pengendalian opt - pertanian.go.id 9 pengendalian opt.pdf · belum cukup informasi bioekologi hama....

33
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGENDALIAN OPT (ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN) BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

Upload: lyngoc

Post on 05-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI

BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN

BABINSA

PENGENDALIAN OPT

(ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN)

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SDM PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

Page 2: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

2015

Sesi : Pengendalian OPT

Tujuan Berlatih :

Setelah selesai berlatih peserta dapat :

1, Menjelaskan hama, penyakit utama tanaman kedelai dan musuh alami

2. Melaksanakan pengamatan agroekosistem

3. Melaksanakan analisis agroekosisten

4. Melaksanakan pengendalian OPT

Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)

Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu

faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk

pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah

menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak

bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap

kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara

pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai

konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT

dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi

produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Pengendalian

Hama Terpadu(PHT) merupakan gabungan beberapa metode

pengendalian baik secara biologi, fisik mekani, teknis budidaya dan

penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian terakhir.

Beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya Pengendalian OPT pada

tanaman sebagai berikut:

1. Lemahnya dalam identifikasi hama dan penyakit maupun gejala

serangannya;

Page 3: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

2. Tindakan pengendalian yang terlambat;

3. Aplikasi pestisida yang kurang tepat;

4. Belum cukup informasi bioekologi hama.

Kegiatan 1 Pengendalian OPT

Mengenal hama, penyakit utama yang terjadi pada stadia umur

tanaman dan musuh alami perlu diperhatikan dalam

membudidayakan tanaman kedelai dengan melalui pengamatan

agroekosistem, menganalisis agroekosistem dan pengambilan keputusan

pengendalian OPT merupakan tindakan yang perlu dilaksanakan dalam

pengendalian OPT sehingga efektif dan efisien..

Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok,

sejumlah 3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap

kelompok memilih ketua kelompok. Setiap kelompok yang terdiri dari 10

orang dibagi 5 (lima ) kelompok kecil terdiri dari 2 (dua) orang...

Langkah Kegiatan

Langkah

Kegiatan

Uraian Alat Bantu

I. Mengenal Ha

ma, Penyakit

Utama Tanam

an kedelai dan

Musuh alami

Langkah 1 1. Diskusikan dalam ke

lompok hama, penya

kit yang menyerang

berdasarkan stadia

tanam an kedelai

2. Presentasikan hasil

diskusi kelompok

3. Simpulkan hasil pre

sentasi

Vrgrtatif Generatif

Langkah 2

Secara individu se

butkan musuh alami

pada tanaman ke delai

Contoh musuh alami

Page 4: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

II. Pengamatan

agroekosis

tem

Langkah 1 1. Setiap kelompok ten

tukan Lokasi tanaman

kedelai

2. Tentukan 5 (lima titik

pengamatan, beri ajir

3. Setiap titik diambil 10 tanaman dan diamati oleh 2 orang,

4. Lakukan pengamatan agroekosistem 4.1. Himpun semua

keragaan kom ponen agroeko sistem seperti keragaan OPT (hama, penya kit), keragaan musuh alami, ke ragaan komodi tas, keragaan Iklim mikro dan perlakuan petani yang ditemui di lahan kedelai dan catatlah pada format 1 dan 2

4.2. Ambil dan kum pulkan yang me mungkinkan di ambil dan masukkan pada kantong plastik

10 tanaman kedelai

III. Analisis Agro

ekosistem

Langkah 1 1. Gabunglah anda pa da kelompok besar

2. Sampaikan hasil pe

Page 5: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

ngamatan anda pada kelompok dan disku sikan serta gambarl ah berdasarkan hasil 3.1. Kelompokkan hasil penga matan berda sarkan keraga an yang ada 3.2. Mengidentifi

kasi jenis hama, penya kit, gulma dan musuh alami berdasarkan kriteria dan ciri – ciri yang dimiliki

3.3. Menghitung populasi ha ma, musuh alami dan in tensitas se rangan penya kit

3.4. Simpulkan ha sil pengamat an kelompok

3.5. Presentasikan hasil diskusi kelompok

3.6. Simpulkan ha sil presentasi

IV. Pengendali

an OPT

Langkah 1 1. Pelajari hasil pre

sentasi perlu tidak

nya pengendalian

2. Jika perlu, tentukan

teknik pengendalian

3. Laksanakan pe

ngendalian sesuai

ketentuan

Page 6: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Tabel 1. Keragaan OPT dan Musuh Alami

No Item Kergaan Jumlah Keterangan

1 Serangga/Organisme

2 Penyakit

3 Gulma

4. Musuh alami

Page 7: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Tabel 2. Keragaan Iklim Mikro, Keragaan Komoditas, dan Keragaan

Perlakuan Petani

No Item Kondisi Lapangan

A Keragaan Iklim Mikro

1. Sinar Matahari Cerah/Mendung/Hujan

2. Tanah Kering/Macak-

macak/Tergenang

3. Kecepatan angin, dan Arah angina

4. Kebersihan lahan Bersih/banyak gulma

B. Keragaan Komoditas

1. Varietas yang ditanam

2. Umur Tanaman

3. Tinggi Tanaman

4. Fase Pertumbuhan Tanaman

C. Keragaan Perlakuan Petani

1. Melakukan aplikasi Pestisida

2. Melakukan penyiangan

3. Melakukan Pemupukan

Page 8: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek

Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek,

sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah

sebagai berikut.

1. Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi

dan mutu. Tuangkan pada tabel 3.

2. Presentasikan hasil diskusi kelompok

3. Simpulkan hasil presentasi

Tabel 3. Pengaruh pengendalian OPT terhadap mutu dan Produksi

No Kegiatan Pengaruh terhadap produksi

Pengaruh terhadap

mutu

Kesimpulan

I. Mengenal

1. Hama

2. Penyakit

3. Gulma

4. Musuh alami

II Melaksanakan pengamatan agroekosistem

III. Melaksanakan analisis agroekosistem

IV Melaksanakan pengendalian

Page 9: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Kegiatan 3. Rencana Aksi

Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi

perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing

Langkah kegiatan

Langkah kegiatan

Uraian Alat bantu

Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang pengendalian OPT

Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing)

Tabel 4

Tabel 2

Rencana aksi perbaikan pengendalian OPT di wilayah masing-masing

No Kegiatan yang

akan diperbaiki

Waktu Tempat Pelaksana Keterang an

I. Mengenal

1. Hama

2. Penyakit

3. Gulma

4. Musuh alami

II Melaksanakan pengamatan agroekosistem

III. Melaksanakan analisis agroekosistem

IV Melaksanakan pengendalian

Page 10: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

.........................: 2015

Penyusun

...........................................................................

Lembar Informasi

Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar

informasi ini.

I. PENDAHULUAN

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang

menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam hal ini tanaman kedelai

yang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai dan kerugian

bagi petani.

Sedangkan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman kedelai

adalah upaya manusia untuk menekan besarnya populasi OPT sampai

batas tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman kedelai dan

menndatangkan kerugian bagi petani/yang melakukan usaha tani kedelai

tersebut.

Organisme Pengganggu Tanaman ini terdiri atas :

1. Hama yang umumnya adalah dari golongan serangga, tikus, dan

binatang lainnya

2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri,

nematoda, tungau dan virus.

3. Gulma yaitu tumbuhan/ tanaman liar yang dapat menjadi pesaing

dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, bila populasi hama

telah melewati ambang batas pengendalian, gunakan pestisida secara

berkala dan sesuai dengan dosis yang diajurkan.

II. OPT BERDASARKAN STADIA (FASE PERTUMBUHAN) TANAMAN

KEDELAI

Mengenal stadium pertumbuhan kedelai merupakan suatu keharusan

bagi petani yang bergerak dibidang usaha tani kedelai, tanpa

Page 11: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

mengetahui stadium pertumbuhan tersebut, akan sulit dalam

memperlakukan teknologi terhadap tanaman seperti : pemupukan,

penyiangan, pemberantasan hama dan sebagainya. Hal ini disebabkan

karena stadium pertumbuhan itu merupakan tahap perkembangan

fisiologis tanaman, pada setiap tahapnya mempunyai sifat dan tuntutan

kebutuhan yang berbeda

Secara garis besarnya stadium pertumbuhan kedelai terdiri dari

stadium 11ongering11 dan reproduktif (11ongering11), seperti pada

gambar di bawah ini.

Keterangan Vegetatif Generatif

VE. Stadium Pemunculan Ri Stadium mulai berbunga VC Stadium Cotiledon R3 Stadium Mulai Berpolong V1 Stadium Buku Pertama R5 Stadium Mulai Berbiji V2. Stadium Buku Kedua R8 Stadium Matang Penuh V3 Stadium Buku Ketiga

1. Fase pertumbuhan Tanaman kedelai

1.1. Fase vegetatif

Periode Vegetatif dihitung sejak tanaman muncul dari dalam

tanah sampai awal pembungaan dengan stadium sebagai

berikut :

1). Stadium Pemunculan ( VE = Vegetatif/Epigeous )

Stadium ini ditandai dengan munculnya Cotiledon ( 11ongeri

biji ) dari dalam tanah yang disebut dengan Vegetatif

Epigeous ( VE ). Epigeous adalah satu sifat perkecambahan

dari biji yang Cotiledonnya terangkat kepermukaan tanah

Page 12: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

setelah satu atau dua hari biji kedelai ditanam.

2). Stadium Cotiledon ( VC )

Setelah dua sampai tiga hari Cotiledon muncul dipermukaan

tanah, kedua lembar daun primer terbuka, tepi daun tidak

menyentuh .Pertumbuhan berikutnya adalah pembentukan

daun berangkai tiga. Bersamaan dengan ini mulai terbentuk

akar – akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang

( Arsyad, 1995 ). Pada fase ini hama utama yang perlu

diamati adalah lalat kacang (Ophiomyia phaseoli ) dan

kumbang daun kacang (Angitarsus suturellinus ) dan ulat

tanah ( Agrotis spp ), (Direk Bina Perlindungan Tanaman,

1994 ).

