pengenalan plts.pdf

26
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal vi BUKU XI PENGENALAN PLTS TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta memahami prinsip kerja dan cara pengoperasian PLTS DURASI : 4 JP PENYUSUN : 1. ERWIN

Upload: dhimas-bayu

Post on 09-Nov-2015

85 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal vi

    BUKU XI

    PENGENALAN PLTS

    TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta memahami

    prinsip kerja dan cara pengoperasian PLTS

    DURASI : 4 JP

    PENYUSUN : 1. ERWIN

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal vii

    DAFTAR ISI

    TUJUAN PELAJARAN .......................................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii

    Daftar Gambar ...................................................................................................................... iii

    1. PENGENALAN PLTS .................................................................................................... 1

    1.1. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

    2. KONSEP KERJA SISTEM PLTS ................................................................................... 2

    3. KOMPONEN PLTS ........................................................................................................ 4

    3.1 SOLAR PANEL / PHOTOVOLTAIC ................................................................................. 4

    3.2 CHARGE CONTROLLER ................................................................................................. 5

    3.3 INVERTER ........................................................................................................................... 9

    3.4 BATTERY .......................................................................................................................... 10

    4. JENIS SISTEM PLTS .................................................................................................. 13

    4.1. STAND ALONE PHOTOVOLTAIC ................................................................................ 13

    4.2. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM ....................................................... 15

    4.3. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM WITH BATTERY BACKUP ...... 17

    4.4. HYBRID PHOTOVOLTAIC POWER SYSTEM ............................................................ 19

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal iii

    Daftar Gambar

    Gambar 1 Skema PLTS ........................................................................................................ 3

    Gambar 2 Prinsip Kerja Photovoltaic Cell ............................................................................. 5

    Gambar 3 Pulse Wide Modulation ........................................................................................ 7

    Gambar 4 Maximum Power Point Tracker ............................................................................ 8

    Gambar 5 Inverter................................................................................................................. 9

    Gambar 6 Battere ............................................................................................................... 11

    Gambar 7 Prinsip Kerja PLTS Terpusat .............................................................................. 14

    Gambar 8 Prinsip Kerja PLTS On Grid ............................................................................... 15

    Gambar 9 Grafik Penggunaan Grid Connected Photovoltaic System.................................. 16

    Gambar 10 Prinsip Kerja PLTS On Grid With Battery Backup ............................................ 18

    Gambar 11 Skema Hybrid Photovoltaic Power System ...................................................... 21

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 1

    1. PENGENALAN PLTS

    1.1. PENDAHULUAN

    Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan teknologi yang ramah

    lingkungan dan menggunakan bahan bakar terbarukan (matahari), akan lebih diminati

    karena dapat digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar,

    pabrik, perumahan, daerah terpencil dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga

    surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.

    Indonesia sendiri selain dikarenakan faktor-faktor yang disebutkan diatas, masih ada lagi

    faktor lain yang menyebabkan PLTS diminati di Indonesia. Seperti diketahui bersama

    bahwasanya Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang luas dan perkembangan tiap

    daerah serta sumber daya alam yang tidak merata, sehingga PLTS merupakan salah satu

    alternatif yang diminati. Adanya faktor-faktor di atas mengakibatkan terciptanya daerah-

    daerah yang belum terlistriki dan sukar dijangkau untuk dilistriki oleh PLN, sehingga rasio

    elektrifikasi di Indonesia masih relatif rendah. Upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi

    sudah dilakukan dengan banyaknya dibangun pembangkit-pembangkit baru, namun

    ternyata hal tersebut belum cukup dikarenakan luasnya wilayah Indonesia dan adanya

    daerah-daerah yang tidak mempunyai sumber daya alam serta sukar dijangkau.

    Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi salah satu solusi tepat untuk melistriki

    daerah-daerah yang tidak mempunyai sumber daya alam dan sukar dijangkau. Hal ini

    dikarenakan bahan baku dari PLTS adalah matahari yang mana di setiap daerah pasti

    adanya, dikarenakan Indonesia merupakan daerah tropis, serta kelebihan lainnya adalah

    bahwa PLTS dapat mandiri (langsung pakai), dapat masuk ke grid (PLN) dan juga dapat

    berkolaborasi dengan pembangkit lainnya. Dengan dibangunnya pembangkit-pembangkit

    PLTS ini maka rasio elektrifitasnya akan meningkat semakin baik.

