pengembangan media peraga elektronika dasar …lib.unnes.ac.id/30989/1/5202413075.pdf ·...

63
PENGEMBANGAN MEDIA PERAGA ELEKTRONIKA DASAR PADA MATA KULIAH TEKNIK TENAGA LISTRIK PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Oleh Mohamad Ali Firdaus NIM. 5202413075 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: nguyennhu

Post on 24-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN MEDIA PERAGA ELEKTRONIKA

DASAR PADA MATA KULIAH TEKNIK TENAGA

LISTRIK PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh

Mohamad Ali Firdaus

NIM. 5202413075

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

ii

iii

iv

v

ABSTRAK

Mohamad Ali Firdaus. 2017. Pengembangan Media Peraga Elektronika Dasar

pada Mata Kuliah Teknik Tenaga Listrik Pendidikan Teknik Otomotif Universitas

Negeri Semarang. Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Dr. Dwi

Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T.; Angga Septiyanto, S.Pd., M.T.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji tingkat kelayakan media

peraga elektronika dasar dan menguji peningkatan hasil belajar mahasiswa

Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2016 Universitas Negeri Semarang pada

proses pembelajaran mata kuliah Teknik Tenaga Listrik dengan menggunakan

media peraga elektronika dasar.

Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4-D

dengan desain uji coba Nonequivqlent Control Group Design. Desain uji coba

Nonequivqlent Control Group Design yaitu terdapat dua kelas, kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Metode analisis data menggunakan uji kelayakan untuk

mengetahui kelayakan media peraga dan uji normalitas, uji homogenitas, uji t, uji

gain untuk menghitung perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol serta

untuk menghitung peningkatan hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan nilai uji kelayakan media peraga sebesar

81% dalam kategori “layak” dan nilai respon mahasiswa terhadap media peraga

elektronika dasar sebesar 82% dalam kategori “sangat setuju”. Hasil belajar kelas

eksperimen dengan menggunakan media peraga elektronika dasar menunjukkan

adanya peningkatan sebesar 17.51 atau sama dengan 33% dan hasil belajar kelas

kontrol tanpa menggunakan media peraga elektronika dasar menunjukkan adanya

peningkatan sebesar 11,29 atau sama dengan 20,6%.

Hasil ini membuktikan bahwa media peraga layak digunakan untuk

media pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Penelitian ini menyarankan Pembelajaran dengan menggunakan media peraga

elektronika dasar harus tetap diimbangi dengan materi yang sudah ada

menggunakan media seperti biasanya untuk mencapai pembelajaran yang

maksimal, karena media peraga elektronika dasar merupakan media pembantu

untuk memahami komponen elektronika dasar dan cara pengukuran komponen

elektronika dasar.

Kata Kunci: Media, Elektronika, Belajar

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan, kemudahan, kelancaran, rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi

yang berjudul “Pengembangan Media Peraga Elektronika Dasar pada Mata Kuliah

Teknik Tenaga Listrik Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri

Semarang” dapat terselesaikan dengan baik dan tanpa suatu hambatan yang

berarti. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

dengan penuh harapan mendapat syafa’atnya di hari akhir nanti.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Penulisan Skripsi ini tidak lepas

dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik UNNES.

3. Bapak Rusiyanto, S.Pd.,M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin UNNES.

4. Bapak Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Otomotif.

5. Bapak Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Dosen pembimbing I yang

berkenan membantu, memberikan waktu, dan bimbingan dalam penyusunan

skripsi ini.

vii

6. Bapak Angga Septiyanto, S.Pd., M.T., Dosen pembimbing II yang berkenan

membantu, memberikan waktu, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tua beserta keluarga yang telah memberikan do’a, nasihat, dan

kasih sayang.

8. Rekan-rekan Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2013 dengan

kebersamaan dan semangatnya.

9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

bisa dituliskan satu persatu.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari Allah

SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari

ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun penulis terima

dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi

penulis maupun pembaca.

Semarang, Juni 2017

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .. .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Pengembangan .......................................................................... 6

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ............................................... 7

G. Manfaat ................................................................................................ 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 9

A. Kajian Teori ......................................................................................... 9

1. Proses Pembelajaran ......................................................................... 9

a. Belajar.......................................................................................... 9

b. Pembelajaran ............................................................................. 10

c. Hasil Belajar .............................................................................. 11

d. Media Pembelajaran ................................................................... 15

2. Media Peraga .................................................................................. 19

3. Media Peraga Elektronika Dasar ..................................................... 20

4. Elektronika Dasar ........................................................................... 22

ix

a. Resistor ...................................................................................... 22

b. Kapasitor ................................................................................... 26

c. Dioda ......................................................................................... 29

d. Transistor ................................................................................... 31

5. Pengukuran dan Pengujian Komponen Elektronika Dasar ............... 32

a. Pengukuran Resistor ................................................................... 32

b. Pengukuran Kapasitor ................................................................ 33

c. Pengujian Dioda ......................................................................... 34

d. Pengujian Transistor .................................................................. 35

B. Kajian Penelitian yang Relevan .......................................................... 36

C. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................... 37

D. Hipotesis ............................................................................................ 40

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 42

A. Model Pengembangan ........................................................................ 42

B. Prosedur Pengembangan ..................................................................... 42

1. Tahap Pendefinisian (Define) .......................................................... 43

2. Tahap Perancangan (Design) .......................................................... 44

3. Tahap Pengembangan (Develop) ..................................................... 45

4. Tahap Penyebaran (Dessiminate) .................................................... 45

C. Alur Penelitian .................................................................................. 46

D. Uji Coba Produk ................................................................................. 47

1. Desain Uji Coba ............................................................................. 47

2. Subjek Coba ................................................................................... 48

3. Jenis Data ....................................................................................... 49

4. Instrumen Pengumpul Data ............................................................. 49

5. Teknik Analisis Data ...................................................................... 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 58

A. Data Uji Coba .................................................................................... 58

1. Pendefinisian (Define) .................................................................... 58

2. Perancangan (Design) ..................................................................... 59

x

3. Pengembangan (Develop) ............................................................... 60

4. Penyebaran (Dessiminate)............................................................... 66

B. Analisis Data ...................................................................................... 67

1. Analisis Data Instrumen Observasi ................................................. 67

2. Analisis Data Uji Kelayakan Media ................................................ 68

3. Analisis Data Respon Mahasiswa ................................................... 69

4. Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar ......................................... 70

C. Revisi Produk ..................................................................................... 73

D. Kajian Produk Akhir .......................................................................... 75

BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 80

A. SIMPULAN ....................................................................................... 80

B. SARAN .............................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 85

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Cipta ............... 13

2.2. Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Rasa................ 14

2.3. Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Karsa .............. 15

2.4. Kode Warna Resistor .................................................................... 23

3.1. Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Materi .......................................... 50

3.2. Penilaian Skala Likert Validator .................................................... 50

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Soal ............................................................... 51

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Respon Mahasisswa ...................................... 51

3.5 Kriteria Penilaian Respon Mahasiswa .......................................... 52

3.6 Klasifikasi Reliabilitas Soal .......................................................... 53

3.7 Interpretasi Gain Ternomalisasi ...................................................... 57

4.1 Data Nilai Observasi ..................................................................... 58

4.2 Desain Isi Buku ............................................................................ 60

4.3 Data Penilaian Ahli Materi ............................................................ 62

4.4 Data Uji Validitas Instrumen Soal ................................................. 63

4.5 Data Uji Reliabilitas Instrumen Soal ............................................. 65

4.6 Data Respon Mahasiswa ............................................................... 66

4.7 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ............................... 67

4.8 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ......................... 67

4.9 Hasil Penilaian Kelayakan Media .................................................. 68

4.10. Data Respon Mahasiswa ............................................................... 69

xii

4.11. Hasil Uji Normalitas Data Pretest antara Kelas Kontrol dan

Eksperimen ................................................................................... 70

4.12. Hasil Uji Normalitas Data Posttest antara Kelas Kontrol dan

Eksperimen ................................................................................... 71

4.13 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Antara

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ............................. 71

4.14 Data Hasil Uji t Pretest dan Posttest Antara Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................. 72

4.15. Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest Antara Kelas

Kontrol dan Eksperimen ............................................................... 73

4.16 Saran Validator ............................................................................. 74

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Diagram Isi Media Elektronika Dasar ......................................... 20

2.2. Resistor Tetap Dengan Kode Warna ........................................... 23

2.3. Simbol Resistor Tetap (Fixed Resistor) ....................................... 24

2.4. Simbol Resistor Tidak Tetap ....................................................... 24

2.5. Model-model Potentio ................................................................ 24

2.6. Rangkaian Seri Resistor ................................................................ 25

2.7. Rangkaian Paralel Resistor ......................................................... 25

2.8. Prinsip Dasar Kapasitor .............................................................. 27

2.9. Rangkaian Seri Kapasitor............................................................ 28

2.10. Rangkaian Paralel Kapasitor ....................................................... 29

2.11. Simbol Dioda dan Dioda Penyearah ............................................ 30

2.12. Fisik Dioda Zener aV7 dan Simbol Dioda Zener ......................... 31

2.13. Simbol Transistor ....................................................................... 32

2.14. Pengukuran Resistor Variabel ..................................................... 33

2.15. Pengukuran Kapasitor ................................................................. 33

2.16. Pengujian Dioda Rectifier ............................................................. 34

2.17. Pengujian Transistor PNP dan NPN.............................................. 35

2.18. Alur Kerangka Pikir .................................................................... 38

3.1. Prosedur Model Pengembangan 4D ............................................ 43

3.2. Desain Media Peraga Elektronika Dasar pada Akrilik ................. 44

3.3. Desain Media Peraga Menggunakan Tas Koper .......................... 45

xiv

3.4. Alur Penelitian ............................................................................ 46

4.1. Media Peraga Elektronika yang Ada ........................................... 59

4.2. Desain Media Peraga Elektronika Dasar ..................................... 59

4.3 Media Peraga Elektronika Dasar Dalam Koper ............................ 75

4.4 Bagian Dalam Media Peraga Elektronika Dasar ........................... 75

4.5 Bagian Panel Komponen Elektronika ........................................... 76

4.6 Bagian Kelengkapan Media Peraga Elektronika Dasar ................ 76

4.7 Buku Panduan Media Peraga Elektronika Dasar .......................... 76

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ......................... 86

2. Surat Persetujuan Seminar Proposal ........................................................ 87

3. Presensi Seminar Proposal Skripsi........................................................... 88

4. Surat Ijin Penelitian di Pendidikan teknik Otomotif Teknik

Mesin Universitas Negeri Semarang ........................................................ 89

5. Presensi Uji Coba Instrumen Soal ........................................................... 90

6. Presensi Kelompok Kontrol .................................................................... 92

7. Presensi Kelompok Eksperimen .............................................................. 96

8. Angket Kelayakan Media Peraga Elektronika Dasar

Ahli Materi I ......................................................................................... 100

9. Angket Kelayakan Media Peraga Elektronika Dasar

Ahli Materi II ........................................................................................ 103

10. Angket Kelayakan Media Peraga Elektronika Dasar

Ahli Materi III ....................................................................................... 106

11. Data Hasil Validasi Media Peraga Elektronika Dasar

Ahli Materi ........................................................................................... 109

12. Analisis Hasil Perhitungan Data Angket Kelayakan

Ahli Materi ........................................................................................... 111

13. Angket Respon Mahasiswa Media Peraga Elektronika Dasar ................ 112

14. Data dan Analisis Hasil Perhitungan Respon Mahasiswa

Media Peraga Elektronika Dasar ........................................................... 113

15. Angket Soal Uji Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian

Media Peraga Elektronika Dasar .......................................................... 115

16. Kunci Jawaban Soal Uji Validitas Butir Soal ......................................... 125

17. Analisis Validitas Butir Soal ................................................................. 126

xvi

18. Perhitungan Validitas Butir Soal Ujicoba .............................................. 129

19. Perhitungan Reliabilitias Instrumen Ujicoba .......................................... 132

20. Data Kelas Kontrol............................................................................... 133

21. Data Kelas Eksperimen ......................................................................... 135

22. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol .................................... 137

23. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ................................... 138

24. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen .............................. 139

25. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ............................. 140

26. Uji Homogenitas Data Pretest antara Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ........................................................................................... 141

27. Uji Homogenitas Data Posttest antara Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ........................................................................................... 144

28. Uji t Pretest antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................ 147

29. Uji t Posttest antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....................... 148

30. Uji Gain Pretest dan Posttest Kelas Kontrol. ......................................... 149

31. Uji Gain Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen.................................... 150

32. Angket Soal Penelitian .......................................................................... 151

33. Hasil Jawaban Pretest Kelompok Kontrol ............................................. 159

34. Hasil Jawaban Posttes Kelompok Kontrol ............................................ 160

35. Hasil Jawaban Pretest Kelompok Eksperimen ....................................... 161

36. Hasil Jawaban Posttest Kelompok Eksperimen ..................................... 162

37. Kunci Jawaban Soal Penelitian .............................................................. 163

38. Media Peraga Elektronika Dasar ........................................................... 164

39. Buku Panduan ....................................................................................... 166

xvii

40. Dokumentasi Pengambilan Data Kelompok Eksperimen

dan Kontrol ........................................................................................... 207

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Elektronika pada zaman sekarang berperan aktif pada kemajuan teknologi,

khususnya pada bidang otomotif. Di bidang otomotif, elektronika digunakan

untuk mengontrol kerja kendaraan, kerja asesoris kendaraan, dan sistem yang ada

pada kendaraan. Peran penting elektronika di bidang otomotif, menjadikan

lembaga pendidikan bidang otomotif harus membekali peserta didik dengan

pengetahuan dasar elektronika. Program studi Pendidikan Teknik Otomotif

Universitas Negeri Semarang termasuk lembaga pendidikan bidang otomotif yang

sudah membekali peserta didiknya dengan pengetahuan elektronika dasar melalui

proses pembelajaran mata kuliah Teknik Tenaga Listrik.

Proses pembelajaran haruslah diselenggarakan secara interaktif, menarik,

inspiratif, menyenangkan serta inovatif sehingga dapat memotivasi siswa dalam

memahami materi yang disampaikan. Pembelajaran juga dituntut memberikan

celah kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minatnya di bidang

tertentu. Pembelajaran yang menarik yaitu pembelajaran yang menggunakan

metode pembelajaran lebih dari satu. Metode pembelajan yang inovatif, inspiratif

dan interaktif akan menambah motivasi belajar peserta didik. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar yaitu pembelajaran

menggunakan media peraga. Menurut Soenarto et al., (2012: 1) untuk pelaksanaan

2

proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM) diperlukan

metode dan alat yang sangat menentukan hasil mengajar guru dan hasil mengajar

murid.

Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi di Program Studi Pendidikan

Teknik Otomotif Universitas Negeri Semarang yang menyangkut Mata Kuliah

Teknik Tenaga Listrik, kegiatan pembelajaran kompetensi dasar elektronika

dengan materi yang cukup sulit dipahami dibutuhkan media yang tepat.

Kompetensi elektronika dasar merupakan kompetensi yang materinya berupa teori

namun juga ada yang menyangkut dengan analisa. Hal itu dibuktikan dari hasil

belajar 15 mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah teknik tenaga listrik.

Pada kompetensi dasar elektronika dihasilkan nilai rata-rata dari 15 mahasiswa

tersebut yaitu 6,12. 70% mahasiswa tersebut masih mendapatkan nilai hasil

belajar D. Dari hasil observasi yang sudah dilakukan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi mahasiswa kurang memahami kompetensi elektronika dasar,

diantaranya: 1) kurangnya minat belajar mahasiswa terhadap materi yang

disampaikan dengan media yang didengar, dibaca, dan diperhatikan, 2) kurangnya

aktifitas mahasiswa dalam pembelajaran, sehingga mahasiswa mudah mengantuk

dan kurang menangkap seutuhnya materi yang disampaikan, 3) kurangnya

perhatian siswa terhadap media yang sering dijumpai, karena mahasiswa

cenderung ingin lebih aktif bergerak dalam pembelajaran untuk menambah daya

ingatnya, 4) terbatasnya waktu membuat mahasiswa sulit memahami materi yang

harus ditangkap dengan analisa, 5) terbatasnya kuantitas media peraga dalam

pembelajaran kompetensi elektronika dasar yang mampu menyampaikan materi

3

dengan memperagakan atau mempraktikkan cara mengukur, merangkai, dan

menampilkan komponen elektronika secara detail. Dari permasalahan tersebut

perlu adanya pengembangan media pembelajaran untuk menambah minat belajar

mahasiswa dan untuk lebih memberi ruang gerak mahasiswa dalam memahami

materi.

Haryoko (2009: 3) menegaskan bahwa efektifitas pembelajaran secara

konseptual dapat diartikan sebagai perlakuan dalam proses pembelajaran yang

memiliki ciri-ciri: a) suasana yang dapat berpengaruh, atau hal yang akan

berkesan terhadap penampilan, dan b) keberhasilan usaha atau tindakan yang

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dari pendapat Haryoko dapat

disimpulkan untuk menjadikan pembelajaran Teknik Tenaga Listrik pada

kompetensi Dasar Elektronika lebih efektif harus adanya perlakuan dengan

menggunakan media peraga. Media peraga merupakan bentuk perlakuan yang

diberikan dalam pembelajaran untuk memberi kesan yang berbeda kepada peserta

didik serta dapat membantu mempermudah memahami materi elektronika dasar.

Wicaksono dan Masugino (2014: 51) menjelaskan penerapan panel peraga

sistem penerangan sepeda motor meningkatkan hasil belajar sebesar 71,6%.

Berdasarkan pendapat Wicaksono dan Masugino pembelajaran menggunakan

media dalam bentuk peraga dapat meningkatkan hasil belajar. Media peraga

mampu membantu merangsang pemikiran peserta didik menganalisa materi yang

tersampaikan melalui media peraga. Media peraga merupakan perantara yang

digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan, dengan adanya media

informasi atau pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima. Media peraga

4

yang dapat membantu pembelajaran pada kompetensi Dasar Elektronik adalah

media peraga elektronika dasar.

Media peraga elektronika dasar dilengkapi komponen-komponen

elektronika dasar berupa resistor, kapasitor, dioda dan transistor. Media peraga ini

dapat menjelaskan bentuk nyata komponen elektronika, cara mengukur dan

menguji, dan mengetahui kerja komponen elektronika. Dengan adanya media

berbentuk peraga pada kompetensi dasar elektronika dapat meningkatkan

perhatian peserta didik. Media peraga elektronika juga dapat membantu

penggunaan media pembelajaran lainnya.

Berdasarkan uraian masalah yang tertulis di atas media elektronika dasar

dibuat untuk memaksimalkan peran media yang sudah ada. Harapan dari media

elektronika dasar ini dapat mempermudah pemahaman materi dasar elektronika

sehingga hasil belajar tentang dasar elektronika dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas dapat diidentifikasi masalah yang ada,

antara lain sebagai berikut:

1. Tingginya kesulitan mahasiswa dalam memahami materi yang disampaikan

melalui media pembelajaran dalam bentuk tulisan, gambar dan animasi.

2. Proses pembelajaran mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Otomotif Pendidikan

Teknik Otomotif Universitas Negeri Semarang belum mempraktikkan cara

merangkai, mengukur, dan menguji komponen elektronika dasar seperti

resistor, kapasitor, dioda, dan transistor menggunakan multimeter analog

5

sehingga pemahaman sebagian mahasiswa terhadap materi yang disampaikan

belum maksimal.

3. Mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Semarang belum

memiliki ketrampilan mengukur, merangkai dan menguji komponen

elektronika pada mata kuliah Teknik Tenaga Listrik sehingga dalam

pengaplikasian di mata kuliah tingkat lanjut belum dapat sepenuhnya

mengetahui.

4. Terbatasnya kuantitas media peraga elektronika dasar pada mata kuliah

Teknik Tenaga Listrik Otomotif Pendidikan Teknik Otomotif Universitas

Negeri Semarang.

C. Batasan Masalah

Dilihat dari identifikasi masalah mahasiswa masih mengalami kesulitan

dalam memahami materi yang disampaikan melalui media pembelajaran dalam

bentuk tulisan, gambar, dan animasi. Maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Materi yang terkait dalam penelitian ini adalah pengenalan dasar elektronika,

komponen, dan praktik mengukur komponen.

2. Komponen elektronika yang digunakan yaitu, resistor tetap, resistor variabel,

kapasitor, dioda rectifier, dioda zener, transistor NPN, dan transistor PNP.

3. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Teknik

Otomotif angkatan 2016 Universitas Negeri Semarang yang telah menempuh

mata kuliah TeknikTenaga Listrik.

4. Upaya meningkatkan hasil belajar pada kompetensi dasar elektronika dengan

menggunakan media peraga.

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka didapatkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kelayakan media elektronika dasar pada proses

pembelajaran mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Pendidikan Teknik Otomotif

Universitas Negeri Semarang?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif

angkatan 2016 Universitas Negeri Semarang dengan menggunakan media

peraga elektronika dasar?

E. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Menguji tingkat kelayakan media peraga elektronika dasar pada proses

pembelajaran mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Pendidikan Teknik Otomotif

Universitas Negeri Semarang.

2. Menguji peningkatan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif

angkatan 2016 Universitas Negeri Semarang pada proses pembelajaran mata

kuliah Teknik Tenaga Listrik dengan menggunakan media peraga elektronika

dasar.

7

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Pengembangan media peraga elektronika dasar memiliki spesifikasi,

seperti berikut ini:

1. Media peraga ini akan dikonstruksi dengan bahan media akrilik susu yang

sehingga komponen elektronik dapat terlihat jelas.

2. Media peraga didesain fleksibel, terdapat komponen elektronik yang tidak

terpasang sehingga dapat lebih mudah diidentifikas dan komponen elektronik

dapat diganti dengan nilai yang berbeda. supaya komponen elektronik yang

terpasang dapat dirangkai menjadi sebuah rangkaian elektronik dan dapat

diukur resistansi setiap komponennya atau setiap rangkaian elektronik.

Dengan desain ini dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi

komponen elektronika karena dapat dapat divisualisasikan dalam bentuk

rangkaian.

3. Adanya terminal pada setiap bagian komponen dan kabel penghubung dengan

konektor berpasangan. Tujuannya untuk memudahkan membuat rangkaian

dan mengukur komponen dan tidak mudah lepas ketika dirangkai

4. Media peraga ini selain terdiri dari komponen elektronik yaitu, resistor,

resistor variabel, kapasitor, transistor tipe NPN dan PNP, dioda, dan dioda

zener juga ada beberapa komponen pendukung seperti baterai, saklar, lampu

indikator, buzzer, sekring, dan kabel-kabel sehingga lebih aplikatif.

5. Media peraga elektronika dasar ini juga didesain menggunakan tas koper

sebagai tempat media akrilik. Tujuannya untuk menjaga komponen-

8

komponen yang ada dan juga untuk kepraktisan sebagai media pembelajaran

di kelas.

G. Manfaat

1. Bagi Pihak Kampus

Digunakan sebagai alternatif pembelajaran mata kuliah teknik tenaga

listrik, serta diharapkan dalam penelitian ini dijadikan bahan masukan dalam

rangka peningkatan mutu pendidikan dengan menggunakan media pembelajaran

berupa media peraga elektronika dasar yang mampu menyampaikan materi

dengan peragaan langsung mengenai cara merangkai, cara mengukur, cara

menguji, dan cara kerja komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dioda,

dan transistor.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dalam penerapan dan inovasi media

pembelajaran yang berupa media peraga elektronika dasar yang mampu

menyampaikan materi dengan peragaan langsung mengenai cara merangkai, cara

mengukur, cara menguji, dan cara kerja komponen elektronika seperti resistor,

kapasitor, dioda, dan transistor.

3. Bagi Peserta Didik

Media pembelajaran berupa media peraga elektronika dasar mampu

menyampaikan materi dengan peragaan langsung mengenai cara mengukur, cara

menguji, dan cara kerja komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dioda,

dan transistor harapannya perserta didik menguasai dan memahami materi tentang

9

elektronika dasar dan menjadi dasar untuk mendidik anak bangsa kelak, serta

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan meningkatkan prestasi belajar peserta

didik.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menurut Rifa’i dan Anni (2012: 159) yaitu suatu

proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik,

dimana proses komunikasi tersebut dapat dilakukan secara verbal (lisan) dan

nonverbal (dengan media). Dananjaya (2013: 28) juga mengemukakan bahwa

proses pembelajaran merupakan aktivitas yang menghubungkan peserta didik

dengan berbagai subyek dan berkaitan dengan dunia nyata. Dengeng dalam Uno

(2014: 2) menyatakan bahwa pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk

membelajarkan siswa. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran adalah suatu proses komunikasi atau upaya membelajarkan siswa

secara aktif yang dapat mengembangkan potensi, antara pendidik dengan peserta

didik, maupun sesama peserta didik, dan dengan berbagai subyek lainnya yang

berkaitan dengan dunia nyata.

a. Belajar

Pengertian belajar menurut Sadiman et al., (2008: 2) belajar adalah suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur

hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa

seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Demikian juga menurut Syah (2007: 68) belajar merupakan tahapan perubahan

11

Seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Ada juga pendapat

lain tentang arti belajar menurut Arsyad (2008: 1) adalah suatu proses yang

terjadi pada setiap orang dengan ruang lingkup yang kompleks karena terjalinnya

interaksi sosial dengan ditandai adanya perubahan orang itu berupa perubahan

tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Penjelasan para ahli di atas tentang belajar, dapat disimpulkan belajar

adalah suatu proses yang terjadi pada setiap orang untuk melangsungkan hidupnya

berupa perubahan tingkah laku individu sebagai hasil pengalaman dan interaksi

yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku pada diri orang itu

berupa perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau berupa sikapnya.

Belajar juga tidak ada batasan waktu atau umur, dapat dilakukan oleh bayi,

remaja, orang dewasa bahkan orang tua, karena belajar dapat dilakukan sampai

akhir khayat, mulai dari lahir sampai mati.

b. Pembelajaran

Brigggs (1992) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 157) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta

didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan.

Pendapat lain menurut Dananjaya (2013: 27) bahwa pembelajaran merupakan

proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya dengan dilibatkan

ke dalam pengalaman guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman

melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan

menantang serta mendorong prakarsa. Dengeng dalam Uno (2014: 2) menyatakan

12

bahwa pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa

yang didalamnya terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan

metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Ada beberapa

pengertian pembelajaran yang dikemukakan Rifa’i dan Anni (2012: 158) yaitu, 1)

usaha pendidik membentuk tingkah laku peserta didik dengan menyediakan

lingkungan interaksi, 2) cara pendidik memberikan kesempatan peserta didik

untuk dapat memahami apa yang dipelajari, 3) memberikan kebebasan peserta

didik memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

Pendapat para ahli yang tertulis di atas dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran adalah suatu proses atau upaya pendidik memberikan rangsangan

atau stimulus kepada peserta didik, dengan berbagai cara yang dapat merangsang

pikiran dan emosi peserta didik sehingga peserta didik dapat memilih,

menetapkan, dan mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan minat dan

kemampuannya. Pendidik berperan sebagai fasilitator yang selalu siap

memberikan melayani kebutuhan dan membimbing peserta didik untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Pendidik sangat berpengaruh dalam perubahan tingkah

laku peserta didik dalam pembelajaran. Perubahan tingkah laku peserta didik

tersebut yaitu dalam bidang pengetahuan.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar, (Rifa’i dan Anni, 2012: 69). Setiap perubahan

perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Ciri-ciri

13

perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar menurut Syah (2007:

117) yang terpenting adalah 1) perubahan itu intensional, 2) perubahan itu intensif

dan aktif; 3) perubahan itu efektif dan fungsional. Ciri perubahan perilaku belajar

juga disebutkan oleh Noor (2013) diantaranya, 1) perubahan tingkah laku terjadi

secara sadar, 2) perubahan kontinyu dan fungsional, 3) perubahan bersifat positif

dan aktif, 4) perubahan bersifat permanen, 5) perubahan belajar bertujuan atau

terarah, 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Penjelasan para ahli tersebut di atas, maka dapat diterangkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa yang telah

menyelesaikan kegiatan belajar dengan ciri perubahan peilaku, 1) Perubahan itu

intensional, 2) Perubahan itu intensif dan aktif, 3) Perubahan bersifat positif dan

aktif, 4) Perubahan belajar bertujuan, 5) Perubahan mencakup seluruh aspek

tingkah laku.

Syah (2007: 213) menyatakan bahwa pengungkapan hasil belajar ideal

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar siswa. Perubahan yang dinilai yaitu dari ranah cipta (kognitif),

ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotorik). Adapun tabel jenis perubahan

atau prestasi, indikator dan cara mengevaluasi menurut berbagai rujukan (Surya,

182; Barlow, 1985) dalam syah (2007: 214-216).

14

Tabel 2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Cipta (Kognitif),

(Syah, 2007: 214-216)

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara evaluasi

Ranah Cipta (Kognitif)

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan;

2. Dapat membandingkan;

3. Dapat menghubungkan;

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Obesrvasi.

2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan;

2. Dapat menunjukkan;

Kembali.

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis;

3. Obesrvasi.

3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan;

2. Dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri,

1. Tes lisan;

2. Tes tertulis.

4. Aplikasi/penerapan 1. Dapat memberikan contoh;

2. Dapat menggunakan secara

tepat.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian

tugas;

3. Observasi.

5. Analisis (pemeriksaan

dan pemeliharaan

secara teliti)

1. Dapat menguraikan;

2. Dapat mengklasifikasikan/

memilah-milah.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian

tugas.

6. Sintesis (membuat

paduan baru dan utuh.)

1. Dapat menghubungkan

materi-materi, sehingga

menjadi kesatuan baru;

2. Dapat menyimpulkan;

3. Dapat menggeneralisasikan

(membuat prinsup umum)

1. Tes tertulis;

2. Pemberian

tugas.

15

Tabel 2.2 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Rasa (afektif)

(Syah, 2007: 214-216)

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara evaluasi

Ranah Rasa (Afektif)

1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap

menerima;

2. Menunjukkan sikap

menolak.

1. Tes tertulis;

2. Tes skala sikap;

3. Observasi.

4. Sambutan 1. Kesediaan

berpartisipasi/

terlibat;

2. Kesediaan

memanfaatkan.

1. Tes tertulis;

2. Pemberian tugas;

3. Observasi.

5. Apresiasi (sikap

menghargai)

1. Menganggap penting

dan bermanfaat;

2. Menganggap indah

dan harmonis;

3. Mengagumi.

1. Tes skala penilaian

sikap;

2. Pemberian tugas;

3. Observasi.

6. Internalisasi

(pendalaman)

1. Mengakui dan

meyakini;

2. Mengingkari.

1. Tes skala sikap;

2. Pemberian tugas

ekspresif (yang

menyatakan sikap)

dan tugas proyektif

(yang menyatakan

perkiraan atau

ramalan)

7. Karakterisasi 1. Melembagakan atau

meniadakan;

2. Menjelmakan dalam

pribadi dan perilaku

sehari-hari.

1. Pemberian tugas

ekspresif dan

proyektif;

2. observasi

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara evaluasi

16

Tabel 2.3 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Karsa

(Psikomotor), (Syah, 2007: 214-216)

d. Media Pembelajaran

1) Pengertian Media Pembelajaran

Media menurut Arsyad (2008: 3) adalah alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Pengertian media juga dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (1971)

dalam Arsyad (2008: 3) bahwa media dapat berupa manusia atau sarana yang

dapat membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap,

sedangkan media menurut Sadiman et al., (2008: 7) adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa

sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media jika diterapkan pada

pembelajaran disebut media pembelajaran, Umar (2013: 130) menjelaskan media

pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan sebagai perantara

komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan

Ranah Karsa

(Psikomotor)

1. Keterampilan

bergerak dan

bertindak

1. Kecakapan

mengkoordinasikan

gerak mata, tangan,

kaki, dan anggota

tubuh lainnya.

1. Observasi;

2. Tes tindakan

2. Kecakapan

ekspresi verbal

dan non-verbal

1. Kefasihan

melafalkan/

mengucapkan;

2. Kecakapan membuat

mimik dan gerakan

jasmani.

1. Tes lisan;

2. Observasi;

3. Tes tindakan.

17

komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan

pengajaran di sekolah.

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

perantara berupa benda dalam bentuk apapun yang dapat menyalurkan pesan

(materi) yang digunakan guru sebagai perantara komunikasi antara pendidik dan

peserta didiknya dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat supaya bertambah tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam

proses pendidikan pengajaran di sekolah.

2) Pengenalan Media

Menurut Ashby dalam Umar (2013: 126-127) perkembangan media telah

mengalami dua kali dari empat revolusi dunia pendidikan, 1) saat orang tua

menyerahkan anaknya ke seorang guru, 2) saat digunakannya bahasa tulisan, 3)

saat tersedianya media cetak, dan 4) berlangsung saat meluasnya penggunaan

media komunikasi. Arsyad (2008: 29) mengelompokkan media pembelajaran

menjadi empat kelompok, yaitu 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil

teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan

4) meda hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Sadiman et al., (2008: 7)

juga berpendapat bahwa media pada awalnya digunakan oeh guru dalam

menyampaikan materi, dimana media ini sebagai perantara yang dapat

memusatkan perhatian siswanya sekaligus dapat memotivasinya. Media yang

digunakan adalah media visual berupa gambar, model, objek dan alat lain yang

dapat mentransfer materi dari guru ke siswa.

18

Pendapat para ahli tentang media dapat disimpulkan, media digunakan

oleh guru dalam membantu pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Pada awalnya media yang digunakan dalam pembelajaran adalah seorang guru

yang menjadi media sekaligus fasilitator, kemudian menggunakan media bahasa

tulisan dan berkembang lagi dengan media cetak seperti buku. Kemudian media

berkembang beriringan dengan perkembangan teknologi, dari media cetak, ke

media gambar, sampai menggunakan audio dan komputer. Dengan perkembangan

teknologi tersebut, media pembelajaran juga dikembangkan ada media cetak,

media gambar, video, audio, audio visual, animasi, dan lain sebagainya.

3) Manfaat Media Pembelajaran

Djamarah dan Zain (1997: 137-139) mengemukakan dua manfaat media

pembelajaran secara garis besar, 1) media sebagai alat bantu, dengan bantuan

media pembelajaran akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik,

2) media sebagai sumber belajar, media ikut membantu guru memperkaya

wawasan peserta didik. Arsyad (2008: 26-27) juga menyatakan ada beberapa

manfaat media pembelajaran diantaranya, 1) memperjelas penyajian pesan dan

informasi dalam pembelajaran, 2) meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak, 3) mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, 4) memberikan

kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan

mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya. Umar (2013: 137) menyatakan peran dan fungsi

media pembelajaran disamping sebagai alat bantu mengajar juga sebagai sumber

19

yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga dapat terciptanya

suasana belajar yang kondusif, efektif, efisien, dan menyenangkan.

Manfaat media pembelajaran adalah sebagai alat bantu sekaligus sumber

belajar yang mampu memperjelas pesan dan informasi yang disampaikan

pendidik, menarik perhatian peserta didik, mengatasi keterbatasan indera sehingga

tercipta suasana belajar yang kondusif, efektif, serta efisien mencapai tujuan

pembelajaran.

4) Kriteria Pemilihan Media

Arsyad (2008: 75-76) menjelaskan tentang kriteria pemilihan media yang

tepat digunakan pada proses pembelajaran yaitu, 1) media yang akan digunakan

harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, 2) tepat untuk

mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, 3)

praktis, luwes dan bertahan. Maksudnya media yang digunakan dalam

pembelajaran dituntut sepraktis mungkin, supaya dapat digunakan secara efektif,

4) guru terampil menggunakannya, 5) pengelompokkan sasaran, 6) mutu teknis.

Umar (2013: 130) juga berpendapat bahwa kriteria yang paling utama dalam

pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

atau kompetensi peserta didik. Media apa yang dibutuhkan supaya kompetensi

tercapai, dari kebutuhan tersebutlah dapat memilih media yang tepat. Sadiman et

al., (2008: 85) juga mengemukakan bahwa kriteria pemilihan media harus

dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan

yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik)

media yang bersangkutan. Dick dan Carey (1978) dalam Sadiman et al., (2008:

20

86) menyatakan bahwa ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

pemilihan media, (1) ketersediaan sumber setempat, (2) dana, tenaga, dan fasilitas

untuk memproduksi atau membuat media, (3) keluwesan, kepraktisan, dan

ketahanan media, dan (4) efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang.

Pendapat para ahli tentang pemilihan media dapat disimpulkan ada 4

kriteria pemilihan media yaitu, 1) media harus sesuai dengan kompetensi atau

tujuan pembelajaran, 2) karakteristik media yang dipilih harus sinkron dengan isi

pelajaran, 3) media harus efektif dan efisien, 4) media harus tahan lama.

2. Media Peraga

Kata peraga menurut KBBI dalam dunia pendidikan diartikan sebagai “alat

media pengajaran untuk memperagakan sajian pelajaran”. Sadiman et al., (2008:

7) menjelaskan arti media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi. Dengan demikian media peraga merupakan segala

sesuatu benda yang dapat menyalurkan pesan atau informasi materi dengan cara

memperagakan sajian materi pembelajarannya. jadi dapat dikatakan media peraga

jika media yang digunakan dalam pembelajaran teknik penyampaiannya dengan

diperagakan.

Aspek penilaian yang digunakan untuk menilai kelayakan media peraga

mengacu pada Arsyad (2008: 75-76) yang telah dikutip pada sub kriteria

pemilihan media halaman 18. Dalam kutipannya Arsyad menjelaskan ada enam

aspek yang digunakan untuk memilih media. Enam aspek tersebut dapat

21

disimpulkan untuk menilai media peraga elektronika dasar menjadi: 1) keefektifan

alat, 2) operasional, 3) ketepatan suara, 4) mutu teknis, 5) kesesuaian tujuan

pembelajaran, dan 6) ketepatan materi.

3. Media Peraga Elektronika Dasar

Media peraga elektronika dasar merupakan media pembelajaran yang

digunakan untuk merangsang pemikiran peserta didik pada ranah pengetahuan,

sikap, dan keterampilannya dalam kompetensi Dasar Elektronika. Media ini

digunakan untuk menjelaskan nama komponen dasar elektronika, cara kerja, dan

menghitung nilai komponen dalam rangkaian.

Gambar 2.1 Diagram Isi Media Peraga Elektronika Dasar

Media peraga elektronika dasar adalah media yang digunakan untuk

membantu pembelajaran elektronika dasar dengan memperagakan materi yang

disampaikan seperti cara merangkai, mengukur, dan menguji komponen

elektronika dasar. Komponen elektronika dasar yang ada dalam media peraga

22

elektronika dasar diantaranya ada resistor, kapasitor, dioda, dan transistor.

Dilengkapi dengan komponen pendukung seperti baterai, kabel, saklar, buzzer,

dan lampu led.

Resistor merupakan komponen elektronika yang dapat menghambat

tegangan dan arus yang melaluinya sesuai dengan nilai resistansi. Dalam media

peraga elektronika dasar komponen resistor yang digunakan ada dua, resistor tetap

dan resistor variabel. Pada komponen resistor tetap dapat dilakukan bagaimana

cara merangkai, mengukur dan mengujinya. Pada resistor variabel juga dapat

dilakukan bagaimana cara mengukur dan menguji resistansi minimal sampai

resistansi maksimal menggunakan multimeter analog.

Kapasitor yang fungsinya untuk menyimpan energi listrik sementara,

dalam media peraga elektronika dasar dapat diuji seberapa besar kapasitas

kapasitor dalam menyimpan energi listrik dan dapat diuji kondisi kapasitor masih

baik atau tidak. Selain itu kapasitor dalam media peraga ini dapat dirangkai secara

seri maupun paralel. Kemudian dapat diukur berapa kapasitas total kapasitor dari

rangkaian menggunakan multimeter analog.

Dioda adalah komponen elektronika yang pada umumnya dapat

menyearahkan arus listrik. Dengan fungsinya tersebut, dioda dalam media peraga

elektronika dasar dapat diuji masih baik atau tidak untuk melakukan fungsinya.

Dioda yang digunakan media peraga elektronika dasar ada dua jenis yaitu, dioda

rectifier dan dioda zener. Dioda rectifier digunakan untuk menyearahkan arus

listrik, dan dioda zener digunakan untuk mengatur tegangan yang melaluinya.

23

Pada media peraga elektronika dasar, komponen elektronika dasar dioda rectifier

dan dioda zener dapat diketahui bagaimana cara kerjanya.

Transistor yang digunakan pada media peraga elektronika dasar ini ada

dua jenis transistor yaitu, transistor NPN dan transistor PNP. Transistor NPN dan

PNP pada media peraga ini dapat dilakukan pengujian kondisi transistor baik atau

tidak. Media peraga ini juga dapat menjelaskan cara kerja transistor.

4. Elektronika Dasar

a. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan

namanya resistor bersifat resistif dengan satuan resistansi dari suatu resistor

disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega), (Ahmad, 2007: 5).

Resistor atau tahanan dilambangkan dengan huruf R. Resistor juga ada dua

macam, yaitu resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable

resistor).

1) Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Resistor tetap (Fixed Resistor) adalah hambatan yang nilai hambatannya

tetap karena ukuran hambatannya sangat kecil, maka nilai hambatannya untuk

yang memiliki daya kecil tidak ditulis pada bodinya melainkan dengan

menggunakan kode warna. Untuk mengetahui nilai tahanannya, pada bodi resistor

diberi cincin-cincin berwarna yang menyatakan nilai tahanan resistor (Muhadi dan

Cholil, 2005: 17). Resistor tetap yang memiliki daya besar lebih dari 5 watt

24

resistansinya langsung ditulis dengan angka pada resistornya. Notasi yang di

tuliskan pada resistor yaitu R.

Berikut adalah warna yang dijadikan pada resistor dengan nilai masing-

masing pada setiap cincin warnanya.

Tabel 2.4 Kode Warna Resistor (Muhadi dan Cholil, 2005:17)

berikut gambar resistor tetap dengan kode warna

Gambar 2.2 Resistor Tetap Dengan Kode Warna (Muhadi dan Cholil, 2005:18)

R = 270000 Ω 1 %

R = 270 K Ω 1 %

No

Warna Kode

Cincin ke-1 Cincin ke-2 Cincin ke-3 Cincin ke 4

Angka ke-1 Angka ke-2 Jumlah nol Toleransi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Hitam

Coklat

Merah

Oranye

Kuning

Hijau

Biru

Ungu

Abu-abu

Putih

Emas

Perak

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-

-

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-

-

-

0

00

000

0000

00000

000000

0000000

00000000

000000000

0.1

0.01

-

1 %

-

-

-

-

-

-

-

-

5%

10%

25

red, violet, gold bands represent 27 × 0.1 = 2.7

blue, green, silver bands represent 56 × 0.01 = 0.56

Resistor tetap (Fixed Resistor)di bidang elektronik dilambangkan sebagai berikut;

Gambar 2.3 Simbol Resistor Tetap (Fixed Resistor) (Ahmad, 2007:8)

2) Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Ahmad (2007: 8) Resistor tidak tetap adalah resistor yang mempunyai

nilai resistansinya dapat berubah-ubah atau tidak tetap.

Gambar 2.4 Simbol Resistor Tidak Tetap (Muhadi dan Cholil, 2005: 19)

Gambar 2.5 Model-model Potentio (Muhadi dan Cholil, 2005: 19)

3) Rangkaian Resistor

Ada dua jenis rangkaian resistor, rangkaian seri dan rangkaian paralel.

a) Rangkaian Seri

26

Resistor yang dirangkai secara seri yaitu resistor dirangkai dengan resistor

lainnya secara berturut-turut. Apabila rangkaian resistor tersebut ujung resistor

yang pertama dan ujung resistor yang terakhir disambungkan dengan sumber

tegangan, maka arus akan mengalir. Nilai resistansinya merupakan jumlah dari

seluruh resistor yang dirangkai. R1 + R2 + R3 = R total (hambatan total).

Gambar 2.6 Rangkaian Seri Resistor (Muhadi dan Cholil, 2005: 22)

RS = R1 + R2 + R3 …. Rs = Resistansi Seri

Rs = 3 K Ω = 3.000 Ω

b) Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel ini adalah rangkaian gabungan dari beberapa rangkaian

seri, bisa juga rangkaian dari paralel diserikan atau gabungan rangkaian paralel

dan seri.

Gambar 2.7 Rangkaian Paralel Resistor

R1 R2 R3

Rt = R1 + (Rp) � Rp = RS x R4 � RS = R2+R3

RS + R4

R1 R2 R3

250 Ohm

4 K Ohm

5 K Ohm 1 K Ohm

R4

27

RS = 5 K Ω + 1 K Ω = 6 K Ω

Rp = 6 K Ω x 4 K Ω � Rp = 2,4 K Ω

6 K Ω + 4 K Ω

RT = 250 Ω + 2,4 K Ω � 1 K Ω = 1.000 Ω

= 500 Ω + 2.400 Ω

= 2.900 Ω

b. Kapasitor

1) Pengertian Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang termasuk dalam komponen

pasif, berfungsi untuk menyimpan energi listirik sementara. Banyaknya muatan

listrik yang disimpan pada kapasitor yaitu persatuan detik dinyatakan dalam

satuan Qoulumb (Q). Kemampuan kondensator/kapasitor dalam menyimpan

muatan disebut kapasitansi yang satuannya adalah Farad (F), 1 Farad = 1.000.000

� F baca (mikro farad), 1 � F = 1.000 nF baca (nano Farad) dan 1 nF = 1.000 pF

baca (piko Farad), (Muhadi dan Cholil, 2005: 40).

Kapasitor terdiri dari dua keping konduktor dan satu bahan penyekat

(bahan dielektrik). Prinsip yang digunakan kapasitor dengan fungsinya sebagai

penyimpan energi listrik sementara yaitu memanfaatkan penyekat yang diletakan

diantara dua keping konduktor, gunanya untuk memperbesar kapasitansinya.

Bahan penyekat yang mempunyai zat dielektrik diantaranya yaitu, kaca, udara

vakum, gelas, keramik, mika, elektolit tertentu, dan lain-lain. Ahmad (2007: 9)

dalam bukunya mengenai prinsip kerja kapasitor, beliau menyatakan bahwa:

28

“Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-

muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda)

metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul

pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir

menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa

menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik

yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada

konduksi pada ujung-ujung kakinya.” (Ahmad, 2007: 9)

Berdasarkan pendapat Ahmad di atas mengenai prinsip kerja kapasitor,

dapat disimpulkan prinsip kerja kapasitor yaitu, apabila ujung plat pada kapasitor,

maka muatan positif akan mengumpul menjadi satu pada salah satu kakinya yang

kemudian disebut dengan elektroda dan saat itu juga muatan negatifnya juga

mengumpul menjadi satu diujung kaki yang berbeda, tidak mengumpul dengan

muatan positif. Kedua muatan positif dan negatif tidak bisa pindah dari positif ke

negatif atau sebaliknya karena pada kapasitor terdpat komponen penyekat.

Penyekat ini dengan sifatnya yang dielektrik yang non-konduktif dapat membatasi

ruang positif dan negatif. Muatan pada kapasitor dapat tersimpan selama konduksi

pada ujung-ujung kakinya tidak ada.

Gambar 2.8 Prinsip dasar Kapasitor (Ahmad, 2007:9)

Toyota (1994: 3) Kapasitas (kemampuan menyimpan muatan listrik)

diukur dalam satuan farad (F). 1 F adalah kemampuan kapasitor menyimpan 1 C

(1 coulumb) muatan listrik bila diberikan 1 V. Apabila tegangan V diberikan dan

disimpan Q coulomb muatan listrik, maka kapasitornya.

29

Keterangan :

C = Kapasitansi dalam satuan farad

Q = Muatan listrik dalam satuan Qoulumb

V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt

2) Rangkaian Kapasitor

a) Rangkaian Seri

Apabila kapasitor dirangkai secara seri, maka kapasitansi totalnya menjdi

lebih rendah, kemampuan menyimpan listriknya menjadi lebih besar, karena

bahan dielektriknya seakan-akan menjadi lebih tebal akibat gabungan kapasitor

yang disusun secara seri. Jika perbedaan potensial tiap-tiap kapasitor sama dengan

pemberian tegangan pada rangkaian maka jumlah muatan listrik pada setiap

kapasitor sama dengan pemberian tegangan pada rangkaian.

Gambar 2.9 Rangkaian Seri Kapasitor (Ahmad, 2007: 12)

Berdasarkan gambar diatas maka :

V = V1 + V2 + V3

, , �

sehingga :

30

b) Rangkaian paralel

Kapasitor dengan rangkaian paralel mempunyai jumlah muatan seluruhnya

sama dengan jumlah tegangan muatan kapasitor dan tegangan pada tiap-tiap

kapasitor sama dengan tegangan sumber.

Gambar 2.10 Rangkaian Paralel Kapasitor (Ahmad, 2007:12)

Berdasarkan gambar diatas maka :

V = V1 = V2 = V3 = E

Ct x V = C1 x V1 + C2 x V2 + C3 x V3

Ct = C1 + C2 + C3

c. Dioda

Muhadi dan Cholil (2005: 177) menjelaskan dioda adalah Komponen aktif

Linear yang memiliki dua elektroda, yaitu Anoda = A dan Katoda = K. Menurut

Toyota (1994: 8) semikonduktor dioda dibuat dari tipe-n semikonduktor yang

dihubungkan dengan tipe-p semikonduktor. Dari dua pendapat tersebut jadi dioda

merupakan komponen aktif, karena dioda akan bekerja ketika ada sumber arus

atau sumber tegangan. Dioda sering digunakan untuk menyearahkan arus listrik

atau bisa disebut penyearah, terbuat dari bahan semi konduktor tipe P berarti

Positif menjadi sisi anoda (A) dan tipe N berarti negatif menjadi sisi katoda (K)

yang disambungkan menjadi satu.

1) Dioda penyearah (Rectifier)

31

Muhadi dan Cholil (2005: 177) menjelaskan bahwa dioda penyearah

adalah dioda yang pemakaiannya untuk menyearahkan arus AC menjadi arus DC.

Pemakaian dioda penyearah ini di bidang otomotif yaitu pada sistem pengisian

baterai kendaraan. Toyota (1994: 8) juga menjelaskan dioda penyearah

memungkinkan arus tegangan rendah mengalir melaluinya apabila arahnya dari P

ke N (loward biased) tetapi mencegah arus dari N ke P (reverse biased). Dari

penjelasan para ahli tersebut dapat dipahami dioda penyearah merupakan dioda

yang dapat menyearahkan arus listrik dari arus AC ke arus DC. Cara kerjanya,

dioda penyearah akan mengalirkan arus tegangan jika arahnya dari positif ke

negatif namun tidak sebaliknya. Karena itulah arus yang keluar setelah melewati

dioda penyearah hanya bermuatan positif atau searah.

Gambar 2.11 Simbol Dioda dan Dioda penyearah (Muhadi dan achjar Cholil ,

2005: 177)

2) Dioda Zener

Dasatrio (2013: 66) menjelaskan bahwa dioda zener merupakan jenis

dioda yang memungkinkan arus listrik mengalir dalam arah maju tetapi juga

dengan arah sebaliknya apabila tegangan yang melewatinya melebihi tegangan

zener (breakdown voltage). Dengan cara kerja dioda zener seperti yang dijelaskan

Dasatrio, Muhadi dan Cholil (2005: 183) mengemukakan fungsi dioda zener yaitu

untuk menjaga kestabilan tegangan output dengan nilai yang konstan. Untuk itu

32

zener dipakai sebagai regulator Fixed Voltage. Dengan demikian dari penjelasan

di atas, dioda zener adalah, dioda yang dapat mengalirkan arus tegangan satu arah

namun juga dapat menjadi dua arah ketika arus tegangan yang mengalir melebihi

tegangan zenernya. Keunggulan inilah yang membuat zener digunakan untuk

pengatur tegangan.

Gambar 2.12 Fisik Dioda Zener 4V7 dan Simbol Dioda Zener (Muhadi dan

Cholil, 2005: 181)

d. Transistor

Transistor hampir sama dengan dioda yaitu komponen elektronika aktif

dan terbuat dari bahan semikonduktor. Menurut Ahmad (2007: 33), transistor

secara harfiah, kata transistor berarti transfer resistor, yaitu suatu komponen yang

nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur. Wahyudi (2012) menjelaskan

bahwa transistor merupakan hasil dari pencampuran jenis P-N junction dan N-P

junction. Dua jenis ini bila digabungkan, maka akan terbentuk bahan baru yang

dinamakan transistor. Transistor terbentuk dari bahan-bahan PN+NP yang

menjadi PNP, dan NP+PN yang menjadi NPN. Dari dua jenis transistor tersebut

Dasatrio (2013: 73) menjelaskan komponen elektronik transistor memiliki banyak

kegunaan, seperti dalam pengaturan tegangan, menjadi saklar, dan juga sebagai

penguat sinyal. Dengan demikian transistor adalah suatu komponen elektronik

yang nilai resistansinya dapat diatur, terbuat dari bahan jenis P-N sehingga dapat

dihasilkan dua jenis transistor yaitu, tipe PNP dan NPN. Karena keistimewaannya

a k

33

transistor dapat digunakan pada berbagai kebutuhan seperti, saklar, pengatur

tegangan, dan penguat sinyal.

Toyota (1994: 9) menjelaskan bahwa transistor NPN dan PNP, tegangan

diberikan pada arah berlawanan. Pada transistor NPN tanda panah mengarah ke

emitter sedangkan transistor PNP tanda panah menjauhi emitter. Tanda panah

tersebut menunjukkan arah arus listrik dalam transistor.

Gambar 2.13 Simbol Transistor (Muhadi dan Cholil, 2005: 136)

5. Pengukuran dan Pengujian Komponen Elektronika Dasar

Pengukuran dan pengujian komponen elektronika yang akan dilakukan

menggunakan media peraga elektronika dasar adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran Resistor

Pengukuran yang dilakukan pada resistor yaitu untuk mengetahui nilai

resistansi tiap resistor maupun dalam rangkaian resistor.

1) Cara mengukur resistor tetap menggunakan multimeter analog: 1) posisikan

selektor multimeter ke ohm (Ω) dengan skala x1k, 2) hubungkan probe

multimeter ke tiap kaki resistor, 3) baca nilai resistansinya pada display

multimeter analog. Berikut gambar pengukuran resistor menggunakan

multimeter analog:

34

2) Cara mengukur resistor variabel: Kho (2017) menjelaskan, 1) posisikan

selektor multimeter ke posisi ohm, 2) hubungkan probe multimeter ke

terminal 1 dan terminal 3 untuk mengukur resistansi maksimal 3) hubungkan

probe ke terminal 1 dan 2 atau 2 dan 3 untuk mengukur resistensi variabel

yang nilai resistansinya berubah seiring pergerakkan tuas potensiometer. 4)

baca nilai resistansinya.

Gambar 2.14 Pengukuran Resistor Variabel (Kho, 2017)

b. Pengukuran Kapasitor

Kho (2017) menjelaskan tentang pengukuran kapasitor atau menguji

kapasitor menggunakan multimeter analog dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut: 1) atur posisi skala selektor ke ohm (Ω) dengan skala x1k, 2) hubungkan

probe merah (positif) ke kaki kapasitor positif, 3) hubungkan probe hitam

(negatif) ke kaki kapasitor negatif, dan 4) periksa jarum yang ada pada display

multimeter analog, a) kapasitor yang baik jarum bergerak naik dan kemudian

kembali lagi, b) kapasitor yang rusak jarum bergerak naik tetapi tidak.

35

Gambar 2.15 Pengukuran Kapasitor (Kho, 2017)

c. Pengujian Dioda

Dioda penyearah maupun dioda zener hanya dapat dialiri arus dari satu

arah, bedanya jika dioda zener dilewati tegangan yang besarnya lebih besar dari

tegangan zenernya maka dioda zener dapat dialiri arus bolak-balik. Dengan

karakteristik dioda tersebut dioda dapat dilakukan pengujian untuk mengetahui

kondisi dioda baik atau tidak. Kho (2017) juga menjelaskan cara pengujian dioda:

1) atur posisi skala selektor ke ohm (Ω) dengan skala x1, 2) hubungkan probe

merah (positif) ke kaki anoda, 3) hubungkan probe hitam (negatif) ke kaki katoda,

4) nilai resistansi 0, dan 5) kedua probe ditukar posisinya, probe positif pada kaki

katoda dan probe negatif, 6) nilai resistansi tak terhingga (∞).

Gambar 2.16 Pengujian Dioda Rectifier (Kho, 2017)

36

d. Pengujian Transistor

Dalam pengujian transistor Kho (2017) menjelaskan cara mengukur atau

menguji transistor tipe PNP dan NPN menggunakan multimeter analog sebagai

berikut:

1) Cara mengukur transistor PNP dengan multimeter analog: a) atur posisi saklar

pada posisi ohm (Ω) x1k atau x10k, b) hubungkan probe merah pada

terminal basis (B) dan probe hitam pada terminal emitor (E), jika jarum

bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti transistor tersebut dalam

kondisi baik, c) pindahkan probe hitam pada terminal kolektor (C), jika jarum

bergerak ke kanan menunjukkan nilai tertentu, berarti transistor tersebut

dalam kondisi baik.

2) Cara mengukur transistor NPN dengan multimeter analog: a) atur posisi

saklar pada posisi ohm (Ω) x1k atau x10k, b) hubungkan probe hitam pada

terminal basis (B) dan probe merah pada terminal emitor (E), jika jarum

bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti transistor tersebut dalam

kondisi baik, c) pindahkan probe merah pada terminal kolektor (C), jika

jarum bergerak ke kanan menunjukkan nilai tertentu, berarti transistor

tersebut dalam kondisi baik.

37

Gambar 2.17 Pengujian Transistor PNP dan NPN (Kho, 2017)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono dan Masugino (2014: 55)

menyatakan panel peraga sistem penerangan juga layak digunakan sebagai media

pembelajaran. Penerapan panel peraga sistem penerangan ini dalam kegiatan

pembelajaran juga meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar siswa

yang menggunakan panel peraga sistem penerangan meningkat sebesar 81.08%.

Hasil ini lebih besar dibandingkan kelas kontrol yang tidak menggunakan panel

peraga sistem penerangan.

Rahmawan et al., (2012: 55) menjelaskan dalam penelitiannya tentang

peningkatan kompetensi pengukuran sistem pengisian dengan penerapan alat

peraga sistem pengisian berbasis kerja rangkaian, mampu meningkatkan hasil

belajar mahasiswa. Hal ini ditunjukkan adanya perbedaan hasil belajar sebelum

dan menggunakan alat peraga sistem pengisian berbasis kerja rangkaian, dengan

besar rata-rata peningkatan hasil belajar mahasiswa 8.64 atau 18.2%. Dengan

menggunakan alat peraga peserta didik lebih mudah memahami materi yang

disampaikan.

Penelitian yang dilakukan Kristanto dan Ansori (2013:40) menunjukkan

bahwa trainer kelistrikan sistem penerangan yang dikembangkan layak digunakan

dengan skor validasi oleh dosen ahli sebesar 79,580% dari skor kriterium. Selain

dari pada itu trainer kelistrikan sistem penerangan juga memenuhi kriteria kualitas

38

media pembelajaran ditunjukan dengan presentase respon mahasiswa terhadap

trainer tersebut sebesar 78,889%. Serta terdapat peningkatan aktivitas belajar

mahasiswa secara mandiri sebesar 14.9%.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tertulis tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dengan media peraga dapat

lebih merangsang peserta didik, sehingga menghasilkan kenaikan hasil belajar

yang signifikan. Mahasiswa juga lebih aktif dalam pembelajaran menggunakan

trainer atau media peraga. Hal tersebut yang mendasari untuk mengembangkan

media elektronika dasar dalam bentuk media peraga.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Media pembelajaran merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi guru

yaitu memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran dan bagi siswa dapat

lebih mudah menerima materi yang disampaikan guru. Pada mata kuliah Teknik

Tenaga Listrik Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Semarang media

pembelajaran yang sudah dimanfaatkan adalah media pembelajaran interaktif

berupa power point show dan animasi. Dengan media tersebut mahasiswa masih

mengalami kesulitan ketika mengaplikasikan materi elektronika dasar ke

komponen nyata. Di dalam proses pembelajaran elektronika dasar membutuhkan

analisa untuk dapat memahami materi. Dengan media yang sudah ada seperti

power point, animasi, dan buku pembelajaran mahasiswa masih kesulitan dalam

memahami materinya. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi, rata-rata hasil

belajar pada kompetensi elektronika dasar adalah 6,12Maka dari itu perlu adanya

39

pengembangan dari media pembelajaran yang sudah ada. Berikut alur kerangka

penelitian ini:

Gambar 2.18 Alur Kerangka Pikir

Pembelajaran elektronika dasar merupakan proses pembelajaran yang

membutuhkan pemahaman yang tinggi. Dengan demikian dibutuhkan media yang

dapat membantu meningkatkan pemahaman materi dan hasil belajar mahasiswa.

Media peraga adalah media yang dapat menyampaikan materi dengan diperagakan

langsung. Kurangnya pemahaman mahasiswa dengan media yang sudah ada,

media peraga ini mampu melengkapi kekurangan media yang sudah ada karena

dapat merangsang pikiran dan minat belajar mahasiswa sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar. Hal ini juga didasari oleh faktor yang mempengaruhi

pemahaman materi mahasiswa, diantaranya: 1) kurangnya minat belajar

� Hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan

� Mahasiswa mendapatkan materi yang bermakna Hasil

Masalah

yang

di k

� Pembelajaran menggunakan media dalam bentuk

tulisan, gambar dan animasi � Pembelajaran belum mempraktikkan cara merangkai,

mengukur, dan menguji komponen elektronika dasar � Mahasiswa belum mendapatkan materi yang bermakna

Media Peraga Elektronika Dasar

� Media peraga dapat mempermudah pemahaman materi

� Media peraga dapat meningkatkan hasil belajar

(kemampuan) mahasiswa

� Media peraga dapat membuat pembelajaran lebih

bermakna

� Media peraga dapat merangsang pikiran, perasaan,

Tujuan

Solusi

40

mahasiswa terhadap materi yang disampaikan dengan media yang didengar,

dibaca, dan diperhatikan, 2) kurangnya aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran,

sehingga mahasiswa mudah mengantuk dan kurang menangkap seutuhnya materi

yang disampaikan, 3) kurangnya perhatian siswa terhadap media yang sering

dijumpai, karena mahasiswa cenderung ingin lebih aktif bergerak dalam

pembelajaran untuk menambah daya ingatnya, 4) terbatasnya waktu membuat

mahasiswa sulit memahami materi yang harus ditangkap dengan analisa.

Media peraga elektronika dasar adalah media yang dapat memperagakan

materi elektronika dasar. Materi yang dapat diperagakan melalui media

elektronika dasar yaitu komponen elektronika dasar yang meliputi, resistor (tetap

dan variabel), kapasitor, dioda (zener dan rectifier), dan transistor (tipe NPN dan

PNP). Dengan media elektronika dasar dapat memperagakan rangkaian komponen

elektronika, cara mengukur dan menguji elektronika menggunakan alat ukur

multimeter analog, serta cara kerja komponen elektronika dasar. Media peraga

elektronika dasar akan melewati tahap uji validasi kelayakan oleh ahli materi dan

ahli media. Dengan uji ini media akan mendapatkan saran untuk dapat mencapai

kelayakan sebagai media pembelajaran. Keputusan layak dari hasil uji validasi

media pembelajaran merupakan dasar untuk menggunakan media peraga

elektronika sebagai media pembelajaran kompetensi dasar elektronika dasar.

D. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2009: 64) adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis pada penelitian yang akan

41

dilakukan dirumuskan dengan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha),

sebagai berikut:

Ho :

1. Media peraga elektronika dasar belum layak dijadikan media pembelajaran

mata kuliah Teknik Tenaga Listrik.

2. Tidak ada peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari kompetensi

dasar memahami komponen elektronika dan cara kerja komponen elektronika

menggunakan media peraga elektronika dasar.

Ha :

1. Media peraga elektronika dasar layak dijadikan media pembelajaran mata

kuliah Teknik Tenaga Listrik.

2. Ada peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari kompetensi dasar

memahami komponen elektronika dan cara kerja komponen elektronika

menggunakan media peraga elektronika dasar.

80

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pengembangan yang dikemukakan dalam bab IV, maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Berdasarkan hasil uji validitas alat, media peraga elektronika dasar sebagai

media pembelajaran pada mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Pendidikan

Teknik Otomotif dinyatakan layak. Penilaian yang meliputi aspek kesesuaian

tujuan pembelajaran, ketepatan materi, mutu teknis, operasional, keefektifan

alat (media peraga), dan aspek penilaian buku panduan didapatkan nilai

presentase 81% dalam kategori “layak”.

2. Media peraga elektronika dasar dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa

pada mata kuliah Teknik Tenaga Listrik Pendidikan Teknik Otomotif

Universitas Negeri Semarang pada kompetensi elektronika dasar. Hal tersebut

dapat terlihat dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas

eksperimen lebih tinggi yaitu sebesar 17,51 dibanding dengan nilai rata-rata

kelas kontrol sebesar 11,29 dengan prosentase peningkatan hasil belajar siswa

yang menggunakan media peraga elektronika dasar sebesar 32,96% dan

prosentase peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media

sebesar 21,25%. Sehingga ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang

signifikan pada mata kuliah Teknik Tenaga Listrik kompetensi elektronika

dasar antara pembelajaran menggunakan media peraga elektronika dasar

81

dengan pembelajaran tanpa menggunakan media elektronika dasar sebesar

11.71%.

B. Saran

1. Pembelajaran dengan menggunakan media peraga elektronika dasar harus

tetap diimbangi dengan materi yang sudah ada menggunakan media seperti

biasanya untuk mencapai pembelajaran yang maksimal, karena media peraga

elektronika dasar merupakan media pembantu untuk memahami komponen

elektronika dasar dan cara pengukuran komponen elektronika dasar.

2. Penggunaan media peraga elektronika dasar dalam proses pembelajaran di

kelas, mahasiswa harus dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Sehingga

penyampaian materi menggunakan media elektronika dasar lebih efektif.

3. Perlu dilakukan penelitian pengembangan media elektronika untuk

melengkapi media yang sudah ada dan menambah jumlah media. Sehingga

pembelajaran dapat dilaksanakan lebih efektif, karena mahasiswa

mendapatkan materi yang sama dalam waktu yang lebih pendek.

82

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. 2007. ELDAS: Ilmu Elektronika. Ebook: Jayadin.Wordpress.com.

Arikunto, S. 2013a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Arikunto, S. 2013b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke-

15. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, A. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dananjaya, U. 2013. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.

Dasatrio, Y. 2013. Dasar-dasar Teknik Elektronika. Jogjakarta: Javalitera

Djamarah, S. B. dan Zain, A. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Haryoko, S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai

Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi Elektro.

Volume 5, Nomor 1: 1-10

Kho, D. 2017. Teknik Elektronika. Online http://teknikelektronika.com/. Html

[diakses 17/01/2017]

Khotimah, A. dan Santosa, A.B. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran

Multimedia Interaktif pada Mata Pelajaran Perekayasaan Sistem Antena di

SMK NEGERI 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 5,

Nomor 1: 237-243.

Kristanto, D. R. dan Ansori, A. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran

Praktikum Kelistrikan Bodi Otomotif untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Mahasiswa D3 Teknik Mesin UNESA. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 1, Nomor 3: 40-49

Laksono, P. W., Priadytama, I., dan Azhari, M. H. 2015. Tutorial Props Using

Transparent Concept for Improving Student Competence in Understanding

Hydraulic System. Procedia Manufacturing. Vol. 2, Hal. 495-499.

83

Muhadi, B dan Cholil, A. 2005. Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Elektronika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Nasution, S. 2012. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi

Aksara

Noor, A. F. 2013. Modul Belajar dan Pembelajaran. Kalimantan: Universitas

Muhamadiyah Palangkaraya

Rahmawan, A., Widjanarko, D., dan Wahyudi. 2012. Peningkatan Kompetensi

Pengukuran Sistem Pengisian dengan Penerapan Alat Peraga Sistem

Pengisian Berbasis Kerja Rangkaian. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.

Vol. 12, No. 2, Hal. 55-58.--

Rifa’i, A. dan Anni, C. T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat

Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

Sadiman, A. S. et al. 2008. Media Pendidikan: pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soenarto, S. et al. 2012. Media Pembelajaran Teknologi dan Kejuruan.

Yogyakarta: Universitas Negeri Semarang.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sundayana, R. 2015. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Syah, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Toyota Training Center. 1994. Fundamentals of Electricity Step 2. Jakarta: PT.

Toyota-Astra Motor

Umar. 2013. Media Pendidikan: Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran.

Jurnal Tarbawiyah. Volume 10, Nomor 2: 126-141.

Uno, H. B. 2014. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

84

Wahyudi, M. T. 2012. Dasar Rangkaian Kelistrikan Otomotif. Yogyakarta: PT

Pustaka Insan Madani.

Wicaksono, T. A. dan Masugino. 2014. Penerapan Panel Peraga Sistem

Penerangan Sepeda Motor sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 14, No. 1, Hal. 51-56.