Kemudian penyakit yang sering menyerang adalah penyakit

layu oleh Sclerotium solfsii yang tumbuh pada pangkal

batang berupa benang – benang Miselium berwarna putih

atau butiran coklat. Bercak cekung hitam pada Cotiledon

oleh Collectotrichum dematium dan bercak coklat

oleh Rizoctonia solani..

3). Stadium Buku Pertama ( V1 )

Stadium ini setelah tanaman berumur satu minggu , daun

terurai penuh pada buku daun tunggal (Unifoliolat ). Buku

pertama dan tanaman sudah terlihat jelas. Akar – akar

cabang dari akar sekunder sudah mulai tumbuh. Oleh sebab

itu pada saat ini perlu persediaan hara yang cukup,

terutama Nitrogen sebagai stater pertumbuhan. Hama

utama dan penyakit yang sering berkembang sama

dengan yang ada pada Stadium Cotiledon ( VE ), (

Arsyad, 1995 ).

4). Stadium Buku Kedua ( V2 )

Stadium ini umumnya sesudah umur tanaman dua minggu,

dan ditandai dengan terurai penuhnya daun ketiga pada

buku diatas buku Unifoliolat, akar cabang sudah mulai

berkembang dan berperan dalam menyerap air dan 12onger

hara. Oleh sebab itu ketersediaan hara secukupnya ditanah

Page 13: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ( Arsyad,

1995 ).

Hama utama yang mungkin dijumpai dipertanaman adalah

ulat Gerayak (Spodoptera litura), ulat Jengkal

(Chrysodeixis chalcites), kumbang Kedelai (Phoedonia

inclusa) dan ulat Buah (Helicoverpa armigera dan Heliothis

spp). Serangga lain yang mungkin dijumpai adalah

Penggerek pucuk (Agromipa dolichostima ), pelipat daun

( Biloba/Stomopteryx subsecivella ), penggulung daun

(Lamprosema 13ongerin, Adoxophyes sp. Dan Homana sp),

kumbang tanah kuning dan tungau merah (Tetranychus

cinnabarius ).

Adapun penyakit yang mungkin menyerang antara lain :

Karat daun (Bercak coklat ) pada permukaan bawah daun

yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora

pachyrhizi dan Layu karena Sclerotium solfsii ( S. Solfsii ).

Kemudian penyakit virus utama seperti SSV, SMV,dan

CMMV, dan keberadaan serangga vector virus tersebut

dapat meningkatkan perkembangan dan penyebaran

penyakit, khusus apabila masih ada pertanaman yang lebih

muda (Direktur Bina Lindung Tanaman Pangan, 1994 )

5). Stadium Buku Ketiga ( V 3 )

Stadium ini biasanya sesudah tanaman berumur tiga

minggu. Telah terbentuk tiga buku batang utama yang

dihitung dari buku unifoliolat dengan daun terurai penuh.

Perakaran sudah berfungsi penuh dan bintil akar sudah

mulai berfungsi untuk mengikat Nitrogen dari udara. Pada

saat ini tanaman membutuhkan hara secukupnya dan

penggemburan tanah serta bersih dari gulma. Sedangkan

hama dan penyakit utama yang ada, sama dengan yang

ada pada stadium sebelumnya.

6). Stadium Buku Ke n ( V n ).

Stadium ini adalah stadium berikutnya yang mana nilai n ini

tergantung kepada umur berbunganya setiap varietas.

Page 14: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Untuk menentukan nilai n berpedoman kepada jumlah buku

pada batang utama, setelah unifoliolat ( buku pertama )

dengan daun sudah terurai penuh. Dalam stadium ini sangat

diutamakan perhatian dalam hal pemeliharaan, baik dari

gulma maupun dari serangan hama dan penyakit seprti

pada stadium buku ke tiga.

1.2. Stadium Reproduktif ( Generatif )

Stadium ini dimulai sejak masuk waktu pembungaan sampai

saat polong matang. Setiap uraian stadium diberi tanda R

( Reproduktif ) dan diikuti dengan angka 1 sampai 8 yang

menandakan stadiumnya. Dalam menentukan stadium

reproduktif, batang utama tetap dipakai sebagai dasar seperti

uraian berikut:

1) Stadium mulai berbunga ( R 1)

Stadium ini ditandai dengan terbukanya bunga pertama pada

buku manapun. Umur berbunga ini bervariasi menurut umur

varietas tanaman kedelai, biasanya mulai dari umur 35

sampai 45 hari. Pada saat ini ketersediaan air harus

secukupnya, terlalu kering dapat menyababkan bunga kering

dan gugur ( Arsyad, 1995 ).

Hama tanaman yang mungkin menyerang adalah kumbang

daun kedelai, ulat gerayak, ulat jengkal, ulat buah

( Helicoverpa armigera dan Heliothis spp.) dan penggerek

batang ( Etiella zinckenella dan E. Hobsoni ), serta

pengissap polong yaitu kepik hijau ( Nezara viridula) dan

kepik hijau pucat ( Piezodorus hybneri ) dan kepik coklat

kedelai ( Riptortus linearis dan R. Spp ).

Serangga hama lainnya yang mungkin dijumpai ialah

penggerek pucuk, pelipat daun, penggulung daun,

tungau merah ( Melanacanthus sp ), dan vector virus ( kutu

kebul dan kutu hijau ).

Pada stadium ini beberapa jenis hama telah mencapai instar

tiga dan apabila sebelumnya tidak dilakukan pengendalian.

Pada awal fase ini imago dan telur penggerek polong dan

Page 15: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

penghisap polong mulai dijumpai dan umumnya puncak

populasi telur terjadi sekitar 50 hst. Penyakit utama pada

daun dalam fase ini adalah : Hawar bakteri (Pseudomonas

sp.), bisul bakteri (Xantomonas sp.), cendawan karat (P.

Pachyrhiz ). Disamping itu serangan virus kerdil kedelai (SSV)

virus mozaik kedelai SMV ), virus belang tersamar kacang

tunggak ( CMMV ).

2) Stadium Berbunga Penuh ( R2 )

Stadium ini ditandai terbukanya bunga pada satu dari dua

buku diatas pada batang utama dengan daun terbuka

penuh. Biasanya stadium ini pada umur tanaman 45 – 55

hari. Hama dan penyakit utama yang mungkin ditemui sama

dengan yang ada pada stadium (R1).

3) Stadium Mulai Berpolong ( R3 )

Stadium ini mulai pada umur tanaman 55 – 65 hari dan

ditandai dengan terbentuknya polong pada salah satu dari

empat buku teratas pada batang utama (Arsyad, 1995 ).

Hama utama yang mungkin dijumpai ialah hama daun dan

hama polong seperti pada stadium sebelumnya. Kerusakan

daun pada stadium ini sangat berpengaruh terhadap hasil

panen. Stadium perkembangan hama yang perlu

diperhatikan adalah ; imago, nimfa, dan telur kumbang daun

kedelai ; imago, nimfa, dan telur penghisap polong ; larva

penggerek polong. Keberadaan hama penggerek polong

sangat membahayakan produksi, oleh karena itu perlu

dilakukan pengamatan populasi secara intensif.

Penyakit utama pada stadium ini adalah : karat daun,

busuk coklat dan bintik hitam/Antraknosa yang dapat

menginfeksi polong dan biji.

4) Stadium Berpolong Penuh ( R4 )

Stadium ini umur 60 – 70 hari dan tergantung pada varietas.

Pada saat ini terbentuk polong sepanjang 2 cm pada salah

satu buku dari 4 buku teratas pada batang utama.

Kekurangan air dapat menyebabkan terganggunya stadium

Page 16: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

pengisian biji. Hama dan penyakit utama yang mungkin

ada sama dengan stadium sebelumnya ( R3 ).

5) Stadium Mulai Berbiji ( R5 )

Stadium ini disebut stadium awal pengisian biji yang

umumnya mulai pada umur 65 – 75 hari, yang ditandai

dengan terbentuknya biji sebesar 3 mm dalam polong pada

salah satu dari 4 buku teratas ( Arsyad, 1995 ). Pada

stadium ini perlu pengamatan serangan hama dan penyakit.

Diantara hama utama yang banyak berkembang adalah

kepik hijau ( Nezara viridula. L ), yang menghisap polong

menyebabkan polong 16onge, 16ongering dan menjadi

hitam kemudian penggerek polong ( Etiella zinckenella.

Tryon ) yang larvanya menggerek polong dan biji.

Sedangkan penyakit yang sering timbul pada stadium ini

adalah karat jamur kedelai ( Phakopsora pachyrhizi ),

selain dari pemeliharaan dari hama dan penyakit juga dijaga

ketersediaan air tanah (Direk. Bina perlindungan tanaman,

1994 ).

6) Stadium Biji Penuh ( R6 )

Pengisian biji penuh pada umaur tanaman 70 – 80 hari,

yang ditandai terisi penuhnya rongga polong dengan sebuah

biji hijau pada salah satu dari 4 buku teratas pada batang

utama. Hama utama yang harus diwaspadai adalah :

penghisap polong, sedangkan untuk hama penggerek

polong pada stadium kritisnya sudah lewat. Perkembangan

penyakit pada stadium ini sudah kurang.

7) Stadium Mulai Matang ( R7 )

Stadium ini dimulai setelah tanaman berumur 80 hari dan

ditandai oleh adanya satu buah polong pada batang utama

yang telah mencapai warna matang (coklat muda atau

coklat tua).

8) Stadium Matang Penuh ( R8 )

Warna polong sudah coklat , sebagian daun menguning dan

kering sehingga kalau terlambat panen daun menggugur.

Page 17: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

2. Hama Utama Tanaman Kedelai

2.1. Lalat Kacang (Agromyza phaseoli/Ophiomya

phaseoli/Melanagromyza phaseoli)

Gambar 1. Lalat kacang dewasa dan pupa dan akibat serangan

Tanda dan Gejala Serangan :

1) Gejala awal berupa tanda bintik-bintik putih pada keping biji,

daun pertama atau daun kedua.