    Untuk lebih mengetahui apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maka dalam

    tulisan ini akan dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS,

    sistim kelistrikan tenaga surya dan trend teknologi yang ada.

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 2

    2. KONSEP KERJA SISTEM PLTS

    Pembangkit Listrik Tenaga Surya konsepnya sederhana, yakni mengubah cahaya matahari

    menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber

    daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya

    listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik

    dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang

    berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan

    bersih dan ramah lingkungan

    Bandingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan

    bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang

    dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang pengaruhnya

    dapat merusak ekosistem planet bumi kita.

    Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian

    kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance free.

    Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam

    hubungan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering

    digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modulsel surya itu menghasilkan

    energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.

    Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian

    elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan

    aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8

    volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu

    saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika

    penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan

    energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki

    itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan

    proses pengisian aki itu.

    Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya

    rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga

    kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan system sel surya

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 3

    itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam

    bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.

    Biasanya panel surya itu diletakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal

    bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan

    matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut

    selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh

    energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu

    harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya.

    Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus

    dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel

    surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh

    hampir tegak lurus pada panel suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya,

    dengan menggunakan mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana,karena terdiri dari

    bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang

    lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis

    supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroler macam ini cukup mahal.

    Gambar 1 Skema PLTS

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 4

    3. KOMPONEN PLTS

    3.1 SOLAR PANEL / PHOTOVOLTAIC

    Modul sel surya Photovoltaic berfungsi merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus

    listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang

    merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur seluruh

    sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor yang akan

    mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan biaya konsumsi listrik

    yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour Meters.

    Komponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit

    rakitan beberapa sel surya photovoltaic. Untuk membuat modul photovoltaic secara

    pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul photovoltaic kristal

    dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel

    photovoltaic diperlukan teknologi tinggi.

    Modul photovoltaic tersusun dari beberapa sel photovoltaic yang dihubungkan secaraseri

    dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari

    biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa

    menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan selsurya di

    Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi

    dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel

    dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan

    silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang photovoltaic yang

    digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan

    pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi

    untuk pedesaan.

    Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah

    dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi

    dalam pengembangan energi surya photovoltaic adalah investasi awal yang besardan harga

    per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistemyang terdiri

    atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.

    Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang

    melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk

    menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semi-

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 5

    konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan

    listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim electron ke

    perabot listrik.

    Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor

    dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-

    konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh

    perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan

    sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan

    aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir

    untuk digunakan pada perabot listrik.

    Gambar 2 Prinsip Kerja Photovoltaic Cell

    3.2 CHARGE CONTROLLER

    Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus

    searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller

    mengatur overcharging (kelebihan pengisian - karena batere sudah 'penuh') dan kelebihan

    voltase dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian akan mengurangi umur baterai.

    Solar charge controller menerapkan teknologi Pulse width modulation (PWM) untuk

    mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Solar panel

    12 Volt umumnya memiliki tegangan output 16 - 21 Volt. Jadi tanpa solar charge controller,

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6

    baterai akan rusak oleh over-charging dan ketidakstabilan tegangan. Baterai umumnya di-

    charge pada tegangan 14 - 14.7 Volt.

    Gambar 2.3 Solar Charge Controller

    a Fungsi Charge Controller

    Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut :

    Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan overvoltage.

    Mengartur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak 'full discharge',

    dan overloading.

    Monitoring temperatur baterai

    Untuk membeli solar charge controller yang harus diperhatikan adalah:

    Voltage 12 Volt DC / 24 Volt DC

    Kemampuan (dalam arus searah) dari controller. Misalnya 5 Ampere, 10 Ampere, dsb.

    Full charge dan low voltage cut

    Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik biasanya mempunyai

    kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara

    otomatis pengisian arus dari panel sel surya berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7

    level tegangan batere. Solar charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan

    tertentu, kemudian apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali.

