pengendalian gulma pada kelapa sawit

23
Pengendalian Gulma pada Kelapa Sawit 1. PENDAHULUAN Perkembangan pertanian dewasa ini menunjukkan kemajuan yang semakin pesat. Namun bersamaan dengan itu banyak segi yang secara langsung ataupun tak langsung dapat memacu pertumbuhan gulma, seperti penanaman dalam baris, jarak tanam yang lebar, mekanisasi, pengairan, penggunaan bahan?bahan kimia berupa pupuk dan pestisida. Berarti dengan meningkatnya intensifikasi pertanian maka masalah gulma tidaklah semakin ringan, tetapi justru semakin berat. Keadaan suhu yang relatif tinggi, cahaya matahari melimpah, dan curah hujan yang cukup di daerah tropik, ikut mendorong gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perairan, dan lahan non pertanian lainnya. 2. PENGERTIAN ISTILAH GULMA Gulma adalah tumbuh-tumbuhan (tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Istilah gulma mempunyai pengertian yang sama dengan istilah weed dalam Bahasa Inggris. Rumusan kerugian yang ditimbulkan dalam definisi gulma tidak terbatas hanya pada produksi tanaman saja, tetapi juga mencakup usaha-usaha manusia lainnya didalam mencapai tujuan, termasuk nilai- nilai estetika.

Upload: hanggeroko

Post on 30-Jul-2015

271 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

Pengendalian Gulma pada Kelapa Sawit

1. PENDAHULUAN

Perkembangan pertanian dewasa ini menunjukkan kemajuan yang semakin pesat. Namun bersamaan

dengan itu banyak segi yang secara langsung ataupun tak langsung dapat memacu pertumbuhan

gulma, seperti penanaman dalam baris, jarak tanam yang lebar, mekanisasi, pengairan, penggunaan

bahan?bahan kimia berupa pupuk dan pestisida. Berarti dengan meningkatnya intensifikasi pertanian

maka masalah gulma tidaklah semakin ringan, tetapi justru semakin berat. Keadaan suhu yang relatif

tinggi, cahaya matahari melimpah, dan curah hujan yang cukup di daerah tropik, ikut mendorong

gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura, perairan, dan lahan non pertanian lainnya.

2. PENGERTIAN ISTILAH GULMA

Gulma adalah tumbuh-tumbuhan (tidak termasuk jamur) yang tumbuh pada tempat yang tidak

diinginkan sehingga menimbulkan kerugian bagi tujuan manusia. Istilah gulma mempunyai

pengertian yang sama dengan istilah weed dalam Bahasa Inggris.

Rumusan kerugian yang ditimbulkan dalam definisi gulma tidak terbatas hanya pada produksi

tanaman saja, tetapi juga mencakup usaha-usaha manusia lainnya didalam mencapai tujuan,

termasuk nilai-nilai estetika.

Tumbuhan yang lazim menjadi gulma mempunyai beberapa ciri yang khusus yaitu :

Pertumbuhannya cepat

Mempunyai daya bersaing yang kuat dalam perebutan faktor-faktor kebutuhan hidup.

Mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana lingkungan yang ekstrim.

Mempunyai daya berkembang-biak yang besar baik secara generatif, vegetatif atau kedua-

duanya.

Alat perkembang-biakannya mudah tersebar melalui angin, air maupun binatang.

Biji mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang

tidak menguntungkan.

Page 2: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

3. STATUS DAN PENGGOLONGAN GULMA

3.1. PENGGOLONGAN GULMA BERDASARKAN STATUSNYA

Status gulma dimaksudkan sebagai istilah rumusan yang menunjukkan potensi suatu jenis gulma

dalam menimbulkan kerugian/gangguan atau memberikan keuntungan dalam pengusahaan

tanaman. Status suatu jenis gulma tertentu ditentukan efek yang ditimbulkannya dalam

persaingan unsur hara, air dan cahaya, mendorong timbulnya gangguan hama dan penyakit

tanaman serta efeknya dalam mengganggu kegiatan eksploitasi dan manajemen tanaman. Jadi

status gulma memberikan petunjuk tentang kadar disukai atau tidaknya suatu jenis gulma yang

tumbuh di tempat tumbuhnya.

3.2. PENGGOLONGAN GULMA BERDASARKAN STATUSNYA

Secara umum status gulma dapat digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu :

Golongan A : Pada umumnya bermanfaat.

Golongan B : Pada umumnya kurang merugikan tetapi perlu pengendalian.

Golongan C : Merugikan, bergantung pada keadaan perlu pengendalian.