2) Bintik-bintik tersebut merupakan bekas tusukan alat peletak

telur. Pada keping biji dan pasangan daun pertama terdapat

alur atau garis berkelok- kelok berwarna coklat yang

merupakan lubang gerekan belatung.

3) Selanjutnya belatung menggerek batang sampai ke pangkal

batang dan ditempat itu juga kepompong terbentuk.

4) Akibat gerekan belatung, jaringan pengangkut terputus

sehingga tanaman layu dan mati.

5) Kematian tanaman dijumpai pada tanaman berumur 14 – 30

hst.

6) Alur gerekan larva dari keping biji ke pangkal akar berupa

spiral. Serangan larva lalat kacang menyebabkan tanaman

kedelai layu, mengering, dan mati. Serangan pada tanaman

yang berumur lebih dari sepuluh hari mengakibatkan tanaman

kerdil dan daun berwarna kekuning-kuningan.

2.2. Penggerek Batang (Agromyza sojae, Melanogromyza sojae)

Hama ini juga dikenal dengan nama Agromyza sojae,

Melanogromyza sojae, stem fly dan stem borer. Pada umumnya

penggerek batang menyerang tanaman muda. Tanaman inang

4/15/20114/15/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll.

Gejala seranganGejala serangan

• Gejala awal: bintik-bintik putih pada keping biji atau daun bekas tusukan alat peletak telur.

• Pada keping biji atau daun terdapat alur berkelok-kelok berwarna coklat yang merupakan lubang gerekan larva.

• Selanjutnya larva menggerek sampai ke pangkal batang dan ditempat itu berkepompong .

• Akibat gerekan, jaringan pengangkut terputus sehingga tanaman layu dan mati.

• Kematian tanaman dijumpai pada tanaman berumur 14 – 30 hst.

4/15/20114/15/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll.

Gejala seranganGejala serangan

• Gejala awal: bintik-bintik putih pada keping biji atau daun bekas tusukan alat peletak telur.

• Pada keping biji atau daun terdapat alur berkelok-kelok berwarna coklat yang merupakan lubang gerekan larva.

• Selanjutnya larva menggerek sampai ke pangkal batang dan ditempat itu berkepompong .

• Akibat gerekan, jaringan pengangkut terputus sehingga tanaman layu dan mati.

• Kematian tanaman dijumpai pada tanaman berumur 14 – 30 hst.

Page 18: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

hama ini antara lain kacang hiris, kacang uci, dan kacang hijau.

Tanda dan Gejala serangan :

1) Serangan biasanya pada umur di bawah satu bulan.

2) Tusukan ovipositor menimbulkan bintik-bintik pada daun

muda.

3) Larva makan jaringan daun dan keping biji, terus menuju

batang melalui tangkai daun, kemudian masuk dan

menggerek melalui empulur.

4) Pupa terbentuk di dalam batang.

5) Lubang gerekan larva dapat menyebabkan ranting patah,

tanaman layu, mengering dan mati.

Gambar 2. Penggerek batang dan pupa dalam batang

2.3. Penggerek Pucuk (Agromyza dolichostigma/ Melanogromyza

dolichostigma)

Penggerek pucuk juga dikenal dengan nama Agromyza

dolichostigma, Melanogromyza dolichostigma dan shoot borer.

Gambar 3. Ulat pucuk

Tanda dan Gejala serangan :

1) Terdapatnya bekas tusukan alat peletak telur pada permukaan

daun bagian atas.

2) Selanjutnya, terdapat lubang gerekan larva pada daun, tulang

daun, tangkai daun dan pucuk daun.

3) Daun pucuk menjadi layu, mengering, dan mati, kemudian

terbentuk banyak cabang baru namun kurang produktif.

2.4. Kumbang Tanah Kuning (Longitarsus suturellinus)

Kumbang tanah kuning dikenal dengan nama Longitarsus

Page 19: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

suturellinus, Insect Feeding, Flea Beetle, dan Kumbang

Longitarsus. Hama ini juga merupakan hama penting pada

pertanaman kedelai dan menyerang tanaman sejak benih hingga

pembentukan daun terakhir. Tanaman inang hama ini antara lain

kacang hijau, kacang panjang dan kacang tunggak.

Gejala kerusakan akibat serangan kumbang tanah kuning adalah

terdapatnya lubang-lubang kecil bekas gigitan serangga pada

keping biji, daun muda, pucuk, atau cabang tanaman.

2.5. Ulat Grayak (Spodoptera litura/ Prodenia litura )

Ulat grayak dikenal dengan nama Spodoptera litura, Prodenia litura

dan Army Worm. Hama ini dikenal polifag dan menyerang tanaman

pada berbagai fase pertumbuhan. Tanaman inang hama ini antara

lain tembakau, kacang tanah, ketela rambat, cabai, bawang merah,

kacang hijau, jagung dan lain-lain.

Tanda dan Gejala Serangan

1) Gejala kerusakan tanaman akibat serangan ulat ini adalah

daun tanaman habis (hanya tersisa tulang daun), polong muda

rusak, atau seluruh tanaman rusak. Gejala yang nampak

tergantung pada jenis tanaman yang diserang dan intensitas

serangan larva muda serta larva dewasa.

2) Kerusakan pada umumnya oleh larva muda yang makan

secara bergerombol, meninggalkan tulang-tuang daun dan

epidermis daun bagian atas.

3) Dari jauh daun yang terserang tampak keputihputihan.

4) Larva dewasa dapat memakan tulang daun muda, sedang

pada daun tua tulang-tulangnya tersisa.

5) Selain merusak daun, larva juga memakan polong muda.

Telur

Telur baru menetas

Larva instar 1

Larva instar 1

Page 20: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Imago ulat grayak

Imago ulat grayak jantan dan betina

Gambar 4. Ulat Grayak

2.6. Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata)

Tanda dan Gejala Serangan

1) Ulat merusak tanaman kedelai ber-umur 3 – 4 minggu setelah

tanam.

2) Ulat makan daun dari gulungan daun. Apabila gulungan

tersebut dibuka, daun akan tampak tinggal tulang-tulangnya.

Larva Imago

Gambar 5. Ulat Penggulung daun

2.7. Ulat Jengkal (Plusia chalcites)

Tanda dan Gejala Serangan

1) Larva memakan daun tanaman kedelai.

2) Ulat jengkal bersifat polifag.

Larva Imago

Gambar 6. Ulat Jengkal

2.8. Kumbang Kedelai (Phaedonia inclusa)

Tanda dan Gejala Serangan :

1) Hama menyerang tanaman sejak tanaman muncul di atas

permukaan tanah hingga panen.

2) Gejala kerusakan tanaman akani terlihat pada pucuk

Page 21: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

tanaman, daun, bunga dan polong.

3) Serangan pada tanaman muda dapat mengakibatkan

kematian.

4) Serangann pada fase selanjutnya, mengakibatkan

terganggunya pembentukan bunga, pembentukan polong,

dan pengisian biji sehingga menurunkan kuantitas dan

kualitas biji kedelai.

5) Serangan pada fase vegetatif akan tampak tanaman kedelai

terkulai layu dan akhirnya kering seperti terserang M.

Dolichostigma.

6) Pada tanaman teserang tesebut dapat dijumpai imago, telur

pada permukaan daun bagian bawah, dan larva pada batang

pucuk atau daun.

Gambar 7. Imago kumbang daun kedelai

2.9. Kutu Hijau (Aphis glycines)

1) Kutu berwarna hijau.

2) Berkembang biak secara partenogenesis.

3) Bila makanan banyak serangga ini sebagian besar tidak

bersayap dan sebaliknya.

4) Waktu dari nimfa-dewasa lebih kurang 1 minggu.

5) Kutu ini menjadi vektor virus.

6) Serangan pada tanaman muda menyebabkan tanaman kerdil,

daun menguning, akhirnya gugur.

7) Serangan pada bunga akan menyebabkan bunga gugur.

Page 22: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Gambar 8. Kutu Aphis (imago & nimfa)

2.10. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)

1) Kutu kebul juga dikenal dengan nama Bemisia tabacci dan

Whitefly.

2) Tanaman inang ini antara lain tanaman jenis Leguminosae,

semak-semak (Desmodium), tanaman pakan ternak, dan

tanaman kacang-kacangan.

3) Kutu kebul juga berperan sebagai pengantar virus mosaik

kuning (Yellow Mosaic Virus) yang merusak tanaman kedelai.

4) Gejala kerusakan tanaman akibat serangan kutu kebul adalah

terdapatnya kutu-kutu berwarna pucat sampai kuning kehijauan

pada bagian bawah daun atau daun pucuk. Kadang-kadang

juga terdapat cendawan jelaga yang hidup dari ekskreta kutu

yang berupa embun madu.

5) Serangan berat menyebabkan daun tanaman tampak

terhambat pertumbuhannya, mengerupuk, dan lebih kaku

Gambar 9. Hama kutu kebul

2.11. Kutu Putih (Aleurodicus dispersus)

Sebagaimana jenis kutu-kutuan yang lain, hama kutu putih

berkembang pesat pada musim kemarau. Hama ini menyerang

daun-daun yang relatif sudah tua. Hidup dan menyerang daun

bagian bawah.

Ciri khasnya adalah telur diletakkan secara teratur di balek daun

dengan bentuk lingkaran. Setelah menetas kutu muda akan

menyerang daun secara berkoloni.

Page 23: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Gambar 10. Imago hama kutu putih

2.12. Kepik Polong (Riptortus linearis)

Tanda dan Gejala Serangan :

1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan

perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis,

kemudian mengering dan gugur.

2) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan

biji busuk dan menghitam.

3) Serangan terhadap polong tua menyebabkan bintik hitam

pada biji.

Telur Nimfa Nimfa Imago

Gambar 11. Kepik polong

2.13. Kepik Hijau (Nezara viridula)

Tanda dan Gejala Serangan :

1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan

perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis,

kemudian mengering.

2) Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis

dan seringkali polong gugur.

3) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan

biji menghitam dan busuk.

