pengembangan peraga sistem continuously …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya...

50
PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION PADA MATA KULIAH SEPEDA MOTOR DAN MOTOR KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif oleh Akhmad Reza Khasan 5202412028 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: vantruc

Post on 28-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION

PADA MATA KULIAH SEPEDA MOTOR DAN MOTOR KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG

SKRIPSI

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

oleh Akhmad Reza Khasan

5202412028

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

ii

Page 3: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Akhmad Reza Khasan

Nim : 5202412028

Program studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1

Fakultas :Teknik Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Peraga

Sistem Continuously Variable Transmission Pada Mata Kuliah Sepeda Motor Dan

Motor Kecil Terhadap Hasil Belajar Universitas Negeri Semarang” merupakan

hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di satu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya

dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini

disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang,

Yang membuat pernyataan

Akhmad Reza Khasan

NIM. 5202412028

Page 4: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

iv

ABSTRAK

Khasan, A.R. 2017. Pengembangan Peraga Sistem Continuously Variable Transmission Pada Mata Kuliah Sepeda Motor Dan Motor Kecil Terhadap Hasil

Belajar Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Drs. Suwahyo, M.Pd. (2)

Wahyudi, S.Pd, M.Eng.

Kata Kunci: alat peraga, sistem CVT

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk mengetahui

kelayakan media pembelajaran alat peraga yang dikembangkan bisa diterapkan

sebagai media pembelajaran, dan untuk mengetahui keefektifan media

pembelajaran peraga sistem CVT pada mata kuliah sepeda motor dan motor kecil

di Jurusan Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas

Negeri Semarang.

Metode penelitian menggunakan metode Research and Development / R&D dengan model pengembangan ADDIE model yang terdiri dari tahap

analyze, design, develop, implement, and evaluate. Analisis evaluasi hasil belajar

dilakukan secara eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan

dengan keadaan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media baru

(One Group Pretest-Posttest Design).

Hasil penelitian media peraga sistem CVT yang dikembangkan sangat

layak dengan hasil analisis penilaian dari validator ahli media dengan jumlah skor

120 dari total skor 140 berada pada kriteria sangat layak dan penilaian ahli materi

dengan jumlah skor 170 dari total skor 200 berada pada kriteria sangat layak.

Media peraga sistem CVT juga efektif untuk diterapkan sebagai media peraga

dalam pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa (post-test) lebih tinggi dari

pada hasil belajar mahasiswa (pre-test) yaitu dengan rata-rata hasil belajar (post-test) sebesar 74,13 dan mahasiswa (pre-test) sebesar 56,27. Hal ini terbukti dari

hasil uji t-berpasangan bahwa nilai thitung = 7,639 > dari ttabel = 2,045 maka bisa

dikatakan Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar

yang signifikan.

Saran kepada peneliti yang ingin melanjutkan pengembangan alat peraga

sistem CVT diharapkan memperhatikan keterbatasan penelitian, sehingga dapat

lebih menyempurnakan alat peraga yang telah dikembangkan terutama pada

bagian komponen-komponennya yang tidak terlihat menjadi bisa dilihat dan

peraga juga bisa diberi fitur troubleshooting.

Page 5: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

v

PRAKATA

Puja dan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Pengembangan Peraga Sistem Continuously Variable Transmission

Pada Mata Kuliah Sepeda Motor Dan Motor Kecil Terhadap Hasil Belajar

Universitas Negeri Semarang”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, baik

yang berupa dorongan maupun bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3. Rusiyanto, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin.

4. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi Pendidikan

Teknik Otomotif S1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

5. Drs. Suwahyo, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Wahyudi, S.Pd, M.Eng. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Drs. Supraptono, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran

perbaikan dalam penyusunan skripsi.

8. Teman-teman PTO 2012

9. Kedua orang tua dan adik yang selalu memberikan doa dan semangat.

Page 6: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

vi

10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi

ini.

Semoga atas bantuan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam penulisan skripsi ini,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menggugah semangat

pembaca untuk melakukan pengembangan dan penelitian lain guna menciptakan

pendidikan yang bermutu.

Semarang, 17 Juni 2016

Penulis

Akhmad Reza Khasan

NIM. 5202412028

Page 7: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

PRAKATA ................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .................................... 6

G. Manfaat Penelitiann .................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................ 8

B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 28

C. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 30

Page 8: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan ............................................................... 32

B. Prosedur Pengembangan ............................................................ 32

C. Uji Coba Produk ......................................................................... 38

1. Desain Uji Coba .................................................................. 36

2. Subjek Coba ........................................................................ 39

3. Jenis Data ............................................................................ 39

4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 39

5. Teknik Analisis Data ........................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Uji Coba ............................................................................. 49

B. Analisis Data .............................................................................. 53

C. Revisi Produk ............................................................................. 58

D. Kajian Produk Akhir .................................................................. 60

BAB V PENUTUP

A. Simpulan...................................................................................... 64

B. Saran ............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66

LAMPIRAN ................................................................................................. 69

Page 9: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Instrumen Kelayakan Ahli Media 40

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angket Instrumen Kelayakan Ahli Media 40

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Instrumen Kelayakan Ahli Materi 41

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Angket Instrumen Kelayakan Ahli Materi 41

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda 41

Tabel 3.6 Skala Tanggapan Validasi Ahli 42

Tabel 3.7 Interprestasi gain ternormalisasi yang dimodifikasi 44

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media 49

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi 50

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Pre-test dan Post-test 54

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Pre-test dan Post-test 55

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas 56

Tabel 4.6 Uji t berpasangan 56

Tabel 4.7 Saran Oleh Ahli Media 59

Tabel 4.8 Saran Oleh Ahli Materi 60

Tabel 4.11 Spesifikasi Alat Peraga Sistem CVT 63

Page 10: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Konstruksi Sistem CVT 12

