pengembangan obat tradisional makalah

22

Click here to load reader

Upload: thehunabubbletea

Post on 18-Nov-2015

321 views

Category:

Documents


30 download

DESCRIPTION

Farmasi

TRANSCRIPT

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. (Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 246/Men.Kes/Per/V/1990 Tentang Izin Usaha IOT dan Pendaftaran O.T dan Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan)Obat Tradisional dibedakan menjadi :1. Jamu (Empirical Based Herbal Medicine)Jamu adalah obat tradisional Indonesia.Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk seduhan, pil, atau cairan. Umumnya, obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah secara uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Selain adanya klaim khasiat yang dibuktikan secara empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.2. Obat Herbal Terstandar (Standarized Based Herbal Medicine)Obat herbal terstandar (OHT) adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, hewan, maupun mineral. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal dari jamu. Obat herbal terstandar umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis. Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas akut maupun kronis.3. Fitofarmaka (Clinical Based Herbal Medicine)Fitofarmaka (F) adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasiMerupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit.4. Sediaan Galenik Adalah hasil ekstraksi simplisia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan

Logo Obat Tradisional:

Untuk menaikkan kualitas Obat Tradisional Indonesia, maka dikeluarkan KONTRANAS (Kepmenkes 381/Menkes/SK/III/2007 , Tanggal 27 Maret 2007) yang didasari oleh:1. UU 23 1992 Tentang Kesehatan 2. Kepmenkes 131/Menkes/SK/II/2004 Sistem Kesehtan Nasional (SKN)KONTRANAS adalah Kebijakan tentang obat tradisonal secara menyeluruh dari hulu ke hilir meliputi budidaya & konservasi sumber daya obat kemananan & khasiat Obat Tradisional, mutu aksebilitas, penggunaan yang tepat, pengawasan, penelitian & pengembangan SDM serta pemantauan & evaluasiTujuan Kontranas:1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam (SDA) & ramuan tradisional secara berkelanjutan untuk digunakan sebagai Obat Tradisional dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan.2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia secara lintas sektor agar mempunyai daya saing sebagai sumber ekonomi masyarakat dan devisa negara yang berkelanjutan 3. Tersedianya Obat Tradisional yang terjamin mutu khasiat dan keamanannya, teruji secara ilmiah & dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam jaminan kesehatan formal4. Menjadikan Obat Tradisional sebagai komoditi unggul yang memberikan multi manfaat yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat, memberikan peluang kesempatan kerja & mengurangi kemiskinan Pendaftaran Obat Tradisional Obat yang diedarkan di wilayah Indonesia, sebelumnya harus dilakukan registrasi untuk memperoleh Izin Edar, Izin Edar diberikan oleh menteri, menteri melimpahkan pemberian Izin Edar kepada Kepala Badan, Kepala Badan adalah Kepala Badan yang bertanggung jawab dibidang Pengawasan Obat dan Makanan (kepala Badan POM). Registrasi obat adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mendapatkan izin edar. Peredaran adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan obat, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan, atau pemindahtanganan. Tujuan dilakukannya registrasi obat adalah untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan efikasi, keamanan, mutu dan kemanfaatannya.Registrasi obat tradisional diatur oleh Per Ka Badan POM HK.00.05.41.1384 tentang KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA . Obat Tradisional, OHT dan F yang dibuat dan atau diedarkan wajib memiliki izin edar dari Kepala Badan POM, kecuali :a. untuk penelitian;b. Obat Tradisional impor untuk digunakan sendiri dalam jumlah terbatas;c. Obat Tradisional impor yang telah terdaftar dan beredar di negara asal untuk tujuan pameran dalam jumlah terbatas;d. Obat Tradisional tanpa penandaan yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan jamu gendong;e. bahan baku berupa simplisia dan sedaan galenik.

KriteriaObat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :a. menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan mutu keamanan dan kemanfaatan / khasiat;b. dibuat sesuai Pedoman CPOTB atau CPOB;c. penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif

PendaftarPendaftar Obat Tradisional dalam negeri, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka a) Pendaftar Obat Tradisional tanpa lisensi, Obat Herbal Tradisional & Fitofarmaka adalah industri Obat Tradisiona (IOT) atau industri kecil Obat Tradisional (IKOT) atau IF.b) Pendaftar Obat Tradisional lisensi adalah penerima lisensi yang merupakan IOT atau IF.c) Pendaftar Obat Tradisional kontrak, Obat Herbal Terstandar kontrak dan Fitofarmaka kontrak adalah pemberi kontrak yang merupakan IOT atau IKOT atau IF.

