pengembangan sistem peminjaman barang menggunakan...
TRANSCRIPT
i
Pengembangan Sistem Peminjaman Barang
Menggunakan Teknologi Google Cloud Messaging(GCM)
(Studi Kasus: Sarana dan Prasarana Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Albertus Wahyu Wibowo (672011030)
Yos Richard Beeh, ST., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2015
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
1
Pengembangan Sistem Peminjaman Barang
Menggunakan Teknologi Google Cloud Messaging(GCM)
(Studi Kasus: Sarana dan Prasarana Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana)
1) Albertus Wahyu Wibowo, 2) Yos Richard Beeh
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
Abstract The lending system that applies in FTI UKSW that currently done with the records in the lending
book is less effective in helping the process of lending. Incomplete borrowers data, as well as the
vagueness on the duration of the lending goods, making borrowing queue can not be done, and also
the notification and provision of return is still done manually by searching through contacts in
lending book . The methodology that used in this research is research and development method. The
application development in this research utilizing the Apache Cordova API, so application codes are
written in HTML ,Javascript and CSS. The provision of notification to the borrowers is using google
cloud messaging ( GCM ) features . The result of this research is an application in android platform
used by borrowers to perform the request of lending goods and changes in lending data. The
application users are automatically notified by GCM when the loan is approved. The web
application is built to be used by users who are not using Android and officers for the management
of borrowing. By using the features of GCM, borrowers can receive notifications automatically
when the lending will expire and the borrower can find out the borrowing schedule only through
their smartphone. Supervision the use of goods also more easily done by officers and can be done
through a website page
Keywords : lending systems, Research and Development, Apache Cordova, Google Cloud
Messaging(GCM)
Abstrak Sistem peminjaman yang berlaku di FTI UKSW saat ini dengan pencatatan di dalam buku
peminjaman, masih kurang efektif dalam membantu proses peminjaman. Tidak lengkapnya data
peminjam, serta kurang jelasnya durasi peminjaman barang, membuat antrian peminjaman tidak
dapat dilakukan, serta pemberian notifikasi pengembalian masih dilakukan dengan cara manual
melalui pencarian kontak di buku peminjaman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode Research and Development. Pembagunan aplikasi dalam penelitian ini
memanfaatkan API Apache Cordova, sehingga kode aplikasi ditulis dalam HTML, Javascript dan
CSS. Pemberian notifikasi peminjaman kepada peminjam memanfaatkan fitur Google Cloud
Messaging (GCM). Penelitian ini menghasilkan aplikasi dalam platform Android yang digunakan
oleh peminjam untuk melakukan permintaan peminjaman barang dan perubahan data peminjaman.
Pengguna Aplikasi ini secara otomatis menerima notifikasi melalui GCM ketika peminjaman
disetujui. Aplikasi web dibangun untuk digunakan oleh pengguna yang tidak menggunakan Android
dan oleh petugas untuk pengelolaan peminjaman. Dengan memanfaatkan fitur GCM, peminjam
mendapatkan notifikasi secara otomatis ketika peminjaman akan berakhir dan peminjam dapat
mengetahui jadwal peminjaman hanya melalui smartphone miliknya. Pengawasan penggunaan
barang juga lebih mudah dilakukan oleh petugas dan dapat dilakukan melalui halaman web yang
dibangun.
Kata Kunci : sistem peminjaman, Research and Development, Apache Cordova, Google Cloud
Messaging(GCM)
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
2
1. Pendahuluan
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (FTI
UKSW) merupakan sebuah fakultas yang berada dalam lingkungan Universitas
Kristen Satya Wacana (UKSW) yang terletak di Jalan Diponegoro no. 52-50,
Salatiga, Jawa Tengah. FTI UKSW berdiri pada tahun 2003 dan pada saat ini telah
menjadi salah satu fakultas besar di UKSW memiliki sepuluh program studi yang
meliputi dua program studi diploma, tujuh program studi sarjana dan satu program
studi pascasarjana. Menjadi sebuah fakultas yang cukup besar tentunya
membutuhkan banyak fasilitas yang diharapkan dapat menunjang kegiatan yang ada
di FTI UKSW. Banyaknya fasilitas yang ada tentunya juga membutuhkan
pengelolaan yang baik agar fasilitas yang ada lebih tertata dan dapat digunakan
sebagai mana mestinya.
Sarana dan Prasarana (sarpras) FTI UKSW merupakan sebuah unit di
Fakultas yang melaksanakan tugas, fungsi serta memiliki kewenangan tertentu,
terkait dengan penyediaan serta perawatan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Fakultas. Sarana dan Prasarana melaksanakan tugas yang menyangkut
penyediaan dan perawatan sarana dan prasarana yang dimiliki dan dibutuhkan oleh
Fakultas dalam penyelenggaraan kegiatan akademik. Sarana dan Prasarana FTI
UKSW menjalankan fungsinya dengan menyediakan kebutuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh fakultas, melakukan monitoring dan evaluasi yang
menyangkut teknologi informasi yang digunakan oleh fakultas, serta melakukan
koordinasi dengan unit diluar FTI yang berkaitan dengan kebutuhan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh fakultas [1].
Lebih lanjut, salah satu hal yang dilakukan dalam menyediakan kebutuhan
sarana dan prasarana adalah pegelolaan peminjaman sarana dan prasarana (barang
inventaris) yang dimiliki oleh FTI yang berguna menunjang kegiatan yang ada di
FTI UKSW. Sistem pencatatan peminjaman barang inventaris di sarpras FTI
UKSW pada saat ini masih menggunakan cara yang manual dengan pencatatan di
dalam buku peminjaman yang data peminjaman tersebut dituliskan oleh laboran
pada saat peminjaman barang, selain itu untuk mengetahui ketersediaan barang
yang akan dipinjam, para calon peminjam datang ke kantor sarpras untuk
menanyakan terlebih dahulu ketersediaan barang. Sistem peminjaman seperti ini
dinilai kurang efisien karena terkadang petugas tidak secara jelas menuliskan
identitas peminjam secara detil dan juga lama barang tersebut dipinjam. Hal ini
dapat berakibat ketika ada antrian peminjaman karena tidak ada informasi kapan
barang tersebut akan kembali. Masalah juga muncul ketika peminjam terlambat
mengembalikan barang yang dipinjam, petugas sarpras harus mencari secara
manual data peminjaman barang tersebut dan kemudian mencari kontak dari
peminjam untuk kemudian dihubungi, hal ini diungkapkan seorang petugas
peminjaman ketika dilakukan wawancara.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan membangun sebuah sistem peminjaman barang inventaris
yang dapat digunakan pada platform web dan mobile. Pembangunan sitem
peminjaman barang di Sarana dan Prasarana FTI UKSW ini diharapkan dapat
mengatasi permasalahan yang ada dalam proses peminjaman barang inventaris yaitu
membuat proses peminjaman barang menjadi lebih efisien dan pencatatan
peminjaman yang tidak menggunakan buku menjadi lebih rapi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana merancang dan membangun sistem peminjaman barang
3
inventaris untuk mengatasi permasalahan peminjaman di Sarana dan Prasarana FTI
UKSW. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan aplikasi yang digunakan
untuk membantu proses peminjaman barang inventaris di FTI UKSW. Aplikasi ini
dibangun untuk menggantikan pencatatan peminjaman yang saat ini masih
menggunakan buku serta untuk mempermudah petugas peminjaman dalam
memberikan pesan kepada peminjam seperti pesan ketika peminjaman disetujui dan
pesan ketika peminjam harus mengembalikan barang yang dipinjam.
2. Kajian Pustaka
Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Sistem Informasi Iventory dan
Peminjaman Barang pada Laboratorium Program Studi Sistem Komputer
membahas pembangunan sistem informasi pada laboratorium program studi sistem
komputer Universitas Diponegoro bermanfaat untuk memantau informasi dan data-
data yang berupa data barang baru dan data barang yang dipinjam. Sistem ini di
bangun untuk menggantikan administrasi data inventaris yang sebelumya masih
menggunakan cara semi-manual seperti dengan menggunakan Excel menjadi
sebuah sistem informasi berbasis web. Dengan cara ini kesalahan pendataan antara
barang baru, barang dipinjam, maupun barang yang rusak dapat diminimalisasi.
Sistem Informasi Sistem Informasi Laboratorium Sistem Komputer bermanfaat
untuk memantau informasi dan data-data yang dimiliki oleh Program Studi Sistem
Komputer berupa data barang yang masuk (baru) ataupun data barang yang keluar
(ada atau dipinjam) [2].
Pada penelitian yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem
Pengelolaan Inventaris pada Organisasi Mayapala diungkapkan bahwa sistem
yang dibangun membuat petugas lebih mudah dalam melakukan transaksi
peminjaman, pengembalian, maupun transaksi pembukuan semua peralatan yang
ada, karena sistem ini sudah dirancang dengan database yang menyimpan
semua data transaksi. Sehingga mempermudah kinerja para dewan pengurus
dalam hal pengarsipan . Selain itu, diungkapkan pula bahwa Dengan menerapkan
sistem terkomputerisasi beban petugas menjadi lebih ringan sehingga kinerja para
dewan pengurus menjadi lebih meningkat untuk kedepannya[3].
Pada penelitian yang membahas tentang aplikasi peminjaman pada Unit
Pelayanan dan Pemeliharaan Kampus (UPPK) di Universitas Kristen Petra
dinyatakan sistem web yang dibangun untuk menggantikan sistem manual yang ada
telah dapat memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan menangani
penjadwalan dan peminjaman. Dalam pengujiannya, aplikasi yang dibangun ini
juga dapat mempermudah peminjam untuk mengetahui jadwal penggunaan serta
melakukan peminjaman barang tanpa harus bertatap muka ataupun melalui
telepon[4]. Pada penelitian yang berjudul Implementasi Push Notification Pada
Informasi Perkuliahan dan Kegiatan Mahasiswa Berbasis Android yang dilakukan
di universitas Krida Wacana, peneliti menyimpulkan bahwa fitur push notification
yang diterapkan dalam aplikasi yang dibangun dapat membantu mahasiswa untuk
mendapatkan informasi secara real time, seperti pemberitahuan penggantian jadwal
kuliah dan juga pmendapatkan informasi seperti jadwal kelas dan jadwal ujian.
Aplikasi ini dapat membantu mahasiswa melihat jadwal secara online tanpa melihat
di majalah dinding[5].
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait
sistem peminjaman barang inventaris maupun sistem pengelolaaan inventaris, maka
dilakukan penelitian yang membahas tentang perancangan dan pembangunan sistem
peminjaman barang inventaris berbasis Android dengan memanfaatkan push
4
notification. Aplikasi yang akan dibangun ini secara garis besar terdiri dari dua
aplikasi yaitu aplikasi yang berbasis web yang digunakan dalam proses
administrasi oleh petugas dan admin serta peminjam yang tidak memiliki aplikasi
perangkat Android, dan aplikasi berbasis mobile pada platform Android yang
digunakan oleh peminjam barang inventaris.
Push notification adalah sebuah metode komunikasi dimana client yang
terhubung diinformasikan tentang sebuah event di dalam sebuah sistem melalui
notifikasi dari sistem tersebut. Hal ini berlawanan dengan pull notification yang
membutuhkan request dari client untuk mendapatkan notifikasi. Push notification
dipicu dan dikirimkan oleh sistem tersebut tanpa client perlu meminta update dari
sebuah status sistem. Android mendukung push notification melalui Google Coud
Messaging (GCM) library. Google Cloud Messaging (GCM) adalah layanan yang
memungkinkan Anda untuk mengirim data dari aplikasi engine atau backends lain
ke perangkat Android kita. Ini bisa dikatakan menjadi push notification ringan pada
aplikasi Android yang akan diambil dari server, atau bisa juga pesan langsung yang
berisi hingga 4KB data payload dan benar-benar bebas tidak peduli seberapa besar
kebutuhan pesan kita, serta tidak ada kuota [6]. GCM dalam aplikasi ini digunakan
untuk memberi notifikasi kepada pengguna aplikasi Android.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan kali ini adalah “Metode Penelitian dan
Pengembangan” atau disebut juga “Research and Development”. Metode ini
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dari penelitian yang telah dilakukan,
sehingga metode ini cocok digunakan dalam penelitian ini karena penelitian
menghasilkan produk berupa aplikasi yang akan digunakan di sarana prasarana FTI
UKSW. Tahapan-tahapan dalam metode penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar
2.
Gambar 1 Tahapan Penelitian Research and Development [7]
Tahapan dalam metode Research and Development dalam penelitian ini dilakukan
sampai pada uji coba produk.Tahapan penelitian pada Gambar 1 yang digunakan
dalam penelitian ini dapat diuraikan seperti berikut ini: 1) Potensi dan masalah : Pada
tahapan ini dilakukan observasi serta pengamatan terhadap sistem peminjaman
barang inventaris di lingkungan sarana dan prasarana FTI UKSW yang sampai saat
ini masih menggunakan cara manual yaitu dengan memasukkan data peminjaman
5
ke dalam buku. Kemudian masalah yang ada dan masalah yang mungkin timbul
akibat sistem manual saat ini diidentifikasi agar proses bisnis sistem baru yang
digunakan untuk mengganti sistem yang baru ini dapat mengatasi permasalahan
yang ada dan yang mungkin timbul. Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi
dan penentuan fitur yang dimasukkan dalam sistem peminjaman barang agar dapat
benar-benar membantu sarana dan prasarana FTI UKSW. 2) Tahap kedua:
Pengumpulan Informasi/Data, pada tahap ini dilakukan penentuan kebutuhan-
kebutuhan sesuai identifikasi masalah yaitu degan menentukan kriteria-kriteria dan
fitur-fitur apa saja yang akan dimasukkan di dalam aplikasi sehingga
mempermudah pengguna smartphone dalam menjalankan aplikasi. Pengumpulan
data dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap petugas
Sarana dan Prasarana FTI UKSW. 3) Tahapan Desain Produk : Pada tahapan ini
dilakukan perancangan produk/sistem yang akan dibuat. Pada awalnya desain
sistem dibuat menggunakan Unified Model Language (UML) diagram. Desain
sistem yang dibuat berupa use case diagram dan activity diagram. Pada tahapan ini
desain sistem di sisi aplikasi dilakukan setelah UML selesai dibuat, meliputi
perancangan database serta pembangunan interface aplikasi itu sendiri. 4) Validasi
desain : Tahapan validasi desain disini merupakan persetujuan pengguna(user)
tentang aplikasi/sistem peminjaman barang inventaris yang telah dirancang .
Selanjutnya jika ada revisi dari pengguna maka aplikasi akan disesuaikan kembali
sesuai kebutuhan dan kenyamanan pengguna. 5) Tahap implementasi produk : pada
tahapan ini funsi-fungsi dalam aplikasi diterapkan agar aplikasi dapat berjalan
sesuai kebutuhan.
Dalam sistem peminjaman barang inventaris ini terdapat 2 macam aplikasi
yaitu aplikasi berbasis web dan aplikasi berbasis mobile. Aplikasi ini dibangun
menggunakan netbeans IDE. Pada aplikasi mobile memanfaatkan fitur Push-
Notifications pada Android melaui Google Cloud Messaging (GCM), sedangkan
pada aplikasi web menggunakan JSP dan Servlet. 6) Tahap ujicoba produk : pada
tahap ini dilakukan pengujian software yang dibuat atau biasa disebut software
testing. Software testing merupakan proses menganalisa bagian-bagian dari
software untuk mendeteksi adanya perbedaan antara kondisi yang ada dan kondisi
yang diperlukan (ada tidaknya bug) dan untuk mengevaluasi fitur-fitur dari
software.
Pengujian diawali dengan blackbox testing. Blackbox testing disebut juga
functional testing. Functional testing merupakan metode yang pengujiannya
berdasarkan informasi dari spesifikasi program atau sistem yang dibuat. Dengan
blackbox testing, tester atau penguji software tidak seharusnya (atau tidak) memiliki
akses ke kode internal aplikasi atau sistem itu. Pengujian ini hanya berfokus pada
luaran yang dihasilkan dalam menanggapi input yang dipilih dan kondisi eksekusi,
pengujian ini tidak memperhatikan mekanisme internal yang terjadi dalam sistem.
Kode internal sistem dianggap sebagai “kotak hitam besar” untuk penguji software
yang tidak bisa melihat ke dalam kotak tersebut. Penguji aplikasi hanya tahu bahwa
informasi atau masukan dapat diberikan kepada kotak hitam tersebut, dan kotak
hitam akan mengirim sesuatu kembali.[8] Hal ini dapat dilakukan hanya dengan
tahu spesifikasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan hasil yang diharapkan dari
sistem yang di uji. Selanjutnya dilakukan oleh pengguna yang dilakukan oleh
pemakai pada lingkungan sarana dan prasarana FTI UKSW. 7) Tahap analisis hasil
ujicoba produk : Pada tahapan ini, yaitu setelah pengujian selesai dilakukan maka
akan dilakukan analisis dari pengujian yang telah dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem yang dibangun telah menjawab permasalahan yang ada. 8)Kemudian
6
dilakukan penarikan kesimpulan yang di ambil dari hasil analisis hasil ujicoba.
Dalam identifikasi masalah dilakukan analisa proses sistem yang berjalan
pada saat ini melalui wawancara dan observasi terhadap petugas peminjaman
barang inventaris di sarpras FTI UKSW. Kemudian diketahui proses pencatatan
peminjaman barang inventaris pada saat ini yang ada di sarpras FTI UKSW masih
dilakukan dengan cara pencatatan ke dalam buku setiap terjadi peminjaman dan
pengembalian barang. Belum terdapat sistem yang terintegrasi untuk membantu
proses tersebut.
Dari observasi yang dilakukan, didapatkan alur kerja sistem peminjaman
yang saat berjalan seperti pada Gambar 2 .
Gambar 2 Alur Peminjaman Barang
Alur peminjaman barang yang saat ini diterapkan di sarpras dimulai dengan
peminjam barang datang ke ruang sarpras FTI UKSW atau menghubungi memalui
telepon untuk melakukan peminjaman. Dalam hal ini peminjam menanyakan
kepada petugas tentang barang yang akan dipinjam apakah barang tersebut tersedia
dan dapat dipinjam atau tidak. Jika barang dapat dipinjam, maka petugas akan
meminta identitas dari peminjam dam menuliskan data peminjam pada buku
7
peminjaman. Petugas mengecek kelengkapan barang saat dilakukan peminjaman
dan kemudian menyerahkan barang kepada peminjam. Proses dalam pengembalian
barang juga masih belum menggunakan sistem yang terintegrasi, alur proses dalam
pengembalian barang ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Alur Pengembalian Barang
Proses pengembalian barang yang ada dalam Gambar 3 diawali dengan
peminjam datang ke kantor sarpras FTI untuk mengembalikan barang yang sudah
selesai dipinjam. Peminjam menyerahkan barang yang dipinjam kepada petugas
sarpras yang pada saat itu berada di ruang sarpras. Petugas akan melakukan
pengecekan kondisi dan kelengkapan barang, jika barang lengkap maka petugas
akan memberi tanda barang sudah dikembalikan pada buku peminjaman dan
peminjaman telah selesai. Jika barang tidak lengkap maka petugas meminta
peminjam untuk melengkapi kelangkapan barang dan mengembalikan ke sarpras.
Melihat dari proses peminjaman dan pengembalian barang yang saat ini
pencatatannya masih dengan cara menuliskan dalam buku peminjaman, maka
dibuat sebuah proses baru yang diusulkan untuk mengganti proses yang saat ini
berjalan. Perubahan terbesar terdapat pada bagian sistem pencatatan peminjaman
manual dalam buku diubah menjadi sistem baru yang sudah terintegrasi dengan
aplikasi web maupun perangkat mobile pengguna. Pengguna juga akan secara
otomatis mendapat notifikasi jika waktu pengembalian barang sudah dekat ataupun
8
sudah terlambat. Rancangan proses peminjaman yang diusulkan adalah seperti pada
Gambar 4.
Gambar 4 Rancangan Alur Peminjaman Barang
Dalam rancangan alur peminjaman pada Gambar 4 pengguna yang akan melakukan
peminjaman barang melakukan pengecekan jadwal penggunaan barang melalui
aplikasi Android maupun melalui website, jika barang yang diinginkan tersedia,
maka pengguna dapat melakukan request peminjaman barang, setiap kali pengguna
melakukan request, data peminjaman secara otomatis akan diperbaharui di
database. Ketika pengguna melakukan request maka secara otomatis pula petugas
operator peminjaman barang mendapatkan notifikasi melalui sms sesuai dengan
operator yang aktif saat itu. Setelah operator menerima notifikasi request
peminjaman barang maka operator akan membuka halaman website yang berisi data
request untuk melakukan validasi peminjaman. Jika peminjaman disetujui maka
peminjaman akan terjadwalkan dan pengguna akan mendapatkan notifikasi melaui
GCM (untuk pengguna aplikasi Android) ataupun sms (untuk pengguna web).
Begitu pula jika peminjaman ditolak, pengguna juga akan menerima notifikasi.
Pengguna yang permintaan peminjamannya diterima mengambil barang yang
dipinjam ke kantor sarpras FTI UKSW. Petugas akan melakukan pengecekan
kesesuaian data peminjaman dan melakukan update data peminjaman melalui
website yang tersedia. Setelah data ter-update kemudian petugas menyerahkan
barang kepada peminjam. Ketika waktu peminjaman akan berakhir dan pengguna
belum mengembalikan barang tersebut maka aplikasi secara otomatis akan
memberitahu pengguna bahwa peminjaman akan berakhir. Notifikasi ini akan
dikirim melalui GCM untuk pengguna Android atau melalui sms untuk selain
pengguna Android.Setelah peminjaman selesai, pengguna yang akan
mengembalikan barang yang dipinjam datang ke kantor sarpras FTI dan
memberikan barang kepada petugas. Petugas kemudian melakukan pengecekan
barang dan kesesuaian data, jika data sesuai petugas akan menerima barang dan
melakukan update data peminjaman.
Pada tahapan perancangan sistem menggunakan UML yang menggambarkan
9
proses kerja dari aplikasi yang sedang dibangun. Diagram UML yang digunakan
antara lain Use Case Diagram dan Activity Diagram. Use case diagram
mendeskripsikan interaksi antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri,
dengan memberi sebuah penjelasan tentang bagaimana sistem tersebut digunakan
[9]. Dalam aplikasi ini Use case untuk aplikasi mobile memiliki 1 aktor yaitu
peminjam barang yang dapat dilihat pada Gambar 5. Peminjam barang yang
dimaksud dalam aplikasi ini adalah dosen ataupun pegawai yang melakukan
peminjaman barang di sarpras FTI UKSW.
Gambar 5 Use Case Aplikasi Mobile
Pada Gambar ditunjukkan bahwa pengguna pada aplikasi mobile peminjaman
barang dapat melihat data profil, melalukan request peminjaman barang, merubah
peminjaman barang, melihat jadwal barang dan melihat riwayat peminjaman
barang.
Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural,
proses bisnis, dan jalur kerja [9]. Activity diagram pada aplikasi mobile yang
digunakan oleh pengguna pada saat melakukan request peminjaman dilihat pada
Gambar 8. Gambar 8 menggambarkan aktivitas pengguna pada saat melakukan
request peminjaman barang. Pada tampilan awal yaitu tampilan halaman masuk
aplikasi, pengguna akan memasukkan nama pengguna dan kata sandi yang
kemudian sistem akan melakukan pengecekan nama pengguna dan kata sandi pada
database. Apabila nama pengguna dan kata sandi sesuai yang terdapat pada
database maka sistem akan menampilkan halaman menu utama. Pada pilihan menu
utama, pengguna memilih menu peminjaman barang yang kemudian akan
menampilkan form peminjaman barang. Langkah selanjutnya pengguna akan
mengisi form request peminjaman yang sudah disediakan dan setelah pengguna
10
selesai maka sistem akan memasukkan data peminjaman ke database server dan
pengguna akan mendapatkan notifikasi permintaan telah ditambahkan.
Memasukkan Username dan Password
Pilih Menu Peminjaman Barang
Memilih Kategori Barang
Memilih Barang
Mengisi Form Peminjaman
Mengirim Permintaan Peminjaman
Menampilkan Halaman Login
Mengirimkan Data Pengguna Ke Basis Data
Menampilkan Halaman Utama
Mengirim Permintaan Kategori Barang Ke Basis Data
Menampilkan Kategori Barang
Mengirimkan Permintaan Data Barang Sesuai Kategori
Menampilkan Data Barang
Menampilkan Form Peminjaman
Pengecekan Form Peminjaman
Terisi dengan Benar?
Mengirim Data Peminjaman Ke Basis Data
Menampilkan Pesan Terjadi Tabrakan
Menampilkan Pesan Permintaan Peminjaman Berhasil
Menampilkan Pesan Login Gagal
Ya
Tidak
Cek Username dan Password
Mengambil Kategori Barang
Mengambil Data Barang Sesuai Kategori
Pengecekan Tabrakan Jadwal
Terjadi Tabrakan?
Data Peminjaman Disimpan
Username dan Password Benar?
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Basis DataSistemPengguna
Gambar 8 Activity Diagram Request Peminjaman
Aplikasi ini terdapat 2 macam perangkat lunak, yaitu aplikasi mobile yang
digunakan user dan aplikasi web yang digunakan oleh pengguna,admin, dan
operator. Aplikasi mobile terhubung dengan servlet di dalam web server yang
11
menjadi perantara antara aplikasi mobile dan database aplikasi, bahasa pertukaran
data yang digunakan dalam format JSON. Arsitektur dari sistem peminjaman
barang yang dibangun dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Arsitektur Sistem Peminjaman Barang
Pada Gambar 10 terdapat 2 aplikasi dalam arsitektur ini yaitu 1 aplikasi mobile dan
1 aplikasi web. Aplikasi mobile merupakan aplikasi yang berjalan dalam
smartphone Android dan digunakan oleh peminjam barang dalam sistem ini.
Aplikasi web digunakan oleh admin ataupun operator dalam sistem ini serta oleh
peminjam yang tidak menggunakan Android. Untuk dapat menjalankan kedua
aplikasi ini, semua perangkat harus terhubung dengan koneksi internet. Dengan
adanya internet, aplikasi mobile (pengguna peminjam) dapat mengirimkan dan
menerima data ke dan atau dari database server melalui servlet yang berada di web
server dengan menggunakan JSON .
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan dua aplikasi yaitu aplikasi mobile dan web. Pada
aplikasi mobile diimplementasikan pada android, sedangkan pada aplikasi web
diimplementasikan pada komputer. Aplikasi mobile ditujukan kepada pengguna,
sedangkan aplikasi web ditujukan kepada pengguna yang tidak memakai Android,
admin, dan operator untuk pengelolaan sistem peminjaman barang di FTI UKSW.
Aplikasi mobile yang dibuat ini pengguna dapat melakukan peminjaman barang,
perubahan peminjaman barang, pengecekan jadwal barang, dan pengecekan riwayat
peminjaman barang. Pada halaman awal aplikasi mobile ditampilakan halaman
login untuk pengguna. Pengguna dapat juga melakukan perubahan alamat server
dari aplikasi. Pengaturan server ini hanya perlu dilakukan satu kali selama tidak
ada perubahan alamat host dan akan tersimpan sebagai pengaturan. Setelah
pengguna berhasil login, maka aplikasi akan menampilkan halaman utama dari
aplikasi ini. Dalam halaman utama ini terdapat 3 fungsi utama, yaitu lihat
pemakaian yang digunakan untuk melihat jadwal pemakaian barang yang
diinginkan, peminjaman yang berfungsi untuk melakukan permintaan peminjaman
dan riwayat peminjaman yang digunakan untuk melihat data peminjaman yang
dilakukan dan melakukan perubahan data peminjaman jika kondisi memungkinkan.
12
Gambar 10 Halaman utama pada apliksi mobile
Pada saat pengguna login ke dalam aplikasi, selain mengirimkan username
dan password untuk dicek, aplikasi akan mengirimkan device id dari smartphone
Android pengguna ke server aplikasi dan disimpan dalam database. Device id
inilah yang berguna sebagai pengenal untuk penerimaan pesan GCM. Pengiriman
device id pada saat login dimaksudkan agar ketika user berganti device Android
lain, device id di dalam database dapat diperbaharui secara otomatis.
Kode Program 1 Perintah untuk mengambil device id smartphone
Kode program 1 merupakan fungsi pada aplikasi mobile peminjaman barang ini
yang berfungsi untuk mendapatkan device id dari perangkat Android yang berguna
untuk menerima GCM. Agar fungsi pada kode program 1 dapat berjalan,
dibutuhkan file PushNotification.js yang berfunsi untuk menangani penggunaan
GCM pada aplikasi Android yang dibangun menggunakan HTML5. Sender id pada
baris 5 merupakan id unik sebagai identitas pengirim yang didapatkan dari server
Google. Setelah device id didapatkan, maka device id perlu kita simpan dalam
database sebagai alamat tujuan ketika kita mengirimkan pesan GCM kepada
pengguna. Perintah untuk mengirim device id yang kita dapatkan dapat dilihat
dalam Kode Program 2.
1 function initgcm() {
2 window.plugins.pushNotification.register(
3 successHandler,errorHandler,
4 {
5 "senderID": "281663640402",
6 "ecb": "onNotificationGCM"
7 });}
13
Kode Program 2 Perintah untuk mengirim device id smartphone ke server
getCode pada baris 5 Kode Program 2 merupakan servlet yang terdapat pada web
server yang digunakan seabagai penghubung antara aplikasi Android dan database.
Device id dikirimkan melalui sebuah parameter regId dan dikirim menggunakan
Ajax request mulai pada baris 6 sampai pada baris 12.
Pilihan halaman riwayat peminjaman menunjukkan riwayat peminjaman
dari pengguna tersebut, pengguna dapat melakukan perubahan terhadap
peminjaman selama peminjaman belum di verifikasi oleh operator, pengguna hanya
perlu memilih peminjaman mana yang akan diubah dan mengubah seperlunya.
Pembatalan juga dapat dilakukan pengguna melalui pilihan ini. Pengguna hanya
perlu menekan tombol batalkan yang tersedia untuk mebatalkan peminjaman.
Pembatalan peminjaman ini hanya diizinkan ketika permintaan belum disetujui dan
ketika peminjaman sudah disetujui namun pengambilan barang belum dilakukan
oleh pengguna. Permintaan yang telah dibatalkan tidak dapat dijadwalkan ulang
kembali oleh pengguna maupun oleh operator.
Peminjaman barang dapat dilakukan dengan memilih menu peminjaman
barang, setelah pengguna memilih menu ini maka aplikasi akan menampilkan list
dari barang yang dapat dipinjam oleh pengguna, setelah pengguna memilih barang
yang akan dipinjam maka pengguna diminta untuk melengkapi data peminjaman
melalui form yang dapat dilihat pada Gambar 10. Form ini wajib diisi seluruhnya
oleh pengguna, aplikasi akan melakukan pengecekan terhadap kolom-kolom yang
ada dan memberi pesan kepada pengguna ketika ada kolom yang tidak terisi.
Pengisian pada kolom tanggal dan waktu dilakukan dengan cara menyentuh kolom
yang akan diisi, maka aplikasi akan memunculkan pop-up untuk memilih waktu
yang diingikan.
1 function sendRequest(regID){
2 $.mobile.loading("show");
3 jQuery.support.cors = true;
4 $.mobile.allowCrossDomainPages = true;
5 var urljson = host + "getCode?regID=" + regID;
6 var ajaxRequest = $.ajax({
7 type: "GET",
8 url: urljson,
9 dataType: "json",
10 cache: false, 11 success: function (data){ 12 alert(data.alert); 13 } 14 }); 15 ajaxRequest.done(function () { 16 $.mobile.loading("hide"); 17 }); 18 }
14
Gambar 10 Tampilan form peminjaman barang
Setelah pengguna mengisi form pada Gambar 10 dan menekan tombol request
maka aplikasi akan melakukan pengecekan form tersebut, setelah dilakukan
pengecekan maka aplikasi akan mengirimnak permintaan peminjamnan melalui
perintah seperti pada Kode Program 3.
Kode Program 3 Perintah untuk mengirim permintaan peminjaman
1 function requestInventori() {
2 $.mobile.loading("show");
3 jQuery.support.cors = true;
4 $.mobile.allowCrossDomainPages = true;
5 var urljson = host +"request?kategori=inventori"
6 + editstr+ "&id_inventori=" +
7 $('#requestInventoriInventori').val()
8 + "&tanggal=" + $('#requestInventoriDate').val()
9 + "&waktuMulai="
10 +$('#requestInventoriStartTime').val() + 11 "&tanggalSelesai=" 12 + $('#requestInventoriEndDate').val() + 13 "&waktuSelesai=" 14 + $('#requestInventoriEndTime').val() + "&ext=" 15 + $('#requestInventoriExt').val(); 16 var ajaxRequest = $.ajax({ 17 type: "GET", 18 url: urljson, 19 dataType: "json", 20 cache: false, 21 success: function (data) { 22 alert(data.alert); 23 }}); 24 }
15
Proses pengiriman permintaan peminjaman dilakukandengan memanggil servlet
request pada web server dengan menambahkan parameter-parameter berisi nilai dari
kolom-kolom form peminjaman barang seperti dapat dilihat pada Kode Program 3
baris 5 sampai 16. Kemudian servlet akan melakukan pengecekan kembali apakah
terdapat tabrakan jadwal atau tidak, servlet akan mengirimkan respon kepada
aplikasi mobile untuk menginformasikan permintaan peminjaman berhasil
ditambahkan atau tidak. Respon ini ditampilkan pada pengguna melalui alert.
Pada menu utama juga terdapat pilihan lihat pemakaian, pilihan ini
berfungsi ketika pengguna ingin melihat jadwal penggunaan dari barang inventaris.
