pengembangan pariwisata alam di kawasan taman … · hasil penilaian obyek wisata yang ada di tngc...

122
PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI WILAYAH SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL I KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT ERLIN WIDIYATI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: hoanghuong

Post on 21-Mar-2019

293 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

WILAYAH SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL I

KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

ERLIN WIDIYATI

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI

WILAYAH SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL I

KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

ERLIN WIDIYATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

RINGKASAN

ERLIN WIDIYATI (E34061670). Pengembangan Pariwisata Alam di Taman

Nasional Gunung Ciremai Wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional I

Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh Prof. Dr. E.K.S.

Harini Muntasib, MS. Dan Ir. Nandi Kosmaryandi, MSc.F.

Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan salah satu kawasan

pelestarian alam yang berada dalam dua wilayah administrasi Kabupaten

Kuningan dan Kabupaten Majalengka. TNGC memiliki sumberdaya yang

memberikan daya tarik tersendiri sebagai obyek wisata terutama kawasan Seksi

Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I Kuningan seperti air terjun, sumber air

panas, telaga dan kebudayaan masyarakat serta keanekaragaman flora dan

faunanya. Adanya potensi tersebut dan belum adanya perencanaan pengembangan

pariwisata alam di TNGC yang baru ditetapkan pada tahun 2004, maka perlu

dilakukan penelitian mengenai potensi daya tarik wisata alam untuk dibuat

rencana pengembangannya.

Penelitian dilaksanakan pada 7 lokasi wisata alam di kawasan TNGC

wilayah SPTN I Kuningan yang termasuk pada surat perjanjian Nomor PKS

02/BTNGC/2009 dan Nomor 556/49/Disparbud/2009 tentang pengelolaan obyek

wisata alam di TNGC yaitu Telagaremis, Paniis, Buper Cibeureum, Buper

Cibunar, Buper Balongdalam, Lembah Cilengkrang dan Buper Palutungan.

Penelitian tersebut dilaksanakan selama bulan Mei-Juni 2010 dengan

menggunakan kriteria penilaian analisis daerah operasi obyek daya tarik wisata

alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 yang telah dimodifikasi. Unsur-

unsur penilaian yang digunakan yaitu daya tarik, aksesibilitas dan kondisi sosial

ekonomi masyarakat sekitar lokasi obyek wisata. Metode pengambilan data

dilakukan melalui studi pustaka, wawancara, kuisioner dan pengamatan langsung

di lapangan. Pengambilan data meliputi daya tarik; aksesibilitas; kondisi sosial

ekonomi masyarakat; pengunjung : karakteristik, penilaian terhadap obyek, tujuan

dan aktivitas pengunjung, harapan pengunjung; pengelola obyek wisata dan

pemerintah daerah.

Pengelolaan obyek wisata alam di TNGC wilayah SPTN I Kuningan

dikelola oleh beberapa pihak yaitu Pemerintah Daerah (Disparbud), pihak swasta

dan masyarakat sebagai bentuk kemitraan yang bekerjasama dengan taman

nasional. Setiap lokasi wisata alam mempunyai kebijakan dan sistem pengelolaan

yang berbeda.

Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan

berada pada klasifikasi penilaian sedang (1184-1657) dan tinggi (1658-2130).

Nilai yang termasuk pada klasifikasi tinggi yaitu Lembah Cilengkrang (1800) dan

Buper Palutungan (1675). Lima obyek wisata lainnya termasuk pada kategori

sedang yaitu Telagaremis (1655), Paniis (1575), Buper Cibeureum (1525), Buper

Cibunar (1570) dan Buper Balongdalam (1515). Berdasarkan penilaian tersebut

maka obyek wisata Lembah Cilengkrang dan Buper Palutungan merupakan obyek

prioritas pengembangan pariwisata alam TNGC wilayah SPTN I Kuningan.

Karakteristik pengunjung pada 7 lokasi obyek wisata di TNGC wilayah

SPTN I Kuningan hampir sama. Sebagian besar pengunjung berasal dari luar

Page 4: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

daerah Kuningan seperti Cirebon, Indramayu dan Majalengka. Usia pengunjung

yang paling banyak adalah remaja 51,9% (13-21 tahun). Tujuan sebagian besar

pengunjung datang untuk melihat pemandangan alam dengan aktivitas yang

paling banyak dilakukan hanya berjalan dan duduk santai menikmati

pemandangan alam sekitar obyek wisata. Harapan pengunjung terhadap

keberadaan obyek wisata yaitu adanya pengembangan obyek wisata terutama

pengembangan produk wisata serta sarana dan prasarana yang ada.

Rekomendasi pengembangan obyek pariwisata alam di TNGC wilayah

SPTN I Kuningan mempertimbangkan beberapa aspek yaitu potensi obyek, usulan

pengunjung dan rencana pengelola. Pengembangan pariwisata alam meliputi

pengembangan sarana dan prasarana, peningkatan kerjasama dalam pengelolaan

dan pengembangan potensi serta kegiatan wisata pada setiap lokasi.

KATA KUNCI: pengembangan pariwisata, Taman Nasional Gunung Ciremai,

SPTN I Kuningan

Page 5: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

SUMMARY

ERLIN WIDIYATI. E34061670. Development of Nature-based Tourism in

National Park Management Section (SPTN) I Kuningan areas, Gunung

Ciremai National Park, Kuningan Regency, West Java Province. Under

supervision of E.K.S. HARINI MUNTASIB and NANDI KOSMARYANDI.

Gunung Ciremai National Park (GCNP) is one of conservation areas located

in two administrative regions, i.e. Majalengka and Kuningan Regency. Gunung

Ciremai National Park, particularly the area of National Park Management

Section (SPTN) I Kuningan, has various resources potential for tourism objects

and attractions, such as waterfalls, hot springs, lake, forest, flora and fauna

diversity, and culture. Considering the potentials and the absence of tourism

development plan in GCNP, a research on the development of the potentials for

tourism objects and attractions was needed.

Research was conducted on May – June 2010, covering 7 nature-based

tourism location on SPTN I Kuningan area of GCNP, which enclosed in the letter

of agreement Number PKS 02/BTNGC/2009 and Number 556/49/Disparbud/2009

about the management of nature-based tourism objects at GCNP, viz.

Telagaremis, Paniis, Buper Cibeureum, Buper Cibunar, Buper Balongdalam,

Lembah Cilengkrang and Buper Palutungan. A modified criteria of the

Directorate General of Forest Protection and Nature Conservation’s criteria of

assessment of tourism object and attraction operational areas analysis year 2003

(ADO-ODTWA) was used in the research’s analysis. Elements of assessment

used in the analysis were attraction, accessibility, and community’s social-

economic condition of the area concerned. Data were collected through literature

study, interview, questionnaire, and field observation. Data collected were

attraction, accessibility, community’s social-economic condition, visitors’

characteristics, visitors’ valuation of the objects, visitors’ purpose and activities,

visitors’ expectations, and development plant from tourism object management

and local government.

Gunung Ciremai National Park entrusted the management of the tourism

locations concerned in this research to various stakeholders, viz. Tourism and

Culture Agency of the local government, private ventures, communities, in

cooperation with GCNP. Therefore, each location had different policy and

management system.

The assessment of the existing tourism objects on the area of SPTN I

Kuningan GCNP resulted in moderate value (1184-1657) and high value (1658-

2130) classifications. Lembah Cilengkrang (1800) and Buper Palutungan (1675)

were classified into high value objects, while the other five objects, Telagaremis

(1655), Paniis (1575), Buper Cibeureum (1525), Buper Cibunar (1570) dan Buper

Balongdalam (1515), fell into the moderate value objects. Therefore, Lembah

Cilengkrang and Buper Palutungan became the priority of the development of

nature-based tourism in SPTN I Kuningan Gunung Ciremai National Park.

Visitors on all 7 locations shared common characteristics. Visitors came

from areas outside Kuningan, such as Cirebon, Indramayu, and Majalengka. The

Page 6: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

majority of the visitors (51,9%) were teenager (13-21 year old). Most of the

visitors came to the area to enjoy the scenery, with walking and sitting as

dominating activities. Visitors expected that there would be a tourism object

development, particularly concerning tourism products and facilities.

Recommendation on nature-based tourism development of SPTN I

Kuningan areas of GCNP were made taking into account the aspects of object’s

potential, visitor’s suggestion, and management plan. Nature-based tourism

development covered the development of facilities, improvement of cooperation

in potential management and development, and tourism activities development on

each location.

KEY WORD: nature-based tourism development, Gunung Ciremai National Park,

SPTN I Kuningan.

Page 7: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan

Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung Ciremai Wilayah SPTN I Kuningan

adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing

dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau

lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2010

Erlin Widiyati

NRP E34061670

Page 8: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

Judul : Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung

Ciremai Wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Kabupaten

Kuningan Provinsi Jawa Barat

Nama : Erlin Widiyati

NRP : E34061670

Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas : Kehutanan

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS. Ir. Nandi Kosmaryandi, MScF

NIP : 19550410 198203 2 002 NIP : 19660628 199802 1 001

Mengetahui:

Ketua

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS

NIP : 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus:

Page 9: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulisan skripsi ini

berhasil terselesaikan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2010 dengan

judul Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung Ciremai

Wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Kuningan Provinsi Jawa Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. E.K.S. Harini

Muntasib, MS dan Ir. Nandi Kosmaryandi, MSc.F selaku pembimbing. Selain itu,

penghargaan penulis disampaikan pula kepada pihak Taman Nasional Gunung

Ciremai dan pihak pengelola obyek wisata yang telah membantu dalam

pengambilan data dilapang. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada

Bapak, Ibu dan adik-adik tercinta, serta seluruh keluarga dan teman-teman KSHE

43 atas segala doa dan kasih sayangnya.

Dengan terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini, saya berharap dapat

bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai

pengembangan pariwisata alam di kawasan konservasi terutama di Taman

Nasional Gunung Ciremai.

Bogor, November 2010

Penulis

Page 10: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Majalengka, Jawa Barat pada tanggal 9 Mei

1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara yaitu Puji Raharja

dan Tria Suparti dari pasangan Supardi ABD dan Tati Kusnaeti.

Pada tahun 2000 penulis lulus dari SDN 1 Jagasari, tahun 2003

penulis lulus dari SLTP Negeri 1 Cikijing, tahun 2006 penulis

lulus dari SMA Negeri 2 Majalengka dan pada tahun yang sama lulus seleksi

masuk IPB melaui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Tahun 2007 penulis

memilih Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas

Kehutanan.

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis pernah menjadi anggota beberapa

organisasi yakni Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata (HIMAKOVA), Organisasi Mahasiswa Daerah Majalengka dan salah

satu tour guide Agroedutourism kampus IPB. Selain itu penulis juga melakukan

Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam Kamojang dan

Cagar Alam Leuweung Sancang, Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan

Pendidikan Gunung Walat dan Praktik Kuliah Lapang Profesi di Taman Nasional

Gunung Ciremai.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung

Ciremai Wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional I Kuningan Provinsi Jawa

Barat dibawah bimbingan Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Ir. Nandi

Kosmaryandi, MSc.F.

Page 11: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................. 2

1.3 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

2.1 Pariwisata .......................................................................................... 3

2.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata ......................................................... 3

2.3 Ekowisata dan Wisata Alam ............................................................ 4

2.4 Pengembangan Pariwisata Alam ...................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 8

3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................... 8

3.2 Alat dan Obyek Penelitian ............................................................... 8

3.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 8

3.3.1 Studi Pustaka dan Survei Lapangan ....................................... 10

3.3.2 Wawancara dan Kuisioner ..................................................... 10

3.3.3 Observasi Lapang ................................................................... 12

3.4 Analisis Data .................................................................................... 13

3.4.1 Analisis Potensi Wisata .......................................................... 13

3.4.2 Analisis Pengunjung .............................................................. 14

3.4.3 Analisis Pengelola .................................................................. 14

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 15

4.1 Sejarah dan Status Kawasan ............................................................ 15

4.2 Letak dan Luas ................................................................................. 15

4.3 Kondisi Fisik .................................................................................... 16

4.3.1 Iklim ....................................................................................... 16

4.3.2 Topografi ................................................................................ 16

4.3.3 Hidrologi ................................................................................ 16

4.4 Flora dan Fauna ................................................................................ 16

4.4.1 Flora ....................................................................................... 16

4.4.2 Fauna ...................................................................................... 17

4.5 Aksesibilitas ..................................................................................... 17

4.6 Potensi Wisata .................................................................................. 17

4.6.1 Wisata Alam ........................................................................... 17

4.6.2 Wisata Budaya ....................................................................... 18

4.7 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat sekitar Kawasan 18

Page 12: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 19

5.1 Pengelolaan Obyek Wisata di Taman Nasional Gunung Ciremai

Wilayah SPTN I Kuningan ............................................................. 19

5.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman Nasional Gunung

Ciremai Wilayah SPTN I Kuningan ............................................... 28

5.2.1 Telagaremis ............................................................................ 28

5.2.2 Paniis ...................................................................................... 38

5.2.3 Buper Cibeureum .................................................................... 39

5.2.4 Buper Cibunar ........................................................................ 41

5.2.3 Buper Balongdalam ............................................................... 43

5.2.6 Buper Cilengkrang ................................................................. 46

5.2.7 Buper Palutungan ................................................................... 51

5.3 Penilaian obyek dan daya tarik wisata alam di TNGC wilayah

SPTN I Kuningan ............................................................................. 53

5.3.1 Kriteria Penilaian .................................................................... 53

5.3.2 Rekapitulasi Penilaian ............................................................ 61

5.4 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 63

5.5 Pengunjung ...................................................................................... 65

5.5.1 Karakteristik Pengunjung ....................................................... 65

5.5.2 Tujuan dan Aktivitas Pengunjung .......................................... 66

5.5.3 Penilaian terhadap Obyek Wisata .......................................... 67

5.5.4 Harapan Pengunjung .............................................................. 68

5.6 Pengembangan Pariwisata Alam di TNGC Wilayah SPTN I

Kuningan ......................................................................................... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 86 6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 86

6.2 Saran ............................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 88

LAMPIRAN .................................................................................................. 91

Page 13: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jenis data dan informasi yang dikumpulkan ........................................ 9

2. Jumlah sampel pengunjung pada setiap lokasi obyek wisata berdasarkan

Rumus Slovin dan kelas umur ............................................................. 11

3. Metode penilaian obyek daya tarik wisata ........................................... 13

4. Klasifikasi penilaian hasil skoring ....................................................... 14

5. Pengelolaan obyek wisata alam di TNGC Wilayah SPTN I Kuningan 21

6. Hasil penilaian ODTW di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ............. 54

7. Hasil penilaian kriteria aksesibilitas menuju obyek wisata di TNGC

Wilayah SPTN I Kuningan ................................................................. 55

8. Hasil penilaian kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata

alam di TNGC wilayah SPTN I Kuningan .......................................... 59

9. Hasil rekapitulasi penilaian obyek dan daya tarik wisata di TNGC Wilayah

SPTN I Kuningan ................................................................................ 62

10. Karakteristik pengunjung obyek wisata di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan .............................................................................................. 65

11. Rekomendasi pengembangan obyek wisata alam di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan .............................................................................................. 70

12. Pengembangan sarana dan prasarana di lokasi obyek wisata ............... 75

Page 14: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta Lokasi ODTWA di Kawasan TNGC ........................................... 20

2. Tiket masuk Cipaniis ........................................................................... 23

3. Tiket Buper Cibunar berdasarkan peraturan Desa Linggajati ............. 25

4. Tiket pendakian Gunung Ciremai ........................................................ 26

5. Telagaremis .......................................................................................... 31

6. (a) Jembatan penyekat Telagaremis dan Situ Ayu Salintang, dan

(b) Situ Ayu Salintang ......................................................................... 31

7. Telaga Deleg ....................................................................................... 32

8. Telaga Salam ....................................................................................... 33

9. Telaga Buruy I .................................................................................... 33

10. Nyi Eloh .............................................................................................. 34

11. (a) Talaga Leutik dan (b) Telaga Buruy II ........................................... 35

12. Sumur Jalatunda ................................................................................... 35

13. (a) Telaga Leat dan (b) Telaga Nilem .................................................. 36

14. Batu Tumpeng ..................................................................................... 37

15. Camping ground Telagaremis ............................................................. 37

16. Sungai Cipaniis .................................................................................... 38

17. Camping ground Singkup .................................................................... 39

18. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) ...................................... 40

19. (a) Lapangan Bola Buper Cibeureum dan (b) Camping ground ......... 41

20. (a) Pesawahan dan (b) Perkebunan warga menuju Buper ................... 42

21. Camping ground Cibunar .................................................................... 42

22. (a) Makam Pansarcan Buyut Bayu dan (b) Makam Buyut Goong ...... 43

23. (a) Karang Mangu dan (b) Sumber air Titrayatra ............................... 44

24. Makam Pahlawan Samudra ................................................................ 45

25. (a) Kolam air Balongdalam dan (b) Camping ground ........................ 45

26. Pemandangan Kopi Gede ................................................................... 46

27. Jenis tanaman di kebun koleksi (a) Kemuning dan (b) Ambit ........... 47

28. Camping ground Lembah Cilengkrang .............................................. 48

Page 15: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

29. Mushola pinggir sungai di Hambulu .................................................. 48

30. (a) Curug Sabuk dan (b) Curug Sawer ................................................ 49

31. Sumber air panas .................................................................................. 50

32. (a) Lutung (Trachypithecus auratus) dan (b) Bunga bangkai ............. 51

33. Curug Ciputri . ..................................................................................... 51

34. Aliran Curug Ciputri . .......................................................................... 52

35. Zona camping ground Palutungan ...................................................... 52

36. Hasil kerajinan tangan masyarakat ....................................................... 61

37. (a) Mushola di Buper Palutungan, (b) Tempat ganti pakaian di Lembah

Cilengkrang, (c) MCK di Buper Cibunar dan (d) MCK sementara di

Buper Balongdalam ............................................................................. 64

38. Peta lokasi 9 telaga di obyek wisata Telagaremis . .............................. 79

39. Peta jalur intepretasi Lembah Cilengkrang .......................................... 84

Page 16: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Tabel kriteria penilaian obyek dan daya tarik wisata di Taman Nasional

Gunung Ciremai ................................................................................ 92

2. Kuisioner pengunjung ....................................................................... 95

3. Panduan wawancara dengan pihak pengelola Taman Nasional Gunung

Ciremai .............................................................................................. 100

4. Panduan wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan Taman

Nasional Gunung Ciremai ................................................................ 101

5. Panduan wawancara dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kuningan 102

6. Hasil penilaian daya tarik obyek wisata ........................................... 103

7. Data responden penduduk sekitar obyek wisata ............................... 105

Page 17: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan hutan Gunung Ciremai ditetapkan sebagai Taman Nasional pada

tanggal 19 Oktober 2004 dengan SK Menteri Kehutanan No. 424/Menhut-II/2004

tentang perubahan fungsi kawasan hutan lindung pada kelompok hutan Gunung

Ciremai seluas ± 15.500 hektar. Kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ciremai

(TNGC) memiliki fungsi ekologis yang sangat penting yaitu sebagai daerah

resapan air dan sebagai sumber air bersih bagi daerah di sekitarnya yaitu

Kabupaten Majalengka, Kuningan dan Cirebon yang perlu dilindungi dan

dilestarikan.

Taman nasional berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 merupakan

salah satu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola

berdasarkan sistem zonasi dan dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, menunjang kebudayaan serta pariwisata dan rekreasi.

Oleh karena itu, pemanfaatan kawasan TNGC tidak hanya berupa hasil hutan

kayu ataupun non kayu seperti getah atau madu, akan tetapi dapat diperoleh hasil

hutan berupa penjualan jasa hutan seperti panorama alam yang dimiliki kawasan

TNGC sebagai obyek daya tarik wisata.

TNGC secara wilayah administratif terbagi ke dalam dua kabupaten yaitu

Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Potensi wisata alam yang

terdapat di kawasan TNGC khususnya yang termasuk pada daerah administrasi

Kabupaten Kuningan memberikan daya tarik tersendiri seperti air terjun, sumber

air panas, telaga, kebudayaan masyarakat dan hutan serta keanekaragaman flora

dan fauna. Melihat potensi sumberdaya alam tersebut, maka perlu dilakukan

penelitian mengenai potensi sumberdaya pariwisata alam untuk dibuat rencana

pengembangan pariwisata alamnya, sehingga masyarakat sekitar TNGC dapat

memperoleh manfaat seperti terciptanya lapangan pekerjaan baru tanpa merusak

hutan yaitu adanya pengembangan potensi wisata alam sebagai salah satu produk

pariwisata alam daerah yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Page 18: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

2

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan pariwisata alam di Taman

Nasional Gunung Ciremai khususnya wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional

(SPTN) I Kuningan yang secara rinci yaitu :

1. Menginventarisasi potensi obyek daya tarik wisata di Taman Nasional

Gunung Ciremai Wilayah SPTN I Kuningan

2. Melakukan penilaian terhadap obyek daya tarik wisata, dan

3. Menyusun pengembangan pariwisata alam.

1.3 Manfaat

Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak

pengelola untuk memperkaya informasi mengenai potensi wisata Taman Nasional

Gunung Ciremai, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan dan

pengembangan kawasan dari segi wisata.

Page 19: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pariwisata

Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya

aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam

waktu sementara, dengan tujuan mengisi waktu luang dan selama perjalanan tidak

melakukan aktivitas yang menghasilkan uang. Gejala yang ditimbulkan terjadi

akibat adanya interaksi dari unsur manusia/pelaku, waktu, dan ruang selama

perjalanannya (Wahab 1989).

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab

I Pasal 1, wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata

yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Pariwisata merupakan perpindahan yang bersifat sementara ke daerah

tujuan wisata di luar tempat tinggal dan pekerjaan, melakukan aktivitas selama

tinggal dan fasilitas yang diciptakan untuk melayani kebutuhan wisatawan

(Cooper et al. 1996).

2.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata

Obyek wisata adalah suatu tempat yang menjadi tujuan kunjungan karena

mempunyai sumberdaya yang menarik baik berupa alami, buatan hasil karya

manusia ataupun budaya masyarakat. Ketersediaan sumberdaya hanya dapat

memicu adanya perjalanan, sumberdaya yang baik adalah sumberdaya yang dapat

memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Sedangkan daya

tarik wisata yaitu segala sesuatu yang dapat menarik pengunjung untuk datang

berwisata ke suatu tempat tertentu. Obyek daya tarik wisata merupakan tempat

atau keadaan alam yang memiliki sumberdaya wisata yang dibangun dan

Page 20: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

4

dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat

tujuan kunjungan wisatawan (Marpaung 2002).

Undang – Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada Bab I

Pasal 1 menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang

memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan

alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan

kunjungan wisatawan.

Definisi obyek wisata menurut Wardiyanta (2006) adalah sesuatu yang

menjadi pusat daya tarik wisatawan dan dapat memberikan kepuasan pada

wisatawan. Obyek wisata tersebut bisa berupa 1) berasal dari alam, misalnya

pegunungan, hutan dan pantai, 2) merupakan hasil budaya, misalnya museum dan

candi, 3) hasil dari kegiatan atau aktivitas manusia seperti tarian dan karnaval. Hal

ini sama dengan Marpaung (2002) yang membagi daya tarik wisata menjadi tiga

klasifikasi yaitu daya tarik alam, budaya dan daya tarik buatan manusia,

sedangkan definisi obyek dan daya tarik wisata menurutnya adalah suatu bentukan

atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, menarik wisatawan untuk datang

berkunjung pada suatu daerah.

Kodhyat (2007) obyek dan daya tarik wisata merupakan komponen paling

utama karena merupakan pendorong atau sebagai motivasi wisatawan untuk

datang berkunjung pada daerah wisata tersebut, obyek dan daya tarik wisata

menurutnya dibagi dalam empat jenis yaitu Alam, Budaya, Aktivitas dan

Peristiwa.

2.3 Ekowisata dan Wisata Alam

Ekowisata dapat diartikan secara bebas sebagai suatu jenis pariwisata yang

dalam penyelenggaraannya tidak menuntut tersedianya fasilitas akomodasi yang

modern dan peralatan yang mewah dengan bagunan yang megah. Ekowisata ini

dilakukan dengan kesederhanaan, memelihara keaslian alam dan lingkungan, seni

budaya, adat-istiadat kehidupan masyarakat sekitar, menciptakan ketenangan dan

keseimbangan dalam pembangunannya dengan alam sekitarnya. Sehingga

ekowisata bukan termasuk jenis pariwisata yang hanya menghamburkan uang dan

Page 21: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

5

hiburan semata, namun merupakan jenis pariwisata yang dapat meningkatkan

pengetahuan, memperluas wawasan dengan mempelajari sesuatu dari alam, flora

dan fauna atau bahkan dari kehidupan masyarakat etnis setempat.

Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan

suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan,

dalam praktik jelas terlihat bahwa bentuk wisata ini secara aktif menyumbang

kegiatan konservasi alam dan budaya, melibatkan masyarakat lokal dalam

perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata serta memberikan

sumbangan positif terhadap kesejahteraan masyarakat, dan dilakukan dalam

bentuk wisata independen atau organisasi kelompok kecil (UNEP 2000 dalam

Damanik dan Weber 2006).

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan

Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan

Taman Wisata Alam pada Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa wisata alam

merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan

secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan

keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya

dan taman wisata alam.

Hakim (2004) wisata alam merupakan aktivitas wisata menuju tempat-

tempat alamiah yang biasanya diikuti oleh kegiatan olah fisik wisatawan. Tempat

wisata favorit wisatawan ini biasanya kebanyakan termasuk kawasan lindung,

seperti Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Hutan Raya dan Taman Laut.