    Solar Charge Controller biasanya terdiri dari : 1 input ( 2 terminal ) yang terhubung dengan

    output panel sel surya, 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan baterai / aki dan 1

    output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan beban ( load ). Arus listrik DC yang berasal

    dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada 'diode protection'

    yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel sel surya ke baterai, bukan sebaliknya.

    Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu bukan

    hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun mikro

    hidro. Di pasaran sudah banyak ditemui charge controller 'tandem' yaitu mempunyai 2 input

    yang berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang dihasilkan menjadi berlipat

    ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga keterbatasan waktu yang tidak bisa

    disuplai energi matahari secara full, dapat disupport oleh tenaga angin. Bila kecepatan rata-

    rata angin terpenuhi maka daya listrik per bulannya bisa jauh lebih besar dari energi

    matahari.

    b Teknologi Charge Controller

    Ada dua jenis teknologi yang umum digunakan oleh solar charge controller :

    PWM (Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari

    on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical

    form

    Gambar 3 Pulse Wide Modulation

    MPPT (Maximun Power Point Tracker), yang lebih efisien konversi DC to DC

    (Direct Current). MPPT dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge

    controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban ke

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 8

    dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya

    yang dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari baterai.

    Kelebihan MPPT dalam ilustrasi ini: Panel surya ukuran 120 Watt, memiliki

    karakteristik Maximun Power Voltage 17.1 Volt, dan Maximun Power Current

    7.02 Ampere. Dengan solar charge controller selain MPPT dan tegangan batere

    12.4 Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere = 87.05

    Watt. Dengan MPPT, maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar 120W :

    12.4 V = 9.68 Ampere.

    Teknologi yang sudah jarang digunakan, tetapi sangat murah, adalah Tipe 1 atau

    2 Stage Control, dengan relay ataupun transistor. Fungsi relay adalah meng-

    short ataupun men-disconnect baterai dari panel surya.

    Gambar 4 Maximum Power Point Tracker

    c Cara Kerja Charge Controller

    Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

    Solar charge controller berfungsi untuk :

    Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai

    penuh).

    Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus

    kalau baterai sudah mulai 'kosong')

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 9

    3.3 INVERTER

    Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC)

    menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti

    batere, panel sel surya menjadi AC. Penggunaan inverter dari dalam Pembangkit Listrik

    Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current).

    Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter :

    Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya

    mendekati dgn beban yang hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal

    Input DC 12 Volt atau 24 Volt

    Sinewave ataupun square wave outuput AC

    Gambar 5 Inverter

    True sine wave inverter diperlukan terutama untuk beban-beban yang masih menggunakan

    motor agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas. Oleh karena itu dari sisi

    harga maka true sine wave inverter adalah yang paling mahal diantara yang lainnya karena

    dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli dari jaringan listrik PLN.

    Dalam perkembangannya di pasaran juga beredar modified sine wave inverter yang

    merupakan kombinasi antara square wave dan sine wave. Bentuk gelombangnya bila

    dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis putus-putus di antara sumbu

    y=0 dan grafik sinusnya. Perangkat yang menggunakan kumparan masih bisa beroperasi

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 10

    dengan modified sine wave inverter, hanya saja kurang maksimal. Sedangkan pada square

    wave inverter beban-beban listrik yang menggunakan kumparan / motor tidak dapat bekerja

    sama sekali.

    Selain itu dikenal juga istilah Grid Tie Inverter yang merupakan special inverter yang

    biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang mengubah arus listrik DC

    menjadi AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang sudah ada. Grid Tie

    Inverter juga dikenal sebagai synchronous inverter dan perangkat ini tidak dapat berdiri

    sendiri, apalagi bila jaringan tenaga listriknya tidak tersedia. Dengan adanya grid tie

    inverter kelebihan KWh yang diperoleh dari sistem PLTS ini bisa disalurkan kembali ke

    jaringan listriki PLN untuk dinikmati bersama dan sebagai penggantinya besarnya KWh

    yang disuplai harus dibayar PLN ke penyedia PLTS, tentunya dengan tarif yang telah

    disepakati sebelumnya. Sayangnya sampai sekarang ketentuan tarif semacam ini masih

    terus digodok seiring dengan aturan mengenai listrik swasta.