Golongan D : Merugikan perlu pengendalian atau pemberantasan.

Golongan E : Merugikan perlu pemberantasan.

Gol Nama Botani

A

Colopogonium caeruleum CC

Page 3: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

4. KARAKTERSITIK GULMA

Dikenal berbagai sistem klasifikasi gulma yang menggambarkan karakteristiknya, seperti kalsifikasi

berdasarkan karekteristik reproduksi, bentuk kehidupan, botani dan lain-lain.

Menurut klasifikasi gulma dibedakan menjadi : rumput, teki dan daun lebar.

Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan terdiri atas : gulma berkayu, gulma air, gulma merambat

termasuk epiphytes dan parasit.

Ditinjau dari siklus hidupnya dikenal : gulma semusim, dua musim dan tahunan.

Beberapa jenis gulma mungkin termasuk kombinasi dari karakteristik-karakteristik tersebut.

4.1. RUMPUT (GRASSES)

Rumput mempunyai batang bulat atau pipih dan berongga. Kesamaannya dengan teki karena

bentuk daunnya sama-sama sempit, tetapi dari sudut pengendalian terutama responnya

terhadap herbisida berbeda.

Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan rumput semusim (annual) dan tahunan

(perennial). Rumput semusim biasanya tumbuh melimpah tetapi kurang menimbulkan masalah

dibandingkan dengan rumput tahunan.

Beberapa spesies rumput semusim mungkin menjadi masalah karena mempunyai habitus yang

mirip tanaman, misalnya Echinochloa crusgalli dan Echinochloa colona yang mirip tanaman padi

pada stadium awal pertumbuhan.

Gulma tahunan yang penting adalah Imperata cylidrica, Saccharum spontaneum, Panicum

repens, Paspalum conjugatum (pahitan) dan sebagainya. Ditinjau dari sudut pengendalian,

herbisida yang mampu mengendalikan rumput maupun daun lebar misalnya terbutryne,

nitrofen dan glyphosate mampu mengendalikan rumput dan daun lebar sebaik mengendalikan

teki.

4.2. TEKI (SEDGES)

Teki mempunyai batang berbentuk segi tiga, kadang-kadang bulat dan tidak berongga, daun

berasal dari nodia dan warna ungu tua. Gulma ini mempunyai sistem rhizoma dan umbi sangat

luas. Sifat yang menonjol adalah cepatnya membentuk umbi baru yang dapat bersifat dorman

pada lingkungan tertentu. Diketahui ada teki semusim seperti Cyperus difformis, Cyperus iria,

dan teki tahunan seperti Cyperus esculentus, Cyperus imbricatus, Cyperus rotundus, dan

Cyperus cirpus grossus. Ada juga species seperti Fimbrystylis littoralis yang digolongkan sebagai

teki semusim maupun tahunan. Species teki yang sangat sulit dikendalikan adalah Scirpus

Page 4: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

maritimus dan Cyperus rotundus. Glyphosate dan alakhlor adalah salah satu dari sedikit

herbisida yang dapat mengendalikan Cyperus rotundus.

4.3. GULMA DAUN LEBAR (BROAD LEAVED WEEDS)

Daun-daun gulma berdaun lebar dibentuk pada meristem apikal dan sangat sensitif terhadap

khemikelia. Pada permukaan daun (terutama permukaan bawah) terdapat stomata yang

memungkinkan cairan masuk. Gulma ini mempunyai tunas?tunas pada nodus atau titik

memencarnya daun. Tunas-tunas tersebut juga sensitif terhadap herbisida. Meristem apikal dari

gulma berdaun lebar adalah bagian batang yang terbentuk sebagai bagian terbuka yang sensitif

terhadap perlakuan kimia. Herbisida yang pertama ditemukan adalah 2,4 D yang merupakan

pengendali gulma berdaun lebar. Begitu juga herbisida?herbisida phenoxy yang lain seperti

MCPA; MCPB; 2,4-T; 2,4 DB dan sebagainya. Herbisida lain yang bisa digunakan untuk gulma

daun lebar antara lain ioxynil; picloram; 2,3,6-TBA; semetryne; thiobencarb dan sebagainya.

4.4. GULMA SEMUSIM, DUA MUSIM DAN TAHUNAN (ANNUAL, BIENNIAL, DAN PERENNIAL

WEEDS).

Gulma semusim (annual) menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu tahun atau satu musim. Ada

gulma daun lebar semusim, teki semusim dan rumput semusim. Sebagai contoh adalah

Ageratum conyzoides, Cyperus iria, Echinochloa colonum, Leptochloa chinensis dan Rottboellia

exaltata.