Gambar 2.2 Puli Primer 13

Gambar 2.3 Puli Sekunder 13

Gambar 2.4 Gigi Reduksi 14

Gambar 2.5 Puli Tetap (Fixed Sheave) 14

Gambar 2.6 Puli Bergerak (Sliding Sheave) 15

Gambar 2.7 Collar 15

Gambar 2.8 Plat Penahan (Slider) 16

Gambar 2.9 Plastic Slider Guide 16

Gambar 2.10 Pemberat (Weight Roller) 17

Gambar 2.11 Puli Tetap (Fixed Sheave) 17

Gambar 2.12 Puli Bergerak (Sliding Sheave) 17

Gambar 2.13 Torque Cam atau Pin Guide 18

Gambar 2.14 Sepatu Kopling (Clutch Carrier) 18

Gambar 2.15 Rumah Kopling (Clutch Housing) 18

Gambar 2.16 V-belt 19

Gambar 2.17 Gigi Reduksi (Gear Reduction) 19

Gambar 2.18 CVT 20

Gambar 2.19 Pada Saat Putaran Langsam 21

Gambar 2.20 Pada Saat Mulai Berjalan 22

Gambar 2.21 Pada Saat Putaran Menengah 23

Gambar 2.22 Pada Saat Putaran Tinggi 23

Page 11: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

xi

Gambar 3.1 Desain Peraga tampak atas 34

Gambar 3.2 Desain Peraga tampak samping 34

Gambar 3.3 Desain Peraga tampak depan 35

Gambar 3.4 Flow Chart Prosedur Penelitian dan Pengembangan 38

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar 54

Gambar 4.2 Peraga Sistem CVT 59

Gambar 4.3 Pengontrol kecepatan 61

Gambar 4.4 Tachometer 61

Gambar 4.5 Fitur tambahan keterangan peraga 62

Page 12: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Tugas Dosen Pembimbing 70

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian 71

Lampiran 3 Perhitungan Instrumen Validasi Ahli Media 72

Lampiran 4 Perhitungan Instrumen Validasi Ahli Materi 74

Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Media I dan II 76

Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Materi I dan II 80

Lampiran 7 Tabel Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen 84

Lampiran 8 Perhitungan Validitas Instrumen 85

Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 86

Lampiran 10 Data Nilai Pre-Test Dan Post-Test 87

Lampiran 11 Data Nilai Uji Gain Ternormalisasi 88

Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Pre-Test 89

Lampiran 13 Uji Normalitas Data Hasil Pos-Test 90

Lampiran 14 Simpangan Baku 91

Lampiran 15 Uji Homogenitas 92

Lampiran 16 Uji t Berpasangan 93

Lampiran 17 Soal Uji Coba Instrumen dan Kunci Jawaban 94

Lampiran 18 Presensi Uji Coba Soal Instrumen 103

Lampiran 19 Soal Pre test 104

Lampiran 20 Presensi Pre test 110

Lampiran 21 Soal pos test 111

Lampiran 22 Presensi post test 118

Page 13: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

xiii

Lampiran 23 Manual Book 119

Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 130

Page 14: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan
Page 15: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan selalu diharapkan kearah yang lebih baik,

karena pembelajaran merupakan bagian terpenting di kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran mempunyai peran dalam peningkatan kualitas belajar mengajar

yang bertujuan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia yang mampu

bersaing dalam dunia kerja dan menunjang pembangunan nasional.

Saat ini model pembelajaran yang menonjol yaitu sosial dan kognitif

yang mempelajari sifat dan pentingnya keterlibatan aktif siswa dan guru. Kualitas

dalam suatu pengajaran dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh guru dan

siswa yang saling berinterkasi, agar siswa dapat dengan mudah untuk memahami

suatu materi dibutuhkan suatu media dalam penyampaiannya. Menurut

Octaviyanto dkk (2014: 12) pendidikan adalah seluruh kegiatan yang

direncanakan dengan materi yang terorganisasi. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi

pembelajaran yang tepat guna menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

Terdapat 4 faktor utama yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di

kelas. Pertama guru dalam sebuah proses pendidikan atau pembelajaran, guru

merupakan salah satu komponen terpenting karena dianggap mampu memahami,

mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, maka guru menjadi pihak yang sangat mempengaruhi

Page 16: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

2

proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus dapat

menguraikan dan memilih media pendidikan yang tepat, media tersebut

diharapkan mampu membuat siswa aktif belajar mengajar (Firdaus dan Samsudi,

2012: 21).

Kedua, peserta didik sebagai penerima berbagai transfer pengetahuan,

sikap, dan keterampilan guna perubahan dalam dirinya juga menjadi penentu dan

hal yang mempengaruhi proses pembelajaran (Unmu,2013). Kondisi peserta didik

biasanya dipengaruhi beragam aspek baik dari dalam dirinya atau lingkungan

sekitarnya yang nantinya akan berdampak pada kesiapan dalam menerima

pelajaran.

Ketiga, lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam

kelas mencakup lingkungan kelas dan lingkungan sekitar sekolah (Unmu, 2013).

Selanjutnya yang keempat, sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia

pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana

pendidikan berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar,

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan.

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap

kelancaran proses pembelajaran misalnya alat peraga, sedangkan prasarana adalah

segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses

pembelajaran (Hidayanti, 2014). Menurut pengertian sarana pendidikan dari Tim

penyusun pedoman media pendidikan Depdikbud adalah semua fasilitas yang

diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak

Page 17: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

3

bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,

efektif dan efisien.

Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu Lembaga Pendidikan

Tenaga Keguruan (LPTK) atau lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan

tenaga pendidik. Pengembangan sumber daya manusia Indonesia menuntut peran

LPTK sebagai penghasil tenaga pendidik dan kependidikan lebih profesional,

hendaknya mampu menjawab tantangan pendidikan di masa yang akan datang.

Selain permasalahan kualitas LPTK, masalah sarana yang terdapat di LPTK juga

menjadi fakor penunjang kualitas pendidikan.

Proses pembelajaran akan lebih efektif jika perangkat pembelajaran yang

baik telah tersedia. Dengan demikian dari beberapa faktor yang mempengaruhi

proses pembelajaran yang sangat berperan tinggi adalah sarana prasarana,

meskipun ada banyak hal yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada jurusan teknik mesin

pendidikan teknik otomotif terdapat mata kuliah praktik sepeda motor dan motor

kecil yang memberikan materi tentang Sistem CVT (Continuously Variale

Transmission) sepeda motor yang dilakukan di laboratorium otomotif. Tujuannya

diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi (mengetahui komponen dan cara

kerja) CVT sepeda motor. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut media

pembelajaran yang digunakan adalah melalui sarana papan tulis, LCD, dan

peraga. Mengingat untuk mencapai tujuan yang harus dicapai, ternyata media

yang digunakan selama proses pembelajaran saat ini mempunyai sisi kelemahan,

1) papan tulis, demonstrasi dan ilustrasi yang disajikan pengajar pada papan tulis

Page 18: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

4

hanya dapat menunjukkan penjelasan-penjelasan komponen dan cara kerja lewat

tulisan, seringkali tidak dapat ditangkap peserta didik dengan jelas, memerlukan

waktu yang lama karena harus menghapus dan menulis pembahasan baru di papan

tulis dan tergantung pengajar yang menyampaikan materi (apalagi jika

memerlukan penjelasan verbal), 2) LCD atau lewat power point lebih efisien

tempat tetapi hanya dapat menunjukkan tulisan keterangan, gambar, dan video

tapi tidak real jadi kurang mendukung peserta didik belajar mandiri dalam ranah

psikomotorik, dan 3) peraga, sarana prasarana yang lebih banyak menuntuk

pengajar jadi peserta didik harus belajar dengan mandiri dan peraga yang sudah

ada di lab tidak berfungsi dengan baik kalaupun bisa digunakan peraga tidak

memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan rasio.

Dengan demikian perlu dikembangkan media yang dapat untuk menutupi

kelemahan yang ada, supaya mencapai tujuan pembelajaran yaitu mahasiswa

mampu mengidentifikasi CVT sepeda motor dengan benar. Peraga CVT yang

dikembangkan diharapkan mampu memberikan pengalaman untuk memudahkan

siswa belajar baik dalam penguasaan, pemahaman materi dan praktik pada sistem

CVT. Selain itu peraga yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi nyata

terhadap hasil belajar yang dicapai. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

untuk mengembangkan media peraga sistem CVT.

B. Identifikasi Masalah

1. Proses pembelajaran masih banyak menggunakan alat-alat sarana belajar

yang sudah tidak layak sehingga dalam proses pembelajaran kurang efektif.

Page 19: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

5

2. LPTK di UNNES dianjurkan bisa menghasilkan tenaga kerja pendidik yang

berkualitas tetapi sarana prasarana yang digunakan khususnya di

Laboratorium otomotif kurang maksimal.

3. Sarana prasarana yang berupa peraga khususnya peraga sistem CVT saat ini

belum mendukung didalam jalannya KBM berlangsung.

4. Peraga CVT yang digunakan praktik di Laboratorium Otomotif sudah tidak

bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian pengembangan peraga CVT dilakukan di Laboratorium Otomotif.

2. Pengembangan hanya dibatasi untuk mahasiswa prodi Pendidikan Teknik

Otomotif Universitas Negeri Semarang yang mengambil mata kuliah sepeda

motor dan motor kecil.

3. Mesin CVT yang digunakan adalah sepeda motor Yamaha MIO 110cc.

4. Peraga yang dikembangkan komponen luarnya dipotong supaya komponen

yang ada didalamnya bisa terlihat dengan jelas.

5. Terkait peraga yang dikembangkan tidak bisa diberi perlakuan supaya terjadi

troubleshooting maka penulis membatasi sampai mengidentifikasi sistem

CVT, karena akan mempengaruhi fungsi komponen yang lain.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kelayakan alat peraga sistem continuously variable transmission?

Page 20: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

6

2. Seberapa besar tingkat keefektifan antara sebelum dan sesudah menggunakan

peraga sistem continuously variable transmission yang dikembangkan

terhadap hasil belajar mahasiswa?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kelayakan peraga sistem continuously variable transmission.

2. Mengetahui keefektifan peraga dalam pembelajaran sistem continuously

variable transmission terhadap hasil belajar mahasiswa.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

1. Media peraga yang dikembangkan didesain menarik, interaktif, dan mudah

dalam mengoperasikannya.

2. Peraga CVT yang dikembangkan bisa diatur kecepatan berputarnya dan

tampilan yang menarik supaya merangsang siswa semangat belajar.

3. Peraga CVT yang digunakan menggunakan komponen-komponen yang asli.

4. Alat peraga berupa panel peraga dengan menggunakan akrilik sedangkan

rangkanya menggunakan besi.

G. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritik

a. Membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik,

memperjelas dalam memahami materi yang disampaikan terutama pada

pembelajaran mata kuliah sepeda motor dan motor kecil.

Page 21: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

7

b. Meningkatkan pemanfaatan media peraga dan menambah wawasan pendidik

terhadap alternatif media pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi

pembelajaran untuk mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif.

2. Secara Praktik

a. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih giat belajar karena

kemudahan yang didapat dalam mempelajari materi mata kuliah sepeda motor

dan motor kecil Pendidikan Teknik Otomotif

b. Menjadikan media pembelajaran yang mudah dapat dipergunakan sewaktu-

waktu bagi pembelajaran di kelas maupun pembelajaran di bengkel otomotif.

Page 22: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Peraga

Latuheru dalam Arsyad (2013: 4) menyebutkan bahwa media sebagai semua

bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan, menyebar

ide, gagasan, atau pendapat sehingga yang dikemukakan sampai kepada penerima

informasi. National Education Assosiation (NEA) dalam Sadiman dkk (2009: 7)

memiliki pendapat yang berbeda bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi

baik tercetak ataupun audiovisual serta peralatannya. Jadi media yang cocok

digunakan dalam pelajaran supaya tidak terjadi kesalahpahaman, dan materi bisa

tersampaikan dengan baik serta diterima oleh peserta didik adalah dengan adanya

menggunakan media alat peraga.

Menurut para ahli :

a. Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda

yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran (Arsyad, 2013: 9).

b. Alat peraga adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta perhatian

siswa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Dewi dan Prabowo, 2014:

190).

