pengembangan materi pendidikan kesadaran dan … · peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa...

185
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Paulus Yuli Suseno NIM: 131134064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trinhkhuong

Post on 12-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN

KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN

MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B

SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Paulus Yuli Suseno

NIM: 131134064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

i

PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN

KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN

MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B

SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Paulus Yuli Suseno

NIM: 131134064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis berupa skripsi ini dengan tulus kupersembahkan untuk Tuhan

Yesus Kristus, Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Yulius, Santa Theresia, Santo

Yohanes, dan Santo Michael yang senantiasa menyertai dan memberkati seluruh

keluargaku. Kedua Orangtuaku, Bapak Yulius Tulus dan Ibu Theresia Sukartinah

yang senantiasa tidak kenal lelah untuk berjuang membesarkan, mendidik dengan

penuh cinta kasih, dan selalu memberi doa restu kepadaku. Almh. Kakak

perempuanku, Ignasia Meta Budi Lustinawati. Adikku, Brigadir Dua Polisi Yohanes

Krisnanto, Michael Bowo Cahyo Wicaksono, dan Tomy Oktavianto yang senantiasa

menerima kehadiran kakakmu ini dengan segala keterbatasanku. Mega Elvira Putri,

sumber inspirasi, motivasi, dan penyemangatku untuk terus berkarya agar menjadi

lebih baik. Alm. Kakek dan Almh. Nenekku tercinta yang senantiasa memberi doa

restu dan menjadi lantaran berkah dari Tuhan, inilah karya dari cucu kalian. Keluarga

Besarku yang senantiasa mendidik, memberi semangat, dan doa restu,

kupersembahkan juga kepada kalian.

Sahabat-sahabatku yang senantiasa memberi dukungan, semangat, dan

pengorbanan sehingga karyaku ini dapat terselesaikan dengan baik, teman-temanku

PBI USD angkatan 2012 dan PGSD USD angkatan 2013 yang senantiasa

memberikan dukungan, semangat, dan doa selama aku menempuh studi di PBI dan di

PGSD Universitas Sanata Dharma. Almamaterku tercinta Universitas Sanata

DharmaYogyakarta, terimakasih banyak sudah mendidikku hingga menjadi seperti

sekarang, karya ini adalah sumbangsih yang sungguh-sungguh kukerjakan dengan

sepenuh hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

v

MOTTO

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan

dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang

terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah:

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

*Lukas 22: 37-39*

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri

dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari

keuntungan sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala

sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”

*Surat Paulus yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ( 1 Korintus 13: 4-7)

“Ecce Ancilla Domini, fiat mihi secundum Verbum tuum”

*Lukas 1: 38*

“Belajar memahami walaupun tak sehati”

“Belajar ikhlas walaupun tak rela”

“Belajar bersabar walaupun terbebani”

“Belajar memaafkan walaupun dilukai”

“Belajar tersenyum walaupun tersakiti”

“Belajar menerima walaupun semua berbeda”

“Belajar mengucap syukur selalu dalam setiap perkara”

*Y. Tulus dan Th. Sukartinah*

“Muda, Dewasa, Matang, dan Bijaksana”

*P.Y. Suseno*

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Februari 2017

Penulis

Paulus Yuli Suseno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta:

Nama : Paulus Yuli Suseno

Nomor Mahasiswa : 131134064

menyetujui dan bersedia memberikan karya ilmiah saya kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul:

PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN

KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL

CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1

YOGYAKARTA

demi pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau pun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Februari 2017

Yang menyatakan

Paulus Yuli Suseno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

viii

ABSTRAK

Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa Kelas III B

SD N Jetis 1 Yogyakarta

Paulus Yuli Suseno

Universitas Sanata Dharma

2017

Peneliti termotivasi untuk mengobservasi sikap dan perilaku siswa kelas III B

terhadap lingkungan, selama melaksanakan kegiatan PPL di SD N Jetis 1

Yogyakarta. Wawancara juga dilakukan untuk menganalisis kebutuhan siswa, hasil

wawancara terhadap 5 siswa, guru, dan kepala sekolah menunjukkan adanya

kebutuhan akan materi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

materi berupa Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan, hasil

penggabungan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Pertama dan Hari Kedua,

Materi Eksperimen, dan Panduan Eksperimen karya peneliti dan rekan. Materi

bertujuan untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi siswa kelas III, dengan

harapan siswa semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D),

dengan melaksanakan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (Harsono,

2015). Materi dievaluasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III sebelum

diimplementasikan. Dari hasil evaluasi didapatkan skor rata-rata 3,54 sehingga materi

masuk dalam kategori “sangat layak” untuk diimplementasikan lebih lanjut. Panduan

eksperimen juga dievaluasi oleh 4 siswa kelas III B melalui kegiatan wawancara,

mereka merasa senang dikarenakan dapat membaca dan melaksanakan langkah

kegiatan dalam panduan. Materi diimplementasikan sekali dalam skala terbatas yakni

di kelas III B selama 2 hari dengan melibatkan 24 siswa.

Panduan eksperimen dapat dikategorikan layak digunakan, dikarenakan

sebanyak 22 siswa menyatakan bisa melakukan eksperimen berdasarkan panduan.

Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan

bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan, dan berpartisipasi aktif

dalam kegiatan demonstrasi. Senyum serta tawa yang mereka hadirkan memberikan

kesan bahwa siswa merasa nyaman, senang, dan bahagia. Keberhasilan 5 kelompok

dalam bereksperimen membuktikan bahwa mereka mampu bekerja secara individu

dan kelompok untuk melaksanakan eskperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi

Akar” berdasarkan panduan.

Kata kunci: pengembangan materi, pendidikan kesadaran dan kepedulian

lingkungan, Model Conservation Scout

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

ix

ABSTRACT

Development of Educational Materials of Awareness and Care about

The Environment by Using Conservation Scout Model for Grade III B Students

SD N Jetis 1 Yogyakarta

Paulus Yuli Suseno

Sanata Dharma University

2017

The researcher was motivated to observe attitudes and behaviors of Grade III

B Students towards the environment, during implementing activities of PPL in SD N

Jetis 1 Yogyakarta. Interviews were also held to analyze student’s need, the results of

interviewing the 5 students, the teacher, and the headmaster indicated that there was

a need of experiment materials. This research aimed to develop a material in the

form of Educational Materials of Awareness and Care about The Environment, a

merger of lesson plan day one and day two, Experiment Materials, and Experiment

Guideliness written by the researcher et al. The materials aimed to provide

environmental education for Grade III Students. Hopefully, the students are getting

aware and care about the environment.

Research methodology used was Research and Development (R&D), by

implementing 5 steps of materials development according to Tomlinson (Harsono,

2015). The materials had been evaluated by Natural Science Expert, Linguist, and

Teacher of Grade III before being implemented. The evaluation results obtained an

average score 3.54, so that the materials included in the category of "very proper" to

be implemented further. The Experiment Guideliness were also evaluated by 4

students of Grade III B through interviews, they felt happy because they could read

and doing the steps of the acivities in the guidelines. The Material was implemented

once on restricted scale that was in Grade III B for 2 days which involved 24

students.

The Experiment Guideliness can be categorized very proper to used because

22 students explained that they did the experiment based on guideliness. The

researcher also believed that 24 students were interested in the contents of the

guidelines with evidence that they read the guideliness, paid attention, and actively

participated in the demonstration activities. Smile and laughter that they showed,

gave impressions that they feel comfortable, happy, and excited. The success of 5

groups in doing the experiment proved that they were able to work individually and

as a group to implement the “Causes of Flood” and “The Functions of Root”

experiment based on guideliness.

Keywords: materials development, educational of awareness and care about

the environment, Conservation Scout Model

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat

kesehatan dan keselamatan yang senantiasa diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tanggungjawab untuk menyusun tugas akhir atau skripsi dengan judul:

PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN

KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL

CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS III B SD N JETIS 1

YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat

bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung atau pun

tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Ibu Christiyanti

Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Sanata Dharma, Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil

Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,

Ibu Eny Winarti, Ph.D. dan Ibu Wahyu Wido Sari, M.Biotech. yang senantiasa

membimbing, mendidik, memberi semangat dan dukungan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono

Priyotamtomo, SJ., M.Sc., Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., Ibu Theresia Yunia

Setyawan, M.Hum., dan Ibu Ika Wijayanti, S.Pd., yang telah memberikan saran

kepada peneliti selama melaksanakan penelitian, Ibu Nunik Harini Lestari, S.Pd. serta

para Guru kelas I hingga kelas VI SD N Jetis 1 Yogyakarta, yang senantiasa

memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melaksanakan PPL dan

penelitian, Ibu Indri Prasetyaningsih, S.Pd. yang senantiasa memberikan ijin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xi

bimbingan, dan arahan selama peneliti melaksanakan kegiatan penelitian di kelas III

B bersama seluruh siswa kelas III B sehingga penelitian yang dilakukan dapat

berjalan sesuai dengan harapan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada

seluruh siswa kelas III B tahun ajaran 2016/2017 yang senantiasa penulis cintai dan

banggakan, yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam melaksanakan

setiap kegiatan yang diharapkan oleh penulis, Bapak dan Ibu Dosen PGSD USD yang

senantiasa mendidik dan membimbing penulis selama menempuh ilmu di PGSD,

serta seluruh karyawan dan karyawati Sekretariat PGSD USD yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan baik dalam hal administrasi dan teknis pelaksanaan setiap hal

yang menjadi kebutuhan penulis.

Terakhir kali tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih, ucapan

terimakasih diberikan kepada sahabat-sahabatku yaitu Adelia Surya Putri, Desy Riska

Martyassanti, dan Adiktia Kurniawati yang saling melengkapi, mendukung, memberi

perhatian, waktu, tenaga, dan pikiran, dalam proses perjuangan menuntaskan

tanggungjawab sebagai Mahasiswa PGSD USD, kakak seperjuangan semasa menjadi

mahasiswa PBI dan PGSD USD yakni Yustinus Cahyadi Tresnantyo yang senantiasa

memberikan semangat dan selalu mengingatkanku untuk tetap bersikap rendah hati,

teman-teman Payung Emansipatoris yang senantiasa memberikan semangat dan

kepercayaan padaku, teman-teman SMA N 1 Seyegan yang menjadi sumber motivasi

untuk terus berkarya, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya ini,

oleh karena, itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga

karya ini dapat menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penulis

Paulus Yuli Suseno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ..................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 9

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 9

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10

1.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 11

1.7 Spesifikasi materi yang dikembangkan ........................................................ 12

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 13

2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................. 13

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ..... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xiii

2.1.2 Pengembangan Materi ........................................................................... 15

2.1.3 Pendidikan ............................................................................................. 17

2.1.4 Kesadaran dan Kepedulian .................................................................... 21

2.1.5 Lingkungan ........................................................................................... 24

2.1.6 Model Conservation Scout .................................................................... 26

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 31

2.2.1 Penelitian Tentang Model Conservation Scout ..................................... 31

2.2.2 Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan .......................................... 34

2.2.3 Penelitian Tentang Kepedulian Lingkungan ......................................... 35

2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 39

3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................. 39

3.2 Setting Penelitian .......................................................................................... 42

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 42

3.2.2 Subjek Penelitian ................................................................................... 42

3.2.3 Objek Penelitian .................................................................................... 42

3.3 Prosedur Pengembangan ............................................................................... 42

3.3.1 Analisis Kebutuhan Siswa..................................................................... 44

3.3.2 Desain .................................................................................................... 44

3.3.3 Implementasi ......................................................................................... 46

3.3.4 Evaluasi ................................................................................................. 47

3.3.5 Revisi .................................................................................................... 47

3.4 Evaluasi Materi ............................................................................................. 47

3.4.1 Desain Evaluasi ..................................................................................... 47

3.4.2 Subjek Implementasi ............................................................................. 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 48

3.5.1 Observasi ............................................................................................... 48

3.5.2 Wawancara ............................................................................................ 49

3.5.3 Kuesioner .............................................................................................. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xiv

3.5.4 Dokumentasi ......................................................................................... 50

3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 50

3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................... 54

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 54

3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 58

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 58

4.1.1 Proses Pengembangan Materi ............................................................... 58

4.1.2 Deskripsi Kualitas Materi ................................................................... 113

4.2 Pembahasan................................................................................................. 115

4.2.1 Materi Dikembangkan Berdasar Pada 5 Langkah dan 10 Prinsip

Pengembangan Materi Menurut Tomlinson........................................ 116

4.2.2 Kelebihan dan Keterbatasan Materi .................................................... 117

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............................... 121

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 121

5.2 Keterbatasan dan Saran ............................................................................... 121

DAFTAR REFERENSI .......................................................................................... 123

LAMPIRAN ............................................................................................................. 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1. Penelitian terdahulu yang relevan ............................................................. 37

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Materi ............................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget........................................ 29

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ..................... 51

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ............................ 51

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa kelas III B ................... 52

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa................ 52

Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara ................................ 53

Tabel 3.6 Pedoman Kelayakan Instrumen ................................................................ 53

Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan Ahli Bahasa..... 53

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal ............................................................................. 55

Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat ........................................................................ 57

Tabel 4.1 Hasil Validasi Materi oleh Ahli IPA ......................................................... 82

Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi ....................................... 82

Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi oleh Ahli Bahasa .................................................... 85

Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III B ............................................ 87

Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru kelas III B serta Revisi ............................ 87

Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III A ............................................ 89

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA dan Bahasa, serta Guru ..... 89

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir” .... 114

Tabel 4.9 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa ..... 114

Tabel 4.10 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”oleh Siswa

Kelas III B .............................................................................................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ..... 75

Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ............. 80

Gambar 4.3 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Sebelum Direvisi ..................................... 83

Gambar 4.4 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Setelah Direvisi ....................................... 83

Gambar 4.5 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Sebelum Direvisi .. 83

Gambar 4.6 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Setelah Direvisi ..... 84

Gambar 4.7 Gambar Kebun Pada RPP H2 Sebelum Direvisi .................................... 84

Gambar 4.8 Gambar Kebun Pada RPP H2 Setelah Direvisi ...................................... 84

Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Sebelum

Direvisi ................................................................................................ 85

Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Setelah

Direvisi ................................................................................................ 86

Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi .......................... 86

Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi ............................. 86

Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Sebelum

Direvisi ................................................................................................ 88

Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Setelah

Direvisi ................................................................................................ 88

Gambar 4.15 Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama .................................................... 98

Gambar 4.16 Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua..................................................... 105

Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi ... 109

Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi ...... 109

Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi . 110

Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi .... 110

Gambar 4.21 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”

Nomor 8 Sebelum Direvisi ................................................................ 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xviii

Gambar 4.22 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”

Nomor 8 Setelah Direvisi .................................................................. 111

Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi . 112

Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi .... 112

Gambar 4.25 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”

Nomor 6 Sebelum Direvisi ................................................................ 113

Gambar 4.26 Langkah Kegiatan dalam Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”

Nomor 6 Setelah Direvisi .................................................................. 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 129

Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ................................. 130

Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru .................................. 131

Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ................. 133

Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ............................... 134

Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ..................................... 135

Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ...................................... 140

Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ..................... 142

Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ................................... 145

Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ...................................... 148

Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen .............................................. 151

Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA ........ 154

Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA ................ 155

Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa ... 156

Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa ........... 157

Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru

Kelas III B ......................................................................................... 158

Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B ... 159

Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas

Kelas III A ......................................................................................... 160

Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A ... 161

Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 162

Lampiran 21. Curriculum Vitae ................................................................................ 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi materi yang

dikembangkan.

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Pengalaman yang didapatkan peneliti selama melaksanakan mata kuliah wajib

untuk Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Semester 7 yakni kegiatan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta begitu beragam.

Peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama 4 bulan yakni dari hari Senin tanggal 18

Juli 2016 hingga hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. SD N Jetis 1 Yogyakarta

merupakan salah satu sekolah dasar yang dapat dikatakan cukup tua di Indonesia.

Sekolah beralamatkan di Jalan Pasiraman No. 02, Cokrokusuman, Cokrodiningratan,

Jetis, Yogyakarta, tepat berada di sebelah selatan perempatan Jalan A.M Sangaji

Yogyakarta. Tidak jauh dari sekolah, berdiri juga sekolah lain yaitu SMP 6

Yogyakarta, SMK 2 dan 3 Yogyakarta, SD Tumbuh (Sekolah Inklusi), dan sekolah

menengah atas yakni SMA 11 Yogyakarta. SD N Jetis 1 dikatakan sekolah tua

dengan dasar bahwa sudah ada kegiatan kegiatan belajar mengajar sejak tahun 1905.

Sejarah mengenai keberadaan SD N Jetis 1 dapat diketahui berkat

ditemukannya buku “STAMBOEK” yang berisikan informasi tentang data peserta

didik di SD N Jetis 1 yang disahkan oleh Kepala Sekolah SD N Jetis 1 pada waktu itu

dengan alamat “Djetis”. Buku tersebut tersimpan di almari khusus yang berisikan

data administrasi sekolah. Buku “STAMBOEK” tersebut menggunakan bahasa

Belanda dan bahasa yang digunakan oleh Kepala Sekolah dalam menuliskan data-

data sekolah menggunakan bahasa Indonesia dalam ejaan lama dan tulisan dengan

gaya “Italic”. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu S selaku Karyawan Tata

Usaha yang mendampingi peneliti dalam mengamati buku “STAMBOEK, hasil

wawancara bersama para guru dan karyawan senior di SD N Jetis 1, serta hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

2

observasi sekolah, semakin menguatkan keyakinan peneliti bahwa sekolah tersebut

dibangun pada saat pemerintahan Belanda. SD N Jetis 1 berdiri jauh sebelum Raden

Mas Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) selaku Bapak Pendidikan Nasional

mendirikan “Perguruan Taman Siswa” pada tanggal 3 Juli 1922.

SD N Jetis 1 termasuk salah satu sekolah yang sudah memenuhi kriteria

sekolah sehat sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 79 tentang

Kesehatan. Sarana dan prasarana sekolah cukup terawat dengan bukti tersedianya

UKS, bersihnya kamar mandi, tersedianya tempat sampah untuk tiga jenis sampah

yakni tempat sampah untuk sampah basah, plastik, dan kertas, tersedia kantin sekolah

yang bersih, tersedia sabun cuci tangan, pengukur berat badan dan tinggi badan siswa,

dan banyak tumbuhan di sekitar kelas I hingga kelas VI. Tumbuhan yang hidup di SD

N Jetis 1 pun beragam, ada tanaman Srikaya, Pucuk merah, Kuping Gajah, Cemara,

Ketapang, dan masih banyak lagi. Sebagian besar tanaman yang ada di sekitar kelas

terlihat segar dengan warna daun hijau dan terlihat terawat dengan bukti sering ada

luapan air dari pot serta tanah berwarna cokelat gelap dan basah. Satu warung

angkringan sederhana dan satu warung nasi sayur serta penjual jajanan makanan anak

seperti penjual batagor, cilok, cireng, mie ayam, dan penjual mainan anak-anak,

meramaikan suasana di depan pintu gerbang sekolah.

Peneliti kemudian memfokuskan kegiatan observasi pada siswa kelas III B SD

N Jetis 1 dengan jumlah siswa sebanyak 25 yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14

siswa perempuan. Data awal yang memotivasi peneliti untuk terus melakukan

kegiatan observasi adalah saat peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di

kelas III B SD N Jetis 1 pada hari Selasa, 26 Juli 2016. Suasana pembelajaran di kelas

terlihat gaduh dikarenakan lebih dari 6 siswa tidak memperhatikan pembelajaran.

Mata pelajaran yang diajarkan waktu itu adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

dengan materi “Lingkungan Alami dan Buatan”.

Keenam siswa tersebut ada yang bermain dengan teman sebangkunya dan

bermain dengan teman lain bangku. Guru kelas III B pun juga menerapkan sistem

hukuman dengan harapan kelas menjadi lebih kondusif. Hukuman yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

3

oleh guru adalah mencatat siswa yang sudah ditegur sebanyak tiga kali akan tetapi

tetap gaduh. Beliau menuliskan nama-nama siswa yang gaduh di papan tulis dengan

tujuan untuk selalu mengingatkan siswa bahwa mereka sudah melanggar peraturan.

Sebagian siswa pun tetap tidak memperhatikan guru mereka meskipun hukuman

sudah diterima.

Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan

dengan lebih detail oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan Guru kelas III B

tanggal 12 Agustus 2016, beliau menjelaskan bahwa terlalu cepat untuk melakukan

penilaian secara menyeluruh, baik itu penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Guru merasa belum mampu untuk sepenuhnya mengenal dan memahami kemampuan

seluruh siswanya. Dalam pandangan Guru kelas III B setelah mendidik mereka

selama 3 minggu, kemampuan mereka untuk memahami informasi-informasi yang

bersifat konkret sudah dapat dikatakan cukup tinggi. Informasi-informasi konkret

tersebut antara lain materi-materi yang diajarkan melalu mata pelajaran IPA dan IPS.

Salah satu materi yang bersifat konkret tersebut adalah materi tentang lingkungan

alami dan buatan. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketika pembelajaran dilakukan

dengan menggunakan metode diskusi kelompok.

Siswa kelas III B antusias ketika diminta untuk melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan tumbuhan. Mereka pernah diminta untuk menanam biji kacang

hijau dalam sebuah wadah kecil pada saat pembelajaran IPA. Sebagian besar siswa

mengikuti arahan dari guru untuk menanam dan menyirami biji kacang hijau yang

ditanam. Biji kacang hijau yang sudah ditanam pun disimpan di dalam kelas. Dari

hari ke hari, siswa mulai terlihat tidak menyirami kembali tanaman kacang hijau yang

sudah tumbuh tersebut. Tanaman-tanaman yang berada di dekat kelas III B memang

terlihat segar dan terawat, akan tetapi bukan karena dirawat oleh siswa kelas III B

melainkan dirawat oleh istri penjaga sekolah.

Pengalaman lain yang menjadi bahan kajian observasi adalah saat siswa kelas

III B mengikuti kegiatan “SEMUTLIS”. Program ini mengarahkan siswa untuk

meluangkan waktu selama 10 menit untuk merawat tanaman. Hari Jumat tanggal 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

4

Oktober 2016 siswa kelas III B mengikuti kegiatan untuk merawat lingkungan SD N

Jetis 1 dengan cara memunguti sampah, dengan panduan dari Bapak K selaku Guru

kelas VI. Mereka bersemangat untuk mencari sampah sebanyak-banyaknya untuk

dibuang ke tempat sampah dikarenakan arahan dan instruksi dari Bapak K, yang

kemudian diminta untuk melaporkannya kepada guru kelasnya masing-masing. Di

kelas III B sendiri, selembar kertas berisikan tulisan “SEMUTLIS” juga sudah

menempel di dinding kelas.

Selembar kertas bertuliskan “SEMUTLIS” pun sudah menempel di dinding

kelas jauh sebelum siswa kelas III B melaksanakan kegiatan menanam biji kacang

hijau. Siswa tetap tidak kembali untuk merawat tanaman kacang hijau mereka

meskipun sudah ada program “SEMUTLIS” dan perintah dari guru. Perilaku baik

siswa kelas III B terhadap lingkungan sekolah setelah kegiatan “SEMUTLIS” selesai,

ternyata tidak terlihat kembali oleh mata dan perasaan peneliti hingga kegiatan PPL

selesai dilaksanakan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang sudah dilakukan,

peneliti menilai bahwa siswa kelas III B kurang memiliki kesadaran dan kepedulian

akan lingkungan sekitarnya khususnya terhadap sampah dan tumbuhan.

Sebagian besar siswa kelas III B tumbuh dan besar di daerah sekitar Jetis.

Latar belakang yang dimiliki oleh siswa juga beragam, baik latar belakang ekonomi,

sosial, dan tempat tinggalnya. Sebagian besar orangtua siswa bekerja sebagai

wiraswasta dan karyawan swasta. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang

tumbuh dan besar di dusun, akan tetapi dusun yang berada di lingkungan perkotaan.

Dusun-dusun yang berada di lingkungan perkotaan Jetis terlihat kumuh dan kurang

tertata, tanah yang dimiliki setiap keluarga tidak terlalu luas dan jarak antara

bangunan satu dengan yang lain rata-tata kurang dari 1 meter.

Peneliti meyakini bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, setiap siswa

kelas III B sangat membutuhkan peran lingkungan sekitarnya. Lingkungan Jetis

sendiri menurut Nila Ardhanie selaku Direktur Amrta Institue for Water Literacy,

masuk dalam lima kecamatan paling potensial mengalami krisis air (Lathiva, dalam

Harian bernas.com, 2016). Eko Teguh Paripurno selaku Peneliti Penanggulangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

5

Bencana Universitas Pembangunan (UPN) Yogyakarta juga menyatakan bahwa

permukaan air di Kota Yogyakarta terus menurun sebanyak 15-50 cm sejak tahun

2006 akibat maraknya pembangunan hotel dan berkurangnya lahan hijau (Mawa

dalam tirto.id, 2016). Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’ (2015: 22)

menyampaikan pandangannya bahwa keberadaan air minum segar merupakan topik

yang paling penting. Air sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan untuk

mendukung ekosistem di darat dan perairan.

Bencana banjir di sekitar Sungai Winongo dan Bedog Kabupaten Bantul

bulan Maret 2016, serta banjir di daerah sekitar MM UGM, Jalan Solo, Jalan

Kaliurang, Kalasan, dan Jalan Godean, terjadi dikarenakan banyaknya sampah yang

menumpuk dan akhirnya menyumbat pintu air dan saluran drainase. Sampah yang

menyumbat saluran air tersebut diyakini adalah sampah rumah tangga yang dibuang

sembarangan oleh manusia (Apriyadi dalam Tribun Jogja, 2016, Razak dalam Harian

Jogja, 2016). Sampah yang dibuang oleh manusia ke sungai juga membuat sungai

menjadi kotor dan keruh. Berita terjadinya bencana banjir tersebut menjadi perhatian

lain bagi peneliti, sebab daerah Jetis menjadi salah satu daerah yang dilewati Sungai

Code.

Data-data awal yang didapatkan selama melakukan kegiatan observasi

kemudian diperkuat melalui kegiatan wawancara bersama siswa, guru, dan kepala

sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan. Kegiatan wawancara bersama guru

kelas III B yang kedua dilakukan pada hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.00

WIB. Guru menceritakan pengalamannya ketika mengajarkan materi yang bersifat

praktik ternyata dapat membuat siswa bersemangat dan senang. Perasaan sulit juga

dirasakan selama melaksanakan kegiatan pratikum. Faktor yang menjadi kendala

dalam pelaksanaan kegiatan pratikum, antara lain yaitu tidak tersedianya sumber dan

media belajar yang memadai. Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapat

mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran. Ketersediaan materi pratikum

juga diyakini dapat memudahkan siswa untuk melakukan pratikum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

6

Pada hari yang sama, yakni hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.40 WIB,

peneliti melakukan wawancara kepada lima Siswa kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta yang dipilih sendiri oleh guru kelas. Kelima siswa yang diwawancarai

peneliti terdiri dari tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Kemampuan

akademik yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut berbeda, mulai dari yang tinggi

hingga rendah. Kelima siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa selama

mengikuti pembelajaran IPA, mereka kadang mengalami kesulitan untuk memahami

materi yang diajarkan dikarenakan kurang jelas. Ketersediaan panduan pratikum juga

dibutuhkan oleh kelima siswa dikarenakan dapat membuat mereka pintar dan dapat

memahami materi pembelajaran dengan lebih mudah. Panduan pratikum yang berisi

penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami dan disertai gambar-gambar menjadi

keinginan mereka.

Kegiatan wawancara yang dilakukan bersama dengan Kepala SD N Jetis 1

Yogyakarta pada hari Kamis, 01 Desember 2016 pukul 08.00 WIB juga menunjukkan

hal yang sama. Guru-guru setidaknya melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

bersifat praktik atau eksperimen IPA dua kali dalam satu semester. Pelaksanaan

kegiatan pratikum oleh guru-guru dipastikan menggunakan panduan oleh Kepala

Sekolah. Buku paket yang dimiliki oleh guru dan siswa dijadikan sebagai buku

pegangan pada saat pratikum, sebab di dalam buku paket sudah terdapat panduan-

panduan pratikum untuk setiap materi yang dapat dipraktikkan.

Namun demikian, tidak semua materi dalam buku paket sudah didesain

beserta dengan kegiatan pratikum sehingga guru perlu menyusun dan mempersiapkan

kebutuhan pratikum sendiri. Dalam pandangan Kepala Sekolah, keberadaan panduan

eksperimen itu penting baik bagi guru dan bagi siswa. Guru-guru bisa saja merasa

kerepotan ketika panduan eksperimen tidak tersedia. Penggunaan media pembelajaran

tersebut diharapkan dapat membuat anak-anak merasa bahagia pada saat belajar. Rasa

bahagia yang hadir dalam diri anak dapat membantu anak untuk lebih mudah

memahami pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

7

Keprihatinan terhadap cara berpikir dan perilaku yang dimiliki siswa kelas III

B terhadap lingkungan, mendorong peneliti untuk berusaha mengembangkan pola

pikir siswa terhadap lingkungan sekitar melalui pendidikan lingkungan. Beberapa ahli

pendidikan, Davis (1998: 148), Stapp (1997: 34), NEEAC (dalam Thomson dan

Hoffman, 2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan lingkungan merupakan sebuah

proses untuk membentuk kesadaran, pemahaman, sikap, dan kebiasaan manusia agar

lebih bertanggungjawab terhadap hubungan mereka dengan lingkungan. Pendidikan

lingkungan sendiri dapat menjadi sarana penyampaian pengetahuan lingkungan serta

untuk mengupayakan peningkatan kesadaran dan kepedulian manusia terhadap

kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35-36). Kesadaran lingkungan menurut Neolaka

(2008) dipahami sebagai keadaan tergugahnya jiwa sehingga mendorong seseorang

mampu untuk menentukan mana yang baik dan yang buruk bagi lingkungan.

Kepedulian lingkungan dalam pandangan Narwanti (dalam dalam Handayani, 2013:

25) dipahami sebagai sikap atau tindakan dengan tujuan untuk mencegah kerusakan

pada lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk mencegah

kerusakan pada lingkungan alam.

Data-data yang didapatkan dari kegiatan observasi dan wawancara menjadi

acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Metode yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan

lingkungan salah satu diantaranya adalah dengan menyediakan suatu setting atau

layanan pembelajaran yang dapat mengarahkan dan menguatkan terwujudnya

tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerford

dan Volk dalam Hamzah, 2013: 36, Clayton dan Myers, 2014: 360). Prosedur

pengembangan materi dan prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam

Harsono, 2015) akan digunakan untuk menyusun sebuah materi pembelajaran

dikarenakan peneliti akan memfokuskan pengembangan materi pada isinya.

Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka di dunia pada pengembangan materi

untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016). Pengembangan materi

menurut Tomlinson dimaksudkan untuk mengembangkan bahan-bahan apapun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

8

dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Materi tersebut dapat

berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video,

handout (Tomlinson, 2005).

Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran

dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Materi

tersebut ditawarkan kepada guru dan seluruh Siswa kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta. Peneliti melandaskan diri pada pandangan beberapa tokoh ternama

yakni (1) pandangan Maria Montesori mengenai anak, bahwa melalui permainan

anak-anak dapat mengaktualisasikan dirinya (Montesori, 2002), (2) pandangan Jean

Piaget (dalam Crain, 2007: 167-224) bahwa kemampuan berpikir anak usia 7-11

tahun dapat berkembang dengan baik jika dihadirkan aktivitas konkret, dan (3)

pandangan Lev Semionovich Vygotsky (dalam Slavin, 2011: 59) bahwa seorang anak

bisa berkembang menjadi lebih baik berkat kehadiran orang lain di sekitarnya atau

justru menjadi scaffolder bagi orang lain.

Model Conservation Scout (CS) digunakan peneliti sebagai bagian dari Materi

pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk memberikan kenyamanan

belajar pada anak dengan harapan akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri anak.

Model CS merupakan salah satu model pembelajaran inovatif untuk memberikan

pendidikan konservasi sederhana kepada anak melalui 4 metode. Metode dalam CS

antara lain kebun konservasi, minitrip, area konservasi dalam ruangan, dan

eksperimen sederhana (Suseno, 2016: 4). Metode eksperimen sederhana, teknik peer

tutoring dan kampanye digunakan oleh peneliti dalam penyusunan materi.

Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan merupakan

penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 1 (RPP H1), Silabus H1,

dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya Adelia Surya Putri serta Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Hari 2 (RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen

“Fungsi Akar” karya Paulus Yuli Suseno. Kedua perangkat pembelajaran dan materi

eksperimen tersebut berkaitan dan saling melengkapi satu sama lain. Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

9

Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan ini dapat diberikan bagi Siswa

Sekolah Dasar Kelas III.

Implementasi materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) dengan materi “Kerusakan Alam dan Cara Menjaga Kelestarian Alam dan

Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan”. Penyusunan materi ini didasarkan pada

latar belakang, tujuan, serta harapan yang sama yakni memberikan pendidikan

lingkungan kepada anak-anak Kelas III SD N Jetis 1 agar lebih sadar dan peduli

terhadap lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga

Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk

Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta ?

1.2.2 Bagaimana kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian

Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B

SD N Jetis 1 Yogyakarta?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak

menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

1.3.1 Materi yang dikembangkan berupa “Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan” menggunakan Model Conservation Scout pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

10

materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian Alam dan Perilaku

Manusia Yang Peduli Lingkungan.

1.3.2 Materi yang dikembangkan bertujuan untuk memberikan pendidikan

kesadaran dan kepedulian lingkungan bagi Siswa kelas IIIB SD N Jetis 1.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut adalah

sebagai berikut:

1.4.1 Mengetahui proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan” ” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga

Kelestarian Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk

Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.4.2 Mengetahui kualitas “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian

Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B

SD N Jetis 1 Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak,

diantaranya yaitu:

1.5.1 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman baru dalam hal pengembangan materi

pembelajaran berbasis pendidikan lingkungan sebagai sumber belajar baru

bagi siswa kelas III sekolah dasar dan berkesempatan untuk membantu

membentuk cara pandang siswa sekolah dasar agar lebih sadar dan peduli

terhadap lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

11

1.5.2 Bagi Guru

Guru mendapatkan sumber dan media belajar berupa materi pembelajaran

berbasis pendidikan lingkungan yang dapat digunakan untuk membantu siswa

sekolah dasar agar lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.

1.5.3 Bagi Siswa

Siswa memperoleh sumber belajar berupa Materi Eksperimen Penyebab

Banjir dan Fungsi Akar yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah

memahami pentingnya lingkungan bagi kehidupan mereka dan pengalaman

yang dapat memotivasi siswa untuk berani menjadi duta lingkungan, dan

berkarya dengan positif melalui poster, kampanye, dan peer tutoring.