Gulma biennial memerlukan dua musim pertumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya,

biasanya berbentuk roset pada tahun pertama dan pada tahun kedua menghasilkan bunga,

memproduksi biji lalu mati. Jenis gulma ini kurang umum dan kurang penting dibanding gulma

annual. Dari 567 weed flora (8,7% dari total flora) terdapat 407 species adalah annual, 121

perennial dan hanya 39 species biennial. Beberapa contoh gulma biennial : Daucus carota,

Sonchus arvensis, Senecio vulgaris dan Cirsium arvense.

Gulma perennial hidup lebih dari dua tahun dan mungkin dalam kenyataannya hampir tidak

terbatas. Beberapa species gulma perennial secara alami berkembang biak dengan biji, tetapi

dapat sangat reproduktif dengan potongan batang, umbi, rhizoma, stolon dan daun. Sebagian

besar sangat sulit dikendalikan terutama yang mampu berkembang biak secara vegetatif

maupun generatif. Stadium bibit mungkin dapat dikendalikan dengan suatu perlakuan, tetapi

pada stadium selanjutnya tidak mungkin cukup satu tindakan. Banyak biji dari gulma ini yang

mampu dorman beberapa tahun dan tetap viabel. Gulma perennial yang sangat populer dan

penting adalah Imperata Cylindrica, Mikania chordata, dan Cyperus rotundus. Beberapa

Page 5: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

herbisida utama untuk gulma annual adalah sodium chlorate, propachlor, butachlor dan

trifluralin. Sedangkan herbisida yang efektif untuk perennial adalah terbacyl dan herbisida yang

efektif untuk annual maupun perennial misalnya profloralin, paraquat dan glyphosate.

4.5. GULMA BERKAYU (WOODY WEEDS)

Golongan gulma berkayu mencakup tumbuh- tumbuhan yang batangnya membentuk cabang-

cabang sekunder. Gulma berkayu menjadi masalah di perkebunan, kehutanan, saluran

pengairan dan padang pengembalaan. Sistem perbanyakan, produksi biji dan penyebaran

efisien, sehingga menjadi masalah penting. Beberapa contoh adalah Melastoma spp., Lantana

spp., Acasia spp. dan Cromolaena odorata. Dalam beberapa kasus gulma ini dapat dikendalikan

secara manual dan pembakaran, tetapi lebih efektif dengan bahan kimia (orborisida) seperti

2,4,5-T; picloram dan sodium arsenate. Sedangkan secara mekanis menggunakan Buldozer,

Brush-ester dan sebagainya.

4.6. GULMA AIR (AQUATIC WEEDS)

Tumbuhan air adalah tumbuhan yang beradaptasi terhadap keadaan air kontinyu atau paling

tidak toleran terhadap kondisi tanah berair untuk periode waktu hidupnya. Gulma air

diklasifikasikan menjadi gulma marginal (tepian), emergent (gabungan antara tenggelam dan

terapung), submerged (melayang), anchored with floating leaves (tenggelam), free floating

(mengapung) dan plankton/algae. Contohnya berturut?turut adalah Mikania spp., Typha spp.,

Hydrilla verticillata, Nymphaea spp., Pistia stratiotes, dan Microcystis spp. Gulma air dapat

dikendalikan secara manual, mekanis, biologi dan herbisida seperti Achrolein, Ametryn,

Bromacil.

4.7. GULMA MERAMBAT (CLIMBERS)

Tumbuhan merambat yang berstatus sebagai gulma bisa sangat agresif dan perlu pengendalian.

Gulma merambat dapat menimbulkan masalah mekanis seperti Mikania chordata di

pertanaman karet dan kelapa sawit atau semi parasit seperti Coscuta campestris dan Cassytha

filiformis. Karakternya yang melilit dan memanjat dapat menyebabkan penutupan areal yang

luas dengan cepat. Salah satu dari sejumlah herbisida untuk mengendalikan Coscuta spp. adalah

Chloropham, sedangkan Mikania spp dapat dikendalikan dengan 2,4-D Amine; 2,3-D Na dan

ioxynil.

