pengembangan media jam pintar dalam pembelajaran ips …

15
ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017 628 PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KOPERASI KELAS IV SEKOLAH DASAR Zanuar Sidqi Asnarta 1) ,Dr. Iin Purnamasari, M. Pd 2) 1) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang 2) Dosen Pembimbing 1, Universitas PGRI Semarang email: [email protected] ABSTRAK Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikelas IV di SDN Batursari 6, SDN Karangsono 1, dan SDN Karangsono 3 yang berada di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak belum mencapai hasil yang diharapkan. Dibuktikan dengan hasil observasi guru masih menggunakan media pembelajaran yang konvensional. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang berminat untuk memperhatikan penjelasan materi dari guru. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti merancang bagaimana pengembangan media Jam Pintar pada materi koperasi untuk siswa kelas IV sekolah dasar? Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan produk yang dikembangkan yaitu media Jam Pintar dan dapat diterapkan pada materi koperasi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Media tersebut diujicobakan di 3 Sekolah Dasar yaitu SDN Karangsono 1, SDN Karangsono 3, SDN Batursari 6 Mranggen Demak. Data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, kuisioner (angket). Hasil analisis kelayakan produk media dari ketiga ahli media rata-rata persentasenya yaitu (89%). Hasil analisis dari respon guru dan siswa, yaitu hasil respon guru kelas IV dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentasenya sebanyak (87%). Hasil respon siswa kelas IV dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentasenya yaitu (95%). Kesimpulannya bahwa media Jam Pintar layak digunakan dalam pembelajaran IPS materi koperasi pada siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah supaya media pembelajaran Jam Pintar dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dalam pembelajaran. ABSTRACT Social Science learning in class IV in SDN Batursari 6, SDN Karangsono 1, and SDN Karangsono 3 located in Mranggen District Demak Regency has not achieved the expected results. Evidenced by the results of teacher observation still using conventional learning media. As a result students feel bored and less interested to pay attention to material explanations from teachers. This affects the students' learning outcomes are less satisfactory. To overcome these problems, the researchers designed how the development of Clock Clock media on cooperative materials for fourth grade students of elementary school? Type of research used is research and development (Research and Development) with developed product that is Clock Smart media and can be applied to cooperative material for fourth grade students of Elementary School. The media were tested in 3 primary schools namely SDN Karangsono 1, SDN Karangsono 3, SDN Batursari 6 Mranggen Demak. Data in this study through observation, interview, questionnaire (questionnaire). The result of feasibility analysis of media product from three media experts average percentage that is (89%). The result of analysis from teacher and student response, that is result of response of fourth grade teacher from third of elementary school result obtained average as much as (87%). The result

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

628

PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS

MATERI KOPERASI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Zanuar Sidqi Asnarta 1) ,Dr. Iin Purnamasari, M. Pd2)

1)Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang 2)Dosen Pembimbing 1, Universitas PGRI Semarang

email: [email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikelas IV di SDN Batursari 6, SDN Karangsono 1,

dan SDN Karangsono 3 yang berada di Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak belum

mencapai hasil yang diharapkan. Dibuktikan dengan hasil observasi guru masih

menggunakan media pembelajaran yang konvensional. Akibatnya siswa merasa jenuh dan

kurang berminat untuk memperhatikan penjelasan materi dari guru. Hal ini berpengaruh pada

hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti

merancang bagaimana pengembangan media Jam Pintar pada materi koperasi untuk siswa

kelas IV sekolah dasar? Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan

pengembangan (Research and Development) dengan produk yang dikembangkan yaitu media

Jam Pintar dan dapat diterapkan pada materi koperasi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Media tersebut diujicobakan di 3 Sekolah Dasar yaitu SDN Karangsono 1, SDN Karangsono

3, SDN Batursari 6 Mranggen Demak. Data dalam penelitian ini melalui observasi,

wawancara, kuisioner (angket). Hasil analisis kelayakan produk media dari ketiga ahli media

rata-rata persentasenya yaitu (89%). Hasil analisis dari respon guru dan siswa, yaitu hasil

respon guru kelas IV dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentasenya sebanyak (87%).

Hasil respon siswa kelas IV dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentasenya yaitu (95%).

Kesimpulannya bahwa media Jam Pintar layak digunakan dalam pembelajaran IPS materi

koperasi pada siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat

disampaikan adalah supaya media pembelajaran Jam Pintar dapat digunakan sebagai salah

satu alternatif media pembelajaran dalam pembelajaran.

ABSTRACT

Social Science learning in class IV in SDN Batursari 6, SDN Karangsono 1, and SDN

Karangsono 3 located in Mranggen District Demak Regency has not achieved the expected

results. Evidenced by the results of teacher observation still using conventional learning

media. As a result students feel bored and less interested to pay attention to material

explanations from teachers. This affects the students' learning outcomes are less satisfactory.

To overcome these problems, the researchers designed how the development of Clock Clock

media on cooperative materials for fourth grade students of elementary school? Type of

research used is research and development (Research and Development) with developed

product that is Clock Smart media and can be applied to cooperative material for fourth grade

students of Elementary School. The media were tested in 3 primary schools namely SDN

Karangsono 1, SDN Karangsono 3, SDN Batursari 6 Mranggen Demak. Data in this study

through observation, interview, questionnaire (questionnaire). The result of feasibility

analysis of media product from three media experts average percentage that is (89%). The

result of analysis from teacher and student response, that is result of response of fourth grade

teacher from third of elementary school result obtained average as much as (87%). The result

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

629

of the response of fourth grade students from the third elementary school obtained the

average result that is (95%). The conclusion that the Clock media is feasible to be used in the

IPS learning of cooperative material in elementary school students. Based on the results of

this study suggestions that can be delivered is that the learning media Clock Smart can be

used as an alternative media learning in learning.

PENDAHULUAN

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di

sekolah dasar dan menengah atau dengan istilah “social studies” Ilmu pengetahuan sosial

merupakan suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi,

seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan-

ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi (Kasim, 2008: 4).

Naluri manusia untuk selalu berhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan

keinginan manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya, hal inilah yang

kemudian melahirkan ilmu pengetahuan sosial yang memuat bagaimana individu berinteraksi

dengan individu lain. Dalam hal ini pendidikan IPS berperan untuk mendidik dan memberi

bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,

minat, kemampuan, dan lingkungan. Disamping itu juga terdapat tujuan utama dari IPS yaitu

untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala penyimpangan yang

terjadi di masyarakat.

Pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan siswa yang membangun pemahaman

terhadap konsep konsep ilmu dan pengalaman. konsep ilmu dan pengalaman ini diperoleh siswa

dari sebuah komunikasi yang terjalin antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Melalui

pembelajaran diperoleh hasil belajar disetiap siswa yang merupakan ukuran dari hasil

kemampuan siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Pada hakikatnya belajar adalah suatu

kegiatan interaksi antara individu dan lingkungan harus terlibat dalam proses pembelajaran

sehingga terjadi interaksi yang melibatkan beberapa komponen yang salah satunya adalah

interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2001: 194).

Lingkungan merupakan suatu bahan belajar yang memiliki banyak manfaat. Pemanfaatan

dan pengelolaan lingkungan yang efisien dapat menghasilkan suatu produk pembelajaran yang

memiliki edukasi yang tinggi. Namun, fenomena kurangnya pemanfaatan dan pengelolaan

fasilitas sekolah, para guru kebanyakan hanya melakukan proses pembelajaran di kelas dengan

pemberian materi-materi yang bersifat abstrak tanpa melakukan suatu interaksi dalam

pembelajaran. Jika diamati banyak sekali lingkungan sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan

misalnya pepohonan,tiang bendera, bahan-bahan bekas dan sebagainya. Obyek-obyek tersebut

dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk memecahkan suatu

permasalahan dalam pembelajaran dan untuk tercapainya kemampuan berkomunikasi sehingga

dengan demikian kompetensi yang akan dicapai peserta didik dapat tercapai.

Faktor lain juga berpengaruh dalam pembelajaran adalah media pembelajaran yang digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan suatu alat yang

dapat membantu dan mempermudah pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dengan

media pembelajaran dapat terjadi interaksi antara guru dan siswa secara aktif. Semangat

belajar siswa akan muncul ketika suasana menyenangkan dan belajar akan efektif apabila

seseorang dalam keadaan gembira dalam belajar. Keterampilan guru dalam merancang media

pembelajaran merupakan kunci dari keberhasilan proses belajar yang menyenangkan.

Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

630

Penggunaan media pembelajaran sangat penting terutama dalam mengajar siswa sekolah

dasar. Berdasarkan fungsi dan manfaat penggunaan media pembelajaran, yaitu guru dapat

menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkret sehingga mudah di pahami

dan dapat menghilangkan verbalisme (Sanjaya, 2012: 71). dengan dibantu benda-benda yang

bersifat konkret atau nyata, artinya dalam kegiatan pembelajaran siswa memerlukan benda nyata

yang dapat memudahkan ia berfikir.. Dari SD N Karangsono 1 menunjukan guru sangat

membutuhkan media yang praktis, sesuai karakteristik, kebutuhan media, dan sesuai kurikulum

yang berlaku, SD N Karangsono 3 menunjukan guru kelas IV sangat membutuhkan media yang

praktis, sesuai karakteristi

Berdasarkan temuan tersebut, maka diperlukan adanya media pembelajaran sebagai media

pembelajaran yang praktis dan efektif dengan benda asli media tiga dimensi dengan

menciptakan media jam pintar. Media jam pintar merupakan media yang menarik digunakan

dalam proses pembelajaran. Media jam pintar dapat dikembangkan menjadi media pembelajaran

yang dapat disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari.

Sesuai dengan perkembangan zaman jam pintar dapat digunakan sebagai media edukasi dan

efektif dalam pembelajaran dengan kemasan yang berbeda dan menarik minat belajar siswa.

Tujuan pembuatan media jam pintar ini juga sama dengan makna jam yang sebenarnya yaitu

menyampaikan informasi kepada komunikan. Media pembelajaran yang baik merupakan media

yang mampu mentransfer informasi yang akan disampaikan dengan baik. Untuk lebih menarik

minat siswa dalam pembelajaran media jam pintar dapat dimodifikasi sedemikian rupa dengan

kreasi yang menarik sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Berdasarkan materi yang akan di teliti oleh peneliti, yaitu dengan materi koperasi, peneliti

mengemas media jam pintar sebagai media pembelajaran baru yaitu media jam pintar koperasi.

Media jam pintar koperasi mencakup segala aspek dalam pembelajaran, tidak fokus dalam

pembelajaran IPS saja, namun dalam media ini terdapat suatu kegiatan mengamati yang dapat

menumbuhakan minat peserta didik agar antusias dalam menjalani proses pembelajaran.

Berdasarkan paparan di atas merupakan faktor utama yang melatar belakangi peneliti

untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengembangan Media Jam Pintar Dalam

Pembelajaran IPS Materi Koperasi Kelas IV Sekolah Dasar”.

KAJIAN PUSTAKA

Pengembangan

Menurut Setyosari (2010: 215) “pengembangan menurut Borg dan Gall (1983) adalah

suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan,

pengembangan dapat berupa proses, produk, dan rancangan”. Dalam dunia pendidikan dan

pembelajaran biasanya peneliti pengembangan memfokuskan kajiannya padabidan desain atau

rancangan. Desain atau rancangan yang dibuat biasanya berupa model desain dan desain

bahan ajar. Contohnya, pada bidang produk misalnya media dan model pembelajaran.Menurut

Sugiyono (2015: 407) “metode penelitian dan pengembangan atau bahasa Inggrisnya Research

and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut. Tujuan dalam penelitian pengembangan adalah ingin menilai perubahan-

perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Pengembangan dalam pembelajaran

diperlukan agar proses dalam pembelajaran terdapat suatu variasi baru. Dengan demikian,

menghasilkan suatu produk yang dapat menunjang dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

a. Pengertian media

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Menurut Arsyad

(2013: 3) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,

“perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan

Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

631

dari pengirim kepada penerima pesan. (Gerlach & Ely dalam Arsyad 2013: 3) mengatakan

bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau

sikap.

a. Pengertian media jam pintar

Jam pintar merupakan media tiga dimensi yang dirancang mirip model aslinya yang

menggambarkan cara kerja jam. Inti dari kegiatan pembelajaran menggunakan media jam pintar

adalah anak menunjuk waktu menggunakan media jam pintar menyebutkan warna primer dan

sekunder, menyebutkan bentuk-bentuk geometri, mengelompokan kepingan geometri sesuai

bentuk dan mengurutkan bilangan dengan tepat.

c. Manfaat media dari jam pintar

Menurut Susanto (2014: 323) manfaat media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan

dan informasi,sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar, media

pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.

Dengan demikian Jam pintar sangat bermanfaat bagi guru dan siswa apabila jam pintar dipilih,

dikembangkan, dan digunakan secara tepat dan baik akan mampu mengembangkan aspek

kognitif. Anak diharapkan pula mampu mengembangkan semua aspek, dan diharapkan

perkembangan anak dapat mengatasi keterbatasan indra secara seimbang melalui pembelajaran

agar lebih efektif, menarik dan menyenangkan. .

3. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial

diatas menurut Susanto (2014: 6). Menurut Susanto (2014: 7) Pada jenjang sekolah dasar IPS

berfungsi mengajarkan konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subjek didik

menjadi warga negara yang baik.

Dengan demikian hakekat IPS merupakan suatu wadah dari berbagai cabang ilmu-ilmu

sosial yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum dan budaya yang berkenaan

dengan kehidupan masyarakat atau kehidupan sosial.

4. Materi Koperasi di Sekolah Dasar

a. Pengertian koperasi dan arti lambang koperasi

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekomoni rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan” tentang Perkoperasian disebutkan

bahwa Koperasi adalah badan usaha, artinya lembaga yang mengelola usaha.

Lambang gerakan koperasi Indonesia memiliki arti sebagai berikut:

1. Roda Bergigi menggambarkan upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya

orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota dengan memenuhi beberapa

persyaratannya.

2. Rantai (di sebelah kiri): melambangkan ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan

yang kokoh. Bahwa Anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik Koperasi tersebut, maka semua

Anggota menjadi bersahabat, bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama

Anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran Dasar (AD) / Anggaran Rumah

Tangga (ART) Koperasi. Dengan bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan

Kapas akan mudah diperoleh.

Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

632

3. Kapas dan Padi (di sebelah kanan): menggambarkan kemakmuran anggota koperasi secara

khusus dan rakyat secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai bahan dasar

sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut

makmur-sejahtera jika cukup sandang dan pangan.

4. Timbangan berarti keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya menjadi

simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil dan seimbang antara ”Rantai” dan ”Padi-

Kapas”, antara ”Kewajiban” dan ”Hak”. Dan yang menyeimbangkan itu adalah Bintang dalam

Perisai.

5. Bintang dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan landasan ideal koperasi.

Bahwa Anggota Koperasi yang baik adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan

kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa berarti ”tubuh”, dan Bintang bisa

diartikan ”Hati”.

6. Pohon beringin sebagai simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan wayang yang

dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon disebut kayu (dari bahasa Arab

”Hayyu”/kehidupan). Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup yang harus

dijunjung tinggi.

7. Koperasi Indonesia menandakan bahwa Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat

Indonesia, bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa perkoperasian di luar negeri

juga baik, namun sebagai Bangsa Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.

8. Warna merah dan putih yang menjadi bacground logo menggambarkan sifat nasional

Indonesia.

b. Tujuan dan manfaat koperasi

Berikut ini adalah tujuan pembentukan koperasi di Indonesia (1) Memajukan kesejahteraan

anggota, (2) Memajukan kesejahteraan masyarakat, (3) Membangun tatanan ekonomi nasional.

Manfaat koperasi bagi anggota tidak hanya memenuhi kebutuhan anggota. Jika kita

menjadi anggota sebuah koperasi maka kita akan memperoleh manfaat lain yakni (a) Pada akhir

tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang disebut Sisa Hasil Usaha (SHU), (b) Setiap

anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong, (c) Setiap annggota dapat berlatih

bertanggung jawab.

c. Modal koperasi

Menurut undang- undang perkoperasian modal koperasi terdiri dari modal sendiri

dan modal pinjaman, berikut penjelasannya:

1. Modal sendiri

Modal sendiri dapat berasal dari:

a. Simpanan pokok

b. Simpanan wajib

c. Simpanan sukarela

2. Modal pinjaman

Modal pinjaman dapat berasal dari: (1) Anggota, (2) Koperasi lain, (3) Bank, (4) Sumber

lain yang sah, (5) Kelengkapan dan kegiatan koperasi. Koperasi memiliki tiga kelengkapan

yaitu rapat anggota, pengurus, pengawas.

d. Macam-macam koperasi

1. Berdasarkan jenis usahanya Berdasarkan jenis usahanya koperasi dapat kita bedakan

sebagai berikut:

a. Koperasi produksi

b. Koperasi konsumsi

c. Koperasi simpan pinjam

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

633

d. Koperasi serba usaha

Berdasarkan keanggotaannya

Berdasarkan keanggotaanya koperasi dapat dibedakan antara lain:

a. Koperasi pegawai negeri

b. Koperasi pasar

c. Koperasi unit desa.

2. Berdasarkan tingkatannya

Berdasarkan tingkatannya koperasi dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Koperasi primer

b. Koperasi sekunder

e. Kelebihan dan kelemahan koperasi di Indonesia

1. Kelebihan

Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi di Indonesia adalah:

a. Bersifat terbuka dan sukarela

b. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib tidak memberatkan anggota

c. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya modal

d. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan semata-mata mencari

keuntungan.

2. Kelemahan

Hal-hal yang menjadi kelemahan koperasi di Indonesia adalah:

a. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas

b. Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi

c. Pengurus kadang-kadang tidak jujur

d. Kurangnya kerjasama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.

METODE

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian dan pengembangan (Research and Development). yaitu rangkaian proses

atau langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan

produk yang sudah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan

adalah sangatlah sesuai untuk dipilih. Peneliti memilih mengembangkan sebuah produk

berupa suatu media penunjang materi pembelajaran. Media penunjang materi pembelajaran

yang dipilih peneliti yaitu media jam pintar.

Metode penelitian pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah metode yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu. Pada penelitian pengembangan ini,

menghasilkan produk jam pintar materi koperasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

Prosedur Penelitian/Pengembangan

Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan informasi dengan cara melakukan

wawancara dengan guru kelas IV mengenai mengenai kebutuhan belajar melalui media

pembelajaran dan dan kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan wawancara

tersebut, peneliti memberikan solusi untuk membuat sesuatu hal yang baru yang dapat

meningkatkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran dan belajar IPS.

Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah media jam pintar, yang kemudian di

uji validasikan kepada ahli materi dan ahli media. Uji validasi bertujuan untuk menentukan

layak tidaknya dan praktis tidaknya suatu media pembelajaran.

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

634

Penelitian ini model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model ADDIE yang

merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Menurut Soegeng (2016: 224)

model ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu, Analysis (menganalisis), Design (merancang,

mendesain), Development (pengembangan), Implementation (mengimplementasi, menerapkan),

dan Evaluation (evaluasi)

Bagan 1.2 Model Pengembangan ADDIE

1. Studi pendahuluan

Studi Pendahuluan merupakan langkah awal dalam model ADDIE yaitu analisis. Peneliti

menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan kemudian untuk

menentukan pemecahan masalah bagi seorang guru yang masih ada kendala dalam proses

pembelajaran. Studi Pendahuluan yang dilakukan peneliti yaitu wawancara dengan guru kelas

IV secara langsung di SD N Karangsono 01, di SD N Karangsono 3, dan di SD N Batursari 6.

Hal ini dilakukan peneliti guna untuk menemukan kendala yang masih dihadapi dalam proses

pembelajaran yang belum dapat tersampaikan dengan maksimal. Dengan demikian peneliti

melakukan penelitian tentang media pembelajaran.

Dari ketiga SD diatas mempunyai karakteristik yang sama yang meliputi proses penyampaian

materi pembelajaran masih menggunakan metode yang konvensional, siswa kurang

bersemangat mengikuti proses penyampaian materi, siswa sendiri cenderung suka bermain

sendiri dan suasananya kurang menyenangkan.

Setelah mengidentifikasi masalah melalui hasil wawancara secara langsung. Peneliti

mendesain sebuah produk berupa media pembelajaran yang sesuai dengan masalah yang

dihadapi. Setelah mendesain produk, peneliti membuat Instrumen penelitian, angket untuk

lembar validasi ahli media dan ahli materi, dan angket tanggapan (respon) guru dan siswa.

Instrumen yang sudah diselesaikan dengan baik, peneliti meminta izin kepada pihak sekolah

untuk melakukan penelitian di kelas IV dengan waktu yang sudah ditentukan.

2. Pengembangan media

Peneliti dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan model ADDIE.

Menurut Soegeng (2016: 224) model ADDIE akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :

a. Analisis

Menganalisis

(Analysis)

Pengembangan

(Development)

Mendesain

(Design)

Menerapkan

(Implementation) Evaluasi

(Evaluation)

MODEL ADDIE

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

635

Pada tahap analisis ini terdapat analisis kebutuhan yang bertujuan untuk menentukan

masalah dan solusi yang tepat serta menentukan kompetensi siswa. Adapun langkah awal

yang dilakukan peneliti dalam proses pengembangan adalah mengidentifikasi kebutuhan

siswa. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV sekolah dasar, ditemukan permasalahan

diantaranya kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Siswa kurang dapat memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Selain itu, siswa juga

menjadi lebih pasif dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya ketika mereka diminta

menjawab pertanyaan. Masalah tersebut diakibatkan karena tidak adanya atau lemahnya

media pembelajaran yang digunakan, dimana media pembelajaran dapat berfungsi untuk

menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa pun tidak merasa bosan

dan jenuh ketika mengikuti pembelajaran. Berdasarkan observasi tersebut, dapat

digunakan peneliti sebagai landasan untuk mengembangkan suatu media jam pintar yang

berisi soal-soal mengenai materi koperasi dimana diharapkan akan dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

b. Perencanaan

Pada tahap perencanaan mencakup pengembangan tujuan, butir tes, dan strategi

pembelajaran. Pada tahap ini merupakan langkah untuk membuat rancangan suatu produk,

sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada

tahapan ini peneliti mendesain produk yang akan dibuat yaitu media pembelajaran berupa

media jam pintar. Media jam pintar didesain untuk menumbuhkan minat dan antusias serta

meningkatkan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

c. Pengembangan

Pada tahap ini peneliti membuat langkah-langkah dalam menyusun dan mengembangkan

media jam pintar sebagai berikut: (1) Menentukan tujuan pengembangan yaitu tujuan

pengembangan media pembelajaran jam pintar adalah untuk menumbuhkan minat dan

antusias serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, khususnya pada saat menjawab

pertanyaan. Media jam pintar berisi pertanyaan tentang materi koperasi kelas IV sekolah

dasar. (2) Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarPada pembuatan

media jam pintar mengacu pada mata pelajaran IPS kelas IV pada semester II di sekolah dasar.

Standar Kompetensi (SK) yang diambil yaitu “Mengenal sumber daya alam, kegiatan

ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi”. Sedangkan

Kompetensi Dasar (KD) yang di ambil yaitu “Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat”..

d. Implementasi

Pada tahap ini merupakan langkah nyata untuk menerapkan atau menguji coba media

pembelajaran. sebelum diterapkan atau di uji cobakan media jam pintar sudah divalidasi

terlebih dahulu. Uji validasi meliputi ahli materi dan ahli media dan baru selanjutnya

diterapkan pada kelas ujicoba. Pada tahapan implementasi ini bertujuan untuk mendapatkan

hasil desain media pembelajaran yang layak dan praktis. Pihak yang berperan penting pada

tahap ini adalah ahli materi pembelajaran dan ahli media pembelajaran, karena yang

menentukan apakah desain media pembelajaran sudah layak atau belum. Jika media dirasa

belum layak maka akan dilakukan revisi. Setelah media pembelajaran jam pintarsudah direvisi

atau diperbaiki, maka media tersebut sudah siap diuji cobakan.

e. Evaluasi.

Pada tahap evaluasi mencakup respon guru dan siswa. Akan tetapi pada pengembangan

ini yang perlu dinilai yaitu mengenai media jam pintar yang bertujuan untuk

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

636

menyempurnakan dan perbaikan media yang didapat dari hasil angket yang diberikan kepada

guru maupun siswa mengenai layak tidaknya dan praktis tidaknya media jam pintar.

Pengujian model

a. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat

a. Kelas IV SDN Karangsono 01 Mranggen Demak.

b. Kelas IV SDN Karangsono 03 Mranggen Demak.

c. Kelas IV SDN Batursari 06 Mranggen Demak.

2. Waktu penelitian

a. SD Negeri Karangsono 01 Mranggen Demak, tanggal 2 Oktober 2017.

b. SD Negeri Karangsono 03 Mranggen Demak, tanggal 2 Oktober 2017.

c. SD Negeri Batursari 06 Mranggen Demak, tanggal 3 Oktober 2017.

b. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD yang berada di lingkup kecamatan

Mranggen. Adapun 3 SD yang dimaksudkan di atas meliputi SD Negeri Karangsono 01, di

SDN Karangsono 03, di SDN Batursari 06.

c. Desain media

Desain model yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah jam pintar koperasi.

Media jam pintar koperasi merupakan media yang dibuat dari papan menyerupai jam dinding

yang di dalamnya terdapat soal-soal tentang koperasi.

d. Validasi media

Pada tahap ini, bertujuan untuk mendapatkan desain media Jam Pintar Koperasi yang

valid. Revisi produk dilakukan apabila desain belum mencapai tingkatan valid yang

diharapkan. Pihak yang berperan penting Validasi produk dapat dilakukan dengan cara

menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai

produk baru yang dikembangkan. Sehingga produk yang dikembangkan mendapatkan

penilaian langsung dari ahlinya.validasi ini meliputi validasi ahli media pembelajaran dan

validasi ahli materi pembelajaran. Setelah validasi dilakukan barulah media Jam Pintar

Koperasi dapat di revisi sesuai saran dari ahli media dan ahli materi.

e. Revisi media

Menurut Analisis Peneliti, tahapan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

desain media jam pintar yang valid. Revisi dilakukan jika desain belum mencapai tingkatan

valid. Pihak yang berperan penting pada tahap ini adalah ahli media dan ahli materi

pembelajaran yang menentukan apakah desain perlu direvisi atau sudah sesuai.

f. Ujicoba media

Tingkat kelayakan media diketahui melalui hasil analisis kegiatan ujicoba yang

dilaksanakan melalui dua tahap:

1) Uji ahli media pembelajaran dan uji ahli materi pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan

untuk menelaah produk awal dan memberikan masukan untuk perbaikan.

2) Uji efektifitas yaitu pada suatu kelompok kecil (siswa) dengan angket.

g. Uji persyaratan analisis

Instrumen pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan kelayakan media

pembelajaran dan materi pembelajaran. Jika media dan materi pembelajaran sudah dapat

digunakan untuk uji coba skala kecil. Uji persyaratan dan analisis dari penelitian dan

pengembangan ini didapat jika sudah mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk penilaian.

Perolehan penilaian media dan materi sudah dinilai oleh pakar ahli media dan ahli materi.

Telah dilakukan penelitian kemudian diperoleh hasil pengembangan media Jam Pintar, angket

respon siswa dan angket respon guru kelas terhadap media yang di ujikan. Sehingga akan jelas

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

637

apakah media Jam Pintar layak digunakan atau tidaknya. Semua itu akan terlihat hasil

perhitungan pada masing-masing angket yang memperoleh presentase angka yang ditentukan

oleh peneliti sebagai cakupan layak atau tidaknya media Jam Pintar.

h. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, Instrumen yang diperlukan dalam

penelitian dan pengembangan ini, yaitu:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi tidak berstruktur. Observasi tersebut

tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan

karena peneliti tidak mengetahui secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam

melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya

berupa rambu-rambu pengamatan.

Observasi yang dilakukan meliputi subyek, sampel, dan setting. Subyek penelitian adalah

pembelajaran, sedangkan subyeknya pembelajaran dan siswa sebagai sampel dan settingnya di

dalam ruangan di Kelas IV SD.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang

bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu berbentuk tanya jawab

kepada guru kelas IV Sekolah Dasar.

3. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2016: 199) mengemukakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya.

i. Teknik analisis data

Penelitian dan pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data yaitu analisis

deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif berupa komentar dan

saran perbaikan produk dari ahli media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran yang

nantinya akan dideskripsikan secara deskriptif kualitatif untuk perbaikan produk yang

dikembangkan.

Instrumen angket menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan pada angket pengujian

media Jam Pintar Koperasi untuk uji validasi ahli media, uji validasi ahli materi, uji angket

respon guru kelas, dan uji angket respon siswa.

Penelitian dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan menghadirkan sejumlah

pernyataan yang positif dan negatif dalam suatu obyek. Dalam menjawab butir-butir

pertanyaan dan dipilih jawaban yang meliputi “4 (sangat baik)”, “3 (baik)”, “2 (cukup)” dan

“1 (kurang)”.

Data yang terkumpul kemudian di analisis dengan cara menghitung skor yang diperoleh.

Analisis skor yang digunakan yaitu analisis deskriptif yang digunakan untuk menghitung

prosentase dari hasil angket yang akan diberikan untuk ahli media, ahli materi, angket respon

guru kelas dan angket siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh dari ahli media, ahli materi memiliki validasi isi berupa data

kualitatif yang diubah menjadi data kuantitatif dengan ketentuan pedoman pemberian skor

seperti tabel sebagai berikut:

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

638

Tabel 3.5 Pedoman Pemberian Skor Ahli Media, Ahli Materi, Angket Respon Guru Kelas dan

Angket Respon Siswa

a. Setelah data terkumpul, kemudian

menghitung skor yang diperoleh dari hasil angket yang telah diisi.

b. Menjumlahkan skor ideal butir (kriterium) untuk seluruh aspek pada angket yang telah

diisi.

c. Menghitung persentase angka dari analisis data yang dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

d. Dari presentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang

bersifat kualitatif.

e. Untuk menentukan kriteria kelayakan dilakukan dengan cara seperti tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Media

h. Indikator keberhasilan penelitian

Penelitian dikatakan berhasil apabila sesuai dengan indikator yang diharapkan:

1) Hasil perhitungan angket ahli media layak digunakan untuk uji coba skala kecil.

2) Hasil perhitungan angket ahli materi layak digunakan untuk uji coba skala kecil.

3) Hasil perhitungan angket respon guru kelas layak digunakan untuk uji coba skala kecil.

4) Hasil perhitungan angket respon siswa layak digunakan untuk uji coba skala kecil.

Pengembangan media jam pintar pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) dengan

materi koperasi kelas IV Sekolah dasar pada lembar angket guru dan siswa, hasil Presentase

dikatakan berhasil atau valid apabila berada pada rentang 61%-80% dengan kriteria “Layak”

sampai 81%-100% dengan kriteria “Sangat Layak”.

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti dalam

melakukan sebuah penelitian. Dengan adanya studi pendahuluan maka peneliti

No Interval Kriteria

1 81%-100% Sangat Layak

2 61%-80% Layak

3 41%-60% Cukup

4 21%-40% Tidak Layak

5 0%-20% Sangat Tidak

Layak

Keterangan

Skor

Sangat baik

4

Baik

3

Cukup

2

Kurang

1

Persentase =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100%

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

639

mendapatkan berbagai informasi penting yang dapat berguna dalam penelitiannya. Studi

Pendahuluan ini dilakukan melalui hasil wawancara tidak terstruktur dengan wawancara yang

bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu berbentuk tanya jawab

kepada guru kelas IV di 3 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Mranggen. Dari 3

Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Mranggen tersebut menunjukan bahwa hasil

pengisian angket kebutuhan media, semua guru di 3 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan

Mranggen tersebut menyatakan sangat membutuhkan media yang praktis dan sesuai dengan

karakteristik siswa. Dari hasil wawancara tidak struktur di 3 Sekolah Dasar dengan guru kelas

IV dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi guru saat proses pembelajaran mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi koperasi di kelas IV SD yaitu terdapat siswa yang

pasif atau kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa dibutuhkan media pembelajaran

yang menarik dan dapat memudahkan guru untuk materi koperasi mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial kelas IV Sekolah Dasar. Sehingga pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Untuk itu dalam penelitian ini diajukan alternatif pemecahan masalah berupa

media jam pintar materi koperasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar.

B. Deskripsi Hasil Pengembangan

Berdasarkan hasil pendahuluan di atas,peneliti mengembangkan sebuah media

pembelajaran yang berbentuk seperti jam dinding yang dapat dikembangkan menjadi media

jam pintar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang menggunakan permainan

yang berisikan soal. Dengan dikembangkan sebuah media siswa akan merasa antusias, aktif

dan dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga media tersebut dapat digunakan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah deskripsi desain produk pengembangan media

yang telah dibuat:

1. Menetapkan tujuan pengembangan

2. Tujuan pembelajaran media jam pintar ini adalah untuk mempermudah siswa dalam

proses belajar.

Dalam menyusun desain produk jam pintar peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat rancangan awal

Peneliti membuat rancangan awal media jam pintar dengan menggambar sketsa agar saat

dibuat dapat mengetahui lebih detail hal mana yang perlu diperbaiki dan dimaksimalkan.

Rancangan awal sangat dibutuhkan supaya tidak terjadi kesalahan dalam merangkai dan

membuat media jam pintar ini.

b. Mengumpulkan alat dan bahan

c. Menyusun produk

Langkah selanjutnya yaitu menyusun produk. Langkah pertama yaitu membuat gambar

lingkaran di atas triplek dengan menggunakan pensil. Setelah itu memotong gambar lingkaran

di triplek dengan menggunakan gergaji kayu. Setelah lingkaran terpotong, desain jam pintar

yang telah di print tadi ditempelkan.

menggunakan lem kayu ke triplek yang telah dibuat tadi. Selanjutnya, menyiapkan pralon

dipotong menggunakan gergaji dengan ukuran ± 10 cm kemudian di rangkai menggunakan

pralon t dan nantinya berfungsisebagai batang penyangga.

B. DESKRIPSI Hasil Uji Keefektifan

1. Validasi desain

Page 13: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

640

Tahap validasi diperlukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari media jam

pintar, serta untuk mengetahui apa saja yang masih kurang dan perlu ditambahkan sebelum

diujikan. Validator atau ahli yang memvalidasi jam pintar ini terdiri dari ahli media dan ahli

materi pembelajaran. Media Pembelajaran sudah divalidasi oleh ahli media pembelajarandan

materi pembelajaran yaitu validator I, Validator II, dan Praktisi I sebagai pembanding.

Gambar 4.1 Hasil Awal Produk Media Jam Pintar

Gambar 4.2 Hasil dari Perbaikan Media Jam Pintar

D. Pokok Temuan Pokok temuan yang didapatkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

ditemukannya media pembelajaran jam pintar koperasi sebagai media pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) materi Koperasi pada kelas IV Sekolah Dasar media tersebut berupa

media soal yang berbentuk jam dinding yang dapat menarik siswa saat proses pembelajaran.

Selain itu juga dalam media jam pintar ini terdapat soal-soal berupa materi koperasi, yang

dimana nantinya siswa dapat menunjukan jam seperti kinerja jam dan menjawab soal-soal yang

ada disetiap jarum jam. Sehingga media jam pintar akan dapat membuat siswa lebih aktif,

antusias dan termotivasi dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS materi

Koperasi.

E. Pembahasan Hasil Pengembangan

Media jam pintar dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penelitian dan

pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan ini adalah

metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan produk

dan juga kepraktisan produk tersebut. Prosedur pengembangan media jam pintar dengan

menggunakanlangkah-langkah menurut Soegeng (2016: 224) dengan menggunakan model

ADDIE yaitu Anaysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.

Media jam pintar akan menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Dalam media

jam pintar dikembangkan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan masing-masing

kompetensi dari mata pelajaran. Hal ini ditujukan agar produk media pembelajaran mampu

mencakup indikator pada masing-masing Kompetensi Dasar..

Pengembangan media untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan siswa menjadi

aktif dalam pembelajaran, Sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Produk yang

dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan berupa media pembelajarn jam pintar yang

diharapkan layak digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya peneliti mengujicobakan

Page 14: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

641

produk di 3 Sekolah Dasar, yaitu di SDN Karangsono 1, SDN Karangsono 3 dan SDN

Batursari 6. Hal tersebut untuk mengetahui hasil penilaian respon oleh guru dan siswa.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ketiga ahli media dalam setiap validasi

didapat rata-rata persentase keidealan 90%. Dari hasil yang diketahui maka ketiga ahli media

setuju menyatakan bahwa media jam pintar sangat layak digunakan dalam pembelajaran siswa

kelas IV Sekolah Dasar. Begitu penilaian yang dilakukan oleh ketiga ahli materi dalam setiap

validasi didapat rata-rata persentase keidealan 89%. Dari hasil yang diketahui maka ketiga ahli

materi setuju menyatakan bahwa materi jam pintar sangat layak digunakan dan sesuai dengan

SK dan KD pada pembelajaran IPS materi Koperasi Sekolah Dasar.

Berdasarkan penilaian respon guru dari ketiga SD didapat hasil rata-rata persentase

keidealan sebanyak 87%. Selanjutnya Penilaian respon siswa dari ketiga SD Sebanyak

95%.Berdasarkan persentase dan kriteria kualitatif menunjukkan bahwa media jam pintar

yang disusun baik sekali sehingga dapat dinyatakan bahwa media jam pintarlayak digunakan

dalam pembelajaran IPS materi Koperasipada siswa kelas IV Sekolah Dasar.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan media jam pintar pada pembelajaran IPS materi koperasi semester II kelas

IV Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Analysis, mengidentifikasi kebutuhan siswa sehingga

ditemukan masalah, Design, menggunakan masalah sebagai landasan merancang media,

Development, menetapkan tujuan pembelajaran, Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan

Kompetensi dasar serta memproduksi media pembelajaran, Implementation, melaksanakan

pembelajaran menggunakan mediayang sebelumnya media melalui proses validasi oleh ahli

media dan materi pembelajaran,Evaluation, melakukakan evaluasi produk yang dikembangkan.

2. Kelayakan produk dilakukan dengan cara melakukan validasi media dan materi

pembelajaran kepada ahli media dan materi pembelajaran. Penilaian oleh kedua ahli media

presentase keidealnya yaitu 90%. Penilaian oleh ketiga ahli materi presentase keidealnya yaitu

89%.

Kepraktisan Produk dilakukan dengan cara memberikan angket respon/tanggapan guru dan

siswa kelas IV di 3 Sekolah Dasar. Hasil respon guru diperoleh hasil rata-rata rata-rata

presentase keidealan sebanyak 87%. Selanjutnya Penilaian respon siswa dari ketiga SD

Sebanyak 95%. Maka dapat disimpulkan bahwa media jam pintar dapat digunakan untuk

pembelajaran di Sekolah Dasar, khususnya kelas IV Sekolah Dasar pembelajaran IPS Materi

Koperasi .

B. Saran

Saran pemanfaatan media jam pintar pembelajaran IPS Materi Koperasi untuk kelas IV

Sekolah Dasar semester II yang telah dikembangkan perlu diimplementasikan dalam kegiatan

pembelajaran bagi siswa kelas IV untuk mengetahui sejauh mana kekurangan serta produk

pembelajaran tersebut. Pada proses kegiatan pembelajaran di pembelajaran IPS materi koperasi

untuk kelas IV semester II, media jam pintar dapat digunakan sebagai salah satu media

pembelajaran yang dapat digunakan disekolah maupun di luar sekolah.

c. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan yang dilakukan memiliki keterbatasan yaitu hanya berfokus pada

produk final media, dan selanjutnya direspon oleh guru dan siswa kelas IV di Sekolah

Dasar. Selain itu materi yang diberikan hanya terbatas yaitu pembelajaran IPS materi Koperasi

kelas IV SD semester II.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: PENGEMBANGAN MEDIA JAM PINTAR DALAM PEMBELAJARAN IPS …

ISBN : 978 602 0960 80 7 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2017 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang Semarang, 9 Desember 2017

642

Arsyad, Azhar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Isti’adah. (2016). Pengembangan Media Box Wayang Karton Pada Materi Cerita

Ajisaka Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas V SD.

Kasim, Puskur. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial.Bandung: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: PT Fajar Interpratama

Mandiri.

Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Prenada Media Group.

Soegeng. (2016). Dasar-dasar Penelitian. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2015) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekata Kuantitatif, Kualitatif, dan R

& D. Bandung: Afabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. (2014). Pengembangan pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Jakarta: Kharisma Putra Utama

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Pengkoperasian.

Wahyudi, Achmat Joyo. (2016). Pengembangan Media Wayang Sains Play Book

Sebagai Penunjang Materi Makhluk Hidup dan Lingkungan Kelas IV SD di

Kelurahan Pedurungan Kidul Kota Semarang.