Page 23: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

9

c. Peraga merupakan alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru dalam

berkomunikasi dengan para siswa yang berupa benda ataupun perilaku

(Natawidjaja, 1979: 28).

Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan, bahwa peraga dapat

menjadikan waktu lebih efektif dan ruang menjadi lebih efisien. Sehingga peserta

didik memiliki keleluasaan terhadap sumber belajar yang akan memungkinkannya

memahami suatu konsep secara tepat dan menyeluruh. Dan dengan peraga peserta

didik yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan.

Peraga yang baik harus memenuhi beberapa kriteria (Annisah, 2014: 4),

diantaranya: 1) Tahan lama, 2) Bentuk dan warnanya menarik, 3) Sederhana dan

mudah dikelola (tidak rumit), 4) Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran

fisik anak, 5) Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep

CVT, dan 6) Sesuai dengan konsep sistem CVT.

Dengan adanya kriteria-kriteria tersebut, diharapkan nantinya peraga yang

dibuat layak digunakan dan peraga yang digunakan menjadi lebih efektif didalam

pembelajaran baik didalam praktik ataupun didalam kelas materi. Untuk

mengetahui apakah peraga yang digunakan layak atau tidak, menurut Utami

(2013) terdapat tiga poin untuk menilainya, yaitu:

a. Kelayakan praktis

1) Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis peraga

2) Ketersediaan peraga dilingkungan belajar setempat

3) Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya

4) Ketersedian sarana dan fasilitas pendukungnya

Page 24: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

10

5) Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah dipergunakan pada waktu

kapan dan digunakan oleh siapa saja.

b. Kelayakan teknis atau pedagogis

Peraga harus memenuhi ketentuan kualitas yaitu:

1) Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

2) Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal

c. Kelayakan biaya.

Disamping itu peraga sederhana yang dibuat harus memiliki nilai bantu

terhadap pelajaran yang dapat kita nyatakan dengan output pedagogis, yaitu hasil

interaksi dari kegunaan peraga dengan yang dibutuhkan dalam proses belajar

mengajar.

Setelah memenuhi tiga poin tersebut, peraga yang sudah dibuat dan untuk

menilai apakah peraga yang sudah jadi, layak digunakan dalam proses

pembelajaran atau tidak. Perlu dilakukan uji validitas, supaya peraga yang dibuat

persyaratan kesahihannya terpenuhi, dengan mengujikan kepada validasi ahli

(seseorang yang ahli dalam bidang tertentu) khususnya di bidang sepeda motor

karena penelitian pengembangan yang dilakukan masih dalam lingkup sepeda

motor kecil.

Peraga yang layak digunakan perlu juga menentukan acuan keefektifan

peraga tersebut. Apakah peraga yang dikembangkan menjadi lebih efektif atau

malah menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu

mengetahui arti dari efektifitas. Menurut Sumarina (2013: 199) Efektif yaitu suatu

ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang

Page 25: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

11

telah dicapai, yang mana target tersebut ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan

hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

Efektifitas = Ouput Aktual atau Output Target ≥ 1

a) Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama

dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektifitas.

b) Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu),

maka efektifitas tidak tercapai.

Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur

antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat

berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar

sampai pada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau

alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini

dapat dengan mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Serta proses belajar

mengajar menjadi lebih efektif, pembelajaran dikatakan efektif jika dapat

meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi

lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih

baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.

2. Transmisi Otomatis (CVT) Motor Matic

a) Definisi CVT Motor Matic

Sistem transmisi merupakan bagian komponen mesin sepeda motor yang

berfungsi sebagai pemindah tenaga dari mesin ke roda belakang. Sepeda motor

Page 26: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

12

matic menggunakan sistem transmisi otomatis, yaitu tenaga dari poros engkol

(crankshaft) diteruskan ke roda belakang lewat bantuan dua buah puli yang

dihubungkan dengan V-belt. Pada sistem trasnsmisi otomatis tidak diperlukan

adanya pemindah gigi (perseneling) seperti pada sepeda motor umumnya

(Subandrio, 2009: 19).

Teknologi yang digunakan pada sistem transmisi otomatis dikenal dengan

sebutan Continuously Variable Transmission (CVT). Pada teknologi ini, tenaga

dari mesin dapat disalurkan dengan sempurna ke roda belakang dengan

menyesuaikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi kendaraan, tentunya

dengan ratio yang sangat tepat, sehingga percepatan yang dihasilkan sangat

konstan dan bebas entakan (Subandrio, 2009: 19). Menurut Soedarmo (2008: 80)

motor matic identik dengan penggerak V-belt yang terdiri dari primary sheave

(katrol penggerak), V-belt, dan secondary sheave (katrol kedua).

b) Komponen-Komponen CVT Motor Matic

Gambar 2.1. Konstruksi Sistem CVT

(YAMAHA, 2007: 2)

Page 27: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

13

Terdapat tiga komponen utama yaitu puli primer, puli sekunder dan gear reduksi.

1) Puli Primer

Gambar 2.2. Puli Primer

(YAMAHA, 2007: 7)

2) Puli Sekunder

Gambar 2.3. Puli Sekunder

(YAMAHA, 2007: 8)

Page 28: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

14

3) Gigi Reduksi

Gambar 2.4. Gigi Reduksi

(YAMAHA, 2007: 18)

Pengertian :

1) Komponen Puli Primer

a) Puli Tetap (Fixed Sheave)

Menurut Subandrio (2009: 20) Puli tetap adalah bagian dari puli primer

yang tidak bergerak, berfungsi sebagai penahan V-belt. Puli tetap berbentuk

piringan yang salah satu bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya

adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang CVT.

Gambar 2.5. Puli Tetap (Fixed Sheave)

(Subandrio, 2009: 20)

Page 29: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

15

b) Puli Bergerak (Sliding Sheave)

Puli bergerak adalah bagian yang bergerak ke kiri dan ke kanan yang

berfungsi mendorong V-belt (Subandrio, 2009: 20). Puli bergerak bekerja dengan

menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave

akan menekan V-belt ke arah diameter puli yang lebih besar.