Pendaftar Obat Tradisonal Impor (1) Pendaftar adalah IOT atau IF atau badan usaha pemasaran OT yg ditunjuk langsung dari IOT atau pemilik nama dagang di negara asal.(2) IOT negara asal wajib memenuhi persyaratan Cara Pembuatan yang Baik (GMP).Pendaftar Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka Paten :adalah IOT atau IF selaku pemegang hak paten atau yang diberi kuasa oleh pemilik hak paten atau mendapat pengalihan paten dari pemegang hak paten.KATEGORI Registrasi Obat 1. pendaftaran baru 2. pendaftaran variasi (sdh ber izin edar).Pendaftaran baru terdiri dari:a. kategori 1 : OT hanya mengandung simplisia Indonesia (indigenous) dalam bentuk sediaan sederhana (rajangan, serbuk, parem, pilis, dodol, tapel, cairan obat luar);b. kategori 2 : kategori 1 tetapi dalam bentuk sediaan modern (pil, tablet, kapsul, krim, gel, salep, supositoria anal, cairan obat dalam);c. kategori 3 : kategori 1 dan 2 dengan klaim indikasi baru, bentuk sediaan baru, posologi dan dosis baru;d. kategori 4 : OHT;e. kategori 5 : fitofarmaka;f. kategori 6 : kategori 4 dan 5 dengan klaim indikasi baru, bentuk sediaan baru, posologi dan dosis baru;g. kategori 7 : OT mengandung simplisia bukan dari Indonesia (non-indigenous) dan atau simplisia yang profil keamanannya belum diketahui dengan pasti;h. kategori 8 : kategori 7 dengan klaim indikasi baru, bentuk sediaan baru, posologi dan dosis baru.

Pendaftaran variasi terdiri dari :a. kategori 9 :OT, OHT dan F dengan perubahan: nama produk tanpa perubahan komposisi; atau penambahan ukuran kemasan klaim pada penandaan yang tidak mengubah manfaat; desain kemasan; nama pabrik atau nama pemberi lisensi, tanpa perubahan status kepemilikan; nama importir, tanpa perubahan status kepemilikan.b. kategori 10 : OT, OHT dan F dengan perubahan : spesifikasi dan atau metoda analisis bahan baku; spesifikasi dan atau metoda analisis produk jadi; stabilitas; teknologi produksi; tempat produksi; atau penambahan jenis kemasan.c. kategori 11 : OT, OHT dan F dengan perubahan formu la atau komposisi termasuk bahan tambahan yang tidak mengubah khasiat.

Pelaksanaan izin edarSetelah izin edar turun, pendaftar wajib :(1) membuat OT, OHT dan F atau mengimpor OT selambat-lambatnya 1 tahun setelah izin edar dikeluarkan.(2) menyerahkan kemasan siap edar kepada Kepala Badan POM selambat-lambatnya 1 bulan sebelum OT, OHT & F dibuat atau OT diimpor.(3) melaporkan informasi kegiatan pembuatan atau impor secara berkala setiap 6 bulan kepada Kepala Badan POM.Larangan OT, OHT dan F dilarang mengandung : a. bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat; b. narkotika atau psikotropika; c. bahan yang dilarang d. hewan atau tumbuhan yang dilindungi Obat tradisional dilarang dalam bentuk sediaan : a. intravaginal; b. tetes mata; c. parenteral; d. supositoria, kecuali digunakan untuk wasir.OT, OHT dan F dalam bentuk sediaan cairan obat dalam dilarang mengandung etanol kadar lebih dari 1%, kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran.SanksiPelanggaran dpt dikenai sanksi administratif berupa :a. peringatan tertulis;b. penarikan dari peredaran termasuk penarikan iklan;c. penghentian sementara kegiatan pembuatan, distribusi, penyimpanan, pengangkutan dan penyerahan OT, OHT dan F dan impor OT;d. pembekuan dan atau pencabutan izin edar .Selain itu dapat dikenai sanksi pidana.Tata Cara Penomoran Obat

Penomoran Obat Tradisional, Secara umum ada 11 digit penomoran untuk obat tradisional, yaitu :1. Urutan 1,2. Penandaan jenis obatTR : obat tradisional lokal.TI : obat tradisional imporTL : obat tradisional lisensiFF : FitofarmakaQD/QL : Produk kuasi dalam/luar2. Urutan 3,4. Menunjukan tahun mulai obat tersebut terdaftar3. Urutan 5. Menunjukan bentuk perusahaana. Menunjukan pabrik farmasi.b. Pabrik jamu (IOT)c. Perusahaan jamu (IKOT)4. Urutan 6. Menunjukan bentuk sediaanAngka 1 : Bentuk rajanganAngka 2 : Bentuk SerbukAngka 3 : BentukAngka 4 : bentuk pil, granulasi, boli, pastiles , jenangAngka 5 : dodol, majun, tablet, kapletAngka 6 : cairanAngka 7 : salep/krimAngka 8 : plester dan koyoAngka 9 : bentuk lain, dupa, ratus, mangir, permen5. Urutan 7,8,9,10. Menunjukan nomer urut jenis produk yang didaftar6. Urutan 11. Menunjukan jenis macam kemasan yang keberapa

Contoh registrasi ;

TR 121520121

TR : obat tradisonal lokal12 : tahun mulai produk terdaftar di balai POM (2012)1 : Menunjukanbahwa obat dibuat oleh pabrik farmasi5 : Jenis sediaan tablet2012 : Nomer urut jenis produk yang terdaftar1 : menunjukan jenis kemasan yang utama

Penandaan sesuai undang-undang

Penandaan adalah tulisan-tulisan dan pernyataan-pernyataan pada pembungkus etiket dan brosur yang diikutsertakan pada penyerahan atau penjualan sesuatu obat, baik diberikan bersamaan dengan obat maupun diberikan sesuadah atau sebelum penyerahan obat yang bersangkutan (Kepmenkes no.193/Kab/BVII/71)

A. Penandaan khusus untuk obat bahan alam indonesia1. Obat herbal terstandar sebagaimana dimaksud pada pasal 1 butir 8 harus mencantumkan logo dan tulisan obat herbal terstandar2. Logo berupa jari-jari daun (3 pasang) terletak didalam lingkaran dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah pembungkus/brosur3. Logo dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putij datu warna lain yang kontras dengan warna logo.4. Tulisan OBAT HERBAL TERSTANDAR dicetak dengan warna hitam di atas warna dasar putih atau warna lainya yang mencolok atau kontras.

B. Pada penandaan /etiket sekurang-kurangnya memuat 1. Nama obat tradisional2. Ukuran kemasan (berat bersih/isi bersih)3. Nomer pendaftaran, nama, dan alamat industri (sekurang-kurangnya nama kota dan negara)4. Komposisi (nama latin bahan baku)5. Khasiat/kegunaan6. Cara pemakaian7. Peringatan dan kontra indikasi8. Nomer kode produksi9. Kadaluarsa

HipertensiHipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100140mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 6090mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90mmHg atau lebih.Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 9095% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup.

Pengobatan Farmakologis Pengobatan secara farmakologis adalah dengan memberikan beberapa macam obat kepada penderita, antara lain sebagai berikut :

a. Diuretik Menurunkan tekanan darah dengan memusatkan kerja pada ginjal. Diuretik menyebabkan ginjal mengeluarkan kelebihan garam dalam darah melalui urin. Hal ini akan mengurangi volume cairan dalam sirkulasi dan kemudian menurunkan tekanan darah (Palmer, 2005). Contoh golongan obat ini adalah chlortalidone (hygroton), quinethazone (hydromox), chlorotiazide (diuril), hydrochlorotiazide (esidrix, hydrodiuril), furosemide (lasix), spironolactone (aldactone), triamterene (dyrenium), (Smeltzer, 2002).

b. Apha Bloker Menurunkan tekanan darah dengan memblokade reseptor pada otot yang melapisi pembuluh darah. Jika reseptor tersebut diblokade, pembuluh darah akan melebar (berdilatasi) sehingga darah mengalir dengan lebih lancer dan tekanan darah menurun (Palmer, 2005). Contoh golongan obat ini adalah doxazosin (cardura), terazosin (hytrin) (Palmer, 2005).

c. Beta Bloker Cara kerja obat ini adalah menurunkan tekanan darah dengan memperlambat denyut nadi dan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Dengan demikian, tekanan yang disebabkan oleh pompa jantung juga berkurang. Beta bloker juga memperlebar (mendilatasi) pembuluh darah dengan mempengaruhi produksi hormon renin yang mengurangi resistensi sistemik, sehingga jantung dapat bekerja lebih ringan. Contoh golongan obat ini adalah atenolol (tenormin), bisoprolol (concor, emcor) (Palmer, 2005).d. Antagonis Kalsium Cara kerjanya adalah menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya kalsium ke dalam sel. Jika kalsium memasuki sel otot, maka otot akan berkontraksi. Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari pembuluh darah, pembuluh akan melebar sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah menurun. Efek kerja antagonis kalsium ini sama dengan mekanisme kerja seledri dalam menurunkan tekanan darah yang disebabkan oleh senyawa aktif apigenin yang terkandung di dalam seledri (Hartati, 2007). Contoh obatnya adalah amlodipine (tensivask, istin), felodipine (plendil), dilitiazem hydrochloride (cardizem), nifedipine (procardea), verapamil (calan, isoptin) (Smeltzer, 2002).

e. Penghambat enzim Konversi Angiotensin Cara kerjanya adalah menurunkan tekanan darah dengan memblokade produksi hormon angoitensin II yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Dengan demikian, obat golongan ini dapat memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah. Contoh obatnya adalah captopril (capoten), ramipril (triatec), perindopril (coversyl) (Palmer, 2005).

f. Penghambat reseptor Angiotensin II Bekerja dengan cara yang sama seperti inhibitor ACE yang memblokade efek konstriksi dari angiotensin II. Berbeda dengan inhibitor ACE yang memblokade produksi angiotesin II, angiotensin receptor bloker bekerja dengan memblokade pengikatan angiotensin ke reseptor spesifiknya, bukannya mengurangi produksi angiotensin. Oleh karena angiotensin tidak dapat mengkonstriksi pembuluh darah maka pebuluh akan melebar (berdilatasi) dan tekanan dalam sistem sirkulasi berkurang (Palmer, 2005). Contoh golongan obat ini adalah losartan (cozaar), irbesartan (aprovel) (Palmer, 2005).

g. Vasodilator

Cara kerja obat ini adalah menurunkan tekanan darah perifer dengan merelaksasi otot polos pembuluh darah sehingga tejadi penurunan tekanan vaskular. Contoh obat yang termasuk ke dalam golongan obat ini adalah hydralazine hydrochloride (apresoline), minoxidil, natrium nitroprusside (nipride, nitropress), nitroglycerin, dan diazoxide (hyperstat) (Smeltzer, 2002).

TENSIGARD

Tensigard merupakan produk fitofarmaka yang terdiri atas 2 konstituen bahan alam yaitu, seledri (Apiumgraveolens) dan kumis kucing (Orthosiphonstamineus).Obat yang diproduksioleh PT. Phapros ini telah diuji secara klinik dan dapat diresepkan oleh dokter untuk mengobati hipertensi. Informasi mengenai Tensigard adalah sebagai berikut. Komposisi tiap kapsul berisi:- Ekstrak Apii herba 92mg- Ekstrak Orthosiphon folium 28mgIndikasi : Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolikKontraindikasi : Hipersensitif terhadap bahan yang dikandung dalam TensigardDosis : Dosis terapi: 3 x sehari 1 kapsul. Dosis pemeliharaan: 2 x sehari 1 kapsulEfek Samping: Sakit kepala, nauseaKemasan: Doos isi 3 blister @ 10 kapsulTanaman Asal1. Seledri (Apium graveolens L.)Klasifikasi IlmiahKerajaan:Plantae

Divisi:Magnoliophyta

Kelas:Magnoliopsida

Ordo:Apiales

Famili:Apiaceae

Genus:Apium

Spesies:A. graveolens

Seledri dikenal di Indonesia sebagai sayuran daun yang digunakan sebagai bumbu masakan. Daun, tangkai daun, dan umbi sebagai campuran sup atau daunnya dipotong kecil-kecildan ditaburkan pada bakso atau soto. Seledri merupakan terna kecil, kurang dari 1m tingginya. Daun tersusun gemuk dengan tangkai pendek. Aromanya yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri.

2. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)Klasifikasi Ilmiah:Kerajaan:Plantae

Divisi:Spermatophyta

Upadivisi:Angiospermae

(tidak termasuk)Eudicots

Kelas:Dicotyledon

(tidak termasuk)Asterids

Ordo:Lamiales

Famili:Lamiaceae

Genus:Orthosiphon

Spesies:O. aristatus

Kumis kucing merupakan tanaman semak yang mempunyai batang tegak dengan tinggi mencapai 1,5 meter. Tanaman ini memiliki daun berbentuk telur taji dengan tepi bergerigi kasar Bunganya mengeluarkan benang sari dan putik berwarna putih atau ungu. Benang sarinya berukuran lebih panjang daripada tabung bunganya dan bisa melebihi bibir bunga. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat yang cukup banyak.Zat Aktif dalam TensigardSeledri diketahui mengandung senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu apigenin (yang berfungsi sebagai calcium antagonist) dan manitol yang berfungsi seperti diuretik. Sedangkan kumis-kucing terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada manusia. Efek diuretik dan beta-blocker dari kumis kucing bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.Mekanisme kerja1. Seledri

Seledri memiliki efek yang baik untuk menurunkan tekanan darah (hipotensi) pada penderita tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi yang dapat diobati adalah hipertensi esensial, hipertensi karena kehamilan, dan hipertensi klimakterik. Tekanan darah umumnya mulai turun sehari setelah pengobatan yang diikuti dengan membaiknya subjektif seperti tidur terasa nyaman, dan jumlah urin yang dikeluarkan meningkat (Mursito, 2002).

Zat Aktif:a. Flavonoid

Menurut Heldt (1997) flavonoid umumnya secara alami terbentuk dibawah pengaruh biflavonoid (vitamin D) yang selalu ada dalam tanaman dan memiliki efek yang bermanfaat terhadap lebih dari 50 penyakit (Zamri, 2008). Flavonoid tertentu juga mempengaruhi rasa makanan secara signifikan (Heinrich, 2009). Contoh tanaman yang mengandung flavonoid antara lain seledri, lada (hanya luteolin), dan peterseli (hanya apigenin) (Lee, 2000).

b. Apigenin

Senyawa apigenin memiliki kemampuan antara lain sebagai zat antiradang, antibakteri, untuk mengatasi permasalahan lambung (Cadenas & Packer, 2002). Selain itu, apigenin juga bermanfaat sebagai hipotensif (Dalimartha, 2008). Apigenin yang terkandung dalam seledri bersifat vasorelaksator atau vasodilator (melebarkan pembuluh darah) dengan mekanisme penghambatan kontraksi yang disebabkan oleh pelepasan kalsium (mekanisme kerja seperti kalsium antagonis). Antagonis kalsium bekerja dengan menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya kalsium ke dalam darah. Jika kalsium memasuki sel otot, maka akan berkontraksi. Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari pembuluh darah, pembuluh darah akan melebar sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah akan menurun (Palmer, 2005). Pernyataan ini diperkuat oleh Hartati (2007) bahwa seledri memiliki efek seperti kalsium antagonis disamping efek diuretik. Seledri mengandung senyawa aktif apigenin yang berfungsi sebagai kalsium antagonis yang dapat menurunkan hipertensi dan manitol yang berfungsi sebagai diuretik.

2. Kumis KucingTumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia. Beberapa kandungan kimia yang sudah diketahui, diantaranya Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium dan myoinositol. Dalam kumis kucing juga ditemukan methylripariochromenep (MRC), yang mempunyai efek mirip dengan beta blocker yang berpengaruh terhadap tekanan darah dan serangan jantung. Tanaman ini juga membantu pembuangan racun dari dalam tubuh, tanpa gejala dehidrasi serta memperlancar fungsi ginjal. Efek farmakologis lainnya dari tumbuhan ini adalah anti inflamasi (anti radang), sehingga zat-zat tersebut sangat efektif untuk mengendalikan Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi.

Uji Klinis TensigardSebagai Obat Tradisional dengan label Fitofarmaka, Tensigard sudah melalui Uji Klinik. Uji klinik dilakukan dengan rancangan Ramdomized Triple Blind Control Study dengan lama 12 minggu. Uji tersebut meliputi 282 pasien pria dan wanita berusia 25-75 tahun yang menderita hipertensi tingkat I dan II, dengan pembanding amlodipin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fitofarmaka Tensigard 3 kali 1 kapsul (250 mg) per hari selama 12 minggu mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik setara dengan farmakologik Amlodipin 1 kali 5 mg perhari. Efek toksikologi pada ginjal dan hati tidak ditemukan secara bermakna. Pemberian Tensigard juga tidak mempengaruhi kadar elektrolit plasma, kadar lipid plasma maupun kadar gula darah. Sementara itu efek samping yang dicatat dalam uji klinis ini menunjukkan pemberian Tensigard berupa sakit kepala, nausea yang sama atau tidak berbeda bermakna dengan apa yang terjadi di kelompok farmakologi Amlodipin. Tidak ditemukan udem tibia maupun takikardi ataupun bradikardi di dua kelompok. Tercatat ada satu kasus TIA (Temporary Ischemic Attack) pada kelompok Amlodipin dan satu kasus Angina tak stabil yang teratasi dengan pengobatan nitrat pada kelompok Tensigard. Pada hasil uji klinik ini juga tidak ditemukan perbedaan yag bermakna pada parameter fungsi hati maupun ginjal.Analisis:Penandaan TensigardTensigard sudah memenuhi persyaratan penandaan khusus obat tradisional dengan mencantumkan Logo Fitofarmaka di bagian kiri atas kemasan. Dan pada etiket memuat:1. Nama Obat Tradisional/ Merk : Tensigard2. Ukuran kemasan (berat bersih/isi bersih) : Doos isi 3 blister @ 10 kapsul3. Nomer pendaftaran, nama, dan alamat industri (sekurang-kurangnya nama kota dan negara) : FF031300041, Phapros, Semarang4. Komposisi (nama latin bahan baku) : Ekstrak Apii herba dan Ekstrak Orthosiphon folium 5. Khasiat/kegunaan : Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik6. Cara pemakaian : Dosis terapi: 3 x sehari 1 kapsul. Dosis pemeliharaan: 2 x sehari 1 kapsul7. Peringatan dan kontra indikasi: Hipersensitif terhadap bahan yang dikandung dalam Tensigard, Sakit kepala, nausea8. Nomer kode produksi : FF031300041 Tanggal: 12-03-20099. KadaluarsaKeterangan: Waktu Registrasi Tensigard sudah memasuki batas waktu, sehingga tensigard harus didaftarkan kembali.

Kode Registrasi

FF031300041FF: Fitofarmaka03: Mulai terdaftar tahun 20031 : Perusahaan yang mendaftarkan Industri Farmasi3 : Bentuk sediaan0004 : Nomer urut jenis produk yang di daftar1 : Menunjukan jenis macam kemasan yang keberapa

KESIMPULANHipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Hipertensi dapat diturunkan dengan meminum obat dan menjaga pola hidup sehat. Salah satu obat yang dapat menurunkan tekanan darah adalah Tensigard. Merupakan obat tradisional golongan Fitofarmaka yang sudah teruji klinis dan sudah memenuhi persyaratan dari BPOM RI.

Daftar PustakaAnonim,2014, Kumis Kucing, http://id.wikipedia.org/wiki/Kumis_kucing , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.03Anonim,-, PERSYARATAN ADMINISTRASI PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL, http://www.pom.go.id/ppid/reg/Reg_OT_3.htm , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.00Anonim,-, PERSYARATAN TEKNIS PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL, http://www.pom.go.id/ppid/reg/Reg_OT_2.htm , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.00

Anonim,-, PT. Phapros, http://www.bpomherbal.com/9926/26/18/pt-phapros.htm , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12. 07Anonim, 2013, Seledri, http://id.wikipedia.org/wiki/Seledri , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.03Anonim, 2014, Tekanan Darah Tinggi, http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.03Anonim, 2013, Tensigard, http://sekilastentangobat.wordpress.com/2013/04/25/tensigard/ , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.05Nurfaisyah, 2012, Jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka, http://nurfaisyah.web.id/jamu-obat-herbal-terstandar-fitofarmaka.html , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam: 12.00Susilo, Panji, 2013, Obati Hipertensi Dengan Kumis Kucing, http://www.obathip.com/2013/01/obati-hipertensi-dengan-kumis-kucing.html , Diakses pada 4 Juni 2014 Jam 12.10

Wany, Fazar Az Zahara, 2013, Efektifitas Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Tekanan Darah Tinggi di Kelurahan Naga Jaya I Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun, http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/39108 , Diakses Pada 4 Juni 2014 Jam 12.10