1.5.4 Bagi Sekolah

Memberi informasi mengenai efektivitas penggunaan materi pembelajaran

dengan model Conservation Scout, sehingga dapat menjadi bahan refleksi

dalam mengarahkan guru-guru kelas dalam memilih model pembelajaran.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Pengembangan materi adalah usaha untuk mengembangkan bahan-bahan ajar

yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pembelajaran dengan harapan

akan membantu siswa lebih mudah memahami pembelajaran.

1.6.2 Pendidikan adalah usaha untuk membimbing, memberdayakan, dan

memerdekakan manusia menjadi manusia yang dewasa, bijak, dan berbudaya.

1.6.3 Kesadaran lingkungan adalah bentuk kendali atas diri kita terhadap respon

dari dalam diri, benda-benda di sekitar, dan peristiwa alam dalam kehidupan

sehari-hari yang kemudian mendorong kita untuk menentukan pilihan mana

yang bermanfaat dan yang kurang bermanfaat bagi lingkungan.

1.6.4 Kepedulian lingkungan adalah ungkapan perasaan yang kemudian diwujudkan

dalam bentuk tindakan untuk menjalin hubungan yang selaras dengan

lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

12

1.6.5 Lingkungan adalah segala benda yang ada di sekitar manusia baik benda

hidup dan tak hidup.

1.6.6 Model Conservation Scout adalah pembelajaran inovatif yang membimbing

siswa untuk memahami alam dan berkarya untuk alam dimulai dari hal yang

sederhana.

1.7 Spesifikasi materi yang dikembangkan

Spesifikasi materi yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan

ini adalah:

1.7.1 Materi berupa materi pembelajaran berjudul “Materi Pendidikan Kesadaran

dan Kepedulian Lingkungan”.

1.7.2 Materi yang dikembangkan disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan menggunakan Model Conservation Scout (CS).

1.7.3 Materi terdiri dari sampul, pengantar materi, pengertian Pendekatan PPR,

pengertian Model Conservation Scout yang disusun peneliti dan rekan, serta

penggabungan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 1 (RPP H1),

Silabus H1, dan Materi Eksperimen “Penyebab Banjir” karya rekan peneliti

yaitu Adelia Surya Putri serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari 2

(RPP H2), Silabus H2, dan Materi Eksperimen “Fungsi Akar” karya peneliti.

Berdasarkan analisis kebutuhan siswa kelas III yang sama, maka peneliti dan

rekan peneliti sepakat untuk menggabungkan karya menjadi saru dengan judul

“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.

1.7.4 Materi berisi materi eksperimen dan panduan eksperimen untuk guru dan

siswa kelas III Semester II dengan materi pembelajaran “Kerusakan Alam dan

Cara Menjaga Kelestarian Alam serta Perilaku Manusia yang Peduli

Lingkungan” yang disertai dengan foto dan penjelasan agar siswa lebih

mudah memahami isi materi.

1.7.5 Materi dikembangkan dengan menggunakan prinsip pengembangan materi

menurut Tomlinson.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Pengalaman bermakna bagi peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL di SD

N Jetis 1 Yogyakarta, berawal dari hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran

yang berlangsung di kelas III B. Materi pembelajaran yang diajarkan pada waktu itu

berkaitan dengan lingkungan. Namun demikian, peneliti meyakini bahwa materi

pembelajaran masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum sepenuhnya

menjadi pendidikan lingkungan. Peneliti kemudian termotivasi untuk terus

mengamati sikap dan perilaku siswa kelas III B khususnya terhadap lingkungan.

Hasil dari pengamatan terhadap siswa kelas III B selama 4 bulan dan berdasarkan

analisis kebutuhan siswa serta guru, memotivasi peneliti untuk memberikan

sumbangsih berupa pengembangan materi pembelajaran yang dapat mengupayakan

terwujudnya pendidikan lingkungan dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan” melalui penelitian dan pengembangan.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D)

Penggunaan metode R&D dalam dunia pendidikan dapat dikatakan terlambat.

Keterlambatan penggunaan metode R&D dapat terjadi karena metode ini pertama kali

muncul dan berkembang di dunia militer/pertahanan. Godin (dalam Putra, 2015)

menjelaskan bahwa metode R&D pertama kali digunakan di Departemen Pertahanan

Amerika Serikat. Penggunaan terhadap metode R&D yang semakin tinggi, akhirnya

membuat metode ini terus berkembang dan dimanfaatkan dalam bidang pendidikan.

Robert M. Gagne, seorang ahli pendidikan yang terkemuka terkait karyanya yakni

Instructional System Design (ISD) dan The Condition of Learning (TCL), akhirnya

mencatatkan dirinya sebagai orang yang pertama kali menggunakan metode R&D di

bidang pendidikan (Putra, 2015: 27). Gagne mengembangkan ISD dan TCL sewaktu

masih bekerja sebagai ahli di Military Research and Development.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

14

Proses terbentuknya metode R&D yang cukup panjang dan menyangkut

beberapa bidang kehidupan, menjadikan pemahaman tentang pengertian metode

R&D menjadi beragam. Beberapa ahli pendidikan, Borg and Gall (1983),

Sukmadinata (2011: 164), Sanjaya (2013: 129-133), Putra (2015: 67) mendefinisikan

metode penelitian dan pengembangan sebagai sebuah metode penelitian yang

bertujuan untuk mencaritemukan, memperbaiki/mengembangkan produk yang telah

ada, atau justru menghasilkan produk baru dan kemudian menguji keefektifan produk

tersebut. Produk yang dikembangkan atau yang dihasilkan dapat berupa suatu buku,

modul, alat, metode, prosedur, kurikulum, program komputer, atau model

pembelajaran dengan harapan semakin unggul, efektif, efisien, dan bermakna.

Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari

beberapa ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Peneliti pun

memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut

Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai salah satu ahli terkemuka dunia pada

pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa (Aneheim University, 2016).

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan

lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Terdapat 5 langkah

kegiatan yang dapat dilakukan dalam desain pengembangan materi menurut

Tomlinson (dalam Harsono, 2015).

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah analisis kebutuhan siswa

(Students’s need analysis). Pengembangan materi dilakukan dengan dasar pada

analisis kebutuhan siswa. Identifikasi kebutuhan siswa terlebih dahulu dilakukan

untuk mengetahui apa yang akan dan seharusnya diterima atau dipelajari dan apa

yang tidak. Materi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, tentunya akan

memiliki pengaruh positif bagi perkembangan dan kemajuan diri siswa serta lebih

bermakna. Desain (Design) merupakah langkah kedua yang dapat dilakukan setelah

menganalisis kebutuhan siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengawali

desain pengembangan materi adalah dengan menyusun garis besar materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

15

pembelajaran. Garis besar pembelajaran sebaiknya disusun dan dipertimbangkan

dengan silabus, kebutuhan siswa, dan prinsip-prinsip pengembangan materi.

Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah implementasi (Implementation).

Garis-garis besar pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, kemudian

dilaksanakan/diimplementasikan kepada siswa dalam suasana belajar mengajar yang

nyata. Hasil implementasi materi dalam suasana belajar mengajar yang nyata perlu

untuk di analisis kelemahan dan kelebihannya. Proses analisis kelemahan dan

kelebihan materi yang dilakukan merupakan bentuk langkah kegiatan keempat yakni

evaluasi (Evaluation). Langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan revisi

(Revision). Hasil dari evaluasi terhadap implementasi materi yang dikembangkan,

dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dan referensi untuk memperbaiki atau

mengubah dan merevisi suatu materi. Kegiatan ini memungkinkan terbentuk dan

berkembangnya suatu materi yang semakin berkualitas.

2.1.2 Pengembangan Materi

Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan

pengembangan materi adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang

dapat digunakan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Materi tersebut dapat

berbentuk seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM, DVD, video,

handout, dan dari internet. Pengembangan material pembelajaran perlu memenuhi

setidaknya 16 prinsip sesuai dengan apa yang diringkas oleh Tomlinson. Prinsip-

prinsip yang disampaikan oleh Tomlinson tersebut lebih dikhususkan kepada

pengembangan material pembelajaran bahasa. Peneliti kemudian menentukan sepuluh

(10) prinsip dari enam belas (16) prinsip yang diyakini relevan dengan penelitian ini.

Penelitian ini mengupayakan tercapainya ke sepuluh prinsip pengembangan

materi menurut Tomlinson (2005: 1-24). Prinsip yang pertama yaitu memiliki

pengaruh bagi pembelajar. Materi yang disusun diharapkan dapat memancing rasa

keingintahuan, ketertarikan, dan perhatian pembelajar. Pengaruh dapat tercapai ketika

suatu materi itu dipegang dan kemudian dibaca oleh pembelajar. Pembelajar pun akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

16

memperoleh kesempatan untuk menerima informasi-informasi yang dihadirkan dalam

suatu materi yang nantinya akan diproses sebagai bentuk kegiatan berpikir. Materi

yang disusun juga perlu mengupayakan prinsip kedua yakni diharapkan dapat

membuat pembelajar merasa nyaman, senang, dan bahagia. Materi diharapkan dapat

menumbuhkan rasa nyaman dan kemerdekaan hati sehingga nantinya akan muncul

perasaan senang dan bahagia dalam diri pembelajar. Materi dapat membantu

pembelajar untuk merasakan kenyamanan dan kebahagiaan jika memenuhi

setidaknya beberapa kriteria antara lain berisikan teks dan ilustrasi/gambar, bahasa

yang digunakan mudah dipahami oleh pembelajar, dan berisikan contoh-contoh atau

petunjuk.

Prinsip ketiga yang sebaiknya dipenuhi adalah dapat mengembangkan

kepercayaan diri pembelajar. Dulay, Burt, dan Krashen (dalam Harsono, 2015: 171)

menyampaikan bahwa kenyamanan dan kepercayaan diri berkembang lebih cepat.

Pembelajar dapat dengan lebih mudah mengembangkan kepercayaan diri mereka jika

materi yang diterima tidak terlalu rumit akan tetapi berpotensi untuk mengembangkan

kemampuan mereka. Materi juga diharapkan relevan untuk pembelajar sehingga

dapat memenuhi prinsip keempat. Materi yang diberikan sebaiknya disesuaikan dan

memperhatikan latar belakang tingkat kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik,

sosial, dan ekonomi pembelajar. Materi tersebut juga diharapkan dapat berguna bagi

kehidupan pembelajar sehari-hari.

Prinsip kelima yang sebaiknya dipenuhi yaitu dapat membuat pembelajar

tertarik. Pembelajar akan tertarik untuk mempelajari materi dengan diri mereka

sendiri. Ketertarikan dari pembelajar terhadap materi dapat terjadi jika materi dapat

memberikan penjelasan atau dengan kata lain dapat memenuhi prinsip keenam.

Materi sebaiknya memberikan pencerahan bagi pembelajar dengan menghadirkan

petunjuk atau nasihat kegiatan sehingga memudahkan pembelajar untuk

memahaminya. Prinsip selanjutnya yang perlu dipenuhi adalah prinsip ketujuh yakni

memperhatikan gaya belajar yang berbeda dalam diri masing-masing pembelajar.

Tidak semua pembelajar memiliki gaya belajar yang sama. Materi sebaiknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

17

mengupayakan untuk menyediakan bentuk-bentuk kegiatan yang mengupayakan

perkembangan seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan

memanfaatkan sarana berpikir seperti panca indera pembelajar.

Materi juga diharapkan dapat memenuhi prinsip kedelapan yakni

memperhatikan sikap afektif yang berbeda dalam diri masing-masing pembelajar.

Materi perlu memperhatikan sikap afektif yang dimiliki oleh beragam pembelajar,

oleh karena itu sebaiknya suatu materi dapat menyediakan bentuk kegiatan secara

individual atau pun kelompok. Prinsip kesembilan yang sebaiknya dipenuhi adalah

dapat memberdayakan kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi

otak kanan dan kiri. Materi dapat membantu pembelajar mengembangkan

kemampuan berpikir, pengolahan emosi, estetika seni, dan menyediakan kegiatan

yang melatih otak kanan dan kiri pembelajar. Prinsip terakhir atau prinsip kesepuluh

yang sebaiknya dipenuhi adalah terwujudnya feedback. Materi mendorong siswa

untuk memberikan respon positif atas informasi/kegiatan yang sudah diterima oleh

pembelajar. Suatu materi yang dikembangkan berdasarkan 10 prinsip pengembangan

materi menurut Tomlinson, diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembelajaran

sehingga memungkinkan terwujudnya proses pendidikan yang efektif dan bermakna.

2.1.3 Pendidikan

Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, yakni Prof. J.

Sudarminto, SJ., pernah menyampaikan pandangannya mengenai konsep pendidikan

yang baik untuk diterapkan di Indonesia dalam Seminar Peringatan Dies Natalies

Universitas Sanata Dharma (USD) ke-58 dengan tema “Konsep Pendidikan

Driyarkara: Esensi, Sosial-Histori, dan Aktualisasi” yang diselenggarakan hari

Kamis tanggal 12 Desember 2013. Sudarminto berpendapat bahwa salah satu konsep

pendidikan yang dinilai relevan dengan kondisi Indonesia saat ini adalah konsep

pendidikan menurut Prof. Driyarkara, SJ (Universitas Sanata Dharma, 2013,

Wardhana dalam Solopos.com, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

18

“Eidos” atau ide pokok dari pendidikan dalam pandangan Driyarkara (1980:

78) dimaknai sebagai sebuah proses memanusiakan manusia muda dan mengangkat

manusia muda ke taraf yang insani. Manusia muda dapat diartikan sebagai seorang

anak kecil yang baru memasuki sebuah dunia dan belum mampu untuk menempatkan

diri. Anak tersebut sedang berusaha untuk melakukan perjalanan ke arah

kemanusiaannya, namun dipandang sebagai manusia yang belum mampu mencapai

kemanusiannya. Pandangan ini didasarkan pada gambaran konkrit manusia seperti

yang diharuskan sesuai kebudayaan yang ada menurut pendidik.

Pendidik pun bertanggungjawab untuk membantu anak dalam usaha untuk

berbuat/bertindak sesuai kodratnya sebagai manusia sesuai dengan umur dan

kemampuannya. Tindakan dari pendidik dan anak, akan menyatu dan menjelma

menjadi sebuah perbuatan baru dalam diri anak sesuai ukuran mereka. Tindakan

tersebut memungkinkan anak menjadi human atau sesuai dengan taraf insani.

Dinamika yang terjalin antara pribadi pendidik dan pribadi anak didik, akan

menyatukan mereka dalam pertemuan yang mendalam. Aku dari pendidik dan aku

dari anak didik akan bersatu menjadi “kita”, dan mengangkat aku anak didik menjadi

aku pendidik. Pengangkatan terhadap aku anak didik menjadi aku pendidik ini disebut

sebagai proses hominisasi dan humanisasi.

Hominisasi dan humanisasi merupakan satu kesatuan dan tidak ada

sekat/batasnya. Hominisasi dapat dimaknai sebagai sebuah usaha untuk

memanusiakan manusia muda agar mampu berdiri, bergerak, bersikap, atau bertindak

sebagai manusia dalam taraf yang minimal/sederhana. Namun demikian, manusia

diharapkan tidak hanya menjadi homo (manusia), melainkan juga harus menjadi

homo yang human (dalam artian berkebudayaan tinggi). Proses ini disebut sebagai

humanisasi, yang artinya bahwa manusia muda diarahkan untuk mencapai taraf yang

lebih sempurna. Tingkat humanisasi adalah tingkat kebudayaan yang lebih tinggi

yang memungkinkan manusia mampu mengangkat alam menjadi alam manusiawi

(Driyarkara, 1980: 74-90).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

19

M.Heidegger seorang filsuf dari Jerman berpendapat bahwa pendidikan

seyogyanya perlu untuk diperbaharui (membutuhkan renaissance) agar manusia

dapat berkembang dengan lebih baik. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh

Driyarkara, dipandang sebagai pilihan tepat untuk memperbaharui pendidikan di

Indonesia, dikarenakan sangat mendukung dan menerapkan konsep pendidikan dalam

Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila (Sastrapratedja, 2013: 325).

Paidea sebagai konsep pendidikan yang termasuk tua dari Yunani, dapat

dipahami sebagai proses pembangunan manusia. Orang Romawi menganggap bahwa

pembangunan manusia dapat dilakukan melalui model pendidikan yang menerapkan

prinsip humanitas. Prinsip pendidikan yang digagas oleh Driyarkara tentu selaras

dengan model pendidikan humanitas, khususnya humanisme renaissance.

Humanisme renaissance dapat diartikan sebagai sebuah proses pendidikan yang

menekankan kebebasan manusia untuk membentuk dirinya sendiri (Sastrapratedja,

2013: iii-iv)

Prinsip humanisasi dalam pendidikan dapat kita temukan juga dalam konsep

pendidikan menurut Paulo Freire, Ira Shor, Henry Giroux, dan Peter McLaren.

Pendidikan yang ditawarkan oleh para ahli pendidikan tersebut dikenal dengan nama

Pendidikan Emansipatoris. Mengutip pendapat Freire (Nouri dan Sajjadi, 2014),

humanisasi dapat dipahami sebagai pemberdayaan kesadaran kritis yang dimiliki guru

dan murid terhadap relasi mereka dengan dunia. Pembentukan dunia yang humanis

menurut Freire, dapat dilakukan dengan dialog yang mengutamakan cinta,

kerendahan hati, iman, keyakinan, harapan, dan pemikiran kritis.

Pendidikan Emansipatoris memungkinkan siswa dan guru saling belajar satu

sama lain. Budaya baru yang ditawarkan oleh pendidikan emansipatoris adalah

menjadikan guru dan murid sebagai pembelajar atau subjek yang sama-sama

mempelajari objek yaitu materi pembelajaran. Dialog yang dibangun antara guru dan

murid akan menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman baru serta menjadikan guru

dan murid bersama-sama saling memberdayakan satu sama lain. Dialog dalam

pendidikan emansipatoris sebaiknya mengambil tema nyata dalam kehidupan sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

20

hari dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (Sastrapratedja, 2013, Nouri dan

Sajjadi, 2014, Winarti dan Anggadewi, 2015).

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) atau Pedagogi Ignasian dianggap sebagai

salah satu model pendidikan emansipatoris (Winarti dan Anggadewi, 2015: 54).

Pendekatan ini merupakan bentuk Latihan Rohani yang diajarkan oleh Santo Ignatius

dari Loyola. Terdapat lima bentuk kegiatan yang saling berkaitan sebagai siklus

dalam PPR, antara lain yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi

(Suparno, 2015: 11, 21-41, Peterson dan Nielsen dalam Winarti dan Anggadewi,

2015: 55).

Dalam tahapan konteks, pembelajar akan berusaha untuk mengidentifikasi

sebuah konteks yang dihadirkan oleh pendidik. Pembelajar akan didorong untuk

mengidentifikasi tentang keberadaan pribadi pembelajar dalam konteks dunia yang

lebih luas. Pembelajar kemudian dihadapkan pada sebuah kegiatan yang berkaitan

dengan konteks dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman. Pengalaman yang

dihadirkan oleh guru, sebaiknya dilakukan dan dialami sendiri oleh pembelajar

dengan harapan dapat menyentuh hati, pikiran, kehendak, dan perasaan pembelajar.

Pembelajar akan terbantu untuk mendalami bahan dan mengambil makna yang

mendalam dari bahan yang telah dipelajari melalui pengalaman tersebut.

Proses pengambilan makna yang mendalam dalam tahapan pengalaman,

memungkinkan pembelajar untuk semakin menyadari pengalaman pribadinya hingga

mencapai tahapan refleksi. Tahapan refleksi ini akan mendorong pembelajar untuk

semakin menggali pengalaman mereka sedalam dan seluas-luasnya dan mengambil

makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat. Fakta lain dari

kegiatan refleksi adalah membuat pembelajar semakin mampu dan berani

menentukan pilihan-pilihan hidup serta menanggapi konsekuensinya.

Mengutip pendapat Mezirow (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 55),

bahwa melalui refleksi kritis yang dilakukan terus menerus akan membantu

pembelajar untuk menemukan cara pandang baru hingga mengidentifikasi berbagai

pilihan hidup. Tahapan aksi menjadi kegiatan lanjut setelah pembelajar menentukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

21

pilihannya. Aksi nyata yang dapat dilakukan oleh pembelajar antara lain bersikap

untuk merubah hidup/kepribadian menjadi lebih baik atau berkarya bagi orang lain.

Seluruh proses PPR termasuk dalam proses pendidikan, oleh karena itu perlu

dilakukan evaluasi untuk mengupayakan kebaikan leih bagi pendidik dan pembelajar.

Melalui evaluasi, proses PPR yang belum berjalan baik akan diperbaiki dan bila

sudah berjalan dengan baik maka akan dikembangkan. Pendekatan PPR diyakini

dapat mengembangkan kesadaran dan memotivasi seorang pembelajar untuk berkarya

bagi dirinya, bagi orang lain, dan lingkungan di sekitarnya.

2.1.4 Kesadaran dan Kepedulian

Dalam pandangannya mengenai kesadaran, Ginintasasi (2011) mendefinisikan

kesadaran pada dasarnya adalah kegiatan berpikir. Seseorang dikatakan sadar jika

memiliki kendali penuh atas dirinya terhadap stimulus-stimulus yang membentuk

dirinya, baik stimulus internal dan eksternal (Solso & Maclin, 2008: 240). Bloom

(dalam Jamanti, 2014: 24) membagi 3 ranah untuk menilai kesadaran seseorang,

antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah dari Bloom ini

dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan perilaku seiring perkembangannya

(Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014).

Pengetahuan merupakan ranah pertama yang dapat digunakan untuk menilai

kesadaran seseorang. Pengetahuan didapatkan seseorang ketika orang tersebut telah

melakukan pengindraan terhadap objek di sekitar mereka. Dalam ranah ini, terdapat 6

tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, yaitu tahu (know), memahami

(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),

evaluasi (evaluation).

Sikap merupakan ranah kedua yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran

seseorang. Bentuk kesiapan dan kesediaan diri untuk bertindak adalah pengertian

sederhana dari sikap (Newcomb dalam Jamanti, 2014: 25). Dalam ranah ini, terdapat

4 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran, aspek pertama yang dapat digunakan

adalah menerima (receiving). Aspek ini dikatakan tercapai ketika seseorang (subjek)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

22

bersedia dan memperhatikan stimulus yang ada dalam dirinya atau pun yang

diberikan oleh lingkungan.

Merespon (responding) merupakan aspek kedua yang dapat digunakan. Contoh

dari pencapaian atas aspek ini misalnya seseorang menjawab pertanyaan dari orang

lain, menerima atau menolak gagasan dari orang lain, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas (tanpa memperhatikan kebenaran dari isi pekerjaannya). Aspek

selanjutnya atau aspek ketiga adalah menghargai (valuing). Aspek ini dikatakan

tercapai ketika seseorang mampu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah bersama. Bertanggungjawab (responsible) merupakan

aspek terakhir yang dapat digunakan untuk menilai kesadaran. Seseorang yang

bersedia untuk melaksanakan konsekuensi atas segala sesuatu yang terjadi dari

pilihan yang sudah ditentukan menunjukkan bahwa dirinya sudah mencapai aspek

keempat.

Ranah ketiga yang digunakan untuk menilai kesadaran adalah perilaku

(tindakan). Dalam ranah ini terdapat 4 tingkatan aspek untuk menilai kesadaran,

aspek pertama yaitu persepsi (perception). Seseorang yang mampu untuk mengenal,

memilah, dan memilih berbagai objek yang berkaitan dengan keputusan yang akan

diambil maka diyakini sudah mencapai aspek pertama. Aspek kedua yaitu respon

terbimbing (guided response), seseorang diharapkan mampu untuk melakukan

kegiatan secara urut dan sesuai dengan contoh. Aspek keempat adalah mekanisme

(mechanism), seseorang yang mampu untuk melakukan kegiatan dengan benar

dengan sendirinya dikarenakan sudah menjadi kebiasaan maka diyakini sudah

mencapai aspek keempat. Adopsi (adoption) merupakan aspek terakhir atau aspek

keempat yang dapat digunakan. Seseorang diharapkan mampu untuk mencontoh

tindakan baik yang dilihat, didengar, dan dirasakannya serta mengembangkannya

menjadi lebih baik.

Pendapat dari beberapa ahli pendidikan, Leininger, May, Swanson, Noddings,

Bender, Boyatzis dan McKee (dalam Sihombing, 2015) mengenai kepedulian, dapat

kita maknai bahwa kepedulian merupakan sebuah perasaan yang muncul dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

23

manusia yang kemudian ditunjukkan dengan sikap dan perbuatan untuk menjalin

hubungan dengan orang lain. Kepedulian berawal dari perasaan, namun demikian

tidak berarti bahwa hanya berhenti pada perasaan. Kepedulian mendorong adanya

perilaku sebagai bentuk dari hadirnya perasaan tersebut.

Terdapat 5 poin penting dalam kepedulian yang digagas oleh Swanson

(Sihombing, 2015: 27). Poin pertama dari kepedulian adalah mengetahui. Pada aspek

ini, seseorang berusaha untuk memahami kejadian yang bermakna dalam kehidupan

orang lain, menilai lebih dalam dengan melihat isyarat verbal dan non-verbal. Poin

edua dari kepedulian adalah turut hadir. Kita menunjukkan kehadiran diri kita dalam

kehidupan orang lain dengan memberikan perhatian dan melakukan refleksi apakah

kehadiran kita mengganggu orang tersebut atau tidak. Poin selanjutnya yakni poin

ketiga yaitu melakukan. Kita diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih

seperti menghibur, melindungi, menjadikan pribadi orang lain tersebut sebagai bagian

dari kepentingan pribadi kita.

Poin keempat dari kepedulian adalah memungkinkan. Kita dimungkinkan

untuk bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik, dengan mendengarkan

segala keluh kesah dan cerita yang disampaikan, memberikan nasihat, dukungan, dan

memberikan solusi kepada orang yang dipedulikan. Poin terakhir atau poin kelima

dari kepedulian adalah mempertahankan keyakinan. Kita diharapkan dapat

meneguhkan keyakinan dan keputusan yang diambil seseorang yang dipedulikan,

agar orang tersebut selalu kuat dan memiliki harapan. Orang yang telah memiliki

kepedulian, maka dapat memberikan respon positif terhadap kehadiran orang lain,

mampu memahami apa yang dibutuhkan orang di sekitarnya dan kemudian

mengekspresikannya dalam sebuah tindakan. Tindakan yang diekspresikan antara lain

seperti rela mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan yang terbaik

bagi orang yang dipedulikan, mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain,

menghargai, rela memberi, membantu, dan berbelas kasih baik kepada orang lain dan

lingkungan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

24

2.1.5 Lingkungan

Lingkungan adalah segala hal yang ada di sekitar manusia, mulai dari alam

sampai manusia lainnya (Reksadjaja, 1979). Sejalan dengan pendapat di atas,

Sarwono (1992: 6), Keraf (2014: 41-43) menambahkan bahwa lingkungan adalah

sebuah ekosistem dan alam semesta yang dipahami sebagai oikos, dalam bahasa

Yunani dipahami sebagai tempat tinggal atau rumah tempat tinggal. Oikos tidak

hanya dipahami sebagai lingkungan di mana manusia hidup, melainkan sebagai

keseluruhan alam semesta dan yang menunjang interaksi antara makhluk hidup yang

terjalin di dalamnya.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia dipandang sebagai makhluk

yang tidak bisa hidup tanpa kehadiran lingkungan sekitarnya (Winarti dan

Anggadewi, 2015: 50-51). Lingkungan menyediakan seluruh kebutuhan hidup

manusia, oleh karena itu manusia akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya.

Interaksi yang dibangun oleh manusia dengan lingkungan akan berlangsung secara

terus menerus. Manusia dapat belajar dari lingkungan dan kemudian dipengaruhi oleh

lingkungan, tetapi dapat pula mempengaruhi lingkungan. Pengaruh yang dibuat oleh

manusia terhadap lingkungan dapat berlangsung dengan baik, tetapi dapat juga

berlangsung dengan buruk. Dampak dari perlakuan manusia terhadap lingkungan

tentu akan berpengaruh juga terhadap kualitas kehidupan manusia itu sendiri

(Iskandar, 2013: v, Hamzah, 2013: 1).

Prof. Mawardi dalam Seminar Nasional: Symposium on Biologi Education

(Symbion) 2016, berpendapat bahwa membangun perilaku manusia dapat dilakukan

melalui proses pendidikan dan tidak bisa dilakukan secara singkat. Pendidikan

memungkinkan untuk membentuk mental dan perilaku individu selaku manusia

seperti yang diharapkan. Manusia dapat bersikap dan berperilaku yang selaras dengan

alam ketika “Pendidikan Lingkungan” telah diberikan dan diberikan sepanjang hayat

(Hamzah, 2013: 37,44).

Beberapa ahli pendidikan lingkungan, Davis (1998: 148), Stapp (1997: 34),

NEEAC (dalam Thomson dan Hoffman, 2002: 6) memaparkan bahwa pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

25

lingkungan merupakan sebuah proses untuk membentuk kesadaran, pemahaman,

sikap, dan kebiasaan manusia agar lebih bertanggungjawab terhadap hubungan

mereka dengan lingkungan. Individu maupun kelompok yang telah memperoleh

pendidikan lingkungan tentunya akan mampu memahami bagaimana alam bekerja,

bagaimana mengapresiasi kehadiran alam, dan bagaimana manusia berinteraksi

dengan lingkungan (Davis, 1998: 146-147).

Pendidikan lingkungan (environmental education) itu berbeda dengan ilmu

lingkungan (ecology). Perbedaan yang dapat kita pahami secara sederhana adalah

materi yang diberikan dalam ilmu lingkungan itu terbatas pada pengetahuan tentang

lingkungan. Pendidikan lingkungan sendiri dapat menjadi sarana penyampaian

pengetahuan lingkungan serta untuk mengupayakan peningkatan kesadaran dan

kepedulian manusia terhadap kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35-36). Neolaka

(2008) mendefinisikan kesadaran lingkungan sebagai sebuah keadaan tergugahnya

jiwa terhadap lingkungan dan dapat terlihat pada perilaku dan tindakan masing-

masing individu. Keadaan tergugahnya jiwa inilah yang akan mendorong seseorang

untuk menentukan pilihan mana yang baik dan yang buruk bagi lingkungan.

Kepedulian lingkungan adalah sikap atau tindakan dengan tujuan untuk mencegah

kerusakan pada lingkungan di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk

mencegah kerusakan pada lingkungan alam (Narwanti, dalam Handayani, 2013: 25).

Metode yang dapat digunakan untuk memberikan pendidikan lingkungan

salah satu diantaranya adalah dengan menyediakan suatu setting atau layanan

pembelajaran yang dapat mengarahkan dan menguatkan terwujudnya tindakan yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan pada diri siswa (Hungerford dan Volk dalam

Hamzah, 2013: 36), (Clayton dan Myers, 2014: 360). Pembelajaran yang didesain

untuk memberikan pendidikan konservasi pun dapat diberikan kepada anak. Bentuk-

bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak antara lain

kunjungan (field-trip) ke komunitas atau lokasi alam tertentu seperti kebun binatang,

pusat-pusat belajar lingkungan hidup, taman nasional, atau pun kegiatan-kegiatan

kelompok sebaya (scout).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

26

2.1.6 Model Conservation Scout

Model Conservation Scout merupakan salah satu model pembelajaran inovatif

untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada anak khususnya tentang konservasi

secara sederhana melalui kegiatan-kegiatan kelompok yang menyenangkan. Kegiatan

ini dapat dikembangkan dengan empat macam metode, namun demikian dalam

pemilihan metode dari model CS perlu memperhatikan kondisi dan kebutuhan

sasaran karena setiap metode tersebut juga memiliki kekurangan dan kelebihan pada

pelaksanaannya. Metode dari model CS tersebut antara lain kebun konservasi, area

konservasi di dalam ruangan, minitrip (perjalanan ke alam terbuka), dan eksperimen

sederhana (Suseno, 2016: 4). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimen sederhana dengan teknik kampanye dan peer tutoring. Melalui metode

ini, Siswa kelas III SD N Jetis 1 akan diajak untuk melakukan eksperimen sederhana

tentang “Penyebab Banjir” dan “Fungsi Akar”.

Setiap siswa akan melakukan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir” di

dalam kelompok untuk membuktikan benar atau tidak bahwa perilaku membuang

sampah di sembarang tempat khususnya membuang sampah di sungai dapat membuat

sungai menjadi kotor dan banjir. Siswa juga diajak untuk membuktikan pentingnya

tumbuhan bagi kehidupan manusia dan lingkungan melalui eksperimen “Fungsi

Akar”. Untuk mengoptimalkan tercapainya tujuan dari metode ini, setiap siswa juga

diajak untuk membuat sebuah karya seni yang bersifat persuasif, baik berupa puisi,

gambar, poster, atau pun karya lain sesuai keinginan dan kehendak anak sesuai

dengan prinsip Pendidikan Emansipatoris. Siswa berkesempatan untuk berbagi

pengetahuan dan pengalaman dengan cara menceritakan pengalaman belajar yang

sudah didapat melalui kegiatan kampanye dan peer tutoring. Karya seni yang dibuat

siswa dapat digunakan sebagai media dalam pelaksanaan kampanye dan peer tutoring

pada orang lain dengan tujuan untuk mengajak dan membantu teman yang lain agar

sadar dan peduli terhadap lingkungan.

Penggunaan model Conservation Scout dalam penelitian ini, didasarkan pada

pandangan dari beberapa tokoh pendidikan terkemuka di dunia, diantaranya yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

27

Maria Montessori. Maria Montessori merupakan salah satu tokoh pendidikan

perempuan yang termahsyur namanya di dunia terkait karyanya yakni sebuah metode

bernama “Metode Montessori”. Perempuan kelahiran Chiaravalle, Provinsi Ancona,

Italia Utara tanggal 31 Agustus 1870 ini menjadi begitu terkenal dikarenakan

dedikasinya yang begitu tinggi dalam mengajar anak-anak dengan sungguh-sungguh.

(Zaman, 2012) menjelaskan bahwa Montessori tercatat sebagai doktor wanita

pertama dalam sejarah Italia pada usia 26 tahun dengan gelar Doctor of Medicine.

Dalam pandangannya tentang anak, Montessori (Montessori, 2002, dalam

Crain, 2007) berpendapat bahwa anak-anak itu ternyata juga belajar dengan cara

mereka sendiri untuk menjadi dewasa, maka dari itu kita dianggap salah ketika

mengasumsikan anak-anak sebagai individu yang kita buat “demikian” (Crain, 2007:

99). Sejalan dengan pendapat Rousseau, beliau meyakini bahwa anak-anak sering

berpikir dan belajar dengan cara yang cukup berbeda dari orang dewasa. Anak-anak

diyakini sangat menyukai permainan, karena melalui permainan mereka dapat

mengaktualisasikan dirinya. Anak-anak diyakini sedang memasuki periode

sensitif/kepekaan (sensitive period), periode di mana anak mudah menerima stimulus-

stimulus tertentu atau informasi-informasi baru, sehingga mudah untuk membentuk

cara berpikir anak.

Montessori juga meyakini bahwa jiwa anak belum terbentuk seutuhnya.

Dengan pengetahuan awal yang dimiliki anak, orang dewasa dapat membantu anak

untuk mengembangkan pengetahuan lainnya. Tahapan ini dikenal dengan konsep

ingatan yang meresap (absorbent minds). Dalam tahapan ini, anak-anak akan

menyerap pengalaman-pengalaman bersama lingkungannya secara tak sadar,

mencontohnya, dan kemudian melaksanakannya dalam kehidupan pribadinya

(beradaptasi). Proses tak sadar tersebut nantinya akan berkembang dan menjadi

aktivitas jiwa yang sadar dalam diri anak. Konsep lain yang diyakini juga oleh

Montessori adalah “lingkungan yang dipersiapkan” (the prepared environment).

Menurut Montessori, perkembangan dari para balita, anak-anak, dan remaja itu di

stimulasi oleh interaksi mereka dengan lingkungan. Apa yang telah diberikan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

28

dalam lingkungan, sebagian besar menentukan bagaimana anak berkembang dalam

hal intelektual, emosional, dan spiritual.

Pandangan dari Jean Piaget juga digunakan dalam penelitian ini. Jean Piaget

merupakan tokoh pendidikan yang mencapai posisi penting di dalam seluruh sejarah

Psikologi, berkat hasil pemikirannya yang luar biasa mengenai teori perkembangan

intelektual paling komprehensif dan banyak mendekati kebenaran. Teori

perkembangan yang beliau gagaskan dikenal dengan nama “Teori Perkembangan

Konstruktivisme”. Jean Piaget atau lebih dikenal Piaget lahir tanggal 09 Agustus

1896 di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss. Kemampuan yang dimiliki

Piaget sejak kecil, menjadikan dirinya dipandang sebagai ilmuwan yang sangat

menjanjikan di masa depan.

Ayah Piaget adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi abad pertengahan,

sedangkan Ibunya adalah seorang yang inteligen, dinamis, takwa, namun juga

emosional. Piaget meneruskan cara-cara belajar Sang Ayah dan akhirnya

memfokuskan diri pada penelitian biologi dan filsafat. Piaget sudah menerbitkan

karangannya yang pertama tentang Burung Pipit Albino dalam majalah Ilmu

Pengetahuan Alam pada usia 10 tahun. Tawaran menjadi kurator koleksi moluska di

Museum Ilmu Pengetahuan Alam Geneva juga beliau terima pada waktu berusia 15

tahun, akan tetapi ditolak dikarenakan hendak meneruskan sekolah menengah terlebih

dahulu. Gelar doktor filsafat dengan disertasi tentang moluska pun beliau sandang

pada usia 21 tahun (Suparno, 2001: 11-12), Crain, 2007: 167).

Piaget mulai mempelajari secara lebih dalam tentang anak setelah bekerja

bersama Dr. Theophile Simon di Laboratorium Binet di Paris dengan tugas

mengembangkan tes penalaran tahun 1920 dan saat menjadi Direktur Penelitian

institut Jean-Jacques Rousseau di Geneva tahun 1921. Beliau meyakini bahwa ada

perbedaan antara proses pemikiran anak dan orang dewasa. Anak diyakini bukan

merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa melainkan memiliki cara berpikir

yang berbeda dengan orang dewasa. Piaget juga meyakini bahwa ada tahap

perkembangan kognitif yang berbeda dari anak sampai dewasa. Keyakinannya ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

29

mendorongnya untuk meneliti ketiga anaknya sendiri yang lahir tahun 1925,1927,

dan 1931 (Suparno, 2001: 13-19). Pandangan tentang anak menurut Piaget dianggap

sangat penting, sebab dijadikan acuan utama untuk melakukan studi tentang cara

berpikir anak. Piaget (dalam Suparno, 2001, Crain, 2007: 167-224) membagi tahap-

tahap perkembangan kognitif anak menjadi 4 tahap, antara lain yaitu:

Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Tahap Usia Karakteristik

1. Sensorimotor Lahir-2 tahun Sudah mampu menghisap, menggenggam, memukul,

dan beraktivitas selangkah demi selangkah

2. Pra-Operasional 2-7 tahun Belajar berpikir menggunakan simbol-simbol batiniah,

namun pemikiran mereka masih belum sistematis dan

belum logis

3. Operasional

Konkret

8-11 tahun Mengembangkan kemampuan berpikir berdasarkan

aktivitas konkret, dengan peraturan yang jelas

4. Operasional Formal 11 tahun sampai

dewasa

Mampu berpikir asbtrak, berpikir sistemats, berpikir

deduktif dan induktif, berpikir logis, dan mampu

berhipotesis

Pandangan tentang anak dari Lev Semionovich Vygotsky juga digunakan

dalam penelitian ini. Lev Semionovich Vygotsky adalah seorang Psikolog Rusia yang

sezaman dengan Piaget, akan tetapi meninggal dunia lebih dahulu yakni tahun 1934.

Vygotsky sendiri lahir di Rusia tahun 1896. Latar belakang pendidikan beliau cukup

beragam, dikarenakan mempelajari bidang studi seperti psikologi, filsafat, sastra, dan

hukum. Gelar hukum beliau terima di Moscow Imperial University pada tahun 1917.

Beliau bekerja di institusi pelatihan guru dan kemudian mendirikan sebuah

laboratorium psikologi dan menulis sebuah buku psikologi pendidikan.

Perjalanan hidup Vygotsky cukup beragam, dan akhirnya salah satu peristiwa

penting dalam hidupnya terjadi tahun 1924 pada saat Kongres Psikoneurologi All-

Rusian kedua di Leningrad. Vygotsky mempresentasikan karya ilmiahnya dengan

judul “The Methods of Reflexological and Psychological Investigation”. Karyanya

tersebut mengkritik pandangan tentang psikologi yang dominan waktu itu, yakni

pandangan tentang refleks-relfeks terkondisi dari Pavlov. Vygotsky juga

menyampaikan pandangannya tentang hubungan refleks-refleks terkondisi dengan

pikiran sadar dan perilaku manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

30

Vygotsky berpendapat bahwa manusia memiliki kapasitas untuk mengubah

lingkungan sesuai dengan keperluan mereka, tidak seperti hewan yang hanya bereaksi

terhadap lingkungan. Pandangannya ini meninggalkan kesan pada seorang peserta

kongres bernama Alexander Luria. Vygotsky pun diundang oleh Luria untuk

bergabung dalam Institut of Defektology yang tujuannya mempelajari cara-cara

membantu orang cacat. Perjalanan hidupnya berakhir tahun 1934 akibat menderita

penyakit Tuberculosis (Slavin, 2011), (Schunk, 2012).

Dalam pandangannya mengenai anak, Vygotsky menyatakan bahwa anak

dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial (Schunk,

2012). Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan

oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif.

Terdapat dua gagasan utama dari gagasan Vytgotsky yang menjadi landasan

penelitian ini (Slavin, 2009, 2011) yaitu (1) pendekatan sosial, yakni anak belajar dan

berpendapat melalui interaksi bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih

mampu dan (2) pembelajaran termediasi, yakni penerapan sistem scaffolding

(pentanggaan) atau bentuk bantuan yang diberikan/disediakan oleh teman yang lebih

kompeten atau orang dewasa untuk memahami suatu informasi.

Steg, Berg, dan Groot (2013: 223-229) menyampaikan bahwa untuk

membangun kesadaran manusia salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan

strategi informasi (informational strategies). Dua metode dari Steg.dkk juga

digunakan dalam penelitian ini yang diintegrasikan dalam Model Conservation Scout

yakni goal setting yaitu mendorong siswa untuk melakukan aksi dari tujuan

pembelajaran dan feedback yaitu memberikan respon positif terhadap perilaku baik

siswa terhadap lingkungan. Teknik peertutoring dan kampanye yang digunakan

merupakan bentuk perwujudan metode tersebut.

Chawla dan Chusing (2007) menyampaikan bahwa pendidik lingkungan bisa

membentuk sikap positif seseorang, meningkatkan pemahaman, dan melakukan

praktik langsung bersama individu atau pun kelompok terhadap lingkungan.

Beberapa jenis kegiatan seperti kelompok atau pun organisasi lingkungan, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

31

digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai

lingkungan dan bagaimana belajar untuk melakukan aksi terhadap lingkungan.

Berdasarkan penelitian dari Chawla dan Chusing tersebut, menunjukkan bahwa

adanya sebuah kegiatan kepanduan (scout) itu penting untuk diberikan kepada anak-

anak.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.2.1 Penelitian Tentang Model Conservation Scout

Sari (2014) melakukan penelitian tentang persepsi Guru dan Siswa SD di

Yogyakarta terhadap program Conservation Scout (CS) dengan melibatkan 38 SD di

Yogyakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan Conservation Scout terdiri dari 32 guru

dan 70 siswa SD. Kegiatan penelitian bertempat di Pusat Studi Lingkungan (PSL)

Universitas Sanata Dharma dengan tujuan untuk melihat respon sekolah, persepsi

guru, persepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung program

Conservation Scout. Program Conservation Scout dilakukan sebanyak 3 kali dan

diakhiri dengan kegiatan peertutoring dan kampanye di SD masing-masing peserta.

Pertemuan tahap pertama dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2014 dengan

kegiatan eksperimen berbasis lingkungan hidup dan minitrip di PSL. Peserta diminta

untuk melakukan presentasi spontan mengenai kegiatan eksperimen yang sudah

dilakukan. Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2014 dengan

kegiatan praktik membuat awetan bioplastik dan mengenal konservasi reptil.

Pertemuan terakhir yaitu tanggal 23 Oktober 2014, peserta diajak untuk melakukan

studi kasus mengenai pencemaran kemudian mereka diminta untuk membuat poster

untuk dipresentasikan. Keberhasilan kegiatan CS dicapai pada saat siswa berani

melakukan kampanye dan peertutoring di sekolah masing-masing dalam rentang 2

minggu.

Metode penelitian yang digunakan adalah action research, survey, dan

deskripsi kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang divalidasi oleh

ahli penelitian pendidikan dengan hasil sangat baik. Kuesioner disebarkan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

32

guru dan siswa peserta Conservation Scout setelah kegiatan CS selesai berlangsung.

Lembar kuesioner diisi secara mandiri oleh guru dan siswa (tanpa bantuan dari

peneliti) kemudian dikembalikan pada hari yang sama. Sekolah memberikan respon

sangat positif (84%) terhadap program Conservation Scout, dari 38 sekolah yang

diundang sebanyak 32 sekolah yang mengikuti program tersebut. Guru memberikan

persepsi negatif (2,50) bukan dikarenakan esensi dari program melainkan pada teknis

pelaksanaan program. Siswa yang memberikan persepsi positif (3,51) dan 36 dari 70

siswa berhasil melakukan peertutoring dan kampanye mengenai konservasi. Kegiatan

CS dirasa bisa menjadi sarana penanaman karakter cinta lingkungan dan peduli

konservasi pada siswa SD dikarenakan terdapat 53,12% SD yang siswanya menjadi

duta konservasi lingkungan.

Widodo (2014) meneliti penerapan eksperimen untuk mengupayakan anak

mencintai lingkungan hidup dan sains dengan melibatkan 34 sekolah, diikuti lebih

dari 70 siswa sekolah dasar dan 32 guru pendamping di Pusat Studi Lingkungan

(PSL) Universitas Sanata Dharma yang beralamatkan di Dusun Soropadan,

Condongcatur, Depok, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk pribadi

anak yang mencintai lingkungan seperti dirinya sendiri dengan menggunakan metode

Conservation Scout dan peer tutoring. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan, pertemuan pertama siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan

makhluk hidup dan membuat poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai

konservasi reptile dan aksi konservasi tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23

Oktober 2014.

Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari

Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan

eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada

jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk

melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa

mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir

kegiatan CS 1 ini, mereka merefleksikan pengalaman belajar dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

33

bercerita/sharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan

hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster

tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan

poster yang telah dibuat kepada siswa lain.

Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa mengenal

konservasi reptil dan membuat mini garden conservation dengan menanam pada

botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil pelaksanaan minitrip dan konservasi

sederhana yang telah dilakukan mampu memberikan pemahaman kepada siswa

dengan baik mengenai lingkungan serta menjadikan anak-anak sebagai duta

lingkungan. Kesempatan ini menjadikan mereka seseorang yang penuh dengan rasa

peduli dengan lingkungan, mereka dapat bereksperimen dan kemudian melakukan

peer tutoring serta mengkampanyekan poster untuk peduli terhadap lingkungan.

Ritmawanti (2014) meneliti Conservation Scout: pengenalan mini konservasi

di sekolah dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan dengan melibatkan 34

sekolah dasar sebagai mitra yang melibatkan kurang lebih 66 siswa dan 31 guru

pendamping di Pusat Studi Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma yang

beralamatkan di Dusun Soropadan, Condongcatur, Depok, Sleman. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Conservation Scout. Penelitian ini

bertujuan untuk mencetak banyak siswa sebagai duta lingkungan yang memiliki sikap

peduli lingkungan dan mau mengajak sesama untuk peduli terhadap lingkungan

sekitarnya. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan pertama

siswa diajak untuk bereksperimen, mengawetkan makhluk hidup dan membuat

poster, dan mendengarkan penjelasan mengenai konservasi reptil dan aksi konservasi

tanaman obat pada tanggal 2, 16 dan 23 Oktober 2014.

Hasil pelaksanaan kegiatan Conservation Scout I yang dilaksanakan hari

Kamis 2 Oktober 2014, siswa melakukan permainan sederhana, mengikuti kegiatan

eksperimen pada pos-pos eksperimen seperti mozaik daun, pengaruh bau pada

jangkrik, tempat pensil dari botol bekas, dan aqua ponik. Siswa juga diajak untuk

melakukan minitrip mengelilingi area PSL. Pada setiap lokasi yang dikunjungi, siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

34

mendengarkan penjelasan dari narasumber sekaligus pemandu trip. Pada akhir

kegiatan CS 1 ini, mereka merefleksikan pengalaman belajar dengan

bercerita/sharing di depan teman-temannya. Hasil kegiatan CS II yang dilaksanakan

hari Kamis 16 Oktober 2016, siswa mengawetkan spesimen dan membuat poster

tentang peduli dan cinta lingkungan. Pada akhir kegiatan, siswa mempresentasikan

poster yang telah dibuat kepada siswa lain.

Hasil CS III yang dilaksanakan Kamis 23 Oktober 2014, siswa bermain games

sederhana, kemudian mengenal konservasi reptile dan membuat mini garden

conservation dengan menanam pada botol bekas air mineral, dan peer tutoring. Hasil

pelaksanaan minitrip dan konservasi sederhana mampu menjadikan anak-anak

sebagai duta konservasi (duta lingkungan) yang memiliki kepedulian terhadap

lingkungan sekitarnya. Kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan oleh anak-anak

melalui kegiatan peer tutoring (berupa eksperimen) dan kampanye peduli lingkungan

(menggunakan poster) yang dilakukan di sekolah masing-masing.

2.2.2 Penelitian Tentang Kesadaran Lingkungan

Jamanti (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh berita banjir di

koran kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung

Permai Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berita banjir

di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung

Permai Samarinda. Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif asosiatif.

Populasi penelitian adalah pelanggan Koran Kaltim yang gemar membaca berita

banjir yang bertempat tinggal di Kelurahan Temindung Permai Samarinda yang

berjumlah 93 orang hingga Bulan Oktober Tahun 2013 (Sumber: Data Koran

Kaltim). Pelanggan yang gemar membaca berita banjir berjumlah 77 orang. Peneliti

menggunakan teknik Probability Sampling (Random Sampling) dalam menentukan

sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan

penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

35

Hipotesis dari skripsi ini adalah Ho: Tidak ada pengaruh antara berita banjir di

koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung

Permai Samarinda. Ha: Ada pengaruh antara berita banjir di Koran Kaltim terhadap

kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. Adapun

hasil dalam penelitian ini adalah, pertama, terdapat hubungan (korelasi) yang positif

dan signifikan antara berita banjir di Koran Kaltim terhadap kesadaran lingkungan

masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda, dengan korelasi 0,644. Kedua,

hubungan tersebut bersifat pengaruh dilihat dari F test > F tabel. Harga b dalam

penelitian ini yaitu 0,607. Hasil penelitian t test > t tabel , berarti harga b sebesar

0,607 tersebut adalah signifikan. Hal ini berarti perubahan sebesar satu satuan pada

variabel berita banjir di Koran Kaltim akan menyebabkan perubahan sebesar 0,607

pada variabel kesadaran lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai

Samarinda.

2.2.3 Penelitian Tentang Kepedulian Lingkungan

Ningsih, Marhaeni, Lasmawan (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh

implementasi pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap hasil belajar menulis

dan sikap peduli lingkungan Siswa kelas V MIN Banyubiru Negara. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan

terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa di kelas V

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Banyubiru Negara. Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian post

test only group design, variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa

kelas V, yaitu kelas VA dan VB tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 60 siswa,

yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan. Data penelitian ini

dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kemampuan menulis, dan

kuesioner sikap. Data dianalisis dengan statistik Manova satu jalur. Hasil analisis

menunjukkan: (1) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap

hasil belajar menulis (F = 144,267, signifikan pada 0,000), (2) terdapat pengaruh

pendekatan proses berbasis lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan (F= 13.077,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

36

signifikan pada 0,001), (3) terdapat pengaruh pendekatan proses berbasis lingkungan

terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan (F = 75.931, signifikan

pada 0.000).

Handayani (2013) melakukan penelitian tentang peningkatan sikap peduli

lingkungan melalui implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD N Keputran A. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui langkah-langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi Masyarakat

(STM) dalam pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan

Siswa kelas IV SD N Keputran A. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK

kolaboratif dengan subjek penelitian Siswa kelas IV A sebanyak 28 siswa yang terdiri

dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar

observasi sikap peduli lingkungan siswa, lembar observasi aktivitas guru dalam

menerapkan pendekatan STM, lembar observasi peran guru dalam menanamkan

sikap peduli lingkungan. Validitas instrumen dilakukan berdasarkan pendapat ahli

(expert judgement). Indikator keberhasilan penelitian yang digunakan adalah

meningkatkan sikap peduli lingkungan yaitu sebanyak 70% dari jumlah siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai kategori tinggi. Lembar observasi

siklus I menunjukkan bahwa sikap peduli lingkungan sebesar 75% siswa pada

kategori sedang dan hasil angket menunjukkan sebesar 25% siswa berada pada

kategori tinggi.

Hasil siklus I belum mencapai kriteria sehingga tindakan dilanjutkan melalui

siklus II. Langkah-langkah pendekatan STM yang dilakukan antara lain yaitu tahap

invitasi, solusi, dan aplikasi. Pendekatan STM dengan melaksanakan ketiga tahapan

tersebut dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap lingkungan dengan bukti

telah mencapai kriteria keberhasilan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi

siklus II sebanyak 27 siswa (96,43%) berada pada kategori tinggi dan sebanyak 1

siswa (3,57%) berada pada kategori sedang. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah

mencapai kriteria keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

37

Hasil kajian tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,

belum ada satupun penelitian yang mengkhususkan mengenai pengembangan materi

pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan Model Conservation

Scout. Maka dari itu, peneliti hendak meneliti Pengembangan Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout

untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, dapat diperjelas dengan bagan (literature map) 2.1

Sari (2014)

Conservation Scout,

Persepsi Guru dan Siswa

Jamanti (2014)

Berita banjir dan

Kesadaran Lingkungan

Widodo (2014)

Metode Conservation

Scout dan Cinta

Lingkungan

Ningsih, Marhaeni,

Lasmawan (2013)

Pendekatan Proses

Berbasis Lingkungan dan

Sikap Peduli Lingkungan

Yang perlu diteliti:

Pengembangan Materi, Model

Conservation Scout, Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan

Ritmawanti (2014)

Metode Conservation

Scout dan Peduli

Lingkungan

Handayani (2013)

Pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat

(STM) dan Sikap Peduli

Lingkungan

Bagan 2.1. Penelitian terdahulu yang relevan dan penelitian yang akan dikembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

38

2.3 Kerangka Berpikir

Pengalaman mengobservasi pembelajaran di kelas III B, memotivasi peneliti

untuk terus mengobservasi sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan hingga

peneliti menyelesaikan kegiatan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Materi ajar yang

berkaitan dengan lingkungan pada waktu pembelajaran berlangsung diyakini peneliti

masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum mengupayakan pendidikan

lingkungan. Sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan terlihat baik dikarenakan

perintah dari guru untuk melaksanakan program “SEMUTLIS”. Namun demikian,

tidak terlihat lagi setelah program tersebut selesai dilaksanakan. Lokasi sekolah dan

sebagian besar siswa berasal dari daerah Jetis, daerah yang berdekatan dengan Sungai

Code dan masuk dalam salah satu kecamatan berpotensi mengalami kekeringan.

Kelima siswa kelas III B menyatakan bahwa mereka terkadang masih merasa

sulit memahami materi dikarenakan kurang jelas penyampaiannya. Guru

mengusahakan pembelajaran yang bersifat praktik-praktik dikarenakan siswa

menyukainya dan dianggap membantu siswa dalam memahami pembelajaran. Guru

dipastikan menggunakan buku paket selama melaksanakan pratikum dikarenakan

sudah terdapat rincian kegiatan pratikum dan panduannya. Tidak semua materi dalam

buku paket sudah didesain dengan kegiatan pratikum serta panduan, sehingga guru

perlu menyusun dan mempersiapkannya sendiri. Keterbatasan sumber dan media

pembelajaran menjadi kendala pelaksanaan pembelajaran khususnya IPA. Guru kelas

dan Kelima siswa sebagai wakil kelas III B, serta kepala sekolah mengharapkan

sebuah materi eksperimen dan panduan berdasarkan wawancara analisis kebutuhan.

Hasil dari analisis kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah memotivasi

peneliti untuk mengembangkan sebuah materi pembelajaran yang dapat digunakan

untuk memberikan pendidikan lingkungan. Materi berjudul “Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” dikembangkan oleh peneliti sebagai bentuk

sumbangsih untuk mendidik siswa kelas III B dengan harapan akan semakin sadar

dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini dijelaskan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur

pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis

data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan

Pengembangan atau lebih dikenal dengan istilah Research and Development (R&D).

Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa

ahli seperti Borg & Gall (1983) dan Dick & Carey (2003). Penelitipun memutuskan

untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson.

Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan

lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Tomlinson (2005)

menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan pengembangan materi adalah

pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat digunakan untuk membantu

pelaksanaan pembelajaran seperti buku teks, buku kerja (LKS), kaset, CD-ROM,

DVD, video, handout, dan dari internet.

Penelitian ini mengembangkan materi berupa “Materi Pendidikan Kesadaran

dan Kepedulian Lingkungan menggunakan Model Conservation Scout” untuk

memberikan pendidikan lingkungan kepada Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1

Yogyakarta. Pelaksanaan pengembangan materi disesuaikan dengan lima langkah

pengembangan materi menurut Tomlinson. Kelima langkah pengembangan materi

menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu: (1) Analisis kebutuhan siswa

(Students’s need analysis), (2) Desain (Design), (3) Implementasi (Implementation),

(4) Evaluasi (Evaluation), dan (5) Revisi (Revision). Terdapat satu hal yang

sebaiknya diperhatikan dalam penelitian ini. Instrumen dan materi yang sudah

disusun sebaiknya dilakukan evaluasi materi oleh ahli, validasi dalam penelitian ini

termasuk dalam bagian evaluasi materi. Penyusunan materi yang dikembangkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

40

peneliti juga didasarkan pada 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson

(2005). Kesepuluh prinsip yang dikemukakan oleh Tomlinson antara lain

(1) memiliki pengaruh bagi pembelajar, (2) membuat pembelajar merasa nyaman dan

bahagia, (3) mengembangkan kepercayaan diri, (4) relevan untuk pembelajar, (5)

membuat pembelajar tertarik, (6) memberikan penjelasan, (7) memperhatikan gaya

belajar siswa, (8) memperhatikan sikap afektif yang berbeda, (9) memberdayakan

kemampuan intelektual, emosional, dan menstimulasi otak kanan dan otak kiri, dan

(10) terwujudnya feedback.

Penggunaan berbagai macam metode dalam penelitian ini diharapkan dapat

membangun sebuah penelitian yang dapat memberikan pengaruh baik. Pengaruh baik

dari penelitian ini diharapkan dapat diterima oleh peneliti, partisipan atau orang yang

terlibat dalam penelitian, dan orang-orang lain yang mempelajari penelitian ini.

Peneliti berusaha melandaskan diri pada etika-etika atau kaidah-kaidah pokok dalam

proses penelitian. Pertimbangan terhadap etika penelitian dalam pelaksanaan

penelitian ini diharapkan agar tidak ada pihak yang dirugikan, oleh karena itu peneliti

menggunakan prinsip pelaksanaan penelitian sesuai dengan yang diharapkan

Institutional Review Board (IRB).

James Bell Associates (2008) menjelaskan bahwa Institutional Review Board

(IRB) merupakan sebuah komite yang didirikan untuk meninjau, menyetujui, dan

mengatur etika penelitian. The National Research Act yang diadakan oleh Congress

tahun 1974, seluruh institusi secara langsung menerima dukungan dari pemerintah

pusat untuk meneliti dan mengevaluasi pembelajaran, termasuk universitas, sekolah

negeri, ataupun rumah sakit untuk membentuk IRB. Tanggungjawab dasar dari IRB

adalah untuk memastikan dan menjamin bahwa resiko yang dihadapi oleh partisipan

dalam sebuah penelitian itu minimal. IRB dapat memutuskan tingkat resiko yang

akan diterima oleh partisipan pada sebuah penelitian, jika resiko yang akan diterima

partisipan tersebut terlalu tinggi maka IRB dapat memberikan rekomendasi kepada

seorang peneliti untuk merevisi desain penelitiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

41

IRB juga mempunyai kewenangan untuk tidak memberikan ijin atau tidak

menyetujui suatu studi atau penelitian. Suatu penelitian yang dianggap

membahayakan partisipan, kurang bertanggungjawab, atau tidak etis bisa saja tidak

diberikan ijin. Namun demikian, diharapkan suatu penelitian dapat direncanakan agar

semakin wajar dan layak, dengan cara menjaga privasi dari subjek dan kerahasiaan

data. IRB terdiri dari setidaknya 5 anggota dengan latar belakang yang berbeda untuk

menghormati ras, gender, latar belakang budaya, dan profesi. Anggota IRB harus

mempunyai keahlian dalam bidang penelitian yang mereka evaluasi dan setidaknya

satu dari anggota IRB merupakan perwakilan dari suatu kelompok, golongan,

komunitas, atau masyarakat yang besar.

Sieber (dalam Creswell, 2014) menjelaskan hal yang sama bahwa komite IRB

dibentuk untuk mencegah adanya pelanggaran HAM dikarenakan keterlibatan

seseorang pada suatu penelitian. IRB dibutuhkan bagi peneliti untuk meninjau

kemungkinan terjadinya resiko penelitian, seperti resiko fisik, psikologis, sosial,

ekonomi, atau hukum. Anak-anak dibawah usia 19 tahun juga termasuk dalam

individu yang penting untuk dijaga kehormatan hak-haknya. Peneliti juga

mengusahakan untuk menerapkan etika-etika yang sebaiknya dibangun dalam proses

penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan IRB. Partisipan yang terlibat dalam

penelitian ini antara lain adalah siswa, validator, kepala sekolah, dan guru kelas.

Nama dari masing-masing partisipan yang terlibat dalam penelitian ini akan

diusahakan untuk dijaga rahasia dan privasinya, sehingga peneliti cukup

menggunakan kode berupa nama samaran demi mengantisipasi resiko yang akan

diterima atas keterlibatannya dalam penelitian ini dan untuk menghormati hak-hak

dari setiap partisipan.

Peneliti berusaha untuk menjaga privasi dan kehormatan dari setiap individu

dan tidak ada maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi, akan tetapi berusaha

untuk berkarya bersama-sama partisipan melalui penelitian ini demi kepentingan dan

kebaikan bersama. Kehormatan hak dan kapasitas dari setiap individu yang dilibatkan

dalam penelitian ini juga akan diusahakan untuk dijunjung tinggi dengan cara tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

42

mengarahkan bahasa-bahasa penelitian yang mengidentifikasi ras, etnis, atau pun

jenis kelamin (gender).

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta yang

beralamatkan di Jalan Pasiraman No. 02, Dusun Cokrokusuman, Kelurahan

Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian

ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan

Desember 2016. Lokasi sekolah tepat berada di sebelah selatan perempatan Jalan

A.M Sangaji Yogyakarta, dekat dengan Sungai Code yang berjarak kurang lebih

sekitar 500 meter dari sekolah.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta

tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki

sebanyak 10 dan siswa perempuan sebanyak 14.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa kelas

III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

3.3 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain

materi berupa Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Peneliti

mengembangkan materi ini dengan melandaskan diri pada langkah-langkah prosedur

penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015). Prosedur

pengembangan dalam penelitian ini melalui 5 langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

43

siswa, (2) desain, (3) implementasi, (4) evaluasi, dan (5) revisi. Kelima langkah

prosedur pengembangan materi dijelaskan secara umum pada bagan 3.1.

Langkah IV

Evaluasi

Evaluasi Pembelajaran Hari Pertama

dan Hari Kedua

Analisis Kelemahan

dan Kelebihan Materi

Langkah III

Implementasi

Implementasi

Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari

Pertama

Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari Kedua

Langkah II

Desain

Desain

Langkah I

Analisis Kebutuhan Siswa

Analisis Kebutuhan Siswa Validasi

Instrumen

Wawancara

1. Observasi

2. Wawancara

Kajian Prinsip Pengembangan

Materi MenurutTomlinson

Garis-Garis Besar

Pembelajaran:

1. Standar Kompetensi

2. Kompetensi Dasar

3. Indikator

4. Gambaran umum

pembelajaran

Evaluasi

Ahli

Pengembangan

Materi

Validasi:

1. Ahli

2. Guru

3. Siswa

Revisi

Langkah V

Revisi

Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

Bagan 3.1. Prosedur Pengembangan Materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

44

Penjelasan untuk setiap langkah penelitian dan pengembangan (Research and

Development) menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3.3.1 Analisis Kebutuhan Siswa

Peneliti melakukan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis

1 Yogyakarta untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran

berlangsung dan untuk menganalisis kebutuhan siswa terhadap materi ajar yang

berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Kegiatan observasi pun dikhususkan

kepada pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan yakni Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) atau pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kegiatan lain seperti

wawancara dengan Guru kelas, Siswa, dan Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta,

juga dilakukan oleh peneliti untuk memperluas dan memperjelas informasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA dan kebutuhan akan bahan ajar

tentang lingkungan.

Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara terhadap analisis kebutuhan

siswa khususnya, dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan materi sesuai dengan

apa yang diharapkan siswa sehingga diharapkan dapat memiliki pengaruh positif bagi

perkembangan dan kemajuan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

3.3.2 Desain

Peneliti mengawali kegiatan desain dengan mempelajari terlebih dahulu

prinsip-prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Terdapat setidaknya 16

prinsip yang harus dipenuhi dalam proses pengembangan materi untuk pembelajaran

bahasa menurut Tomlinson (2005). Peneliti kemudian memutuskan untuk berusaha

memenuhi 10 prinsip pengembangan materi yang diyakini relevan dengan penelitian

ini, dikarenakan materi yang dikembangkan adalah materi pembelajaran IPA.

Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun garis-garis besar

materi pembelajaran. Garis-garis besar pembelajaran disusun berdasarkan panduan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

45

lembar students’ need analysis pemberian dosen pembimbing skripsi, antara lain

yaitu poin C yang berisikan standar kompetensi (SK), poin D berisikan kompetensi

dasar (KD), poin E berisikan indikator, dan poin F yang berisikan poin-poin inti

kegiatan pembelajaran. Penyusunan garis-garis besar pembelajaran ini disesuaikan

dengan hasil analisis kebutuhan yang didapatkan dari kegiatan observasi dan

wawancara serta kesepuluh prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson. Garis-

garis besar pembelajaran yang sudah tersusun kemudian dievaluasi terlebih dahulu

oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II.

Garis-garis besar pembelajaran yang sudah dievaluasi oleh dosen pembimbing

kemudian dikembangkan ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 serta Silabus.

Peneliti kemudian menyusun Materi Eksperimen Fungsi Akar sebagai bahan ajar

pendukung dan sarana terlaksananya Model Conservation Scout. Pembelajaran yang

direncanakan juga mengupayakan partisipasi aktif dari setiap siswa sebagai bentuk

pelaksanaan Pendidikan Emansipatoris, oleh karena itu peneliti juga menyusun

Panduan Eksperimen Fungsi Akar untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen Fungsi

Akar kemudian digabung sebagai satu kesatuan untuk guru kelas. Bahan ajar tersebut

kemudian dikembangkan kembali oleh peneliti menjadi sebuah buku pegangan guru

dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” beserta

sampulnya. Upaya untuk memberi kemudahan guru kelas dalam memahami materi

tersebut, diwujudkan oleh peneliti dengan menyusun sebuah pengantar singkat

mengenai “Apa itu materi pendidikan dan kesadaran lingkungan”.

Materi yang sudah selesai disusun kemudian dievaluasi oleh ahli untuk

mengetahui kualitas isi materi serta untuk mendapatkan kritik dan saran dari para ahli

sebagai landasan perbaikan materi agar semakin layak digunakan. Validasi materi

dilakukan oleh satu dosen ahli IPA, satu dosen ahli bahasa, Guru kelas III A dan B.

Guru kelas III A menjadi validator juga dalam penelitian ini dikarenakan materi yang

akan digunakan oleh peneliti, merupakan hasil gabungan dari karya rekan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

46

bersama peneliti. Rekan peneliti akan melaksanakan kegiatan penelitian di kelas III

A, sehingga materi yang dikembangkan juga divalidasi oleh Guru kelas III A. Hasil

validasi materi dari Guru kelas III A pun digunakan sebagai masukan untuk

mengembangkan kualitas materi.

Validasi materi dilakukan dengan cara menyerahkan materi untuk guru dan

instrumen penilaian kepada ahli IPA, ahli bahasa, Guru kelas III. Materi yang

divalidasi oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III adalah materi yang disusun

khusus untuk guru, sedangkan panduan eksperimen untuk siswa divalidasi oleh siswa

kelas III B sendiri melalui kegiatan wawancara menggunakan instrumen validasi

materi eksperimen oleh siswa. Siswa yang ditunjuk untuk membaca dan mempelajari

materi eksperimen sebanyak lima siswa. Tingkat kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik dari kelima anak yang ditunjuk juga berbeda-beda, dimulai dari

kategori tinggi hingga rendah berdasarkan rekomendasi dari guru kelas III B.

Hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III, termasuk kritik

dan saran, kemudian digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk

memperbaiki materi yang akan digunakan oleh guru. Perbaikan untuk panduan

eksperimen untuk siswa juga dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan kelima

siswa yang sudah mempelajari panduan eksperimen.

3.3.3 Implementasi

Desain materi yang sudah dilakukan validasi oleh ahli serta guru kelas dan

sudah direvisi, kemudian dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas III B

SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan melibatkan siswa sebanyak 24 setelah mendapatkan

ijin dari guru kelas. Dalam proses implementasi Materi pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan, peneliti juga mengumpulkan data-data empiris tambahan

untuk mengetahui kualitas materi khususnya panduan eksperimen untuk siswa.

Peneliti melakukan kegiatan wawancara singkat kembali bersama Siswa kelas III B

SD N Jetis 1 pada waktu pelaksanaan eksperimen di luar kelas. Kegiatan observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

47

juga dilakukan oleh peneliti selama mengimplementasikan materi untuk mengetahui

seluruh rangkaian proses implementasi materi dan hasil implementasinya.

3.3.4 Evaluasi

Seluruh rangkaian proses implementasi materi, termasuk juga hasil kegiatan

observasi dan wawancara singkat dengan siswa kemudian dianalisis kembali untuk

mengumpulkan data-data empiris. Data-data empiris yang didapatkan selama

mengimplementasikan materi kemudian dianalisis kembali untuk mengetahui

kelemahan dan kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan.

3.3.5 Revisi

Revisi materi akhir kemudian dilakukan setelah peneliti melakukan analisis

kelemahan dan kelebihan dari materi sesuai dengan hasil evaluasi. Kegiatan revisi

akhir ini dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas

isi materi agar semakin berkualitas, layak, dan berguna sebagai tahap akhir penelitian.

3.4 Evaluasi Materi

Evaluasi materi dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan untuk

memperoleh penilaian mengenai kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan.

3.4.1 Desain Evaluasi

Evaluasi materi dilakukan untuk mengetahui materi yang dikembangkan layak

atau tidak untuk digunakan. Evaluasi materi dilakukan melalui dua tahap, tahap

pertama adalah tahap validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, Guru kelas

III, dan siswa kelas III B. Kedua ahli dan guru menggunakan instrumen kuesioner

yang diberikan oleh peneliti untuk memberikan penilaian, kritik, dan saran terhadap

materi. Siswa melakukan validasi khusus terhadap panduan eksperimen melalui

kegiatan wawancara bersama peneliti. Hasil dari penilaian kedua ahli, guru, dan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

48

digunakan untuk memperbaiki Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan.

Evaluasi tahap kedua adalah evaluasi materi, yakni implementasi terhadap

materi sesudah dilakukan revisi berdasarkan penilaian, kritik, dan saran dari ahli,

guru kelas, dan siswa. Implementasi akan dilakukan di kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta, untuk mengetahui kualitas, kelayakan, dan keefektifan Materi

Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan. Hasil evaluasi dari implementasi

materi di lapangan akan digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki materi.

3.4.2 Subjek Implementasi

Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 24

yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, menjadi subjek

implementasi materi dalam penelitian dan pengembangan Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan, fakta,

keterangan, dan informasi yang dapat dipercaya (Widoyoko, 2015: 33). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara,

kuesioner, dan dokumentasi.

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui proses

pengamatan terhadap perilaku manusia, proses kerja, ataupun gejala-gejala alam yang

melibatkan juga proses mengingat (Sugiyono, 2015: 203-205). Penelitian ini

menggunakan teknik observasi non-pastisipan, sehingga peneliti tidak ikut terlibat

langsung dalam aktivitas pembelajaran di kelas ataupun aktivitas yang dilakukan

siswa kelas III B di sekolah. Peneliti cukup mencatat data yang didapatkan kemudian

menganalisisnya untuk dibuat kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

49

Observasi dilakukan untuk mengetahui kebutuhan akan materi ajar yang

berkaitan dengan pendidikan lingkungan. Peneliti melakukan observasi di kelas III B

SD N Jetis 1 Yogyakarta pada saat pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan

seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau pun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sedang

berlangsung. Observasi juga dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) selama 4 bulan untuk mengetahui sikap serta

perilaku siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Hasil dari pengamatan pelaksanaan

pembelajaran di kelas III B kemudian dicatat oleh peneliti sebagai data awal dan terus

dikembangkan melalui proses observasi lanjutan hingga kegiatan PPL berakhir.

3.5.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

percakapan dan tanya jawab antara pewawancara dan terwawancara, baik langsung

ataupun tidak langsung dengan maksud atau tujuan tertentu (Sugiyono, 2015: 194,

Moleong, 2015: 186). Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara

tidak terstruktur. Kegiatan wawancara dilakukan oleh peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang berupa garis-garis besar suatu topik yang akan dipertanyakan.

Kegiatan wawancara dilakukan menggunakan instrumen wawancara dan

kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti. Wawancara ditujukan kepada

narasumber yaitu siswa kelas III B, Guru kelas III B, dan Kepala SD N Jetis 1

Yogyakarta. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan wawancara dengan kepala

sekolah adalah informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah,

ketersediaan dan penggunaan sumber serta media pembelajaran seperti materi ajar di

sekolah.

Wawancara kepada guru kelas III B dilakukan untuk mengumpulkan data

mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas, penggunaan sumber dan media

pembelajaran, kendala yang dihadapi ketika mengajarkan IPA, dan usaha yang

dilakukan. Wawancara kepada siswa kelas III B juga dilakukan untuk mengetahui

perasaan, kesulitan, dan harapan-harapan siswa selama mengikuti pembelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

50

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2015). Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup, dikatakan tertutup karena peneliti sudah menyiapkan alternatif

jawaban bagi responden. Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk

memvalidasi materi yang dikembangkan. Lembar kuesioner diberikan kepada ahli

IPA dan ahli bahasa serta Guru kelas III A dan III B sebagai instrumen untuk

memvalidasi materi.

3.5.4 Dokumentasi

Kegiatan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan penelitian secara umum

dilakukan melalui aktivitas eksperimen. Pengambilan data melalui dokumentasi

selama kegiatan berlangsung, memudahkan peneliti dalam mengambil gambar dan

mengabadikan proses pelaksanaan penelitian. Hasil dari dokumentasi digunakan

sebagai data empiris untuk memperkuat hasil penelitian dan diharapkan dapat

membuat deskripsi tentang hasil penelitian menjadi lebih konkret.

3.6 Instrumen Penelitian

Meneliti pada dasarnya adalah kegiatan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu objek. Penelitian terhadap objek ini tentunya membutuhkan sebuah alat ukur.

Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian, oleh karena itu

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu

fenomena sosial maupun alam yang diamati (Sugiyono, 2015: 148). Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.

Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan Siswa

dan Guru kelas III B serta kepala sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta terhadap materi

eksperimen. Kuesioner digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen, perangkat

pembelajaran, dan materi eksperimen yang disusun serta dikembangkan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

51

Lembar kuesioner digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas III. Nilai

akhir kuesioner dari ahli dan guru digunakan oleh peneliti sebagai masukan untuk

mengembangkan materi. Kisi-Kisi wawancara analisis kebutuhan kepala sekolah,

guru, dan siswa serta kisi-kisi validasi materi eksperimen oleh siswa dapat dilihat

pada tabel 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

eksperimen pada pembelajaran IPA

1

2 Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan

eksperimen pada pembelajaran IPA

2, 3, 4

3 Penggunaan panduan eksperimen IPA dalam pembelajaran 5, 6, 7

4 Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai

panduan/materi eksperimen yang layak digunakan

8

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

IPA

1

2 Kesulitan yang dialami guru dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA

2, 3

3 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

eksperimen pada pembelajaran IPA

4, 5

4 Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan kegiatan

eksperimen pada pembelajaran IPA

6

5 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam

eksperimen pada pembelajaran IPA

7

6 Pendapat Bapak/Ibu guru dalam penggunaan panduan/materi

eksperimen sebagai media pembelajaran

8, 9, 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

52

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa kelas III B

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas 1

2 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran

IPA

2, 3

3 Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan eksperimen

pada pembelajaran IPA

4

4 Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan guru 5

5 Penggunaan panduan/materi eksperimen IPA dalam

pembelajaran di kelas

6, 7, 8

6 Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen yang

menarik dan layak digunakan

9

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Validasi Materi Eksperimen oleh Siswa

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Minat siswa dalam membaca 1

2 Prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson

(1998:7-21) antara lain:

a. Materi dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa

b. Materi dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia

bagi siswa

c. Materi dapat mengembangkan kepercayaan diri siswa

2,5,6

3 Pendapat siswa tentang panduan/materi eksperimen 3,4

Instrumen wawancara yang sudah disusun kemudian dilakukan validasi

terlebih dahulu kepada ahli sebelum digunakan. Validasi instrumen wawancara

dilakukan oleh ahli IPA dan ahli bahasa menggunakan lembar kuesioner. Ahli dapat

memberikan tanda centang pada skor 1,2,3, atau 4 untuk setiap masing-masing

komponen penilaian sesuai dengan pendapat ahli. Komponen penilaian validasi

instrumen wawancara dapat dirinci pada tabel 3.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

53

Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara

No Komponen Penilaian Skor

Komentar/Saran 1 2 3 4

1. Kelengkapan unsur-unsur pedoman

wawancara.

2. Kesesuaian antara kisi-kisi dengan

pertanyaan yang akan diajukan.

3. Ketepatan pemilihan kata untuk

menggambarkan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan.

4. Penggunaan bahasa Indonesia dan

tata tulis dalam pedoman.

Total Skor Keseluruhan

Skor terbobot = x 10

Ahli yang melakukan validasi kemudian akan memberikan skor penilaian

kepada masing-masing instrumen. Hasil validasi dari ahli kemudian disimpulkan

dengan mengkonversikan skor terbobot ke dalam tabel tabel 3.6.

Tabel 3.6 Pedoman Kelayakan Instrumen

Bobot Skor Terbobot

Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan 31-40

Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan akan tetapi perlu perbaikan 21-30

Keseluruhan instrumen belum layak digunakan 11-20

Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan 1-10

Hasil penghitungan validasi instrumen wawancara yang didapatkan dari ahli

IPA dan ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan Ahli Bahasa

No Nama Instrumen Ahli IPA Ahli Bahasa

1 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah 37,5 35

2 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru 37,5 37,5

3 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa 37,5 35

4 Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa 35 37,5

Skor Total 147,5 145

Rata-Rata 36,8 36,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

54

Instrumen wawancara yang disusun peneliti sebanyak empat buah. Keempat

instrumen wawancara yang sudah divalidasi oleh ahli IPA mendapat skor rata-rata

36,8 dan mendapat skor rata-rata 36,25 dari ahli bahasa. Keseluruhan instrumen

dinyatakan sudah layak digunakan berdasarkan hasil validasi dari dua ahli, akan

tetapi tetap perlu diperbaiki sesuai saran dari validator.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa dianalisis, untuk

menganalisis maka diperlukan suatu teknik agar lebih mudah dalam mengolah dan

menginterpretasikannya. Menganalisis data merupakan suatu proses untuk mengolah

dan menafsirkan data dengan tujuan untuk menempatkan berbagai macam informasi

sesuai dengan fungsinya sehingga menjadi bermakna dan sesuai dengan tujuan

penelitian (Sanjaya, 2013). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan saran ahli serta data

kuantitatif yang diperoleh dari hasil validasi instrumen wawancara.

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif di dapat dari hasil kegiatan observasi pembelajaran di kelas.

Hasil dari kegiatan wawancara yang dilakukan bersama dengan kepala sekolah, guru,

serta siswa juga dijadikan sebagai data kualitatif untuk dianalsis. Hasil validasi dari

ahli IPA dan bahasa yang berupa kritik, komentar, dan saran juga digunakan untuk

memperbaiki kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

dengan harapan semakin baik dan layak untuk digunakan. Ahli IPA memberikan

kritik dan saran mengenai kualitas isi materi yaitu tentang pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam, sedangkan ahli bahasa memberikan kritik dan saran dengan fokus

utama mengenai pengejaan, penulisan, dan tata bahasa yang digunakan dalam materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

55

3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini berupa skor penilaian dari hasil validasi

materi oleh seorang ahli IPA, seorang ahli bahasa, dan guru kelas. Data yang

diperoleh akan dianalisis menggunakan kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006).

Skala yang digunakan peneliti memiliki empat pilihan, dengan pilihan skor tertinggi

tiap butir yaitu 4 dan terendah yakni 1. Keempat pilihan tersebut digunakan untuk

memperjelas pendapat validator mengenai kelayakan materi. Kategori untuk masing-

masing pilihan antara lain yaitu kategori sangat layak untuk angka 4, layak untuk

angka 3, cukup untuk angka 2, dan kurang layak untuk angka 1.

Skor yang didapatkan kemudian dikonversikan ke dalam tabel kriteria

penilaian ideal menurut Sukardjo (2006: 53). Berikut adalah tabel kriteria penilaian

ideal yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Ideal

No. Interval Skor Kategori

1 X > Xi + 1,80 x Sbi Sangat layak

2 Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi Layak

3 Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi Cukup layak

4 Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi Kurang layak

Keterangan untuk masing-masing simbol dapat diperinci sebagai berikut:

X = Skor akhir rata-rata

Xi = Rerata ideal (dapat dicari dengan rumus:

(skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

Sbi = Simpangan baku ideal (dapat dicari dengan rumus:

(skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

Berdasarkan rumus konversi pada tabel 3.8, maka perlu dilakukan

penghitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Berikut adalah

penghitungan untuk menetapkan rentang skor:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

56

Diketahui:

Skor tertinggi ideal = 4

Skor terendah ideal = 1

Rerata ideal (Xi) = (4 + 1)

= 2,5

Simpangan Baku Ideal (Sbi) = (4-1)

= 0,5

Ditanyakan:

Rentang skor= sangat layak, layak, cukup layak, dan kurang layak

Jawab:

a. Kategori Sangat Layak

X > Xi + 1,80 x Sbi

X > 2,5 + (1,80 x 0,5)

X > 2,5 + 0,9

X > 3,4

b. Kategori Layak

Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi

2,5 + (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 x 0,5)

2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4

2,8 < X ≤ 3,4

c. Kategori Cukup Layak

Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi

2,5 – (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 x 0,5)

2,5 – 0,3 < X ≤ 2,8

2,2 < X ≤ 2,8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

57

d. Kategori Kurang Layak

Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi

2,5 – (1,80 x 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 x 0,5)

2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2

1,6 < X ≤ 2,2

Berdasarkan penghitungan skor yang telah dilakukan peneliti, maka

didapatkan rentang kriteria skor skala empat dan kategorinya untuk menilai kualitas

kelayakan materi. Kriteria skor skala empat menurut Sukardjo (2006) dapat dilihat

pada tabel 3.9, tabel tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat kategori

penilaian yang didapatkan atas hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru.

Tabel 3.9 Kriteria Skor Skala Empat

No. Rentang Skor Kategori

1 X > 3,4 Sangat layak

2 2,8 < X ≤ 3,4 Layak

3 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup layak

4 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas dua hal utama yang berkaitan dengan pertanyaan

penelitian. Pertama, membahas proses pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran

dan Kepedulian Lingkungan untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

Kedua, membahas deskripsi kualitas materi dalam membantu Siswa kelas III B SD N

Jetis 1 Yogyakarta agar semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan. Peneliti akan

menguraikan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut:

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Pengembangan Materi

Materi yang dikembangkan oleh peneliti berjudul “Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”. Proses pengembangan materi pada

penelitian ini menggunakan lima langkah pengembangan materi menurut Tomlinson,

kelima langkah tersebut antara lain sebagai berikut:

4.1.1.1 Analisis Kebutuhan

Penelitian pengembangan ini diawali dengan melakukan kegiatan analisis

kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara. Kegiatan observasi dilakukan

untuk mengamati proses pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan seperti IPS

atau pun IPA di kelas. Kegiatan wawancara dilakukan pada kepala sekolah, guru

kelas, dan siswa.

4.1.1.1.1 Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Peneliti

melaksanakan kegiatan PPL selama 4 bulan yakni dari hari Senin tanggal 18 Juli

2016 hingga hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016. Data awal yang mendorong peneliti

untuk terus melakukan kegiatan observasi adalah saat peneliti melakukan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

59

observasi pembelajaran di kelas III B SD N Jetis 1 pada hari Selasa, 26 Juli 2016.

siswa kelas III B berjumlah 25, dengan siswa laki-laki sebanyak 11 dan 14 siswa

perempuan. Pembelajaran dimulai setelah istirahat pertama yakni pukul 09.45 WIB.

Guru mengawali pembelajaran dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu dengan

mengajak bermain tepuk tunggal dan ganda. Kegiatan bermain tepuk tangan bersama

siswa juga termasuk sebagai kegiatan motivasi. Pertanyaan mengenai pembelajaran

apa saja yang sudah dipelajari hari kemarin, diajukan oleh guru sebagai kegiatan

apersepsi.

Materi yang dipelajari pada hari itu yaitu tentang lingkungan alami dan

buatan. Materi disampaikan dengan cara tanya jawab terlebih dahulu, salah satu

pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah “apa yang dimaksud dengan lingkungan”.

Pembentukan kelompok menjadi aktivitas berikutnya, setiap siswa kemudian

berhitung dan membentuk kelompok sesuai hitungan yang diucapkan. Proses

pembentukan kelompok menggunakan hitungan tersebut membuat kelas menjadi

gaduh. Ada siswa laki-laki dan perempuan yang berteriak mengucapkan angka

kelompoknya dan ada pula siswa laki-laki yang berteriak mengucapkan angka

kelompoknya sambil berlarian. Guru selalu menegur siswa yang ramai agar siap

mengikuti pembelajaran.

Setiap siswa kemudian mengerjakan latihan soal di dalam kelompoknya

masing-masing. Latihan soal yang diberikan berupa potongan beberapa gambar

tentang lingkungan alam dan buatan, kemudian siswa menempelkan gambar-gambar

tersebut sesuai dengan jawaban. Seorang siswa yang duduk di depan peneliti, lebih

tepatnya di bangku paling belakang, baik sebelah kanan mau pun kiri, mengajak

teman kelompoknya untuk mencontek hasil jawaban kelompok lain. Ada siswa yang

duduk di bawah lantai, ada yang bermain-main dengan teman sebangkunya, dan ada

siswa yang tidak bersemangat mengikuti pembelajaran dengan hanya menyandarkan

kepala ke meja.

Guru kelas III B selalu menegur siswa secara personal. Guru menegur siswa

yang gaduh agar tenang dan siap mengikuti pembelajaran. Kelima siswa yang ramai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

60

pun dicatat oleh guru di papan tulis. Sistem hukuman juga digunakan oleh guru yakni

menggunakan sistem pemotongan waktu istirahat. Siswa yang tidak mengikuti

pembelajaran dengan tertib pun ditulis dan dikenakan poin negatif oleh guru, semakin

banyak poin yang didapatkan oleh siswa yang ramai, maka waktu istirahat yang

didapatkan oleh siswa tersebut semakin sedikit. Sistem hukuman yang diterapkan

oleh guru kelas, ternyata tidak diindahkan oleh sebagian siswa. Mereka tetap tidak

memperhatikan guru mereka ketika menjelaskan materi pembelajaran. Bunyi bel

istirahat terdengar, akan tetapi pembelajaran belum ditutup. Sekitar 15-an siswa pun

berlarian menuju pintu keluar. Guru kemudian menghentikan siswa dan meminta

mereka duduk kembali. Siswa diminta untuk membuat rangkuman pembelajaran

terlebih dahulu dan kemudian siswa dipersilahkan untuk beristirahat.

Pengalaman lain yang menjadi bahan kajian observasi adalah saat siswa kelas

III B mengikuti kegiatan “SEMUTLIS”. Program ini mengarahkan siswa untuk

meluangkan waktu selama 10 menit untuk merawat tanaman. Hari Jumat tanggal 7

Oktober 2016 siswa kelas III B mengikuti kegiatan untuk merawat lingkungan SD N

Jetis 1 dengan cara memunguti sampah, sesuai panduan dari Bapak K selaku Guru

kelas VI. Mereka bersemangat untuk mencari sampah sebanyak-banyaknya untuk

dibuang ke tempat sampah dikarenakan arahan dan instruksi dari Bapak K, yang

kemudian diminta untuk melaporkannya kepada guru kelasnya masing-masing.

Perilaku baik siswa kelas III B terhadap lingkungan sekolah setelah kegiatan

“SEMUTLIS” selesai, ternyata tidak terlihat kembali oleh mata dan perasaan peneliti

hingga kegiatan PPL selesai dilaksanakan.

Peneliti meyakini bahwa berdasarkan data awal dari hasil observasi

pembelajaran di kelas III B dan hasil observasi yang dilakukan selama peneliti

melaksanakan kegiatan PPL, pembelajaran IPA yang berlangsung di kelas III B

belum mengupayakan pendidikan lingkungan sepenuhnya. Materi yang berkaitan

tentang keberagaman lingkungan alami dan buatan disampaikan sebatas ilmu

pengetahuan atau dapat dikatakan sebagai ilmu lingkungan. Siswa belum diajak

untuk memahami pentingnya lingkungan serta bagaimana hubungan manusia dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

61

keberagaman lingkungan alami dan buatan. Perilaku siswa kelas III B juga diyakini

belum mencapai pada tahap sadar dan peduli lingkungan sepenuhnya, berdasar pada

hasil kajian dan refleksi antara teori kesadaran menurut Bloom dan pengalaman yang

dimiliki peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL kurang lebih 4 bulan.

4.1.1.1.2 Wawancara

Peneliti melakukan kegiatan wawancara sebanyak dua kali. Wawancara

pertama dilakukan dengan tujuan untuk memperluas, memperjelas, dan mempertajam

hasil observasi, sedangkan wawancara yang kedua dilakukan untuk menganalisis

kebutuhan guru. Wawancara pertama dilakukan pada hari Jumat, 12 Agustus 2016

pukul 11.00 WIB. Wawancara dilakukan kepada Guru kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta. Kegiatan wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab

secara langsung dan hasilnya dicatat di buku tulis peneliti. Peneliti menggunakan

pedoman wawancara yang diberikan oleh Dosen Pembimbing Skripsi I dan II.

Pedoman wawancara yang digunakan berjudul “Students’ need analysis”.

Topik-topik pertanyaan dalam instrumen wawancara tersebut antara lain (A) students

personal background yang kemudian dikembangkan menjadi 2 topik yaitu (1)

academic background dan (2) social and economic background. Topik selanjutnya

adalah (B) curriculum documents yang kemudian dikembangkan menjadi 4 topik

yaitu (1) type of curriculum, (2) vision and mission, (3) profile of graduates, dan (4)

profile of the course. Topik lain yang dijadikan sebagai bahan pertanyaan yakni

berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan keterlibatan

siswa khususnya dalam pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan. Garis-garis

besar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kemudian dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

Penilaian terhadap kemampuan akademik siswa belum dapat dilakukan

dengan lebih detail oleh guru, hal ini dikarenakan guru belum terlalu lama mengenal

kepribadian setiap siswa. Dalam pandangan guru setelah mendidik siswa kelas III B

selama 3 minggu, kemampuan mereka untuk memahami informasi-informasi yang

bersifat konkret dapat dikatakan cukup tinggi. Informasi-informasi konkret tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

62

antara lain tentang materi yang diajarkan melalui mata pelajaran IPA dan IPS, sebagai

contoh adalah materi tentang lingkungan alami dan buatan. Minat belajar siswa juga

tinggi pada mata pelajaran SBK, melalui mata pelajaran ini mereka dapat beraktivitas

dan berkreativitas dengan lebih bebas. Motivasi belajar mereka juga tinggi ketika

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Namun

demikian, sebagian siswa kelas III B merasa kesulitan untuk memahami materi-

materi yang bersifat abstrak dan bersifat hafalan seperti materi dalam mata pelajaran

PKn yakni sumpah pemuda.

Keberagaman yang dimiliki siswa kelas III B tidak hanya dalam konteks

kemampuan akademik, melainkan juga dalam konteks sosial-ekonomi. Berdasarkan

latar belakang ekonominya, orangtua dari siswa kelas III B ada yang mengabdikan

dirinya untuk negara yakni menjadi anggota TNI, dosen, pegawai negeri sipil

sebanyak 3 orang, pedagang, menjadi buruh di tempat laundry, ibu rumah tangga,

pensiunan, wiraswasta, dan karyawan swasta. Sebagian besar dari orangtua siswa

kelas III B bekerja sebagai seorang wiraswasta dan karyawan swasta.

Tempat tinggal dari masing-masing siswa juga beragam. Ada yang berasal

dari luar Jetis dan ada yang berasal dari daerah sekitar Jetis. Mayoritas tempat tinggal

dari siswa kelas III B berasal dari daerah sekitar Jetis. Kebanyakan dari mereka

adalah anak-anak yang tumbuh besar di dusun, akan tetapi dusun yang berada pada

lingkungan perkotaan. Dusun yang berada di lingkungan perkotaan Jetis, rata-rata

tidak memiliki tanah yang cukup luas. Bangunan rumah yang satu dengan yang lain

cukup berdekatan dan tidak terlalu besar. Kondisi lingkungan sekitar rumah terlihat

kumuh dan kurang tertata, selain itu suasana daerah sekitar Jetis dirasa ramai

dikarenakan lalu lintas kendaraan yang cukup padat.

Siswa kelas III B terlihat bersemangat ketika diminta untuk melakukan

kegiatan yang berhubungan dengan tumbuhan. Semangat dari setiap siswa terlihat

dari senyum dan gerakan tubuh mereka seperti saat mendapatkan hal yang mereka

sukai. Pada saat pembelajaran IPA, mereka pernah diminta untuk menanam biji

kacang hijau dalam sebuah wadah kecil. Hampir semua siswa kelas III B mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

63

arahan dari guru untuk menanam dan menyirami biji kacang hijau yang ditanam. Biji

kacang hijau yang sudah ditanampun disimpan di dalam kelas.

Dari hari ke hari, siswa kelas III B mulai terlihat tidak menyirami kembali

tanaman kacang hijau yang sudah tumbuh tersebut. Tanaman-tanaman yang berada di

dekat kelas III B memang terlihat segar dan terawat, akan tetapi bukan karena dirawat

oleh siswa kelas III B melainkan dirawat oleh istri penjaga SD N Jetis 1 Yogyakarta.

Sekolah juga sudah menerapkan sebuah program bernama “SEMUTLIS”. Di

kelas III B sendiri, selembar kertas berisikan tulisan “SEMUTLIS” juga sudah

menempel di dinding kelas. Selembar kertas bertuliskan “SEMUTLIS”pun sudah

menempel di dinding kelas jauh sebelum siswa kelas III B melaksanakan kegiatan

menanam biji kacang hijau. Dengan adanya program “SEMUTLIS” dan perintah dari

guru, siswa kelas III B tetap tidak kembali untuk merawat tanaman kacang hijau

mereka.

Kegiatan wawancara bersama guru kelas III B yang kedua dilakukan pada hari

Rabu, 23 November 2016 pukul 08.00 WIB dengan tujuan untuk menganalisis

kebutuhan guru. Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dan saling

berbagi pengalaman melalui 8 pertanyaan utama yang diajukan oleh peneliti.

Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Proses wawancara dilaksanakan dengan cara direkam menggunakan aplikasi perekam

suara dan juga dicatat. Pertanyaan pertama diawali dengan tujuan untuk mengetahui

perasaan guru selama mengajarkan materi IPA di kelas. Beliau mengungkapkan

kebahagiaannya dengan tersenyum dan tertawa, sebab beliau merasa bahwa siswa itu

bersemangat ketika pembelajaran berlangsung dengan kegiatan praktik. Siswa merasa

senang jika praktik-praktik tersebut dilakukan sendiri oleh mereka.

Perasaan lain yang dirasakan oleh Guru kelas III B adalah sulit dalam

mengelola siswa ketika pembelajaran berlangsung. Satu pengalaman yang diceritakan

oleh beliau yakni ketika melakukan kegiatan pratikum. Pembentukan kelompok

menjadi kegiatan awal sebelum pratikum dimulai. Suasana kelas seketika menjadi

gaduh ketika pembagian kelompok berlangsung, hal ini dikarenakan beberapa siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

64

menolak untuk bergabung dalam kelompoknya masing-masing meskipun sudah

disepakati bersama. Kesulitan lain yang dihadapi ketika hendak melaksanakan

kegiatan pratikum adalah, beberapa siswa baik siswa laki-laki dan perempuan, sering

lupa membawa alat-alat atau pun bahan untuk pratikum.

Ketersediaan sumber dan media pembelajaran juga menjadi salah satu

kesulitan lain yang dihadapi guru. Salah satu pengalaman yang diceritakan guru yaitu

ketika hendak menunjukkan video atau gambar kepada siswa dengan harapan

pembelajaran bisa lebih menarik. Guru harus bekerjasama dengan guru kelas lain

untuk bertukar kelas agar pembelajaran dengan video bisa berlangsung. Usaha

tersebut dilakukan guru dengan harapan agar siswa dapat belajar dengan lebih

nyaman dan lebih baik.

Pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru juga menggunakan metode

praktik langsung atau lebih dikenal dengan pratikum. Guru menyampaikan bahwa

pernah melakukan pratikum bersama siswa yakni waktu menanam biji kacang hijau

dan pratikum tentang sifat-sifat benda padat, cair, serta gas. Kegiatan pratikum yang

dilakukan guru tidak dilakukan dalam satu hari. Guru sudah meminta siswa untuk

menyiapkan peralatan pratikum jauh-jauh hari. Pembelajaran di kelas diyakini

sebagai kegiatan praktik dan pratikumnya berkelanjutan setelah mereka menanam.

Aktivitas siswa pada saat pratikum berlangsung bersifat individu dan

kelompok. Setiap siswa diminta untuk mengamati dan mengukur tinggi tanaman

masing-masing dengan harapan dapat melatih sikap tanggungjawab. Sikap

tanggungjawab yang hendak ditanamkan oleh guru pada diri setiap siswa dirasa

cukup sulit. Guru pun berusaha untuk menanamkan sikap tersebut dengan mengajak

siswa membaca panduan di buku paket masing-masing. Setiap siswa diminta untuk

membaca petunjuk terlebih dahulu sebelum melakukan pratikum. Namun demikian,

meskipun sudah diminta untuk membaca panduan, pasti masih ada beberapa siswa

yang merasa bingung kemudian bertanya-tanya. Guru berusaha untuk menjelaskan

kembali dengan membaca pelan-pelan sambil mencontohkan di depan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

65

Kegiatan pratikum diyakini oleh guru dapat mempermudah siswa dalam

memahami pembelajaran. Pratikum akan dilakukan oleh guru di kelas jika

memungkingkan, dalam artian bahwa materi pembelajaran dapat dipraktikkan.

Ketersediaan materi pratikum juga diyakini dapat memudahkan siswa untuk

melakukan pratikum. Suatu materi pratikum atau dalam penelitian ini disebut materi

eksperimen, dalam penyusunannya perlu memenuhi beberapa kriteria yaitu

disesuaikan dengan standar kompetensi (SK), kompetesi dasar (KD), dan tidak

membahayakan bagi siswa. Materi yang bagus dan menarik akan tetapi jika

membahayakan bagi siswa itu juga kurang berguna. Pandangan lain menurut guru

tentang kriteria dalam membuat materi eksperimen adalah dibuat berwarna agar siswa

lebih tertarik. Materi berisikan langkah-langkah kegiatan beserta gambarnya. Tulisan

langkah-langkah kegiatannya harus bisa dibaca oleh siswa atau bisa juga dibuat

berwarna-warni, tentunya akan lebih menarik bagi siswa untuk dibaca.

Pada hari yang sama, yakni hari Rabu, 23 November 2016 pukul 08.40 WIB,

peneliti melakukan wawancara kepada lima siswa kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta berdasarkan rekomendasi dari guru kelas. Kelima siswa yang

diwawancarai terdiri dari tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Kemampuan

akademik yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut berbeda, mulai dari yang tinggi

hingga rendah. Dasar penentuan kemampuan yang dimiliki oleh kelima siswa tersebut

diyakini guru berdasar pada data rapor dari masing-masing siswa. Wawancara

dilakukan secara langsung dan bergantian. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

sebanyak 9 pertanyaan utama yang kemudian dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan dan hasilnya dicatat oleh peneliti.

Siswa pertama yang diwawancarai peneliti berinisial R. Pertanyaan awal yang

diajukan peneliti yaitu mengenai perasaan R selama mengikuti pembelajaran IPA.

Menurut R, perasaan yang muncul dalam dirinya baik-baik saja. Peneliti mencoba

untuk mendalami maksud perasaan baik-baik saja yang dirasakan R, akan tetapi dia

tetap menjawab “pokoknya baik-baik saja”. Perasaan lain yang muncul yaitu pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

66

merasa sulit untuk mengikuti pembelajaran IPA. Materi yang diajarkan selama

pembelajaran dirasa kurang jelas olehnya.

Kegiatan pratikum juga pernah diikuti oleh R, khususnya pratikum IPA.

Materi yang diajarkan oleh guru melalui pratikum tersebut, dapat dipahami olehnya.

Panduan pratikum IPA juga digunakan oleh guru pada saat pratikum berlangsung.

Ketersediaan panduan pratikum atau dalam penelitian ini disebut panduan eksperimen

dibutuhkan olehnya. Menurut R, adanya panduan eksperimen dapat membuatnya

lebih pintar. Kriteria panduan eksperimen yang diinginkannya itu yang jelas,

kemudian peneliti menginterpretasikan maksud kata jelas ini adalah dari segi

bahasanya mudah dibaca dan dipahami. Interpretasi dari peneliti pun disetujui oleh R

dengan menganggukkan kepala, kemudian menambahkan jawabannya dengan

berkata “yang terpenting bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia bukan Bahasa

Jawa”.

Narasumber berikutnya adalah siswa yang berinisial T. Perasaan T selama

mengikuti pembelajaran IPA itu biasa saja. Peneliti mencoba untuk mendalami

maksud perasaan biasa saja yang dirasakan T, akan tetapi dia tetap menjawab “ya

biasa saja”. Perasaan lain yang muncul dalam diri T adalah pernah merasa sulit untuk

mengikuti pembelajaran IPA, dapat dikatakan juga kadang-kadang. Materi yang

diajarkan oleh guru selama pembelajaran dirasa sulit olehnya sehingga membuatnya

bingung.

T mengakui bahwa dirinya pernah mengikuti kegiatan pratikum IPA. Materi-

materi yang diajarkan selama pembelajaran oleh guru dirasa kurang jelas. T juga

menjawab bahwa gurunya ketika mengajar IPA di kelas menggunakan panduan

eksperimen. Pertanyaan mengenai kebutuhan akan panduan eksperimen IPA dijawab

olehnya dengan jawaban lantang “sangat butuh”. Menurut T, dengan membaca

panduan eksperimen dapat membantu memudahkan dalam memahami materi yang

diajarkan. Panduan eksperimen yang diinginkan yaitu panduan yang berisikan

penjelasan di setiap langkah-langkahnya. Langkah-langkah kegiatan dalam panduan

itu harus jelas dan tidak singkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

67

D adalah inisial siswa ketiga yang diwawancarai oleh peneliti. D merasa

senang selama mengikuti pembelajaran IPA. Tidak hanya merasa senang, akan tetapi

D juga merasa kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA. Kesulitan yang

dialami oleh D yaitu saat memahami materi pembelajaran dikarenakan kurang jelas.

Selama mengikuti pembelajaran, D juga pernah mengikuti kegiatan pratikum. Materi

yang diajarkan oleh gurunya dapat dipahami olehnya. Menurut D, Guru kelasnya

menggunakan panduan pratikum IPA pada saat mengajar di kelas.

Jawaban singkat yang D berikan dengan berkata “iya, sangat butuh”, tentulah

menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti tentang kebutuhan panduan eksperimen.

Panduan eksperimen menurut D, dapat membantu untuk memahami materi yang

diajarkan menjadi lebih jelas. Panduan esperimen dengan bahasa yang mudah

dimengerti adalah panduan yang diinginkan oleh D.

Siswa ke empat yang diwawancarai oleh peneliti berinisial J. Jawaban dari J

tentang perasaannya selama mengikuti pembelajaran IPA sama seperti T yakni “biasa

saja”. J juga mengakui bahwa dirinya pernah menemui kesulitan pada saat mengikui

pembelajaran IPA. Materi yang kurang jelas menjadi alasan bagi J ketika dihadapkan

pada pertanyaan tentang kesulitan. J juga berpendapat bahwa guru kelas III B

menggunakan panduan ketika pratikum IPA berlangsung. Pertanyaan tentang

kebutuhan panduan eksperimen IPA juga dijawab dengan lantang oleh J, “iya, sangat

butuh”. Berkat membaca panduan eksperimen, menurutnya bisa memperjelas materi

yang diajarkan oleh guru. Panduan yang berisi gambar-gambar beserta keterangan

yang mudah dipahami, menjadi panduan eksperimen yang diinginkan oleh J.

Seorang siswa berinisial D adalah siswa terakhir yang diwawancarai oleh

peneliti. Kesempatan yang diberikan peneliti untuk mengungkapkan perasaannya

selama mengikuti pembelajaran IPA, ditanggapi singkat dengan menjawab baik-baik

saja. Berbeda dengan keempat temannya yang lain, D merasa bahwa dirinya sering

menemui kesulitan waktu mengikuti pembelajaran IPA. Materi yang dia terima

selama pembelajaran belum dapat dia pahami, sehingga sering membuat dia bingung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

68

Jawaban ragu juga dia berikan ketika ditanya oleh peneliti mengenai keikutsertaan

dalam kegiatan pratikum di kelas, dia menjawab pernah tetapi sedikit lupa.

Berbeda dengan jawabannya tentang keikutsertaannya dalam kegiatan

pratikum yang sedikit lupa, ketika ditanya tentang panduan yang digunakan oleh guru

pada saat mengajar juga dibenarkan olehnya dengan berkata “iya, Bu Guru

menggunakan”. Pertanyaan akan kebutuhan panduan eksperimen juga ditanggapi oleh

D dengan menjawab “iya, sangat butuh”. Menurutnya, dengan membaca panduan

eksperimen dapat membuat dirinya pintar. Dalam pandangan D, panduan eksperimen

yang diinginkannya adalah panduan yang berisikan tulisan-tulisan yang jelas dengan

huruf yang besar. Keinginan D untuk membaca panduan eksperimen yang berbentuk

kotak atau persegi panjang, menjadi suatu ungkapan perasaan yang dijadikan

masukan bagi peneliti.

Peneliti kemudian melakukan kegiatan wawancara lain yakni wawancara

analisis kebutuhan kepala sekolah. Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Kamis,

01 Desember 2016 pukul 08.00 WIB bersama dengan Kepala SD N Jetis 1

Yogyakarta. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara langsung di Ruang Kepala SD

N Jetis 1 dengan jumlah pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 8

pertanyaan utama. Proses wawancara yang berlangsung tidak direkam oleh peneliti,

dikarenakan Kepala Sekolah menghendaki diskusi dengan santai dan cukup dicatat

saja. Namun demikian, apabila jawaban dari beliau kurang memuaskan, peneliti

diminta untuk langsung bertanya kepada kepala sekolah kembali supaya terjalin juga

tali silaturahmi.

Kegiatan wawancara diawali dengan pertanyaan awal mengenai pelaksanaan

kegiatan pratikum atau eksperimen IPA di SD N Jetis 1. Kuantitas sering atau

tidaknya pelaksanaan kegiatan tersebut dijawab dengan pendapat subjektif dan

objektif. Jawaban subjektif beliau sampaikan dengan dasar perkiraan beliau selama

mengamati guru-guru SD N Jetis 1 saat mengajar. Guru-guru diyakini sering

melakukan kegiatan pratikum dengan menggunakan alat peraga. Jawaban objektif

yang disampaikan oleh beliau didasarkan pada aturan pelaksanaan supervisi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

69

Beliau menambahkan bahwa dalam satu semester itu wajib dilaksanakan supervisi

sebanyak dua kali. Dalam pengamatannya saat melakukan supervisi, guru-guru sering

menggunakan kegiatan praktik pada saat pembelajaran.

Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar khususnya pratikum diyakini

juga oleh kepala sekolah tidak bisa lepas dari namanya kesulitan, baik dari faktor

siswa, sumber belajar, atau pun media pembelajarannya. Keterbatasan media

pembelajaran yang ada di sekolah menjadi penghambat terwujudnya pembelajaran

yang efektif. Media pembelajaran khususnya alat peraga yang ada di SD N Jetis 1

dirasa kurang mendukung dan tidak lengkap. Alat-alat peraga yang ada di sekolah

kebanyakan sudah rusak karena dimakan usia, dalam hal ini dapat ditafsirkan dengan

sederhana yakni dikarenakan sudah lama, sudah tua, sehingga rusak dimakan rayap.

Sekolah selalu berusaha untuk menjaga dan menyelamatkan seluruh asset-aset

sekolah yang berharga termasuk alat peraga. Keterbatasan dana menjadi alasan bagi

sekolah sehingga sekolah tidak mampu menyelamatkan seluruh asset-aset sekolah

yang berharga dan sudah berumur tua tersebut. Beberapa media pembelajaran dan

alat peraga yang bisa diselamatkan sekolah, disimpan dan dirawat dalam almari di

laboratorium IPA. Guru-guru di SD N Jetis 1 selalu berusaha untuk mengatasi

kesulitan tersebut dengan cara memperbaiki alat peraga yang bisa diperbaiki dengan

menggunakan dana bantuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)/Bantuan

Operasional Sekolah Daerah (BOSDA). Guru dituntut agar kreatif mempersiapkan

media pembelajaran lain apabila media yang rusak tidak bisa diperbaiki.

Guru-guru di SD N Jetis 1 selama melaksanakan kegiatan pratikum dipastikan

menggunakan panduan oleh kepala sekolah. Buku paket yang dimiliki oleh guru dan

siswa dijadikan sebagai buku pegangan pada saat pratikum, sebab di dalam buku

paket sudah terdapat panduan-panduan pratikum untuk setiap materi yang dapat

dipraktikkan. Guru bertugas untuk menjalankan dan membimbing siswa untuk

melaksanakan kegiatan pratikum berdasarkan panduan. Tanggungjawab lain yang

perlu dilaksanakan oleh guru adalah mencari referensi-referensi lain untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

70

mengembangkan materi yang sudah ada atau mempersiapkan panduan pratikum

sendiri apabila dalam buku paket tidak ada .

Dalam pandangan Kepala Sekolah, keberadaan panduan eksperimen itu

penting baik bagi guru dan bagi siswa. Guru-guru bisa saja merasa kerepotan ketika

panduan eksperimen tidak tersedia. Antisipasi yang dilakukan oleh beberapa guru

terkait kebutuhan panduan eksperimen yakni dengan membuat panduannya sendiri.

Ibu P selaku guru kelas I A contohnya, beliau selalu mempersiapkan dan

menggunakan media pembelajaran hampir setiap hari. Penggunaan media

pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat anak-anak merasa bahagia pada

saat belajar. Rasa bahagia yang hadir dalam diri anak tentunya dapat membantu anak

untuk lebih mudah memahami pembelajaran.

Kepala Sekolah berharap bahwa ketersediaan panduan dan pelaksanaan

pratikum atau dalam penelitian ini disebut eksperimen, tidak hanya berbentuk

verbalisme. Perkembangan kemampuan psikomotorik anak seperti audio-visual, dapat

berkembang pula dengan adanya kegiatan eksperimen. Anak-anak diharapkan dapat

melihat, membaca, mendengar, dan melakukan praktik langsung. Kegiatan praktik

langsung yang dilakukan anak-anak nantinya diharapkan menjadi pengalaman baru

dan anak bisa belajar hal-hal baru (learning by doing).

Penyusunan panduan eksperimen menurut kepala sekolah perlu

memperhatikan berbagai macam kriteria. Beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar

materi eksperimen dikatakan layak digunakan antara lain adalah sesuai dengan

standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), sesuai dengan kurikulum yang

digunakan sekolah, alat peraga harus sinkron dengan materi, terdapat petunjuk

penggunaannya, dan terdapat gambar-gambar. Kriteria lain yang disampaikan oleh

beliau antara lain adalah suatu materi eksperimen tidak membahayakan anak-anak,

bisa bermanfaat bagi sekolah, dan tidak terlalu mahal. Beliau juga menyampaikan

saran, bahwa seorang penyusun materi perlu kreatif mencari berbagai macam

referensi dan mempraktikkannya terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada anak-

anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

71

Peneliti meyakini bahwa berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan

dengan Kepala Sekolah, Guru Kelas, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1, dapat

dikatakan bahwa ketersediaan sumber dan media pembelajaran bagi guru dan siswa

khususnya untuk pembelajaran IPA itu terbatas. Guru mengalami kesulitan untuk

mengajarkan materi sedangkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi

pembelajaran IPA ketika dipelajari secara tekstual. Materi dan panduan eksperimen

IPA dibutuhkan oleh guru, siswa, dan sekolah untuk mempermudah pelaksanaan

pembelajaran IPA.

Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan,

peneliti menarik kesimpulan bahwa sekolah, guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta membutuhkan materi dan panduan eksperimen IPA untuk mempermudah

pelaksanaan pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA yang berlangsung masih sebatas

pada konsep ilmu lingkungan dan belum mengupayakan pendidikan lingkungan

sepenuhnya. Materi dan panduan yang diharapkan oleh sekolah, guru, dan siswa kelas

III B antara lain sesuai dengan kurikulum, SK dan KD, berisikan langkah-langkah

kegiatan yang jelas beserta gambar-gambarnya, bentuk hurufnya dapat dibaca dengan

mudah, berbentuk kotak atau persegi panjang, tidak membahayakan, tidak terlalu

mahal ketika dibuat kembali, berwarna-warni, dan bermanfaat atau berguna bagi

pembaca khususnya dapat membimbing anak agar peduli terhadap lingkungan.

4.1.1.2 Desain

Desain merupakan langkah lanjutan setelah peneliti melakukan analisis

kebutuhan khususnya kebutuhan siswa. Peneliti mengawali kegiatan desain dengan

mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip pengembangan materi menurut

Tomlinson. Sepuluh (10) prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005)

yang diyakini relevan dengan penelitian ini, digunakan oleh peneliti untuk mendesain

materi pembelajaran. Proses pendesainan materi dalam penelitian ini sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

72

4.1.1.2.1 Desain Materi Sebelum Divalidasi

Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

dilakukan berdasarkan data analisis kebutuhan dan prinsip pengembangan materi

menurut Tomlinson. Pengembangan materi dilakukan sebagai usaha untuk

memberikan pendidikan lingkungan bagi Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

Peneliti memilih mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sarana untuk

memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa kelas III B. Materi pembelajaran

pada “Bab XIII. Cara Manusia Dalam Memelihara dan Melestarikan Alam”

digunakan peneliti sebagai dasar penyusunan isi materi.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menyusun garis-

garis besar pembelajaran. Garis-garis besar pembelajaran disusun berdasarkan

panduan lembar students’ need analysis pemberian dosen pembimbing. Panduan

tersebut berisikan beberapa poin, antara lain yakni poin C yang berisikan standar

kompetensi (SK), poin D berisikan kompetensi dasar (KD), poin E berisikan

indikator, dan poin F yang berisikan poin-poin inti kegiatan pembelajaran. Poin-poin

utama dalam panduanpun sebelumnya dikembangkan menjadi Silabus pembelajaran,

sehingga dapat disimpulkan bahwa garis-garis besar pembelajaran juga

dikembangkan berdasarkan Silabus. Materi pembelajaran yang akan dikembangkan

oleh peneliti adalah “Perilaku Manusia yang Peduli Lingkungan”. Garis-garis besar

pembelajaran yang sudah tersusun kemudian dikoreksi terlebih dahulu oleh Dosen

Pembimbing Skripsi I dan II.

Garis-garis besar pembelajaran yang sudah dikoreksi oleh dosen pembimbing

kemudian dikembangkan ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Penggunaan model RPP berdasarkan Kurikulum 2006 didasarkan pada kebutuhan

kurikulum yang digunakan di kelas III SD N Jetis 1 Yogyakarta yakni menggunakan

Kurikulum KTSP 2006 Tematik. Namun demikian, dikarenakan keterbatasan waktu

dan demi terwujudnya pendidikan lingkungan yang efektif melalui pembelajaran di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

73

sekolah, maka peneliti memutuskan untuk menyusun RPP sesuai dengan KTSP 2006

dan tidak dibuat secara tematik.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan menggunakan

Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Model Conservation Scout, Metode

tanya jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, dan eksperimen sederhana, serta

Teknik pembelajaran kampanye dan peer tutoring. Peneliti kemudian menyusun dan

mengembangkan sebuah Materi Eksperimen yang berjudul “Fungsi Akar” sebagai

bahan ajar pendukung dan sarana terlaksananya Model Conservation Scout. Materi

eksperimen tersebut merupakan hasil tugas akhir Mata Kuliah Pembelajaran Inovatif

IPA 1 karya pribadi dari peneliti dengan bimbingan dari dosen pembimbing.

Pembelajaran yang direncanakan juga mengupayakan terwujudnya Pendidikan

Emansipatoris, oleh karena itu peneliti juga menyusun sebuah Panduan Eksperimen

“Fungsi Akar” untuk Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi Eksperimen “Fungsi

Akar” kemudian digabung sebagai satu kesatuan untuk guru kelas. Bahan ajar

tersebut dikembangkan peneliti menjadi sebuah buku pegangan guru dengan judul

“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” beserta sampulnya.

Pengantar singkat mengenai materi kemudian ditambahkan oleh peneliti untuk

menambah isi dari materi. Materi tersebut dikembangkan peneliti menggunakan

program komputer Microsoft Word 2010 dan Microsoft Publisher 2010.

Sharing yang dilakukan peneliti dengan rekan peneliti yakni Adelia Surya

Putri sebelum melakukan validasi materi, mendorong peneliti untuk membuat

keputusan lain. Materi yang disusun oleh peneliti berupa RPP, Silabus, dan Materi

Eksperimen pada awalnya didesain untuk satu kali pertemuan pembelajaran. Hasil

dari kegiatan observasi pembelajaran di kelas III A yang disampaikan rekan peneliti

ternyata memiliki kesimpulan yang sama dengan hasil observasi yang dilakukan

peneliti. Analisis kebutuhan yang sama dari kelas III A dan B mendorong peneliti dan

rekan untuk menyatukan karya masing-masing, yakni RPP, Silabus, dan Materi

Eksperimen menjadi satu kesatuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

74

Bentuk akhir dari desain materi yang dikembangkan oleh peneliti bersama

rekan peneliti menjadi dua buah RPP, dua buah Silabus, dan dua buah Materi

Eksperimen, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan selama dua hari. RPP H 1

dan H2 menggunakan aspek memahami dan menganalisis untuk ranah pengetahuan,

aspek merespon dan bertanggungjawab dalam RPP H 2 sedangkan aspek menghargai

dalam RPP H 1 untuk ranah sikap, aspek respon terpimpin dalam RPP H 1 dan H2,

aspek persepsi, dan aspek adopsi dalam RPP H 2 untuk ranah perilaku menurut

Bloom (Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014).

Aplikasi Microsoft Word 2010 digunakan peneliti untuk menyusun materi.

Jenis font yang digunakan dalam materi antara lain Times New Roman, Comic Sans

MS, dan Segoe Print. Penggunaan setiap jenis font disesuaikan kebutuhan materi

sehingga bentuk tulisan dalam materi terlihat bervariasi. Aplikasi Microsoft Publisher

2010 digunakan untuk menyusun sampul depan dari materi. Komponen dari materi

Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan antara lain, pertama yakni

sampul, kedua yakni isi, dan ketiga yakni penutup.

Komponen pertama dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan adalah sampul. Sampul didesain sendiri oleh peneliti bersama rekan

dengan menggunakan program komputer Microsoft Publisher 2010. Isi dalam sampul

materi antara lain Logo Universitas Sanata Dharma berwarna orange yang berada

pada bagian tengah atas dan judul dari materi yang menggunakan WordArt style

berwarna Hijau. Bagian bawah dari judul materi terdapat gambar kedua buah tangan

sedang memegang tumbuhan yang hidup dengan tanah sebanyak dua buah tangan.

Gambar yang ada pada sampul di dapat dari (http://www.canstockphoto.com/plant-in-

hands-1242008.html). Makna yang terkandung pada gambar adalah mengajak siapa

saja yang melihat atau pun yang membaca materi untuk merawat tumbuhan.

Nama lengkap dari peneliti yakni “Paulus Yuli Suseno” dan rekan “Adelia

Surya Putri” juga menghiasi sampul materi. Identitas peneliti ditulis dengan jenis font

Harlow Solid Italic berwarna putih dan berada pada bagian bawah gambar. Isi

terakhir dari sampul materi adalah nama institusi pendidikan di mana peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

75

dibimbing yakni “PGSD Universitas Sanata Dharma”. Background dari sampul

materi berwarna hitam, akan tetapi seluruh isi materi dapat dilihat dan dibaca

dikarenakan warna pada setiap tulisan dan gambar sudah disesuaikan. Gambar desain

sampul materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada gambar 4.1.

Komponen kedua dari materi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan adalah isi. Isi materi yang dikembangkan peneliti dan rekan peneliti

terbagi atas pengantar materi, daftar isi, Silabus hari pertama dan hari kedua, RPP

hari pertama dan hari kedua, Materi Eksperimen “Penyebab Banjir, dan Materi

Eksperimen “Fungsi akar. Materi dalam RPP hari pertama dan hari kedua saling

berhubungan, sehingga seluruh isi materi merupakan satu kesatuan dan saling

melengkapi. Pengantar materi yang disusun oleh peneliti dapat dibaca terlebih dahulu

sebagai gambaran awal untuk memahami isi materi.

Pengantar materi yang disusun terdiri dari tiga halaman. Pembuatan pengantar

materi bertujuan tujuan untuk memberikan penjelasan singkat mengenai latar

belakang, proses, isi, dan kelebihan materi sebagai kerangka berpikir memahami

materi. Silabus pembelajaran hari pertama dan kedua menjadi isi selanjutnya. Standar

Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

76

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Pengalaman belajar, alokasi waktu,

penilaian, sumber dan media pembelajaran menjadi isi dari Silabus hari pertama dan

kedua. Pada kolom penilaian, terdapat penjabaran menjadi jenis tagihan, teknik, dan

instrumen penilaian. Isi dari Silabus menjadi pedoman dalam mengembangkan RPP

H 1 dan RPP H 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hari pertama menjadi isi selanjutnya

setelah Silabus. Format penyusunan RPP yang digunakan rekan peneliti yakni

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Proses penyusunan

RPP juga melandaskan diri pada kaidah-kaidah dalam Standar Isi, Proses, dan

Penilaian. Komponen-komponen yang ada dalam RPP H 1 antara lain identitas RPP,

Standar Kompetensi, Indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tujuan

pembelajaran. Indikator kognitif sebagai kerangka utama pembelajaran terdiri dari

dua indikator, yakni mengidentifikasi kerusakan alam dan faktor penyebab kerusakan

alam. Indikator afektif dan psikomotor yang disusun masing-masing sebanyak satu

indikator, dengan harapan dapat memberikan pendidikan kesadaran dan kepedulian

lingkungan. Alokasi waktu pembelajaran yang direncanakan yaitu selama 2x35

menit.

“Kerusakan alam dan cara menjaga kelestarian alam” menjadi materi

pembelajaran yang dipelajari bersama-sama. Dalam usaha memahami materi

pembelajaran, rekan peneliti mengkombinasikan Pendekatan PPR, Model

Consercation Scout (CS), metode ceramah, diskusi, demonstrasi, tanya jawab,

penugasan, dan eksperimen. Terdapat juga media, alat, dan sumber belajar yang

digunakan dalam pembelajaran khususnya untuk melaksanakan kegiatan eksperimen

“Penyebab Banjir”. Sumber belajar yang digunakan didapatkan dari buku teks dan

juga internet.

Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengaplikasikan Pendekatan PPR,

Model CS, dan Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK). Lagu “Kerusakan

Alam” dengan nada Lagu Becak, dinyanyikan bersama-sama untuk mengawali

pembelajaran. Siswa kemudian diajak untuk melihat kerusakan alam yakni banjir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

77

Konteks banjir menjadi fokus utama pembelajaran hari pertama. Siswa bersama guru

kemudian melakukan eksperimen bersama di dalam kelompok masing-masing

menggunakan Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”. Panduan eksperimen disusun

berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang dilakukan kepada 4 siswa kelas

III A.

Panduan yang digunakan siswa dibuat dengan kertas berukuran A4. Alat dan

bahan yang digunakan selama penelitian, dilengkapi dengan gambar-gambar

dokumentasi pribadi rekan peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” juga disertai dengan gambar-gambar

dokumentasi pribadi. Materi eksperimen yang digunakan guru sedikit berbeda dengan

panduan untuk siswa. Materi yang digunakan guru juga berisikan deskripsi singkat

mengenai latar belakang penyusunan materi dan kelebihan materi eksperimen.

Referensi-referensi yang digunakan dalam penyusunan materi juga dilampirkan

sebagai daftar referensi. Gambar yang digunakan pada sampul panduan eksperimen

“Penyebab Banjir” didapatkan rekan dari http://s-media-cache-ak0.pinimg.com.

Background pada halaman isi panduan berupa gambar hutan didapatkan rekan dari

http://pageborders.org/download/forest/border/.

Setiap siswa mengerjakan LKS di dalam kelompok masing-masing setelah

bereksperimen. Bersama dengan guru, siswa juga diajak untuk merangkum dan

merefleksikan pembelajaran. Lembar refleksi dengan cara kerja wemarnai bagian

tumbuhan pohon cemara, digunakan untuk mengetahui perasaan dan pemahaman

siswa akan materi. Pembelajaran ditutup setelah setiap siswa menentukan aksi mereka

masing-masing. Penilaian terhadap seluruh proses pembelajaran menggunakan jenis

penilaian tes dan nontes dengan teknik tertulis untuk menilai kemampuan kognitif,

unjuk kerja untuk psikomotorik, dan observasi untuk afektif. Rubrik penilaian dan

pedoman penskoran juga disiapkan untuk menilai ketiga kemampuan inti tersebut.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hari kedua (RPP H 2) menjadi isi

selanjutnya setelah RPP H 1. Proses penyusunan komponen-komponen yang ada

dalam RPP H 2 juga didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

78

2006 dan Standar Isi, Proses, serta Penilaian. Komponen tersebut antara lain identitas

RPP, Standar Kompetensi, Indikator kognitif, afektif, dan psikomotorik serta tujuan

pembelajaran. Indikator kognitif sebagai kerangka utama pembelajaran terdiri dari

dua indikator yakni mengidentifikasi 4 cara memelihara lingkungan dan menganalisis

4 manfaat memelihara tumbuhan. Terdapat dua indikator afektif dan tiga indikator

psikomotorik yang disusun oleh peneliti. Kedua indikator afektif disusun oleh peneliti

dengan melandaskan teori tentang membangun kesadaran menurut Bloom

(Notoatmodjo dalam Jamanti, 2014) dengan harapan dapat memberikan pendidikan

kesadaran dan kepedulian lingkungan. Alokasi waktu pembelajaran yang

direncanakan yaitu selama 2x35 menit.

“Perilaku manusia yang peduli lingkungan” menjadi materi pembelajaran

yang dipelajari bersama-sama. Dalam usaha memahami materi pembelajaran, peneliti

mengkombinasikan Pendekatan PPR, Model Consercation Scout (CS), metode

diskusi, demonstrasi, tanya jawab, penugasan, dan eksperimen sederhana. Terdapat

juga media, alat, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran khususnya

untuk melaksanakan kegiatan eksperimen “Fungsi Akar”. Sumber belajar yang

digunakan didapatkan dari buku teks dan juga internet.

Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengaplikasikan Pendekatan PPR,

Model CS, dan Eksplorasi, Elaborasi, serta Konfirmasi (EEK). Lagu “Lihat

Kebunku” dinyanyikan bersama-sama untuk mengawali pembelajaran. Gambar

sebuah kebun yang penuh dengan bunga dan kebun kosong menjadi penghantar agar

siswa memahami konteks yang diajarkan yakni tentang tumbuhan. Pengalaman yang

akan didapatkan siswa diawali dengan tugas untuk menuliskan 4 cara memelihara

lingkungan. Siswa bersama guru kemudian melakukan eksperimen bersama di dalam

kelompok masing-masing menggunakan Panduan Eksperimen “Fungsi Akar”.

Panduan eksperimen disusun berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan yang

dilakukan kepada 5 siswa kelas III B. Dialog menjadi kegiatan yang mendominasi

pembelajaran, untuk mewujudkan Pendidikan Emansipatoris.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

79

Panduan yang digunakan siswa dibuat dengan kertas berukuran A4. Alat dan

bahan yang digunakan selama penelitian, dilengkapi dengan gambar-gambar

dokumentasi pribadi peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan

eksperimen “Fungsi Akar” juga disertai dengan gambar-gambar dokumentasi pribadi.

Materi eksperimen yang digunakan guru sedikit berbeda dengan panduan untuk

siswa. Materi yang digunakan guru juga berisikan deskripsi singkat mengenai latar

belakang penyusunan materi dan kelebihan materi eksperimen. Referensi-referensi

yang digunakan dalam penyusunan materi juga dilampirkan sebagai daftar referensi.

Gambar pohon berakar sebagai sampul panduan eksperimen “Fungsi Akar”

didapatkan oleh peneliti dari http://elipart-library.com/cartoon-tree-roots.html yang

kemudian dikombinasikan dengan gambar seorang perempuan yang sedang

menyiram tanaman sebagai background dari isi panduan. Gambar background

tersebut didapatkan peneliti dari http://pageborders.org/download/flower/border/.

Setiap siswa mengerjakan LKS di dalam kelompok masing-masing setelah

bereksperimen. Bersama dengan guru, siswa juga diajak untuk menyimpulkan

kegiatan eksperimen dan merefleksikan pembelajaran. Bentuk akhir refleksi siswa itu

berbeda dengan RPP H 1, pada RPP H 2 siswa akan merefleksikan pengalaman

belajar melalui karya seni yang mereka buat sendiri. Karya seni yang dibuat dapat

berupa poster ataupun puisi. Hasil dari karya seni siswa kemudian digunakan sebagai

tindak lanjut untuk melakukan peer tutoring kepada 5 orang di sekitar mereka.

Pembelajaran ditutup setelah setiap siswa sudah menentukan aksi mereka masing-

masing. Penilaian terhadap seluruh proses pembelajaran menggunakan jenis penilaian

tes dan nontes dengan teknik tertulis untuk menilai kemampuan kognitif, unjuk kerja

untuk psikomotorik, dan observasi untuk afektif. Rubrik penilaian dan pedoman

penskoran juga disiapkan untuk menilai ketiga kemampuan inti tersebut. Isi dari

materi secara umum dapat dilihat pada gambar 4.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

80

Gambar 4.2 Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

81

Komponen terakhir dari materi adalah penutup. Penutup pada bagian akhir

materi berisikan biografi peneliti dan rekan. Biografi yang dijelaskan oleh peneliti

antara lain nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pendidikan yang telah ditempuh

dan sedang ditempuh, kegiatan yang pernah diikuti, dan foto.

4.1.1.2.2 Desain Materi Setelah Divalidasi

Desain materi yang telah disusun oleh peneliti dan rekan kemudian dilakukan

validasi. Proses validasi materi dilakukan oleh dua orang ahli, yaitu ahli IPA dan ahli

bahasa serta Guru Kelas III A dan III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi oleh ahli

dan guru dilakukan untuk mengetahui kualitas materi, apakah sudah layak digunakan

atau belum. Validasi ahli tersebut menggunakan pedoman penskoran skala empat

menurut Sukardjo (2006). Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian yang

merupakan satu kesatuan kemudian dipisah menjadi dua bagian. Bagian pertama

yakni RPP H 1 dan RPP H 2, divalidasi dengan menggunakan instrumen validasi

perangkat pembelajaran. Bagian kedua yakni Materi Eksperimen “Penyebab Banjir

dan “Fungsi Akar”, divalidasi dengan menggunakan instrumen validasi kualitas

materi eksperimen.

Instrumen yang digunakan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan guru untuk

memvalidasi materi yang dikembangkan peneliti adalah sama. Peneliti dan rekan

meyakini bahwa meskipun latar belakang keahlian dari masing-masing ahli tidak

sama, akan tetapi penilaian, komentar, dan saran dari masing-masing validator dirasa

berharga bagi kemajuan karya dalam penelitian ini. Instrumen validasi perangkat

pembelajaran terdiri dari 9 aspek penilaian. Kesembilan aspek tersebut antara lain (1)

identitas RPP, (2) perumusan indikator keberhasilan belajar, (3) perumusan tujuan,

(4) pemilihan dan pengorganisasian materi, (5) pemilihan sumber/media belajar, (6)

kegiatan pembelajaran, (7) penilaian hasil belajar, (8) Lembar Kerja Siswa, dan (9)

Penggunaan bahasa tulis. Instrumen validasi kualitas materi eksperimen terdiri dari 5

aspek penilaian. Kelima aspek penilaian tersebut antara lain (1) identitas, (2) isi,

(3) tampilan, (4) bahasa, dan (5) penggunaan serta penyajian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

82

Validator pertama pada penelitian ini adalah ahli Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA). Materi diserahkan kepada ahli untuk divalidasi pada tanggal 21 November

2016. Hasil validasi yang diberikan oleh ahli IPA dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Materi oleh Ahli IPA

Validator

Skor Rata-

Rata Kategori

RPP Materi

Eksperimen

Ahli IPA 3,82 3,81 3,81 Sangat Layak

Skor total yang diberikan oleh ahli IPA untuk kualitas perangkat pembelajaran

berdasarkan tabel 4.1 yaitu 3,82 dan skor total untuk kualitas materi eksperimen yaitu

3,81. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan peneliti

masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi

sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan oleh ahli IPA digunakan oleh

peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Komentar, saran, dan revisi untuk

materi yang dikembangkan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3, 4.4,

4.5, 4.6, 4.7, 4.8.

Tabel 4.2 Komentar dan Saran dari Ahli IPA serta Revisi

No Komentar dan Saran Revisi

1 Perangkat pembelajaran secara umum sudah

bagus, yang perlu dilengkapi yaitu penjelasan

tentang pendekatan, metode, dan model

pembelajaran.

Melengkapi materi dengan menyusun

penjelasan tentang Pendekatan PPR, metode,

dan Model Pembelajaran Conservation Scout.

2 Materi eksperimen secara keseluruhan sudah

bagus. Media sampah daun sebaiknya

menggunakan daun yang sudah kering.

Menambahkan keterangan sampah daun

kering pada rincian media untuk poin (g).

3 Lebih baik dicarikan lampiran gambar kebun

yang penuh dengan bunga dari Indonesia.

Mengganti gambar kebun yang penuh dengan

bunga pada lampiran gambar dengan gambar

taman PGSD USD hasil dokumentasi pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

83

Bagian-bagian dari materi yang diperbaiki oleh peneliti atas saran dari ahli

IPA dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Sebelum Direvisi

Gambar 4.4 Poin F Pada RPP H1 dan H2 Setelah Direvisi

Gambar 4.5 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Sebelum Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

84

Gambar 4.6 Poin g Pada Rincian Media Pembelajaran RPP H1 Setelah Direvisi

Gambar 4.7 Gambar Kebun Penuh dengan Bunga Pada RPP H2 Sebelum Direvisi

Gambar 4.8 Gambar Kebun Penuh dengan Bunga Pada RPP H2 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

85

Materi yang dikembangkan peneliti juga divalidasi oleh ahli bahasa. Materi

diserahkan kepada ahli bahasa untuk divalidasi pada tanggal 28 November 2016.

Hasil validasi yang diberikan oleh ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Validasi Materi oleh Ahli Bahasa

Validator

Skor Rata-

Rata Kategori

RPP Materi

Eksperimen

Ahli Bahasa 3,85 3,96 3,90 Sangat Layak

Skor total yang diberikan oleh ahli bahasa untuk kualitas perangkat

pembelajaran berdasarkan tabel 4.3 yaitu 3,85 dan skor total untuk kualitas materi

eksperimen yaitu 3,96. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang

dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk

diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dari ahli bahasa terhadap

penggunaan bahasa dalam materi yang disusun peneliti tidak ada. Ahli bahasa

memberi saran untuk menambahkan kata “aplikasi” pada langkah kesembilan dalam

materi eksperimen sehingga menjadi “siapkan aplikasi Stopwatch!”. Saran lain yang

diberikan yaitu membuat layout pada lampiran materi dan lagu supaya lebih menarik.

Gambar hasil revisi materi dari saran ahli bahasa dapat dilihat pada gambar 4.9, 4.10,

4.11, 4.12.

Gambar 4.9 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Sebelum Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

86

Gambar 4.10 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 9 Setelah Direvisi

Gambar 4.11 Layout Lampiran Materi dan Lagu Sebelum Direvisi

Gambar 4.12 Layout Lampiran Materi dan Lagu Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

87

Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan juga divalidasi

oleh Guru kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan termasuk

validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen. Hasil

validasi yang diberikan oleh guru kelas III B dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III B

Validator

Skor Rata-

Rata Kategori

RPP Materi

Eksperimen

Guru Kelas III B 3,07 3,07 3,07 Layak

Skor total yang diberikan oleh Guru kelas III B untuk kualitas perangkat

pembelajaran berdasarkan tabel 4.4 yaitu 3,07 dan skor total untuk kualitas materi

eksperimen yaitu 3,07. Perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang

dikembangkan peneliti masuk dalam kategori “layak” digunakan atau untuk

diimplementasikan dengan revisi sesuai saran. Komentar dan saran yang diberikan

oleh Guru kelas III B juga digunakan oleh peneliti untuk merevisi atau memperbaiki

materi. Komentar, saran, dan revisi untuk materi yang dikembangkan peneliti dapat

dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Komentar dan Saran dari Guru kelas III B serta Revisi

No Komentar dan Saran Revisi

1 Secara umum perangkat pembelajaran ini

sudah baik, hanya saja perlu perbaikan pada

contoh gambar kebun pada lampiran materi.

Mengganti gambar kebun yang penuh dengan

bunga pada lampiran gambar dengan gambar

taman PGSD USD hasil dokumentasi pribadi.

2 Sesuaikan nama alat percobaan dengan

gambarnya.

Menyesuaikan nama alat percobaan dengan

gambarnya.

Saran dari Guru kelas III B untuk memperbaiki gambar kebun penuh dengan

bunga pada lampiran materi dalam RPP hari kedua, sama dengan saran yang

diberikan oleh ahli IPA. Bagian lain dari materi yang diperbaiki sesuai saran dari

guru adalah menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah sebanyak empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

88

cetok. Langkah yang diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam

materi eksperimen “Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan

4.14.

Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan juga divalidasi

oleh Guru kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta. Validasi yang dilakukan termasuk

validasi kualitas perangkat pembelajaran dan kualitas materi eksperimen. Hasil

validasi yang diberikan oleh guru kelas III A dapat dilihat pada tabel 4.6..

Gambar 4.13 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Sebelum Direvisi

Gambar 4.14 Langkah Kegiatan Eksperimen “Fungsi Akar” Nomor 4 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

89

Tabel 4.6 Hasil Validasi Materi oleh Guru Kelas III A

Validator

Skor Rata-

Rata Kategori

RPP Materi

Eksperimen

Guru Kelas III A 3,32 3,44 3,38 Layak

Skor total yang diberikan oleh Guru kelas III A untuk kualitas perangkat

pembelajaran berdasarkan tabel 4.6 yaitu 3,32 dan skor total untuk kualitas materi

eksperimen yaitu 3,44. Materi yang dikembangkan peneliti masuk dalam kategori

“layak” digunakan atau untuk diimplementasikan dengan revisi sesuai saran.

Komentar dan saran yang diberikan oleh Guru kelas III A juga digunakan oleh

peneliti untuk merevisi atau memperbaiki materi. Bagian dari materi yang diperbaiki

sesuai saran dari guru adalah menambahkan gambar dua buah pot yang berisi tanah

sebanyak empat cetok, sama dengan saran dari Guru kelas III B. Langkah yang

diperbaiki adalah langkah kegiatan nomor 4 yang ada dalam materi eksperimen

“Fungsi Akar”, hasil revisi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 dan 4.14.

Rekapitulasi penilaian dari dua ahli dan guru kelas terhadap materi dapat

dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli Bahasa, dan Guru Kelas III

No Validator

Skor Rata-

Rata Kategori

RPP Materi

Eksperimen

1 Ahli IPA 3,82 3,81 3,81 Sangat Layak

2 Ahli Bahasa 3,85 3,96 3,90 Sangat Layak

3 Guru Kelas III A 3,32 3,44 3,38 Layak

4 Guru Kelas III B 3,07 3,07 3,07 Layak

Total Skor 14,16

Rata-Rata 3,54 Sangat Layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

90

Data yang didapatkan dari hasil validasi materi oleh dua ahli dan dua orang guru

kelas memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitas materi yang dikembangkan peneliti

berdasarkan hasil validasi pada tabel 4.7 dapat dikategorikan “sangat layak”.

Panduan eksperimen untuk siswa menjadi materi terakhir yang dikembangkan

oleh peneliti. Tahap validasi juga dilakukan untuk mengetahui kualitas panduan

eksperimen untuk siswa sebelum digunakan. Kelima Siswa kelas III B SD N Jetis 1

yang berinisial Rz, Ts, De, Jn, dan Di dipilih oleh peneliti menjadi validator setelah

mendapat rekomendasi kembali dari Guru kelas III B. Teknik wawancara kembali

digunakan peneliti untuk memperoleh komentar dan masukan dari kelima siswa yang

sudah mempelajari materi eksperimen.

Wawancara validasi materi eksperimen dilaksanakan pada hari Selasa, 29

November 2016 di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

sebanyak 6 pertanyaan utama yang kemudian dikembangkan sesuai kebutuhan dan

hasil dari wawancara dicatat oleh peneliti. Guru merekomendasikan kelima siswa

kelas III B untuk menjadi validator materi, akan tetapi siswa berinisial Di belum

dapat diwawancarai dikarenakan belum mempelajari kedua materi eksperimen.

Peneliti sudah dua kali mengingatkan Di untuk mempelajari materi dalam pertemuan

yang berbeda, akan tetapi belum juga dipelajari.

Validator pertama yang diwawancarai oleh peneliti adalah siswa berinisial De.

De menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami dengan mudah

seluruh isi panduan eksperimen termasuk dari segi bahasa. Ungkapan perasaan pada

materi eksperimen sampai membuat dia berkata “menarik banget”. Gambar-gambar,

tulisan, dan penjelasan dalam materi eksperimen itulah yang membuat dirinya

tertarik. Perasaan lain yang dia ungkapkan setelah membaca panduan eksperimen

adalah senang, dikarenakan dia bisa memahaminya. Keyakinan dalam dirinya juga

diungkapkan dengan berkata “bisa” ketika melaksanakan eksperimen dengan bantuan

panduan eksperimen.

Siswa berinisial Jn adalah siswa kedua yang menjadi validator. Jn menyatakan

bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami dengan mudah bahasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

91

hingga seluruh isi panduan eksperimen. Ketertarikan Jn pada materi yang disusun

peneliti, melebihi ketertarikan siswa berinisial De dengan berkata “menarik banget,

banget”. Panduan yang berisi gambar dengan isi yang mudah dipahami menjadi

alasan Jn mengapa tertarik pada panduan eksperimen yang dikembangkan peneliti.

Perasaan lain yang diungkapkan oleh Jn adalah senang. Jn juga merasa bahwa dirinya

bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan eksperimen yang

dikembangkan peneliti.

Validator ketiga yang diwawancarai peneliti adalah siswa berinisial Ts.

Seluruh isi panduan termasuk dari segi bahasa, dapat dilihat, dibaca, dan dipahami

dengan mudah oleh Ts. Pengalaman pertama kali dalam dirinya bisa membaca

panduan eksperimen seperti yang dikembangkan oleh peneliti, membuat dirinya

tertarik. Perasaan yang diungkapkan oleh Ts setelah membaca panduan eksperimen

adalah senang. Ts juga merasa bahwa dirinya bisa melaksanakan eksperimen dengan

bantuan panduan eksperimen.

Rz adalah inisial siswa terakhir yang menjadi validator panduan eksperimen.

Rz menyatakan bahwa dirinya bisa melihat, membaca, dan memahami seluruh isi

panduan eksperimen termasuk dari segi bahasanya. Panduan dengan gambar yang

bagus dan tulisan yang jelas adalah alasan bagi Rz mengapa tertarik akan panduan

eksperimen yang dikembangkan peneliti. Perasaan yang diungkapkan oleh Rz setelah

membaca panduan eksperimen adalah senang. Peneliti mengajukan pertanyaan

terakhir kepada Rz dengan berkata, “apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen

dengan bantuan panduan eskperimen?”, kemudian Rz pun menjawab “bisa, yakin”.

Hasil validasi dari keempat siswa kelas III B yang menjadi validator untuk

panduan eksperimen, dapat disimpulkan bahwa panduan eksperimen yang

dikembangkan peneliti sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan materi menurut

Tomlinson. Panduan diyakini “layak” untuk digunakan atau untuk

diimplementasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

92

4.1.1.3 Implementasi

Penelitian dilaksanakan selama dua hari, yakni hari Rabu tanggal 14

Desember 2016 dan Kamis tanggal 15 Desember 2016 di kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian dengan bentuk kegiatan

pembelajaran di kelas sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14

siswa perempuan. Siswa berinisial Af telah pindah ke sekolah lain setelah peneliti

melaksanakan kegiatan observasi pembelajaran di kelas III B, sehingga berkurang

satu siswa menjadi 24. Satu hari sebelum pelaksanaan penelitian hari pertama yakni

hari Selasa, peneliti sudah memohon ijin untuk masuk ke kelas III B sesuai dengan

kegiatan dalam RPP H 1. Pertemuan yang dilakukan hari Selasa adalah membentuk

kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, sehingga kelompok yang terbentuk berjumlah

lima.

Siswa kemudian mencatat tugas yang diberikan peneliti untuk kebutuhan

pembelajaran hari pertama atau penelitian hari pertama. Tugas pertama yang

diberikan peneliti yaitu, setiap kelompok membawa sebuah gambar bencana banjir

dengan sumber diperbolehkan dari koran, internet, ataupun buku. Setiap kelompok

menentukan satu anggota kelompok yang bertugas membawa gambar bencana banjir.

Tugas kedua yang diberikan yaitu, setiap siswa mendapatkan tiga kantong plastik

yang diberi label dengan warna dan tulisan yang berbeda. Kantong plastik yang

diberikan oleh peneliti berukuran 1 kg. Kantong plastik dengan label berwarna

kuning, digunakan siswa untuk membawa tanah atau pasir. Kantong plastik dengan

label berwarna merah muda digunakan siswa untuk membawa sampah plastik yang

sudah dipotong kecil-kecil. Satu kantong terakhir dengan label berwarna hijau

digunakan siswa untuk membawa sampah daun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

93

4.1.1.3.1 Penelitian Hari Pertama

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran hari pertama pada tanggal 14

Desember 2016. Satu siswa tidak dapat hadir dikarenakan sakit, sehingga peneliti

melaksanakan pembelajaran bersama 23 siswa. Siswa yang tidak berangkat berinisial

Fr. Pembelajaran di kelas sebagai bentuk kegiatan penelitian dijadwalkan pada pukul

09.15 WIB. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan

eksperimen terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kelas.

Suasana batin yang dirasakan peneliti menjadi begitu tertantang setelah

mengetahui bahwa siswa kelas III B baru saja selesai mengikuti pembelajaran

olahraga. Tubuh berkeringat, nafas yang terengah-engah, dan wajah yang memerah

menjadi tanda bahwa siswa baru saja melakukan kegiatan ataupun aktivitas yang

cukup berat. Pembelajaran pun belum dapat dilakukan dikarenakan siswa meminta

waktu untuk istirahat lebih lama, sehingga pembelajaran baru dapat dilakukan pada

pukul 09.25 WIB.

Pengaturan tempat duduk dan sikap seluruh siswa dilakukan pertama kali

untuk mempersiapkan pribadi siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Lagu berjudul

“Kerusakan Alam” yang menggunakan nada lagu “Becak” kemudian dinyanyikan

bersama-sama setelah peneliti melakukan kegiatan presensi kehadiran siswa. Siswa

bersama peneliti menyanyikan lagu sebanyak dua kali sesuai dengan permintaan

siswa dengan berdiri sambil bertepuk tangan. Bernyanyi lagu “Kerusakan Alam”

sambil bertepuk tangan juga dijadikan peneliti sebagai usaha untuk membangkitkan

semangat dan motivasi belajar siswa.

Siswa kemudian melihat gambar bencana banjir yang ditunjukkan oleh

peneliti. Gambar tentang bencana banjir juga menjadi tugas yang diberikan oleh

peneliti kepada siswa satu hari sebelum pelaksanaan penelitian. Setiap kelompok

kemudian menunjukkan gambar bencana banjir yang dibawa masing-masing

kelompok. Kelompok 1, 3, 4, dan 5 membawa gambar bencana banjir dalam bentuk

print out yang didapatkan dari internet. Siswa berinisial Rs sebagai ketua kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

94

2, membawa gambar banjir dari sumber yang berbeda dengan teman kelompok yang

lain yakni didapatkan dari koran.

Gambar yang ditunjukkan peneliti dan yang dibawa oleh setiap kelompok

kemudian dipelajari bersama untuk dicari faktor penyebab dan dampaknya.

Pertanyaan mengenai perasaan yang dirasakan ketika melihat gambar banjir juga

diajukan oleh peneliti. Perasaan yang diungkapkan oleh siswa kelas III B antara lain

“takut”, “rusak”, dan “sedih”. Siswa berinisial Io memberikan jawaban lain yang

berbeda dengan siswa lainnya. Io mengatakan bahwa dirinya justru “senang”

dikarenakan bisa bermain air atau pun berenang. Peneliti kemudian mengajukan

pernyataan dan pertanyaan, “Kalau banjir terjadi, rumah kita bisa terendam air. Kita

tidak bisa bermain, tidak bisa bersekolah, dan bahkan bisa kehilangan pakaian dan

rumah. Apakah kamu mau hal itu terjadi padamu?”. Io kemudian menjawab kembali

pertanyaan peneliti sambil tersenyum dengan berkata “iya, tidak apa-apa”. Peneliti

berusaha untuk memberikan masukan dan mengarahkan jalan pemikiran Io dengan

terus merespon jawabannya dan pada akhirnya memberi penguatan pada Io untuk

mengkoreksi jawabannya.

Setiap siswa kemudian mempelajari panduan ekperimen “Penyebab Banjir”

selama 10 menit setelah kegiatan orientasi dilakukan oleh peneliti. Tidak ada satupun

siswa yang tidak membaca panduan eksperimen yang diberikan peneliti. Peneliti

kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan selanjutnya yakni melakukan

eksperimen di luar kelas. Setiap kelompok kemudian pergi ke luar kelas secara

bergantian, agar tertib dan mengurangi kegaduhan maka dimulai dari kelompok 1 dan

disusul kelompok selanjutnya hingga kelompok 5. Dua orang siswa yang termasuk

dalam kelompok 3 belum bersedia keluar kelas dikarenakan masih ingin membaca

materi di dalam kelas.

Eksperimen “Penyebab Banjir” dilakukan di luar ruang kelas yakni di

halaman depan sekolah berdekatan dengan kelas III A. Alat dan bahan yang

digunakan untuk melaksanakan eksperimen sudah disiapkan terlebih dahulu untuk 5

kelompok dengan bantuan rekan peneliti yang berinisial A, R, dan T. Setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

95

kelompok mendapatkan alat dan bahan seperti kotak plastik berbentuk persegi

panjang yang sudah dipasangkan dengan botol yang dilubangi bagian tengahnya dan

botol air mineral bekas berisi air sebanyak dua buah. Alat dan bahan untuk setiap

kelompok tersebut ditata dengan posisi membentuk lingkaran, sehingga peneliti dapat

menjelaskan kegiatan di tengah-tengah siswa.

Siswa yang berkumpul di depan halaman sekolah ternyata tidak hanya dari

kelas III B. Suasana di depan halaman sekolah menjadi cukup ramai dikarenakan

beberapa siswa dari kelas I A dan B serta kelas II A ikut berkumpul bersama siswa

kelas III B. Keadaan tersebut di luar prediksi dari peneliti, sebab mereka pulang lebih

awal sebelum jadwal pulang. Peneliti bersama rekan akhirnya mengatur siswa-siswa

selain kelas III B, mereka diperbolehkan melihat akan tetapi tidak diperkenankan

terlalu dekat.

Siswa bersama peneliti kemudian melakukan kegiatan demonstrasi

eskperimen “Penyebab Banjir” bersama. Dua orang siswa kemudian menawarkan diri

untuk membacakan panduan di tengah-tengah siswa yang lain, siswa tersebut

berinisial Rs dan Vv. Langkah-langkah kegiatan dalam panduan yang dibacakan oleh

siswa Rs dan Vv kemudian dilaksanakan oleh siswa berinisial Io. Siswa lain selain Io,

baik siswa perempuan dan laki-laki, kemudian mendekat dan saling berpartisipasi

melakukan demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan bersama siswa berhasil

dilaksanakan sesuai dengan panduan eksperimen.

Eksperimen “Penyebab Banjir” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa

dalam kelompok masing-masing. Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan

menggunakan panduan eskperimen. Posisi tempat siswa berkegiatan berubah menjadi

berjajar berurutan dimulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5 di sepanjang

parit di halaman depan sekolah dengan lebar kurang lebih 10 cm. Perubahan posisi

tersebut dikarenakan untuk menjaga kebersihan halaman sekolah, sehingga air yang

digunakan untuk melakukan eksperimen dapat dibuang langsung melalui lubang

botol yang dihadapkan ke parit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

96

Waktu yang digunakan untuk melakukan eksperimen bersama siswa yaitu

selama 30 menit. Setiap siswa dalam kelompok saling bekerjasama melakukan

eksperimen dengan cara berbagi tugas, ada yang mendapatkan tugas membaca

langkah-langkah terlebih dahulu dan ada yang melaksanakan langkah kegiatannya.

Barang-barang yang dibawa oleh setiap siswa seperti tanah/pasir, potongan sampah

plastik, dan sampah daun juga tidak lupa digunakan oleh setiap siswa dalam

eksperimen. Kelompok 1 menjadi kelompok pertama yang berhasil melaksanakan

eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan. Kelompok selanjutnya yang

berhasil melaksanakan eksperimen adalah kelompok 2, kemudian dilanjutkan oleh

kelompok 4, 3, dan kelompok 5.

Aktivitas belajar yang dilakukan setiap siswa dalam kelompok diamati oleh

peneliti. Validasi panduan eksperimen pun kembali dilakukan oleh peneliti pada saat

eksperimen berlangsung. Peneliti melakukan kegiatan tanya jawab singkat kepada

setiap siswa di dalam kelompok secara acak untuk mengetahui apakah panduan

eksperimen “Penyebab Banjir” sudah layak digunakan oleh siswa. Setiap siswa

mengatakan bahwa mereka melakukan eksperimen berdasarkan pada panduan.

Panduan yang dikembangkan oleh rekan peneliti dinilai oleh mereka dapat dipahami

dengan mudah, baik bahasanya dan maksud dari setiap langkah-langkahnya.

Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen kemudian

dibersihkan oleh setiap kelompok. Kegiatan belajar selanjutnya dilakukan kembali di

dalam kelas setelah siswa mencuci tangan. Peneliti kemudian melakukan kegiatan

tanya jawab dengan siswa baik secara individu dan kelompok. Pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti adalah tentang pengalaman masing-masing kelompok selama

melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”. Kelompok 1,2,3,4, dan 5 menyampaikan

hasil eksperimen yang sama yakni berhasil. Keberhasilan mereka dalam melakukan

eksperimen dikarenakan membaca dan mengikuti panduan eksperimen “Penyebab

Banjir”.

Sebagian besar siswa kelas III B mengatakan bahwa mereka merasa senang

dapat melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”, mereka dapat melihat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

97

membuktikkan bahwa kegiatan membuang sampah sembarangan khususnya di sungai

ternyata dapat mengakibatkan sungai menjadi kotor dan banjir. Terdapat 3 siswa saja

yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Siswa berinisial Hn, Di, dan

Io kemudian diajak oleh peneliti untuk bersama-sama menyimpulkan hasil dari

eksperimen yang sudah dilakukan. Lembar Kerja Siswa (LKS) kemudian dibagikan

kepada setiap siswa untuk dikerjakan. Terdapat 2 siswa yang tidak mengerjakan LKS,

peneliti pun terus membujuk dan memberikan nasihat kepada siswa tersebut untuk

segera mengerjakan hingga pada akhirnya mereka mengerjakan. LKS yang sudah

selesai dikerjakan kemudian dikumpulkan kepada peneliti.

Siswa berinisial Ts dan Rs menunjukkan jari paling awal dari pada siswa yang

lain untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. Peneliti mengajukan pertanyaan

dengan tujuan untuk merangkum dan menyimpulkan pembelajaran hari pertama.

Jawaban kedua siswa tersebut kemudian ditambahkan oleh siswa berinisial Gs dan

Vv. Kesimpulan pembelajaran hari pertama menurut siswa kelas III B adalah

eksperimen “Penyebab Banjir” itu menyenangkan dikarenakan dapat bermain sambil

belajar, bisa melihat dan membuktikan akibat dari membuang sampah sembarangan,

dan mudah untuk dilakukan dikarenakan menggunakan panduan dengan bahasa yang

mudah dipahami.

Peneliti pun menambahkan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa kelas III

B dengan mengajak mereka untuk membuang sampah pada tempat sampah.

Pengalaman yang didapatkan pada pembelajaran hari pertamapun juga direfleksikan

oleh setiap siswa menggunakan lembar refleksi. Lembar refleksi yang diterima siswa

berisikan gambar pohon cemara yang sudah dibagi menjadi 3 bagian utama. Setiap

bagian dari pohon cemara juga berisi keterangan tentang tingkat pemahaman akan

materi pembelajaran khususnya tentang eksperimen “Penyebab Banjir”. Siswa cukup

mewarnai satu bagian dari tumbuhan cemara sesuai dengan apa yang mereka pahami

dan rasakan. Pertanyaan yang kemudian diajukan adalah tentang aksi yang akan

dilakukan setiap siswa setelah mendapatkan pembelajaran tentang kerusakan alam.

Peneliti mendukung aksi yang akan dilakukan setiap siswa, serta mengingatkan tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

98

yang dimiliki siswa. Tugas yang perlu mereka lakukan adalah membiasakan bersikap

baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan orang lain ketika membuang

sampah di sembarang tempat.

Tugas lain yang diberikan oleh peneliti adalah lembar peertutoring. Siswa

ditugasi untuk mentutori setidaknya 4-5 orang lain di sekitar siswa. Orang-orang yang

ditutori diperbolehkan orang-orang dekat seperti ayah, ibu, kakak, adik, kakek, atau

nenek. Tetangga dekat rumah atau pun saudara yang tinggal di beda tempat pun

diperbolehkan untuk ditutori. Siswa diminta untuk menyampaikan pengalaman yang

didapatkan selama pembelajaran hari pertama khususnya pada saat melakukan

eksperimen “Penyebab Banjir” dan menyampaikan pesan kepada orang yang ditutori.

Hasil dari kegiatan peertutoring mereka tuliskan pada lembar yang diberikan oleh

peneliti. Terdapat beberapa kolom pada lembar peertutoring yang sebaiknya diisi

oleh setiap siswa antara lain yaitu nama, usia, alamat tempat tinggal, dan pesan/kesan

dari orang yang ditutori. Pembelajaran kemudian ditutup dengan berdoa bersama

yang dipimpin oleh siswa berinisial Hn. Proses pelaksanaan penelitian pada hari

pertama dapat dilihat secara umum pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Pelaksanaan Penelitian Hari Pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

99

4.1.1.3.2 Penelitian Hari Kedua

Penelitian hari kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2016. Seluruh

siswa kelas III B mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti.

Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB. Peneliti mempersiapkan alat dan

bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen terlebih dahulu sebelum masuk

ke dalam kelas. Posisi duduk dan sikap seluruh siswa kemudian diatur oleh peneliti

agar pembelajaran dapat segera dilaksanakan. Lagu berjudul “Lihat Kebunku” karya

Pak Kasur kemudian dinyanyikan bersama-sama setelah peneliti melakukan kegiatan

presensi kehadiran siswa. Lagu dinyanyikan sebanyak dua kali sesuai dengan

permintaan siswa dengan berdiri sambil bertepuk tangan. Bernyanyi lagu “Lihat

Kebunku” sambil bertepuk tangan juga dijadikan peneliti sebagai kegiatan motivasi.

Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai isi lagu

yang sudah dinyanyikan. Kegiatan tanya jawab dilakukan peneliti bersama siswa

untuk membimbing siswa memahami konteks pembelajaran yakni mengenai

tumbuhan. Siswa melihat gambar kebun penuh dengan tumbuhan dan bunga serta

gambar kebun kosong. Perasaan dari siswa secara umum setelah melihat gambar

kebun yang penuh dengan tumbuhan serta bunga antara lain “senang, sejuk, adem,

dan indah”. Perasaan siswa secara umum setelah melihat gambar kebun kosong

antara lain “panas, sedih, dan tidak indah”. Siswa bernama H adalah satu-satunya

siswa yang menyatakan pertama kali bahwa dirinya merasa senang ketika melihat

kebun kosong. Peneliti kemudian memberikan respon kepada H dengan bertanya,

“mengapa kamu merasa senang ketika melihat kebun kosong dari pada kebun penuh

dengan tumbuhan?”, kemudian H pun menjawab, “soalnya saya bisa bermain sepak

bola di situ Pak. Kalau main di kebun yang banyak tumbuhannya nanti bisa rusak

kena bola”, jawab H sambil tertawa. H pun menyatakan bahwa dirinya juga

menginginkan kebun yang penuh dengan tumbuhan serta bunga, sebab akan terasa

lebih sejuk dan tidak panas.

Gambaran secara umum dan tujuan dari pembelajaran kemudian disampaikan

oleh peneliti kepada siswa. Gambar kebun kosong yang dipegang peneliti, kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

100

diperlihatkan kepada siswa. Kegiatan tanya jawab kemudian dilakukan peneliti untuk

mengetahui apa yang akan dilakukan siswa setelah melihat kebun kosong. Siswa

berinisial Gs menjadi siswa yang pertama memberikan pendapat dengan menjawab

“menanam tumbuhan Pak”. Siswa lain baik perempuan dan laki-laki juga menyetujui

jawaban dari Gs, kemudian siswa berinisial De, Vv, dan Rz menambahkan jawaban

dengan berpendapat bahwa setelah ditanam sebaiknya diberi pupuk dan disirami agar

tumbuh besar. Pertanyaan lain yang diajukan peneliti yaitu “apakah dalam berbuat

baik cukup kepada tumbuhan saja?”, siswa kemudian menjawab, “tidak Pak, ke

hewan juga misalnya kucing, ikan, sapi”. Peneliti memberi penguatan kepada siswa

bahwa berbuat baik itu harus dilakukan kepada seluruh ciptaan Tuhan, baik pada

hewan, tumbuhan, dan khususnya pada manusia.

Cara yang dimiliki oleh setiap siswa kelas III B dalam memelihara lingkungan

berbeda-beda, hal ini diketahui peneliti setelah melakukan tanya jawab bersama

siswa. Selembar kertas putih berukuran 15cmx7cm kemudian diberikan kepada siswa

untuk menuliskan 4 macam cara dalam memelihara lingkungan. Peneliti mengajak

siswa untuk menuliskan 4 cara memelihara lingkungan yang benar-benar akan

dilakukan, bukan sebatas pada keinginan semata. Siswa bersama peneliti membuat

janji untuk melaksanakan apa yang sudah ditulis pada selembar kertas tersebut.

Setiap siswa kemudian mempelajari panduan ekperimen “Fungsi Akar”

selama 8 menit. Tidak ada satupun siswa yang tidak membaca panduan eksperimen

yang diberikan peneliti. Peneliti kemudian mengarahkan kegiatan yang dilakukan

selanjutnya yakni melakukan eksperimen di luar kelas. Setiap kelompok kemudian

pergi ke luar kelas secara bergantian, agar tertib dan mengurangi kegaduhan maka

dimulai dari kelompok 1 dan disusul kelompok selanjutnya hingga kelompok 5.

Eksperimen “Fungsi Akar” dilakukan di luar ruang kelas yakni di halaman depan

sekolah. Alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen sudah

disiapkan terlebih dahulu untuk 5 kelompok dengan bantuan rekan peneliti yang

berinisial A, R, dan T. Setiap kelompok mendapatkan dua buah pot berukuran sama,

dua buah botol air mineral, dan dua buah kotak plastik berbentuk persegi panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

101

Tanah dan tanaman padi belum dibagikan kepada siswa dengan tujuan agar tidak

digunakan sebagai bahan mainan. Alat dan bahan untuk setiap kelompok tersebut

ditata dengan posisi membentuk lingkaran, sehingga peneliti dapat menjelaskan

kegiatan di tengah-tengah siswa.

Siswa berinisial De dan Jn meminta kesempatan kepada peneliti untuk

membacakan panduan eksperimen “Fungsi Akar” selama kegiatan demonstrasi.

Langkah-langkah kegiatan eksperimen yang dibacakan De dan Jn kemudian

dilaksanakan oleh siswa berinisial Ik, Io, dan Hn. Siswa yang lain melihat

demonstrasi yang dilakukan dengan berdiri dan membentuk lingkaran di sekitar

tempat demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan bersama siswa berhasil

dilaksanakan sesuai dengan panduan eksperimen.

Eksperimen “Fungsi Akar” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa dalam

kelompok masing-masing. Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan

menggunakan panduan eskperimen. Waktu yang digunakan untuk melakukan

eksperimen bersama siswa yaitu selama 30 menit. Setiap siswa dalam kelompok

saling bekerjasama melakukan eksperimen dengan cara berbagi tugas, ada yang

mendapatkan tugas membaca langkah-langkah dalam panduan eksperimen dan ada

yang melaksanakan langkah kegiatannya. Tanah yang dibutuhkan siswa sudah

disiapkan dalam karung goni berukuran 25 kg, sedangkan padi yang disiapkan

sebanyak 10 tangkai dan 8 rumpun. Kelompok diberi keleluasaan untuk memilih

sendiri padi yang akan digunakan untuk melakukan eksperimen.

Kelompok 3 dan 4 menjadi kelompok awal yang berhasil melaksanakan

eksperimen “Fungsi Akar” berdasarkan panduan. Kelompok selanjutnya yang

berhasil melaksanakan adalah kelompok 5 dan 1. Satu kelompok terakhir yakni

kelompok 2 perlu menunggu cukup lama untuk bisa membuktikkan cepat dan

lambatnya air yang turun dari kedua buah pot. Faktor yang menyebabkan kelompok 2

perlu menunggu lama adalah salah satu siswa menambahkan langkah kegiatan sendiri

pada langkah kegiatan dalam panduan eksperimen nomor 6. Tanah yang berada

dalam pot pun menjadi padat, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

102

air bisa meresap dan turun ke bawah. Aktivitas belajar yang dilakukan setiap siswa

dalam kelompok diamati oleh peneliti. Validasi panduan eksperimen pun kembali

dilakukan oleh peneliti pada saat eksperimen berlangsung. Peneliti melakukan

kegiatan tanya jawab singkat kepada setiap siswa di dalam kelompok secara acak

untuk mengetahui apakah panduan eksperimen “Fungsi Akar” sudah layak digunakan

oleh siswa. Setiap siswa mengatakan bahwa mereka melakukan eksperimen

berdasarkan pada panduan. Panduan yang dikembangkan oleh peneliti dinilai oleh

mereka dapat dipahami dengan mudah, baik bahasanya dan maksud dari setiap

langkah-langkah kegiatannya.

Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen kemudian

dibersihkan oleh setiap kelompok. Kegiatan belajar selanjutnya dilakukan kembali di

dalam kelas setelah siswa mencuci tangan. Peneliti kemudian melakukan kegiatan

tanya jawab dengan siswa baik secara individu dan kelompok. Pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti adalah tentang pengalaman masing-masing kelompok selama

melakukan eksperimen “Fungsi Akar”. Kelompok 1,2,3,4, dan 5 menyampaikan hasil

eksperimen yang sama yakni berhasil. Keberhasilan mereka dalam melakukan

eksperimen dikarenakan membaca dan mengikuti panduan eksperimen “Fungsi

Akar”.

Siswa kelas III B mengatakan bahwa mereka merasa senang dapat melakukan

eksperimen “Fungsi Akar”, mereka dapat melihat dan membuktikkan bahwa akar

yang dimiliki tumbuhan ternyata dapat menahan tanah sehingga tidak mudah longsor

serta menahan air di bawah tanah sehingga tidak akan mudah terjadi kekeringan.

Pengalaman melakukan eksperimen “Fungsi Akar” merupakan pengalaman pertama

kali yang dialami oleh mereka, sehingga mereka mengekspresikan perasaan mereka

dengan berkata, “kok bisa ya?, berarti tumbuhan memang bermanfaat ya!”.

Pertanyaan tentang ajakan untuk merawat tumbuhan yang disampaikan oleh peneliti

pun juga dijawab oleh siswa dengan berkata, “bersedia”. Lembar Kerja Siswa (LKS)

dibagikan kepada setiap siswa untuk dikerjakan. Siswa selanjutnya menuliskan

minimal 4 manfaat yang akan didapatkan setelah merawat tumbuhan. Ada lebih dari 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

103

siswa yang hendak menuliskan manfaat merawat tumbuhan lebih dari 4. Peneliti pun

memperbolehkan siswa tersebut untuk mengungkapkan apa yang dia pikirkan sebagai

bentuk perwujudan Pendidikan Emansipatoris. LKS yang sudah selesai dikerjakan

kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Peneliti kemudian mengajukan pertanyaan

kepada siswa untuk mempertegas kembali pentingnya tumbuhan bagi kehidupan

siswa, peneliti, dan manusia pada umumnya.

Gambar poster hasil karya Siswa kelas IV SD Kanisius Eksperimental

Mangunan, kemudian ditunjukkan kepada siswa kelas III B. Karya seni lain yang

dilihat oleh siswa adalah puisi berjudul “Tumbuhan di Rumah”, karya pribadi dari

peneliti. Peneliti mengajak siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap

tumbuhan melalui karya seni. Siswa diberi kebebasan untuk memilih karya seni yang

hendak mereka buat, akan tetapi pilihannya cukup dua dikarenakan rubrik penilaian

yang disusun digunakan untuk menilai poster dan puisi. Seluruh siswa akhirnya

memutuskan untuk membuat karya seni poster dan tidak ada satupun yang membuat

puisi. Selembar kertas HVS putih berukuran A4 kemudian dibagikan kepada setiap

siswa.

Poster yang dibuat oleh siswa cukup beragam, ada yang dihiasi dengan pensil

warna, ada yang meminta untuk tidak diberi warna sehingga cukup hitam putih saja,

dan ada yang menghiasi dengan warna serta gambar-gambar. Waktu yang diberikan

untuk membuat poster adalah 15 menit, akan tetapi baru setengah dari jumlah siswa

yang sudah menyelesaikan poster mereka sesuai dengan waktu yang diberikan.

Peneliti kemudian memutuskan untuk meminta poster yang sudah selesai dibuat dan

bagi siswa yang belum dapat menyelesaikannya, peneliti memberi kesempatan untuk

menyelesaikannya di rumah dan dikumpulkan hari Jumat. Peneliti kemudian

mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan tujuan untuk merangkum dan

menyimpulkan pembelajaran hari kedua. Kesimpulan pembelajaran hari kedua

menurut siswa kelas III B adalah eksperimen “Fungsi Akar” itu menyenangkan

dikarenakan baru pertama kali mengalaminya, dalam artian bahwa baru pertama kali

mengetahui dan membuktikkan bahwa tumbuhan dapat menahan tanah dan menyerap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

104

air. Eksperimen dirasa mudah untuk dilakukan dikarenakan menggunakan panduan

dengan bahasa yang mudah dipahami.

Peneliti pun menambahkan kesimpulan yang disampaikan oleh siswa kelas III

B dengan mengajak mereka untuk merawat tumbuhan dan lingkungan sekitar. Cara-

cara sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan yaitu menanam,

memberi pupuk, dan menyirami tumbuhan. Perilaku yang baik terhadap lingkungan

dapat dilakukan juga terhadap hewan sebagai contoh memberi makan ikan, kucing,

atau sapi. Janji yang sudah dituliskan oleh siswa pun kembali diingatkan oleh peneliti

agar dilakukan, sebab janji tersebut merupakan bentuk aksi yang akan mereka

lakukan terhadap lingkungan.

Peneliti mendukung aksi yang akan dilakukan setiap siswa, serta

mengingatkan tugas yang dimiliki siswa. Tugas yang perlu mereka lakukan adalah

membiasakan bersikap baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan orang lain

untuk merawat lingkungan, baik terhadap tumbuhan dan hewan. Tugas lain yang

diberikan oleh peneliti adalah lembar peertutoring. Siswa ditugasi untuk mentutori

kembali setidaknya 4-5 orang lain di sekitar siswa, diperbolehkan orang yang sudah

ditutori tentang pengalaman belajar hari pertama bersama peneliti atau lebih baik lagi

jika orang baru. Orang-orang yang ditutori diperbolehkan orang-orang dekat seperti

ayah, ibu, kakak, adik, kakek, atau nenek. Tetangga dekat rumah ataupun saudara

yang tinggal di beda tempatpun diperbolehkan untuk ditutori. Siswa diminta untuk

menyampaikan pengalaman yang didapatkan selama pembelajaran hari kedua

khususnya pada saat melakukan eksperimen “Fungsi Akar” dan menyampaikan pesan

kepada orang yang ditutori. Pelaksanaan penelitian pada hari kedua dapat dilihat

secara umum pada gambar 4.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

105

4.1.1.4 Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data-data empiris dari

pelaksanaan penelitian pada hari pertama dan kedua di kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta. Data-data empiris yang didapatkan selama implementasi materi bersama

dengan siswa kelas III B kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan dan

kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan.

Pembelajaran hari pertama atau penelitian hari pertama secara umum berjalan

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama. Salah satu

faktor yang menjadi penentu kelancaran pembelajaran hari pertama adalah pertemuan

antara peneliti dengan siswa kelas III B pada hari Selasa. Pertemuan yang dilakukan

satu hari sebelum pembelajaran hari pertama menjadi penting dikarenakan terdapat 2

tugas pokok yang harus dikerjakan oleh siswa sebelum belajar bersama peneliti pada

hari Rabu. Partisipasi aktif dari siswa kelas III B dengan bersedia dibentuk menjadi 5

kelompok besar dan bersedia membawa tanah/pasir, sampah daun kering, dan sampah

plastik yang dipotong kecil-kecil menjadikan kegiatan eksperimen “Penyebab Banjir”

dapat terlaksana”. Setiap kelompok juga bersedia membawa gambar banjir dari

Gambar 4.16 Pelaksanaan Penelitian Hari Kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

106

sumber yang berbeda sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari konteks

pembelajaran yakni tentang kerusakan alam khususnya banjir.

Penyusunan lagu “Kerusakan Alam” yang merupakan gubahan dari lagu

“Becak” dapat membuat siswa menjadi gembira dan bersemangat. Langkah-langkah

kegiatan yang disusun oleh rekan peneliti, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan

penutup dapat dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan alokasi waktu yang

disediakan. Namun demikian, terdapat beberapa langkah kegiatan yang perlu

dievaluasi. Rincian kegiatan yang perlu dievaluasi adalah rincian kegiatan yang ada

pada kegiatan inti. Langkah kegiatan nomor 12 dan 13 sebaiknya dilakukan terlebih

dahulu sebelum siswa menyimak penjelasan dari guru tentang eksperimen “Penyebab

Banjir”, atau menjadi poin kegiatan nomor 9 dan 10. Siswa perlu diberikan gambaran

awal tentang kegiatan eksperimen dengan cara diberikan panduan eksperimen untuk

dibaca dan dipahami terlebih dahulu sebelum keluar kelas. Setiap siswa diharapkan

sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan setelah berada di luar kelas.

Langkah kegiatan nomor 18 dan 19 sebaiknya juga dilakukan terlebih dahulu

setelah siswa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir”, sedangkan langkah nomor

17 bisa dilakukan jika waktu memungkinkan. Keterangan untuk menaruh potongan-

potongan sampah daun dan plastik hingga menyumbat lubang pada ujung botol juga

perlu ditambahkan untuk langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen

“Penyebab Banjir”. Lembar refleksi yang disusun juga memudahkan siswa dalam

mengungkapkan perasaan mereka selama mengikuti pembelajaran hari pertama,

dikarenakan cara pengerjaan lembar refleksi yang mudah yakni cukup dengan

mewarnai pada bagian tumbuhan cemara.

Pembelajaran hari kedua atau penelitian hari kedua secara umum juga berjalan

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Langkah-

langkah kegiatan yang direncanakan, dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan

penutup dapat dilaksanakan oleh peneliti di kelas III B sesuai dengan alokasi waktu

yang disediakan. Kegiatan motivasi yang direncanakan dengan menyanyikan lagu

“Lihat Kebunku” karya Pak Kasur dapat membuat siswa menjadi gembira dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

107

bersemangat. Rincian pertanyaan-pertanyaan yang disusun sebagai bagian dari

kerangka pembelajaran memudahkan peneliti dan siswa dalam memahami materi

pembelajaran. Poin-poin penting pertanyaan yang disediakan mengupayakan

terwujudnya salah satu prinsip pendidikan emansipatoris yakni dialog yang kritis.

Gambar kebun penuh dengan tumbuhan dan bunga hasil dokumentasi pribadi

yang dihadirkan oleh peneliti dapat mempermudah siswa dalam memahami konteks

pembelajaran yakni tentang tumbuhan. Siswa menjadi terbantu dalam

mengungkapkan perasaan mereka terhadap keberadaan tumbuhan. Partisipasi aktif

dari siswa kelas III B dengan tetap bersedia untuk bekerja dalam kelompok besar

yang sama menjadikan pembelajaran berjalan lancar. Namun demikian, terdapat

beberapa langkah kegiatan yang perlu dievaluasi. Rincian kegiatan yang perlu

dievaluasi adalah rincian kegiatan yang ada pada kegiatan inti. Langkah kegiatan

nomor 17 dan 18 sebaiknya dilakukan terlebih dahulu atau diubah menjadi langkah

nomor 14 dan 15. Siswa perlu diberikan gambaran awal tentang kegiatan eksperimen

“Fungsi Akar” dengan cara diberikan panduan eksperimen untuk dibaca dan

dipahami terlebih dahulu sebelum keluar kelas. Setiap siswa diharapkan sudah

mengetahui apa yang akan dikerjakan setelah berada di luar kelas.

Eksperimen “Fungsi Akar” yang dilakukan oleh siswa kelas III B berjalan

sesuai dengan panduan eksperimen. Namun demikian, terdapat satu kelompok yang

mengalami kendala dikarenakan menambahkan langkah kegiatan sendiri yang tidak

sesuai dengan panduan. Kelompok 2 menekan tanah yang sudah dimasukkan ke

dalam pot sehingga tanah menjadi lebih padat. Langkah tersebut tidak tertulis pada

panduan eksperimen, sehingga mengakibatkan air yang dituang oleh kelompok 2 ke

dalam pot meresap lebih lama dari pada kelompok 1,3,4, dan 5. Peneliti akan

menambahkan keterangan pada langkah nomor 6 yakni “tanah tidak perlu ditekan”.

Keterangan tambahan ini diharapkan dapat mengantisipasi kesalahan yang akan

dilakukan oleh siswa.

Penugasan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk membuat karya seni

berupa poster atau puisi dapat mengembangkan kreativitas dari siswa. Karya seni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

108

tersebut dapat menjadi sarana untuk mengembangkan semangat dan motivasi untuk

merawat tumbuhan, tidak hanya pada diri sendiri melainkan juga orang di sekitar

siswa melalui kegiatan peertutoring. Langkah kegiatan nomor 29 dapat dilakukan

oleh guru jika waktu memungkingkan, namun jika tidak memungkinkan, guru cukup

melakukan tanya jawab bersama kelima kelompok.

Pengalaman yang didapatkan oleh peneliti selama menjalin wawancara

bersama D mengubah pandangan dan penilaian terhadap pribadi D. Penilaian dengan

kemampuan rendah yang disampaikan oleh guru kelas III B ternyata tidak

sepenuhnya benar. Data rapor yang dijadikan landasan penentuan kemampuan

terhadap D ternyata tidak sepenuhnya mewakili. Dialog bersama D dapat mengubah

pandangan peneliti bahwa sebenarnya D memiliki kehebatan lain yang tidak dimiliki

oleh siswa lain. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis gagasan-

gagasan inovatif dan kreatif ternyata dimiliki oleh D. Pendapatnya mengenai panduan

yang menarik, sangat membantu peneliti dalam mengembangkan panduan

eksperimen.

4.1.1.5 Revisi

Langkah kelima dari prosedur pengembangan materi menurut Tomlinson

adalah revisi. Proses revisi sebagai langkah kelima dalam penelitian ini, merupakan

usaha terakhir untuk memperbaiki isi materi agar kualitasnya semakin baik. Hasil

evaluasi terhadap implementasi materi pada Siswa kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta menjadi dasar dari proses revisi. Bagian dari Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang perlu diperbaiki secara umum adalah

rincian kegiatan inti pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan

hari kedua.

Rincian kegiatan inti dalam RPP hari pertama dilakukan perbaikan pada

langkah kegiatan nomor 12 dan 13. Langkah kegiatan tersebut diubah menjadi

langkah kesembilan dan kesepuluh atau menjadi langkah awal dari rincian kegiatan

inti. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 12 dan 13 dapat dilihat pada gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

109

4.17 dan 4.18. Kegiatan yang dilakukan pada langkah nomor 18 dan 19 dalam rincian

kegiatan inti juga dilakukan perbaikan. Langkah nomor 18 dan 19 diubah menjadi

langkah 15 dan 16 atau dilakukan setelah langkah ke 14. Proses revisi untuk langkah

kegiatan nomor 18 dan 19 dapat dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20.

Gambar 4.17 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Sebelum Direvisi

Gambar 4.18 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 9 dan 10 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

110

Gambar 4.19 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Sebelum Direvisi

Gambar 4.20 Rincian Kegiatan Inti RPP H 1 Nomor 15 dan 16 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

111

Langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen Penyebab Banjir”

untuk siswa juga dilakukan perbaikan. Keterangan untuk menaruh sampah hingga

menyumbat lubang pada ujung botol ditambahkan sebagai keterangan penjelas.

Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 8 dalam panduan eksperimen “Penyebab

Banjir” untuk siswa dapat dilihat pada gambar 4.21 dan 4.22.

Gambar 4.21 Langkah Kegiatan Nomor 8 (Sebelum Direvisi)

Gambar 4.22 Langkah Kegiatan Nomor 8 (Setelah Direvisi)

Rincian kegiatan inti dalam RPP hari kedua dilakukan perbaikan pada langkah

kegiatan nomor 17 dan 18. Langkah kegiatan tersebut diubah menjadi langkah ke 14

dan ke 15. Proses revisi untuk langkah kegiatan nomor 17 dan 18 dapat dilihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

112

gambar 4.23 dan 4.24. Langkah kegiatan nomor 6 dalam panduan eksperimen

“Fungsi Akar” untuk siswa juga dilakukan perbaikan. Keterangan untuk tidak perlu

menekan tanah yang sudah dimasukkan ke dalam pot ditambahkan sebagai

keterangan penjelas agar siswa tidak menekan tanah di dalam pot. Proses revisi untuk

langkah kegiatan nomor 6 dalam panduan eksperimen “Fungsi Akar” untuk siswa

dapat dilihat pada gambar 4.25 dan 4.26.

Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Sebelum Direvisi

Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP H 2 Nomor 14 dan 15 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

113

4.1.2 Deskripsi Kualitas Materi

Deskripsi kualitas panduan eksperimen “Penyebab Banjir” didapatkan oleh

peneliti dengan cara yang pertama yaitu mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa

di dalam kelompoknya masing-masing pada saaat pelaksanaan eksperimen,

berdasarkan pada 6 poin utama pertanyaan dalam instrumen wawancara validasi

Gambar 4.25 Langkah Kegiatan Nomor 6 Sebelum Direvisi

Gambar 4.26 Langkah Kegiatan Nomor 6 Setelah Direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

114

materi oleh siswa. Cara kedua yang dilakukan adalah melihat hasil refleksi siswa

pada lembar refleksi.

Hasil wawancara kepada 23 siswa yang mengikuti pembelajaran hari pertama,

khususnya eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Penyebab Banjir”

No Kriteria Jumlah Siswa

1 Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan 21

2 Tertarik pada panduan 23

3 Dapat memahami maksud dari panduan 21

4 Bahasa mudah dipahami 21

5 Merasa senang setelah membaca panduan 23

6 Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan 21

Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa

kelas III B, dengan dasar hasil wawancara kualitas panduan eksperimen bersama

Siswa, dikarenakan lebih dari 20 siswa dapat bereksperimen dengan menggunakan

panduan. Lembar refleksi yang diberikan kepada setiap siswa juga digunakan sebagai

evaluasi untuk mengetahui kualitas dari panduan eksperimen “Penyebab Banjir”.

Terdapat 2 kriteria yang digunakan dalam lembar refleksi untuk mengetahui kualitas

dari panduan eksperimen. Kualitas panduan eksperimen berdasarkan pengerjaan

lembar refleksi dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Kualitas Panduan Eksperimen Berdasarkan Lembar Refleksi Siswa

No Kriteria Jumlah Siswa

1 Bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” berdasarkan panduan 21

2 Belum bisa melakukan eksperimen “Penyebab Banjir” 2

Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa

kelas III B dikarenakan 21 siswa sudah menyatakan bahwa mereka dapat

bereksperimen dengan menggunakan panduan dan dua siswa mengatakan belum bisa.

Deskripsi kualitas panduan eksperimen “Fungsi Akar” didapatkan oleh

peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa di dalam

kelompoknya masing-masing pada saaat pelaksanaan eksperimen, berdasarkan pada 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

115

poin utama pertanyaan dalam instrumen wawancara validasi materi oleh siswa. Hasil

wawancara kepada 24 siswa yang mengikuti pembelajaran hari kedua khususnya

eksperimen “Fungsi Akar” dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Wawancara Validasi Panduan Eksperimen “Fungsi Akar” Siswa kelas III B

No Kriteria Jumlah Siswa

1 Bisa melihat dan membaca seluruh isi panduan 23

2 Tertarik pada panduan 24

3 Dapat memahami maksud dari panduan 22

4 Bahasa mudah dipahami 23

5 Merasa senang setelah membaca panduan 24

6 Bisa melakukan eksperimen dengan bantuan panduan 24

Panduan eksperimen “Fungsi Akar” dapat dikatakan layak digunakan oleh siswa

kelas III B, dengan dasar yaitu hasil wawancara kualitas panduan eksperimen

bersama Siswa, dikarenakan lebih dari 20 siswa dapat bereksperimen dengan

menggunakan panduan.

4.2 Pembahasan

Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang

dikembangkan oleh peneliti mendapat tanggapan yang baik dari Validator, Kepala

Sekolah, Guru, dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kualitas materi

dinilai sangat layak digunakan berdasarkan hasil wawancara bersama siswa tentang

kualitas panduan eksperimen dan kuesioner yang diberikan kepada ahli IPA, ahli

bahasa, dan guru kelas. Hasil validasi yang dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, dan

guru kelas terhadap Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan

memperoleh skor rata-rata 3,54. Kualitas materi yang dikembangkan peneliti

berdasarkan hasil validasi dapat dikategorikan “sangat layak”. Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat dikatakan “sangat layak” untuk

digunakan oleh Guru dan Siswa kelas III B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

116

dapat terjadi dikarenakan dalam penyusunan materi, peneliti memperhatikan beberapa

prinsip sebagai berikut:

4.2.1 Materi Dikembangkan Berdasar Pada 5 Langkah dan 10 Prinsip

Pengembangan Materi Menurut Tomlinson

Metode penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti

merupakan gagasan dari Tomlinson. Pengembangan materi yang dimaksud menurut

Tomlinson (2005) adalah pengembangan terhadap bahan-bahan apapun yang dapat

berupa buku teks, buku kerja (LKS), kaset, atau pun video yang dapat digunakan

untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Isi materi menjadi fokus utama yang

perlu diperhatikan dalam proses pengembangan materi. Pengembangan materi yang

dilaksanakan dalam penelitian ini melalui 5 langkah kegiatan yaitu analisis kebutuhan

siswa, desain, implementasi, evaluasi, dan revisi.

Kegiatan observasi pembelajaran yang dilakukan di kelas III B menjadi

pengalaman awal yang terus memotivasi peneliti untuk mengobservasi sikap serta

perilaku siswa terhadap lingkungan. Wawancara juga dilakukan kepada siswa, guru,

dan kepala sekolah untuk melakukan analisis kebutuhan terhadap materi eskperimen.

Hasil dari kegiatan observasi dan wawancara memotivasi peneliti untuk fokus dalam

mengembangkan materi pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan

lingkungan. Materi yang disusun berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

hari pertama dan hari kedua, materi eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi

Akar” dengan menggunakan Model Pembelajaran Conservation Scout untuk Guru

serta panduan eksperimen untuk siswa kelas III B. Keseluruhan materi kemudian

disusun menjadi sebuah buku dengan judul Materi Pendidikan Kesadaran dan

Kepedulian Lingkungan, dengan melandaskan diri pada 10 prinsip pengembangan

materi menurut Tomlinson (2005).

Materi yang dikembangkan dalam bentuk buku dapat digunakan oleh Guru

dan siswa kelas III B dikarenakan sudah mendapat penilaian “sangat layak” dari dua

ahli dan guru kelas. Guru dan siswa dapat mempelajari bersama tentang penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

117

banjir dan fungsi tumbuhan melalui kegiatan eksperimen dengan membaca isi materi

terlebih dahulu. Materi yang dikembangkan oleh peneliti merupakan sumbangsih

yang diberikan untuk memberikan pendidikan lingkungan, karena lokasi sekolah serta

sebagian besar siswa berasal dari daerah Jetis. Daerah Jetis merupakan salah satu

kecamatan yang masuk dalam 5 kecamatan berpotensi mengalami kekeringan serta

berdekatan dengan Sungai Code.

Materi yang disusun dengan memenuhi 10 prinsip pengembangan materi

menurut Tomlinson tentunya dapat membuat rasa keingintahuan, ketertarikan, dan

perhatian siswa menjadi terpancing untuk terus membaca dan mempelajari materi.

Siswa dan guru yang sudah membaca materi akan diajak untuk melakukan kegiatan

berpikir berpikir. Kegiatan berpikir yang dilakukan dengan disertai rasa nyaman,

senang, dan bahagia setelah membaca materi yang berisikan penjelasan dengan

bahasa yang mudah dipahami, contoh-contoh, dan gambar yang relevan akan semakin

mengembangkan kepercayaan diri dalam diri siswa.

Kepercayaan diri yang tumbuh dalam diri siswa untuk melakukan eksperimen

sendiri dengan bantuan panduan juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotor. Kegiatan eksperimen yang dilakukan juga mengupayakan

berkembangnya kemampuan intelektual, estetika, emosional, dan menstimulasi otak

kanan serta otak kiri dikarenakan dilakukan melalui aktivitas individu serta

kelompok. Siswa dan guru akan termotivasi untuk memberikan respon positif atas

informasi atau kegiatan yang sudah dipelajari atau dilakukan untuk kemudian dapat

melakukan suatu karya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitarnya.

4.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Materi

Peneliti mendapatkan komentar dan masukan yang membangun kualitas

materi yang dikembangkan oleh peneliti. Data yang didapatkan dapat membantu

peneliti untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari materi yang dikembangkan

dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

118

4.2.2.1 Kelebihan Materi

Penyusunan materi bertujuan untuk mendidik Siswa kelas III B SD N Jetis 1

Yogyakarta melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang berdasar pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan RPP hari kedua. Mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dijadikan sebagai perantara tersampaikannya

pendidikan lingkungan. Kompetensi Dasar 6.4 yang akan dicapai pada RPP hari

pertama dan kedua, diajarkan sebagai bentuk pendidikan lingkungan dan bukan

sebatas pada ilmu lingkungan, sehingga diharapkan siswa menjadi lebih sadar dan

peduli terhadap lingkungan. Sebagian besar siswa berasal dari daerah Kecamatan

Jetis. Wilayah Kecamatan Jetis merupakah salah satu wilayah yang dilewati oleh

aliran Sungai Code serta termasuk dalam 5 kecamatan yang berpotensi mengalami

kekeringan dikarenakan semakin sedikitnya lahan hijau. Materi yang dikembangkan

peneliti bertujuan untuk memberikan pendidikan yang mampu menyadarkan siswa

sehingga pada akhirnya diharapkan dapat semakin peduli terhadap pentingnya

kebersihan sungai dan terhadap keberadaan tumbuhan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan juga

menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif. Penggunaan Pendekatan

PPR akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami konteks pembelajaran

melalui pengalaman belajar yang nyata. Siswa juga diajak untuk merefleksikan

pengalaman belajar yang didapat untuk kemudian menentukan aksi nyata yang akan

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa

terus dibangun dalam proses pembelajaran untuk mengupayakan terwujudnya

Pendidikan Emansipatoris.

Dialog yang terjalin antara guru dan siswa diharapkan dapat membangun

kesadaran kritis diantara keduanya khususnya terhadap terhadap permasalahan

lingkungan. Penggunaan dialog dan wawancara selama proses pelaksanaan

pembelajaran menjadi usaha dalam menghormati hak-hak dari setiap siswa. Siswa

diperbolehkan untuk bertanya jika mereka merasa belum dapat memahami maksud

dari materi yang disampaikan oleh guru, mereka berhak untuk menjawab pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

119

yang diajukan oleh guru serta memberikan pendapat atau tanggapan atas

pembelajaran yang berlangsung. Pembelajaran yang berlangsung menggunakan

materi ini selalu mengingatkan guru untuk tidak membatasi kehendak siswa yang

positif melainkan mendorong siswa untuk mengekspresikan dirinya sebagai bentuk

pemberdayaan diri siswa (empowering) khususnya dalam pengembangan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

Jawaban ataupun pendapat yang disampaikan oleh siswa tidak boleh

dikatakan “salah” pada waktu yang bersamaan ketika siswa menjawab atau

berpendapat. Guru diharapkan dapat menggali lebih dalam apa maksud dari jawaban

siswa tersebut. Pengalaman menjalin dialog bersama dengan siswa dapat digunakan

pula sebagai sarana untuk mengetahui karakteristik siswa yang tidak terlihat oleh

mata, yakni dengan merasakan dan memahami apa yang sebenarnya dipikirkan dan

dirasakan oleh siswa.

Hal yang abstrak bagi siswa ketika diminta untuk memahami faktor penyebab

banjir dan pentingnya tumbuhan bagi kehidupan manusia. Eksperimen digunakan

sebagai sarana untuk membantu anak dalam memahami hal yang abstrak melalui

pengalaman yang nyata/konkret sesuai dengan pandangan dari Jean Piaget.

Penggunaan eksperimen dalam pembelajaran merupakan perwujudan dari

penggunaan Model Conservation Scout (CS). Eksperimen “Penyebab Banjir”

diberikan untuk menyadarkan siswa terhadap faktor penyebab banjir sedangkan

eksperimen “Fungsi Akar” diberikan untuk menyadarkan siswa agar memahami

pentingnya tumbuhan bagi kehidupan mereka dan manusia. Pelaksanaan kegiatan

eksperimen dilakukan secara berkelompok, dengan harapan bahwa siswa akan saling

belajar dan saling membantu, untuk bersama-sama memahami materi pembelajaran

sesuai dengan pandangan dari Lev Semionovich Vygotsky.

Pengalaman yang didapatkan siswa melalui kegiatan eksperimen diharapkan

akan menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa, mereka dapat bermain sambil

belajar sesuai dengan pandangan Maria Montessori tentang anak. Panduan

eksperimen yang dipersiapkan diharapkan juga dapat membantu siswa agar lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

120

mudah melakukan eksperimen. Penyusunan panduan eksperimen didasarkan analisis

kebutuhan siswa kelas III B dan juga berdasar pada 10 prinsip pengembangan materi

menurut Tomlinson. Tomlinson merupakan salah satu ahli terkemuka dunia pada

bidang pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa.

Pengalaman yang sudah direfleksikan diharapkan akan mendorong siswa

untuk menentukan aksi nyata bagi lingkungan. Teknik peertutoring yang digunakan

dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa dalam

mewujudnyatakan aksi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang

ditawarkan merupakan cerminan dari pendidikan yang humanis. Siswa akan

terbimbing untuk berkembang dari “aku anak didik” kemudian berubah menjadi

“aku pendidik”, melalui penugasan untuk mentutori orang-orang lain di sekitarnya

berdasarkan pada pengalaman belajar yang didapatkan.

4.2.2.2 Keterbatasan Materi

Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan yang

dikembangkan oleh peneliti tentunya memiliki keterbatasan baik dalam segi isi atau

cakupan dan teknis implementasi materi. Tujuan dari penyusunan materi adalah untuk

memberikan pendidikan lingkungan agar siswa semakin sadar dan peduli terhadap

lingkungan sekitarnya. Proses pendidikan lingkungan tidak cukup dilakukan secara

singkat, akan tetapi perlu dilaksanakan secara berlanjut. Isi materi yang

dikembangkan belum dapat mengupayakan pendidikan lingkungan yang

berkelanjutan panjang akan tetapi sudah diusahakan untuk berlanjut yakni selama dua

hari melalui implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama

dan kedua.

Permasalahan mengenai lingkungan dapat dikatakan termasuk hal yang

abstrak sehingga siswa membutuhkan suatu pengalaman konkret agar dapat

memahaminya. Materi eksperimen yang disusun dalam materi masih terbatas pada

konteks penyebab banjir dan fungsi akar, sehingga guru perlu menyusun materi

eksperimen sendiri untuk konteks permasalahan lingkungan yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

121

BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, serta

saran bagi penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Proses pengembangan “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian

Lingkungan” pada materi Kerusakan Alam serta Cara Menjaga Kelestarian

Alam dan Perilaku Manusia Yang Peduli Lingkungan untuk Siswa kelas III B

SD N Jetis 1 Yogyakarta dilakukan berdasarkan 5 langkah pengembangan

materi menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015) yaitu (1) menganalisis

kebutuhan siswa melalui kegiatan observasi dan wawancara bersama siswa

kelas III B serta dengan guru dan kepala sekolah (2) mendesain materi

berdasarkan 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005),

(3) mengimplementasikan materi di kelas III B SD N Jetis Yogyakarta,

(4) mengevaluasi implementasi materi untuk mengetahui kelebihan dan

keterbatasan materi, dan (5) revisi materi sebagai usaha akhir dalam

memperbaiki dan mengembangkan kualitas materi.

5.1.2 Kualitas Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan dapat

dikategorikan sangat layak digunakan oleh Guru dan Siswa kelas III B SD N

Jetis 1 Yogyakarta, berdasarkan pada hasil validasi yang dilakukan oleh ahli

IPA, ahli bahasa, dan guru dengan mendapat skor rata-rata yakni 3,54 yang

kemudian disesuaikan dengan kriteria skor skala empat menurut Sukardjo

(2006). Hasil validasi dari ahli digunakan untuk merevisi materi sebelum

diimplementasikan. Panduan eksperimen “Penyebab Banjir” dan “Fungsi

Akar” untuk siswa juga dapat dikategorikan layak digunakan berdasarkan

hasil wawancara kepada 24 siswa kelas III B dengan hasil secara umum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

122

sebanyak 22 siswa dapat melakukan eksperimen berdasarkan panduan secara

mandiri. Hasil observasi yang dilakukan selama implementasi materi

menunjukkan bahwa materi sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan

materi menurut Tomlinson sehingga kualitasnya “sangat layak”. Peneliti

meyakini tercapainya 10 prinsip tersebut dengan bukti bahwa (1) siswa sudah

memegang dan membaca panduan, (2) siswa merasa nyaman dan bahagia

sebab panduan berisikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami

serta berisikan gambar, (3) siswa bereksperimen dengan menggunakan

panduan sehingga berkembang kepercayaan dirinya, (4) siswa bersedia

dibentuk menjadi beberapa kelompok secara acak sehingga memperhatikan

latar belakang sosial, kognitif, afektif, dan psikomotorik, (5) siswa merasa

jelas terhadap maksud panduan, (6) siswa dapat melakukan eksperimen sebab

terdapat langkah-langkah kegiatan/petunjuk kegiatan, (7) pembelajaran di

desain dengan berbagai macam metode yang memberdayakan panca indera,

(8) siswa bersedia bekerja secara individu serta kelompok dan berhasil

bereksperimen berdasarkan panduan, (9) siswa berpartisipasi aktif dalam

kegiatan demonstrasi dan eksperimen, serta (10) siswa mendapat respon

positif melalui aksi peer tutoring.

5.2 Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan dari penelitian ini adalah belum seimbangnya penerapan 10

prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson khususnya prinsip feedback, maka

dari itu, untuk penelitian selanjutnya materi dapat disusun dengan menyeimbangkan

kesepuluh prinsip. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah implementasi materi

dilakukan oleh peneliti dan masih sebatas pada satu sekolah yakni di SD N Jetis 1

Yogyakarta, maka dari itu untuk penelitian selanjutnya, materi dapat diberikan

kepada guru di sekolah yang berbeda atau guru kelas yang sama di sekolah yang

sama dalam artian kelas pararel untuk diimplementasikan sebelum diproduksi secara

masal sehingga kualitasnya semakin baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

123

DAFTAR REFERENSI

Aneheim University. (2016). Brian Tomlinson, Ph.D., (Online), (www.anaheim.edu)

diakses 01 September 2016.

Apriyadi, A. (2016). 1500 meter kubik sampah sumbat pintu air di

Bantul, (Online), (www.jogja.tribunnews.com), diakses 3 Juli 2016.

Borg, W.R., dan Meredith D. Gall. (1983). Educational research: an introduction.

USA: Longman.

Chawla, L., dan Debra F. Chusing. (2007). Education for Strategic Environmental

Behavior. Journal of Environmental Education Research, 13 (4), pp. 437-

452, (Online), (www.colorado.edu), diakses 18 Juli 2016.

Clayton, S. dan Gene Myers. (2014). Psikologi konservasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Creswell, J.W. (2014). Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davis, J. (1998). Young children, environmental education and the future, (Online),

(http://eprints.qut.edu.au/1309/1/davis.pdf), diakses 18 Juli 2016.

Driyarkara, N. (1980). Driyarkara tentang pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Ginintasasi, R. (2011). Kesadaran, (Online), (http://file.upi.edu), diakses 7 Mei 2016.

Hamzah, S. (2013). Pendidikan lingkungan: sekelumit wawasan pengantar. Bandung:

Refika Aditama.

Handayani, A. (2013). Peningkatan sikap peduli lingkungan melalui implementasi

pendekatan STM dalam pembelajaran IPA Kelas IV di SD N Keputran “A”,

(Online), (http://eprints.uny.ac.id.) diakses 7 Mei 2016.

Harsono, Y.M. (2015). Developing learning materials for specific purposes, (Online).

(http://journal.teflin.org), diakses 18 Juli 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

124

Iskandar, Tb.Z. (2013). Psikologi lingkungan: Metode dan aplikasi. Bandung: Refika

Aditama.

Jamanti, R. (2014). Pengaruh berita banjir di koran KALTIM terhadap kesadaran

lingkungan masyarakat Kelurahan Temindung Permai Samarinda. E-Journal

ilmu komunikasi, 2 (1), 17-33, (Online), (http://ejournal.ilkom.fisip-

unmul.ac.id) diakses 7 Mei 2016.

James Bell Associates. (2008). Understanding the Institutional Review Board (IRB),

(Online),(http://www.jbassoc.com/ReportsPublications/Understanding%20the

%20IRB.pdf), diakses 23 Januari 2016).

Keraf, S. (2014). Filsafat lingkungan hidup. Yogyakarta: Kanisius.

Kresna, M. (2016). Risiko dan nasib buruk pembangunan hotel di

Yogyakarta, (Online), (www.tirto.id), 3 Juli 2016.

Lathiva dan Thia Destiani. (2016). Jogja darurat air jadi film gambarkan kekeringan

5 kecamatan di Kota Yogyakarta, (Online),(www.buton.harianbernas.com)

diakses 20 September 2016.

Moleong, L.J. (2015). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Dover Publications.

Neolaka, A. (2008). Kesadaran lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ningsih, W.I., dkk. (2013). Pengaruh implementasi pendekatan proses berbasis

lingkungan terhadap hasil belajar menulis dan sikap peduli lingkungan Siswa

kelas V MIN Banyubiru Negara. E-Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha, 1-10, (Online), (http://download.portalgaruda.org)

diakses 7 Mei 2016.

Nouri, A., dan Seyed M. Sajjadi. (2014). Emancipatory pedagogy in practice: aims,

principles, and curriculum orientation, (Online),

(http://libjournal.uncg.edu/ijcp/article/view/228), diakses 18 Juli 2016.

Paus Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si’, tentang perawatan rumah kita

bersama. Penerjemah: Martin Harun, Jakarta: Obor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

125

Putra, N. (2015). Research & Development: Penelitian dan pengembangan, suatu

pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Reksadjaja, B.S. (1979). Manusia dalam lingkungan. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Untuk Normalisasi

Kehidupan Kampus.

Ritmawanti, D.F. (2014). Conservation scout: pengenalan mini konservasi di sekolah

dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan. USD: PGSD.

Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian pendidikan: jenis, metode, dan prosedur. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sari, W.W. (2014). Persepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap program

Conservation Scout, (Online), (http://bioedukatika.uad.ac.id/wp-

content/uploads/2015/08/7.-Jurnal-Bioedukatika-Wahyu-Wido-Sari-34-37-

vol.2-No.2-Desember-2014.pdf), diakses 18 Juli 2016.

Sastrapratedja, M. (2013). Pendidikan sebagai humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian

Filsafat dan Pancasila.

Schunk, D.H. (2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan.

Penerjemah: Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sihombing. (2015). Hubungan perilaku Martarombo dengan kepedulian Suku Batak

Toba terhadap sesama Suku Batak Toba (Online), (http://repository.usu.ac.id)

diakses 7 Mei 2016.

Steg, L., Agnes E. van den Berg, dan Judith L. M. de Groot. (2013). Environmental

psychology. Oxford: John Wiley and Sons.

Slavin, R.E. (2009). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta Indeks.

Slavin, R.E. (2011). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks.

Solso, R., Otto H. Maclin, dan M. Kimberly Maclin. (2008). Psikologi kognitif.

Jakarta: Erlangga.

Stapp, W.B. (1997). The concept of environmental education, (Online),

(www.tandfonline.com), diakses 18 Juli 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

126

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo. (2006). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Prodi Teknologi

Pembelajaran: PPs UNY.

Sukmadinata, N.S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, P. (2015). Pembelajaran di Perguruan Tinggi Bergaya Paradigma

Pedagogi Refleksi (PPR). Yogyakarta: USD.

Suseno, P.Y. (2016). Pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan pada

anak melalui Model Conservation Scout. Yogyakarta: Symposium on Biology

Education, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan.

Thomson, G. dan Jenn Hoffman. (2002). Measuring the success environmental

education programs, (Online),

(http://www.peecworks.org/peec/peec_inst/I01795F64.0/ee-success.pdf),

diakses 18 Juli 2016.

Tomlinson. (2005). Materials development in language teaching. United Kingdom:

Cambridge University Press.

Universitas Sanata Dharma. (2013). Seminar Hari Ilmiah Dies Natalis ke-58 Sanata

Dharma, (Online), (www.usd.ac.id) diakses 21 November 2016.

Wardhana, W. (2013). Konsep pendidikan Driyarkara perlu dijabarkan, (Online),

(www.Solopos.com) diakses 21 November 2016.

Widodo, H.D.C. (2014). Mengupayakan anak mencintai lingkungan hidup dan sains

melalui eksperimen. USD: PGSD.

Widoyoko, E.P. (2015). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

127

Winarti, E., dan Brigita E.T. Anggadewi. (2015). Manusia pembelajar di dunia tarik

ulur, Bab 3: Pedagogi Ignasian sebagai pendidikan emansipatoris.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Zaman, B. (2012) Pendidikan ala Montessori, (Online),

(http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._PGTK/197408062001

121-BADRU_ZAMAN/) diakses 18 Juli 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

128

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

129

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

130

Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa

LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat

oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan

berkembang.

1. Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti pembelajaran

IPA?

2. Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti pembelajaran IPA?

3. Kesulitan apa saja yang kamu temui?

4. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen IPA di kelas?

5. Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan oleh

Bapak/Ibu gurumu?

6. Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan pratikum/eksperimen IPA

pada saat mengajar di kelas?

7. Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen IPA sedang

berlangsung?

8. Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu terbantu untuk

lebih mudah memahami materi yang diajarkan?

9. Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?

Yogyakarta,……………………

Pewawancara

…………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

131

Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru

LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN GURU KELAS

Nama :

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat

oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan

berkembang.

1. Bagaimana kesan Bapak/Ibu selama mengajar materi IPA di kelas?

2. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi IPA di

kelas?

3. Bagaimana Bapak/Ibu menyikapi kendala yang dihadapi saat mengajar materi

IPA di kelas?

4. Apakah Bapak/Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA bersama

anak-anak?

5. Sejauh Bapak/Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat

melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?

6. Kesulitan apa saja yang Bapak/Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan

pratikum/eksperimen bersama anak-anak?

7. Usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami kesulitan pada

saat mengikuti kegiatan pratikum/eskperimen?

8. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen digunakan

sebagai media pembelajaran di kelas?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

132

9. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA sebagai media

pembelajaran di kelas?

10. Dalam pandangan Bapak/Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria apa saja

yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat dikatakan layak

digunakan?

Yogyakarta,……………………

Pewawancara

………………………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

133

Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah

LEMBAR WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN KEPALA SEKOLAH

Nama :

Sekolah :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat

oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara dimungkinkan

berkembang.

1. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan kegiatan

pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas?

2. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada saat

melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi IPA?

3. Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 pada saat

melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?

4. Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan tersebut?

5. Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan panduan

pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?

6. Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai media

pembelajaran di kelas?

7. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA digunakan dalam

pembelajaran?

8. Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi eksperimen, kriteria

apa saja yang harus dipenuhi agar materi eksperimen tersebut dapat dikatakan

layak digunakan?

Yogyakarta,……………………

Pewawancara

………………………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

134

Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa

LEMBAR WAWANCARA

VALIDASI MATERI EKSPERIMEN OLEH SISWA

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

Waktu :

Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara dicatat

oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara, dimungkinkan

berkembang.

1. Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh isi

panduan/materi eksperimen?

2. Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?

3. Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen ini?

4. Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini mudah dipahami?

5. Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?

6. Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan panduan

eksperimen ini?

Yogyakarta,……………………

Pewawancara

………………………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

135

Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa

1. Dialog Wawancara Siswa 1 dengan Kemampuan Tinggi

Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Biasa saja

Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Pernah. Kadang-kadang

Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?

Siswa : Materinya kurang jelas

Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen

IPA di kelas?

Siswa : Pernah

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan

oleh Ibu gurumu?

Siswa : Bisa

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan

pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?

Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.

Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen

IPA sedang berlangsung?

Siswa : Iya, sangat butuh.

Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu

terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?

Siswa : Iya, supaya lebih jelas

Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?

Siswa : Ada penjelasan setiap langkah-langkahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

136

2. Dialog Wawancara Siswa 2 dengan Kemampuan Tinggi

Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Baik-baik saja.

Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?

Siswa : Materinya kurang jelas

Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen

IPA di kelas?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan

oleh Ibu gurumu?

Siswa : Bisa.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan

pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?

Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.

Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen

IPA sedang berlangsung?

Siswa : Iya, sangat butuh.

Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu

terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?

Siswa : Iya, supaya lebih lebih pinter.

Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?

Siswa : Yang jelas pokoknya, menggunakan Bahasa Indonesia bukan

Bahasa Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

137

3. Dialog Wawancara Siswa 3 dengan Kemampuan Sedang

Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Senang.

Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?

Siswa : Materinya kurang jelas

Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen

IPA di kelas?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan

oleh Ibu gurumu?

Siswa : Bisa.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan

pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?

Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.

Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen

IPA sedang berlangsung?

Siswa : Iya, sangat butuh.

Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu

terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?

Siswa : Iya, bisa lebih jelas

Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?

Siswa : Ada penjelasannya, terus bahasanya mudah dimengerti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

138

4. Dialog Wawancara Siswa 4 dengan Kemampuan Sedang

Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Biasa saja.

Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?

Siswa : Materinya kurang jelas

Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen

IPA di kelas?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan

oleh Ibu gurumu?

Siswa : Bisa.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan

pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?

Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.

Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen

IPA sedang berlangsung?

Siswa : Iya, sangat butuh.

Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu

terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?

Siswa : Iya, bisa lebih jelas

Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?

Siswa : Yang ada gambar-gambarnya sama bahasanya bisa dimengerti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

139

5. Dialog Wawancara Siswa 5 dengan Kemampuan Rendah

Peneliti : Bagaimana kesan/perasaan yang kamu rasakan selama mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Baik-baik saja.

Peneliti : Apakah kamu menemui kesulitan pada saat mengikuti

pembelajaran IPA?

Siswa : Sering

Peneliti : Kesulitan apa saja yang kamu temui?

Siswa : Bingung sama materinya.

Peneliti : Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan pratikum/eksperimen

IPA di kelas?

Siswa : Pernah tapi sedikit lupa.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari materi yang diajarkan

oleh Ibu gurumu?

Siswa : Belum.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu gurumu menggunakan panduan

pratikum/eksperimen IPA pada saat mengajar di kelas?

Siswa : Iya, Bu Guru menggunakan.

Peneliti : Apakah kamu membutuhkan panduan ketika pratikum/eksperimen

IPA sedang berlangsung?

Siswa : Iya, sangat butuh.

Peneliti : Apakah dengan membaca panduan pratikum/eksperimen kamu

terbantu untuk lebih mudah memahami materi yang diajarkan?

Siswa : Iya, supaya pinter.

Peneliti : Panduan pratikum/eksperimen seperti apa yang kamu inginkan?

Siswa : Yang cetha tulisannya sama yang besar hurufnya. Bentuknya kotak

atau persegi panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

140

Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru

Peneliti : Bagaimana kesan Ibu selama mengajar materi IPA di kelas?

Guru : Saya senang karena anak-anak sangat antusias apalagi kalau

pembelajarannya praktik-praktik. Anak-anak sangat senang kalau

mereka yang praktik sendiri.

Peneliti : Apakah Ibu mengalami kesulitan pada saat mengajarkan materi

IPA di kelas?

Guru : Saya mengalami kesulitan dalam mengelola anak-anak. Pada saat

pratikum contohnya, meskipun sudah dibagi kelompok, tapi ada

beberapa anak yang menolak untuk bergabung dalam kelompok

itu. Beberapa anak juga sering lupa kalau diminta membawa alat-

alat atau bahan untuk pratikum. Kemudian dari segi media, di sini

medianya tidak ada. Contohnya itu LCD, saya sampai harus

bertukar kelas kalau mau menunjukkan video atau gambar.

Peneliti : Apakah Ibu biasa melakukan kegiatan pratikum/eksperimen IPA

bersama anak-anak?

Guru : Sudah pernah, ya yang waktu itu tentang tanam menanam mas

sama waktu pratikum tentang sifat benda padat, cair, dan gas.

Peneliti : Sejauh Ibu mengamati, bagaimana aktivitas belajar siswa pada saat

melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen?

Guru : Pratikumnya kan sebenarnya nggak cuman sehari. Jauh-jauh hari

sebenarnya saya sudah meminta mereka untuk menyiapkan

peralatan untuk pratikum. Baru praktiknya pada saat hari H tapi

kan pratikumnya berkelanjutan setelah mereka menanam. Saya

minta mereka untuk mengukur tinggi tanaman masing-masing

yang sudah tumbuh. Saya buat tugas secara individu agar setiap

siswa berlatih untuk bertanggungjawab.

Peneliti : Kesulitan apa saja yang Ibu jumpai selama melaksanakan kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

141

pratikum/eksperimen bersama anak-anak?

Guru : Nglatih anak tanggungjawab itu mas

Peneliti : Usaha apa yang Ibu lakukan ketika anak-anak mengalami

kesulitan pada saat mengikuti kegiatan pratikum/eskperimen?

Guru : Saya menggunakan panduan di buku paket. Waktu pratikum yang

menanam tanaman itu kan sudah ada petunjuknya di buku paket.

Saya minta mereka untuk membaca petunjuk dulu sebelum

pratikum. Walaupun sudah saya minta untuk membaca, tapi pasti

masih ada beberapa siswa yang masih bingung kemudian

bertanya-tanya. Saya ya berusaha untuk menjelaskan kembali,

membacakan pelan-pelan sambil mencontohkan.

Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu, jika materi pratikum/eksperimen

digunakan sebagai media pembelajaran di kelas?

Guru : Saya akan melakukan eksperimen di kelas jika memungkinkan.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu membutuhkan materi pratikum/eksperimen IPA

sebagai media pembelajaran di kelas?

Guru : Iya dong mas, sangat penting untuk diberikan. Siswa akan lebih

dimudahkan untuk pratikum dan dalam memahami pembelajaran.

Anak-anak juga bisa belajar dengan lebih nyaman dan lebih baik.

Peneliti : Dalam pandangan Ibu Guru tentang materi eksperimen, kriteria

apa saja yang harus dipenuhi agar suatu materi eksperimen dapat

dikatakan layak digunakan?

Guru : Menurut saya itu yang sesuai dengan SK KD, lalu tidak

membahayakan siswa. Walaupun bagus dan menarik tapi kalau

membahayakan untuk siswa ya sama saja. Kemudian sesuai

dengan buku pegangan guru. Anak-anak juga jauh lebih tertarik

kalau berwarna, ada langkah-langkah kegiatan sama gambarnya.

Tentu jauh akan lebih menarik dan anak pasti mau membacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

142

Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 sering melaksanakan

kegiatan pratikum/eksperimen pada saat mengajar IPA di kelas?

Guru : Kalau dibilang sering ya sering, mereka menggunakan alat peraga.

Kita juga ada supervisi, dalam 1 semester itu wajib dilaksanakan 2

kali. Saat melakukan supervisi, guru-guru itu sering menggunakan

kegiatan praktik pada saat pembelajaran.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan pada

saat melaksanakan kegiatan pratikum/eksperimen tentang materi

IPA?

Guru : Iya kalau yang namanya kesulitan itu pasti ada, baik dari siswanya,

sumber belajarnya, dan media pembelajarannya. Anak-anak yang

kelas bawah pasti suka ramai, jadi ada kesulitan dalam hal

mengelola kelas juga.

Peneliti : Kesulitan apa saja yang dialami oleh Bapak/Ibu Guru di SD N

Jetis 1 pada saat melakukan kegiatan pratikum/eksperimen?

Guru : Kalau dari segi media pembelajarannya, kesulitannya ada karena

alat peraganya kurang mendukung dan tidak lengkap. Kalau pun

ada alat peraga, itu juga sudah rusak karena dimakan usia. Karena

sudah lama, sudah tua, jadi ada yang dimakan rayap. Kita mencoba

menyelamatkan tetapi tidak bisa semua karena keterbatasan dana,

yang bisa kita selamatkan kita rawat lalu kita simpan dalam almari

di laboratorium IPA.

Peneliti : Bagaimana Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 mengatasi kesulitan

tersebut?

Guru : Kalau alat peraganya bisa diperbaiki ya diperbaiki dengan

menggunakan dana bantuan BOS/BOSDA. Kalau tidak bisa ya

menggunakan alat peraga seadanya, guru harus kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

143

mempersiapkannya.

Peneliti : Apakah Bapak/Ibu Guru di SD N Jetis 1 menggunakan panduan

pratikum/eksperimen pada saat melakukan kegiatan

pratikum/eksperimen?

Guru : Iya, Bapak/Ibu guru pasti menggunakan panduan pada saat

melakukan pratikum. Di buku paket kan sudah ada, tinggal

menjalankannya saja. Kalau semisal panduannya tidak ada, guru

harus mempersiapkannya sendiri atau pun kalau dirasa kurang

lengkap guru bisa mencari referensi-referensi lain. Namun untuk

kelas IV dan V ada panduannya sendiri.

Peneliti : Apakah sekolah membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai

media pembelajaran di kelas?

Guru : Kalau tanpa panduan bisa kerepotan. Semua hampir ada

panduannya. Namun ada beberapa guru yang membuat sendiri. Bu

P (Guru Kelas I A) itu setiap hari menggunakan media. Ya

harapannya anak-anak kan bisa selalu bahagia saat belajar. Kalau

perasaannya bahagia kan akan lebih mudah menerima

pembelajaran, itu harapannya.

Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika materi eksperimen IPA

digunakan dalam pembelajaran?

Guru : Harapannya penggunaan pratikum dalam pembelajaran tidak

hanya berbentuk verbalisme, tetapi juga mengupayakan

perkembangan kemampuan psikomotorik seperti audio-visual.

Anak-anak bisa melihat, membaca, mendengar, dan melakukan

praktik langsung. Melalui kegiatan praktik secara langsung, anak-

anak bisa mendapat pengalaman baru dan belajar hal-hal baru atau

learning by doing.

Peneliti : Dalam pandangan Bapak/Ibu Kepala Sekolah tentang materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

144

eksperimen, kriteria apa saja yang harus dipenuhi agar materi

eksperimen tersebut dapat dikatakan layak digunakan?

Guru : Banyak yang harus dipertimbangkan tapi yang jelas ya harus

sesuai dengan SK/KD, sesuai dengan kurikulum, alat peraga harus

sinkron dengan materi, ada petunjuk penggunaannya, harus kreatif,

mencari berbagai macam referensi, ada gambarnya, dipraktikkan

sendiri terlebih dahulu. Kalau sudah dipraktikkan dulu kan bisa

tahu kelemahannya dan nantinya bisa diantisipasi.

Selain itu juga tidak membahayakan, bisa bermanfaat dan bisa

membantu sekolah, tidak terlalu mahal sehingga kalau sekolah

mau membuat bisa terjangkau. Kalau hubungannya dengan

penelitian ini, ya diharapkan anak-anak bisa peduli terhadap

lingkungan. Anak-anak kan tinggal dengan lingkungan maka

perilaku anak agar peduli terhadap lingkungan perlu

dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

145

Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa

1. Dialog Wawancara Siswa 1 dengan Kemampuan Tinggi

Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh

isi panduan/materi eksperimen?

Siswa : Bisa

Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?

Siswa : Iya menarik, karena belum pernah baca panduan kayak ini.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen

ini?

Siswa : Bisa.

Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini

mudah dipahami?

Siswa : Bisa

Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?

Siswa : Senang

Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan

panduan eksperimen ini?

Siswa : Bisa

2. Dialog Wawancara Siswa 2 dengan Kemampuan Tinggi

Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh

isi panduan/materi eksperimen?

Siswa : Bisa

Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?

Siswa : Menarik, gambarnya bagus, tulisannya jelas.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen

ini?

Siswa : Bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

146

Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini

mudah dipahami?

Siswa : Bisa, mudah.

Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?

Siswa : Senang.

Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan

panduan eksperimen ini?

Siswa : Bisa, yakin.

3. Dialog Wawancara Siswa 3 dengan Kemampuan Sedang

Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh

isi panduan/materi eksperimen?

Siswa : Bisa

Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?

Siswa : Menarik banget, ada gambarnya, ada tulisannya, ada

penjelasannya juga.

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen

ini?

Siswa : Bisa

Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini

mudah dipahami?

Siswa : Mudah

Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?

Siswa : Senang soalnya bisa paham

Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan

panduan eksperimen ini?

Siswa : Bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

147

4. Dialog Wawancara Siswa 4 dengan Kemampuan Sedang

Peneliti : Apakah kamu bisa melihat dan membaca dengan mudah seluruh

isi panduan/materi eksperimen?

Siswa : Bisa

Peneliti : Apakah panduan ekperimen ini menarik untukmu?

Siswa : Menarik banget, banget. Soalnya ada panduan dan gambarnya

Peneliti : Apakah kamu dapat memahami maksud dari panduan eksperimen

ini?

Siswa : Bisa.

Peneliti : Apakah bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen ini

mudah dipahami?

Siswa : Bisa

Peneliti : Bagaimana perasaanmu setelah membaca panduan eksperimen ini?

Siswa : Senang

Peneliti : Apakah kamu bisa melaksanakan eksperimen dengan bantuan

panduan eksperimen ini?

Siswa : Bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

148

Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran

INSTRUMEN VALIDASI

KUALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III

SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

Nomor dan Nama Mahasiswa : 1. Paulus Yuli Suseno (131134064)

2. Adelia Surya Putri (131134084)

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Petunjuk:

Mohon untuk melingkari angka dalam kolom skor sesuai dengan kemampuan

mahasiswa dengan memperhatikan rambu-rambu penskoran sebagai berikut:

Rentang skor 1-4 dengan kualifikasi sebagai berikut:

4= sangat baik, 3= baik, 2= cukup, 1= kurang

No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR CATATAN

A. Identitas RPP

1. Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan

pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester,

alokasi waktu)

1 2 3 4

B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar

1. Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan

tingkat ranah kognitif, afektif dan psikomotor

pada setiap kompetensi dasar

1 2 3 4

2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional

dengan kompetensi yang diukur 1 2 3 4

3. Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan 1 2 3 4

4. Rumusan indikator menunjukkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi 1 2 3 4

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan

kompetensi dasar dan indikator 1 2 3 4

2. Kelengkapan komponen ABCD (audience,

behavior, condition, degree) dalam rumusan 1 2 3 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

149

tujuan pembelajaran

D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

1. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 1 2 3 4

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4

3. Keruntutan dengan sistematika materi 1 2 3 4

4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4

E. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran

dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 1 2 3 4

2. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran

dengan materi pembelajaran 1 2 3 4

3. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran

dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4

F. Skenario/Kegiatan Pembelajaran

1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran

dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 1 2 3 4

2. Kompetensi strategi dan metode pembelajaran

dengan materi pembelajaran 1 2 3 4

3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran

dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4

4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap

tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan

alokasi waktu

1 2 3 4

G. Penilaian Hasil Belajar

1. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi

yang ingin dicapai 1 2 3 4

2. Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir,

tindak lanjut) 1 2 3 4

3. Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci

jawaban) 1 2 3 4

H. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator,

petunjuk dan soal)

1 2 3 4

2. Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan

mudah dipahami

1 2 3 4

3. Tampilan LKS indah dan menarik 1 2 3 4

I. Penggunaan Bahasa Tulis

1. Ketepatan ejaan 1 2 3 4

2. Ketepatan pilihan kata 1 2 3 4

3. Kebakuan struktur kalimat 1 2 3 4

4. Kebakuan bentuk huruf dan angka 1 2 3 4

SKOR TOTAL

Rata-rata =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

150

Komentar umum dan saran perbaikan:

Kesimpulan

(mohon dilingkari salah satu)

Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:

1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi

2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan

Yogyakarta,…………………

Validator

………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

151

Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen

INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS MATERI EKSPERIMEN

MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS III

SD N JETIS 1 YOGYAKARTA

PETUNJUK:

Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas materi eksperimen yang mengacu

pada kurikulum KTSP untuk Siswa kelas III di SD N Jetis 1 dengan cara memberi

tanda cek (√) pada kolom di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta memberi komentar

sesuai pendapat Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan!

KETERANGAN:

1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik , 4= sangat baik.

No Aspek yang Dinilai

Hasil Penelaahan dan

Skor Catatan

1 2 3 4

A. Identitas

1. Kelengkapan unsur materi

eksperimen (judul, deskripsi

singkat, alat dan bahan, langkah

kerja, referensi)

B. Konten atau Isi

1. Rumusan deskripsi singkat

eksperimen membantu memperjelas

gambaran umum eksperimen

2. Rumusan tujuan eksperimen sesuai

dengan indikator yang akan dicapai

3. Alat dan bahan dirumuskan secara

rinci dan jelas

4. Langkah kerja dirumuskan secara

rinci, singkat, dan jelas

5. Materi eksperimen sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa

(relevan)

6. Materi eksperimen membantu

mengembangkan kepercayaan diri

siswa

7. Materi eksperimen menumbuhkan

kebahagiaan dalam diri siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

152

8. Materi eksperimen menumbuhkan

ketertarikan siswa terhadap

lingkungan

9. Materi eksperimen mengupayakan

perkembangan otak kanan dan otak

kiri siswa

10. Materi eskperimen memberikan

kesempatan untuk terwujudnya

feedback

C Tampilan

1. Rumusan alat dan bahan disertai

gambar sebagai penjelas

2. Rumusan langkah kegiatan disertai

gambar sebagai penjelas dalam

melakukan eskperimen

3. Ketepatan pemilihan jenis huruf

4. Ketepatan pemilihan ukuran huruf

5. Ketepatan penempatan teks

6. Kesesuaian gambar dengan konteks

materi

7. Kejelasan gambar

8. Ketepatan penempatan gambar

9. Keterbacaan teks

D. Bahasa

1. Ketepatan penggunaan bahasa

berdasarkan EYD

2. Penggunaan bahasa mudah

dipahami siswa

3. Penggunaan kata pada kalimat

mengandung makna tunggal

4. Penggunaan kalimat efektif

5. Pemilihan kalimat menghindari

pemakaian istikah asing

E. Penggunaan dan Penyajian

1. Materi eksperimen disajikan secara

sistematis

2. Materi eksperimen dapat digunakan

dalam jangka waktu yang lama

Skor Total

Rata-rata =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

153

Komentar umum dan saran perbaikan:

Kesimpulan

(mohon dilingkari salah satu)

Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:

1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi

2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan

Yogyakarta,…………………

Validator

………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

154

Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA

No Aspek Skor

A. Identitas RPP

1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,

semester, alokasi waktu)

3

B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar

1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan

psikomotor pada setiap kompetensi dasar

4

2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4

3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4

4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 4

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 4

2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam

rumusan tujuan pembelajaran

3

D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3

3 Keruntutan dengan sistematika materi 4

4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4

E. Pemilihan Sumber/Media Belajar

1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang

ingin dicapai

4

2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4

3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3

F. Kegiatan Pembelajaran

1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)

pembelajaran

4

2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4

3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3

4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian

dengan alokasi waktu

4

G. Penilaian Hasil Belajar

1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4

2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4

3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4

H. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4

2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4

3 Tampilan LKS indah dan menarik 4

I. Penggunaan Bahasa Tulis

1 Ketepatan ejaan 4

2 Ketepataan pilihan kata 4

3 kebakuan struktur kalimat 4

4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4

Total Skor 107

Rata-rata 3,82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

155

Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA

No Aspek Skor

A. Identitas

1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,

langkah kerja, referensi)

3

B. Konten atau Isi

1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum

eksperimen

4

2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4

3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4

4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4

5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4

6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3

7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4

8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4

9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4

10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3

C. Tampilan

1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4

2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan

eskperimen

4

3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4

4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4

5 Ketepatan penempatan teks 4

6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4

7 Kejelasan gambar 4

8 Ketepatan penempatan gambar 4

9 Keterbacaan teks 4

D. Bahasa

1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4

2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4

3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4

4 Penggunaan kalimat efektif 4

5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3

E. Penggunaan dan Penyajian

1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4

2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3

Total Skor 103

Rata-rata 3,81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

156

Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa

No Aspek Skor

A. Identitas RPP

1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,

semester, alokasi waktu)

4

B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar

1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan

psikomotor pada setiap kompetensi dasar

3

2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4

3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4

4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 4

2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam

rumusan tujuan pembelajaran

4

D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4

3 Keruntutan dengan sistematika materi 4

4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4

E. Pemilihan Sumber/Media Belajar

1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang

ingin dicapai

4

2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4

3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4

F. Kegiatan Pembelajaran

1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)

pembelajaran

4

2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4

3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4

4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian

dengan alokasi waktu

4

G. Penilaian Hasil Belajar

1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4

2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4

3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4

H. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4

2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4

3 Tampilan LKS indah dan menarik 3

I. Penggunaan Bahasa Tulis

1 Ketepatan ejaan 4

2 Ketepataan pilihan kata 4

3 kebakuan struktur kalimat 3

4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4

Total Skor 108

Rata-rata 3,85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

157

Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa

No Aspek Skor

A. Identitas

1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,

langkah kerja, referensi)

4

B. Konten atau Isi

1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum

eksperimen

4

2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4

3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4

4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4

5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4

6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3

7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4

8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4

9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4

10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3

C. Tampilan

1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4

2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan

eskperimen

4

3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4

4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4

5 Ketepatan penempatan teks 4

6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4

7 Kejelasan gambar 4

8 Ketepatan penempatan gambar 3

9 Keterbacaan teks 4

D. Bahasa

1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4

2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4

3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4

4 Penggunaan kalimat efektif 4

5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4

E. Penggunaan dan Penyajian

1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4

2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 4

Total Skor 107

Rata-rata 3,96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

158

Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III B

No Aspek Skor

A. Identitas RPP

1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,

semester, alokasi waktu)

3

B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar

1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan

psikomotor pada setiap kompetensi dasar

3

2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3

3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3

4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3

2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam

rumusan tujuan pembelajaran

3

D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3

3 Keruntutan dengan sistematika materi 3

4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3

E. Pemilihan Sumber/Media Belajar

1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang

ingin dicapai

4

2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3

3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3

F. Kegiatan Pembelajaran

1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)

pembelajaran

2

2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3

3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3

4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian

dengan alokasi waktu

4

G. Penilaian Hasil Belajar

1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3

2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3

3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4

H. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 3

2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3

3 Tampilan LKS indah dan menarik 3

I. Penggunaan Bahasa Tulis

1 Ketepatan ejaan 3

2 Ketepataan pilihan kata 2

3 kebakuan struktur kalimat 3

4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 3

Total Skor 86

Rata-rata 3,07

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

159

Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III B

No Aspek Skor

A. Identitas

1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,

langkah kerja, referensi)

3

B. Isi

1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum

eksperimen

4

2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3

3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 3

4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4

5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3

6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3

7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3

8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4

9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 3

10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3

C. Tampilan

1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 3

2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan

eskperimen

3

3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3

4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3

5 Ketepatan penempatan teks 3

6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 3

7 Kejelasan gambar 3

8 Ketepatan penempatan gambar 3

9 Keterbacaan teks 3

D. Bahasa

1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 3

2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3

3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 2

4 Penggunaan kalimat efektif 3

5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3

E. Penggunaan dan Penyajian

1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 3

2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3

Skor Total 83

Rata-rata 3,07

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

160

Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas III A

No

Aspek Skor

A. Identitas RPP

1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester,

alokasi waktu)

4

B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar

1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan

psikomotor pada setiap kompetensi dasar

3

2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4

3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3

4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran

1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3

2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam

rumusan tujuan pembelajaran

3

D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran

1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3

3 Keruntutan dengan sistematika materi 4

4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3

E. Pemilihan Sumber/Media Belajar

1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) yang ingin

dicapai

4

2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3

3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3

F. Kegiatan Pembelajaran

1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)

pembelajaran

3

2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4

3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3

4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian

dengan alokasi waktu

4

G. Penilaian Hasil Belajar

1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3

2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3

3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 3

H. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 3

2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3

3 Tampilan LKS indah dan menarik 3

I. Penggunaan Bahasa Tulis

1 Ketepatan ejaan 4

2 Ketepataan pilihan kata 3

3 kebakuan struktur kalimat 4

4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4

Total Skor 93

Rata-rata 3,32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

161

Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Guru Kelas III A

No Aspek Skor

A. Identitas

1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,

langkah kerja, referensi)

4

B. Isi

1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran umum

eksperimen

4

2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3

3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4

4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 3

5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3

6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3

7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3

8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 3

9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri siswa 4

10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3

C. Tampilan

1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4

2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan

eskperimen

4

3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3

4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3

5 Ketepatan penempatan teks 3

6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4

7 Kejelasan gambar 4

8 Ketepatan penempatan gambar 3

9 Keterbacaan teks 3

D. Bahasa

1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4

2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3

3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4

4 Penggunaan kalimat efektif 3

5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4

E. Penggunaan dan Penyajian

1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4

2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3

Skor Total 93

Rata-rata 3,44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

162

Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Gambar 1. Kegiatan demonstrasi Gambar 2. Kegiatan Demonstrasi

Gambar 3. Eksperimen “Penyebab Banjir” Gambar 4. Eksperimen “Fungsi Akar”

Gambar 5. Mendampingi Siswa Gambar 6. Siswa bekerja di dalam kelompok

Gambar 7. Siswa membuat poster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

163

Lampiran 21. Curriculum Vitae

CURRICULUM VITAE

Paulus Yuli Suseno merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara yang lahir di Sleman, 03 Juli 1994.

Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Gentan dan lulus

pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh

di SMP Negeri 1 Seyegan dan lulus pada tahun 2009.

Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1

Seyegan dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, peneliti tercatat sebagai mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).

Peneliti kemudian memutuskan untuk menekuni program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2013, setelah mengikuti tes penerimaan

mahasiswa baru PGSD USD tahun 2013 dan dinyatakan diterima. Selama menempuh

proses pendidikan di bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai macam

kegiatan baik akademik dan non-akademik.

Beberapa macam kegiatan yang pernah diikuti peneliti antara lain:

1. Pemakalah pada acara National Conference: Symposium on Biologi Education

(Symbion) 2016 dengan tema Education and Biology Conservation

(Edubioconservation) for Sustainable Living

2. Wakil Ketua Umum Organisasi Karang Taruna (OKT) Padukuhan Kregolan

RW.13 Periode 2014-2015

3. Anggota Seleksi Internal Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta tahun 2015

4. Pak’e PGSD (Duta Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Universitas

Sanata Dharma tahun 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

164

5. Anggota Tim Program Kreativitas Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi dan

didanai Hibah Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2014 dengan judul

“Cosmic Education Sebagai Media untuk Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air

pada Anak”

6. Wakil Ketua Umum Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD Universitas Sanata

Dharma tahun 2015

7. Sekretaris Umum Parade Gamelan Anak ke-8 Se-Yogyakarta dan Jawa Tengah

Universitas Sanata Dharma tahun 2015

8. Tim Penerima Tamu dalam Wisuda Program Sarjana, Profesi dan Magister

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Periode II tahun 2015

9. Peserta lomba debat dalam kegiatan Pekan Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan tahun 2015

10. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Seminar “Reinventing Childhood Education”

tahun 2015

11. Seksi Dokumentasi dalam kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa II (PPKM II) PGSD Universitas Sanata Dharma tahun 2015

12. Seksi Keamanan dalam kepanitiaan Pelepasan Calon Wisudawan/Wisudawati

Program Studi PGSD Periode Oktober 2015

13. Seksi Keamanan Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa PGSD

tahun 2014

14. Pelatih/Instruktur dalam pelatihan penggunaan media “Cosmic Education” di SD

Negeri Nanggulan tahun 2014

15. Peserta Workshop dan Sosialisasi Penyusunan Proposal Program Kreativitas

Mahasiswa tahun 2013

16. Kegiatan wajib Prodi Pendidikan Bahasa Inggris yakni “English Welcoming

Days” 2012, kegiatan wajib Prodi PGSD Inisiasi Prodi (Insipro) PGSD 2013,

kursus mahir tingkat dasar (KMD) 2014, English Club, kegiatan wajib Fakultas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN … · Peneliti meyakini bahwa sebanyak 24 siswa tertarik terhadap isi panduan dengan bukti bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan,

165

yakni INFISA 2012, dan kegiatan wajib Universitas yakni INSADHA 2012,

PPKM I (2013), PPKM II (2014), dan Week-End Moral (2014)

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis

skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Materi Pendidikan

Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout

untuk Siswa kelas III B SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI