pengembangan media alat peraga impuls saraf …repository.umrah.ac.id/2642/1/dina dwi...

12
PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM SARAF KELAS XI IPA: KAJIAN ASPEK VALIDASI Artikel Ilmiah Oleh DINA DWI YUNIARTI NIM 140384205069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019

Upload: others

Post on 27-Sep-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM SARAF KELAS XI

IPA: KAJIAN ASPEK VALIDASI

Artikel Ilmiah

Oleh

DINA DWI YUNIARTI

NIM 140384205069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran
Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran
Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran
Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

1

PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI SISTEM

SARAF KELAS XI IPA: KAJIAN ASPEK VALIDASI

Dina Dwi Yuniarti1, Nurul Asikin

2, Nevrita

3

Email: [email protected]

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk media alat

peraga impuls saraf yang valid sebagai media pembelajaran pada materi sistem

saraf kelas XI IPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

dan pengembangan (R&D) dengan menggunakan model 4D. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa media alat peraga impuls saraf sangat valid digunakan

dengan rata-rata persentase sebesar 87.63% yang dibuktikan berdasarkan

penilaian dari beberapa validator yang ahli dibidangnya. Validator media alat

peraga impuls saraf terdiri dari empat orang yaitu dua ahli materi dan dua orang

ahli media. Berdasarkan penilaian dari kedua ahli materi yang terdiri dari tiga

aspek memperoleh rata-rata persentase sebesar 88.63% dengan kriteria sangat

valid. Penilaian untuk ahli media yang terdiri dari lima aspek memperoleh rata-

rata persentase sebesar 85.29% dengan kriteria sangat valid. Sementara penilaian

ahli teknisi yang terdiri dari dua aspek penilaian memperoleh rata-rata persentase

sebesar 95.83% dengan kriteria sangat valid. Berdasarkan penilaian yang telah

diperoleh dapat dikatakan bahwa media alat peraga impuls saraf yang telah

dikembangkan sudah valid atau layak digunakan dalam proses belajar mengajar

karena sudah sesuai dengan kriteria alat peraga yang baik menurut Kemendikbud

tahun 2011.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Alat Peraga Impuls Saraf, Materi Sistem

Saraf, Aspek Validasi.

PENDAHULUAN

Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap

orang mengalami belajar dalam hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang

telah melakukan aktivitas belajar ialah adanya perubahan tingkah laku dalam

dirinya baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap seseorang. Seperti

yang dikatakan oleh Arsyad (2014: 7) bahwa “dengan adanya pengalaman belajar

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

2

seseorang akan mengalami perubahan sikap atau tingkah laku”. Hamiyah dan

Juahar (2014: 4) menyatakan bahwa “perubahan sikap atau tingkah laku seseorang

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, diantaranya pengetahuan, sikap,

keterampilan, serta perubahan aspek lainnya dalam kegiatan proses belajar”.

Proses belajar dapat terjadi kapanpun dan di manapun. Namun, belajar dilakukan

secara terencana sehingga belajar memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai

setelah proses belajar terjadi. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh informasi

melalui pesan yang diberikan pengajar dengan harapan terjadi perubahan positif

pada diri seseorang sebagai hasil belajar. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta

didik dibimbing oleh guru, baik di lingkungan sekolah maupun pada saat proses

belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu

proses penyampaian informasi dari sumber pesan melalui saluran atau media

tertentu ke penerima. Proses belajar mengajar sangat dibutuhkan media sebagai

penunjang agar tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut Ali (2010: 89) media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses

belajar mengajar”. Sedangkan menurut Musfiqon (2012: 28) media pembelajaran

dapat didefinisikan “sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja

digunakan sebagai perantara antara guru dan peserta didik dalam memahami

materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien”. Berdasarkan kedua pendapat

tersebut, diketahui bahwa media pembelajaran sangat penting dan tak pernah lepas

dari proses belajar mengajar. Ruang lingkup media pembelajaran meliputi segala

alat, bahan ajar, peraga, serta sarana dan prasarana sekolah yang digunakan dalam

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

3

proses pembelajaran. Umumnya guru menggunakan media pembelajaran berupa

media cetak, media gambar, torso, dan ada beberapa guru menggunakan media

audio visual jika media tersebut tersedia di sekolah. Dapat dikatakan bahwa tidak

semua sekolah menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan topik

pembelajaran, untuk itu akan lebih baik jika guru lebih kreatif dalam memilih

media pembelajaran. Ditambah lagi adanya beberapa materi yang abstrak atau

sulit dimengerti dalam pembelajaran sehingga membutuhkan media pembelajaran

yang sesuai.

Berdasarkan hasil observasi tiga sekolah (SMAN 1 Toapaya, SMAN 1

Bintan Timur, dan SMAN 3 Tembeling), diketahui bahwa pada materi sistem

saraf masih dianggap cukup sulit. Hal ini disebabkan mungkin karena materinya

yang cukup banyak dan masih bersifat abstrak jika siswa hanya membayangkan

tanpa media pembelajaran yang khusus. Sementara media pembelajaran yang

mendukung terbatas sehingga, pembelajaranyang kurang menarik. Pemaparan tiga

sekolah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan di sekolah

SMA Negeri 1 Toapaya dikarenakan sekolah SMA Negeri 1 Toapaya lebih

membutuhkan solusi karena jika dibandingkan dengan dua sekolah lainnya, media

pembelajaran di sekolah SMA Negeri 1 Toapaya lebih terbatas, contohnya seperti

infokus. Berhubung infokus yang disediakan terbatas, guru sulit dalam

menyampaikan materi sitem saraf yang masih dianggap abstrak tadi.

Berdasarkan permasalahan dari beberapa sekolah yang telah dipaparkan,

maka perlu adanya solusi untuk membantu materi sitem saraf yang masih

dianggap sulit tadi untuk dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Salah satu

solusinya ialah dengan membuat media pembelajaran yang sesuai dengan

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

4

kebutuhan siswa, media pembelajaran yang mampu menggambarkan materi

sistem saraf baik mengenai bagian- bagian sel saraf maupun jalannya rangsangan.

Sehingga peserta didik tidak hanya membayangkan saja tetapi melihat secara

langsung. Salah satu bentuk media yang dapat mewakili permasalahan tersebut

adalah media alat peraga impuls saraf untuk mengkonkretkan materi yang masih

bersifat abstrak. Seperti yang diungkapkan oleh Arsyad (2014: 9) bahwa “segala

sesuatu yang masih bersifat abstrak dapat dikonkretkan dengan alat peraga”.

Alat peraga ialah media alat bantu yang dapat memperagakan suatu konsep

materi. Alat peraga ini dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar dan

membantu peserta didik dalam proses belajarnya. Alat peraga yang akan

dikembangkan akan dilengkapi lampu LED tanpa menggunakan listrik karena

disambungkan dengan powerbank. Dengan menggunakan alat peraga dalam

pembelajaran, peserta didik akan mampu berpikir dan mempunyai pengalaman

langsung, dengan melihat media tersebut secara nyata. Peserta didik dapat

menerima materi dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat serta

memegang langsung media tersebut. Penelitian pengembangan alat peraga sebagai

media pembelajaran diperkuat oleh hasil penelitian Hartati (2010: 131) yang

mengatakan bahwa dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran dapat

memudahkan peserta didik dalam memahami materi, karena peserta didik merasa

lebih senang dan tertarik untuk belajar. Berdasarkan permasalahan yang telah

dipaparkan, maka peneliti mengembangkan alat peraga impuls saraf sebagai

media pembelajaran pada materi sistem saraf untuk siswa kelas XI IPA.

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

5

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitan dan pengembangan (R & D). Model

pengembangan yang digunakan adalah 4D yang terdiri dari empat tahapan yaitu

Define atau pendefinisian, Design atau perancangan, Development atau

pengembangan, dan Dissemination atau penyebaran. Akan tetapi pada penelitian

ini penulis hanya melakukan pada tahap development atau pengembangan, pada

tahap dissemination atau penyebaran tidak dilakukan dikarenakan membutuhkan

biaya yang mahal dalam menyebarkan produk tersebut serta membutuhkan waktu

yang lama dalam penelitian. Tahap pendefinisian (Define) dilakukan untuk

mengetahui kebutuhan siswa dalam belajar dengan menganalisis karakter peserta

didik, kurikulum yang digunakan serta konsep materi. Tahap selnajutnya yaitu

perancangan (Design) yang bertujuan untuk merancang media pembelajaran yang

susuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran. Pada tahap peranangan dimulai

dari menyusun konsep materi yang tergambar di dalam alat peraga impuls saraf,

kemudian menyusun ranangan awal alat peraga serta menari alat dan bahan yang

akan digunakan. Tahap yang terakhir yaitu pengembangan (Development) yang

dilakukan untuk menguji alat peraga impuls saraf yang telah siap diproduksi

sudah masuk ke dalam media pembelajaran yang baik.

HASIL

Penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan menghasilkan produk

berupa alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran yang valid.

Pengembangan media alat peraga impuls saraf divalidasi oleh 2 orang ahli materi

dari dosen dan guru. Berdasarkan hasil dari 4 orang validator diperoleh rata-rata

persentase sebesar 87.63% yang dinyatakan sangat valid yang dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

6

Tabel 1. Rekapitulasi hasil validasi

No Komponen Penilaian Presentase Kriteria

Ahli Materi

1. Substansi Materi 87,5 % Sangat Valid

2. Kesesuaian Materi 90,62% Sangat Valid

3. Inovasi Penyajian Materi 87,5% Sangat Valid

4. Umpan Balik 87,5% Sangat Valid

Ahli Media

1. Keterkaitan 75% Valid

2. Nilai Pendidikan 90% Sangat Valid

3. Ketahanan Alat 91,67% Sangat Valid

4. Efisiensi 87,5% Sangat Valid

5. Estetika 75% Valid

Ahli Teknisi

1. Intensitas Cahaya 91,66% Sangat Valid

2. Ketepatan 100% Sangat Valid

Rata–Rata Keseluruhan 87,63% Sangat Valid

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penilaian diketahui bahwa untuk penilaian ahli materi

yang ditinjau dari 3 aspek yaitu subtansi materi, kesesuaian materi, dan inovasi

penyajian materi. Aspek subtansi materi sudah dianggap sangat valid karena

materi pada alat peraga impuls saraf menggunakan tata bahasa yang mudah

dimengerti dan menggunakan bahasa yang tidak berbelit-belit. Seperti yang

dikatakan oleh Rahardi (2009:4) bahwa yang dimaksud dengan ketepatan

menggunakan tata bahasa yaitu dengan mempertimbangkan kata yang baik

digunakan dan kata yang tidak harus digunakan. Pada aspek kesesuian materi juga

sudah dianggap sangat valid karena konsep materi sudah sesuai dengan indikator

dan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Seperti yang

diungkapkan oleh Rusman (2012: 169) bahwa komponen tujuan yang ingin

dicapai dalam kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan apa yang dicapai. Pada

aspek inovasi penyajian sudah dianggap sangat valid dikarenakan kedalaman

materi yang disajikan pada alat peraga impuls saraf sudah sesuai dengan tingkat

pendidikan SMA, dimana menurut Jean Piaget dalam Nasution (2013: 31) pada

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

7

usia tersebut anak mulai sanggup untuk berpikir secara abstrak dan dapat

memecahkan masalah.

Validasi dari ahli media terdiri dari 5 aspek yaitu aspek keterkaitan, aspek

nilai pendidikan, aspek ketahanan alat, aspek etetika dan aspek efisiensi.

Diketahui bahwa pada aspek keterkaitan sudah dianggap sangat valid karena

adanya konsepp materi yang termuat pada alat peraga sudah sesuai. Selain itu,

tujuan pembelajaran yang ditetapkan juga sudah sesuai. Seperti yang dikatakan

oleh Sardiman (2010: 25) bahwa tujuan pembelajaran digunakan untuk membuat

situasi belajar yang lebih terarah pada aspek nilai pendidikan juga sudah dianggap

sangat valid karena alat peraga sesuai dengan perkembangan intelektual peserta

didik dan adanya alat peraga mempermudah peserta didik dalam memahami

konsep serta menarik perhatian siswa untuk belajar. Seperti yang diungkapkan

oleh Putranto (2012: 38) bahwa media pembelajaran yang menarik akan

meningkatkan daya tarik belajar siswa.

Pada aspek ketahanan alat juga sudah dianggap sangat valid karena alat

peraga impuls saraf terbuat dari bahan yang tidak mudah hancur, tidak

membahayakan, dan tidak memerlukan perlakuan khusus. Pada aspek efisiensi

sudah dianggap sangat valid karena alat peraga impuls saraf mudah digunakan

dan konsep materi mudah dipahami. Seperti yang dikatakan oleh Darmawan

(2014:45) bahwa media pembelajaran yang mudah dipahami olh siswa apabila

media tersebut berisi informasi yang penting dan memiliki nilai dan manfaat

tertentu. Sementara aspek terakhir yaitu aspek estetika dianggap valid karena

pemilihan warna yang digunakan seimbang dan menarik perhatian. Seperti yang

diungkapkan oleh Daryanto (2013: 69) bahwa selain subtansi materinya yang

benar materi yang disajikan juga harus disajikan seara menarik. Validasi oleh ahli

teknisi yang ditinjau dari 2 aspek penilaian yaitu intensitas ahaya dan ketepatan

sudah dianggap sangat valid. Hal ini dikarenakan pemasangan lampu dan susunan

aliran sudah sesuai dengan papan pcb.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan yaitu media alat peraga impuls saraf yang telah

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA ALAT PERAGA IMPULS SARAF …repository.umrah.ac.id/2642/1/DINA DWI Y-140384205069-FKIP-2019... · 1 pengembangan media alat peraga impuls saraf sebagai media pembelajaran

8

dikembangkan sudah dinyatakan valid atau layak sebagai media pembelajaran

pada materi sistem saraf kelas XI IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2010. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Darmawan, Deni. 2014. Inovasi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Hamiyah, N dan Muhammad, J. 2014. Strategi Belajar Mengajar Di Kelas.

Jakarta: prestasi pustaka

Hartati, B. 2010. “Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA.” Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia. Vol.6 No.1

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media Dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:

Prestasi Pustakaraya.

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Putranto, Adhi. 2012. Pengembangan Game Edukasi Sebagai Media

Pembelajaran Biologi Di SMP Negeri 15 Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahardi, Kunjana. 2009. Dasar-Dasar Penyuntingan Bahasa Media. Depok:

Grameta Publishing.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelaran Berorientasi Standar Proses Pendidkan.

Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta