pengembangan peraga sistem continuously …lib.unnes.ac.id/30944/1/5202412028.pdfhasil karya saya...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PERAGA SISTEM CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION
PADA MATA KULIAH SEPEDA MOTOR DAN MOTOR KECIL TERHADAP HASIL BELAJAR UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
SKRIPSI
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif
oleh Akhmad Reza Khasan
5202412028
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Akhmad Reza Khasan
Nim : 5202412028
Program studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1
Fakultas :Teknik Universitas Negeri Semarang
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Peraga
Sistem Continuously Variable Transmission Pada Mata Kuliah Sepeda Motor Dan
Motor Kecil Terhadap Hasil Belajar Universitas Negeri Semarang” merupakan
hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di satu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya
dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini
disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang,
Yang membuat pernyataan
Akhmad Reza Khasan
NIM. 5202412028
iv
ABSTRAK
Khasan, A.R. 2017. Pengembangan Peraga Sistem Continuously Variable Transmission Pada Mata Kuliah Sepeda Motor Dan Motor Kecil Terhadap Hasil
Belajar Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Drs. Suwahyo, M.Pd. (2)
Wahyudi, S.Pd, M.Eng.
Kata Kunci: alat peraga, sistem CVT
Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk mengetahui
kelayakan media pembelajaran alat peraga yang dikembangkan bisa diterapkan
sebagai media pembelajaran, dan untuk mengetahui keefektifan media
pembelajaran peraga sistem CVT pada mata kuliah sepeda motor dan motor kecil
di Jurusan Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Universitas
Negeri Semarang.
Metode penelitian menggunakan metode Research and Development / R&D dengan model pengembangan ADDIE model yang terdiri dari tahap
analyze, design, develop, implement, and evaluate. Analisis evaluasi hasil belajar
dilakukan secara eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan
dengan keadaan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan media baru
(One Group Pretest-Posttest Design).
Hasil penelitian media peraga sistem CVT yang dikembangkan sangat
layak dengan hasil analisis penilaian dari validator ahli media dengan jumlah skor
120 dari total skor 140 berada pada kriteria sangat layak dan penilaian ahli materi
dengan jumlah skor 170 dari total skor 200 berada pada kriteria sangat layak.
Media peraga sistem CVT juga efektif untuk diterapkan sebagai media peraga
dalam pembelajaran dengan hasil belajar mahasiswa (post-test) lebih tinggi dari
pada hasil belajar mahasiswa (pre-test) yaitu dengan rata-rata hasil belajar (post-test) sebesar 74,13 dan mahasiswa (pre-test) sebesar 56,27. Hal ini terbukti dari
hasil uji t-berpasangan bahwa nilai thitung = 7,639 > dari ttabel = 2,045 maka bisa
dikatakan Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar
yang signifikan.
Saran kepada peneliti yang ingin melanjutkan pengembangan alat peraga
sistem CVT diharapkan memperhatikan keterbatasan penelitian, sehingga dapat
lebih menyempurnakan alat peraga yang telah dikembangkan terutama pada
bagian komponen-komponennya yang tidak terlihat menjadi bisa dilihat dan
peraga juga bisa diberi fitur troubleshooting.
v
PRAKATA
Puja dan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengembangan Peraga Sistem Continuously Variable Transmission
Pada Mata Kuliah Sepeda Motor Dan Motor Kecil Terhadap Hasil Belajar
Universitas Negeri Semarang”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, baik
yang berupa dorongan maupun bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
3. Rusiyanto, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin.
4. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Otomotif S1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
5. Drs. Suwahyo, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Wahyudi, S.Pd, M.Eng. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Drs. Supraptono, M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran
perbaikan dalam penyusunan skripsi.
8. Teman-teman PTO 2012
9. Kedua orang tua dan adik yang selalu memberikan doa dan semangat.
vi
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi
ini.
Semoga atas bantuan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam penulisan skripsi ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menggugah semangat
pembaca untuk melakukan pengembangan dan penelitian lain guna menciptakan
pendidikan yang bermutu.
Semarang, 17 Juni 2016
Penulis
Akhmad Reza Khasan
NIM. 5202412028
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
PRAKATA ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .................................... 6
G. Manfaat Penelitiann .................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................ 8
B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................. 28
C. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... 30
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan ............................................................... 32
B. Prosedur Pengembangan ............................................................ 32
C. Uji Coba Produk ......................................................................... 38
1. Desain Uji Coba .................................................................. 36
2. Subjek Coba ........................................................................ 39
3. Jenis Data ............................................................................ 39
4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 39
5. Teknik Analisis Data ........................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Uji Coba ............................................................................. 49
B. Analisis Data .............................................................................. 53
C. Revisi Produk ............................................................................. 58
D. Kajian Produk Akhir .................................................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................... 64
B. Saran ............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66
LAMPIRAN ................................................................................................. 69
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Instrumen Kelayakan Ahli Media 40
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angket Instrumen Kelayakan Ahli Media 40
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Instrumen Kelayakan Ahli Materi 41
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Angket Instrumen Kelayakan Ahli Materi 41
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda 41
Tabel 3.6 Skala Tanggapan Validasi Ahli 42
Tabel 3.7 Interprestasi gain ternormalisasi yang dimodifikasi 44
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media 49
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Materi 50
Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Pre-test dan Post-test 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Pre-test dan Post-test 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas 56
Tabel 4.6 Uji t berpasangan 56
Tabel 4.7 Saran Oleh Ahli Media 59
Tabel 4.8 Saran Oleh Ahli Materi 60
Tabel 4.11 Spesifikasi Alat Peraga Sistem CVT 63
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Konstruksi Sistem CVT 12
Gambar 2.2 Puli Primer 13
Gambar 2.3 Puli Sekunder 13
Gambar 2.4 Gigi Reduksi 14
Gambar 2.5 Puli Tetap (Fixed Sheave) 14
Gambar 2.6 Puli Bergerak (Sliding Sheave) 15
Gambar 2.7 Collar 15
Gambar 2.8 Plat Penahan (Slider) 16
Gambar 2.9 Plastic Slider Guide 16
Gambar 2.10 Pemberat (Weight Roller) 17
Gambar 2.11 Puli Tetap (Fixed Sheave) 17
Gambar 2.12 Puli Bergerak (Sliding Sheave) 17
Gambar 2.13 Torque Cam atau Pin Guide 18
Gambar 2.14 Sepatu Kopling (Clutch Carrier) 18
Gambar 2.15 Rumah Kopling (Clutch Housing) 18
Gambar 2.16 V-belt 19
Gambar 2.17 Gigi Reduksi (Gear Reduction) 19
Gambar 2.18 CVT 20
Gambar 2.19 Pada Saat Putaran Langsam 21
Gambar 2.20 Pada Saat Mulai Berjalan 22
Gambar 2.21 Pada Saat Putaran Menengah 23
Gambar 2.22 Pada Saat Putaran Tinggi 23
xi
Gambar 3.1 Desain Peraga tampak atas 34
Gambar 3.2 Desain Peraga tampak samping 34
Gambar 3.3 Desain Peraga tampak depan 35
Gambar 3.4 Flow Chart Prosedur Penelitian dan Pengembangan 38
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar 54
Gambar 4.2 Peraga Sistem CVT 59
Gambar 4.3 Pengontrol kecepatan 61
Gambar 4.4 Tachometer 61
Gambar 4.5 Fitur tambahan keterangan peraga 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Tugas Dosen Pembimbing 70
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian 71
Lampiran 3 Perhitungan Instrumen Validasi Ahli Media 72
Lampiran 4 Perhitungan Instrumen Validasi Ahli Materi 74
Lampiran 5 Hasil Validasi Ahli Media I dan II 76
Lampiran 6 Hasil Validasi Ahli Materi I dan II 80
Lampiran 7 Tabel Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen 84
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Instrumen 85
Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Instrumen 86
Lampiran 10 Data Nilai Pre-Test Dan Post-Test 87
Lampiran 11 Data Nilai Uji Gain Ternormalisasi 88
Lampiran 12 Uji Normalitas Data Hasil Pre-Test 89
Lampiran 13 Uji Normalitas Data Hasil Pos-Test 90
Lampiran 14 Simpangan Baku 91
Lampiran 15 Uji Homogenitas 92
Lampiran 16 Uji t Berpasangan 93
Lampiran 17 Soal Uji Coba Instrumen dan Kunci Jawaban 94
Lampiran 18 Presensi Uji Coba Soal Instrumen 103
Lampiran 19 Soal Pre test 104
Lampiran 20 Presensi Pre test 110
Lampiran 21 Soal pos test 111
Lampiran 22 Presensi post test 118
xiii
Lampiran 23 Manual Book 119
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan selalu diharapkan kearah yang lebih baik,
karena pembelajaran merupakan bagian terpenting di kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran mempunyai peran dalam peningkatan kualitas belajar mengajar
yang bertujuan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia yang mampu
bersaing dalam dunia kerja dan menunjang pembangunan nasional.
Saat ini model pembelajaran yang menonjol yaitu sosial dan kognitif
yang mempelajari sifat dan pentingnya keterlibatan aktif siswa dan guru. Kualitas
dalam suatu pengajaran dalam proses belajar mengajar ditentukan oleh guru dan
siswa yang saling berinterkasi, agar siswa dapat dengan mudah untuk memahami
suatu materi dibutuhkan suatu media dalam penyampaiannya. Menurut
Octaviyanto dkk (2014: 12) pendidikan adalah seluruh kegiatan yang
direncanakan dengan materi yang terorganisasi. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi
pembelajaran yang tepat guna menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Terdapat 4 faktor utama yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di
kelas. Pertama guru dalam sebuah proses pendidikan atau pembelajaran, guru
merupakan salah satu komponen terpenting karena dianggap mampu memahami,
mendalami, melaksanakan, dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut, maka guru menjadi pihak yang sangat mempengaruhi
2
proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus dapat
menguraikan dan memilih media pendidikan yang tepat, media tersebut
diharapkan mampu membuat siswa aktif belajar mengajar (Firdaus dan Samsudi,
2012: 21).
Kedua, peserta didik sebagai penerima berbagai transfer pengetahuan,
sikap, dan keterampilan guna perubahan dalam dirinya juga menjadi penentu dan
hal yang mempengaruhi proses pembelajaran (Unmu,2013). Kondisi peserta didik
biasanya dipengaruhi beragam aspek baik dari dalam dirinya atau lingkungan
sekitarnya yang nantinya akan berdampak pada kesiapan dalam menerima
pelajaran.
Ketiga, lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam
kelas mencakup lingkungan kelas dan lingkungan sekitar sekolah (Unmu, 2013).
Selanjutnya yang keempat, sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia
pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana
pendidikan berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran proses pembelajaran misalnya alat peraga, sedangkan prasarana adalah
segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses
pembelajaran (Hidayanti, 2014). Menurut pengertian sarana pendidikan dari Tim
penyusun pedoman media pendidikan Depdikbud adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak
3
bergerak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien.
Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu Lembaga Pendidikan
Tenaga Keguruan (LPTK) atau lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan
tenaga pendidik. Pengembangan sumber daya manusia Indonesia menuntut peran
LPTK sebagai penghasil tenaga pendidik dan kependidikan lebih profesional,
hendaknya mampu menjawab tantangan pendidikan di masa yang akan datang.
Selain permasalahan kualitas LPTK, masalah sarana yang terdapat di LPTK juga
menjadi fakor penunjang kualitas pendidikan.
Proses pembelajaran akan lebih efektif jika perangkat pembelajaran yang
baik telah tersedia. Dengan demikian dari beberapa faktor yang mempengaruhi
proses pembelajaran yang sangat berperan tinggi adalah sarana prasarana,
meskipun ada banyak hal yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada jurusan teknik mesin
pendidikan teknik otomotif terdapat mata kuliah praktik sepeda motor dan motor
kecil yang memberikan materi tentang Sistem CVT (Continuously Variale
Transmission) sepeda motor yang dilakukan di laboratorium otomotif. Tujuannya
diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi (mengetahui komponen dan cara
kerja) CVT sepeda motor. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut media
pembelajaran yang digunakan adalah melalui sarana papan tulis, LCD, dan
peraga. Mengingat untuk mencapai tujuan yang harus dicapai, ternyata media
yang digunakan selama proses pembelajaran saat ini mempunyai sisi kelemahan,
1) papan tulis, demonstrasi dan ilustrasi yang disajikan pengajar pada papan tulis
4
hanya dapat menunjukkan penjelasan-penjelasan komponen dan cara kerja lewat
tulisan, seringkali tidak dapat ditangkap peserta didik dengan jelas, memerlukan
waktu yang lama karena harus menghapus dan menulis pembahasan baru di papan
tulis dan tergantung pengajar yang menyampaikan materi (apalagi jika
memerlukan penjelasan verbal), 2) LCD atau lewat power point lebih efisien
tempat tetapi hanya dapat menunjukkan tulisan keterangan, gambar, dan video
tapi tidak real jadi kurang mendukung peserta didik belajar mandiri dalam ranah
psikomotorik, dan 3) peraga, sarana prasarana yang lebih banyak menuntuk
pengajar jadi peserta didik harus belajar dengan mandiri dan peraga yang sudah
ada di lab tidak berfungsi dengan baik kalaupun bisa digunakan peraga tidak
memiliki kemampuan untuk menunjukkan perubahan rasio.
Dengan demikian perlu dikembangkan media yang dapat untuk menutupi
kelemahan yang ada, supaya mencapai tujuan pembelajaran yaitu mahasiswa
mampu mengidentifikasi CVT sepeda motor dengan benar. Peraga CVT yang
dikembangkan diharapkan mampu memberikan pengalaman untuk memudahkan
siswa belajar baik dalam penguasaan, pemahaman materi dan praktik pada sistem
CVT. Selain itu peraga yang dikembangkan dapat memberikan kontribusi nyata
terhadap hasil belajar yang dicapai. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
untuk mengembangkan media peraga sistem CVT.
B. Identifikasi Masalah
1. Proses pembelajaran masih banyak menggunakan alat-alat sarana belajar
yang sudah tidak layak sehingga dalam proses pembelajaran kurang efektif.
5
2. LPTK di UNNES dianjurkan bisa menghasilkan tenaga kerja pendidik yang
berkualitas tetapi sarana prasarana yang digunakan khususnya di
Laboratorium otomotif kurang maksimal.
3. Sarana prasarana yang berupa peraga khususnya peraga sistem CVT saat ini
belum mendukung didalam jalannya KBM berlangsung.
4. Peraga CVT yang digunakan praktik di Laboratorium Otomotif sudah tidak
bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
C. Pembatasan Masalah
1. Penelitian pengembangan peraga CVT dilakukan di Laboratorium Otomotif.
2. Pengembangan hanya dibatasi untuk mahasiswa prodi Pendidikan Teknik
Otomotif Universitas Negeri Semarang yang mengambil mata kuliah sepeda
motor dan motor kecil.
3. Mesin CVT yang digunakan adalah sepeda motor Yamaha MIO 110cc.
4. Peraga yang dikembangkan komponen luarnya dipotong supaya komponen
yang ada didalamnya bisa terlihat dengan jelas.
5. Terkait peraga yang dikembangkan tidak bisa diberi perlakuan supaya terjadi
troubleshooting maka penulis membatasi sampai mengidentifikasi sistem
CVT, karena akan mempengaruhi fungsi komponen yang lain.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelayakan alat peraga sistem continuously variable transmission?
6
2. Seberapa besar tingkat keefektifan antara sebelum dan sesudah menggunakan
peraga sistem continuously variable transmission yang dikembangkan
terhadap hasil belajar mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kelayakan peraga sistem continuously variable transmission.
2. Mengetahui keefektifan peraga dalam pembelajaran sistem continuously
variable transmission terhadap hasil belajar mahasiswa.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Media peraga yang dikembangkan didesain menarik, interaktif, dan mudah
dalam mengoperasikannya.
2. Peraga CVT yang dikembangkan bisa diatur kecepatan berputarnya dan
tampilan yang menarik supaya merangsang siswa semangat belajar.
3. Peraga CVT yang digunakan menggunakan komponen-komponen yang asli.
4. Alat peraga berupa panel peraga dengan menggunakan akrilik sedangkan
rangkanya menggunakan besi.
G. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritik
a. Membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik,
memperjelas dalam memahami materi yang disampaikan terutama pada
pembelajaran mata kuliah sepeda motor dan motor kecil.
7
b. Meningkatkan pemanfaatan media peraga dan menambah wawasan pendidik
terhadap alternatif media pembelajaran yang menarik dan bermanfaat bagi
pembelajaran untuk mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif.
2. Secara Praktik
a. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk lebih giat belajar karena
kemudahan yang didapat dalam mempelajari materi mata kuliah sepeda motor
dan motor kecil Pendidikan Teknik Otomotif
b. Menjadikan media pembelajaran yang mudah dapat dipergunakan sewaktu-
waktu bagi pembelajaran di kelas maupun pembelajaran di bengkel otomotif.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peraga
Latuheru dalam Arsyad (2013: 4) menyebutkan bahwa media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan, menyebar
ide, gagasan, atau pendapat sehingga yang dikemukakan sampai kepada penerima
informasi. National Education Assosiation (NEA) dalam Sadiman dkk (2009: 7)
memiliki pendapat yang berbeda bahwa media adalah bentuk bentuk komunikasi
baik tercetak ataupun audiovisual serta peralatannya. Jadi media yang cocok
digunakan dalam pelajaran supaya tidak terjadi kesalahpahaman, dan materi bisa
tersampaikan dengan baik serta diterima oleh peserta didik adalah dengan adanya
menggunakan media alat peraga.
Menurut para ahli :
a. Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran dan segala macam benda
yang digunakan untuk memperagakan materi pelajaran (Arsyad, 2013: 9).
b. Alat peraga adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta perhatian
siswa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Dewi dan Prabowo, 2014:
190).
9
c. Peraga merupakan alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru dalam
berkomunikasi dengan para siswa yang berupa benda ataupun perilaku
(Natawidjaja, 1979: 28).
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan, bahwa peraga dapat
menjadikan waktu lebih efektif dan ruang menjadi lebih efisien. Sehingga peserta
didik memiliki keleluasaan terhadap sumber belajar yang akan memungkinkannya
memahami suatu konsep secara tepat dan menyeluruh. Dan dengan peraga peserta
didik yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Peraga yang baik harus memenuhi beberapa kriteria (Annisah, 2014: 4),
diantaranya: 1) Tahan lama, 2) Bentuk dan warnanya menarik, 3) Sederhana dan
mudah dikelola (tidak rumit), 4) Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran
fisik anak, 5) Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep
CVT, dan 6) Sesuai dengan konsep sistem CVT.
Dengan adanya kriteria-kriteria tersebut, diharapkan nantinya peraga yang
dibuat layak digunakan dan peraga yang digunakan menjadi lebih efektif didalam
pembelajaran baik didalam praktik ataupun didalam kelas materi. Untuk
mengetahui apakah peraga yang digunakan layak atau tidak, menurut Utami
(2013) terdapat tiga poin untuk menilainya, yaitu:
a. Kelayakan praktis
1) Pengenalan dan pemahaman guru dengan jenis peraga
2) Ketersediaan peraga dilingkungan belajar setempat
3) Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
4) Ketersedian sarana dan fasilitas pendukungnya
10
5) Keluwesan, yaitu: mudah dibawa serta mudah dipergunakan pada waktu
kapan dan digunakan oleh siapa saja.
b. Kelayakan teknis atau pedagogis
Peraga harus memenuhi ketentuan kualitas yaitu:
1) Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2) Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal
c. Kelayakan biaya.
Disamping itu peraga sederhana yang dibuat harus memiliki nilai bantu
terhadap pelajaran yang dapat kita nyatakan dengan output pedagogis, yaitu hasil
interaksi dari kegunaan peraga dengan yang dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar.
Setelah memenuhi tiga poin tersebut, peraga yang sudah dibuat dan untuk
menilai apakah peraga yang sudah jadi, layak digunakan dalam proses
pembelajaran atau tidak. Perlu dilakukan uji validitas, supaya peraga yang dibuat
persyaratan kesahihannya terpenuhi, dengan mengujikan kepada validasi ahli
(seseorang yang ahli dalam bidang tertentu) khususnya di bidang sepeda motor
karena penelitian pengembangan yang dilakukan masih dalam lingkup sepeda
motor kecil.
Peraga yang layak digunakan perlu juga menentukan acuan keefektifan
peraga tersebut. Apakah peraga yang dikembangkan menjadi lebih efektif atau
malah menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu
mengetahui arti dari efektifitas. Menurut Sumarina (2013: 199) Efektif yaitu suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang
11
telah dicapai, yang mana target tersebut ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan
hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Efektifitas = Ouput Aktual atau Output Target ≥ 1
a) Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau sama
dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektifitas.
b) Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu),
maka efektifitas tidak tercapai.
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur
antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat
berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar
sampai pada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu atau
alat peraga memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini
dapat dengan mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Serta proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif, pembelajaran dikatakan efektif jika dapat
meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi
lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih
baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.
2. Transmisi Otomatis (CVT) Motor Matic
a) Definisi CVT Motor Matic
Sistem transmisi merupakan bagian komponen mesin sepeda motor yang
berfungsi sebagai pemindah tenaga dari mesin ke roda belakang. Sepeda motor
12
matic menggunakan sistem transmisi otomatis, yaitu tenaga dari poros engkol
(crankshaft) diteruskan ke roda belakang lewat bantuan dua buah puli yang
dihubungkan dengan V-belt. Pada sistem trasnsmisi otomatis tidak diperlukan
adanya pemindah gigi (perseneling) seperti pada sepeda motor umumnya
(Subandrio, 2009: 19).
Teknologi yang digunakan pada sistem transmisi otomatis dikenal dengan
sebutan Continuously Variable Transmission (CVT). Pada teknologi ini, tenaga
dari mesin dapat disalurkan dengan sempurna ke roda belakang dengan
menyesuaikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi kendaraan, tentunya
dengan ratio yang sangat tepat, sehingga percepatan yang dihasilkan sangat
konstan dan bebas entakan (Subandrio, 2009: 19). Menurut Soedarmo (2008: 80)
motor matic identik dengan penggerak V-belt yang terdiri dari primary sheave
(katrol penggerak), V-belt, dan secondary sheave (katrol kedua).
b) Komponen-Komponen CVT Motor Matic
Gambar 2.1. Konstruksi Sistem CVT
(YAMAHA, 2007: 2)
13
Terdapat tiga komponen utama yaitu puli primer, puli sekunder dan gear reduksi.
1) Puli Primer
Gambar 2.2. Puli Primer
(YAMAHA, 2007: 7)
2) Puli Sekunder
Gambar 2.3. Puli Sekunder
(YAMAHA, 2007: 8)
14
3) Gigi Reduksi
Gambar 2.4. Gigi Reduksi
(YAMAHA, 2007: 18)
Pengertian :
1) Komponen Puli Primer
a) Puli Tetap (Fixed Sheave)
Menurut Subandrio (2009: 20) Puli tetap adalah bagian dari puli primer
yang tidak bergerak, berfungsi sebagai penahan V-belt. Puli tetap berbentuk
piringan yang salah satu bagian sisinya dibentuk menyerupai kipas, tujuannya
adalah untuk membantu proses pendinginan pada ruang CVT.
Gambar 2.5. Puli Tetap (Fixed Sheave)
(Subandrio, 2009: 20)
15
b) Puli Bergerak (Sliding Sheave)
Puli bergerak adalah bagian yang bergerak ke kiri dan ke kanan yang
berfungsi mendorong V-belt (Subandrio, 2009: 20). Puli bergerak bekerja dengan
menyesuaikan kecepatan mesin. Semakin tinggi putaran mesin, sliding sheave
akan menekan V-belt ke arah diameter puli yang lebih besar.
