pengembangan media jam pintar dalam pembelajaran ips …
TRANSCRIPT
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
628
PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS
MATERI KOPERASI KELAS IV SEKOLAH DASAR
Zanuar Sidqi Asnarta 1) ,Dr. Iin Purnamasari, M. Pd2)
1)Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang 2)Dosen Pembimbing 1, Universitas PGRI Semarang
email: [email protected]
ABSTRAK
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikelas IV di SDN Batursari 6, SDN Karangsono 1,
dan SDN Karangsono 3 yang berada di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak belum
mencapai hasil yang diharapkan. Dibuktikan dengan hasil observasi guru masih
menggunakan media pembelajaran yang konvensional. Akibatnya siswa merasa jenuh dan
kurang berminat untuk memperhatikan penjelasan materi dari guru. Hal ini berpengaruh pada
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti
merancang bagaimana pengembangan media Jam Pintar pada materi koperasi untuk siswa
kelas IV sekolah dasar? Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development) dengan produk yang dikembangkan yaitu media
Jam Pintar dan dapat diterapkan pada materi koperasi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Media tersebut diujicobakan di 3 Sekolah Dasar yaitu SDN Karangsono 1, SDN Karangsono
3, SDN Batursari 6 Mranggen Demak. Data dalam penelitian ini melalui observasi,
wawancara, kuisioner (angket). Hasil analisis kelayakan produk media dari ketiga ahli media
rata-rata persentasenya yaitu (89%). Hasil analisis dari respon guru dan siswa, yaitu hasil
respon guru kelas IV dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentasenya sebanyak (87%).
Hasil respon siswa kelas IV dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentasenya yaitu (95%).
Kesimpulannya bahwa media Jam Pintar layak digunakan dalam pembelajaran IPS materi
koperasi pada siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat
disampaikan adalah supaya media pembelajaran Jam Pintar dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif media pembelajaran dalam pembelajaran.
ABSTRACT
Social Science learning in class IV in SDN Batursari 6, SDN Karangsono 1, and SDN
Karangsono 3 located in Mranggen District Demak Regency has not achieved the expected
results. Evidenced by the results of teacher observation still using conventional learning
media. As a result students feel bored and less interested to pay attention to material
explanations from teachers. This affects the students' learning outcomes are less satisfactory.
To overcome these problems, the researchers designed how the development of Clock Clock
media on cooperative materials for fourth grade students of elementary school? Type of
research used is research and development (Research and Development) with developed
product that is Clock Smart media and can be applied to cooperative material for fourth grade
students of Elementary School. The media were tested in 3 primary schools namely SDN
Karangsono 1, SDN Karangsono 3, SDN Batursari 6 Mranggen Demak. Data in this study
through observation, interview, questionnaire (questionnaire). The result of feasibility
analysis of media product from three media experts average percentage that is (89%). The
result of analysis from teacher and student response, that is result of response of fourth grade
teacher from third of elementary school result obtained average as much as (87%). The result
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
629
of the response of fourth grade students from the third elementary school obtained the
average result that is (95%). The conclusion that the Clock media is feasible to be used in the
IPS learning of cooperative material in elementary school students. Based on the results of
this study suggestions that can be delivered is that the learning media Clock Smart can be
used as an alternative media learning in learning.
PENDAHULUAN
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di
sekolah dasar dan menengah atau dengan istilah “social studies” Ilmu pengetahuan sosial
merupakan suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi,
seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan-
ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi (Kasim, 2008: 4).
Naluri manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan
keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya, hal inilah yang
kemudian melahirkan ilmu pengetahuan sosial yang memuat bagaimana individu berinteraksi
dengan individu lain. Dalam hal ini pendidikan IPS berperan untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan, dan lingkungan. Disamping itu juga terdapat tujuan utama dari IPS yaitu
untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala penyimpangan yang
terjadi di masyarakat.
Pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan siswa yang membangun pemahaman
terhadap konsep konsep ilmu dan pengalaman. konsep ilmu dan pengalaman ini diperoleh siswa
dari sebuah komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Melalui
pembelajaran diperoleh hasil belajar disetiap siswa yang merupakan ukuran dari hasil
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Pada hakikatnya belajar adalah suatu
kegiatan interaksi antara individu dan lingkungan harus terlibat dalam proses pembelajaran
sehingga terjadi interaksi yang melibatkan beberapa komponen yang salah satunya adalah
interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2001: 194).
Lingkungan merupakan suatu bahan belajar yang memiliki banyak manfaat. Pemanfaatan
dan pengelolaan lingkungan yang efisien dapat menghasilkan suatu produk pembelajaran yang
memiliki edukasi yang tinggi. Namun, fenomena kurangnya pemanfaatan dan pengelolaan
fasilitas sekolah, para guru kebanyakan hanya melakukan proses pembelajaran di kelas dengan
pemberian materi-materi yang bersifat abstrak tanpa melakukan suatu interaksi dalam
pembelajaran. Jika diamati banyak sekali lingkungan sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan
misalnya pepohonan,tiang bendera, bahan-bahan bekas dan sebagainya. Obyek-obyek tersebut
dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk memecahkan suatu
permasalahan dalam pembelajaran dan untuk tercapainya kemampuan berkomunikasi sehingga
dengan demikian kompetensi yang akan dicapai peserta didik dapat tercapai.
Faktor lain juga berpengaruh dalam pembelajaran adalah media pembelajaran yang digunakan
oleh guru dalam proses pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan suatu alat yang
dapat membantu dan mempermudah pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dengan
media pembelajaran dapat terjadi interaksi antara guru dan siswa secara aktif. Semangat
belajar siswa akan muncul ketika suasana menyenangkan dan belajar akan efektif apabila
seseorang dalam keadaan gembira dalam belajar. Keterampilan guru dalam merancang media
pembelajaran merupakan kunci dari keberhasilan proses belajar yang menyenangkan.
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
630
Penggunaan media pembelajaran sangat penting terutama dalam mengajar siswa sekolah
dasar. Berdasarkan fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran, yaitu guru dapat
menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah di pahami
dan dapat menghilangkan verbalisme (Sanjaya, 2012: 71). dengan dibantu benda-benda yang
bersifat konkret atau nyata, artinya dalam kegiatan pembelajaran siswa memerlukan benda nyata
yang dapat memudahkan ia berfikir.. Dari SD N Karangsono 1 menunjukan guru sangat
membutuhkan media yang praktis, sesuai karakteristik, kebutuhan media, dan sesuai kurikulum
yang berlaku, SD N Karangsono 3 menunjukan guru kelas IV sangat membutuhkan media yang
praktis, sesuai karakteristi
Berdasarkan temuan tersebut, maka diperlukan adanya media pembelajaran sebagai media
pembelajaran yang praktis dan efektif dengan benda asli media tiga dimensi dengan
menciptakan media jam pintar. Media jam pintar merupakan media yang menarik digunakan
dalam proses pembelajaran. Media jam pintar dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran
yang dapat disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari.
Sesuai dengan perkembangan zaman jam pintar dapat digunakan sebagai media edukasi dan
efektif dalam pembelajaran dengan kemasan yang berbeda dan menarik minat belajar siswa.
Tujuan pembuatan media jam pintar ini juga sama dengan makna jam yang sebenarnya yaitu
menyampaikan informasi kepada komunikan. Media pembelajaran yang baik merupakan media
yang mampu mentransfer informasi yang akan disampaikan dengan baik. Untuk lebih menarik
minat siswa dalam pembelajaran media jam pintar dapat dimodifikasi sedemikian rupa dengan
kreasi yang menarik sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Berdasarkan materi yang akan di teliti oleh peneliti, yaitu dengan materi koperasi, peneliti
mengemas media jam pintar sebagai media pembelajaran baru yaitu media jam pintar koperasi.
Media jam pintar koperasi mencakup segala aspek dalam pembelajaran, tidak fokus dalam
pembelajaran IPS saja, namun dalam media ini terdapat suatu kegiatan mengamati yang dapat
menumbuhakan minat peserta didik agar antusias dalam menjalani proses pembelajaran.
Berdasarkan paparan di atas merupakan faktor utama yang melatar belakangi peneliti
untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Jam Pintar Dalam
Pembelajaran IPS Materi Koperasi Kelas IV Sekolah Dasar”.
KAJIAN PUSTAKA
Pengembangan
Menurut Setyosari (2010: 215) “pengembangan menurut Borg dan Gall (1983) adalah
suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan,
pengembangan dapat berupa proses, produk, dan rancangan”. Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran biasanya peneliti pengembangan memfokuskan kajiannya padabidan desain atau
rancangan. Desain atau rancangan yang dibuat biasanya berupa model desain dan desain
bahan ajar. Contohnya, pada bidang produk misalnya media dan model pembelajaran.Menurut
Sugiyono (2015: 407) “metode penelitian dan pengembangan atau bahasa Inggrisnya Research
and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut. Tujuan dalam penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan-
perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Pengembangan dalam pembelajaran
diperlukan agar proses dalam pembelajaran terdapat suatu variasi baru. Dengan demikian,
menghasilkan suatu produk yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
a. Pengertian media
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Menurut Arsyad
(2013: 3) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
631
dari pengirim kepada penerima pesan. (Gerlach & Ely dalam Arsyad 2013: 3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau
sikap.
a. Pengertian media jam pintar
Jam pintar merupakan media tiga dimensi yang dirancang mirip model aslinya yang
menggambarkan cara kerja jam. Inti dari kegiatan pembelajaran menggunakan media jam pintar
adalah anak menunjuk waktu menggunakan media jam pintar menyebutkan warna primer dan
sekunder, menyebutkan bentuk-bentuk geometri, mengelompokan kepingan geometri sesuai
bentuk dan mengurutkan bilangan dengan tepat.
c. Manfaat media dari jam pintar
Menurut Susanto (2014: 323) manfaat media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan
dan informasi,sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar, media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
Dengan demikian Jam pintar sangat bermanfaat bagi guru dan siswa apabila jam pintar dipilih,
dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan baik akan mampu mengembangkan aspek
kognitif. Anak diharapkan pula mampu mengembangkan semua aspek, dan diharapkan
perkembangan anak dapat mengatasi keterbatasan indra secara seimbang melalui pembelajaran
agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan. .
3. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial
diatas menurut Susanto (2014: 6). Menurut Susanto (2014: 7) Pada jenjang sekolah dasar IPS
berfungsi mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subjek didik
menjadi warga negara yang baik.
Dengan demikian hakekat IPS merupakan suatu wadah dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum dan budaya yang berkenaan
dengan kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial.
4. Materi Koperasi di Sekolah Dasar
a. Pengertian koperasi dan arti lambang koperasi
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekomoni rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan” tentang Perkoperasian disebutkan
bahwa Koperasi adalah badan usaha, artinya lembaga yang mengelola usaha.
Lambang gerakan koperasi Indonesia memiliki arti sebagai berikut:
1. Roda Bergigi menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya
orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa
persyaratannya.
2. Rantai (di sebelah kiri): melambangkan ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan
yang kokoh. Bahwa Anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua
Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama
Anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah
Tangga (ART) Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan
Kapas akan mudah diperoleh.
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
632
3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan): menggambarkan kemakmuran anggota koperasi secara
khusus dan rakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar
sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut
makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan.
4. Timbangan berarti keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi
simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara ”Rantai” dan ”Padi-
Kapas”, antara ”Kewajiban” dan ”Hak”. Dan yang menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam
Perisai.
5. Bintang dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan ideal koperasi.
Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan
kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti ”tubuh”, dan Bintang bisa
diartikan ”Hati”.
6. Pohon beringin sebagai simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang
dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab
”Hayyu”/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang harus
dijunjung tinggi.
7. Koperasi Indonesia menandakan bahwa Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat
Indonesia, bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri
juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
8. Warna merah dan putih yang menjadi bacground logo menggambarkan sifat nasional
Indonesia.
b. Tujuan dan manfaat koperasi
Berikut ini adalah tujuan pembentukan koperasi di Indonesia (1) Memajukan kesejahteraan
anggota, (2) Memajukan kesejahteraan masyarakat, (3) Membangun tatanan ekonomi nasional.
Manfaat koperasi bagi anggota tidak hanya memenuhi kebutuhan anggota. Jika kita
menjadi anggota sebuah koperasi maka kita akan memperoleh manfaat lain yakni (a) Pada akhir
tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU), (b) Setiap
anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong, (c) Setiap annggota dapat berlatih
bertanggung jawab.
c. Modal koperasi
Menurut undang- undang perkoperasian modal koperasi terdiri dari modal sendiri
dan modal pinjaman, berikut penjelasannya:
1. Modal sendiri
Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan pokok
b. Simpanan wajib
c. Simpanan sukarela
2. Modal pinjaman
Modal pinjaman dapat berasal dari: (1) Anggota, (2) Koperasi lain, (3) Bank, (4) Sumber
lain yang sah, (5) Kelengkapan dan kegiatan koperasi. Koperasi memiliki tiga kelengkapan
yaitu rapat anggota, pengurus, pengawas.
d. Macam-macam koperasi
1. Berdasarkan jenis usahanya Berdasarkan jenis usahanya koperasi dapat kita bedakan
sebagai berikut:
a. Koperasi produksi
b. Koperasi konsumsi
c. Koperasi simpan pinjam
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
633
d. Koperasi serba usaha
Berdasarkan keanggotaannya
Berdasarkan keanggotaanya koperasi dapat dibedakan antara lain:
a. Koperasi pegawai negeri
b. Koperasi pasar
c. Koperasi unit desa.
2. Berdasarkan tingkatannya
Berdasarkan tingkatannya koperasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Koperasi primer
b. Koperasi sekunder
e. Kelebihan dan kelemahan koperasi di Indonesia
1. Kelebihan
Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi di Indonesia adalah:
a. Bersifat terbuka dan sukarela
b. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib tidak memberatkan anggota
c. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya modal
d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan semata-mata mencari
keuntungan.
2. Kelemahan
Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi di Indonesia adalah:
a. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas
b. Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi
c. Pengurus kadang-kadang tidak jujur
d. Kurangnya kerjasama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.
METODE
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian dan pengembangan (Research and Development). yaitu rangkaian proses
atau langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang sudah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan
adalah sangatlah sesuai untuk dipilih. Peneliti memilih mengembangkan sebuah produk
berupa suatu media penunjang materi pembelajaran. Media penunjang materi pembelajaran
yang dipilih peneliti yaitu media jam pintar.
Metode penelitian pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah metode yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Pada penelitian pengembangan ini,
menghasilkan produk jam pintar materi koperasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Prosedur Penelitian/Pengembangan
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan informasi dengan cara melakukan
wawancara dengan guru kelas IV mengenai mengenai kebutuhan belajar melalui media
pembelajaran dan dan kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara
tersebut, peneliti memberikan solusi untuk membuat sesuatu hal yang baru yang dapat
meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran dan belajar IPS.
Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah media jam pintar, yang kemudian di
uji validasikan kepada ahli materi dan ahli media. Uji validasi bertujuan untuk menentukan
layak tidaknya dan praktis tidaknya suatu media pembelajaran.
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
634
Penelitian ini model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model ADDIE yang
merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Menurut Soegeng (2016: 224)
model ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu, Analysis (menganalisis), Design (merancang,
mendesain), Development (pengembangan), Implementation (mengimplementasi, menerapkan),
dan Evaluation (evaluasi)
Bagan 1.2 Model Pengembangan ADDIE
1. Studi pendahuluan
Studi Pendahuluan merupakan langkah awal dalam model ADDIE yaitu analisis. Peneliti
menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kemudian untuk
menentukan pemecahan masalah bagi seorang guru yang masih ada kendala dalam proses
pembelajaran. Studi Pendahuluan yang dilakukan peneliti yaitu wawancara dengan guru kelas
IV secara langsung di SD N Karangsono 01, di SD N Karangsono 3, dan di SD N Batursari 6.
Hal ini dilakukan peneliti guna untuk menemukan kendala yang masih dihadapi dalam proses
pembelajaran yang belum dapat tersampaikan dengan maksimal. Dengan demikian peneliti
melakukan penelitian tentang media pembelajaran.
Dari ketiga SD diatas mempunyai karakteristik yang sama yang meliputi proses penyampaian
materi pembelajaran masih menggunakan metode yang konvensional, siswa kurang
bersemangat mengikuti proses penyampaian materi, siswa sendiri cenderung suka bermain
sendiri dan suasananya kurang menyenangkan.
Setelah mengidentifikasi masalah melalui hasil wawancara secara langsung. Peneliti
mendesain sebuah produk berupa media pembelajaran yang sesuai dengan masalah yang
dihadapi. Setelah mendesain produk, peneliti membuat Instrumen penelitian, angket untuk
lembar validasi ahli media dan ahli materi, dan angket tanggapan (respon) guru dan siswa.
Instrumen yang sudah diselesaikan dengan baik, peneliti meminta izin kepada pihak sekolah
untuk melakukan penelitian di kelas IV dengan waktu yang sudah ditentukan.
2. Pengembangan media
Peneliti dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model ADDIE.
Menurut Soegeng (2016: 224) model ADDIE akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
a. Analisis
Menganalisis
(Analysis)
Pengembangan
(Development)
Mendesain
(Design)
Menerapkan
(Implementation) Evaluasi
(Evaluation)
MODEL ADDIE
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
635
Pada tahap analisis ini terdapat analisis kebutuhan yang bertujuan untuk menentukan
masalah dan solusi yang tepat serta menentukan kompetensi siswa. Adapun langkah awal
yang dilakukan peneliti dalam proses pengembangan adalah mengidentifikasi kebutuhan
siswa. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV sekolah dasar, ditemukan permasalahan
diantaranya kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Siswa kurang dapat memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Selain itu, siswa juga
menjadi lebih pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya ketika mereka diminta
menjawab pertanyaan. Masalah tersebut diakibatkan karena tidak adanya atau lemahnya
media pembelajaran yang digunakan, dimana media pembelajaran dapat berfungsi untuk
menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa pun tidak merasa bosan
dan jenuh ketika mengikuti pembelajaran. Berdasarkan observasi tersebut, dapat
digunakan peneliti sebagai landasan untuk mengembangkan suatu media jam pintar yang
berisi soal-soal mengenai materi koperasi dimana diharapkan akan dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
b. Perencanaan
Pada tahap perencanaan mencakup pengembangan tujuan, butir tes, dan strategi
pembelajaran. Pada tahap ini merupakan langkah untuk membuat rancangan suatu produk,
sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada
tahapan ini peneliti mendesain produk yang akan dibuat yaitu media pembelajaran berupa
media jam pintar. Media jam pintar didesain untuk menumbuhkan minat dan antusias serta
meningkatkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
c. Pengembangan
Pada tahap ini peneliti membuat langkah-langkah dalam menyusun dan mengembangkan
media jam pintar sebagai berikut: (1) Menentukan tujuan pengembangan yaitu tujuan
pengembangan media pembelajaran jam pintar adalah untuk menumbuhkan minat dan
antusias serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pada saat menjawab
pertanyaan. Media jam pintar berisi pertanyaan tentang materi koperasi kelas IV sekolah
dasar. (2) Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarPada pembuatan
media jam pintar mengacu pada mata pelajaran IPS kelas IV pada semester II di sekolah dasar.
Standar Kompetensi (SK) yang diambil yaitu “Mengenal sumber daya alam, kegiatan
ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi”. Sedangkan
Kompetensi Dasar (KD) yang di ambil yaitu “Mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”..
d. Implementasi
Pada tahap ini merupakan langkah nyata untuk menerapkan atau menguji coba media
pembelajaran. sebelum diterapkan atau di uji cobakan media jam pintar sudah divalidasi
terlebih dahulu. Uji validasi meliputi ahli materi dan ahli media dan baru selanjutnya
diterapkan pada kelas ujicoba. Pada tahapan implementasi ini bertujuan untuk mendapatkan
hasil desain media pembelajaran yang layak dan praktis. Pihak yang berperan penting pada
tahap ini adalah ahli materi pembelajaran dan ahli media pembelajaran, karena yang
menentukan apakah desain media pembelajaran sudah layak atau belum. Jika media dirasa
belum layak maka akan dilakukan revisi. Setelah media pembelajaran jam pintarsudah direvisi
atau diperbaiki, maka media tersebut sudah siap diuji cobakan.
e. Evaluasi.
Pada tahap evaluasi mencakup respon guru dan siswa. Akan tetapi pada pengembangan
ini yang perlu dinilai yaitu mengenai media jam pintar yang bertujuan untuk
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
636
menyempurnakan dan perbaikan media yang didapat dari hasil angket yang diberikan kepada
guru maupun siswa mengenai layak tidaknya dan praktis tidaknya media jam pintar.
Pengujian model
a. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat
a. Kelas IV SDN Karangsono 01 Mranggen Demak.
b. Kelas IV SDN Karangsono 03 Mranggen Demak.
c. Kelas IV SDN Batursari 06 Mranggen Demak.
2. Waktu penelitian
a. SD Negeri Karangsono 01 Mranggen Demak, tanggal 2 Oktober 2017.
b. SD Negeri Karangsono 03 Mranggen Demak, tanggal 2 Oktober 2017.
c. SD Negeri Batursari 06 Mranggen Demak, tanggal 3 Oktober 2017.
b. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD yang berada di lingkup kecamatan
Mranggen. Adapun 3 SD yang dimaksudkan di atas meliputi SD Negeri Karangsono 01, di
SDN Karangsono 03, di SDN Batursari 06.
c. Desain media
Desain model yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah jam pintar koperasi.
Media jam pintar koperasi merupakan media yang dibuat dari papan menyerupai jam dinding
yang di dalamnya terdapat soal-soal tentang koperasi.
d. Validasi media
Pada tahap ini, bertujuan untuk mendapatkan desain media Jam Pintar Koperasi yang
valid. Revisi produk dilakukan apabila desain belum mencapai tingkatan valid yang
diharapkan. Pihak yang berperan penting Validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
produk baru yang dikembangkan. Sehingga produk yang dikembangkan mendapatkan
penilaian langsung dari ahlinya.validasi ini meliputi validasi ahli media pembelajaran dan
validasi ahli materi pembelajaran. Setelah validasi dilakukan barulah media Jam Pintar
Koperasi dapat di revisi sesuai saran dari ahli media dan ahli materi.
e. Revisi media
Menurut Analisis Peneliti, tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
desain media jam pintar yang valid. Revisi dilakukan jika desain belum mencapai tingkatan
valid. Pihak yang berperan penting pada tahap ini adalah ahli media dan ahli materi
pembelajaran yang menentukan apakah desain perlu direvisi atau sudah sesuai.
f. Ujicoba media
Tingkat kelayakan media diketahui melalui hasil analisis kegiatan ujicoba yang
dilaksanakan melalui dua tahap:
1) Uji ahli media pembelajaran dan uji ahli materi pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan
untuk menelaah produk awal dan memberikan masukan untuk perbaikan.
2) Uji efektifitas yaitu pada suatu kelompok kecil (siswa) dengan angket.
g. Uji persyaratan analisis
Instrumen pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan kelayakan media
pembelajaran dan materi pembelajaran. Jika media dan materi pembelajaran sudah dapat
digunakan untuk uji coba skala kecil. Uji persyaratan dan analisis dari penelitian dan
pengembangan ini didapat jika sudah mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk penilaian.
Perolehan penilaian media dan materi sudah dinilai oleh pakar ahli media dan ahli materi.
Telah dilakukan penelitian kemudian diperoleh hasil pengembangan media Jam Pintar, angket
respon siswa dan angket respon guru kelas terhadap media yang di ujikan. Sehingga akan jelas
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
637
apakah media Jam Pintar layak digunakan atau tidaknya. Semua itu akan terlihat hasil
perhitungan pada masing-masing angket yang memperoleh presentase angka yang ditentukan
oleh peneliti sebagai cakupan layak atau tidaknya media Jam Pintar.
h. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, Instrumen yang diperlukan dalam
penelitian dan pengembangan ini, yaitu:
1. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi tidak berstruktur. Observasi tersebut
tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak mengetahui secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan.
Observasi yang dilakukan meliputi subyek, sampel, dan setting. Subyek penelitian adalah
pembelajaran, sedangkan subyeknya pembelajaran dan siswa sebagai sampel dan settingnya di
dalam ruangan di Kelas IV SD.
2. Wawancara
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu berbentuk tanya jawab
kepada guru kelas IV Sekolah Dasar.
3. Kuesioner (Angket)
Sugiyono (2016: 199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.
i. Teknik analisis data
Penelitian dan pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data yaitu analisis
deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif berupa komentar dan
saran perbaikan produk dari ahli media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran yang
nantinya akan dideskripsikan secara deskriptif kualitatif untuk perbaikan produk yang
dikembangkan.
Instrumen angket menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan pada angket pengujian
media Jam Pintar Koperasi untuk uji validasi ahli media, uji validasi ahli materi, uji angket
respon guru kelas, dan uji angket respon siswa.
Penelitian dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan menghadirkan sejumlah
pernyataan yang positif dan negatif dalam suatu obyek. Dalam menjawab butir-butir
pertanyaan dan dipilih jawaban yang meliputi “4 (sangat baik)”, “3 (baik)”, “2 (cukup)” dan
“1 (kurang)”.
Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan cara menghitung skor yang diperoleh.
Analisis skor yang digunakan yaitu analisis deskriptif yang digunakan untuk menghitung
prosentase dari hasil angket yang akan diberikan untuk ahli media, ahli materi, angket respon
guru kelas dan angket siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data yang diperoleh dari ahli media, ahli materi memiliki validasi isi berupa data
kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan pedoman pemberian skor
seperti tabel sebagai berikut:
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
638
Tabel 3.5 Pedoman Pemberian Skor Ahli Media, Ahli Materi, Angket Respon Guru Kelas dan
Angket Respon Siswa
a. Setelah data terkumpul, kemudian
menghitung skor yang diperoleh dari hasil angket yang telah diisi.
b. Menjumlahkan skor ideal butir (kriterium) untuk seluruh aspek pada angket yang telah
diisi.
c. Menghitung persentase angka dari analisis data yang dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
d. Dari presentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang
bersifat kualitatif.
e. Untuk menentukan kriteria kelayakan dilakukan dengan cara seperti tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Media
h. Indikator keberhasilan penelitian
Penelitian dikatakan berhasil apabila sesuai dengan indikator yang diharapkan:
1) Hasil perhitungan angket ahli media layak digunakan untuk uji coba skala kecil.
2) Hasil perhitungan angket ahli materi layak digunakan untuk uji coba skala kecil.
3) Hasil perhitungan angket respon guru kelas layak digunakan untuk uji coba skala kecil.
4) Hasil perhitungan angket respon siswa layak digunakan untuk uji coba skala kecil.
Pengembangan media jam pintar pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) dengan
materi koperasi kelas IV Sekolah dasar pada lembar angket guru dan siswa, hasil Presentase
dikatakan berhasil atau valid apabila berada pada rentang 61%-80% dengan kriteria “Layak”
sampai 81%-100% dengan kriteria “Sangat Layak”.
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan
Studi Pendahuluan merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
melakukan sebuah penelitian. Dengan adanya studi pendahuluan maka peneliti
No Interval Kriteria
1 81%-100% Sangat Layak
2 61%-80% Layak
3 41%-60% Cukup
4 21%-40% Tidak Layak
5 0%-20% Sangat Tidak
Layak
Keterangan
Skor
Sangat baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang
1
Persentase =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100%
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
639
mendapatkan berbagai informasi penting yang dapat berguna dalam penelitiannya. Studi
Pendahuluan ini dilakukan melalui hasil wawancara tidak terstruktur dengan wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu berbentuk tanya jawab
kepada guru kelas IV di 3 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Mranggen. Dari 3
Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Mranggen tersebut menunjukan bahwa hasil
pengisian angket kebutuhan media, semua guru di 3 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan
Mranggen tersebut menyatakan sangat membutuhkan media yang praktis dan sesuai dengan
karakteristik siswa. Dari hasil wawancara tidak struktur di 3 Sekolah Dasar dengan guru kelas
IV dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi guru saat proses pembelajaran mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi koperasi di kelas IV SD yaitu terdapat siswa yang
pasif atau kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan media pembelajaran
yang menarik dan dapat memudahkan guru untuk materi koperasi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar. Sehingga pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Untuk itu dalam penelitian ini diajukan alternatif pemecahan masalah berupa
media jam pintar materi koperasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
B. Deskripsi Hasil Pengembangan
Berdasarkan hasil pendahuluan di atas,peneliti mengembangkan sebuah media
pembelajaran yang berbentuk seperti jam dinding yang dapat dikembangkan menjadi media
jam pintar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang menggunakan permainan
yang berisikan soal. Dengan dikembangkan sebuah media siswa akan merasa antusias, aktif
dan dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga media tersebut dapat digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah deskripsi desain produk pengembangan media
yang telah dibuat:
1. Menetapkan tujuan pengembangan
2. Tujuan pembelajaran media jam pintar ini adalah untuk mempermudah siswa dalam
proses belajar.
Dalam menyusun desain produk jam pintar peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat rancangan awal
Peneliti membuat rancangan awal media jam pintar dengan menggambar sketsa agar saat
dibuat dapat mengetahui lebih detail hal mana yang perlu diperbaiki dan dimaksimalkan.
Rancangan awal sangat dibutuhkan supaya tidak terjadi kesalahan dalam merangkai dan
membuat media jam pintar ini.
b. Mengumpulkan alat dan bahan
c. Menyusun produk
Langkah selanjutnya yaitu menyusun produk. Langkah pertama yaitu membuat gambar
lingkaran di atas triplek dengan menggunakan pensil. Setelah itu memotong gambar lingkaran
di triplek dengan menggunakan gergaji kayu. Setelah lingkaran terpotong, desain jam pintar
yang telah di print tadi ditempelkan.
menggunakan lem kayu ke triplek yang telah dibuat tadi. Selanjutnya, menyiapkan pralon
dipotong menggunakan gergaji dengan ukuran ± 10 cm kemudian di rangkai menggunakan
pralon t dan nantinya berfungsisebagai batang penyangga.
B. DESKRIPSI Hasil Uji Keefektifan
1. Validasi desain
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
640
Tahap validasi diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari media jam
pintar, serta untuk mengetahui apa saja yang masih kurang dan perlu ditambahkan sebelum
diujikan. Validator atau ahli yang memvalidasi jam pintar ini terdiri dari ahli media dan ahli
materi pembelajaran. Media Pembelajaran sudah divalidasi oleh ahli media pembelajarandan
materi pembelajaran yaitu validator I, Validator II, dan Praktisi I sebagai pembanding.
Gambar 4.1 Hasil Awal Produk Media Jam Pintar
Gambar 4.2 Hasil dari Perbaikan Media Jam Pintar
D. Pokok Temuan Pokok temuan yang didapatkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
ditemukannya media pembelajaran jam pintar koperasi sebagai media pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) materi Koperasi pada kelas IV Sekolah Dasar media tersebut berupa
media soal yang berbentuk jam dinding yang dapat menarik siswa saat proses pembelajaran.
Selain itu juga dalam media jam pintar ini terdapat soal-soal berupa materi koperasi, yang
dimana nantinya siswa dapat menunjukan jam seperti kinerja jam dan menjawab soal-soal yang
ada disetiap jarum jam. Sehingga media jam pintar akan dapat membuat siswa lebih aktif,
antusias dan termotivasi dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS materi
Koperasi.
E. Pembahasan Hasil Pengembangan
Media jam pintar dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan ini adalah
metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan produk
dan juga kepraktisan produk tersebut. Prosedur pengembangan media jam pintar dengan
menggunakanlangkah-langkah menurut Soegeng (2016: 224) dengan menggunakan model
ADDIE yaitu Anaysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.
Media jam pintar akan menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Dalam media
jam pintar dikembangkan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan masing-masing
kompetensi dari mata pelajaran. Hal ini ditujukan agar produk media pembelajaran mampu
mencakup indikator pada masing-masing Kompetensi Dasar..
Pengembangan media untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan siswa menjadi
aktif dalam pembelajaran, Sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Produk yang
dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan berupa media pembelajarn jam pintar yang
diharapkan layak digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengujicobakan
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
641
produk di 3 Sekolah Dasar, yaitu di SDN Karangsono 1, SDN Karangsono 3 dan SDN
Batursari 6. Hal tersebut untuk mengetahui hasil penilaian respon oleh guru dan siswa.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ketiga ahli media dalam setiap validasi
didapat rata-rata persentase keidealan 90%. Dari hasil yang diketahui maka ketiga ahli media
setuju menyatakan bahwa media jam pintar sangat layak digunakan dalam pembelajaran siswa
kelas IV Sekolah Dasar. Begitu penilaian yang dilakukan oleh ketiga ahli materi dalam setiap
validasi didapat rata-rata persentase keidealan 89%. Dari hasil yang diketahui maka ketiga ahli
materi setuju menyatakan bahwa materi jam pintar sangat layak digunakan dan sesuai dengan
SK dan KD pada pembelajaran IPS materi Koperasi Sekolah Dasar.
Berdasarkan penilaian respon guru dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentase
keidealan sebanyak 87%. Selanjutnya Penilaian respon siswa dari ketiga SD Sebanyak
95%.Berdasarkan persentase dan kriteria kualitatif menunjukkan bahwa media jam pintar
yang disusun baik sekali sehingga dapat dinyatakan bahwa media jam pintarlayak digunakan
dalam pembelajaran IPS materi Koperasipada siswa kelas IV Sekolah Dasar.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan media jam pintar pada pembelajaran IPS materi koperasi semester II kelas
IV Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Analysis, mengidentifikasi kebutuhan siswa sehingga
ditemukan masalah, Design, menggunakan masalah sebagai landasan merancang media,
Development, menetapkan tujuan pembelajaran, Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan
Kompetensi dasar serta memproduksi media pembelajaran, Implementation, melaksanakan
pembelajaran menggunakan mediayang sebelumnya media melalui proses validasi oleh ahli
media dan materi pembelajaran,Evaluation, melakukakan evaluasi produk yang dikembangkan.
2. Kelayakan produk dilakukan dengan cara melakukan validasi media dan materi
pembelajaran kepada ahli media dan materi pembelajaran. Penilaian oleh kedua ahli media
presentase keidealnya yaitu 90%. Penilaian oleh ketiga ahli materi presentase keidealnya yaitu
89%.
Kepraktisan Produk dilakukan dengan cara memberikan angket respon/tanggapan guru dan
siswa kelas IV di 3 Sekolah Dasar. Hasil respon guru diperoleh hasil rata-rata rata-rata
presentase keidealan sebanyak 87%. Selanjutnya Penilaian respon siswa dari ketiga SD
Sebanyak 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa media jam pintar dapat digunakan untuk
pembelajaran di Sekolah Dasar, khususnya kelas IV Sekolah Dasar pembelajaran IPS Materi
Koperasi .
B. Saran
Saran pemanfaatan media jam pintar pembelajaran IPS Materi Koperasi untuk kelas IV
Sekolah Dasar semester II yang telah dikembangkan perlu diimplementasikan dalam kegiatan
pembelajaran bagi siswa kelas IV untuk mengetahui sejauh mana kekurangan serta produk
pembelajaran tersebut. Pada proses kegiatan pembelajaran di pembelajaran IPS materi koperasi
untuk kelas IV semester II, media jam pintar dapat digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan disekolah maupun di luar sekolah.
c. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan yang dilakukan memiliki keterbatasan yaitu hanya berfokus pada
produk final media, dan selanjutnya direspon oleh guru dan siswa kelas IV di Sekolah
Dasar. Selain itu materi yang diberikan hanya terbatas yaitu pembelajaran IPS materi Koperasi
kelas IV SD semester II.
DAFTAR PUSTAKA
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017
642
Arsyad, Azhar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Isti’adah. (2016). Pengembangan Media Box Wayang Karton Pada Materi Cerita
Ajisaka Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD.
Kasim, Puskur. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri.
Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Soegeng. (2016). Dasar-dasar Penelitian. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2015) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Afabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekata Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Afabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. (2014). Pengembangan pembelajaran IPS di sekolah dasar.
Jakarta: Kharisma Putra Utama
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Pengkoperasian.
Wahyudi, Achmat Joyo. (2016). Pengembangan Media Wayang Sains Play Book
Sebagai Penunjang Materi Makhluk Hidup dan Lingkungan Kelas IV SD di
Kelurahan Pedurungan Kidul Kota Semarang.