pengembangan sikap sosial dengan permainan...

102
i PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh FENTI RINDANI NIM 126-13-002 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: phamtuyen

Post on 07-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

i

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN

TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK

KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

FENTI RINDANI

NIM 126-13-002

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 2: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

ii

Page 3: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

iii

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN

TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1

RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

FENTI RINDANI

NIM 126-13-002

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

Page 4: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

iv

Page 5: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

v

Page 6: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

vi

DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fenti Rindani

NIM : 126-13-002

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,

bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan tidak keberatan naskah skripsi

ini dipublikasikan di perpustakaan IAIN Salatiga.

Salatiga, 31 Agustus 2017

Yang menyatakan

Fenti Rindani

Page 7: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Keyakinan akan membuahkan hasil”

PERSEMBAHAN

“Sebuah hadiah untuk mereka atas kasih sayangnya dari pertama ku

melihat dunia hingga saat ini ku bisa mengenalinya, tanpa mereka ku tak

akan bisa melangkah sejauh ini, dan hanya coretan-coretan kertas inilah

yang dapat aku sembahkan untuk mereka. Terimakasih untuk kasih

sayang selama 22 tahun ini, coretan ini persembahan dariku anak semata

wayangmu, bapak ibuku. Harapku semoga Allah SWT selalu menjaga

dirimu, melimpahkan segala Rahmat-Nya padamu, dan memberimu

selalu kesehatan serta umur yang panjang. Amin”.

Page 8: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan kasih sayang-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk

melaksanakan segala aktifitas, niat dan rencana. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, danuma t nya hingga akhir zaman. Atas

rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan SikapSosial Dengan Permainan Tradisional Bakiak Pada Anak Kelas B1 RA

Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangan dan

kelemahan baik dalam aspek substansi maupun penulisannya, hal tersebut disebabkan oleh

keterbatasan kemampuan penulis. Meskipun demikian, berkat bantuan dan motivasi serta

bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, dengan penuh rasa perkenankan penulis menorehkan sedikit rasa terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga;

3. Ibu Siti Asdiqoh M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD);

4. Bapak Wahidin, S.Pd.I, M.Pd, selaku mantan Ketua Jurusan PIAUD, Bapak M. Agung

Hidayatullah selaku dosen PIAUD yang selalu memberi dukungan moril bagi saya;

5. Ibu H. Siti Rukhayati M.Ag, sebagai dosen pembimbing yang telah setia dan sabar

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi;

6. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan khususnya Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD);

Page 9: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

ix

7. Bapak Dalhari dan Ibu Siti Sudiati orang tua tercinta beserta segenap keluarga yang saya

banggakan;

8. Segenap keluarga besar Teater Getar IAIN Salatiga yang mengajarkan saya banyak hal

tentang kehidupan dan dukungan moral serta moril yang tak hentinya mereka berikan;

9. Teman-teman seperjuangan keluarga besar PIAUD angkatan 2013, juga seluruh angkatan

PIAUD IAIN Salatiga yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan supaya skripsi

ini cepat terselesaikan;

10. Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Tahun 2016, yang telah memberi pelajaran banyak hal kepada saya;

11. Kepala RA Ma’arif Pulutan, guru dan karyawan serta semua siswa-siswi yang telah

berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

12. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan

skripsi ini.

Atas jasa mereka, peneliti hanya dapat memohon doa dan semoga amal mereka

mendapat balasan yang layak dari Sang Pencipta serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia

maupun di akhirat. Peneliti dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun

dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 8 Agustus 2017

Penulis

Fenti Rindani

NIM. 126-13-002

ABSTRAK

Page 10: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

x

Rindani, Fenti. 2017. Peningkatan Sikap Sosial Dengan Permainan Tradisional Bakiak Pada

Anak Kelas B1 RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017.

Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan

Guru Raudhlatul Athfal, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing Siti Rukhayati, M.Ag

Kata Kunci :Sikap Sosial dan Metode Permainan Bakiak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana metode permainan tradisional

berupa bakiak dapat meningkatkan sikap sosial pada anak usia dini di RA Ma’arif Pulutan.

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu apakah metode bermain dapat meningkatkan sikap

sosial pada anak kelas B 1 di RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?

Metodologi penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2

siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan/observasi, dan refleksi. Sedangkan pengumpulan data yang digunakan peneliti

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah

metode deskriptif kualitatif yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrument

penelitian pada tiap siklusnya. Adapun subjek penelitian terdiri dari 17 anak, yaitu 10 anak

laki-laki dan 7 anak perempuan.

Hasil penelitian menunjukkan siklus I dansiklus II sebagai berikut, pada Siklus I

diperoleh data 61% dan pada Siklus II diperoleh data 91 %. Maka dari itu peningkatan dari

Siklus I ke Siklus II adalah 30%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan metode permainan bakiak, sikap sosial anak TK B kelas B1 RA Ma’arif Pulutan

Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga meningkat.

DAFTAR ISI

Page 11: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

xi

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO .............................................................................................................. i

JUDUL.......................................................................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................................iii

PENGESAHAN KELULUSAN..............................................................................................iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................................................ vii

ABSTRAK............................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI............................................................................................................................. x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 5

D. Hipotesis Tindakan.................................................................................................. 6

E. Kegunaan Penelitian................................................................................................ 6

F. Definisi Operasional................................................................................................ 8

G. Metode Penelitian.................................................................................................. 10

1. Rancangan Penelitian...................................................................................... 10

2. Subjek Penelitian............................................................................................. 12

3. Langkah-langkah Penelitian............................................................................12

4. Instrumen Penelitian........................................................................................14

5. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 14

6. Analisis Data................................................................................................... 15

H. Sistematika Penulisan............................................................................................ 20

Page 12: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................. 21

A. Pengertian Sikap Sosial......................................................................................... 21

B. Pengertian Permainan Tradisional......................................................................... 27

1. Pengertian Permainan...................................................................................... 27

2. Hakikat Bermain..............................................................................................32

3. Teori Bermain................................................................................................. 32

4. Fungsi Bermain............................................................................................... 35

C. Permainan Bakiak................................................................................................. 37

D. Hakikat Permainan Bakiak Untuk Meningkatkan Sikap Sosial........................... 39

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN............................................................................ 41

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian.................................................. 41

1. Sejarah Berdirinya RA Ma’arif Pulutan Salatiga............................................ 41

2. Profil Sekolah RA Ma’arif Pulutan Salatiga...................................................42

3. Letak Geografis RA Ma’arif Pulutan Salatiga................................................ 42

4. Visi, Misi dan Tujuan RA Ma’arif Pulutan Salatiga....................................... 43

5. Sarana dan Prasarana RA Ma’arif Pulutan Salatiga........................................ 44

6. Keadaan Siswa dan Guru RA Ma’arif Pulutan Salatiga.................................. 45

7. Struktur Organisasi RA Ma’arif Pulutan Salatiga...........................................47

B. Deskripsi Hasil Penelitian..................................................................................... 48

1. Hasil Penelitian Pra Siklus.............................................................................. 48

2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus I............................................................. 50

3. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II............................................................ 55

BAB IV ANALISIS DATA................................................................................................... 60

A. Deskripsi Per Siklus................................................................................................... 60

Page 13: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

xiii

1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data........................................................... 60

2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus....................................................................... 62

3. Data Hasil Pengamatan Siklus I........................................................................... 64

4. Data Hasil Pengamatan Siklus II.......................................................................... 67

B. Data Perbandingan Hasil Pencapaian Per Siklus....................................................... 69

1. Data Perbandingan Pra Siklus.............................................................................. 69

2. Data Perbandingan Siklus I.................................................................................. 71

3. Data Perbandingan Siklus II................................................................................. 72

BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 75

A. Kesimpulan............................................................................................................ 75

B. Saran...................................................................................................................... 75

C. Penutup.................................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Page 14: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

xiv

Gambar 1.1.PenelitianTindakanKelas Model kemmisdan Taggart...................................... 11

Tabel 1.1 Indikator yang DiamatiTiapSiklus........................................................................ 15

Tabel 1.2 LembarPerbandinganHasilPencapaianTiapSiklus................................................ 19

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas B1................................................................................ 44

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’arif Pulutan Salatiga................................................... 45

Gambar 3.1 Strukturorganisasi RA Ma’arifPulutan.............................................................. 46

Tabel 4.1 KetentuanPemberianNilaiLembarKerjaAnak....................................................... 59

Tabel 4.2 Indikator yang DiamatiTiapSiklus........................................................................ 60

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pra Siklus.................................................................................... 61

Tabel 4.4 Hasil Penelitian Siklus I........................................................................................ 64

Tabel 4.5 HasilPenilaianSiklus II.......................................................................................... 66

Tabel 4.6 PerbandinganHasilPencapaianPraSiklusdenganIndikatorKeberhasilan................ 69

Tabel4.7 PerbandinganHasilPencapaianSiklus I denganIndikatorKeberhasilan....................70

Tabel4.8PerbandinganHasilPencapaianSiklus II denganIndikatorKeberhasilan....................71

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

xv

Lampiran 1 Rencana kegiatan harian siklus I

Lampiran 2 Rencana kegiatan harian siklus II

Lampiran 3 Lembar Penilaian Siklus I

Lampiran 4 Lembar Penilaian Siklus II

Lampiran 5 Lembar observasi anak

Lampiran 6 Lembar observasi guru

Lampiran 7 Lembar pengamatan guru pra siklus

Lampiran 8 Lembar pengamatan guru siklus I

Lampiran 9 Lembar pengamatan guru siklus II

Lampiran 10 Dokumentasi

Lampiran 11 Wawancara

Lampiran 12 Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 14 Surat permohonan penelitian

Lampiran 15 Surat ijin penelitian

Lampiran 16 Nilai SKK mahasiswa

Lampiran 17 Riwayat hidup penulis

Page 16: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sikap sosial memang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat yakni

untuk berkomunikasi dengan oranglain. Karena manusia adalah makhluk sosial, tidak

ada yang bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk mengembangkan sikap

sosial akan lebih baik jika dimulai sejak dini. Disitulah peran penting orang tua,

sehingga anak akan lebih percaya diri, anak akan lebih mampu mengendalikan diri,

mengenali orang lain dengan mudah dan juga dapat melatih emosional serta agama dan

moralnya.

Lingkungan dapat menjadi pengaruh besar terhadap sikap sosial anak. Jika anak

tumbuh di lingkungan yang orang-orangnya ramah maka anak akan tumbuh kembang

dengan baik, namun sebaliknya jika anak tumbuh pada lingkungan yang kurang sehat,

anak akan terhambat tumbuh kembangnya. Lingkungan bukan hanya di masyarakat

namun juga berkaitan dengan keluarga dan juga sekolah.

Sikap sosial anak dapat dikembangkan dengan menggunakan metode bermain.

Karena lewat permainan anak akan merasa terlibat langsung dalam kegiatan yang

diadakan guru. Dan bermain merupakan aktivitas yang sangat akrab dengan kehidupan

anak. Kajian parailmuan sosial dan humaniora mengatakan bahwa permainan

mengandung unsur-unsur yang bersifat mendidik dan dapat mempengaruhi

perkembangan jiwa anak.

Bermain sangat penting dalam belajar, yaitu kegiatan bermain yang dinikmati

anak danmainan yang paling disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian

serayamengembangkan kapasitas serta pengetahuan anak (Mayke, 1995:4).

Page 17: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

2

Bermain berkaitan erat dengan perkembangan intelegensi. Anak kecil meniru

permainananak yang lebih besar, yang telah menirunya dari generasi anak

sebelumnya.Jadidalam setiap kebudayaan, satu generasi menurunkan bentuk

permainan yangpaling memuaskan ke generasi berikutnya.Bermain mempunyai

manfaat yang sangat besar bagi perkembangan anak.Bermain merupakan pengalaman

belajar yang sangat berguna untuk anak (Mayke, 1995:8).

Dari generasi ke generasi, permainan zaman dulu sangat berbeda dengan

permainan anak sekarang.Zaman dahulu bersifat tradisional karena dalam

pelaksanaannya melibatkan banyakanggota dan menggunakan alat-alat sederhana yang

ada di lingkungan sekitar. Sedangkan permainan zaman sekarang, sudah menggunakan

alat elektronik yang sudahdimodifikasi berdasarkan dengan kebutuhan. Permainan ini

kurang mengimplemantasikan pada sikap sosial. Sehingga anak kurang bersosialisasi

dengan orang lain.

Oleh sebab itu untuk mengembangkan sikap sosial pada anak dapat melalui

metode bermain salah satunya permainan tradisional, yang mana permainan ini lebih

mengutamakan gotong royong, kebersamaan, kekompakan. Melalui permainan

tradisional ini dapat mencegah sikap individualis sejak dini serta dapat mengenalkan

anak bahwa permainan tradisional lebih menyenangkan daripada permainan modern

seperti yang sedang marak akhir-akhir ini.

Perkembangan zaman menyebabkan perubahan pola perilaku manusia

danlingkungan tempat tinggal.Saat ini manusia sudah dimudahkan oleh berbagai

alatuntuk menyelesaikan berbagai macam pekerjaan sehari-hari.Ini juga

berpengaruhterhadap sikap anak, anak di era sekarang sudah dapat menggunakan

berbagai alatcanggih yang biasa digunakan oleh orang dewasa. Penggunaan alat-alat

tersebut dalam intensitas yang lama, akan mempengaruhi perilaku anak, antara lain

Page 18: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

3

anak enggan bermain di luarbersama teman sebayanya, anak menjadi pemalas, anak

kurang memperhatikan himbauan orang tua dan lain sebagainya, disamping dari sisi

kelemahan terdapat kelebihan dari penggunaan alat-alat tersebut antara lain dapat

merangsang visual dan pendengaran anak, namun tentu saja alat tersebut akan

memberikan manfaat kepada anak apabila dalam penggunaannya dalam pengawasan

orang tua. Ini membuktikan bahwa alat-alat tersebut lebih pada mengembangkan aspek

kognitif anak, dan kurang mengembangkan sikap sosial pada anak.

Namun dalam realitanya di lembaga pendidikan anak usia dini khususnya di RA

Ma’arif Pulutan masih dijumpai beberapa masalah yaitu anak masih sering berebut

mainan dan tidak mau mengalah dengan teman, permasalahan lain yaitu anak masih

susah untuk diatur dan kurang bekerja sama dalam menyelesaikan permainan bakiak

tersebut. Dari hasil awal observasi dilakukan, masih banyak anak yang bersikap egois

dan tidak mau mengalah, guru sudah membagi kelompok dan mencoba melakukan

permainan bakiak tersebut, namun anak belum mampu bersikap sosial secara baik. Hal

seperti ini harusnya mendapat perhatian yang lebih agar anak didik dapat menguasai

seluruh aspek perkembangan sosial emosional maupun fisik motorik dengan baik.

Islam memerintahkan untuk selalu memberikan pendidikan kepada anak,

sebagai upaya pengembangan potensinya. Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an yang

menganjurkan agar umat manusia mau menuntut ilmu yang tertuang dalam Firman

Allah SWTyaitu:

Page 19: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

4

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-

lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu, maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan“ . (Al Mujadalah : 11).

Dalam penerapan metode bermain dengan melalui permainan bakiak

diharapkan agar anak didik mampu memahami tentang sikap sosial dan

mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sikap sosial ini akan

berguna hingga kelak. Dari paparan diatas terpilihlah sebuah judul

“PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL

BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat

dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu:

Apakah metode bermain melalui permainan tradisional bakiak dapat megembangkan

sikap sosial pada anak di RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini, yaitu:

Untuk mengetahui apakah metode bermain melalui permainan tradisional bakiak dapat

mengembangkan sikap sosial pada anak di RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga dapat

mengatasi permasalahan. Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang

masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian Bambang Dwiloka (2012:29).

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah :

Page 20: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

5

“Jika metode bermain melalui permainan tradisional bakiak dapat dilakukan

dengan baik dan diharapkan dapat mengembangkan sikap sosial pada anak usia dini di

RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun pelajaran 2016/2017”.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat teoritis yang dapat disampaikan penulis yaitu :

a. Dapat menjadi sarana pengembangan dan peningkatan pembelajaran yang

efektif, kreatif dan inovatif.

b. Dapat dijadikan sebagai informasi kepada lembaga lain tentang pentingnya

menerapkan metode bermain melalui permainan tradisional pada anak.

c. Bagi guru RA, dapat menambah wawasan dalam melakukan pembelajaran yang

efektif dengan menggunakan metode bermain melalui permainan tradisional

d. Kegiatan belajar dan mengajar dengan metode bermain dapat membentuk guru

yang lebih kreatif dalam mengelola kelas dan menyenangkan anak didiknya.

2. Manfaat praktis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu:

a. Bagi orang tua

Diharapkan dengan adanyapenelitian ini, orang tua lebihmemperhatikan

perkembangan anak dan dapat menerapkan metode bermain dalam proses

belajarnya supaya anak tidak bosan dan orang tua dapat melihat sikap sosial

pada anak kemudian mengembangkannya.

Page 21: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

6

b. Bagi guru

Guru merupakan orang tua kedua dan orang tua anak ketika di sekolah.

Menjadi guru bagi anak yang berusia 4-6 tahun adalah sebuah peluang emas,

guru dapat mencetak generasi muda yang berjiwa luhur dan jujur. Anak usia

tersebut juga pasti akan mematuhi perintah guru daripada orang tuanya. Maka

dari itu, hendaknya guru dapat mengembangkan sikap sosial pada anak untuk

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan metode bermain melalui

permainan tradisional bakiak.

c. Bagi sekolah

Diharapkan denganpenelitian ini dapat memberikan wajah baru tentang

pengembangan sikap sosial dengan metode bermain metode permainan

tradisional, supaya dapat diwujudkan lembaga yang membentuk tunas-tunas

muda yang aktif dan komunikatif.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus penjelasan pengertian dan pemahaman

agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka penulis memberikan

definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada.

Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

1. Sikap Sosial

Pengertian sikap, sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap

menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa

yang dicari individu dalam kehidupan.Pengetian sikap sosial yaitu suatu

kecenderungan yang berpola terhadap orang atau barang yang mempunyai arti

sosial. Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh

Page 22: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

7

orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial dan dinyatakan

berulang-ulang (Slameto, 1987:191).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan sikap sosial melalui

permainan.Dan permainan yang tentunya melibatkan anak secara

langsung.Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas bermain aktif dan pasif.

Anak akan cenderung menyukai permainan yang aktif. Anak tidak akan merasa

bosan dan menjadi lebih aktif. Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang

memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka

lakukan sendiri.Kegiatan bermain aktif juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang

melibatkan banyak aktifitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh (Mayke, 2007:53).

2. Permainan Tradisional Bakiak

Permainan tradisional merupakan kebudayaan lokal yang dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran di bidang pendidikan. Permainan tradisional

adalah bentuk kegiatan permainan yang berkembang dari suatu kebiasaan

masyarakat tertentu (Agustin, 2013).

Menurut Wikipedia, “Bakiak untuk sebutan daerah Jawa Tengah sedangkan

Bangkiak untuk daerah Jawa Timur dan Terompa Galuak untuk daerah Sumatra

Barat. Bakiak adalah sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan

dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku kedua sisinya. Sangat

popular karena murah terutama di masa ekonomi susah sedangkan dengan bahan

kayu dan ban bekas membuat bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin”.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bakiak). Tujuan permainan bakiak adalah untuk

berolahraga, mengisi waktu luang dan memupuk kerja sama. Manfaat permainan

ini untuk meningkatkan kebugaran, ketegangan menurun, dan kemampuan bekerja

Page 23: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

8

sama. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak, remaja baik putra

maupun putri dan dilakukan oleh kelompok yang terdiri atas 3 atau 5 orang.

Skripsi yang berjudul Pengembangan Sikap Sosial dengan Metode

Permainan Bakiak Pada Anak Usia Dini yaitu suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak dengan usia 5 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui

rangsangan dengan metode bermain untuk mengembangkan sikap sosial anak

dalam berinteraksi dan kerjasama dengan guru pamong.

3. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan

Kelas.Penelitian ini selain berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan yang

ditemukan, juga sekaligus melakukan tindakan untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh seorang guru dalam pembelajaran.Penelitian

Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas (Basrowi dan Suwandi, 2008:25).

Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas adalah karena

peneliti ikut langsung dalam penelitian.Anak didik dijadikan objek penelitian,

maka anak yang di kelas tersebut sebagai populasi yang diteliti.

Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis penelitian

kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai observer. Proses belajar mengajar

tetap dilakukan oleh guru pengampu kelas dan siswa. Hal ini bertujuan agar

proses belajar mengajar berjalan secara damai, sehingga nilai dan data yang

diperoleh valid.

Page 24: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

9

Jenis Penelitian Tindakan kelas (PTK), dijabarkan dalam empattahap

yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi

(observasing), dan refleksi (reflecting).Untuk lebihjelasnya tahapan-

tahapandalam penelitian tindakan kelas.Yanto (2013:42) menjabarkan sebagai

berikut:

Gambar 1.1.Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis dan Taggart

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik pada kelompok B di RA Ma’arif

Pulutan di Pulutan Salatiga tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 17 anak,

yaitu laki-laki 10 anak dan perempuan 7 anak. Penelitian Tindakan Kelas ini

dilakukan bulan April 2017 pada semester genap tahun 2017.

3. Langkah-langkah Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan

penting, yaitu:

Page 25: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

10

a. Tahap Rencana

1) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan penerapan metode

bermain melalui permainan bakiak.

2) Menyiapkan alat permainan yaitu bakiak yang akan digunakan media

pembelajaran pada anak.

3) Menyiapkan lembar tes observasi, lembar kerja anak dan lembar

penilaian hasil dari kerja anak.

4) Membuat simulasi perbaikan.

b. Tahap Tindakan

Pelaksanaan yang telah dibuat berupa penerapan metode bermain

melalui permainan tradisional bakiak dengan panduan RKH (Rancangan

Kegiatan Harian) yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini, penulis melakukan observasi segalaaktivitas anak

dalam proses pembelajaran kemudian dianalisis menjadi umpan balik dan

disesuaikan dengan beberapa indikator-indikator yang telah ditentukan

penulis secara terlampir.

d. Tahap Refleksi

Tahap ini untuk mengetahui sudah tercapaikah pembelajaran yang

menjadi target bagi penulis yaitu meliputi mencatat hasil observasi, evaluasi

dan analisis hasil pembelajaran, jika siklus I masih belum mencapai maka

dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalampenelitian tindakan

kelas adalah:

Page 26: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

11

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu panduan pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. RKH meliputi tingkat

pencapaian perkembangan, indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan

sumber belajar, hasil penilaian.

b. Lembar observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak

didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dan juga dilakukan untuk

mengamati guru. Observer yang akan mengisi lembar tersebut.

c. Lembar Kerja Anak, yaitu lembar atau soal test yang disiapkan penulis

untuk pembelajaran anak.

d. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berupa foto kegiatan

proses pembelajaran.

5. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas adalah:

a. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan

hal yang diselidiki. Dalam hal ini peneliti mengamati proses pengembangan

sikap sosial pada anak selama pembelajaran berlangsung.

b. Metode Dokumentasi

Pada teknik ini, peneliti dapat memperoleh informasi dari berbagai

macam sumber tertulis dan kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung.Dokumentasi meliputi lampiran foto kegiatan, profil sekolah

dan juga video sedang berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Page 27: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

12

6. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui instrument

penelitian. Menurut Nasution, analisis data adalah proses penyusunan data agar

dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti bahwa menggolongkannya di dalam

pola atau tema. Jadi analisis data adalah kegiatan analisis untuk mendapatkan

pola hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan

atau melaporkannya kepada orang lain.

Analisis data menurut Arikunto (2008:128) adalah “proses mencari dan

menyimpan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting

dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dapat

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”.

Tahap-tahap yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data

yaituPengumpulan data artinya analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai pengumpulan.

Apabila dalam siklus I belum memenuhi tujuan pembelajaran yang baik,

maka diadakan tindak lanjut yaitu melangkah pada siklus II. Jika sudah dapat

berhasil dalam tujuan pembelajaran tersebut maka dihentikan sampai siklus II.

Peneliti juga menggunakan statistik sederhana untuk membantu

mengungkapkan data secara lengkap.

Tabel 1. 1 Indikator yang Diamati Tiap Siklus

No Indikator Yang Diobservasi

Page 28: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

13

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Mampu menunjukkan

sikap antusiasme

V

2 Mampu menunjukkan

sikap kepercayaan

dirinya

V V

3 Mampu menjaga diri

sendiri

V

4 Mampu bekerja sama

dengan baik

V

5 Mampu bertanggung

jawab

V

6 Mampu mentaati aturan

dalam permainan

V V

7 Mampu memperlihatkan

sikap kehati-hatiannya

V

8 Mampu melakukan

permainandengankompe

titif

V

9 Mampu melakukan

sikap simpati dengan

teman

V

10 Mampu menunjukkan

sikap bangga setelah

bermain

V

Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan

observasi kegiatan pembelajaran.Analisa data observasi terhadap guru sebagai

pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar

peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus

berikutnya.Sampai pada akhirnya penelitian berhasil sudah mencapai

pembelajaran yang ditentukan.Analisa data terhadap anak dilakukan beberapa

tahapyaitu:

1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

2) Menghitung presentase peningkatan sikap sosial anak. Presentase

pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:

Page 29: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

14

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

Prosentase Pencapaian = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x100%

Jumlah skor maksimum

Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x 100%

Jumlah siswa

3) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan sikap sosial

melalui permainan bakiak yang terdiri dari nama anak,

presentase pencapaian yang diperoleh dari perhitungan

persentase peningkatan sikap sosial pada masing-masing anak.

Presentase keberhasilandiperoleh dari persentase standar

ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu

standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 75% dan

status pencapaian.

4) Status pencapaian diperoleh dari perbandingan antara skor

persentase pencapaian dengan persentase keberhasilan (75%).

Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase

keberhasilan maka status pencapaian yatu “BT” artinya belum

tuntas. Dan bila persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama

dengan) persentase keberhasilan maka status pencapaian yatu

“T” artinya tuntas.

5) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah

mencapai persentase yang telah ditentukan (Mulyasa, 2009

:101).

Page 30: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

15

7. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti

uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika skripsi

secara garis besar menjadi beberapa bagian:

BAB I :Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan

penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka, berisi tentang pengertian dan macam-macam

sikap sosial, hakikat dan teori bermain dan langkah permainan,

dan metode meningkatkan sikap sosial pada anak.

BAB III : Pelaksanaan Penelitian, gambaran umum lokasi, subyek

penelitian, penyajian data dan diskripsi pelaksanaan siklus.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran

dan riwayat hidup penulis.

Page 31: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Sikap Sosial

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.Hal ini

mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.Sikap juga berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.Sikap menurut Wikipedia adalah pernyataan evaluatif terhadap

objek, orang atau peristiwa.Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap

sesuatu.Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam

kehidupan. Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain:

1. Melalui pengalaman yang berulang-ulang.

2. Melalui imitasi. Anak harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap model dan

mencoba mengingatnya.

3. Melalui sugesti. Individu membentuk suatu sikap terhadap obyek tanpa suatu alas

an dan pemikiran yang jelas tapi seolah pengaruh yang dating dari seseorang.

4. Melalui identifikasi. Individu meniru orang lain dengan didasari suatu keterikatan

emosional(Slameto, 1987:191-192).

Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk merubah sikap, antara lain:

1. Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan. Caranya

dengan memberi informasi-informasi baru mengena obyek sikap, sehingga

komponen kognitif menjadi luas. Hal ini akhirnya diharapkan akan mrangsang

komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.

2. Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan obyek sikap. Cara ini paling

sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti untuk berpikir lebih jauh

tentang obyek sikap yanhg tidak merasa senangi itu.

Page 32: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

17

3. Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak

konsisten dengan sikap-sikap yang sudah ada(Slameto, 1987:193-194).

Meskipun terdapat banyak faktor yang menyebabkan sikap cenderung bertahan,

namun dalam kenyataannya tetap terjadi perubahan-perubahan sikap sebagaimana yang

terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan zaman yang akan membawa perubahan

dalam hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh orang-orang pada saat tertentu, juga

akan terjadi perubahan dalam sikap mereka terhadap berbagai obyek.

Para ahli mengatakan bahwa untuk mengadakan perubahan sikap, pendidik

bertindak sebagai seorang diagnotikus dan terapis.Mula-mula ditetapkan makna

fungsional dari sikap-sikap yang ada dan ingin dirubah, bagi individu-individu yang

memiliki sikap tersebut. Kemudian diteliti kebutuhan-kebutuhan apa yang dipuaskan

oleh sikap-sikap yang ingin dirubah. Teliti pula perasaannya juga dukungan lingkungan

terhadap sikap tersebut. Bila diagnose tidak tepat, maka perubahan yang diharapkan

sulit akan terjadi. (Slameto, 1987:194)

Sejatinya sikap seseorang dapat diubah dengan berbagai banyak hal, sedangkan

sifat atau karakter adalah bawaan dari lahir. Salah satunya untuk merubah sikap yaitu

dengan sosialisasi terhadap lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah bahkan

masyarakat. Karena lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap sikap seseorang.

Sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu/so·si·al/berkenaan

dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum seperti suka menolong,

menderma, dan sebagainya (http://kbbi.web.id/sosial).Sosial merupakan sikap dasar

manusia.Sejak dini manusia sudah dikenalkan dengan sikap sosial. Ketika anak baru

saja lahir, anak sudah dikenalkan komunikasi dengan Ibu, Ayah dan orang-orang

terdekatnya. Kemudian anak menginjak usia sekolah, anak sudah bisa komunikasi

secara efektif dengan lingkungannya. Ini dapat menumbuhkan sikap kepercayaan diri

Page 33: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

18

pada anak, sehingga anak tidak merasa takut ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Sebagai orang tua dan juga guru sangat berperan aktif dalam perkembangan sikap sosial

pada anak, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan baik.

Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata,

yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Adanya sikap sosial ditunjukkan dengan

beberapa hal seperti, subjeknya orang-orang dalam kelompoknya, objeknya

sekelompokdandinyatakanberulang-ulang(https://fitriannisa259.wordpress.com/artikel-

pendidikan/artikel-sikap-sosial/).

Sikap sosial anak dipengaruhi oleh proses sosialisasinyadengan orang tua yang

mulai terjalin sejak awal kelahiran. Proses sosialisasi yangberawal sejak bayi ini,

menjadi lebih disadari dan sistematis seiring denganbertambahnya kemampuan anak

dalam keterampilan motorik dan penggunaanbahasa. Pelukan yang diberikan oleh

orang tua dan pujian yang mereka terimasaat memperoleh kemampuan baru atau

larangan saat melakukan sesuatumerupakan beberapa contoh sosialisasi yang secara

sistematis mempengaruhianak.

Anak yang mampu bersosialisasi dan mengatur emosi akan memiliki sikap

sosial yang baik sehingga kompetensi sosialnya juga tinggi. Anak yang kurang mampu

bersosialisasi namun mampu mengatur emosi, maka walaupun jaringan sosialnya tidak

luas tetapi ia tetap mampu bermain secara konstruktif dan berani bereksplorasi saat

bermain sendiri, sedangkan anak yang mampu bersosialisasi namun kurang dapat

mengontrol emosi cenderung akan berperilku agresif dan merusak. Adapun anak-anak

yang tidak mampu bersosialisasi dan mengontol emosi, cenderung lebih pencemas dan

kurang berani bereksplorasi.Perkembangan keterampilan sosial anak juga dipengaruhi

oleh kemampuan sosial kognitifnya yaitu keterampilan memproses semua informasi

yang ada dalam proses sosial.Kemampuan ini antara lain kemampuan mengenali isyarat

Page 34: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

19

sosial, menginterprestasi isyarat sosial dengan cara yang tepat dan bermakna,

mengevaluasi konsekuensi dari beberapa kemungkinan respon serta memilih respon

(Robinson dan Garber,1995:16).

Kemampuan sosial anak sudah ada dalam diri anak, yang pertama kali anak

akan diperkenalkan secara tidak langsung dengan orang tuanya. Orang tua harus

mengajarkan bersosialisasi yang baik terhadap orang di sekitar. Mengajarkan juga

harus sembari mempraktekkan di depan anak supaya anak dapat mencontoh sikap orang

tua.

Ada 4 faktor yang berpengaruh pada kemampuan anak bersosialisasi, sebagai

berikut:

1. Adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dari berbagai

usia dan latar belakang.

2. Adanya minat dan motivasi untuk bergaul.

3. Adanya bimbingan dan pengajaran dari orang lain, yang biasanya menjadi “model”

bagi anak (Novan, 2013:72).

Pada anak usia 4-6 tahun umumnya sudah memiliki kematangan pada setiap

perkembangannya, seolah membuat orang tua atau lingkungannya merasa bangga.Anak

pada usia ini mempunyai kemampuan bahasa dan sosial yaitu:

1. Menunjukkan minat yang tinggi dalam bermain peran.

2. Menunjukkan peningkatan minat dan permainan berpura-pura di dalam

kelompok.

3. Mulai berbagai dan bergiliran-konsep belajar bermain secara adil/sportif.

4. Berkaitan dengan permainan sosial, biasanya mampu bekerja sama,

mempraktikkan, bermusyawarah.

Page 35: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

20

5. Membenci kekalahan dan tidak siap untuk mengkoordinasikan permainan yang

kompetitif.

6. Menikmati permainan papan sederhana, menitikberatkan pada peluang, tidak

pada strategi.

7. Perbedaan peningkatan jenis kelamin dalam permainan peran dan minat.

8. Menikmati melihat buku-buku dan siap untuk membaca.

9. Menunjukkan minat menulis dan membaca kata-kata atau kalimat. (Yuliani,

2009:161).

Anak usia 6-8 tahun merupakan masa peralihan dari prasekolah kemasa

Sekolah Dasar (SD). Masa ini dikenal sebagai masa peralihan dari kanak-kanak

awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra pubertas. Pada usia 6

tahun perkembangan jasmani dan rohani anak telah semakin

sempurna.Perkembangan sosial pada usia lima sampai enam tahun yaitu anak dapat

berbagi dan mengambil giliran, memiliki teman baik, ikut ambil bagian dalam

setiap kegiatan pengalaman di sekolah, menjadi lebih posesif terhadap barang

kepunyaannya dan ingin selalu menjadi nomer satu (Yuliani, 2009:160-161).

Penting bagi seorang anak untuk terlibat dengan orang lain selain dirinya.

Interaksi, dapat diartikan secara sederhana dengan merespon pada perilaku orang

lain. Bermain sosial, dasar dari seluruh pembelajaran sosial adalah adanya interaksi

antara dua orang atau lebih. Pentingnya bermain sosial; (1) sebagai sarana bagi anak

untuk belajar dari orang lain, (2) mengembangkan kemampuan anak untuk

berkomunikasi, (3) membuat anak lebih mampu untuk bersosialisasi, (4) membantu

anak untuk mengembangkan persahabatan (Yuliani, 2009:151).

B. Pengertian Permainan Tradisional

1. Pengertian Permainan

Page 36: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

21

Permainan berasal dari kata main, yang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) yaitu melakukan perbuatan untuk bersenang-senang (dengan

alat-alat tertentu atau tidak, berbuat sesuatu dengan sesuka hati; berbuat asal berbuat

saja.(http://kbbi.web.id/sosial). Bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat

disenangi anak.Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja anak menyempatkan

untuk menggunakannnya sebagai arena bermain dan permainan.Beberapa ahli

psikologi memberi pandangan mereka tentang bermain. Karl Groos mengemukakan

bahwa bermain merupakan proses penyiapan diri ntuk menyandang peran sebagai

orang dewasa. Lazarus menyatakan bahwa bermain akan membangun kembali

energi yang hilang sehingga diri mereka segar kembali. Schiller dan Spencer

menyatakan bahwa bermain merupakan wahana untuk menggunakan energi yang

berlebih sehingga anak terlepas dari tekanan (Anita Yus, 2011:33).

Bermain adalah kesenangan para anak-anak. Dengan bermain anak tidak

akan merasakan jenuh dengan lingkungan ataupun hal lain yang penuh tuntutan

seperti pembelajaran di kelas. Jadi seorang Guru dapat menerapkan metode bermain

sambil belajar. Anak akan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Piaget dalam Mayesty (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah suatu

kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan

bagi diri seseorang; sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000:14)

memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui

bermain dapat memberi kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan

mengeskpresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu,

kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa

ia hidup serta lingkungan tempat dimana ia hidup (Yuliani, 2009:144)

Page 37: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

22

Menurut Hurlock (1998:325) dengan bertambahnya jumlah hubungan

sosial, kualitas permainan anak menjadi lebih sosial. Pada saat anak mencapai usia

sekolah, kebanyakan permainan mereka adalah sosial, seperti yang terlihat dalam

kegiatan bermain kerjasama, asal saja mereka telah di terima dalam gang dan

bersamaan dengan itu timbul kesempatan untuk belajar bermain dengan cara sosial.

Suasana tersebut dapat ditemukan dalam permainan tradisional. Ciri-cirinya yaitu

dilakukan oleh dua orang atau lebih dan memungkinkan anak untuk berinteraksi

dengan teman sebayanya.

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan yang berkembang

dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya

permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri

kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Dalam

pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan

rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Bahkan mungkin juga dengan

memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti yang lazim disebut

sebagai seni tradisional (Agustin, 2013).

Permainan tradisional sangat efektif untuk mengembangkan sikap sosial

pada anak, karena dalam permainan tersebut terdapat beberapa hal yang dapat

mengembangkan sikap sosia seperti kerja sama dan kebersamaan. Kita sebagai

orang tua dan guru mencegah anak agar tidak bersikap individualis, agar mampu

bersosialisasi yang baik terhadap lingkungannya.

Bermain bagi anak merupakan suatu kebutuhan. Hasil peneltian Universitas

Indonesia (1981) menunujukkan bahwa anak yang waktunya lebih banyak tersita

untuk belajar “formal” lebih pintar di TK dan kelas 1,2, dan 3. Setelah itu ia menjadi

tidak pintar lagi di kelas yang lebih tinggi. Sebaliknya anak yang kebutuhan

Page 38: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

23

bermainnya terpenuhi, makin tumbuh dengan memiliki keterampilan mental yang

lebih tinggi, sehingga menjadi lebih mandiri.Ini membuktikan bahwa bermain

sebagai suatu kebutuhan anak dan itu penting untuk perkembangan

selanjutnya.Kegiatan belajar di PAUD/TK/RA, tidak lepas dari bermain.Joan dan

Utami (1996) menyatakan bahwa bermain merupakan suatu aktivitas yang

membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial,

moral, dan emosional. Dengan demikian, bermain merupakan sesuatu yang perlu

bagi perkembangan anak dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk memacu

perkembangan anak (Anita Yus, 2011:34).

Bermain sebagai suatu metode dalam kegiatan pelaksanaan progam di TK

tidak terlepas dari komponen penilaian.Menurut Soemiarti (2000) peran guru dalam

bermain yaitu sebagai pengamat, melakukan elaborasi, sebagai model, membuat

perencanaan, dan melakukan evaluasi.