    Rugi-rugi / loss yang terjadi pada inverter biasanya berupa dissipasi daya dalam bentuk

    panas. Effisiensi tertinggi dipegang oleh grid tie inverter yang diclaim bisa mencapai 95-

    97% bila beban outputnya hampir mendekati rated bebannya. Sedangkan pada umumnya

    effisiensi inverter adalah berkisar 50-90% tergantung dari beban outputnya. Bila beban

    outputnya semakin mendekati beban kerja inverter yang tertera maka effisiensinya semakin

    besar, demikian pula sebaliknya. Modified sine wave inverter ataupun square wave inverter

    bila dipaksakan untuk beban-beban induktif maka effisiensinya akan jauh berkurang

    dibandingkan dengan true sine wave inverter. Perangkatnya akan menyedot daya 20%

    lebih besar dari yang seharusnya.

    3.4 BATTERY

    Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Ada beberapa jenis baterai

    / aki di pasaran yaitu jenis aki basah/konvensional, hybrid dan MF (Maintenance Free).

    Aki basah/konvensional berarti masih menggunakan asam sulfat ( H2SO4 ) dalam

    bentuk cair. Sedangkan aki MF sering disebut juga aki kering karena asam sulfatnya sudah

    dalam bentuk gel/selai. Dalam hal mempertimbangkan posisi peletakkannya maka aki

    kering tidak mempunyai kendala, lain halnya dengan aki basah

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 11

    Gambar 6 Battere

    Aki konvensional juga kandungan timbalnya ( Pb ) masih tinggi sekitar 2,5%untuk masing-

    masing sel positif dan negatif. Sedangkan jenis hybrid kandungan timbalnya sudah

    dikurangi menjadi masing-masing 1,7%, hanya saja sel negatifnya sudah ditambahkan

    unsur Calsium. Sedangkan aki MF / aki kering sel positifnya masih menggunakan timbal

    1,7% tetapi sel negatifnya sudah tidak menggunakan timbal melainkan Calsium sebesar

    1,7%. Pada Calsium battery Asam Sulfatnya ( H2SO4 ) masih berbentuk cairan, hanya saja

    hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat penguapannya kecil sekali dan

    dikondensasi kembali. Teknologi sekarang bahkan sudah memakai bahan silver untuk

    campuran sel negatifnya.

    Ada beberapa pertimbangan dalam memilih aki :

    Tata letak, apakah posisi tegak, miring atau terbalik. Bila pertimbangannya untuk segala

    posisi maka aki kering adalah pilihan utama karena cairan air aki tidak akan tumpah.

    Kendaraan off road biasanya menggunakan aki kering mengingat medannya yang berat.

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 12

    Aki ikut terguncang-guncang dan terbanting. Aki kering tahan goncangan sedangkan

    aki basah bahan elektrodanya mudah rapuh terkena goncangan.

    Voltase / tegangan, di pasaran yang mudah ditemui adalah yang bertegangan 6V, 12V

    da 24V. Ada juga yang multipole yang mempunyai beberapa titik tegangan. Yang

    custom juga ada, biasanya dipakai untuk keperluan industri.

    Kapasitas aki yang tertulis dalam satuan Ah (Ampere hour), yang menyatakan kekuatan

    aki, seberapa lama aki tersebut dapat bertahan mensuplai arus untuk beban / load.

    Cranking Ampere yang menyatakan seberapa besar arus start yang dapat disuplai untuk

    pertama kali pada saat beban dihidupkan. Aki kering biasanya mempunyai cranking

    ampere yang lebih kecil dibandingkan aki basah, akan tetapi suplai tegangan dan

    arusnya relatif stabil dan konsisten. Itu sebabnya perangkat audio mobil banyak

    menggunakan aki kering.

    Pemakaian dari aki itu sendiri apakah untuk kebutuhan rutin yang sering dipakai ataukah

    cuma sebagai back-up saja. Aki basah, tegangan dan kapasitasnya akan menurun bila

    disimpan lama tanpa recharge, sedangkan aki kering relatif stabil bila di simpan untuk

    jangka waktu lama tanpa recharge.

