pengembangan variasi mengajar

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dalam pelaksanaanya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik. Dengan wawasan yang luas diharapkan guru mampu memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan pertimbangan kondisi sekarang dan pengalaman masa lalu. Tujuan ini adalah agar guru dapat memahami bahwa dalam melaksanakan fungsi dan perannya merupakan fasilitator pendidikan, guru diharapkan mempunyai kemampuan dan kreativitas dalam menjalankan kegiatan mengajar sebagai transforming science kepada siswa sebagai penerima dan pengembang ilmu yang telah diberikan oleh guru selama kegiatan pengajaran berlangsung di dalam kelas. Pengembangan variasi mengajar merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang pendidik, yang mana dengan kemampuan mengembangkan variasi mengajar, pendidik mampu menciptakan suasana belajar yang diinginkan oleh peserta didik sehingga mereka mampu menyerap pelajaran dengan baik. Namun, di sisi lain faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian variasi mengajar. [1]

Upload: mougen

Post on 20-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

Dalam pelaksanaanya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas

mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang

baik. Dengan wawasan yang luas diharapkan guru mampu memperhitungkan berbagai

kemungkinan yang akan terjadi dengan pertimbangan kondisi sekarang dan pengalaman masa

lalu. Tujuan ini adalah agar guru dapat memahami bahwa dalam melaksanakan fungsi dan

perannya merupakan fasilitator pendidikan, guru diharapkan mempunyai kemampuan dan

kreativitas dalam menjalankan kegiatan mengajar sebagai transforming science kepada siswa

sebagai penerima dan pengembang ilmu yang telah diberikan oleh guru selama kegiatan

pengajaran berlangsung di dalam kelas.

            Pengembangan variasi mengajar merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang

pendidik, yang mana dengan kemampuan mengembangkan variasi mengajar, pendidik

mampu menciptakan suasana belajar yang diinginkan oleh peserta didik sehingga mereka

mampu menyerap pelajaran dengan baik. Namun, di sisi lain faktor kebosanan yang

disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton mengakibatkan perhatian,

motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran menurun. Untuk itu diperlukan adanya

keanekaragaman dalam  penyajian variasi mengajar.

1.2 Batasan Masalah

Pengertian  variasi mengajar

Tujuan  variasi mengajar

Prinsip atau kearifan penggunaan variasi mengajar

 Dimensi atau komponen dalam  variasi mengajar

1.3 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan variasi mengajar?

Apa Tujuan  variasi mengajar?

Bagaimana prinsip atau kearifan penggunaan variasi mengajar ?

Bagaimana dimensi atau komponen dalam  variasi mengajar ?

[1]

Page 2: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

1.4 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah

1.4.1 Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas kelompok membuat makalah yang berjudul Pengembangan variasi

mengajar.

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pengaplikasian variasi mengajar .

[2]

Page 3: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Variasi Mengajar

Pengertian “variasi” menurut kamus istilah populer adalah “selingan, selang-seling, atau

pergantian”. Sedangkan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam 

konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam 

proses belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta

berperan serta secara aktif. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-

perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik.

Dalam  proses belajar mengajar ada variasi apabila guru dapat menunjukkan adanya

perubahan dalam  gaya mengajar, media yang berganti-ganti, dan ada perubahan dalam  pola

interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.

Soetomo (1993) mengemukakan bahwa mengadakan variasi dalam proses pembelajaran

dapat diartikan sebagai perubahan cara/gaya penyampaian yang satu kepada cara/gaya

penyampaian yang lain dengan tujuan menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa saat

belajar sehingga menjadi aktif berpartisipasi dalam belajarnya.

Hal senada dikemukakan oleh Hamid Darmadi (2010): variasi dalam kegiatan

pembelajaran merujuk pada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun secara

spontan dengan maksud meningkatkan perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.

Dari pendapat tersebut dapat kami disimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi

adalah penyampaian materi ajar dengan berbagai cara/gaya yang dilakukan guru yang

bertujuan untuk menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa sehingga siswa menjadi aktif dan

berpartisipasi dalam belajarnya.

2.2 Tujuan Variasi Mengajar

Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi dan belajar

siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar adalah :

1.    Agar perhatian siswa meningkat.

Dengan perhatian penuh yang diberikan oleh seorang guru, diharapkan siswa akan mampu

menguasai materi yang diberikan guru.