Gambar 2.6. Puli Bergerak (Sliding Sheave)
(Subandrio, 2009: 20)
c) Collar
Collar adalah poros yang menghubungkan poros engkol dengan puli tetap,
puli bergerak, dan cam.
Gambar 2.7. Collar (Subandrio, 2009: 20)
d) Plat Penahan (Slider)
Slider adalah plat penahan berbentuk piringan tempat dudukan plastic
slider guide, yang berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat
bergeser ke arah luar sewaktu terdorong oleh roller.
16
Gambar 2.8. Plat Penahan (Slider)
(Subandrio, 2009: 20)
e) Plastic Slider Guide
Plastic slider guide adalah komponen yang berfungsi sebagai peredam
getaran antara dinding dalam puli bergerak dengan plat penahan atau slider.
Gambar 2.9. Plastic Slider Guide (Subandrio, 2009: 20)
f) Pemberat (Weight Roller)
Disebut juga drum (pemberat) atau weight roller yang berfungsi untuk
menekan dinding dalam puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja
roller, semakin berat rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong
puli bergerak pada puli primer sehingga bisa menekan V-belt ke posisi terkecil.
Supaya V-belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang beratnya sesuai.
Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat menekan V-belt hingga
maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Pemberat pada skuter
matic berjumlah 6 buah dan terletak di dalam puli atau sering disebut rumah roller
(puli primer).
17
Gambar 2.10. Pemberat (Weight Roller)
(Subandrio, 2009: 20)
2) Komponen Puli Sekunder
a) Puli Tetap (Fixed Sheave)
Puli tetap adalah bagian dari puli sekunder yang tidak bergerak, berfungsi
sebagai penahan V-belt.
Gambar 2.11. Puli Tetap (Fixed Sheave)
(Subandrio, 2009: 22)
b) Puli Bergerak (Sliding Sheave)
Sama seperti pada puli primer, Puli bergerak pada puli sekunder berbentuk
piringan, yang bergerak atau bergeser menahan V-belt.
Gambar 2.12. Puli Bergerak (Sliding Sheave)
(Subandrio, 2009: 22)
c) Torque Cam atau Pin Guide
Torque cam atau pin guide sejenis pasak yang berfungsi menahan torsi
(gaya putar). Torque cam bekerja otomatis dengan menekan puli bergerak saat
18
gaya putar diperlukan, misalnya saat kondisi jalan menanjak atau beban berat atau
penambahan percepatan atau akselerasi.
Gambar 2.13. Torque Cam atau Pin Guide (Subandrio, 2009: 22)
d) Sepatu Kopling (Clutch Carrier)
Sepatu kopling disebut juga clutch carrier, berfungsi meneruskan dan
memutuskan putaran ke poros roda belakang (primary drive gear shaft), sesuai
dengan tinggi rendahnya putaran. Putaran yang tinggi akan menyebabkan sepatu
kopling terlempar dan menempel pada rumah koling (gaya sentrifugal).
Gambar 2.14. Sepatu Kopling (Clutch Carrier)
(Subandrio, 2009: 22)
e) Rumah Kopling (Clutch Housing)
Rumah kopling disebut juga clutch housing, berfungsi meneruskan putaran
ke poros roda belakang.
Gambar 2.15. Rumah Kopling (Clutch Housing)
(Subandrio, 2009: 22)
3) V-belt
Menurut Subandrio (2009: 21) V-belt disebut juga sebagai sabuk,
berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder.
19
Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan sepeda motornya.
namun, besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros
engkol dan poros roda belakang. V-belt terbuat dari karet berkualitas tinggi,
sehingga tahan terhadap gesekan dan panas. Bagian bawah V-belt dibuat
menyerupai roda gigi yang berfungsi sebagai pendingin agar bersifat elastis.
Beberapa pabrikan telah menetapkan standar penggantiannya, yaitu antara 20.000
km sampai 25.000 km.
Gambar 2.16. V-belt
(Subandrio, 2009: 21)
4) Gigi Reduksi (Gear Reduction)
Gambar 2.17. Gigi Reduksi (Gear Reduction)
(YAMAHA, 2007: 36)
Gigi reduksi diperlukan untuk menghasilkan total perbandingan yang ideal
antara putaran poros engkol dan putaran roda belakang. Menurut Subandrio
(2009: 23) Gigi reduksi ditempatkan pada gearbox yang posisinya terpisah dari
20
rumah CVT. Untuk mengurangi gesekan antara roga gigi pada gigi reduksi
diperlukan pelumas (oli).
c) Cara Kerja CVT Motor Matic
Gambar 2.18. CVT
(Widodo, 2014: 90)
Saat putaran bawah (stationer) diameter yang dibentuk primary pulley
lebih kecil dibanding secondary pulley sehingga terjadi ratio yang ringan. Saat
putaran menengah diameter primary pulley membentuk lingkaran yang sama
besar dengan secondary pulley (Setiawan, 2012). Hal ini terjadi karena gaya
sentrifugal menyebabkan kedua dinding primary pulley semakin sempit. Posisi ini
akan terus berkesinambungan seiring putaran mesin yang semakin meningkat
sehingga saat putaran atas diameter yang dibentuk primary pulley lebih besar
daripada secondary pulley.
1. Saat putaran langsam (Low)
Jika berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan
ke primary pulley kemudian ke V-belt kemudian ke secondary pulley dan kopling
sentrifugal (Setiawan, 2012).
Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling sentrifugal
belum mengembang. Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat
21
dari gaya sentrifugal. Sehingga kopling sentrifugal tidak menyentuh rumah
kopling dan roda belakang tidak berputar. Dengan catatan: Gaya sentrifugal clutch
carrier lebih kecil dari gaya per penarik.
Gambar 2.19. Pada Saat Putaran Langsam.
(YAMAHA, 2007: 11)
2. Saat putaran mulai berjalan (Akselerasi)
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya
sentrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga
mengakibatkan sepatu kopling mulai menyentuh rumah kopling dan mulai terjadi
tenaga gesekan (Setiawan, 2012).
Pada kondisi ini V-belt bagian primary pulley pada posisi diameter dalam
(kecil) dan dibagian secondary pulley pada posisi luar (besar) sehingga
menghasilkan perbandingan putaran atau torsi yang besar menyebabkan roda
belakang mudah berputar.
22
Gambar 2.20. Pada Saat Mulai Berjalan.
(YAMAHA, 2007: 12)
Keterangan :
a. Kopling sentrifugal akan menyentuh rumah kopling.
b. Kopling sentrifugal akan mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm.
c. Kopling sentrifugal akan terkopel penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm.
3. Saat putaran menengah (Medium)
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada primary pulley mulai bergerak
keluar karena gaya sentrifugal dan menekan primary sliding sheave (piringan
pulley yang dapat bergeser) kearah fixed sheave (piringan puli yang diam) dan
menekan V-belt kelingkaran luar dari puli primer sehingga menjadikan diameter
puli primer membesar dan menarik puli sekunder kediameter yang lebih kecil
(Setiawan, 2012). Hal ini dimungkinkan karena panjang V-belt yang tetap.
Akhirnya diameter puli primer membesar dan diameter puli sekunder mengecil
sehingga diameter puli menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan
kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.
23
Gambar 2.21. Pada Saat Putaran Menengah
(YAMAHA, 2007: 13)
Keterangan :
a. Gaya sentrifugal pada pemberat akan semakin besar, seiring dengan
bertambahnya kecepatan.
4. Pada saat putaran tinggi (Cepat)
Jika putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka
gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan
V-belt kebagian sisi luar dari primary pulley (diameter bertambah), dan diameter
secondary pulley semakin mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan
perbandingan putaran yang semakin tinggi (Setiawan, 2012).
Gambar 2.22. Pada Saat Putaran Tinggi
(YAMAHA, 2007: 14)
24
Jika piringan secondary pulley semakin melebar, maka diameter V-belt
pada pulley semakin kecil, sehingga menghasilkan perbandingan putaran yang
semakin meningkat.
3. Teori Belajar
Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses
yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan
belajar kelompok. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses
pembelajaran, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan (Latifah, 2015). Berdasarkan
teori tersebut proses belajar akan berlangsung secara baik apabila ada respon dari
peserta didik dan respon tersebut akan timbul apabila ada stimulus, dalam
pembelajaran ini stimulus yang diberikan oleh pendidik adalah media peraga CVT
yang harapannya peserta didik dapat merespon berupa interaksi yang baik serta
sejauhmana hasil belajar dari peserta didik dapat terlihat.
Hasil belajar pencapaian peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari peserta
didik yang berwujud angka dari tes standar sebagai pengukur keberhasilan
(Haryoko, 2009: 4). Hasil belajar dapat diketahui salah satunya dengan cara
penilaian atau assesment dan penilaian dapat diperoleh salah satunya dengan
metode tes. Tes tersebut juga harus disesuaikan dengan ranah belajar peserta
didik.
Menurut Bloom dalam Rifa’i dan Chatharina (2012: 70) bahwa yang disebut
dengan ranah belajar yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif
25
(affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Tingkat
pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Know (tahu)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya
termasuk dalam pengetahuan. Tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima (Rifa’i dan Chatharina, 2012: 70). Tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. Oleh karena itu setelah melakukan penelitian
dan diberi perlakuan kepada mahasiswa nantinya, diharapkan mahasiswa bisa
langsung mengetahui peraga CVT yang dikembangkan sebagai tolak ukur paling
dasar. Mahasiswa ditanya peraga apa yang ditunjuk itu langsung mengetahui,
bahwa itu adalah peraga CVT.
b. Comprehension (memahami)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
(Rifa’i dan Chatharina, 2012: 70). Setelah mahasiswa tahu peraga CVT,
diharapkan nantinya mahasiswa langsung bisa memahami peraga tersebut baik
dengan cara digunakan, dilihat, dan setelah itu mampu menjelaskan peraga
tersebut.
26
c. Application (aplikasi)
Menurut Rifa’i dan Chatharina (2012: 70) aplikasi diartikan sebagai suatu
kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
riil (sebenarnya). Setelah dipahami mahasiswa mengaplikasikan peraga CVT
tersebut secara individu dan otodidak.
d. Analysis (analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain (Rifa’i dan
Chatharina, 2012: 71). Setelah mahasiswa melaksanan sampai tahap aplikasi,
nantinya mahasiswa bisa menganalisis menjelaskan secara terperinci peraga CVT
yang sudah dikembangkan tersebut.
e. Synthesis (Sintesis).
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek (Rifa’i dan Chatharina, 2012: 71).
Setelah mahasiswa melakukan empat point diatas, diharapkan mahasiswa bisa
menilai dengan hasil atau melihat bagaimana peraga yang digunakan, apakah baik
atau tidak.
f. Evaluation (evaluasi)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek. Penilaian ini didasarkan suatu
kriteria yang telah ada. Setelah peraga dinilai, mahasiswa mengevaluasi bagian
bagian apa saja yang perlu dievaluasi (Rifa’i dan Chatharina, 2012: 71).
27
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengujiannya sampai tahap
ke empat yaitu meliputi mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis.
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik merasa berhasil dan
memperoleh kepuasan dalam belajar, hal ini akan mendorong peserta didik untuk
belajar lebih baik lagi. Dengan keberhasilan pembelajaran, dapat dikatakan juga
bahwa peserta didik siap untuk belajar ke tahap pengetahuan selanjutnya dalam
mata pelajaran yang bersangkutan. Baik individu maupun tim, menginginkan
suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memperoleh hasil yang
baik. Keberhasilan akan tampak dari pemahaman, pengetahuan, dan ketrampilan
yang dimiliki individu atau tim tersebut.
Selanjutnya ranah psikomotorik adalah ranah yang menitikberatkan
kepada kemampuan fisik dan kerja otot berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik (Firdaus, 2013). Dalam pengem- bangannyapun mata
pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih
beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Menurut ariyanto,
2013 Psikomotorik meliputi 1) gerak refleks, 2) gerak dasar fundamen, 3)
keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi
auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, 4)
keterampilan fisik, 5) gerakan terampil, 6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-
melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.
28
Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan menggunakan
observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik,
kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi. Dalam hal
ini ditunjukkan pada saat melakukan praktik CVT sepeda motor di lab otomotif,
banyak hal yang harus diperhatikan kemudian dipraktikkan supaya dalam
melakukan praktik tidak terjadi kesalahan, jangan sampai melupakan K3 di lab.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada pembelajaran transmisi otomatis (CVT) motor matic dengan
menggunakan media peraga sangat membantu dalam proses pengajaran, terbukti
dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya :
Hidayat dan Sunyoto (2012: 44-48) mengemukakan dalam penelitiannya
memperoleh hasil analisis data yang menunjukkan nilai rata-rata pre test = 59,17
menjadi nilai rata-rata post test = 80,69, dengan demikian terjadi peningkatan
sebesar = 21,52 atau 26,67%. Pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan
dari nilai rata-rata pre test = 58,80 menjadi nilai rata-rata post test = 70,80,
dengan demikian terjadi peningkatan sebesar = 12 atau 16,95%. Dari data
tersebut menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar mahasiswa pada
29
kompetensi CVT yang menggunakan media peraga engine cutting CVT stand
lebih tinggi 9,72% dari pada pembelajaran ceramah biasa.
Hal tersebut juga sejalan dengan yang dipaparkan Setyarto dan Saputro,
(2012: 93-97) dalam penelitiannya tentang pengembangan multimedia interaktif
CVT untuk meningkatkan penguasaan materi sistem penggerak otomatis
menghasilkan rata-rata pre test sebesar 54,48 sedangkan rata-rata post test
sebesar 87,03 sehingga peningkatan rata-ratanya sebesar 32,00. Terjadi
perbedaan signifikan (t hitung 16,48) antara hasil pre test dan post test yang
menunjukkan adanya peningkatan.
Fatah dan Wahyudi. 2015. Pengembangan Alat Peraga Sistem Starter
Pada Kompetensi Dasar Diagnosis Gangguan Sistem Starter Sepeda Motor.
Unnes Science Education Journal. Hasil uji menunjukan penggunaan alat peraga
sistem starter dapat mengoptimalkan kualitas belajar siswa, ditunjukkan dengan
peningkatan nilai rata-rata pre test = 51,00 menjadi nilai rata-rata post test =
83,67 pada kelas eksperimen, dan pada kelompok kontrol juga terjadi
peningkatan dari nilai rata-rata pre test = 52,17 menjadi nilai rata-rata post test =
77,67. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada kompetensi sistem starter yang menggunakan media peraga
dari pada pembelajaran ceramah biasa.
Dari beberapa kajian penelitian yang relevan mengenai pengembangan
pokok bahasan yang berbeda-beda, khususnya pada pengembangan multimedia
dan peraga mengalami peningkatan hasil belajar peserta didik yang bervariasi
dengan rata-rata baik dan layak digunakan. Hal tersebut mendukung penelitian
30
pengembangan ini dikarenakan selain meningkatkan hasil belajar juga menuntut
peserta didik untuk dapat memahami konsep-konsep yang kompleks. Dengan
demikian diperlukan juga pengembangan peraga khususnya CVT motor matic
agar nantinya proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien
C. Kerangka Pikir Penelitian
Dalam proses belajar mengajar pada jurusan teknik mesin prodi
pendidikan teknik otomotif terdapat mata kuliah sepeda motor dan motor kecil
yang memberikan materi tentang CVT sepeda motor. Kompetensi dasar yang
digunakan sesuai silabus, diantaranya adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi
komponen, cara kerja dan memahami trouble shooting sistem CVT. Adapun
materi yang disampaikan oleh pengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
masih menggunakan media yang sudah lama, yaitu papan tulis dan LCD atau
power point, yang kedua media tersebut hanya sampai di ranah pengetahuan
kognitif saja. Oleh karena itu materi pembelajaran yang dilakukan harus melalui
praktik, supaya pengetahuan psikomotorik dari peserta didik bagus maka
diperlukan alat bantu.
Peraga sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang sangat berguna
bagi peserta didik karena peraga dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas
peserta didik dalam menelaah suatu materi atau sub kompetensi. Selain itu peraga
didukung dengan adanya suatu buku petunjuk praktik yang berisi tujuan-tujuan,
urutan petunjuk kerja, gambar komponen, spesifikasi ukuran, hasil pemeriksaan,
31
dan kesimpulan mengenai praktik yang telah dilaksanakan sehingga diharapkan
dapat memperkuat pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari.
Jadi proses belajar mengajar tentunya dalam hal ini adalah sepeda motor
dan motor kecil yang dikhususkan di CVT sepeda motor, banyak hal materi yang
harus menggunakan media bantu, sehingga dibutuhkanlah alat yang dapat
membantu pendidik mempermudah menyampaikan materinya kepada peserta
didik. Oleh karena itu peneliti mengembangkan peraga CVT yang sudah ada di
lab otomotif supaya bisa digunakan sebagaimana mestinya, dikarenakan peraga
yang sudah ada tidak dapat berfungsi dengan baik.
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Media pembelajaran alat peraga sistem CVT yang dikembangkan sudah
dikatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
hasil analisis penilaian dari validator ahli media dengan jumlah skor 120 dari
total skor 140 berada pada kriteria sangat layak, begitu pula penilaian ahli
materi dengan jumlah skor 170 dari total skor 200 berada pada kriteria sangat
layak. Dari kedua kategori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa alat
peraga sistem CVT sangat layak untuk digunakan sebagai media
pembelajaran pada mata kuliah praktik sepeda motor dan motor kecil.
2. Media pembelajaran peraga sistem CVT yang dikembangkan sudah dikatakan
efektif digunakan dalam pembelajaran. Keefektifan peraga sistem CVT
dalam pembelajaran didukung dengan perbandingan hasil belajar. Adanya
peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah praktik sepeda motor
dan motor kecil, setelah menggunakan alat peraga yang dikembangkan.
Peningkatan terlihat dari rata-rata hasil belajar mahasiswa yang semula 56,27
sebelum menggunakan alat peraga, menjadi 74,13 dengan menggunakan alat
peraga sistem CVT. Terlihat juga peningkatan perindividu yang terjadi pada
mahasiswa yang sudah mendapatkan materi peraga tersebut, hasil belajar
yang didapatkan secara merata walaupun tidak terlalu tinggi dengan
peningkatan sebesar 0,39 masuk dalam kategori sedang.
66
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya yang melakukan pengembangan alat peraga
sistem CVT, bisa dimulai dengan mengembangkan pada bagian komponen-
komponennya yang tidak terlihat menjadi bisa dilihat dan peraga juga bisa
diberi fitur troubleshooting atau mengembangkan peraga CVT dengan model
lain.
2. Bagi lembaga, terutama Lab kelistrikan otomotif, agar alat peraga sistem
CVT dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama maka perlu dilakukan
perawatan dengan mengecek semua komponen dari alat peraga sistem CVT,
seperti sambungan kabel, membersihkan debu di sela-sela komponen, dan
memberikan pelicin pada komponen yang bergesekan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Annisah, S. 2014. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Jurnal Tarbawiyah.
Vol. 11, No. 1: 4.
Ardianto, E. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations. Bandung:
Remaja Rosdakarya Bandung
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cetakan ke-14.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ariyanto, A. 2013. Penilaian Ranah Psikomotorik. (http://www.kompasiana.com
/aloevera/penilaian-ranah-psikomotorik_5528bf00f17e6144028b45bc). online
diakses pada 23 Maret 2016.
Arkun, S & Akkoyunlu, B. 2008. A Study on the Development Process of a
Multimedia Learning Environment According to the ADDIE Model and
Student’s Opinions of the Multimedia Learning Environment. An on-line Journal Published at the University of Barcelona. (1 – 19), Online melalui
(http://www.ub.edu/multimedia/iem) diakses 30 Maret 2016. 20.45
Arsyad, A. 2013. Media pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Dewi, dan Prabowo. 2014. Pengembangan Alat Peraga Bandul Matematis untuk
Melatihkan Keterampilan Proses Siswa pada Materi Gerak Harmonik
Sederhana di Kelas XI SMA N 3 Tuban. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.
Volume 3, Nomor 2: 189-194.
Fatah, A. dan Wahyudi. 2015. Pengembangan Alat Peraga Sistem Starter Pada
Kompetensi Dasar Diagnosis Gangguan Sistem Starter Sepeda Motor.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 13, No. 1: 9-11
Firdaus, F. dan Samsudi. 2012. Macromedia Flash Profesional 8 Sebagai Media
Pembelajaran untuk Meningatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12, No. 1: 21-24
Firdaus, A. 2013. Taksonomi Bloom (Ranah Afektif, Kognitif dan Psikomotorik).
(http://firdausanisaa.blogspot.co.id/2013/12/taksonomi-bloom-ranah-afektif-
kognitif.html). online diakses pada 28 April 2017.
Haryoko, S. 2009. Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif
Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @Elektro Vol. 5 No. 1,
hlm. 1-10. UNM
68
Hidayanti, A. 2014. Definisi dan Ruang Lingkup Sarana dan Prasarana.
(http://anitahidayantii.blogspot.co.id/2014/09/definisi-dan-ruang-lingkup-sarana-
dan.html). online diakses pada 28 April 2017.
Hidayat dan Sunyoto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Materi CVT menggunakan
Engine Cutting CVT Stand Mata Kuliah Sepeda Motor dan Motor Kecil.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12 No. 1: 44-48.
Latifah, R. 2015. Pengertian belajar dan macam-macam teori belajar.
(http://ridalatifah.blogs.uny.ac.id/2015/11/18/pengertian-belajar-dan-macam-
macam-teori-belajar/). online diakses pada 28 April 2017.
Mardapi, D. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Jogjakarta:
Mitra Cendikia
Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Natawidjaja, R. 1979. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bunda
Karya
Octaviyanto, D. A. Suwahyo dan Karsono. 2014. Pengembangan perangkat
pembelajaran praktik chasis dan pemindah daya kompetensi pemeliharaan
dan perbaikan sistem Power steering. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 14 No. 1:12-17.
Rifa’i, A dan Chatarina, T. A. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembanan MKU/MKDK UNNES.
Sadiman, A.S., Rahardjo dan Haryono A. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Setiawan, E. 2012. Transmisi Otomatis. (http://edwinautomotif.blogspot.co.id/p/
transmisi-otomatis.html). online diakses pada 28 April 2017.
Setyarto, W. dan Saputro, D. D. 2012. Pengembangan Multimedia Interaktif
Continuous Variable Transmission (CVT) untuk Meningkatkan
Penguasaan Materi Sistem Penggerak Otomatis. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12 No. 2: 93-97.
Subandrio. 2009. Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor Matic. Jakarta
Selatan: Kawan Pustaka.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika Cetakan ke-1 ( Ed.). Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/RnD). Bandung: Alfabeta.
69
Sumarina, H. 2013. Efektifitas Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 1, Nomor 2: 197-207.
Sundayana, R. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supardi dan Syah, D. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Diadit Media
Soedarmo, H. 2008. Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor. Jakarta: PT.
Gramedia.
Unmu, D. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran.
(http://dreaming-of-impian.blogspot.co.id/2013/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html). online diakses pada 28 April 2017.
Utami. 2013. Media Pembelajaran dan Alat Peraga (http://arisbudiutami.
blogspot.co.id/2013/05/media-pembelajaran-dan-alat-peraga.html) online
diakses pada 10 april 2016
Widodo, E. 2014. Otomotif Sepeda Motor Matic. Bandung: Yrama Widya.
Yamaha. Mekanisme dan Petunjuk Praktis Sistim CVT Nouvo 115cc. Jakarta:
Education Department - Service Division