4/16/20114/16/2011 sumber : w. sunada & dll.sumber : w. sunada & dll.

Gejala serangan :Gejala serangan :

• Nimfa dan kepik dewasa

menghisap cairan polong dan

biji, dengan cara menusukkan

alat mulutnya (stilet) pada kulit

polong dan terus ke biji.

• Menyebabkan biji tidak bernas,

polong gugur, polong hampa

dan mengering, biji menjadi

busuk dan hitam, bintik-bintik

pada biji.

Page 24: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Gambar 12. Kepik hijau Imago

2.14. Ulat Buah (Heliothis armigera/ Helicoverpa armigera)

Tanda dan Gejala Serangan :

1) Larva muda memakan jaringan daun, setelah memasuki instar

3 akan menuju bagian polong untuk memakan biji.

2) Larva merusak polong dengan cara menggigit kulit polong lalu

memakan biji.

3) Pada waktu makan, biasanya kepala dan sebagian badannya

masuk ke dalam polong.

4) Bentuk lubang bekas makannya tidak beraturan, tidak dijumpai

larva dan kotoran didalam polong yang bijinya terserang

2.15. Penggerek Polong (Etiella zinckenella Hobsoni )

Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E.

Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan

hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman

inang hama ini antara lain Crotalaria strata, orok-orok, kacang

tunggak, kacang krotok, dan Teprosia candida.

Tanda dan Gejala Serangan

1) Larva menggerek kulit polong kemudian masuk dan

menggerek biji.

2) Sebelum larva menggerek kulit polong, larva menutupi dirinya

dengan benang pintal berwarna putih, dengan demikian

lubang gerekan dan selubung putih tersebut merupakan ciri

khas polong yang terserang penggerek ini.

3) Tanda serangan pada biji berupa gerekan dan adanya butiran

kotoran berwarna coklat yang terikat oleh benang pintal

Page 25: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Ulat di batang

Ulat di daun

Ulat di polong

Ulat di luar polong

Imago

Gambar 13. Penggerek polong kedelai

2.17. Kepik Penghisap (Anoplocnemis phasiana)

Bioekologi :

1) Hama ini hidup pada banyak jenis tanaman terutama kacang-

kacangan

2) Hama ini menyerang pucuk dengan cara menghisap

3) Kadang-kadang dapat membuat tanaman mati

3. Musuh alami

Beberapa Jenis Musuh Alami

1. Belalang

Sembah 2. Laba-laba 3. Tomcat 4. Kumbang

kubah

4. Jenis-jenis Penyakit Penting dan Gejala Serangannya

4.1. Karat daun ( Phakopsora pachyrhizi)

Gejala Serangan

Terdapat bintik-bintik kecil kemudian menjadi bercak-bercak

berwarna coklat pada bagian bawah daun. Serangan berat

menyebabkan daun gugur dan polong hampa

Page 26: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

4.2. Antraknose (Colletotrichum dematium)

Gejala Serangan

Terlihat pada batang, tangkai daun dan polong ada bercak coklat-

hitam tak teratur. Daun nekrosis pada tulang daun dan

menggulung atau kanker pada tangkai daun. Biji terinfeksi

berbercak coklat. Kotiledon kecambah bercak coklat-i hitam.

4.3. Mata Kodok/ Bercak Daun ( Cercospora sojina)

Gejala Serangan

Pada permukaan bawah daun mengalami klrorosis, bercak

ukuran 1-2 cm. Berkembang dari warna coklat muda menjadi

coklat keabu-abuan di bagian tepi. Dalam keadaaan lembab daun

yang kholoris akan berubah warna. Bagian dalam bercak

berwarna abu-abu muda, bagian tepi dikelilingi warna ungu

keabu-abuan

4.4. Busuk Pangkal Batang ( Sclerotium rolfsii)

Gejala Serangan

Pada umur 1-2 minggu tanaman tampak layu dan daun menjadi

cokklat. Pangkal batang terdapat massa miselia putih dan butir-

butir coklat muda sampai coklat

4.5. Busuk Polong ( Rhizoctonia Solani)

Page 27: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Gejala serangan

Terjadi pembusukan pada polong, dengan miselia

berwarna putih kecoklatan. Kadang-kadang ditemukan sklerotia

yang hampir sama warnanya dengan miselianya

4.6. Embun tepung ( Peronospora mashurica)

Gejala serangan

Permukaan bawah daun timbul bercak warna putih kekuningan

atau bulat dengan batas jelas berukuran 1-2 mm. Bercak menyatu

membentuk bercak lebih lebar.

4.7. Kerdil kedelai ( Soybean stunt virus (SSV)

Gejala Serangan

Tanaman kerdil. Helai daun tampak adanya mosaik, daun agak

menggulung dan keriput, tulang daun terang (vein clearing).

Terdapat belang coklat konsentris pada kulit biji.