Gambar 2.6. Puli Bergerak (Sliding Sheave)

(Subandrio, 2009: 20)

c) Collar

Collar adalah poros yang menghubungkan poros engkol dengan puli tetap,

puli bergerak, dan cam.

Gambar 2.7. Collar (Subandrio, 2009: 20)

d) Plat Penahan (Slider)

Slider adalah plat penahan berbentuk piringan tempat dudukan plastic

slider guide, yang berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat

bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller.

Page 30: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

16

Gambar 2.8. Plat Penahan (Slider)

(Subandrio, 2009: 20)

e) Plastic Slider Guide

Plastic slider guide adalah komponen yang berfungsi sebagai peredam

getaran antara dinding dalam puli bergerak dengan plat penahan atau slider.

Gambar 2.9. Plastic Slider Guide (Subandrio, 2009: 20)

f) Pemberat (Weight Roller)

Disebut juga drum (pemberat) atau weight roller yang berfungsi untuk

menekan dinding dalam puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja

roller, semakin berat rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong

puli bergerak pada puli primer sehingga bisa menekan V-belt ke posisi terkecil.

Supaya V-belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang beratnya sesuai.

Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan V-belt hingga

maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Pemberat pada skuter

matic berjumlah 6 buah dan terletak di dalam puli atau sering disebut rumah roller

(puli primer).

Page 31: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

17

Gambar 2.10. Pemberat (Weight Roller)

(Subandrio, 2009: 20)

2) Komponen Puli Sekunder

a) Puli Tetap (Fixed Sheave)

Puli tetap adalah bagian dari puli sekunder yang tidak bergerak, berfungsi

sebagai penahan V-belt.

Gambar 2.11. Puli Tetap (Fixed Sheave)

(Subandrio, 2009: 22)

b) Puli Bergerak (Sliding Sheave)

Sama seperti pada puli primer, Puli bergerak pada puli sekunder berbentuk

piringan, yang bergerak atau bergeser menahan V-belt.

Gambar 2.12. Puli Bergerak (Sliding Sheave)

(Subandrio, 2009: 22)

c) Torque Cam atau Pin Guide

Torque cam atau pin guide sejenis pasak yang berfungsi menahan torsi

(gaya putar). Torque cam bekerja otomatis dengan menekan puli bergerak saat

Page 32: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

18

gaya putar diperlukan, misalnya saat kondisi jalan menanjak atau beban berat atau

penambahan percepatan atau akselerasi.

Gambar 2.13. Torque Cam atau Pin Guide (Subandrio, 2009: 22)

d) Sepatu Kopling (Clutch Carrier)

Sepatu kopling disebut juga clutch carrier, berfungsi meneruskan dan

memutuskan putaran ke poros roda belakang (primary drive gear shaft), sesuai

dengan tinggi rendahnya putaran. Putaran yang tinggi akan menyebabkan sepatu

kopling terlempar dan menempel pada rumah koling (gaya sentrifugal).

Gambar 2.14. Sepatu Kopling (Clutch Carrier)

(Subandrio, 2009: 22)

e) Rumah Kopling (Clutch Housing)

Rumah kopling disebut juga clutch housing, berfungsi meneruskan putaran

ke poros roda belakang.

Gambar 2.15. Rumah Kopling (Clutch Housing)

(Subandrio, 2009: 22)

3) V-belt

Menurut Subandrio (2009: 21) V-belt disebut juga sebagai sabuk,

berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder.

Page 33: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

19

Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motornya.

namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros

engkol dan poros roda belakang. V-belt terbuat dari karet berkualitas tinggi,

sehingga tahan terhadap gesekan dan panas. Bagian bawah V-belt dibuat

menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar bersifat elastis.

Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantiannya, yaitu antara 20.000

km sampai 25.000 km.

Gambar 2.16. V-belt

(Subandrio, 2009: 21)

4) Gigi Reduksi (Gear Reduction)

Gambar 2.17. Gigi Reduksi (Gear Reduction)

(YAMAHA, 2007: 36)

Gigi reduksi diperlukan untuk menghasilkan total perbandingan yang ideal

antara putaran poros engkol dan putaran roda belakang. Menurut Subandrio

(2009: 23) Gigi reduksi ditempatkan pada gearbox yang posisinya terpisah dari

Page 34: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

20

rumah CVT. Untuk mengurangi gesekan antara roga gigi pada gigi reduksi

diperlukan pelumas (oli).

c) Cara Kerja CVT Motor Matic

Gambar 2.18. CVT

(Widodo, 2014: 90)

Saat putaran bawah (stationer) diameter yang dibentuk primary pulley

lebih kecil dibanding secondary pulley sehingga terjadi ratio yang ringan. Saat

putaran menengah diameter primary pulley membentuk lingkaran yang sama

besar dengan secondary pulley (Setiawan, 2012). Hal ini terjadi karena gaya

sentrifugal menyebabkan kedua dinding primary pulley semakin sempit. Posisi ini

akan terus berkesinambungan seiring putaran mesin yang semakin meningkat

sehingga saat putaran atas diameter yang dibentuk primary pulley lebih besar

daripada secondary pulley.

1. Saat putaran langsam (Low)

Jika berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan

ke primary pulley kemudian ke V-belt kemudian ke secondary pulley dan kopling

sentrifugal (Setiawan, 2012).

Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling sentrifugal

belum mengembang. Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat

Page 35: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

21

dari gaya sentrifugal. Sehingga kopling sentrifugal tidak menyentuh rumah

kopling dan roda belakang tidak berputar. Dengan catatan: Gaya sentrifugal clutch

carrier lebih kecil dari gaya per penarik.

Gambar 2.19. Pada Saat Putaran Langsam.

(YAMAHA, 2007: 11)

2. Saat putaran mulai berjalan (Akselerasi)

Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya

sentrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga

mengakibatkan sepatu kopling mulai menyentuh rumah kopling dan mulai terjadi

tenaga gesekan (Setiawan, 2012).

Pada kondisi ini V-belt bagian primary pulley pada posisi diameter dalam

(kecil) dan dibagian secondary pulley pada posisi luar (besar) sehingga

menghasilkan perbandingan putaran atau torsi yang besar menyebabkan roda

belakang mudah berputar.

Page 36: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

22

Gambar 2.20. Pada Saat Mulai Berjalan.

(YAMAHA, 2007: 12)

Keterangan :

a. Kopling sentrifugal akan menyentuh rumah kopling.

b. Kopling sentrifugal akan mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm.

c. Kopling sentrifugal akan terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm.

3. Saat putaran menengah (Medium)

Pada saat putaran bertambah, pemberat pada primary pulley mulai bergerak

keluar karena gaya sentrifugal dan menekan primary sliding sheave (piringan

pulley yang dapat bergeser) kearah fixed sheave (piringan puli yang diam) dan

menekan V-belt kelingkaran luar dari puli primer sehingga menjadikan diameter

puli primer membesar dan menarik puli sekunder kediameter yang lebih kecil

(Setiawan, 2012). Hal ini dimungkinkan karena panjang V-belt yang tetap.

Akhirnya diameter puli primer membesar dan diameter puli sekunder mengecil

sehingga diameter puli menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan

kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.

Page 37: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

23

Gambar 2.21. Pada Saat Putaran Menengah

(YAMAHA, 2007: 13)

Keterangan :

a. Gaya sentrifugal pada pemberat akan semakin besar, seiring dengan

bertambahnya kecepatan.

4. Pada saat putaran tinggi (Cepat)

Jika putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka

gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan

V-belt kebagian sisi luar dari primary pulley (diameter bertambah), dan diameter

secondary pulley semakin mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan

perbandingan putaran yang semakin tinggi (Setiawan, 2012).

Gambar 2.22. Pada Saat Putaran Tinggi

(YAMAHA, 2007: 14)

Page 38: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

24

Jika piringan secondary pulley semakin melebar, maka diameter V-belt

pada pulley semakin kecil, sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang

semakin meningkat.

3. Teori Belajar

Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses

yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan

belajar kelompok. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses

pembelajaran, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang

menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan (Latifah, 2015). Berdasarkan

teori tersebut proses belajar akan berlangsung secara baik apabila ada respon dari

peserta didik dan respon tersebut akan timbul apabila ada stimulus, dalam

pembelajaran ini stimulus yang diberikan oleh pendidik adalah media peraga CVT

yang harapannya peserta didik dapat merespon berupa interaksi yang baik serta

sejauhmana hasil belajar dari peserta didik dapat terlihat.

Hasil belajar pencapaian peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari peserta

didik yang berwujud angka dari tes standar sebagai pengukur keberhasilan

(Haryoko, 2009: 4). Hasil belajar dapat diketahui salah satunya dengan cara

penilaian atau assesment dan penilaian dapat diperoleh salah satunya dengan

metode tes. Tes tersebut juga harus disesuaikan dengan ranah belajar peserta

didik.

Menurut Bloom dalam Rifa’i dan Chatharina (2012: 70) bahwa yang disebut

dengan ranah belajar yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif

Page 39: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

25

(affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Tingkat

pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Know (tahu)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya

termasuk dalam pengetahuan. Tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima (Rifa’i dan Chatharina, 2012: 70). Tahu merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah. Oleh karena itu setelah melakukan penelitian

dan diberi perlakuan kepada mahasiswa nantinya, diharapkan mahasiswa bisa

langsung mengetahui peraga CVT yang dikembangkan sebagai tolak ukur paling

dasar. Mahasiswa ditanya peraga apa yang ditunjuk itu langsung mengetahui,

bahwa itu adalah peraga CVT.

b. Comprehension (memahami)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

(Rifa’i dan Chatharina, 2012: 70). Setelah mahasiswa tahu peraga CVT,

diharapkan nantinya mahasiswa langsung bisa memahami peraga tersebut baik

dengan cara digunakan, dilihat, dan setelah itu mampu menjelaskan peraga

tersebut.

Page 40: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

26

c. Application (aplikasi)

Menurut Rifa’i dan Chatharina (2012: 70) aplikasi diartikan sebagai suatu

kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

riil (sebenarnya). Setelah dipahami mahasiswa mengaplikasikan peraga CVT

tersebut secara individu dan otodidak.

d. Analysis (analisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain (Rifa’i dan

Chatharina, 2012: 71). Setelah mahasiswa melaksanan sampai tahap aplikasi,

nantinya mahasiswa bisa menganalisis menjelaskan secara terperinci peraga CVT

yang sudah dikembangkan tersebut.

e. Synthesis (Sintesis).

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek (Rifa’i dan Chatharina, 2012: 71).

Setelah mahasiswa melakukan empat point diatas, diharapkan mahasiswa bisa

menilai dengan hasil atau melihat bagaimana peraga yang digunakan, apakah baik

atau tidak.

f. Evaluation (evaluasi)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek. Penilaian ini didasarkan suatu

kriteria yang telah ada. Setelah peraga dinilai, mahasiswa mengevaluasi bagian

bagian apa saja yang perlu dievaluasi (Rifa’i dan Chatharina, 2012: 71).

Page 41: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

27

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengujiannya sampai tahap

ke empat yaitu meliputi mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis.

Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik merasa berhasil dan

memperoleh kepuasan dalam belajar, hal ini akan mendorong peserta didik untuk

belajar lebih baik lagi. Dengan keberhasilan pembelajaran, dapat dikatakan juga

bahwa peserta didik siap untuk belajar ke tahap pengetahuan selanjutnya dalam

mata pelajaran yang bersangkutan. Baik individu maupun tim, menginginkan

suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memperoleh hasil yang

baik. Keberhasilan akan tampak dari pemahaman, pengetahuan, dan ketrampilan

yang dimiliki individu atau tim tersebut.

Selanjutnya ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan

kepada kemampuan fisik dan kerja otot berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik (Firdaus, 2013). Dalam pengem- bangannyapun mata

pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih

beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan

keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian

seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Menurut ariyanto,

2013 Psikomotorik meliputi 1) gerak refleks, 2) gerak dasar fundamen, 3)

keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi

auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, 4)

keterampilan fisik, 5) gerakan terampil, 6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-

melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

Page 42: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

28

Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan menggunakan

observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan

untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi

buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses

belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik,

kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi. Dalam hal

ini ditunjukkan pada saat melakukan praktik CVT sepeda motor di lab otomotif,

banyak hal yang harus diperhatikan kemudian dipraktikkan supaya dalam

melakukan praktik tidak terjadi kesalahan, jangan sampai melupakan K3 di lab.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Pada pembelajaran transmisi otomatis (CVT) motor matic dengan

menggunakan media peraga sangat membantu dalam proses pengajaran, terbukti

dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya :

Hidayat dan Sunyoto (2012: 44-48) mengemukakan dalam penelitiannya

memperoleh hasil analisis data yang menunjukkan nilai rata-rata pre test = 59,17

menjadi nilai rata-rata post test = 80,69, dengan demikian terjadi peningkatan

sebesar = 21,52 atau 26,67%. Pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan

dari nilai rata-rata pre test = 58,80 menjadi nilai rata-rata post test = 70,80,

dengan demikian terjadi peningkatan sebesar = 12 atau 16,95%. Dari data

tersebut menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada

Page 43: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

29

kompetensi CVT yang menggunakan media peraga engine cutting CVT stand

lebih tinggi 9,72% dari pada pembelajaran ceramah biasa.

Hal tersebut juga sejalan dengan yang dipaparkan Setyarto dan Saputro,

(2012: 93-97) dalam penelitiannya tentang pengembangan multimedia interaktif

CVT untuk meningkatkan penguasaan materi sistem penggerak otomatis

menghasilkan rata-rata pre test sebesar 54,48 sedangkan rata-rata post test

sebesar 87,03 sehingga peningkatan rata-ratanya sebesar 32,00. Terjadi

perbedaan signifikan (t hitung 16,48) antara hasil pre test dan post test yang

menunjukkan adanya peningkatan.

Fatah dan Wahyudi. 2015. Pengembangan Alat Peraga Sistem Starter

Pada Kompetensi Dasar Diagnosis Gangguan Sistem Starter Sepeda Motor.

Unnes Science Education Journal. Hasil uji menunjukan penggunaan alat peraga

sistem starter dapat mengoptimalkan kualitas belajar siswa, ditunjukkan dengan

peningkatan nilai rata-rata pre test = 51,00 menjadi nilai rata-rata post test =

83,67 pada kelas eksperimen, dan pada kelompok kontrol juga terjadi

peningkatan dari nilai rata-rata pre test = 52,17 menjadi nilai rata-rata post test =

77,67. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa pada kompetensi sistem starter yang menggunakan media peraga

dari pada pembelajaran ceramah biasa.

Dari beberapa kajian penelitian yang relevan mengenai pengembangan

pokok bahasan yang berbeda-beda, khususnya pada pengembangan multimedia

dan peraga mengalami peningkatan hasil belajar peserta didik yang bervariasi

dengan rata-rata baik dan layak digunakan. Hal tersebut mendukung penelitian

Page 44: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

30

pengembangan ini dikarenakan selain meningkatkan hasil belajar juga menuntut

peserta didik untuk dapat memahami konsep-konsep yang kompleks. Dengan

demikian diperlukan juga pengembangan peraga khususnya CVT motor matic

agar nantinya proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien

C. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam proses belajar mengajar pada jurusan teknik mesin prodi

pendidikan teknik otomotif terdapat mata kuliah sepeda motor dan motor kecil

yang memberikan materi tentang CVT sepeda motor. Kompetensi dasar yang

digunakan sesuai silabus, diantaranya adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi

komponen, cara kerja dan memahami trouble shooting sistem CVT. Adapun

materi yang disampaikan oleh pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

masih menggunakan media yang sudah lama, yaitu papan tulis dan LCD atau

power point, yang kedua media tersebut hanya sampai di ranah pengetahuan

kognitif saja. Oleh karena itu materi pembelajaran yang dilakukan harus melalui

praktik, supaya pengetahuan psikomotorik dari peserta didik bagus maka

diperlukan alat bantu.

Peraga sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang sangat berguna

bagi peserta didik karena peraga dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas

peserta didik dalam menelaah suatu materi atau sub kompetensi. Selain itu peraga

didukung dengan adanya suatu buku petunjuk praktik yang berisi tujuan-tujuan,

urutan petunjuk kerja, gambar komponen, spesifikasi ukuran, hasil pemeriksaan,

Page 45: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

31

dan kesimpulan mengenai praktik yang telah dilaksanakan sehingga diharapkan

dapat memperkuat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

Jadi proses belajar mengajar tentunya dalam hal ini adalah sepeda motor

dan motor kecil yang dikhususkan di CVT sepeda motor, banyak hal materi yang

harus menggunakan media bantu, sehingga dibutuhkanlah alat yang dapat

membantu pendidik mempermudah menyampaikan materinya kepada peserta

didik. Oleh karena itu peneliti mengembangkan peraga CVT yang sudah ada di

lab otomotif supaya bisa digunakan sebagaimana mestinya, dikarenakan peraga

yang sudah ada tidak dapat berfungsi dengan baik.

Page 46: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

65

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Media pembelajaran alat peraga sistem CVT yang dikembangkan sudah

dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

hasil analisis penilaian dari validator ahli media dengan jumlah skor 120 dari

total skor 140 berada pada kriteria sangat layak, begitu pula penilaian ahli

materi dengan jumlah skor 170 dari total skor 200 berada pada kriteria sangat

layak. Dari kedua kategori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa alat

peraga sistem CVT sangat layak untuk digunakan sebagai media

pembelajaran pada mata kuliah praktik sepeda motor dan motor kecil.

2. Media pembelajaran peraga sistem CVT yang dikembangkan sudah dikatakan

efektif digunakan dalam pembelajaran. Keefektifan peraga sistem CVT

dalam pembelajaran didukung dengan perbandingan hasil belajar. Adanya

peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah praktik sepeda motor

dan motor kecil, setelah menggunakan alat peraga yang dikembangkan.