4.8. GULMA EFIFIT DAN PARASIT

Perambat kadang-kadang juga efifit atau hemiparasit. Beberapa species gulma parasit adalah

Viscum album, Dendrophthoe petandra, Arcenthobium oxycentri, Loranthus elasticus, Loranthus

Page 6: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

longiflorus, Loranthus puheerulenthus, Macrosolen cochinentis, dan Scurula spp. Species-

species ini mungkin menjadi parasit pada tanaman atau pepohonan, yang mengakibatkan

pepohonan tersebut kehilangan daun karena cabang-cabangnya telah dimatikan oleh parasit

tersebut. Beberapa jenis semak parasit yang lain adalah Vaccinium ludicum dan Rhododendron

javanicum. Beberapa species kumbang ‘scolytid’ merupakan serangga penting yang

mengendalikan penyebaran beberapa species Dendrophthoe dan Scurula dengan perusakan

deposit biji-bijinya yang dibawa burung. Metode yang dianggap efektif dalam masalah ini adalah

memotong secara teratur tumbuhan efifit dan parasit tersebut.

Page 7: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

5. PENGENDALIAN GULMA

Pengertian dari pengendalian gulma (control) harus dibedakan dengan pemberantasan (eradication).

Pengendalian gulma (weed control) dapat didefinisikan sebagai proses membatasi infestasi gulma

sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien. Dalam

pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma, melainkan cukup

menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasinya sampai pada tingkat dimana penurunan

produksi yang terjadi tidak berarti atau keuntungan yang diperoleh dari penekanan gulma sedapat

mungkin seimbang dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian

bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara

ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomik (economic threshold), sehingga sama sekali tidak

bertujuan menekan populasi gulma sampai nol.

Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma yang ada baik yang sedang

tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai

nol. Pemberantasan gulma mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring,

sebab pada areal yang luas cara ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring

kemungkinan besar menimbulkan erosi. Eradikasi pada umumnya hanya dilakukan terhadap gulma-

gulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat tertentu. Pengendalian gulma pada

prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing

gulma. Keunggulan tanaman pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu

mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan

tanaman pokok.

Pelaksanaan pengendalian gulma hendaknya didasari dengan pengetahuan yang cukup mengenai

gulma yang bersangkutan. Apakah gulma tersebut bersiklus hidup annual, biennial ataupun

perennial, bagaimana berkembang biaknya, bagaimana sistem penyebarannya, bagaimana dapat

beradaptasi dengan lingkungan dan dimana saja distribusinya, bagaimana bereaksi terhadap

perubahan lingkungan dan bagaimana tanggapannya terhadap perlakuan-perlakuan tertentu

termasuk penggunaan zat-zat kimia berupa herbisida. Pengendalian gulma harus memperhatikan

teknik pelaksanannya di lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis) dan

kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya. Terdapat beberapa metode/cara pengendalian

gulma yang dapat dipraktekkan di lapangan.

Terdapat beberapa metode/cara pengendalian gulma yang dapat dipraktekkan di lapangan. Sebelum

melakukan tindakan pengendalian gulma sangat penting mengetahui cara-cara pengendalian guna

Page 8: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

memilih cara yang paling tepat untuk suatu jenis tanaman budidaya dan gulma yang tumbuh disuatu

daerah.

Teknik pengendalian yang tersedia adalah :

1. Pengendalian dengan upaya preventif (pembuatan peraturan/perundangan, karantina, sanitasi

dan peniadaan sumber invasi).

2. Pengendalian secara mekanis/fisik (pengerjaan tanah, penyiangan, pencabutan, pembabatan,

penggenangan dan pembakaran).

3. Pengendalian secara kultur?teknis (penggunaan jenis unggul terhadap gulma, pemilihan saat

tanam, cara tanam-perapatan jarak tanam/heavy seeding, tanaman sela, rotasi tanaman dan

penggunaan mulsa).

4. Pengendalian secara hayati (pengadaan musuh alami, manipulasi musuh alami dan pengolahan

musuh alami yang ada disuatu daerah).

5. Pengendalian secara kimiawi (herbisida dengan berbagai formulasi, surfaktan, alat aflikasi dsb).

6. Pengendalian dengan upaya memamfaatkannya (untuk berbagai keperluan seperti sayur,

bumbu, bahan obat, penyegar, bahan kertas/karton, biogas pupuk, bahan kerajinan dan

makanan ternak).

5.1. PENGENDALIAN SECARA PREVENTIF

Tindakan paling dini dalam upaya menghindari kerugian akibat invasi gulma adalah pencegahan

(preventif). Pencegahan dimaksud untuk mengurangi pertumbuhan gulma agar usaha

pengendalian sedapat mungkin dikurangi atau ditiadakan. Pencegahan sebenarnya merupakan

langkah yang paling tepat karena kerugian yang sesungguhnya pada tanaman budidaya belum

terjadi. Pencegahan biasanya lebih murah, namun demikian tidak selalu lebih mudah.

Pengetahuan tentang cara-cara penyebaran gulma sangat penting jika hendak melakukan

dengan tepat.

A. Peniadaan Sumber Invasi dan Sanitasi

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk meniadakan sumber invasi

adalah :

1) Menggunakan biji tanaman yang bersih dan tidak tercampur biji lain terutama biji-biji

gulma.

2) Menghindari penggunaan pupuk kandang yang belum matang.

Page 9: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

3) Membersihkan tanah-tanah yang berasal dari tempat lain, tubuh dan kaki ternak dari

biji-biji gulma.

4) Mencegah pengangkutan tanaman beserta tanahnya dari tempat-tempat lain, karena

pada bongkahan tanah tersebut kemungkinan mengandung biji-biji gulma.

5) Pembersihan gulma dipinggir-pinggir sungai dan saluran air.

6) Menyaring air pengairan agar tidak membawa biji-biji gulma ke petak-petak pertanaman

yang diairi.

B. Karantina Tumbuhan

Karantina tumbuhan bertujuan mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan

lewat perantaraan lalu-lintas/perdagangan. Karantina tumbuhan merupakan cara

pengendalian tidak langsung dan relatif paling murah.

5.2. PENGENDALIAN MEKANIS

Pengendalian mekanis merupakan usaha menekan pertumbuhan gulma dengan cara merusak

bagian-bagian sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat. Teknik

pengendalian mekanis hanya mengandalkan kekuatan fisik atau mekanik. Dalam praktek

dilakukan secara tradisional dengan tangan, dengan alat sederhana sampai penggunaan alat

berat yang lebih modern.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih peralatan untuk digunakan dalam

pengendalian gulma adalah sistem perakaran, umur tanaman, kedalaman dan penyebaran

sistem perakaran, umur dan luas infestasi, tipe tanah, topografi, serta kondisi cuaca/iklim.

A. Pengolahan Tanah (Land Preparation)

Pengolahan tanah dengan alat-alat seperti cangkul, bajak, garu, traktor dan sebagainya,

pada umumnya berfungsi untuk mengendalikan gulma. Pengolahan tanah pada prinsipnya

melepaskan ikatan antara gulma dengan media tempat tumbuhnya. Efektivitas pengolahan

tanah dalam pengendalian gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup gulma dan

tanamannya, dalam dan penyebaran perakaran, lama dan luasnya infestasi, macam

tanaman yang dibudidayakan, jenis tanah, topografi dan iklim.

B. Penyiangan (Weeding)

Penyiangan yang tepat biasanya dilakukan pada saat pertumbuhan aktif dari gulma.

Penundaan sampai gulma berbunga mungkin tak hanya gagal membongkar akar gulma

secara maksimum, tetapi juga gagal mencegah tumbuhnya biji-biji gulma yang viabel

Page 10: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

sehingga memberi kesempatan untuk perkembangbiakan dan penyebarannya. Penyiangan

sesudah gulma dewasa akan banyak membongkar akar tanaman dan menimbulkan

kerusakan fisik. Sedang penyiangan yang terlalu sering akan menimbulkan kerusakan akar

tanaman pokok

C. Pencabutan (Hand Pulling)

Pencabutan dengan tangan ditujukan untuk gulma annual dan biennial. Pelaksanaan

pencabutan gulma terbaik adalah pada saat sebelum pembentukan biji, sedang pencabutan

pada saat gulma sudah dewasa mengakibatkan kemungkinan adanya bagian bawah gulma

yang tidak tercabut sehingga tumbuh kembali.

D. Pembabatan (Mowing)

Pembabatan pada umumnya hanya efektif untuk mengendalikan gulma-gulma yang bersifat

setahun (annual) dan kurang efektif untuk gulma tahunan (perennial). Efektivitas cara ini

sangat ditentukan oleh saat dan interval pembabatan. Pembabatan sebaiknya dilakukan

pada saat daun gulma sedang tumbuh lebat, menjelang berbunga dan sebelum membentuk

biji.

E. Pembakaran (Burning)

Pembakaran merupakan salah satu cara mengendalikan gulma. Suhu kritis yang

menyebabkan kematian (Termodeash Point) pada sel adalah 45-55º C, tetapi biji yang kering

lebih tahan daripada tumbuhan yang hidup. Sebenarnya yang dimaksud dengan

pembakaran adalah penggunaan api untuk pengendalian gulma dengan alat pembakar

(burner) seperti alat untuk mengelas, flame cultivator atau weed burner yang menggunakan

bahan bakar butane dan propone. Atau pembakaran dengan memberikan panas dalam

bentuk uap (sceaming), terutama dalam usaha mematikan biji gulma pada tempat-tempat

tertentu seperti pembuatan bedengan.