Jadwal yang ditampilkan disini hanyalah jadwal yang sudah di verifikasi oleh
operator. sebelum jadwal ditampilkan, pengguna diminta untuk memilih barang
inventaris yang akan ditampilkan jadwalnya, setelah pengguna memilih maka akan
ditampilkan kalender yang berisi jadwal peminjaman barang yang dipilih. Secara
default kalender yang akan ditampilkan adalah kalender dalam bulan berjalan
seperti dapat dilihat pada Gambar 10. Untuk berpindah ke bulan lainnya, pengguna
perlu menekan ikon panah kanan atau kiri yang ada di samping kanan dan kiri nama
bulan yang ditampilkan. Tanggal dimana terdapat jadwal penggunaan barang
ditandai dengan warna biru, warna abu-abu menunjukkan tanggal tersebut adalah
tanggal di bulan sebelum atau sesudah bulan ang ditampilkan, sedangkan warna
putih menunjukkan tidak ada pemakaian pada tanggal tersebut. Detil dari jadwal
dapat dilihat dengan cara memilih tanggal dalam kalender, maka aplikasi
menampilkan detil dari jadwal penggunaan barang di hari tersebut.
g gggggg p ]
kk
Gambar 10 Halaman kalender pemakaian barang pada aplikasi mobile
Aplikasi mobile yang dibangun merupakan aplikasi client, administrasi dari
sistem ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi web yang juga telah dibuat,
aplikasi web ini dibangun dengan memanfaatkan java dan berjalan di web server
Tomcat 8. Setiap permintaan peminjaman dari pengguna akan ditampilkan di
halaman web untuk dilakukan validasi oleh operator. selain itu operator juga akan
mendapatkan notifikasi berupa sms ketika user melakukan permintaan peminjaman.
Melalui halaman web operator melakukan validasi peminjaman barang. validasi
dapat berupa accept yaitu menjadwalkan penggunaan barang, dan reject yaitu
menolak peminjaman. Setelah admin melakukan verifikasi peminjaman maka
16
pengguna secara otomatis akan menerima pemberitahuan melalui GCM seperti pada
Gambar 12a dan Gambar 12b untuk pengguna Android dan sms untuk pengguna
non-Android.
Gambar 12a Tampilan Notifikasi GCM di luar aplikasi
Gambar 12b Tampilan Notifikasi GCM di dalam aplikasi
Proses penerimaan pesan GCM dalam aplikasi dapat dilihat pada Kode Program 3.
Pesan GCM yang dikirimkan dari server akan diterima perangkat sesuai dengan
device Id perangkat tersebut. Pesan GCM yang diterima akan dimunculkan kepada
pengguna melalui alert seperti pada baris 7 Kode Program 2 dan memberikan
notifikasi berupa nada.
Kode Program 3 Penerima Pesan GCM
1 function onNotificationGCM(e) {
2 switch (e.event) {
3 case 'registered':
4 sendRequest(e.regid);
5 break;
6 case 'message':
7 alert(e.payload.message);
8 var sound = new Media("assets/www/ding.ogg");
9 sound.play();
10 break; 11 default: 12 alert("unknown event"); 13 }
}
17
Sistem peminjaman barang yang saat ini berjalan memiliki beberapa
kelemahan salah satunya yaitu untuk mengingatkan peminjam ketika waktu
peminjaman hampir selesai. Dalam aplikasi ini terdapat thread yang berjalan
menjadi backgroud service dari sistem peminjaman ini. Thread ini bekerja dalam
selang waktu tertentu untuk melakukan pengecekan data peminjaman dalam
database yang sudah mendekati waktu pengembalian. Sistem untuk memberi
notifikasi ini memiliki 2 cara untuk memberi notifikasi kepada pengguna untuk
mengembalikan barang, yaitu melalui GCM dengan syarat pengguna menggunakan
aplikasi mobile Android atau melaui sms dengan memanfaatkan SMS gateway dari
GAMMU untuk memberi notifikasi pengunna yang tidak menggunakan aplikasi
mobile. Thread untuk notifikasi otomatis dibuat dengan cara mendefinisikan context
listener dalam file web.xml seperti dalam Kode Program 4 berikut.
Kode Program 4 Definisi Context Listener di web.xml
Pengujian aplikasi dilakukan dengan menguji fungsi-fungsi dari aplikasi
yang telah dibuat untuk mencari kesalahan/bug pada sistem agar sistem berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Pengujian aplikasi presensi pegawai ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu
pengujian alpha dan pengujian beta.
Pengujian alpha adalah pengujian aplikasi yang dilakukan pembuat aplikasi
dan orang-orang yang masih terlibat dalam pembuatan aplikasi tersebut. Pengujian
alpha menggunakan metode blackbox yaitu pengujian fungsi-fungsi aplikasi secara
langsung tanpa memperhatikan alur eksekusi program. Pengujian ini dilakukan dan
sesuai yang diharapkan. Berikut adalah hasil pengujian dari aplikasi mobile dan
aplikasi web.
Tabel 1 Hasil Pengujian Aplikasi Mobile
Fungsi yang diuji Kondisi Output yang
diharapkan
Output yang
dihasilkan sistem
Status pengujian
Masuk aplikasi
Nama pengguna dan kata sandi benar
Nama pengguna dan kata sandi salah
maupun kosong
Sukses masuk aplikasi
Gagal masuk aplikasi
Sukses masuk aplikasi
Gagal masuk aplikasi
Valid
Melihat jadwal
pemakaian barang
Menampilkan jadwal pemakain barang
yang dipilih
Sukses menampilkan jadwal
Sukses menampilkan jadwal
Valid
Request
peminjaman barang
Form diisi lengkap
Form diisi tidak
lengkap
Sukses melakukan request
Gagal melakukan
request
Sukses melakukan request
Gagal melakukan
request
Valid
1 <web-app>
2 <listener>
3 <listener-class>
4 timertask.MyServletContextListener
5 </listener-class>
6 </listener>
7 </web-app>
18
Melihat riwayat
peminjaman
Menampilakn semua
riwayat peminjaman
Menampilkan riwayat peminjaman sesuai
kriteria tanggal
Menampilkan riwayat
peminjaman sesuai
kriteria status
Sukses menampilkan
semua riwayat peminjaman
Sukses menampilkan riwayat peminjaman
sesuai kriteria tanggal
Sukses menampilkan
riwayat peminjaman sesuai kriteria status
Sukses menampilkan
semua riwayat peminjaman
Sukses menampilkan riwayat peminjaman
sesuai kriteria tanggal
Sukses menampilkan
riwayat peminjaman sesuai kriteria status
Valid
Ubah data
peminjaman
Ubah data
peminjaman belum
teverifikasi
Ubah data
peminjaman sudah teverifikasi
Ubah data peminjaman waktu
lampau
Sukses ubah data
peminjaman
Gagal ubah data
peminjaman
Gagal ubah data peminjaman
Sukses ubah data
peminjaman
Gagal ubah data
peminjaman
Gagal ubah data peminjaman
Valid
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada aplikasi mobile dapat dilihat status
pengujian dari setiap fungsi valid, maka disimpulkan bahwa aplikasi ini berjalan
dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan oleh orang yang tidak ikut
dalam pembuatan aplikasi. Pengujian beta dilakukan dengan wawancara langsung
terhadap 3 sample user yaitu 1 orang Kepala Sarana dan Prasarana(kasarpras), 4
orang dosen dan pegawai yang berpotensi melakukan peminjaman sebagai sampel
peminjam, dan 2 petugas sarpras yang telah melakukan uji coba aplikasi.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa aplikasi dapat
menjawab permasalahan dalam peminjaman yang sistemnya belum tertata secara
baik mempermudah pengguna ketika akan melakukan peminjaman barang.
Peminjam dapat melakukan pengecekan jadwal hanya melalui smartphone
miliknya. Hal ini dirasakan lebih praktis dan lebih cepat dibandingkan dengan
pengecekan barang dengan mendatangi ruang sarpras secara lansung ataupun
melalui telepon. Aplikasi ini juga dinilai mudah untuk digunakan oleh pengguna,
fitur notifikasi juga dinilai sangat membantu pengguna untuk mengingatkan waktu
pengembalian dari barang yang dipinjam dan juga untuk mengetahui ketika
peminjaman telah di verifikasi. Pengguna juga menyatakan bahwa aplikasi yang
dibuat dengan memanfaatkan gadget membuat aplikasi semakin berguna karena
gadget selalu dibawa oleh pengguna. Melaui aplikasi ini pula, data mengenai
peminjaman barang serta riwayat-riwayat peminjaman menjadi tersimpan oleh baik
oleh sistem. Aplikasi ini membuat pencatatan peminjaman yang sebelumnya
melalui buku sekarang menjadi lebih rapi. Monitoring penggunaan barang oleh
petugas sarpras juga menjadi lebih mudah dilakukan karena tidak perlu lagi mencari
di dalam buku peminjaman.
5. Simpulan
Dengan menerapkan push notification menggunakan Google Cloud
Messaging(GCM) dalam aplikasi peminjaman barang di Sarana dan Parasarana FTI
UKSW, pemberian notifikasi pengembalian barang kepada peminjam barang di FTI
UKSW dapat berjalan secara otomatis, sistem secara otomatis mengirimkan
notifikasi kepada peminjam ketika waktu pengembalian sudah dekat dan ketika
pengembalian sudah terlambat. Penggunaan aplikasi web dan mobile Android yang
dapat diakses langsung oleh peminjam dalam sistem peminjaman barang membuat
19
peminjam tidak perlu lagi mendatangi ruang sarana dan prasarana untuk
menanyakan ketersediaan barang yang akan dipinjam dan melakukan permintaan
peminjaman. Sistem pencatatan peminjaman secara digital dalam sistem ini
membuat informasi tentang peminjaman dapat ditampilkan secara lengkap melalui
halaman web sehingga petugas peminjaman barang tidak perlu lagi melakukan
pencarian data dan penyortiran data-data peminjaman dari dalam buku peminjaman.
Informasi mengenai waktu peminjaman, waktu pengembalian, peminjam dan
keperluan penggunaan barang selalu tercatat dalam sistem dan dapat di akses kapan
saja oleh petugas.
6. Pustaka
[1] Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. 2013.
Mekanisme Kerja dan Struktur Organisasi Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2013. Salatiga: FTI UKSW.
[2] Rajendra, Rifky., Satoto, Kodrat I., Lukmana, Rinta K., Sistem Informasi
Iventory dan Peminjaman Barang pada Laboratorium Program Studi Sistem
Komputer, Univeritas Diponegoro, 2013.
[3] Kurniawan, Muhammad M., Analisis dan Perancangan Sistem Pengelolaan
Inventaris pada Organisasi Mayapala, Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer Amikom Yogyakarta, 2011.
[4] Handojo, Andreas., Intan, Rolly., Aplikasi Peminjaman Ruangan,
Kendaraan, Peralatan dan Penyampaian Keluhan Serta Analisis
Ketersediaan Barang dan Kinerja Pelayanan pada UPPK Universitas Kristen
Petra, Jurnal Informatika Vol. 6, No. 2, November 2005.
[5] Setiawan, Jefferson., Kristianto, Edy., Fredicia., Implementasi Push
Notification Pada Informasi Perkuliahan dan Kegiatan Mahasiswa Berbasis
Android, Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer Vol. 04, No. 14, April - Juni
2015.
[6] Cloud Messaging Support, September 2014, Google Cloud Messaging for
Android, https://cloud.google.com/mobile/messaging.
[7] Prof. Dr. Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
2012, halaman 298.
[8] Nidhra, Srinivas., Dondheti, Jagruthi., Black Box And White Box Testing
Techniques – A Literature Review, International Journal of Embedded
Systems and Applications (IJESA) Vol.2, No.2, Juni 2012.
[9] Fowler, Martin., UML DISTILLED, 3th Ed., A Brief Guide to the Standard
Object Modeling Language, 2004.