Adapun ciri-ciri kegiatan bermain yaitu :

a. Dilakukan berdasarkan motivasi instrinsik, maksudnya muncul atas keinginan

pribadi serta untukkepentingan sendiri.

b. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-

emosi yang positif.

c. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke

aktivitas lain.

d. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir.

e. Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep

bermain pada anak-anak kecil.

f. Mempunyai kualitas pura-pura (Mayke, 2001:6-17).

Adaempat kriteria dalam bermain yaitu:

Page 39: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

24

a. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak,

karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena adanya tuntutan

masyarakat.

b. Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk

dilakukan.

c. Bukan dikerjakan sambil lalu. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu,

karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih

bersifat pura-pura.

d. Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak lebih

tertarik pada tingkah laku itu sendiri daripada keluaran yang dihasilkan

(Dworetzky, 1990:395-396).

Gordon dan Browne (1985) mengadakan penggolongan kegiatan bermain

sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak dalam 4 bentuk, yaitu:

a. Bermain secara soliter. Yaitu anak bermain sendiri atau dapat juga dibantu oleh

guru.

b. Bermain secara parallel. Yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara

berdampingan.

c. Bermain asosiatif. Yaitu anak bermain dengan kelompoknya.

d. Bermain kooperatif. Yaitu terjadi apabila anak secara aktif menggalanng

hubungan dengan anak-anak lain untuk membicarakan, dan melaksanakan

kegiatan bermain (Fadillah, 2014:37-38).

2. Hakikat Bermain

Docket dan Fleer (2000:41-44) berpendapat bahwa, “bermain merupakan

kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan

yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu

Page 40: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

25

aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan

bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir”. (Yuliani,

2009:144)

Manfaat mainan/permainan:

a. Mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak.

b. Memenuhi kebutuhan emosi anak

c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan bahasa anak

d. Membantu proses sosialisasi anak (Maimunah Hasan, 2010:272)

3. Teori Bermain

Sejarah perkembangan teori bermain Menurut Plato, “anak-anak akan

lebihmudah mempelajari aritmatika dengan cara membagikan apel kepada anak-

anak. Juga melalui pemberian alat permainan miniature balok-balok kepada anak

usia tiga tahun pada akhirnya akan mengantar anak tersebut menjadi seorang ahli

bangunan”.(Mayke S. Tedjasaputra:2007:1)

Menurut Aristoteles berpendapat bahwa,“anak-anak perlu didorong untuk

bermain dengan apa yang akan mereka tekuni di masa dewasa nanti”. Dari tokoh-

tokoh yang mengadakan freformasi dalam bidang pendidikan seperti Comenius

(abad 17), Rousseau, Pestalozzi dan Frobel (abad 18 serta awal abad 19) akhirnya

lambat laun para pendidik dapat menerima pendaat bahwa pendidikan untuk anak

perlu disesuaikan dengn minat serta tahap perkembangan anak.Frobel lebih

menekankan pentingnya bermain dalam belajar karena berdasarkan pegalamannya

sebagai guru, dia menyadari bahwa kegiatan bermain maupun mainan yang

dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan

pengetahuan mereka.(Mayke S. Tedjasaputra, 2001:1-2)

Teori-teori Modern:

Page 41: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

26

a. Teori psikoanalisa (Sigman Freud).

Freud memandang bermain sama seperti fantasia tau lamunan. Melalui

bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan-harapan

maupun konflik pribadi. Freud tidak mengemukakan pengertian bermain,

tetapi memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi

masalahnya. Pandangan freud tentang bermain akhirnya memberi ilham pada

para ahli ilmu jiwauntuk memanfaatkan bermain sebagai alat diagnose

terhadap masalah anak ataupun sarana “mengobati” jiwa anak yang

dimanifestasikan dalam terapi bermain.

b. Teori kognitif

1) Jean Piaget

Menurut Piaget, anak menjalani tahapan perkembangan kognisi

sampai akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang

dewasa.(hal.7-8). Selanjutnya Piaget mengemukakan bahwa saat

bermain anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapimereka belajar

mempraktekkan dan mengkonsolidasi ketrampilan yang baru

diperoleh.

2) Lev Vgotsky

Menurut Vygotsky, bermain adalah self help tool.Seringkali

keterlibatan anak dalam kegiatan bermain dengan sendirinya

mengalami kemajuan dalam perkembangannya (Mayke S.

Tedjasaputra, 2007:7-8).

c. Teori Singer

Singer menganggap bermain terutama bermain imajinatif sebagai

kekuatan positif untuk perkembangan manusia. Bagi Jerome Singer, bermain

Page 42: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

27

memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya

peramgsangan (stimulasi), baik dari dunia luar maupun dari dalam yaitu

aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam

penglaman-pengalaman.(Mayke S. Tedjasaputra, 2007:12)

4. Fungsi Bermain

Dilihat dari pengertian bermain, bermain merupakan tuntutan dan

kebutuhan bagi perkembangan anak. Menurut Hartley Frank dan Goldenson

(Gordon & Browne, 1985:268) ada 8 fungsi bermain bagi anak, yaitu:

a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya dokter

mengobati orang sakit.

b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata. Misalnya

guru mengajar di kelas, petani menggarap sawah.

c. Untuk mencerminkan hubungan di dalam keluarga dan pengalaman hidup yang

nyata. Seperti ibu memandikan adik, kakak mengerjakan tugas sekolah.

d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat. Misalnya memukul-mukul kaleng,

menepuk-nepuk air.

e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima. Seperti

berperan sebagai pencuri.

f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan

pagi.

g. Mencerminkan pertumbuhan. Misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya.

h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah

seperti menghias ruangan, membereskan mainan dll (Mayke S. Tedjasaputra,

2007:33-34).

Page 43: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

28

Sedangkan menurut Herherington & Parke (1979), “bermain juga berfungsi

untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Selain itu fungsi bermain juga

terdapat beberapa macam, yaitu:

a. Mempertahankan keseimbangan. Setelah melakukan kegiatan bermain anak

memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan

tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.

b. Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.

Bermain sebagai sarana untuk menghayati kehidupan sehari-hari ini berguna

untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak, selain itu juga dapat mengenalkan

anak berbagai macam profesi.

c. Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang.Meskipun

anak berpura-pura memerankan seorang guru, dokter, ayah dll, namun

sebenarnya kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mempersiapkan anak

melaksanakan peran tersebut kelak.

d. Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.Usia dini

merupakan usia tumbuh, anak akan selalu bergerak sesuai keinginan mereka.

Bukan hanya keterampilan gerak yang dimantapkan, namun juga interaksi

sosial.

e. Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.Anak dapat

menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana untuk memecahkan persoalan

intelektualnya. Rasa ingin tahu pada anak akan tersalurkan dengan bermain.

f. Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.Hal tersebut

menuntut anak untuk selalu berkomunikasi dengan anak lain, sehingga dapat

meningkatkan keterampilan dalam sikap sosialnya” (Mayke S. Tedjasaputra,

2007:34-36).

Page 44: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

29

C. Permainan Bakiak

Menurut Wikipedia, “Bakiak untuk sebutan daerah Jawa Tengah sedangkan

Bangkiak untuk daerah Jawa Timur dan Terompa Galuak untuk daerah Sumatra Barat.

Bakiak adalah sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan

pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku kedua sisinya. Sangat popular karena

murah terutama di masa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas

membuat bakiak tahan air serta suhu panas dan dingin”.

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bakiak).

Tujuan permainan bakiak adalah untuk berolahraga, mengisi waktu luang dan

memupuk kerja sama. Manfaat permainan ini untuk meningkatkan kebugaran,

ketegangan menurun, dan kemampuan bekerja sama. Biasanya permainan ini

dimainkan oleh anak-anak, remaja baik putra maupun putri dan dilakukan oleh

kelompok yang terdiri atas 3 atau 5 orang. Dilakukan di Lapangan. Dalam permainan

ini kekompakan adalah hal utama. Saling bekerja sama, melangkahkan kaki kita dengan

teman yang ada di belakang dan memerlukan konsentrasi yang kuat. Permainan bakiak

juga memiiki nilai afektif, kognitif dan psikomotor sebagai bentuk dari pelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan.

Nilai budaya yang terkandung dalam permainan bakiak yaitu kekompakan.

Bagaimana kita bisa saling bersama-sama melangkahkan kaki kita dengan teman yang

ada di belakang kita. Selain itu diperlukan konsentrasi yang kuat agar tidak terjatuh.

Permainan ini memiliki nilai afektif, kognitif dan psikomotor sebagai berikut:

1. Nilai afektif adalah nilai keaktifan dalam melaksanakan permainan ini. Nilai afektif

yang baik saat anggota serius dalam bermain dan melaksanakan tugas dengan baik

dan benar.

Page 45: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

30

2. Nilai kognitif adalah nilai tertulis berdasarkan penguasaan materi. Dinilai baik

apabila anggota mengerti aturan main dan memahami perannya dalam permainan.

3. Nilai psikomotor adalah nilai perilaku dalam permainan. Nilai ini berupa kehadiran

dan mentaati peraturan bermain. Psikomotor yang baik harus melaksanakan

permainan sesuai peraturan permainan.

(http://elfanfadhilah1996.blog.upi.edu/2015/10/20/makalah_permainan_tradisional_terom

pah_panjang_bakiak/).

Cara bermainnya yaitu setiap grup terdiri dari 2-3 orang sesuai dengan kapasitas

sandal bakiaknya. Setiap pemain dalam grup memakai bakiak bersamaan di garis start.

Setelah aba-aba, setiap grup yang telah memakai bakiak saling berlomba-lomba tiba di

garis yang telah ditentukan dan kembali lagi ke garis start. Agar dapat berjalan cepat

dan tidak terjatuh, diperlukan kekompakan pemain dalam satu grup.Supaya tetap

kompak, para pemain sepakat mulai melangkah dengan kaki kanan atau kiri dulu.

Selanjutnya, mereka berjalan cepat sambil memberi komando pada langkah mereka:

“kanan! Kiri! Kanan! Kiri!......”. Setelah tiba di garis depan, mereka harus berputar dan

kembali ke garis akhir. Pada saat memutar ini biasanya para pemain terjatuh karena

kesulitan untuk mengatur kekompakan langkah. Jika tidak ada ketentuan cara memutar

maka pemain dapat melepas bakiaknya, membalik arah bakiak, kemudian memakainya

kembali. Grup yang pertama kali tiba di garis start adalah pemenangnya. (A. Husna M,

2009:177-178)

D. Hakikat Permainan Bakiak Untuk Mengembangkan Sikap Sosial

Permainan tradisional merupakan aset bangsa kita yang sekarang hampr setiap

anak tidak mengenalnya.Di era sekarang, permainan modern lebih menarik bagi anak

Page 46: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

31

karena lebih praktis.Padahal permainan modern secara tidak langsung membentuk

sikap individualis pada anak.Permainan tradisional membentuk karakter kebersamaan

pada anak.Seharusnya orang tua juga mengenalkan permainan-permainan tradisional

sejak anak berusia dini, agar anak tidak kaku dan bersikap individualis.

Dengan meningkatnya usia, anak memang perlu untuk berpisah dari kedua

orangtuanya agar anak memperoleh pengalaman yang luas. Dengan teman sebayanya,

anak akan belajar berbagi hak milik, bergiliran mainan, melakukan kegiatan bersama.

Ia juga belajar berkomunikasi dengan sesame teman baik dalam hal mengemukakan isi

pikiran dan perasaannya maupun memahami apa yang diucapkan oleh teman tersebut,

sehingga hubungan dapat terbina dan dapat saling bertukar informasi. Dari sini ia akan

belajar tentang sisem nilai, kebiasaan-kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh

masyarakatnya.(Mayke S. Tedjasaputra, 2001:18)

Pada kesempatan kali ini, penulis mengamati sikap sosial pada anak melalui

permainan tradisional bakiak. Bakiak merupakan permainan yang mengedepankan

kerja sama setiap anak dalam satu kelompok. Dalam permainan bakiak, anak dituntut

untuk saling berkomunikasi antar sesama dan melatih kesabaran. Guru dan peneliti

akan menilai sikap sosial, apakah anak mampu bekerja sama dengan baik? Apakah anak

mampu belajar sabar?Dll.

Dalam pengamatan kali ini, penulis akan membuat sebuah permainan bakiak di

kelas B RA Ma’arif Pulutan Salatiga. Permainan dibagi menjadi 2 kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 8 dan 9 anak.Penulis berlaku sebagai observan, yaitu

mengobservasi setiap gerak anak dan apapun yang dilakukan oleh anak.Apakah anak

sudah mencapai tujuan dari penulis. Penulis mengamati kerja sama antar anak.

Mengembangkan sikap sosial lebih mudah dengan menggunakan pendekatan

Page 47: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

32

permainan yaitu permainan tradisional contohnya bakiak. Karena akan terlihat

bagaimana anak saling kerja sama dengan sesamateman sebaya.

Page 48: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

33

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya RA Ma’arif Pulutan Salatiga

RA Ma’arif Pulutan berdiri tahun 1987, atas naungan warga-warga Pulutan

untuk mendirikan RA/TK. Bangunan RA pun berpindah-pindah, awalnya

bertempat di dekat Kelurahan Pulutan, kemudian pindah dan bergabung di MI

Ma’arif Pulutan, karena terus berkembang sekitar tahun 1992 mulai membangun

gedung baru di depan MI Ma’arif yang sekarang jadi bangunan RA, namun gedung

itu masih jadi satu dengan TPQ. Jadi, pagi untuk sekolah sedangkan sorenya untuk

TPQ. Bangunan tersebut merupakan tanah waqaf dari warga Pulutan. Sampai

sekarang bangunan RA masih bergabung dengan TPQ, kemudian pada tahun 2015

beli tanah di depannya sekitar kurang lebih 850 m. Yang menjadi gedung baru RA

Ma’arif Pulutan.

Adapun Kepala Sekolah pertama yang menjabat yaitu Ibu Nasikhah dibantu

Ibu Ning, Ibu Nurjanah dan Ibu Nova. Kemudian dilanjutkan Ibu Bad dan

selanjutnya Bapak Basit kurang lebih 2 tahun yang kebetulan juga menjabat Kepala

Sekolah di MI Ma’arif Pulutan dan terakhir Ibu Na’im dari tahun 2012-sekarang.

2. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : RA Ma’arif Pulutan

b. NIS : 101233730006

c. Akreditasi : -

d. Alamat : Jl. Abdur Ro’uf No. 01 Pulutan Salatiga

e. No. Telpon : -

f. Kode Pos : 50716

Page 49: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

34

g. Kelurahan : Pulutan

h. Kecamatan : Sidorejo

i. Kota/Kabupaten : Salatiga/Semarang

j. Provinsi : Jawa Tengah

k. Tahun Berdiri : 1987

3. Letak Geografis RA Ma’arif Pulutan Salatiga

Lembaga pendidikan RA Ma’arif Pulutan Salatiga tepatnya berada di Jl.

Abdur Ro’uf Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga dengan kode

pos 50716.Secara planologis letak KB & RA Ma’arif Pulutan berada di perlintasan

desa Sidorejo Pulutan di Kota Provinsi Jawa Tengah, yang dikelilingi oleh

pemukiman desa dan pemandangan yang sangat indah.Selain itu, juga didukung

oleh tatanan organisasi dan system manajemen yang siap menghadapi persaingan

global. Tidak mengherankan bila banyak peserta pendidikan dan pelatihan maupun

para stake holdersmemberikan komplimen terhadap organisasi kami dari sisi

geografis.

4. Visi, Misi dan Tujuan RA Ma’arif Pulutan Salatiga

a. Visi

Mendidik anak yang disiplin, mandiri, kreatif berakhlakul karimah dan

bertaqwa pada Allah SWT.

b. Misi

1) Mewujudkan iklim yang kondusif

2) Memberikan kebebasan anak untuk beraktivitas sesuai imajinasi.

3) Membudayakan rasa percaya diri yang tinggi sehingga anak mandiri.

4) Membiasakan hidup islami.

c. Tujuan

Page 50: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

35

1) Berusaha mengembangkan Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan

Emosional (EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ) dengan cara belajar melalui

bermain.

2) Menanamkan keimanan, ketauhidan dan Akhlakul Karimah anak sesuai

ahlussunah waljama’ah.

3) Menumbuhkembangkan kreatif anak yang mengacu pada pentingnya

keseimbangan antara Pendidikan Agama Islam, Sains, Teknologi,

Olahraga dan Seni.

4) Mengoptimalkan peran guru, orang tua dan masyarakat untuk

pengembangan sekolah.

5. Sarana dan Prasarana

Lingkungan belajar nyaman dan mudah dijangkau oleh masyarakat umum,

memiliki semua fasilitas yang diperlukan merupakan salah satu syarat bagi

keberhasilan sebuah lembaga pendidikan.Sekolah KB & RA Ma’arif Pulutan

terletak di tempat strategis tepatnya di jalan yang dapat diakses oleh semua

masyarakat umum, hal ini memudahkan bagi setiap peminat pendidikan anak yang

hendak berhubungan dengan pihak kami. Beberapa fasilitas yang ditawarkan KB &

RA Ma’arif Pulutan ini adalah:

a. Ruang

Sejumlah 10 kelas, 2 ruang kantor, 1 ruang perpustakaan dan halaman

untuk senam dan bermain anak-anak, 5 kamar mandi, 2 tempat wudlu, 1 ruang

gudang dan 1 ruang aula.

b. Pusat Informasi

Page 51: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

36

Perpustakaan RA Ma’arif Pulutan memiliki stok buku sebanyak kurang

lebih 100 eksemplar yang terdiri dari buku pelajaran, BSE, buku fiksi, buku non

fiksi, dan buku referensi yang ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris,

belum termasuk majalah dan penerbitan lainnya. Terdapat papan informasi yang

memudahkan guru menyampaikan informasi kepada orang tua.

6. Keadaan Siswa dan Guru

Tenaga pendidik di RA Ma’arif Pulutan terdiri dari 11 orang, diantaranya 2

guru mengajar di KB, 5 guru mengajar di RA A1-A5, dan 4 guru mengajar di RA

B1-B4.Ketenagaan di RA Ma’arif Pulutan pada umumnya belum PNS (Pegawai

Negeri Sipil), yang sudah baru satu orang dan rata-rata sudah Sarjana Pendidikan.

Sumber dari Kepala Sekolah RA Ma’arif Pulutan Salatiga.

Peserta didik di RA Ma’arif sangat banyak dan pada umumnya mempunyai

prestasi yang baik dan mempunyai berbagai macam bakat yang telah

dikembangkan secara terprogam, melalui ekstra mewarnai, ekstra drumband,

ekstra iqro’ dan ekstra membaca. Jumlah murid di kelas KB sejumlah 17 anak,

kelas A1-A5 masing-masing kurang lebih 16 anak per kelas dan kelas B1-B4

masing-masing 17 anak per kelas.

a. Daftar Nama Siswa

Adapun nama-nama siswa kelompok B kelas B1 di RA Ma’arif Pulutan

yang akan diamati:

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas B1

No Nama Siswa

1 Adzka Naily

2 Ghozy Haidar Yahya Sofian

3 Kaindra Vano Sakhi Zufar

4 Kanaya Kayla Okprisa

5 Khairul Muna

6 Lintang Jazilatul Rahmah

7 Muhammad Ibnu Athoilah

Page 52: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

37

8 Muhammad Ibnu Ibad

9 Muhammad Nabil Pratama

10 Muhammad Ni’am Yusuf

11 Muhammad Shodiq Wigya

12 Nabila Aulia Putri

13 Nazwa Marya Fakhrinnisa

14 Rafa Yusuf Darmawan

15 Rafisa Aska Nugraha

16 Sakti Arjuna Putra

17 Wafiyatul Khusna

(Sumber: Dokumentasi Guru)

b. Daftar Nama Guru

Adapun nama-nama guru di RA Ma’arif Pulutan yaitu:

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’arif Pulutan Salatiga

No Nama Guru Jabatan Tanggal Lahir

1 Na’imatun Nur

Rohmah, S.Pd

Kepala Sekolah

dan Guru di B4

Kab. Boyolali, 03-05-

1981

2 Siti Mutiah, S.Pdi Guru Kelas B2 Kab. Semarang, 13-

05-1982

3 Cholidah, S.Pdi Guru Kelas A3 BanjarNegara, 07-10-

1979

4 Yamti, S.Pd Guru Kelas A4 Kab. Magelang, 12-

11-1971

5 Muzaenatus

Safa’ah S.Pdi

Guru Kelas A2 Kab. Semarang, 21-

07-1973

6 Tasliyatul

Muhimmah, S. Pdi

Guru Kelas B1 Kab. Semarang, 25-

05-1987

7 Nur Khowiyah Guru Kelas A1 Kab. Semarang, 04-

02-1985

8 Dwi Rizkiyawati,

S.Pdi

Guru Kelas A5

9 Muflichah, S.Pd Guru Kelas B3 Salatiga, 06 -08-1982

(Sumber: Dokumentasi Guru)

7. Struktur Organisasi

Page 53: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

38

Gambar 3.1 struktur organisasi RA Ma’arif Pulutan

8. Tata Tertib dan pembiasaan di RA Ma’arif Pulutan Salatiga

a. Berangkat sekolah harus datang lebih awal (tidak boleh terlambat).

b. Bel masuk sekolah jam 07.30 tepat.

c. Anak berbaris yang rapi di halaman berdasarkan kelasnya.

d. Anak mengikuti senam di halaman sekolah.

e. Masuk ke kelas dengan rapi satu per satu mengikuti guru masing-masing

kelas.

f. Duduk di kelas yang rapi dan memberi salam.

g. Berdoa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

KEPALA SEKOLAH

Na’imatun Nur R, S.Pd YAYASAN

Budi Santoso

KOMITE/DEWAN

H. Djumi’at S.Pd.I

GURU A1

Nur

Khowiyah

GURU A4

Yamti, S.Pd

GURU A5

Dwi

Rizkyawati,

S.Pd.I

GURU A3

Cholidah,

S.Pd.I

GURU A2

Muzaenatus

Safa’ah,

S.Pd.I

GURU B1

Tasliyatul

Muhimmah,

S.Pd.I

GURU B2

Siti Mutiah,

S.Pd.I

GURU B3

Muflichah,

S.Pd

GURU PAUD 2

Yuyun Saufika,

S.Pd

GURU PAUD

Yeni Lestari

SISWA

Page 54: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

39

h. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan dan membaca doa sebelum

makan.

i. Selesai makan anak berdoa dan boleh cuci tangan kembali.

j. Anak dipersilahkan bermain bersama teman sebaya.

k. Anak harus tertib merapikan dan mengembalikan mainan setelah selesai

digunakan.

l. Setelah jam istirahat selesai, anak masuk kembali dengan tertib.

m. Selesai pelajaran anak berdoa pulang dan mengucapkan salam.

n. Anak dengan rapi memberi salam dan berjabat tangan kepada guru.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Pra Siklus

Pencarian fakta dan data dilakukan melalui observasi dan wawancara

dengan kepala sekolah, guru pamong kelas B1 dan anak kelompok B1 di RA

Ma’arif Pulutan Salatiga.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pamong dan

kepala sekolah perlu mengambil langkah untuk meningkatkan sikap sosial melalui

permainan Bakiak.Peneliti sepakat untuk melaksanakan tindakan Siklus I pada hari

Kamis, 27 April 2017.

Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran efektif

yakni anak dilibatkan langsung dalam permainan yaitu permainan bakiak untuk

meningkatkan sikap sosial pada anak. Selama ini pengenalan pembelajaran dengan

permainan tradisional belum pernah diterapkan di RA tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru pamong

kelas B1 diperoleh data bahwa sebagian besar anak kurang mempunyai sikap sosial

yang baik pada teman sebayanya jika di sekolah.

Page 55: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

40

Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di RA Ma’arif Pulutan

Salatiga khususnya kelas B1 pada hari Selasa, 23 April 2017 diperoleh pengetahuan

anak tentang bakiak, sikap sosial, dan kerjasama antar anak hanya mencapai 25%

artinya 17 anak belum tuntas semua. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam

pembelajaran ini adalah 75 %. Jika hasil menggunakan metode permainan

tradisional untuk meningkatkan sikap sosial anak belum mencapai angka yang telah

ditetapkan, maka pebelajaran Pra Siklus belum berhasil.

2. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 23 April

2017 di RA Ma’arif Pulutan khususnya kelompok B1. Pada kesempatan

tersebut peneliti berdiskusi dengan guru pamong terutama kegiatan yang akan

dilakukan pada Siklus I. Hal–hal yang didiskusikan antara lain:

1) Peneliti menyamakan presepsi dengan guru pamong mengenai penelitian

yang akan dilakukan.

2) Peneliti mengusulkan rancangan pembelajaran melalui metode bermain

menggunakan Bakiak untuk meningkatkan sikap sosial pada anak.

3) Peneliti mengusulkan observasi sebagai instrumen penelitian peningkatan

sikap sosial melalui permainan bakiak.

4) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

Pada waktu diskusi disepakati bahwa peneliti sebagai observer.Alokasi

waktu di setiap pertemuan selama 60 menit. Adapun tindakan pada Siklus I akan

dilakukan sekali dalam pertemuan yaitu hari Kamis, 27 April 2017.Beberapa

hal yang harus dipersiapkan pada Siklus I yaitu:

Page 56: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

41

1) Peneliti mempersiapkan RKH (Rancangan Kegiatan Harian) dengan

menggunakan metode permainan bakiak.

2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau perlengkapan yang

akan digunakan untuk pembelajaran melalui permainan bakiak untuk

meningkatkan sikap sosial yaitu bakiak, kertas, pensil.

3) Peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk anak dalam melakukan

pembelajaran dengan metode permainan bakiak.

4) Peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode

permainan bakiak.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan hal-hal yang dilakukan guru saat

proses pembelajaran dengan menggunakan metode permainan bakiak adalah

sebagai berikut:

1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RKH (Rencana Kegiatan

Harian).

2) Guru menyiapkan anak-anak untuk duduk yang rapi dan sopan.

3) Guru membuka pelajaran dengan membuka salam, berdoa serta hafalan-

hafalan surat Al-Baqarah ayat 255 dan hadist berpuasa, tidak lupa dengan

menyanyi sholawat nariyah.

4) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak-anak dengan lagu.

5) Guru mengabsen daftar kehadiran siswa.

6) Guru bercerita sebelum masuk pembelajaran dengan mengandung unsur

motivasi.

7) Guru bercakap-cakap dengan anak tentang permainan tradisional.

8) Guru menjelaskan permainan bakiak pada anak-anak.

Page 57: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

42

9) Guru mempraktikkan permainan bakiak pada anak-anak secara langsung.

10) Guru membagi satu kelas menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari

8 dan 9 anak secara acak. Kemudian berdiri sesuai kelompok masing-

masing.

11) Guru menyampaikan aturan permainan bakiak.

12) Guru memanggil setiap 4 anak dalam satu permainan, masing-masing

sepasang bakiak dimainkan 2 anak yang satu kelompok.

13) Guru mengulas kembali tentang permainan bakiak tersebut.

14) Kemudian guru memberikan cerita tentang arti kebersamaan pada anak.

15) Guru memberikan reward berupa stempel bintang sebagai wujud

penghargaan dan menambah motivasi anak.

16) Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam.

Paparan diatas merupakan proses pembelajaran pada Siklus I.

Sebagaimana yang telah direncanakan, secara garis besar proses pembelajaran

seperti yang telah disebutkan di atas. Pada setiap pertemuan, peneliti dan guru

pamong sepakat untuk memberikan variasi agar anak-anak tidak merasa bosan

dan agar suasana kelas lebih menyenangkan.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran.Observasi digunakan untuk

mengetahui seberapa besar sikap sosial anak terhadap diri sendiri dan teman

sebayanya. Kerja sama anak dengan teman sebayanya dan kelompoknya.

Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu guru pamong sebagai kolaborator

di RA Ma’arif Pulutan.Observasi ini berpedoman pada empat indikator yang

terdapat dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu; mampu menunjukkan

Page 58: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

43

sikap kepercayaan dirinya, mampu bertaggung jawab, mampu mentaati aturan dalam

permainan, dan mampu bersikap hati-hati.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru pamong

memperoleh data sebagai berikut :

1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran

melalui permainan bakiak untuk meningkatkan sikap sosial pada anak.

2) Ada seorang anak yang tidak mau mengikuti pembelajaran, namun guru

berusaha memberi motivasi pada anak tersebut.

3) Waktu pertemuan pertama dan kedua, terasa kurang karena belum

mencapai kriteria yang ditentukan oleh peneliti dan anak juga masih

antusias untuk bermain bakiak tersebut.

4) Hasil observasi peningkatan sikap sosial anak melalui permainan bakiak

telah menunjukkan peningkatan yaitu dari tahap Pra Siklus sebesar 25 %

artinya 17 anak belum lulus semua dan pada Siklus I sebesar 61% artinya 3

anak yang sudah tuntas dan 14 anak lainnya belum tuntas.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru pamong

melakukan analisis terhadap sikap sosial dengan melalui permainan bakiak.

Analisis ini dilakukan oleh peneliti dan guru pamong dengan cara berdiskusi

dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat

kekurangan-kekurangan yang ada.Selain itu peneliti dan guru pamong juga

berpedoman pada indikator lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :

1) Sebagian besar anak tertarik, antusias, semangat dengan metode yang telah

dilaksanakan oleh peneliti.

Page 59: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

44

2) Guru kurang dapat membagi perhatiannya kepada semua anak, karena

suasana kelas yang sedikit kurang kondusif.

3) Peningkatan sikap sosial dalam melalui permainan bakiak satu kelas kurang

merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai kemampuan lebih dan ada

anak yang mempunyai kemampuan rendah.

Dari hasil analisis tersebut, peneliti dan guru pamong merasa bahwa

hasil penelitian tersebut belum maksimal.Oleh sebab itu peneliti dan guru

pamong membuat perencanaan untuk tindakan pada Siklus berikutnya.

3. Hasil Penelitian Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Proses pembelajaran melalui permainan bakiak untuk meningkatkan

sikap soaial pada Siklus I pada umumnya sudah cukup baik. Namun belum

memenuhi indikator keberhasilan yaitu 75 %, masih ada anak yang kurang

memuaskan.Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada hari Jum’at

28 April 2017 peneliti dan guru pamong merencanakan tindakan pada Siklus II.

Tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1) Peneliti mempersiapkan RKH (Rancangan Kegiatan Harian) dengan

menggunakan metode permainan bakiak yang bervariasi.

2) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat atau perlengkapan yang

akan digunakan untuk pembelajaran melalui permainan bakiak untuk

meningkatkan sikap sosial yaitu bakiak, kertas, pensil, dan kain penutup

mata.

3) Peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk anak dalam melakukan

pembelajaran dengan metode permainan bakiak.

Page 60: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

45

4) Peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode

permainan bakiak.

b. Pelaksanaan Tindakan

Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada

Siklus II adalah sebagai berikut :

1) Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan RKH (Rancangan Kegiatan

Harian).

2) Guru menyiapkan anak-anak untuk duduk yang rapi dan sopan.

3) Guru membuka pelajaran dengan membuka salam, berdoa serta hafalan

surat Al-Baqarah ayat 255 dan hadist berpuasa, tidak lupa dengan menyanyi

sholawat nariyah.

4) Guru menyapa dan menanyakan kabar anak-anak dengan lagu.

5) Guru mengabsen daftar kehadiran siswa.

6) Guru bercerita bercerita tentang anak yang suka seenaknya sendiri dan anak

yang tidak tertib dalam bermainsebelum masuk pembelajaran

7) Guru mengulas kembali materi permainan tradisional dan permainan

bakiak dengan anak.

8) Guru mempraktikkan permainan bakiak pada anak-anak secara langsung.

9) Guru membagi satu kelas menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri dari

8 dan 9 anak secara acak. Kemudian berdiri sesuai kelompok masing-

masing.

10) Guru menyampaikan aturan permainan bakiak.

11) Guru memanggil setiap 4 anak dalam satu permainan, masing-masing

sepasang bakiak dimainkan 2 anak yang satu kelompok.

Page 61: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

46

12) Guru bercaka-cakap dengan anak setelah melakukan permainan tersebut

apa yang dirasakan.

13) Guru memberikan reward berupa stempel bintang sebagai wujud

penghargaan dan menambah motivasi anak.

14) Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam. .

Secara umum pembelajaran pada Siklus II dan Siklus I berbeda karena

sedikit diberi variasi agar anak tidak bosan dan suasana lebih menyenangkan.

Adapun variasi setiap pertemuan adalah dengan menutup mata salah satu anak

yang sedang bermain yaitu anak yang dibelakang dengan jarak yang lebih

panjang.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran.Observasi

digunakan untuk mengetahui sikap sosial pada anak ketika melakukan

permainan bakiak.Kemudian ditulis dalam lembar observasi yang sudah

ditentukan indikatornya pula dengan peneliti.

Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu guru pamong sebagai kolaborator

di RA Ma’arif Pulutan.Observasi ini berpedoman pada empat indikator yang

tertuang dalam lembar observasi yang dibuat peneliti, yaitu;mampu mentaati

aturan dalam permainan, mampu bermain secara kompetitif, mampu melakukan sikap

simpati dengan teman dan mampu menunjukkan sikap bangga setelah bermain.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti bersama guru pamong

diperoleh data sebagai berikut :

1) Sebagian besar anak tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan permainan bakiak untuk meningkatkan sikap sosial pada anak.

Page 62: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

47

2) Ada beberapa anak yang mengikuti pembelajaran dengan seenaknya sendiri

karena merasa dirinya sudah mampu menguasai dibanding teman-teman

yang lainnya.

3) Pada pertemuan pertama, pelaksanaan masih kurang karena ada beberapa

anak masih mementingkan dirinya sendiri tidak peduli dengan teman dan

masih berebut kelompok, sehingga harus diulang kembali untuk lebih

meningkatkan sikap sosial pada anak.

d. Analisis dan Refleksi

Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan yang

ada pada Siklus 1 dapat teratasi. Terbukti dengan naiknya presentase anak dari

pra siklus 25%, siklus I 61% dan siklus II 91% sama dengan 16 anak lulus

semua hanya 1 anak yang belum lulus. Hal ini dapat meningkatkan sikap sosial

pada anak. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya

indikator yang ditetapkan, yaitu tampak peningkatan sikap sosialnya dari Siklus

I dan Siklus II.

Page 63: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

48

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Per Siklus

1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data

Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik, berupa

simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang

bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam

bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan

Simbol Nilai Indikator Keterangan

1 Anak belum

berkembang

Apabila anak tidak mau

mencoba

2 Anak mulai

berkembang

Apabila anak mencoba

dengan bantuan Guru

3 Anak berkembang

sesuai harapan

Apabila anak mencoba

sendiri

4 Anak berkembang

sangat baik

Apabila anak sudah bisa

melakukan sendiri

Adapun indikator yang digunakan tiap Siklus adalah berbeda pada setiap

pertemuan juga bervariasi. Seperti terlihat pada tabel indikator yang akan diamati

tiap Siklus dibawah ini:

Page 64: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

49

Tabel 4.2 Indikator yang Diamati Tiap Siklus

No Indikator Yang Diobservasi

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Mampu menunjukkan sikap

antusiasme

V

2 Mampu menunjukkan sikap

kepercayaan dirinya

V V

3 Mampu menjaga diri sendiri V

4 Mampu bekerja sama dengan baik V

5 Mampu bertanggung jawab V

6 Mampu mentaati aturan dalam

permainan

V V

7 Mampu memperlihatkan sikap

kehati-hatiannya

V

8 Mampu melakukan permainan

dengan kompetitif

V

9 Mampu melakukan sikap simpati

dengan teman

V

10 Mampu menunjukkan sikap bangga

setelah bermain

V

Peneliti berdiskusi bersama guru pamong dan kepala sekolah, bahwa

penentuan indikator keberhasilan dalam pembelajaran meningkatkan sikap sosial

anak usia dini melalui permainan bakiak juga penting dibuat, berdasarkan

kesepakatan bersama pihak sekolah, maka diputuskan indikator keberhasilan dalam

proses pembelajaran yaitu sebesar 75%. Bila anak mampu mencapai nilai/hasil

pencapaian lebih dari 75% pada Siklus II, anak dapat dikatakan sudah berhasil dan

sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 75% pada Siklus II, maka anak

dikatakan belum mampu meningkatkan sikap sosialnya.

Page 65: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

50

2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Pra Siklus

Keterangan:

I : Mampu menunjukkan sikap antusiasme

II : Mampu menunjukkan sikap kepercayaan dirinya

III : Mampu menjaga dirinya

IV : Mampu bekerjasama dengan baik

No Nama Indikator Presentase

Pencapaian

Keterangan

I II III IV

1 Nayly 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

2 Ghozy 1 1 1 1 25 Belum Tuntas

3 Vano 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

4 Naya 2 2 1 1 37 Belum Tuntas

5 Muna 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

6 Alin 2 2 1 2 43 Belum Tuntas

7 Athoilah 1 1 1 1 25 Belum Tuntas

8 Ibad 1 1 1 1 25 Belum Tuntas

9 Nabil 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

10 Niam 2 2 1 1 37 Belum Tuntas

11 Diki 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

12 Lia 2 1 1 2 37 Belum Tuntas

13 Nasywa 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

14 Raja 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

15 Rafi 2 1 1 1 31 Belum Tuntas

16 Sakti 1 1 1 1 25 Belum Tuntas

17 Husna 2 2 1 1 37 Belum Tuntas

Total presentase pencapaian kelas

539

Page 66: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

51

Prosentase Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100%

Jumlah siswa

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlahbutir

= 4 x 4

= 16

Prosentase Pencapaian = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%

Jumlah skor maksimum

Contoh :

Nama Anak Ghozy = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%

Jumlah skor maksimum

=4x 100%

16

= 25 %

= 539 x 100 %

17

= 32 %

Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui presentase pencapaian tiap anak,

karena nilainya dibawah indikator keberhasilan yaitu 75%, maka dapat dikatakan

bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan

perbaikan.Sedang rata–rata prosentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus

sebesar 32%.

3. Data Hasil Pengamatan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Page 67: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

52

Tabel 4.4 Hasil Penelitian Siklus I

Keterangan:

I : Mampu menunjukkan sikap kepercayaan dirinya

II : Mampu bertaggung jawab

III : Mampu mentaati aturan dalam permainan

IV : Mampu bersikap hati-hati

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

= 4 x 4

= 16

No Nama Indkator Presentase

Pencapaian

Keterangan

I II III IV

1 Nayly 2 3 3 2 63 Belum Tuntas

2 Ghozy 2 2 2 2 50 Belum Tuntas

3 Vano 2 2 2 2 50 Belum Tuntas

4 Naya 2 2 3 2 56 Belum Tuntas

5 Muna 2 3 3 2 63 Belum Tuntas

6 Alin 3 3 3 3 75 Tuntas

7 Athoilah 2 3 3 2 63 Belum Tuntas

8 Ibad 2 1 2 2 43 Belum Tuntas

9 Nabil 2 3 3 2 63 Belum Tuntas

10 Niam 3 2 2 2 57 Belum Tuntas

11 Diki 2 3 3 3 68 Belum Tuntas

12 Lia 3 3 3 3 75 Tuntas

13 Nasywa 3 3 3 3 75 Tuntas

14 Raja 2 2 2 2 50 Belum Tuntas

15 Rafi 2 3 3 2 63 Belum Tuntas

16 Sakti 2 2 3 3 63 Belum Tuntas

17 Husna 3 3 2 2 63 Belum Tuntas

Total presentase pencapaian kelas

1040

Page 68: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

53

Prosentase Keberhasilan Kelas = Total prosentase pencapaian kelas x100%

Jumlah siswa

Prosentase Pencapaian =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

Contoh :

Nama Anak Nayli = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

= 10 x 100%

16

= 63%

= 1040 x 100 %

17

= 61 %

Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui presentase pencapaian tiap anak,

ada 3 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator keberhasilan yaitu

75%, akan tetapi 14 anak lainnya masih dibawah indikator keberhasilan, sehingga

dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan

perbaikan. Peningkatan dari rata–rata prosentase pencapaian kelas pada saat Pra

Siklus sebesar 25% dan pada Siklus I sebesar 61%.

4. Data Hasil Pengamatan Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 69: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

54

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II

No Nama Indikator Presentase

Pencapaian

Keterangan

I II III IV

1 Nayly 4 4 4 4 100 Tuntas

2 Ghozy 3 4 3 4 88 Tuntas

3 Vano 4 4 3 4 94 Tuntas

4 Naya 4 4 4 4 100 Tuntas

5 Muna 4 4 3 4 94 Tuntas

6 Alin 4 4 4 4 100 Tuntas

7 Athoilah 4 4 3 3 88 Tuntas

8 Ibad 2 3 3 2 63 Belum Tuntas

9 Nabil 3 3 3 4 82 Tuntas

10 Niam 3 3 3 4 82 Tuntas

11 Diki 4 4 3 3 88 Tuntas

12 Lia 4 4 4 4 100 Tuntas

13 Nasywa 4 4 4 4 100 Tuntas

14 Raja 3 3 4 4 88 Tuntas

15 Rafi 4 4 3 3 88 Tuntas

16 Sakti 4 3 4 3 88 Tuntas

17 Husna 4 4 4 4 100 Tuntas

Total presentase pencapaian kelas

1543

Page 70: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

55

Prosentase Keberhasilan Kelas= Total prosentase pencapaian kelas x 100%

Jumlah siswa

Keterangan :

I : Mampu mentaati aturan dalam permainan

II : Mampu bermain secara kompetitif

III : Mampu melakukan sikap simpati dengan teman

IV : Mampu menunjukkan sikap bangga setelah bermain

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

= 4 x 4

= 16

Prosentase Pencapaian = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

Contoh :

Nama Anak Alin = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

= 16 x 100% = 100 %

16

= 1543 x 100 %

17

= 91 %

Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak,

ada 15 anak yang nilai pencapaiannya sama atau lebih besar dengan indikator

keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi ada 1 anak yang masih dibawah indikator

keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak dalam kelas sudah

maksimal, dan tidak memerlukan perbaikan.Mungkin dikarenakan anak kurang

konsentrasi dalam belajar, anak sedang sakit, atau sedang tidakmood.Peningkatan

dari rata–rata prosentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 25% , pada

Page 71: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

56

Siklus I sebesar 61% dan pada Siklus II sebesar 91% . Artinya bahwa ada

peningkatan yang baik dari tiap Siklus.

B. Data Perbandingan Hasil Pencapaian Per Siklus

1. Data Perbandingan Pra Siklus

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus diperoleh hasil

pencapaian peningkatan sikap sosial sebagai berikut:

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan

No Nama Anak Prosentase

Pencapaian

Kegiatan

Prosentase

Indikator

Keberhasilan

Status

1 Nayli 31 75 BT

2 Ghozy 25 75 BT

3 Vano 31 75 BT

4 Naya 37 75 BT

5 Muna 31 75 BT

6 Alin 43 75 BT

7 Athoilah 25 75 BT

8 Ibad 25 75 BT

9 Nabil 31 75 BT

10 Niam 37 75 BT

11 Diki 31 75 BT

12 Lia 37 75 BT

13 Nasywa 31 75 BT

14 Raja 31 75 BT

15 Rafi 31 75 BT

16 Sakti 25 75 BT

17 Husna 37 75 BT

Rata-rata 25

(Sumber: Hasil Observasi Pengamatan Pra Siklus di RA Ma’arif Pulutan Salatiga

Tanggal 28 April 2017 Tahun Pelajaran 2016/2017).

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian

peningkatan sikap sosial dalam satu kelas adalah dari indikator keberhasilan masih

jauh dari kesepakatan peneliti dengan guru pamong adalah oleh karena itu perlu

diadakan tindakan perbaikan pada siklus I.

2. Data Perbandingan Siklus I

Page 72: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

57

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I diperoleh hasil

pencapaian peningkatan sikap sosial sebagai berikut:

Tabel 4.7Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan

No Nama Anak % Pencapaian

kegiatan

% Indikator

Keberhasilan

Status

1 Nayli 63 75 BT

2 Ghozy 50 75 BT

3 Vano 50 75 BT

4 Naya 56 75 BT

5 Muna 63 75 BT

6 Alin 75 75 T

7 Athoilah 63 75 BT

8 Ibad 43 75 BT

9 Nabil 63 75 BT

10 Niam 57 75 BT

11 Diki 68 75 B T

12 Lia 75 75 T

13 Nasywa 75 75 T

14 Raja 50 75 BT

15 Rafi 63 75 BT

16 Sakti 63 75 BT

17 Husna 63 75 BT

Rata-rata 61

(Sumber: Hasil Observasi Pengamatan Siklus I di RA Ma’arif Pulutan Salatiga

Tanggal 28 April 2017 Tahun Pelajaran 2016/2017).

Dari tabel diatas rata-rata peningkatan sikap sosial melalui permainan

bakiak dalam sekelas adalah 40%, dari indikator keberhasilan masih jauh dari

kesepakatan peneliti dengan guru pamong adalah 75%.Oleh karena itu perlu

diadakan tindakan perbaikan pada siklus II.

3. Data Perbandingan Siklus II

Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II diperoleh hasil

pencapaian peningkatan sikap sosial sebagai berikut:

Tabel 4.8Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan

Page 73: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

58

No Nama Anak % Pencapaian

Kegiatan

% Indikator

Keberhasilan

Status

1 Nayli 100 75 T

2 Ghozy 88 75 T

3 Vano 94 75 T

4 Naya 100 75 T

5 Muna 94 75 T

6 Alin 100 75 T

7 Athoilah 88 75 T

8 Ibad 63 75 BT

9 Nabil 82 75 T

10 Niam 82 75 T

11 Diki 88 75 T

12 Lia 100 75 T

13 Nasywa 100 75 T

14 Raja 88 75 T

15 Rafi 88 75 T

16 Sakti 88 75 T

17 Husna 100 75 T

Rata-rata 91

(Sumber: Hasil Observasi Pengamatan Siklus II di RA Ma’arif Pulutan Salatiga

Tanggal 28 April 2017 Tahun Pelajaran 2016/2017).

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata peningkatan sikap sosial melalui

permainan bakiak dalam satu kelas adalah 80%, dan sudah diatas indikator

keberhasilan yang telah disepakati peneliti dan guru pamong adalah 75%.Oleh

sebab itu dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan terhadap sikap sosial anak

dengan baik.Dari data diatas dapat disimpulkan ada 16 anak yang sudah tercapai

indikator keberhasilan, dan ada 1 anak yang belum tercapai indikator

keberhasilan.Anak yang belum tercapai diantaranya adalah anak yang pemalu dan

juga sedang sakit.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan data yang telah disajikan, bahwa

menggunakan permainan bakiak dapat digunakan untuk meningkatkan sikap sosial

pada anak.Dibuktikan dengan adanya peningkatan pada tiap Siklusnya.Pada tahap

Pra Siklus yang rata-rata pencapaian keberhasilan mencapai 25%, pada tahap Siklus

Page 74: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

59

I yang rata-rata pencapaian keberhasilan mencapai 61%, kemudian pada tahap

Siklus II yang rata-rata pencapaian keberhasilan mencapai 91%.

Jadi, melalui permainan bakiak dapat meningkatkan sikap sosial dengan

reward bintang pada anak TK B1 di RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017.

Page 75: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode permainan bakiak pada anak di RA Ma’arif Pulutan Salatiga tahun

pelajaran 2016/2017 dapat disimpulkan bahwa Permainan tradisional Bakiak dapat

mengembangkan sikap sosial pada anak kelas B 1 RA Ma’arif Pulutan Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pembelajaran pada tiap

siklus. Sebelum tindakan kemampuan peningkatan sikap sosial anak didik sebesar 25%

yaitu 17 anak belum lulus semua, meningkat pada Siklus 1 sebesar 61% yaitu 3 anak

yang sudah tuntas dan ketika dilanjutkan pada Siklus II meningkat menjadi sebesar 91%

yaitu 16 anak sudah tuntas dan 1 anak belum tuntas. Maka dari itu, peningkatan dari

Siklus I ke Siklus II sebanyak 30%.

B. Saran

1. Kepada Guru

Guruhendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan, dengan menerapkan metode yang bervariasi dan disertai dengan

sumber belajar yang sesuai dengan materi. Dengan mempertimbangkan

penggunaan metode permainan bakiak untuk penguasaan sikap sosial dapat

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didik. Dan

menambah wawasan, ilmu pengetahuan dan memudahkan mengungkapkan kata-

kata bagi anak didik serta hasil belajar ini akan sangat berguna di kemudian hari.

2. Kepala Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya penguasaan sikap

sosial, maka kompetensi guru perlu ditingkatkan.Kompetensi tersebut berpengaruh

pada kinerja guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Kepala Sekolah

Page 76: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

61

disarankan untuk memotivasi guru, guna untuk meningkatkan kompetensinya,

misal dengan melakukan Penelitian Tindakan kelas dan mengikutsertakan guru

dalam forum-forum ilmiah seperti seminar pendidikan, diklat dan lain sebagainya.

Selain itu, Kepala Sekolah perlu memotivasi guru agar lebih memperluas wawasan

mengenai permainan-permainan tradisional yang melibatkan kerjasama anak dan

dapat dapat meningkatkan sikap sosial pada anak.

Page 77: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

62

DAFTAR PUSTAKA

Anita Yus. 2011. Penilaian perkembangan belajar anak taman kanak-kanak. Jakarta: Kencana

prenada media group.

Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suhassimi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2012. Teknis Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, , Tesis,

Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadlillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak Usia

Dini: konsep dan aplikasinya dalam PAUD. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Isjoni. 2013. Model Pembelajaran PAUD. Bandung: Alfabeta.

M, A. Husna. 2009. 100+ permainan tradisional Indonesia. Andi Publisher.

Pontjopoetro, S. Dkk . 2002. Permainan Anak, Tradisional dan Aktivitas Ritmik. (Modul).

Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Saputra, Mayke S. Tedja. 2005. Bermain, mainan dan permainan untuk pendidikan usia dini.

Jakarta: Gramedia.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Permainan PAUD. Jakarta: Grasindo.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Barat: PT

Indeks Permata Puri Media.

Suyadi,& Maulidia Ulfah. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sriyanti, Lilik dkk. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Page 78: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

63

Wiyani, Novan Ardy. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini: panduan orang tua dan

guru dalam membentuk kemandirian & kedisiplinan anak usia dini. Yogyakarta: Ar-

ruzz Media.

Elfan Fadhilah. 2015. Terompah Panjang (Bakiak). (Online),

(http://elfanfadhilah1996.blog.upi.edu/2015/10/20/makalah_permainan_tradisional_-

_terompah_panjang_bakiak/, diakses tanggal 5 April 2017).

https://fitriannisa259.wordpress.com/artikel-pendidikan/artikel-sikap-sosial/ : Sikap Sosial.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bakiak : Sejarah dan Pengertian Bakiak.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosial : Pengertian Sosial, Sikap Sosial.

Page 79: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

LAMPIRAN

Page 80: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

RENCANA KEGIATAN HARIAN SIKLUS I

Page 81: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

RENCANA KEGIATAN HARIAN SIKLUS II

Page 82: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

LEMBAR PENILAIAN SIKLUS I

(Mewarnai Gambar Bakiak)

No Nama Siswa Indikator Status

1 2 3 4

1 Nayli V AMB

2 Ghozy V AMB

3 Vano V ABK

4 Naya V ABSH

5 Muna V AMB

6 Alin V ABB

7 Athoilah V AMB

8 Ibad V ABK

9 Nabil V ABB

10 Niam V AMB

11 Diki V AMB

12 Lia V ABB

13 Nasywa V ABB

14 Raja V AMB

15 Rafi V AMB

16 Sakti V AMB

17 Husna V ABSH

Keterangan:

1 = Anak belum mau mewarnai Anak belum berkembang

2 = Anak mewarnai masih dituntun Guru Anak mulai berkembang

3 = Anak mewarnai sendiri tapi belum rapi Anak berkembang sesuai harapan

4 = Anak mewarnai sendiri dengan rapi Anak berkembang sangat baik

Page 83: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

LEMBAR PENILAIAN SIKLUS II

(Menggunting Gambar Bakiak)

No Nama Siswa Indikator Status

1 2 3 4

1 Nayli V ABSH

2 Ghozy V AMB

3 Vano V AMB

4 Naya V ABB

5 Muna V ABSH

6 Alin V ABB

7 Athoilah V AMB

8 Ibad V AMB

9 Nabil V ABSH

10 Niam V AMB

11 Diki V AMB

12 Lia V ABSH

13 Nasywa V ABB

14 Raja V AMB

15 Rafi V ABSH

16 Sakti V AMB

17 Husna V ABSH

Keterangan:

1 = Anak belum mau menggunting Anak belum berkembang

2 = Anak menggunting masih dituntun Guru Anak mulai berkembang

3 = Anak menggunting sendiri tapi belum rapi Anak berkembang sesuai harapan

4 = Anak menggunting sendiri dengan rapi Anak berkembang sangat baik

Page 84: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

INSTRUMEN PANDUAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL MELALUI PERMAINAN BAKIAK

PADA KELAS B1 DI RA MA’ARIF PULUTAN, SALATIGA

TAHUN AJARAN 2016/2017

(PRA SIKLUS)

NO NAMA

ANAK

INDIKATOR KETERANGAN

I II III IV

1 Nayly 2 1 1 1 Belum Tuntas

2 Ghozy 1 1 1 1 Belum Tuntas

3 Vano 2 1 1 1 Belum Tuntas

4 Naya 2 2 1 1 Belum Tuntas

5 Muna 2 1 1 1 Belum Tuntas

6 Alin 2 2 1 2 Belum Tuntas

7 Athoilah 1 1 1 1 Belum Tuntas

8 Ibad 1 1 1 1 Belum Tuntas

9 Nabil 2 1 1 1 Belum Tuntas

10 Niam 2 2 1 1 Belum Tuntas

11 Diki 2 1 1 1 Belum Tuntas

12 Lia 2 1 1 2 Belum Tuntas

13 Nasywa 2 1 1 1 Belum Tuntas

14 Raja 2 1 1 1 Belum Tuntas

15 Rafi 2 1 1 1 Belum Tuntas

16 Sakti 1 1 1 1 Belum Tuntas

17 Husna 2 2 1 1 Belum Tuntas

Keterangan:

I : Mampu menunjukkan sikap antusiasme artinya anak sangat antusias untuk

mencoba bermain dengan sendiri.

II : Mampu menunjukkan sikap kepercayaan dirinya artinya anak percaya diri

ketika hendak melakukan permainan bakiak.

III : Mampu menjaga dirinya artinya anak mampu menjaga dirinya dengan sendiri.

IV : Mampu bekerjasama dengan baik artinya anak mampu bersosialisasi dengan

teman dengan sendiri.

Page 85: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Keterangan Penilaian :

: artinya anak belum berkembang (Apabila anak tidak mau mencoba)

: artinya anak mulai berkembang (Apabila anak mencoba dengan bantuan Guru)

: artinya anak berkembang sesuai harapan (Apabila anak mencoba sendiri)

: artinya anak berkembang sangat baik (Apabila anak sudah bisa melakukan

sendiri)

Page 86: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

INSTRUMEN PANDUAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL MELALUI PERMAINAN BAKIAK

PADA KELAS B1 DI RA MA’ARIF PULUTAN, SALATIGA

TAHUN AJARAN 2016/2017

(SIKLUS I)

NO NAMA

ANAK

INDIKATOR KETERANGAN

I II III IV

1 Nayly 2 3 3 2 Belum Tuntas

2 Ghozy 2 2 2 2 Belum Tuntas

3 Vano 2 2 2 2 Belum Tuntas

4 Naya 2 2 3 2 Belum Tuntas

5 Muna 2 3 3 2 Belum Tuntas

6 Alin 3 3 3 3 Tuntas

7 Athoilah 2 3 3 2 Belum Tuntas

8 Ibad 2 1 2 2 Belum Tuntas

9 Nabil 2 3 3 2 Belum Tuntas

10 Niam 3 2 2 2 Belum Tuntas

11 Diki 2 3 3 3 Belum Tuntas

12 Lia 3 3 3 3 Tuntas

13 Nasywa 3 3 3 3 Tuntas

14 Raja 2 2 2 2 Belum Tuntas

15 Rafi 2 3 3 2 Belum Tuntas

16 Sakti 2 2 3 3 Belum Tuntas

17 Husna 3 3 2 2 Belum Tuntas

Keterangan:

I : Mampu menunjukkan sikap kepercayaan dirinya artinya anak percaya diri

ketika hendak melakukan permainan bakiak.

II : Mampu bertanggung jawab artinya anak mampu bertanggung jawab

menyelesaikan permainan.

III : Mampu mentaati aturan dalam permainan artinya anak mampu mentaati

semua peraturan mainan yang diberikan.

IV : Mampu bersikap hati-hati artinya anak mampu bersikap hati-hati.

Page 87: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Keterangan Penilaian :

: artinya anak belum berkembang (Apabila anak tidak mau mencoba)

: artinya anak mulai berkembang (Apabila anak mencoba dengan bantuan Guru)

: artinya anak berkembang sesuai harapan (Apabila anak mencoba sendiri)

: artinya anak berkembang sangat baik (Apabila anak sudah bisa melakukan

sendiri)

Page 88: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

INSTRUMEN PANDUAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN

MENGEMBANGKAN SIKAP SOSIAL MELALUI PERMAINAN BAKIAK

PADA KELAS B1 DI RA MA’ARIF PULUTAN, SALATIGA

TAHUN AJARAN 2016/2017

(SIKLUS II)

NO NAMA

ANAK

INDIKATOR KETERANGAN

I II III IV

1 Nayly 4 4 4 4 Tuntas

2 Ghozy 3 4 3 4 Tuntas

3 Vano 4 4 3 4 Tuntas

4 Naya 4 4 4 4 Tuntas

5 Muna 4 4 3 4 Tuntas

6 Alin 4 4 4 4 Tuntas

7 Athoilah 4 4 3 3 Tuntas

8 Ibad 2 3 3 2 Belum Tuntas

9 Nabil 3 3 3 4 Tuntas

10 Niam 3 3 3 4 Tuntas

11 Diki 4 4 3 3 Tuntas

12 Lia 4 4 4 4 Tuntas

13 Nasywa 4 4 4 4 Tuntas

14 Raja 3 3 4 4 Tuntas

15 Rafi 4 4 3 3 Tuntas

16 Sakti 4 3 4 3 Tuntas

17 Husna 4 4 4 4 Tuntas

Keterangan :

I : Mampu mentaati aturan dalam permainanartinya anak mampu

mentaati semua peraturan mainan yang diberikan.

II : Mampu bermain secara kompetitif artinya anak mampu bermain

secara sportif.

III : Mampu melakukan sikap simpati dengan teman artinya anak mampu

bersikap simpatik, membantu temannya yang kesulitan.

IV : Mampu menunjukkan sikap bangga setelah bermain artinya anak

mampu mengekpresikan sikap bangga.

Page 89: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Keterangan Penilaian :

: artinya anak belum berkembang (Apabila anak tidak mau mencoba)

: artinya anak mulai berkembang (Apabila anak mencoba dengan bantuan Guru)

: artinya anak berkembang sesuai harapan (Apabila anak mencoba sendiri)

: artinya anak berkembang sangat baik (Apabila anak sudah bisa melakukan

sendiri)

Page 90: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

LEMBAR OBSERVASI GURU

No Aspek Yang Diamati

1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

a. Mengkondisikan siswa

b. Melakukan sesuatu untuk membuat anak

tertarik

c. Memberikan apresepsi terlebih dahulu kepada

siswa

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan diberikan

2. Proses Pembelajaran

e. Kejelasan artikulasi

f. Penguasaan kelas

g. Variasi gerakan badan agar menarik siswa

h. Melaksanakan proses pembelajaran dengan

metode bermain

3. Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

i. Bahan belajar dilaksanakan sesuai langkah-

langkah pada RKH

j. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar

dan memberikan contoh

4. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber

Belajar

k. Menggunakan media secara efektif dan

efisien

l. Melibatkan siswa dalam pengenalan media

5. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

m. Mereview materi yang telah diberikan

n. Memberi kesempatan anak untuk bertanya

8. Tindak Lanjut (Follow Up)

o. Mengenalkan siswa tentang macam-macam

permainan tradisional

Page 91: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Lembar Pengamatan Guru Pra Siklus

No Indikator Keterangan

1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

a. Mengkondisikan siswa

b. Melakukan sesuatu untuk membuat anak tertarik

c. Memberikan apresepsi terlebih dahulu kepada siswa

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

V

V

V

-

2. Proses Pembelajaran

e. Kejelasan artikulasi

f. Penguasaan kelas

g. Variasi gerakan badan agar menarik siswa

h. Melaksanakan proses pembelajaran dengan metode bermain

V

V

-

-

3. Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

i. Bahan belajar dilaksanakan sesuai langkah-langkah pada

RKH

-

j. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar dan memberikan

contoh

V

4. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

k. Menggunakan media secara efektif dan efisien -

l. Melibatkan siswa dalam pengenalan media V

5. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

m. Mereview materi yang telah diberikan V

n. Memberi kesempatan anak untuk bertanya -

6. Tindak Lanjut (Follow Up)

o. Mengenalkan siswa tentang macam-macam permainan

tradisional

-

Jumlah 8

Nilai 65

Kategori Cukup

Keterangan Tabel:

Kriteria Penilaian:

Sangat Baik : 85-100

Baik : 70-84

Cukup : 50-69

Kurang : 0-49

Skor 1 : Cukup

Skor 2 : Baik

Skor 3 : Sangat Baik

Page 92: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Lembar Pengamatan Guru Siklus I

No Indikator Keterangan

1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

a. Mengkondisikan siswa

b. Melakukan sesuatu untuk membuat anak tertarik

c. Memberikan apresepsi terlebih dahulu kepada siswa

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

V

V

V

V

2. Proses Pembelajaran

e. Kejelasan artikulasi

f. Penguasaan kelas

g. Variasi gerakan badan agar menarik siswa

h. Melaksanakan proses pembelajaran dengan metode bermain

V

V

-

V

3. Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

i. Bahan belajar dilaksanakan sesuai langkah-langkah pada

RKH

-

j. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar dan memberikan

contoh

V

4. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

k. Menggunakan media secara efektif dan efisien -

l. Melibatkan siswa dalam pengenalan media V

5. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

m. Mereview materi yang telah diberikan V

n. Memberi kesempatan anak untuk bertanya V

6. Tindak Lanjut (Follow Up)

o. Mengenalkan siswa tentang macam-macam permainan

tradisional

V

Jumlah 12

Nilai 85

Kategori Sangat Baik

Keterangan Tabel:

Kriteria Penilaian:

Sangat Baik : 85-100

Baik : 70-84

Cukup : 50-69

Kurang : 0-49

Skor 1 : Cukup

Skor 2 : Baik

Skor 3 : Sangat Baik

Page 93: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Lembar Pengamatan Guru Siklus II

No Indikator Keterangan

1. Kemampuan Guru Membuka Pelajaran

a. Mengkondisikan siswa

b. Melakukan sesuatu untuk membuat anak tertarik

c. Memberikan apresepsi terlebih dahulu kepada siswa

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan

V

V

V

V

2. Proses Pembelajaran

e. Kejelasan artikulasi

f. Penguasaan kelas

g. Variasi gerakan badan agar menarik siswa

h. Melaksanakan proses pembelajaran dengan metode

bermain

V

V

V

V

3. Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

i. Bahan belajar dilaksanakan sesuai langkah-langkah pada

RKH

j. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar dan

memberikan contoh

V

V

4. Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

k. Menggunakan media secara efektif dan efisien

l. Melibatkan siswa dalam pengenalan media

-

V

5. Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

m. Mereview materi yang telah diberikan

n. Memberi kesempatan anak untuk bertanya

V

V

6. Tindak Lanjut (Follow Up)

o. Mengenalkan siswa tentang macam-macam permainan

tradisional

V

Jumlah 14

Nilai 95

Kategori Sangat Baik

Keterangan Tabel:

Kriteria Penilaian:

Sangat Baik : 85-100

Baik : 70-84

Cukup : 50-69

Kurang : 0-49

Skor 1 : Cukup

Skor 2 : Baik

Skor 3 : Sangat Baik

Page 94: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

DOKUMENTASI

Anak laki-laki yang sedang bermain bakiak

Anak Perempuan yang sedang bermain bakiak

Page 95: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Anak-anak yang sedang memainkan bakiak dengan diobservasi oleh penulis

Page 96: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Penulis sedang mendata nama siswa

Page 97: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Penulis memasangkan kain penutup mata pada tahap Siklus 2

Persiapan Guru Kelas dan Penulis sebelum pembelajaran

Page 98: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

Pembelajaran anak pada tahap Siklus 2

Page 99: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang
Page 100: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang
Page 101: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang
Page 102: PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1860/1/skripsi.pdf · Teman-teman KKN posko 7 Dusun Kamongan Desa Tembelang Kabupaten Magelang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Fenti Rindani

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 06 Februari 1995

Alamat : Pundan RT 03 RW 05, Kebondowo, Banyubiru

E-mail : [email protected]

Jenjang Pendidikan :

1. RA Masithoh Kebondowo, lulus tahun 2000

2. SD Negeri 2 Kebondowo, lulus tahun 2006

3. SMP Negeri 1 Banyubiru, lulus tahun 2009

4. MAN Salatiga, lulus tahun 2012

5. IAIN Salatiga, lulus tahun 2017

Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 02 September 2017

Penulis

Fenti Rindani

NIM 126-13-002