Peningkatan terlihat dari rata-rata hasil belajar mahasiswa yang semula 56,27

sebelum menggunakan alat peraga, menjadi 74,13 dengan menggunakan alat

peraga sistem CVT. Terlihat juga peningkatan perindividu yang terjadi pada

mahasiswa yang sudah mendapatkan materi peraga tersebut, hasil belajar

yang didapatkan secara merata walaupun tidak terlalu tinggi dengan

peningkatan sebesar 0,39 masuk dalam kategori sedang.

Page 47: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

66

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut :

1. Kepada peneliti selanjutnya yang melakukan pengembangan alat peraga

sistem CVT, bisa dimulai dengan mengembangkan pada bagian komponen-

komponennya yang tidak terlihat menjadi bisa dilihat dan peraga juga bisa

diberi fitur troubleshooting atau mengembangkan peraga CVT dengan model

lain.

2. Bagi lembaga, terutama Lab kelistrikan otomotif, agar alat peraga sistem

CVT dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama maka perlu dilakukan

perawatan dengan mengecek semua komponen dari alat peraga sistem CVT,

seperti sambungan kabel, membersihkan debu di sela-sela komponen, dan

memberikan pelicin pada komponen yang bergesekan.

Page 48: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

67

DAFTAR PUSTAKA

Annisah, S. 2014. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Jurnal Tarbawiyah.

Vol. 11, No. 1: 4.

Ardianto, E. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung:

Remaja Rosdakarya Bandung

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cetakan ke-14.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ariyanto, A. 2013. Penilaian Ranah Psikomotorik. (http://www.kompasiana.com

/aloevera/penilaian-ranah-psikomotorik_5528bf00f17e6144028b45bc). online

diakses pada 23 Maret 2016.

Arkun, S & Akkoyunlu, B. 2008. A Study on the Development Process of a

Multimedia Learning Environment According to the ADDIE Model and

Student’s Opinions of the Multimedia Learning Environment. An on-line Journal Published at the University of Barcelona. (1 – 19), Online melalui

(http://www.ub.edu/multimedia/iem) diakses 30 Maret 2016. 20.45

Arsyad, A. 2013. Media pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Dewi, dan Prabowo. 2014. Pengembangan Alat Peraga Bandul Matematis untuk

Melatihkan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Gerak Harmonik

Sederhana di Kelas XI SMA N 3 Tuban. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.

Volume 3, Nomor 2: 189-194.

Fatah, A. dan Wahyudi. 2015. Pengembangan Alat Peraga Sistem Starter Pada

Kompetensi Dasar Diagnosis Gangguan Sistem Starter Sepeda Motor.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 13, No. 1: 9-11

Firdaus, F. dan Samsudi. 2012. Macromedia Flash Profesional 8 Sebagai Media

Pembelajaran untuk Meningatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12, No. 1: 21-24

Firdaus, A. 2013. Taksonomi Bloom (Ranah Afektif, Kognitif dan Psikomotorik).

(http://firdausanisaa.blogspot.co.id/2013/12/taksonomi-bloom-ranah-afektif-

kognitif.html). online diakses pada 28 April 2017.

Haryoko, S. 2009. Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif

Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @Elektro Vol. 5 No. 1,

hlm. 1-10. UNM

Page 49: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

68

Hidayanti, A. 2014. Definisi dan Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana.

(http://anitahidayantii.blogspot.co.id/2014/09/definisi-dan-ruang-lingkup-sarana-

dan.html). online diakses pada 28 April 2017.

Hidayat dan Sunyoto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Materi CVT menggunakan

Engine Cutting CVT Stand Mata Kuliah Sepeda Motor dan Motor Kecil.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12 No. 1: 44-48.

Latifah, R. 2015. Pengertian belajar dan macam-macam teori belajar.

(http://ridalatifah.blogs.uny.ac.id/2015/11/18/pengertian-belajar-dan-macam-

macam-teori-belajar/). online diakses pada 28 April 2017.

Mardapi, D. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta:

Mitra Cendikia

Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Natawidjaja, R. 1979. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bunda

Karya

Octaviyanto, D. A. Suwahyo dan Karsono. 2014. Pengembangan perangkat

pembelajaran praktik chasis dan pemindah daya kompetensi pemeliharaan

dan perbaikan sistem Power steering. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 14 No. 1:12-17.

Rifa’i, A dan Chatarina, T. A. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat

Pengembanan MKU/MKDK UNNES.

Sadiman, A.S., Rahardjo dan Haryono A. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Setiawan, E. 2012. Transmisi Otomatis. (http://edwinautomotif.blogspot.co.id/p/

transmisi-otomatis.html). online diakses pada 28 April 2017.

Setyarto, W. dan Saputro, D. D. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif

Continuous Variable Transmission (CVT) untuk Meningkatkan

Penguasaan Materi Sistem Penggerak Otomatis. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12 No. 2: 93-97.

Subandrio. 2009. Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor Matic. Jakarta

Selatan: Kawan Pustaka.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika Cetakan ke-1 ( Ed.). Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/RnD). Bandung: Alfabeta.

Page 50: PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di satu perguruan

69

Sumarina, H. 2013. Efektifitas Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 1, Nomor 2: 197-207.

Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supardi dan Syah, D. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Diadit Media

Soedarmo, H. 2008. Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor. Jakarta: PT.

Gramedia.

Unmu, D. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran.

(http://dreaming-of-impian.blogspot.co.id/2013/10/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html). online diakses pada 28 April 2017.

Utami. 2013. Media Pembelajaran dan Alat Peraga (http://arisbudiutami.

blogspot.co.id/2013/05/media-pembelajaran-dan-alat-peraga.html) online

diakses pada 10 april 2016

Widodo, E. 2014. Otomotif Sepeda Motor Matic. Bandung: Yrama Widya.

Yamaha. Mekanisme dan Petunjuk Praktis Sistim CVT Nouvo 115cc. Jakarta:

Education Department - Service Division