4.8. Mosaik kedelai ( Soybean mosaic virus (SMV)

Gejala serangan

Daun melilit, melengkung, tulang daun jernih (vein clearing),

mosaik, berwarna lebih tua dibandingkan dengan daun sehat, dan

rapuh. Bentuk polong tidak normal. Kulit biji yang terdapat belang

coklat yang radial

Page 28: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

4.9. Mosaik Kuning kedelai (Soybean yellow mosaic virus/ SYMV)

Gejala serangan

Adanya perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning

secara tidak merata pada seluruh permukaan daun..

4.10. Katai kedelai ( Soybean dwarf virus (SDV))= Mati mendadak

Gejala serangan

Terjadi perubahan warna daun menjadi belang hijau kuning

secara tidak merata pada seluruh permukaan daun

4.11. Bakteri hawar (Pseudomonas syringe)

Gejala serangan

Pada daun, batang, tangkai polong dan polong terdapat titik kecil

kebasahan seperti terpecik air panas, dan berkembang menjadi

lebih besar, tembus cahaya, kebasahan dan berwarna kuning

atau coklat muda

Page 29: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

4.12. Bakteri pustul ( Xanthomonas campestris)

Gejala serangan

Terdapat titik kecil, hijau kebasahan seperti terpercik air panas

dengan bagian tengah agak menojol ke permukaan daun. Titik

ini berkembang menjadi bercak kecil dengan bagian tengah nya

terdapat tonjolan (pustul) yang berwarna pucat. Tidak memberi

gejala adanya kebasahan

4.13. Sapu setan ( Mikoplasma)

Gejala serangan

Tanaman terserang berbentuk seperti sapu lidi. Terjadi filodi

yakni bentuk bunga menjadi daun. Tunas ketiak yang abnormal.

4.14. Damping off/ Rebah Kecambah

4.15 Mati pucuk

Page 30: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

III. PENGAMATAN AGROEKOSISTEM

1. Waktu pengamatan

Pengamatan agroekosistem dilaksanakan minimal 1 minggu

satu kali, dan dilaksanakan pagi hari.

2. Tempat pengamatan

Sample atau tanaman yang diamati diambil secara diagonal; atau

sistim zigzag.

Penetapan tanaman sampel, menjadi acuan dan tidak berubah

setiap pengamatan

3. Materi pengamatan

Tanaman, hama, penyakit, lingkungan, perlakuan petani

IV. ANALISIS AGROEKOSISTEM

Hasil pengamatan dianalisis baik keadaan tanaman, lingkungan,

perlakuan petani, sehingga dapat mengambil keputusan perlu tidaknya

dilaksanakan pengendalian

V. TEKNIK PENGENDALIAN OPT

1. Cara-Cara Budidaya Tanaman Atau Penggunaan Praktek

Agronomi.

1.1. Penggunaan Varietas resisten

1.2. Rotasi tanaman.

1.3 Penghancuran tanaman yang tidak berguna

1.4. Pembajakan /pengolahan tanah dengan baik

1.5. Keseragaman waktu tanam atau waktu panen

1.6. Pemupukan

1.7. Sanitasi dan Pengelolaan air

Page 31: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

2. Cara-Cara Mekanik

2.1. Penghancuran dengan tangan

2.1. . Pencegahan dengan tirai atau pembatas

2.3.. Perangkap, alat penghisap.

3. Cara-Cara Fisik

3.1. Temperatur panas atau dingin

3.2. Kelembaban

3.3. Energi, perangkap lampu .

3.4. Suara

4. Cara-Cara Biologi

4.1. . Perlindungan dan pemantapan musuh alami

4.2. Introduksi, pemanfaatan parasit dan predator.

4.3. Perbanyakan dan penyebaran patogen (bakteri, virus, fungi dan

protozoa).

5. Cara-Cara Kimiawi

6.1. Bahan penarik (attractants)

6.2. Bahan penolak (repellents)

6.3. Pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida,dll).

6.4. Bahan penghambat pertumbuhan (growt regulator)

6. Cara-Cara Genetik

Perbanyak dan pelepasan HPT steril atau yang secara genetic tidak

kompatibel

7. Cara-Cara Pengaturan

Cara ini dapat dilakukan melaui Karantina tumbuhan dan hewan

Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Pengendalian Hama terpadu adalah tindakan pengendalian dengan

berbagai cara untuk mengatasi masalah hama dengan cara

pengamatan agroekosistem,, analisis, pengambilan keputusan dan

melaksanakan tindakan pengendalian.

Perlu tindakan pengendalian OPT dengan PHT karena :

Terjadi kerusakan lingkungan

Terjadi eksplosi (ledakan) hama

Terjadi pengurangan drastis musuh alami

Terjadi residu pestisida yang tinggi

Page 32: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh

Terjadi gangguan kesehatan bagi manusia

Prinsip PHT adalah sebagai berikut

Pengamatan agroekosistem (mingguan)

Lestarikan musuh alami

Penggunaan pestisida kimia hanya sebagai upaya terakhir

Petani menjadi ahli pht

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian,

Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang –

kacangan dan umbi – umbian

Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian

Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis

Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu

Page 33: PENGENDALIAN OPT - pertanian.go.id 9 PENGENDALIAN OPT.pdf · Belum cukup informasi bioekologi hama. ... tikus, dan binatang lainnya 2. Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh