pengenalan tentang bahan aditif berbahaya pada …repository.unib.ac.id/15372/1/artikel ppm mandiri...

16
LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH Oleh: HERMANSYAH AMIR JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2017

Upload: nguyendung

Post on 30-Nov-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

LAPORAN PPM MANDIRI

UNIVERSITAS BENGKULU

PENGENALAN TENTANG BAHAN

ADITIF BERBAHAYA

PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH

Oleh:

HERMANSYAH AMIR

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2017

Page 2: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

ABSTRAK

Industri makanan danminuman yang ada pada umumnya selalu menggunakan bahan aditif dalam

proses dan pasca produksi.Zat aditif adalah zat atau campuran zat yangakan ditambahkan pada makanan

baik pada waktu pembuatan, penyimpanan dan pengepakan.Penambahan zat aditif dalam makanan ini

diperbolehkan selama zat-zat tersebut tidak membahayakan dan tidak merugikan.Zat aditif ini ada yang

bersifat alami dan ada juga yang bersifat sintetik.Dampak negatif dari kesalahan pemilihan dan penggunaan

bahan pengawet yang umum terjadi pada produsen makanan dan minuman dapat membahayakan kesehatan

konsumen atau masyarakat, khususnya pada jajanan anak.

Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk memberikan arahan dan penjelasan akan maksud dan tujuan

penggunaan , serta dampak dari penggunaan berbagai zat aditif pada makanan khususnya pada jajanan anak,

kepada orang tua di lingkungan RT 013/RW 05 Kompleks Diknas Kelurahan surabaya kota Bengkulu

melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 23 Desember2017 bertempat di LPTIK

Universitas Bengkulu dan dihadiri sebanyak 16 warga peserta dari RT013/RW05 kompleks Diknas

Surabaya Kota Bengkulu .Metode Pelaksanaan kegiatan yang diterapkan adalah berupa pemberian

penyuluhan dan informasi dengan materi mengenai hal zat aditif, zat aditif pada makanan jajanan anak, zat

aditif yang diperbolehkan dan yang dilarang, dan dampak serta akibat konsumsi dari zat aditif

terlarang.Kegiatan yang dilaksanakan telah berhasil dengan baik dan dirasakan sangat berguna yang dapat

dilihat dari umpan balik dari peserta pada angket yang dibagikan dan diisi oleh seluruh peserta setelah

selesaimengikuti pelatihan yang diberikan, dimana setelah para peserta mengikuti kegiatan penyuluhan ini,

mereka sangat merasakan manfaat kegiatan, hal ini ditunjukkan dengan minat mereka untuk mengikuti acara

serupa di waktu yang akan datang.

Kata Kunci :Zat Aditif , Anti Oksidan , Bahan Pengawet.

Page 3: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

A. Pendahuluan

Pada saat ini pada produk makanan yang berasal dari industri makanan rumah tangga dan pabrikan ,

sudah secara umum selalu mengandung berbagai zat aditif yang ditambahkan kedalam produk dan sudah

tidak mungkin lagi untuk dihindari [1], dengan tujuan agar makanan yang di produksi menjadi semakin

enak , dan lebih menarik pada sisi penampakan, aroma, dan tekstur [2]. Hal umum yang sering terjadi adalah

semakin maraknya pengabaian gizi, higienis dan keamanan pangan itu sendiri sehingga memiliki potensi

kerawanan terhadap keamanan pangan yang diproduksi. Karena itu upaya sungguh-sungguh untuk

menumbuhkan kesadaran dari pihak konsumen dan produsen tentang keamanan dan dampak negatif dari

penambahan zat aditif pada makanan yang dihasilkan.

B. Perumusan Masalah

Suatu bahan makanan segar atau yang telah diolah bila dibiarkan secara bebas di uadara terbuka

pada suhu kamar dalam jangka waktu tertentu secara alamiah akan menjadi rusak baik yang terjadi karena

pengaruh kandungan kimia pada internal bahan sendiri oleh adanya enzim [3], ataupun akibat pengaruh dari

luar seperti pengaruh dari gas oksigen pada udara, terkena pancaran cahaya matahari, penurunan

kelembapan dan akibat adanya aktivitas dari mikroorganisme luar [4].

Untuk mencegah perubahan makanan oleh keberadaan gas oksigen pada udara, cahaya matahari

dan enzim dapat digunakan zat aditif berupa bahan antioksidan [5] dan anti pencokelatan, sedangkan untuk

menghambat pengaruh mikroorganisme luar dapat ditambahkan bahan tambahan pengawet (BTP) berupa zat

antimikroba [6]. Beberapa jenis zat antimikroba telah digunakan sejak dahulu kala secara tradisional untuk

mengawetkan makanan antara lain seperti penambahan gula, garam, asap kayu, dan cuka. Penambahan zat

aditif kedalam makanan akan tidak merusak nilai gizi makanan itu, bila zat aditif tersebut tidak kedaluwarsa.

Karena dampak nagatif yang dapat terjadi, penggunaan zat aditif sebaiknya ditambahkan pada

dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan. Karena itu kegiatan penyuluhan ini dianggap sangat

penting bagi kelompok orang tua khususnya di lingkungan RT 013/RW 05 Kompleks Diknas Kelurahan

Surabaya Kota Bengkulu , karena dengan demikian, para peserta akan memperoleh informasi dan

pengetahuan tentang zat aditif ilegal dan terlarang yang sering digunakan pada makanan jajanan anak

sekolah.

C. Tinjauan Pustaka

C.1. Bahan Aditif

Zat aditif atau bahan pengawet pada makanan memiliki fungsi utama untuk mencegah atau

memperlambat terjadinya kerusakan pada suatu makanan, baik yang terjadi secara kimiawi maupun secara

mikrobiologis. Karena itu penambahan suatu bahan pengawet makanan akan memungkinkan makanan

tersebut dapat diangkut untuk jarak jauh serta mampu disimpan untuk waktu yang sangat lama sebagai

cadangan persedian untuk dikonsumsi diwaktu yang akan datang.

Tujuan penambahan dari suatu zat aditifkedalam makanan antara lain adalah untuk memperbaiki

karakter dan meningkatkan kualitas dari makanan itu sendiri, menghambat atau menghentikan aktivitas

Page 4: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

mikroba seperti bakteri, kapang, dan khamir untuk meningkatkan daya simpan, meningkatkan cita rasa,

menstabilkan dan memperbaiki tekstur, dan warna serta memperkaya kandungan vitamin, mineral sehingga

lebih bergizi.

Secara garis besarnya jenis zat aditif ada dua, yaitu:

1. Kelompok aditif Generally Recognized as Safe (GRAS)

Zat aditif dalam kelompok GRAS bersifat aman dan tidak berefek toksik bila digunakan dalam

waktu yang lama. Contonya pemberi rasa seperti garam, pemanis seperti gula, rempah rempah

seperti lada, dan pengawet seperti asam cuka.

2. Kelompok Acceptable Daily Intake (ADI).

Untuk bahan aditif jenis ADI merupakan suatu jenis bahan pengawet yang diizinkan dalam

buah-buahan olahan demi menjaga kesehatan konsumen. Zat aditif atau Bahan Tambahan

Pangan (BTP) yang sudah dinyatakan aman dan boleh dikonsumsi masuk dalam kategori Food

Grade.

C.2 Bahan Aditif Alami Dan Sintesis Yang Dipergunakan Pada Makanan

Pada awalnya zat aditif untuk makanan selalu berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang dikenal

sebagai zat aditif alami, dan pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan

kesehatan manusia. Dewasa ini ketersediaan zat aditif alami sudah tidak lagi mencukupi sehingga perlu

diproduksinya zat aditif buatan(sintesik), yang bahan baku pembuatan zat aditif sintetik ini adalah hasil dari

sintesa kimia dari berbagai zat-zat kimia organik dan anorganik yang umumnya diproduksi secara komersial

dalam jumlah besar. Effek negatif dari penggunaan zat aditif sintesik secara berlebihan adalah dapat

menimbulkan beberapa efek samping seperti reaksi alergi dan dan kanker.

C.3. Macam-macam Zat Aditif Makanan

a) Zat Pewarna

Zat pewarna adalah bahan yang ditambahkan sehingga akan dapat memberi warna pada makanan,

sehingga makanan tersebut akan terlihat lebih menarik. Beberapa contoh pewarna alami adalah Anato

(orange) , Karamel (cokelat hitam) , Beta karoten (kuning) dan Klorofil (hijau). Untuk pewarna sintetik

contohnya antara lain adalah Biru berlian (biru) , Coklat HT (coklat), Eritrosit (merah) dan Hijau FCF

(hijau). Karena beragamnya selera konsumen terhadap warna suatu produk, menjadikan produsen selalu

memvariasikan warna produk yang dibuat atau diolah. Dewasa ini karena adanya keterbatasan persediaan

dari zat pewarna alami telah menyebabkan peningkatan penggunaan zat warna sintetik [7], karena kebutuhan

dari pewarnaan tekstil, berbagai produk keperluan sehari-hari, bahan bangunan dan juga untuk berbagai

produk industri makanan, minuman, dimana kemajuan teknologi telah mampu untuk menciptakan berbagai

ragam zat pewarna sintetis dengan berbagai variasi warna [8] . Penggunaan pewarna sintetik berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pewarna sintetis dapat menimbulkan masalah kesehatan

dan lingkungan [9]. Seperti ditemukannya penggunaan pewarna sintetik untuk pewarna tekstil seperti

Page 5: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

Rhodamin B pada makanan dan minuman, sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat memicu

terjadinya kanker serta kerusakan ginjal dan hati [10], khususnya pada berbagai produk makanan yang

dihasilkan dari usaha rumah tangga [11]. Selain itu limbah dari suatu pewarna sintetik dapat menyebabkan

pencemaran lingkungan dan merupakan bahan berbahaya, karena dapat terdegradasi menjadi senyawa yang

bersifat karsinogenik dan beracun serta meningkatkan kekeruhan dan menjadikan penurunan kualitas

perairan dan menyebabkan kematian makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. [12].

b..Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa

Zat aditif ini ditambahkan agar dapat memberikan, menambah, serta memperkuat rasa dan aroma

dari makanan yang ditambahkan. Beberapa contoh dari zat aditif untuk penyedap rasa dan aroma antara

lain yang berasal dari golongan ester seperti Isoamil asetat (memberikan rasa pisang), isoamil valerat

(memberikan rasa apel), butil butirat (memberikan rasa nanas), dan isobutil propionat (memberikan rasa

anggur) pada minuman ringan. Untuk bahan aditif penguat rasa yang paling banyak digunakan adalah

MSG (Monosodium Glutamate) yang kita kenal sehari-hari dengan nama dagang vetsin. Selain dari zat

penguat rasa dan aroma sintetik juga sering digunakan berupa zat penguat rasa alami yang umumnya

berasal dari aneka tanaman, seperti antara lain seperti keluarga tanaman pandan yang selain berfungsi

sebagai pemberi aroma juga sekaligus sebagai pemberi warna makanan. Hal ini disebabkan karena adanya

berbagai kandungan metabolit sekunder yang terkandung didalam tumbuhan pandan tersebut [13]. Adanya

kandungan berbagai senyawa metabolit sekunder ini menyebabkan penggunaan bahan penguat rasa dan

aroma alami yang ditambahkan kedalam suatu makanan juga sekaligus akan memberikan tambahan

manfaat khususnya pada pengaruh terhadap kesehatan bagi yang mengkonsumsi bahan makanan

tersebut.[14]

c. Zat Pemanis Buatan

Zat aditif ini ditambahkan kedalam produk makanan semata-mata untuk memberikan rasa manis, dan zat

aditif ini umumnya tidak mempunyai nilai gizi. Beberapa contoh zat aditif ini antara lain adalah sakarin,

dulsin , natrium siklamat dan sorbitol. Salah satu sifat dari bahan pemanis buatan adalah sifatnya yang tidak

dapat dicerna oleh didalam tubuh manusia sehingga tidak akan berfungsi sebagai sumber energi.

Penggunaan zat pemanis buatan digunakan pada berbagai produk makanan olahan adalah untuk mengurangi

biaya produksi karena zat pemanis buatan ini memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan

pemanis alami seperti sukrosa. Sebagai contoh garam-garam siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih

tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa, bahkan tingkat kemanisan dari garam natrium dan kalsium sakarin

memiliki kemanisan 800 kali dibadingkan dengan kemanisan sukrosa 10%.

d. Zat Aditif Pengawet

Secara alamiah suatu bahan makanan bila disimpan dalam jangka waktu tertentu akan mengalami

perubahan-perubahan seperti pembusukan yang dapat disebabkan oleh adanya berbagai reaksi kimia baik

yang bersumber dari dalam dan dari luar bahan makanan tersebut. Karena itu untuk menghambat terjadinya

Page 6: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

proses kerusakan bahan makanan , sejak dahulu kala selalu diupayakan pengawetan suatu bahan makanan

baik secara kimiawi , fisika ataupun gabungan dari keduanya. Upaya pengawetan bahan makanan secara

fisika dilakukan umpamanya dengan melakukan pengeringan bahan makanan tersebut. Proses pengeringan

terhadap suatu bahan akan mempengaruhi keaktifan dari kandungan metabolit sekunder yang ada

terkandung didalam bahan sendiri sehingga akan merubah atau mengurangi pengaruh internal dari bahan

tersebut [15]. Selain itu kerusakan bahan makanan yang terbesar adalah akibat kontaminasi dari berbagai

mikroorganisme yang ada di alam sekitar seperti fungi, bakteria dan mikroba lainnya dimana adanya

kontaminasi mikroorganisme pada bahan makanan dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan

yang dapat membahayakan kehidupan. Walaupun begitu tidak seluruh kontaminasi mikroorganisme pada

bahan makanan adalah bersifat merugikan, karena ada juga upaya pengawetan yang dilakukan dengan

mengkontaminasi suatu bahan dengan mikroorganisme tertentu dalam usaha untuk mengubah tekstur

maupun nilai gizi bahan makanan tersebut seperti pada pembuatan tempe dan oncom. Hal ini karena adanya

kandungan enzim tertentu sebagai metabolit sekunder yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut yang

bersifat menguntungkan [16]. Untuk pengawetan bahan makanan dengan cara kombinasi cara fifika dan

kimia telah dilakukan secara tradisional antara lain dengan cara pengasapan bahan makanan seperti ikan

basah. Hal ini terjadi disebabkan adanya kandungan metabolit sekunder pada bahan bakar yang terbawa

dengan asap hasil pembakaran dan bereaksi dengan bahan makanan , khususnya mampu bertindak sebagai

anti mikroba [17]. Hal ini terjadi pada umumnya karena tingginya kandungan senyawa-senyawa polifenol

yang terkandung pada bahan bakar yang bersifat toksik terhadap berbagai bakteri patogen [18]. Mekanisme

anti bakteri ini umumnya terjadi akibat adanya interaksi antara membran bakteri dengan senyawa kimia

yang ditambahkan sehingga akan menghambat metabolisme pertumbuhan dari bakteri patogen yang

merusak mutu makanan [19]. Untuk zat aditif pengawet bahan makanan yang secara kimia dilakukan

dengan penambahan bahan tambahan pangan pengawet (BTP Pengawet) baik alami ataupun sintetik.

Metabolit sekunder yang terkandung didalam berbagai bahan alam banyak diantaranya memiliki

kemampuan sebagai anti mikroba sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan [20]. Untuk

zat aditih pengawet sintetik yang banyak digunakan secara legal pada industri makanan antara lain adalah :

a). Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk campuran dalam produk minuman

ringan dan sirup, kecap, acar ketimun dalam botol dan berbagai produk saos.

b). Natrium nitrat (NaNO3), untuk produk daging olahan dan keju.

c). Natrium nitrit (NaNO2), untuk produk daging olahan, pengawetan daging dan kornet kaleng.

d). Asam propionat, untuk produk roti dan keju olahan.

e. Bahan Penyedap dan Bahan Penambah Cita Rasa Makanan.

Zat aditif berupa bahan penyedap umumnya tidak merupakan zat tunggal melainkan merupakan

suatu komponen campuran dari berbagai senyawa kimia tertentu yang memiliki sifat yang khas. Zat aditif

berupa bahan penyedap adalah zat atau komponen yang mampu untuk memberikan rasa atau aroma tertentu

Page 7: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

kedalam bahan makanan yang ditambahi zat tersebut. Sesungguhnya rasa sedap pada suatu bahan makanan

merupakan gabungan dari perasaan yang terdapat dalam mulut yang mengkonsumsi makanan tersebut.

Zat aditif untuk penyedap makanan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Bahan penyedap alami,

Contoh nyata dari bahan penyedap alami antara lain adalah bumbu/herba masakan, minyak atsiri ,

getah tanaman , sari buah, ekstrak bahan penyedap, dan ekstrak tanaman atau hewan.

Keseluruhan dari bahan penyedap alami yang berasal dari tumbuhan merupakan kandungan

metabolit sekunder khas dari tanaman tersebut.

2. Bahan penyedap sintetik atau penyedap buatan .

Zat aditif jenis ini merupakan komponen atau senyawa kimia yang disintesa sehingga mendapatkan

produk yang memiliki karakteristik berupa bau dan rasa yang menyerupai rasa dan bau dari zat aditif

penyedap alami. Bahan penyedap sintetik ini dibuat dari gabungan komponen dari bahan penyedap

alami atau hanya dari komponen penyedap sintetik itu sendiri.

f. Anti Oksidan

Zat ditif makanan antioksidan sesungguhnya merupakan suatu bahan kimia yang ditambahkan

kedalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya peristiwa oksidasi pada makanan akibat adanya

pengaruh internal dan eksternal pada makanan tersebut. Pengaruh eksternal umpamanya adalah paparan gas

oksigen dari udara, sedangkan pengaruh internal terjadi karena adanya kandungan radikal bebas pada

makanan tersebut. Molekul dalam bentuk radikal bebas sendiri merupakan suatu bentuk molekul yang

tidak stabil dan secara kimia bersifat sangat reaktif yang dikarenakan adanya kandungan dari elektron

yang tidak berpasangan (tunggal) sehingga radikal bebas ini hanya akan menjadi stabil bila telah bereaksi

dengan molekul lainnya.[21]. Proses degradasi dari berbagai komponen makanan merupakan sumber

terbentuknya radikal bebas yang ada didalam makanan tersebut. Karena itu mengkonsumsi suatu bahan

makanan yang telah mengandung radikal bebas akan menambah jumlah radikal bebas yang secara alami

telah ada didalam tubuh manusia. Semakin tingginya jumlah radikal bebas didalam tubuh manusia akan

dapat menyerang jaringan tubuh yang sehat khususnya akan menyerang senyawa protein dan DNA

sehingga akan dapat menyebabkan terpicunya berbagai penyakit antara lain seperti penyakit kanker,

percepatan penuaan dini serta berbagai penyakit degeneratif lainnya [22]. Karena itu penambahan zat aditif

antioksidan selain berfungsi sebagai pengawet bahan makanan juga bermanfaat untuk mencegah penyakit

penyakit seperti kanker, dimana hal ini telah dilakukan dengan mengkonsumsi berbagai bahan alam yang

kaya akan anti oksidan yang digunakan untuk pengobatan kanker khususnya bagi warga yang tidak mampu

[23]. Bahan antioksidan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bagian utama yang didasari dari sumber

perolehannya yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik, [24] . Bahan antioksidan alami adalah

senyawa-senyawa khususnya berupa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam bahan alam dan

umumnya merupakan senyawa-senyawa turunan fenol, dan flavonoid. [25] . Selain berfungsi sebagai

Page 8: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

penghambat radikal bebas, metabolit sekunder berupa senyawa anti oksidan juga akan berguna untuk

metabolisme yang ada didalam tubuh manusia [26] dan karena itu juga sekaligus berfungsi dalam

meningkatkan kesehatan tubuh [27]. Berbagai sumber anti oksidan alami ini banyak terkandung diberbagai

tanaman baik yang berada di hutan tropis basah [28], perairan pantai baik berupa rumput laut [29], spons

karang [30] bahkan bakteri yang berasosiasi dengan spons karang [31]. Berbagai bahan anti oksidan ini

terbukti memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut untuk digunakan sebagai obat alternatif pada

berbagai penyakit seperti obat anti inflamantori [32], anti apotosis [33] anti parasit [34] dan bahkan anti

malaria [35]. Selain itu sifat anti oksidan pada berbagai bahan alam terbukti juga mampu berikatan secara

elektrokimia dengan logam membentuk senyawa baru [36] sehingga dapat dimanfaatkan potensi tersebut

untuk mengikat berbagai bahan beracun khususnya logam berat yang mungkin terkonsumsi oleh manusia

sehingga berpotensi sebagai bahan obat penangkal terhadap karacunan logam khususnya adalah logam berat

yang sangat beracun [37]. Penggunaan zat aditif berupa antioksidan sintetik akan dapat memicu timbulnya

berbagai penyakit apabila digunakan dalam jangka waktu panjang

Beberapa contoh zat adtif antioksidan sintetik yang banyak digunakan pada industri makanan antara

lain adalah :

Kalium askorbat dan Natrium askorbat untuk daging olahan, kaldu, dan buah kaleng.

Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk mencegah ketengikan pada produk produk yang

mengandung lemak dan minyak makanan yang tinggi.

Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan pada lemak, minyak makan, margarin dan mentega.

C.3 Dampak Pemakaian Bahan Aditif Pada Jajanan Anak

Dari berbagai zat aditif yang ditambahkan kedalam produk makanan pada saat ini lebih banyak

dipergunakan zat aditif sintetik dari pada zat aditif alami. Penggunaan zat aditif sintetik pada makanan

dalam jangka panjang dapat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit , khususnya bila dikonsumsi secara

berlebihan. Adapun macam zat aditif pada makanan serta potensi penyakit yang mungkin ditimbulkan antara

lain adalah :

1. Pengawet

formalin : menyebabkan kanker paru-paru, gangguan berat pada alat pencernaan, memicu sakit

jantung, serta akan merusak sistem syaraf.

boraks : menimbulkan rasa mual yang hebat, muntah, diare, berbagai penyakit kulit, terjadinya

kerusakan ginjal, serta gangguan parah pada otak dan hati.

natamysin : rasa mual, muntah, menyebabkan tidak adanya nafsu makan, diare, dan ruam kulit.

kalium asetat : dapat menimbulkan terjadinya kerusakan dari fungsi ginjal.

Page 9: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

nitrit dan nitrat : menimbulkan keracunan, dapat mempengaruhi kemampuan hemoglobin dalam sel

darah merah dalam membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, kesulitan bernapas, menimbulkan

rasa sakit kepala, mengakibatkan anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

kalsium benzoate : dapat memicu terjadinya serangan penyakit asma.

Sulfur dioksida : tukak lambung, memperparah gejala penyakit asma, menimbulkan mutasi genetik,

kanker dan alergi.

kalsium dan natrium propionate : penggunaan melebihi angka maksimum yang diizinkan dapat

menyebabkan sakit kepala migren, rasa lelah, dan gangguan tidur.

natrium metasulfat : dapat menimbulkan alergi pada kulit.

2. Pewarna

rodhamin B (pewarna tekstil) : menyebabkan kanker serta menimbulkan keracunan parah pada paru-

paru, selaput lendir pada tenggorokan, hidung, dan usus.

tartazine : meningkatkan kemungkinan penyakit hiperaktif khususnya pada anak-anak.

sunset yellow : dapat menyebabkan kerusakan krusakan kromosom yang permanen.

ponceau 4r : menimbulkan anemia dan serta tingkat kepekatan pada hemoglobin dalam darah.

carmoisine : (merah) dapat memicu terjadinya kanker hati dan dapat menimbulkan alergi.

3. Pemanis

siklamat : menimbulkan kanker (bersifat karsinogenik).

sakarin : menyebabkan terjadinya infeksi dan kanker pada organ kantong kemih.

aspartam : dapat menyebabkan terjadinya gangguan saraf serta tumor otak.

4. Penyedap Rasa

monosodium glutamat (MSG) : menimbulkan adanya kelainan hati, rasa trauma, memacu terjadinya

hipertensi, stress, dan demam tinggi, terjadinya proses penuaan dini , alergi kulit, rasa mual, muntah,

sakit kepala migren, memacu serangan penyakit asma, menimbulkan ketidakmampuan dalam belajar,

serta terjadinya depresi.

D. Tujuan dan Manfaat

D.1. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan awal mengenai segala hal tentang

penggunaan zat aditif pada makanan khususnya pada jajanan anak sekolah yang sesuai dengan yang perlu

diketahui oleh para orang tua terutama pada dampak negatif penggunaannya .

D.2. Manfaat Kegiatan

1. Memberi pengetahuan awal yang berguna tentang ragam, fungsi serta dampak penggunaan zat aditif

khususnya pada jajanan anak sekolah .

Page 10: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

2. Membekali para orang tua dengan informasi dan pengetahuan yang dapat diimplementasikan secara

praktis untuk mencegah dampak negatif penggunaan zat aditif terlarang pada jajanan anak sekolah

di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.

E. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan seperti yang diuraikan perumusan masalah diatas maka dapat dilakukan

berbagai pemecahan masalah sebagai berikut;

1. Memberi pemahaman mengenai Bahan Aditif sebagai modal awal dalam mengembangkan

pengetahuan bagi para orang tua . Bentuk kegiatannya adalah ceramah pengetahuan dasar tentang

bahan aditif legal dan terlarang pada makanan.

2. Mengembangkan pengetahuan tentang bahan aditif pada makanan jajanan anak sekolah yang

berbahaya yang diperoleh sehingga dapat diimplementasikan secara praktis untuk lingkungan

keluarga dan masyarakat sekitar sekolah .

F. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran yang strategis dalam kegiatan ini adalah para warga dilingkungan RT 013/RW 05

Kelurahan Surabaya kota Bengkulu. Jumlah peserta pelatihan sebanyak 20 orang terdiri atas ibu rumah

tangga yang memiliki anak di usia sekolah.

G. Metode

Dalam rangka mencapai tujuan yang tercantum di atas, maka dilakukan ceramah dan tanya jawab dalam

hal pengertian zat aditif pada makanan , penggunaan zat aditif pada makanan , pengaruh positif dan

negatif penggunaan zat aditif pada makanan , zat aditif legal dan terlarang yang digunakan pada

makanan , ciri ciri zat makanan yang mengandung zat aditif terlarang.

H. Keterkaitan

Kegiatan ini tidak akan mungkin berhasil tanpa adanya keterkaitan dengan beberapa pihak lain seperti

Ketua RT 013/RW 05 Kelurahan Surabaya beserta para warga sekitar sebagai pihak yang berkepentingan di

mana kegiatan PPM akan dilakukan.Pemberian dukungan dalam kegiatan ini dengan menyediakan tempat

pelatihan.

I. Rancangan Evaluasi

Untuk menilai keberhasilan program kegiatan ini adalah :

1. 80% peserta yang diundang hadir dalam pelatihan.

2. Terlaksananya seluruh kegiatan pelatihan .

3. 40% peserta mampu memahami dampak

4. Pernyataan kepuasan dari peserta pelatihan.

Page 11: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

J. Pelaksanaan Kegiatan

1. Waktu dan Tempat :

Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2017bertempat di Jln Tut Wuri I No

13 Kompleks Diknas RT 013/RW05 Kelurahan Surabaya Kota Bengkulu dan dihadiri sebanyak

16 orang tua sebagai peserta.

2. Metode Pelaksanaan

Metode yang diterapkan adalah :

a. Pemberian Materi mengenai hal ihwal dari berbagai Bahan Aditif khususnya pada makanan

dan jajanan anak sekolah.

b. Pemberian contoh contoh langsung mengenai berbagai kandungan bahan aditif yang

berbahaya pada jajanan anak sekolah beserta akibatnya.

K. Hasil Kegiatan

1. Pelaksanaan kegiatan kepada peserta guru berkeahlian ganda yang mengikuti kegiatan pelatihan,

tercatat mendapatkan respon positif dari para warga yang hadir. Dari rencana semula kegiatan ini

akan diikuti 20 orang , dapat dihadiri oleh 16 orang warga yang seluruhnya memiliki anak yang

masih sekolah di kota Bengkulu

2. Secara umum seluruh tujuan kegiatan untuk memberikan pengetahuan awal mengenai zat aditif

yang berbahaya pada jajanan anak sekolah telah tercapai dengan baik

3. Pelatihan pengetahuan awal tentang zat aditif berbahaya pada jajanan anak sekolah dirasakan

oleh para warga sangat sesuai dan dirasakan sangat bermanfaat, dan diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan yang dimiliki, sekaligus dapat membantu meningkatkan

kewaspadaan orang tua terhadap perilaku anak didalam kesehariannya.

L. Kesimpulan Dan Saran

1. Kesimpulan

Kegiatan PPM ini terbukti mampu memberikan manfaat kepada para orang tua khususnya yang

berada di lingkungan RT 013/RW/05 Kompleks Diknas Kelurahan Surabaya Kota Bengkulu

berupa pengetahuan awal mengenai zat aditif pada jajanan anak yang diharapkan dapat dicapai

berupa :

a. Memperoleh pengetahuan awal tentang zat aditif yang berbahaya pada jajanan anak sekolah ,

sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dari orang tua dan masyarakat sekitar .

b. Mampu didalam membekali para orang tua denganpengetahuan tentang ciri ciri jajanan anak

sekolah yang mengandung zat aditif yang berbahaya yang dapat diimplementasikan secara

praktis untuk meningkatkan kewaspadaan didalam memilih makanan jajanan yang dijual bebas.

pembelajaran di sekolah .

Page 12: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

2. Saran

Kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat dijadikan kegiatan yang berkelanjutan secara teratur

sehingga akan memberikan bekal pengetahuan yang selalu sesuai dengan perkembangan industri

makanan UMKM yang ada di kota Bengkulu khususnya yang berkaitan dengan penjualan jajanan

anak di sekolah .

DAFTAR PUSTAKA

1. Salosa, Yenni Y. , Uji kadar formalin, kadar garam dan total bakteri ikan asin tenggiri asal

Kabupaten Sarmi Provinsi Papua., Depik, 2013: 2(1): 10-15.

2. Karunia, Finisa Bustani ., Kajian Penggunaan Zat Aditif Makanan (Pemanis Dan Pewarna ) Pada

Kudapan Bahan Pangan Lokal Di Pasar Kota Semarang ., Food Science and Culinary Education

Journal (FSCEJ) , 2013: 2(2): 72-78

3. Gustian, Erni ., Pengendalian Cemaran Mikroba Pada Bahan Pangan Asal Ternak (Daging Dan

Susu) Mulai Dari Peternakan Sampai Dihidangkan , Jurnal Litbang Pertanian, 2009: 28(3): 96-100.

4. Djaafar, T.F. ,S. Rahayu., Cemaran mikroba pada produk pertanian, penyakit yang ditimbulkan

dan pencegahannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007: 26 (2): 67−75

5. Ratnani , R.D., Bahaya Bahan Tambahan Makanan Bagi Kesehatan ., Momentum, 2009: 5(1): 16- 22

6. Nuningtyas, Yuli Frita., Pengaruh Penambahan Tepung Bawang Putih (Allium sativum) Sebagai

Aditif Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging., J. Ternak Tropika, 2014: 15 (1): 21-30.

7. Paryanto., Purwanto, A., Kwartiningsih, E., dan Mastuti, E.. Pembuatan Zat warna Alami dalam

Bentuk Serbuk untuk Mendukung Industri Batik di Indonesia., Jurnal Rekayasa Proses, 2012: 6(1):

26-29.

8. Manurung, M., Aplikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Sebagai Pewarna Alami

pada Kain Katun secara Pre-Mordanting. Journal of Chemistry, 2012: 6(2): 183-190.

9. Purnomo, M.A.J., Zat Pewarna Alam sebagai Alternatif Zat Warna yang Ramah Lingkungan.Jurnal

Seni Rupa STSI Surakarta, 2004: 1(2): 57-61.

10. Madina, F.E., Rina Elvia., I Nyoman Chandra., . Analisis Kapasitas Adsorpsi Silika dari Pasir Pantai

Panjang Bengkulu Terhadap Pewarna Rhodamine B. Alotrop , 2017, 1(2): 98-101.

11. Kartina, B., Ashar, T., dan Hasan, W. , Karakteristik Pedagang, Sanitasi Pengolahan dan Analisa

Kandungan Rhodamin B pada Bumbu Cabai Giling di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Baru

Tahun 2012. Lingkungan dan Kesehatan Kerja, 2013: 1(2): 1-7.

12. Sari, R.A., M. Lutfi Firdaus., Rina Elvia., Penentuan Kesetimbangan Termodinamika Dan Kinetika Adsorpsi

Arang Aktif Tempurung Kelapa Sawit Pada Zat Warna Reactive Red Alotrop,2017: 1(1): 10-14.

13. Musa ,N. S, Nadia Madiha Ramli, Jaznizat Saidin,Yosie Andriani, Antioxidant And Cytotoxicity

Propertise Of Ethyl Acetate Fractions Of Pandanus tectorius Fruit Against HELA Cell Line, Alotrop

, 2017: 1(2): 106-112.

14. Eldeen, I., M.S. Habsah. H. Mohamed, W.N. Tan, J.Y.S. Fong. Y. Andriani, and T.S.T. Muhammad.

Cyclooxygenase, 5-Lipoxygenase and acetylcholinesterase inhibitory effects of fractions containing,

α-Guaiene and oil isolated from the root of Xylocarpus moluccensis.,Research Journal of Medicinal

Plant, 2016: 10(4): 286-294.

15. Mohamad, H., Y. Andriani., K. Bakar., C.C. Siang., D.F. Syamsumir., A. Alias et al ,Effect of

drying method on anti -microbial, anti-oxidant activities and isolation of bioactive compounds from

Peperomia pellucida (L) Hbk. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research , 2015: 7(8): 578-

584.

16. Andriani, Yosie., Uji aktivitas antioksidan ekstrak betaglukan dari Saccharomyces Cerevisiae.

Jurnal Gradien, 2007: 3(1): 226-230.

17 Agustina, W., Sumpono, Rina Elvia, Aktivitas Asap Cair Cangkang Buah Hevea Brazilensis

sebagai Anti Bakteri Staphylococcus aureus, Alotrop , 2017: 1(1):6-9.

18. Oktarina,D.,Sumpono, Rina Elvia. ,Uji Effektivitas Asap Cair Cangkah Buah Hevea Brazilensis

Terhadap Aktivitas Bakteria Escherichia coli, Alotrop, 2017:1(1):1-5.

19. Pangestu, N.S, Nurhamidah, Elvinawati, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Daun

Page 13: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

Jatropha gossypifolia L, Alotrop, 2017:1(1): 15-19.

20. Sarfina,J, Nurhamidah, Dewi Handayani., 2017 , Uji Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri

Ekstrak Daun Ricinus communis L (Jarak Kepyar) , Alotrop, 2017: 1 (1): 66-70.

21. Andriani, Y., M.E.A.Wahid, T.S.T. Muhammad, and H. Mohamad. ,Antibacterial, radical –

scavenging activities and cytotoxicity properties of Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl leaves in

HEPG2 cell lines. International Journal of Pharmaceutical Science and Research.,2011: 2(7): 1700-

1706.

22. Amir, H, Bambang Gonggo Murrcitro, , Uji Microtetrazolium (MTT) Ekstrak Metanol Daun

Phaleriamacrocarpa (Scheff.) Boerl Terhadap Sel Kanker Payudara MCF7 , Alotrop, 2017: 1 (1) :

27-32.

23. Amir, H , Bambang Gonggo Murcitro, AS Ahmad, Murni Nur Islamiah Kassim ,The Potential Use Of

Phaleria macrocarpa Leaves Extract As An Alternative Drug For Breast Cancer Among Women Living In

Poverty , ASIAN JOURNAL FOR POVERTY STUDIES (AJPS), 2017, 3(2): 138 – 145.

24. Andriani, Y., G.S. Chew, T.S.T. Muhammad, H. Mohamad, J. Latip, M.E.A. Wahid., A new 4',6-

dihydroxy, 4-methoxybenzophenone-2-O-β-D-gentiobioside, and 4',6-dihydroxy,4 methoxy

benzophenone-2-O-β-D-glucoside isolated from methanolic extract of Phaleriamacrocarpa (Scheff.)

Boerl leaves. International Journal of Phytomedicine , 2014: 6(1): 63-72.

25. Kuntari, Z, Sumpono, Nurhamidah , Aktivitas Antioksidan Metabolit Sekunder Bakteri Endofit

Akar Tanaman Moringa oleifera L (Kelor) . Alotrop , 2017: 1(2) : 80-84.

26. Andriani, Yosie. ,Toksisitas fraksi aktif steroid ekstrak daun jati belanda (Guazuma Ulmifolia

Lamk.) terhadap aktivitas serum glutamat oksalat transaminase (SGOT) dan serum glutamat piruvat

transaminase (SGPT) pada tikus putih. Jurnal Gradien,2008: 4(2): 365-371.

27. Andriani, Yosie., Pengaruh ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) terhadap bobot

badan kelinci yang diberi pakan berlemak. Jurnal Gradien, 2005: 1(2): 74-76.

28. Andriani, Y, Habsah Mohamad, M.N.I, Kassim., N.D. Rosnan., D.F. Syamsumir., J.Saidin., et al ,

Evaluation on Hydnophytum formicarum Tuber from Setiu Wetland (Malaysia) and Muara Rupit (

Indonesia) for Antibacterial and Antioxidant activities and anti-cancer Potency against MCF-7 and

HeLa Cell. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2017: 7(9):30-37.

29. Andriani, Y., D.F. Syamsumir, T.C. Yee, F.S. Harisson, G.M. Herng, S.A. Abdullah, et al .

Biological activities of isolated compounds from three edible Malaysian red seaweeds , Gracilaria

changii, G.manilaensis and Gracilaria sp. Natural Product Communications (NPC), 2016: 11(8):

1117-1120.

30 Mohamad,H., Rosmiati., Muhammad, T.S.T., Andriani,Y., Bakar, K., Ismail,N., et al ., Potential

Secondary Metabolites from Marine Sponge Aaptos aaptos for Artherosclerosis and Vibriosis

Treatments, Natural Product Communications (NPC), 2017 : 12(8): 1227-1230.

31. Radzi, S.A.M., Y. Andriani, H. Mohamad, T.S.T. Muhammad, and J. Saidin. In-vitro anti-

inflammatory activities of extracts from bacteria associated with marine sponges:Theonella SP.

Jurnal Teknologi (Sciences & Engineering), 2015: 77(25): 165–169.

32. Andriani , Y, Leni Marlina , Habsah Mohamad , Hermansyah Amir , Siti Aisha M Radzi , Jasnizat

Saidin , Anti –Inflammantory Activity Of Bacteria Associated With Marine Sponge (Haliclona

Amboinensis) Via Reducting No Production And Inhibiting Cyclooxygenase1-Cyclooxygenase-2,

And Secretory Phospholipase A2 Activities , Asian J Pharm Clin Res, 2017: 10 (11): 95-100.

33. Zalilawati, M.R., Y. Andriani., K. Shaari., N. Bourgougnon., A.M. Ali., T.S.T. Muhammad, and

H.Mohamad. Induction of apoptosis and anti HSV-1 activity of 3-(phenethylamino) demethyl (oxy)

aaptamine from a Malaysian Aaptos aaptos. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research

,2015: 7(10): 330-341.

34. Ramadenti. F, Agus Sundaryono. , Dewi Handayani, . Uji Fraksi Etil Asetat Daun Sungkai Terhadap

Plasmodium Berghei Pada Mus Musculus. Alotrop , 2017: l (2) : 94-97.

35. Andriani, F, Agus Sundaryono , Nurhamidah , Uji Aktivitas Antiplasmodium Fraksi N Heksan

Daun Peronema Canescens Terhadap Mus Musculus , Alotrop 2017: 1(1) 33-38.

36. Sari, P.I., M.Lutfi Firdaus, Rina Elvia, Pembuatan Nano Partikel Perak (NPP) Dengan Bioreduktor

Ekstrak Buah Muntingia calabura L Untuk Analisis Logam Merkuri, Alotrop, 2017:1(1) : 20-26.

37. Adriansyah, R. , M. Lutfi Firdaus, Elvinawati., Analisis Hg2+

Dengan Menggunakan Nanopartikel

Perak (NPP) Sebagai Indikator Kolorimetri Dengan Metode Spektrofotometri , Alotrop , 2017: 1(2)

: 136-143.

Page 14: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,

FOTO FOTO KEGIATAN PENGABDIAN

Foto 1. Penjelasan Singkat Zat Aditif Pada Makanan Foto 2. Sesi Diskusi dan Tanya Jawab

Foto.3. Peserta diskusi Foto 4.Peserta memperoleh penjelasan zat aditif

pada jajanan anak

Foto 5. Gambaran singkat contoh makanan yang menggunakan zat aditif ilegal

Page 16: PENGENALAN TENTANG BAHAN ADITIF BERBAHAYA PADA …repository.unib.ac.id/15372/1/ARTIKEL PPM MANDIRI 2017.pdf · LAPORAN PPM MANDIRI UNIVERSITAS BENGKULU ... baik pada waktu pembuatan,