    Harga karena aki kering mempunyai banyak keunggulan maka harganya pun jauh lebih

    mahal daripada aki basah. Untuk menjembatani rentang harga yang jauh maka

    produsen aki juga memproduksi jenis aki kalsium (calcium battery) yang harganya

    diantara keduanya.

    Secara garis besar, battery dibedakan berdasarkan aplikasi dan konstruksinya.

    Berdasarkan aplikasi maka battery dibedakan untuk automotif, marine dan deep cycle.

    Deep cycle itu meliputi battery yang biasa digunakan untuk PV ( Photo Voltaic ) dan back up

    power. Sedangkan secara konstruksi maka battery dibedakan menjadi type basah, gel dan

    AGM ( Absorbed Glass Mat ). Battery jenis AGM biasanya juga dikenal dgn VRLA ( Valve

    Regulated Lead Acid ).

    Battery kering Deep Cycle juga dirancang untuk menghasilkan tegangan yang stabil dan

    konsisten. Penurunan kemampuannya tidak lebih dari 1-2% per bulan tanpa perlu dicharge.

    Bandingkan dengan battery konvensional yang bisa mencapai 2% per minggu untuk self

    discharge. Konsekuensinya untuk charging pengisian arus ke dalam battery Deep Cycle

    harus lebih kecil dibandingkan battery konvensional sehingga butuh waktu yang lebih lama

    untuk mengisi muatannya. Antara type gel dan AGM hampir mirip hanya saja battery AGM

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 13

    mempunyai semua kelebihan yang dimiliki type gel tanpa memiliki kekurangannya.

    Kekurangan type Gel adalah pada waktu dicharge maka tegangannya harus 20% lebih

    rendah dari battery type AGM ataupun basah. Bila overcharged maka akan timbul rongga

    di dalam gelnya yg sulit diperbaiki sehingga berkurang kapasitas muatannya.

    Karena tidak ada cairan yang dapat membeku maupun mengembang, membuat battery

    Deep Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang membekukan. Itulah sebabnya mengapa

    pada cuaca dingin yang ekstrim, kendaraan yang menggunakan baterai konvensional tidak

    dapat distart alias mogok.

    Ada 2 rating untuk battery yaitu CCA dan RC.

    CCA ( Cold Cranking Ampere ) menunjukkan seberapa besar arus yang dapat

    dikeluarkan serentak selama 30 detik pada titik beku air yaitu 0 derajad Celcius.

    RC ( Reserve Capacity ) menunjukkan berapa lama ( dalam menit ) battery tersebut

    dapat menyalurkan arus sebesar 25A sambil tetap menjaga tegangannya di atas

    10,5 Volt.

    Battery Deep Cycle mempunyai 2-3 kali lipat nilai RC dibandingkan battery konvensional.

    Umur battery AGM rata-rata antara 5-8 tahun.

    4. JENIS SISTEM PLTS

    4.1. STAND ALONE PHOTOVOLTAIC

    Stand Alone PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat (PLTS-

    Terpusat) merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah

    terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS Sistem Terpusat

    disebut juga Stand-Alone PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya

    mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan

    menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi listrik sesuai

    dengan kebutuhan.

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14

    Secara umum Konfigurasi PLTS Sistem Terpusat dapat dilihat seperti terlihat blok diagram

    dibawah :

    Gambar 7 Prinsip Kerja PLTS Terpusat

    Prinsip Kerja PLTS Sistem Terpusat dapat diuraikan sebagai berikut :

    Pada PLTS Sistem Terpusat ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh Modul

    Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian energi listrik

    dari PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi over charge.

    Besar energi yang dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada intensitas penyinaran

    matahari yang diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas matahari maksimum

    mencapai 1000 Watt/m2, dengan efisiensi cell 14% maka daya yang dapat dihasilkan

    oleh PV adalah sebesar 140 Watt/m2.

    Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk menyuplai beban

    melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah tegangan DC pada sisi baterai

    menjadi tegangan AC pada sisi beban.