[3]

Page 4: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

2.    Memotivasi siswa.

Dalam  konteks ini variasi mengajar yang diberikan guru sangat berkontribusi besar dalam 

membantu siswa agar lebih termotivasi dalam  belajar.

3.    Menjaga wibawa guru.

Guru hendaknya menyadari bahwa kehadirannya sewaktu mengajar tidak seluruh siswa

menyenanginya. Banyak guru yang kehadirannya di kelas disambut dengan senyum kecut,

ditertawai bahkan adakalanya siswa menggunjing baik secara langsung maupun tidak

langsung.Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru,

salah satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri, memiliki kesiapan

mental dan intelektual, memiliki kekayaan metode, keleluasaan teknik dan sebagainya.

Dengan kata lain guru harus memiliki bentuk dan model pengajaran yang bervariasi.

4.    Mendorong kelengkapan fasilitas pengajaran.

Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah. Fungsinya berguna

sebagai alat bantu pengajaran. Alat peraga sebagai sumber belajar adalah sisi lain dari

peranannya yang tidak boleh dilupakan guru. Lengkap tidaknya fasilitas belajar

mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan guru dan sangat terbatasnya fasilitas

belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilihan.

5.    Mendorong anak didik untuk belajar.

Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar adalah tugas anak

didik. Kedua kegiatan ini menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut

interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu

mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.

2.3  Prinsip atau Kearifan Variasi Mengajar

Penggunaan variasi mengajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas yang

didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut, maka

seorang guru dituntut kearifan dalam  menggunakan variasi mengajar. Dalam proses belajar

mengajar kegiatan siswa adalah yang menjadi fokus perhatian. Apapun kegiatan yang guru

lakukan tidak lain adalah suatu upaya bagaimana lingkungan yang tercipta itu menyenangkan

hati semua siswa dan dapat menggairahkan belajar siswa. Itu berarti tidak ada seorang guru

pun yang ingin agar siswanya tidak senang dan tidak bergairah dalam belajar, maka akan

[4]

Page 5: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

mengganggu kelancaran kegiatan pengajaran. Apalagi jika sebagian besar siswanya tidak

mau memperhatikan penjelasan ang diberikan guru, atau tidak mau mengerjakan tugas yang

diberikan guru untuk materi tertentu.

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar, tentu

saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan

cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip

penggunaan ini sangat penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna

mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas.

Beberapa langkah untuk mewujudkan kearifan tersebut diantaranya sebagai berikut:

Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam  rangka

merealisasikan tujuan pembelajaran.

 Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan tidak mengganggu

proses belajar mengajar dan anak didik akan lebih memperhatikan berbagai proses

pengajaran secara utuh.

 Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana dan sistematik.

Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga kehadiran variasi itu

semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.

Kearifan itulah yang setidaknya diperlukan seorang guru dalam  penggunaan variasi

mengajar. Kearifan ini menunjukkan bahwa dalam  penggunaan variasi mengajar, guru

hendaknya memperhatikan keberadaan siswa, situasi dan kondisi lingkungan.

2.4  Dimensi atau Komponen Variasi Mengajar

Pada dasarnya dimensi atau komponen dalam  mengajar dibagi dalam tiga kategori

besar yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, dan variasi interaksi.

Variasi gaya mengajar antara lain adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan variasi suara (teacher voice), variasi suara adalah perubahan dari tinggi

ke rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih atau pada suatu saat

memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

b. Pemusatan perhatian siswa (focusing), memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang

dianggap penting yang dapat dilakukan guru.

[5]

Page 6: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), adanya kesenyapan, kebisuan atau

selingan diam yang secara tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu,

yang mana ini merupakan salah satu alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.

d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), apabila guru

sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan

menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menunjukkan

adanya hubungan yang intim atau harmonis dengan mereka. Kontak pandang dapat

digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian dan

pemahaman siswa.

e. Gerakan badan mimik, variasi dalam  ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan

gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam  berkomunikasi. Gunanya

untuk menyampaikan pesan yang disampaikan dan menarik perhatian. Ekspresi wajah

yaitu dengan tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata dan untuk

menunjukkan kekaguman yaitu dengan tercengang maupun heran. Gerakan kepala

dapat dilakukan dengan bermacam-macam yaitu dengan mengangguk atau

menggeleng. Gerakan jari yaitu dengan mengetuk-ngetuk yang menandakan waktu

dan lain sebagainya.

f. Pergantian posisi guru dalam  kelas dan gerak guru (teacher movement), pergantian

gerak guru dalam  kelas yaitu agar dapat mempertahankan perhatian siswa. Terutama

sekali bagi guru yang menyajikan pelajaran di kelas, biasakan bergerak bebas tidak

kikuk atau ragu dan menghindari perilaku yang negatif.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Biasakan bergerak bebas dalam  kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat

dengan murid sambil mengontrol tingkah laku murid.

2. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.

3. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandang ke langit-langit, lantai atau

ke luar kelas, tetapi arahkan pandangan menjelajahi seluruh kelas.

4. Bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari

belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku murid.

[6]

Page 7: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Variasi media dan bahan

Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat

digolongkan ke dalam tiga bagian, yaitu didengar, dilihat dan diraba. Dalam  perbedaan ini

guru harus mampu menyesuaikan kemampuannya, karena pada diri anak terdapat perbedaan

dalam  menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif dan motorik.

Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:

1) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual ads), alat atau media yang termasuk

dalam  jenis ini antara lain grafik, bagan, poster, diorama, specimen, gambar, film dan

slide.

2) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif ads), antara lain suara guru,

rekaman suara, radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, dapat dipakai sebagai

penggunaan indera pendengar yang divariasikan dengan indra lainnya.

3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba,dimanipulasi dan digerakkan (motorik).

Penggunaan alat yang termasuk ke dalam  jenis ini akan dapat menarik perhatian

siswa dan dapat melibatkan siswa dalam  membentuk dan memperagakan kegiatannya

baik secara perseorangan ataupun kelompok. Yang termasuk dalam  hal ini misalnya

peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, specimen, patung, topeng, dan

boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan maupun

dimanipulasikan.

4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual ads),

penggunaan alat ini merupakan jenis paling tinggi karena melibatkan semua indera

yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam  proses belajar mengajar. Media

yang termasuk dalam kategori ini misalnya tv, radio, slide proyektor yang diiringi

penjelasan guru, dan tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran

yang hedak dicapai.

Variasi interaksi

Pola interaksi guru dengan murid dalam  kegiatan belajar mengajar sangat beraneka

ragam coraknya, mulai dari gerakan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan yang

dilakukan oleh murid itu sendiri. Yang mana ini semua dilakukan untuk menghindari

kebosanan dalam  belajar.

[7]

Page 8: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) dapat digambarkan sebagai berikut:

Pola guru murid : komunikasi sebagai aksi satu arah.

Pola guru murid guru : ada kebalikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi

antara siswa.

Pola guru muridmurid: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.

Pola guru murid, murid guru , muridmurid : interaksi optimal antara guru dengan

murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multi arah)

Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau

jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapat

giliran.

[8]

Page 9: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

            Dari pembahasan kemampuan bervariasi dapat kami simpulkan sebagai berikut  :

a. Variasi mengajar  adalah suatu kegiatan yang berbeda-beda atau berubah-ubah yang

dilakukan oleh guru di dalam  kelas pada saat menyampaikan pelajaran kepada anak didik

agar mereka mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan mampu mencapai tujuan yang

diinginkan

b. Tujuan  variasi mengajar yaitu agar perhatian siswa meningkat, mampu memotivasi siswa

dalam  belajar, menjaga wibawa guru di depan murid, mendorong kelengkapan fasilitas

pengajaran.

c.   Prinsip kearifan penggunaan variasi mengajar yaitu variasi hendaknya digunakan dengan

maksud yang relevan demi terciapainya tujuan yang hendak dicapai, variasi sebaiknya

dilakukan berkesinambungan agar tidak merusak perhatian siswa, variasi hendaknya

direncanakan dengan baik dan eksplisit yaitu dicantumkan dalam  rencana pembelajaran.

d. Dimensi atau komponen dalam  variasi mengajar yaitu variasi cara mengajar, variasi

dalam  penggunaan media, dan variasi dalam  pola interaksi.

3.2  Saran

Bagi Guru

Guru hendaknya memperhatikan keberadaan siswa, situasi dan kondisi

lingkungan dalam mempraktekkan berbagai variasi dalam mengajar agar tepat

sasaran dan membuahkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Bagi siswa

Hendaknya demi kelancaran kegiatan relajar mengajar para siswa juga turut

berperan aktif sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan hubungan

antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa akan terjalin dengan harmonis.

[9]

Page 10: PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR

DAFTAR PUSTAKAFathurrohman, Pupuh, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2009.

Hasibuan, J.J.,  Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.

Jamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2172610-variasi-dalam-gaya

mengajar/#ixzz2D8KWOHEp )

[10]