F. Penggenangan

Bila tersedia air, penggenangan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Cara ini biasa

digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan gulma darat (terrestrial). Penggenangan

efektif untuk mengendalikan gulma tahunan. Caranya dengan membuat galangan pembatas

dengan tinggi genangan 15-25 cm selama 3-8 minggu. Sebagian besar gulma tidak

berkecambah pada kondisi anaerob.

Page 11: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

5.3. PENGENDALIAN KULTUR TEKNIS

Pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan praktek-

praktek budidaya, antara lain :

1) Penanaman jenis tanaman yang cocok dengan kondisi tanah.

2) Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong.

3) Pemupukan yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga mempertinggi

daya saing tanaman terhadap gulma.

4) Pengaturaan waktu tanam dengan membiarkan gulma tumbuh terlebih dahulu kemudian

dikendalikan dengan praktek budidaya tertentu.

5) Penggunaan tanaman pesaing (competitive crops) yang tumbuh cepat dan berkanopi lebar

sehingga memberi naungan dengan cepat pada daerah di bawahnya.

6) Modifikasi lingkungan yang melibatkan pertumbuhan tanaman menjadi baik dan

pertumbuhan gulma tertekan.

A. Rotasi Tanaman (Crop Rotation)

Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman sebenarnya bertujuan memanfaatkan tanah, air,

sinar matahari dan waktu secara optimum sehingga diperoleh hasil yang memadai. Dengan

pergiliran tanaman maka pada umumnya permukaan tanah akan selalu tertutup oleh

naungan daun tanaman, sehingga gulma tertekan.

B. Sistem Bertanam (Croping System)

Perubahan cara bertanam dari monokultur ke polikultur (intercropping atau multiple

croping) dapat mempengaruhi species gulma yang tumbuh sehingga menimbulkan

perbedaan interaksi dalam kompetisi. Cara penanaman tumpang sari, tumpang gilir,

tanaman sela atau lainnya ternyata dapat menekan pertumbuhan gulma, karena gulma tidak

sempat tumbuh dan berkembang biak akibat sinar matahari serta tempat tumbuhnya selalu

terganggu.

C. Pengaturan Jarak Tanam (Crop Density)

Peningkatan kepadatan tanaman meningkatkan efek naungan terhadap gulma sehingga

mengurangi pertumbuhan dan reproduksinya. Meskipun demikian pada jarak tanam yang

sempit mungkin tanaman budidaya memberikan hasil relatif kurang. Oleh sebab itu

sebaiknya penanaman dilakukan pada jarak tanam yang optimal.

D. Pemulsaan (Mulching)

Page 12: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

Mulsa akan mempengaruhi cahaya yang akan sampai ke permukaan tanah dan

menyebabkan kecambah-kecambah gulma serta berbagai jenis gulma dewasa mati.

Disamping mempertahankan kelembaban tanah, mulsa akan mempengaruhi temperatur

tanah.

E. Tanaman Penutup Tanah (Legum Cover Crop- LCC)

Sering disebut tanaman pelengkap (smother crops) atau tanaman pesaing (competitive

crops). Sebagai tanaman penutup tanah biasa digunakan tanaman kacang-kacangan

(leguminosae) karena selain dapat tumbuh secara cepat sehingga cepat menutup tanah

tetapi dapat juga digunakan sebagai pupuk hijau. Sifat penting yang diperlukan bagi

tanaman penutup tanah adalah harus dapat tumbuh dan berkembang cepat sehingga

mampu menekan gulma. Jenis-jenis leguminosae yang biasa digunakan adalah

Calopogonium muconoides (CM), Calopogonium caerelum (CC), Centrosoma pubescens (CP)

dan Pueraria javanica (PJ). Selain pertumbuhan cepat sifat lainnya yang dikehendaki adalah

tidak menyaingi tanaman pokok. Apabila pertumbuhannya terlalu rapat maka harus

dilakukan pengendalian dengan cara pembabatan atau dibongkar untuk diganti dengan

penutup tanah yang lainnya. Penggunaan tanaman penutup tanah untuk mencegah

pertumbuhan gulma-gulma berbahaya (noxious) terutama golongan rumput merupakan

cara kultur teknis yang dipandang paling berhasil diperkebunan.

5.4. PENGENDALIAN HAYATI

Pengendalian hayati (biological control) adalah penggunaan biota untuk melawan biota.

Pengendalian hayati dalam arti luas mencakup setiap usaha pengendalian organisme

pengganggu dengan tindakan yang didasarkan ilmu hayat (biologi). Berdasarkan hal ini maka

penggunaan Legum Cover Crops (LCC) kadang- kadang juga dimasukkan sebagai pengendalian

hayati.

Pengendalian hayati pada gulma adalah suatu cara pengendalian dengan menggunakan musuh-

musuh alami baik hama (insekta), penyakit (patogen), jamur dan sebagainya guna menekan

pertumbuhan gulma. Hal ini biasa ditujukan terhadap suatu species gulma asing yang telah

menyebar secara luas di suatu daerah. Pemberantasan gulma secara total bukanlah tujuan

pengendalian hayati karena dapat memusnahkan agen-agen hayati yang lain.

A. Pengendalian Alami dan Hayati

Page 13: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

Berdasarkan campur tangan yang terjadi maka dibedakan antara pengendalian alami dan

pengendalian hayati. Perbedaan utama terletak pada ada atau tidaknya campur tangan

manusia dalam ekosistem. Dalam pengendalian alami disamping musuh alami sebagai

pengendali hayati masih ada iklim dan habitat sebagai faktor pengendali non hayati. Sedang

pada pengendalian hayati ada campur tangan manusia yang mengelola gulma dengan

memanipulasi musuh alaminya. Pengendalian hayati merupakan metode yang paling layak

dan sekaligus paling sulit dipraktekkan karena memerlukan derajat ketelitian tinggi dan

serangkaian test dalam jangka waktu panjang (bertahun-tahun) sebelum suatu organ

pengendali hayati dilepas untuk pengendalian suatu species gulma. Dasar pengendalian

hayati adalah kenyataan bahwa di alam ada musuh- musuh alami yang mampu menekan

beberapa species gulma.

B. Musuh-musuh Alami Gulma

Ada beberapa syarat utama yang dibutuhkan agar suatu makhluk dapat digunakan sebagai

pengendali alami :

1. Makhluk tersebut tidak merusak tanaman budidaya atau jenis tanaman pertanian

lainnya, meskipun tanaman inangnya tidak ada.

2. Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya, misalnya populasi makhluk ini akan

meningkat jika populasi gulmanya juga meningkat.

3. Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak mencegah gulma membentuk biji/

berkembang biak.

4. Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah-daerah lain yang ditumbuhi

inangnya.

5. Mempunyai adaptasi baik terhadap gulma inang dan lingkungan yang ditumbuhinya.

5.5. PENGENDALIAN KIMIA

Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia tanpa mengganggu tanaman pokok

dikenal dengan nama ‘Herbisida’.

Kelebihan dan keuntungan penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma antara lain:

Herbisida dapat mengendalikan gulma yang tumbuh bersama tanaman budidaya yang sulit

disaingi.

Herbisida pre-emergence mampu mengendalikan gulma sejak awal.

Page 14: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

Pemakaian herbisida dapat mengurangi kerusakan akar dibandingkan pengerjaan tanah

waktu menyiangi secara mekanis.

Erosi dapat dikurangi dengan membiarkan gulma (rumput) tumbuh secara terbatas dengan

pemakaian herbisida.

Banyak gulma yang bersifat pohon lebih mudah dibasmi dengan herbisida.

Lebih efektif membunuh gulma tahunan dan semak belukar.

Dapat menaikkan hasil panen tanaman dibandingkan dengan perlakuan penyiangan biasa.

Disamping kelebihan dan keuntungan, herbisida mempunyai keurangan-kekurangan yang dapat

merugikan, antara lain dapat menimbulkan :

Efek samping

Species gulma yang resisten

Polusi

Residu dapat meracuni tanaman.

Penggunaan herbisida yang berhasil sangat tergantung akan kemampuannya untuk membasmi

beberapa jenis gulma dan tidak membasmi jenis-jenis lainnya (tanaman budidaya). Cara kerja

yang selektif ini merupakan faktor yang paling penting bagi keberhasilan suatu herbisida.

Ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi keberhasilannya atau selektifitas herbisida, yaitu :

Faktor Tanaman :

Umur dan kecepatan pertumbuhan.

Struktur luar seperti bentuk daun ( ukuran dan permukaan ), kedalaman akar, lokasi titik

tumbuh, dll

Struktur dalam seperti translokasi dan permeabilitas membran / jaringan

Proses-proses biokimia seperti pengaktifan enzim, herbisida, dll

Faktor Herbisidanya :

Struktur

Konsentrasi

Formulasi (cair atau granular)

Faktor Lingkungan :

Temperatur,

Cahaya,

Hujan,

Faktor-faktor tanah

Page 15: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

Cara Pemakaian/Aplikasi :

Tipe herbisida (digunakan ke tanah, ke tanaman),

Volume penyemprotan,

Ukuran butiran semprotan,

Waktu penyemprotan.

Page 16: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

6. BAKU PENGENDALIAN GULMA DI PERKEBUNAN

Untuk kebutuhan praktek pengelolaan gulma di perkebunan diperlukan adanya suatu baku

penyiangan yang dianggap normal untuk dijadikan sebagai pedoman umum. Di dalam baku

penyiangan normal digambarkan tingkat ambang pengendalian gulma. Tingkat ambang pengendalian

gulma adalah tingkat pertumbuhan gulma paling maksimal yang masih dapat dibolehkan sebelum

menimbulkan efek penekanan pertumbuhan/produksi dan menimbulkan gangguan fisik yang berarti.

Uraian tentang norma-norma kelas penyiangan di perkebunan sebagai berikut :

Kelas

Penyiangan

Uraian

P0

Dalam kelas ini, secara normatif hanya tanaman kelapa sawit yang

diperkenankan tumbuh dan kacang-kacangan (leguminosae). Namun

menjelang setiap rotasi penyiangan dapat diperbolehkan tumbuh gulma

golongan A, B, dan C dengan persentase penutupan 5-25% dan tinggi 5-10 cm

bergantung pada umur tanaman kelapa sawit. Gulma yang masih dapat

dibolehkan tumbuh selain kacang-kacangan adalah : rumput lunak seperti

Ageratum, Cyrtococcum, Paspalum, Ottochloa dan lain-lain. Gulma yang tidak

boleh tumbuh adalah golongan D dan E, yaitu Eupatorium, Lantana,

Melastoma, Colocasia (keladi) dan gulma berduri. Kelas penyiangan P0

terdapat di piringan pohon umur 0-1 tahun.

P1

Secara normatif dalam kelas P1 hanya penutup tanah kacang-kacangan yang

diperkenankan tumbuh. Namun menjelang setiap rotasi penyiangan, gulma

golongan B dan C diperbolehkan tumbuh dengan persentase penutupan

maksimum 25% dan tinggi maksimum 30 cm. Jenis gulma yang diperbolehkan

tumbuh adalah rumput lunak berdaun lebar maupun berdaun pita dari

golongan B dan C. Gulma yang tidak dapat ditoleransi tumbuh adalah

golongan D dan E seperti gulma berdaun pita tangguh Brachiaria mutica,

Imperata cylindrical; gulma alelopati Mikania; gulma berkayu Eupatorium,

Lantana dan lain-lain. Kelas penyiangan P1 terdapat dalam gawangan tanaman

TBM.

P2 Kelas penyiangan dimana kacang-kacangan, gulma lunak berdaun pita maupun

berdaun lebar diperbolehkan tumbuh dengan penutupan 25-50% dan tinggi 20

cm bergantung pada umur tanaman. Gulma yang tidak diperbolehkan tumbuh

Page 17: Pengendalian Gulma Pada Kelapa Sawit

adalah gulma berkayu seperti Eupatorium, Lantana; gulma berbahaya seperti

Imperata cylindrical, Mikania serta gulma berduri (golongan D dan E). Kelas

penyiangan P2 terdapat pada jalur Tanaman Menghasilkan (TM).

P3

Kelas penyiangan dimana kacang-kacangan, gulma lunak rumput-rumputan

dan gulma berdaun lebar dari golongan A, B dan C diperbolehkan tumbuh

menutup tanah 100%, tetapi tingginya dikendalikan maksimum 30 cm.

Pengendalian dapat dilakukan dengan membabat. Gulma golongan D dan E

tidak diperbolehkan tumbuh sehingga perlu diberantas dengan interval

tertentu. Kelas penyiangan P3 terdapat pada gawangan TM sampai berumur

15-20 tahun.

P4

Kelas penyiangan dimana kacang-kacangan dan gulma umum rumput-

rumputan, berdaun lebar dan gulma berkayu terkecuali gulma golongan E

seperti lalang (Imperata cylidrica), Mikania, diperbolehkan tumbuh asalkan

tumbuhnya tidak melebihi 30 cm. Kelas penyiangan P4 terdapat pada

gawangan Tanaman Menghasilkan (TM ) berumur lebih dari 15-20 tahun.

P5

Kelas penyiangan dimana kacang-kacangan, gulma lunak rumput-rumputan,

gulma berdaun lebar dan gulma perdu berkayu diperkenan tumbuh kecuali

gulma golongan E seperti lalang (Imperata cylindrical), Mikania dan lain-lain.

Kelas penyiangan P5 terdapat pada areal tanaman menjelang diremajakan.