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 15

    4.2. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM

    Grid Connected PV System merupakan solusi Green Energy bagi penduduk perkotaan baik

    perumahan ataupun perkantoran. Sistem ini menggunakan Modul Surya (Photovoltaic

    Module) untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan

    adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai

    tambah pada pemiliknya.

    Gambar 8 Prinsip Kerja PLTS On Grid

    Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem ini akan tetap berhubungan dengan

    jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi

    listrik semaksimal mungkin.

    Pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan mengkonversi sinar matahari

    menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah komponen yang disebut Grid-

    inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi listrik arus bolak-balik (AC) yang

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16

    kemudian dapat digunakan untuk mensuplai berbagai peralatan rumah tangga seperti

    Lampu, TV, Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai

    peralatan disuplai langsung oleh Modul Surya. Jika pada kondisi ini terdapat kelebihan

    energi dari PV maka kelebihan energi ini dapat dijual ke PLN (tergantung kebijakan).

    Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka peralatan akan disupport oleh

    jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap terkoneksi dengan jaringan PLN.

    Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 9 Grafik Penggunaan Grid Connected Photovoltaic System

    Keuntungan menggunakan Energi Surya (Grid-Connected PV) :

    Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan

    bakar

    Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 17

    Tidak memerlukan biaya operasional sepeserpun

    Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah

    Membantu menstabilkan tegangan PLN pada sisi beban

    Membantu mengurangi biaya tagihan listrik bulanan

    Meningkatkan nilai prestise pada rumah/perkantoran

    Kelebihan Listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN (tergantung kebijakan)

    4.3. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM WITH BATTERY BACKUP

    Grid-connected PV with battery backup adalah solusi energi hijau untuk penduduk

    perkotaan baik perumahan, perkantoran, atau fasilitas publik. Sistem ini menggunakan

    Modul Surya (Photovoltaic Module) sebagai penghasil listrik yang ramah lingkungan dan

    bebas emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik PLN dan sekaligus

    turut andil dalam penyelamatan lingkungan dengan pengurangan penggunaan bahan bakar

    fosil untuk pembangkitan energi listrik.

    Sistem ini juga berfungsi sebagai backup energi listrik untuk menjaga kontinuitas

    operasional peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi kegagalan pada suplai

    listrik PLN (Pemadaman listrik) maka peralatan-peralatan elektronik dapat beroperasi

    secara normal dalam jangka waktu tertentu tanpa adanya gangguan.

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 18

    Gambar 10 Prinsip Kerja PLTS On Grid With Battery Backup

    Keuntungan :

    Menghasilkan energi listrik mandiri dan mengurangi tagihan listrik PLN anda

    Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan

    bakar

    Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun

    Menyediakan cadangan (backup) listrik untuk beban-beban peralatan penting apabila

    terjadi gangguan PLN pada periode waktu tertentu

    Meningkatkan nilai (prestise) pada bangunan/perusahaan anda.

    Tidak memerlukan biaya operasional yang besar (low maintenance)

    Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah

    Kelebihan energi listrik yang dihasilkan PV dapat dijual kepada PLN (tergantung

    kebijakan)

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 19

    4.4. HYBRID PHOTOVOLTAIC POWER SYSTEM

    Pengertian Hybrid pada tulisan ini adalah penggunaan 2 atau lebih pembangkit listrik

    dengan sumber energi yang berbeda, umumnya digunakan untuk captive genset,sehingga

    diperoleh sinergy yang memberikan keuntungan ekonomis maupun teknis(=keandalan

    system supply).

    Tujuan utama dari system hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua

    atau lebih sumber energi (system pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan

    masing-masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada type load

    (Load profile) tertentu.

    Type load (Load profile) adalah keyword penting dalam system hy brid. Untuk setiap load

    profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid dengan komposisi tertentu, agar dapat

    dicapai system yang optimum. Oleh karenanya, system design dan system sizing (lihat

    publikasi pt Azet tentang topik ini), memegang peranan penting untuk mencapai target

    dibuatnya system hybrid. Sebagai contoh, load profile yang relatif konstan selama 24 jam

    dapat dicatu secara efisien dan ekonomis oleh genset (dengan kapasitas yang sesuai),

    akan tetapi load profile dimana penggunaan listrik pada siang hari berbeda jauh

    dibandingkan dengan malam hari, akan membuat penggunaan genset saja tidak optimum.

    System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system pembangkit listrik, umumnya system

    pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah genset, PLTS, mikrohydro, Tenaga

    Angin. Sehingga system hybrid bisa berarti PLTS-Genset, PLTS-Mikrohydro, PLTS-Tenaga

    Angin dst. Di indonesia system hybrid telah banyak digunakan, baik PLTSGenset, PLTS-

    Mikrohydro, maupun PLTS-Tenaga Angin-Mikro Hydro. Namun demikian hybrid PLTS-

    Genset yang paling banyak dipakai. Umumnya digunakan pada captive genset/isolated grid

    (stand alone genset, yakni genset yang tidak di interkoneksi).

    Tujuan dari Hybrid PV-Genset adalah mengkombinasikan keunggulan dari setiap

    pembangkit (dalam hal ini genset & PLTS) sekaligus menutupi kelemahan masing-masing

    pembangkit untuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga secara keseluruhan system dapat

    beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Photovoltaic memerlukan investasi awal yang besar

    tetapi tidak memerlukan operation & maintenance (O&M) cost, dan lebih murah untuk

    jangka panjang, oleh karenanya ideal untuk mencatu base load, yang umumnya tidak terlalu

    besar. Apabila digunakan untuk mencatu peak load, investasi awal yang dibutuhkan akan

    terlalu besar. Dilain pihak, Investasi awal genset tidak besar tetapi O&M cost tinggi dan

    mahal untuk jangka panjang, sehingga efektif dan efisien untuk mencatu load besar pada

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 20

    saat peak load, tetapi tidak efisien pada base load, karena jauh dibawah kapasitas

    optimumnya. Kombinasi Hybrid PV-Genset akan mengurangi jam operasi genset (misalnya

    dari 24 jam per hari menjadi hanya 4 jam per hari pada saat peak load saja) sehingga biaya

    O&M dapat lebih efisien, sementara PLTS digunakan untuk mencatu base load, sehingga

    tidak dibutuhkan investasi awal yang besar. Dengan demikian Hybrid PV-Genset akan

    dapat menghemat O&M cost, mengurangi inefisiensi penggunaan genset, serta sekaligus

    menghindari kebutuhan investasi awal yang besar.

    a Konfigurasi Hybrid PV-Genset

    System Hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut :

    1. Genset

    Membangkitkan listrik AC, untuk system hybrid umumnya dilengkapi dengan

    automatic starter, agar nyala-mati nya genset dapat diatur otomatis dari electronic

    controller.

    2. PLTS (Photovoltaic)

    Mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat system hybrid

    menggunakan modul surya (Solar module/Solar panel) dalam jumlah yang cukup

    banyak dan semuanya disambungkan baik seri maupun paralel, maka modul surya

    dengan kapasitas per panel yang besar (> 100 Wp/panel) lebih disukai, dengan

    demikian dapat mengurangi kebutuhan kabel koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh

    modul surya, sebelum masuk ke jaringan distribusi dikonversi menjadi listrik AC

    (alternating current), oleh karena itu output dari solar modul diusahakan dengan

    voltage >12VDC (system voltage 48V ~ 120 VDC umum dipakai). Untuk kebutuhan

    ini, BP Solar mengeluarkan modul surya 160Wp dengan system voltage 24V DC, hal

    ini memudahkan koneksi untuk mengejar DC voltage yang tinggi. Koneksi

    seri/paralel antar modul surya juga disertai dengan diode-diode pengaman (Bypass

    Diode & Blocking Diode) untuk mencegah short circuit, hot spot, dan reverse current.

    3. Electronic Controller/Bi directional Inverter

    Sering juga disebut sebagai power conditioner. Pada hakekatnya berfungsi sebagai :

    (a). Voltage conditioning sebelum di catu ke load, (b). Berfungsi sebagai inverter

    dengan mengkonversi listrik DC yang dihasilkan solar pv system menjadi listrik AC

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 21

    yang akan dicatu ke load, (c). Berfungsi sebagai charger untuk mencharge battery

    dengan memanfaatkan kelebihan listrik dari genset, (d).

    Berfungsi mengatur charging battery dari solar module, (e). Mengatur dan mengelola

    pembangkit mana yang harus bekerja sesuai dengan kebutuhan load, termasuk

    mematikan dan menyalakan genset.

    4. Battery

    Berfungsi sebagai buffer daya untuk mengatasi time lag antara dihasilkannya listrik

    oleh pembangkit (PV ataupun genset) dengan waktu digunakannya listrik oleh load.

    Ukuran battery yang dipakai sangat tergantung pada ukuran genset, ukuran solar

    panel, dan load pattern. Ukuran battery yang terlalu besar baik untuk efisiensi

    operasi tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu besar, sebaliknya

    ukuran battery terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya daya berlebih

    dari pembangkit dan genset terlalu sering menyala.

    System hybrid secara skematis disajikan pada diagram berikut ini :

    Gambar 11 Skema Hybrid Photovoltaic Power System

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 22

    b 2. 2. 4. 2 Cara Kerja System Hybrid

    Terdapat beragam system hybrid, tergantung pada system design dan pilihan peralatan.

    Pada system hybrid tertentu, peralihan PLTS atau genset yang dioperasikan dilakukan

    secara manual. System ini tidak disarankan karena sangat tergantung pada ketelitian

    operator dalam mengamati perilaku load. System hybrid yang baik dilengkapi dengan

    automatic engine starter pada gensetnya dimana mati-hidupnya genset di atur secara

    elektronis. Perkembangan teknologi system control untuk hybrid sudah sangat baik akhir-

    akhir ini.

    Apabila load dapat di catu oleh PLTS dan battery, maka SMD akan mengkonversi listrik DC

    dari PLTS atau battery menjadi listrik AC, lalu di catu ke jaringan. Apabila PLTS dan battery

    tidak mampu lagi mencatu load, maka genset akan di nyalakan untuk membantu mencatu

    listrik. Tergantung pada system sizing dan system designnya, hal ini berarti pada dasarnya

    base load akan dicatu oleh PLTS (dan battery), sedangkan peak load akan dicatu oleh

    genset.

    Battery akan di isi (charge) oleh dua sumber, yakni PLTS pada siang hari, dan genset yang

    berasal dari daya berlebih (excessive power) pada saat genset mencatu peak load, yakni

    ketika peak load mulai menurun (dan genset masih menyala). Perilaku hybrid tersebut di

    atas dapat di set pada SMD, dan dasar set up nya adalah pada saat penentuan system

    sizing dan system design berdasarkan data load profile. Oleh Battery Modul Surya SMD

    (Solar Mains Diesel) Controller, Bi-directional Inverter Jaringan Distribusi Genset karena itu,

    seperti telah dijelaskan di bab sebelumnya, load profile sangat menentukan perilaku system

    hybrid dalam mencatu listrik.

    Apabila system sizing dan system designya tidak baik, genset dapat sering menyala atau

    menyala pada jam-jam yang tidak diinginkan (misalnya tengah malam), sehingga

    persediaan BBM tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menjadi masalah besar apabila system

    hybrid di tempatkan di wilayah dimana supply BBM relatif sulit.

    c System Sizing dan Design

    System sizing adalah proses menentukan kapasitas (ukuran) system berdasarkan

    load profile yang ingin di catu dengan memperhatikan kemampuan output masing-

    masing pembangkit.

  • Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23

    System Design adalah proses menentukan design peralatan yang akan dipakai

    agar dapat dicapai tujuan yang telah ditetapkan, dan agar peralatan satu dengan

    lainnya dapat berinteraksi dengan baik. Sebagai contoh, system hybrid dapat saja

    menggunakan genset dengan manual starter atau automatic starter, dan genset

    manapun yang dipilih maka harus disesuaikan dengan system control yang akan

    dipakai. System Hybrid yang digunakan pada jaringan captive genset/isolated genset

    (off grid system), dapat juga dilengkapi dengan system pra bayar, dimana

    masyarakat dapat membeli listrik untuk kebutuhan satu minggu/bulan.