pengembangan sistem informasi secara · pdf filesistem informasi manajemen (manajement...
TRANSCRIPT
0
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
SECARA OUTSOURCING DI INDONESIA
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dosen:
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Disusun oleh :
Muhammad Harun Al Rasyid
P05613266.1.52
MAGISTER MANAJEMEN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang 2
Tujuan 3
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Manajemen 4
Sistem Outsourcing 6
PEMBAHASAN
Implementasi Outsourcing Pada Teknologi Informasi 7
Kekurangan dan Kelebihan Outsourcing Teknologi Informasi 9
PENUTUP
Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan dunia saat ini tidak lepas dari perkembangan teknologi yang
sangat signifikan. Perkembangan Era digital didukung oleh sebuah sistem yang
tidak bisa terpisahkan dari teknologi. Sitem yang baik akan menciptakan suatu
teknologi yang baik pula. Seperti pada perusahaan saat ini, teknologi sistem
informasi merupakan suatu bagian yang sangat dibutuhkan untuk mendukung
kinerja perusahaan agar lebih baik dan efisien. Teknologi pada perusahaan saat ini
sudah semakin maju dan berkembang pesat. Hampir keseluruhan pekerjaan
dilakukan dengan suatu sistem yang diaplikasikan dalam bentuk teknologi.
Pada tahun 1950 sistem informasi pada suatu perusahaan masih dilakukan
secara manual. Data yang ada diperusahaan disimpan dalam bentuk hard copy yang
ditulis sendiri maupun menggunakan mesin ketik. Penyimpanan informasi data
masih disimpan pada gudang yang membutuhkan ruangan yang cukup besar.
Informasi data yang ada diperusahaan dapat berguna untuk pengambilan keputusan
dalam jangka pendek maupun panjang. Sedangkan di tahun 1990-an, teknologi
melalui operasi komputer mulai dikenal dan sering digunakan oleh perusahaan.
Komputer digunakan oleh para pegawai untuk memudahkan proses pencatatan dan
penyimpanan data sehingga mudah untuk ditemukan kembali saat diperlukan. Pada
saat itu juga teknologi informasi melalui sistem komputerisasi menjadi salah satu
strategi perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Selain itu efisiensi
baik dari segi waktu, tempat, dan biaya juga berdampak secara signifikan.
Sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan
strategi bisnis, proses bisnis, serta mendukung proses pengambilam keputusan yang
efektif sehingga dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Bila
informasi yang dibutuhkan kurang memadai, dalam kurun waktu tertentu
organisasi/perusahaan tersebut akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
sumber daya yang dimiliki, sehingga dalam hal pengambilan keputusan-keputusan
yang strategis akan sangat terganggu, yang pada akhirnya akan kalah dalam
persaingan dengan perusahaan lain dalam bisnis yang sama.
3
Peda era millenium seperti saat ini, perusahaan tidak asing lagi untuk
menggunakan sistem informasi yang didukung oleh peralatan teknologi canggih.
Salah satu bentuk sistem yang saat ini banyak digunakan oleh perusahaan adalah
sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dan Business Intellegence yang dapat
mengintegrasikan berbagai bagian bisnis ataupun divisi dalam sebuah perusahaan.
Sistem ini dapat membantu perusahaan dalam berbagai jenis kegiatan seperti
memvisualisasikan data, customer relationship management, serta membantu
dalam kegiatan operasional manajemen rantai pasok.
Dalam menjalankan sistem teknologi dan informasi, perusahaan seringkali
melakukan program outsourcing untuk membantu menjalankan sistem. Namun
untuk melakukan program outsourching perusahaan harus berhati-hati dalam
menetukan perusahaan outsourching yang akan diajak bekerja sama, karena sistem
informasi perusahaan merupakan bagian penting yang kerahasiaann harus dijaga
dan diatur secara khusus. Kesalahan dalam menentukan pilihan akan memberikan
dampak yang buruk bagi kehidupan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, penerapan
outsourcing teknologi informasi pada satu perusahaan menjadi hal yang penting
bagi keberlangsungan perusahaan dalam jangka panjang.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengembangan sistem informasi secara outsourcing di Indonesia dan hal apa saja
yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan outsourcing.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering
dikenal dengan singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam
organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua
tingkatan manajemen. SIM (sistem informasi manajemen) dapat didefenisikan
sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab
mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna
untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian. Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi
kenyataannya tidaklah mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa
melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut, bahwa SIM selalu berhubungan dengan
pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer (computer-based
information processing). SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi.
SIM tergantung dari besar kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem
informasi sebagai berikut :
1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan
informasi dari transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan
informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan
pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management
information system).
4. Sistem informasi personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems)
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems)
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information systems)
5
10. Sistem informasi teknik (engineering information systems)
Sistem informasi dan teknologi menjadi komponen yang vital dan utama dari
kesuksesan sebuah bisnis dan organisasi. Sistem Informasi Manajemen merupakan
suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan semua informasi
yang mempengaruhi semua operasi organisasi (Jogiyanto, hal 15, 1999). Sistem ini
menjadi sangat penting karena teknologi informasi dapat membantu berbagai
macam pengembangan bisnis yang akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
proses bisnis, pengambilan keputusan manajemen, dan kolaborasi kelompok kerja,
dimana hal tersebut menguatkan posisi kompetitif perusahaan di pasar yang
seringkali berubah dengan sangat cepat. Manfaat lain dari adanya sistem informasi
teknologi adalah teknologi informasi dapat digunakan untuk mendukung
pengembangan suatu produk, proses dalam melayani konsumen, transaksi melalui
e-commerce, atau aktivitas bisnis lain. Sistem teknologi informasi menjadi salah
satu hal sederhana yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan di
lingkungan bisnis yang dinamis.
Sistem Outsourcing
Outsorcing adalah mengkontrakkan kegiatan bisnis non inti ke sumber luar.
Studi yang telah ada menunjukkan bahwa 85 % perusahaan Amerika Utara dan
Eropa sudah meng-outsource sedikitnya satu fungsi. Hal ini membangkitkan
milyaran dolar dari kontrak – kontrak outsource (Elmuti et al., 1995). Kegiatan ini
sudah umum diterapkan dalam sistem informasi dan teknologi (40 %), real estate
(15%), logistik (15 %), dan administrasi, sumber daya manusia, pelayanan
konsumen, keuangan, pemasaran, penjualan dan transportasi (30%) (Elmuti et al.,
1995). Outsorcing dapat menimbulkan pemogokan yang besar. Pemogokan dapat
dimulai oleh para pekerja yang diperlakukan kepada outsorcing (Wilcocks et al.,
1995). Banyak pekerja yang merasa bahwa perusahaan yang mempekerjakan
mereka tidak lagi membutuhkan mereka sehingga mereka mencari pekerjaan lain,
khususnya jika mereka memiliki keahlian – keahlian personal.
Sistem kerja outsorcing bisa berpengaruh kurang baik terhadap para pekerja dan
banyak peralihan atau transisi yang berakibat kepada kinerja yang kurang
6
maksimal. Kessler et al (1999) memperkirakan ada tiga hal yang berkontribusi
dalam respon pekerja terhadap oursourcing :
1. Context, atau bagaimana pekerja diperlakukan oleh perusahaan yang ada.
2. Pull, atau daya pikat dari perusahaan tempat mereka bekerja.
3. Landing, atau kenyataan dari pengalaman bersama perusahaan baru tempat
mereka bekerja.
Para pelaku usaha biasanya selalu mencari segi positif yang diharapkan melalui
penggunaan sistem outsourcing, seperti efisiensi biaya dan kemampuan untuk
menyediakan pelayanan sebaik mungkin kepada pelanggannya. Bagi pengguna
outsourcing perusahaan harus fokus pada setiap komponen yang secara jelas
memiliki keunggulan, sementara komponen – komponen yang lain di outsource
oleh pihak luar dimana para pemasok memiliki keunggulan komparatif yang jelas.
Melvor (2000) mengemukakan empat langkah dalam memutuskan outsourcing :
1. Tentukan aktivitas inti dari bisnis
2. Evaluasi relevansi aktivitas – aktivitas rantai nilai
3. Perhitungkan total biaya dari aktivitas inti bisnis
4. Analisis hubungan
Berdasarkan dari kerangka tersebut, maka perusahaan dapat memutuskan
aktivitas mana yang perlu di outsource dan aktivitas mana yang dapat dikerjakan
secara internal.
7
PEMBAHASAN
Implementasi Outsourcing Pada Teknologi Informasi
Sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan dipegang oleh divisi IT atau
disebut juga divisi informasi teknologi. Namun pada aplikasinya suatu perusahaan
dalam mengelola sistem informasi menggunakan pihak kedua atau disebut juga
outsourcing. Peran pihak kedua (outsourcing) dalam penerapan pengelolaan sistem
informasi sangatlah penting, dimana pihak kedua akan membantu perusahaan
dalam membuat, menjalankan, mengontrol sistem informasi. Penggunaan jasa dari
pekerja outsourcing oleh perusahaan harus diperhatikan track record perusahaan
penyedia jasa. Hal ini sangatlah penting karena sistem informasi merupakan media
penggerak bagi kegiatan perusahaan.
Menurut Bali at al (2008), Outsourcing bukanlah sebuah konsep baru, namun
berasal dari pelaksanaan sub kontrak aktifitas produksi, tujuannya bukan hanya
untuk mengurangi biaya non inti, namun juga untuk mengendalikan nilai strategis,
transformasi bisnis, bahkan mengubah dinamika industri secara fundamental.
Perjanjian dalam outsourcing biasanya diikat oleh kontrak, yang berdampak
meningkatkan kapasitas produksi dengan menggunakan sumber daya dari luar.
Untuk memenuhi kebutuhan organisasi dalam mengembangkan dan meningkatkan
kualitas informasi, keputusan melakukan outsourcing teknologi informasi dibagi
menjadi tiga tahapan dasar:
1. Pertimbangan Perlunya Outsourcing
Tahap pertama adalah pertimbangan perlunya dilakukan outsourcing dan
dapat dilihat sebagai keputusan strategis yang diambil oleh tingkat yang
lebih tinggi dalam organisasi.
2. Pemilihan Aktifitas yang di-Outsource
Tahap kedua pemilihan aktifitas yang di-outsource dan bersifat manajerial
sehingga keputusan diambil oleh bagian menengah.
3. Pemilihan Rekan Outsourcing
8
Sedangkan keputusan ketiga adalah penentuan sumber daya yang
dibutuhkan, bersifat operasional dan diputuskan oleh bagian lebih rendah
dalam organisasi.
Hubungan outsourcing dalam dunia Information Technology (IT) adalah
kontrak tambahan dari sebagian atau keseluruhan fungsi IT dari perusahaan kepada
pencari outsourcing external, IT outsourcing merupakan pemanfaatan organisasi
external untuk memproduksi atau membuat ketetapan jasa teknologi informasi. Jasa
IT yang biasanya di outsourcing adalah jaringan, desktop, aplikasi dan web hosting.
IT outsourcing dapat dibedakan kedalam 4 bagian, yaitu :
1. Total Outsourcing, yaitu sepenuhnya menyerahkan semuanya ke pihak lain,
baik hardware, software, dan brainware.
2. Total Insourcing, peminjaman atau penyewaan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh pihak lain yang di pakai dalam jangka waktu tertentu.
3. Selective Sourcing, perusahaan memilah-milah bagian mana yang akan di
serah ke pada pihak lain, dan bagian yang tidak di berikan tersebut akan
dikelola oleh perusahana sendiri.
4. De facto insourcing, menyerahkan semua yang menyangkut IT ke
perusahaan lain dikarenakan adanya latar belakang sejarah.
Aplikasi di Indonesia sendiri penggunaan outsourcing dalam dunia Information
Technology (IT) sangat berkembang pesat. Seperti perusahanaan multinasional
(multinational corporation-MNC) sebuah perusahaan yang beroperasi lintas
produk, pasar, negara, dan budaya (Mcleod, 2008). Perusahaan tersebut memiliki
anak perusahaan yang tersebar secara geografis, dan masing-masing dapat memiliki
sasaran, kebijakan, dan prosedurnya sendiri. Mereka memerlukan sistem informasi
yang saling terhubung untuk mengatur dan mengontrol kinerja perusahaan. Contoh
kecil penggunaan outsourcing pada bidang sistem informasi adalah perusahaan
BUMN yang dimiliki Indonesia hampir semuanya menggunakan jasa perusahaan
Telkom sebagai pihak kedua yang mengatur dan mengelola sistem informasi
walaupun Telkom termasuk dalam perusahaan BUMN.
9
Penggunaan perusahaan Telkom sebagai outsourcing memiliki tujuan tersendiri
dimana perusahaan akan dapat lebih fokus dalam menjalankan fungsi perusahaan
tanpa memikirkan pengelolaan sistem infomasi secara khusus. Hubungan yang baik
antara pihak outsourcing akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
Dimana pihak pengembangan sistem informasi akan berhubungan dengan sertifikat
HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) yang nantinya akan dibutuhkan oleh perusahaan.
Kekurangan dan Kelebihan Outsourcing Teknologi Informasi
Penggunaan jasa outsourcing dalam sistem informasi memiliki kelebihan dan
kekurangan masing. Perusahaan harus jeli memperhitunggkan penggunaan
outsourcing, dimana jika penggunaan outsourcing terlalu berlebihan akan
berdampak pada pengeluaran perusahaan sehinggan kinerja perusahaan tidak
menjadi efisien. Menurut O’Brian (2007) kelebihan dan kekurangan penggunaan
outsourcing adalah :
Kelebihan Outsourcing
1. Mengurangi dan mengendalikan biaya operasional. Pemilihan
outsourcing memang membutuhkan biaya yang mahal pada awal
kontraknya, tetapi pertimbangan resiko yang akan ditanggung oleh
perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan membangun sendiri
dengan kemampuan kurang akan mengakibatkan permasalahan di
kemudian hari dan berdampak pada segi pembiayaan perusahaan.
2. Meningkatkan fokus perusahaan pada kegiatan utama usahanya tanpa
dibebani permasalahan pengembangan sistem informasi.
3. Mendapatkan akses terhadap sistem informasi premium atau kelas dunia
bagi penerapan sistem informasi di perusahaannya.
4. Sumber daya manusia dalam perusahaan dapat lebih fokus melakukan
pekerjaan pada kegiatan utama perusahaan tanpa dibebani kegiatan
pengembangan sistem informasi. Tentu saja hal ini diharapkan akan
meningkatkan produktifitas perusahaan.
10
5. Memberi jalan keluar terhadap permasalahan ketidaktersediaan sumber
daya dari perusahaan yang ahli dalam pengembangan sistem informasi,
sehingga dapat mengurangi resiko salah penerapan sistem informasi.
6. Menunjang akselerasi tujuan perusahaan untuk mempercepat
mendapatkan keuntungan/ benefit dengan penerapan sistem informasi
yang sesuai.
7. Menghindarkan dari kendali internal mengenai tidak berfungsinya
sistem informasi karena penerapan sistem informasi yang salah atau
gagal.
8. Peningkatan benefit perusahaan akan menyebabkan perusahaan dapat
meningkatkan pertumbuhan modal usaha.
9. Berbagi resiko terhadap implementasi sistem informasi antara
perusahaan dan vendor. Kesalahan implementasi tidak ditanggung
penuh oleh perusahaan saja, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama yang
baik dalam proses perencanaan sistem informasi antara perusahaan dan
vendor.
10. Perusahaan dapat mengontrol pemasukan dan pengeluaran kas dengan
bantuan sistem informasi yang tepat
Kekurangan Outsourcing
1. Pelanggaran kontrak kerja oleh vendor lebih banyak akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Misalnya hasil aplikasi tidak
sesuai dengan harapan perusahaan menimbulkan kerugian biaya dan
waktu.
2. Perusahaan akan kehilangan kontrol terhadap aplikasi sistem informasi
yang dibangun oleh vendor apabila terjadi ganguan pada sistem
informasi yang sangat penting bagi perusahaan. Penanganan gangguan
yang hanya dapat diperbaiki oleh vendor mengakibatkan
ketergantungan bagi perusahaan.
3. Perusahaan lain dapat meniru sistem informasi yang dikembangkan oleh
vendor yang sama.
11
Semua kelebihan dan kekurangan yang ada pada sistem informasi
menggunakan outsourcing tidak lepas dari kebutuhan dari masing masing
perusahaan. Penerapan outsourcing di Indonesia masih terdapat pro dan contra.
Bagian yang pro mendukung penggunaan outsourcing karena perusahaan dapat
fokus pada bisnis, biaya yang rendah, tidak dipusingkan oleh turn over tenaga kerja,
dan bagian dari modrenisasi sistem informasi. Sedangkan bagian yang contra
mengatakan bahwa sistem outsourcing memiliki ketidakpastiaan keternagakerjaan
dan ancaman PHK, terjadi perbedaan perlakuan, pengguna jasa sangat mungkin
untuk memutuskan hubungan kerjasama dan membuat ketidakpastian pekerjaan.
12
PENUTUP
Kesimpulan
Pengunaan sistem informasi dipegang oleh divisi IT namun pada kenyataan
nya saat ini perusahaan lebih menggunakan outsoursing dalam sistem teknologi.
Dalam penggunaan outsoursing perusahaan perlu melihat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, antara lain adalah apakah perusahaan tersebut memiliki track
record yang baik dalam mengelola sistem informasi, mempunyai karyawan yang
handal,dan memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jika
outsoursing tidak memenuhi persyaratan tersebut maka perlu dilakukan pemilihan
perusahaan lain. Karena dalam membangun sebuah sistem informasi menggunakan
sistem outsourcing pasti memiliki kelemahan. Untuk meminimalisisr kelemahan
dan kegagalan dalam penggunaan perusahaan lain sebagai rekan membangun
sistem, ada baiknya kita sebagai manajemen perusahaan meningkatkan kemampuan
akan sistem informasi dan mengetahui apa sebenarnya kebutuhan perusahaan,
sehingga resiko kegagalan minimal dan sistem dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Di negara Indonesia sendiri penggunaan pihak kedua dalam mengelola
sistem informasi sudah mulai berkembang. Sehingga perusahaan yang ada saat ini
disarankan untuk mempelajari lebih dalam tentang perkembangan dalam
penggunaan outsoursing pada sistem infomasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto Hartono,1999. Analisis dan Desain. ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Kessler, Gary E., 1999, Philosophy of Religion: Toward a Global Perspective,
Albany, NY: Wadsworth Publishing Company.
Bali, Ika, dan Krisnanda BF. 2008. “Strength Prediction of High Strength RC
Shear Walls”. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS Vol 18. Jakarta :UKI.
Melvor, R. 2000. A Practical framework for understanding the outsourcing
process,Supply Chain Management: An International Journal, Vol. 5 No 1,
pp. 22-36
Munawar. 2012. Outsourcing Di Dunia Teknologi Informasi. [terhubung berkala]
http://www.esaunggul.ac.id/article/outsourcing-di-dunia-teknologi-
informasi/ (diakses pada 15 Maret 2014)
O’Brien, J.A and G.M. Marakas.2010. Introduction to Information System 15th ed.
New York: Mc Graw Hill Companies, Inc.
Raymond Mcleod, 2008, Jr, George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen.
Penerbit: Salemba Empat. Edisi 10
Willcocks, L., Lacity, M., Fitzgerald, G. 1995. Information Technology
Outsourcing in Europe and the USA: Assessmant Issuess. International
Journal Of Information Management. Vol. 15 No. 5: 333-335