDengan pendekatan ini adanya penyetaraan antara hak pimpinan dan bawahan dalam menyusun rencana. Menepis adanya pihak-pihak yang terabaikan,karena akan terjadi komunikasi dua arah yang intensif antara atasan dan bawahan. Dengan pendekatan ini rencana akan tersusun secara lebih komprehensif,relative akan mencakup seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.