2.4 Pengembangan Pariwisata Alam

Pariwisata alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

alam, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam serta usaha yang

terkait dengan wisata alam. Pengusahaan pariwisata alam merupakan suatu

kegiatan untuk menyelenggarakan usaha sarana pariwisata alam di suaka

margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

berdasarkan rencana pengelolaan (PP No.36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan

Page 22: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

6

Pariwisata Alam di Suaka Margasatwaa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya,

dan Taman Wisata Alam).

Selanjutnya dijelaskan pada PP No. 36 Tahun 2010 bahwa sejalan dengan

perkembangan kebutuhan pariwisata alam maka taman nasional yang memiliki

keunikan dan keindahan alam sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

obyek dan daya tarik wisata alam, disamping sebagai pengembangan ilmu

pengetahuan, penelitian dan pendidikan. Untuk mengoptimalkan kegiatan

pariwisata alam di taman nasional diikutsertakan pengusahaan pariwisata alam.

Pengusahaan pariwisata alam dapat memberikan dampak positif dalam

menciptakan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, penyelenggaraan

pengusahaan pariwisata alam harus memperhatikan beberapa faktor:

a. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

b. Kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan

ekonomi dan sosial budaya

c. Nilai-nilai agama, adat-istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup

dalam masyarakat

d. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup

e. Kelangsungan pengusahaan pariwisata alam itu sendiri, dan

f. Keamanan dan ketertiban masyarakat.

Penetapan kawasan strategis untuk pariwisata dapat dilakukan dengan

memperhatikan beberapa aspek yaitu (Undang-undang No 10 Tahun 2009):

a. Sumberdaya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik

pariwisata.

b. Potensi pasar

c. Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan

wilayah

d. Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dan

menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Page 23: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

7

e. Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan

pemanfaatan aset budaya

f. Kesiapan dan dukungan masyarakat; dan

g. Kekhususan wilayah

Konsep pengembangan pariwisata alam pada daerah konservasi yang

dianggap paling penting yaitu pengembangan obyek dan daya tarik wisata dengan

adanya tujuan pendidikan bagi wisatawan tentang apa yang mereka lihat dan

mereka rasakan dengan penekanan pendidikan terhadap masalah ekologi dan

konservasi. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan (2003)

menyebutkan ada lima prinsip pengembangan pariwisata alam yaitu:

1. Konservasi: menghindari dampak negatife terhadap lingkungan, sosial,

budaya dan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan beserta

keanekaragaman hayati yang dimilikinya dengan adanya pengaturan

pengunjung yang sesuai daya dukung kawasan.

2. Edukasi: memberikan pendidikan konservasi pada masyarakat setempat dan

pengunjung serta pengelolanya dengan mengembangkan program

interpretasi lingkungan yang bertujuan untuk menimbulkan kesadaran dan

kepedulian terhadap sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

3. Ekonomi: terjaminannya kesinambungan usaha yang dapat memberikan

keuntungan bagi masyarakat sekitar, pengelola dan penyelenggara

pariwisata alam. Sehingga dapat memacu pembangunan wilayah setempat

baik lokal, regional maupun nasional.

4. Peran Masyarakat: masyarakat ikut berperan mulai dari tahap perencanaan

sampai pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, tetap memperhatikan

kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat serta memahami struktur

sosial dan budaya masyarakat.

5. Rekreasi: pengunjung memperoleh kepuasan dan kenyamanan dalam

perjalanan wisata di lokasi yang masih alami dan mempunyai fungsi

konservasi.

Page 24: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian mengenai Pengembangan Pariwisata Alam di Taman

Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dilakukan pada bulan Mei-Juni Tahun 2010 di

Kawasan TNGC pada wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I

Kuningan Provinsi Jawa Barat.

3.2 Alat dan Obyek Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan penelitian antara lain alat tulis,

kamera digital untuk mendokumentasikan hasil kegiatan, pedoman analisis daerah

operasi obyek dan daya tarik wisata alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA Tahun

2003 yang telah dimodifikasi, panduan wawancara dan kuisioner. Sedangkan

obyek penelitian terdiri atas tujuh lokasi obyek wisata alam di kawasan TNGC

khususnya wilayah SPTN I Kuningan yang termasuk dalam surat perjanjian

Nomor PKS 02/BTNGC/2009 dan Nomor 556/49/Disparbud/2009 tentang

pengelolaan obyek wisata di Taman Nasional Gunung Ciremai. Obyek wisata

tersebut yaitu Telagaremis, Paniis, Bumi Perkemahan Cibeureum, Bumi

Perkemahan Cibunar, Bumi Perkemahan Balongdalem, Lembah Cilengkrang dan

Bumi Perkemahan Palutungan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data dan informasi yang dikumpulkan selama kegiatan penelitian

berlangsung seperti yang tersaji pada Tabel 1 yaitu:

Page 25: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

9

Tabel 1 Jenis data dan informasi yang dikumpulkan

No. Jenis data Metode

pengumpulan data Informasi yang dikumpulkan

1 Daya tarik wisata*

a. Keunikan

sumberdaya alam

Studi literatur dan

observasi lapang

Potensi fisik, biotik dan budaya yang

dianggap memiliki ciri khas tertentu

b. Sumberdaya alam

yang menonjol

Studi literatur dan

observasi lapang

SDA yang menjadi pusat perhatian

pengunjung untuk datang ke lokasi

wisata

c. Jenis kegiatan

yang dapat dan

berpotensi untuk

dilakukan

Studi literatur dan

observasi lapang

Aktivitas yang dapat dan berpotensi

untuk dilakukan oleh pengunjung

disesuaikan dengan kondisi dilapangan

d. Kebersihan lokasi Observasi lapang Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kebersihan lokasi obyek wisata

e. Keamanan

terhadap kawasan

Studi literatur dan

observasi lapang

Aktivitas yang intensitasnya dapat

menurunkan kualitas dan keamanan

kawasan

f. Kenyamanan Studi literatur dan

observasi lapang

Kondisi lingkungan obyek wisata yang

mempengaruhi kenyamanan pengunjung

2 Aksesibilitas Observasi lapang dan

wawancara pengelola

Kondisi jalan, waktu dan jarak tempuh

dari pusat kota, serta sarana transportasi

menuju lokasi wisata

3 Kondisi sosial,

budaya, ekonomi

masyarakat

Studi literatur,

wawancara dan

kuisioner

Tingkat pengangguran, mata

pencaharian, potensi budaya masyarakat

(atraksi budaya, kesenian, dan

kepercayaan), pendidikan dan tanggapan

pengembangan obyek wisata (hambatan

dan manfaat)

4 Potensi pengunjung

a. Karakteristik

pengunjung

Kuisioner dan

wawancara

Umur, jenis kelamin, daerah asal,

pendidikan, pekerjaan dan tingkat

pendapatan

b. Tujuan dan

aktivitas

pengunjung

Kuisioner dan

wawancara

Obyek daya tarik utama, sumber

informasi, tujuan berwisata, aktivitas

yang dilakukan

c. Penilaian

terhadap obyek

wisata

Kuisioner dan

wawancara

Pelayanan, pengelolaan serta kondisi

kawasan wisata yang dikunjungi

d. Harapan

pengunjung

Kuisioner dan

wawancara

Harapan dan saran terhadap

pengembangan obyek wisata

5 Pengelola obyek

wisata

Wawancara dan studi

literatur

Sistem pengelolaan, kebijakan–

kebijakan yang berlaku, rencana

pengembangan pariwisata alam dan

hubungan kerjasama dengan pihak luar

6 Pemerintah daerah Wawancara dan studi

literatur

Kerjasama dengan Taman Nasional

dalam pengelolaan pariwisata alam dan

rencana pengembangan pariwisata alam

Keterangan : *penjelasan unsur penilaian (Lampiran 1 Tabel kriteria penilaian obyek wisata)

Page 26: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

10

3.3.1 Studi Pustaka dan Survei Pendahuluan

Pengumpulan data melalui studi pustaka dan survei pendahuluan ini

dilakukan sebagai langkah awal sebelum pelaksanaan penelitian berlangsung

dilapangan. Tujuan dari kegiatan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui

gambaran umum mengenai kondisi lapangan dan pengumpulan informasi

terdahulu berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Studi pustaka

dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan, mempelajari dan menelaah sumber-

sumber pustaka dan dokumen pengelola yang berkaitan dengan penelitian.

3.3.2 Wawancara dan Kuisioner

Kegiatan wawancara ini dilakukan secara langsung berinteraksi dan

berkomunikasi dengan responden melalui pengisian kuisioner dan wawancara

terpandu yang dilakukan kepada:

a. Pengunjung

Kegiatan wawancara kepada pengunjung dilakukan dengan cara pengisian

kuisioner. Jenis data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pengunjung (jenis

kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan asal pengunjung), tujuan pengunjung,

aktivitas pengunjung, penilaian pengunjung terhadap obyek wisata yang telah ada

dan keinginan atau harapan pengunjung dalam pengembangan potensi obyek

wisata (Lampiran 2).

Pengumpulan data dan informasi dari pengunjung dilakukan dengan

pengambilan total sampel menggunakan Rumus Slovin yaitu dengan

memperhatikan tingkat ketelitian dan jumlah populasi wisatawan dalam waktu

tertentu dengan batas ketelitian yang digunakan untuk populasi besar 0,1 (10%)

dan 0,2 (20%) untuk populasi kecil (Sevilla 1993 dalam Prasetyo 2005).

Rumus Slovin :

n = N

1+Ne2

Keterangan : n = ukuran total sampel atau jumlah responden

N = ukuran populasi atau jumlah wisatawan dalam waktu tertentu

e = nilai kritis (batas ketelitian), pada penelitian ini digunakan 0,15

Page 27: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

11

Pengambilan sampel pengunjung berdasarkan pembagian kelas umur yaitu

anak-anak 7-12 tahun, remaja 13-21 tahun, dewasa 22-40 tahun dan tua (dewasa

pertengahan) 41-65 tahun (Dariyo 2007). Proporsi pengambilan sampel pada

setiap kelas umur :

Sampelx = Populasix

× Total sampel Total populasi

Keterangan :

Sampelx = ukuran sampel untuk kelas umur x

Populasix = ukuran populasi pada waktu tertentu kelas umur x

Total populasi = ukuran populasi atau jumlah wisatawan dalam waktu tertentu

Total sampel = ukuran keseluruhan sampel yang diperoleh dari Rumus Slovin

Pengambilan sampel dilakukan pada semua lokasi obyek wisata yaitu

Telagaremis, Paniis, Bumi Perkemahan (Buper) Cibeureum, Buper Cibunar,

Buper Balongdalem, Lembah Cilengkrang dan Buper Palutungan. Pengambilan

data pengunjung meliputi karakteristik pengunjung, tujuan kunjungan, penilaian

dan harapan pengunjung terhadap obyek wisata. Pengambilan data tersebut

melalui pengisian kuisioner di setiap lokasi obyek wisata. Pengambilan sampel

pengunjung dilakukan dengan menggunakan Rumus Slovin pada penelitian ini

yaitu menggunakan populasi dari data banyaknya pengunjung yang datang selama

satu minggu terakhir sebelum pengambilan data. Oleh karena itu, jumlah sampel

pengunjung pada setiap lokasi obyek wisata berbeda jumlah dan sebaran

persentase setiap kelas umurnya seperti yang tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah sampel pengunjung pada setiap lokasi obyek wisata berdasarkan

Rumus Slovin dan kelas umur

No. Lokasi Total populasi per

minggu

Total

sampel

Sampel

A R D T

1. Telaga Remis 265 38,06 5,7 15,2 15,2 1,9

2. Buper Paniis 107 31,4 6,2 10,8 10,9 3,1

3. Buper Cibeureum tidak teridenfikasi -

1 2

4. Buper Cibunar 50 23,53 1,2 10,8 9,6 2,4

5. Buper Balongdalem tidak teridenfikasi -

12

1

6. Lembah Cilengkrang 500 40,82 2,05 20,5 16,4 2,05

7. Buper Palutungan 500 40,82 4,1 24,6 8,2 4,1

Sampel pengunjung pada Buper Cibeureum dan Buper Balongdalem tidak

menggunakan Rumus Slovin. Hal ini dikarenakan pada lokasi wisata tersebut

Page 28: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

12

pihak pengelola tidak mengetahui secara pasti jumlah pengunjung yang datang.

Sehingga pengambilan sampel disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang ada

pada saat kegiatan penelitian berlangsung. Bahkan berdasarkan keterangan dari

pihak pengelola Buper Cibeureum, pengunjung yang datang untuk berkemah

terakhir kali yaitu 30 Oktober – 1 November 2009. Obyek wisata ini umumnya

dikunjungi pada saat tertentu seperti libur hari raya, hari kemerdekaan, tahun baru

dan liburan akhir tahun sekolah.

b. Pengelola Obyek Wisata

Pengumpulan data meliputi kebijakan pengelola yang berlaku, sistem

pengelolaan, hubungan kerjasama dengan pihak luar dan rencana pengembangan

pariwisata obyek wisata yang dikelola melalui wawancara terpandu (Lampiran 3).

c. Masyarakat Sekitar

Kegiatan wawancara kepada masyarakat sekitar lokasi obyek wisata

dilakukan dengan wawancara langsung secara terpandu (Lampiran 4) meliputi

informasi tingkat pengetahuan, pemahaman dan dukungan mengenai

perkembangan obyek wisata, serta dampak yang ditimbulkan dari adanya kegiatan

wisata. Pengambilan sampel pada masyarakat yaitu dengan menggunakan teknik

penarikan sampel purposive dengan jumlah sampel disesuaikan dengan data dan

informasi yang dibutuhkan. Pengambilan sampel dilakukan pada setiap lokasi

obyek wisata meliputi masyarakat yang ikut berperan aktif maupun tidak.

d. Pemerintah Daerah

Informasi yang dikumpulkan melalui wawancara terpandu meliputi

kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku, hubungan kerjasama dengan pihak

luar dan rencana pengembangan obyek wisata yang akan dilakukan (Lampiran 5).

3.3.3 Observasi Lapang

Metode observasi lapang ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan

cara pengamatan langsung di lokasi obyek wisata alam. Pengamatan yang

dilakukan di lapangan bertujuan untuk menggali potensi sumberdaya yang

memungkinkan untuk dikembangkan sebagai obyek wisata dan mengetahui daya

tarik obyek yang telah ada dan dikembangkan, serta verifikasi data yang diperoleh

berdasarkan studi literatur dengan kondisi lapangan (Tabel 3).

Page 29: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

13

Tabel 3 Metode penilaian obyek daya tarik wisata

No Data yang dinilai Metode penilaian

1. Daya tarik Penelitian di lapang dengan menggunakan

kriteria penilaian

2. Aksesibilitas Penelitian di lapang dengan menggunakan

kriteria penilaian

3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat Penelitian di lapang dengan menggunakan

kriteria penilaian

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode skoring dan deskriptif. Metode

skoring yang diperoleh berdasarkan hasil penilaian ODTWA dengan

menggunakan Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata

Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA Tahun 2003 (Lampiran 1).

3.4.1 Analisis Potensi Wisata

Potensi wisata berhubungan dengan sumberdaya alam yang ada di Kawasan

TNGC. Analisis data dilakukan dengan skoring kriteria hasil penilaian, kemudian

di uraikan secara deskipsi sehingga menjadi data potensi wisata alam yang dapat

dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Penilaian dilakukan berdasarkan pada

tabel penilaian yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi masing-masing

lokasi. Kriteria penilaian berupa daya tarik wisata, aksesibilitas dan sosial

ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata.

Bobot nilai paling besar diberikan pada kriteria daya tarik yaitu 6, hal ini

dikarenakan daya tarik merupakan alasan utama wisatawan datang berkunjung.

Sedangkan bobot untuk kriteria penilaian dari segi aksesibilitas dan sosial

ekonomi masyarakat diberikan angka 5 karena kedua kriteria ini dapat

mempengaruhi potensi pengembangan obyek wisata tersebut. Perhitungan data

penilaian potensi wisata dihitung dengan menggunakan persamaan (Romani

2006):

S = N× B

Keterangan : S = Skor/nilai B = Bobot nilai

N = Jumlah nilai unsur – unsur pada kriteria

Berdasarkan hasil skoring tersebut kemudian setiap nilai kriteria dari

masing-masing obyek wisata dikalkulasikan untuk melihat bobot nilai akhir. Hasil

Page 30: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

14

penilaian tersebut akan dimasukan pada klasifikasi penilaian seperti yang tersaji

pada Tabel 4.

Tabel 4 Klasifikasi penilaian hasil skoring

No. Kriteria penilaian Klasifikasi penilaian

Buruk Sedang Baik

1 Daya tarik 360-600 601-840 841-1080

2 Aksesibilitas 225-300 301-375 376-450

3 Kondisi sosial ekonomi 300-400 401-500 501-600

4 Nilai total kriteria penilaian 710-1183 1184-1657 1658-2130

Nilai selang tersebut diperoleh dari hasil klasifikasi penilaian menggunakan

rumus yaitu:

Selang = Smak - Smin

Banyaknya klasifikasi penilaian

Keterangan = S mak : nilai maksimal dari hasil penilaian kriteria

S min : nilai minimal dari hasil penilaian kriteria

Hasil klasifikasi penilaian tersebut kemudian dideskripsikan potensi fisik,

biologi, sosial dan budaya dari masing-masing obyek baik yang telah

dikembangkan sebagai daya tarik wisata maupun yang belum dikembangkan

sebagai bahan pertimbangan dalam rencana pengembangan pariwisata alam di

TNGC wilayah SPTN I Kuningan.

3.4.2 Analisis Pengunjung

Data dan informasi yang diperoleh dari kuisioner disajikan dalam bentuk

tabel dan grafik yang akan menggambarkan hubungan beberapa jawaban dari

pertanyaan yang telah disajikan dalam kuisioner. Berdasarkan data tersebut

kemudian dideskripsikan ke dalam beberapa kategori yaitu karakteristik

pengunjung, tujuan pengunjung, penilaian pengunjung dan harapan pengunjung

terhadap obyek.

3.4.3 Analisis pengelola

Analisis data pengelolaan dilakukan secara deskriptif meliputi upaya

rencana pengembangan dan bentuk pengelolaan yang ada, sehingga dapat

memberikan gambaran mengenai bentuk kerjasama dan hambatan yang ada dalam

pengembangan pariwisata alam.

Page 31: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

15

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Status Kawasan

Berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Nomor 195/Kpts-II/2003

tanggal 4 Juli 2003 areal hutan di Provinsi Jawa Barat seluas ± 816.603 hektar

telah ditunjuk sebagai kawasan hutan lindung, termasuk di dalamnya kawasan

Hutan Lindung Ciremai yang berada di Kabupaten Kuningan dan Majalengka.

Pada tahun 2004 sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun

1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, maka

pemerintah memutuskan adanya perubahan fungsi kawasan untuk mengubah

Hutan Lindung Ciremai menjadi kawasan Pelestarian Alam yang berfungsi

sebagai Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

Penetapan kawasan ini diikuti dengan adanya SK Menteri Kehutanan No.

424/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang Penetapan Hutan Lindung

Gunung Ciremai sebagai Taman Nasional Gunung Ciremai seluas ± 15.500 hektar

yang berada di Kabupaten Kuningan dan Majalengka. Menimbang diantaranya

kawasan hutan Gunung Ciremai memiliki ekosistem yang relatif utuh dengan tiga

tipe hutan yang diantaranya memiliki vegetasi hutan alam primer, memiliki

keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan daerah resapan air bagi

kawasan dibawahnya dan beberapa sungai penting di Kabupaten Majalengka,

Kuningan dan Cirebon, serta merupakan sumber beberapa mata air yang

dipergunakan untuk masyarakat, pertanian dan industri.

4.2 Letak dan Luas

Secara geografis Taman Nasioanal Gunung Ciremai (TNGC) terletak pada

koordinat 6040’ LS - 6

058’ LS dan 108

020’ BT - 108

040’ BT. Berdasarkan

wilayah administrasi pemerintahan TNGC termasuk ke dalam dua kabupaten

yaitu 6.800,13 Ha di Kabupaten Majalengka dan 8.699,87 Ha di Kabupaten

Kuningan (BTNGC 2006).

Page 32: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

16

4.3 Kondisi Fisik

4.3.1 Iklim

Iklim TNGC berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk

kedalam tipe iklim B dan C. Curah hujan pada kawasan ini berkisar antara 2.000-

4.000 mm/tahun dengan curah hujan rata-rata 3.500 mm/tahun, sedangkan curah

hujan tertinggi mencapai 4.000-4.500 mm/tahun yang terjadi di daerah sekitar

puncak dan curah hujan terendah antara 2.000-2.500 mm/tahun yang terjadi di

sebelah timur kawasan (Rachmat 2007).

4.3.2 Topografi

Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki topografi yang

bergelombang dan berbukit sepanjang bagian kaki gunung hingga bagian puncak

tertinggi yang mencapai 3.078 m dpl (Hadiprasetya 2009).

4.3.3 Hidrologi

Kawasan Gunung Ciremai kaya dengan sumberdaya air berupa sungai dan

mata air. Berdasarkan hasil inventarisasi mata air tahun 2006 di dalam kawasan

TNGC terdapat 156 mata air. Seratus empat puluh tujuh mata air mengalir

sepanjang tahun untuk wilayah Kuningan, sedangkan wilayah Majalengka

terdapat 36 mata air produktif dan 7 sungai yang mengalir sepanjang tahun.

Kualitas air yang dihasilkan memenuhi standar kriteria kualitas air minum,

sehingga merupakan sumber pasokan air minum PDAM Cirebon yang

penampungannya terletak di desa Paniis Kecamatan Pasawahan Kabupaten

Kuningan (BTNGC 2006).

4.4 Flora dan Fauna

4.4.1 Flora

Kondisi vegetasi kawasan TNGC terdiri dari tipe hutan hujan dataran

rendah, tipe hutan hujan pegunungan dan hutan pegunungan sub alpin. Flora yang

banyak ditemukan di TNGC antara lain: huru meuhmal (Litsea tomentosa), kileho

(Saurauia pendula), pinus (Pinus merkusii), saninten (Castanopsis javanica),

walen (Ficus ribes) dan edelweis (Irwan 2009). Selain itu terdapat pula beberapa

jenis tanaman hias seperti anggrek dan kantong semar.

Page 33: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

17

4.4.2 Fauna

Keanekaragaman jenis di Ciremai cukup tinggi. Jenis satwa yang ada di

kawasan ini antara lain: macan kumbang (Phantera pardus), kijang (Muntiacus

muntjak), landak (Hystrix brachyura) dan babi hutan (Sus scrofa). Primata yang

dapat ditemukan pada kawasan Ciremai yaitu surili (Presbytis comata) dan lutung

budeng (Trachypithecus auratus). Sedangkan untuk jenis burung yaitu elang jawa

(Spizaetus bartelsi), elang ular (Spilornis cheela) dan jenis burung kacamata

gunung (Zoosterops montanus). Jenis-jenis satwaliar yang terdapat di kawasan ini

sebagian besar termasuk pada kategori jenis yang dilindungi (Gunawan 2007).

4.5 Aksesibilitas

Taman Nasional Gunung Ciremai ini dapat diakses melalui tiga kabupaten

yaitu Kuningan, Majalengka dan Cirebon. Waktu tempuh menuju kawasan ini

dengan menggunakan bus dari arah Jakarta-Cirebon-Kuningan melalui jalur

pantai utara (Pantura) sekitar ± 7 jam, sedangkan jalur Jakarta-Majalengka dapat

di tempuh dengan bus sekitar ± 8 jam. Namun untuk jalur pendakian resmi

menuju puncak Gunung Ciremai ada tiga (BTNGC 2006) yaitu:

1. Jalur pendakian Linggarjati : Kuningan-Cilimus-Linggarjati, jarak tempuh

16 km dengan kondisi jalan beraspal dan terdapat angkutan umum.

2. Jalur pendakian Palutungan : Kuningan-Cigugur-Palutungan, jarak tempuh

7 km dengan kondisi jalan beraspal dan terdapat angkutan umum.

3. Jalur pendakian Apuy : Majalengka-Maja-Argamukti, jarak tempuh 29 km

dengan kondisi jalan beraspal dan berbatu dan terdapat angkutan umum.

4.6 Potensi Wisata

4.6.1 Wisata Alam

Bentuk atraksi wisata alam yang dapat dijumpai pada kawasan TNGC ini

antara lain track pendakian yang terdiri dari tiga jalur yaitu Linggarjati, Apuy, dan

Palutungan. Obyek wisata alam yang dapat dijumpai pada kawasan ini antara lain

berupa panorama alam seperti air terjun Curug Sawer dan Curug Sabuk, wisata air

Page 34: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

18

panas di daerah Pejambon, wisata air deras Paniis, dan wisata telaga. Selain itu,

kegiatan wisata seperti birdwatching dapat dilakukan pada kawasan ini dengan

potensi satwa yang dimiliki terutama beberapa jenis burung berkicau dan burung

langka seperti Elang jawa (BTNGC 2006).

4.6.2 Wisata Budaya

Kawasan TNGC juga memiliki beberapa tempat yang dianggap memiliki

nilai histori sehingga banyak dikunjungi oleh para penjiarah seperti Situ Sangiang

dan Gunung Puncuk (BTNGC 2006).

4.7 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat Sekitar Kawasan

Masyarakat lokal yang tinggal berbatasan dengan kawasan TNGC terbagi

dalam 14 kecamatan yaitu 7 kecamatan jumlah desa 25 termasuk wilayah

administratif Kabupaten Kuningan dan 7 kecamatan lainnya dengan jumlah desa

20 termasuk pada wilayah administratif Kabupaten Majalengka. Mata pencaharian

penduduk sekitar sebagian besar sebagai petani baik petani tanah milik, penggarap

atau buruh tani, komoditas yang dihasilkan berupa sayur -sayuran, padi dan buah-

buahan. Secara umum pola pengunaan lahan masyarakat di sekitar TNGC terdiri

dari tanah sawah dan bukan sawah (kebun, hutan rakyat, perkebunan, perumahan,

dan tanah pekarangan) (BTNGC 2006).

Berdasarkan data pusat statistik tahun 2003 Kabupaten Kuningan

masyarakat dari ke tujuh kecamatan tiga kecamatan yaitu Mandirancan dan

Pasawahan semua pemeluk agama Islam. Kecamatan Darma 68 orang, Cilimus 24

orang, Jalaksana 18 orang dan Kramatmulya 12 menganut agama Katolik dan

selebihnya menganut agama Islam. Sedangkan untuk Kecamatan Cigugur dari

39.320 orang pemeluk agama Islam 35.054 orang, Katolik 4.186 orang dan

Protestan 80 orang. Hal ini berbeda dengan masyarakat Kabupaten Majalengka

berdasarkan data BPS tahun 2005, sebagian besar penduduk di 7 kecamatan

sekitar kawasan TNGC wilayah Kabupaten Majalengka umumnya memeluk

agama Islam, sedangkan sebagian kecil beragama Katolik (BTNGC 2006).

Page 35: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

19

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengelolaan Obyek Wisata di Taman Nasional Gunung Ciremai

Wilayah SPTN I Kuningan

Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) merupakan taman nasional

dengan gunung tertinggi di Jawa Barat. TNGC juga memiliki obyek-obyek wisata

alam yang berpotensi untuk dilakukan pengembangan pariwisatanya. Namun

lokasi obyek wisata tersebut sebagian besar berada di luar hamparan kawasan

TNGC khususnya yang termasuk pada wilayah SPTN I Kuningan seperti yang

terlihat pada Gambar 4. Keberadaan obyek wisata tersebut memberikan

ketertarikan pada pemerintah daerah dan swasta untuk ikut serta dalam

pengelolaan obyek wisata di TNGC yang berada di luar hamparan kawasan.

Pemerintah Kabupaten Kuningan melakukan nota kesepahaman dengan

pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) dalam pengelolaan

obyek wisata yang berada di wilayah administrasinya. Tujuan dari kesepahaman

tersebut untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya untuk kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan

keseimbangan aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Sebagai tindak lanjut dari

kesepahaman tersebut maka dilakukan perjanjian kerjasama antara pemerintah

Kabupaten Kuningan yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dengan

BTNGC mengenai pengelolaan obyek dan daya tarik wisata di kawasan TNGC

Kabupaten Kuningan dalam surat perjanjian kerjasama Nomor PKS

02/BTNGC/2009 dan Nomor 556/49/Disparbud/2009. Pada Bab III Obyek dan

ruang Lingkup, Pasal 3 menyatakan bahwa obyek wisata yang berada di Kawasan

TNGC Kabupaten Kuningan yaitu diantaranya Telagaremis, Paniis, Bumi

Perkemahan Cibeureum, Bumi Perkemahan Cibunar, Bumi Perkemahan

Balongdalem, Lembah Cilengkrang dan Bumi Perkemahan Palutungan akan

dikelola oleh pemerintah daerah melalui Disparbud.

Page 36: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

20

Gambar 1 Peta Lokasi ODTWA di Kawasan TNGC.

SPTN II Majalengka SPTN I Kuningan

Page 37: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

21

Tujuan dan sasaran dalam surat perjanjian pengelolaan obyek wisata di

kawasan TNGC Kabupaten Kuningan tersebut diantaranya dalam pengelolaan,

pemanfaatan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata di TNGC harus

menjamin keseimbangan ekologis, ekonomi, sosial budaya, serta kelestarian

sumberdaya alam hayati dan ekosistem di kawasan TNGC. Oleh karena itu, pihak

pengelola harus menempatkan masyarakat sekitar lokasi obyek wisata sebagai

bagian dari pengelolaan dan pemanfaatan obyek wisata. Namun peranan

masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan wisata mempunyai peran yang

berbeda pada setiap lokasi obyek wisata sesuai dengan kebijakan pengelola obyek

wisata. Hal ini dikarenakan pengelolaan beberapa obyek yang termasuk dalam

surat perjanjian tersebut tidak sepenuhnya dilakukan oleh Disparbud, tetapi

beberapa obyek wisata yang dikelola oleh swasta dan masyarakat sekitar sebagai

bentuk kerjasama dengan BTNGC sebagai pemilik kawasan seperti yang tersaji

dalam Tabel 5.

Tabel 5 Pengelola obyek wisata alam di TNGC Wilayah SPTN I Kuningan

No Obyek wisata Lokasi obyek wisata Pihak pengelola

1 Talagaremis Desa Kaduela Kecamatan

Pasawahan

Disparbud

2 Paniis Desa Paniis dan Desa Singkup

Kecamatan Pasawahan

Disparbud

3 Buper Cibeureum Desa Cibeureum Kecamatan

Cilimus

Pemerintah desa melalui

Karang Taruna

4 Buper Cibunar Desa Linggajati Kecamatan

Cilimus

Pemerintah desa melalui Pos

Pendakian G. Ciremai

5 Buper Balongdalem Desa Babakanmulya

Kecamatan Jalaksana

Pemerintah desa melalui

Kompepar

4 Lembah Cilengkrang Desa Pajambon Kecamatan

Jalaksana

Kompepar

7 Buper Palutungan Desa Cisantana Kec. Cigugur CV. Wisata Putri Mustika

Surat perjanjian pengelolaan tersebut dapat ditinjau ulang setelah 5 tahun

berjalan dan masa berlaku surat perjanjian tersebut selama 20 tahun. Balai TNGC

sebagai pemilik kawasan mendapatkan persentasi pembagian hasil yang sama dari

setiap lokasi wisata yaitu Rp 1.500/lembar tiket yang terjual. Nilai tersebut

sebagai PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang disetorkan pada kas

negara melalui TNGC. Pemerintah daerah mendapatkan pembagian hasil dari

penjualan tiket dengan persentasi yang berbeda dari lokasi wisata yang tidak

dikelola oleh Disparbud. Namun pemerintah daerah harus ikut serta dalam

Page 38: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

22

pengembangan wisata salah satu caranya yaitu perbaikan jalan menuju lokasi

wisata untuk mempermudah aksesibilitas pengunjung.

1. Telagaremis

Disparbud mengelola aktif obyek wisata ini secara resmi pada bulan Januari

2010. Petugas lapang dari Disparbud di obyek wisata ini berjumlah 2 orang yang

biasanya berjaga di loket karcis. Pihak pengelola dalam melaksanakan tugasnya di

bantu oleh Kompepar Desa Kaduela yang terdiri dari beberapa kelompok mitra

usaha (KMU). Kompepar ini sudah ikut serta mengelola Telagaremis sejak masih

oleh perhutani dulu. Kegiatan rutin anggota Kompepar antara lain yaitu

membantu penjualan tiket, petugas kebersihan dan menjaga keamanan atau patroli

di sekitar lokasi obyek terutama bila ada perkemahan.

Harga tiket masuk obyek wisata alam ini sebesar Rp 6.500/lembar.

Pengunjung yang membawa anak-anak petugas memberikan kebijakan yaitu satu

tiket untuk dua orang anak-anak. Pembagian hasil dari tiket tersebut setelah

dipotong PNBP Rp 1.500/lembar yang diserahkan kepada TNGC yaitu 5% untuk

pemda Cirebon dan selebihnya oleh Disparbud. Biaya parkir kendaraan Rp 1.000

untuk kendaraan roda dua, Rp 2.500 untuk kendaraan roda empat dan Rp 6.500

untuk kendaraan roda enam dibayar bersama dengan tiket masuk.

Beberapa KMU yang masih aktif sampai saat ini diantaranya KMU MCK

yaitu pengunjung yang menggunakan kamar mandi membayar jasa Rp 1.000/satu

kali masuk pada petugas yang menjaga kebersihan MCK, KMU permainan air

yaitu jasa penyewaan bebek dan perahu. Selain itu, terdapat juga KMU parkir

yaitu petugas yang telah menjaga dan mengatur kendaraan bermotor selama

pengunjung berwisata dengan memberikan uang jasa pada petugas tersebut diluar

karcis parkir. Besarnya pembagian hasil setiap KMU berbeda contohnya untuk

KMU permainan anak 75% pemilik permainan air, 20% Disparbud dan 5% untuk

kompepar. Sedangkan untuk KMU lainnya masih belum ada pembagian hasil

dengan pihak pengelola secara pasti.

Page 39: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

23

2. Paniis

Pengelolaan obyek wisata Paniis ini dilakukan oleh Disparbud. Petugas

lapangan berjumlah 3 orang, dalam pelaksanaan pengelolaan petugas dibantu oleh

beberapa masyarakat yang ikut serta dalam pengelolaan obyek wisata sejak

perhutani dahulu. Pintu masuk menuju obyek wisata alam ini terdapat dua yaitu

dari Buper Singkup dan dari Paniis.

Bumi perkemahan termasuk dalam wilayah adminstrasi Desa Singkup yang

saat ini sudah dikontrakkan pada salah satu masyarakat yang ingin mengelola oleh

pihak desa, namun perjanjian tersebut pada dasarnya tidak berlaku. Hal ini

dikarenakan status lahan merupakan milik TNGC dan pengelolaan wisatanya

dilakukan oleh Disparbud. Namun berdasarkan kebijakan dari pihak pengelola

maka orang tersebut diberi kepercayaan untuk ikut mengelola obyek wisata

sebagai petugas penjaga tiket di pintu masuk Buper, sedangkan petugas tiket di

pintu masuk Paniis dari Disparbud yang bertugas sebagai koordinator.

Harga tiket masuk sebesar Rp 3.500/lembar seperti terlihat pada Gambar 1

yaitu contoh tiket masuk dan parkir yang dikeluarkan oleh Disparbud. Petugas

tiket biasanya tidak menetapkan tiket masuk untuk 1 orang anak-anak yang

dibawa oleh orang tuanya. Anak-anak yang datang bersama orang tua lebih dari 1

membayar tiket 1 untuk 2 orang anak. Hal ini berbeda dengan pengunjung

rombongan anak-anak dari sekolah yang tetap membayar tiket secara penuh,

namun petugas biasanya memberikan potongan harga pada rombongan besar.

Gambar 2 Tiket masuk Cipaniis.

Harga tiket untuk kegiatan berkemah sama dengan tiket masuk obyek tidak

dikenakan biaya tambahan. Biaya penerangan pengunjung bisa membicarakan

langsung dengan penduduk yang menyediakan penyewaan listrik biasanya

dikenakan biaya sebesar Rp 25.000/lampu/malam selama kegiatan berlangsung.

Pengunjung yang akan menggunakan Buper harus melapor kepada pengelola

Page 40: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

24

minimal 2 hari sebelum kegiatan berlangsung. Pengelola tidak menyediakan

peralatan berkemah, sehingga pengunjung yang datang harus menyiapkan sendiri

peralatannya.

Pembagian hasil dari tiket masuk Cipaniis yaitu PNBP Rp 1.500/lembar

diserahkan melalui BTNGC dan sisanya diserahkan ke Disparbud. Besarnya tiket

parkir yaitu Rp 1.000 untuk kendaraan roda dua. Petugas yang berjaga untuk

mengatur parkir berasal dari masyarakat sekitar, mereka bekerja sebagai petugas

parkir sejak masih dikelola oleh perhutani. Namun saat ini mereka hanya

mendapatkan penghasilan dari jasa penitipan helm atau barang pengunjung.

3. Buper Cibeureum

Pengelolaan Buper Cibeureum ini dilakukan oleh pemerintah Desa

Cibeureum melalui kelompok pemuda Karang Taruna. Saat ini buper tersebut

masih belum dikelola secara optimal, hal ini terlihat tidak adanya petugas yang

berjaga dan penarikan tiket bagi pengunjung yang datang. Penarikan tiket hanya

dilakukan pada pengunjung yang melakukan kegiatan berkemah dengan sistem

paket berdasarkan peraturan pemerintah desa yaitu:

a. Pengunjung lebih dari 100 orang biaya yang dikenakan yaitu Rp 200.000

ditambah biaya kegiatan sebesar Rp 20.000 untuk 1 hari 1 malam.

b. Pengunjung kurang dari 100 orang biaya yang dikenakan yaitu Rp 4.000 per

orang selama kegiatan berlangsung.

Harga paket tersebut belum termasuk sarana prasarana seperti lampu dan

kamar mandi. Kamar mandi yang digunakan peserta camping yaitu kamar mandi

milik perseorangan yang sengaja dibangun sebagai sebagai kamar mandi umum

dengan harga yang telah ditentukan. Sedangkan untuk biaya penerangan

dikenakan Rp 25.000 per malam.

Pembagian hasil dari harga tiket Rp 4.000/lembar yaitu Rp 1.500/lembar

untuk PNBP disetorkan melalui Balai TNGC, pemerintah desa 50% dan karang

taruna 50% dari Rp 2.500/lembar yang telah dipotong biaya operasional selama

kegiatan berlangsung. Hal tersebut dikarenakan Buper Cibeureum merupakan

salah satu aset pendapatan desa.

Page 41: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

25

4. Buper Cibunar

Berdasarkan Peraturan Desa Linggajati Kecamatan Cilimus Kabupaten

Kuningan Nomor 08 tahun 2009 tentang Bumi Perkemahan dan Pendakian

Gunung Ciremai, Pengelolaan Buper Cibunar dilakukan oleh pemerintah desa

melalui organisasi PPGC (Pos Pendakian Gunung Ciremai). Status PPGC

merupakan salah satu mitra Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Linggajati yang

bertugas sebagai pelaksana lapangan dalam pengelolaan Buper Cibunar dan

pendakian Gunung Ciremai jalur Linggajati. Pembentukan PPGC dilakukan oleh

pemerintah desa dengan susunan anggota berasal dari karang taruna dan

masyarakat Desa Linggajati.

Pembagian hasil dari pengelolaan obyek wisata alam tersebut ditentukan

oleh pemerintah desa dengan memperhatikan pembangunan dan pendapatan asli

desa. Nilai tiket Buper Cibunar dibedakan menjadi dua yaitu tiket untuk hiking

dan tiket untuk berkemah dapat dilihat pada Gambar 2. Besarnya pembagian hasil

berbeda untuk setiap kegiatan yaitu:

a. Harga tiket untuk kegiatan berkemah Rp 5.000/lembar. Pembagian hasil per

lembar tiket yang terjual terdiri dari Rp 1.700 untuk PPGC, Rp 700 biaya

operasional, Rp 1.200 untuk pendapatan desa, Rp 700 untuk pemilik lahan

dan Rp 700 untuk blok.

b. Harga tiket untuk hiking Rp 2.000/lembar, hasil dari penjualannya 100%

diserahkan untuk PPGC.

c. Kendaraan yang masuk dikenakan biaya sebesar Rp 1.000/kendaraan, hasil

tersebut diserahkan 100% untuk pendapatan desa. Nilai tersebut di luar jasa

penitipan kendaraan.

Gambar 3 Tiket di Buper Cibunar berdasarkan peraturan Desa Linggajati.

Page 42: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

26

Selain sebagai petugas pelaksana pengelolaan Buper Cibunar PPGC juga

ikut dalam pengelolaan pendakian Gunung Ciremai jalur Linggajati. Tiket untuk

pendakian berasal dari TNGC dengan harga Rp 6.500/lembar (Gambar 3).

Pembagian hasil tersebut terdiri dari PNBP Rp 1.500/lembar, dana konservasi 5%,

desa 15%, PPGC 49%, Pemuda 7%, PHBM 4%, Asuransi 5%, dan Disparbud

10%.

Gambar 4 Tiket pendakian Gunung Ciremai.

5. Buper Balongdalem

Masyarakat yang berperan dalam pengelolaan Buper Balongdalem ini yaitu

anggota Kompepar Desa Babakanmulya. Pengunjung yang melakukan kegiatan di

Buper ini biasanya datang menemui ketua kompepar dan mengurus perizinan

pengunaan lahan Buper. Pengunjung yang berkemah di lokasi ini cukup

membayar Rp 3.000/orang selama kegiatan berlangsung. Pihak pengelola dalam

hal ini yaitu kompepar akan mengurus perizinan ke desa dan pihak keamanan

yang terkait perihal kegiatan tersebut.

Pengunjung dapat melakukan negosiasi pada pihak pengelola mengenai

fasilitas yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung. Pengunjung dapat

meminjam peralatan berkemah seperti tenda yang dengan harga sewa Rp

25.000/tenda dengan kapasitas 10 orang. Penyewaan listrik Rp 50.000/hari, harga

tersebut langsung dibicarakan antara pengunjung dengan masyarakat yang

menyewakannya. Selain itu juga pengunjung yang berkemah dapat melarang atau

mengizinkan masyarakat untuk berjualan di Buper selama kegiatan mereka

berlangsung dan meminta petugas untuk menjaga keamanan kendaraan bermotor

selama mereka melakukan kegiatan, jika pengunjung membutuhkan penjagaan.

Page 43: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

27

6. Lembah Cilengkrang

Pengelola obyek wisata alam ini dilakukan oleh KOMPEPAR (Kelompok

Penggerak Pariwisata) Lembah Cilengkrang yang anggotanya terdiri dari

masyarakat PHBM Desa Pajambon. Pengelolaan oleh masyarakat ini merupakan

salah satu bentuk kemitraan TNGC dalam mewujudkan pengelolaan kawasan

secara lestari dan efektif dengan melibatkan masyarakat sekitar.

Nilai harga tiket masuk obyek wisata ini mengalami kenaikan beberapa kali

karena adanya perubahan status kawasan. Tahun 2002-2005 tiket masuk berasal

dari Perum Perhutani KPH Kuningan dengan tiket Rp 2.000/lembar. Tahun 2006

tiket masuk berasal dari BKSDA Jawa Barat II dengan harga tiket Rp

3.500/lembar, hal ini dikarenakan ada kewajiban pembayaran PNBP sebesar Rp

1.000/lembar. Tahun 2007 tiket masuk berasal dari TNGC dengan harga yang

sama dan kewajiban penyetoran PNBP yang sama. Mulai tahun 2008 sampai

sekarang harga tiket meningkat menjadi Rp 4.000/lembar dikarenakan

peningkatan tarif PNBP menjadi Rp 1.500/lembar.

Pembagian hasil dilakukan kepada beberapa pihak yang terkait yaitu untuk

PNBP dan dana konservasi disetorkan ke Balai TNGC, Pemerintah desa

disetorkan melalui bendahara desa, dan Forum PHBM desa yang digunakan untuk

operasional kegiatan PHBM Desa Pajambon. Sebelum pembagian hasil kepada

anggota sebesar 20 orang, bagi hasil tersebut disisihkan terlebih dahulu sebesar

10% untuk biaya operasional kegiatan di Lembah Cilengkrang, 5% untuk ATK

Kompepar dan 5% untuk dana taktis (dana pertemuan, tranportasi menghadiri

undangan di luar desa, dll). Anggota Kompepar memiliki pekerjaan lain di luar

kegiatan wisata di Lembah Cilengkrang, hal ini bisa dilakukan karena adanya

pengaturan waktu bertugas.

7. Buper Palutungan

Pengelolaan Buper Palutungan dilakukan oleh pihak swasta yaitu CV

Mustika Putri. Pemilik CV ini seorang pengusaha daerah yang masih berasal dari

Desa Cisantana tempat dimana lokasi wisata berada. Pengelolaan obyek wisata ini

sudah berlangsung sebelum menjadi taman nasional dengan luas wilayah 15 ha,

Page 44: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

28

namun lokasi efektif yang kini telah dikelola hanya 9,5 ha. Adanya perubahan

status kawasan menjadi taman nasional mewajibkan pihak pengelola untuk

mempunyai izin pengusahaan pariwisata alam di taman nasional. Namun sampai

saat ini pihak pengelola belum mempunyai izin tersebut, walaupun pihak CV

sudah mengajukan izin tersebut ke Dirjen PHKA.

Pungutan hasil dari obyek wisata Buper Palutungan dari harga tiket sebesar

Rp 7.000 dilakukan pembagian hasil yaitu Rp 1.500 untuk PNBP yang diserahkan

melalui pihak TNGC, Rp 1.000 disisihkan sebagai dana konservasi. Walaupun

obyek wisata ini dikelola oleh pihak swasta yaitu CV, pemerintah daerah dalam

hal ini juga mendapatkan pembagian sebesar 35% dari harga tiket yang sudah

dipotong oleh PNBP dan dana konservasi.

Pihak pengelola yang bekerjasama dengan TNGC dan pemerintah desa,

mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pengelolaan Buper Palutungan yaitu

dengan cara melibatkan KTK (Kelompok Tani Konservasi) sebagai petugas parkir

dengan imbalan jasa dari pengelolaan parkir tersebut. Sedangkan kelompok PKK

desa menyediakan pemesanan makanan pada pengunjung yang melakukan

kegiatan berkemah dalam jumlah besar seperti acara organisasi atau sekolah.

5.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) di Taman Nasional

Gunung Ciremai Wilayah SPTN I Kuningan

Lokasi obyek daya tarik wisata alam yang ada di wilayah SPTN I Kuningan

sebagian besar terletak di luar hamparan kawasan. Setiap lokasi obyek wisata

memiliki daya tarik yang berbeda berupa sumberdaya alam seperti air terjun,

sumber air panas, tumbuhan, satwa, pemandangan alam hutan pinus dan

pegunungan, serta kebudayaan masyarakat sekitar. Beragamannya daya tarik

wisata tersebut memberikan pilihan pada pengunjung yang ingin berwisata ke

TNGC wilayah SPTN I Kuningan untuk berwisata sesuai dengan tujuannya.

5.2.1 Telagaremis

Telagaremis terletak di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan. Lokasi obyek

wisata ini berada di perbatasan tiga kabupaten yaitu Kuningan, Majalengka dan

Cirebon. Luas obyek wisata Telagaremis sekitar ± 68,81 ha. Nilai daya tarik yang

Page 45: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

29

dimiliki oleh kawasan wisata ini berupa danau alami, pemandangan alam seperti

tegakan pohon pinus dan 9 sumber mata air yang tersebar di sekitar lokasi obyek

wisata. Selain itu, udara sekitar obyek wisata ini terasa sejuk dan bersih seperti

udara di daerah pegunungan. Telagaremis berasal dari sebuah nama kerang kecil

(disebut remis) yang hidup di sekitar telaga, kerang ini dipercaya masyarakat

dapat mengobati penyakit.

Sejarah asal usul Telagaremis yaitu dari legenda peperangan antara

Pangeran Salingsingan dengan Pangeran Purbaya yang terjadi selama berabad-

abad. Kedua pangeran tersebut masih kakak beradik yang terpisah jauh selama

mereka pergi mencari ilmu. Kepergian kedua bersaudara ini berdasarkan titah

sang ayah yaitu orang yang berhak menduduki tahta setelah beliau pergi adalah

orang yang paling sakti. Pada suatu hari mereka bertemu kembali dan beradu

kesaktian. Saat peperangan terjadi Pangeran Salingsingan hampir kalah oleh

Pangeran Purbaya, namun kekalahan itu justru dijadikan taktik peperangan oleh

Pangeran Salingsingan yaitu Pangeran Salingsingan lari bersembunyi di rungkun

oyong (rimbunan tanaman oyong) yang terdapat kidang (hewan sejenis kijang).

Saat Pangeran Salingsingan yang dikejar oleh Pangeran Purbaya tersebut lari ke

rungkun oyong, kidang tersebut keluar dari rungkun karena kaget. Purbaya

melihat kidang keluar dan beranggapan bahwa kidang tersebut merupakan

jelmaan dari Pangeran Salingsingan.

Purbaya pun pergi mengejar kidang tersebut ke mana pun kidang itu lari,

semakin lama dia mengejar dan semakin masuk ke dalam hutan kidang tersebut

semakin banyak terlihat. Pada akhirnya Purbaya merasa kelelahan dan dia merasa

kehausan setelah berlari mengejar kidang. Purbaya pun pergi mencari sumber air

minum dan dia menemukan sumber air yang menyerupai air mancur. Namun saat

Purbaya datang air tersebut malah menghilang. Purbaya pun marah dan mencaci

air tersebut, hingga air pun mengizinkan Purbaya minum dengan syarat dia harus

mengambil air dengan menggunakan gayung atau tangan seperti layaknya orang

berwudhu. Air itu pun keluar kembali dan Purbaya minum sepuasnya, setelah

selesai Purbaya pamit pergi pada air untuk mencari kembali kidang yang dianggap

jelmaan dari Salingsingan. Air yang diminum Purbaya ternyata merupakan

jelmaan dari Salingsingan, sehingga Salingsingan pun berada di dalam perut

Page 46: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

30

Purbaya. Salingsingan menyerang Purbaya dari dalam perutnya dengan melukai

bagian hati Purbaya hingga dia menyerah. Saat menyerah itulah Salingsingan

membuat suatu kesepakatan dengan Purbaya bahwa dia akan berubah jadi air dan

Purbaya akan diubahnya jadi kura-kura bernama “si Mendung” yang akan selalu

hidup di bawah air.

Cerita ini pun memberikan kepercayaan pada sebagian masyarakat bahwa

air yang ada di sumber air keramat akan mendatangkan berkah jadi barang siapa

pun perawan atau janda yang sulit mendapatkan jodoh, mandikanlah dia dengan

air keramat pasti cepat mendapatkan jodoh. Selain itu orang yang ingin bekerja

atau mempunyai keinginan lain sering datang untuk dimandikan oleh kuncen.

Sumber air yang biasa dipakai untuk memandikan disebut Sumur Jalatunda dan

telaga yang sering dipakai mandi Telaga Nilem. Selain mempunyai cerita mitos

Telagaremis juga memiliki keunikan dan keindahan sumberdaya alam yang

berpotensi untuk dijadikan daya tarik wisata diantaranya yaitu:

a) Telagaremis (Situ Ayu Salintang)

Telaga ini merupakan telaga unggulan obyek wisata Telagaremis. Luas

telaga ini paling besar diantara telaga yang lainnya, dengan kedalaman mencapai

± 15 meter, bagian dasar telaga banyak terdapat ganggang. Sumber air telaga ini

berasal dari 7 mata air yang berada di sekitar pohon beringin pinggir telaga. Air

dari telaga ini dipergunakan oleh PT Indosemen di Kabupaten Cirebon. Kegiatan

yang berpotensi dilakukan antara lain wisata perahu dan sepeda air. Selain itu juga

dapat dilakukan kegiatan wisata memancing yang kini sudah banyak dilakukan

oleh warga Desa Kaduela dan sekitarnya. Flora yang terdapat di sekitar

Telagaremis antara lain Pinus (Pinus merkusii), beringin (Ficus benjamina),

ketapang (Terminalia katapa) dan mangga (Mangifera sp).

Page 47: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

31

Gambar 5 Telagaremis.

Keberadaan telaga ini erat kaitannya dengan makam Buyut Ayu Salintang

yang makamnya terdapat di pinggir telaga ini, namun sampai saat ini masih belum

ada orang yang berani menceritakan keterkaitan makam Buyut Ayu Salintang

dengan keberadaan Telagaremis ini. Sebagian masyarakat ada yang menyatakan

bahwa Telagaremis dan Situ Ayu Salintang berbeda dipisahkan oleh makam

Buyut, namun tidak banyak orang yang mengetahui hal tersebut dan beranggapan

Situ Ayu Salintang merupakan nama lain dari Telagaremis. Hal ini dikarenakan

lokasi kedua telaga ini yang terlihat menyatu hanya saja tersekat pada salah satu

sisinya oleh makam keramat Buyut Ayu Salintang dan mushola serta panggung

hiburan seperti yang terlihat pada Gambar 6.

(a) (b)

Gambar 6 (a) Jembatan penyekat Telagaremis dan Situ Ayu Salintang, (b) Situ

Ayu Salintang.

Page 48: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

32

b) Telaga Deleg

Telaga Deleg merupakan salah satu telaga yang tadah hujan karena air di

telaga ini penuh saat musim hujan. Air di telaga ini berwarna kecoklatan seperti

yang terlihat pada Gambar 7. Pada telaga ini terdapat ikan yang sengaja dipelihara

oleh masyarakat sekitar diantaranya ikan nilem, ikan mas, lele dan ikan nila.

Sedangkan saat musim kemarau telaga ini kering dan lahannya digunakan oleh

warga sebagai kebun biasanya ditanami umbi-umbian seperti singkong. Selain itu

pada lokasi telaga ini juga terdapat sebuah petak sawah yang dikelola oleh kuncen

Telagaremis. Tanaman yang terdapat di sekitar telaga yaitu kapuk randu (Ceiba

petandra), kenanga, mangga (Mangifera sp.) dan beberapa tanaman palawija.

Gambar 7 Telaga Deleg.

Pada lokasi Telaga Deleg ini terdapat lahan terbuka yang terdapat banyak

bebatuan besar, biasanya warga sekitar menggunakan lahan ini untuk menjemur

padi pada musim panen dan sebagian pengunjung biasanya menggunakan lahan

ini untuk berkemah. Udara di sekitar camping ground ini cukup panas dan rawan

terjadi kebakaran karena banyaknya semak belukar yang mengering pada saat

musim kemarau.

c) Telaga Salam

Telaga ini berada di sebelah kiri bawah camping ground telaga Deleg, air

telaga ini bening dan sedikit tertutup oleh serasah dari pohon sekitarnya seperti

yang tersaji pada Gambar 8. Terdapat beberapa macam burung di sekitar telaga

seperti cinenen pisang (Orthotomus sutorius), cabe jawa dan jenis burung semak.

Page 49: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

33

Tanaman yang terdapat di sekitar telaga diantaranya nangka (Artocarpus

heterophyllus), kapuk randu (Ceiba petandra), beringin (Ficus benjamina), sukun

(Artocarpus communis), akasia (Acacia mangium) dan pisang.

Gambar 8 Telaga Salam.

d) Telaga Buruy I

Telaga ini tertutup oleh semak dan tumbuhan air seperti yang terlihat pada

Gambar 9, sehingga pengunjung tidak bisa melihat telaga dari jarak dekat. Udara

sekitar telaga terasa panas, pada musim kemarau sering terjadi kebakaran karena

semak yang mengelilingi telaga dan air telaga mengering. Jalan setapak menuju

telaga ini sudah tidak terlihat, tertutup oleh tumbuhan bawah dan semak yang

agak tinggi. Jarang masyarakat yang datang ke lokasi telaga ini. Tanaman yang

ada di sekitar telaga berupa pisang, sengon (Paraserianthes falcataria) dan

beberapa jenis semak belukar.

Gambar 9 Telaga Buruy I.

Page 50: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

34

e) Nyi Eloh

Air telaga ini berwarna bening (Gambar 10) dan mengalir setiap musim di

sepanjang tahun. Letak sumber air ini di pinggir jalan dalam kawasan wisata

sebelum Telaga Deleg. Biasanya pengunjung yang berkemah di camping ground

Telaga Deleg menggunakan air Nyi Eloh ini untuk keperluan selama kegiatan,

terdapat MCK yang sudah tidak terawat dan dapat digunakan sebagai tempat ganti

pakaian. Tanaman yang terdapat di sekitar sumber air diantaranya kenanga,

tanaman pisang, singkong, paku-pakuan dan semak belukar. Air yang berasal dari

telaga ini digunakan oleh perusahaan lokal air minum isi ulang.

Gambar 10 Nyi Eloh.

f) Telaga Leutik dan Telaga Buruy II

Telaga Leutik dan Telaga Buruy II terdapat di sebelah selatan Telagaremis.

Ada beberapa jalan tanah setapak dan berbatu yang menuju kedua lokasi telaga

ini, namun sebagian jalan sudah tertutup semak dikarenakan jarang dilalui orang.

Masyarakat sekitar sering memancing di telaga ini, karena suasananya sunyi dan

udaranya yang sejuk. Ikan yang terdapat di kedua telaga ini cukup beragam

diantaranya ikan nila dan lele. Kedua telaga ini airnya surut pada musim kemarau,

tepian telaga tidak terlihat karena tertutup oleh semak dan beberapa tumbuhan air

seperti eceng gondok (Gambar 11).

Page 51: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

35

(a) (b)

Gambar 11 (a) Talaga Leutik dan (b) Telaga Buruy II.

g) Sumur Jalatunda

Sumur Jalatunda ini merupakan sumber mata air keramat (Gambar 12) yang

biasa dipakai memandikan pengunjung oleh Kuncen. Biasanya pengunjung datang

pada hari-hari tertentu seperti malam jum’at kliwon. Kebanyakan pengunjung

yang datang berasal dari luar daerah seperti Cirebon dan Indramayu. Pengunjung

yang datang memiliki tujuan khusus di luar kegiatan berwisata, kepercayaan

mereka terhadap mitos yang berkembang masih cukup tinggi. Beberapa orang

datang dengan tujuan ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik seperti

mendapatkan pekerjaan atau jodoh. Akan tetapi tidak banyak pengunjung yang

mengetahui keberadaan dan mitos Sumur Jalatunda ini. Lokasi Sumur Jalatunda

terletak sebelum Telaga Leat.

Gambar 12 Sumur Jalatunda.

Page 52: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

36

h) Telaga Leat dan Telaga Nilem

Letak kedua telaga ini sangat berdekatan, memiliki air yang jernih sehingga

tanaman yang berada di bawah telaga dapat terlihat seperti yang terlihat pada

Gambar 13. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan di kedua telaga ini antara lain

memancing dan berenang. Namun pengunjung lebih senang berenang di telaga

Nilem karena airnya lebih jernih dan dalam serta lebih luas. Pada sepanjang jalan

menuju kedua lokasi telaga ini terdapat batu-batuan besar yang menjulang tinggi.

Jalan menuju lokasi kedua telaga ini berbatu, bisa dilalui oleh kendaraan

bermotor.

(a) (b)

Gambar 13 (a) Telaga Leat. (b) Telaga Nilem.

i) Batu Tumpeng

Batu Tumpeng merupakan deretan sebuah batu yang diangggap keramat

bagi orang-orang tertentu, bahkan terdapat mitos bahwa batu ini kadang – kadang

tidak dapat didokumentasikan atau tidak terlihat di foto. Pada lokasi batu ini

berdasarkan informasi beberapa penduduk mempunyai nilai sejarah dan biasanya

ada yang menjadikan sebagai tempat pemujaan. Bentuk Batu Tumpeng ini

menyerupai tumpeng yang disusun berlapis seperti yang terlihat pada Gambar 14.

Selain Batu Tumpeng tersebut juga terdapat beberapa batu besar yang tersusun.

Batu Tumpeng ini berada di sebelah kiri atas Telaga Deleg, akses jalan setapak

menuju lokasi tidak dapat terlihat jelas karena sudah tertutup semak belukar dan

Page 53: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

37

jarang dilalui oleh manusia. Beberapa tanaman yang banyak ditemukan yaitu

sengon (Paraserianthes falcataria), mahoni (Swietenia macrophylla) dan melinjo

(Gnetum gnemon).

Gambar 14 Batu Tumpeng.

j) Camping ground Pinus

Camping ground selain di Telaga Deleg juga terdapat di sebelah utara

Telagaremis (Situ Ayu Salintang) yang tersebar menghadap pemandangan

Telagaremis, berupa area yang terbuka di bawah tegakan pinus seperti yang

disajikan pada Gambar 15. Beberapa tempat yang biasa digunakan untuk

mendirikan tenda ditumbuhi oleh tumbuhan bawah dan semak yang akan

dibersihkan oleh pihak pengelola apabila sudah ada pengunjung yang siap untuk

berkemah.

Gambar 15 Camping ground Telagaremis.

Page 54: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

38

5.2.2 Paniis

Obyek wisata ini berupa bumi perkemahan singkup dan aliran air sungai

yang jernih langsung dari sumber mata air. Luas obyek wisata alam Paniis sekitar

± 35,32 Ha. Pada obyek wisata ini terdapat dua tiket masuk yaitu di Buper dan

jalan menuju sungai. Daya tarik wisata ini berupa aliran sungai dengan kondisi air

yang jernih dan bersih (Gambar 16). Masyarakat sekitar sering menggunakan air

sungai ini untuk mandi dan mencuci. Bahkan sumber air ini digunakan oleh

PDAM untuk pasokan air minum ke wilayah Kabupaten Cirebon, aliran air ini

juga dipergunakan warga Paniis untuk saluran irigasi areal pertanian.

Aliran sungai Cipaniis tidak pernah kering walaupun musim kemarau

panjang. Sebagian masyarakat dan pengunjung memiliki kepercayaan bahwa air

dari sungai ini membawa berkah, sehingga banyak yang mencuci peralatan masak

sebelum acara hajatan (pernikahan atau acara syukuran khitanan), baju atau karpet

(tempat usaha) dan lain-lain agar apa yang mereka inginkan mendapatkan berkah.

Selain itu ada juga orang yang beranggapan bahwa aliran air sungai Paniis ini

mempunya khasiat awet muda, apabila mereka sering mandi di aliran sungai ini

maka kulit mereka akan terasa kencang.

Gambar 16 Sungai Cipaniis.

Pada lokasi obyek wisata alam Paniis ini terdapat pula camping ground

yang berada di bawah tegakan Pinus seperti yang tersaji pada Gambar 17. Secara

administratif camping ground tersebut berada di Desa Singkup, namun status

lahan masih milik TNGC dan termasuk dalam satu hamparan obyek wisata Paniis

yang kini dikelola oleh Disparbud oleh karena itu area perkemahan ini lebih

dikenal dengan Buper Singkup. Pengunjung yang mengunakan lokasi camping

Page 55: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

39

ground ini biasanya adalah rombongan sekolah atau organisasi. Lokasi

perkemahan ini berada di pinggir jalan utama, berdekatan dengan permukiman

warga dan peserta dapat mengunakan aliran air Cipaniis untuk kebutuhan selama

kegiatan berlangsung.

Gambar 17 Camping ground Singkup.

Jenis tumbuhan yang ada di lokasi obyek wisata ini yaitu kersen (Muntingia

calabura), karet (Hevea brasiliensis), angsana (Pterocarpus indicus), kopi (Coffea

sp), melinjo (Gnetum gnemon), sonokeling (Dalbergia latifolia), durian (Durio

zibethinus), beringin (Ficus benjamina) dan pinus (Pinus merkusii). Sedangkan

jenis satwa yang ada yaitu cabai jawa (Dicaeum trochileum) dan pijantung kecil

(Arachnothera longirostra).

5.2.3 Buper Cibeureum

Luas Buper Cibeureum sekitar ± 11,36 Ha. Area yang digunakan berada di

samping kantor Seksi I Taman Nasional Gunung Ciremai. Keunikan Buper

Cibeureum terletak pada satwa jenis monyet ekor panjang (Gambar 18) yang

banyak berkeliaran di sekitar buper dan tidak takut pada aktivitas manusia.

Monyet tersebut sering turun ke tanah dan mengambil makanan pengunjung

bahkan beberapa monyet sering datang mengunjungi rumah warga untuk meminta

makanan berupa buah atau umbi-umbian.

Page 56: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

40

Gambar 18 Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).

Pada lokasi Buper Cibeureum ini terdapat sumber mata air yang cukup

besar. Namun masyarakat, pengelola dan pemerintah desa melarang peserta

kemah atau pengunjung lainnya turun melihat sumber air dari dekat. Hal ini

dikarenakan sumber air tersebut digunakan untuk keperluan masyarakat seperti air

minum dan keperluan sehari-hari lainnya. Selain takut tercemari oleh aktivitas

pengunjung, masyarakat juga percaya akan beberapa mitos yang berkembang.

Mitos yang berkembang tersebut yaitu adanya penjagaan oleh monyet ekor

panjang yang memiliki kebiasaan dan dipercaya oleh warga sekitar bahwa setiap

malam jumat kliwon semua monyet akan berkumpul dan mandi satu persatu di

sumber mata air tersebut. Masyarakat juga percaya akan keberadaan ular sanca

dengan ukuran besar yang sering terlihat menyebrang jalan menjelang malam

tanpa mereka tahu ujung kepala dan ekor berada dimana. Adanya kepercayaan ini

menyebabkan masyarakat tidak berani memberikan izin pada pengunjung untuk

mempergunakan sumber air tersebut. Selain itu, masyarakat masih memegang

kepercayaan bahwa apapun yang berada di “leuweung jero” (sebutan masyarakat

pada kawasan hutan Cibeureum) tidak boleh dipergunakan selain air karena akan

mendapatkan kesialan seumur hidup.

Page 57: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

41

(a) (b)

Gambar 19 (a) Lapangan Bola Buper Cibeureum, dan (b) Camping ground.

Camping ground pada buper ini berada di bawah pohon pinus sebelah atas

dan bawah lapangan bola, sedangkan lapangan bola biasanya dipakai oleh peserta

kemah untuk upacara, api unggun dan kegiatan lainnya. Jenis flora dan fauna yang

dapat ditemui dilokasi Buper Cibeureum ini antara lain pinus (Pinus merkusii),

kopi (Coffea sp), beringin (Ficus benjamina), salam (Eugenia polyantha), pulus,

ambit (Elaeocarpus grandiflora) dan huni. Sedangkan jenis fauna yang bisa

ditemukan diantaranya yaitu elang hitam (Ictinaetus malayensis), cinenen pisang

(Orthotomus sutorius) dan cekakak sungai (Todirhamphus chloris).

5.2.4 Buper Cibunar

Lokasi Buper Cibunar merupakan pos I pendakian Gunung Ciremai jalur

Linggarjati yang berada di Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus. Luas buper ini

sekitar ± 7,352 Ha. Sepanjang perjalanan menuju buper pengunjung dapat melihat

pemandangan area persawahan dan perkebunan warga, diantaranya kebun cengkih

dan nilam yang daunnya dipergunakan warga sebagai bahan minyak wangi serta

perkebunan beberapa jenis umbi dan sayur seperti yang terlihat pada Gambar 20.

Page 58: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

42

(a) (b)

Gambar 20 (a) pesawahan dan (b) perkebunan warga menuju Buper.

Keunikan Buper Cibunar ini yaitu pemandangan alam pengunungan.

Topografi dan lokasi buper yang berada di jalur pendakian menjadi daya tarik

tersendiri bagi pengunjung yang ingin berkemah di Buper ini, terutama untuk

kegiatan pelantikan ekstrakurikuler sekolah, atau kegiatan pecinta alam lainnya.

Pengunjung yang banyak berkemah di Buper ini biasanya para pendaki yang

beristirahat setelah pendakian atau persiapan untuk pendakian, lokasi Buper

berada di bawah tegakan pohon pinus seperti pada Gambar 21.

Gambar 21 Camping ground Cibunar.

Flora yang banyak ditemukan pada buper ini antara lain pinus (Pinus

merkusii), kayu afrika (Maesopsis eminii), suren, mahoni (Swietenia

macrophylla), kaliandra (Calliandra haematocepala) dan beberapa tanaman

agroforestry seperti alpukat (Persea americana), lada dan durian (Durio

Page 59: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

43

zibethinus). Pada lokasi buper juga ditemukan tanaman nilam. Sedangkan fauna

yang dapat ditemui antara lain kutilang (Pycnonotus aurigaster), cinenen pisang

(Orthotomus sutorius), walik dan beberapa jenis burung semak.

5.2.5 Buper Balongdalam

Bumi perkemahan Balongdalam merupakan salah satu obyek wisata TNGC

seluas ± 5,216 Ha. Menurut cerita masyarakat Balongdalem ini merupakan tanah

milik masyarakat yang memiliki dua orang anak yaitu Buyut Bayu dan Buyut

Bangun. Kedua bersaudara kakak beradik ini berdebat dan bersengketa dalam

memperebutkan hak kepemilikan tanah tersebut. Cerita perseteruan itu sampai

terdengar oleh Sultan Matang Haji di Cirebon. Beliau melihat perseteruan tersebut

dan mengambil keputusan bahwa tanah komplek Balong Dalem dan pengairannya

dikuasai oleh negara dan pengelolaannya diwakilkan pada Sultan Matang Haji.

Kemudian beliau memerintahkan untuk menanam pohon Raksamala yang

mengandung arti raksa yaitu ngaraksa dan mala yaitu mamala, sehingga pohon

Raksamala tersebut mengandung arti menjaga dari adanya mamala.

Pada lokasi wisata Balongdalem ini terdapat tempat keramat yaitu makan

Pansarcan Buyut Bayu dan Buyut Goong (Gambar 22) yang sampai saat ini masih

banyak orang berziarah dengan tujuan tertentu. Peziarah datang pada hari-hari

tertentu seperti malam jum’at kliwon, peziarah yang datang biasanya berasal dari

daerah luar Kuningan seperti Cirebon dan Indramayu.

(a) (b)

Gambar 22 (a) Makam Pansarcan Buyut Bayu dan (b) Makam Buyut Goong.

Page 60: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

44

Salah satu upacara adat yang khusus dilakukan di obyek wisata

Balongdalem yaitu kawin cai. Upacara adat ini dilakukan untuk mengingatkan

masyarakat agar menjaga sumber mata air yang ada di desa mereka. Upacara adat

ini biasanya dilakukan pada bulan Oktober setiap satu tahun sekali. Kegiatan ini

dilangsungkan di depan sumber mata air Titrayatra yaitu sebuah area terbuka yang

disebut dengan “Karang Mangu” (Gambar 23). Air dalam upacara kawin cai

berasal dari sumber air Tirtayatra yang berada di obyek wisata Balongdalem Desa

Babakanmulya dengan air dari tujuh sumur di kawasan obyek wisata Cibulan

Desa Maniskidul yaitu sumur Kejayaan, Keselamatan, Kemudahan, Kemulyan,

Cirencana, Cisadane dan Pengabulan.

(a) (b)

Gambar 23 (a) Karang mangu dan (b) Sumber air Titrayatra.

Prosesi upacara adat ini dimulai dengan tarian dan arak-arakan menuju

sumber mata air, kemudian dilanjutkan dengan menanam pohon dan menebarkan

benih ikan di sekitar mata air. Adapun ritual yang unik dan khas yaitu menyatukan

air yang berasal dari mata air Balongdalem dengan air dari Cibulan. Setelah air

dari kedua sumber tersebut disatukan ke dalam kendi, air tersebut sebagian

dimasukan ke dalam Balongdalem sebagai pertanda agar masyarakat di daerah

tersebut tidak mengalami kekurangan air

Selain itu terdapat “Taman Makam Pahlawan Samudera” (Angkatan Laut

RI) terdiri dari 20 makam yang gugur dalam beberapa pertempuran geriliya

melawan Belanda yang disajikan pada Gambar 24. Setiap peringatan hari

pahlawan atau hari kemerdekaan 17 Agustus selalu diadakan upacara peringatan

di lokasi ini, bahkan pada malam hari sebelum peringatan hari pahlawan sering

Page 61: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

45

diadakan doa dan dzikir bersama yang dilakukan oleh masyarkat dan keluarga

yang berziarah.

Gambar 24 Makam Pahlawan Samudra.

Selain situs budaya dan sejarah daya tarik obyek wisata ini juga terdapat

camping ground yang berada di bawah rimbunan pohon Ki Hujan, serta kolam

dengan kedalaman hingga 3 meter (Gambar 25). Area camping ini letaknya

berdekatan dengan permukiman penduduk, dan pada kolam yang biasa dipakai

berenang dan memancing terdapat ikan nila dan ada beberapa ikan dewa.

Tumbuhan yang dapat ditemui yaitu rasamala (Altingia exelsa), pulus, pinus

(Pinus merkusii) dan bunga pagoda (Clerodendron paniculatum). Sedangkan

satwa yang sering ditemukan diantaranya elang hitam (Ictinaetus malayensis),

burung kacamata (Zosterops sp), dan kutilang (Pycnonotus aurigaster).

(a) (b)

Gambar 25 (a) Kolam air Balongdalem dan (b) Camping ground.

Page 62: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

46

5.2.6 Lembah Cilengkrang

Obyek wisata ini terletak di Desa Pajambon Kecamatan Keramatmulya.

Lembah Cilengkrang merupakan salah satu obyek wisata alam seluas ± 30 Ha

yang memiliki keunikan berupa pemandangan lembah, curug, sebaran sumber air

panas, kebun koleksi dan camping ground. Selain pada lokasi ini juga merupakan

salah satu spot untuk pengamatan elang jawa yang kini mulai langka. Beberapa

atraksi wisata alam yang terdapat di Lembah Cilengkrang yaitu:

1. Kopi Gede

Pada tempat ini pengunjung dapat melihat indahnya pemandangan alam

pengunungan, melihat pemandangan kota Cirebon dan Kuningan. Selain itu, pada

pagi hari di tempat ini juga sering muncul pelangi. Ketenangan dan kesejukan

udara serta keindahan pemandangan alamnya (Gambar 26) membuat pengunjung

lebih merasa nyaman untuk mencari ketenangan dari kesibukan dan rutinitas

sehari-hari.

Gambar 26 Pemandangan kopi gede.

2. Kebun Koleksi

Jenis tanaman yang terdapat di kebun koleksi Lembah Cilengkrang cukup

beragam diantaranya ki jamuju, nangsi (Villebrunia rubescens), walen (Ficus

ribes), hamberang (Ficus toxicaria), mara (Macaranga tanarius), benda,

mareme, kijeruk, kimuncang, kondang (Ficus variegata), ki asem, huru,

beunying (Ficus fistulosa), peutag (Eugenia clavymyrtus), rerek (Sapindus

rarak), gintung, pasang dan solatri. Jumlah setiap jenis berbeda dan berada di

lokasi hak garap anggota kompepar. Selain itu, terdapat pula tanaman hias dan

Page 63: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

47

tanaman obat di sekitar kebun koleksi. Jenis tanaman tersebut diantaranya

kemuning, bunga pancawarna, kaca piring dan hanjuang (Cordyline fructicosa).

Contoh tanaman yang terdapat di kebun koleksi Lembah Cilengkrang seperti

pada Gambar 27.

(a) (b)

Gambar 27 Jenis tanaman di kebun koleksi (a) Kemuning dan (b) Ambit.

3. Camping ground

Area perkemahan di Lembah Cilengkrang terdapat di dua lokasi yaitu di

bawah tegakan pinus samping warung dan area terbuka dekat MCK yang terletak

setelah area perkemahan pertama. Pengunjung biasanya lebih menyukai area

perkemahan yang kedua, karena pada lokasi ini lebih dekat dengan aliran sungai,

mushola dan MCK. Suasana lembah dan pemandangan alam di tempat ini pun

lebih terlihat jelas, selain itu area perkemahan kedua lebih luas dan dapat

menampung lebih banyak pengunjung yang berkemah. Pada sore hari area

perkemahan ini biasanya berkabut dan udaranya cukup dingin. Apabila beruntung

pengunjung juga bisa menemui berberapa jenis burung dan satwa liar lainnya

seperti musang. Lokasi area perkemahan kedua yang banyak diminati oleh

pengunjung disajikan pada Gambar 28.

Page 64: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

48

Gambar 28 Camping ground Lembah Cilengkrang.

4. Hambulu

Merupakan suatu tempat di sebelah bawah area buper yang kedua terdapat

mushola yang letaknya berada tepat di pinggir aliran sungai yang jernih (Gambar

29). Suasana di lokasi ini menunjukan kesejukan, ketenangan, keindahan alam

dan suara aliran sungai yang jernih. Pengujung biasanya banyak yang beristirahat

di pinggiran sungai, duduk di bebatuan dengan merendamkan kaki.

Gambar 29 Mushola pinggir sungai di hambulu

5. Curug

Atraksi yang menjadi unggulan di lembah Cilengkrang antara lain yaitu

adanya dua buah curug yaitu Curug Sabuk dan Curug Sawer. Kedua curug ini

letaknya berjauhan, Curug Sawer berada di ujung perjalanan wisata dengan

ketinggian ± 50 meter (Gambar 30b). Aliran Curug Sawer ini lebih kecil daripada

Page 65: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

49

Curug Sabuk, karena adanya pemanfaatan sumber air di daerah hulu. Pada sekitar

Curug Sawer juga terdapat tebing yang berlumut dan tetesan air di sekitar curug,

selain itu sekitar Curug Sawer pengunjung juga bisa menemukan Lutung

(Trachypithecus auratus) yang biasanya sedang mencari makan. Sedangkan lokasi

Curug Sabuk berada dekat pemandian air panas dengan aliran air yang lebih besar

dari Curug Sawer, namun ketinggiannya hanya sekitar ± 30 meter (Gambar 30a).

Aliran curug ini agak tertutup oleh bebatuan besar, sehingga pengunjung yang

ingin melihat dari dekat dan bermain air di curug harus melewati bebatuan

tersebut. Adanya bebatuan tersebut juga membuat aliran air yaang berasal dari

curug terbagi-bagi dalam beberapa aliran kecil.

`

(a) (b)

Gambar 30 (a) Curug Sabuk dan (b) Curug Sawer.

6. Sumber air panas

Sumber air panas yang terdapat di Lembah Cilengkrang tersebar dalam

beberapa titik. Saat ini sumber air panas yang sudah dipergunakan yaitu di sekitar

Curug Sabuk sebanyak 5 titik. Air panas tersebut ditampung dan dialirkan ke bak

pemandian yang kemudian dicampur dari aliran air Curug Sabuk dengan

menggunakan batang bambu seperti yang terlihat pada Gambar 31. Sumber air

panas yang berada di dekat Curug Sabuk suhunya antara 39-550C bahkan menurut

pihak pengelola suhu tertinggi bisa mencapai 800C.

Page 66: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

50

Gambar 31 Sumber air panas.

Pada lokasi wisata ini sudah dilakukan inventarisasi sumberdaya alam

seperti inventarisasi tumbuhan dan satwaliar yang ada. Pengunjung dapat

menggunakan jasa petugas sebagai pemandu untuk kegiatan wisata minat khusus

seperti pengenalan jenis tumbuhan dan satwaliar. Flora dan fauna yang dapat

ditemui di sepanjang perjalanan di obyek wisata alam Lembah Cilengkrang ini

cukup banyak dan beragam. Flora yang banyak ditemui antara lain pinus (Pinus

merkusii), asam kranji (Dialium indum), mindi, reureuk (Sapindus rarak),

mareme, bunga bangkai dan beberapa tanaman agroforestri seperti alpukat, kopi,

durian (Durio zibetinus), lada (Piper sp) dan vanili. Sedangkan fauna yang dapat

ditemui antara lain lutung (Trachypithecus auratus), elang jawa (Spizaetus

bartelsi), musang, dan beberapa jenis burung lainnya seperti cinenen pisang

(Orthotomus sutorius) dan ciung mungkal jawa (Cochoa azurea). Contoh satwa

dan tumbuhan yang dapat ditemukan di lokasi wisata Lembah Cilengkrang seperti

yang terlihat pada Gambar 32.

Page 67: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

51

(a) (b)

Gambar 32 (a) Lutung (Trachypithecus auratus), dan (b) Bunga bangkai.

5.2.7 Buper Palutungan

Berdasarkan wilayah administrasi Buper Palutungan termasuk ke dalam

Desa Cisantana Kecamatan Cigugur. Luas obyek wisata ini ± 9 Ha. Buper

Palutungan berada di atas ketinggian 1100 mdpl, sehingga udara sejuk dan

nyaman. Setiap pagi hari dan sore hari pada daerah ini akan muncul kabut yang

membuat udara pegunungan cukup dingin. Salah satu keunikan tempat wisata

Buper Palutungan ini yaitu terdapat Curug Ciputri dengan ketinggian sekitar ± 7

meter yang bersumber dari mata air Cibunian dari dalam kawasan TNGC.

Gambar 33 Curug Ciputri.

Page 68: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

52

Asal mula nama Curug Ciputri merupakan sebutan untuk tempat pemandian

putri belanda yang cantik seperti putri, sehingga disebutlah dengan Curug Ciputri.

Air yang mengalir jernih dan dingin, banyak pengunjung yang datang ingin

merasakan dinginnya air Curug Ciputri ini dengan berenang atau hanya bermain

air di bawah dan sepanjang aliran curug.

Gambar 34 Aliran curug Ciputri.

Buper Palutungan terbagi dalam tiga wilayah zona camping ground yaitu

camp 1 atau camp utama berupa lapangan yang disediakan khusus untuk

berkemah, camp 2 berada di dekat lokasi outbound di bawah hamparan hutan

tanaman pinus dan camp 3 yaitu berada di depan warung yang memiliki topografi

cukup datar. Pengunjung yang ingin berkemah biasanya di tempatkan pada camp

utama, sedangkan camp 2 dan 3 digunakan pada waktu-waktu tertentu apabila

peserta camp melimpah (lokasi camp cadangan). Penempatan camping ground ini

bertujuan untuk melindungi anakan pohon dalam rangka penghijaunan kawasan

TNGC di lokasi wisata.

Gambar 35 Zona camping ground Palutungan.

Page 69: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

53

Flora dan fauna adalah burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus),

gagak, kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan cinenen pisang (Orthotomus

sutorius). Sedangkan untuk jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di area Buper

Palutungan diantaranya pinus (Pinus merkusii), jabon, mahoni (Swietenia

macrophylla), manglid, rotan, matoa (Pometia pinnata), tepus, kaliandra

(Calliandra haematocepala), ki hujan, gintung, kuray (Trema orientale), pucuk

merah (Syzygium oleina) dan krey payung (Fellicium decipiens). Selain itu,

terdapat perkebunan sayur masyarakat sekitar di dekat bumi perkemahan yang

terdiri dari beberapa macam sayuran seperti wortel dan daun bawang. Sebagian

besar perkebunan tersebut berada di tanah milik TNGC yang menjadi area

garapan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

5.3 Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di TNGC Wilayah

SPTN I Kuningan

Kriteria penilaian obyek daya tarik wisata dilakukan dengan menggunakan

ADO-ODTWA Dirjen PHKA Tahun 2003 yaitu sebuah instrumen untuk

menetapkan prioritas pengembangan suatu obyek wisata alam. Kriteria yang

dinilai yaitu daya tarik, aksesibilitas dan kondisi sosial ekonomi masyarakat

sekitar obyek wisata.

5.3.1 Kriteria penilaian

A. Daya Tarik

Penilaian kriteria daya tarik terdiri dari 6 unsur penilaian yaitu keunikan

sumberdaya alam, banyaknya sumberdaya alam yang menonjol, kegiatan wisata

alam yang dapat dan berpotensi untuk dilakukan, kebersihan lokasi, keamanan

terhadap kawasan, serta kenyamanan. Setiap unsur penilaian mempunyai nilai

yang berbeda sesuai dengan banyaknya sub unsur penilaian yang terdapat pada

lokasi wisata tersebut. Bobot penilaian kriteria daya tarik yaitu enam. Hal ini

dikarenakan daya tarik obyek wisata merupakan alasan utama seseorang datang

berkunjung. Berdasarkan hasil penilaian dari ketujuh lokasi obyek wisata berada

pada kisaran nilai 690-900 ini menunjukan bahwa ketujuh lokasi obyek wisata

memiliki potensi daya tarik yang berbeda. Nilai tertinggi penilaian daya tarik

yaitu Lembah Cilengkrang dengan nilai 900, nilai tersebut menunjukan obyek

Page 70: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

54

wisata ini memiliki keunggulan unsur penilaian yang lebih banyak daripada lokasi

wisata yang lainnya seperti yang disajikan pada Tabel 6. Salah satu contoh unsur

penilaian keunikan sumberdaya alam yang tertinggi nilai 20 menunjukan bahwa

pada lokasi wisata ini terdapat 3 sub unsur penilaian yaitu air terjun (Curug Sabuk

dan Sawer), fauna (Elang jawa) dan sumber air panas (Lampiran 6).

Tabel 6 Hasil penilaian ODTW di TNGC wilayah SPTN I Kuningan

No. Unsur penilaian 1 2 3 4 5 6 7

1. Keunikan sumberdaya alam 15 15 15 15 15 20 15

2. Banyaknya sumberdaya alam yang

menonjol 15 15 15 10 10 20 15

3. Kegiatan wisata alam yang dapat

dan berpotensi dilakukan 25 20 20 20 25 25 25

4. Kebersihan lokasi 25 25 25 25 25 25 25

5. Keamanan terhadap kawasan 25 25 30 25 20 30 20

6. Kenyamanan 25 25 20 25 20 30 25

Nilai (jumlah x bobot (6)) 780 750 750 720 690 900 750

Keterangan :

1 Telagaremis

2 Paniis

3 Buper Cibeureum

4 Buper Cibunar

5 Buper Balongdalem

6 Lembah Cilengkrang

7 Buper Palutungan

B. Aksesibilitas

Kemudahan aksesibilitas suatu obyek wisata dapat terlihat dari kondisi

jalan, jarak dan waktu tempuh, serta adanya fasilitas transportasi menuju lokasi

tersebut. Penilaian kriteria aksesibilitas digunakan tiga unsur penilaian yaitu

kondisi jalan, waktu dan jarak tempuh dari pusat kota. Bobot penilaian kriteria ini

yaitu lima, hal ini dikarenakan kemudahan aksesibilitas merupakan salah satu

faktor pendorong pengunjung untuk berwisata pada suatu lokasi obyek wisata.

Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 7 kriteria aksesibilitas obyek wisata

alam memiliki nilai 375-425 dalam klasifikasi penilaian selang tersebut berada

pada kategori baik yaitu aksesibilitas menuju lokasi sudah dalam kategori mudah.

Nilai tertinggi penilaian yaitu 425 pada Buper Palutungan dan Buper

Balongdalem, ini menunjukan bahwa kemudahan aksesibilitas menuju lokasi ini

paling tinggi daripada obyek wisata lainnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh jarak

tempuh yang dekat dengan pusat kota dan kemudahan menuju lokasi obyek wisata

letaknya dekat dengan jalan utama kabupaten. Namun pada umumnya kondisi

jalan menuju obyek wisata masih membutuhkan penataan dan perbaikan

khususnya sampai menuju gerbang lokasi obyek, serta penambahan sarana

Page 71: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

55

transportasi umum untuk mempermudah pengunjung yang menggunakan sarana

transportasi umum, sebagian besar lokasi obyek wisata hanya dapat ditempuh

dengan transportasi umum berupa ojek.

Tabel 7 Hasil penilaian kriteria aksesibilitas menuju obyek wisata di TNGC

wilayah SPTN I Kuningan

No. Obyek wisata alam

Unsur penilaian Nilai

(jumlah x

bobot (5))

Kondisi

jalan

Waktu tempuh

dari pusat kota

Jarak tempuh

dari pusat kota

1. Telagaremis 30 30 15 375

2. Paniis 30 30 15 375

3. Buper Cibeureum 30 30 15 375

4. Buper Cibunar 30 30 20 400

5. Buper Balongdalem 30 30 25 400

6. Lembah Cilengkrang 30 25 20 375

7. Buper Palutungan 30 30 25 425

1. Telagaremis

Akses menuju lokasi ini memiliki kondisi jalan yang sudah diaspal hingga

pintu gerbang loket karcis mempermudah pengunjung yang membawa

kendaraan pribadi untuk datang berwisata. Akan tetapi bagi pengunjung

yang menggunakan kendaraan umum harus sedikit bersabar karena tidak

ada sarana transportasi umum langsung menuju lokasi wisata, pengunjung

dapat menggunakan jasa angkutan melalui Kecamatan Mandirancan

Kuningan kemudian menggunakan jasa ojek. Waktu tempuh dari pusat kota

Kabupaten Kuningan menggunakan kendaraan umum 1-2 jam perjalanan

dengan jarak tempuh ± 37 km.

2. Paniis

Lokasi wisata ini berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan desa-

desa di Kecamatan Pasawahan. Kondisi jalan sudah beraspal, namun tidak

banyak kendaraan umum yang lewat. Untuk mencapai lokasi ini dapat di

tempuh dari jalan utama Kabupaten Kuningan melalui Kecamatan

Mandirancan menggunakan angkutan umum kemudian melanjutkan dengan

jasa ojek. Jarak dari pusat kota Kuningan ± 30 km dengan waktu tempuh ± 1

jam. Selain itu dapat pula diakses dari Telagaremis menggunakan jasa ojek

melalui jalan desa jarang dilalui oleh mobil karena berbatu dan sempit

melewati hutan.

Page 72: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

56

3. Buper Cibeureum

Obyek wisata ini berada di sebelah kantor Seksi I TNGC wilayah Kuningan

atau berjarak ± 500 meter dari balai Desa Cibeureum atau ± 20 km dari

pusat kota Kabupaten Kuningan, dengan waktu tempuh ± 1-2 jam. Kondisi

jalan menuju lokasi obyek wisata ini sudah beraspal dengan lebar jalan lebih

dari 5 meter dan letak buper berada di samping jalan raya. Sarana

transportasi menuju lokasi wisata berupa angkutan kota menuju Desa

Cibeureum dari Terminal Cilimus Kabupaten Kuningan, tetapi angkutan ini

jumlahnya masih terbatas dan hanya beroperasi sampai siang hari atau

sampai waktu pulang sekolah. Selain itu, obyek wisata ini dapat juga

diakses menggunakan angkutan kota yang melalui obyek wisata Linggarjati

sekitar ± 3 km dari lokasi Buper Cibeureum sampai Desa Linggajati

kemudian dilanjutkan dengan jasa ojek.

4. Buper Cibunar

Lokasi buper ini berada ± 1 km dari obyek wisata sejarah Gedung

Perundingan Linggarjati. Pengunjung yang membawa kendaraan bermotor

hanya bisa sampai loket karcis yang berjarak ± 500 meter dari Buper, hal ini

dikarenakan kondisi jalan yang berbatu dan menanjak. Sarana transportasi

menuju obyek wisata ini dapat menggunakan kendaraan angkutan kota dari

jalan utama Kabupaten Kuningan sampai gedung perundingan sekitar ± 700

meter dari loket karcis Buper kemudian pengunjung bisa menggunakan jasa

ojek. Kondisi jalan baik sudah beraspal dengan lebar jalan 5 meter.

5. Buper Balongdalem

Akses menuju lokasi ini mudah dijangkau karena jaraknya hanya 1 km dari

jalan raya utama Kabupaten Kuningan dengan di tempuh sekitar ± 10 menit

menggunakan jasa ojek. Kondisi jalan sudah beraspal dengan lebar jalan 5

meter. Terdapat kendaraan umum yang melalui obyek wisata, namun hanya

waktu-waktu tertentu. Pengunjung yang menggunakan kendaraan umum

jika berjumlah banyak maka biasanya supir kendaraan umum tersebut

mengantarkan sampai tujuan.

Page 73: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

57

6. Lembah Cilengkrang

Lokasi wisata ini dapat diakses mengunakan kendaraan bermotor karena

kondisi jalan yang baik dan beraspal. Jarak tempuh dari pusat kota

Kuningan sekitar ±14 km dengan waktu tempuh ± 1 jam ke sebelah utara

Kuningan sampai Desa Pajambon. Pengunjung hanya dapat menggunakan

kendaraan sampai tempat parkir yang berada ± 2 km dari loket, kemudian

menempuh jalan berbatu dan menanjak selama ± 1 jam perjalanan. Fasilitas

transportasi umum yang dapat digunakan yaitu ojek dari jalan utama

Kuningan sekitar ± 5,6 km menuju Desa Pajambon. Namun penelitian

berlangsung pihak pemerintah sedang melakukan pembangunan jalan

beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sampai gerbang situs

Situs Arya Kemuning. Berdasarkan rencana pembangunan yang sedang

berlangsung, tempat parkir kendaraan menuju lokasi obyek wisata Lembah

Cilengkrang akan dibangun di tanah desa sebelum gerbang Situs Arya

Kemuning sehingga pengunjung hanya perlu menelusuri jalan setapak.

7. Buper Palutungan

Pengunjung dapat menggunakan kendaraan bermotor menuju lokasi obyek

wisata ini, jalan menuju lokasi sudah beraspal. Jarak tempuh dari kota Kab.

Kuningan sekitar ± 10 km dengan waktu tempuh ± 45 menit. Buper

Palutungan berada di kaki Gunung Ciremai, sehingga jalan menuju lokasi

cukup menanjak. Pengujung dapat menggunakan kendaraan umum sampai

Desa Cisantana kemudian melajutkan perjalanan menuju dusun Palutungan

menggunakan jasa ojek.

Kondisi jalan di dalam kawasan obyek wisata pada umumnya belum tertata

rapi. Kondisi jalannya cukup beragam mulai dari beraspal yang sudah rusak

karena bekas jalan angkut perhutani, berbatu dan jalan tanah setapak. Penataan

dan perbaikan jalan di dalam kawasan obyek wisata masih perlu dilakukan untuk

memberikan kenyamanan dan keamanan pada pengunjung dengan memperhatikan

kesan alami dan status kawasan yaitu taman nasional.

Fasilitas transportasi umum menuju lokasi obyek wisata masih

membutuhkan peningkatan jumlah dan penambahan trayek, hal ini menyebabkan

pada beberapa lokasi obyek wisata tidak ada angkutan umum menuju lokasi.

Page 74: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

58

Hampir semua obyek wisata dapat ditempuh dengan menggunakan jasa ojek,

kalupun ada jumlah dan waktu opersionalnya pun masih terbatas. Sehingga

pengunjung yang menggunakan sarana angkutan umum akan sedikit kesulitan.

C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar

Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar memberikan pengaruh pada

keberadaan dan pengembangan obyek wisata. Pengaruh tersebut berupa interaksi

antara masyarakat dengan kegiatan wisata yang dapat memberikan dampak positif

maupun negatif bagi obyek wisata maupun masyarakat. Penilaian kriteria kondisi

sosial ekonomi masyarakat sekitar dalam pengembangan obyek wisata diberikan

bobot nilai lima. Besarnya bobot tersebut karena masyarakat sekitar merupakan

salah satu faktor pendukung dalam pengembangan dan keberadaan obyek wisata,

masyarakat dapat mempengaruhi persepsi pengunjung terhadap obyek. Selain itu,

kenyaman pengunjung juga dipengaruhi oleh sikap masyarakat sekitar dengan

keramahan perilaku maupun tutur kata mereka.

Unsur penilaian yang digunakan dalam kriteria ini yaitu tingkat

pengangguran, mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan dan tanggapan

secara umum mengenai pengembangan obyek wisata alam yang ada di daerah

mereka. Perbedaan unsur penilaian tersebut memberikan intensitas interaksi yang

berbeda pada setiap obyek wisata yang ada, sehingga besarnya nilai yang

diberikan sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya.

Misalnya tingginya tingkat penganguran masyarakat menyebabkan semakin

besarnya interaksi antara mereka dengan obyek wisata maupun pengunjung yang

datang. Besarnya tingkat pengangguran dinilai memberikan dampak baik bagi

rencana pengembangan obyek wisata, karena akan semakin banyak tenaga kerja

yang terlibat langsung dalam pengelolaan obyek wisata, semakin besar pula

dukungan terhadap pengembangan kegiatan wisata di daerah mereka. Nilai

tertinggi yang diberikan 25 pada masyarakat yang 10-15% usia produktifnya

pengangguran, data tersebut diperoleh dari data sekunder. Selain itu, tingkat

pendidikan masyarakat juga ikut mempengaruhi pemahaman dan perilaku mereka

terhadap pengunjung dan arah pengembangan obyek wisata alam, besarnya nilai

yang diberikan 30, karena tingkat pendidikan masyarakat sekitar obyek wisata

Page 75: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

59

mayoritas lulusan SLTA. Mata pencaharian masyarakat sekitar yaitu petani (20)

dan buruh tani (15).

Berdasarkan hasil penilaian kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar

lokasi wisata seperti pada Tabel 8 nilai total penilaian berada pada kisaran nilai

400-500. Nilai tersebut pada Tabel 4 klasifikasi penilaian termasuk pada kategori

buruk (300-400) yaitu Buper Cibeureum, berdasarkan hasil wawancara

masyarakat pada lokasi wisata ini masih kurang peduli akan keberadaan obyek

wisata Buper karena dirasakan keberadaannya kurang memberikan keuntungan.

Lima lokasi wisata lainnya yaitu Telagaremis, Paniis, Buper Cibunar, Buper

Balongdalam dan Buper Palutungan termasuk pada kategori sedang (401-500),

keterlibatan masyarakat terhadap adanya kegiatan wisata di sekitar mereka

dirasakan memberi keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung dan

mereka dapat pula ikut serta membantu dalam pengelolaan obyek wisata tersebut.

Berbeda dengan lokasi wisata Lembah Cilengkrang yang memiliki nilai tertinggi

yaitu 525 sehingga termasuk kategori baik (501-600). Hal ini dikarenakan pada

lokasi wisata Lembah Cilengkrang masyarakat yang termasuk kompepar

Pajambon aktif mengelola obyek wisata. Sedangkan masyarakat Cibeureum

belum terfokus dalam pengelolaan buper yang ada dikarenakan kurangnya

aktivitas wisata di lokasi ini.

Tabel 8 Hasil penilaian kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata

alam di TNGC wilayah SPTN I Kuningan

No. Unsur penilaian 1 2 3 4 5 6 7

1. Tingkat pengangguran 25 25 15 25 20 25 30

2. Mata pencaharian penduduk 20 15 20 15 20 20 20

3. Tingkat pendidikan 30 30 30 30 30 30 30

4. Tanggapan masyarakat

terhadap obyek wisata 25 20 15 20 15 30 20

Nilai (jumlah x bobot (5)) 500 450 400 450 425 525 500

Keterangan :

1 Telagaremis

2 Paniis

3 Buper Cibeureum

4 Buper Cibunar

5 Buper Balongdalem

6 Lembah Cilengkrang

7 Buper Palutungan

Tanggapan masyarakat mengenai keberadaan obyek wisata alam di sekitar

mereka dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yang didasarkan pada besarnya

dampak yang dirasakan dari adanya kegiatan wisata di daerah mereka. Pertama

yaitu kelompok masyarakat yang tidak ikut terlibat dalam kegiatan wisata, mereka

tidak mempermasalahkan ada atau tidaknya pengembangan obyek wisata lebih

Page 76: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

60

60

lanjut. Hal ini dikarenakan mereka tidak merasakan manfaat ataupun kerugian dari

adanya kegiatan wisata tersebut.

Kelompok masyarakat kedua yaitu masyarakat yang tidak merasa dirugikan

dengan adanya kegiatan wisata di obyek wisata alam sekitar mereka. Alasan

mereka antara lain banyaknya perilaku pengunjung yang memberikan dampak

negatif pada penduduk sekitar seperti adanya pergaulan bebas, perkelahian dan

mengkonsumsi minuman keras, serta sampah dari kegiatan wisata. Adanya

perilaku pengunjung yang seperti itu membuat jelek nama baik daerah mereka.

Selain itu, terdapat pula masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan wisata yang

merasa dirugikan dengan bentuk pengelolaan saat ini. Kerugian tersebut

diakibatkan kurangnya pemasukan bagi mereka yang dahulunya dapat disebut

sebagai pengelola obyek wisata secara tidak resmi.

Ketiga adalah kelompok masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan obyek

wisata, mereka merasakan manfaat dalam bentuk peningkatan perekonomian

dengan terbukanya lapangan pekerjaan, seperti pedagang (menyediakan

kebutuhan makanan dan minuman), penyedia jasa transportasi (menyediakan

angkutan umum, dan ojek), penyedia jasa penginapan, dan pelayan (pegawai di

tempat wisata seperti parkir, kebersihan dan kompepar). Selain itu adanya

kegiatan wisata alam membuat daerah mereka lebih terkenal, ramai dan dapat

mengenal orang dari daerah luar. Sehingga masyarakat yang mempunyai

keterampilan khusus seperti makanan khas daerah dan membuat kerajinan tangan

dari bambu atau dari kayu seperti pada Gambar 36 dapat menjualnya ke

pengunjung. Manfaat lain yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu adanya

perbaikan jalan dan penambahan fasilitas transportasi karena banyaknya

pengunjung yang datang juga secara tidak langsung memberikan manfaat bagi

mereka. Pada beberapa lokasi obyek wisata pengunjung dapat menggunakan jasa

penduduk sekitar sebagai pemandu wisata yang bayarannya disesuikan dengan

kesepakatan antara pengunjung dan pemandu, tetapi bentuk kerjasama seperti ini

sangat jarang terjadi.

Page 77: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

61

61

Gambar 36 Hasil kerajinan tangan masyarakat.

Kebudayaan masyarakat sekitar obyek wisata juga dapat menjadi salah satu

obyek daya tarik wisata yang menarik untuk diikuti. Kebudayaan pada setiap

lokasi obyek wisata mempunyai keunikan tersendiri, namun kebudayaan tersebut

belum menjadi bagian dari sebuah atraksi wisata di obyek wisata tersebut.

Kebudayan yang ada diantaranya upacara adat, musik tradisional dan tari-tarian.

Saat ini kebudayaan tersebut sudah mengalami penurunan tergeserkan oleh

kebudayaan asing. Beberapa jenis kebudayaan tersebut diantaranya babarit,

sedekah sabumi, sagolongan hiji dan kawin cai. Upacara adat seperti sedekah

bumi biasanya dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mengucapkan rasa

syukur atas nikmat yang mereka peroleh dari hasil bumi (panen), waktu

pelaksanaan sedekah bumi tidak pasti karena upacara ini bentuknya hanya

sukarela masyarakat saja.

5.3.2 Rekapitulasi Penilaian

Penilaian obyek dan daya tarik wisata dilakukan untuk menentukan potensi

obyek wisata alam yang menjadi prioritas pengembangan pariwisata di TNGC

wilayah SPTN I Kuningan. Hasil rekapitulasi penilaian tersebut diharapkan dapat

menjadi pertimbangan dalam menyusun program pengembangan wisata alam

yang ada. Berdasarkan hasil dari rekapitulasi penilaian obyek wisata alam pada

Tabel 9 mempunyai rentang nilai antara 1515-1800. Nilai tersebut dalam Tabel 4

klasifikasi penilaian termasuk pada kategori sedang (1184-1657) yaitu

Telagaremis, Paniis, Buper Cibeureum, Buper Cibunar dan Buper Balongdalam.

Obyek wisata tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan, namun bukan

prioritas utama pengembangan suatu daerah operasi obyek daya tarik wisata pada

7 lokasi wisata di SPTN I Kuningan. Sedangkan obyek wisata yang termasuk

Page 78: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

62

62

kategori baik (1658-2130) yaitu Lembah Cilengkrang dan Buper Palutungan yaitu

obyek wisata yang mempunyai potensi untuk dilakukan pengembangan wisata

alam yang lebih lanjut dan merupakan prioritas utama dalam pengembangan

daerah operasi obyek daya tarik wisata.

Tabel 9 Hasil rekapitulasi penilaian obyek dan daya tarik wisata di TNGC

wilayah SPTN I Kuningan

No. Obyek wisata alam

Kriteria penilaian Nilai

total Daya tarik Aksesibilitas Kondisi sosial,

ekonomi masyarakat

1. Telagaremis 780 375 500 1655

2. Paniis 750 375 450 1575

3. Buper Cibeureum 750 375 400 1525

4. Buper Cibunar 720 400 450 1570

5. Buper Balongdalem 690 400 425 1515

6. Lembah Cilengkrang 900 375 525 1800

7. Buper Palutungan 750 425 500 1675

Obyek wisata Lembah Cilengkrang pada penilaian kriteria daya tarik

mendapatkan nilai terbesar, obyek wisata ini mempunyai beberapa keunikan dan

sumberdaya alam yang dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk berwisata

diantaranya dua buah curug (Sabuk dan Sawer), sumber air panas, koleksi

tumbuhan dan pemandangan alam lembah pegunungan. Nilai terbesar juga

diperoleh dari kriteria sosial ekonomi masyarakat, hal ini karena masyarakat

sekitar lokasi wisata berperan aktif dalam pengelolaan obyek wisata Lembah

Cilengkrang. Namun jika dilihat dari aksesibilitas obyek wisata ini justru

mempunyai nilai yang cukup rendah dibadingkan yang lain. Oleh karena itu

pengembangan obyek wisata alam ini hendaknya lebih memperhitungkan

kemudahan akses yang ditempuh oleh pengunjung. Jauhnya jarak yang ditempuh

dengan kondisi jalan berbatu dan menanjak menjadi pertimbangan untuk datang

berkunjung terutama pengunjung usia anak-anak dan orang tua. Beberapa sampel

pengunjung usia remaja dan dewasa dari Lembah Cilengkrang juga mengeluhkan

kondisi jalan menuju obyek wisata ini, bahkan ada beberapa dari pengunjung yang

datang berombongan memilih untuk menunggu rombongan di warung dekat

perkebunan jambu biji milik warga yang berdekatan dengan tempat parkir sambil

menikmati segarnya buah jambu biji merah khas Pajambon. Perbaikan jalan yang

diinginkan pengunjung berdasarkan hasil wawancara yaitu dari lokasi parkir

sampai loket obyek wisata, sedangkan jalan setapak tanah cukup diperbaiki

Page 79: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

63

63

dengan penambahan bebatuan agar tidak licin saat hujan. Hal ini sesuai dengan

rencana pengelola (Kompepar) yang berencana memperbaiki akses jalan setapak

di dalam lokasi dengan bebatuan dengan tujuan kenyamanan pengunjung dan

mempertahankan kesan alami.

Berdasarkan Tabel 9 setiap lokasi obyek wisata memiliki kelebihan dari

masing-masing kriteria. Telagaremis memiliki keunggulan pada nilai daya tarik

(780). Buper Cibunar dan Balongdalam keunggulan obyek wisata ini pada

aksesibilitas yang tinggi (400), letaknya yang dekat dengan akses jalan utama

menuju kota Kabupaten Kuningan. Oleh karena itu, setiap rencana pengembangan

obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan mempunyai fokus

pengembangan yang berbeda pada setiap lokasi wisata.

5.4 Sarana dan Prasarana

Kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di lokasi obyek wisata dapat

memberikan kenyamanan pada pengunjung dalam kegiatan wisata. Kondisi sarana

dan prasarana yang tersedia masih membutuhkan penataan serta peningkatan

kualitas dan kuantitasnya seperti yang tersaji pada gambar 37. Beberapa sarana

dan prasarana yang sudah tersedia di lokasi wisata yaitu mushola, MCK, shelter,

tempat sampah, tempat parkir dan warung. Secara umum sarana dan prasarana

yang diharapkan tersedia oleh pengunjung berdasarkan kuisioner di sekitar lokasi

obyek wisata antara lain pusat informasi, papan interpretasi, penginapan, toko

cinderamata, tempat makan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana.

(a) (b)

Page 80: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

64

64

(c) (d)

Gambar 37 (a) mushola di Buper Palutungan, (b) tempat ganti pakaian di Lembah

Cilengkrang, (c) MCK di Buper Cibunar dan (d) MCK sementara di

Buper Balongdalam.

Namun pada lokasi wisata Lembah Cilengkrang sudah terdapat beberapa

papan interpretasi berupa pengenal jenis tumbuhan. Penginapan bagi pengunjung

yang ada di Buper Palutungan biasanya menggunakan warung-warung setempat.

Sedangkan untuk kios cinderamata hanya ada di lokasi wisata Telagaremis berupa

kerajinan tangan papan nama dari kayu dan Buper Cibunar berupa kerajianan

tangan berupa ukiran dari bambu, stiker TNGC dan baju berlogo TNGC.

Pembangunan sarana dan prasarana di lokasi obyek wisata ini selain untuk

penataan lokasi juga bertujuan untuk pengelolaan pengunjung diantaranya:

1. Pembatasan penggunaan lokasi wisata, bertujuan untuk membatasi dampak

negatif dari aktivitas pegunjung terhadap kawasan (misalnya blok rawan

kebakaran, blok habitat jenis satwa atau tumbuhan tertentu), pemusatan

penggunaan area perkemahan dan pembatasan terhadap perilaku

pengunjung yang menyimpang, sehingga perlu adanya pembatasan area

gerak pengujung untuk menjaga image lokasi wisata selain dengan adanya

pengawasan dan patroli dari petugas.

2. Penyebaran pengunjung, bertujuan untuk menghindari pemusatan

pengujung pada satu obyek misalnya pada lokasi wisata Telagaremis

pengunjung paling banyak berada di sekitar Telagaremis dan tidak

menyebar ke lokasi wisata telaga lainnya.

3. Pendidikan lingkungan hidup, bertujuan memberikan pemahaman mengenai

pengetahuan alam melalui papan interpretasi

Page 81: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

65

65

5.5 Pengunjung

5.5.1 Karakteristik Pengunjung

Pengunjung merupakan konsumen dari kegiatan pariwisata alam. Oleh

karena itu, karakteristik pengunjung perlu diketahui untuk menentukan arah

pengembangan suatu obyek wisata baik bentuk dan jenis kegiatannya, agar sesuai

dengan karakter pengunjung. Data karaktetistik pengunjung disajikan pada Tabel

10 yang terdiri dari jumlah jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat

pekerjaan, tingkat pendapatan dan asal pengunjung.

Tabel 10 Karakteristik pengunjung obyek wisata di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan

No. Komposisi pengunjung

Jumlah (orang) Total

persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7

Jenis kelamin

1. Laki-laki 26 20 2 15 7 26 20 62,70

2. Perempuan 12 8 1 8 6 14 20 37,30

Struktur umur

1. Anak-anak (<12 tahun) 6 3 - - - 1 3 7,03

2. Remaja (13-21 tahun) 15 11 1 11 12 21 25 51,89

3. Dewasa (22-40 tahun) 15 11 2 10 - 16 8 33,51

4. Tua (>41 tahun) 4 3 - 2 1 2 4 7,57

Tingkat pendidikan

1. SD 5 1 - - - 1 2 4,86

2. SLTP 5 5 - - 2 1 2 11,89

3. SLTA 19 10 3 5 10 21 9 44,32

4. Perguruan tinggi 9 12 - 18 1 17 14 38,92

Pekerjaaan

1. Pelajar/mahasiswa 18 15 - 14 12 25 29 61,08

2. Pegawai Negeri Sipil 5 6 2 2 1 5 3 12,97

3. Pegawai Swasta 11 6 - 7 - 6 6 19,46

4. Pengusaha 2 - - - - 1 - 1,62

5. Lainnya 2 1 1 - - 3 2 4,86

Tingkat pendapatan

1. < 700.000 21 13 2 12 9 29 30 62,70

2. 700.000 – 1.400.000 1 9 1 2 3 2 3 11,35

3. 1.400.000 – 2.100.000 11 3 - 4 - 8 5 16,76

4. >2.100.000 5 3 - 5 1 1 2 9,19

Asal pengunjung

1. Kuningan 4 10 - 7 13 19 18 38,38

2. Luar daerah 34 18 3 16 - 21 22 61,62

Berdasarkan data hasil kuesioner tersebut (Tabel 10) dapat terlihat bahwa

pengunjung yang datang berwisata ke obyek wisata di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan cukup beragam. Sebagian besar pengunjung 62,7% laki-laki, kelas

umur terbanyak yang berwisata adalah remaja 51,9% dan dewasa 33,5%. Tingkat

pendapatan pengunjung 62,7% kurang dari Rp. 700.000 hal ini dikarenakan

Page 82: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

66

66

sebagian pengunjung memiliki jenis pekerjaan 61,1% masih pelajar/mahasiswa

dengan tingkat pendidikan tertinggi 44,3% SLTA dan 38,9% perguruan tinggi.

Pengunjung obyek wisata di TNGC masih merupakan pengunjung lokal yang

datang dari daerah Kuningan sendiri yaitu 38,38% serta dari luar daerah 61,6%

yang didominasi oleh pengujung asal Cirebon, Majalengka, dan Indramayu.

Namun ada juga yang berasal dari Bandung, Jakarta, Sumedang dan daerah Jawa

Tengah.

5.5.2 Tujuan dan Aktivitas Pengunjung

Berdasarkan hasil kuisioner, pengunjung yang datang ke obyek wisata

TNGC wilayah SPTN I Kuningan umumnya datang bersama rombongan

(68,11%), keluarga (9,19%), pasangan (21,08%) dan datang sendiri (1,62%).

Pengunjung yang datang hampir 59,46% menggunakan kendaraan pribadi berupa

motor baik yang berpasangan maupun rombongan. Sedangkan pengunjung yang

menggunakan kendaraan sewaan 19,46% dan umum 21,08% merupakan

pengunjung yang rombongan sekolah, organisasi atau perkumpulan biasa.

Tujuan pengunjung yang datang ke lokasi obyek wisata di TNGC sebagian

besar 62,16% memiliki ketertarikan terhadap suasana pemandangan alam yang

masih alami dengan udara khas pegunungan yang sejuk. Setiap lokasi wisata alam

dianggap mempunyai keindahan alam yang memiliki keunikan tersendiri

dibandingkan lokasi wisata lainnya. Pengunjung yang datang ke lokasi obyek

wisata alam di TNGC selain untuk menikmati pemandangan alam, mereka juga

sering menggunakan lokasi wisata sebagai daerah tujuan study tour 27,57%.

Obyek wisata yang paling banyak digunakan untuk study tour adalah obyek

wisata bumi perkemahan. Bahkan terdapat sekolah tertentu yang menjadi

pengunjung tetap setiap tahun pada lokasi wisata tertentu untuk kegiatan

berkemah atau pelantikan ekstrakurikulernya.

Aktivitas yang disukai oleh pengunjung yang datang bersama keluarga

antara lain bermain air dan makan-makan di sekitar obyek wisata. Selain itu juga,

aktivitas pengunjung yang banyak disukai yaitu fotografi (7,57%) pengunjung

dapat mendokumentasikan keindahan alam khas pegunungan Ciremai. Namun

sebagian besar pengunjung datang untuk menikmati pemandangan alam (81,08%)

biasanya aktivitas ini banyak dilakukan oleh pengunjung yang berusia remaja dan

Page 83: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

67

67

dewasa. Aktivitas tersebut antara lain jalan-jalan berkeliling obyek wisata dan

duduk-duduk santai memandangi suasana alam. Bahkan pada beberapa obyek

wisata seperti Telagaremis, Paniis, Lembah Cilengkrang dan Buper Palutungan

terdapat pengunjung yang datang untuk melihat tumbuhan (5,95%) dan

mengamati satwa di Lembah Cilengkrang dan Telagaremis (1,08%).

Sumber informasi mengenai keberadaan obyek wisata alam di TNGC

khususnya wilayah SPTN I Kuningan diperoleh pengunjung dari teman atau

keluarga (95,14%), radio (2,16%) dan 1,62% dari majalah, serta televisi dan

leaflet (0,54%). Promosi wisata yang telah dilakukan oleh Disparbud dan pihak

taman nasional antara lain mengunakan fasilitas radio daerah, leaflet, buku

informasi wisata, pembuatan website informasi obyek wisata daerah dan ikutserta

dalam kegiatan pameran kepariwisataan daerah.

5.5.3 Penilaian terhadap Obyek Wisata

Berdasarkan hasil kuisioner penilaian pengunjung cukup beragam terhadap

obyek wisata, lingkungannya, pelayanan, dan fasilitas yang ada. Panorama

keindahan alam 81,08% dinilai baik, namun dalam pengelolaan flora dan fauna

46,49% menilai cukup. Hal ini dikarenakan pengunjung belum bisa menikmati

keragaman flora dan fauna yang ada di obyek wisata alam tersebut, pengunjung

masih melihat adanya kerusakan pada beberapa jenis pohon seperti luka bekas

koakan atau pengambilan getah pinus dan pengumpulan atau pematahan ranting

pohon untuk kayu bakar. Selain itu, adanya anakan pohon yang mati tidak terawat

dan rusak terinjak pengunjung, namun mereka beranggapan itu adalah kelalaian

dari pihak pengelola yang tidak memasang papan peringatan.

Pengunjung menilai kurang (78,38%) adanya atraksi budaya dan seni. Hal

ini membuat pengunjung yang suka akan hiburan kesenian merasa jenuh, berbeda

dengan pengunjung yang mencari ketenangan 16,76% menilai cukup dan 4,86%

baik. Namun hal tersebut bukanlah masalah besar bagi pengunjung yang pergi

berwisata untuk menghindari kebisingan dan kejenuhan aktivitas sehari-hari.

Selain itu, pengunjung yang datang ke lokasi obyek wisata tidak banyak

menemukan souvenir atau cideramata yang khas, pengunjung dari luar daerah

Kuningan biasanya membeli makanan khas Kuningan seperti Jeniper (jeruk nipis

peres), tape ketan, dan opak bakar yang diperoleh dari warung pusat oleh-oleh

Page 84: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

68

68

Kuningan yang berada jauh dari lokasi obyek wisata yaitu sepanjang jalan utama

Kota Kuningan.

Pelayanan dan lingkungan obyek wisata secara umum sudah dapat dinilai

baik berdasarkan hasil kuisioner pengunjung seperti keramahtamahan pengelola

(48,65%), masyarakat (61,08%), keamanan (32,97%) dan kenyamanan

pengunjung selama berwisata (43,24%). Selain itu, kebersihan lingkungan sekitar

obyek (48,11%) menilai cukup dan 34,59% kurang, hal ini dikarenakan

pengunjung melihat masih adanya sampah yang berserakan di sekitar lokasi obyek

wisata. Pada obyek wisata tertentu seperti Telagaremis pengunjung sangat

menyayangkan tidak kurangnya pembersihan telaga dari sampah dedaunan yang

menutupi permukaan air telaga karena dapat mengurangi keindahannya. Selain

itu, masih terdapat perilaku pengunjung yang suka meninggalkan tulisan-tulisan di

warung, batu, pohon bahkan musola sebagai tanda kedatangan mereka hampir di

semua lokasi obyek wisata.

5.5.4 Harapan pengunjung

Pada umumnya pengunjung yang datang 95,14% mempunyai keinginan

untuk berkunjung kembali. Hal ini disebabkan keindahan alam yang dimiliki oleh

obyek wisata yang ada, namun belum adanya fasilitas yang dibutuhkan sebagai

sarana dan prasarana dalam kegiatan wisata yang dilakukan. Kalaupun ada

pengunjung masih banyak yang menginginkan peningkatan kualitas maupun

kuantitas dari fasilitas yang ada. Beberapa fasilitas yang diharapakan oleh

pengunjung yaitu peningkatan dan perbaikan infrastuktur seperti pembangunan

mushola, tempat sampah, air bersih, toilet dan lain-lain.

Peningkatan fasilitas transportasi juga masih perlu dilakukan karena

pengunjung yang menggunakan kendaraan umum masih kesulitan mencapai

lokasi obyek wisata. Selain itu, peningkatan pelayanan terhadap pengunjung

terutama mereka yang melakukan kegiatan wisata lebih dari satu hari seperti

keamanan, penyediaan fasilitas penginapan (biasanya di warung yang ada di

lokasi obyek wisata), penyewaan sarana penerangan/listrik dan pelayanan

informasi mengenai obyek wisata.

Page 85: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

69

69

5.6 Pengembangan Pariwisata Alam di TNGC Wilayah SPTN I Kuningan

Pengembangan pariwisata alam yang ada di TNGC terutama wilayah SPTN

I Kuningan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk pengembangan diantaranya

peningkatan kerjasama pengembangan pariwisata alam, pengembangan produk

pariwisata alam dan pengembangan sarana prasarana penunjang kegiatan

pariwisata alam. Kerjasama pengembangan pariwisata alam yang saat ini sudah

dilakukan antara BTNGC, masyarakat, investor dan pemerintah daerah perlu

adanya peningkatan kerjasama seperti peningkatan bentuk kerjasama.

Pengembangan produk pariwisata alam disesuaikan dengan potensi obyek dan

daya tarik lokasi wisata yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam berbeda

pada setiap lokasinya. Sedangkan pengembangan sarana dan prasarana penunjang

kegiatan wisata alam dalam perencanaan pembangunannya perlu

mempertimbangkan status kawasan yaitu kawasan pelestarian alam sebagai taman

nasional, sehingga rencana pengembangan sarana dan prasarana tersebut harus

disesuaikan dengan rencana pengelolaan kawasan.

Lokasi obyek wisata yang berada dekat batas kawasan taman nasional

dengan sebagian besar permukiman masyarakat sekitar, serta obyek wisata

tersebut memiliki potensi obyek daya tarik wisata yang berpotensi untuk

dikembangkan dan kondisi aksesibilitas baik, maka dalam pembagian sistem

zonasi TNGC obyek wisata tersebut berada dalam zona pemanfaatan. Obyek

wisata yang termasuk pada zona pemanfaatan dapat membangun fasilitas

penunjang kegiatan wisata dan wisata yang dapat dilakukan tidak terbatas.

Rekomendasi pengembangan pariwisata alam yang ada di TNGC wilayah

SPTN I Kuningan dilakukan pada masing-masing lokasi wisata sesuai dengan

potensi obyek dan daya tarik wisata, keinginan pengunjung, rencana pengelolaan

(Disparbud, swasta dan masyarakat) dan pihak TNGC sebagai pihak yang

berwenang berkaitan dengan status kawasan yang merupakan salah satu kawasan

konservasi merupakan tujuan akhir dari penelitian ini yaitu adanya rencana

pengembangan seperti yang tersaji pada Tabel 11.

Page 86: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

70

Tabel 11 Rekomendasi pengembangan obyek wisata alam di TNGC wilayah SPTN I Kuningan

No Lokasi obyek Potensi daya tarik Usulan pengunjung Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan

1 Telagaremis

- Pemandangan alam

- Sembilan telaga

(Telagaremis (Situ Ayu

Salintang), Deleg,

Salam, Nyi Eloh, Buruy

I, Leutik, Leat, Nilem,

Buruy II )

- Sumur Jalatunda

- Batu Tumpeng

- Bumi perkemahan

- Peningkatan sarana dan

prasarana yang ada

- Adanya outbound, shelter,

dan saran trasportasi umum

- Adanya atraksi wisata

hiburan kesenian

- Peningkatan kebersihan

obyek terutama danau

- Adanya cinderamata yang

khas

- Menciptakan produk

cinderamata yang memiliki

spesifikasi objek wisata Talaga

Remis

- Pembuatan dan pengembangan

sarana objek wisata

- Menjalin kemitraan dengan

pihak swasta dalam

peningkatan prasarana wisata

- Pembuatan kolam pemandian

alam di Telaga Nilem dan saran

permainan anak

- Pengembangan produk wisata

- Pembuatan cinderamata khas

Telagaremis (seperti papan nama dari

kayu)

- Penyediaan sarana wisata tirta,

akomodasi dan wisata petualangan

(sesuai dengan PP 36 tahun 2010)

- Pengelolaan pengunjung (sesuai

Pedoman pengembangan pariwisata

alam di kawasan hutan tahun 2003)

- Meningkatkan hubungan kerjasama

2 Paniis

- Aliran sungai Paniis

- Bumi perkemahan

- Adanya outbound, shelter

dan ruang ganti pakaian

- Adanya penataan warung

- Penambahan atraksi wisata

- Menambah dan menggali

potensi atraksi yang dapat

menjadi daya tarik obyek

wisata, dapat berupa atraksi

budaya maupun seni

- Pembuatan dan peningkatan

kualitas sarana dan prasarana

pada obyek wisata

- Pengembangan produk wisata

- Penyediaan sarana wisata

petualangan (sesuai PP 36 tahun

2010)

- Meningkatkan hubungan kerjasama

- Pengelolaan pengunjung

70

Page 87: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

71

Tabel 11 (Lanjutan)

No Lokasi obyek Potensi daya tarik Usulan pengunjung Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan

3 Buper

Cibeureum

- Monyet ekor panjang

- Bumi perkemahan

- Kerajianan (pembuatan

makanan dan anyaman

bambu)

- Pembangunan sarana dan

prasarana (toilet, tempat

parkir, musola)

- Pembuatan tempat santai

- Penataan lokasi wisata dan

pembangunan sarana dan

prasarana

- Peningkatan atraksi wisata

- Pengelolaan pengunjung

(penarikan tiket)

- Inventarisasi populasi monyet

- Penyediaan sarana wisata

petualangan (sesuai PP 36 tahun

2010)

- Pengembangan produk wisata

- Pengelolaan pengunjung (sesuai

Pedoman pengembangan

pariwisata alam di kawasan hutan

tahun 2003)

- Meningkatkan hubungan

kerjasama

4 Buper Cibunar

- Bumi perkemahan

- Pos pendakian 1 jalur

Linggarjati menuju

puncak Gunung Ciremai

- Pemandangan alam

perkebunan dan

persawahan

- Penataan warung dan area

berkemah

- Peningkatan kebersihan

lingkungan obyek wisata

- Peningkatan sarana dan

prasarana

- Perbaikan jalan menuju

obyek

- Penggalian potensi obyek

wisata

- Pembuatan dan peningkatan

sarana dan prasarana

- Perbaikan jalan menuju lokasi

dari loket karcis

- Pembuatan kolam renang dari

sumber air Cibunian

- Pembuatan outbound

- Pengembangan produk wisata

- Penataan lokasi wisata

- Penyediaan sarana wisata alam

yaitu wisata akomodasi dan sarana

wisata petualangan (sesuai PP 36

tahun 2010)

- Meningkatkan hubungan

kerjasama

71

Page 88: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

72

Tabel 11 (Lanjutan)

No Lokasi obyek Potensi daya tarik Usulan pengunjung Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan

5 Buper

Balongdalem

- Upacara adat Kawin Cai

- Situs sejarah makam

Pahlawan Samudra,

makam Mbah Buyut

Bayu dan Buyut goong

- Balong (Kolam)

- Pengembangan atraksi wisata

sejarah dan budaya

- Adanya sarana dan prasarana

- Penambahan sarana outbound

- Penataan lokasi obyek wisata

- Pengelolaan pengujung

(penarikan tiket)

- Pembangunan sarana dan

prasarana

- Pengembangan wisata budaya dan

sejarah

- Penyediaan sarana wisata tirta dan

wista petualangan (sesuai PP 36

tahun 2010)

- Pengelolaan pengunjung

- Meningkatkan hubungan

kerjasama

6 Lembah

Cilengkrang

- Pemandangan alam

- Kebun koleksi

- Air terjun

- Sumber air panas

- Bumi perkemahan

- Fauna (elang jawa)

- Perbaikan jalan

- Pembuatan tempat parkir

yang lebih dekat dengan

obyek

- Peningkatan sarana dan

prasarana (tempat makan,

musola, toilet, dan tempat

ganti)

- Pembesaran kolam

pemandian

- Adanya outbound

- Pembuatan kolam pemandian

air panas alami dengan

memisahkan antara anak-anak,

dewasa wanita dan laki-laki

- Peningkatan kemampuan

anggota kompepar dalam

memandu wisata

- Penataan dan peningkatan

kualitas saran dan prasarana

- Pengembangan produk wisata

- Penyediaan sarana wisata tirta dan

wisata petualangan (sesuai dengan

PP 36 tahun 2010)

- Wisata minat khusus pengenalan

jenis pohon dan elang jawa

(Spizaetus bartelsi)

- Meningkatkan hubungan

kerjasama

72

Page 89: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

73

Tabel 11 (Lanjutan)

No Lokasi obyek Potensi daya tarik Usulan pengunjung Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan

7 Buper

Palutungan

- Air terjun

- Bumi perkemahan

- Peningkatan sarana dan

prasarana

- Penambahan sarana

outbound, shelter dan tempat

makan

- Perbaikan jalan menuju curug

- Penataan obyek wisata

- Perbaikan dan pembangunan

sarana dan prasarana yang ada

- Penambahan saran outbound

- Perbaikan jalan menuju lokasi

- Pengembangan produk wisata

- Penyediaan sarana akomodasi dan

wisata petualangan (sesuai dengan

PP 36 tahun 2010)

- Penataan lokasi

- Pengembangan produk wisata

pendukung

- Meningkatkan hubungan

kerjasama

73

Page 90: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

74

Berdasarkan Tabel 11 pengembangan obyek wisata alam yang ada di TNGC

wilayah SPTN I Kuningan, salah satu rekomendasi pengembangannya yaitu

peningkatan kerjasama pengelolaan yang sudah ada pada beberapa obyek wisata

antara BTNGC dengan pihak pengelola. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan

diantaranya pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata sesuai

dengan peraturan yang berlaku yaitu PP No 36 Tahun 2010 mengenai

perngusahaan pariwisata alam pada bagian ketiga yaitu usaha penyediaan sarana

wisata alam atau kerjasama dalam pengelolaan dengan menjadikan masyarakat

sekitar kawasan sebagai bagian dari pengelola seperti karyawan. Pihak BTNGC

bertindak untuk mengingatkan dan mengontrol program pengembangannya yang

tidak sesuai dengan aturan dan dapat merubah atau mengurangi nilai pelestarian

alam kawasan. Salah satu contoh yang dapat mengurangi pelestarian alam antara

lain rencana penanaman jenis-jenis tanaman dari luar daerah atau kawasan

(eksotik) oleh pihak pengelola dengan tujuan keindahan dan koleksi. Oleh karena

itu, pihak BTNGC harus memberikan teguran keras pada investor yang melanggar

aturan pengembangan kawasan wisata di TNGC.

Pembangunan dan penataan sarana prasarana yang perlu dikembangkan

pada setiap lokasi berbeda sesuai dengan daya tarik dan keinginan pengunjung

serta rencana pengelola seperti pada Tabel 12. Selain pengembangan sarana dan

prasarana tersebut dapat pula dilakukan pengembangan sarana dan prasarana

seperti :

a. Penyediaan sarana wisata petualangan: pemandu dari masyarakat sekitar

yang sudah diberikan pelatihan terlebih dahulu.

b. Akomodasi: akomodasi yang dapat dilakukan di lokasi wisata TNGC antara

lain dengan memperbaiki bumi perkemahan dengan tujuan pemusatan

pengunjung yang ingin berkemah atau dengan pembangunan wisma wisata

alam di sekitar lokasi. Saat ini pada beberapa lokasi seperti Buper

Palutungan pengunjung yang ingin menginap dapat bermalam di warung

pedagang sekitar buper tanpa ada tarif khusus.

Page 91: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

75

Tabel 12 Pengembangan sarana dan prasarana di lokasi obyek wisata

No. Lokasi obyek Bentuk pengembangan obyek

1. Telagaremis a) Penataan lokasi perkemahan

b) Penambahan lokasi tempat sampah sekitar telaga

c) Penataan jalan setapak menuju sembilan telaga

d) Pembuatan papan petunjuk arah dan papan interpretasi

e) Pembangunan shelter dan toilet di sekitar telaga Nilem dan area

perkemahan, serta pembuatan tempat duduk santai dan shelter

di sekitar 9 telaga terutama Telagaremis

2. Paniis a) Penambahan lokasi tempat sampah

b) Penataan lokasi warung dan tempat parkir

c) Penataan lokasi tempat santai di sekitar obyek wisata

3. Bumi Perkemahan

Cibeureum

a) Penataan lokasi parkir

b) Pembangunan tempat penarikan tiket masuk dan tempat duduk

santai melihat monyet

4. Bumi Perkemahan

Cibunar

a) Penataan lokasi perkemahan

b) Perbaikan sarana toilet dan penambahan tempat sampah

c) Pembuatan papan interpetasi

d) Penataan tempat duduk santai sekitar buper untuk melihat

pemandangan alam pegunungan terutama

5. Bumi Perkemahan

Balongdalam

a) Penambahan tempat sampah

b) Pembangunan lokasi tiket, toliet dan musola

c) Penataan jalan setapak tracking yang biasa dipergunakan

d) Pembangunan tempat penarikan loket karcis

6. Lembah

Cilengkrang

a) Penataan lokasi pemandian air panas

b) Penambahan tempat pembuangan sampah

c) Penambahan papan interpretasi, khususnya pengenalan jenis

pohon yang ada di sepanjang jalur

d) Pembuatan shelter, tempat ganti dan toilet disekitar pemandian

air panas

e) Penataan lokasi parkir

7. Bumi perkemahan

Palutungan

a) Pembuatan tempat duduk santai sekitar pinggir curug

b) Pembuatan papan interpretasi, khususnya jenis tanaman yang

ada disekitar bumi perkemahan

c) Perbaikan sarana mushola, toilet, shelter dan tempat duduk

sekitar bumi perkemahan

d) Perbaikan jalan setapak menuju curug

Page 92: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

76

Selain pengembangan sarana dan prasarana rekomendasi pengembangan

yang dapat dilakukan pada lokasi wisata alam di TNGC yaitu pengembangan

produk. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk

yaitu bentuk produk, promosi, pelayanan dan sasaran produk. Hal ini dikarenakan

produk wisata bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan pengunjung untuk

membeli produk yang ditawarkan. Produk wisata yang dapat ditawarkan di lokasi

wisata alam TNGC disesuaikan dengan sasaran antara lain yaitu:

a. Produk wisata pendidikan

Sasaran produk ini adalah semua pengunjung dari berbagai kelas umur,

wisata ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada pengunjung yang

mempunyai minat tertentu mengenai pengetahuan alam.

Pelaksanaan pengembangan produk wisata pendidikan membutuhkan

sumberdaya manusia yang berkualitas dan memahami kondisi sekitar obyek

wisata dalam pemahaman materi pada pengunjung.

b. Pengembangan paket wisata alam

Sasaran produk ini disesuaikan dengan jenis kegiatan dan karakteristik

pengunjung sebagai konsumen utama dan mempertimbangkan variasi atraksi

obyek wisata. Pengembangan paket wisata harus memperhitungkan waktu,

jumalah peserta dan lokasi wisata yang dikunjungi.

c. Pengembangan wisata budaya

Sasaran produk ini hanya pada pengunjung tertentu yang mempunyai

ketertarikan terhadap kebudayaan masyarakat sekitar lokasi. Namun produk

wisata budaya ini hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu. Salah satu contoh

produk wisata budaya di TNGC adalah “Kawin Cai” yang diadakan 1 tahun

sekali.

Untuk mencapai sasaran produk wisata yang ditawarkan perlu adanya

promosi dengan tujuan memperkenalkan potensi obyek wisata kepada pengunjung

dan investor. Beberapa bentuk promosi yang dapat dilakukan melaui radio,

pembuatan buku informasi obyek wisata, leaflet dan pemberian informasi pada

pengunjung dengan pelayanan yang baik.

Page 93: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

77

Adapun jenis kegiatan yang berpotensi dilakukan sesuai dengan

rekomendasi pengembangan secara rinci pada masing-masing lokasi obyek wisata

adalah:

1. Telagaremis

Potensi daya tarik wisata lokasi ini adalah keindahan panorama alam dan

telaga yang tersebar di sekitar lokasi wisata Telagaremis. Adanya 9 telaga tersebut

masih belum banyak diketahui oleh pengunjung dan karakteristik pengunjung

yang datang paling banyak usia remaja dan dewasa, maka jenis kegiatan yang

memungkinkan untuk dilakukan antara lain yaitu :

a. Wisata pendidikan

Bentuk kegiatan wisata ini lebih difokuskan untuk menambah pengetahuan

mengenai lingkungan dalam pelaksanaannya. Jenis kegiatan tersebut antara lain

berkemah dengan mengenalkan kehidupan alam seperti mengenal jenis pohon dan

burung. Selain itu, pengenalan sampah untuk mengingatkan mengenai keberadaan

sampah disekitar lingkungan mereka. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan

kesadaran pada pengunjung untuk ikut serta aktif menjaga lingkungan sekitarnya.

b. Wisata air

Kegiatan wisata ini menggunakan air sebagai obyek utamanya, hal ini

dikarenakan Telagaremis potensi unggulannya terdapat pada sumberdaya alam

berupa air. Jenis kegiatan yang dapat dikembangkan antara lain :

- Berenang di Telaga Nilem dan Leat, kondisi air yang jernih dan luas serta

tidak terlalu dalam seperti Telagaremis.

- Memancing di salah satu telaga yaitu Telaga Leutik dan Buruy II karena

suasananya yang cukup sunyi dan banyak terdapat ikan seperti lele dan nila.

- Bermain sepeda air yang kini sudah berjalan di Telagaremis.

Pengembangannya dapat dilakukan dengan memvariasikan bentuk sepeda

atau menambah perahu kayu yang kecil untuk pasangan dengan cara

mendayung mengelilingi Telagaremis.

c. Wisata religius

Adanya kepercayaan terhadap cerita mitos yang ada di Telagaremis dapat

menjadi daya tarik bagi pengunjung yang memiliki ketertarikan pada hal mistis

seperti bermalam di sekitar makam Ayu Salintang dan mandi di Sumur Jalatunda

Page 94: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

78

dengan bantuan kuncen. Kegatan wisata yang dapat dilakukan melihat ritual yang

dilakukan masyarakat yang memiliki kepercayaan mistis pada malam tertentu

seperti malam jum’at kliwon dan malam 1 Syuro.

d. Wisata petualangan

Bentuk kegiatan wisata ini sasaran utamanya adalah pengunjung usia remaja

dan dewasa yang datang berombongan atau berpasangan untuk menyalurkan jiwa

petualangannya dengan bentuk wisata alam menjelajah hutan berkeliling

menelusuri 9 telaga dengan jalur seperti terlihat pada Gambar 38. Sedangkan

untuk usia anak-anak dapat dilakukan dengan penjelajahan sekitar Telagaremis

dan hutan pinus dekat telaga.

Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan jenis-jenis tumbuhan dan satwa

yang ditemukan pada sepanjang jalur, memberitahukan siklus air yang ditekankan

pada upaya pelestarian alam terutama fungsi hutan dengan kaitannya sebagai

sumber air bersih atau hidrologi.

Page 95: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

79

Gambar 38 Peta lokasi 9 telaga di obyek wisata Telagaremis.

79

Page 96: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

80

2. Paniis

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata Paniis antara lain :

- Berkemah: Peserta kegiatan rutin perkemahan ini dapat dijadikan salah

satu konsumen tetap dalam setiap tahunnya. Kegiatan berkemah ini dapat dibuat

menjadi satu paket berkemah dengan penambahan kegitan outbound dari pihak

pengelola obyek wisata dan kegiatan pengenalan lingkungan hidup seperti

mengenal tumbuhan kopi, pinus dan karet serta cara pemanfaatan hasil hutan non

kayunya.

- Wisata pendidikan : Wisata ini dapat dilakukan pada anak sekolah dengan

bekerjasama dengan PDAM untuk melihat proses pengambilan air sebagai air

minum untuk daerah Cirebon. Misalnya pengenalan proses, alat dan cara

kerjanya. Selain itu juga dapat dilakukan penelusuran hutan pinus sekitar aliran

sungai Paniis untuk pengenalan jenis pohon karet dan kopi serta cara

pemanfaatannya seperti pengambilan getah karet dan pemanenan kopi.

3. Buper Cibeureum

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Buper Cibeureum selain berkemah

antara lain adalah penelusuran hutan “Leuweung jero” untuk pengenalan jenis

tumbuhan dan melihat perilaku monyet ekor panjang yang banyak mendatangi

pengunjung yang membawa makanan di sekitar buper dan lapangan bola. Selain

itu, Desa Cibeureum dikenal dengan makanan khas seperti kripik singkong,

rengginang dan kopi asli Cibeureum. Pembuatan kopi ini bisa menjadi salah satu

jenis kegiatan wisata lanjutan dari obyek wisata Paniis yang telah mengenal

pohon dan cara pemanenan buah kopi, kemudian di desa ini pengunjung dapat

melihat proses pembuatan kopi mulai dari menjemur sampai dikemas. Pengunjung

yang datang berkemah di lokasi Buper Cibeureum juga dapat ikut serta dalam

belajar kerajianan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar yaitu pembuatan boboko

dari bambu tali.

Page 97: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

81

4. Buper Cibunar

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di lokasi ini antara lain adalah wisata

petualangan karena pengunjung yang paling banyak datang adalah remaja dan

dewasa. Bentuk wisata petualangannya dapat berupa jelajah hutan sekitar Cibunar

dengan pengenalan jenis tumbuhan dan satwa. Pengunjung yang masih sekolah

dapat belajar berkebun mulai dari menanam, memelihara dan memanen hasilnya

di area perkebunan warga sebelum buper seperti kebun nilam, cengkih, sayuran

dan umbi. Untuk nilam dan cengkih pengelola bisa bekerjasama dengan pihak

pemilik pabrik untuk melihat proses pembuatan minyaknya. Selain itu, adanya

aktivitas masyarakat yang menggunakan tanah untuk pembuatan batu bata sebagai

bahan bangunan dan kerajianan ukiran bambu juga bisa menjadi salah satu atraksi

wisata yang ditawarkan sebagai bentuk wisata pendidikan.

5. Buper Balongdalem

Jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata ini selain

berkemah antara lain:

a. Wisata Ziarah

Kegiatan wisata ini dilakukan pada hari-hari tertentu seperti malam tanggal

1 suro dan malam jumat kliwon, pada malam tersebut pengunjung yang berasal

dari sekitar daerah Cirebon dan Indramayu datang berkunjung ke makam Buyut

Bayu dan makam Buyut Goong untuk melakukan ziarah dengan pengajian dan

bahkan ada yang melakukan ritual khusus. Kegiatan wisata ziarah ini juga dapat

dilakukan di makam pahlawan dengan acara tabur bunga dan pengajian bersama

pada malam sebelum peringatan hari-hari besar nasional seperti hari kemerdekaan

dan hari peringatan pahlawan.

b. Wisata Budaya dan Sejarah

Kegiatan wisata ini sangat berpotensi dilakukan karena lokasi wisata

Balongdalem ini memiliki situs sejarah berupa makam pahlawan samudra

angkatan laut dan masih ada upacara adat Kawin Cai yangg dilaksanakan setiap 1

tahun sekali. Kegiatan wisata ini dapat menjadi suatu bentuk pendidikan bagi

anak-anak sekolah untuk mengenal dan mempelajari kesenian daerah, serta

Page 98: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

82

mengenang jasa pahlawan yang telah gugur di medan perang untuk melindungi

bangsa Indonesia.

c. Wisata Air

Kegiatan wisata ini memanfaatkan kolam air untuk berenang karena air

yang jernih atau dapat dikembangkan sebagai wisata air dengan menggunakan

perahu kecil buat anak-anak.

6. Lembah Cilengkrang

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata ini dengan melihat

potensi daya tarik wisata yang cukup beragam mulai keindahan alam, keragaman

flora dan faunanya, serta sumber air seperti dua buah curug dan sumber air panas

antara lain:

a. Wisata Air

Kegiatan wisata air ini antara lain berendam air panas di alam terbuka dekat

aliran sungai dari curug. Bermain air di bawah aliran curug air sabuk dan sawer

serta berenang di bendungan aliran air sungai. Kegiatan wisata air ini merupakan

salah satu kegiatan unggulan obyek wisata Lembah Cilengkrang karena setelah

menempuh perjalanan jauh menanjak dan menelusuri jalan setapak pengunjung

akan merasa puas dengan merendam kaki atau berendam di air hangat kemudian

merasakan kesegaran air terjun dan aliran air sungainya.,

b. Wisata Agro

Kegiatan wisata ini dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar.

Pengunjung yang turun dari lembah Cilengkrang setelah menikmati keindahan

alam dan beraktivitas wisata, kemudian dibawa menuju perkebunan jambu biji

merah dan peternakan sapi milik warga sekitar untuk belajar memelihara dan

memetik buah jambu sebagai oleh-oleh, serta belajar memerah air susu sapi.

c. Wisata Pendidikan

Kegiatan wisata pendidikan bisa dilakukan dengan cara pengenalan jenis

tumbuhan di kebun koleksi dan sepanjang perjalanan menunju curug sawer.

Selain itu dapat pula dilakukan pengenalan jenis satwaliar khas yaitu lutung

(Trachypithecus auratus) dan elang jawa (Spizaetus bartelsi) karena lembah

Page 99: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

83

Cilengkrang merupakan salah satu tempat di TNGC sebagai tempat bersarangnya

burung yang terancam punah ini lokasi sarang dapat terlihat pada Gambar 39.

Selain itu jenis kegiatan wisata pendidikan lainnya adalah kegiatan

berkemah yang disi oleh kegiatan pengamatan satwa pada malam seperti musang

dan beberapa jenis amfibi sekitar pinggir sungai atau pengenalan jenis tumbuhan

yang ada di kebun koleksi dan sepanjang jalur.

d. Wisata Petualangan

Penelusuran jelajah hutan Lembah Cilengkrang yaitu sepanjang perjalanan

melihat keindahan panorama alam kopi gede, pengenalan jenis tumbuhan dan

satwa di sepanjang perjalanan. Serta penelusuran titik sumber air panas yang

tersebar. Perjalanan dimulai dari tempat parkir melewati perkebunan warga yang

menanam beberapa jenis rimpang sebagai bahan jamu sebelum gerbang masuk

dan berakhir di Curug Sawer pada ujung perjalanan.

Page 100: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

84

Gambar 39 Peta jalur intepretasi Lembah Cilengkrang.

84

Page 101: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

85

7. Buper Palutungan

Jenis kegiatan yang bisa dilakukan di lokasi wisata ini antara lain :

a. Wisata Pendidikan

Pengenalan jenis tumbuhan, belajar menyediakan pembibitan mulai dari

penyemaian dan belajar menanam di area yang terbuka sebelah atas buper bekas

penebangan dan kebakaran. Pengujung yang mengikuti kegiatan ini diberikan

pemahamaan mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan bahayanya jika hutan

terbakar dan lahannya terbuka seperti bahaya longsor.

Pengelola juga bisa bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk diadakan

kegiatan wisata agro yaitu belajar menanam, memelihara dan memanen sayuran

yang ada di sekitar buper milik masyarakat sekitar dan belajar memerah susu sapi

di peternakan sekitar buper.

Page 102: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

86

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki potensi sumberdaya pariwisata

alam untuk dikembangkan. Obyek-obyek wisata yang ada di TNGC wilayah

SPTN I Kuningan beserta daya tariknya yaitu : Telagaremis (hutan pinus, 9 telaga

yang tersebar disekitar di lokasi obyek wisata, sumur Jatunda dan cerita mitos

serta Batu Tumpeng), Paniis (aliran sungai dan hutan pinus), Buper Cibeureum

(tegakkan hutan pinus dan monyet ekor panjang), Buper Cibunar (pos I pendakian

jalur Linggarjati dan panorama alam berupa pegunungan, area perkebunan serta

persawahan), Buper Balongdalam (situs sejarah makam pahlawan, sumber air,

bumi perkemahan serta makam buyut bayu dan buyut goong), Lembah

Cilengkrang (pemandangan lembah, pegunungan, curug Sabuk, curug Sawer,

sebaran sumber air panas, kebun koleksi dan keanekaragaman flora dan fauna

khas seperti elang jawa (Spizaetus bartelsi)) dan Buper Palutungan (bumi

perkemahan, Curug Ciputri, tegakan pinus dan pemandangan alam pegunungan).

Pengunjung yang datang ke lokasi wisata di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan di dominasi oleh pengunjung yang berasal dari luar daerah, dengan usia

paling banyak remaja dan dewasa. Daya tarik obyek wisata yang ada di TNGC

terletak pada keindahan panorama alam yang khas pada setiap lokasi obyek.

Sedangkan pengelolaan obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan berada dalam beberapa pihak diantaranya yaitu pemerintah daerah

melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, masyarakat melalui Kompepar,

Pemerintah desa memalui karang taruna dan Badan Usaha Milik Desa, serta pihak

swasta.

Rekomendasi pengembangan obyek wisata alam di TNGC wilayah SPTN I

Kuningan berdasarkan pada daya tarik obyek, keinginan pengunjung dan rencana

pengelola. Jenis pengembangan yang dapat dilakukan yaitu pengembangan sarana

dan prasarana yang bisa dilakukan diantaranya penataan lokasi dan perbaikan

kualitas serta kuantitas sarana dan prasarana yang ada melalui kerjasama dengan

Page 103: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

87

pihak pengelola dan investor. Sedangkan produk wisata yang dapat dikembangkan

diutamakan pada pemanfaatan sumberdaya alam serta kebudayaan masyarakat

sekitar. Jenis produk yang dapat direkomendasikan antaralain produk wisata alam,

wisata budaya dan paket wisata. Kegiatan wisata alam mengutamakan potensi

obyek daya tarik alam yang dimiliki oleh masing-masing lokasi wisata terutama

daya tarik khas lokasi seperti tumbuhan, satwa maupun keunikan pemandangan

alamnya. Sedangkan wisata budaya lebih mengutamakan keikutsertaan

masyarakat dalam atraksi wisata yang ditampilkan. Berbeda dengan paket wisata

yang merupakan gabungan dari beberapa kegiatan wisata contohnya wisata

pendidikan dapat berupa gabungan antara wisata budaya masyarakat dalam

memanfaatkan sumberdaya alam kawasan dan wisata alam yang mengenal

sumberdaya alam tersebut. Paket wisata agro merupakan kegiatan yang mengenal

cara bertani tanaman khas lokasi obyek wisata tersebut dengan sistem bertani

masyarakatnya yang masih tradisional.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penyusunan program wisata dengan mengikutsertakan

masyarakat sekitar.

2. Perlu adanya peningkatan pengawasan di lokasi obyek wisata untuk

memantau perilaku pengunjung.

Page 104: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

88

DAFTAR PUSTAKA

[BTNGC] Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. 2006. Draft Rencana

Peengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Buku I. Kuningan:

Departemen Kehutanan Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka

dan Universitas Wiyana Mukti.

[Dirjen PHKA] Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2003.

Pedoman Rencana Pengembangan Pariwisata Alam Nasional di

Kawasan Hutan. Bogor: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan

Konservasi Alam Departemen Kahutanan.

[Dirjen PHKA] Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. 2003.

Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

(ADO-ODTWA). Bogor: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan

Konservasi Alam Departemen Kahutanan.

Cooper C, Gilbert D, Fletcher J, Wanhill S. 1996. Tourism : Principles and

Practice. England: Longman Group Limite.

Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata : dari Teori ke Aplikasi.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Dariyo A. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika Aditama.

Gunawan. 2007. Keanekaragaman Jenis Mamalia Besar Berdasarkan Komposisi

Vegetasi dan Ketinggian Tempat di Kawasan Taman Nasional Gunung

Ciremai [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

dan Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Hadiprasetya Y. Identifikasi Faktor Penyebab Kebakaran Hutan dan Upaya

Penanggulangannya di Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat

[Skripsi]. Bogor: Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan. Institut

Pertanian Bogor.

Page 105: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

89

Hakim L. 2004. Dasar – Dasar Ekowisata. Malang: Bayumedia Publishing.

Irwan TD. 2009. Komposisi Jenis dan Struktur Tegakan Hutan di Taman Nasional

Gunung Ciremai Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Departemen Silvikultur

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Kanesti N. 2008. Pengembangan Pariwisata Alam Prioritas di Kabupaten

Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat [Skripsi] Bogor: Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan.

Institut Pertanian Bogor.

Marpaung H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: ALFABETA.

Pendit NS. 2006. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT

Pradnya Paramita.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional,

Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Jakarta: Departemen

Kehutanan Republik Indonesia.

Prasetyo B, Jannah LM. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif : teori dan aplikasi.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rachmat M. 2007. Gangguan Hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai [Tugas

Akhir]. Bogor: Program Diploma III Fakultas Kehutanan. Institut

Pertanian Bogor.

Romani S. 2006. Penilaian Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Serta

Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi

Jambi [Skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi Republik Indonesia.

Page 106: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

90

Wahab S. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Frans G, Penerjemah. Jakarta: PT

Pradnya Paramita. Terjemahan dari : Tourism management.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Penerbit ANDI: Yogyakarta.

Yoeti OA. 2000. Ecotourism, Pariwisata Berwawasan Lingkungan. dalam : Yoeti.

O. A (Ed). Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup.

PT. Pertja: Jakarta.

Page 107: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

91

Page 108: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

92

Lampiran 1: Tabel kriteria penilaian obyek dan daya tarik wisata di Taman

Nasional Gunung Ciremai*

1. Daya Tarik

a. Obyek wisata berbentuk darat

Bobot = 6

No Unsur/Sub unsur Nilai

1

Keunikan Sumberdaya alam :

a. Gunung

b. Sumber air

c. Air terjun

d. Gua

e. Flora Fauna

f. Adat istiadat/budaya

≥ 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

30 25 20 15 10

2

Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol :

a. Flora

b. Fauna

c. Air

d. Pemandangan alam

e. Gejala alam

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

30 25 20 15 10

3

Jenis kegiatan wisata alam yang dapat dan

berpotensi untuk dilakukan :

a. Berkemah

b. Mendaki

c. Pendidikan

d. Tracking

e. Religius

f. Memancing

g. Mandi/berenang

h. Menikmati keindahan alam

i. Melihat flora dan fauna

≥ 7 Ada 6-7 Ada 4-

5

Ada 2-

3 Ada 1

30 25 20 15 10

4

Kebersihan lokasi tidak ada pengaruh dari :

a. Industri

b. Permukiman penduduk

c. Sampah

d. Corat-coret (Vandalisme)

e. Jalan ramai motor/mobil

f. Pencemaran lain

Tidak

ada Ada 1-2

Ada 3-

4 Ada 5 Ada 6

30 25 20 15 10

5

Keamanan kawasan :

a. Penebangan liar dan perambahan

b. Kebakaran

c. Gangguan terhadap flora/fauna

d. Pencurian

e. Tanah longsor

Tidak

ada Ada 1 Ada 2 Ada 3 > 4

30 25 20 15 10

6

Kenyamanan :

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau mengganggu

- Bebas dari kebisingan

- Pelayanan terhadap penggunjung baik

- Tersedia sarana dan prasarana

Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1

30 25 20 15 10

Jumlah

Page 109: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

93

2. Aksesibilitas

Bobot = 5

No Unsur/ sub unsur Nilai

1 Kondisi jalan Jalan aspal > 3 m Jalan aspal < 3 m Jalan batu Jalan tanah

30 25 20 15

2 Waktu tempuh dari pusat

kota

1-2 jam 2-3 jam 3-4 jam ≥ 5 jam

30 25 20 15

3. Jarak tempuh dari pusat

kota

≤ 5 km 5 – 10 km 11 – 15 km > 15 km

30 25 20 15

Jumlah

3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata (radius 5 km)

Bobot = 5

No Unsur/sub unsur Nilai

1 Tingkat pengangguran ≥ 15 % 10-15% 5-9% < 5%

30 25 20 15

2 Mata pencaharian penduduk Pegawai Pedagang Petani Buruh

30 25 20 15

3 Pendidikan

Lulusan

SLTA

Lulusan

SLTP

Lulusan SD Tidak lulus

SD

30 25 20 15

4 Tanggapan masyarakat terhadap

pengembangan obyek wisata alam

Sangat

mendukung

Mendukung Cukup

mendukung

Kurang

mendukung

30 25 20 15

Jumlah

Keterangan : (*) Modifikasi Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata,

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003.

Penjelasan pengambilan data unsur/sub unsur kriteria daya tarik wisata yaitu :

1. Keunikan sumberdaya alam

Adanya jenis flora, fauna, gunung, sumber air, air terjun, gua, adat –

istiadat/kebudayaan dan lain – lain pada lokasi obyek wisata yang

dianggap unik atau memiliki ciri khas tertentu, yang belum tentu dimiliki

oleh lokasi obyek wisata lain (jika unsur tersebut terdapat dilokasi lain

secara regional maka dilihat ukuran dan sifatnya/sifat permanennya). Pada

Page 110: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

94

saat penilaian dilapangan keunikan masing – masing sumberdaya di

deskripsikan. Nilai yang akan diberikan disesuaikan dengan keunikan

yang ada di lokasi tersebut.

2. Sumberdaya alam yang menonjol

Sumberdaya alam yang lebih menarik dari pada sumberdaya alam lainnya

yang ada dilokasi tersebut. Sumberdaya alam tersebut menjadi pusat

perhatian atau dapat menjadi icon bagi pengunjung untuk datang pada

lokasi wisata tersebut. Nilai yang akan diberikan sesuai dengan banyaknya

sumberdaya alam yang menonjol.

3. Kenyamanan

a. Udara bersih dan sejuk : Suhu nyaman manusia berkisara antara

20.5oC-27.2

oC. penilaian suhu berdasarkan data dari studi literatur..

b. Bau yang mengganggu : Bau yang dapat mengganggu indera

penciuman pengunjung. Bau tersebut memberikan nilai negative pada

pengunjung yang datang karena selain mengurangi rasa nyaman untuk

berwisata juga dapat mempengaruhi kesehatan. Misalnya bau karena

adanya tumpukan sampah, bau asap kendaraan bermotor.

c. Kebisingan : Kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan di

tempat wisata termasuk pada jenis kebisingan yaitu bising yang

merusak (bunyi yang mempengaruhi fungsi pendengaran) dan bising

yang menutupi (bunyi yang dapat menutupi peringatan adanya tanda

bahaya), tetapi untuk bising yang menutupi perlu diperhatikan sumber

bising dan intensitasnya.

Page 111: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

95

Lampiran 2 : Kuesioner pengunjung

KUESIONER PENELITIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional Gunung Ciremai,

Wilayah Administrasi Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat

Oleh :

Erlin Widiyati E34061670

Sebelumnya saya mohon maaf mengganggu aktivitas Bapak/Ibu/Saudara/i. Saya

sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk turut berpartisipasi

dalam kegiatan penelitian ini dengan cara menjawab semua pertanyaan yang

diajukan. Apabila ada pertanyaan yang dirasakan kurang jelas, mohon untuk

ditanyakan. Data dari kuisioner ini dibutuhkan dalam rangka penyusunan skripsi

penelitian saya. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapakan Terima kasih.

1. Nama : ......................................................................

2. Jenis Kelamin Responden :

? Pria ?Wanita

3. Usia Responden :

?< 12 tahun ?13-21 tahun ?22 - 40 tahun ?41 - 65 tahun

4. Pekerjaan/Profesi Responden :

?Pelajar/Mahasiswa ?Pegawai Negeri Sipil ?Pegawai Swasta

?Pengusaha ?Lainnya : ...........................

5. Tingkat Pendidikan :

?SD ?SMP ?SMA ?Perguruan Tinggi

6. Daerah Asal :

?Kabupaten Kuningan (sebutkan kecamatannya) : ............................

?Lainnya : .......................................................................................

7. Tingkat Pendapatan per Bulan :

?dibawah Rp 700.000 ?Rp 700.000 – Rp 1.400.000

?Rp 1.400.000 – Rp 2.100.000 ?Diatas Rp 2.100.000

Page 112: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

96

8. Perjalanan Wisata dilakukan dengan :

?Sendiri ?Keluarga ?Rombongan

?Pasangan ?Lainnya : ............................................

9. Kendaraan yang digunakan :

?Pribadi ?Umum ?Sewaan Lainnya : .....................................

10. Lama kunjungan:

?kurang dari 1 hari ?1 – 2 hari

?3 – 5 hari ?lebih dari 5 hari

11. Informasi Mengenai Obyek Wisata diperoleh dari :

?Koran, ?Majalah ?TV, ?Radio

?Brosur, ?Leaflets ?Teman/Keluarga

?Lainnya : .......................................................................

12. Daya tarik apa yang membuat anda ingin mengunjungi kawasan ini :

?Keindahan Alam ?Budaya & Sejarah

?Keragaman Fasilitas ?Makanan

?Souvenir/Cindera mata ?Lainnya : ……………………………........

13. Kegiatan yang paling anda sukai di kawasan wisata ini

?Mendaki gunung

?Menikmati suasana pemandangan alam

?Melihat dan mengamati satwa

?Melihat dan mengamati tumbuhan

?Fotografi

?Melihat acara kesenian ( seperti upacara adat)

?Lainnya : ………………………………………………

14. Anda berkunjung ke Obyek Wisata ini adalah untuk :

?Pendakian ke puncak Gunung Ciremai

?Urusan Bisnis atau pekerjaan

?Kunjungan Sekolah/Perguruan Tinggi

?menikmati keunikan flora dan fauna

?Penelitian

?Menikmati keindahan alam

?Lainnya : ............................................................................

Page 113: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

97

15. Menurut anda, apakah obyek wisata ini memiliki keunikan/kekhasan :

?Ya ?Tidak

16. Jika Ya, apa yang menjadi keunikan dari obyek wisata tersebut :

?Budaya (Adat Istiadat) /Peninggalan Sejarah ?Satwa

?Tumbuhan ?Keindahan Alam

?Lainnya : ………………………………..............................

17. Jika Tumbuhan atau Satwa, apa yang membuat anda tertarik

?Harganya

?Ciri-ciri fisiknya (Warna, bentuk, Ukuran)

?Fungsinya (tempat hidup satwa, penebar biji)

?Lainnya : ……………………………………………………

18. Jenis yang paling menarik :

? Tumbuhan :………………………………………………………...............

………………………………………………………………………………….

?Satwa :.............................................................................................................

.............................................................................................................................

19. Apakah anda mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi di

kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai

? Ya ? Tidak

20. Jika Ya, sebutkan jenis yang anda ketahui :

Tumbuhan yang dilindungi Satwa yang dilindungi

a. a.

b. b.

c. c.

d. d.

e. e.

21. Menurut pendapat anda kebutuhan fasilitas apa yang perlu diadakan di obyek

wisata ini (jawaban boleh lebih dari satu)

?Tempat istirahat (saung/gazebo) ?Tempat makan

?Sarana outbound ?Sarana permainan anak – anak ?Toko

Souvenir ?Lainnya:................................................

22. Apakah Obyek Wisata yang anda kunjungi ini merupakan satu-satunya tujuan

anda dalam berwisata saat ini :

?Ya ?Tidak

Page 114: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

98

23. Jika Tidak, ke obyek wisata mana lagi yang anda kunjungi :

?Obyek Wisata yang ada di wilayah Kabupaten Kuningan,

sebutkan : ..........................................................................

?Obyek Wisata yang ada di luar wilayah Kabupaten Kuningan,

sebutkan: ...........................................................................

24. Apakah anda selalu menganggarkan keuangan anda untuk tujuan berwisata :

?Ya ?Tidak

25. Berapa kali dalam setahun anda melakukan kegiatan berwisata :

?1 kali ?2 kali ?3 kali ?lebih dari 3 kali

26. Berapa rata-rata besar biaya yang anda anggarkan/keluarkan untuk tujuan

berwisata :

?dibawah Rp 100.000 ?Rp 100.000 – 250.000

?Rp 250.000 – Rp 500.000 ?Rp 500.000 – Rp 1.000.000

?Diatas Rp 1.000.000

27. Dari biaya yang anda keluarkan untuk berwisata, yang paling banyak anda

keluarkan untuk keperluan apa :

?Penginapan, Transportasi, Makan & Minum

?Hiburan/Rekreasi/permainan

?Membeli Cinderamata/Souvenir

?Lainnya : ............................................................

28. Komoditas/barang apa yang biasa anda beli :

?Makanan : ..........................................................

?Kerajinan Tangan : .............................................

?Lainnya : ............................................................

29. Menurut pendapat anda, apa yang perlu ditingkatkan mengenai keberadaan

obyek wisata ini (jawaban boleh lebih dari satu)

?Pelayanan ?Fasilitas Transportasi

?Infrastruktur (air bersih, telekomunikasi, listrik, pembuangan sampah, dll.)

?Event/Atraksi wisata ?Lainnya : ....................................................

30. Bagaimana pendapat anda mengenai kuantitas dan kualitas produk wisata

yang ada di obyek wisata ini : (beri tanda √ pada kolom sesuai dengan

penilaian anda)

Page 115: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

99

Terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara/i yang telah berkontribusi dalam

pengisian kuisioner ini.

PRODUK WISATA PENILAIAN WISATAWAN

BAIK CUKUP KURANG

1. Keindahan Panorama Alam

2. Atraksi Budaya/Seni

3. Pengelolaan flora dan fauna

4. Pemandu Wisata

5. Lingkungan di Obyek Wisata

6. Kenyaman di Obyek Wisata

7. Keramahtamahan masyarakat

8. Keamanan Selama Berwisata

9. Makanan dan Minuman

10. Souvenir/Cinderamata

11. Kebersihan Lingkungan

12. Keramahtamahan pengelola

31. Setelah anda berkunjung dan menikmati obyek wisata ini, apakah ada

keinginan suatu saat anda akan berkunjung lagi :

?Ya ?Tidak

alasannya : ……………………………………………………………………..

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

32. Bagaimana pendapat dan saran anda mengenai Obyek Wisata yang telah anda

kunjungi ini :

…………………………………………………………………………………..

.......................................................................................……………………...…

………………………………………………………………………………..…

………………………………………………………...……………………..….

…………………………………………………………......................................

Page 116: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

100

Lampiran 3 : Panduan wawancara dengan pihak pengelola Taman Nasional

Gunung Ciremai

Panduan wawancara dengan pihak pengelola

Taman Nasional Gunung Ciremai

Karakteristik kawasan wisata (potensi fisik, biologi, sosial dan budaya)

Kegiatan rekreasi/wisata alam yang telah ada dan yang akan dikembangkan di

dalam kawasan Taman Nasional

Rencana pengembangan pariwisata alam di kawasan Taman Nasional Gunung

Ciremai, khususnya di wilayah administrasi Kabupaten Kuningan

Sarana dan prasarana penunjang yang telah ada dan yang akan di kembangkan

di kawasan untuk menunjang kegiatan pariwisata alam

Peluang kerjasama dalam pengelolaan kawasan dalam pengembangan

pariwisata alam

Kendala/hambatan yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya dalam

pengelolaan dan pengembangan pariwisata alam di kawasan

Keinginan pengunjung yang datang ke kawasan untuk pengembangan

pariwisata

Page 117: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

101

Lampiran 4 : Panduan wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan Taman

Nasional Gunung Ciremai

Panduan wawancara dengan masyarakat sekitar kawasan

Taman Nasional Gunung Ciremai

Pendapat mengenai keberadaan TNGC yang berpotensi sebagai obyek wisata

Kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

Potensi budaya masyarakat yang khas

Potensi yang dimiliki masyarakat mengenai keterampilan khusus/khas

Manfaat yang diperoleh masyarakat dengan adanya kawasan wisata di TNGC

Permasalahan dan upaya penyelesaian yang dihadapi oleh masyarakat dengan

adanya kawasan wisata di TNGC

Harapan dan keinginan masyarakat terhadap pengembangan wisata di

kawasan TNGC

Kondisi sarana dan prasarana ekonomi, kesehatan, transportasi, komunikasi

dan keamanan yang tersedia

Page 118: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

102

Lampiran 5 : Panduan wawancara dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kuningan

Panduan wawancara dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kuningan

Rencana pembangunan dan pengembangan daerah yang terkait dengan

kegiatan pariwisata di kawasan TNGC

Rencana pengembangan wisata daerah

Pendapat secara umum mengenai kegiatan pariwisata di kawasan TNGC

Peluang kerjasama dengan TNGC mengenai pengembangan dan pengelolaan

kawasan dari sektor pariwisata

Kendala/permasalahan yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya dalam

pembangunan daerah yang menunjang periwisata di TNGC

Page 119: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

103

Lampiran 6 : Hasil penilaian daya tarik obyek wisata

No. Lokasi wisata

Keunikan

sumberdaya

alam

Banyaknya

sumberdaya alam

yang menonjol

Jenis kegiatan wisata alam

yang dapat dan berpotensi

untuk dilakukan

Kebersihan

lokasi tidak ada

pengaruh dari

Keamanan

kawasan Kenyamanan

1. Telagaremis - Sumber air

berupa

telaga

- Pinus

- Air, adanya

sembilan telaga

yaitu Telagaremis,

Deleg, Salam,

Nilem, Leutik,

Buruy I, Buruy II,

Leat, Nyi eloh,

- Pinus

- Berkemah

- Tracking

- Religius

- Memancing

- Berenang

- Melihat flora dan fauna

- Menikmati keindahan

alam

- Sampah

- Corat-coret

- Kebakaran - Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

- Tersedia sarana dan

prasarana

Nilai 15 15 25 25 25 25

2. Paniis - Aliran air

sungai

Cipaniis

- Pinus

- Air, berupa aliran

sungai dengan air

yang jernih

- Pinus

- Berkemah

- Pendidikan

- Tracking

- Berenang

- Melihat flora

- Sampah

- Corat-coret

- Gangguan

terhadap

flora

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

- Tersedia sarana dan

prasarana

Nilai 15 15 20 25 25 25

3. Buper Cibeureum - Monyet

ekor

panjang

- Pinus

- Monyet ekor

panjang

- Pinus

- Berkemah

- Pendidikan

- Tracking

- Melihat flora dan fauna

- Sampah

- Corat-coret

- Ganguan

terhadap

flora

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

Nilai 15 15 20 25 20 20

4. Buper Cibunar - Gunung

Ciremai

(pos I

pendakian)

- Pinus

- Pemandangan alam - Berkemah

- Mendaki

- Pendidikan

- Tracking

- Menikmati keindahan

alam

- Sampah

- Corat-coret

- Gangguan

terhadap

flora

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

- Tersedia sarana dan

prasarana

Nilai 15 10 20 25 25 25

103

Page 120: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

104

Lanjutan Lampiran 6

No. Lokasi wisata

Keunikan

sumberdaya

alam

Banyaknya

sumberdaya alam

yang menonjol

Jenis kegiatan wisata alam

yang dapat dan berpotensi

untuk dilakukan

Kebersihan

lokasi tidak ada

pengaruh dari

Keamanan

kawasan Kenyamanan

5. Buper

Balongdalem

- Budaya

Kawin cai

- Sumber air

berupa

balong

- Air - Berkemah

- Tracking

- Religius

- Memancing

- Mandi/Berenang

- Menikmati keindahan

alam

- Sampah

- Corat-coret

- Perambahan

- Tanah

longsor

dalam skala

kecil

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

Nilai 15 10 25 25 20 20

6. Lembah

Cilengkrang

- Curug

Sabuk dan

Sawer

- Sumber air

panas

- Elang jawa

- Pemandangan alam

- Air

- Gejala alam :

tersebarnya titik air

panas di sekitar

sumber air dingin

- Berkemah

- Tracking

- Pendidikan

- Mandi/Berenang

- Melihat flora dan fauna

- Menikmati keindahan

alam

- Sampah

- Corat-coret

- Tidak ada

gangguan

terhadap

kawasan

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

- Pelayanan terhadap

pengunjung

- Tersedia sarana dan

prasarana

Nilai 20 20 25 25 30 30

7. Buper Palutungan - Curug

Ciputri

- Pinus

- Pinus

- Air

- Berkemah

- Tracking

- Pendidikan

- Mandi/Berenang

- Melihat flora

- Menikmati keindahan

alam

- Sampah

- Corat-coret

- Kebakaran

- Perambahan

- Udara bersih dan sejuk

- Bebas dari bau

mengganggu

- Bebas dari kebisingan

- Tersedia sarana dan

prasarana

Nilai 15 15 25 25 20 25

104

Page 121: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

86

Lampiran 7 : Data responden penduduk sekitar obyek wisata

No Nama Jenis

Kelamin

Usia

(tahun) Pendidikan Pekerjaan

Buper Palutungan

1 Saipudin Laki-laki 58 SD KTH dan tukang parkir

2 Endun

Laki-laki 40 SLTP

Kepala dusun, anggota

PPGC

3 Tombing Laki-laki 42 SLTP Ojek

4 Juju Perempuan 39 SLTP Pedagang di lokasi wisata

5 Iyan Laki-laki 14 SLTP Pelajar

6 Ujang Laki-laki 10 SD Pelajar

7 Dedi Djubaedi Laki-laki 48 SLTA Kepala Desa Cisantana

8 Ajat Laki-laki 26 * Petugas lapang CV Mustika

9 Toto Laki-laki 48 * Petugas lapang CV Mustika

10 Kosmadio Laki-laki * * Pemilik CV Mustika

Paniis

1 A. Syukur Efendi Laki-laki > 45 * Kepala Desa Paniis

2 Bapak Sekdes Laki-laki > 45 * Sekertaris Desa Paniis

3 Ining Perempuan 57 SD Pedagang di lokasi wisata

4 Ipah Perempuan 38 SD Pedagang di lokasi wisata

5 Nera Perempuan 23 * Ibu Rumah Tangga

6 Ende Perempuan 29 * Ibu Rumah Tangga

7 Dedi Laki-laki 33 SLTA Petugas parkir Buper

8 Ma ayi Perempuan > 50 SD Pedagang di lokasi wisata

9 Herman Laki-laki 60 SLTA Pedagang di lokasi wisata,

penyewa penerangan untuk

perkemahan di Buper

10 Asdi Laki-laki 34 SLTA Penjaga PDAM

11 Juhana Laki-laki 52 SLTP Penjaga PDAM

12 Rizky Laki-laki 22 SLTA Wiraswasta

13 Tati Laki-laki 45 SLTP Wiraswasta

Cilengkrang

1 A. Supriadi Laki-laki * * Kepala Desa Pajambon

2 H. Abdul Karim Laki-laki 63 SD Pengusaha

3 Nanang Laki-laki 27 SLTA Karyawan

4 Rudi Laki-laki 21 SLTP Buruh

5 Dadang Laki-laki 14 SLTP Pelajar

6 Eko Laki-laki 51 SD Pencari rumput

7 R. Mulyadi Laki-laki * SD Ketua Kompepar

Buper Cibunar

1 Encep ucu Laki-laki 28 SLTA Anggota PPGC

2 Joni Laki-laki 23 SLTP Wiraswasta

3 Abah saman Laki-laki 77 SD Petani, pedagang

cinderamata

4 Sartinah Perempuan > 50 * Pedagang di lokasi wisata

5 Ooh Perempuan 59 SD Pedagang di lokasi wisata

6 Edo Laki-laki 57 SD Buruh tani

7 Unang uharsan Laki-laki 45 D3 Kepala Desa Linggarjati

8 Ali Laki-laki > 45 SD Peternak kambing

9 Yanto Laki-laki 40 SD Penjaga villa

Page 122: PENGEMBANGAN PARIWISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN … · Hasil penilaian obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan ... 2130) classifications. Lembah ... alam di kawasan konservasi

87

Lampiran 7 (Lanjutan)

No Nama

Jenis

Kelamin

Usia

(tahun) Pendidikan Pekerjaan

Buper Cibeureum

1 Amir yusuf Laki-laki 30 D3 PNS, Ketua Karang Taruna

2 Karsu Laki-laki 50 SD Ojek

3 Sri

Perempuan 36 SD

Pegawai pabrik Kopi

Cibureum

4 Usman

Laki-laki 26 SLTP

Pegawai pabrik Kopi

Cibureum

5 Mini Perempuan 52 SD Pengrajin bobok

6 Hapsah Perempuan 32 SLTA Pengrajin bobok

7 Lukman Laki-laki 59 SLTA Sekertaris Desa Cibeureum

8 Eka Rismaya Laki-laki > 40 * Kepala Desa Cibeureum

Buper Balongdalam

1 Jaja Laki-laki * * Ketua Kompepar

2 Durajak Laki-laki 55 SD Petani dan buruh tani

3 Udi Laki-laki >40 SD anggota Kompepar

4 Misdi Laki-laki 65 SD Petani, penyewa penerangan

untuk perkemahan

5 Salim Laki-laki 60 SD Petani dan Ketua RT

6 Bintaningsih Perempuan * * Kepala desa BabakanMulya

7 Kiki Laki-laki 14 SLTP Pelajar

Telagaremis

1 Sri Perempuan 42 SD Pedagang di lokasi wisata

2 Halim Laki-laki 36 SLTP Pedagang cinderamata di

lokasi wisata

3 Harto Laki-laki 37 SD Pejaga perahu

4 Surya Laki-laki 23 SD Pedagang

5 Abah Dayat Laki-laki 140 SD Petani/Kuncen

6 Ma Rupah Perempuan 52 SD Pedagang

7 Nana Laki-laki 24 SLTA anggota Kompepar

8 Mujib burohman Laki-laki 34 * Aparatur desa

9 Yani Perempuan 26 SLTP Pedagang cinderamata di

lokasi wisata

Keterangan : * = tidak ada data